e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017)
ANALISA SISTEM PEMBAYARAN PREMI ASURANSI SECARA ONLINE TERHADAP KINERJA AGENSI PADA AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG DENPASAR UBUNG 1Made
1Gede
Denny Oktariyana, Adi Yuniarta, Tungga Atmadja 2Anantawikrama
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui latar belakang penerapan sistem pembayaran premi asuransi secara online pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung, (2) mengetahui proses sistem pembayaran premi asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung, (3) mengetahui implikasi kinerja agensi terhadap penerapan sistem pembayaran premi asuransi secara online pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi yang selanjutnya dilakukan analisis data dengan model analisis interaktif melalui tiga tahapan yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) latar belakang penerapan sistem pembayaran premi asuransi secara online dikarenakan adanya ketidakberesan dengan sistem yang lama, untuk meraih kesempatan (opportunities), dan adanya intruksi dari pemerintah, (2) proses sistem pembayaran premi secara online sudah cukup baik dan mampu meningkatkan kinerja, informasi yang lebih berkualitas, penurunan biaya transportasi, kontrol keamanan keuangan, efisiensi kerja terhadap operasional, dan peningkatan pelayanan perusahaan, (3) implikasi kinerja agensi terhadap penerapan sistem pembayaran premi secara online berdampak pada efisiensi kinerja agen dalam pemungutan pembayaran premi, tetapi agen harus lebih cerdas lagi dalam mensosialisasikan pembayaran premi secara online kepada para pemegang polis. Kata kunci: Sistem Pembayaran, Premi, Efisiensi Kinerja. Abstract This study was aimed at finding out (1) the background of the implementation of online insurance premium payment system in AJB Bumiputra 1912 of Denpasar Ubung Branch Office, (2) the process of insurance premium payment system in AJB Bumiputra 1912 of Denpasar Ubung Branch Office, (3) the implication of the online premium payment system on agency performance in AJB Bumiputra 1912 of Denpasar Ubung Branch Office. This study was done by using qualitative descriptive method and the data were collected through interview, documentation and observation. Then the data were analyzed by interactive analysis model through three stages, i.e., (1) data reduction, (2) data display and (3) conclusion drawing.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) The results showed that (1) the background of the implementation of online insurance premium payment was the problem faced in using the old system, to reach opportunities and the directive by the government; (2) the online insurance premium payment system is good enough and makes it easy to implement and control. It also makes improve performance, better information quality, decrease in transportation costs, control of financial security, operational efficiency, and enhanced customer service, (3) the online insurance premium payment system has an impact on the efficiency of the agents’ performance in collecting premium payment, but the agents have to be more intelligent in socializing online premium payment to insurance policy holders. Keywords: Payment System, Premium, Job Efficiency
PENDAHULUAN Komputer merupakan peralatan yang sudah umum digunakan dalam perusahaan dan instansi untuk mengolah data-data yang diperlukan. Banyak perusahaan dan perkantoran menggunakan komputer untuk meningkatkan kinerja, begitu pula dalam perasuransian. Komputer merupakan perangkat yang sangat dibutuhkan dalam pengolahan data dan menyajikan suatu informasi dengan akurat. Informasi yang dihasilkan diharapkan dapat mengatasi permasalahan dalam pengelolaan data dan penyajian informasi. Begitu juga sistem pembayaran premi asuransi pada Auransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung yang diterapkan melalui pembayaran secara online yang dahulunya pembayaran premi ini dilakukan oleh nasabah asuransi melalui perantara agen asuransi yang secara langsung datang ke rumah nasabah tersebut. Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah (Sumber: id.wikipedia.org). Sistem akuntansi adalah kumpulan elemen yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu dan laporan keuangan yang akan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan (Sujarweni 2015:3). Seperti halnya pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung mengenai informasi yang relevan terkait pembayaran premi asuransi.
Dengan perkembangan teknologi saat ini perusahaan harus mampu melakukan perubahan sesuai kebutuhan demi terciptanya keamanan dan kenyamanan yang dapat dirasakan oleh pengguna atau konsumen maupun perusahaan. Begitu pula pada sistem pembayaran secara online yang diterapkan pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung. Sesuai dengan surat edaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 28 mei 2015 no S-53/D05/2015 yang ditandatangani oleh Kepala Eksekutif Pengawasan IKNB, mengenai “kewajiban konsumen lembaga jasa keuangan untuk memiliki rekening bank dalam rangka pengawasan sektor jasa keuangan, pendalaman pasar keuangan, perluasan akses keuangan masyarakat, dan pencegahan tindak pidana pencucian uang. Konsumen, peserta atau nasabah wajib melakukan transaksi keuangan melalui sistem perbankan”. Dengan beredarnya surat tersebut perusahaan wajib menggunakan sistem pembayaran melalui perbankan. Dalam perasuransian sistem pembayaran premi asuransi biasanya digunakan menggunakan sistem agensi. Agen asuransi merupakan perhubungan antara konsumen dengan perusahaan asuransi, para agen asuransi bertugas untuk menolong individu, keluarga, perusahaan, ataupun lembaga untuk merencanakan hingga akhirnya memilih polis asuransi sesuai kebutuhan (Al Arif 2015:210). Agen asuransi bertujuan membantu segala kebutuhan para pemegang polis asuransi dalam pembayaran premi, pemasaran produk asuransi, serta berbagai kebutuhan dalam hal asuransi.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) Pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung perubahan sistem ini masih sangat sulit dilakukan, yang mulanya menggunakan sistem pembayaran premi melalui agen-agen asuransi kemudian berubah menggunakan sistem pembayaran premi secara online. Berdasarkan hal tersebut, agen asuransi dituntut lebih cerdas dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja agen asuransi tentu akan semakin sulit atau semakin mudah tergantung dari usaha agen dalam menginformasikan sistem pembayaran secara online yang masih terbilang baru dalam dunia perasuransian. Hal yang menjadi keluhan dalam sistem pembayaran secara online adalah kurangnya tanggapan nasabah terhadap sistem pembayaran ini karena nasabah biasanya dilayani langsung oleh agen asuransi dengan semua kebutuhan asuransinya. Banyak nasabah yang kurang mengetahui bagaimana sistem pembayaran secara online yang dianggap rumit atau sulit dilakukan. Dalam penerapannya, nasabah juga tidak mengetahui bukti pembayaran premi asuransi setelah melakukan pembayaran secara online. Ini dikarenakan kurangnya informasi yang diberikan oleh pihak asuransi. Jika melihat sistem agensi yang sudah lama diterapkan, banyak tindakan kecurangan yang dilakukan pihak agen, yaitu nasabah membayar premi melalui agen, tetapi uang pembayaran tersebut tidak sampai ke asuransi. Permasalahan ini sering terjadi dalam dunia perasuransian dan menjadi keluhan para nasabah asuransi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka beberapa permasalahan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini, yaitu; (1) Apa yang melatar belakangi AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung menerapkan sistem pembayaran premi secara online?, (2) Bagaimana proses sistem pembayaran premi asuransi secara online pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung?, (3) Bagaimana implikasi kinerja agensi terhadap penerapan sistem pembayaran premi asuransi secara online pada AJB
Bumiputera 1912 Denpasar Ubung?
Kantor
Cabang
METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari sumber primer yaitu data yang diperoleh dari informan berupa hasil wawancara dan observasi lapangan, serta sumber sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi yang terkait dengan masalah penelitian. Informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive, artinya dimulai dengan informan kunci yang dianggap paling mengetahui permasalahan penelitian. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber data. Analisis data dalam penelitian deskriptif kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Haberman (1992) dalam Moleong (2005) sebagai teknik analisis interaktif mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data, yaitu; 1) reduksi data (data reduction), 2) penyajian data (data display), 3) kesimpulan penarikan/ verifikasi (conclusion drawing/verification). HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Penerapan Sistem Pembayaran Premi Asuransi Secara Online Agen asuransi merupakan penghubung antara konsumen dengan perusahaan perasuransian. Agen asuransi bertugas untuk menolong individu, keluarga, perusahaan, ataupun lembaga untuk merencanakan hingga akhirnya memilih polis asuransi sesuai kebutuhan. Bagi seorang calon pemegang polis, agen asuransi akan mendampingi proses pengenalan dan pemilihan polis guna melindungi pribadi, keluarga, kesehatan, dan kesejahteraan di mada depan (Al Arif, 2015:210). Dalam penerapan pembayaran premi melalui agensi yang sudah lama digunakan dari awal terbentuknya perusahaan tentu banyak sekali masalah yang dirasakan perusahaan terhadap kinerja agensi yang tidak jujur dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) bekerja. Ketidak jujuran ini dilakukan pada saat nasabah membayar premi melalui agen akan tetapi uang premi yang dibayarkan itu tidak di setorkan ke perusahaan. Kecurangan yang dilakukan agen ini merupakan masalah yang sulit untuk diselesaikan. Menurut penuturan dari Supervisor Gede Wardika mengenai kecurangan yang dilakukan agen mengatakan, “Permasalahan banyak sekali dalam kejujuran, agen yang tidak jujur biasanya menagih pembayaran tanggal muda tetapi disetorkan tanggal tua, kalau pengawasannya tidak bagus akan bermasalah. Jadi, harusnya uang nasabah yang dipungut langsung pada saat tanggal muda langsung disetorkan, agar uang nasabah bisa cepat diinvestasikan. Jika pengawasan tidak bagus uang tersebut bisa digunakan dulu oleh agen baru disetor ke kantor. Kalau uang itu dipakai tapi bisa diganti itu tidak masalah tetapi uangnya digunakan tapi tidak bisa diganti ini berdampak nasabah akan menjadi rugi”. Penuturan narasumber diatas dapat disimpulkan pembayaran premi melalui agen kurang efektif dilakukan karena kecurangan-kecurangan yang dilakukan pihak agen dan sulitnya melakukan pengawasan. Disamping kecurangan yang dilakukan agen dan seiring berkembangnya AJB Bumiputera 1912 dengan banyaknya pemegang polis juga membuat sistem pembayaran melalui agensi ini kewalahan menghadapi nasabahnya, sehingga pembayaran premi asuransi ini diterapkan melalui sistem online. Dalam memperoleh hasil penelitian tentang latar belakang penerapan sistem pembayaran premi secara online pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung. Peneliti melakukan wawancara dalam upaya menemukan atau menelusuri substansi dari permasalahan yang ada. Wawancara yang peneliti lakukan kepada Kepala Cabang AJB Bumiputera Kantor Cabang Denpasar Ubung yaitu Drs. I Made Mustika dalam awal penerapan sistem
pembayaran premi asuransi secara online yang mengatakan bahwa, “Kami dihimbau dari atasan terkait peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk segera menerapkan sistem pembayaran online ini per tanggal 1 januari sudah harus dilaksanakan. Jadi perusahaan diharapkan untuk mempermudah pelayanan pembayaran premi dengan sistem ini, untuk kontrol keamanan uang nasabah menjadi lebih terjamin dan lebih aman dalam pengawasannya”. Hal ini juga diperkuat oleh tanggapan Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK) yang saat itu dijabat oleh Ni Rai Yulianti, S.E dikatakan bahwa, “Penerapan sistem pembayaran premi secara online di AJB Bumiputera 1912 mulai diberlakukan tanggal 1 Januari 2016, dalam upaya mengedepankan keamanan dan kenyamanan dalam memberikan pelayanan kepada pemegang polis, dan ada himbauan dari surat edaran dari OJK terhadap penerapan sistem pembayaran di AJB Bumiputera 1912”. Pada dasarnya penerapan sistem pembayaran premi secara online atau non tunai di AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung mengacu pada kebijakan Bank Indonesia yang selalu mengedepankan empat aspek utama, yaitu keamanan, efisiensi, perluasan akses, dan perlindungan konsumen. Terselenggaranya sistem pembayaran yang aman dan efisien merupakan faktor penting untuk memperlancar transaksi pembayaran. Selanjutnya, perluasan akses dalam sistem pembayaran dapat mendorong terwujudnya program keuangan inklusif bagi lapisan masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perbankan. Selain itu, perlindungan konsumen merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam penetapan kebijakan dan pengembangan sistem pembayaran untuk menempatkan posisi konsumen pengguna jasa sistem pembayaran setara dengan penyelenggara sistem pembayaran (Sumber: bi.go.id).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) Perubahan sistem ini seperti apa yang di ungkapkan oleh Jagiyanto (2005) yaitu pengembangan sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena bebrapa hal yaitu (1) Adanya permasalahan (problems) yang timbul disistem yang lama yang berupa ketidakberesan dan pertumbuhan organisasi, (2) Untuk meraih kesempatankesempatan (Opportunities), (3) Adanya instruksi-instruksi. Pernyataan ini terkait dengan apa yang diungkapkan dihasil wawancara yaitu 1) adanya ketidakberesan dalam pembayaran premi melalui agensi yaitu merupakan sistem lama yang digunakan perusahaan dan di lapangan banyak terjadinya kecurangan yang dilakukan agen terhadap pemegang polis, 2) Untuk meraih kesempatan-kesempatandalam penggunaan teknologi informasi untuk mengefisienkan kinerja agensi terhadap pembayaran premi asuransi, 3) Perubahan sistem di AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung dikarenakan adanya peraturan-peraturan yang mendasari penerapan sitem pembayaran online ini yaitu himbauan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan pelayanan kepada para pemegang polis yang mengedepankan rasa keamanan, kenyamanan, dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi. Kemudian Kantor Pusat AJB Bumiputera 1912 memberitahukan kepada kantor wilayah dan kantor cabang untuk menerapkan sistem pembayaran online ini sesuai SK yang sudah disosialisasikan kepada perusahaan. Proses Pembayaran Premi Asuransi Secara Online Pihak-pihak yang terlibat dalam penerapan sistem ini yaitu Kepala Cabang, KUAK, Kasir, Staff Administrasi dan Agen serta Pemegang polis. Pelaksanaan sistem pembayaran sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan, keamanan dan pengefisienan kinerja perusahaan. Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan
pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem Pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai lembaga (Sumber: id.wikipedia.org). Tahapan-tahapan pembayaran premi asuransi secara online yaitu: (1) Pemegang polis harus mencantumpak Nomor Polis dan Nama Pemegang polis untuk mentransfer sejumlah pembayaran premi yang sudah di tentukan, (2) Pemegang polis melakukan transfer setoran pembayaran bisa melalui beberapa cara yaitu melalui ATM, SMS Banking, Internet Banking, atau Transfer Rekening melalui Bank. (3) Pemegang polis akan mendapatkan bukti transaksi berupa struk transfer atau SMS transfer yang merupakan bukti pembayaran yang sah diakui perusahaan, (4) Untuk transfer pembayaran melalui Bank Mandiri pembayaran wajib di transfer ke Rekening Kantor Pusat dan secara otomatis Premi Lanjutan tersebut akan ter-create langsung di Kantor Pusat sehingga pembayaran premi sudah ada pengakuan perusahan. (5) Untuk transfer ke Rekening Kantor Cabang, banyaknya transaksi pembayaran premi akan terlihat di rekening koran (RC) yang di cetak oleh Kasir Kantor Cabang, (6) Kemudian Staff Administrasi perusahaan akan Entry Premi sesuai Nomor Polis dan Nama Pemegang polis yang tertera di RC, (7) Staff Administrasi akan mencetak Arsip Setoran untuk agen dan kantor cabang sebagai bukti bahwa pembayaran premi tersebut sudah di entry, (8) Setelah Entry Premi, Staff administrasi akan meng-create Voucher Premi dan di teruskan ke Lembar Buku Kas (LBK) sehingga pembayaran premi tersebut sudah ada pengakuan perusahaan. Sistem yang diterapkan AJB Bumiputera 1912 tentu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan. Sebagai perusahaan yang bergerak
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) dibidang jasa asuransi tentu keamanan keuangan dan kualitas pelayanan perusahaan menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Perubahan sistem yang dilakukan AJB Bumiputera 1912 tentu bukan hal yang mudah. Dilihat dari perkembangannya yang dahulu menggunakan sistem secara manual berubah menjadi sistem online keunggulannya sudah dirasakan oleh pegawai kantor yaitu sesuai dengan apa yang katakana oleh KUAK kantor yaitu Ni Rai Yuliati S.E yang mengungkapkan bahwa, “…keunggulan yang dirasakan yaitu informasi tentang pembayaran premi cepat diterima kantor, pagi-pagi bagian administrasi sudah bisa cetak RC dan input ke sistemnya. Ada lagi, agen tidak lagi harus menghabiskan uang transportasi untuk memungut uang pembayaran premi asuransi dengan datang ke rumah masingmasing nasabah, selain itu kita gampang kontrol uang premi yang dibayarkan nasabah karena langsung transfer ke rekening kantor. Jadi agen-agen kita bisa fokus kembali dengan penawaran asuransi lainnya (New Bussines) ke calon pemegang polis”. Hal tersebut juga ditegaskan kembali oleh Staff Administrasi kantor I Wayan Eka Pramana Putra, S.Si yang mengungkapkan bahwa, “Sistem yang sekarang lebih mudah dari yang sistem yang dulu, karena sistem yang dulu lebih ke manual yaitu agen menyetor premi asuransinya ke kantor, bedanya ada di sistem peng-entry-annya. Kalo agen yang nyetor ke kantor kita isi ngurutin premi-preminya, tahun masuk preminya baru kita bisa entry. Kalau untuk sistem yang baru kita tinggal entry nomor polis aja langsung keluar storannya jadi lebih mudah”. Hal serupa juga dirasakan oleh Kasir kantor yaitu Dwi Suryanti, S.E yang berpendapat bahwa, “Kita jadi lebih mudah dalam entry data dibanding dulu. Kalo dulu kita harus menunggu setoran premi dari
masing-masing agen kemudian mengurutkan premi-premi tersebut baru bisa di entry, tapi dengan adanya sistem yang baru ini kita tinggal cetak RC pembayaran premi sudah bisa langsung kita entry dan dalam entry pembayarannya cukup memasukan nomor polis saja sudah langsung keluar setorannya”. Penerapan sistem informasi akuntansi yang terfokus pada pembayaran premi asuransi di AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Denpasar Ubung sudah cukup baik digunakan bisa dilihat dari hasil wawancara diatas, yaitu sistem pembayaran premi online ini memberikan dampak positif yaitu 1) Kinerja menjadi lebih cepat karena proses transaksi pembayaran premi yang dilakukan langsung masuk ke rekening kantor tanpa harus menunggu agen untuk menyetorkan pembayaran premi tersebut, 2) Informasi yang didapatkan perusahaan lebih akurat, 3) Perusahaan dan agen tidak perlu menghabiskan biaya transportasi lagi untuk memungut pembayaran premi asuransi ke rumah masing-masing nasabahnya, 4) Kontrol keamanan uang nasabah dalam pembayaran premi lebih terjaga dibandingkan agen yang membutuhkan kontrol yang lebih tinggi, 5) Efisiensi semakin meningkat terutamanya pada efisiensi waktu dalam menerima informasi pembayaran premi asuransi secara online karena sistem mudah digunakan untuk meng-entry premi-premi yang masuk melalui rekening koran (RC), 6) Pelayanan kepada nasabah asuransi tentunya lebih meningkat dan lebih praktis karena nasabah bisa mengontrol uang pembayarannya dalam perusahaan tanpa harus menggunakan perantara agen yang lebih beresiko. Pernyataan ini terkait dengan apa yang diungkapkan oleh Whitten (2006:383) tentang peningkatanpeningkatan sistem yang baru (pieces), yaitu performance (kinerja), information (informasi), economy (ekonomis), Control (pengendalian), efficiency (efisiensi), service (pelayanan). Penerapan sistem informasi akuntansi yang terfokus pada pembayaran premi asuransi di AJB Bumiputera 1912
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) Kantor Cabang Denpasar Ubung sudah cukup baik digunakan karena pekerjaan menjadi lebih mudah digunakan dan efisiensi waktu berkerja menjadi lebih akurat. Disamping kemudahankemudahan yang dirasakan oleh pegawai kantor tentu penerapan sistem yang baru ini akan menimbulkan kendala-kendala dalam awal penerapannya seperti yang dinyatakan oleh Staff Administrasi kantor yaitu I Wayan Eka Pramana Putra, S.Si yang mengungkapkan bahwa, “Dari kakak sendiri karena sistem kita sekarang cashless otomatis dana-dana premi yang disetor itu langsung menuju rekening bank kantor cabang ubung disana setelah kita mencetak RC keliatan danadana yang masuk dari nasabah yang disetorkan, terkadang nasabah lupa mencantungkan nomor polis dan nama polisnya, sehingga kita tidak bisa meng-entry jadinya dana itu mengendap di RC kita dan tidak di entry. Sedangkan premi asuransi itu memiliki jangka waktu satu bulan sebelum terkena denda itu yang jadi kendala. Kendala lainnya terkadang nama yang menyetorkan ke bank yang diisi bukan nama pemegang polisnya jadi susah juga mendeteksi siapa pemegang polis yang membayar”. Hal ini diperjelas lagi oleh Supervisor Gede Wardika dalam wawancara sebagai berikut, “…kadang-kadang ada yang transfer atas nama anaknya. Yang masuk nanti nama anaknya. Pihak bank itu sudah meminta pada nasabah harus mencantumkan nama yang transfer maka di RC akan muncul nama siapa yang transfer. Kalau aturan perusahaan kan harus mencantumkan nomor polis dan nama pemegang polis dan harus pemegang polis lah yang mentransfer supaya tidak ada kerancuan seperti itu…” Tanggapan dari Dwi Suryanti, S.E selaku kasir menambahkan lagi permasalahan yang terjadi yaitu, “Penerapannya masih perlu sosialisasi kepada pempol dan agen
karena masih banyak yang belom mengerti apa itu sebenarnya pembayaran cashless, sehingga ada beberapa pempol yang sudah melakukan pembayaran namum di aplikasi masih terlihat belum melakukan pembayaran, selain itu dari pihak agen pun masih belum terlalu mengerti masalah cashless sehingga menjelaskan ke pada nasabah pun masih setengah. Nasabah melakukan pembayaran antar bank walaupun nasabah telah mencantumkan nomor polis. Pada rekening kantor nomor polis itu tetap tidak kelihatan. Jadi harus tetap melakukan konfirmasi apabila telah melakukan pembayaran. Jika tidak melakukan konfirmasi nomor polis tersebut tidak akan bisa entry ke sistem, walaupun nasabah sudah melakukan pembayaran polis itu tetap tidak akan terbayar, karena sistem kita belum memumpuni sampai disana”. Dari hasil wawancara diatas sistem informasi akuntansi yang baru di terapkan memiliki beberapa kendala dalam penerapannya. Kendala itu berupa transaksi-transaksi yang masuk ke dalam perusahaan tidak diketahui siapa pengirimnya, ini diakibatkan kurang tahunya nasabah atau pempol untuk transfer premi yang benar. Seharusnya dalam pembayaran premi asuransi pempol harus mencantumkan nomor polis dan nama pemegang polis dalam transfer rekening yang dilakukan ke perusahaan sehingga di RC yang nantinya dicetak oleh bagian kasir bisa terihat pembayarannya beserta nomor polis dan nama pemegang polis yang melakukan pembayaran. Disamping itu, karena sistem masih baru tentunya memiliki kekurangan seperti terkadang masih ada transaksi-transaksi yang sudah mencantumkan nomor polis dan nama pemegang polis tetapi saat di cetak transaksi tersebut (RC) tetap tidak terlihat siapa yang mentransfer, ini diakibatkan transfer antar bank yang berbeda. Tentunya perusahaan dalam menjalani sistem pembayaran online (cashless) mempunya alternatif untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) mengatasi transfer premi yang tidak berisikan nomor polis dan nama pemegang polis tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh KUAK kantor Ni Rai Yuliati, S.E yang mengatakan, “Antisipasi yang kita lakukan terhadap dana yang masuk tanpa ada nomor polis dan nama pemegang polis yaitu cetak sisa tanggung jawab permasing-masing agen. Kita akan memberikan sisa tanggung jawab tersebut ke Supervisor dan Supervisor tersebut akan memberikan masing-masing agen yang ia punya yaitu agen blok nya. Udah itu. Setiap akhir bulan kita langsung menanyakan satu persatu dari masing- masing agen tersebut dari sisa kuitansi. Biasanya dari agen agen tersebut kita ketahui bahwa anggota/nasabah tersebut sudah transfer atau belum…” Hal ini diperkuat kembali dari pernyataan Kasir Kantor yaitu Dwi Suryanti, S.E yang berpendapat bahwa, “Sosialisasi kepada agen dan menjelaskan bahwa apabila pempol sudah melakukan pembayaran namun tidak mencantumkan nomor polisnya maka pembayaran itu tidak akan bisa diproses oleh pihak perushaan. Sehingga diperlukan peran dari agen dan pempol untuk proaktif melakukan konfirmasi apabila melakukan pembayaran sehingga memudahkan pihak perusahaan dalam melakukan update data, Karena sistem yang ada belum otomatis meng-update pembayaran apabila melakukan pembayaran. Ada beberapa nasabah yang inin melakukan auto debet tapi sistem yang ada belom memumpuni sampai sana”. Dari pihak agen sendiri dalam permasalahan pembayaran premi yang tidak berisi nomor polis dan nama pemegang polis tentunya melakukan kerjasama sesuai apa yang diungkapkan narasumber diatas. Tentunya pihak agen akan bekerjasama sepeti yang di ungkapkan oleh Supervisor Gede Wardika yang mengungkapkan,
“Harus adanya sinergi antara kasir dan agen dinas luar, kalau ada RC bodong maksudnya ada uang masuk tapi tidak ada data polis dan nama pemegang polis ini harus segera di informasikan kepada agen, Jadi agen akan meneruskan kepada pemegang polis sekiranya yang pernah dihubungi untuk mentransfer, setidaknya harus cepat terdeteksi agar tidak berlarut larut”. Koordinasi antara kasir dan agen saling mengecek kembali transaksitransaksi yang masuk ke perusahaan melalui RC, transaksi yang tidak berisikan nomor polis dan nama pemegang polis akan ditanyakan kembali ke agen dan menanyakan apakah pemegang polis atau nasabahnya pernah melakukan transfer pembayaran premi pada hari itu. Kemudian, ketika agen memberitahukan benar bahwa nasabahnya telah melakukan transfer pada hari tersebut, maka agen akan memberitahu siapa pemegang polis atau nasabahnya yang melakukan transfer kepada kasir sehingga transaksi yang masuk ke perusahaan tanpa berisikan nomor polis dan nama pemegang polis bisa diketahui dan pembayaran tersebut bisa di entry ke sistem. Setelah diketahuinya pembayaran premi yang tidak menyertakan nomor polis dan nama pemegang polis akan ditandai sebagai pengingat. Upaya perusahaan untuk menutupi kekurangan sistem pembayaran premi secara online ini yaitu dengan meningkatkan koordinasi dari pihak atasan kepada karyawan dan agennya, dengan cara mengecek kembali tanggung jawab masing-masing agen sehingga seorang agen bisa menghubungi masing-masing nasabahnya untuk mengkonfirmasi pembayaran yang mereka lakukan sehingga uang premi yang masuk keperusahaan yang tapa mencantumpan nomor polis dan nama pemegang polis bisa diselesaikan secepatnya. Seperti apa yang di ungkapkan oleh Menurut Manullang (2008: 72) koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unitunit organisasi agar tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) secara keseluruhan dengan adanya koordinasi akan terdapat keselarasan aktivitas diantara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Implikasi Kinerja Agensi Terhadap Sistem Pembayaran Premi Secara Online Agen asuransi berfungsi sebagai penghubung antara nasabah/pemegang polis dengan perusahaan perasuransian. Sebelum diterapkannya sistem pembayaran premi secara online di AJB Bumiputera1912, Agen merupakan kunci utama dari pelayanan asuransi yang dibutuhkan oleh nasabahnya. Agen akan memberikan pelayanan dari produk asuransi, pembayaran premi asuransi, klaim asuransi dan semua kebutuhan asuransi yang dibutuhkan. Agen secara langsung mendatangi ke rumah para pemegang polis untuk memberikan pelayanan tersebut utamanya pada pembayaran premi. Akan tetapi sejak di terapkannya sistem pembayaran premi non tunai (online) per tanggal 1 januari 2016, nasabah/pemegang polis di himbau untuk mandiri dalam melakukan pembayaran premi asuransinya. Dalam penerapan tersebut pihak agen mendapatkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi, seperti wawancara yang peneliti lakukan kepada Supervisor asuransi yaitu Gede Wardika yang mengatakan bahwa, “Kebanyakan dari pemegang polis itu kurang mengerti tentang sistem online ini, misalnya kurang mengerti tentang transfer via ATM, i-Banking, SMS Banking disamping itu jika melakukan transfer langsung ke bank pembayarannya permasalahannya antri di bank itu yang masalah, jadi nasabah akan mengantri meninggalkan pekerjaannya yang pokok, nanti tugas pokok nasabah akan bermasalah. Jika semua nasabah bisa menggunakan sistem online yang benar yaitu melalui ATM, iBanking, SMS Banking itu sangat baik. Tetapi nasabah di pedesaan hanya mengenal koperasi, dan LPD… Permasalah intinya ada di manusianya sendiri apalagi manusia
yang lahir tahun 70an jika di ajak menggunakan sistem online ini maka di anggap berat oleh nasabah dan juga tidak mau mencoba”. Jadi dari pendapat Supervisor diatas dapat disimpulkan bahwa kendala yang dialami pada saat penerapan sistem pembayaran premi secara online ini terletak pada sumber daya manusia yang pengetahuannya masih kurang terhadap teknologi, utamanya pada masyarakat pemegang polis yang berada dipedesaan. Karena AJB Bumiputera 1912 ini sudah berdiri lebih dari 100 tahun maka para pemegang polis banyak dari kalangan orang tua, sehingga malas untuk mempelajari cara pembayaran secara online ini. Disamping itu masyarakat pemegang polis dipedesaan lebih mengetahui koperasi dan LPD dari pada bank nasional, ini juga merupakan kendala bagi agen untuk mensosialisasi pembayaran secara online. Nasabah atau pemegang polis yang lama juga sudah terbiasa dilayani oleh agen dari dulu sampai sekarang sehingga mereka tidak mau disuruh ke bank yang ditunjuk oleh perusahaan untuk pembayaran secara online. Dengan melihat kondisi seperti itu, maka agen tetap akan melayani para pemegang polis yang tidak bisa menggunakan sistem pembayaran premi secara online dan akan terus mendukung para pemegang polis yang sudah bisa menggunakan sistem pembayaran premi secara online. Permasalahan-permasalah yang dilakukan oleh agen-agen asuransi tentunya sudah ditanggapi oleh perusahaan sehingga perusahaan tentunya tidak tinggal diam menghadapinya. Perusahaan menggunakan strategi-strategi untuk memecahkan permasalahan ini. seperti yang diungkapkan oleh salah satu Supervisor yaitu Gede Wardika yang menyatakan, “Adapun hal-hal yang sudah dilakukan oleh kantor pusat, kantor wilayah yang diteruskan ke kantor cabang masing-masing di adakan pertemuan setiap bulan untuk membahas permasalahan yang terjadi terhadap sistem online ini,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) yaitu melakukan sosialisasi kepada piak-pihak agen yang sebenarnya semua unsur sudah gagap teknologi… Ada pun dari pihak kantor pusat sudah memberikan brosur-brosur bagaimana tahapantahapan bagaimana cara transfer melalui ATM, jadi brosur itulah yang dibawa oleh pihak agen kepada pemegang polis yang ada. Sehingga dalam sosialisasian ini akan bersinergi dan akan lebih baik kepada masyarakat pemegang polis”. Hal senada juga disampaikan oleh Made Wardana S.E selaku Supervisor perusahaan yang berpendapat sebagai berikut, “…dari pihak manajemen mensosialisasikan pihak dinas luar atau agen untuk mengadakan pendekatan menggunakan brosurbrosur, panduan-panduan yang ada untuk memudahkan nasabah melakukan penyetoran melalui banking, atau transfer rekening. Disamping itu dari agen akan membantu lagi mengambil tunai uang nasabah itu untuk menyetorkan lagi ke kantor atau bisa disetorkan lagi ke rekening bumiputera itu masih di fasilitasi oleh pihak agen. Agar dana-dana nasabah yang sudah jatuh tempo bisa segera tersetor ke rekening Bumiputera”. Berdasarkan wawancara dari kedua Supervisor menunjukan perusahaan sangat memperhatikan pentingnya cara memasarkan atau mensosialisasikan kepada para pemegang polis pentingnya penerapan pembayaran premi secara online. Fungsi dari pemasaran menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000: 6) mendefinisikan konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahan. Gencarnya perusahaan dalam memasarkan pembayaran premi secara online ini akan menimbulkan keuntungan baik para pemegang polis dan perusahaan.
Dengan demikian sistem pembayaran secara online ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas perusahaan terutama dalam perasuransian, setelah diterapkannya sistem pembayaran ini di AJB Bumiputera 1912 selama hampir satu tahun tentu perkembangan-perkembangan perusahaan mulai terlihat dan keuntungan dari penerapan sistem pembayaran premi secara online ini mulai terasa, seperti penuturan dari Gede Wardika selaku Supervisor perusahaan yang menyatakan bahwa, “Pemegang polis yang sudah bisa melakukan transfer rekening akan memberikan efisiensi kerja bagi pihak agen jadi uangnya sudah masuk tidak perlu lagi melakukan penagihan secara langsung yang menghabiskan uang transportasi dan tenaga ke pemegang polis. Komisi dan hak-hak agen tersebut sudah terakses dengan baik dan terakses ke rekening masing-masing agen. Jadi agen banyak punya waktu untuk reselling dan tidak terganggu dengan masalah penagihan premi ke nasabah sekian portopolio, sehingga new business atau penawaran baru tidak tercapai. Keunggulan sistem ini kita agen memiliki banyak waktu untuk menawarkan produk-produk baru …” Apa yang dinggungkapkan diatas menggambarkan penerapan sistem pembayaran premi secara online memberikan efisiensi kerja yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sistem pembayaran premi asuransi melalui agensi. Sehingga waktu yang digunakan agen untuk mengambil uang pembayaran premi dari nasabah tidak terbuang sia-sia dengan adanya sistem ini. Agen bisa merencanakan new business dan bisa kembali terfokus dalam memasarkan produk-produk asuransi lainnya untuk mencapat target yang di inginkan perusahaan. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Sedarmayanti, (2001:112) Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal. Dalam suatu organisasi efisiensi kerja menjadi salah satu faktor pendorong bagi organisasi yaitu mencapai tujuan bersama. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Latar Belakang AJB Bumiputera Kantor Cabang Denpasar Ubung menerapkan sistem pembayaran premi secara online bertujuan untuk: (a) Mengatasi ketidakberesan dalam pembayaran premi melalui agensi yaitu merupakan sistem lama yang digunakan perusahaan dan di lapangan banyak terjadinya kecurangan yang dilakukan agen terhadap pemegang polis berupa pembayaran premi yang tidak di setorkan oleh agen tepat pada waktunya, (b) Meraih kesempatan-kesempatan dalam penggunaan teknologi informasi akuntansi untuk mengefisienkan kinerja agensi dan perusahaan terhadap pembayaran premi asuransi dan memudahkan pihak pemegang polis dalam keamanan pembayaran preminya, (c) Memenuhi himbauan dari Ototitas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan pelayanan kepada para pemegang polis yang mengedepankan rasa keamanan, kenyamanan, dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi. (2) Proses sistem pembayaran premi secara online ini sudah terbilang cukup baik, karena dalam penerapannya sudah memenuhi beberapa indikator yaitu a) Memudahkan karyawan dan agen dalam meningkatkan kinerja yang lebih efektif, b) Informasi yang didapat mengenai pembayaran premi lebih akurat, c) Perusahaan mampu menekan biasa transportasi akibat pembayaran premi secara online yang memiliki nilai yang lebih ekonomis, d) Tingkat pengendalian terhadap kontrol keuangan menjadi lebih aman, e) Tingkat efisiensi terhadap operasi perusahaan menjadi lebih baik, dan f) Pelayanan yang diterima oleh nasabah semakin meningkat. Tetapi dalam berjalannya sistem ini masih belum
maksimal karena terdapat kendalakendala yaitu pembayaran premi asuransi secara online yang dilakukan oleh nasabah pada saat mentransfer uangnya tidak menyertai nomor polis dan nama pemegang polis sehingga dalam pengentrian pembayaran sulit dilakukan karena tidak diketahuinya siapa yang menyetorkan pembayaran yang masuk ke perusahaan akibat tidak adanya nomor polis dan nama pemegang polis. (3) Kinerja agensi dalam penerapam sistem pembayaran secara online sangat berpengaruh terhadap efisiensi kinerja agen dari yang biasanya. Sistem ini membantu para agen dalam memudahkan mengambil pembayaran premi sehingga para agen bisa terfokus ke new business. Dengan adanya sistem ini para pemegang polis yang aktif dalam keamanan uang premi yang akan di setorkan ke pihak perusahaan. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat diberikan yaitu, (1) Sistem pembayaran yang sudah dibangun bisa dikembangkan lagi sehingga kendala seperti tidak tercantumnya nomor polis dan nama pemegang polis akibat transaksi antarbank bisa dipenuhi. Perlunya koordinasi antara pihak perusahaan dan pihak bank untuk mengatasi masalah tersebut. (2) Sosialisasi dari perusahaan atau pihak agen ke para pemegang polis terhadap pembayaran secara online lebih digencarkan agar tidak ada lagi pemegang polis yang tidak mengetahui bagaimana cara transfer secara online. (3) Sistem sebaiknya dikembangkan lagi agar mampu melakukan auto debet agar nasabah lebih mudah lagi dalam pembayaran premi asuransinya dan pihak perusahaan lebih cepat lagi dalam proses pengolahan data dan transaksi. DAFTAR PUSTAKA Al Arif, M. Nur Rianto. 2015. Asuransi Syariah. Bekasi: Gramata Publishing. Anonim. 2013. [Online]
Sistem Pembayaran. Tersedia pada:
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) http://www.bi.go.id/id/sistempembayaran/Contents/Default.aspx . [diakses tanggal 7 September 2016]. Anonim. 2016. Sistem Informasi Akuntansi. [Online] Tersedia pada: https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem _informasi_akuntansi. [diakses tanggal 7 September 2016]. Anonim. 2016. Sistem Pembayaran. [Online] Tersedia pada: https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem _pembayaran#cite_note-UU_SP-1. [diakses tanggal 7 September 2016]. Dharmmesta, Basu Swastha dan Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Pemasaran, Analisa Prilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Jogiyanto, HM. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Manullang, 2008, Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Ghalia Indonesia (GI) Moleong, Lexy. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sedarmayanti. 2001. Tata Kerja dan Produktifitas Kerja. Edisi Pertama. Bandung: CV Mandar Maju. Sujarweni, Wiratna. 2015. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press.
Whitten, Jeffery L. 2006. Metode Desain dan Analisis Sistem. Edisi 06. Yogyakarta: Andi.