ANALISIS ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE KELURAHAN MERJOSARI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG
JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PENGETAHUAN DASAR TEKNIK SUMBER DAYA AIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik
ANAS ZULFIKAR RASYID NIM. 125060400111062
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017
L E M B A R PENGESAHAN ANALISIS ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE K E L U R A H A N M E R J O S A R I K E C A M A T A N L O W O K W A R U K O T A MALANG JURNAL I L M I A H TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PENGETAHUAN DASAR TEKNIK SUMBER DAYA AIR D i a j u k a n u n t u k m e m e n u h i persyaratan m e m p e r o l e h gelar S a r j a n a T e k n i k
ANAS ZULFIKAR RASYID NIM. 125060400111062 J u m a l i n i t e l a h d i r e v i s i d a n d i s e t u j u i o l e h dosen p e m b i m b i n g PadaMaret2017 Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing I I
Dr. Erv Suhartanto. ST.. MT. NIP. 19730305 199903 1 002
Dr. Ir. Ussy Andawayanti. MS. NIP. 19610131 198609 2 001
ANALISIS ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE KELURAHAN MERJOSARI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Anas Zulfikar Rasyid1, Ery Suhartanto2, Ussy Andawayanti2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya email:
[email protected]
ABSTRAK Di Kelurahan Merjosari, sering dijumpai air limpasan yang mengalir di jalan ketika hujan. Padahal menurut perhitungan perencanaan saluran tersebut masih bisa menampung debit limpasan yang ada. Hal ini disebabkan beberapa faktor, antara lain perubahan tata guna lahan, penumpukkan sedimen di saluran, dan kegiatan operasi dan pemeliharaan yang masih kurang. Berdasarkan penilaian kinerja, sistem drainase Kelurahan Merjosari termasuk dalam kategori cukup dengan skor penilaian 5342,7 (77,43%). Menurut analisa dengan menggunakan kala ulang 5 tahun, terdapat 3 saluran yang tidak dapat menampung debit rancangan yaitu Saluran Jl Mertojoyo Selatan Kiri, Jl Joyosuko Timur Kiri, dan Jl Joyo Tambaksari Kiri dengan debit limpasan sebesar 0,268 m3/det; 0,557 m3/det; 0,483 m3/det. Sedangkan dengan menggunakan kala ulang 10 tahun terdapat 4 saluran yang tidak dapat menampung debit rancangan yaitu saluran Jl Mertojoyo Selatan Kiri, Jl Joyosuko Timur Kiri, Jl Joyo Tambaksari Kiri dan Jl Joyo Suryo Kanan dengan debit limpasan sebesar 0,448 m3/det; 0,932 m3/det; 0,560 m3/det; dan 0,013 m3/det. Berdasarkan analisa, dirumuskan alternatif penyelesaian permasalahan sistem drainase dengan mengadakan inspeksi rutin per bulan dan melakukan pengerukan sedimen secara berkala 2-3 kali setahun sesuai jenis saluran. Total biaya AKNOP sistem drainase Kelurahan Merjosari Kota Malang tahun 2016 sebesar Rp. 111.578.389,74. Biaya tersebut sudah termasuk pajak PPN, PPh, dan biaya kontingensi. Kata kunci: AKNOP, Sistem Drainase, Debit Limpasan, Operasi dan Pemeliharaan. ABSTRACT
In Merjosari, oftentimes we found waterflow on the road when rain comes. Besides, according to the channel planning, it can handle that flow. It causes by some factor, like land use problems, sedimentation on the channel, and less of operation and maintenance. According to the work performance of drainage system in merjosari, it included in the average category, with scores 5324,7 (77,43%) The result showed with 5 years return period, there are 3 channels that aren’t able to accommodate the discharge runoff. Which are Jl Mertojoyo Selatan Kiri, Jl Joyosuko Timur Kiri, and Jl Joyo Tambaksari Kiri with flood debit 0,268 m3/s; 0,557 m3/s; 0,483 m3/s. And with 10 years return period, there are 4channels that aren’t able to accommodate the discharge runoff.. Which are Jl Mertojoyo Selatan Kiri, Jl Joyosuko Timur Kiri, Jl Joyo Tambaksari Kiri and Jl Joyo Suryo Kanan with flood debit 0,448 m3/s; 0,932 m3/s; 0,560 m3/s; dan 0,013 m3/s. according to the analysis, we have arranged problem solving of drainage system problems with routine inspection once a month, and put off the sediment of drainage channels 2 until 3 times a year according to the kind of the channels. Total costs for arranging real needs of drainage system’s operation and maintenance in Merjosari, Malang City on 2016 would be Rp. 111.578.389,74. All of these costs are included PPN and PPh tax, and unexpected costs. Keywords: Real Needs, Drainage Systems,Discharge Runoff, Operation and Maintenance
1. PENDAHULUAN Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan daerah perkotaan dari tahun ke tahun semakin tidak terkendali, perubahan tata guna yang masif dan cepat, lahan yang dulunya ruang terbuka hijau menjadi kawasan yang padat dan kedap air. Dampaknya debit aliran permukaan meningkat, menyebabkan saluran drainase yang ada tidak mampu menampung debit limpasan dan menimbulkan genangan. Terjadi penurunan kuantitas air yang meresap ke dalam tanah, sehingga terjadi banjir pada musim hujan dan ancaman kekeringan pada musim kemarau. Merjosari adalah salah satu kelurahan yang berapada di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, di daerah ini sering dijumpai genangan air pada saat terjadi hujan. Padahal, daerah Kelurahan Merjosari termasuk daerah perkotaan yang padat penduduk, genangan yang terjadi tentu akan menggangu aktivitas penduduk. Pemerintah terkait sudah berusaha untuk menanggulangi permasalahan drainase di daerah ini. Secara umum, pembangunan infrastruktur sistem drainase telah dilakukan melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan selanjutnya untuk dioperasikan dan dipelihara dengan baik agar dapat tujuan pembangunan infrastruktur tersebut tercapai. Namun di lapangan pelaksanaannya belum optimal terutama bagian operasional dan pemeliharan infrastruktur sistem drainase. Padahal dengan memaksimalkan kegiatan OP dapat meminimalisir timbulnya permasalahan. 2. METODE PENELITIAN Pengumpulan Data Penelitian Dalam pengerjaan studi ini, dibutuhkan data data berikut: 1. Data curah hujan Data curah hujan yang didapat selama 13 tahun untuk pengamatan tahun 2003 – 2015 dari Stasiun Hujan Teknik Pengairan.
2. Data peta pendukung Data peta-peta pendukung kegiatan analisis ini adalah: peta topografi, peta tata guna lahan, peta batas administrasi, 3. Data jumlah penduduk Data jumlah penduduk Kelurahan Merjosari Kota Malang tahun 2016 digunakan untuk menentukan besar debit air kotor. 4. Data inventarisasi sistem dainase Data inventarisasi sistem drainase memuat data dimensi eksisting sistem drainase, data kerusakan sistem drainase, dll. Lokasi Studi Lokasi studi ini berada di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.
Gambar 1. Kelurahan Merjosari Kota Malang Rancangan Penelitian 1. Analisa Masalah Melakukan inventarisasi sistem drainase, melakukan evaluasi kapasitas saluran drainase. 2. Perencanaan Alternatif Penyelesaian Masalah memilih penanganan kerusakan dan ketidakberfungsian sistem drainase 3. Analisa AKNOP menentukan volume pekerjaan konstruksi dan biaya tiap unit konstruksi. Perhitungan biaya konstruksi berdasarkan standar biaya yang berlaku di lokasi studi, kemudian menghitung AKNOP sistem drainase.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Inventarisasi Sistem Drainase Dari kegiatan inventarisasi dan penelusuran yang dilakukan, didapatkan data kondisi eksisting sistem drainase Kelurahan Merjosari secara umum sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Inventarisasi Sistem Drainase No Lokasi Keterangan 1.1 S Jl Mertojoyo Utara 1 Ka Terdapat sedimen dan sampah, ditumbuhui rumput, tertutup beton 1.2 S Jl Mertojoyo Utara 1 Ki Terdapat sedimen dan sampah, ditumbuhui rumput 2.1 S Jl Mertojoyo Utara 2 Ka ±80% saluran ditutupi plat beton , terdapat sedimen 2.2 S Jl Mertojoyo Utara 2 Ki ±80% saluran ditutupi plat beton 3.1 S Jl Mertojoyo Selatan Ka Terdapat sedimen, batu dan sampah, tercampur limbah pasar 3.2 S Jl Mertojoyo Selatan Ki Terdapat sedimen, batu dan sampah, 4 T Jl Joyosuko Timur Ki Terdapat sedimen, ±75% saluran ditutupi plat beton, inlet kurang 5 T Jl Joyo Tambaksari Ki 100 % saluran ditutupi plat beton, inlet kurang 6 T Jl Joyo Suryo Ka ±85% saluran ditutupi plat beton 7 T Jl Joyo Utomo ±85% saluran ditutupi plat beton, terdapat sedimen
B. Penilaian Kinerja Sistem Drainase Penilaian kinerja pada suatu sistem infrastruktur merupakan kunci dalam menjawab berhasil atau tidaknya tujuan sistem itu ditetapkan (Ditjen Cipta Karya, 2013). Penilaian kinerja sistem drainase Kelurahan Merjosari Kota Malang dilakukan dengan pembagian kuisioner ke Instansi terkait, hasil kuisioner tersebut kemudian diubah menjadi skor yang nantinya memperlihatkan sejauh mana kinerja sistem drainase. Skor maksimal yang bisa diperoleh adalah 6900, diberikan klasifikasi berdasarkan pencapaian skor sesuai dengan arahan Ditjen Cipta Karya 2013, berikut klasifikasi kinerja sistem drainase: 1. Kurang, dengan skor ≤ 4.140 (≤ 60%) 2. Cukup, dengan skor 4.140–5.520 (61%-80%) 3. Baik, dengan skor 5.521–6.210 (81%90%) 4. Sangat baik, dengan skor ≥ 6.211 (≥91%)
Berdasarkan hasil penilaian kinerja, sistem drainase Kelurahan Merjosari Kota Malang memperoleh skor total sebesar 5342,7 (cukup). C. Evaluasi Sistem Drainase Analisa Hidrologi sebelum data hujan digunakan untuk perhitungan evaluasi saluran drainase, harus dilakukan beberapa uji. Pengujian data dilakukan untuk menguji kebenaran dan apakah data tersebut dapat mengambarkan fenomena hidrologi seperti keadaan yang sebenarnya di lapangan (Suhardjono, 2013:67) Uji-uji yang digunakan adalah: Uji Konsistensi RAPS Berdasarkan uji RAPS data tersebut dapat diterima atau dinyatakan layak karena nilai Q/√ lebih kecil dari 1,065 dan nilai R/√ lebih kecil dari 1,249. Uji F Dari tabel distribusi F pada derajat kepercayaan 5%, untuk dk1= 6, dk2= 5 maka diperoleh F tabel = 4,95. Karena F hitung = 4,162 maka F hitung < F tabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa varian sampel 1 dan 2 mempunyai kesamaan (homogen). Uji T Berdasarkan uji T dengan derajat kepercayaan 5% dan derajat bebas n= 11, didapat t cr = 2,20 sedangkan t hitung = 0,301. Sehingga t hitung < t cr, maka dapat dikatakan kedua sampel berasal dari populasi yang sama (homogen). Uji Ketidakadaan Trend Berdasarkan uji ketidakadaan trend dengan pengujian Metode Spearman dan Metode Mann – Whitney membuktikan bahwa data hujan Stasiun Pengairan tidak menunjukan adanya trend. Uji Stasioner Berdasarkan uji F dan uji T yang diterima, berarti data hujan Stasiun Hujan Teknik Pengairan dinyatakan stasioner (nilai varian dan rata-rata stabil).
Uji persistensi Berdasarkan uji persistensi, pada derajat kepercayaan 5% dengan derajat bebas m 11 maka didapat t 0,95 = 1,796. Sehingga t hitung < t 0,95. Karena thitung < tkritis maka dapat disimpulkan bahwa data hujan stasiun Pengairan bersifat independen dan acak. Uji Outlier. Berdasarkan perhitungan uji outlier, data hujan tahun 2008 dinyatakan menyimpang karena melebihi ambang batas, sehingga data hujan tahun 2008 dihilangkan. Tabel 2. Curah Hujan Maksimum RataRata Setelah Uji Outlier KEJADIAN
No
Stasiun Pengairan
CH MAX
1 2
Tahun 2003 2004
Tanggal 24 25
Bulan Januari Februari
90.00 71.45
90.00 71.45
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2005 2006 2007 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
20 24 20 31 7 24 12 16 21 3
Juni Mei April Desember November April Februari Februari April Mei
100.40 102.50 71.50 83.00 156.50 93.50 111.50 119.00 84.00 111.00
100.40 102.50 71.50 83.00 156.50 93.50 111.50 119.00 84.00 111.00
Curah Hujan Rancangan Perhitungan curah hujan diperoleh dengan 2 metode, yaitu: Log Pearson III Tabel 3. Perhitungan Log Pearson III Kala Peluang Ulang 1.05 95 1.25 80 2 50 5 20 10 10
K
Log X
-1.4808 -0.8563 -0.0880 0.8055 1.3246
1.8440 1.9045 1.9790 2.0656 2.1159
Hujan Rancangan 69.828 80.269 95.282 116.306 130.589
Gumbel Tabel 4. Perhitungan Gumbel Tr 1.05 1.25 2 5 10
K -1.6443 -0.9960 -0.1393 1.0134 1.7765
Sd . K -38.6200 -23.3936 -3.2721 23.8010 41.7258
R rancangan 60.867 76.094 96.215 123.289 141.213
Uji Kesesuaian Distribusi Log Pearson III Dari tabel harga kritis uji smirnovkolmogorov untuk n = 12, dengan α = 5% diperoleh ∆cr = 0,375 dan α = 1% diperoleh ∆cr = 0,450, sedangkan ∆maks adalah 0,0842. Maka hipotesa Log Pearson III dapat diterima. Dengan uji chi square dengan nilai α = 5% maka Xh2 tabel = 5,991 Dengan nilai α = 1% maka Xh2 tabel = 9,210. Sedangkan X hitung 0,5 maka distribusi log pearson III dapat diterima. Gumbel Dari tabel harga kritis uji smirnovkolmogorov untuk n = 12, dengan α = 5% diperoleh ∆cr = 0,375 dan α = 1% diperoleh ∆cr = 0,450, sedangkan ∆maks adalah 0,0805. maka hipotesa Gumbel dapat diterima. Dengan uji chi square dengan nilai α = 5% maka Xh2 tabel = 5,991 ,dengan nilai α = 1% maka Xh2 tabel = 9,210 sedangkan X hitung 2,167, maka distribusi Gumbel dapat diterima. Perhitungan Kapasitas Saluran Drainase Eksisting Tabel 5. Kapasitas Eksisting Saluran Drainase Kel. Merjosari No
Nama Saluran
b (m)
h (m)
1.1 S 1.2 S 2.1 S 2.2 S 3.1 S 3.2 S 4S 5T 6T 7T
Jl Mertojoyo Utara 1 Ka Jl Mertojoyo Utara 1 Ki Jl Mertojoyo Utara 2 Ka Jl Mertojoyo Utara 2 Ki Jl Mertojoyo Selatan Ka Jl Mertojoyo Selatan Ki Jl Joyosuko Timur Ki Jl Joyo Tambaksari Ki Jl Joyo Suryo Ka Jl Joyo Utomo
0.70 0.70 0.62 0.62 0.70 0.60 0.70 0.30 0.40 0.50
1.00 1.00 0.75 0.75 0.70 0.75 0.80 0.40 0.65 0.47
Q Slope (m3/det) 0.009 1.543 0.009 1.543 0.013 1.121 0.013 1.121 0.016 1.381 0.016 1.198 0.020 1.816 0.009 0.148 0.026 0.521 0.014 0.488
Perhitungan Debit Rancangan Debit banjir rancangan untuk drainasi perkotaan, umumnya dihitung dengan rumus rasional. Dalam perkembangannya, rumus rasional dimodifikasi oleh beberapa peneliti, (Suhardjono, 2013 : 73). Persamaan rasional yaitu Q = 0,278.C.I.A sehingga didapatkan debit limpasan permukaan dengan kala ulang tertentu sebagai berikut:
Perhitungan Koefisien Pengaliran © Tabel 6. Koefisien Pengaliran Luas No
Nama Saluran
1.1 S 1.2 S 2.1 S 2.2 S 3.1 S 3.2 S 4S 5T 6T 7T
Jl Mertojoyo Utara 1 Ka Jl Mertojoyo Utara 1 Ki Jl Mertojoyo Utara 2 Ka Jl Mertojoyo Utara 2 Ki Jl Mertojoyo Selatan Ka Jl Mertojoyo Selatan Ki Jl Joyosuko Timur Ki Jl Joyo Tambaksari Ki Jl Joyo Suryo Ka Jl Joyo Utomo
RTH 0.150 0.510 0.115 1.140 4.900 4.380 0.190 0.290 0.330 0.000
Pemuki man 0.750 1.020 2.070 5.700 3.920 2.555 3.420 5.220 2.805 1.900
C
jalan 0.100 0.170 0.115 0.760 0.980 0.365 0.190 0.290 0.165 0.100
0.605 0.575 0.608 0.605 0.535 0.498 0.608 0.608 0.598 0.618
Metode Mononobe dan Kurva Intensitas (I) Intensitas hujan didapatkan dari hujan jam jaman pada jam pertama Tabel 7. Perhitungan Hujan Jam-jaman Metode Mononobe Jam Ke
Rasio
1 55% 2 14% 3 10% 4 8% 5 7% 6 6% Hujan Ranc. (mm) Koef. Pengaliran Hujan Efektif (mm)
Hujan Jam-Jaman (mm/jam) 2 th 5 th 10 th 52.436 64.006 71.866 13.629 16.636 18.679 9.561 11.670 13.103 7.611 9.291 10.431 6.427 7.846 8.809 5.618 6.858 7.700 95.282 116.306 130.589 0.60 0.60 0.60 57.169 69.784 78.353
80,00
2.2 S Jl Mertojoyo Utara 2 Ki 3.1 S Jl Mertojoyo Selatan Ka 3.2 S Jl Mertojoyo Selatan Ki 4S Jl Joyosuko Timur Ki 5T Jl Joyo Tambaksari Ki 6T Jl Joyo Suryo Ka 7T Jl Joyo Utomo
Intensitas Hujan (mm/jam)
Kala Ulang 5th
60,00 50,00
Kala Ulang 10th
40,00 30,00 20,00 10,00
0,818 0,933 0,646 0,411 0,627 0,351 0,220
0,818 1,182 1,464 3,057 0,627 0,351 0,220
Debit Rancangan Kala Ulang 10 Tahun Tabel 9. Perhitungan Debit Rancangan Kala Ulang 10 tahun No
Nama Saluran
I Q / sal (mm/jam) (m3/dt)
Q gab (m3/det)
1.1 S Jl Mertojoyo Utara 1 Ka
71,866
0,121
0,121
1.2 S Jl Mertojoyo Utara 1 Ki
71,866
0,195
0,195
2.1 S Jl Mertojoyo Utara 2 Ka
71,866
0,279
0,279
2.2 S Jl Mertojoyo Utara 2 Ki
71,866
0,919
0,919
3.1 S Jl Mertojoyo Selatan Ka
71,866
1,047
1,327
3.2 S Jl Mertojoyo Selatan Ki 4S Jl Joyosuko Timur Ki 5T Jl Joyo Tambaksari Ki 6T Jl Joyo Suryo Ka 7T Jl Joyo Utomo
71,866 71,866 71,866 71,866 71,866
0,726 0,461 0,704 0,394 0,247
1,644 3,432 0,704 0,394 0,247
Perhitungan Debit Air Kotor Pada perhitungan ini menggunakan data jumlah penduduk Kelurahan Merjosari tahun 2016 , yaitu sebanyak 17461 jiwa. (BPS Kota Malang, 2016). Dengan kebutuhan air penduduk 150 liter/hari/orang dan air buangan sebesar 75% dari kebutuhan air. Tabel 10. Perhitungan DebitAir Kotor. No
Nama Saluran
A pemukiman (Km2)
Q air kotor m3/dt
1.1 S 1.2 S 2.1 S 2.2 S 3.1 S 3.2 S 4S 5T 6T 7T
Jl Mertojoyo Utara 1 Ka Jl Mertojoyo Utara 1 Ki Jl Mertojoyo Utara 2 Ka Jl Mertojoyo Utara 2 Ki Jl Mertojoyo Selatan Ka Jl Mertojoyo Selatan Ki Jl Joyosuko Timur Ki Jl Joyo Tambaksari Ki Jl Joyo Suryo Ka Jl Joyo Utomo
0.0075 0.0102 0.0207 0.0570 0.0392 0.0256 0.0342 0.0522 0.0281 0.0190
0.0006 0.0008 0.0017 0.0047 0.0032 0.0021 0.0028 0.0043 0.0023 0.0016
Kala Ulang 2th
70,00
64,006 64,006 64,006 64,006 64,006 64,006 64,006
0,00 0
1
2
3
4
5
6
Durasi (jam)
Gambar 2. Grafik kurva Intensitas Debit Rancangan Kala Ulang 5 Tahun Tabel 8. Perhitungan Debit Rancangan Kala Ulang 5 tahun I Q / sal ((mm/jam) (m3/dt) 1.1 S Jl Mertojoyo Utara 1 Ka 64,006 0,108 1.2 S Jl Mertojoyo Utara 1 Ki 64,006 0,174 2.1 S Jl Mertojoyo Utara 2 Ka 64,006 0,249 No
Nama Saluran
Q gab (m3/det) 0,108 0,174 0,249
Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase Jika Qranc < Qsal maka saluran aman terhadap limpasan, sebaliknya jika Qranc > Qsal maka saluran tidak memenuhi atau terjadi limpasan. Limpasan yang terjadi adalah selisih antara debit banjir rancangan (Qranc) dengan kapasitas saluran (Qsal). Qranc adalah Q air hujan + Q air kotor, sedangkan Qsal adalah Q eksisting.
Tabel 11. Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase kala ulang 5 Tahun. Q ranc Q sal (m3/det) (m3/det)
No
Nama Saluran
1.1 S 1.2 S 2.1 S 2.2 S 3.1 S 3.2 S 4S 5T 6T 7T
Jl Mertojoyo Utara 1 Ka Jl Mertojoyo Utara 1 Ki Jl Mertojoyo Utara 2 Ka Jl Mertojoyo Utara 2 Ki Jl Mertojoyo Selatan Ka Jl Mertojoyo Selatan Ki Jl Joyosuko Timur Ki Jl Joyo Tambaksari Ki Jl Joyo Suryo Ka Jl Joyo Utomo
0,108 0,175 0,250 0,823 1,185 1,466 3,060 0,631 0,353 0,221
1,543 1,543 1,121 1,121 1,381 1,198 2,503 0,148 0,383 0,488
Ket aman aman aman aman aman melimpas melimpas melimpas aman aman
Didapatkan 3 saluran yang melimpas dengan debit limpasan sebesar 3 3 0,268m /det; 0,557 m /det; 0,483 m3/det. Tabel 12. Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase kala ulang 10Tahun No
Nama Saluran
1.1 S 1.2 S 2.1 S 2.2 S 3.1 S 3.2 S 4S 5T 6T 7T
Jl Mertojoyo Utara 1 Ka Jl Mertojoyo Utara 1 Ki Jl Mertojoyo Utara 2 Ka Jl Mertojoyo Utara 2 Ki Jl Mertojoyo Selatan Ka Jl Mertojoyo Selatan Ki Jl Joyosuko Timur Ki Jl Joyo Tambaksari Ki Jl Joyo Suryo Ka Jl Joyo Utomo
Q ranc Q sal Keterangan (m3/det) (m3/det) 0,121 0,196 0,281 0,923 1,330 1,646 3,435 0,708 0,396 0,248
1,543 1,543 1,121 1,121 1,381 1,198 2,503 0,148 0,383 0,488
aman aman aman aman aman melimpas melimpas melimpas melimpas aman
D. Alternatif Penyelesaian Permasalahan Sistem Drainase Setelah dilakukan Inventarisasi, penilaian kinerja sistem drainase serta meng evaluasi kapasitas saluran drainase di Kelurahan Merjosari Kota Malang, selanjutnya perlu dilakukan penetapan alternatif penyelesaian permasalahan sistem drainase sesuai Peraturan Menteri PU Nomor 12/PRT/M/2014 dan Ditjen Cipta Karya. Pada studi ini ditentukan alternatif penanganan yang digunakan adalah: a. Saluran drainase tipe terbuka: - Inspeksi rutin dilakukan 12 kali per tahun ( tiap bulan). - Pengerukan sedimen berkala pada saluran sekunder dilakukan 2 kali per tahun. - Pengerukan sedimen berkala pada saluran tersier dilakukan 3 kali per tahun.
b. Saluran drainase tipe tertutup: - Inspeksi rutin dilakukan 12 kali per tahun (tiap bulan). - Pengerukan sedimen berkala pada saluran sekunder dilakukan 2 kali per tahun. - Pengerukan sedimen berkala pada saluran tersier dilakukan 3 kali per tahun. Untuk semua alternatif yang telah ditetapkan, dikerjakan menggunakan tenaga manusia dengan peralatan sederhana. (manual) E. Perhitungan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase (AKNOP) Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan adalah perencanaan pembiayaan pengelolaan sistem drainase berdasarkan kebutuhan tiap komponen sistem drainase yang ada untuk mempertahankan kondisi dan fungsi nya. AKNOP ini nantinya akan diuraikan menjadi beberapa bentuk pekerjaan sesuai dengan komponen yang telah ditentukan. Inspeksi Rutin Saluran Drainase Sesuai dengan alternatif penyelesaian permasalahan sistem drainase yang telah ditentukan, inspeksi rutin dilakukan 12 kali dalam setahun, inspeksi rutin dibedakan menjadi dua yaitu inspeksi saluran terbuka dan inspeksi saluran tertutup. Berikut rincian item pembiayaan inspeksi rutin: Inspeksi Rutin Saluran Terbuka - Upah Inspeksi - Transportasi - Dokumentasi dan Pelaporan Dengan total biaya untuk satu kali inspeksi rutin saluran terbuka sebesar: Rp. 682.176,10 Inspeksi Rutin Saluran Tertutup - Upah Inspeksi - Transportasi - Dokumentasi dan Pelaporan - Buka tutup Plat Beton Dengan total biaya untuk satu kali inspeksi rutin saluran tertutup sebesar: Rp. 811.176,10
Pemeliharaan Berkala Saluran Drainase Sesuai dengan alternatif penyelesaian permasalahan sistem drainase yang telah ditentukan, pemeliharaan berkala adalah melakukan pengerukan endapan di saluran terbuka dan saluran tertutup. Pengerukan dibedakan lagi berdasarkan jenis saluran, saluran sekunder dilakukan pengerukan 2 kali dalam setahun dan saluran tersier dilakukan pengerukan 3 kali dalam setahun. Tabel 13. Rekapitulasi Biaya Pelaksanaan Pemeliharaan Berkala dalam Sekali Kerja No.
Nama Saluran
1.1 S 1.2 S 2.1 S 2.2 S 3.1 S 3.2 S 4S 5T 6T 7T
Jl Mertojoyo Utara 1 Ka Jl Mertojoyo Utara 1 Ki Jl Mertojoyo Utara 2 Ka Jl Mertojoyo Utara 2 Ki Jl Mertojoyo Selatan Ka Jl Mertojoyo Selatan Ki Jl Joyosuko Timur Ki Jl Joyo Tambaksari Ki Jl Joyo Suryo Ka Jl Joyo Utomo
H Tipe endapan (m) terbuka 0,12 terbuka 0,12 tertutup 0,03 tertutup 0,12 terbuka 0,07 terbuka 0,05 tertutup 0,14 tertutup 0,05 tertutup 0,06 tertutup 0,07
Biaya Pelaksanaan (Rp) 4.006.860,64 4.006.860,64 2.120.972,84 6.054.077,86 5.951.732,83 3.949.376,73 8.706.806,17 1.888.168,13 2.501.595,90 3.631.831,95
Total Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase Setelah didapatkan jumlah biaya dalam sekali pelaksanaan perhitungan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan pada tiap saluran, selanjutnya dihitung sesuai dengan frekuensi tiap perhitungan komponen dan sub komponen dalam satu tahun. Tabel 14. Total Biaya AKNOP Kel Merjosari Kota Malang tahun 2016 No 1
2
Jenis Komponen Saluran Terbuka
Saluran Tertutup
Sub Komponen
Frekuensi per Tahun
A Inspeksi Rutin
12
B Pengerukan Endapan Saluran Sekunder C Pengerukan Endapan Saluran Tersier A Inspeksi Rutin
2
B Pengerukan Endapan Saluran Sekunder C Pengerukan Endapan Saluran Tersier
3
12 2
3
Biaya per komponen
Total biaya per tahun (Rp)
(Rp) 682.176,10
8.186.113,20
17.914.830,83
35.829.661,66
811.176,10
9.734.113,20
16.881.856,87
33.763.713,73
8.021.595,98
24.064.787,95
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa total pembiayaan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan untuk Sistem Drainase Kelurahan Merjosari Kota Malang tahun 2016 sebesar Rp. 111.578.389,74 . Perhitungan AKNOP diatas sudah termasuk pajak PPN, PPh, dan biaya kontingensi (tidak terduga). 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kondisi eksisting sistem drainase Kelurahan Merjosari Kota Malang: a. Hampir semua saluran drainase terdapat endapan sedimen, dan sampah, juga ditumbuhi tanaman liar yang mengurangi kapasitas tampungan saluran, sehingga memerlukan pemeliharaan. b. Berdasarkan hasil wawancara dan pengisian kuisioner penilaian kinerja, sistem drainase di Kelurahan Merjosari Kota Malang dikategorikan cukup, dengan skor penilaian sebesar 5342,7 c. Berdasarkan evaluasi kapasitas saluran drainase eksisting menggunakan kala ulang 5 tahun, terdapat 3 saluran yang tidak dapat menampung debit rancangan yaitu: - Saluran Sekunder Jl. Mertojoyo Selatan Ki dengan debit limpasan 0,268 m3/det - Saluran Sekunder Jl. Joyosuko Timur Ki dengan debit limpasan 0,557 m3/det
- Saluran Tersier Joyo Tambaksari Ki dengan debit limpasan 0,483 m3/det Sedangkan dengan kala ulang 10 tahun, terdapat 4 saluran yang tidak dapat menampung debit rancngan yaitu: - Saluran Sekunder Jl. Mertojoyo Selatan Ki dengan debit limpasan 0,448 m3/det - Saluran Sekunder Jl. Joyosuko Timur Ki dengan debit limpasan 0,932 m3/det - Saluran Tersier Jl. Joyo Tambaksari Ki dengan debit limpasan 0,560 m3/det - Saluran Tersier Jl Joyo Suryo Ka dengan debit limpasan 0,013 m3/det 2. Pada studi ini ditentukan alternatif penanganan yang digunakan adalah: a. Saluran drainase tipe terbuka: - Inspeksi rutin dilakukan 12 kali per tahun ( tiap bulan). - Pengerukan sedimen berkala pada saluran sekunder dilakukan 2 kali per tahun. - Pengerukan sedimen berkala pada saluran tersier dilakukan 3 kali per tahun. b. Saluran drainase tipe tertutup: - Inspeksi rutin dilakukan 12 kali per tahun (tiap bulan). - Pengerukan sedimen berkala pada saluran sekunder dilakukan 2 kali per tahun. - Pengerukan sedimen berkala pada saluran tersier dilakukan 3 kali per tahun. Untuk semua alternatif yang telah ditetapkan, dikerjakan menggunakan tenaga manusia dengan peralatan sederhana. (manual) 3. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, biaya AKNOP yang dibutuhkan untuk tahun 2016 sebagai berikut: - Inspeksi rutin saluran terbuka: Rp. 8.186.113,20
- Pengerukan sedimen saluran sekunder terbuka: Rp. 35.829.661,66 - Pengerukan sedimen saluran tersier terbuka: Rp. - Inspeksi rutin saluran tertutup: Rp. 9.734.113,20 - Pengerukan sedimen saluran sekunder tertutup: Rp. 33.763.713,73 - Pengerukan sedimen saluran tersier tertutup: Rp. 24.064.787,95 Jadi total biaya AKNOP sistem drainase Kelurahan Merjosari tahun 2016 sebesar Rp. 111.578.389,74 . Biaya tersebut sudah termasuk pajak PPN, PPh, dan biaya kontingensi (tidak terduga). Saran 1. Perlunya kegiatan pemeliharaan sistem drainase di Kelurahan Merjosari baik secara rutin maupun berkala. 2. Perlunya rehabilitasi sistem drainase di Kelurahan Merjosari berupa perencanaan ulang saluran pada beberapa saluran yang sudah tidak mampu menampung debit rancangan sesuai dengan evaluasi yang telah dilakukan. 3. Memaksimalkan peran serta masyarakat untuk menjaga dan merawat sistem Drainase di Kelurahan Merjosari. 4. Perhitungan biaya AKNOP harus menggunakan harga satuan daerah pada tahun tersebut. 5. Sebenarnya kegiatan OP tidak hanya berupa pengerukan sedimen saja, tetapi masih banyak item lain yang harus diperhatikan. 6. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa lebih detail lagi dengan memperhatikan beberapa hal seperti: Evaluasi kondisi inlet Kondisi fisik bangunan sistem drainase Pengukuran saluran lebih detail dengan pembagian section saluran.
7.
Pada skripsi ini masih banyak menggunakan penyederhanaan sehingga hasil yang didapat belum mendekati kondisi riil di lapangan, maka dari itu disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk meminimalisir penyederhanaan.
5. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Bahan Ajar Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP Sektor Drainase. Buku II. Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Anonim. 2015. Kota Malang Dalam Angka 2015. Malang : BPS Kota Malang. Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 12 /PRT/M/2014 Tentang Sistem Drainase Perkotaan. Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Suhardjono. 2013. Naskah Buku Ajar Drainase Perkotaan. Malang: Universitas Brawijaya