ANALISIS DALAM PERANCANGAN APLIKASI SIMULASI PERHITUNGAN PAJAK TAHUNAN PPh PASAL 21 (Studi Kasus: KPP Pratama Magelang)
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Heriq Nugroho 10.11.3601
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013
ANALYSIS OF DESIGN SIMULATION APPLICATION IN ANNUAL INCOME TAX CALCULATIONS PPh PASAL 21 (Case Study: KPP Pratama Magelang)
ANALISIS DALAM PERANCANGAN APLIKASI SIMULASI PERHITUNGAN PAJAK TAHUNAN PPh PASAL 21 (Studi Kasus: KPP Pratama Magelang)
Heriq Nugroho Andi Sunyoto Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Nowadays, the development of information technology is growing very rapidly assist humans in solving problems in everyday life . This prompted the Government to use information technology in order to improve the quality of public services . Tax is one important part of the Government began to use information technology . Payment of taxes is an important factor in the development of the State as a state income tax . But with the lack of knowledge about taxes , and the complexity of the calculation and reporting of taxes , so many taxpayers who did not report and pay taxes . Based on the above , it is made Analysis In The Annual Tax Calculation Simulation Application of Article 21 to the STO case study Magelang . It aims to provide applications that can provide convenience for taxpayers to calculate and report taxes that are expected to increase revenue from taxes . Keywords : Application , Taxpayers , Government , Tax , Calculation , Reporting
1.
Pendahuluan
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat sangat membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan menyebarkan informasi. Kemudahan yang diberikan teknologi informasi terutama komputer sangat membantu dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Hal ini juga mendorong pemerintah untuk memberikan kemudahan pelayanan publik kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi Informasi. Salah satunya adalah pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak. Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tugas melayani warga Negara dalam melaksanakan
kewajiban
membayar
pajak.
Berbagai
macam
peraturan
dalam
perhitungan pajak membuat sebagian warga Negara kebingungan dalam perhitungan pajak terutama pajak PPh pasal 21. Perbedaan perhitungan bagi orang dengan pekerjaan satu dengan yang lain berbeda, bagi orang yang mempunyai keluarga dan jumlah anak yang berbeda, dan jabatan berbeda sangat mempengaruhi perhitungan pajak yang harus dibayar. Laporan yang harus disampaikan oleh warga Negara bermacam-macam. Tidak adanya kemudahan membuat warga Negara malas dalam melaksanakan kewajiban membayar Pajak. Menyediakan suatu pelayanan yang memudahkan wajib pajak dalam pembayaran pajak menjadi sangat penting mengingat vitalnya pendapatan pajak dalam pembangunan negara. Dengan kemudahan pelayanan diharapkan meningkatkan pendapatan negara untuk pembangunan dan kebutuhan negara.
2.
Landasan Teori
2.1.
Pajak Pajak menurut UU No. 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2.1.1.
1
Tarif Pajak Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang diperlukan dua unsur, yaitu
tarif dan dasar pengenaan pajak. Tarif Pajak dapat berupa angka atau persentase
1
Thomas Sumarsan, SE.MM, Perpajakan Indonesia, Edisi 2 hal 4
1
tertentu. Jenis tarif pajak dibedakan menjadi tarif tetap, tarif proporsional (sebanding), tarif progresif (meningkat), dan tarif degresif (menurun). 2 a. Tarif Pajak Tetap Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap, berapa pun besarnya dasar pengenaan pajak. Di Indonesia, tarif tetap diterapkan pada bea meterai. b. Tarif Proporsional Tarif Proporsional adalah tarif berupa persentase tertentu yang sifatnya tetap terhadap betapapun dasar pengenaan pajaknya. Semakin besar dasar pengenaan pajak maka semakin besar pula jumlah pajak yang terutang dengan kenaikan secara proporsional atau sebanding. c. Tarif Progresif Tarif progresif adalah tarif berupa presentase tertentu yang semakin dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak. d. Tarif Degresif Tarif berupa persentase tertentu yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak. 2.1.2.
Penghasilan Bruto Penghasilan Bruto merupakan penghasilan yang diterima oleb seseorang
setelah penghasilan rutinnya dijumlahkan dengan tunjangan-tunjangan (jika ada) dan ditambahkan dengan premi-premi yang dibayarkan oleh pemberi kerja diluar premi Jaminan Mari Tua. Penghasilan Bruto dapat dihitung selama sebulan atau pun Penghasilan Bruto selama setahun. 2.1.3.
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Penghasilan Kena Pajak (PKP) merupakan dasar penghitungan untuk
menentukan besarnya pajak penghasilan yang terutang. Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi a. Rumus PKP : Wajib pajak pribadi (PKP) = Penghasilan neto – PTKP b. Rumus Penghasilan Netto : Penghasilan Neto = Penghasilan bruto – Biaya-biaya c.
Rumus Penghasilan Bruto: Penghasilan Bruto = Penghasilan + Biaya ditanggung pemberi kerja
2
Ibid., halm. 14
2
2.1.5.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Untuk menghitung besarnya PKP dari wajib pajak orang pribadi dalam negeri,
penghasilan neto dikurangi dengan jumlah PTKP. 3 Besarnya PTKP yang berlaku mulai tahun pajak 2013 berdasarkan peraturan menteri keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 tanggal 2 Oktober 2012 adalah: Tabel 1 Peraturan PTKP Besarnya PTKP per Tahun
Keterangan
(Rp)
Diri Wajib Pajak orang pribadi
24.300.000
Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin
2.025.000
Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami Tambahan untuk setiap tanggungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (maksimal 3 orang)
2.2.
24.300.000
2.025.000
PPh 21 PPh pasal 21 adalah merupakan pajak penghasilan yang dikenakan atas
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi dalam negeri “. 4 2.3.
PHP PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai
bahasa script server-side dalam pengembangan Web yang disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan Web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs Web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. PHP ditulis dengan menggunakan Bahasa C. 5 PHP mempunyai beberapa keunggulan 6 , yaitu: a. Mudah dibuat dan dijalankan
3
Waluyo, Dikdik Budi. Perpajakan Indonesia Edisi 7 hal 72 Siti Resmi, Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1 hal 163 5 Kasiman Peranginangin Aplikasi WEB dengan PHP dan MySQL hlm. 2 6 Andi Sunyoto, M.Kom AJAX Membangun Web dengan Teknologi Asyncronouse JavaScript & XML hal. 121 4
3
b. Mampu berjalan pada web server dengan system operasi yang berbedabeda. c. PHP bisa didapatkan secara gratis. d. Dapat berjalan pada web server yang berbeda. e. Dapat di-embedded 2.4.
Konsep OOP Pemrograman berorientasi objek berarti sebuah teknik pemrograman yang
dalam proses pengembangannya menggunakan terminology objek, dimana setiap objek memiliki atribut beserta dengan fungsi yang dapat saling berinteraksi satu dengan yang lain seperti halnya objek 7 . Objek sendiri adalah bentuk nyata dari sebuah class dan class merupakan kumpulan dari atribut dan method / fungsi 8 . 2.5.
Codeigniter CodeIgniter adalah sebuah framework PHP yang dapat mempercepat
pengembang untuk membuat sebuah aplikasi web. Dilengkapi banyak library dan helper yang berguna di dalamnya dan tentunya mempermudah proses development. Framework adalah sebuah struktur konseptual dasar yang digunakan untuk memecahkan sebuah permasalahan, bahkan isu-isu kompleks yang ada. 9 Keuntungan Menggunakan Framework CodeIgniter 1.
Menghemat Waktu Pengembangan.
2.
Reuse of code (Penggunaan Kembali Code).
3.
Bantuan komunitas.
4.
Kumpulan best practice.
10
:
CodeIgniter sendiri dibangun menggunakan konsep Model-View-Controller development pattern. Adapun komponen-komponen MVC antara lain 11 : 1. Model Model
berhubungan
dengan
data
dan
interaksi
ke
database
atau
webservice. Biasanya di dalam model akan berisi class dan fungsi untuk mengambil,
melakukan
update
dan
menghapus
data
website. Model
biasanya akan berhubungan dengan perintah-perintah query SQL.
7
Stendy B. Sakur, PHP 5 Pemrograman Berorientasi Objek – Konsep & Implementasi, hal 178 Ibid 9 Ibid 10 Ibid 11 Ibid 8
4
2. View View berhubungan dengan segala sesuatu yang akan ditampilkan ke enduser. Bisa berupa halaman web, rss, javascript dan lain-lain. Di dalam view hanya berisi variabel-variabel yang berisi data yang siap ditampilkan. View dapat
dikatakan
sebagai
halaman
website
yang
dibuat
dengan
menggunakan HTML dan bantuan CSS atau JavaScript. View hanya dikhususkan untuk menampilkan data-data hasil dari model dan controller 3. Controller Controller bertindak sebagai penghubung data dan view. Di dalam Controller inilah terdapat class-class dan fungsi-fungsi yang memproses permintaan dari View ke dalam struktur data di dalam Model. Controller juga tidak boleh berisi kode untuk mengakses basis data karena tugas mengakses data telah diserahkan kepada model. Tugas controller adalah menyediakan variabel
yang
melakukan
akan
akses
kesalahan/error,
ditampilkan ke
di
basis
view,
data,
memanggil menyediakan
berbagai
model
untuk
penanganan
mengerjakan proses logika dari aplikasi serta melakukan
validasi atau cek terhadap input.
Gambar 2.1 Diagram Flow CodeIgniter 2.6.
UML Unified Modeling Language (UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung
oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi obyek (OO).
12
12
Martin Fowler, UML Distilled Edisi 3, hal – 1
5
UML merupakan bahasa pemodelan yang relatif terbuka dan dikontrol oleh Object Management Group (OMG), sebuah konsorsium terbuka yang terdiri dari banyak perusahaan.
13
Tujuan UML diantaranya adalah 14 : 1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum. 2. Member bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa. 3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan. UML terdiri dari banyak diagram, akan tetapi secara garis besar diklasifikasikan seperti pada gambar 2.2 berikut :
Gambar 2.2 Klasifikasi Jenis Diagram UML
3.
Analisis
3.1.
Analisis Kebutuhan Sistem Dalam perancangan sistem peneliti mendefinisikan kebutuhan sistem dan
proses apa saja yang akan dilakukan oleh sistem. Kebutuhan sistem sendiri terbagi menjadi dua yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional 15 .
13
Ibid, hal 1 Verdi Yasin, REKAYASA PERANGKAT LUNAK BERORIENTASI OBJEK Pemodelan, Arsitektur dan Perancangan (Modeling, Architecture and Design), hal 268 15 Hanif Al Fatta , Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dn Organisasi Modern, hal 62 14
6
3.1.1.
Kebutuhan Perangkat Keras Kebutuhan perangkat keras adalah kebutuhan perangkat keras yang
dibutuhkan dalam membangun aplikasi. Tabel 3.1 Kebutuhan Perangkat Keras No
Spesifikasi
Kebutuhan
1.
Processor
Intel® Core ™ 2 Duo CPU P7350 @2.00 GHz
2.
RAM
2048 MB
3.
VGA
NVIDIA GeForce G 105M
4.
Hardisk
320 GB
3.1.2.
Kebutuhan Perangkat Lunak Kebutuhan
perangkat
lunak
adalah
kebutuhan
perangkat lunak
yang
dibutuhkan dalam membangun aplikasi Tabel 3.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak No
Software
Kebutuhan
1.
Sistem Operasi
Windows 7
2.
Program Editor
PHP Designer Adobe Dreamweaver CS3
3.
Image Editor
Adobe Photoshop CS 3
4.
Database
MySQL
3.1.3.
Kebutuhan Fungsional Kebutuhan Fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa
saja yang nantinya dilakukan oleh sistem 16 . Kebutuhan fungsional juga berisi informasiinformasi apa saja yang harus ada dan dihasilkan oleh sistem 17 .
16 17
Ibid, hal 63 Ibid, hal 63
7
Berikut adalah kebutuhan fungsional yang dimiliki oleh aplikasi yang akan dibuat: 1.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu membuat laporan SPT PPh.
2.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu melakukan Pembetulan laporan SPT PPh.
3.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu melakukan perubahan laporan SPT PPh.
4.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu melakukan perubahan data bagi pengguna.
5.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu menghapus laporan SPT PPh yang telah dibuat.
6.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu mengatur pengisian laporan SPT PPh berdasarkan Penghasilan Bruto dalam Laporan, SPT PPh 1770s untuk penghasilan lebih dari 60.000.000 dan SPT PPh 1770ss untuk penghasilan kurang dari 60.000.000.
7.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu melakukan perhitungan SPT PPh berdasarkan peraturan Pemerintah tentang perpajakan.
8.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu mencetak laporan SPT PPh 1770s dan SPT PPh 1770ss
9.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu menampilkan rangkuman angsuran pajak, penghasilan yang diperoleh, harta dan hutang dalam bentuk grafik sesuai Laporan yang telah dibuat.
10.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu mengatur data diri pengguna apabila terjadi perubahan data diri yang berpengaruh dalam perhitungan.
11.
Aplikasi Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 mampu mengubah parameter PTKP apabila Pemerintah mengeluarkan peraturan baru tentang PTKP yang hanya dapat dilakukan oleh admin.
3.1.4.
Kebutuhan Non-Fungsional Kebutuhan Non-Fungsional adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku
18 yang dimiliki oleh sistem . Berikut adalah kebutuhan Non-Fungsional yang ada pada
aplikasi yang akan dibuat:
18
Ibid, hal 63
8
1. Operasional
a.
Kebutuhan Perangkat Lunak Spesifikasi perangkat lunak yang mendukung aplikasi Perhitungan
Pajak PPh pasal 21 adalah sebagai berikut: 1. Windows NT/2000/XP/Vista/Seven atau Linux 2. PHP versi 4.3.8 atau lebih. 3. MySQL database versi 5.0 atau lebih 4. Browser yang mendukung Javascript dan CSS (Cascading Style Sheet), seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, Opera, Safari dan sejenisnya.
b.
Kebutuhan Perangkat Keras Kebutuhan Perangkat keras adalah kebutuhan perangkat keras yang
mendukung aplikasi ini: 1. Processor Minimal setara dengan Pentium IV 1,5 Ghz ke atas. 2. RAM minimal 512 Mb. 3. VGA minimal 16 Mb. 4. Keyboard dan Mouse sejenis serial PS/2 maupun USB. 5. Monitor mendukung resolusi sampai 1024x768. 2. Keamanan Dilengkapi dengan password untuk system aplikasi dan databasenya dan hanya bisa diakses oleh admin saja. 3. Informasi a. Digunakan untuk menginformasikan apabila password yang diinputkan salah. b. Digunakan untuk menginformasikan apabila data yang diinputkan kurang lengkap ataupun salah. 4. Kinerja Waktu untuk pemrosesan perhitungan pajak PPh pasal 21 dibatasi 1 menit. 4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1.
Login Pada halaman ini berisi kolom username dan password, yang berfungsi
sebagai keamanan agar hanya user tersebut yang dapat membuat, memperbarui, atau menghapus laporan dari user tersebut.
9
Gambar 4.1 Login User
4.2.
Signup Pada halaman ini berisi kolom username dan password, serta kolom identitas
diri yang harus diisi karena akan digunakan sebagai dasar perhitungan pajak pada aplikasi ini.
Gambar 4.2 Signup User
10
4.3.
Dashboard User Setelah login user sukses maka akan muncul dashboard yang berisi Menu
seperti Laporan Baru, Buka Laporan, Cetak Laporan, Update Profile, Summary, Logout.
Gambar 4. 3 Dashboard User 4.4.
Laporan Untuk melakukan perhitungan pajak, hal yang pertama kali dibutuhkan adalah
membuat laporan baru terlebih dahulu dengan menekan tombol Buat Laporan Baru pada halaman Laporan dan akan diarahkan pada halaman Laporan Baru.
Gambar 4. 4 Daftar Laporan
11
4.5.
Lampiran 1 Setelah membuat laporan, kemudian sistem akan melihat penghasilan bruto
laporan tersebut apabila lebih besar dari 60.000.000 maka akan muncul halaman Lampiran 1. Pengguna diminta mengisikan data penghasilan sesuai yang tertera pada lampiran satu, apabila tidak mempunyai penghasilan dari salah satu yang disebut dalam lampiran 1 maka diisi angka 0. Setelah submit maka akan muncul halaman Lampiran 2.
Gambar 4.5 Lampiran 1 4.6.
Induk Setelah pengisian lampiran 2, selanjutnya akan muncul halaman induk yang
sebagian besar sudah terisi otomatis saat awal terbuka maupun saat user menginputkan penghasilan. Input yang sudah terisi otomatis tidak bisa diubah dan bersifat readonly.
12
Gambar 4. 6 Induk 4.7.
1770ss Halaman ini akan muncul apabila penghasilan bruto pada laporan yang dibuat
bernilai kurang dari 60.000.000. Halaman ini hanya mempunyai 2 isian berupa Harta dan Hutang.
Gambar 4. 7 1770ss
13
4.8.
Summary Pengguna dapat melihat rangkuman laporan yang sudah dibuatnya dalam
bentuk grafik pada halaman ini. Untuk melihat detailnya klik pada grafik yang akan dilihat detailnya.
Gambar 4. 8 Summary 4.9.
Pengaturan Pengaturan berfungsi untuk melakukan perubahan data diri.
Gambar 4. 9 Pengaturan
14
5.
Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis jelaskan dalam bab-bab
sebelumnya dan pembuatan aplikasi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Aplikasi ini dirancang untuk kebutuhan Simulasi dalam Perhitungan Pajak dan menggunakan server local.
2.
Aplikasi ini dapat membuat laporan SPT PPh, melakukan perubahan laporan SPT PPh, melakukan pembetulan laporan SPT PPh dan menghapus laporan SPT PPh.
3.
Peraturan seperti PTKP bersifat dinamis sehingga jika terjadi perubahan peraturan dapat diubah oleh admin. Aplikasi ini selain dapat menghitung juga dapat menghasilkan file pdf yang siap cetak untuk pelaporan Pajak di KPP terdekat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi Offset. Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL secara Otodidak. Jakarta: Media Kita. Fowler, M. 2004. UML Distilled Edisi 3. Yogyakarta: Andi Offset. Kadir, A. 2009. Matering Ajax dan PHP. Yogyakarta: Andi Offset. Peranginangin, K. 2006. Aplikasi WEB dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta : Andi Offset. Resmi, S. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Rudyanto, A. 2006. Pemrograman Basis Data Menggunakan Transact-SQL dengan Microsoft SQL Server 2000. Yogyakarta: Andi Offset. Sakur, S B. 2010. PHP 5 Pemrograman Berorientasi Objek – Konsep & Implementasi. Yogyakarta: Andi Offset. Sibero, A F K. 2011. Kitab Suci Web Programming. Yogyakarta: MediaKom. Sidik, Bertha. 2012. Framework Codeigniter. Bandung: Informatika. Sumarsan, T. 2010. Perpajakan Indonesia Edisi 2. Jakarta: Indeks. Sunyoto, A. 2007. AJAX Membangun Web dengan Teknologi Asyncronouse JavaScript & XML. Yogyakarta: Andi Offset. Utami, E. dan Sukrisno. 2005. Konsep Dasar Pengolahan dan Pemrograman Database dengan SQL Server, Ms. Access, dan Ms. Visual Basic. Yogyakarta: Andi. Wahyudi, D. 2003. Membangun Situs Menggunakan PHP Website. Jakarta: Elex Media Komputindo. Waluyo, D B. 2011. Perpajakan Indonesia Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat. Yasin, V. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Pemodelan, Arsitektur dan Perancangan (Modeling, Architecture and Design). Jakarta: Penerbit Mitra. Daqiqil, I. 2010. Framework CodeIgniter – Sebuah panduan dan Best Practice. http://www.koder.web.id, diakses tanggal 20 Juli 2013.
16