ANALISIS DAMP AK PEMBERIAN KREDIT SIMP AN PINJAM KHUSUS PEREMPUAN (SPP) PADA PENDAPATAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN SLEMAN 2007-2010
Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2
Program Studi Magister Ekonomika Pembangunan Bidang Ilmu-ilmu Sosial
diajukan oleh: Feri Istanto 09/295586/PEK/l 4459
Kepada F AKUL T AS EKONOMI DAN BISNIS UNNERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2010
Tes is AN ALI SIS DAMP AK PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM KHUSUS PEREMPUAN (SPP) PADA PENDAPATAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN SLEMAN, 2007-2010
Feri Istanto 09/295586/PEK/l 4459 telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 28 Desember 2010
Susunan Dewan Penguji
Anggota Dewan Penguji Lain
Pembimbing Utama
Prof. Dr. Iswardo
ardiono Permono M.A.
tambang Nahartvo, M.Sc.
Drs. Ahmad Jamli, M.A.
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister
.PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya ynng pernah diajuknn untuk mempcrolch gclar kesananaan di suatu Perguruan tinggi, dan scpanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yallg pernan ditulis atau diterbitkau oleh orang lain, kecuali yang
~J
tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka,
Yogyakarta,
Desember20l0
~-....---Feri Istanto
iii
"I helieve that we can crente a poverty. free world because poverty is not created by poor people. In that kind of world, the
only place you can see poverty is in the museum."' [Muhutnmud Yu nus)
Tests ini kupersemoahkonuntuk
K elua r9a besarku Istriku, Veno• Kusuma Ardhani dan semua orang terkasih di sekelilingku
iv
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahrnat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul "Analisis Darnpak Pernberian Kredit Simpan Pinjrun Khusus Perempuan
terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Steman 2007-20 IO". Penehtian ini dapat dilaksanakan dan disusun alas bantuan dan kerjasama
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada I. Prof. Dr. Iswardono Sarjono Permono, M.A., selaku doom pernbimbing yang dengan kesabercnnya telah memberikan blrnbinsan. arahan, motivssi, clan
pcngctahuannya hingga terselesalnya peoulisan tesis ini. 2. Prof. Catur Sugiyanto, M.A., selaku moderator dalam seminar strategi riser atas kesediaannya memberikan
arahan dan saran yang kritis w1luk
penyempurnaan penullsan tests inl. 3. Bapak Dr. Akhmad Makhfatih, M.A., selak.u Ketua Pengelola Program Magistcr Ekonomika Pembangunan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, seluruh dosen yang telah memberik:an ilmu dan pengalaman selama proses perkuliahan, serta seluruh staf pengelola .MEP-UGM, pengelola perpustakaan alas kornunikasi dan kerjasama yang beik sclama mesa perkuliahnn.
4. Kepala
Pusbindiklatren
BAPPENAS
yang
telah memberikan
bantuan
beasiswa kepada penulis. 5. Bapak Di's. Sri Pumomo, M.S.L selaku Bupati Sleman, dan Drs. lswoyo HiuliwFttllo selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah K.abupaten Sleman yang telah memberikan kesempatan dan izin tugas belaiar bagi penulis
v
sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2. 6. Istriku, Keluarga besar Sahono, Kelnarga besar Muji Raharjo, yang telah membantu dengan doe dan pcnycmengamye, Markiki, Markiko dan Cah cilik-
cilik yang rnenjad] hiburan melepas ketegangaa. 7. Rekan-rekan MEP-41 kelas Bappenas 13 bulan angkatan VJ (DSW, AAW,
DK, IQ, MP, YPR, YRA.. ZA, RWP, SW, WCB, SYT, Mrs. Q, TDP, MBA, ENW, OM, FK, Llf) terima kasih atas banruan dankebersarnaankita. 8. Sernua pelaku PNPM-MPD
yang telah sudi meluangkan waktunya dalam
memhantu kelengkapan data dalam penelitian. Camat Gamping, Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kccamatan Gamping, dan Rekan-rekan se-Kantor Carnal Gamping yang tel ah memberikan dorongan semangat. 9. Semua pihak yang telah rnembantu
baik secara langsung maupun tidak
langsung atas terselcsaikannya penelitian ini. Akhimya penulis menyadari bahwu Lcis ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, can oleh karena iru tidak meoutap kemungkinan adanya kritik atau saran yang dapat mernbuat tesis ini menjadi jauh lebih balk. Y ogyakarta Desemher 20 I 0
Feri Istanto
vi
DAFT ..\RISI
Halaman HALAMAN JUDUL HALAMA.~ PENGESAHAN .
ii
HAl.AMA\J PERNYATAAN
iii
HALAMA\J PERSEMBAHAN
iv
PRAK AT A
v
OAPTAR ISi
vii
DAFTAR TADEL
ix
DAFTAROAMBAR
x
DAFT AR LAMPIRAN
XI
rnnsARJ ..
xii
ABST'R.ACT
xiii
DAD I
PCNOANTAR
I
I.I Latar Belakang ..
1.2 1.3 I. 4 1.5 BAB II
.. .. . .. .. . .. . .. . .. .
Keaslian Penelltian Tujuan Penelitian Manfaat penelitian .. Sistemarika Penulisan
. ..
..
..
..
1 8 11
.. . ..
..
..
12 12
TrNJAUM' J>USTAKA DAN ALAT ANALISlS
13
2.1 Tinjauan Pusteka 2. l. I Penelitien sebelumnya
13 13 I5 19
2.1.2 Lembaga keuangan mikro 2 .1.3 Program PNPM MPD 2.1.3.1 2.1.3.2 2.1.3.J 2.1.3.4
..
Tujuan Sumbcrdan pengelolaan drum..........................
Prinsip-prinsipPNPM-MPD Monitoring clan evaluosi 2.1.3.5 Kajian kcuangan dan audit 2.2 Landasan Teori
20 21 23 24
25 26
vii
2.2. l Kemiskinan ·····················2.2.1.1 Definisi kemiskinnn 2.2.1.2 Penyebab kemiskin.an ..............•.............. 2.2. l J Garis kemiskinan 22.2 Pendapatan 2.2.3 Kredit Mikro 2.2.J.1 Definisi kredit mikro 2.2.3.2 Poran kredit mikro 2.2.3.3 Kredit mikro unruk perernpuan 2.4 Hipotesis 2.5 Alat Analisis 2.5.1 Analisis kuantitauf 2.2.5. l Uji beda rata-rata 2.2.5.2 lndikator poverty reduction
BAB Ill ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN..................................... '.l.1 Cara Peoelitian... 3.1.1 Definisi operasional variabel 3.1.2 Dara clan sumber data 3.1.1 Meto
Persepsi respooden terhadap PNPM MPD
26 26 28
JO 32 35 35 35
37 39 40 40 40 42
44 44 44 45 46 47 48 50 50 SO 51 53 54 54 55 55 56 58
Vlll
3.3 Hasil Analisis Data dan Pembabasan
60
3.3.l Uji beda rata-rata pendapatan rumah tangga
60
3.3.2 Lji One-way anova terhadap pendapatan rumah tangga perempuan penerima kredit berdasar jangka woktu pemberian kredit 3.3.J Uji One-way anova terhadap pcndapatan rumah tangga perempuan percrima kredit bcrdesar jwnlah kredit
62
. YD.Ilg diJterunn
H
.
3.3.4 Uji One-way anova terhadap pcadapatan rumah tangga perempuan penerima kredit berdasar tingkat pendidi.kan 3.3.S lndikator pover·ty reduction
BAB IV KESIMPULANDAN SARAN.......................................................
64
67 69
72
4.1 Kesirnpulan
72
4.2 Saran
73
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
75
LAMPIR.t\.N'
80
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1:1
Perkembangan Aset UPK PNPM-MPD Kabupaten Sleman...........
6
Tabel 1.2
Penelitian tentang Dampak Pemberian Kredit .........••.....................
9
Tabel 2.1
Peta Lembaga Keuangen Mikro di Indonesia
Tabel 2.2 Pcrbandingan Garis Kemiskinan dan Penduduk Indonesia antara RPS dan Bank Dunia Tahon 2006
Tabel 3.1 Data Responden Menurut Umur
18 Miskin
di 3l
.,..
48
Tabel 3.2 Data Responden Menurut Tingkat Pendidikan
49
Tabel 3.3 Data Responden Menwut Mata Pencaharian...................................
50
Tabel 3.4 Pembagian Administratif Keeamatan Gamping...............................
Sl
Tabel 3.5 Hasil Uji Beda Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga
59
Tabel 3.6 Hasil Uji One-Way
Anovl\ Rata-Reta terharlap Pendopntnn Rumah Tangga berdasar Jangka Waktu .Kredit.....
61
Tabel 3.7 Hasil Uji One-Way Anova Rata-Rata terhadap Pendapatan Rumah Taugga berdasar Jumlah Krc:J.il yang Diterima ... . .. .. ..... .. ....
63
Tabel 3.8 Hasil Uji One-W11y Anova Rata-Rata ternadap Pendapatan Rwnah Tangga bcrdasar Tingkat Pendidikan
65
x
DAITAR GAMBAR
Halaman Gambar L l J umlah Rumah Tangga Miskin .Kabupaten Sleman ......•.............
7
Gambar 3.1 Jwnloh Penduduk Ke=t311 Gamping......................................
52
Gamber 3.2 Jumlah Rwnah Tangga Miskin Kccamatan Gamping.................
54
Gamber 3.3 Persepsi Responden Terhadap Prosedur Pemberian Kredit.........
53
Gambar 3.4 Persepsi Responden Terhadap Pelayanan UPK...........................
59
Gambar 3.5 Persepsi Responden Terlladap Sukn Bunga Kredit
60
DAYf AR LAMPIRAN
Balaman Lampiran I
Berkns formulir Peminjaman Kredu SPP..................................
80
Lampiran 2 PanduanWawancaraPerempuanPenerima Kredit....................
87
Lampiran 3 Panduan Wawancara Perempuan Bukan Penerima Kredit
88
Lampiran 4
89
Kompilasi Data Rumah Tangga Perempuan Penertma Kredit...
Lampiran 5 K.ompilasi Dara Kumah Tangga Perempuan Bulan Penerima Kredit.........................................................................................
90
Larnpiran 6
Hasil ludependent-Samples1 Test..............................................
92
Lamp!ran 7
Basil Uji One-Way Anova Rata-Rata terbadap Pendapatan Rumnh T1JJ1gga berdesar Jangb Wakiu J
93
Hasil Uji One-Way Anovo Rota-Rata teriuldop Peadapatan Rumah Tangga berdasar Jumlah Kredit yang Diterima.............
94
Lampiran 8
Lampiran 9
Hasil Uj! One-Way Auova Rara-Rata te:rhadap Peodapatan
Rumah Tangga becdasar Tingkat Pendidikan Lampiran 10 Basil Penghitungan lndikalOr Poverty Reduction......................
95
96
INTISARl
Penelitian ini bertujuan untuk mengetl!hui apakah terjadi peningkatan peadapatan rumab tangga bagi pcnerima kredit simpan pinjrun khusus perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatMandiri Perdesaan (PNPM MPD), mengetahui pengaruh jeujang pendidikan, jangka waktu, dan jumlab kredit yang diberilcan terhadap pendapatan rumah 111ngga miskin penerima kredit, dan mengetabui penurunan kemiskinan di Kabupeten Sleman. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dengan melakukan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleb dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK) serta Badan Pusat Statistik (BPS). Teknik pengsmbilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah S3111pel sebanyak 78 rcsponden, yang teediri dari 43 respoodcn peocrima krcdit dan 35 rcsponden yang tidak tneaerima kredit. Responden yang tidak menerima kredit digunakan sebagai control gl'up dalarn penelitian ini. Analisi:s data menggunalcan uji beda rata-rata, dan indikator poverty reduction. Hasil pedutungan menunjukbn bahwa pemberlan kredir SPP berpengaruh terhadap pendapatan rurnah tangga miskin penerima !credit di Kabupaten Sleman. Rata-rata pendapatan r:umah tangga miskin peaerima kredir sebesar Rp677.209,30 lebih besar 13,3 persen dibanding pendapatan miskin yang tidak menerima kredit yaitu Rp597.571,43. Pendapatan rumah tangga rniskin penerima kredit dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tetapi tidak dipengaruhi oleh jangka wakm dan jumlab .kredit yang diberikan. Pemberian kredit juga berpengaruh terhadap pengurnngan kemiskinan rernah taaggn responden. Hal tersebut dibuktikan dengan penghitungan indikator poverty reduaion sebesar 0,0957, yang berarti tcrjadi pengurangaa kemiskinen sebern 9,57 persen pada rumah tangga responden penelitian. Kata-kata kunci: kredit mikro, lembago keuangan mikro, kemiskinan,pendapotan;
kredn uniuk perempuan, kredir simpan pinjam khusus perempuan, I'NP/'.1Mandiri Perdesaon
JOU
ABSTRACT
This study aims to determine whether there was an increase in household income for recipient sovin~ and loan credit for wom
micro credit, microfinanc« inslitutions, poverty, household income, credit for women, savings and loon credil jor women
xiv
BAHi
PENG.A.""ITAR
1.1. Latar Bt>Jakang Sekitar separuh penduduk dunia atau tak kurang dari 3 milyar orang hidup dalam kemiskinan (Barr, 2005). Kemiskina.n adalah permesalahcn global yang harus
dipecahkan
secara
pemerintah, dunia usaha,
bersame-sama
d1111
olch pcmcrintah,
organieasi
non
masyarakat. Pada tahun 2000, Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) menetapkan pengentasan kemiskinan sebagai prioritas pertama Sasaran Pembangunan Millennium (Mi/Jenium Development Goals!.MDG) yang ditfllgetkan tercapai pada 1ahllll 20 IS. Pengentasan kemiskinan dalam MDG
memiliki dua sasaran utarna, yaitu
pertama,
menurunkan menjadi separuh dari
proporsi penduduk yang pendapatannya kurang dari 1 dolar AS per hari, Kedua,
menurunkan menjadi separo dari pcnduduk yang menderita kelaparan, MDG juga menggambarkan komitmen seluruh negara untuk mengakhiri lc.emiskinan yang ekstrem dan ketimpangan yang rnencolok (Todaro dan Smith, 2006; 232). Pencnggulongan kemiskinan dDD ketimpangan distribusi pendaparan rnerupakan inti dari semua masalah pembangunan dan rnerupakan tujuan utama
kebijakan pcmbangunan Ji berbagai negara, Kemiskinan distribusi pendapatan secara tidak langsung juga merupakan
d<\11
ketimpangan
ketidakrnerataan
sumoer-sumber atau faktor-faktor produksi yang antara lain rendahnya akses pendidikan, kesehatan, gizi, akses terhadap kepemilikan tanah, modal serta
fasilitas lain yang digunakan untuk mengembangkan pendapatan masyarakat. Ketimpangan pendapatan
dapat
semakin besar
sejalan
dengan
proses
l
2
pembangunan dan polarisasi pertumbuhan antar sektor modem yang wnwnnya berada di perkotaan dan sektor tradisional yang kebanyakan di perdesaan (Swnodiningrat, 1997:35-42). Keberhanlan pembanguaan terutama di perdesaan menurut Tudaro dan Smith (2006:546) selain sangat tergantung pada kcmajuan petani, juga ditenrukan oleh hal-hal penting lainnya, yaitu, ( l) npaya umuk meningkatkan pendapatan riil masyarakat perdesaan. baik di sektor pertanian rnaupun non pertanian melalui penciptaan lapangan kerja, industrialisasi perdesaan, dan pembenahan pendidikan, kesehatan serta penyediaan berbagai bidang pelayanan sosial dan kesejahteraan lainnya, (2) masalah penanggulangan ketimpangan distribusi pendapatan dan
kesempatan ekonomi antara daerah perdesaan dengan wilayah perkotaan, (3)
pengembangan kapasitas daerah pcrdesaan itu sendiri dalam rangka menopang dan memperlancer lnngkah-langkah perbaikan ckonomi masyorakat pcrdesaan tersebut dari waktu ke waktu. Berbagal kebijakan pembangunan dilakukan oleh berbagai negara untuk
mencapai tujuan MDG dalam hal pengentasan kemiskinan. Indonesia telah mulai melakukan progn1m pengentasan kemiskinan sejak awal tanun 1970 diantaranya melalui program Bimbingan Masyarakat (Bimas) dan Bantuan Desa (Bandes)
(Remi dan Tjiptoherijanto, 2002: 1). Pemeri.ntah pada dekade 1990-an memperkenalkan berbagai program pengentasan kemiskinan,
diantaranya
Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Program Pembangunan Prasarana Desa Tertinggal (P3DT), Tabungan Kesejahteraan Keluarga (Takesra) den Kredit Kcluarga Sejahtera (Kukesra).
3
Saat ini, menurut Tim ~asiooal Percepetan Penanggulangan Kemiskinan, program-program penanggulangan kemiskinao di Indonesia terbagi ke dalam tiga klaster (TN2PK, 2010). Klaster pertama yakni merupakan kelompok program bantuan dan perlindungan
sosial. Program ini bertujuan untuk melal:ukan
pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, serta perbaikan kualitas hidup rnasyarakat miskin. Fokus program ini ptidu pcmenuhan hak dasar utama, yang
ditujukan untuk mempcrbaiki kualitas kehidupan masyarakat miskin uutuk kchidopan lebih baik, seperti perueuuhau hak a!A:I pangan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Knrakterislik dari. prov.un klaster pertama adalah mekanisme pelaksanaan
kegiatan yang bersifat langsung dan manfaatnya dapat dirasakan lang.o;nng oleh masyarakat miskin,
Sao;arnn kelompok program klaster ini ndalah masyaoikat
sangat mislcin, hal ini dikarenalcan masyamkat sangat miskin bersifat rentan, serta belurn marnpu mengupayakan dan memenuhi bak dasar seeara Juyak dan mandiri. Kloster kedua merupakan kclompok program pemberdayaaa masyarakat, Pendekatan
pernberdayaan
masyarakat dimaksudkan
agar masyarakat
miskin
dapat keluar dari kerniskinan dengsn menggunakan potensi dan surnberdaya yang dimilikinya. Karakterisnk program pada kelompok program penanggulangan ini
adalah sebagai berikut, Pertama, menggunakan pendekatan partisipatif tidak hanya dalam dalam pclaksanaan program, tetapi juga sampai tahapan proses pelcstarian dari program tersebut. Kedua, penguatan kopasitas kelembagaan rnasyarakat untuk meningkatkan pa.rtisipasi scluruh elemen masyarakat, sehingga
masyarakat marnpu sccera maudiri wrtuk pengembangan pembangunan yang
4
diinginkannya. Ketiga, pelaksanaan berkelompok 1cegiatan olch masyarakat secara swakelola
dan
berkelompok.
Keempat,
pcrencanean
pembangunan
yang
berkelanjutan. Perencanaan program dilakukan secara terbuka dengan prinsip dari masyarakat, oleh rnasyarakar, untuk masyarakat dan hasilnya menjadi bagian dari perencanaan pembangunan di tingkat desarkelurahan, kecamatan, kabupaten,
provinsi, dan nasional, Klaster ketiga merupakan kelompok program berhasis pemberdayaan u.«aba rmkro dan kecil. Program ini berminan untuk memberikan akses dan
penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil. Aspek penting dalam penguatan adalah memberikan ekses seluas-luasnya
kepada masyarakat
miskin untuk dapal. berusaha dan meningkatkan kuahtas hidupnya. Kamkteristik program
pada
kclompok
program
pcnanggulangan
kemiskinan
berbasis
pemberdayaan usaha mikro dan kecil adalah: Pertama, memberikan bantuan modal atau pembiayaan dalam skala mikro dengaa kemudahan kepada pengusaha mikro dan kecil 111\tuk mendapaiken kemudahan tambaban modal melalui \ernbaga keuangan/ perbankan yang dijamin oleh pemerintah,
Kedua,
memperkuat
kemandirian berusaha dan akses pada pasar. Akses yang dimaksud dalam ciri ini tidak hanya ketersediaan dukungan dan saluran untuk berusaha, akan tetapi juga lcemudahan dalam berusaha. Ketiga, meningkatkan keterampilan dan manajcmen usaha. Langkah
yang dilakukan
ada)ah dengan
memberikan
pelatihan
dan
pendampingan untuk meningkatkan keterampilaa dan manajemen berusaha kepada pelak.u-pclaku usaha kccil dan mikro. Cakupan program kelompok program berbasis pemberdayaan usaha mikro
s
dan kecil dapat dibagi atas tiga hal, yaitu: pembiayaan atau bantuan permodalan, pembukaan
akses
pada
perrnodalan
maupun
pemasarao produk,
dan
pendampingan dan peningkatan keterampilan dan manajemen usaha, Sedangkan · sasaran kelompok progrrun berbasis pernberdayaan usaha mikro dan kecil adalah kelompok masyarakat harnpir miskin yang kegiatan usahanya pada skala mikro
kegiatan ckonomi.
Selanjutnya, dalam usaha po:nanggulangan .kemiskinan di Kabupaten Steman telah dilaksaaakan berbagai program diantaranya Bantuart Langsung Tunai (BJ;!), Asuransi Kcsebatan untuk Rakyat Miskin (Askeskin), Beras untulc. Rakyat Miskin (Raskin), Program Keluarga Harapan (PKH), Biaya Operasional Sekolah (ROS), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaae (PNPM-MPD), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
(PNPM-MPK), Program Nasional Pernberdayaen Masy:irakat Mandiri Pariwisata (PNPM-MPR), Kclompok Usaha Uersama (KUDU), Usahe . Peningkataa Pendapatan Keluarga Stjahtern (UPPKS), Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP) dan lain-lain. Salah satu program penanggctangan kemiskinan sdalah Program Nasional Pemberdayaun Masyarakat Mandiri Perdesaasn (PNPM-MPD) yang awalnya bemama Program Pengembengan Kecamatan (PPK). Program terdiri dari 3 kegiatan, yakni pengadaan prasarana dan sarana dasar, peningkatan kapasitas
hidup, serta pcmberian kredit simpan pinjam khusus perempuan (SPP). Program
6
PNPM-MPD di Kabupaten Sleman dimulai sejak tahun 2006 sebagai program banruan pengentasan kemiskinan pasca bencana gempa bumi Jawu Tengah-DJY 27 Mei 2006, yang mencakup 9 kecamatan, dan bertambah I kecamaten pada tahun 2009. Bantwm dana dari pernerintah pusat diberikan selama 2 sampai 3 tahun, yang sebagian
besar digunakan
infrastruktur, pendidikan
pembangunan
sebagai
bantuan langsung
untuk
dan pelatihan, pemberian hantuan
kesehatan, dan lain-lain. Sekitar 25 persen dari banruan dibJtmak.an untuk pemberian kredit mikro bagi kelompok perempuan yang dikelola oleh UPK
PNPM-MPD. Perkembangon Asel UPK PNPM-MPD di Kabupatcn Sleman dapat dilihat peda Tabel I yang mcncapai rata.-rata 42,41 persen, Tabel I.I
Perkembangan Asel UPK PNPM-MPD Kabupaten Sleman No
-
Kecamatao
--
Bcrbah
I
. Cai>glcringon
2
Depok
3 4
Modal
Awa!
( Jlp) m.lSS.900
AJ<el Total
( "llp ) l.l 72.6 I 8A70
%
213.738.391
I. 7J3.GCl9.672
394.309 672
29,44
761.991.713 9.613.754.364
254.966 713
50,29
2.837.411.414
42,41
S41.43S>.864 924.008.814
643. 750.00Q
s 6
Kalasan
637 .521.?SQ
990.533.834 1.040.911.190
7
Mi•ggir
~ 9
Mlati
514.975.000 517.223.400
744.648.167 '130.961.791
Prambanan
1.339 300.000
Seyegan
501.025.000 6.776.342.950
Kabupaten Sleman
lRp) 400.062.570 S2.198.864 280.25&.914 31 J.963.799 34
51,78 10,67 43,54 47,20 ~3,87 ~l,41 44,60 41,32
489.241.000 643.749.900 661.000.000
Gamping Godcan
10
Perlcc,mbllae-n As+t UPK
m.963.199
Sumber: .Laporan Keuangan UPK Kabupaten Sleman, Maret 2010
Pemberian kredit mikro yang dikelola oleh UPK PNPM-MPD merupakan dana bergulir (revolving fu11d) yang ditujukan bagi perernpuan dengan nama
7
Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP). Selain untuk mcngakomodir usulan kegiatan ekonomi dari kaum perempuan. skema ini juga diharapkan menjadi salah
satu katalisator bagi peningkatan perekonomian rumahtangga miskin (RTM) di lokasi program. Jumlati J<eluarga Miskin Kabupaten Sleman 70000
--··-
....
60000 50000 -40000 30000 --···· ...
~
20000
>('
~ !!!'
..
10000 0
~
·-·· 2002 2003 2004 2005
-.
.
2006 2007 200& 2009
1-sleman 49669 53567 53875 60609 62518 58101 56867 65151
Sumber: Dinas NakerSosKB .Kabupa!en Sleman, 2.010 Gambar 1.1 Penduduk Miskin Kabupaten Sleman Sejalan dengan program pengeutasan
kemiskinan yang dllaksanaken,
jurnlah kelnarga mi skin di Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun mengalami tren penlngkataa seperti terlihat pada Gambar 1.1. Pada tahun 2002, jumlah kcluarga
miskin di Kabupaten Sleman mencapai 49 .669 kepala keluarga, dau terns meningkar dari tahun ke taheu, Sc:teMt sempat mengalami penurunan pada tahun
2007-2008, jumlah keluarga miskin di Kabupaten Sleman kembali mengalami
peningkatan pad a tahun selanj utnya. Berdasarican Iatar belakang seperti yang telah diielaskan, maka rumusan masalah yang diajukan dalam proposal ini adalah masih tingginya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sleman meski berbagai program kemiskinan telah
8
dilaksanakan. Penelitian ini akan mengestimasi apakah program penanggulangan kemiskinan berupa pemberian kredit Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi kemiskinan.
1.2 Keaslian Penelitian Bvaluasi terhadap dampal( pemberian kredh menjadi studi yang penting,
karena pemberian kredit diasumsikan sebagai suatu intervensi yang diharapkan mengubah perilaku penenma kredit agar mcningkatkan kesejahteraan dau ketuar dari kerniskinan. Penelitian dampak pemberian kredn dapat bermacam-macam tmgkatannya, yskni dapat dilakukan pada level perseorangan, nnnah tangga, kelompok, ataupun masyarakat (Hulme, 1997).
Jika dilihat dari jenisnya, rnaka indikator-mdikator ekoeomi merupakan variahel yang secara konvensional
sering digunakan dalam penelitian tentang
dampak pemberian kredit. Variabel ekonomi tersebut, meliputi voriabcl pc:rubahan pendapatan, pengeluaran, konsurnsi dan kepemilikan aset, Scdangkan indikatorindikator sosial menjndi populcr pada awal 1980-an. Indikator tersebut misalnya, status pendidikan, akses layanen kesehatao, tingka; gi:.ci, ukuran antropomebik
dan penggunaan kontrasepsi, Dalam perkembangannya, penelitian tentang dampak pemberian kredit sernakin diperluas menggunakan indikator sosial-polink
dengan menilai apakah keuangan mikro dapat meningkatkan pemberda.yaan (Mayoux, 1997; Goetz dan Sen Gupta, 1996; Schuler dan Hashemi, 1994; Hashemi dkk 1995) (lihat Hulme, 1997). Terdapat dua metode analisis dalam penehtian ten tang dampak pemberian
9
kredit (Armendariz de Aghion clan Mordnch, 2005: 203-204). Metode anallsis pertama adalah menggunaan perbandingan sebelurn (before) dan sesudah (after). Metode ini menggunakan perbandingan pendapatan rumahtangga sebelum dan sesudah pemberian krcdit,
Metede kedua dalam penelitian terhadap dampak
pemberian kredit adalah dengan rnenggunekan perbandingan
treatmens group
dan
control group. Treatment gro'llp adalah kelompok yang mendapatkan kredit,
sedangkan control f(rQUp edalah kelompok yang tidak rnendapatkan kredit. Beberapa penelitian tentang dampak pemberian kredit yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
label 1.2 Penelitian teniang Dampak Pemoerian Kredit Peneliti
Hulmedan Mosley (1996)
lihat Weiss, dkk (2003)
MetO()e
Lokwli
Indonesia (BKK, KURK, BR[), India (Regional Rural Banks) Bangladesh
Perbandingan peminjam dan non pemiqjam scbagai sampel kontrol, sebelurn dan sesudah kredit.
{Grameen,
'DRAC, 1RDEP) ~ .. -·· . ---. Khandker {1998) Bangladesh Perbandingan antara ' lihat Weiss, dkk (Grameen, rumnh tengga ymg (2003) BRAC) memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat S<-'IU an1ata dcsa ya~g mendapat program dan desa yang tidak mendapat i . program . Chen dan
Snodgrass (2001) I
'
Sewa Bank (India)
Grup dari daerah yangsama ConrrQf
Hasii Penumbuhan pendapatan peminjam selalu melebihi kelompok kontrol. Peminjam yang lebih kaya mengalami kenaikan pendapatan yang lebih besar. Sebanyak 5% dari rumsh 1Jo11gg11 pesena dihapus dari kemiskinan setiap tahun. Tambahan konsumsi 18 taka (mata uang Ranglade<(h) llntuk seriap pinjaman 100 taka. Pendapatan rata-rata lebih be= kc)ompok yang mendapatk.an pinjaman daripada con1rof group.
JO
Coleman (2002)
Thailand (Bank Dcsa)
Esrjmatj Regresi antara anggou don non anggota serta desa dengan dan laopa ~an1 keuangan mikro,
Program tidalc menjangkau masynruknt miskin
Sebclum dan Sesedah,
Semakin miskin, maka prosentase peningkatan
'
Abbas, dkk
NBP (Pakistan)
(2005)
mengelompolckan respoodc:u dalam tiga kelompolc sangat miskin, rniskin, dao tidak m iskin
sebanyak mereka mencapai
orang yang relatif kaya, Derepek lebih besar pada anggota yang lebih kaya.
pendepeian semakm besar.
Kuhinurdan
Grameen Bank
Uji Korelasi Sebelum dan
Tidak sda bu bungan
R.okonuz:zaman
(Bangladesh)
Sesudah
signifikan sebelum dan setelah penyaluran kredil
(2009)
dengan perubahan lahan dan perumaban, kesehatan, serta pendapatan kcluarga Brau, dkk (2009)
ME,FGE,
CORO, FIACG, .MUDE
Uji Korelasi Sebelum dan Seswlnh
(GW1U;mah1)
Pem berian !credit bcrdampsk pada pcrbaikan perumaban, keseharan, dan
pem berdayaan klien tapi tidak bemubungan dengan
peningkatan pendapatan, : Haque dan • Yemao (2009)
. Grameen Bank, BRAC, ASA, TMSS
(Uangla
dan tingkat kerniskinan Sehelum clan Sesudah,
Kelompok sangar miskin
mengelompoklam re.
dan cukup miskin memiliki pengeluaran yang lebib
besar dsri pada pendapatan.
cukup miskin, dan rentan mi skin.
Sumber : Chen dan Snodgrass (2001), Weiss, dkk (2003), Coleman (2002), Abbas, dkk (2005), Kuhinur dan Rokonuzzaruau (2009). Brau, dkk (2009), Haque dan Yamao (2009)
Dalarn upaya penanggulangan
pro~
masalab kemisklnan, maka telah banyak
yang dijalankan di Kabupaten Sleman, Berbagai program tersebut
dengan karakteristik penanganan banruannya, baik bergulir maupun stimulant
bertujuan untuk menurunkan tingkat kemiskinan secara absolut.
II
Mengaeu pada penelitian-peoelitiaa terdahulu, maka penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini mcngambil model seperti yang· dilakuksn Chen dan Snodgrass (2001) dengan perbandingan peminjam dan non peminjem (sebagai sampel kontrol) peda wilayah
yang sama. Perbedaan penelitian yang dilalruka11 penulis dengan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya adalab sebagai berikut. I. Perbedaan Iokasi penelitian (hx:u.1). Penelitian ini mengambil lokasi di
Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, dan selama ini belum ada penelitian serupa yang di !alrukan di lokasi tersebut, 2. Perbedaan waktu penelitian, Penelitian Hulme dan Mosley dilakukan pada
1996, Khandker tahun 1998, Cheo dan Snodgrass tahun 2001, Coleman
tahun 2002, Abbas, dick tahun 2005, Kuhinur dan Rokonuzzaman tahun 2009, Brau, dkk tahun 2009, Haque dan Yamao tahun 2009.
3. Penclitian ini juga berupaya mclakukan modifikasi dengan menganalisis dampak
pemberian
kredit tedtadap pengurangan kemiskinan,
serta
menganalisis pengaruh tingkst pendidikan, jengka walctu, dau jurnlah kredit terhadap pendaparan rumah tangga penerima kredit.
1.3Tujuan Ptllditiao Penelitian dampak pemberiao kredit Sirnpan Pinjam khusus Perempnan (SPP) ini bertujuan untuk.
1. Mengetahui apakah terjadi peningkataa pendapatan bagi rumah tangga
miskin penerima kredit SPP.
12
2. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, jangka waktu kredit, clan jumlah kredit terhadap pendapatan rumah cangga penerima kredit.
3. 'vfeogetahui penurunan j wnlah rumah tangga miskin penerirna kredit SPP.
1.4 Manfaat l'enel.iliao M~nfaat penelnian ini adaleh untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pengambil kebiiakan pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Selain itu, penelitian ini juga memperkaya kepustakaan dal am topik penanggulangan kemiskinan dan sehagai rererensi atau bahan perbandingan untuk penyempumaan metode aaalisis program PNPM-MD bagi peneliti selanjutnya
1.S Sistemaliks Peo11lli2n Sistematika penulisan yang dire:ncanakan adalah sebagai berikut : BAB I Pengantnr,
memu.at tentaag latar bclakang, perurnusan
masalah. keaslian
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sisrematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka dan Alat Analisis,
mengeraikan teniang tinjauan pustaka,
landasan teori dan alat analisis yang digunakan. Bt\B UI Analisis Data dan Pcmbahasan, rnenguraikan tentang cara penelitian dan hubungan antar variabel yang diamart, hasil analisis data dan pembahasan . .l:lAB l V Kesimpulan dan Saran, mernuat kesimpelan dan saran yang merupakan kesimpulan dari analisis data serta saran-saran atau
rekomendasi sesuai dengan basil penelitian.
BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS
2.1 Tiojauao .Pwtaka
Pada bab ini akan dipaparkan beberapa penelitian sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tinjauan pustaka yang berhubuagen dengan masafah da!am penelitian ini. Kcmudian, akan dipaparkan landasan teori tcntang kemiskinan dan hubunganaya deugau variabel
lht.111111
penclitian ini yaifu krcdit
mikro, pemberian kredit untuk perempuan, dan pendapatan rumah tangga. Selanjutnya akan disajikan hipotesis dan alat enatisis,
2.1.l PeneJitian sebelumnv2
Penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2000) di Jayapura. tentang dampak pemberian
Kredit
Pengembangan
X:emitrann
Usaha
(KPKU)
dengan
menggunakan metode Ordinary Least Sq11are (OLS) menyimpulkan bahwa
jumlah kredit, tingkat pendidikan, basil pemasaran, dan jangkauan po:isar berpengaruh secara positif dan sigmfikan meaaikkan pendapaten rnasyarskat. Ismail melnkukan pcnclitiannya dengan membandmgkan kondisi rnasyarakat scbelum dan sesudah krcdit diberikan.
Penelitian lain yang dilakukan Sahid (2005) tentang dampak pemberian kredit Program Pcrnbinaan Peningkatan Pendapatan Petani-petani Kecil (1'4K} di Rembang, Jawa Tengah menemukan fakta bahwa terjadi pengurangan kemiskinan
sebeser 54,SS persen, dengan perbandingan pengurangan kemiskinan di wilayah pesisir sebesar 76,19 persen, wilayah teagah sebesar 66,67 persen, dan wilayah
13
14
pedalarnan atau tepi hutan sebesar 12,50 persen. Fakta lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pemberian kredit telah meningkalkan pendapatan riil masyarakat peserta program sebesar Rp236.236,62 atau meningkat sebesar 34,47 persen.
Pcnelitian yang dilakukan oleh Santoso (2000) tentang program lnpres Desa Ternnggal (IDl), Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Proyek Penanggulangan Kcmiskinan Perkotaan (P2KP) menemukan fakta bahwa bahwa setelah pelaksanaan program JDT selama 8 tahun, pendapatan peserta IDT meningkat rara-rata sebesar 36,4 persen, Sedangkan untuk PPK menghasilkan peningkatan pendapatan sebesar I I persen, berkebalikan dengan P2KP yang justru menghasilkan penurunen pendap!lt!lll sebesar 11 pcrsen. Fakta lain yang dipaparken
adaleh terjadinya
penurunan jwnlah
penduduk
miskin
setelah
dilaksauakan program JOT sebesar 15 persen, sedangkan PPK menghasil.kan penurunan penduduk miskln peserta program sebesar 13,4 persen. Penelitian yang dilakukan Kaplan (2006} menyimpulkan bahwa pemberian kredit mikro berdampak posinf bagi rnasyarakat terutama dalam meningkatkan skala bisnis clan tarsf hid up penerima kredit. Peningkatan skala bisnis kcmudian
berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja, pengurangan pengangguran, dan kemiskinan (Ii hat Salam, 2008: 14). Penehtian yang dilakukan oleh Suman (2007) terhadap pernberian kredit
SPP dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Program Pengembangan Kecamaran (PPK) di Jawa Timur menyimpulkan bahwa I unit kredit yang diterima, dapat menurun.kao kemiskinan sebesar 0, 12 unit pada derajat kesalahan sebesar 0,5
15
persen. Selain itu, jika dilihat dari segi produktifitas kredit, pemberian kredit terhadap perempuan lebih mampu mengentaskan kemiskinan daripada pemberian kredit terhadap laki-laki.
Penelitian yang dilakukan oleh Shirazi dan Khan (2009) di Pakistan memberikan kesimpulan bahwa pembcrian kredit mikro telah mcngurangi tingkat kcmiskinan sebesar 3,07 pcrscn sclama pcriodc pcnclitian. Akan tetapi bagi masyarakat sangat miskin (the poorest of the poor); pembenan kredit mikro hanya
mempengaruhi peningkatan status kemiskinan sebesar 0,63 persen, y.uig disimpulkan sebagai tidak
adanya dampak kredit mikro terhadap status
kemiskinan rumah tangga sangar miskin.
2.1.2. Lembaga keuangan mikro Pemhentukan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dianggap sebagai
instrumen penting dalam pengentasan kemiskinan oleh banyak negara, organisasi internasional dan lembaga donor (Tilakaratna dan Wickramasinghe, 2005). LKM menurut Khandker (2003) dinilai telah merubah sikap lembage pemberi bantean dalam usaha memperbaiki pendapatan dengan rnemberikan arus kredit yang besar
pada numb tangga miskin, Bangladesh adalah contoh sebuah ncgara sangat miskin yang saat ini kira-kira seperempat dllri rumah tangga pedesaannya adalah penerima manfaat langsung dari program LKM seperti Grameen Bank, BRAC, dan lain-lain (lihat Weiss. dkk, 2003}. Sejak kemunculannya pada tahun 1970, LKM telah berkembang sehingga pada tahun 2000 diperkirakan terdapar 13 juta peminjam di seluruh dunia yang
16
dilayani oleh lebih dari 7.000 LKM. Jumlah pinjaman yang beredar di masyarakat [outstanding lnans) diperkimkan sebesar 7 nn1iar dollar Amerika, dengan jumlah ornset kas (total cash hlmoi-er) diperkirakan sebesar 2,5 miliar dollar Amerika
dan tingkat pcngcmbalian 97 persen (Ashla, 2007). Kebcradaan LKM penting aninya bagi masyarakat miskin, hal ini dikarenakan masyarakat miskin dianggap oleh lembaga keuangan formal (bank) sebagai tidak layak bank (1101 bankable). Penilaian
ini dikarenakan
mereka tidak
memiliki
agunan,
kemarnpuan
pengembaliao pinjaman rendah, dan Jcesadaran mC1111bungjuga rcndab. Saru contobnya, para perempuan pembnat malcanan kecil yang dititipkan
di warung-warung yang pada saat tertencu harus meminjam modal untuk membeli bahan makanan saat pcsonan datang tibo-tiba. Bank formal akan kerepotan untuk mengurusl pcrcmpuan pembuar makanan kecil tersebet, kiil'elus :selain tiilak memiliki agunan, secara ckonumi juga menghasilkan blaya rransaksi tinggi.
Da.lam k.eadaan scperti itu, maka biasanya perempuan tersebut akan mencari swnber keuangan yang cepat, tidak birotratis, tidak berbelit-belit, sehingga bunga tidak meajadi persoalan, yang pcn!ing, pinjaman lekas dikucurkan dan gampang didapat.
Kondisi
seperti itu, selama ini biasanya dimanfaatkan oleh para
tengkulak, Oleh karena itu, untuk menanggulangi posisi tengkulak yang memberi bunga sangat tinggi, peranan LKM menjadi somber altematif keuangan menjadi
sangat peering. LKM didefinisikan sebagai lembaga penyedia jasa keuangan, terutama
simpanan dan kredit serta jasa keuaagan lainnya yang diperuntukkan bagi masyarakat mis.kin serta berpengha.silan rendah yang tidak memiliki akses
17
terhadap bank komersial (Arsyad, 2006). ADB (2010) rneudefinisikan LKM
sebagai lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan, kredit, pembayaran berbagai transaksi jasa, transfer uang, serra asuransi unmk rumah tangga
berpendapatan renduh dan miskin serta usaha mikro mcreka. Perkembangan LKM di Indonesia menurut Suharto (I 988) relah dimulai sejak lebih dari satu abad yang lalu, diawali dengan penc\irianHulp en Spaar Rank
Der Jnlandsche Bes1uurs Amtenaren oleh Raden Aria Wirjaatmadja di Purwokerto pada bulan Descmbcr 1895 yang awalnyn bertujuan membebaskan pegawai pemerintah (pribumi Indonesia) dari cengkeraman para rentcnir (umumnya dari keturunan Cina Jan Arab). Bank tersebut kemudian di.kembangkan dan diorganisasl kembali oleh Pejabat Pemerintah Belanda saat itu, Wolff van
Wersterrode, untuk menjangkau dan membantu lebih banyak klien, terutama dari sek:tor pertanian, dengan nama baru Poerwokenosche Hulp, Spaar en Landbouwcredietbank. Bank tersebut tak hanra memberikan kredit konsumtif untuk pegawai pemerintah tetapi juga unruk orang-orang biasa, termasuk kredit
pertanian yang murah untuk para petani pribumi (lihat Arsyad, 2008:72·73). Sesuai dengan perkembangan zaman, LKM di Indonesia menurut Ledgerwood (1999) terus berkembang sehingga terdapat berbagai macam lembaga
keuangan
mikro
yang
dikelompokkan menjadi tiga bentuk
berdasar
tingkat
formalitasnya, dapat
(lihat Arsyad, 2008: 83-85). Tabet 2.1
menunjuldcan gambaran LKM di Indonesia berdasarkan lingkat formalitasnye, Intitusi formal terikat oleh peraturan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah, sedangkan institnsi informal beroperasi di luar kerangka peramran
18
dan pengawasan pemerintah, diantara kedua bentuk tersebut terdapat institusi
semi-formal terdiri dari lembaga-lembaga yang tidak diatur oleh otoritas perbankan tetapi terdaftar dan atau memperoleh izin dari otoritas atau pemerintah.
Tabel 2. l Peta Lemb11g11 Keuengan Mikro di Indonesia
Bank·bal'lk Jcomel"$ial;
Kopcrasi: (Dialur dmgan UU Koper.i.si
Arisan
(Diatur dengan UU Perbsnkan No.7/92j" UU No.10/98)
No.2$192)
• Si.>u:mBRI Unit Desa
• Koperasi Siropan Pinjam
Pcmberi Pinjaman Pc:nocorangan (Komersial dan
• Banlc Dagaog Bali
(KSP)
• Kop:nsi Unit Deea (KUO) Bllllk-bank perdesaan: (Diatur denwin UU Pcrbankan
Lembaga Swadaya Masyarakal
No.7/92jo UUNo.10/9&)
(LSM)
• Bank Pcckrcditan JWcyac
• Proyck PHBK
Non K.omerswJ Penjual Been..., iJao Pc1mlil. Toki>
( Pengembangan Hubungan Lembaga-lernbaga keuangan Non-Bani<: (Diatur dengan UU Perbanbn
No.10/98) • 8.KD • Leimaga Dana Kredit Perdesaao: BKK (Jawa
Rank det1ean Kelnmpnlc
SwQdaya M3$yil11lka1) • Proye.k Mi.kro .Kredit
Proyek -Proyek Pernerinmb: • Program IDT •
Program K•lnarga Sejahtero
Tenph), LPK (Jawa
Bant). LPN (Sumatra Sant), KU.KK (Jawa
Timur), J.PD (Bali) Swnber. Arsyad (2008) dan Salam (2008)
Ledgerwood ( 1999) menegaskan bahwa tujuan LKM sebsgai organisasi pembangunan adalah untuk melayani kebutuhan finansial dari pasar yang tidak
terlayani sebagai salah sam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan pcmbangunan seperti menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, membamu usahausaha yang telah ada untuk meaingkatkan kegiatannya, memberdayakan
19
perempuan atau kelompok masyarakat Iainnya yang kurang beruntung, dan
mendorong peogembangan usaha baru (lihat Arsyad, 200R: 1). Alan tetapi, studi yang dilakukan Sebstad dan Cohen (2000) pada LKM telah menunjukkan bahwa benyak LKlvl ccndcrung mclayani masyarakat yang cukup miskin (moderate poor) dan masyarakat kategori uon-miskin yang reutan (the vulnerable non-poor i:ategQries) danpada kelornpok yang termisk.in (poorest of the poor) (lihat Tilakaratna dan Wickramasinghe, 2005). Hal ini bisa jadi
disebabkaa karena permintaan kredit dari masyarakat termiskin yang terbatas dan sedik:it. Peoyebabnye, mnsyarakat termiskin sering tidak memllil
2.1.3 Program oasiooal pemberdayaan masyarakat maodiri perdesaan
Program Nasional Pemherdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNP.M MPD)
rnerupakan
program
pemberdayaan
masyarakat
yang
bertujuan
mempercepat penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di wilayah
perdesaan. Program ini dipcrkcnelkan 3cjak I September 2006, dan secara resmi diluncurkan olch Presiden RJ di Kola Poso, Sulawesi Tengah, 30 April 2007. PNPM J\fPD mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (Pl'K) yang telah dilaksanakan sejak tahuo 1998.
20
2.1.J.l Tujuan. PNPM MPD meropakao suaru program yang ditujukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunao dalarn rangka mempercepat penanggulangan kemiskinan
dan pengangguran di wilayah
perdesaan melalui berbagai tahapan kegiatan dalam sebuah siklus kegiatan, Tahap-tahapan tersebut adalah. 1. Diseminasi informasi clan sosialisasi, Tabapan ini dilaku.kan dalam beberapa cara, lokakarya di berbagai level pemerintaban, hearing anggota legislatif di berbagai jenjang, dan furum-foruw musyawarah masyarakat, Setiap desa diJengkapi Papan Informasi sebagai salah satu media (penyebaran) informasi, serta membuka keriasama antar Jembaga (media massa, LSM, akademisi,
DPR). 2. Proses perencanaan partisipatif. Dilaksanakan mulai dari tingkat dusun. desa dan kecamatan.
Masyarakat memilih Fasilitator Desa (FD) unruk
mendampingi proses sosialisasi dan pereneanaan. FD mengatur pertemuan
kelompok, termasuk pertemuan l:husus perempuan, untuk mernbahas kebutuhan dan prioritas usulan desa, Dengan difasilitasi FD, masyarakat desa bcrmusyawarah mcncntukan jcnis kcgialan yang akan diusulkan mewakili desa. Program menyediakan tenaga konsultan sosial dan tcknis di tingkat
kecamatan dan kabupaien untuk membantu sosialisasi, pereoeanaan chm pelaksanaan kegiaian. 3. Seleksi proyek di tingkat desa dan kecamatan. Masyarakat rnelakukan
musyawarah di tingkat desa dan antardesa (kecamatan) uniuk memutuskan usulan prioritas dan layak didanai. Musyawarab terbuka bagi segenap anggota
21
masyarakat unruk menghadiri dan meruutuskan jenis .kegiatan. Forum
antardesa terdiri dari wakil-wakil dari desa. Pilihan proyek adalah open menu untuk scmua investasi produkti(. kecuali yang tcreantum dalam daflar
laran gan, 4. Ml!Syarakat rnelaksanakan proyek. Dalam forum musyawarah, masyarakat memilih aaggotanya untuk menjadi Tim Pengelola Kcgiatan (TPK) di desa-
desa yang tcrdanai, Pasilitator Teknis program akan mendampingi TPK dalam mendisain prasarana, penganggaran kcgiatan, vcrifikasi mulU dan supervisi, Para pekerja umnmnya berasal dari desa penerima manfaat, 5. Akuntabilitas dan laporan perkembangan, Selama pelaksanaan kegiatan, TPK harus memberikan laporan pcrkembaagan kegiatan dua kali dalam perternuan terbuka di desa, yakni scbelum proyek mencairkan dana rahap berikutnya. Pada pertemuan akhir, TPK akan melakulcan serah terima proyek kepada masyarakat. desa, dan Tim Pemelihara kegiatan. 2.1.3.1 Sumbcr dan pengefolaan dana. PNPM MPD merupakan program pemberdayaan masyarakat terbesar di Indonesia. Terbesar karena caknpan wilayah, serapan dana, kegiaten yang dihasilkan dan jumlah pemanfaatnya. Sumbcr dana program ini ber11S11l deri pinjaman Bank Dunia, dengan skema
pembiayaan bersama (cost sharing) antara Pcmerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda). Besar cost sharing tergantung kapasitas fiskal setiap dacrah, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.73/PMK.02/2006 per 30 Agustus 2006.
Program ini menyediakan dana bantuan secara langsung bagi masyarakat
22
yang besamya Rp250 juta - Rp3 miliar per kecamatan, tergantung dari jumlah penduduk dan kondisi wilayah, Program ini mengusung sistem pembangunan bottom up planning sesungguhnya, aninya selurnh kegiatan diusulkan lnngsung dan dilaksanakan oleh masyarakat. Masyarakat desa bersama-sama terlibat dalam proses perencanaaa partisip11tif dan pcngnmbilDn keputusan penggunaan dana. Penggunaan dana dilakukan atas dasar kebutuhan pembangunan dao prioritas yang ditenrukan bersama dalam forum rnusyawarah. Masyarakai diajak terlibai, mulai dari tabap perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, serta pengelolaan dim pemanrauannya. Pengelolaan l'N.l'M MPO berada dibawah binaan Direktorat Jeruleral Pemberdayaan Masyarakar dan Desa (Ditjen PMD) sebagai instansi pelaksana (executing agency). Dalam membantu pengelolaan program secara nasional,
dibentuk Tim K.oordinasi (lX) yang terdiri dari Kantor Menke Kesra, Bappenas, Depdagri, Depkeu, dan Dep. Kimpraswil, di berbagai level pemerintahan. Di tingknt Kecamntan, Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan bertindak sebagai Pimpinan Proyck (Pimpro) program atou disebut Penanggung Jawab Operasional Kegialan(P JOK).
Pada level kecamatan, pengelolaan dilimg1U1i oleh Unit Pengelela Kegiatan (UPK) yang terdiri dari kerua, sekretaris, dan bendahara. UPK dibentuk oleh masyarakat
dan
bertanggungiawab
kepada
masyarakat
melalui
forum
Musyawarah AntDJ Desa (MAD). UPK bertugas dan benanggungjawab untuk rnulai dari proses perencanaan sampai dengan tahap pelalcsanaan yakni berupa mencatat,
mendokumentasikan
kegiatan,
membulcukan
dan
mengelola
23
penggunaan
dana. UPK juga bermgas memherikan
bantuan teknis langsung
kepada kelompok usaha produlctif yang menjadi kelompok binaannya. 2.1.J.3 Prinsio-prinsiD PNPM MPD. Pelaksanaan kegiatan PNPM MPD berpegang
pada prinsip-prmsip
yang dilaksanakan
untuk
mencapai
tuj uan
program. Prinsip-prinsip tersebut adalah. I. Bertumpu pa.Jis pembangunan
manusia, Setiap kegiatan diarahkan
untuk
meningkatkan harkat dan manabat manusia seutuhnya.
2. Otonomi. Mosyaraknt diberi kewenangan secara mandiri untuk berpertisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembanguaan secara swakelola. 3. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat, sesuai
dengan kapesitasnya. 4. Beroricatasi
pada masyaralcat miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan,
hams mengutamakan kepentingan dan kcbutuhan rnasyarakat miskin dan
kelompok rnasyarakat yang kurang beruntung. S. Partisipasifpelibatan masyarakat, Mesyarakat terlibat secara aktif dalam setiap prosc:s pengambilan
kepumsan
pembangunan
dan sccara. gotong-royong
menjalankan pembangunan, 6. Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai
kesetaraan dalam perannya
di setiap
tahap
pembangnnan
dan
dalam
rnenikmati secara adil manfaat kegiaran pembangunan tersebut, 7. Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan
dilakukan secara
musyawarah Jan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepcntingan
24
masyarakat miskin.
8. Transparansi dan akuntabel. Masyarakat hams memiliki akses yang memadai terhadap segala infonnasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipenanggunggngatkan, baik secara moral, teknis, lega.sl maupun administratif. 9. Pnoritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak dan bermanfaat
bagi seuanyak-banyaknya masyaraklll,
dengau mendayagunaken secara
opumal berbagai sumberdaya yang terbatas.
10. Kolaborasi, Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kerniskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antarpemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan. 11. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangbn kepentingan peningkatan kesejahleraen masyarakat, tidak banya untuk saat ini tetapi juga di masa depan, deegan tetap menjaga kelestarian Iingkungan. 2.1.3.4 Monitoring dan evaluasi.
Dalam memastikan peuggunaan dana
sesuai dengan scmcstieya, program mcnerapkan sistcm pcngawasan bcrlapis sebagai bcnkut.
1. Pemantauan partisipatif oleh masyarakat. Pemantauan paling efektif adalah pemantauan
oleh penerima manfaat program, yakni masyarakat, Program
mengajak masyarakat terlibat langsung, memilih sendiri badan (komite) pemamau untuk mcngawasi pelaksanaan kegiatan dan keuangan proyek di Jokasinya. Setiap Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) di masing-masing desa
25
berkewajiban rnelaporkan kemajuan kegiatan dan penggunaan dana program. TPK melaporkan minimal dua kali kepada masyarakat musyawarah pertanggungjawaban.
dalarn forum
Program mewajibkan semua informasi
terkoit proyek harus diumurnkan pada Papan Iaformasi di setiap desa, 2. Pemantauan oleh pemcrintah, Dana progmm merupakan dll!lil publik, sehingga pemerintah ruemiliki kewenangau dilaksanakan
untuk memastikan
kegiatan ini telah
sesuai prinsip dan prosedur yang berlaku, memastikan dana
tersebut dimanfaatkan
sebagalmana
mesrinya. Semua jajaran pemerintah
(!)PRO, Tim Koordinasi Provinsi dan l<Jlbupaten. Bupati, Camat, PJOK) memiliki tanggung jawab
sama untuk memantau pelsksanaan
kegiatan
program di wilayah masing-masing. 3. Pemantauan
oleh
konsultan.
Pemantauan kegia1an
merupakan tanggung jawab bmama
program
teatunye
koDSUlt1111 dan .tilsilitator di berbagai
j enjang. Para konsuhan dan fllSilitator rnelakukan kwljuugan rutin kc Iokasi
kegiatan unruk xnemberikan pendampingan teknis dan supervisi. 2.1.3.5 Kfili.._an keuangan dan audit. Sejumlah pihak secara rutin melakukan pemeriksaan dan audit program, yaknj. I. BP.KP (Badan Pcngawas Keuangan dan Pembangunan), lernbaga audit milik pemerintah. Setiap tahun BPKP mengaudit lima persen sampel kegiatan program, 2. Unit pelatihen dan supervisi keuangan, Program mcmiliki staf khusus untuk melakukan supervisi dan pelatihan kt:UlIDgan/on-the-job training bagi Unit Pengclola
Keuangan
(UPK), TPK daa kelompok pernanfaet
piniaman
26
ekonomi. 3. Misi supervisi Bank Dunia Bank Dunia bersama-sama Konsultan Man11jemen Nasional PNPM-MPD dan pemerintah melakukan misi supervisi per semester. Misi tersebut membantu ideotifikasi isu-isu manajemcn dan mcngcvaluasi kemajuan program, mulai dari tingkat pusat hingga desa. 4. Audit silang oleh pelaku PNPM-MPD di DeS&' Kecamatan, Para pelaru program di lapangan juga kerap melakukan antark:ecamatan.
Baik flnturlcsa dalarn ~
audit silang antardesa
atau
lcecematan maupun kecamatan
lain, atau antarkecamatan di sam bibupnten atau kabupmen berbeda, Audit
meliputi kemlljlWI dan kualitas kegiatan, pengelolaan
keuaagan
dan
pembukuan, Audit silang ini efektif dalam menjaga konsistensi pelnksllIUWl
clan pengawasaa kegiatan secara partisipatjf olch masyarzW.t, serta menjedi media saling bertukar pengalaman anbupl>laku program.
2.2 L•ndasan Teori 2.2.J Kemisklnan 2.2.1. l meliputi
Oelinisi
dimensi
Kemiskinan
lcemislcinan.
Kemiskinan
menurut
Ravallion
(2001)
politik, sosial budayn, dan ekonomi yang saling terk.ait.
adalah kctidakberdayaan, terpinggirkan, dan tidak memiliki rasa
bebas (lihat Sumedi dan Supadi, 2004). Kemiskinan dapat diartikan sebagai
simasi dimana seseorang hanya dapat memenuhi kebutuhan makan, pakaian dan perumahan dalam tingkat minimum yang sangat dipedukan untuk sekedar hidup.
Kemiskinan juga bisa dilihat sebagai kondisi ketidak.berdayaan suatu masyarakat
27
untuk memilil:i akses terhadap sarana kesehatan, akses sarana pendidikan dasar, dan bahkan ekses politik terhadap pengnmbilnn keputusan yang menyanglcut hidup mereka. Bappenas (2004) mendefinisikan kemlskinan sebagai kondisi dimana
seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya umuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yAng bermanabat. Hakhalc dasar yang dimaksud antara lain; terpenuhinya kebutuhan pengan, kesehatan,
pendidikan, pekcrjaan, perumahan, air bersih, pertonehan, sumbcrdaya alam, dan lingkungan hidup. Selaln itu mencakup pula Mk mendapatkan rasa aman darl perlakuken atau ancaman tinda.k kekerasan, serta IW: untuk berpartisipasi dalam
kehidupan sosil pvlitik. Meski demiklao, kemiskinan lebih sering dUlhat dari irulikator ekonomi seperti pendapatan per kapita, distribusi pendapatan, clan k:epemilikan asset (lihat Suhamo, 2008). Definisi
atau pengertian
kerniskinan
perlu pula dibedakan
antara
kemiskinan relatif (relative p11vP.rty) dan kemislinan absolut (absolute poverty). Kemislcinan
absolut diindikasikan dengan suatu tingkat kemiskinan ylUlg
ditentukan oleh kcrnampuan memcnuhi kcbumban fisik dasar mimmum untuk bertehan hidup yang tcrdiri dari makanan, pakaian, Jan perumahaa (Todaro dan Smith, 2006:67). Adapun mHSiilttlt yang timbul belakangan ini adalah sulimya
menenrokan ungkat hidup minimum, karena tingkat tersebut berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, yang mencerminkan kebutuhan-kebutuhan
perbedaan
psikologi~, sosial, dan ekonomi dari setiap orang. Oleh
karena iru ahli ekonomi cenderung membu.at perkiraan yang sederhana tentang
28
kemiskinan yang populer dengan sebutan garis kemiskinan. Kemiskinan relatif bcrsifat dinamls karena tergantung perbandingan pendapatan sescorang dengan pendapatan masyarakat di sekitarnya (Arsyad,
2010). Hal ini dikarenakan meski pendapatan seseorang telah mencapai tingkar kehntuhan dasar minimum, narnun temyata pendapatan orang tersebut masih jauh
lebih rendah dibandingkan dengan pendepatan masyarakat di sekltarnya, meka orang tersebut masih dalam kategori miskin. Berdasarkan konsep kemiskinan relatif, garis kemiskinon akan mengalami perubehan jika tingknt hidup masyarakatnya
berubah. Olch karena itu, kcmiskinan relatif bersitar dinamis,
sehingga kemiskinan akan selalu ada, 2,2.1.2 Penyebab
kemisklnan,
Sharp, dkk (1996)
menyatakan
bahwa
kemiskinan disebabkan oleh, pcrtama, secara mikro kemiskinan muncul karena adanya ketidaksarnaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang, Pendudulc miskin hanya memiliki somber
daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan rnuncul akihat perbedaan dalam kualitas snmber daya manuasia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upah yang diterirna juga rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia, karena rendahnya pendidikan, diskriminasi, atau karena keturunon. Ketiga, kemiskinan muncul karena adanya pcrbcdaan akscs dalam modal (lihar Kuncoro, 2006: l 57).
Penyebab kemiskinan yang lain menurut Cox (2004) berupa; kemiskman yang diakibatkan gk>balisasi berupa dominasi negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang, kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan
29
berupa rendahnya parti si pasi dalam pembangunan
dan perninggiran proses
pemhangunan, kerniskinan sosial yang yang dialami oleh perempuan, anak-anak dan kelornpok minoritas karena ketidakberdayaan mereka; dan kemiskinan karena faktor-faktor cksternal scpcrti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungnn dan tingginya jumlah penduduk,
Pendapat lain diberikan oleh Todaro dan Smith (2006;262-268) yang
menyatakan bahwa penyebab kemislcirum di sebuah negara berasal dari berbagai permasalahen yang timbul dalam negara inl sendiri, sehingga pemerintah seharusnya mengambil peran ut.ama dalam penanggulangan kerniskinan, salah
satunya dcngan cara intervensi rnelalui regulasi dari pemerintah seperti mengubah disrribusi fungsional, memeniW:an distribusi uk.uron, memeratakan pendapatan. Sejalan dcngan pcmikiran Todaro
berlcaitan dengau kepemilikan atas faktor
produksi, produktivltas, dan tingkat perkembangan masyarakat ltu sendir], serta
berkaitan dengan kebijalaUJ pembangnnan nasional yang dilaksanakan. Atau dengan kata lain, kcmiskinan selain dapat ditimbulkan oleh bal yang bersifat alarniah
atau lmltural, juga dapat disehabkan oleh miskinnya strategi dan
kebijukan pembangunan yang ada, sehingga oleh para pemikir masalah kerniskinan sering disebut sebagai kemiskinan struktural. 2.2.1.3 Garis kemjskinan, Bank Dunia mendcfinisikan kemiskinan scbagai ketidakmrunpuan mencapai kehidnpan yang layak dengan penghesilan I hingga 2
dollar AS per hari, Paritas Daya Beli (Purchosi"gPower Parity/PPP)dan bukan nilai tukar US$, angka tersebut yang kemudian populer sebagai garis kemiskinan
30
internasional (Prihartini, 2009). Angka konversi PPP menunjukkan banyaknya rupiah yang dikeluarkan untuk membeli sejumlah kebutuhan barang dan jasa dimana jurnlah yang sama tersebut dapat dibeli seharga US$! di Amerika, Angka konversi ini dihitung berdasarkan harga dan kuantitas di masing-masing aegara yang dikumpulkan dalam suaru survei yang biasanya dilakukan setiap lirna tahun sekall,
Garis kemisk.inan yang banyak dikutip diajukan oleh :Sajogyo pada talnm 1971 (Fammchman dan Molo, 1994). Pada awalnya garis kemiskinan adalah
setera dengan barge 240 kilogram beras per orang per tahun untuk pedesaan dan 360 kilogram per orang per tahun untuk perkotaan, Perkembangan selanjutnya ketentunn garis kemisl
240, 240-320, 320-480, dan lebih dari 480 kilogram ekuivalen beras. Sedangkan BPS rnengukur kemiskinan dengan menggunakan koosep kemampuan memenuhl k.ebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan lni, kerniskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi 1mtuk mcmenuhi kebutuhan dasar makanan clan. bukan rnakanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dimana keburuhan dasar makanan disetarakan dengan pemeouhan kebutuhan kalori 2100 kkal per kapita per hari, sedangkan kebutuhan dasar bukan makaoan disetarakan dengan kebutuhan minimum untuk perumaban, sandang, pcndidikan, clan kesehatan (Suhamo, 2008).
BPS kemudian menetapkan garis kemiskinan yang terdiri dari garis kcmiskinan perdesaan dan perkotaan tiap provmsi, dmyatakan dalam satuan pengeluaran per kapita per bulan. Seseorang dianggap miskin apabila pengeluaran
31
per kapita per bulan berada di bawah gans kemiskinan. Perbedaan penetapan garis
kemiskinan antar lembaga, atau negara membuat jumlah penduduk miskin pada wilayah dan waktu yang sama otomatis akan berubah mengikuri garis kerniskinan yang di pakai. Sebagai perbandingan, pada tabel 2 2 Pcnduduk miskin di Indonesie pada tahun 2006 berjwnlah 7,4 persen jika menggunakan gllfi• kcmiskinan Bank Dunia I dollar AS, PPP. Jika menggunakan i:1aris kemiskinan BPS yang setara dengan
J,55 doUar AS, PPP, jumlah penduduk mikiD menjadi 17,8 persen. Jumlah penduduk miskln di Indonesia akan melonjak meniadi 49 persen jik.a menggunakan garis kemiskinen Bank Dunia 2 dollar AS, PPP. T~bel.2.2 Perbandlngan Garis Kemiskinan dan Pendnduk Miskin di Tndonesia Antara BPS dan Bank Dunia Tahun 2006 Sum her
BPS
Garis Kemisklnan
rr~entaae
per Bari
per Bulan
l'cndlldull Miskin
Rp.151.997,-
17,8%
Rp. 97.218,·
7.4%
Rp. 194.4:39,-
49,0%
Rp ..5.066, 57 - US $1,.55 PPP US $1 PPP
BankDunia
.•.
Garia Kemisldnan
- Rp. 3.240,60 US$2 PPP -Rp. 6.481,30
Swnber: Suharno (2008)
l
Pendekatan pengeluaran per k.apita yang digunakan dalam pcnentuan garis kemiskinan dinilai merupakan pendekatan yang pas untuk menggambarkan pcndepatan per kapita masyarakat miskin, Hal ini dikarenakan berdaserkun survei
32
PBB. Bank Dunia, clan lembaga intemasional lainnya, ditemukan fakta bahwa mssyarakat miskin biasanya tidak tahu persis berapa banyak pendapatannya, tetapi mereka tahu berapa pengeluaran dalam sehari, seminggu, atau sebulan (Brau, dkk, 2009). Hal ini karena orang miskin berpendapatan tidak terap,
lcali
meuerima
pendapatan,
segera
dibelanjakan
untuk
makanan,
pendidikan, perumahan. dan keburuhan Jainnya.
2.2.2 l'endapafan Pendapatan menumt Samuelson dan Nordhaus (2005:226) adalah jumlah selwuh uang yang diterima seseorang atau rumsh tnngga selama jangka waktu
tertente, pendepaten tersebut dapet berupa upah ateu penerlmaan renaga k~ja. Pendapatan yang dimaksud edalah pendapatan yang terdirl peuedmaan kotor dan pcnerimaan bersih (Sudannan,1984:20).
Pendapatan kotor adalah besamya
keselwuhan penerimaan (total revenue • TR) yang diperoleh rwnah tangga yang merupakan [urnlah produksi (Q) dikahkan dengan harga jual (P). Sedangkan pendapatan bersih adalah keseluruhan penerimaan (101aJ revenue "' TR) setelah
dikurangi keseluruhan biaya (total cost= TC). Menurut Widodo ( L 990:32) berdassrkan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Indonesia, poln pendapatan
rumah tangga terdiri dari upah dan gaji.
Sclain itu pendapatan tidak tcrlepas dari akumulasi modal rumah rangga dan pembayaran menggunakan
transfer, Arti akurnulasi
modal
seluruh aktivitas produksinya saat
ialah bahwa masyarakat
tidak
ini untuk kebutu.han konsurnsi,
tetapi sebagian tmtuk pembemuken modal ..ehingga memunglc.inkan perleasan
33
output yang dapat dikonsumsi pada masa depan. Modal merupakan salah satu faktor produksi yang pokok, selain factor
produksi lainnya seperti tanah dan tenaga kerja. Modal biasanya berujud uang yang bersama sama faktor produksi yang lain menghasilkan barang baru, modal sebagai alat untuk meningkatkan pendapaten, maka ada keinginan untuk selalu menambah modal usaha.
Modal merupakan faktor penting yang diburuhkan dalam kegiatan usaha el.onomi produktif, di sampan factor produksi yang lain. Keberhasilan dalam kegiatan usaha ekonomi, baik melalui peningkatan efisiensi maupun produktifitas sangat clitunjang oleh keberadaan modal yang diperoleh dari diri seodiri maupun dari pinjarnan (kredit). Keterbatasan modal di masyarakat sangat membatasi ruang gerak usaha ekonominya yang ditujukan untuk meningkatk.an pendapatannya, T erdapat perbedaan karakteristik mssyarakat di perdesaan dan perkotaan
dalam usaha mcningkatkan pendapatan. Rumah tangg11 perkotaan lebih banyak mengandalkan penghasilan dari sektor jesa, sedangkan rumah tangga di perdesaan mcngandalkan pertanian sebagai pckerjaan utama, Akan tetapi, usaha-usaha non
pem111ian terap menjadi sumber pendapatan komplementer atau ancmatif bagi keluarga (Dillon dan Hermamo, 1993). Penclitian yang dilakukan oleh Hardono dan Saliem (2006) dengan menganalisis data Susenas lahun 1996-2002 menemukan gambaran bahwa pendapatan rurnahtangga
di perdesaan dari usaha pertanian mengalami
trend
penurunan dari 39, l persen pada tahun 1996 menjadi 34,2 persen pada tahun 2002. Pendapatan
dari upahlgaji mengalami peningkatan dari 27,80 persen
34
menjadi 31,02 persen Sumber pendapatan yang tidak banyak berubah adalah pendapatan dari usaha non pertanian yang berkisar pada angka 20 persen dalam periode penelitian, Penunman kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan rumahtangga di perdesaan, dikarenakan menyusutnya kcpcmilikan lahan pertanian pangan maupun non pangan, dan berbagai kebijakan pemerintah yang tidak
berpihak pada sektor pertanian. Pendapatan yang rendah akan menyebabkan kemiskinan. Rendahnya pendapatan tampaknya berkaitan dengan usaha yang kurang produktif seperti buroh dan di sektor pertan.ian di Jawa (Famrocbme» clan Molo, 1994). Pendapatan yang rendah ini Win lebih kecil lagi porsinya bila dibagi anggeta ru.mah tangga yeng banynk dan tidak produktif, Kondisi kemiskiaan suotu rumah tangga tidllk
terlepas dari pcrbandingan jumlah aoggota rumah tangga yang menjndi beban (dependan1s) dan penyumbang pendapstan (eurn~r3). Agar pendapatan rumah tangga meningkat, maka anggota rwnah tangga yang menjadi beban haru.s menjadi lebih produknf Akan tetapi, usaha ini akan terbentur oleh beberapa masaleh. Di antaranya adalah kualitas sumber daya manusia yang rendah dan terbatasnya modal untuk meojangkau sektor ekonomi
yang produktif. Karena sumber daya mrumsia yang terjun dalam dunia kerja relatif sulit ditingkatkan,
jalan yang lebih besar kcmungkinan berhasilnya
adalah
membuka akses bagi mereka untuk menjangkau sektor-sektor produktif dengan memberikan modal (Faturochrnan dan Molo, 1994).
35
2.2.3 Kredjt Mik.ro 2.2.3.l Definisi kredit mikro. Berdasarkan Undang-undang No.IO Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-uodang No.7 tentang Perbankan, yang
dimaksud dengan krcdit adalah pcnycdiaan uaag atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkaa pcrsetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antarn bank dengsn pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
rnelunasi utangnya setelaa jangka walctu ter:rentu dcngan pemberian bunga. Kredit mikro menurut definisi yang dipakai oleh Microcredit Summit ( l 997) adalah program pemberian kredit berjumlah kecil kc warga paling miskin untuk. mernbiayai proyek yang dia l::erjakan seodiri asar menghasilkan pendapatan, yong memungkinkan merclcu peduli terhadllp diri sendiri dan kclW11ganyo (lihat Wijono, 2005). Bank Indonesia (2010) membagi definisi kredir pengembangau usaha kecil kc dalam beberapa karegori, yakni kredtt mikro, kredir kecil, dan kredit menengah. Pembaglan tersebut didasailcan atas besarnya pemberian kredit yang diberikan . Kredit rnikro mcnurut Bank Indonesia adalah kredit dengan plafon Rp.O sampai dengan maksirnurn Rp50 juta, kredit kecil memiliki plalon RpSO juta sampai RpSOO juta, sedangkan kredit menengah merupakan kredit dengan plafon RpSOO juta sampai RpS Milyar.
2.2.3.2 Peran kredit mikro. Kurangnya kesempatan atau akses terhadap kredit merupakan salah satu penyebab langsuug dari kemiskinan, Oleb kareua itu,
pemberian kredit dinilai sebagai salah saru cara tepat dalam pengentasan kemiskinan. Bank Dunia membagi kegiatan peogentasan kemiskinan menjadi tiga
16
kategori, yaitu, pertama, menghidupkan petuang atau kesempatan, kedua, memfasllitasi pemberdayaan, dan keriga, memperhsas jaminan. Pemherian kredit
mikro dianggap oleh Bank Dunia sebagai langkah tepat dalam menghidupkan peluang masyarakat miskin dalarn usaha mcningkatkan pcndapatan dan kcluar dari kemiskinan (Wijooo, 2005). Peranan
kredit
mikro
dalam
proses
pembangunan
ekonorni clan
pengurangan kemiskinan merupak.an tema yang rnasih diperdebatkan. Bagi yang mengkritik peran !credit mikro, pemberian kredit hanya memperburuk inerisiensi di sektor keuangan dnn memperdalam masalah moral hazard, karena adanya ketergantungan terhadap kredit yang diberilcan (ZarozUa, 2007). Kritik lain terhndop pemberian kredit berknit maselah pemboynran pinjmnnn, suku bunga yang tinggi, eksploitasi terhadap peminjam, penyediaan kredit yang tidal: efektif kepada kelompok ~~w~
k.c:g<1gal1W merubah ti11gk<11 keruiskiaan dan kei,:agdau
unruk melayani secara efek:tifmasyare.kat miskin (Hossain dan Knight, 2008). Pemyaraan berbeda dikemukakan Robinson (2000) yang menyatakan bahwa pinjaman dalam bentuk kredit mikro rnerupakan salah satu upaya yang
arnpuh dalam menangani kemiskinan. Hal tersebut didasarkan pada perbedaan klasifikesi rnasyarakat miskin yang mencakup: pertama, masyarakat yang sangat miskin (Iha extreme poor) yakni mcreka yang tidak bcrpcngheailan dan tidak memiliki kegiatan produktif, kedua, masyarakat yang dikategorikan miskin namun memiliki kegiatan ekonomi (ecrm11micallyactive working puur), dan kenga, masyarakat yang berpenghasilan rendah {lower income) yakni mereka yang
memiliki penghasilan meskipun tidak banyak (lihat Wijono. 2005).
:n
Pendekatan
yang
dipakai
untuk
mengatasi
Ice mi skinan pada ketiga
kclompok rnasyarakat tersebnt tenm berbeda-beda. Ragi kelompok pertama aken lebih tepat jika digunakan pendekatan langsung berupa program subsidi pangan atau pcmbcrian pck.ajaan. Scdangkan bagi kclompok kcdua dan kctiga, lcbih efektif jiku digunakan pendekatan tidal:: langsung misalnya mendorong mereka
unruk berwirausaha, stau dcngan mcngembangkan berbagai usaha mikro, Definisi usaha mikro secara statistik berbeda-beda di tiap-tiap negara dan
biasanya berdasarkan pada jumlah
peketja atau nilai aset, BPS (1996)
mendefinisikan usaha mikro atau rnmah lllngga sebag11i pemsahaan yang memperlcerjakan kurang dari S pekerja pada tiap perusahaan, termasuk pekerja yang merupakan
anggota kehwga dim tidllk menerima up:Ui (liha.t AJsynd,
2008:9). 2.2.3.3 Kscdjt mj!go UQ!uk ocremm!iln, Mayoritas penduduk miskin di
dunia adalah perempuan. Menurut data dari Badan PBB unruk urusan program pembangunan (Uniled Notions Devetopment Programme!UNDP), sekitar 70 persen dari masyarakat miskin di dunia adalah perempuan. Menurut Bank Dunia, lebih banyak perempuan yang menganggur dibandingknn pria, dan sebagian bessr perempu.an bekerja di sektor infocmal yang tidalc terorganisir serta mcnjadi pekerja rumah tangga (Islam dan Miah, 2008). Rendahnya
kesempatan
dan kapasitas
perempuan
dalam
memiliki
pendapatan sendiri, serta terbatasnya kootrol mereka terhadap penghasi Lan suami, merepakan sebab-sebsb pokok atas tcrjadinya fenomena tersebut (Todaro dan Smith, 2006:270). Selain itu, akses perempuan lebih terbatas untuk memperoleh
311
kesempatan menikmati pendidikan, pekerjaan yang layak di sektor formal, berbagai tunjangan sosial, dan program-program peaciptaan lapangan pekerjaan yang diciptakan oleh pemcrintah. Dudaya masyarakat yang patriarki, membuet pcrernpuanmemiliki posisi
yang suburtlinal dalam rumah taogga dan masyarakat. Mereka tidak berdaya d.alam rumah tanl:ula dalam kaitannya dengan suami mereka, dan tidak berdaya di masyarakar dalam usaha mencari tambahan pendapatan, Hal ini bisa dilihat misalnya, dengan adanya prosedur izin dari suami bagi perempuan yang
mengajukan kredit pada bank komersial. Oleh karena itu sebagian besar LKM menjadikan perempuan sebagai
sasaran pemberian kredit untuk membentu perempuan memllikl pendapata.u sendiri dan keluar dari kemiskinan. Dcbcr11p11 penclitiaa (Pit dan Khondker, 1996;
Kabir, 2001) pendapatan
mcounjukkan bahwa perempuan ceoderung menghabiskan
mereka untuk kesejabteraan rumah tangga daripada laki-lal
Arnn, dkk, 2008). Pendapatan yang dimiliki oleh perempuan banyak digunakan untuk pemenuhan pendidikan, kesehatan, dan gizi anak-anak mercka, Oleh karena itu, membantu perempuan melalui pembiayaan mikro menghasilkan beberspa darnpak yang baik pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara
kesel uruhan. Selain itu pemberian kredit pada percmpuan juga dikarenakan alasan emansipasi dan pemberdayaan po:rcmpuau. Berbagai peaelitian meuemukan fakta
bahwa perempuan yang mempunja! pendapatan dari usaha atau pekerjaannya lebih memiliki posisi tawar dalam pengambilan keputusan di keluarga. Perempuan
39
yang bekeria lebih dihargai pendapatnya oleh suami, sebingga membuat kondisi yang demokratis dalam kehidupan keluarga, Alasan lain mengapa perempuan menjadi sasaran pemberian kredit adalah
catatan pembayaran dun pengembnlian kredit yang bagus, Banyak penelitian mcnunjukkan catetan pengembalian kredit perempuan jauh Jcbih tinggi daripada
laki-taki. Pada wanita umumnya jujur, kooperatif, dan tidak menghindar dari kewajiban membayar pcngcmbalian kredit yang membuat LKM dapat mencapai rujuan pemberian kredit dan menjaga keberlangsungan dana. (Islam dan Miah, 2008). Beberapa penelitian lain (Kabeer, 2001; Hashem.i, Schuler, dan Riley 1996; Todd, 1996; Dowla, 2005) juga menemukan fakta babwa pemberinn kredit mikro tidak honyn menyedink.on modal untuk inveswi
kesempatan perempuan bersosialisasi, sepeni rueningkatken
tcUlpi juga mcmberi
membuat jariugan soslal,
mobilitas, dan akses pada pasar. Hal-ha) tersebut memberikan
kontribusi pada pemberdayaan perempuan, dan meningkatkan peran perempuan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga (lihat Islam dan Miah, 2008).
2.4. Hipott'llis Dalam
penelitian
tentang
dampak
penyaluran
kredit
SPP terhadap
pendapatan rumah tangga miskin ini tcrdapat bcbcrapa bipotesis yang akan diuji, mcliputi.
I. Pemberian kredit SPP berpengaruh terbadap pendapatan rumah tangga miskin. 2. Jangka waktu pembenan kredit Sl'P, jumlah kredit SPP, dan tingkat
40
pendidikan penerima kredit SPP berpengsruh terhadap pendapatan tangga mi skin. 3. Pemberian kredit SPP berpengaruh terbadap penurunan jumlah rumah tangga
mi skin.
2.5 Alai Allalisis 2.5.1 Anati.sjs Kuantitatif Analisis yang digunakan untuk menjawab tnjuan dalarn penelitian ini
adalah enalisis kuantitatif
Analisis kuantitatif menekankan pengujian teori
melalui pengukuran variabel penelitian dtog;in angkA dan melnkubn lll'Ul!isis deta
dcngan prosedur statistik. 2.5.1.1 Uii bcda rato·rata. Vntuk mcnganallsis dampak penyaluran k.rcdit
terhedap peniogkatan pendapatan rumab taogga. digun.akan alat analisis uji beda rara-rata. Uji bcda rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t dua
sampel bebas (independen-sample t test) dan analisis varian satu variabel bebas (one-way anova). I.
Uji-t dua sampel bebas
(Jnde.-pendent sample I-test). Uji-t dua
sampel bebas atau independen digunakan uotu.L: menguji signifikeasi rata-rata dua kelompok
sarnpcl
(Trihcndradi,
2004).
Sampcl
yang
digunakan
bersifat
independen atau bebas. Sampel yang independen terjadi pada saat sampe] yang
satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan sampel yang lain.
Penelitian ini menggunakan uji-t dua sampel bebas antara pendapatan rumah tangga penerirna kredit dan yang tidak meoerima kredit.
41
Hipotesis yang digunakan dalam Uji-t dua sampel bebas secara umum dinyatakan sebagai berikut:
Ho: µ1 ~ µi atau µ, - µ2 - 0 )L2 arau ~t1 - )12
H1 : ~L1 j
Dengan
derajat
keyakinan
#- 0
tertentu,
kriteria
pengambilan
keputusan
yang
digunalcan adalah sebsgai berikut:
Ho diterima
apabila t 1abet 5 ti.n.n, 5 t t>bd
H1 diterirna apabila t ~2.
>
t .. , atau
t 1u1...,
< t 1obc1
Analim11 varian satu variahel behas {One-way annva). Anali~i~
varian saru variabel bebas atau independe» digunakan untuk meeenrukan apakah rata-rara dua atau lcbih kclompok berbeda secsra nyata (Tribendradi, 200<1).
Analisis ini biasanya digunakan untuk menguji J)CX)gQIUh pcrlllkuan dengan menggunakaa I faktor, dirnana 1 faktor tersebut memiliki 2 tingkatan (kelompok)
atau lebih. One-way anova sering juga disebut analisis varian satu arah ka.rena penelitian hanya berkepentingan dengan I faktor saja.. Anallsis varian satu arah dalam penelitian ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan ratarata pendapatan rumah tangga penerima lr.redit berdasarkan tingkat pendidikan, jangka wnktu penerimaan kredit, dan jumlah kredit yang diterima.
Hipotesis yang digunakan da1am one-way anova secaca urnurn dinyatakan scbagai bcrikut:
Ho:µ,= µ2= µ3 H1 : µ1
.f
µ2 atau
µ, #
µ3 atau µ2 / µ3
42
Krneria pengambilan kepuiusan yang digunakan adalah sebagai berikut: J' hitung < F kritis atau prob> a, maka Ho diterima. F hilling > F kritis atau prob
2.5.1.2
Ho ditolak.
fndikator Pengumngan Kemisk.inan fPovertv Reduaion). Untuk
menganalisis pengurangan kemiskinan
dilakukrul dengan mengukur presentase
perubahan jumlah penduduk miskin yang menjadi pemanfaat krcdit sebelwn dan
sesudah kredit diberikan. Penduduk miskin sebelum program diketanui dengan
melak:ukan pengecekan terhadap daftar rumah taogga miskin BPS. Ruman tangga miskin setelah program diketahui dengan rnenghitung perulapatan pcrkapita maslng-masing rumah tangga, dengan membag] pendapatan dengsn jumlah
anggota keluarga,
Setelab dikel
kcmudian
HCR
= Presentase Penduduk Miskin
Q
=
Jwnlah Penduduk Miskin
n
=
Populasi
(2.1)
43
Secara matematis, perhitungan pengurangan pendudul:: miskin dilakukan dengan formula yang dikenal sebagai metode ESCAP sepeni daiam penelitian yang dilakukan o)eh Sanloso, dkk (2003) yaitu: PR= (HC~-IICR1)/HC~
(2.2)
Di mana: PR
=Poverty Reduction atau Pengurangap Kemiskinan
HC~ = Head Count Ratio atau Presentase penduduk miskin pemanfaat kredit sebelum menerima kredit HCR1 = Head Count Ratio atau Presentase penduduk miskin pemanfaat kredit sesudsh rnenerima kredit
BABm
ANALJSIS DATA & PEMBAHASAN 3.1 Car~ Penelitia11
3.1.1 Definisi operasional variabcl Unruk menyamakan persepsi clan pernahaman dalam penelitian ini maka dipandang perlu untuk memberikan definisi operasional sebagai indikator dan
tolok ukur dari konsep-konsep yang telah dijelaskan pada penulisan sebelumnya, sebagai berilcut. I. Kredit adalah pcnyediaan uang atau tagjlwHagiban yang dapat dipeesamakan
dengan itu, bcrdasarkan perscl\!j1Jan atau kesepakatan pinjam mcminjom antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pilmk peminjarn melunasi
utangnya sctelahjangka wuktu tcr1cntu dcngan pemberiaa bunga. 2. Program Nasional Pemberdayaaa Mli)'arabt Mandiri Pedesaan adalah program'
pemberdayaau
masyarakat
yang
bertujuan
mempercepat
penanggulangan kemiskinan dan pengaogguran di wilayah perdesaan. Scbelumnya, program ini disebu: Program Peogembangan Kecamatan (PPK). J. Pendapatan Rum.ah Tangga adalah jumlah seluruh wing yang diterima seseorang alau rumah tangga selama jangka waktu tertentu, pendapatan tersebut
yang berada di bawah garis kemiskinan,
44
45
S. Garis Kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh stander hidup yang mencukupl di suatu wilayah. Garis kemiskinan yang digunakan adalah garis kemiskinan perdesaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakana tahnn 2009 yang ditetapkan oleh BPS, yaknl Rpl82.706,-/kapita per bulan.
3.1.2 Data dan sumber data
Peuelitian ini menggunekan data primer dan data sekunder, pengwnpulan data dan informasi diperoleh dengan cara sebagai berikut.
I. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan rnenggunakan pedoman
wawancara yang meliputi data tentang pendapatan rumahtangga, jumlah pinjaman, jangka wa.k.tu piniaman, tingkat pendidikan dan lain lain. Data
primer juga dipcroleb dengan wawancara dengan staf Unit Peagelola Kegiatan, Tim Verifikasi Calon peminjam, Wm Pejabat Penanggungjawab Operasional Kegiatan (P JOK) unruk mengetahui syarat mtulc mendapatkan kredit,
2.
011111
sekunder berupa laporan alokasi dana kredit dan realisasi dana diperoleh
dari Unit Pclaksana Kcgiatan (UPK) PNPM-MD Kecamatan Gamping. Data sekunder lain berupa garis kemiskman dipcroleh dari B11d11J1 Pusat Stntistik
(BPS} Kabupaten Sleman, sedangkan jumlah
d0111
dattar rumah tangga miskin
Kecamatan Gamping diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan KB Kabupaten Sleman.
46
3.1.3 Metnde nengarobilan sampel Penentuan daerah penehtian di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakana dengan pertimbangan tren jumlah penduduk miskin di Kecamatan Gamping sama dcngan tren penduduk misk.in di Kabupaten Sleman. Selain itu, lokasi penelinan merupakan wilayah kcrja peneliti
sehingga peneliti telah mengenal karakter wilayahnya dan diharapkan memberikan manfaat bagi evaluasi program pengentasan kemiskinan di wilayah kerja peneliti.
Metode yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah 11on
probabflity sampling yaitu purposive samplingatau sampel bertujuan. Soeratno dll.!I Arsyad ('2004:119) mcnyotokon bahwa sampel yangpurpoJlve adalah sampel yang dipilih dcngan cerrnar sehlngga rclcvan dengan rancangan pcnclitian. Snmpel yang diteliti dalam adalah percmpuan peuerima k.redit dan yang tidak menerima kredit dengan syarat-ayarat tenentu yang sesuai dengan tujuan penelitiM ini. Syarat responden penerima kredir minimal telah 3 tahun mendapatkan kredit, terdapat dua anggota kchiarga yang bekesja, dan psda saai menerima krcdit merupekan rumah tangga miskin sesuai dengan daftac rumah tangga miskin
Kabupaten Sleman. Jangka waktu minimal 3 tahun dimaksudkan untuk dapat mengukur dampak pemberian kredit. Syarat yang hampir sama berlaku untuk responden yang tidak menerima kredu, yak.ui tertlapat dua auggota keluarga yang bekerja, dan merupakan nunah tangga miskin. Jwnlab respooden dalam penelitian im direncanakan sebanyak 90
47
respondea, terdiri dari 4S responden penerima kredit dan 45 responden yang tidak rnenenma lrredit. Akan tetapi setelah dilakukan penccnnatan alas basil wawancara rnaka ditentukan sebanyak 78 responden yang memenuhi syarat responden penelitian, yang terdiri dari 43 responden penerimn kredit dan 35 responden yang tidak menerima kredit.
3.1.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian lni adalah: I. Metode Wawancara
Untuk mendapatlcan data primer, metode yang digunakan adalah wawancara langs1UJg dengan responden menggunakan pednman wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus ditanyakan, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah ditanyakan. Kekuatan metode wawaneara adalah mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaen yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipm;i oleh inler~iewtrdengan
memberlkau
penielasau.
Selain
itu,
wawancara
bersifat
flcksibel,
pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu, rnengingat tingkat pendidikan dan pemahaman responden yang berbeda-beda, 2. Metode Dokumentasi, Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidilci benda-
benda tertulis seperti bnku-bnku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, norulen, rapat, catatan harian dan sebagainya. (Arikunto, J 998: Ji19). Metode
48
ini digunakan unruk mendapstkan infonnasi yang diperlukan yang berasal dari
dokumen yang berada dalam UPK PNPM-MPD
Kecamatan Gamping,
berkaitan dengan informasi tcntang lembaga itu sendiri maupun infonnasi
yang berkaitan dengan pemanfaat kredit, yakni jumlah pernanfaat kredit, jumlah pinjrunan maupunjenis usahanya.
3.1.5 KarakteriUik responden penelitiaa
Karakteristik responden mengpmbarkan kondisi perempuan respcnden yang terdiri rlari kondisi dcmograii rc.~pnnden dan kondlsi sosial ekonomi respondeo. Kerakreristik responden dapat dibagi ~jadi dua bagian, yakni perempuan penerima kredit dan buknn penerima kredit. Tabcl 3.1
Data Responden menuru.t Umur
No
Umur
l 2
Pcnerima Kredit
Buken Penerima Kredit
Jwnlah
Perseatase
Jumlah
Persemase
<30 tahun
I
2,33
3 0-40 tahun
21
5,72 40
)
41-50 tahun
15
48,84 34,aS
2 14
37,14
4
50 tah n n ke ata s
6
13,95
13 6
43
100
35
100
Jumlah
!7,14
Sum ber : Dnta primer ( d ioloh) Berdasarkan tabel 3.1 diatas dapat dijclaskan bahwa perempuan penerirna
kredit menurut klasitikasi wnur di bawah 30 tahun sebanyak 1 orang atau 2,33 persen, umur 30-40 tahun sebanyak 21 orang atau 48,84 persen, umur 41-50 tahun sehanyak 15 orang aiau 34,88 persen, dan umur di atas 50 tahun sebanyak 6
49
orang atau l3, 95 persen, Sedangkan klasifikasi umur untuk perempuan yang bukan penerima kredit adalah di bawah 30 tahun sebanyak 2 orang atau 5,72 per~en, umur 3~40 tahun sebanyak 14 orang atau 40 persen, urnur 41-50 tahun sebanyak 13 orang atau 37,14 persen, dan wnur di alas 50 tahun sebanyak 6 orang atau 17, 14 persen,
Tabel3-2 Data Responden Menurut Tiagksr Pendidikan ··-
No
Umur
I 2 ~ .)
4
Pt:nc:1:ima Kn:iWt
. ·Bukan Penerima Kredit
··---
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
TamatSD
5
11,6
TamatSLTP
n
25,6
6 11
17 ,1 31,4
TamatSLTA Perguruan · Iinggi
26
60.S
17
48,6
I
2,3
l
2,9
43
100
35
JOO
Jumlah Swnber: Data primer (diolah}
Berdasarkan tabe l 3. 2 dapat dijelaskan bahwa perempuan penerima kredit menurut klasifikasi tingkat pendidikaa, responden dengan ringkar pendidikan Sckolah Dasar sebanyak 5 orang atau 11,6 persea, SLTP sebanyak 11 orang atau 25,6 persea, SLTA sebanyak 26 orang atau 60,5 persen, dan perguruan tinggi sebanyak I orang at
li~l
pendidikan unruk
perempoan yang bukan penerima kredit adalah berpeodidikan SD sebanyak 6
orang atau 17,I persen, SLTP sebanyek 11 orang atau 31,4 persen, SLTA sebanyak 17 orang atau 48,6 persen, dan perguruan tinggi I sebanyak orang atau
2, 9 persen.
50
Tabel 3.3 Data Responden Menurut Mata Pencaharian Penerima Kredit
No
Umur
I 2
!bu Rumah Tangga
Jumlah
Perscotase
Ruruh
2:l 4
3
Pedagang
4
Kary a wan
5
Lainnya
Jumlah
Bukan Penerima Kredit
Persentase
62,79
Jumlah 20
9.JO
5
14,29
8
l&,60
7
20
3 I
6,98
3
8,57
2,33
0
43
100
35
0 100
57,14
Sumber : Data primer ( diolah)
Berdasarkan tabel 3.3 diatas dapat dijelaskan perempuan penerima kredit menurut klasifikasi mata pencaharian, responden dengan mata pencaharian ibu rumah tangga sebanyak 62,79 persen, buruh 9,30 persen, pedagang 18,60 persen,
karyawan 6,98 persen, dan Jainnya 2,33 perseo. Klasifikasi mata pencaharian
untuk perempuan yang bukan penerima kredit adalah ibu rumah tangga sebanyak 57,14 persen, b1.1ruh 14,29 persen, pedagang 20 perse:n, Win karyawan 8, 57
person.
3.2 Aspek-aspek pen ting yang berkaitan dengan Obyek Penelitian 3.2.1 Lokasi peoelitian 3.2. 1.1 Kondisj
geografis.
Wilayah
kecamatan
Gamping
rnerupakan
kawasan kawasan aglomerasi kota Yogyakarta kearah barat. Batas-batas wilayah
Kecamatan Gamping adalah sebagai berikut: sebelah barat: Kecamatan Godean, utara: Kecamatan Mlati, timur; Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta,
sedangkan sebelah selatan; Kecamatan Kasihan, Kabopaten Baatul. Kecamatan
51
Gamping terbagi dalam 5 desa, )9 dusun, 187 Rukun Warga (RW), clan 542 Rukun Tetangga (RT), dengan luas wilayah lrurang lebih 2683 Ha. Pembagian odministrmif dapat dilihat pada tabel berikut. Tabd.3.4 Pembagian Administratif Kecamatan Gamping Jumlah Du.sun
Jumlah RW
Jumlah RT
Bnlecatur
18
54
137
Ambarketawang
13
38
115
3
Banyuraden
8
22
75
4
Nogotirtn
8
117
5
Trihanggo
l2
38 35
--· 98 -
59
187
542
Nama Desa
No I
-2
-·
Jumlah
--·--Gamping dalam Ans)ca, 2008 Sumber: Kecamaran
i
Asal usul nama Kecamatan Oamping talc: hiss dilepaskan dari keberadaan Gunung Gampiog (Batu l<Jlpur/Kalsit) yang dahulu terletalc membujur dari timur ke barat dari Kampung Dclingsari, Gamping Kidul hinggii Padukuha.n Tlogo, Desa Ambarketawang, Gunung Gamping tcrsebut menurut hosil penelitian Direktorai Oeologi Bandung diperkirakan berumur sekiter 50 juta tahun, Hingga tahun 1937, Gunung Gamping masih berdiri memanjang, namun karena kegiatan pettambangan maka saat ini tinggal menyisakan sebeah gundukan bukit yang tcrsisa. Secara topografi, wilayab Kecamatan Gamping relatif dstar kecuali di sebagio.n wilayah sclatan desa Balecatur dan Ambarketawang yang berupa pcgunungan. Sebanyak l.348 Ha tanah terletak dibawah 100 mdpl, 1.577 ha lain.nya terletak di ketinggian 100.499 mdpl Sejumlah sungai yang melintasi
52
wilayah
Kecamatan
Gamping
adalah
Sungai Kenteng, Nglarang, Bedog,
Denggung, daa Winongo. 3.2.1.2 Demografi. Penduduk Kecamatan Gamping pada tahuo 200& tidak kurnng dari 76.948 jiwa, yang tcrdiri dari 38393 laki-laki, dan 38.555 perempuan, dengan
17.782 Kepala Kemarga,
deagau tingkat
kepadatan
sekitar 2.631
jiwa/krn", Sebagai wilayah aglomerasi kota Yogyakana, perpindahan penduduk
per tahtul cukup tinggi dengan jumlah pc:nduduk yang masuk 2.380 jiwa dan penduduk yang keluar 1.201 jiwa pada tahun 2008, belum termasulc penduduk
musiman. Banyaknya kelahiran pada tahl.m 2008 sebanyak 649 jiwa, dan kematian sebanyak 355 jiwa,
---------------·---·--·
·-
90000
800()0 70435 71531 72811 73341 7547; 76948 70000 ~977 64828 65789 66870 6!142S 60000 50000 40000
30000 20000 10000
0 1998 199~ 1000 11JCJI
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
•11w•
Oambac.3 .I Jumlah Pendnduk Kecamatan Camping
Perkembangan jurnlah penduduk selama lrurun waktu tahun 1998-2008 dapat dilihat pada gambar 3.4, dimana poda tahun 1998 penduduk Kccamatan Camping bcrjwnlah 63.977 jiwa, meningkat ~jadi 76.948 jiwa pada tahun
2008. Selama kurun waktu tersebur terjadi peaingsatan j wulah penduduk sebesar 20,27 persen, dengan Jaju perrumbuhan pendnduk penahun mencapai 1,86 persen.
53
J .2.1.2 Kondisi s0sial ekonomi. Dua sektor yang berperan peruing dalarn
perekonomian di Kecamatan Gamping adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel & restoran. Gabungan dua sektor tersebut mampu
menciptakan nilai tambah hampir seteogab dari total PDRB Kecamztan Gamping pada tahun 2008. Kondisi ini sangst dimungkinkan sebab terdapat 2 pasar yang cukup besar yakni Pasar B uah dan P1131ll Gamping sebagai pcnunjang kegiatan
perdegangan, Selain itu, tcrdapat jalan-jalan
besar yang melewati wilayah
Kecamatan Gampiog yakni Jalan Kabupa1i:n, Jalan Godean, Jalan Wates, clan
Jalan Lingkar Barat, Berbagai waruoglruko/resroranldangudang rnarak dibangun di berbagai ruas jalan tersebur, dan menjadi peaggerak perekonomiao Kecarnatan
Gamping.
..
4.SOO
J
4,000
3,500 3,000
~
2,500
§ .:z:
-i
2,000 1,SOO 1,000
500
-1.BalEUtur
478
478
508
552
577
573
628
sos
-
524
544
SSS
691
718
801
l,022
-3. Banyuraaen
388
4SS
490
488
515
921
-4. Nogotlrto
368
445 429
735 524
493
!>01
526
525
593
650
-s. Trihanggo
389
•28
4SO
510
535
536
501
689
2,147
2,324
2,49t
2,144
3.038
4,087
2. Ambarketawang
-GIMPING
2,898 2,840
Garnbar.3.2 Jumlah Ruman Tangga Miskin Keeamatan Gamping Meski berada di kawasan aglomerssi Kota Yogyakarta, jwnlah peoduduk miskin di Kccamatan Gamping menWljukkao trcn yang terus mcningkat scpcrti
'i4
terlihal pada gambar 3.2. Pada tahun 2002,jumlah keluarga miskin di Kecamaran Gamping rnencapai 2.147 rumah tangga, dan terus meningkat dari tabun lee tahun. Setelah sempat mengalami penurunan pada tahun 2007-2008, jurnlah rumah tangga miskin di Kecamatan Gamping kembali mengnlami peningkatan pada tahun seillnjutnya. Desa dcngan rumah tangga miskin terbanyek adalah Desa Ambarketawang.
3.2.2 rronam
nasinna! pemberdayaan m.asyarakat mandiri
nerde~aan
Kecamatan G11mping. 3.2.2.1 Profil moqrnm. Program Nasional Pemberdayean Masyarakat Mandiri Perdesaan di K.eaunatan Gwping dimulai sejllk bulan Juli 2006 scbagni bagian dari progrwn reb4bilitosi dan rekonstruksi pasca beocana gcmpa bumi yang mclanda Provins] Jawa Tengah dan Oaerah lstimcwa Yogyakarta pada 27 Mei 2006. Pada iawalnya program ini bernama Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Pada a.val pelaksanaan program, dana yang dlberikan oleh pemenntah pusat sebanyak Rpl.750.000.000 yang digunakan untuk kegiatan, yakni;
pernbangunan prasarana fisik sejumlah Rp629. 918. 500, peningkatan
kapasitas hidup berupa pembeoan makanan tambahan
1UJtuk
balita sebesar
Rp695.555.SOO, penyaluran kredit SPP Rp423.500.000, dan sisanya untuk operasional, Pada tahun 2007, pemcrintah kcmbali mengucurkan dana sebesar
Rpl.000.000.000 yang alokasi dananya digunakan untuk pembangunan prasarana fisik Rp553. 513.500, peningkatan kapasitas hidup berupa pelatihan ketrampilan Rp 158.986.500, penyaluran kredit SI'!' .Kp237500.000 serta operasiooal program.
55
J.2.2.2 Kredit simpan J)injarn kh1.1sus oerempuan (SPP)_ Pemberian krcdit dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan disebut sebagai Kredit Simpan Pinjam untuk Kclompok Pcrempuan. Terdapat kriteria balm dalam penyaluran dana kredit ini, yak.ni: 1) Pinjaman disalurkan melalui kelompok; 2) Kelompok minimal sudah terbentuk selama satu tahun; 3) Kelompok memiliki pembukuan sederhana dan simpanan anggota; 4) Kelompok
memiliki kepengurusan yang jelas (Ketua/Bendahara/Sekretari~) serta jadwal pertemuan rutin; S) Anggota keloropok berse
kelompok
minimal
5 orang.
Adapun
kelompok yang berhak
rnendapatkan kredit adalah Kelompok simpan piaj11111 dan kclompok usaha bersama. PNPY.I MPD di Kecamatan Gamping sampel bulan Maret 2010, t.clllh memberikan kredit kepsda J 13 kelompok pau.i.njam YWll! terdiri dari: 6 kelompolc
pemiqjam bidang aneka jasa, 8 I kelompok peminjam bidang perdagangan umum, 23 kelompok peminjam bidang aneka industri, dan J kelompok perninjam bidang pertanian & perernakan. 3.2.2.3
Pro~rlur pemberian kredit. Prosedur pemberian kredit pada
PNPM-MPD di Kecamatan Gamping dimulai dengan pengajuan berkas usulan kredit dari kelornpok perninjam. Berkas tersebut meliputi swat permohonan kredit, swat rckomcndasi dari kcpala desa, rencana kegiatan kclompok, surat pernyataan kesanggupan pengcrubalian kredit, surat
pemyataan
kesediaan
tanggung renteng, fotokopi kartu tanda penduduk, swat pemyataan bahwa anggota kelompok tidak mempunyai kredit pada pihak bank atau lembaga keuangan lainnya, rekapitulasi calon peminjam, clan surat persetujuan
56
suami/keluarga.
Selanjutnya
berkas usulan kredit diserahkan kepada UPK PN1'M-
MPD. untuk kemudian diverifikasi oleh Tim Verifikasi. Verifikasi dilakukan melalui pemeriksaan berkas, hasi] survey lapangan, dan wawaocara dengan calon peminjam. Verifikasi meliputi aspek administrasi dan kegiatan kelompok, yang dimaksudkan
untuk mencari gambm= tentang aktifitas kegiatan kelompok,
pengalaman kredit, jcnis clan kapasitas usaha, kesesuaian usaha dengan jurnlah pinjaman, dan kemampuan pengembalian kredit, Sctelah diverifikasi, tim
verifikasi akan memberikan rekomendasi atas ketayakan berkas usulan kredi t kepada UPK PNPM-MPD. Jika layak, maka UPK PNPM-MPD dapat meocairkan dana dengan rnemperhitungkan Jcetersediaan dana. 3.2.2.4
K~Jembagaal\. Lembaga tertinggi dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Gamping sdalah Badan Koocdinasi Antar Desa (BICAD) yang merupakan representasi dari masyarakat desa. BKAD berwenang menyelenggarakan Musyawarah Antar Desa (MAD) sebagai forum tertinggi dalam PNPM-MPD yang diikuti oleh wakil-wakil lembaga pelaksana program, wakil pemerimah baik tingkat desa clan kccarnatan, wakil tokoh percmpuan, waki1 Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD) serta walcil dari rumah tangga miskin baik perempuan dan leki-laki, MAD dlselenggarakan untuk pelaporan pestangguogja waban, peoetapan anggota lembaga-lernbaga
pelaksana
program,
dan evaluasi
kegiatan.
Sedangkan
pelaksanaan kegiatan program dikelola oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) yang
terdiri dari Kerua, Sekretari s dan Bendahara.. UPK bertugas sebagai unit pengelola operasional pelalcsanaan kegiatan PNPM-MPD
yang diantaranya melipuli
57
pengelolaan edminisirasi dan keuangan, penagihan terhadap tunggacan, dan pembinaan terhadap kelompok pemmjmn. UPK menyampaikan laperan hu!anan kepada Konsultan Manajemen Kabcpaten {KMK), Penanggungjawab Operasional
Kegiatan (PJOK), dan Badan Pengawas UPK. Laporan terdiri dari neraca keuangan, Iaporan operasional, laporen peekembangan pinjaman, dan laporan kolektibilitas. Pengawasan dilakukan oleh Badao Pengawas (BP) UJ>K yang bertugas
melalcukan pengawasan baik secara adminisuasi, keuangan maupun kegiaran yang dilakukan oleh UPK. BP UPK seeara beckala melakukan audit keuangan dan
pemeriksaan administrasi UPK. Lembaga lain yang terdapat dalam PNPM·MPD di Kecamatan Gamping adalah Tim Verifikasi yang bertugas mela.kukan seleksi
pengajuan !credit. Tim verifikasi dibentnk dari anggota masyarakat yang memiliki pengalaman di bidang perbankan dan simpan pinjam. Selain itu terdapat Tim Pelestari yang bertugas melakukan pendampingan terhadap kelompok peminjam, dan melakukan inventarisasi pennasalahaa kelompok peminjam,
Anggota UPK,
BP UPK, Tim Ycriflkesi, clan Tun Pclcstari djpilih dan ditetapkan melalui forum
MAD. Se lain lembaga-lembags tersebut, Pemetintah juga membentuk Konsultan Manajemen
Kabupeten (KMK} yang merupakan pendamping dan pengawas
pelaksanaan program pada tingkat kabupaten, dan Penanggungjawab Operasional
Kegiatan (PJOK) yang bertanggung jawab atas penyeleaggaraan operasional kegiatan di tingkat kecamataa, 3.2.2.4 Persepsi respooden terhadap PNfM MPD. Sebe!um kredit SPP
diberikan, maka terdapat beberapa tahapan prosedur yang harus dilalui oleh calon
58
penerima kredlt yang menyangkut kelengkapan persyaratan, fonnulir permintaan kredit, dan verifi kasi. Berdasarkan basil wawancara terbadap responden tentang persepsi terhadap prosedur pemberiao kredit SPP seperti terlihat pada gambar 3 ..~, maka sebanyak 27,9 pcrsen responden mengenggap prosedur pemberian kredit mudah, sebanyak 7 persen responden menganggap prosedur pernberian kredit sukar, sedangkan 65, 1 persen responden menganggep prosedur pembcrian krcdit cukup, artinya ada tahapen pcmberian kredit yang mudah dan sulit dilelui,
Prosedur yang diaaggap sulit aUalah menjawab pertanyaan dari tirn verifikasi.
.· . . ·;
_i ~1
:.
GambarJ.3 Persepsi Responden terhadap Prosedur Pemberian Kredit SP P Penerima kredit SPP berhubungan dengaa Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program PNPM MPD baik dalam hal proses pengajuan kredit, pencairan, pembayaran angsuran, dan pembinaan kelompok. Berdasarkun cesil wawancara terhadap rcsponden tentang persepsi t«hadap pelayanan UPK sepetti terlihat pada garnbar 3.4, maka sebanyak 4,7 persen responden menganggap pelayanan UPK
59
kurang, 76,7 persen responden menganggap pelayanan UPK cukup, sedangkan 1 R,6 persen responden menganggap pelayanan UPK bagus, Meski memiliki jam kerja tetap, namun anggota UPI< bersedia melayani berbagai kebutuhan penerima kredit SPP di luar jam kerja, seperti pencairan dana langsung ke rnmah ketua
kelompok, pengambilan angsuran, dan lain sebagainya. Hal ini yang tarnpaknya mcrnbuat responden cukup puas dengan pclayanan UPK •
.,
..... Gambar3.4
Persepsi Responden terhadap Pelayanan UPK Berdasarkan kctentuan, tingkat bunga kredit SPP sebesar 18 persen pertahun, atau 1,5 persen perbulan. Pendapatan atas bunga terscbut digunakan
sebagai dana operasional, penambahan modal, dan cadangan resiko, inenginga; pemberian kredit SPP tidak menggunakan agunan, Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden tentang persepsi terhedap suku bunga kredit SPP seperti terlihat pada gambar 3.S, maka sebanyak 16,3 persen responden menganggap suku bunga kredit SPP cukup, sedangkan 83,7 persen responden menganggap suku
60
bunga kredit SPP terlalu tinggi. Sebagian besar responden berharap suku bunga kt-edit SPP dimrunkan terutama hagi penerima kredit yang memiliki catatan pembayamn angsuran yang baik.
".
····; ..
Gambar3.S Persepsi Responden terhadap Suku Bunga Kredit SPP
3.3 Hasil Aoalisis Data dan Pembahasan 3.3.1 Uii beda rata-rata pendapatan rumalt tango Pcn
miskin dari perempuan yang tidak mendapatkan kredit. Rumah tangga penernna kredit disyaratkan haoya menerima kredit SPP dan tidak mendapatkan kredit dari
program atau lernbaga lainnya. Rumah tangga yang tidak menerima kredit disyaratkan tidak atau belum pemah mendapatkan bantuan kredit. Pendapatan
rumah tangga dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan pendekatan rata-mUI pengefuaren bulanan rumah tangga yang berupa kebutuMn makanan dan
61
non makanan. Untuk menguji tingkat perbedaan rata-rata pendapatan, maka dilakukan
dengan bantuan komputer melalui program SPSS 17,0 sepcrti terlihat pada tabel di bawah ini, Hipotesis yang disusun adalah sebagai berikut, Ho : Pembcrian Kredit tidak bcrpcngaruh terhadap pendapatan rumahtangga penerima kredit
H1
:
Pemberian Kredit berpengaruh tethadap pendapatan rumahtangga penerima kredit
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. t hitung t
< t kritis atau prob > a, maka Ho diterima
hitung > I kritis atau prob < c, maka Ho ditolak. Tahel 3.S Hibil Uji Beda Rata-Rala Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan Rumah Tansza Perempuan Penerima Kredl t
Perempuan Bukan Penerima Kredi t
Rata-eaia 677.209,30
St.
Deviasi
1.254
St. Error
t
h•blng
19175,49 3,029
597.571,43
1,014
·-
2,000
17133,16
.
Sumber: Lampiraa 6 (diolah)
Sesuai pengujian dari tabel 3.5, nilai rata-rata pendapatan rumah tangga miskin yang menerima kredit sebesar Rp677.209,30 clan nilai rata-rata pendapatan
rurnah tangga miskin yang tidak menc:rima krcdit scbcsar Rp597 .571,43. Dari analisis tcrhadap standar deviasi dan standar error terlihat nyata perbedaan kedua
kelompok sarnpel tersebut, hal ini terlihal dari nilai t bitung yan!J; sebesar 3,029 masih lebih besar dari nilai
t
tabel 2,000 yaitu pada dera,iat kepercayaan alfa =
0,05 pada sampel (nl= 43) + {n2 =35) = 78 dan df (43+35-2) = 76 dengan kriteria
62
kepurusan ai tidak dapat ditolak clan H1 tidak dapat didukung, yang berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata pendapaian mmah tangga antara rumah tangga miskin yang mendapatkan kredit SPP dengan rata-rata pendaparan rumah tangga dari miskin yang tidak mendapatkan kredit. Hasil pcngujian mcmbuktikan bahwa rumahtangga miskin yang mencrima kredit memiliki rata-rata pendaparan 13,3 persen lebih besar dibanding pendapatan rumahtangga miskin yang tidak rnenerima kredit. Fakta ini menegaskan basil penelitian serupa yang dilakukan oleh Hulme (1996), Chen dan
Snodgrass (200 I) yang menyatakan bahwa rumahtangga penerima kredit memiliki rata-rata pendapatan lebih besar dibandmg pendapatan nunahtangga yang tidak menerima kredit (lihat Weiss, dkk, 2003). Pemberian kredit telah membuka kesempatan bagi rumah tangga penerima untuk mengembangkan usaha mereka.
3.3.2 Uji One-way anova tcrhadap pcndapafan rumah tangga pcrcmpuan
penerima kredit berdasn jangka waktu pemberian kredit Pembcrian Kredit SPP sudah dimulai sejak Lahun 2006. Penehtian ini
membagi sampel perempuan penerima kredit menjadi 2 kelompok berdasarkan jangka waktu penerimaan kreditnya yaitu jangka waktu 3 tahun dan 4 tahun.
Untuk melihat pengaruh jangka waktu pemberian kredit terhadap pendapatan rumah tangga dila.lcukan uji anova satu arah (one-way anova) aotara rata-rata pendapatan rumah tangga miskin penerima kredit dari kedua kelompok tersebut.
Uji anova (analysis of vwiance) dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 17 .O. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
63
Ho
Jangka waktu
pemberian kredit tidak berpengaruh terhadap
pendapatan rumah tangga.
H1 : Jangka waktu pemberian kredit berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berilrut. F hitu.ng<JI kritis atau prob> a, maka Ho diterima.
F hitung > F kritis atau prob < a, maka Ho ditolak. Tabel3.6 Hasil Uji One-Way Anova Rata-Rata Pendapatan Rwnah Tangga berdasar Jangka Waktu Kredit Pendapatan
NilaiRata·
Rwno.h Tnn""ll rat a Kredit 3 tahun 718636.36 Kredit 4 tahun 662968.75 Sumber: Lampiran 7 (diolah)
Std.
Deviation
Std. Error
1.327() 40040.26 1.22124 ···-1....- 21588.<19
Fhitung
Prob
l.628
0.209
·---- ----L-- ...
.J
Hasil pengujian yang dapal dilihat pada tabel 3.6 menunjakkan bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga miskin yang menerima kredit selama 3 tohun
sebcsar Rp7l8.636, Icbih tinggi dibaruiing pcndapatan rumah tangga perempuan yang rnenerima kredit selama 4 tahun sebesar Rp662.%8. Secara nominal, ada perbedean diantara kedua kelompok tersebut walaupun jumlahnya tidak terlalu bCSlU'.
Secara statistik, basll analisis terhadap standar deviasi dan standard error
menuniukkan tidak ada perbedaan nyata antara ketiga kelompok tersebut. Hal ini terliha; dari nilai F hitung 1,628 yimg lebih keeil dsri F kritis sebesar 4,08 pada a = 0,05 (5%), dfl (2·1) =I, dan df2 (43-2) =41 atau dari nilai probabilitas 0,209 yang lebih besar dari a = 0,0S, dengan kriteria kepulusan Ho diterima dan H1
64
ditolak. Secara statistik ketiga kelompok memiliki rata-rata pendepatan bersih yangsama.
Hasil ini sesuai hipotesis yang menyatakan bahwa jangka waktu pemberian kredit tidak berpeogaruh terhadap pendapatan rumah tangga miskin, Hal ini dikarenakan jenis usaha yang dijalankan oleh penerima kredit memiliki karakteristik yflllg bervariasi. Terdapat jeais menghasilkan keuntungan dan
usaha tertcntu yang ccpal
sebaliknya. terdapat
jenis
usaha
yang
membutuhkan waktu yiiug lebih lama untuk mengbasilkan keuntungan,
3.3.3 Uji One-war ano11a terhadap terhadap peodanatan rumab tangga
perempuan penerinu kredit berdaur
jumJab
kredit yang diterlma
Jumlah kredit yang diberikan ditmtukan oleb beberapa faktor, diantaranya
adalah pengaiuan kredit, pengalaman kredit, jenis dan kapasitas usaba, kesesnaian usaha dengan jumlah pinjeman, dan kemampuan pengembalian kredit, Oleh karena itujumlah kredit yang diterima betbeda antara satu dengan yang Jain meski
dalam saru kelompok. Adapun pagu pemberian kredit adalah 3 juta per tahun, Deri sampel penelitian, terdapat 5 kclompok rcsponden bcrdasar jumlah krcdit yang ditcrima, yakni kelompok yang telah menerima kredit sebesar 4,5 juta, 5 juta, 6 juta, 7 juta dan 9 juta,
Untuk melihat pengarun jurnlah pemberian kredit terhadap pendapatan
rumah tangga dilakukan uji anova saru arab {one-wcy anova) antara rata-rata peodapatan rumah tangga miskin penerima kredit dari kelima kelompok tersebut, Uji anova (analysis of variance) dilakukao dengan baatuan program komputer
65
SPSS 17.0. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut, Ho : Jurnlah kredit tidak berpengaruh terhadap pendapatan nnnah tangga. H, : Jumlah kredit berpengaruh terhadap pendapatan tu1Mh tangga,
Kriteria yang digunakan adalah sebagai benlrut. F hi tung< F kritis atau prob> a. maka Ho diterima. F hitung > F kritis atau prob
..
Pendapatan Rumah
Nilai Rata-
Std.
Tanooa
r!llll
Kredir RD. 4.5 Juta
657500.00
Deviadon 1.24529
Kredit Rn. 5
Juta • 636875.00
.._!Yedit Rp. 6 Jut a 694500.00 Kredit Rn. 7 Juta 668636.36 Kredit Ro. 9 Juta 722500.00 Sumber: Lampiran 8 (diolah)
Std. Em>r
F hih111&
J>mh
508)8..79
0.537
0.709
1.13670
40188.59
1.34401 1.25082
. 42501.30
1.421n
··-
37713.57
50267.14
Hasil pengujian yang dapat dilihat pada label 3.7 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga misktn yang mcnerima kredit Rp4,S juta seoesar Rp657.500, scdangkan kelompok penerima kredit Rp5 juta berpendapatan sebesar Rp638.87:'>.
Sementam rata-rata pendapatan rumah tangga kelompok
perempuan yang menerima kredit Rp6 juta sebesar Rp694.500, kelompok penerima kredit Rp7 juta berpendapaten sebesar Rp66&.636, dan kelompok pcncrima krcdit Rp9 juta berpcndapatan scbeser Rpm.soo. Secara nominal, ada perbedaan diantara ketiga kclompok tersebut walaupun jumlahnya tidak terlalu
besar. Secara statistik, hasil anaiisis tetbadap standar deviasi dan standard error
mcnunjulckan tidak ada perbedaan nyata antara kelima kelornpok terse but. Hal ini
66
tcrlihat dari nilai F hitung 0,537 yang ldJih keeil dari F kritis sebesar 2,64 pada a = 0,05 {5%), dtl (5-1) = 4, dan dl2 (43-5} =38 atau dari nilai probabilitas 0,709
yang lebih besar dari a
=
O,OS, dengan- lcri1etia kepumsan Ho direrima dan H1
yang
sama. Dari hasi l penguj ian terlihat rata-rata pendapatan rumah tangga kelompok penerima kredit Rp9 juta berpendapatan 1Ctbesar, berturut-turut diikuti kelompok Rp6 juta, kelompok Rp7 juta, kelompok Rp4,5 juta dan kelompok Rp5 juta. Hasil
pengujian menunjukkan kesesuaian hipotesis yang menyatakan bahwa jumlah kredit yang diberikan tidak menyebabkan perbedaan pendapatan yang signifikan diantara keenam kelompok tersebut, Hal ini .kemungkinan disebabkan oleh pengalokasian digunakan
kredit yang berbeda, sehingga tidak semua kredit yang diterima
untuk peogembangan usaha, Dalam amran program PNPM MPD,
pemanfaat kredit rnemang diperbolehkan meoggunakan sebagian kredit untuk peningkatan kapasitas hidup, seperti membayar biaya sekolah, pembelian makanan tambahan, ataupun pembangunan .sorona fisik. Hasil penelitian ini bcrtentengan dcngan basil penelitian yang dilakukan olch Suman (2007) terhadap pe!aksaoaan PNPM-MPD di Jawa Timur. Suman yang rnenggunakan analisis regresi ioenemukan fakta bahwa scliap pemberian kredit sebesar Rp 1 Jura, akan meningkatkan pendapetan sebesar Rp I 20 ribu. Sehingga sernakin besar jumlah kredit yang diberikan.. akan semakin besar pula
peningkatan pendapatan penerima krcdit.
67
3.3.4 U ii One-w!TI'
anQVll
terhadap
terhadao pendapatan rum:ah tanm
nertmpuan nenerima kredit berdaur mmt pendidikan Pemherian kredit SPP dilakukan dengan tidal memberlakukan syarat tingkat pendidikan minimal pada penerima kredit. Meski demikian, tingkat pendidikan diyakini berpengaruh terhadap kecakapan penerimn kredit dolcm meaggunakan, memanfaatkan den mcngcmbangkan kredit yang diberikao. Dari sampcl penelitian, terdapat 4 kelompok respoodea berdasar tingkat pendidikan
penerima kredit, yakni kelompok yang respooden ~didikanSD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Uniuk melihat tangga
pengaruh tingkat
paididikan terhadap pendapatan rumah
dilakukan uji anova satu arah (one-way anova) antara rata-rata pendapatan
rwnah tangga miskin penerima kredit dari keempat kelompok tersebnt. Uji anova (analysis of variance) dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 17.0.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. Ho : tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pendapatan nunah tangga.
H1
:
tingkat pendidikan berpengaruh terbadap pendapatan rumah tangga,
Kriteria yang digunakan edalah .sehagai berikut F hi tung< F kritis atau prob> o, maka Ho diterima. F hirung » F kriiis atau prob< a., maka Ho ditolak.
68
Tabel 3.8 Hasil Uji One-Way Anova Rata-Rata terhacbp Pendapatan Rumah Tangga berdasar Tingkat Pendidikan Pendapatan
Nilai Ralarata
Deviation
Srd. Error
f hitung
Prob
547000.00
1-09350
4&902.96
3,035
0,040
694545.45 SMA 700769.23 Pereuruan Tinazi 525000.00 Sumbcr: Larnpiran 9 (diolah)
1.15833
34924.94 23415.46
Rumah Taneza SD
SMP
Std.
1.19396
-
.
Hasil penguj ian yang dapai dilihat pada rabel 3.8 menunjukkan bahwa raea-rata pendapatan rumah tangga kelompok yang berpendidikan SD sebesar Rp547.
berpendidikan SMA berpendapatan Rp700.769, dan kelompok berpendidikan Perguruan Tinggi berpendapazan Rp525.000. Secara nominal, ada perbedaan diantara ketiga kelompok tersebut walaupun jwnlahnya tidak rerlalu bcsar,
Secara statistik, basil analisis terhadap standar deviasi clan standard error menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara ketiga kelompok tersebut. Hal ini terlihat dari nilai F hitung 3,0}5 yang lebih besar dari F kritis sebesar 2,87 pada =
a
0,05 (5%), dfl (4-l) = 3, dan df2 (43-4) =39 atau dari nilai probabilitas 0,040
yang lcbih kecil dari er."" 0,05 dengan kriteria keputusan H.i tidak dapat ditolak dan H1 tidak dapat didukung, Secara statistik ketiga kelompok memiliki rata-rata pendapatan bersih yang berbeda,
Dari hasil pengujian ter\ihat rata-rsta pendapatan rumah tangga kelompok pendidikan SMA berpendapatan paling besar, disusul kcmudian kelompok
berpendidikan SMP, dan SD. Hasil pengujian meaunjukkan kesesuaian hipotesis yang menyatak.an bahwa tingkat pendiilikan menyebabkan perbedaan pendapatan
69
yang signifikan diantara ketiga kelompok tersebut. Hasil ini sesuai dengan basil penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2000) di Jayapura, yang menemukan fakta bahwa tingkat -pendidikan berpengaruh
t.erhadap secara positif dan signifikan
dalam pemnnfoatan program kredit.
3.3.5 Uii indikator poverw reduction
Pengurangsn kemiskinen merupakan tujuan urama dalam Program Nasional
Pemberdayaen
kegiatan.
lndikator
Masyarakat
pengurangan
Mandiri
Perdesaan
melalui beroagai
kemiskinan
digunakan
umuk mengukur
perseatase perubahan jumJah penduduk miskin yang menjadi peserta program. Perhitungan dilalcukan dengan membandingkan jwnlab pcndudulc mis.kin sebelum
program dan jwnlah penduduk miskin sesodeh program. Unluk mengetahui seberepa besar pengurangan kcmiskiuau
sebagai
pengaruh pemberian k.redit dalam PNPM MPD di Kecamatan Oamping, malca dilakukan peughitungan pendapatan perkapita, yang dilakukan dengan rnembagi pendepatan rumah tangga responden dengan jum.lah anggota rwnah tangga (lampiran I 0). Dari perhitungan diketahui tcrdapat 6 rumah tangga responden yang memiliki pendapatan perkapita di atss garis kemiskinan. Sedangkan 37 rumah tengga responden dengan 170 anggota rumah tangga memiliki pendapatan di bawah garis kerrnskinan. Sebehunnya, tclah diketahui bahwa dari jurnlah 43 rwnah tangga responden merniliki jwnlah anggota rumah tangga sebanyak 188 orang.
Sehllljutnya dihitung
Head Count Ratio (HCR) penduduk
misldn
pemanfaat !credit l'NPM-MPD dengan menggunakan fonnulasi sebagai berikut:
70
HCR1 "'QI n = 170/ 188 = 90,42
Di mana:
HCR
=
Prcsentase Pcnduduk Miskin
Q
=
Jumlah Penduduk Miskiu
n
= Populasi
Setelllh Head Count Ratio diketahui, maka dapat dilakukan penghitungan pengurangan kemiskinan yang secara matematla dilakukan dengan formula: P'R
"'(HCRo-HC.R1) I HCR.o ... (100-90,42) / l 00 -0,0957
Di mena: PR
- Pengurangan Kemiskinan
HCR.o ~ Presenrase penduduk miskin pemanfaat krcdit sebelum
menenma
krcdl;
HCR1 = Presentase penduduk miskin pemanfaat kredit scsudah menerima kredit
Dengan
demikian,
pemberian
bantuan
kredit
PNPM·MPD
telah
menurunkan kemiskinan responden penerima kredit sebesar 9~7 persen. Hasil
penelitian ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian yang dilaksanekan Santoso (2003) 1e1hadap pengurangan kemiskina11 program PPK (sekarang menjadi PNPM-MPD) dan P2:KP di Yogyakarta yang menemukan falcta bahwa
71
pengurangan kemiskinan sebagai dampak Program PPK sebesar 13,4 persen, sedangkan pengurangan kemiskinan Program P2KP sebesar 50 persen. Akan
· tetapi basil ini berbeda jauh dengan penelilian Sahid (2005) terhadap pengurangan kemiskinan Program P4K di Kabupaten Rembang yang mencmukan fakta bahwa pengurangan kemiskinan sebagai dampak Program P4K sebesar 54,55 persen, Pengurangan kemisklnan yang cukup besar ini menurut Santoso (2003) dapnt mempunyni dun arti, pertama, terjadi peningkatan pendapatan setelah adanya program, kedua, karena jumlah peserta program yang tergolong miskin
.k.ecil (program tidak tepat sasaran), sehi.ngga ukuran ini bisa menyesaikaa jika tidak dicermati proporsi penduduk miskin yang mengilruti program.
BABIV KESIMPULA.~DAN SARAN
4.1 K..sirnO!l)an
Penelitian mengenai pengarnh pemberian kredit simpan pinjam khusus perernpuan Program PNPM-MPD terhadap
pendapatsn
rumah tangga di
K.abupaten Steman menghasilkan beberapa kesimpulan yang didasarkan pada basil analisis, Kesimpulen-kesimpulan dari penelitian ini melipuri. 1. Pcmberian kredit SPP Program PNPM-MPD berpengaruh terhadap
peodapatan rumah tangga miskin yang menjadi responden penelitian. Basil uji beda dua rata-rata menunjuilan rata-rata pendapa:tan rumah tangga miskin yang mencrima kredit Jebib tinggi sebesar 1.3,3 persen yakni Rp. 677.209,30 dibanding rara-rata pendapatan nuuah tangga rniskin yang
tidak menerima kredrt sebesar Rp, 597.571,43.
Hasii
pengujian
mernbuktikan pemberian kredit SPP berpengaruh signifikan dan positif terhadap pendapatan rumah tangga miskin.
2. Berdasarkan pengujian terhadap pengaruh jangka waktu pernberian kredit, jumlab kredit yang diberikan, danjenjang peodidikan perempuan penerima
kredit terhadap pendapatan rumah tangga miskin, maka dspat disimpulkan bahwa.
a. Jangka
waktu
berpengaroh
pemberian
kredit dan jumlah kredit SPP tidal
pada pendapatan rumah tangga miskin yang menj:Kfi
rcspondcn penelitiao. Hal ini dibulctikan mclalui basil one-way anova yang mcrn:mjukkan tidak ada perocdaan rata-rata pendapatan rumah 72
73
tangga perempuan penerima kredit selama 3 rahan dan 4 tahun, dan tidak ada perbedaan rata-rata pendapatan rumah tangga miskin penerima kredit sejumlah 4,5 juta, 5 juta, 6 juta, 7 juta, dan 9 juta rupiah, b. Tingkat pendidikan penerima kredit berpengarun signifikan clan positif terhadap pendapatan nnnah tangga miskin yang menjadi
responden penelitian. Hal ini dibukrikan rnelalui hasil one·Wo/ anova yang menunjukkan adanya perbedaan rata-rata pendapatan rumah tangsa perempuan penerima
kreclit yang berpendiclikan SD, SMP,
uanSMA.
3. Pemberian kredit SPP PNPM-MPD berpengaruh terhadap pengurangan kemlskinan rumah tangga responden. Hal tersebut dibuktikan dengan penghitung11.11 lndikator poverty reduction mclalui pcngukuran pcndapatan perkiipi11;1. rwmih 1angga responden sehiugga didapatkllJ.l indikawr poverty reduction sebesar 0,0957. Hal ini bererti terjw.li pt;ngurangim kerniskinan sebesar 9,57 persen pacla rumah tangga responden penelitlan,
4.2Saran Berdasarkan basil penelitian di lapangan clan basil analisis, diperoteh beberapa saran yang diharapkan
dapat rnemperbaiki
pelaksanaan
pemberian
Kredit Simpan Piniam khusus Perempuan (SPP) PNPM-MPD di Kabupaten Sleman. Saran-saran tersebut meliputi, I. Pemberian Kredit SPP di Kabupaten Sleman terbukti mampu mempengaruhi secara positif pendapatan rumah tangga miskin sehingga kebijakan pemerintah terkan dengan pemberian Kredit SPP perlu dilanjutkan dan
74
dikembangkan dengan memberikan kesetnpatan bagi rumah tangga miskin
yang belum menerirna kredit untuk mendapatkan kredit SPP. 2. Pernberian kredit SPP di Kabupaten Steman tidak terbukti dipengaruhi oleh jumlah dan jangka waktu kredit, sebingga perlu diambil kebijakan oleh
pengelola kredit SPP untuk menambah plafon kredit lebih besar dari yarig saat ini telah ditetapken, 3. Pemberian kredit SPP di Kabupaten Sleman terbukti dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penerima kredit, sehingga kebijakan pengelola kredit SPP tcrkait dcngan pemberian krcdit SPP perlu diprioritaskan untuk calon
penerima kredit berpendidikan SMA, atau me\akukan upaya pendampiugan, pelatihan m
jumlah rumah tangga miskin sehingga pemberian Kredit SPP perlu dikembangkan dengan penamhahan modal kredit dan perluasan cakupan wilayah.
DAFfARPUSTAKA
Abbas, F., Sarwar, M.N., clan Hussain, S. 2005. "Microfinance Route to Income Generation and Poverty Reduction: Evidence from District Faisalabad, Pakistan". Journal of Agriculture & Social Sciences, VoLI, Issue.Z, 144147. Afrin, S., Islam, N., dan Ahmed, S.U. 2008. "A Multivariate Model of Micro
Credit and Rural Women Entrepreeeurship Development in Bangladesh". International Journal of Business and Managcme7lt, Vol.3, No.8, 169-185. Arikunto, S. 199&. Prosedur Peneluian: Sttatu Pendekatan Praaek. Jakarta: Rincka Cipta. Armendariz de Aghion, B dan Motduch, J. 2005.
The Economics of Microfinance.
Cambridge, Massacbusens: TI!e MIT Press. Arsyad, L. 2006. "How Do Microfimncc Institutions Cope with Risk & Uncertainty? ", Jumal Ekonom! & Bmw Indonesia, Vol. 2 l, No.I, 22-16. Arsyad,
L. 2008. Lembaga Keuanga» Milrro: Institusi, Kinerja; dan Sustanabilitas. Yogyakarta; Pcnerbit Andi.
Arsyad, L. 2010. Ekonomt Pembangunan. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN. Arsyad, L., dan Soeramo. 20-04. Metodologi Penelitionuntuk Ekonom! dan Bisnis. Y ogyakarta: UPP AMP YKPN. Asian Development Bank. 2009. "Microfinance: FinancialServicesfor the Pour", diakses pad a 23 April 2010 pukul 21.30 W IB, dari
www.adb.org/microfinanceidefaultasp Ashta, A. 2007. "An introduction to Microcredit: Why Money is Flowing from The Rich to The Poor". Working paper in "Cahiers du Ceren" Nu.21, diakses pada 22 April 2()10 www. ssru.com/abstract= I 090195.
pukul
l 5.30
WIB,
dari
Bank Indonesia. 2010. "Pengertian dan Definisi Kredit UMKAr. diakses pada 22
Mei 2010 pukul !2.05 WU:!, dari www.bi.go.id/sipuk. Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah,
Kecamatan
Camping dalam Anglea. 2008. BPS Kabuparen Slcman. Sleman. Barr, M.S. 2005. "Microfinance and Financial Development". Michigan Journal of International law, Vol. 26, 271-279. Bran, JC., Hiatt, S., dan Woodworth, W. 2009. "Evaluating Impacts of Microfinance Institutions Using Guatemalan Data". Journal Managerio! Finance, Vol. 35 Issue, 12, 953-974.
75
76
Chen, YI.A., dan Snodgrass, D. 2001."Managing Resources, Activities, and Risk in Urban India: The Impact of SEWA Bank". USAID: AIMS Project, diakses pada 22 Juli 2010 pukul 12.25 WIB, dari hnp://www.usaidmicro.org/ pubs/a.Um. Cox, David. 2004. "Outline of Presentation on Poverty Alleviation Programs in Asia Pacific Region." Makalah disampaibm pada International Seminar on Curriculum Develompent for Social Work Education in Indonesia. R1md11ng: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. 2 Maret 2004. Coleman, B.E. 2002. "Microfinance in Northeast Thailand: Wbo Benefits and How Much?", ERD Working Paper Series, Asian Development Bank, diakses pada 12 Mei 2010 pukul 12.00 WJR, dari wv;w.adb.org!Docum:nt;/ERD/ Working_Papers/wp009 .pdf, Dillon, H.S. dan Hermanto. 1993. "Kemiskinan di Negara Berkembang: Masalah
Konseptual Global", Prisma,3: 11-22. Faturochman, dan Molo, M. 1994. "Karaktcristik Rwnah Tangga Miskin di Daerah lstimewa Yogyakmta",Juma/ Populasi;No.5 Vol.L, 1-28. Haque, M.S., dan Yamao, M. 2009. "Can Mkru..:n:dit Alleviate Rural Poverty? A Case Study of Bangladesh", ImemationolJournal of Business, Economics, Finance and ManagemeruSciences,VoL l Number.I, 11-19. Hardono, G.S. daa Saliem, H.P. 2006. "Diveesifikasi Pendapatan Rumah Tangga di Indonesia: Analisis Data Susenas", Jumal MonographVol.27 No.5, 11199.
Hossain, F., dan Knight, T. 2008. "Financing The Poor: Can Microcredit Make a Difference? Empirical Observations from Bangladesh". Brooks World Poverty Institute Working Poper, University of Manchester, diakses pada 18 Mei 2010 pukul 16.00 WIB, dari www.bwpi.manchester.ac.uk/ resourees/Worki11g-Paperslbwpi-wp-3808 Hulme, D. 1997. Impact Assessment MethodologiesFor Microfinance: A Review. paper dipresentasikan pada The AIMS Project for the Virtual Meeting of the CGAP Working Group oo Impact Assessment Methodologies, 17-19 April 1997. (Tidak. dipublikasikan), diakses pada 23 April 2010 pukul 21 .00 WIB, dari WWYl2.ids oc.uklimpaczlfil•slintroducrion
!Hulme_ IA_metII_review pdj Islam, K., dan Miah, M. 2008. Impactof Micro-Crediton Women 's Empowerment in Bangladesh: What is the Evidence? paper dipresentasikan pada the annual meeting of the MPSA Annual National Conference, Palmer House Hotel, Hilton, Chicago. {tidak dipublikasiksn), diakses pada 28 April 2010 pulrul 21.00 WIB, dari www.allacademic.oomfmeta/p266743 _index.html
77
Ismail, M. 2000. "Pengaruh Program Kredit Pengembangan Kemitraan Usaha (KPKU) dalam Meningkatkan Peodapetan Masyarakat (Studi Kasus di Kecamatan Scntani .Kabupaten Jayapura)". Tesis pada Magister Ekonomika Pembanguoan, Universitas Gadjah Mada. (tidak dipublikasikan),
Kuhinur, S., dan Rokonuzzaman, M. 2009. "Impact of Grameen Bank Micro Credit on Change in Livelihood Status of Women Beneficiaries", Journal Bangladesh AgriculturalUniversity.Edisi 7 Vol.2, 381-386. Kuncoro, M. 2006. Ekonomika Pembangunan : Teort, ,lefasalah,dan Kebijakan.
Edisi Keempat, Y ogyakarta : UPP STIM YKPN. Maes, J. dan Vekaria. K., 2008. "Moving the World's Poorest Families Out of Poverty", USAID Poverty Outreach Progress Brief October 1008, diakses dari pada 1 Juni 2010 pukul 22.05 WIB, dari http://communities.seepnetw-Ork.org/edexchang~system/fileslPOWG-tBrie f+ l 0.10.08.pdf. Prihanini, D. A. 2010. "Petbandingan Total Kemiskinan Versi Pemerintah Indonesia clan Bank Dunia dengan Peran Strarcgis Dari Usaha Mikro Untuk Pengentasan Kemiskinan". diakses pada 23 Mei 2010 pukul 2205 WIB, d:ui www. ejournai.gimafiarma.ac.id!index.plrplugjoumal/
article/view/sl . Remi, S.S,
diu1
Tjlptoberijanto, P. 2002. lfrmiskinan dan Kettdakmerataan di
Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineb Cipta. Sahid, A. 2005. " Dampak Program Pembinaan Peningkatan Pendapatan petani Nelayan Kecil (P4K) Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah", Tests pada Magister Ekonomika Pembangunan, Unrversitas Gadjah Mada. (tidak dipublikasikan).
Salam, A. 2003. Sustainabilitas umbaga Keuangan Mikro: Koperasi Simpan Pinjum. Edisi Kesaru, Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana UGM. Santosa, H., Hidayat D.G., dan Indroyono, P. 2003. "Evaluasi Dampak Program Penanggulangan Kemiskinan Bersasaran di Provinsi D I Yogyakarta". Jurnal Ekonomi don Bisnis Indonesia.VoLIS, No.2, 2003, 144-160. Shirazi, N. M., dan Khan, A.U. 2009. "Role of Pakistan Poverty Alleviation fwiJ's (Pl'Af') Micro Credit in Poverty Alle>.ia[ion: a Case of Pakistan ". Pakistan Economic and S1Xia/ Review, Volume 47, No. 2 (Winter 2009), pp. 215-228. Sudarman, A. l 984. Teori Ekonomi Mikro, Edisi 3, Yogyakarta; Penerbit BPFE. Suharno. 2008. "Metode Pengukuran Kemiskinan Makro, Garis Kemiskinan di
Indonesia".
Maka/ah
seminar
dipresentasikan
di
Pusat
Studi
78
Kependudukan dan J(ehijalcan, Universiras Gadjah Mada, Yogyakara. (ndak dipublikasikan), Suman, A. 2007. "Pembcrdayaan Perempuan, Krcdit Mikro, dan Kemiskinan: Sebuah Srudi Empiris". Jumal Manojemen don Kewirausahaan, Vol.9,
No.I, 67-72. Sumedi dan Supadi, 2004. "Kemiskimtn di Indonesia: Suatu Fenomcna Ekonomi", ICASERD Working Paper, Pusat Penelitian clan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, diakses pada 23 April 2010 pukul 19.00 WlB, dari p.w!.litbang.deptan.go id!imllpdffi/es!WP _ 2 !_2004pdf.
Sumodiningrat, G. 1997. Pembangunon Daerah dan Pemberdaya
Economic Policy', Oah1.dwi Hotel, Colombo. (tidak dipublikasikan). diakses peda 23 April 2010 pukul 21.00 WTB, dari www.micronnancegareway.org Tim Nasionel Percepatan Penanggulangan Kemlskinan Republik Indonesia. 20 I 0. "Kinsler Penanggulangan Kemiskinen". diakses pada 22 Mei 2010 pukul 13.0S Wffi, darl http://tnp2k. wapresri.go.icl/program-penanggulangan· kcmiskinan.html Todaro, M.P. clan S.C. Smith. 2006. Pembang1man Ekonomt {Terjemahan).Edisi Kesernbilan, Jakarta: Penerbit Erlnngga. Trihendardi, C. S. 2004 .. '?tl'p Ry Step SPSS 16: Analisis Data Statisttk. Yogyakarta: Penesbir Andi. Weiss, J., Montgomery, H., dan Kurmsaalieva, E. 2003. "Microfinance and Poverty Reduction in Asia: What is the Evidence'! ", ADB Institute Research Paper Serie, diakses pada 17 April 2010 pukul 12.15 WIB, dari
www. unpan J .1111. org/ir.tradoc/groupsipublicldocumentslapcitylunpan0353 66.pdf
Widodo, T.S. 1990. lndikator Ekonomi, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Widodo, T. 2007. l'ercncanuon Pembangunan. Apllkas! Komputer {F:ra Otonomi Daerah). Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Wijono, W.W. 2005. "Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro sebegai Sahib
Satu Pilar Sistem Keuangan Na.s.ional: Upaya Konkrit Memutus Rantai Kemiskinan", .lurna/ Kojian Ekonomt dan Keuangan, Edisi Khusus November 2005. Deparremen Keuangan,
79
World 1:1anl:: Institute. 2005. Imroduction to Poverty Anal~is. World Bank, diakses pada 20 April 2010 pukul 21.15 WlB, dari www.siteresources.worldbank.org/PGLP! Resources/PovenyManual.pdf. Zarazua, M, N. 2007. 'The Impact of Credit on Income Poverty in Urban
Mexico". Sheffield Economic Research Paper Series, Department of Economics University of Sheffield. diakses pada 20 April 2010 pukul 21.15 wm, dari www.mpra.ub.wu-muenchen.de/2367/
Lampiran l Berkas Fonnulir Peminjaman Kredit SPP PROGRAM NASIONAL PEMBEROAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM MPD)/ PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMA.TAN (PPK) KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN DESA ••• u
Nomor L..,p1.ra11 l'erihal
u
.
....
••2010
: 1 (satu) Bendel . Ptrinohonan Kredil Ktpada Vlh.
K
SURAT P.l.R.'10HONANKRIDIT
YOllg beNnda ~g)ln di bawah ini : Nam a A 1 am at !al>alin
.
.
. ••. ,.
AlamM Kllompok . ..
.
····· ······ ·· . .
.
..
Dalam ha! i!li bcr11ndak 1111tol< dan alas nama <elnnih "1\ggota kelompok . .. ( Da!W- Anssoia Terlampir ). Alamat: . Dc."lgan ini mCTJpjvkaal petinob(lu.an :Uedn sebc:s.cr Rp ·······~···· , .
.
(
)
Untuk memenuhi ke~ rambahan modlll usaha orang 1111ggota. Unluk stjwnlah lcrcdh tersebut kami kombal1kao daiam jana)(a waklu 12 buhm densan k d"" bw'f9I ).
Scb8il'i bahan pcitimbongan. boisomo mi kam1 lainput.n : I Dan..- n"""' "llggl) J)llSl\ngan 5. Swat pemyacaan mengaJukan pi•Jam'"1 6 Surot pemya•OM tesanggupan mcngc:nbaEkon pinJo.,,.. 1 1 Swat pern)•illawt 1unggung n:ntc:ng s, Rencana Kogjaian dGn Prom Kelotnpok SPP 9
l'olO cOpy KTP peminJam
Meagerahui,
Kenn Kclompok
Kcpala Dtsa
(
)
(
)
80
81
N""'" Ktlompoi( : ..
••. ..
. ..
Jumiah Aaggola
Alamat Kelompok :
... .
.. .
Jamlab C.tloo Ptminjam
N<>.
N:1G11•
r I
'!
-
·---·
I.
Ala a
1t
.
:Oran.It
.
Oraog
K&ter1npn
f'ialom I Tida k
-··
2. J. 4. 5.
6 1. 8.
9 10. ll. 12. I),
..
"·15 16. IT. ~· ···-18
_._
___ '
19.
20. l
M<:oyelujul
Ketua Tim Pcles:an liPP Des• ....
Be.od1har1
Mcn~tahui. Kepala Desa . . .... . .... ..••..
....
82
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAY AAN MASVARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM MPD)/ PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN (PPI() KECAMATAN GAMPING KABUPATE"' SLEMAN DESA .
DAFTAR ANGSURAN KREDIT N11ru1. Kt1
A Jamal JwnlahPMW>f.,.. · Jumlah rmisman .~p Runga ( IA % ) Rp Tut.i Pinjaman Rp
Orang .
.. .
>is1em Ang.101111 . Per Oufon . 12 Bu!M
JMgka Woklu
No.
Ta• ..••I
Pok•k I R1>}
Bun<•i Ru I
Total(Ro}
I.
2.
3. 4.
'·
6. 7.
.. .
3. 9.
10. JI.
,
.. ' .. .. _
_R_ ·- ·-
Ju111Jah Kelua Ktlompok
Bcrt1S1har1
Mcnyctuju1 :
Mcug.,;laltui .
Kctua lim Pelesten SPP !Jcsa
..
Kepala Desa
.
83
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM MPO)/ PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN (ppl() KECAMATAN GAMPlNG l
DESA
-
.
SURAl' J'.El:(SE'fWtJANPASANGAN
Yang bcrtanda aai~ ~..
di bowah iru ml.W. SUaJl'lld>li Yan&•~
N1mA
Alalftat
di bewail ini: S.1111i dari
Uaiur
T•n4• TP8JI•
'
I.
2. 3 4.
5.
-···
....
_._
6. 7. 8.
o. 10
11. 0cnjl!ll ini bmi 1MltJ'al41ainOillwa kami ll'ED>"IUjui -pmjaman l"•i diaj•hll olobUI<Ji alas.
Deso Tgl. BIJ>. Ibn
201
84
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM MPO)/ PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN {PPKl KECAMATAN CAMPING KABUPATEN SLEMAN DESA •.••.•.....••.••••... , ..
SURAT PERNYATAANMEl\IBUTUHKAN PIN.JAMAN Ymg bcnanda 14ng,on di b•wah inl krimi;
No.
Nama
Alam•I
Umur
PekerjaH
Jumlah Pinjaman
Tanda Ta•pn
I 2.
..
··- ......
3. 4.
~. 6.
..
7.
8. 9. 10. II.
-
. •...
J\dalah anggota Kclompok .. .. • .OCsa • . .. Kecamat.ao Oa11ping. Kabupruen Slem110, Propimd Da6)'akuu. Berdosllllwi Musyaw11111h K.c:lompok yang dRal<sonlllw\ p.Ca tu>ggaJ .. KAmi mr:ny"ta.Jcan bah\vl luuni bmar~bm0t membutllhluat pJojlllJUUI dan1 dari .l'NPM MJ'D Kee Go.mpJn& dan ~nggupwitul 111e11sc111009ika11 pl14.lu jad\vaJyaog telah d1sepak11u SCJ'8 sc:suaa dcngan kcicntufU)hukum yang berlaku
Desa Tgl, Bin, TM
Kttt1111 K-e-Jomp.ok
201 S•b•laris
g5
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAVAAN MASVARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM MPD}/ PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN (PPIO KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SL..EMAN DESA _. .
SURAT KESANGGUPAN MENGEMBALIKAN PINJAMAN Vang henanda tang:m di b•wah in~ adalah anggora keloml>')k SPP .. .... . .................•• Kcc•u•.,..t G•n•ping, Kubupaicn Skman, !'mpin$i DJY dengan pcnjCl8S811 • Jumlah Pinj•man llwtg11
longl<.a Wakll> Pongomha!ian
: Rp
.
Rp
.
12Bul""
S1stem Angsunin
: PerBu1on
Dmgan ino onenyaiakan kcsanggupan Untllk noong<mbahkan sesuai deng,an perjanJian yang tolah disepalcllli. No. I.
N•ra•
A l•m at
··--
2. 3 4.
S.
--
6 7 8. 9.
10.
·-
11
~
D~rrukinn 5UHlt kesMggupan 1:•~ngt;mb~1hkoo plDJUTian ini dibuat dc1\gan sebcnamya. K
Sekntarit
Tan4aTHg ..
&6
Surat Pernyataan Tanggung Renteng dan Kuasa PemindahbukuanTabungan
Yang l>c:rtanda
tangAll
di bawall m1 kllllli para M~l4 . 11
(Sl'P)
Kelompok SilllJ)On Pill;am P•,.m{'1w•
i.
.
D""' .. ... . • . . . .........• Kocaro"""' Q.,,.ping. K>bupal"' Slem.n, rnasing-masins detem tcdudutan sebag,~i p11b:tdi ""118""' kelompok sccara sadaT dan penuh tanggung j•%b m::nyalala,, lklrl ""fllvl~ 4dolll{)<'A y11111 llJU llilpo/ kelltbali pi/!ilfnttlJI A<114d4 UPK ~bos/JJ!maM IHpu/11J1}/lt4A
-inMyar
Mmbc:rikon ku.,.. kOl)llda UPI<. Wltuk memlndahbulrol ~ pen aaggota dllam n:kkon se~agaijaniin6n kt ltlr•PO anpuran. 2.
McmbctiJiD pat& u.!wn n:k4'111ng l:eloOlpok .. ~ljllDD11111 dlsebut pad• oomor .l1Nll dJ aru, guna menul\lp siso Jcewojlban po.l.ot
).
Ap•bila pomlndahl>ulruM "''""'h ~WISllll ilu tidal< menovkvpl untvk m•lun.,I si"1 pGkok dan bunga krodit yang tcloh jmuh tempo pchu1as.aMy., moka:
"""°"' L
Kctua/ PcnlilJl'll.S kelompok ale.mt menjual Janiinan BllgV)ta yang tidok mcmcnuhi ko""'jibt.o tersebut don Win mompeirhlrunglo>n hasllnya Wltuk m•lllnasi also pokok dan bunga b-cdit. Kclebihan <WI jumloh tersebUl MAii dlirembtlits.n kcpado masJng•lllblu~youg bu1an!lkutai1.
b.
Apabila onggota paiwi888k Udale mcmUild jaminan. atau basfl peiUualen tmcbut 1idJIJ< mencukupi •1•tt1k mol•iwl pnkn~ ~.... bungJt laedil. roaka sedap k•lontp4>k di~ibkan """"' membk b
.._ta
Demikian surilt pomy•IWl kesanggupen ton.@&ung rent>eng ini dibuat Wlruk dapat dipagunalcan apal)ila diFcrlub.n.
Al1S.S<>ll K
Dcsa Tgl, Bir., Thn
2010
g7
L1mpirtn2
Pedornan Wawancara Untuk Pencrima Kredit Nama
..
I.
ller>p•kllh Usia And. ?
2.
Apnkoh Pcndidikan terekhir Nida?
J.
Berapilkah jumlah anggo1.a keluarp?
Desa
4. l:leraplll
Apakah ~elcorong menerimo b:m1Ull!l l!LTIRllskJn/Aske•l
7.
Apaknh Meniililci Pb~aman selain di PPK?
8.
Apakah Anda 5eonng Kepala Kel\larp?
9. AJ)8kah Pckerjaan Ando? 10. Apllkah Pektrjaan Suami ADd.1?
11.
J.m.. UsahA Ape y~
Anda Mllikl?
12. Apnknh Alida MemiljkJ Rda:olng BBllk? Ll. Berapale3h .R<\ia-1\ata Penge:uann Rudn Keluarga Anda? a. b
Belaltja Rumah Tancaa (DajNC/Sabun/dll) R.p Biaya Stkolah Analc Rp
c,
Uang Saku Anak
Rp
..
d.
Lisrrik
Rp
..
e.
Oas
Rp
..
f.
Bensin
Rp
.
g.
Rokok
llp
..
R.p
.
h. Pulsa
•&•
.
.
i.
Tabungan
Rp
..
J·
Lainnya
R.p
..
14. Bcrapa kali m•mll\jam Ktodil SPP" I~. Berapaksh total Kredit SPP yang Lelah Anda terima'! 16 Apa pendapst aTI
88
l .ampinu1 3 Pedoman Wawancara Untuk Non Penerima Kredit
Nama
Oesa
I. Berapal(ah Usia Anda ? 2.
Apakah Pcndidibn terakhir Anda?
3.
Berapakahjumlah
4.
Bcrnpakab jlHl!lah an,ggota kcluatga yang bekerja?
~.
AP')l<sth dAhulu pernah menaima bancu2n BLTllUtltin/AJlt.eski~?
6.
ApQJ
7.
A~
s.
Apaleah AM•
9.
Apelcah Pekajaaa Alida?
anggota keluarga?
MC111itiki Pinjaman?
seonng Kepala Kduarga?
I 0. Apakah Pelcerj&an SU111i Anda? 11. Jonis U..,ha Apa yang Anda Miliki? 12. Aptlludl Anda MemJ likl Rekenlng Blllk?
13. Berapokah Rata·!Wa P'ogclumn lWtin IWuarg.a Anda? a.
Belanja Rumah Tangp (Dapt ../Sabunldll)
Rp
.
b.
Biaya Sekolah Alla);
Rp
.
c.
Uaog Saku Anak
Rp
.
d.
Lislri.k
Rp
e.
o...
Rp
r. Bens in
Rp
g.
Rokok
h.
Pu.Isa
Rp llp.
i.
Tabuogim
xp ..
j.
Lolnnya
Rp
····················· . ·············•···· ····•·······.
.
a
l"'
Ii Ii ~ ~ ~~ ~
e
..
u.
:!'
d!
! Jll
c.
c.
" ii ~ d .l'.l B ~
.c:
s" s" !}8 j.. as "'"" s I
\.)
(.)
"' """ <.>~" ii:;" 0" 1 8 'Ill ·~ "' ~ ~ "' 0.
~
0.
-0
fr 0
C>
~
C>
c.
0.
0
0
•.
iiii
"'I i =c ::Ii
3 "a (.)
0
i=
8
~ t-
t-
~
tJ
..
"" li
l j~ ~"' ~ j l !
l
i "'
~ ~
32 ~ ~ 'E
8-
!·- I
j
..
Jj ~ ~ '3 " ~ Cl. w
I-
"
..,"
....
~ ~ ~ ~1il' il ~ If.
"" ...:; :; "' "' "'
D..
... ""
c
g J
...
~ o;
(/)
.... C)
::;
c
~
~il :;
....
c
{! {! ~
t-
1ij ~
"" 1a
J l .,, j j "'8l
1 i... 2
..,."' g~ "' .. "' .... ~
~
" ..." "" "" " '-'" o" '-' Cl.
c.
c.
CL
0
~ 8 ~
0
~
il B
:;; le CL
.l!! :; - ~ 0 ~ :?' ~ ~ ~
,.
!
{!
"'
., :;;:
"'
~
Iii
~ ~
l
iii
j
"' Bl s:"' s: ....ij ....Ii t-Iii ~ ~ ~
il i! i!
l'.L
:s
"'
.., a> "" "' "'
... "' ;;;
"'
(I)
.., .., "' ...
I
1
~
!
i
D.. :::; ::; ::; ":; (I)
:s
,.
"
.,
;;a
;;;: I=
~
~ ~
Q
It &: .2-
" 'II ! i !
....'SI
..
>:!
~ ~ 8. ,.._ ~ 8.
. 1 I :i
::Ii
"' c"' s "'c
I .. i s ... J
.,"" :;"" ~ "' "' "' "' "' ~ ....
u
I i
e
c
"i l
ii
::Ii ::;
~: "' ;"'
D.. ~ ~ :; :;
O>
0.
"'1 "'-~~ -~~"' "') :;; ""
"' "'
~ ~ g> g>
~
!s
~ t 'II -0 ~ I= j ~
.. .. .. .. "'
c
.c: "" li Ii
~
0.
i=
C)
"'
~ j
:;;
Ii
a
8. 0. 8. &,_ ~ .... .,. ~ ti Ii If If ~ It ~ & fl rt-
g ...
v
n
0.
-i 1 "" .. " i:a t 1 ~
g. !I:
!l l ! j § "'~" ait 8~"" """" ~"" ~ '!I" ~" J 'g ! 1 ~ ~ I g .=ill 1 I g, !J !a 1
'5'
Ij
..., ...,
.. "...
~ 0. ~ ~ ~"
lo
~ ~ ~ ~ § § ~ ~ ,.._ ~ ~ ~ ~ {i ~ &: ~ Ii ti
§sa
0.
~ ~
~ ~
J
! i g
u
~
If. ~
~ Cl) ~ ~
"' "'
"'
~ !:; ~~
"'
if
c
.. f I It... ii 11 Ii l. 11 .. .. j ... ~·1 :i Ji ~ i - l ~! .. ... : "' j i1 ~ i Ii" " ji = .9 l .1l ~
~ §
~ ~ ... t-
'C
....
{!
5
0
~
6 a; it i!O
~
e
,...
..,
~
~
.... .... "' .... .... "'
'E
:;;>
"' 'li"'...
~
~ l!l :;!
-e
N
.
'li
~ ~ OI ,§ -'" 3: ., ::E .... M i:t ::i ~ :ll ~ ...,
"'
~
,,,
.c:
~
i5 3: ~ ::; ~ !:I
"' M
'1!
"
91
L~mpiranS Kompilasi Data Rumah Tangga Percmpuan Bukan Penerirna Krc:Jit No
N"""'
1 HiW. 2 K
...
s
•Al'(3U
8 ~1miri 1 '911'.. 8 Soj)4i 9 HaiyaNJ
10
Mllj4a~
11 Sdlatsl
Alamat
1•
20 IMllBI>
21 Y\l\'un 2l
w.. ,,..,,
2J MU!Yanil 24 x...au 25 :fri< 28 i ... ldl 21 falmlh 28 PoM'•m '.19 Pal1illi JO Nuiyoml 31 Mu11rn~
32
Rff>o
33 Pa~ 34 S..ma.y>b ;)$ T1n1
lbu R•nn f1111gga 11iuR1nn r.. gga iblA RnhTa~a BuruhJaM tllu Rnh Tangga
00
T~liangQo ~INnggo
41 47
A-!r#ang
34
A-eta.. ng 81leca1w
53
Bany\ltaden
3a
Bl-
24
Ambo
54
$0
----
.18
SIAP
lbuRmllTa1199f ~rvawaoT~ Dog""fj 8uruh Tali
27 S3
SIM
&<.om
so
lbu RIM flMOI
)7
SMA
l2
SM-I SIM SIM £MP
lbuR.mT-• n lblcnw
,.,,,.....,
Banvuradan TnhanQtO
e_..,.
~
so SM~
PekelJOM
Nag-
12 !(a;,..,,, 13 Nuilael H wan"'"""'"' Safecalllr
15 Saldlnem 15 u-au 17 Komll 11 Mllnnah
Us1a PM1rl6:Jri
48
SW.
SM\
SM' SM\ SIM
Doo)ang
...Aml>lll
•t
"-"° rm.,11110
41
SMP
~
BanvJ...ieitl Ambl,_el.H.., Banj\1.-
43
SIM
80
so
:Ill 41
PT
40
"
bu Rlflh T•Mn.•
BuOJh
~•k•'l>on S...n
J~
Go11ng.Y>
;
~
4
lkiruh S.por Oiok P"1Ali Buruh
JwlPuls.a 81~n fter.ipeye\ TNIBk Warung Jual 8'1"11 Wal1Jf\ll Jual P\Jl!a
~
Jutt Gottngan
S.ruhTllli Sop•r
Tetnak Waru19 JullG<w.nnan Wwro Ji/415.W
&.11uh
Tu""1!1 BllnJll llilnJll
BllnAI
35
SW.
Baleca\\Jt Trf1""9!10 Bany1.a:h!o
4ti 48 34
SIM'
S>.11'
':>U Rmh Tarwa
O.ruh
SI.IA
lw Rmh Torgga
8\iruh
~"' li.W rm.~o Banvlll81en Banyuralen NcooilAo
4-0 :19 51 32 3G 55 11
SMP
16
SMP
SMP SD SM!\
SW.
SD
™'
•
4 4 4
4 3 4 4
T1e11u.1e-. Mlwii1111ci
Rp Rp
486,000 540.000
:1ilal-
Rp Rp Rp
&W,000
ntalMen'ililci Tmk ,,.,,,,.., To:likTclak ,,.,,rild TllakTilak-1 'RlekMemlll
- - Boruh Swula
931eC3Nr
T""""'••
Nooolillo
48
SM/I SMll
Anggola Kepemllan P~n Aurrah Rtl
Buru"
lbuRmhTonooo ICIURmhTaNX1a llluRmhTonooo IOIQang lbuRmhT...,oo Dlgang lbuRnlhT""""• lb\lRmhTalbu Rmh Ta"11!• lboRmhTerwa lbu Rmh Tarwa Buruh Buruh lbll Rmh T•")ga ~ ...l
BalecalUr Balocolur
JeriisUsN
Petano
s....i.
~·'""
Ptlol\l Buru~
r.. ao0P6ot Bl.NI SW-
°"""'
Tui
w.,,.,.
3
lldall-
Rp
T1oa*Memll
Ro 620000
•
4
•s
4
-
P•rl
°""'II'"
P
W
Ptta..
Jual Jaim Wtwuny Jual l'llfs1
Rp
580,000 475.000 ~.000 675.000
4
'
Mant
Temak \Varurg IVarurgMal
Rp Rp
5
•• 4
Jual &ibllr IV1ru119
'"°·""°
590.000 Rp 4ro.ooo Rp 650.000 Rp
Rp Rp 700,000 Memiltl Rp 750.000 TtMokMomlllr.l• Rp 600,000 TIJallMtmlll Ro Tllak ,,.,. Ro 680,000 1ldlil Men.al Rp SlSOOO
4
Wlllllll M8Mn Wsrum
Juol Per*anan Cuo Paka>an
81.'1~
J
6911,000
4
•s 4
5 4
• '
3 4
4
6~.ooo
Rp Rp ~ - Memll
llC!al-
Mem111d Rp Tod•k r.lomll1 Rp Tldlli<Momlll Rp Todal Memllo Rp
62S,OOO
715,000 450,WO 630.000 480,WO 470.000 425,000 565.000 520.000 610.000
92
Lampinn' Basil Independent t-Test Pendapatan Rumah Tangga Miskin Penerima Kredit dan Bukan Penerima Kredit
Bantuao Krodit Pendapalan
N
~ncnma Tld•k
Menenma
-
Std ErrorMean
Std Del'ialion
-43
677200.3023
125142ES
19175 •895e
35
597571428&
1 01361E5
t7133.155S2
-
l9'tennTec. IOf EQ•M1rol
Pord>pt'""
--....
[q11ll '4nwcts Eq..,..... ,. .. c:ee.
...,._.
r 1230
W8lilfor EQUMty ol fANl'li
Sf9
'
271 3.0lil )017
«
,,_"
-...
12· ........
96% Confldenct ~It
altlll D"'9ranct
MDllor""'*
$111 l!m>r
°"'"'"""
003 190'18'7375 ~Ile 10011
Lowtr
:m.oum
.,_.,,ams 2$11•&7l?O 2Sf228tal2
Upptr
131995£.6 I :l
93
Lampiran7
Hasil One- Way Anova Pendaparan Pendapa!an Rumah Tangga Miskin Berdasar Jangka Waktu Pemberian Kredit
Pendapatan
~
Me.in
Oe\oi3tl0n
l--
Me~
Sid
,..
Con&!....,. lnletvat tor
Std. Enor
7 I 8636 36:!6 1.3271l!IE5 40040.26899
M1n1mt.n1
Uppet llound
ao
Maximum
J
11
14
32 662968 75CO 1 22124E5 21585 e9C» ~
61---- ---- 7069991738
-
43 &77209.3023 1.25742E5 19175.'8951;
63&51 ;,5977 715907 .0070 465000.00 950000.00
....
629qJ.Oll4/
80n51 5426 480DOD
950000 llO
405000.00 92500000
Tt$t of Homogeneity of Variances Pendep.atan df1
ANO'IA
Pendapatan Sum of Squares
&.
IAe$> Square
Between Groups
2 537E10
1
2 S37E11
Wid'lin Groups
6 387E11
41
1 ssee1c
lrotal
6.641E11
~
F
Sig.
1.S2J
209
94
LampiranS
Hasil One-Way Anova Pendapatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin Bcrdasar J umlah Kredit yang Dibcrikan
Pendapalan -
IAoao
Sid.
4500000
"
6()00000
6
"'"" 657600.0000
Oe•>*n
C""11deooo fnterval for
SUI t:ll'Or
LowerBounCI Upper Bound
Mlnmum Ml>ci'rttm
l.2•529F.5 !!0838.79752 ~28814.710• 788185.2&9S ~5000.00 84000000
8 6368750000 1.1l87CIE5 40188 59002 54180.0854 731905.9146 470000 00 780000.00
-~e
6()00000
10 6~0000
1.3'WOl[5 4250130717
5'9MS5..3636 7soe....GJ6< 52500000 95000000
7000000
11
I Wl&it!5 37713579\1
564605.2721
1A21TTES 5Wl5714349
603637.()83! e41362.9065 485000.00 925000.00
9()()0000
Total
8 7225000000
43 877209. 3023 I 267'12ES 19178-
T'.12961-5
46500000 870000.00
63$511 51171 716907 0070 46500000 9!!0000.00
Test of Homog.nelty of Varianc:M Pend•1)411en
cif1
Penda~n Sum of Squ•res
di
Mean Square
Between Groups
3.555E11
Wilhln Groupg
6 28~E11
3E
!Tot.al
6.641E11
~
"
8.888E9 1.654E10
F
Sig.
.S37
.70
95
Lampirm9
Hasil One· Way Anova Pendapatan Pendapatan Rumab Tangga Miskin Berdasar Tingkat Pendidikan Peminjam
Pendapatan -
Con6del>C8 ln-..i
Mean
$Id
N SD
Mean
~
O-ot1cn
547000.0000
1!
SMA
2G 7007692~08 1.19:l96E5
!Total
6!l4545A545 11S83:lE5
I
l...,e...nd
Sid Error
UpperBoond
411223.&019 682776.3982
,85(1296515
1093SJ8
Sl'.4P
PT
lor
34924.9490! 616727.3157 23-115.~
772363.1)904
6S2Sol-4.1769 74S9942M7
525000 0000 677:2~30Zl 125742ee
43
19176.-
SS8611.511n
7159C70070
M1nirru.lm
l\llo.><mvm
41SSOOO00
72500000
48500000
950000.00
.SS000.00
925000.00
52500000
625000.C(
465000.00
950000 00
Tesr or Homogeneity of Varianc:ea Pendapatan l.81i@ne Sllllistic
.344'
d12
df1
2
Sig.
33
.711
a. Groupe with only one case are ignored n compu§ng tile test of llo
A.tKJ'/A Pendapi!1an Sum of Squares
Between Groups
1 257E11
Within Groups Total
di
Mean Square 3
4.189E10
5 384E11
ss
1 3&1E10
6.641E11
42
F
3.030
Sig. 040
96
Lampiraa 10 Hasil Penghltungan lndikator Poverty Reduction
No
Nall'la
Sul Mah 2 Haryati 3 Dw1 Me.ryeti 4 Gnv.lh 1
5 6
.....L.
Sri Lestan Surall
S1tl
Pe1tdapatan Rumall Tan99a
Rp Rp
Rp Rp Rp Rp
Rp
8 Arni
Rp
9 Amlnah 10 Suhartlnl 11 Sri lndarti 12 Rita 13 Ambar 14 l!alhl l.estafl 15 Waainem 16 Roml 17 PU1Wanll
Rp
18 Suhertinl 19 Tut1K 20 Yanti 21 Ella
22 Yuliana 23 . 24 26 26
Hera Henv Wahvuni
Alfiy.oh
27 Jswanu 28 Uml 29 Marnanah 30 Naning 31 Um ayah 32. llJ'al!rn
33 Gunsr1i 34 Manni
35 Komenvah 36 Wantini 37 Sardinah 38 Mut1119ah 39 Suva ti
Rp
Rp Rp Rp Rp Rp RD Rp Rn Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
670,000 780,000 8'10,000 650.000 725,000 950,000 620,000 745,000 480,000 625,000 760,000
Jumlah Anggota
Rumah Ta1199a
Pendipagn
Perleaplbi
RI> Rp
187,5000 195,000.0 210,000.0 162,500.0 145,000.0 237.500.0 155,000.0
Miskin Tidak Miskin Tidek Mi,kln Miskin Miskin Till<>k Miskin M!StJn
RI)
149,00Q.O
M•skin
RD
96,000.0 131,250.0
Ml!Skln Mi skill Tidak Miskin Mi$km Miskin MlsJun Mi•kln MisJcin Miskin Miskin Miskin Miskin Miskin Miskin Miskin Miskin Miskin ndok Mi&kin Miskin Mskin M1sk1n r.tskin ndak Miskin Miskin Ms kin M&kin Miskin Ms kin Miskin Msk1n Miskin
4
Rp
4 4
Rp
4
5 4 4 6 5
•
Rp Rp Rp
Rp
ezo.coo
5
Rp 253,333.3 Rp 164,000.0
630.000
6
Rn
580,000
485,000 330.000 780,000
465.000 470,000
580,000 640,000 870,000 925,000 645,000 780,000 675,000 485,000 350,000 590.000 770,000 650.000 625,000 465.000 735.vOO 725,000 650,000 755,000 6-45,000 620.000
3
•
Rp
4 5 5 3 5 4 4 4
Rp Rn RD
•
Ro
4 5 3 5 7
Ro Ro
Rn RD Ro Ro
Fp Rp Rp Rp
4
-RD
5 3 4
Rp Rp Rp
3 5
-RP
8
4 5 4 4
Has I!
Rp Ro Rp Rp Rp
RD
105,000.0 1~5.000.0 121.250.0 166,000 0 166,000.0 155,000.0 &4.000.0 H5,000.0 160 000.0 217,500.0 2.31.250.0 161,250 0 156.000.0 225,000.0 97,000.0 121,428 6 147,500.0 1~.0000 216,666.7 156.250.0 155,000.0 147.000 0 120,833.3 162-500.0 151.000.0 161,250.0 155.000.0
40 Knol1dah
41 Mvly;mi 42 Dini•ah 43 Wal
Rp Rp Rp Rp
710,000 680,000 675,000 570,000
Gans Kem1skman Perdesaan DIY (BPS. 2009)
1n.sooo
4
Rn
4
Rp 170,000 0 RI> 135,000.0 Rp 142.500.0
5 ~
Mosl
Miskin Miskin
Rp. 182 706,-lk"pita per bulan