ANALISIS BESARAN YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (Periode Tahun 2010-2014)
Oleh : Moch. Iqbal Fatoni G NPM. 113401019
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya PO BOX 164)
ABSTRACT THE ANALYSIS OF MULBERIES INFLUENCE ON INDONESIA’S ECONOMC GROWTH PERIOD 2010-2014 The purpose of this study is to analyze the effect of investment, consumption, export, employment and inflation to economic growth in Indonesia 2010-2014. Besides, it analyzes investment, consumption, export, employment and inflation partially and jointly to economic growth in Indonesia 2010-2014. Analysis of the data in this study uses multiple linear regression method. Hypothesis testing uses partial test (t test) and simultaneous (F test). The data used in this research is an investment, consumption, export, employment inflation and economic growth in Indonesia in 2010-2014. The results of partial test (t test) shows that an investment has a negative correlation and no significant effect on economic growth, the consumption has positively and significantly correlation with the economic growth, export has a positive correlation and no significant effect on economic growth, employment has a positive correlation and not significantly to economic growth, inflation has a negative correlation and no significant effect on economic growth. Meanwhile, the result of simultaneous test (F test) shows that an investment, consumption, export, employment and inflation on economic growth have a positive and significant correlation. Keywords: investment, consumption, export, employment, inflation, economic growth.
ABSTRAK ANALISIS BESARAN YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 2004 - 2013 Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh investasi, pengeluaran konsumsi, ekspor, tenaga kerja dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2010-2014. Dan menganalisis investasi, pengeluaran konsumsi, ekspor, tenaga kerja dan inflasi secara parsial dan bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2010-2014. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linear Berganda. Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan simultan (uji F). Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah investasi, pengeluaran konsumsi, ekspor, tenaga kerja inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2010-2014. Hasil dengan menggunakan uji parsial (Uji t) adalah investasi mempunyai korelasi negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, pengeluaran konsumsi mempunyai korelasi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, ekspor mempunyai korelasi positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja mempunyai korelasi positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, inflasi mempunyai korelasi yang negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan hasil dengan menggunakan uji simultan (Uji F) adalah investasi, pengeluaran konsumsi, ekspor, tenaga kerja dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi mempunyai korelasi positif dan signifikan. Kata kunci : investasi, pengeluaran konsumsi, ekspor, tenaga kerja, inflasi, pertumbuhan ekonomi.
PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang di alami dunia belakangan ini. Proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakan sebagai Modern Economic Growth. Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang (Boediono 2009: 13). Hal ini berarti, bahwa dalam jangka panjang, kesejahteraan tercermin pada peningkatan output perkapita yang sekaligus memberikan banyak alternatif dalam mengkonsumsi barang dan jasa, serta di ikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin meningkat. Pertumbuhan ekonomi dapat dikaitkan juga sebagai keadaan kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Tambunan 2009:44). Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Dalam analisis makro pertumbuhan ekonomi yang di capai oleh satu negara. Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu adanya pembangunan di segala bidang, terutama pembangunan di bidang ekonomi. Secara umum tujuan pembangunan ekonomi adalah mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, menjaga tingkat kestabilan harga, mengatasi masalah penganggaruan, menjaga keseimbangan neraca pembayaran dan pendistribusian pendapatan yang adil dan merata. Tingginya pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat menunjukkan tingkat kinerja ekonomi (Economic Performance) yang baik, walaupun belum sampai melihat lebih jauh ke tingkat kesejahteraan yang merata di masyarakatnya. Tapi, dengan diketahui data pertumbuhan ekonominya, kita melihat bagaimana perkembangan perekonomian negara tersebut dari waktu ke waktu dan dapat membuat kebijkan yang lebih tepat dalam pembangunan ekonominya. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Investasi, Pengeluaran Konsumsi, Ekspor, Temaga Kerja dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia periode 2010-2014. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis data yang yang digunakan yaitu data sekunder, maka teknik pengumpulan yang dilakukan dalam hal ini yaitu menelaah data-data sekunder yang ada dalam berbagai dokumen BI dan BPS. Model Penelitian Adapun bentuk persamaan regresi linear berganda yang digunakan dapat dirumuskan: LogY = β0 + β1 LogInv + β2 LogKn + β3 LogEks + β4 LogTk + β5 Inf + e Keterangan : LogInv LogKn LogEks LogTK Inf LogY β0 β1, β5 e
= Investasi = Konsumsi = Ekspor = Tenaga Kerja = Inflasi = Pertumbuhan Ekonomi = Konstanta = Koefisien Regresi = Error term
PEMBAHASAN Dari Hasil Pengolahan Data didapat persamaan regresi dalam bentuk persamaan ekonometrika sebagai berikut : Log Y = -1,198657 – 0,012999 Log Inv+ 0.821231 log Kn + 0,136520 Log Eks+ 0,0530664 Log Tk – 0.0003445 Inf + e Prob t-statistik
(0,9580) (0,0347) (0,3277) (0,1760) (0,4489)
R-Squared
(0,970888)
F Statistik
(93,37914)
Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa koefisien tiap variabel Indipenden adalah - 0,012999 untuk variabel Investasi, 0.821231 untuk variabel Pengeluaran Konsumsi, 0,136520 untuk variabel Ekspor, 0,0530664 untuk variabel Tenaga Kerja, - 0.0003445 untuk variabel Inflasi. Yang dimaksud koefisien dalam penelitian ini adalah besarnya pengaruh tiap variabel bebas terhadap variabel Dependen yaitu variabel Pertumbuhan Ekonomi, Dari hasil regresi dapat dilihat bahwa nilai R 2 adalah sebesar 0,970888 hal ini berarti variabel Investasi, Pengeluaran Konsumsi, Ekspor, Tenaga kerja, Inflasi dapat menjelaskan perubahan pada variabel Pertumbuhan Ekonomi sebesar 97,08 % dan sisanya sebesar 2,02 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Hasil regresi diketahui bahwa variabel Investasi, Ekspor, Tenaga kerja, Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitas tstatistiknya lebih besar dari 0,05. Namun untuk variable Pengeluaran Konsumsi berbengaruh signifikan terhadap variable terikat yaitu Pertumbuhan Ekonomi di lihat dari nila propabilitas t-statitiknya lebih kecil dari 0.,05. Nilai probabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui signifikansi masing masing variabel Independen terhadap variabel Dependen. Dari hasil perhitungan diperoleh adalah 93,37914 dengan pada taraf nyata 5% adalah 2,29. Berdasarkan Hasil perhitungan diatas, maka dapat dilihat bahwa > atau 93,37914 > 2,29 artinya bahwa pengaruh variabel Investasi, Pengeluaran Konsumsi, Ekspor, Tenaga kerja, Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Periode 2010-2014 secara bersama sama adalah signifikan. Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Investasi mempunyai hubungan yang Negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. kenaikan investasi sebanyak 1 persen akan menurunkan rasio tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar - 0,012999. Koefisien yang bertanda negatif bermakna bahwa pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi bergerak tidak searah, artinya kenaikan investasi diikuti dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi, atau sebaliknya. Faktor penyebab investasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata pertumbuhan investasi tidak sebanding dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa investasi belum mampu untuk menggerakkan perekonomian yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih tinggi dari pada pertumbuhan investasi. Pada lingkup nasional, rata rata laju pertumbuhan investasi adalah sebesar 6,97 persen sementara rata-rata pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 5,49 persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum kondusifnya iklim investasi di Indonesia selama periode penelitian diduga menjadi penyebab tidak berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif masih rendahnya minat investasi di Indonesia. Iklim investasi yang baik membutuhkan stabilitas ekonomi makro yang memadai sebelum kebijakan ekonomi mikro. Tingkat inflasi yang rendah, defisit anggaran yang dapat dipertahankan dan nilai tukar yang stabil merupakan kuncinya. Karena ketidakstabilan akan membatasi investasi yang akan masuk. Tingkat inflasi yang tinggi juga akan mempengaruhi dan menghambat aliran masuk dana investasi. Hal yang tidak kalah penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan investasi adalah adanya kestabilan ekonomi dan politik di negara yang dituju. Semakin stabil kondisi ekonominya dan politiknya maka semakin rendah resiko dalam kegiatan investasinya sehingga semakin tinggi modal yang akan ditanamkan di negara tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori pertumbuhan Harrod-Domar (Tadaro 2006:129) yang menyatakan bahwa untuk menumbuhkan perekonomian diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Kenaikan investasi akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi karena kenaikan investasi mengindikasikan telah terjadinya kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal. Kenaikan penanaman modal akan berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan jasa di dalam perekonomian, dengan yang akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya apabila terjadi penurunan investasi mengindikasikan telah terjadinya penurunan penanaman modal atau pembentukan modal, dan ini mengakibatkan produksi barang dan jasa menurun.
Investasi dalam peralatan modal atau pembentukan modal tidak saja dapat meningkatkan faktor produksi atau pertumbuhan ekonomi namun juga dapat memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Suatu negara akan secara dimanis jika investasi yang dikeluarkan jauh lebih besar dari pada nilai penyusutan faktorfaktor produksinya negara yang memiliki investasi lebih kecil dari pada penyusutan faktor produksinya akan cenderung mengalami perekonomian yang stagnasi .di negara berkembang atau terbelakang dengan tingkat penduduk yang besar umumnya memiliki rasio investasi terhadap jumlah penduduk relatif kecil, sehingga negara tersebut kerap mengundang investasi asing untuk masuk dalam negaranya. Investasi asing ini tidak lah selalu memberikan keuntungan terhadap negara, terutama dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek ataupun menengah, investasi asing sangat menguntungkan dalam pertumbuhan ekonomi, investasi ini, dalam jangka pendek dapat mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Investasi asing ini dapat membantu memenuhi segala sesuatu yang diperlukan oleh penduduk dalam jangka pendek. Namun demikian dalam jangka panjang keuntungan tidak lagi diperoleh negara yang bersangkutan, namun investasi dapat memberikan keuntungan bagi negara yang mengeluarkan investasi. Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi periode 2004-2013 Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Pengeluaran Konsumsi mempunyai hubungan yang Positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Hasil ini sejalan dengan Hipotesis yang dibuat oleh peneliti, kenaikan koefisien Pengeluaran Konsumsi sebanyak 1 persen akan menaikan rasio tingkat Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0.821231. Arah koefisien yang positif ini menunjukan bahwa semakin tingginya konsumsi masyarakat akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi masyarakat masih menjadi penyumbang dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu penelitian. Dikarenakan terjadinya peningkatan konsumsi berarti telah terjadi peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa. Terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan memaksa perekonomian untuk meningkatkan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan teori hubungan antara konsumsi dengan pertumbuhan ekonomi melalui agregat pendapatan nasional bersifat positif. Dimana peningkatan agregat konsumsi masyarakat akan ikut menambah pendapatan nasional yang akan berdampak langsung terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah tersebut. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan
pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Konsumsi masyarakat memberi sumbangan yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Selalu ada kecenderungan setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan konsumsi mereka begitu terjadi peningkatan pendapatannya. Ada batas minimal yang tidak tergantung pada pendapatan, artinya tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi meskipun tingkat pendapatan sama dengan nol. Pengaruh Ekspor Terhadap Terhadap Pertumbuhan Ekonomi periode 2004-2013 Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Ekspor mempunyai hubungan yang Positif namun tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Hal ini berhubungan dengan volume impor, dimana adanya volume ekspor juga dikurangi volume impor. Hasil ini sejalan dengan Hipotesis yang dibuat oleh peneliti, kenaikan koefisien Ekspor sebanyak 1 persen akan menaikan rasio tingkat Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0,136520. Di dalam teori, Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah Negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. (Jhingan, 2002:448). Ekspor merupakan salah satu kegiatan perdagangan luar negeri yang dilakukan oleh beberapa negara termasuk Indonesia. Semakin menguatnya jumlah ekspor akan barang dan jasa yang dijual ke luar negeri akan berdampak pada nilai ekspor yang diterima oleh kita. Maka dalam perdagangan luar negeri kebijakan dalam penguatan aktivitas ekspor sangat perlu dilakukan, seperti penambahan kuantitas maupun kualitas produk ekspor barang dan jasa yang akan menambah nilai jual yang diterima sehingga devisa negara pun akan bertambah. Kenaikan impor mengakibatkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini membuktikan Indonesia masih mengimpor barang atau jasa yang sifatnya menjadi barang konsumtif bagi masyarakat sehingga aliran dana di dalam negeri beralih ke luar negeri sebagai akibat kegiatan impor barang dan jasa. Melihat perbandingan antara pengaruh ekspor dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia variabel ekspor sedikit berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dibandingkan impornya. Secara teori nilai ekspor yang lebih besar dari pada nilai impornya akan mampu meningkatkan pendapatan domestiknya sehingga secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi pun akan meningkat. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi periode 2004-2013
Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Tenaga Kerja mempunyai hubungan yang Positif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Hasil ini sejalan dengan Hipotesis yang dibuat oleh peneliti, kenaikan koefisien Tenaga Kerja sebanyak 1 persen akan menaikan rasio tingkat Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0,530664. Tidak signifikannya jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan tidak terserapnya tenaga kerja ini terlihat dari jumlah tenaga kerja dari 5 tahun penelitian terus meningkat. Pertumbuhan tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, atau dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi tidak terlalu dipengaruhi oleh pertumbuhan tenaga kerja. Hal tersebut disebabkan, meskipun tenaga kerja meningkat dengan cepat, namun peningkatannya tersebut tidak dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Produktivitas tidak bertambah meskipun jumlah tenaga kerja terus bertambah. Meskipun jumlah tenaga kerja terus meningkat, namun hanya sebagian kecil saja yang mempunyai keahlian dan keterampilan yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta kurangnya optimalnya potensi tenaga kerja. Potensi dari tenaga kerja itu adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa. Kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan barang dan jasa belum tentu terlaksana. Hal ini tidak sesuai dengan teori dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja maka akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebagai akibat dari perubahan kuantitas dan kualitas tenaga kerja itu sendiri sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Produktivitas tenaga kerja menunjukan kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan barang dan jasa. Sumber-sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan keterampilan teknis sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi. Artinya, hasil yang diperoleh seimbang dengan input yang diolah. Secara positif kenaikan produktivitas tenaga kerja menunjukkan peningkatan efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja. Kenaikan produktivitas tenaga kerja salah satunya akan berdampak terhadap peningkatan output yaitu produk domestik bruto (PDB). Produktivitas mengalami kenaikan berarti jika input dalam jumlah yang sama menghasilkan produksi dalam jumlah lebih banyak. Pertambahan penduduk akan mengakibatkan pertambahan angkatan kerja yang baru sehingga pemerintah perlu menciptakan kesempatan kerja. Seperti diketahui bahwa output dari setiap aktivitas ekonomi tergantung pada sumber daya manusia yang melaksanakan aktivitas tersebut, maka sumber daya manusia merupakan sumber daya utama dalam pembangunan. Tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi dalam perekonomian, disisi lain tenaga kerja juga merupakan bagian dari penduduk yang memproduksi barang dan jasa. Dari periode 19952010 jumlah tenaga kerja semakin bertambah. Hal ini menjelaskan bahwa selama kurun waktu 15 tahun tenaga kerja tidak terserap.
Salah satu cara untuk mempertinggi kemampuan sumber daya manusia (tenaga kerja) untuk meningkatkan produksi adalah dengan mempertinggi taraf pendidikan tenaga kerjanya, dimana usaha ini diharapkan melahirkan kondisi dimana pendidikan yang lebih tinggi dapat memperluas pengetahuan dan mempertinggi rasionalitas pemikiran sehingga bisa mengambil langkah yang bijaksana dalam mengambil keputusan dan bertindak serta mampu mempelajari teknik menjalankan perusahaan-perusahaan modern. Pengaruh Inflasi Terhadap Terhadap Pertumbuhan Ekonomi periode 2004-2013 Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Inflasi mempunyai hubungan yang Negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Hasil ini sejalan dengan Hipotesis yang dibuat oleh peneliti , kenaikan koefisien tingkat inflasi sebanyak 1 persen akan menurunkan rasio tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar - 0.0003445. Hal ini disebabkan oleh harga produksi yang meningkat dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi. Karena masyarakat akan mengurangi permintaan terhadap barang dan jasa.. Hal ini dikarenakan inflasi yang meningkat mengindikasikan adanya ketidakstabilan harga. Di dalam teori, Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk sekiranya inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung untuk mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Kecenderungan ini akan meperlambat pertumbuhan ekonomi. (Sadono Sukirno, 2008: 15) Seperti yang dikemukakan oleh Keynes bahwa dengan adanya inflasi yang mengakibatkan terjadinya kenaikan harga umum barang secara terusmenerus selama satu periode tertentu akan mengurangi produktivitas dan daya beli masayarakat yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, menurut bank Indonesia, inflasi yang bertambah serius akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat menurun, ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan seperti konsumsi, produksi dan investasi, hal ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Pengaruh Investasi, Pengeluaran Konsumsi, Ekspor, Tenaga Kerja dan Inflasi Secara bersama-sama terhadap Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Hasil regresi diketahui bahwa Investasi, Pengeluaran Konsumsi, Ekspor, Tenaga Kerja dan Inflasi Secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Dari hasil perhitungan diperoleh adalah 93,37914 dengan pada taraf nyata 5% adalah 2,29. Berdasarkan Hasil perhitungan diatas, maka dapat dilihat bahwa > atau 93,37914 > 2,29 artinya bahwa pengaruh
variabel Investasi, Pengeluaran Konsumsi, Ekspor, Tenaga kerja, Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Periode 2010-2014 secara bersama sama adalah signifikan. Sejalan dengan teori ekonomi bahwa jika suatu negara pertumbuhan ekonominya meningkat positif yang dicerminkan dari beberapa faktor ekonomi makro seperti misalnya peningkatan investasi akan meningkatkan kapasitas produksi yang pada akhirnya berujung pada pembukaan lapangan kerja baru, meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat, yang pada tahap selanjutnya meningkatkan pendapatan nasional sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Peningkatan agregat konsumsi masyarakat akan ikut menambah pendapatan nasional yang akan berdampak langsung terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya ekspor yang turut berkontribusi terhadap neraca pembayaran serta menurunnya angka pengangguran, maka perputaran barang dan jasa akan membaik yang terlihat dari meningkatnya kemampuan daya beli setiap individu. Dengan membaiknya kondisi perekonomian suatu negara yang dicerminkan pada angka pertumbuhan ekonomi juga akan mendorong investor untuk berinvestasi dalam negeri, sehingga pembangunan ekonomi terutama infrastruktur guna mendukung perekonomian akan berjalan dengan baik. Bertambahnya jumlah tenaga kerja maka akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebagai akibat dari perubahan kuantitas dan kualitas tenaga kerja itu sendiri sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada prinsipnya tidak semua inflasi berdampak negatif pada perekonomian. Terutama jika terjadi inflasi ringan. Inflasi ringan justru dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena inflasi mampu memberi semangat pada pengusaha, untuk lebih meningkatkan produksinya. Pengusaha bersemangat memperluas produksinya, karena dengan kenaikan harga yang terjadi para pengusaha mendapat lebih banyak keuntungan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan Hasil Analisis data dan pembahasan penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai Analisis Investasi, Pengeluaran Konsumsi, Ekspor, Tenaga Kerja dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010- 2014. antara lain : 1. Variabel Investasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Variabel Pengeluaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Variabel Ekspor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Variabel Tenaga Kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Variabel Inflasi berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia periode tahun 2010-2014. 2. Variabel Invetasi, pengaluaran konsumsi, ekspor, tenaga kerja dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran bagi berbagai pihak terkait. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut : 1. Bagi para peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu juga pihak-pihak yang hendak melakukan penelitian lanjutan dari masalah tersebut diharapkan memasukan variabel lain yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 2. Untuk dapat meningkatkan pertumbuhan investasi di Indonesia, pemerintah harus dapat mengupayakan iklim investasi yang kondusif, menciptakan stabilitas ekonomi, meningkatkan keamanan negara dan regulasi yang tepat agar para investor, baik asing maupun dalam negeri, dapat merasa aman dan tertarik untuk menanamkan modal mereka sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal PMA, pemerintah harus dapat mempertimbangkan keuntungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dari penanaman modal oleh asing. Serta lebih selektif dalam memilih perusahaan asing yang memiliki prospek kerja yang berbeda dari perusahaan dalam negeri yang telah ada, agar tidak menghambat masing-masing perusahaan dalam meningkatkan potensinya. Dalam hal PMDN, pemerintah harus dapat menjaga kestabilan dan keamanan dalam negeri, meningkatkan infrastruktur dan kemajuan teknologi dalam negeri agar dapat memaksimalkan produktivitas ekonomi. 3. Untuk memelihara kesinambungan pertumbuhan ekonomi maka ketergantungan akan konsumsi masyarakat harus dikurangi. 4. Untuk meningkatkan ekspor barang dan jasa ke luar negeri pemerintah haruslah dapat memfasilitasi kegiatan ekspornya dengan cara meningkatkan produksi barang dan jasa domestiknya. Secara umum impor akan berdampak negatif terhadap perekonomian, maka yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan para pelaku ekonomi mengurangi impor barang yang sifatnya konsumtif tetapi tetap mengoptimalkan barang impor yang sifatnya menjadi barang modal produksi. 5. Permasalahan sumber daya manusia menjadi suatu indikator penting bagi proses produksi. Penanganan secara simultan baik terhadap penciptaan sarana maupun perbaikan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan, pelatihan, disiplin kerja, kepedulian yang lebih besar terhadap tenaga kerja
dan peningkatan anggaran pendidikan guna meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang merupakan sumber penggerak pertumbuhan ekonomi. 6. Pemerintah harus bekerja sama dengan BI dalam mengendalikan tingkat inflasi negara yaitu dari sisi moneter agar tetap bertahan dalam angka normal. Serta menjaga kestabilan harga-harga umum dalam pasar agar suatu saat tidak anjlok atau melunjak secara tiba-tiba yang nantinya dapat mengakibatkan inflasi dan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi negara. DAFTAR PUSTAKA Amalia, Lia. (2007), Ekonomi Pembangunan, Graha Ilmu,Yogyakarta. Arsyad, Lincolin. (2010), “Ekonomi Pembangunan”, Edisi kelima, STIM YKPN, Yogyakarta. Boediono (2009), Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu ekonomi, Edisi 3, Cetakan Ke 5, BPFE, Jogyakarta Boediono. (2000)“Ekonomi Internasional”, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Case, Karl E. dan Fair, Ray C. (2007), “Prinsip-prinsip Ekonomi”, Edisi kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Deprianto, Asrizal. (2013). “Pengaruh Konsumsi Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Padang” Dewi, Ernita. Amar ,Syamsul . dan Syofyan, Efrizal. (2013). “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi dan Konsumsi di Indonesia”. Jurnal Kajian Ekonomi. Damodar, N. Gujarati. (2005). “Ekonometrika Dasar”. Universitas Diponogoro. Semarang.. Dumairy. (2004). “Perekonomian Indonesia”. Cetakan kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga. Ghozali, Imam. (2005). “Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS”. Universitas Diponogoro. Semarang. Ghozali, Imam. (2006). “Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square”. Semarang: Badan Penerbit UNDIP Ghozali, Imam. (2011). “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang : BP Universitas Diponegoro
Hasibuan. M, (1990), “Manajemen Sumber Daya Manusia”, PT. Gunung Agung, Jakarta. Handayani, Tri. (2011). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1999-2008”. Yogyakarta. Jhingan M.L. (2002). “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”. Penerjemah: D. Guritno. Edisi Pertama. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Jhingan, Ml. (2008). “Ekonomi Pembangunan dan perencanaan”. Ed 1. (D. Guritno). Jakarta :Raja Grafindo Persada Jhinghan, M.L. (2010). “Ekonomi Rajawali Press, Jakarta.
Pembangunan
dan Perencanaan”.
Mangkoesoebroto, Guritno. (1998). “Teori Ekonomi Makro”. Yogyakarta: STIE YKPN Mardalena, Ervin. (2009). “Pengaruh Investasi Swasta dan Perdagangan Internasional terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Selatan”, Ekonomika. Mudrajad, Kuncoro. (1997), “Ekonomi Pembangunan, Teori, masalah dan kebijakan”, Cetakan pertama, Unit penerbitan dan percetakan akademi manajemen perusahaan YKPN, Yogyakarta. Mankiw, N. Gregory. (2003). “Teori Makro Ekonomi”. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama Mankiw, N. Gregory. (2007). “Macroeconomics”. Ed. 6. New York : Worth Publisher Murni, Asfia. (2006). “Ekonomika Makro”, PT Refika Aditama, Bandung. Pambudi, Eko Wicaksono. (2013). “Analisis Pertumbuhan ekonomi dan faktorfaktor yang mempengaruhi” (studi kasus Kabupaten/Kota di Provinsi jawa Tengah Rahardja, Prathama. (2004). “Teori ekonomi makro : suatu pengantar”, Edisi kedua, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta. Reksoprayinto, Seodiyono. (2000). “Ekonomi Makro” (Pengantar Analisis Pendapatan Nasional), Edisi Kelima. Cetakan Kedua, Yogyakarta: Liberty. Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. (2008). “Teori ekonomi makro: suatu pengantar”, Edisi keempat, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.
Samuelson, Paul A. and William. (2001). “Macroeconomics”. New York : McGraw - Hill. Sariningrum, Ambar. (2010). “Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1990-2007” Shandra, Yosi. (2012). “Pengaruh Konsumsi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat”
dan
Investasi
terhadap
Sitompul, Novita Linda. (2007). “Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Sumatera Utara”, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Edisi pertama. PT. Raja Grafindo Jakarta. Sukirno, Sadono. (2003). “Makroekonomi Teori Pengantar”. Jakarta : Rajawali Press. Sukirno, Sadono. (2006). “Makroekonomi Teori Pengantar”. Edisi Ketiga. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sukirno, Sadono. (2008). “Mikro ekonomi. Teori pengantar”. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana. (2005). “Metode Statistika”. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2012). “Statistika untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta Bandung. Sugiyono. (2009). “Metode penelitian kuantitatif,dan kualitatif” R&D. Bandung: Alfabeta. Sutawijaya, Adrian. (2010). “Pengaruh Ekspor dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1980-2006”, Jurnal Organisasi dan Manajemen, Jakarta. Suparmoko, M. (2002). “Pengantar Ekonomika Makro”, BPFE, Yogyakarta. Tambunan, Tulus T.H, (2001). “Perekonomian Indonesia, Teori dan Temuan Empiris”, Jakarta, Ghalia, Indonesia. Tarigan, Robinson. (2005). “Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi”. Ed Revisi. Jakarta : Bumi Aksara Todaro, Michael P, (2003), “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”, Jilid 1, Edisi Kedelapan (diterjemahkan oleh Haris Munandar), Erlangga, Jakarta.
Undang-Undang, “Tentang Ketenagakerjaan”, Nomor: 13 tahun 2003, Jakarta, tanggal 25 Maret 2003. http://www.uuri.or.id//pdf.htm. Diakses tanggal 19 Maret 2015. Widarjono, Agus. (2007). “Ekonometrika : Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis”, Edisi Kedua, Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta Widodo, Tri. (2006.)“Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer”. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Yudisthira, I Made. (2013). “Analisis Pengaruh Konsumsi, Investasi, dan Inflasi Terhadap Produk Domestik Bruto di Indonesia Tahun 2000-2012” Yunan (2009), “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”.Tesis Pascasarjana Program Studi Pembangunan, SekolahPascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan. Website : Badan Pusat Statistik, 2015. www.bps.go.id Bank Indonesia,2015. www.bi.go.id