88 BAB 4
ANALISIS BISNIS DAN SISTEM
4.1 Evaluasi Faktor Internal Dalam melakukan evaluasi faktor internal data-data dikumpulkan dari hasil wawancara dengan manajer PT Sari Ayu Indonesia dan studi pustaka dari publikasi yang membahas secara khusus tentang PT Sari Ayu Indonesia ,seperti artikel-artikel di internet.
4.1.1 Evaluasi Kekuatan (Strengths) Faktor Internal Adapun faktor-faktor internal yang terindentifikasi sebagai keunggulan perusahaan adalah sebagai berikut: •
Brand Image yang terkenal Brand Image Martha Tilaar sebagai perusahaan kosmetik di Indonesia cukup bagus , dan menekankan citra perusahaan sebagai penghasil kosmetik budaya ketimuran yang berbahan dasar alam dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi modern barat. Martha Tilaar dapat disebut icon of beauty sehingga menciptakan keunggulan bersaing. Martha Tilaar berdiri sejak lama, sehingga lebih dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Salah satu produk yang dijual PT Sari Ayu Indonesia adalah Sariayu, dimana merek tersebut mendapatkan penghargaan ”Indonesian Best Brand Award 2005”,dalam kategori face moisturizer, fondation, face powder, dan lipstics. dan ”Golden Indonesian Best Brand Award” untuk kategori Face Muisturizer
89 dan Foundation yang dikeluarkan oleh ICSA. Penghargaan ini berdasarkan hasil survey oleh MARS tentang brand value yang bertajuk : Merek-merek Paling Bernilai / Berkinerja Terbaik di Indonesia, mengukur kinerja berbagai merek lebih dari 70 kategori produk dan dengan responden yang tersebar di 5 kota besar Indonesia, yakni di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Pada survei ini, Sariayu terpilih tidak hanya dilihat berdasarkan popularitas merek (Top of Mind/TOM), ad awareness, kepuasan dan kesetiaan pelanggan, tapi juga dengan parameter lainnya seperti persepsi mutu, pangsa pasar, kemampuan menggaet / mengakuisisi pelanggan merek lain. •
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik Setiap produk yang akan diluncurkan, produk tersebut sudah mengalami proses riset dan pengembangan sehingga kualitasnya terjamin dengan baik. Seluruh kegiatan riset dan pengembangan MTG dilakukan di Martha Tilaar Innovation Center. MTG menyadari penuh bahwa azas yang dipakai dalam memproduksi kosmetika telah dimungkinkan oleh adanya teknologi dan inovasi yang dijadikan basis untuk berbaku mutu secara ketat dengan sistem Methodology, Standard, Testing, and Quality (MSTQ). Komitmen MTG dalam hal ini telah diapresiasi dengan penghargaan Anugerah Teknologi Sidhakretya 2002 oleh Kementerian Riset dan Teknologi R.I. Pada Tahun 1996 PT Martina Berto sebagai manufaktur Martha Tilaar mendapatkan ISO (International Standards Operation) 9001, dan pada tahun 1997 giliran PT Sariayu Indonesia mendapatkan ISO 9002. Selain itu pada
90 tahun 2001, PT Sari Ayu Indonesia berhasil mendapatkan Sertifikat ISO 14001 sebagai pengakuan kualitas kerja dan produknya. •
Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi produk yang luas. Melalui Sariayu Martha Tilaar, MTG telah menjadi trend-setter karena telah secara konsisten menciptakan warna-warna trend kosmetik yang bernuansa budaya Indonesia dipadukan dengan trend warna dunia. Sampai sekarang MTG telah menggelar 16 trend warna tata rias yang menggambarkan kekayaan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Trend pertama dihadirkan pada tahun 1987 dengan tema Senja di Sriwedari yang terinspirasi oleh budaya Solo, dan tema untuk tahun 2003 adalah Bunga Khatulistiwa yang terinspirasi oleh perempuan dan bunga. Selain itu Martha Tilaar telah menjadi sponsor utama beberapa acara kecantikan seperti pemilihan Miss Indonesia dan Miss Asean. MTG juga memiliki data terperinci mengenai channel member, dari orang yang berwenang dan atau berhubungan dengan produk MTG, produk yang laris di channel tersebut sampai kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bisa diadakan disana.
•
Saluran distribusi yang baik PT Sari Ayu Indonesia mempunyai saluran distribusi yang tersebar dengan baik, di dalam maupun diluar negeri, sehingga menjamin ketersediaan produk-produknya di banyak wilayah. Pendistribusian produk-produk dilakukan oleh anak perusahaan MTG, yakni PT. Sari Ayu Indonesia (SAI) yang memiliki 16 cabang nasional dan 2 depo (pembantu cabang). SAI juga melakukan kerjasama dengan 26 subdistributor yang tersebar diseluruh
91 Indonesia. Pengendalian ketat dilakukan oleh MTG terhadap seluruh subdistributor untuk menjaga berjalannya kebijakan harga .
4.1.2 Evaluasi Kelemahan (Weaknesses) Faktor Internal Adapun faktor-faktor internal yang terindentifikasi sebagai kelemahan perusahaan adalah sebagai berikut: •
Struktur organisasi perusahaan yang sering berubah-ubah. Dengan digabungkannya beberapa perusahaan dibawah naungan MTG, maka dengan sendirinya stuktur organisasi harus mengalami perubahan, sampai saat ini MTG telah mengalami beberapa kali perubahan stuktur organisasi dan masih mencoba merumuskan struktur organisasi yang paling tepat. Dengan adanya perubahan organisasi perusahaan sedikit mengalami kebingungan tentang tugas jabatannya.
•
Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi. Untuk hal pendistribusian, tugas ini diserahkan kepada PT Sari Ayu Indonesia. PT Sari Ayu mempunyai distributor cabang di banyak wilayah. Pesanan-pesanan yang terjadi di setiap wilayah belum terhubung dengan wilayah lainnya. Jadi Sistem informasinya belum terintegrasi dengan pusat. Detil Pesanan-pesanan ini hanya diketahui distributor cabang di wilayah bagiannya masing-masing.
•
Transparansi perusahaan kepada publik yang masih belum terbuka. Karena perusahaan belum go public, maka perusahaan belum sepenuhnya dapat terbuka kepada masyarakat luas, sehingga kurang dapat memberikan
92 citra paling maksimal kepada investor maupun pihak konsumen. Dengan budaya yang tertutup ini, dikhawatirkan akan mengalami kesulitan berubah menjadi lebih terbuka jika ingin melakukan go public. •
Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa. Fasilitas MTG hanya berada di kawasan industri pulogadung saja. Hal ini menyebabkan perlunya biaya tambahan lagi untuk mendistribusikan produk untuk memenuhi kebutuhan diluar pulau jawa.
4.2 Evaluasi Faktor Eksternal Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer Martha Tilaar Group, dan membaca beberapa artikel mengenai analisis kondisi lingkungan usaha dalam industri kosmetika didapatkan gambaran umum mengenai gambaran umum tentang kecenderungan globalisasi ekonomi, perubahan perilaku dan nilai social, demokratisasi dan stabilitas politik, kemajuan teknologi dan persaingan yang terjadi. Faktor-faktor bersangkutan dapat dikategorikan menjadi factor yang menjadi ancaman bagi perusahaan dan factor yang mampu mermberikan peluang bagi perusahaan. Kedua kategori factor bersangkutan akan di evaluasi lebih rinci dalam sub bab – sub bab selanjutnya.
4.2.1 Evaluasi Peluang (Opportunities) Faktor Eksternal Adapun faktor-faktor eksternal yang terindentifikasi sebagai peluang bagi perusahaan dalam sebagai berikut: •
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
93 MTG berkesempatan untuk lebih memperluas lagi pangsa pasarnya. Selama ini MTG hanya beroperasi di sekitar kawasan ASEAN saja. MTG dapat melihat kesempatan yang lebih luas lagi untuk melakukan penjualan ke luar Asia. Banyak sekali negara-negara yang sebenarnya berpotensi untuk menjadi tempat pemasaran produk Martha Tilaar. •
Pertumbuhan ekonomi regional yang mulai membaik. Setelah krisis ekonomi yang terjadi dikawasan Asia pada tahun 1997, Negara-negara di Asia banyak melakukan reformasi ekonomi. Tindakan ini telah mulai memperlihatkan hasilnya dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil walaupun dengan kecenderungan kenaikan pertumbuhan ekonomi yang relatif masih rendah. Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil ini akan memberikan kepastian yang lebih baik untuk investasi di Asia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.
•
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang meningkat pesat serta kepentingannya dalam mendukung tercapainya tujuan strategis perusahaan,
maka
dihampir
setiap
Negara
berlomba-lomba
untuk
menyediakan maupun meningkatkan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan daya tarik negaranya bagi investasi. Dengan adanya infrastruktur ini maka akan memberikan kemudahan komunikasi dan informasi bagi perusahaan untuk memanfaatkan secara maksimal teknologi tersebut dalam usahanya mencapai tujuan strategis perusahaan. Dengan adanya perkembangan ini maka perusahaan dapat menjalankan transaksinya secara elektronik yang menawarkan banyak keunggulan.
94 •
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen. Dengan semakin meningkatnya teknologi telah memberikan banyak kemudahan kepada konsumen sehingga merubah pola pikir konsumen kearah yang lebih emosional, dimana konsumen cenderung melihat faktor bagaimana perusahaan menawarkan produknya bukan apa yang ditawarkan perusahaan dalam produknya. Hal ini tentu akan lebih memberikan peluang bagi perusahaan untuk memanfaatkan secara maksimal keunggulan bersaingnya daripada tetap menggunakan faktor harga sebagai alat persaingan selama ini yang jelas-jelas akan menguras sumber daya keuangan perusahaan. Seperti yang dikutip oleh pendapat Hermawan Kertajaya, Prinsip 1 dari The 18 Guiding Principles of Marketing in Venus adalah teknologi informasi yang mencapai sukses adalah teknologi yang membawa pesanpesan emosional. Karena secara alamiah, sebagian besar komunikasi antar manusia sesungguhnya adalah komunikasi yang emosional, bukan rasional “Connecting People”-nya nokia harus diakui jauh lebih emosional dari erricssson. Pria dan wanita sekarang ini tinggal di dunia yang lebih emosional dan interaktif. Dunia Venus dimana pria mengikuti hukum wanita. Dimana Emotional
Quotient lebih unggul daripada Intelligent Quotient.
Dimana “feel” lebih penting daripada “think”. Di mana keunggulan perusahaan lebih banyak ditentukan oleh “feel Benefit”
4.2.2 Evaluasi Ancaman (Threats) Faktor Eksternal Adapun faktor-faktor eksternal yang terindentifikasi sebagai ancaman bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
95 •
Ancaman persaingan produk sejenis Sekarang ini di Indonesia terdapat banyak sekali merek kosmetik yang beredar, mulai dari yang sangat murah sampai dengan yang sangat mahal, jenis kosmetiknya juga sangat beraneka ragam. Secara umum, persaingan perusahaan kosmetik di Indonesia ketat. MTG harus berupaya keras untuk mengatasi persaingan produk yang sudah lama ada maupun pendatang baru. Masing-masing perusahaan berlomba-lomba menonjolkan keunggulannya. Apalagi dengan adanya AFTA, maka semakin banyak pula kosmetik asing yang masuk ke Indonesia, terutama kosmetik dari China dan Thailand yang menawarkan produk dengan harga murah , kemasan dan isinyapun menarik dan mencolok warnanya, serta mudah ditemui di banyak pusat pertokoan. Dengan harga murah ini, ditambah dengan keadaan ekonomi yang masih lemah potensi untuk tumbuh dan berkembangnya pendatang baru ini cukup besar
•
Perekonomian Indonesia yang masih dalam keadaan lemah Dewasa ini keadaan perekonomian Indonesia belum bisa dikatakan baik, apalagi ditambah dengan kenaikan BBM, harga-harga semakin tinggi, sehingga membuat daya beli masyarakat semakin sulit. Hal ini bisa menimbulkan ancaman kosmetik kurang laku di pasaran.
•
Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi Semakin berkembangnya teknologi informasi, akan semakin banyak pula ancaman yang akan terjadi pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi.
96 Pada
komputer
dan
jaringan
terdapat
ancaman
pencurian,
perusakan/pengubahan yang tidak sah pada data, pembobolan sistem, dsb. •
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectationbased. Kecenderungan pola konsumsi yang menjadi expectation-based akan menyulitkan perusahaan dimana bila riset pemasaran dilakukan untuk mencari apa kebutuhan konsumen yang dapat dipenuhi perusahaan maka riset pemasaran dewasa ini harus mampu menangkap apa harapan konsumen atas produk yang ditawarkan perusahaan. Tentu saja hal ini akan lebih sulit dilakukan dan apabila perusahaan salah mengartikan harapan konsumen tersebut maka perusahaan akan sulit bersaing dalam merebut pangsa pasar dan hati konsumen.
4.3
Hasil Evaluasi Faktor Eksternal dan Faktor Internal
4.3.1
Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal PT Sari Ayu
Indonesia Setelah menganalisa lingkungan internal sehingga terindentifikasi kekuatan dan kelemahan, maka dilakukan langkah untuk pembobotan faktor internal. Faktorfaktor tersebut akan dibandingkan secara berpasangan. Berikut hasil kuesioner pembobotan untuk faktor internal dan eksternal.
97 Tabel 4.1: Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal PT Sari Ayu Indonesia No 1
2
Faktor Internal
a.
Brand Image yang cukup terkenal
b.
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik
a.
Brand Image yang cukup terkenal
b.
Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi
Dominan
Bobot
A
2
A
2
A
2
A
3
A
3
A
3
A
2
A
2
produk yang luas 3
4
a.
Brand Image yang cukup terkenal
b.
Saluran distribusi yang baik
a.
Brand Image yang cukup terkenal
b.
Struktur organisasi perusahaan yang sering berubahubah
5
a.
Brand Image yang cukup terkenal
b.
Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi
6
a.
Brand Image yang cukup terkenal
b.
Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif rendah.
7
8
a.
Brand Image yang cukup terkenal
b.
Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa
a.
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik
98 b.
Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi produk yang luas
9
a.
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik
b.
Saluran distribusi yang baik
10 a. b.
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik
B
2
A
3
A
2
A
3
A
2
B
2
A
2
Struktur organisasi perusahaan yang sering berubahubah
11 a. b.
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi
12 a. b.
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif rendah.
13 a. b. 14 a.
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi produk yang luas
b. 15 a.
Saluran distribusi yang baik Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi produk yang luas
b.
Struktur organisasi perusahaan yang sering berubahubah
99 16 a.
Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi
A
2
A
2
B
2
A
3
A
3
A
3
A
2
produk yang luas b.
Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi
17 a.
Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi produk yang luas
b.
Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif rendah.
18 a.
Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi produk yang luas
b. 19 a. b.
Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa Saluran distribusi yang baik Struktur organisasi perusahaan yang sering berubahubah
20 a. b.
Saluran distribusi yang baik Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi
21 a. b.
Saluran distribusi yang baik Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif rendah.
22 a. b.
Saluran distribusi yang baik Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa
100 23 a.
Struktur organisasi perusahaan yang sering berubah-
B
2
A
2
B
3
A
2
B
2
B
3
ubah b.
Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi
24 a.
Struktur organisasi perusahaan yang sering berubahubah
b.
Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif rendah.
25 a.
Struktur organisasi perusahaan yang sering berubahubah
b. 26 a.
Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi
b.
Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif rendah.
27 a.
Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi
b. 28 a.
Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif rendah.
b.
Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa
Sumber: PT Sari Ayu Indonesia
101 Tabel 4.2 : Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Eksternal PT Sari Ayu Indonesia No 1
Faktor Eksternal
a.
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
b.
Pertumbuhan
ekonomi
regional
Dominan
yang
Bobot
B
2
A
2
B
2
B
3
B
2
A
2
A
2
mulai
membaik 2
a.
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
b.
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
3
a.
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
b.
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen
4
5
a.
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
b.
Ancaman persaingan produk sejenis
a.
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
b.
Perekonomian Indonesia yang masih dalam keadaan lemah
6
a.
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
b.
Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi
7
a.
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
b.
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based
102 8
a.
Pertumbuhan
ekonomi
regional
yang
mulai
A
3
A
2
membaik b.
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
9
a.
Pertumbuhan
ekonomi
regional
yang
mulai
membaik b.
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen
10 a.
Pertumbuhan
ekonomi
regional
yang
mulai
B
2
yang
mulai
A
2
A
3
A
3
membaik b. 11 a.
Ancaman persaingan produk sejenis Pertumbuhan
ekonomi
regional
membaik b.
Perekonomian Indonesia yang masih dalam keadaan lemah
12 a.
Pertumbuhan
ekonomi
regional
yang
mulai
membaik b.
Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi
13 a.
Pertumbuhan
ekonomi
regional
yang
mulai
membaik b.
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based
103 14 a.
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan
B
2
B
3
B
2
A
2
A
2
B
2
komunikasi b.
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen
15 a.
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
b. 16 a.
Ancaman persaingan produk sejenis Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
b.
Perekonomian Indonesia yang masih dalam keadaan lemah
17 a.
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
b.
Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi
18 a.
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
b.
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based
19 a.
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen
b.
Ancaman persaingan produk sejenis
104 20 a.
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari
A
2
A
2
A
3
A
2
A
3
A
3
A
3
konsumen b.
Perekonomian Indonesia yang masih dalam keadaan lemah
21 a.
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen
b.
Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi
22 a.
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen
b.
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based
23 a. b.
Ancaman persaingan produk sejenis Perekonomian Indonesia yang masih dalam keadaan lemah
24 a. b.
Ancaman persaingan produk sejenis Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi
25 a. b.
Ancaman persaingan produk sejenis Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based
26 a.
Perekonomian Indonesia yang masih dalam keadaan lemah
105 b.
Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi
27 a.
Perekonomian Indonesia yang masih dalam keadaan
A
3
A
2
lemah b.
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based
28 a.
Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi
b.
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based
Sumber : PT Sari Ayu Indonesia
4.3.2
Hasil Kuesioner Penilaian Faktor Internal dan Faktor Eksternal PT Sari Ayu Indonesia Setelah melakukan pembobotan atas faktor internal dan eksternal maka
langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian ( ranking ) atas faktor internal dan faktor eksternal dengan cara membagikan kuesioner penilaian ( ranking ) kepada perusahaan. Faktor internal dan eksternal akan dinilai atau dirangking sesuai dengan seberapa besar pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan, yakni dengan perincian : 4 = superior 3 = di atas rata-rata 2 = rata-rata 1 = di bawah rata-rata / jelek
106 Adapun hasil dari penilaian faktor internal dan faktor eksternal adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 : Hasil Kuesioner Penilaian Faktor Internal PT Sari Ayu Indonesia No. Faktor Internal Perusahaan
Rangking
1.
Brand Image yang cukup terkenal
4
2.
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik
4
3.
Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi produk yang luas
3
4.
Saluran distribusi yang baik
4
5.
Struktur organisasi perusahaan yang sering berubah-ubah
2
6.
Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi
1
7.
Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif 2 rendah.
8.
Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa
1
Sumber : PT Sari Ayu Indonesia
Tabel 4.4 : Hasil Kuesioner Penilaian Faktor Eksternal PT Sari Ayu Indonesia No. Faktor Eksternal Perusahaan
Rangking
1.
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
3
2.
Pertumbuhan ekonomi regional yang mulai membaik
4
3.
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
4
4.
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen
3
5.
Ancaman persaingan produk sejenis
2
107 6.
Perekonomian Indonesia yang masih dalam keadaan lemah
3
7.
Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan 4 transaksi
8.
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke 3 expectation-based
Sumber : PT Sari Ayu Indonesia
108 4.3.3 Tahap Input Data Faktor Internal dan Eksternal PT Sari Ayu Indonesia Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah meng-input data tersebut ke dalam tabel penentuan bobot dengan berpasangan naik untuk faktor internal (tabel 4.5) maupun untuk faktor eksternal ( tabel 4.7 ) PT Sari Ayu Indonesia.
Tabel 4.5: Penentuan Bobot dengan Perbandingan Berpasangan Faktor Intenal PT Sari Ayu Indonesia Perbandingan Berpasangan S1
1
2
3
4
5
6
7
8
1.00
2.00
2.00
2.00
3.00
3.00
3.00
2.00
0.50
1.00
2.00
0.50
3.00
2.00
3.00
2.00
0.50
0.50
1.00
0.50
2.00
2.00
2.00
0.50
0.50
2.00
2.00
1.00
3.00
3.00
3.00
2.00
0.33
0.33
0.50
0.33
1.00
0.50
2.00
0.33
0.33
0.50
0.50
0.33
2.00
1.00
2.00
0.50
0.33
0.33
0.50
0.33
0.50
0.50
1.00
0.33
0.50
0.50
2.00
0.50
3.00
2.00
3.00
1.00
4.00
7.17 10.50
5.50 17.50 14.00 19.00
8.67
Brand Image yang cukup terkenal Kualitas Produknya Sudah Teruji
S2
dengan baik Trend-setter tata rias Indonesia dengan
S3
variasi produk yang luas
S4
Saluran distribusi yang baik Struktur organisasi perusahaan yang
W1 sering berubah-ubah Sistem informasi korporasi yang W2 belum sepenuhnya Transparansi perusahaan kepada W3 publik yang masih relatif rendah. Seluruh fasilitas produksi berada di W4 pulau jawa total
Sumber: Hasil penelitian
109 Tabel 4.6 : Normalisasi Bobot Faktor Internal PT Sari Ayu Indonesia Perbandingan Berpasangan 1 S1
1
2
3
4
5
6
7
8 Bobot
Brand Image yang cukup terkenal 0.25 0.28 0.19 0.36 0.17 0.21 0.16 0.23
0.23
0.13 0.14 0.19 0.09 0.17 0.14 0.16 0.23
0.16
0.13 0.07 0.10 0.09 0.11 0.14 0.11 0.06
0.10
0.13 0.28 0.19 0.18 0.17 0.21 0.16 0.23
0.19
0.08 0.05 0.05 0.06 0.06 0.04 0.11 0.04
0.06
0.08 0.07 0.05 0.06 0.11 0.07 0.11 0.06
0.08
0.08 0.05 0.05 0.06 0.03 0.04 0.05 0.04
0.05
0.13 0.07 0.19 0.09 0.17 0.14 0.16 0.12
0.13
Kualitas Produknya Sudah Teruji 2 S2
dengan baik Trend-setter tata rias Indonesia dengan
3 S3
variasi produk yang luas
4 S4
Saluran distribusi yang baik Struktur organisasi perusahaan yang
5 W1 sering berubah-ubah Sistem informasi korporasi yang 6 W2 belum sepenuhnya Transparansi perusahaan kepada 7 W3 publik yang masih relatif rendah. Seluruh fasilitas produksi berada di 8 W4 pulau jawa
Sumber: hasil penelitian
110 Tabel 4.7: Penentuan Bobot dengan Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal PT Sari Ayu Indonesia 1
Perbandingan Berpasangan
2
3
4
5
6
7
8
1.00 0.50
2.00
0.50
0.33
0.50
2.00
2.00
2.00 1.00
3.00
2.00
0.50
2.00
3.00
3.00
0.50 0.33
1.00
0.50
0.33
0.50
2.00
2.00
2.00 0.50
2.00
1.00
0.50
2.00
2.00
3.00
3.00 2.00
3.00
2.00
1.00
2.00
3.00
3.00
2.00 0.50
2.00
0.50
0.50
1.00
3.00
3.00
0.50 0.33
0.50
0.50
0.33
0.33
1.00
2.00
0.50 0.33
0.50
0.33
0.33
0.33
0.50
1.00
11.50 5.50
14.00
7.33
3.83
8.67 16.50 19.00
1 O1 Perluasan pangsa pasar ke luar negeri 2 O2 Pertumbuhan ekonomi regional yang mulai membaik 3 O3 Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi 4 O4 Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen 5
T1
Ancaman persaingan produk sejenis
6
T2
Perekonomian
Indonesia
yang
masih dalam keadaan lemah 7
T3
Potensi
dari
kerawanan
pada
keamanan komputer, jaringan dan transaksi 8
T4
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based Total Sumber : Hasil penelitian
111 Tabel 4.8. : Normalisasi Bobot Faktor Eksternal PT Sari Ayu Indonesia Perbandingan Berpasangan
1
2
3
4
5
6
7
8 Bobot
1 O1 Perluasan pangsa pasar ke luar negeri 0.09 0.09
0.14 0.07 0.09 0.06 0.12 0.11
0.10
0.17 0.18
0.21 0.27 0.13 0.23 0.18 0.16
0.19
0.04 0.06
0.07 0.07 0.09 0.06 0.12 0.11
0.08
0.17 0.09
0.14 0.14 0.13 0.23 0.12 0.16
0.15
0.26 0.36
0.21 0.27 0.26 0.23 0.18 0.16
0.24
0.17 0.09
0.14 0.07 0.13 0.12 0.18 0.16
0.13
0.04 0.06
0.04 0.07 0.09 0.04 0.06 0.11
0.06
0.04 0.06
0.04 0.05 0.09 0.04 0.03 0.05
0.05
2 O2 Pertumbuhan ekonomi regional yang mulai membaik 3 O3 Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi 4 O4 Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen 5
T1
Ancaman persaingan produk sejenis
6
T2
Perekonomian Indonesia yang masih dalam keadaan lemah
7
T3
Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi
8
T4
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based Sumber : Hasil penelitian
112 4.3.4
Matriks IFAS ( Internal Factor Analysis Summary ) Dalam matriks IFAS ini, data yang digunakan berasal dari tabel normalisasi bobot faktor Internal PT Sari Ayu Indonesia ( tabel 4.6 ) dan juga data yang berasal dari kuesioner penilaian ( ranking ) faktor Internal ( tabel 4.3 ).
Tabel 4.9 : Matriks IFAS PT Sari Ayu Indonesia No. Tipe
Faktor Internal
BOBOT
SCORE
B*S
1
S1
Brand Image yang cukup terkenal
0.23
4
0.93
2
S2
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik
0.16
4
0.62
3
S3
Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi
0.10
3
0.30
0.19
4
0.78
produk yang luas 4
S4
Saluran distribusi yang baik
Total Strengths 5
W1
Struktur organisasi perusahaan yang sering
2.63
0.06
2
0.12
0.08
1
0.08
0.05
2
0.10
0.13
1
0.13
berubah-ubah 6
W2
Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi
7
W3
Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif rendah.
8
W4
Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa
Total Weaknesses TOTAL
0.43 2.20
113 No. Tipe
Faktor Internal (diurut berdasar nilai)
BOBOT
SCORE
B*S
1
S1
Brand Image yang cukup terkenal
0.23
4
0.93
2
S4
Saluran distribusi yang baik
0.19
4
0.78
3
S2
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik
0.16
4
0.62
4
S3
Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi
0.10
3
0.30
0.13
1
0.13
0.06
2
0.12
0.05
2
0.10
0.08
1
0.08
produk yang luas 5
W4
Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa
6
W1
Struktur organisasi perusahaan yang sering berubah-ubah
7
W3
Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif rendah.
8
W2
Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi TOTAL
2.20
Sumber: Hasil penilaian
4.3.5
Matrik EFAS ( External Factor Analysis Summary ) Dalam matriks EFAS ini data yang digunakan berasal dari tabel normalisasi
bobot faktor eksternal PT Sari Ayu Indonesia ( tabel 4.8 ) dan data kuesioner penilaian ( ranking ) faktor eksternal PT Sari Ayu Indonesia (tabel 4.4 ).
114 Tabel 4.10 : Matriks EFAS PT Sari Ayu Indonesia No. Type
Faktor Eksternal
BOBOT
SCORE
B*S
1
O1
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
0.10
3
0.29
2
O2
Pertumbuhan ekonomi regional yang mulai
0.19
4
0.77
0.08
4
0.31
0.15
3
0.44
Total Opportunities
1.81
membaik 3
O3
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
4
O4
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen
5
T1
Ancaman persaingan produk sejenis
0.24
2
0.49
6
T2
Perekonomian Indonesia yang masih dalam
0.13
3
0.40
0.06
4
0.19
0.05
3
0.15
keadaan lemah 7
T3
Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi
8
T4
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based
Total Threats
1.22
TOTAL
No. Type
Faktor Eksternal (diurut berdasar nilai)
1
Pertumbuhan ekonomi regional yang mulai
O2
0.59
BOBOT
SCORE
B*S
0.19
4
0.77
membaik 2
T1
Ancaman persaingan produk sejenis
0.24
2
0.49
3
O4
Perubahan perilaku yang lebih emosional dari
0.15
3
0.44
115 konsumen 4
T2
Perekonomian Indonesia yang masih dalam
0.13
3
0.40
0.08
4
0.31
keadaan lemah 5
O3
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi
6
O1
Perluasan pangsa pasar ke luar negeri
0.10
3
0.29
7
T3
Potensi dari kerawanan pada keamanan
0.06
4
0.19
0.05
3
0.15
komputer, jaringan dan transaksi 8
T4
Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari need-based ke expectation-based TOTAL
0.59
Sumber : PT Sari Ayu Indonesia
Dengan demikian daerah yang terarsir menunjukan tindakan strategis yang perlu dilakukan PT Sari Ayu Indonesia, yaitu menumbuhkan dan membina jenis usaha yang telah dilakukan dengan melakukan strategi intensif.
4.4
Matriks SWOT Nilai total yang dihasilkan dari tabel diatas, 2.20 ( IFAS ) dan 0.59 ( EFAS ), dipergunakan untuk mengetahui posisi relatif PT Sari Ayu Indonesia dibandingkan dengan perusahaan pesaing untuk menentukan bagaimana strategi PT Sari Ayu Indonesia terhadap faktor internal dan faktor eksternalnya. Setelah mengumpulkan semua data yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, dirumuskan strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang untuk mengurangi ancaman dan kelemahan yang ada pada perusahaan.
116 Setelah nilai total diketahui maka disusun diagram SWOT untuk mengetahui posisi relatif PT Sari Ayu Indonesia dibandingkan perusahaan pesaing dengan cara : 1) Jumlah dari perkalian bobot dan rating pada opportunities dan threats diselisihkan untuk mendapatkan titik Y. Opportunities
= 1.81
Threats
= 1.22
Titik Y
= Opportunities - Threats = 1.81 – 1.22 = 0.59
2) Jumlah dari perkalian bobot dan rating pada strengths dan weaknesses diselisihkan untuk mendapatkan titik X. Strengths
= 2.63
Weaknesses
= 0.43
Titik X
= Strengths - Weaknesses = 2.63 - 0.43 = 2.20
Maka kondisi PT Sari Ayu Indonesia terletak pada koordinat ( 2.20 ; 0.59 ), yaitu pada kuadran pertama ( gambar 4.2 ). Suatu kondisi dimana perusahaan memiliki strengths dan opportunities sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada, maka dapat diformulasikan strategi yang tepat untuk dapat mendukung pertumbuhan perusahaan.
117
Opportunities
0.59
Weaknesses
2.20
Strengths
Threats Gambar 4.1 : Posisi Relatif yang Dirancang Dari
hasil
evaluasi
menggunakan
matriks
SWOT,
maka
dapat
diidentifikasikan beberapa strategi yang dapat dijalankan perusahaan. Strengths - S 1. Brand Image yang cukup terkenal 2. Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik 3. Trend-setter tata rias Indonesia dengan variasi produk yang luas. 4. Saluran distribusi yang baik
Weaknesess – W 1. Struktur organisasi perusahaan yang sering berubah-ubah. 2. Sistem informasi korporasi yang belum sepenuhnya terintegrasi. 3. Transparansi perusahaan kepada publik yang masih relatif rendah. 4. Seluruh fasilitas produksi berada di pulau jawa.
118 Strategi SO
Strategi WO
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi berbasis web untuk lebih mengefisienkan penjualan (S1,S2,S4,O2,O3) 2. Memperluas Pangsa Pasar ke luar negeri (O1,S1,S2,S3) 3. Menjadi sponsor eventevent kecantikan (S1,S3,O4)
1. Pemanfaatan Sistem Informasi yang lebih terintegrasi dalam operasionalnya (W2,W3,O3) 2. Menjadikan PT Sari Ayu Perusahaan Go Public (W3, O2)
Strategi ST
Strategi WT
Opportunities – O
1. Perluasan pangsa pasar ke luar negeri 2. Pertumbuhan ekonomi regional yang mulai membaik. 3. Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. 4. Perubahan perilaku yang lebih emosional dari konsumen
Threats – T
1. Ancaman persaingan 1. produk sejenis 2. Perekonomian Indonesia yang masih dalam 2. keadaan lemah 3. Potensi dari kerawanan pada keamanan komputer, jaringan dan transaksi 4. Pola konsumsi dari konsumen yang berubah dari needbased ke expectation-based.
Menonjolkan brand bahwa produk Martha Tilaar adalah bahan alami (S1,S2,T1,T4) membangun hubungan yang baik dengan stake holder (S4, T4)
1. Mengefisienkan biaya operasional (T1,T2,W3)
Gambar 4.2 : Matriks SWOT
119 Salah satu strategi perusahaan yang terletak pada kuadran Strength – Opportunities
adalah
Pemanfaatan
teknologi
berbasis
web
untuk
lebih
mengefisienkan penjualannya. Hal ini sesuai dengan keadaan perusahaan yaitu dengan memanfaatkan brand image yang kuat serta kualitas yang baik, ditopang dengan luasnya saluran distribusi, diharapkan juga dapat mengambil kesempatan untuk meraih penjualan lagi yang lebih tinggi serta ditambah dengan perkembangan infrastruktur TI yang baik. Pemanfaatan Sistem Penjualan berbasis web diharapkan juga dapat mengatasi masalah yang teridentifikasi sebelumnya, yaitu : •
Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penginputan data pemesanan ke dalam komputer PT Sari Ayu Indonesia, serta untuk menginputnya membutuhkan waktu.
•
Untuk sistem penjualan dengan mengirimkan salesman ke toko pelanggan untuk mengambil purchase order, perusahaan merasa kurang efisien karena selain menghabiskan waktu yang cukup lama , juga meningkatkan biaya operasional perusahaan seperti biaya transport dan gaji salesman.
•
Sistem penjualan tidak terintegrasi antar cabang maupun ke pusat, sehingga pusat tidak bisa mengetahui secara langsung keadaan setiap cabang. Setiap sore, masing-masing cabang harus mengirimkan laporan penjualan dalam bentuk fax ke pusat untuk dipantau.
120 4.5 Analisis Proses Pembuatan Strategi Untuk e-Commerce 4.5.1 Tahap Pertama : Membuat Kerangka Kesempatan Pasar Terdapat tujuh langkah pada tahap pertama ini untuk membuat kerangka kesempatan pasar, yakni : 1. Langkah Pertama : Mengidentifikasi Kebutuhan yang tidak terlayani dan atau tidak terpenuhi Langkah pertama ini adalah tahap mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi atau tidak terlayani. Yang pertama harus dilakukan adalah menentukan proses pembelian oleh pelanggan. Baru kemudian di setiap tahap tersebut dicari kebutuhan yang tidak terpenuhi atau tidak terlayani oleh perusahaan. Gambar 4.3 menggambarkan proses pembelian oleh pelanggan. Dapat diidentifikasi bahwa terdapat beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi ataupun tidak terlayani , yaitu : •
Pada bagian pengumpulan informasi : pelanggan merasa tidak ada keterangan ataupun visualisasi gambar langsung tentang produk yang akan dipesan, tidak ada info yang cepat mengenai berita-berita seperti promo, diskon, dll.
•
Pada bagian kepuasan : kadang-kadang terdapat kesalahan barang yang dikirimkan dengan yang dipesan karena salahnya input (human error).
121
Adanya Kebutuhan
Stok Habis
Pengumpulan Informasi
Evaluasi
Permintaan Pasar Meningkat
Baca Keterangan
Harga
Adanya Produk Baru
Melihat Ketersediaan
Kualitas
Ketersediaan
Kebutuhan
Keputusan Membeli
Melalui Salesman
E-mail
Telepon
Kepuasan
Ketepatan Pengiriman BArang
Kualitas
Kemudahan
Kesetiaan
Perulangan pembelian
Meningkatnya Pelanggan
Gambar 4.3 : Proses Pembelian Pelanggan PT Sari Ayu Indonesia
122 2. Langkah Kedua : Mengidentifikasi pelanggan tertentu yang perusahaan ingin buru Langkah ini berusaha untuk mencari target pelanggan yang dirasa benarbenar menguntungkan dan berarti bagi perusahaan. Karena yang akan dibuat berupa B2B eCommerce, maka pelanggannya haruslah berupa pembeli skala perusahaan. Contohnya adalah lain Matahari Department store/Supermarket, Hero Supermarket, Giant Hypermart, Lion Superindo, Indogrosir, Indomaret, Goro, Diamond/D’Best Supermarket dan Department store, Pasaraya, TipTop, Hari-Hari swalayan dan lain sebagainya. Tabel 4.10 adalah target PT Sari Ayu Indonesia untuk B2B eCommerce. Tabel 4.11 : segmen target PT Sari Ayu Indonesia untuk B2B eCommerce Target Pelanggan
Contoh Perusahaan
Penjual Produk Martha Tilaar
•
Matahari Departemen Store
Skala Besar
•
Carrefour
•
Diamon Pasar Swalayan
3. Langkah Ketiga : Menaksir keunggulan relatif ke pelanggan Langkah ini bertujuan untuk menilai kerelatifan keunggulan perusahaan terhadap pesaing-pesaingnya. Tiga hal yang paling berarti yang bisa ditonjolkan perusahaan kepada pelanggannya adalah brand image, kualitas, saluran distribusi. Berikut ini adalah pemetaan tiga hal tersebut terhadap tiga pesaing utamanya
123 Tabel 4.12 :Pemetaan Kekuatan relatif PT Sari Ayu Indonesia Terhadap Pesaing-Pesaingnya Martha Tilaar
Mustika Ratu
Ristra
Brand Image Kualitas
Saluran Distribusi Keterangan : Gambar
Keterangan Kinerja Level Tinggi
Kinerja
Level
Menengah Kinerja Level Rendah
•
Brand Image yang cukup terkenal Brand Image Martha Tilaar sebagai perusahaan kosmetik di Indonesia cukup bagus , dan menekankan citra perusahaan sebagai penghasil kosmetik budaya ketimuran yang berbahan dasar alam dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi modern barat. Martha Tilaar dapat disebut icon of beauty
124 sehingga menciptakan keunggulan bersaing. Martha Tilaar berdiri sejak lama, sehingga lebih dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Martha Tilaar Banyak menjadi sponsor acara kecantikan. Dan hal ini dibuktikan juga Martha Tilaar banyak mendapat penghargaan yang sebelumnya telah penulis jelaskan. •
Kualitas Produknya Sudah Teruji dengan baik Setiap produk yang akan diluncurkan, produk tersebut sudah mengalami proses riset dan pengembangan sehingga kualitasnya terjamin dengan baik. Seluruh kegiatan riset dan pengembangan dilakukan di Martha Tilaar Innovation Center. Martha Tilaar menyadari penuh bahwa azas yang dipakai dalam memproduksi kosmetika telah dimungkinkan oleh adanya teknologi dan inovasi yang dijadikan basis untuk berbaku mutu secara ketat dengan sistem Methodology, Standard, Testing, and Quality (MSTQ). Komitmen MTG dalam hal ini telah diapresiasi dengan penghargaan Anugerah Teknologi Sidhakretya 2002 oleh Kementerian Riset dan Teknologi R.I. Pada Tahun 1996 PT Martina Berto sebagai manufaktur Martha Tilaar mendapatkan ISO (International Standards Operation) 9001, dan pada tahun 1997 giliran PT Sari Ayu Indonesia mendapatkan ISO 9002. Selain itu pada tahun 2001, PT Sari Ayu Indonesia berhasil mendapatkan Sertifikat ISO 14001 sebagai pengakuan kualitas kerja dan produknya. Ristra Juga pernah mendapat penghargaan ” THE BEST INNOVATION AWARDS 2005”.
•
Saluran distribusi yang baik MTG mempunyai saluran distribusi yang tersebar dengan baik, di dalam maupun diluar negeri, sehingga menjamin ketersediaan produk-produknya di
125 banyak wilayah. Pendistribusian produk-produk MTG dilakukan oleh anak perusahaan MTG sendiri, yakni PT. Sari Ayu Indonesia (SAI) yang memiliki 16 cabang nasional dan 2 depo (pembantu cabang). SAI juga melakukan kerjasama dengan 26 subdistributor yang tersebar diseluruh Indonesia. Pengendalian ketat dilakukan oleh MTG terhadap seluruh subdistributor untuk menjaga berjalannya kebijakan harga .
Martha Tilaar dan Mustika Ratu tampak bersaing ketat, sedangkan tristra yang juga merupakan pesaing utamanya mempunyai brand image yang kurang dibandingkan dengan Martha Tilaar, hal ini terbukti dengan ristra kurang banyak menjadi sponsor acara-acara seperti pemilihan Miss Indonesia, dsb. Saluran distribusinya juga berada dibawah Martha Tilaar karena produk Ristra tidak banyak dijumpai di masyarakat.
4. Langkah Keempat : Menaksir sumber daya perusahaan untuk mengantarkan penawaran Langkah keempat ini adalah menilai sumber daya perusahaan yang dapat mengantarkan penawaran. Untuk menganalisis sumber daya, digunakan analisis sistem sumber daya yaitu sebuah koleksi aktivitas dan aset individu dan organisasi yang dikumpulkan bersama menghasilkan kemampuna organisasi yang mengijinkan perusahaan untuk melayani
kebutuhan
pelanggan. 3 kelompok resource system : •
Customer Facing : Brand Image yang dikenal luas, dan sluran distribusi yang baik.
126 •
Internal: Mutu yang baik (Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya). Serta penggunaan Teknologi Informasi yang cukup baik.
•
Upstream : hubungan dengan pemasok yang cukup baik, ada kontrakkontrak. Dan kekuatan Martha Tilaar terhadap pemasok juga cukup kuat.
5. Langkah Kelima : Menaksir Kesiapan Pasar akan teknologi Langkah berikutnya adalah penilaian kesiapan pasar akan teknologi. Karena target pelanggannya dalam skala bisnis, maka dirasa kesiapan teknologi jauh lebih baik dibandingkan dengan tingkat individu. Target pasar dalam skala bisnis PT Sari Ayu Indonesia kebanyakan memiliki teknologi informasi yang cukup baik, sistem informasinya pun cukup canggih. Jadi secara garis besar, target pasarnya sudah memiliki kesiapan dalam teknologi. Menurut PT Sari Ayu Indonesia, sebagian besar pendapatan dihasilkan dari penjualan barang kepada pembeli skala atas, contohnya adalah Matahari Department store/Supermarket, Hero Supermarket, Giant Hypermart, Lion Superindo, Indogrosir, Indomaret, Goro, Diamond/D’Best Supermarket dan Department store, Pasaraya, Tip-Top, Hari-Hari swalayan. Dan dapat dikatakan mereka siap dalam hal teknologi, karena bisnis mereka juga sudah terkomputerisasi. Selain itu terdapat data statistik perkiraan jumlah pengguna internet tahun 2005 yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, yaitu dalam situs www.apjii..or.id:
127 Tabel4.13 :Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet (kumalatif) Tahun
Pelanggan
Pemakai
1998
134.000
512.000
1999
256.000
1.000.000
2000
400.000
1.900.000
2001
581.000
4.200.000
2002
667.002
4.500.000
2003
865.706
8.080.534
2004
1.087.428
11.226.143
2005*
1.500.000
16.000.000
128 6. Langkah Keenam : Menspesifikan kesempatan dalam rangka yang nyata Langkah berikutnya adalah membuat cerita kesempatan (untuk mendapatkan pertanyaan yang akan berguna untuk membuat rencana bisnis). Cerita kesempatan berisi tentang segmen target, usulan nilai, keuntungan bagi pelanggan,sumber daya kritis,alasan untuk percaya,sumber dari sumber daya,bagaimana menghasilkan uang,dan kebesaran kesempatan. Tabel 4.14 : Cerita Kesempatan Martha Tilaar Jenis
Penjelasan
Usulan
Keuntungan
Sumber
Alasan
Sumber
Segmen
Segmen
Nilai
bagi
Daya Kritis
untuk
dari
Target
Target
Percaya
Sumber
Pelanggan
Bagaimana
Kebesaran
Menghasilkan Kesempatan Uang
Daya Penjual Perusahaan Kosmetika skala menengah sampai dengan atas
Proses • Bisa diakses • Divisi pembelian kapan saja, yang yang dimana saja menanga efektif dan • Informasinya ni efisien masalah akurat dan pembelia up to date n lewat • Mengurangi web human error • Sistem informas i yang terintegr asi
Saluran
Dalam
Menjual
distribusi
perusahaan
Produk
yang dapat diandalkan. Serta kredibilitas kebesaran Martha Tilaar
Besar
129 7. Langkah Ketujuh : Menaksir kemenarikan kesempatan
Faktor Positif
Faktor Netral
Faktor Negatif Tingkat Persaingan
Interaksi antar segmen
Jumlah kebutuhan yang tidak terpenuhi
Luapan Teknologi
Tingkat Pertumbuhan
Tingkat Keuntungan
Ukuran Pasar
Gambar 4.4 : Penilaian Kesempatan PT Sari Ayu Indonesia
Tingkat persaingan dikatakan negatif dikarenakan jumlah kosmetika yang ada di indonesia
sangat banyak. Jumlah kebutuhan yang tidak terpenuhi juga
bersifat netral, dikarenakan masih terdapat keluhan dari pelanggan, tetapi tidak bersifat fatal. Interaksi antar segmen juga sebenarnya tidak bisa didefinisikan karena dalam penjualannya tidak terdapat segmentasi.
130 Tingkat pertumbuhan dapat dikategorikan cukup tinggi karena kesempatan yang ada di depan mata untuk menjual dengan lebih baik sudah ada. Begitu juga dengan luapan teknologi yang terjadi pada PT SAI juga sudah sukup pesat. Ukuran pasar dalam hal ini bisa dikatakan banyak, dan masih terdapat potensi lagi untuk dikembangkan. Sedangkan tingkat keuntungan bersifat netral, karena walau bagaimanapun, PT Sari Ayu Indonesia tidak bisa memonopoli dunia kosmetika di Indonesia.
4.5.2 Tahap Kedua : Membuat Model Bisnis Terdapat empat langkah pada tahap kedua ini untuk membuat model bisnis, yakni : 1. Langkah Pertama : Membuat Kelompok Nilai Pada tahap ini , harus dianalisis 3 hal, yaitu target pelanggannya, keuntungan utama aplikasi B2B e-commerce yang ditawarkan kepada pelanggan, dan alasan yang mendukung bahwa perusahaan dapat menawarkan semua keuntungan yang telah dijelaskan. Target pelanggan : •
Pembeli produk PT Sari Ayu Indonesia skala bisnis Keuntungan utama :
•
Mendapatkan informasi baik produk maupun informasi yang lain yang up to date
•
Proses pembelian yang baik dan terintegrasi, mulai dari transaksi di web, pengaturan back officenya maupun pengiriman.
131 •
Pembelian dapat dilakukan dimana saja, dan kapan saja, serta relatif mudah
Alasan pendukung : •
PT Sari Ayu Indonesia mempunyai staff IT yang berkualitas. Dengan adanya staff IT yang berkualitas, pasti akan mempermudah pengaturan penjualan secara online.
•
Saluran distribusi yang baik, sehingga memperlancar proses pembelian (baik lewat web, ataupun tidak) oleh pelanggan PT Sari Ayu Indonesia
•
Brand image yang kuat
•
Sistem pemasaran yang baik. Dengan adanya staff pemasaran yang baik, pasti akan merancang suatu strategi pemasaran yang menarik, yang pada akhirnya juga akan diterapkan di website penjualan onlinenya.
2. Langkah Kedua : Menentukan Penawaran Online Sekarang akan dibahas tentang penawaran online, yaitu kombinasi produk, jasa dan informasi yang PT Sari Ayu Indonesia berikan untuk mengantarkan kelompok nilai kepada pelanggan, serta pemetaannya ke dalam proses pembelian pelanggan (diagram telur). Penawaran onlinenya adalah sebagai berikut : •
Corporate Hall : pada bagian ini akan dibagi menjadi dua kategori yaitu company profile yang berisi mengenai sejarah perusahaan, visi misi, dan sebagainya
132 •
Products : bagian ini terbagi menjadi dua bagian besar, yakni produk untuk sariayu dan produk untuk biokos, yang mana dua bagian ini akan dibagi lagi menjadi beberapa kategori produk.
•
Help : bantuan yang ditawarkan adalah bantuan untuk menggunakan website, bantuan untuk membeli produk, bantuan untuk mengetahui prosedur sesudah pembelian, dan lain lain.
•
News : pada bagian ini terdapat berita up to date mengenai event, promo, produk baru, penghargaan, dan lain lain.
•
Search : fungsi ini dapat digunakan ketika pembeli ingin mencari secara cepat barang yang diinginkannya dengan memasukkan kata kunci.
•
Contact Us : menu ini digunakan ketika pelanggan ingin memberikan pertanyaan, saran, kritik. Dalam menu ini terdapat dua cara untuk menghubungi perusahaan, yaitu dengan mengirimkannya secara online, ataupun melalui telepon, yang akan ditampilkan nomor telepon perusahaan yang dapat dihubungi.
•
FAQ : berupa daftar pertanyaan yang paling sering ditanyakan.
•
Shopping Cart : adalah sebuah fitur, dimana seseorang dapat melihat daftar belanjaan apa yang telah ia kumpulkan.
•
Edit Profile : User dapat mengedit data dirinya.
133
Corporate Hall • Company Profile • Services Search Products
Products • Sariayu • Biokos
FAQ
Contact Us • Giving Question • Giving Critism &Advice Edit Profile
Ada Kebutuhan
Kesetiaan Kepuasan
News • Up to Date events, promo, New products, achievement
Pengumpulan Informasi Shopping Cart
Evaluasi Pembelian
Help • Using Website • Buying Product • After Sales
Gambar 4.5 : Diagram Telur PT Sari Ayu Indonesia
134 3. Langkah Ketiga : Menentukan Sistem Sumber Daya Seperti yang telah dibahas, bahwa Keuntungan utama yang ditawarkan adalah: •
Mendapatkan informasi baik produk maupun informasi yang lain yang up to date
•
Proses pembelian yang baik dan terintegrasi, mulai dari transaksi di web, pengaturan back officenya maupun pengiriman.
•
Pembelian dapat dilakukan dimana saja, dan kapan saja, serta relatif mudah Dan Alasan pendukungnya adalah :
•
PT Sari Ayu Indonesia mempunyai staff IT yang berkualitas. Dengan adanya staff IT yang berkualitas, pasti akan mempermudah pengaturan penjualan secara online.
•
Saluran distribusi yang baik, sehingga memperlancar proses pembelian (baik lewat web, ataupun tidak) oleh pelanggan Martha Tilaar
•
Brand image yang kuat
•
Sistem pemasaran yang baik. Dengan adanya staff pemasaran yang baik, pasti akan merancang suatu strategi pemasaran yang menarik, yang pada akhirnya juga akan diterapkan di website penjualan onlinenya.
Dalam pengelolaan aplikasi B2B e-commerce ini, PT Sari Ayu Indonesia dapat mengantarkan semua kelompok nilai kepada pelanggan dengan usaha
135 dan sumber daya perusahaan sendiri. Berikut ini adalah gambar sistem sumber daya perusahaan.
Staff IT Berkualitas Informasi Up to Date
Sistem Pemasaran yang baik
Proses Pembelian yang baik dan terintegrasi
Platform e-Commerce Pembelian dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan mudah
Saluran distribusi yang baik
Brand Image yang kuat
Keuntungan Utama
Gambar 4.6 : Sistem Sumber Daya PT Sari Ayu Indonesia
4. Langkah Keempat : Menentukan Model Pendapatan PT Sari Ayu Indonesia mendapatkan pendapatannya dari penjualan produk saja.
Model bisnis PT Sari Ayu Indonesia adalah Widest Assortment, karena web ini menawarkan produk dengan jenis yang lengkap.