ANALISA POTENSI LIKUIFAKSI PADA AREA APRON BANDAR UDARA MEDAN BARU TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh :
MUHAMMAD MABRUR 040404062
BIDANG STUDI GEOTEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
LEMBAR PENGESAHAN ANALISA POTENSI LIKUIFAKSI PADA AREA APRON BANDAR UDARA MEDAN BARU TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun oleh: MUHAMMAD MABRUR 04 0404 062
Dosen Pembimbing
Ir. Rudi Iskandar, M.T. NIP. 131 945 813 Penguji I
Penguji II
Penguji III
Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan NIP. 130 905 362
Dr.Ir.Roesyanto, M.Sc NIP. 131 419 761
Ika Puji Hastuti, ST, MT NIP. 19770807 2008122002
Mengesahkan : Ketua Departemen Teknik Sipil
Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan NIP. 130 905 362
SUB JURUSAN GEOTEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
ABSTRAK
Salah satu dampak yang disebabkan oleh gempa bumi adalah fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat getaran yang disebut dengan likuifaksi. Likuifaksi pada umumnya terjadi pada tanah pasir yang bergradasi buruk. Tanah seperti ini juga dijumpai di wilayah pembangunan Bandar Udara Medan Baru di Desa Kualanamu. Oleh karena itu, analisis terhadap potensi likuifaksi menjadi hal penting dilakukan dalam perencanaan bandar udara tersebut. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat potensi terjadinya likuifaksi pada lokasi apron bandar udara tersebut sebelum dilakukannya ground treatment, sehingga diharapkan hasilnya dapat dijadikan masukan atau pertimbangan bagi pemerintah, instansi terkait, dan pihak pengembang Bandar Udara Medan Baru dalam perencanaan apron bandar udara tersebut. Analisis terhadap likuifaksi dilakukan dengan mengumpulkan data sejarah gempa yang pernah terjadi dan data lapisan tanah yang terdapat di lokasi apron Bandar Udara Medan Baru. Dari data tersebut dapat dihitung besar nilai Cyclic Stress Ratio (CSR) dan Cyclic Resistant Ratio (CRR) pada daerah itu. Dengan menghubungkan nilai – nilai tersebut pada grafik yang dikemukakan oleh Seed et al, dapat ditentukan lapisan – lapisan tanah yang akan terlikufaksi pada saat terjadi gempa. Berdasarkan analisa perhitungan yang dilakukan, disimpulkan bahwa pada area apron Bandar Udara Medan Baru terdapat tanah yang berpotensi untuk terikuifaksi yaitu pada kedalaman 0 sampai 4,5 meter.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan tugas akhir ini, yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam ujian sarjana Teknik Sipil bidang studi geoteknik pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Salawat dan salam tak lupa pula hamba haturkan kepada Sang inspirasi nabi Muhammad SAW, yang telah membawa banyak perubahan dan kebaikan bagi seluruh umat manusia. Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah “Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru “. Penulis
telah
berusaha
dengan
seluruh
daya
upaya
dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari setiap sisi. Keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pengalaman merupakan penyebab dari ketidaksempurnaan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari Bapak dan Ibu dosen serta rekan – rekan mahasiswa demi kemajuan penulis nantinya. Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya atas bimbingan dan bantuan yang diberikan untuk terselesaikannya tugas akhir ini kepada:
Bapak Ir. Rudi Iskandar, MT selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Bapak Prof. Dr. Ing. Johanes Tarigan sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.
Bapak Ir. Terunajaya, MSc, sebagai sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Bapak/Ibu dosen di lingkungan Departemen Tenik Sipil, Universitas Sumatera Utara.
Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil yang telah memberikan bantuan-bantuannya.
Bapak Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan seluruh staf yang terlibat dalam proses pembangunan apron Bandar Udara Medan Baru
Bapak Project Manager PT. Persero Waskita Karya dan seluruh staf yang terlibat dalam proses pembangunan apron Bandar Udara Medan Baru
Teristimewa kepada Kedua orang tua saya serta abang dan kakak saya yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada saya selama penulisan tugas akhir ini.
Seluruh rekan-rekan stambuk 2004, khususnya yang sudah duluan sarjana, (Aswin, Nailul, Erick, Ian, Aca, dini, nova, dkk) yang sudah memberikan semangat kepada saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini
Teman – teman di KOMPOSITS (Faisal, Ilham, Nasrul, Delfi, Emma, Rhini, Aprizal, Maulana, Yudi, Anggi dkk), teruslah bersemangat dalam menebar kebaikan dan kebenaran di manapun kita berada.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Sahabat – sahabat di organisasi KAMMI (B’Fais, Amin, Wahid, David, Qurthubi, Aulia, Asrul, Hakim, Indra, Ade, Rico, dll) yang telah banyak memberikan nasehat – nasehat kepada saya.
Teman – teman pengurus Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Teknik, (Freddy, Diana, Muhfi, Nella, Riki, dkk), terima kasih atas segala bantuannya selama menjalani amanah di PEMA FT USU.
Keluarga keduaku di kos-an Sofyan 100 yang menjadi sahabat di kala suka dan duka
Abang – abang senior, adik – adik, serta teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu. Sebagai hamba yang tak luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa tugas akhir yang telah terselesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, dengan ikhlas hati penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan ke depan nantinya. Harapan penulis, agar kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan,11 Juni 2009
Muhammad Mabrur 04 0404 062
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
DAFTAR ISI
ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2.
Permasalahan............................................................................ 2
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 3 1.3.1. Tujuan Penelitian............................................................ 3 1.3.2. Manfaat Penelitian.......................................................... 4
1.4.
Pembatasan Masalah................................................................. 4
1.5
Metodologi Penelitian............................................................... 4
BAB II STUDI LITERATUR 2.1
Gempa Bumi............................................................................. 6
2.1
Definisi Tanah........................................................................... 8
2.3
Definisi Likuifaksi ................................................................... 9 2.3.1. Pengertian likuifaksi ...................................................... 9 2.3.2. Syarat terjadinya likuifaksi ............................................ 10 2.3.3. Proses terjadinya likuifaksi ............................................ 12 2.3.4. Dampak dari terjadinya likuifaksi .................................. 15
2.4.
Faktor – Faktor yang Dapat Meningkatkan Potensi Terjadinya Likuifaksi pada Suatu Lapisan Tanah ...................................... 16
2.5.
Parameter-Parameter yang Mempengaruhi Potensi Likuifaksi Pada Suatu Lahan………………………………………….... 26 2.3.1. Tegangan vertikal total (σv) dan tegangan vertikal Efektif(σ’v)……………………………………………. 26 2.3.2. Percepatan Gempa (amax)……………………………… 27
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
2.3.3. Nilai SPT (Standard Penetrometer Test......................... 31 2.3.4. Shear modulus maximum (Gmax)…………………… 31 2.3.5. Faktor reduksi (rd)…………………………………… 33 2.3.6. Cyclic stress ratio (CSR)…………………………….. 34 2.3.7. Cyclic resistant ratio (CRR)…………………………. 35 2.3.8. Relatif Density (Dr)…………………………………… 36 2.6.
Usaha perbaikan tanah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya likuifaksi ................................................................. 37
2.7.
Analisa Potensi Likuifaksi Pada Suatu Lapisan Tanah ........... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Data Umum .............................................................................. 43
3.2
Metode Pengumpulan data ....................................................... 45 3.2.1. Metode dan lokasi Pengumpulan data gempa…………. 45 3.2.2. Metode Pengambilan data Tanah…………………..…. 49
3.3.
Metode Analisis........................................................................ 51
3.4.
Bagan prosedur penelitian…………………………………….51
3.5.
Lokasi Pengambilan sampel tanah dan pengujian SPT............ 52
BAB IV ANALISA DATA 4.1.
Pemeriksaan Tanah………………………………………...… 54 4.1.1. Pemeriksaan Jenis dan sifat tanah…………………...… 54 4.1.2. Perhitungan nilai Dr………………………………...…. 55 4.1.3. Letak geologis……………………………………...….. 57
4.2.
Menghitung Percepatan Gempa di Batuan Dasar .................... 57 4.2.1. Berdasarkan Fungsi Atenuase Joyner and Boore………57 4.2.2. Berdasarkan Fungsi Atenuase Crouse……………...…. 61
4.3.
Menghitung Percepatan Gempa di Permukaan Tanah ............. 64 4.3.1. Perhitungan pada Lokasi BH III………………………..65 4.3.2. Perhitungan Pada Lokasi BH IV………………………. 67
4.4.
Menghitung Cyclic Stress Ratio............................................... 69 4.4.1. Pehitungan nilai CSR Lokasi BH III…………..……… 69
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
4.4.2. Pehitungan nilai CSR Lokasi BH IV………………..… 71 4.5.
Menghitung Cyclic Resistant Ratio ......................................... 74
4.6.
Analisa Likuifaksi di setiap lapisan tanah ............................... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1.
Kesimpulan .............................................................................. 84
V.2.
Saran ........................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Korelasi antara Magnetude Local (ML), Percepatan Gempa (amax), Waktu Gempa, dan Skala Intensitas MMI.......................................................... 11 2.2 : Potensi terjadinya likuifaksi pada jenis – jenis lapisan tanah apabila terjadinya gempa besar............................................................................ 24 2.3 : Hubungan antara Plastik Indeks dengan nilai K pada rumus Shear Modulus Maximum................................................................................................ 32 2.4 : Tabel Faktor koreksi magnitude untuk pendekatan tegangan siklis...... 43 3.1 : Rencana Fasilitas Bandar Udara Medan Baru........................................ 43 4.1 : Data sifat tanah pada Lokasi III………………………………………… 54 4.2 : Data sifat tanah pada Lokasi IV………………………………………… 54 4.3 : Perhitungan Tegangan vertikal efektif pada lokasi III…………………. 55 4.4 : Perhitungan Tegangan vertikal efektif pada lokasi IV…………………. 56 4.5 : Perhitungan nilai Dr pada lokasi III…………………………………….. 56 4.6 : Perhitungan nilai Dr pada lokasi IV……………………………………. 56 4.7 : Daftar kejadian gempa dengan PGA terbesar tiap tahunnya (berdasarkan fungsi atenuase joyner and Boore)……………………………………... 58 4.8 : Metode Perhitungan percepatan rencana menurut gumble (berdasarkan fungi atenuase Joyner and Boore)………………………………………......... 59 4.9 : Daftar kejadian gempa dengan PGA terbesar tiap tahunnya (berdasarkan fungsi atenuase Crouse)……………………………………………………. 61
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
4.10 : Metode perhitungan percepatan rencana menurut gumble (berdasarkan fungi atenuase Joyner and Boore)…………………………………………
62
4.11 : Pembagian kasus yang kemungkinan terjadipada kedua lokasi tanah. 65 4.12 : Data lapisan lokasi III yang dibutuhkan untuk aplikasi Edu Shake….. 65 4.13 : Percepatan gempa pada lokasi IV……………………………………... 67 4.14 : Data lapisan lokasi IV yang dibutuhkan untuk aplikasi Edu Shake… 67 4.15 : Percepatan gempa pada lokasi IV…………………………………… 68 4.16 : Perhitungan Nilai Faktor koreksi……………………………………. 69 4.17 : nilai tegangan total dan tegangan vertikal efektif pada lokasi III…… 69 4.18 : perhitungan nilai CSR pada kasus I di lokasi III……………………… 70 4.19 : perhitungan nilai CSR pada kasus II di lokasi III………………………70 4.20 : perhitungan nilai CSR pada kasus III di lokasi III……………………. 71 4.21 : perhitungan nilai CSR pada kasus IV di lokasi III……………………. 71 4.22 : Nilai tegangan total dan tegangan vertikal efektif pada lokasi IV……. 72 4.23 : perhitungan nilai CSR pada kasus I di lokasi IV……………………….72 4.24 : perhitungan nilai CSR pada kasus II di lokasi IV……………………... 72 4.25 : perhitungan nilai CSR pada kasus III di lokasi IV……………………. 73 4.26 : Perhitungan nilai CSR pada kasus IV di lokasi IV……………………. 73 4.27 : Perhitungan nilai N(60) pada Lokasi BH III……………………………. 74 4.28 : Perhitungan nilai N1(60) pada Lokasi BH III………………………….. 75 4.29 : Perhitungan nilai N(60) pada Lokasi BH IV…………………………… 75 4.30 : Perhitungan nilai N1(60) pada Lokasi BH IV………………………….. 76 4.31 : Korelasi hasil perhitungan CSR dan CRR pada Lokasi III.................. 76 4.32 : Korelasi hasil perhitungan CSR dan CRR pada Lokasi IV.................. 76
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
4.33 : Hasil analisa pada lokasi III.................................................................. 79 4.34 : Hasil analisa pada lokasi IV.................................................................. 79 4.35 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi III (kasus I)............................ 80 4.36 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi III (kasus II)........................... 80 4.37 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi III (kasus III).......................... 81 4.38 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi III (kasus IV).......................... 81 4.39 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi IV (kasus I)............................ 82 4.40 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi IV (kasus II)........................... 82 4.41 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi IV (kasus III).......................... 83 4.42 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi IV (kasus IV).......................... 83
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Kondisi partikel tanah saat normal (sebelum terjadinya kenaikan tegangan air pori).....................................................................................................13 2.2 : Kondisi partikel tanah saat menerima getaran (saat terjadinya kenaikan tegangan air pori)..................................................................................... 14 2.3 : Bangunan yang Ambles karena hilangnya daya dukung tanah akibat likuifaksi.................................................................................................. 15 2.4 : Tangki yang muncul ke permukaan tanah tekanan tekanan ke atas akibat likuifaksi.................................................................................................. 15 2.5 : Peta zona gempa dipermukaan tanah tahun 1987.................................... 29 2.6 : Peta zona gempa dan percepatan gempa dipermukaan tanah tahun 2002......................................................................................................... 30 2.7 : Peta zona gempa dan percepatan gempa dipermukaan tanah tahun 2007......................................................................................................... 30 2.8 : Grafik Faktor reduksi, rd (Seed and Idriss, 1971)................................... 33 2.9 : Grafik Hubungan antar Cyclic Stress Ratio (
τ cyc σ v'
)dengan (N1)60 untuk
magnitude gampa, M 7,5 (Seed et al)...................................................... 42 3.1: Rancangan Bandar Udara Medan Baru..................................................... 44 3.2 : Peta Lokasi Bandar Udara Medan baru.................................................... 44 3.3 : Asumsi Kejadian gempa menurut Gumble………………………..……. 47 3.4: Proses Pengambilan sampel tanah serta Uji SPT tanah dengan menggunakan Bor Mesin……………………………………………………………… 50
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
3.5 : Bagan prosedur penelitian………………………………………….…... 52 3.6 : Lokasi pengambilan data lapisan tanah………………………………… 53 4.1 :Sampel tanah yang mengandung fosil kerang…………………………... 57 4.2 : Grafik Percepatan gempa pada lapisan tanah lokasi III………………… 66 4.3 : Grafik Percepatan gempa pada lapisan tanah lokasi IV………………... 68 4.4 : hubungan antara CSR dan CRR pada Grafik Seed et al (lokasi III)......... 77 4.5 : hubungan antara CSR dan CRR pada Grafik Seed et al (lokasi IV).........78
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
DAFTAR NOTASI Notasi amax
= Percepatan gempa maksimum
Cb
= Korelasi diameter borelog.
Cr
= Panjang rod
CRR
= Cyclic Resistant Ratio
CSR
= Cyclic Stress Ratio
CSRM = CSR pada magnetude = M Dr
= Relatif Density
e
= Angka Pori
Em
= Efesiensi hammer
g
= Grafitasi
Gmax = Modulus Geser maksimum Gs
= Specific Grafity (Berat jenis tanah)
h
= Kedalaman fokus
H
= Tebal Lapisan Tanah
Ko
= Koefisien tekanan tanah dalam
LL
= Liquid Limit
M
= Magnetude Gempa
MMI = Modified Mercally Intensity Mw
= Momen magnetude gempa
N SPT = hasil test SPT (N)60 = Nilai N SPT yang dikoreksi terhadap prosedur pengujian lapangan OCR = Over Consolidated Ratio PGA = Peak Ground Acceleration, dalam gal (1g = 1000 gal) Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
PI
= Indeks Plastisitas
R
= Jarak Hipocentre (Km), R2 = ro + h2
rd
= Faktor Reduksi
ro
= Jarak terdekat dari lokasi ke proyeksi vertikal dari gempa akibat aktivitas pada permukaan tanah (epicentre)
SPT
= Standard Penetration Test
T
= Periode Ulang
w
= Kadar Air
α
= Jumlah gempa rata – rata pertahun (Metode Gumble)
β
= Parameter yang menyatakan hubungan antara distribusi gempa dengan magnetude (Metode Gumble)
γ
= Berat isi tanah
γsat
= Berat isi Jenuh Tanah
γw
= Berat isi air
τcyc
= Tegangan geser rata – rata
σ0
= Tegangan efektif octahedral =
σ'v
= Tegangan vertikal efektif
σv
= Tegangan vertikal total
μ
= Tegangan air pori
1 (σ v + 2 K 0 σ v ) 3
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia termasuk daerah yang memiliki aktifitas gempa yang tinggi. Hal ini disebabkan lokasi Indonesia yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik utama bumi yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik dan Philipine. Oleh sebab itu, setiap perencanaan pembangunan di Indonesia, perlu juga memperhitungkan resiko – resiko yang disebabkan oleh terjadinya gempa.
Resiko – resiko tersebut, bukanlah hanya resiko terjadi pada
kegagalan pada struktur bangunan saja, namun juga resiko kegagalan yang akan terjadi pada struktur tanah yang mendukung / menopang bangunan di atasnya. Dalam tugas akhir ini, penulis akan membahas salah satu kegagalan yang terjadi pada struktur tanah sehingga menjadikan tanah tersebut tidak memiliki kekuatan untuk mendukung / menopang bangunan di atasnya yang disebut likuifaksi. Likuifaksi adalah proses hilangnya kekuatan tanah akibat tegangan air pori yang timbul akibat beban siklis (berulang). Sehingga tegangan tanah total hampir seluruhnya digantikan oleh tegangan air pori (Persamaan 1.1).
σ 'v = σ v − µ ≈ 0 ……………………………………….………………(1.1) Dimana : Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
σ'v = Tegangan vertikal efektif σv = Tegangan vertikal total μ = Tegangan air pori Perhitungan likuifaksi pada umumnya dilakukan pada tanah yang memiliki gradasi buruk seperti SP (Sandy Poor) atau yang disebut dengan pasir lepas, karena pada tanah seperti ini lebih banyak berpotensi menyimpan air dibandingkan dengan tanah yang bergradasi baik. Likuifaksi akan menyebabkan kerusakan pada struktur tanah antara lain Lateral Spreading ataupun Sand Boiling secara tiba – tiba saat terjadinya gempa, sehingga struktur di atas tanah tersebut umumnya tidak dapat dipergunakan lagi.
1.2. Permasalahan Secara umum Indonesia di bagi menjadi 6 wilayah gempa. Wilayah tersebut terbagi menurut tingkat aktifitas gempa yang terjadi. Kota Medan Provinsi Sumatera Utara terletak pada wilayah 4, dimana percepatan gempa standar di permukaan tanah pada wilayah ini adalah 0.25 g (1g = 9.8m/s). Namun nilai percepatan ini tidak dapat digunakan di seluruh tanah di Kota Medan, sebab nilai ini sangat dipengaruhi oleh sifat – sifat lapisan tanah. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan kembali terhadap nilai percepatan tanah di permukaan tanah, sebab hal ini sangat berpengaruh terhadap pembangunan fisik yang akan dilaksanakan pada Kota Medan, termasuk pembangunan bangunan strutur pada Bandar Udara Medan Baru di Desa Kuala Namu.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Pada masa lampau wilayah Desa Kuala Namu merupakan wilayah lautan, namun lama kelamaan permukaan air laut mengalami penurunan, sehingga daerah tersebut menjadi sebuah daratan dan akhirnya menjadi sebuah pedesaan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya fosil kerang pada saat dilakukan investigasi tanah di lokasi ini. Selain itu, dari hasil investigasi yang telah dilakukan juga dapat disimpulkan bahwa tanah yang terdapat di lokasi apron Bandar Udara Medan Baru adalah tanah berjenis SP (Sandy poor) atau tanah pasir yang bergradasi buruk. Oleh karena itu, secara teoritis dapat disimpulkan bahwa wilayah pembangunan apron Bandar Udara Medan Baru adalah wilayah yang berpotensi terjadinya likuifaksi. Namun karena hal tersebut masih merupakan teori, maka melalui tugas akhir ini akan diperhitungkan potensi terjadinya likuifaksi secara analitis.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat potensi terjadinya likuifaksi pada lokasi apron Bandar Udara Medan Baru sebelum dilakukannya ground treatment pada lahan tersebut. 2. Untuk mengetahui perubahan nilai percepatan gempa dari batuan dasar sampai ke permukaan tanah di lokasi apron Bandar Udara Medan Baru.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
1.3.2.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan atau pertimbangan
bagi
pemerintah,
instansi
terkait,
dan
pihak
pengembang Bandar Udara Medan Baru dalam perencanaan apron Bandar Udara Medan Baru.
1.4.
Pembatasan Masalah Pembatasan
masalah
yang
diambil
untuk
mempermudah
penyelesaian penelitian ini adalah : 1. Area yang diteliti adalah area apron Bandar Udara Medan Baru dan belum diadakan perbaikan ataupun penimbunan. 2. Data tanah yang digunakan diambil dari dua lokasi yang dinilai paling kritis dari beberapa lokasi investigasi yang dilakukan oleh PT. Waskita Karya Pesero. 3. Fungsi atenuase yang digunakan dalam analisa resiko gempa adalah fungsi atenuase Joyner & Boore (1988) dan Crouse (1991). 4. Input gempa yang digunakan adalah Treasure Island dan Elcentro.
1.5.
Metodologi Penelitian Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan metodologi sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data gempa dengan magnitude di atas 5 Skala Richter (SR) yang terjadi dalam radius 500 km dari lokasi apron Bandar Udara Medan Baru dari tahun 1973 sampai tahun 2008.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
2. Menghitung percepatan tanah di batuan dasar dengan menggunakan metode Gumble untuk priode ulang 200 tahun. 3. Menghitung
percepatan
tanah
di
permukaan
tanah
dengan
menggunakan program Edu Shake. 4. Menghitung potensi terjadinya likuifaksi dengan menggunakan grafik hubungan Cyclic Stress Ratio (CSR) dengan Cyclic Resistant Ratio (CRR) yang dikemukaan oleh Seed et al.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
BAB II STUDI LITERATUR
2.1. Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah keruntuhan tanah di dalam gua, tumbukan antara meteor dan permukaan bumi, serta peristiwa vulkanik. Namun pada umumnya gempa bumi disebabkan oleh pergerakan lempengan bumi (peristiwa tektonik). Walaupun bumi ini padat, namun lempeng bumi selalu bergerak, pergesekan antara lempeng bumi menimbulkan tekanan berupa desakan antara kedua lempeng, apabila tekanan tersebut tidak tertahankan lagi, maka akan terjadi gempa bumi. Setiap hari bumi mengalami gempa, namun kebanyakan dalam skala kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa – apa. Gempa bumi kecil dapat juga mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut. Secara geografis Pulau Sumatera terletak di antara 6º LU dan 6º LS, serta di antara 95º BT dan 107º BT. Pada bagian barat Pulau Sumatera terdapat pertemuan atau benturan dari dua lempeng bumi yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng India Australia. Zona ini disebut juga zona subduction karena Lempeng Samudra Hindia - Australia terus aktif bergerak menghujam ke dalam Lempeng Eurasia (Eropa – Asia). Gerakan Lempeng
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Samudera Hindia – Australia lebih aktif dibandingkan dengan Lempeng Benua Eurasia. Dorongan lempeng itu terhadap bagian Pulau Sumatera adalah sebesar 5,2 cm/tahun, sedangkan terhadap bagian selatan Pulau Sumatera adalah sebesar 6 cm/tahun. Akibat dorongan itu, Pulau Sumatera terbelah menjadi dua secara memanjang pulau. Lokasi belahan tersebut disebut dengan sesar (Sesar Semangko). Bagian patahan yang kecil (sebelah barat daya) bergerak ke arah barat laut, sedangkan bagian yang besar (sebelah timur laut) bergerak ke tenggara. Pada daerah patahan, desakan dilawan oleh Lempeng Eurasia dengan gerakan ke arah barat daya. Bagian utara bergerak dengan kecepatan 2,7 cm/tahun, sedangkan bagian selatan bergerak dengan kecepatan 1 cm/tahun. Akibat gerakan – gerakan ini, wilayah Pulau Sumatera menjadi daerah yang memiliki seismisitas cukup tinggi. Pada beberapa tahun terakhir ini bencana alam berupa gempa bumi makin sering terjadi di Pulau Sumatera khususnya bagian utara, rangkaian gempa ini bermula sejak Gempa Simeulu pada tahun 2002 dengan magnetude 7.4 SR. Sejak terjadinya gempa tersebut, Pulau Sumatera semakin sering mengalami gempa baik gempa berskala besar maupun kecil, sehingga puncaknya adalah Gempa Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 dengan magnetude 9.0 SR yang juga memicu terjadinya tsunami serta menewaskan ribuan jiwa. Setelah itu terjadi lagi Gempa Nias pada tangga 25 maret 2005 dengan magnetude 8.6 SR. Ada fenomena kerusakan yang luar biasa terjadi pada saat terjadi bencana di atas. Dari pemantauan yang dilakukan, terdapat beberapa kasus
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
likuifaksi terjadi di beberapa daerah di Aceh dan Nias. Hal ini mengindikasikan beberapa dataran di Pulau Sumatera tidak aman terhadap bahaya likuifaksi apabila terjadinya gempa besar.
2.2. Definisi Tanah Pada kondisi alami, tanah terdiri dari campuran butiran – butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik. Butiran – butiran tersebut dapat dengan mudah dipisahkan satu sama lain dengan kocokan air. Tanah berasal dari pelapukan batuan, baik secara fisik maupun kimia. Sifatsifat teknis tanah, kecuali oleh sifat batuan induk yang merupakan material asal, juga dipengaruhi oleh unsur-unsur luar yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan batuan tersebut. Istilah-istilah seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung digunakan dalam teknik sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah. Pada kondisi alam, tanah dapat terdiri dari dua atau lebih campuran jenis-jenis tanah dan kadang-kadang
terdapat
pula
kandungan
bahan
organik.
Material
campurannya kemudian dipakai sebagai nama tambahan di belakang material unsur utamanya. Sebagai contoh, lempung berlanau adalah tanah lempung yang mengandung lanau dengan material utamanya adalah lempung dan sebagainya. Tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu udara, air dan bahan padat. Udara dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis, sedangkan air sangat mempengaruhi sifat-sifat teknis tanah. Ruang di antara butiran-butiran, sebagian atau seluruhnya dapat terisi oleh air atau udara. Bila rongga
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
tersebut terisi air seluruhnya, tanah dikatakan dalam kondisi jenuh. Bila rongga terisi udara dan air, tanah pada kondisi jenuh sebagian (partially saturated). Tanah kering adalah tanah yang tidak mengandung air sama sekali atau kadar airnya nol. Tanah pada kondisi jenuh, umumnya tanah lebih berbahaya terhadap bangunan struktur dibandingkan dengan tanah dalam kondisi kering. Likuifaksi merupakan salah satu bahaya yang berpotensi terjadi pada tanah dalam kondisi jenuh.
2.3. Definisi Likuifaksi 2.3.1. Pengertian Likuifaksi Likuifaksi merupakan fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat getaran. Getaran yang dimaksud dapat berupa getaran yang berasal dari gempa bumi maupun yang berasal dari pembebenan cepat lainnya. Ketika mengalami getaran tersebut sifat lapisan tanah berubah menjadi seperti cairan sehingga tak mampu menopang beban bangunan di dalam atau di atasnya. Likuifaksi biasanya terjadi pada tanah yang jenuh air, dimana seluruh rongga-rongga dari tanah tersebut dipenuhi oleh air. Pada saat mengalami getaran, air ini memberikan suatu tekanan di partikel-partikel tanah sehingga mempengaruhi kepadatan dari tanah tersebut.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Sebelum terjadinya gempa bumi, tekanan air pada suatu tanah secara relatif rendah. Namun setelah menerima getaran, tekanan air dalam tanah meningkat, sehingga dapat menggerakkan partikelpartikel tanah dengan mudah. Setelah digerakkan oleh air, maka partikel tanah tidak memiliki lagi kekuatan atau daya dukung, sehingga daya dukung tanah sepenuhnya berasal dari tegangan air pori. Pada kondisi ini, tanah sudah berbentuk cairan yang tidak lagi memiliki kestabilan, sehingga beban - beban yang ada di atas tanah tersebut seperti beban dari struktur bangunan akan ambles kedalam tanah. Sebaliknya tangki – tangki yang berada di dalam tanah akan mengapung dan muncul kepermukaan tanah. Penggetaran pada tanah yang paling sering memicu peningkatan tegangan air pori adalah penggetaran yang berasal dari gempa bumi, tetapi aktivitas-aktivitas yang berkaitan konstruksi seperti peledakan dapat juga menyebabkan peningkatan tegangan air pori tersebut.
2.3.2. Syarat terjadinya likuifaksi Likuifaksi hanya bisa terjadi dengan syarat tertentu, apabila suatu tanah tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, maka tanah tersebut tidak berpotensi untuk terjadi likuifaksi. Oleh karena itu perencana pembangunan harus menghindari tanah-tanah yang telah memenuhi syarat-syarat terjadinya likuifaksi.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Likuifaksi biasanya terjadi pada tanah atau lahan yang tidak padat. Misalnya tanah yang terbentuk dari pasir, endapan bekas delta sungai, dan bahan-bahan lainnya. Tanah semacam itu cenderung tidak padat sehingga memiliki rongga yang banyak. Syarat kedua adalah sumber air yang dangkal, misalnya, kedalamannya hanya 2 hingga 4 meter di bawah permukaan tanah. Likuifaksi di daerah yang disebutkan di atas akan terjadi jika adanya gempa dengan kekuatan mencapai MMI (Modified Mercally Intensity) VI. MMI mengukur kekuatan gempa berdasarkan dampaknya, dengan skala I hingga XII. Pembagian skala MMI dapat dilihat pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 : Korelasi antara Magnetude Local (ML), Percepatan Gempa (amax), Waktu Gempa, dan Skala Intensitas MMI Menurut Yaets et al., Gere and Shah dan Housner Lokal Magnitude (ML)
Percepatan gempa amax
Waktu Gempa (det)
Skala Intensitas MMI
≤2
-
-
I – II
3
-
-
III
4
-
-
IV – V
5
0.09 g
2
VI – VII
6
0.22 g
12
VII – VIII
7
0.32 g
24
IX – X
≥8
≥ 0.50 g
≥ 34
XI - XII
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Pada skala MMI I, getaran tidak dirasakan, kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang. MMI XII terjadi jika bangunan-bangunan yang kena gempa hancur sama sekali. Pada kondisi ini, gelombang tampak pada permukaan tanah, pemandangan menjadi gelap dan benda-benda terlempar ke udara. Likuifaksi dapat terjadi pada MMI VI contohnya pada 1883, ketika gunung Krakatau meletus, Jakarta mengalami gempa dengan kekuatan MMI VI. Pada saat itu, banyak bangunan hancur. Sejumlah lahan juga ambles. Secara umum dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat terjadinya likuifaksi pada suatu wilayah adalah : a. Lapisan tanah berupa pasir atau lanau, b. Lapisan tanah jenuh air, c. Lapisan tanah bersifat lepas (tidak padat), d. Terjadi gempa bermagnitudo di atas 5,0, dan e. Berkecepatan gempa lebih dari 0.1 g. Menurut Adrin Tohari, ketua Tim Kajian Likuifaksi dan Sumber Daya Air Pusat Penelitian (Puslit) Geoteknologi LIPI “Kelima syarat itu harus ada untuk menyatakan terjadi likuifaksi”.
2.3.3. Proses terjadinya likuifaksi Untuk memahami proses terjadinya likuifaksi, perlu kita pahami terlebih dahulu bahwa suatu endapan tanah terdiri dari partikel-partikel. Jika kita perhatikan setiap partikel tersebut letaknya
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
saling berdekatan, sehingga setiap partikel memiliki kontak dengan partikel yang lain (Gambar 2.1). Dengan adanya kontak antar partikel tersebut, tanah menjadi memiliki suatu kekuatan untuk memikul beban diatasnya, sebab kondisi seperti ini menjadikan beban yang berada di atas tanah akan dipikul secara bersamaan oleh seluruh partikel. Dan akhirnya beban tersebut akan di salurkan ke lapisan batuan dasar di bagian bawah lapisan tanah tersebut tanah.
Gambar 2.1 : Kondisi partikel tanah saat normal (sebelum terjadinya kenaikan tegangan air pori) Pada kondisi tanah seperti Gambar 2.1 tampak bahwa banyak rongga antar partikel tanah yang penuhi air. Pada kondisi nomal, air tersebut memiliki tekanan air pori yang relatif rendah. Pada saat menerima tekanan dari getaran secara tiba - tiba, air tesebut akan terdesak sehingga ia akan menaikkan tekanannya untuk dapat mencari jalan keluar. Namun, pada saat tejadinya gempa, air tersebut tidak memiliki cukup waktu untuk berdisipasi keluar dari tanah melalui rongga-rongga tanah, sehingga sebagai gantinya air tesebut mendorong partikel-partikel tanah sehingga beberapa partikel Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
tanah sebelumnya berhubungan menjadi menjauh (Gambar 2.2). Dan akhirnya partikel tanah tidak dapat mendistribusikan beban lagi dengan maksimal.
Gambar 2.2 : Kondisi partikel tanah saat mengalami getaran. (saat terjadinya kenaikan tegangan air pori) Pada kondisi seperti ini, sebagian besar beban dipikul oleh air. Sehingga pemikulan beban pada tanah tersebut menjadi tidak stabil. Kondisi ini dapat dianalogikan seperti beban sebuah kapal yang mengapung diatas air. Apabila air tidak dapat memilikul beban dari kapal tersebut, maka kapal tersebut akan tenggelam ke dalam air. Hal tersebut terjadi juga pada beban dari gedung pada tanah yang mengalami likuifaksi, maka gedung tersebut akan tenggelam ke dalam tanah. Dalam satu kejadian yang lebih ekstrim lagi, tekanan air pori dapat menjadi sangat tinggi sehingga banyak
lebih banyak lagi
partikel yang tedorong sehingga tidak ada lagi yang berhubungan.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Dalam kasus-kasus yang demikian, kekuatan tanah itu akan menjadi sangat kecil, dan akan bertindak lebih seperti suatu zat cair dibanding suatu padat. 2.3.4. Dampak dari terjadinya likuifaksi Likuifaksi telah banyak menjadi penyebab dari hancurnya bangunan struktur di beberapa kejadian gempa bumi. Berdasarkan simulasi yang dilakukan di Jepang, goncangan akibat gempa, membuat bangunan di atasnya ambles (Gambar 2.3), sedangkan benda di dalam tanah seperti tangki minyak muncul ke permukaan (Gambar 2.4). Seperti yang terjadi di Kota Cilacap, terdapat dua tangki yang berdekatan dengan pantai, yaitu tangki Pertamina dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang muncul ke permukaan tanah pasca kejadian gempa.
Rigid pipe
Manhole
Flexible pipe
Sand Boiling
Rigid pipe Manhole
Flexible pipe
Lift Up Force
Gambar 2.3 : Bangunan yang Gambar 2.4 : Tangki yang muncul ambles karena hilangnya daya ke permukaan tanah tekanan Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009. dukung tanah akibat likuifaksi tekanan ke atas akibat likuifaksi
Selain hal di atas, beberapa fenomena likuifaksi yang pernah ditemui di Indonesia di kawasan pascagempa, di antaranya berupa semburan pasir yang menyumbat sumur artesis/gali seperti di Bantul, dan perpindahan lateral pada permukaan datar yang terlihat retakan seperti di Bandara Adisucipto, Yogyakarta. Ada pula longsoran lereng tanah, kegagalan pondasi jembatan (loss of bearing capacity), dan bangunan ambles (ground settlement).
2.4. Faktor – Faktor yang dapat meningkatkan potensi terjadinya likuifaksi pada suatu lapisan tanah Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan potensi terjadinya proses likuifaksi pada suatu lapisan tanah. Berdasarkan hasil observasiobservasi lapangan dan uji laboratorium, serta studi-studi yang telah dilakukan para ahli maka dapat disimpulkan faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan potensi terjadinya likuifaksi pada suatu lapisan tanah adalah sebagai berikut: 1. Intensitas dan durasi dari gempa yang terjadi Getaran adalah syarat utama untuk terjadinya likuifaksi. Sumber getaran yang paling umum terjadi adalah getaran yang berasal dari gempa bumi. Karakter dari gerakan gempa bumi, seperti percepatan dan jangka waktu penggetaran sangat menentukan regangan geser yang akan
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
mendorong partikel-partikel tanah. Dorongan terhadap partikel inilah yang menyebabkan berkurangnya kontraksi atau ikatan antar butiran partikel tanah tersebut yang pada akhirnya menjadi penyebab terjadinya likuifaksi. Efek dari gempa bumi yang paling berpengaruh dalam meningkatkan potensi terjadinya
likuifaksi adalah energi yang
dilepaskan ketika terjadinya gempa bumi. Potensi untuk terjadinya likuifaksi akan meningkat ketika intensitas gempa bumi dan jangka waktu penggetaran juga meningkat. Maka gempa bumi yang paling berbahaya adalah gempa bumi yang bermagnetudo besar dalam jangka waktu yang lama. Dari data yang telah dikumpulkan oleh para ahli, ditemukan bahwa batas dari nilai percepatan gempa yang dapat mengakibatkan likuifaksi pada suatu lokasi adalah 0.1g, dan magnetude lokal adalah 5.0 (National Research Council 1985, Ishihara). Dengan demikian, suatu analisis terhadap likuifaksi umumnya tidak diperlukan lagi pada lokasilokasi yang mempunyai percepatan gempa kurang dari 0,10g atau yang bermagnetudo lokal kurang dari 5,0 SR. Di
samping
gempa
bumi,
kondisi-kondisi
lain
dapat
menyebabkan likuifaksi, seperti peledakan yang di bawah permukaan tanah, pemancangan tiang pondasi, serta getaran – getaran dari lalu lintas dan kereta api.
2. Posisi letak permukaan air tanah
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Kondisi tanah yang berpotensi tejadinya likuifaksi adalah tanah yang memiliki permukaan air tanah dekat dengan permukaan tanah. Lapisan tanah yang tak jenuh air di atas permukaan air tanah tidak akan terlikuifaksi. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan tanah yang berada di atas permukaan tanah yang tidak mungkin terendam air, maka tidak mungkin terjadi likuifaksi. Untuk lahan-lahan seperti itu secara umum tidak perlu untuk dievaluasi untuk potensi likuifaksi. Pada lokasi-lokasi di mana permukaan air tanah sering berubah ubah, maka potensi terjadinya likuifaksi akan juga berubah-ubah. Secara umum, tingkatan permukaan air tanah tertinggi dalam sejarah harus digunakan dalam analisis likuifaksi, kecuali jika informasi yang lain menandai adanya suatu tingkat yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
3. Jenis Tanah Pada Umumnya, kebanyakan dari jenis tanah di bumi berpotensi untuk terjadinya likuifaksi. Ishihara (1985) mengatakan bahwa "Tanah yang telah diketahui akan beresiko untuk terjadinya likuifaksi selama gempa bumi dapat ditemui di dalam lapisan tanah yang terdiri butiran pasir kecil hingga butiran pasir medium serta pasir yang berisi debu yang berplastisitas rendah. Namun adakalanya, terjadi juga kasus-kasus likuifaksi pada tanah yang berkerikil". Dengan demikian, jenis tanah yang rentan kepada likuifaksi adalah tanah yang bersifat tidak berplastisitas (non plasticity) atau tanah
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
yang berplastisitas rendah (low plasticity). Jika diurutkan dari yang paling kecil sampai yang paling besar daya tahannya terhadap likuifaksinya maka akan di peroleh data sebagai berikut: a. Pasir bersih b. Pasir berlanau tidak berplastisitas c. Lanau tidak berplastisitas d. Kerikil-kerikil Seed et al. (1983) menyatakan bahwa berdasar pada uji laboratorium dan uji lapangan, mayoritas tanah kohesif tidak akan terlkuifaksi jika terjadi gempa bumi. Namun sesudah itu, pada tahun 1999, dengan menggunakan kriteria Seed dan Idriss tersebut Youd dan Gilstrap, mengemukakan bahwa tanah kohesif dapat terlikuifaksi jika memenuhi tiga kriteria. Ketiga syarat yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Jumlah butiran partikel yang lebih kecil dari 0.005 mm harus kurang dari 15 % berat kering tanah tersebut. b. Tanah harus mempunyai suatu batas cair (LL) yang kurang dari 35 % (LL < 35) c. Kadar air (w), tanah harus lebih besar dari 0.9 dari batas cair tanah tersebut [w > 09 (LL)]. Jika satu saja dari parameter di atas tidak dipenuhi dari suatu tanah yang kohesif maka tanah tesebut tidak berpotensi terjadi likuifaksi. Walaupun tanah yang kohesif tersebut tidak mungkin terlikuifaksi,
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
namun pada tanah tersebut masih ada
kemungkinan terjadinya
pengurangan kekuatan geser bersama terjadinya getaran. 4. Rapat relatif tanah (Dr) Berdasarkan uji lapangan, tanah yang berkohesi rendah dan memiliki rapat relatif yang rendah diketahui bahwa memiliki potensi likuifaksi yang tinggi. Pada pasir lepas yang tidak berplastisitas kenaikan tegangan air pori pada saat terjadinya gempa akan lebih cepat dibandingkan dengan pasir yang padat. Poulos et al. (1985) menyatakan bahwa jika suatu lapisan tanah bersifat delative tidak perlu di evaluasi terhadap likuifaksi, sebab tegangan geser basah pada tanah yang dilative lebih besar dibandingkan dengan tegangan geser keringnya.
5. Gradasi ukuran partikel Bentuk butiran tanah yang seragam cenderung membentuk tanah yang kurang stabil dibandingkan dengan tanah yang bergradasi baik. Pada tanah yang bergradasi baik, butiran yang lebih kecil mengisi spasi/rongga yang ada sehingga dapat mengurangi ruang – ruang yang dapat diisi oleh air. Hal ini dapat mengurangi tekanan air pori pada saat terjadinya gempa. Menurut Kramer, kebanyakan dari kejadian likuifaksi terjadi ada tanah yang bergradasi buruk.
6. Letak geologis tanah
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Tanah yang terletak dalam air lebih cenderung untuk terlikuifaksi karena struktur tanah pada daerah tersebut biasanya memiliki sifat butiran partikel yang saling lepas. Sebagai contohnya, tanah-tanah yang terdapat dalam sungai, danau, atau pun samudera akan memiliki partikel tanah yang tidak mengikat satu sama lainnya. Apabila terjadi goncangan maka tanah yang memiliki sifat butirannya saling lepas akan teruirai lebih cepat dibandingkan dengan tanah yang memiliki ikatan antar partikelnya. Sehingga potensi terjadinya likuifaksi lebih besar pada tanah yang berbutir lepas. Jenis tanah yang memiliki butiran yang cenderung lepas yaitu lakustrin (danau), tanah endapan, dan tanah atau daratan yang terbentuk akibat turunnya muka air laut seperti tanah yang terdapat pada Desa Kuala Namu.
7. Kondisi - kondisi drainase Jika air yang terkandung pada suatu lapisan tanah dapat dengan segera dialirkan, maka lahan tersebut tidak akan terjadi likuifaksi. Oleh karena itu pembangunan drainase pada suatu lahan yang berpotensi terjadi likuifaksi sangat penting dilakukan agar air yang terdapat dalam lahan dapat dengan segera dialirkan keluar dari lahan.
8. Tegangan Selimut (Confining Pressures) Semakin besar semakin Confining Pressures pada suatu lapisan tanah, semakin kecil potensi likuifaksi pada lapisan tanah tersebut.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Confining Pressure pada suatu lapisan tanah yang lebih dalam biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan confining presure pada permukaan tanah. Dari beberapa kasus likuifaksi menunjukkan bahwa daerah yang berpotensi terjadinya likuifaksi biasanya hanya sampai kedalaman sekitar 50 feet (15m) saja. Pada lapisan tanah yang lebih dalam secara umum tidak terjadi liquifaksi karena adanya tegangan selimut yang lebih tinggi. Namun hal ini bukan berati bahwa suatu analisis likuifaksi hanya dilakukan sampai kedalaman 50 feet (15 m) saja. Dalam beberapa kasus, ada juga likuifaksi yang terjadi dikedalaman lebih dari 50 feet. Oleh karena itu, suatu analisis likuifaksi harus dilaksanakan pada setiap lapisan tanah yang mempunyai rongga yang berisi air walaupun kedalamannya sudah melebihi 50 feet (15 m). Demikian juga pada suatu tanah timbunan yang belum terkonsolidasi juga memerlukan suatu penyelidikan likuifaksi lebih dari kedalaman 50 feet (15 m). Maka dari itu perlu adanya pertimbangan yang tepat dalam menentukan batas akhir dari analisis potensi terjadinya likuifaksi pada suatu lapisan tanah.
9. Bentuk Partikel Bentuk partikel tanah juga mempengaruhi potensi terjadinya likuifaksi. Pada tanah yang memiliki partikel berbentuk bulat akan
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
terjadi rongga atau pori tanah yang lebih banyak dibangdingkan dengan tanah yang memiliki partikel bersudut. Banyaknya rongga tanah ini memungkinkan air yang mengisi tanah lebih banyak pula, sehingga hal ini menyebabkan potensi likuifaksi lebih besar terjadi dibandingkan dengan tanah yang memiliki partikel bersudut.
10. Lamanya waktu konsolidasi Potensi terjadinya likuifaksi pada tanah timbun yang belum terkonsolidasi lebih besar jika dibandingkan dengan tanah yang sudah terkonsolidasi dalam jangka waktu yang lebih lama. Maka semakin lama tanah tersebut dibiarkan terkonsolidasi maka semakin besar daya tahan tanah tersebut terhadap bahaya likuifaksi. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan antar partikel yang lebih kuat pada tanah yang sudah terkonsolidasi dibandingkan dengan tanah yang belum terkonsolidasi. Maka dapat disimpulkan lamanya waktu konsolidasi pada suatu lapisan endapan tanah akan berbanding lurus dengan daya tanah lapisan endapan tanah tersebut terhadap potensi terjadinya proses likuifaksi. Potensi likuifaksi pada jenis - jenis endapan tanah menurut lamanya usia endapan terkonsolidasi dapat dilihat dalam tabel 2.2.
11. Sejarah Tanah Sejarah pada suatu lahan sudah pasti memiliki pengaruh terhadap potensi terjadinya likuifaksi pada lahan tersebut. Contohnya, pada tanah yang
pernah
diberikan
pembebanan
(overconsolidasi)
pengaruh
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
terjadinya likuifaksi lebih kecil dibandingkan dengan tanah yang belum pernah diberikan pembebanan. Tabel 2.2 : Potensi terjadinya likuifaksi pada jenis – jenis endapan tanah saat gempa Tipe Dari Tanah
Penyebaran Endapan-Endapan Cohesionless di dalam tanah
Potensi Terjadinya Likuifaksi Berdasarkan Usia Endapan <500 thn
Holocene
Pleistocene
Pre-Pleistocene
Tanah Benua Tanah aluvial & dataran
Tersebar Luas
Sedang
Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Tanah delta
Tersebar Luas
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Bukit pasir
Tersebar Luas
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Tanah Bekas Lautan
Tersebar Luas
-
Rendah
Sangat Rendah Sangat Rendah
Lereng
Tersebar Luas
Rendah
Rendah
Sangat Rendah Sangat Rendah
Thepra
Tersebar Luas
Tinggi
Tinggi
Tanah Colovium
Tidak Merata
Tinggi
Sedang
Sungai es
Tidak Merata
Rendah
Rendah
lakustrin dan playa
Tidak Merata
Tinggi
Sedang
Pasir Lepas
Tidak Merata
Tinggi
Tinggi
Tinggi
-
-
-
Sangat Rendah Sangat Rendah Rendah
Sangat Rendah
Sangat Rendah Sangat Rendah
Tidak Merata Lokal Tidak Merata Lokal Tidak Merata Lokal
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Tanah residu
Jarang
Rendah
Rendah
Sangat Rendah Sangat Rendah
Tuff
Jarang
Rendah
Rendah
Sangat Rendah Sangat Rendah
Sangat Rendah Sangat Rendah
Dataran banjir Kanal sungai Sebka
Tanah Pantai Pantai berombak besar
Tersebar Luas
Sedang
Rendah
Pantai berombak kecil
Tersebar Luas
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Delta
Tersebar Luas
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Estuarine Pantai diantara laut Lagoonal
Tidak Merata Lokal Tidak Merata Lokal Tidak Merata Lokal
Tanah Buatan Sudah Dipadatkan
Tidak Merata
Rendah
-
-
-
Belum Dipadatkan
Tidak Merata
Sangat Tinggi
-
-
-
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Pada tanah yang sudah pernah diberikan pembabanan, partikelpartikel yang terkandung akan lebih rapat dan lebih memiliki daya ikat yang kuat. Hal ini menyebabkan tanah terserbut akan memiliki daya tahan terhadap getaran yang dialaminya. Maka dapat disimpulkan jika overconsolidation ratio (OCR) pada suatu tanah tinggi maka potensi likuifaksi pada tanah tersebut akan menurun.
12. Beban Bangunan Suatu konstruksi bangunan yang berat di atas suatu lapisan pasir dapat mengurani ketahanan tanah tersebut terhadap likuifaksi. Hal ini dapat dianalogikan seperti sebuah lembaran keset pada permukaan tanah yang memikul beban yang berat dari suatu yang berat berdasarkan atas dari suatu endapan pasir dapat berkurang hambatan likuifaksi tanah. Dasar keset akan menebabkan tegengan geser pada tanah. Tegangan geser tersebut akan mempercepat liuifaksi apabila terdapat tegengan geser tambahan pada saat terjadinya gempa.
Secara ringkas, lokasi dan jenis tanah paling berpotensi terjadinya likuifaksi adalah sebagai berikut: 1. Lokasi Tanah a. Lokasi yang adalah dekat dengan episenter atau sumber getaran dari suatu gempa bumi yang utama.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
b. Lokasi yang memiliki letak permukaan air tanah yang dekat dengan permukaan bumi 2. Jenis tanah Pasir yang mempunyai gradasi yang seragam dengan partikel tanah berbentuk bulat yang tersebar luas secara merata di dalam tanah, dan partikelnya bersifat lepas (tidak terikat satu sama lain), serta belum terkonsolidasi dengan baik.
2.5. Parameter-parameter yang mempengaruhi potensi likuifaksi pada suatu lahan 2.3.1. Tegangan Vertikal Total (σv) dan Tegangan Vertikal Efektif(σ’v) 2.3.1.1. Vertikal Total (σv) Tegangan vertikal total merupakan tegangan pada lapisan tanah yang diakibatkan oleh beban dari tanah yang ada diatasnya tanpa memperhitungkan tegangan air pori yang diakibatkan oleh air (u). Semakin jauh kedalaman tanah maka semakin besar tegangan vertikal totalnya. Tegangan vertikal total dapat dihitung dengan rumus:
σv = Σ (γ.H)...............................................................(2.1) dimana :
σv = γ
Tegangan Vertikal Total (KN/m2)
= Berat isi lapisan tanah (KN/m3)
H = Tebal Lapisan Tanah (m)
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
2.3.1.2. Tegangan Vertikal Efektif (σ’v) Tegangan vertikal Efektif merupakan tegangan pada lapisan tanah yang diakibatkan oleh beban dari tanah yang ada diatasnya dengan memperhitungkan tegangan air pori yang diakibatkan oleh air (u). Tegangan air pori membuat tekanan yang berasal dari beban tanah menjadi berkurang. Tegangan vertikal efektif dapat dihitung dengan rumus:
σ'v = σv – µ...................................................(2.2) dimana :
σ’v
= Tegangan Vertikal Efektif (KN/m2)
σv
= Tegangan Vertikal Total (KN/m2)
µ
= Tegangan Air Pori (KN/m2) = γw.H
γw
= Berat isi air (KN/m3)
H
= Tebal lapisan (m)
2.3.2. Percepatan Gempa (amax) 2.3.2.1. Percepatan Gempa di Batuan Dasar Percepatan gempa di batuan dasar dapat dihitung dengan mempergunakan fungsi atenuase. Fungsi atenuase adalah suatu fungsi yang menggambarkan korelasi antara intensitas gerakan tanah setempat (a), Magnetude Gempa (M) serta jarak dari suatu titik dalam daerah sumber gempa (r).Para ahli geoteknik telah banyak merumuskan fungsi atenuase. Fungsi atenuase yang berlaku di suatu tempat Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
belum tentu dapat berlaku di tempat yang lain, karena fungsi atenuase sangat tergantung pada kondisi alam di suatu tempat. Dalam analisa ini, penulis menggunakan dua rumus fungsi atenuase yaitu fungsi atenuase Joyner & Boore dan fungsi atenuase Crouse. 1. Rumus fungsi atenuase Joyner & Boore adalah:
a = 10[0.71+ 0.23( M w −6 )−log (r )−0.0027 r ] ......(2.3) Dimana : a
= Percepatan yang dinyatakan dalam g
Mw = Momen magnetude gempa (diasumsikan Mw = M) ro = Jarak terdekat dari lokasi ke proyeksi vertikal dari gempa akibat aktivitas pada permukaan tanah (epicentre) r2 = ro2 + 82
2. Rumus fungsi Atenuase Crouse adalah :
(
ln(PGA) = 6.36 + 1.76 − 2.73 ln R + 1.58e (0.608 M ) + 0.00916h ....................................................................................................(2.4) Dimana : PGA = Peak Ground Acceleration, gal (1g = 1000 gal) R
= Jarak Hipocentre (Km), R2 = ro + h2
M
= Momen Magnetude gempa = Magnetude gempa
h
= Kedalaman fokus (Km)
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
)
Untuk menentukan percepatan gempa rencana di batuan dasar secara teliti, maka perhitungan fungsi atenuase ini harus dilakukan pada seluruh kejadian gempa. 2.3.2.2. Percepatan Gempa di Permukaan Tanah Berbeda dengan perhitungan percepatan gempa di batuan
dasar
yang
menganalisa
kejadian
gempa,
perhitungan percepatan gempa di permukaan tanah pada suatu lokasi harus dilakukan dengan menganalisa lapisan tanah pada lokasi tersebut. Perubahan percepatan gempa di batuan dasar akan berpengaruh
langsung
pada
percepatan
gempa
di
permukaan tanah. Perubahan percepatan gempa di permukaan tanah di Indonesia dari tahun 1987, 2002 dan 2007 dapat dilihat berturut – turut pada gambar 2.5, gambar 2.6, dan gambar 2.7.
Gambar 2.5 : Peta zona gempa dipermukaan tanah tahun 1987 Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Gambar 2.6 : Peta zona gempa dan percepatan gempa dipermukaan tanah tahun 2002
Gambar 2.7 : Peta zona gempa dan percepatan gempa dipermukaan tanah tahun 2007
Percepatan gempa dipermukaan tanah dapat juga dihitung dengan menggunakan aplikasi program Edu Shake. Dengan menggunakan program ini, maka akan diperoleh percepatan gempa di setiap lapisan tanah.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
2.3.3. Nilai SPT (Standard Penetrometer Test) Nilai N SPT diperoleh dari hasil uji SPT dilapangan. Nilai N didefinisikan sebagai jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk memasukkan silinder split barrel sampler sedalam 30,5 cm pada setiap pengujiannya. Berdasarkan nilai SPT, bahaya potensi likuifaksi dapat dituliskan sebagai berikut : •
N SPT = 0 – 20
Potensi likuifaksi besar
•
N SPT = 20 – 30
Potensi likuifaksi Sedang
•
N SPT > 30
Potensi likuifaksi tidak berarti
2.3.4. Shear Modulus Maximum (Gmax) 1. Modulus Geser Tanah Lempung Perhitungan nilai shear modulus pada tanah lempung dipengaruhi oleh efek kejenuhan dan usia tanah tersebut. Nilai Shear modulus maximum pada tanah lempung dapat dihitung dengan rumus :
Gmax
0,5 3230(2,97 − e) 2 (OCR) K σ 0 .......................(2.5) = 1+ e
dimana :
σ 0 = tegangan efektif octahedral =
1 (σ v + 2 K 0 σ v ) 3
K0 = 0,40 + 0,007 PI, untuk PI antara 0 % sampai dengan 40 % K0 = 0,68 + 0,001 (PI-40), untuk PI antara 40 % – 80 % OCR = Overconsolidated Ratio
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Sedangkan nilai K yang merupakan fungsi Indeks Plastisitas tanah diperoleh dari Tabel 2.3 berikut: Tabel 2.3 : Hubungan antara Plastik Indeks dengan nilai K pada rumus Shear Modulus Maximum Plastisitas Indeks
K
0 20 40 60 80 >100
0 0,18 0,30 0,41 0,48 0,5
2. Modulus Geser untuk Tanah Pasir Perhitungan Modulus geser untuk tanah pasir dipengaruhi oleh tegangan efektif octahedral ( σ 0 ), tegangan vertikal efektif ( σ v ), bentuk butiran, efek kejenuhan, level regangan, angka pori (e) sudut geser dalam tanah dan koefisient tekanan tanah dalam keadaan diam (K0). Nilai Modulus geser akan meningkat dengan kenaikan tegangan efektif octahedral ( σ 0 ), kenaikan waktu pemberian tegangan confining, penurunan angka pori (e), penurunan level regangan, pasir bersudut dan jenuh air. Rumusan empiris menghitung modulus geser maksimum. pada pasir adalah sebagai berikut: •
untuk pasir bergradasi bulat
Gmaks =
6908(2,17 − e) 2 σ 0 , kN/m2,.......................................(2.6) 1+ e
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
•
untuk pasir bersudut
Gmaks
3230(2,97 − e) 2 σ 0 kN/m2 .........................................(2.7) = 1+ e
Untuk menghitung nilai Gmax dalam analisis ini penulis menggunakan rumus yang dikemukaan oleh Seed et al yaitu:
G max = 6.220 N
................................................................(2.8)
Dimana : N = Nilai N SPT 2.3.5. Faktor Reduksi (rd) Faktor reduksi merupakan nilai yang dapat mengurangi tegangan di dalam tanah. Semakin jauh ke dalam tanah maka faktor reduksi akan semakin kecil. Nilai rd adalah faktor nonlinier pengurangan beban yang bervariasi terhadap kedalaman. Menurut Seed and Idris (1971) besar dari nilai reduksi pada tanah berdasarkan kedalamannya adalah seperti yang disajikan pada gambar 2.8.
Gambar 2.8. Grafik Faktor reduksi, rd (Seed and Idriss, 1971). Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Nilai rd sangat akan mempengaruhi besarnya nilai CSR (Cyclic Stress Ratio) pada suatu lapisan tanah. Semakin kecil nilai rd maka akan semakin kecil pula nilai CSR sehingga potensi terjadinya likuifaksi juga akan semakin kecil. Dalam analisis ini, penulis menggunakan program Edu Shake untuk menghitung percepatan gempa (amax), maka nilai rd yang digunakan adalah 1,0.
2.3.6. Cyclic Stress Ratio (CSR) CSR merupakan nilai perbandingan antara tegangan geser rata-rata yang diakibatkan oleh gempa dengan tegangan vertikal efektif di tiap lapisan. Nilai CSR pada suatu lapisan tanah sangat dipengaruhi oleh nilai percepatan gempa (a). Dengan menganggap nilai percepatan rata-rata akibat gempa adalah 0,65 dari percepatan maksimum, maka nilai tegangan geser rata-rata dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
τ cyc = 0,65
amax σ v ................................................................(2.9) g
Karena kolom tanah tidak berprilaku seperti sebuah struktur yang kaku pada saat terjadi gempa (tanah dapat mengalami deformasi), maka Seed dan Idriss (1971) memasukkan sebuah faktor reduksi kedalaman, rd terhadap persamaan tersebut sehingga :
τ cyc = 0,65
a max σ v rd ........................................................(2.10) g
Untuk mendapatkan nilai CSR maka kedua sisi dinormalisasi dengan tegangan vertikal efektif, sehingga dapat dituliskan :
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
CSR =
τ cyc σ v'
= 0,65
a max σ v rd ......................................(2.11) g σ v'
Dimana : •
a max adalah percepatan maksimum dipermukaan tanah,
•
g adalah percepatan gravitasi bumi,
•
σ v' adalah tegangan vertikal efektif,
•
σ v adalah tegangan vertikal total,
•
rd adalah faktor reduksi terhadap tegangan
2.3.7. Cyclic Resistant Ratio (CRR) Nilai Cyclic Resistance Ratio (CRR) merupakan nilai ketahanan suatu lapisan tanah terhadap tegangan cyclic. Nilai CRR dapat diperoleh dengan beberapa cara, diantaranya berdasarkan hasil pengujian lapangan yaitu hasil pengujian Standard Penetration Test (SPT). Untuk menghitung nilai CRR maka nilai N-SPT dikoreksi terlebih dahulu untuk prosedur pengujian lapangan dengan rumus:
( N ) 60 = 1.67 NCb Em C r ..........................................(2.12) Dimana : •
(N)60 = Nilai N SPT yang dikoreksi terhadap prosedur pengujian lapangan
•
Em = efesiensi hammer, Em = 0,60 untuk hammer yang baik dan 0,45 untuk doughnut hammer.
•
•
Cb = korelasi diameter borelog. -
Cb=1 untuk diameter borehole 65 mm -115 mm
-
Cb = 1,05 untuk diameter borehole 150 mm
-
Cb =1.15 untuk diameter borehole 200 mm
Cr = panjang rod
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
•
-
Cr=0,75 untuk panjang rod sampai 4 m
-
Cr=0,85 untuk panjang rod sampai 4-6 m
-
Cr=0,95 untuk panjang rod sampai 6- 10 m
-
Cr=1,0 untuk panjang rod lebih dari 10 m
N = hasil test SPT
Selanjutnya Nilai (N)60-SPT dikoreksi untuk overburden pressure dengan rumusan:
( N1 )60 = N 60Cn = (100 / σ v' )0,50 N 60 ..........(2.13) Nilai (N1)60 ini disebut juga nilai CRR.
2.3.8. Relatif Density (Dr) Parameter lain yang harus diketahui untuk mengevaluasi likuifaksi pada suatu lapisan tanah pada kedalaman tertentu adalah relative density (Dr). Bila nilai Dr lebih besar dari 70 %, maka lapisan tanah tersebut tidak terlikuifaksi. Nilai Dr dapat diperoleh dari nilai N-SPT yang dapat dihitung berdasarkan rumus : Dr =
N ..........................................................(2.14) 1,70(1,42σ 'v +10)
Dimana : •
Dr
= relative density,
•
N
= Nilai N-SPT,
•
σ 'v = tegangan vertikal efektif.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
2.6.Usaha perbaikan tanah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya likuifaksi Berdasarkan uraian penyebab likuifaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua macam penyebab likuifaksi yaitu: 1. Penyebab ekstenal tanah : Intensitas dan durasi gempa, drainase tanah, dan beban bangunan 2. Penyebab internal tanah : Jenis dan sifat fisis tanah, letak muka air tanah,
serta sudah ada
atau tidaknya
perbaikan tanah yang dilakukan
Gempa merupakan bencana yang sangat sulit diprediksikan, waktu terjadinya gempa, besarnya intensitas gempa tidak dapat untuk diprediksi, apalagi untuk dicegah. Oleh karena itu, usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah likuifaksi adalah perbaikan tanah pada lokasi yang akan dibangun. Namun perbaikan pada tanah yang bersifat merubah jenis dan sifat fisis tanah memerlukan biaya yang sangat besar, apalagi jika tanah yang harus diperbaiki sampai kedalaman yang besar. Maka dari itu, langkah – langkah yang biasanya masih memungkinan untuk dilakukan demi mengurangi potensi likuifaksi pada suatu lahan diantaranya adalah : 1. Pemadatan lahan Salah satu penyebab terjadinya likuifaksi adalah banyaknya rongga atau pori tanah yang dapat diisi oleh air, sehingga air yang
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
mengisi rongga tersebut akan mendesak partikel tanah pada saat mengalami getaran. Apabila tanah semakin padat maka, rongga atau pori pada tanah semakin berkurang maka semakin berkurang pula jumlah air yang dapat menyebabkan likuifaksi tersebut. Berdasarkan beberapa uji lapangan yang dilakukan, tanah yang tidak padat akan lebih berpotensi likuifaksi dibandingkan dengan tanah yang padat. Pemadatan pada suatu lahan dapat dilakukan dengan penggilasan berlapis atau penggetaran lahan sebelum membangun konstruksi bangunan. 2. Membangun saluran drainase Pada lahan yang tidak memiliki saluran drainase yang memadai, air akan terus tergenang atau minimal sekali terus berada dalam pori – pori tanah. Air yang berada dalam pori - pori tanah ini sangat berbahaya dalam mengingkatkan potensi likuifaksi pada tanah ketika terjadinya gempa. Oleh karena itu, pada lahan yang akan dibangun, sangat penting diberikan saluran drainase yang memadai untuk mengalirkan air agar tidak tergenang atau terus berada dalam pori tanah. 3. Mengurangi beban bangunan Mengurangi beban bangunan dapat dilakukan dengan cara mengganti bahan bangunan yang berat menjadi bahan yang ringan. Saat ini sudah banyak diproduksi bahan bangunan ringan. Bata ringan, baja
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
ringan, sampai dengan genteng ringan sangat baik digunakan untuk pencegahan likuifaksi. 4. Konsolidasi Konsolidasi sangat efektif dalam mengcegah likuifaksi, sebab pada tanah yang sudah terlikuifaksi dengan baik, terdapat butiran partikel yang rapat, maka rongga yang berpotensi diisi air makin sedikit. Selain itu butiran tanah pada tanah yang sudah terkonsolidasi memiliki daya ikat antar partikel yang kuat satu sama lain. Namun biasanya memerlukan waktu yang lama untuk melakukan konsolidasi pada suatu lahan. Hal yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses konsolidasi adalah penggunaan vertical drain pada saat dilakukan kosolidasi.
2.7. Analisa Potensi Likuifaksi Pada Suatu Lapisan Tanah Langkah pertama dalam menganalisa likuifaksi adalah menentukan apakah suatu lapisan tanah termasuk dalam tanah yang berpotensi terjadi likuifaksi. Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa pada umumnya jenis tanah yang bersifat rentan terhadap likuifaksi adalah tanah yang memiliki nilai kohesif yang lebih rendah. Tanah yang bersifat kohesif tidak perlu dianalisa lagi terhadap kemungkinan likuifaksi kecuali jika mereka memenuhi beberapa kriteria khusus yang dikemukaan youd dan gilstrap. Metode yang paling umum digunakan dalam analisis terhadap potensi likuifaksi adalah menggunakan pengujian Standard Penetormeter Test ( SPT) (Seed et al. 1985, Stark dan Olson 1995). Metode analisis
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
tersebut didasarkan pada metoda yang diusulkan oleh Seed dan Idriss pada tahun 1971. Metoda analisis likuifaksi yang diusulkan oleh Seed dan Idriss ini sering disebut prosedur yang disederhanakan (simplified Procedure). Ini adalah metoda paling umum digunakan untuk mengevaluasi potensi likuifaksi dari suatu lokasi. Langkah – langkah yang dilakukan dalam metode itu adalah sebagai berikut: 1. Memeriksa jenis tanah Seperti yang dibahas di atas, langkah yang pertama untuk menentukan apakah suatu lahan mempunyai kemampuan itu untuk terlikuifaksi selama satu gempa bumi adalah harus memenuhi persyaratan-persyaratan jenis tanah yang ada Sub Bab 2.2. 2. Memeriksa letak permukaan air tanah Lahan yang dianalisis harus berada di bawah permukaan air tanah. Analisis likuifaksi dapat juga dilaksanakan di tanah yang berada di atas permukaan air tanah jika tanah tersebut diperkirakan akan berada di bawah permukaan air tanah apabila terjadi kenaikan pada permukaan air tanah. 3. Menghitung nilai CSR yang disebabkan oleh gempa bumi. Jika suatu lahan memenuhi dua persyaratan di atas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai Cyclic Stress Ratio (CSR) yang disebabkan oleh gempa bumi. Suatu variabel yang utama di dalam menghitung nilai CSR yang disebabkan oleh gempa bumi adalah percepatan gempa dari suatu tanah
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
(a). Sebagaimana yang telah dibahas di atas, nilai minimal dari percepatan gempa yang dapat mengakibatkan likuifaksi adalah 0.1 gal. Dan nilai minimum Manetude lokal yang dapat mengakibatkan likuifaksi adalah 5,0 SR. Maka, pada tanah yang nilai a < 0.1g atau nilai ML < 5 tidak perlu dilakukan analisis likuifaksi. 4. Menghitung Nilai CRR dari Pengujian SPT Besarnya nilai hambatan terhadap getaran atau CRR dari suatu tanah dapat di peroleh dari Pengujian Standard Penetrometer. Jika CSR yang disebabkan oleh gempa bumi itu adalah lebih besar dari CRR yang didapat dari Pengujian SPT, maka ada kemungkinan tanah tersebut akan terlikuifaksi pada saat terjadinya gempa bumi, dan sebaliknya apabila nilai CSR yang disebabkan oleh gempa bumi lebih kecil dari dari nilai CSR yang didapat dari pengujian SPT, maka tanah tersebut tidak berpotensi terlikuifaksi saat terjadinya gempa bumi. 5. Analisa Likuifaksi dengan menggunakan grafik Seed et al Dengan menghubungkan nilai CSR dan CRR pada grafik seed et al (gambar 2.9), maka akan diketahui lapisan lapisan tanah mana yang akan terlikuifaksi. Apabila titik hubungan antara CSR dan CRR pada suatu lapisan tanah berada di bawah kurva, maka lapisan tersebut aman terhadap likuifaksi. Namun sebaliknya, apabila titik tersebut berada di atas kurva, maka lapisan tanah tersebut akan terlikuifaksi Grafik Seed et al ini tersedia dalam magnetude 7.5 SR. Oleh karena itu, jika magnetude gempa yang mengakibatkan PGA terbesar tidak bernilai 7.5 SR maka untuk menggunakan grafik diatas, nilai CSR
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
harus dikalikan dengan nilai koreksi. Nilai koreksi dapat dihitung dengan menggunakan nilai faktor koreksi (tabel 2.4). Tabel 2.4 : Tabel Faktor koreksi magnitude untuk pendekatan tegangan siklis (Seed, 1975).
CSR=
Magnetude Gempa
CSRM/CSRM=7.5
5.25
1.5
6
1.32
6.75
1.13
7.5
1.00
8.5
0.89
τ cyc σ v'
CRR = (N1)60 Gambar 2.9. Grafik Hubungan antar Cyclic Stress Ratio (
τ cyc σ v'
)dengan (N1)60
untuk magnitude gampa, M 7,5 (Seed et al)
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Umum Bandar Udara Medan Baru
yang akan dibangun di Desa Kuala
Namu memiliki fasilitas seperti pada tabel 3.1. Tabel 3.1 : Rencana fasilitas Bandar Udara Medan Baru RENCANA FASILITAS Kapasitas penumpang
8,11 JPT
Luas lahan
1.365 Ha
Ukuran landas pacu
3750 m x 45 m
Luas terminal
86.160 m2
Luas apron
150.750 m2 B747 = 4 pesawat
Kapasitas apron
B737 = 19 pesawat A300 = 13 pesawat 9 jalur
Jumlah exit taxiway 1 jalur Paralel Taxiway Terminal Kargo
10.200 m2
Luas lahan parkir
8.700 m2 (bangunan bertingkat)
Pesawat terbesar
B 747-400
Denah bandar udara
Dapat dilihat pada gambar 3.1
Peta lokasi
Dapat dilihat pada gambar 3.2
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan, tahun 2006 Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
.
Gambar 3.1: Rancangan Bandar Udara Medan Baru
Gambar 3.2 : Peta lokasi Bandar Udara Medan Baru
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Proyek pembangunan Bandar Udara tersebut dilaksanakan di tepi timur Pulau Sumatera dengan koordinat 98.996 BT dan 3.647 LU.
3.2. Metode Pengumpulan data Data primer pokok yang dibutuhkan dalam analisis ini ada dua macam yaitu : •
Data sejarah gempa yang pernah terjadi di sekitar Bandar Udara Medan Baru
•
Data lapisan tanah pada area apron Bandar Udara Medan Baru
3.2.1. Metode dan Lokasi Pengumpulan Data Gempa Penelitian likuifaksi pada area apron Bandar Udara Medan Baru diawali dengan menghitung percepatan tanah di batuan dasar. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisa data gempa yang pernah terjadi di daerah itu. Untuk mendapatkan sejarah data gempa yang pernah terjadi, penulis memperolehnya pada situs http://neic.usgs.gov/neis/epic/, Situs tersebut akan mengeluarkan data gempa sesuai dengan permintaan yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan data gempa yang dibutuhkan, perlu ditentukan letak koordinat lokasi yang ingin diteliti, interval megnetude gempa yang diinginkan serta interval waktu kejadian gempa. Data gempa yang diperlukan untuk menganalisa potensi likuifaksi, adalah data gempa pada radius 500 km dari pusat
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
koordinat pembangunan Bandar Udara Medan Baru (98.996 BT dan 3.647 LU) serta bermagnetude di atas 5 SR, sebab seperti yang telah dibahas di BAB II, gempa yang bermagnetude di bawah 5 SR tidak berpotensi menyebabkan likuifaksi. Dalam situs tersebut tersedia data gempa yang pernah terjadi sejak tahun 1973 sampai data gempa terbaru, oleh karena itu data gempa yang digunakan dalam analisa likuifaksi adalah data gempa yang terjadi sejak tahun 1973 sampai Februari 2009. Data yang dapat diperoleh dari situs tersebut meliputi: •
Tanggal terjadinya gempa
•
Besar magnetude gempa
•
Kedalaman hipocentre
•
Letak koordinat epicentre (Garis lintang dan garis bujur) Untuk memperoleh percepatan tanah pada batuan dasar dan
pada permukaan tanah. Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menghitung percepatan maksimum di bantuan dasar adalah menghitung nilai PGA dengan rumus fungsi atenuase. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 macam fungsi atenuase yaitu Joyner and Boore dan fungsi atenuase Crouse. Setelah mendapatkan nilai PGA di setiap gempa yang terjadi, maka langkah kedua adalah menentukan percepatan gempa di batuan dasar (a) yang mewakili semua kejadian gempa. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode Gumbel. Pada metode ini
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
diasumsikan
bahwa
masing–masing
kejadian
gempa
adalah
independen terhadap titik tinjuannya (Gambar3.3). X
X X X X
X
X
X
Gambar 3.3 : Asumsi kejadian gempa menurut Gumble Distribusi gempa menurut Gumble :
( −α e β ) : M ≥ 0 ...........................................(3.1) G (M ) = e − M
Dimana: α
= Jumlah gempa rata – rata pertahun
β
= Parameter yang menyatakan hubungan antara distribusi gempa dengan magnetude
M
= Magnetude gempa
Bentuk persamaan (3.1) diatas dapat disederhanakan menjadi persamaan garis lurus:
ln G ( M ) = −αe − βM ln (− ln G (M )) = ln α − βM ............................................(3.2)
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Identik Y
= A + BX
Dimana : Y
= ln (-ln(G(M)))
α
= eA
β
=-B
X
= M atau percepatan (a)
Percepatan garis ini terdiri dari titik – titik Xj dan Yj, dimana : Xj
= PGA gempa ke j
J = Nomor urut kejadian gempa yang disusun dari PGA terkecil Harga j untuk M terbesar = N N = Selang waktu Pengamatan
j Yj = ln (− ln G (PGAj )) = ln − ln ..........................................(3.3) N + 1 Langkah selanjutnya adalah memilih data PGA gempa terbesar tiap tahunnya lalu dimasukkan ke dalam tabel berikut seperti ketentuan dalam keterangan di atas.
1 . . . n
j
PGA Xj Terkecil
-1
No.
Yj
(Xj)2
(Yj)2
(Xj)(Yj)
Σ(Xj)2
Σ(Yj)2
Σ(Xj)(Yj)
j ln − ln N +1
N Terbesar Σ Xj
Σ Yj
Oleh karena titik – titik ini selalu membentuk satu garis lurus, maka digunakan least square untuk menentukan garis yang paling tepat:
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
∑ Yj.∑ Xj − ∑ Xj.∑ Xj.Yj .................................................(3.4) A= n.∑ Xj .(∑ Xj ) 2
2
2
B=
n.∑ Xj.Yj − ∑ Xj.∑ Yj n.∑ Xj 2 − (∑ Xj )
2
.........................................................(3.5)
Nilai percepatan gempa diperoleh dengan rumus :
a=
ln (T .α )
β
...................................................................................(3.6)
Dimana : T = Periode ulang α = eA β =-B
3.2.2. Metode Pengambilan data Tanah Untuk mendapatkan data tanah yang dibutuhkan, penulis mengikuti pekerjaan investigasi tanah yang dilakukan oleh PT. Waskita Persero pada tanggal 20 Januari 2008. Pengambilan data pada pekerjaan investigasi dilakukan pada 2 titik wilayah apron Bandar Udara Medan Baru. Data yang diperlukan untuk menganalisa potensi likuifaksi adalah data yang berkaitan dengan sifat fisis tanah dan data dari hasil Pengujian SPT (Standard Penetrometer Test). Data tersebut dapat diperoleh dengan mengambil sampel tanah dan uji SPT sampai menemukan lapisan tanah keras, kedua pekerjaan tersebut dilakukan dengan menggunakan bor mesin
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
(Gambar 3.4). Pada saat pekerjaan investigasi dilakukan, lapisan tanah keras baru dijumpai pada kedalaman ± 20 meter.
Gambar 3.4: Proses pengambilan sampel tanah serta uji SPT tanah dengan menggunakan bor mesin
Hal yang perlu diperiksa untuk analisa potensi likuifaksi pada setiap titik investigasi di tiap lapisannya adalah: 1. Jenis dan klasifikasi tanah 2. Water Content (kadar air) 3. Spesific Grafity (Berat Jenis) 4. Berat isi tanah 5. Angka pori (e) 6. Nilai plastisitas (IP)
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
7. Nilai SPT
3.3. Cara Analisis Dalam menganalisa potensi likuifaksi pada lokasi apron Bandar Udara Medan Baru, penulis melakukan dengan 5 tahapan yaitu : 1. Menganalisis jenis dan sifat – sifat tanah •
Menggunakan data pengeboran dari investigasi tanah.
2. Menghitung Percepatan gempa di batuan dasar •
Menggunakan
pendekatan
distribusi
Gumble
terhadap
nilai
percepatan gempa di bantuan dasar yang didapat dari fungsi atenuase Joyner and Boore dan fungsi atenuase Crouse pada data sejarah gempa. 3. Menghitung percepatan gempa di permukaan tanah • 4.
Menggunakan program Edu Shake berdasarkan data lapisan tanah
Menghitung Nilai CSR •
Dari nilai percepatan gempa di permukaan tanah
5. Menghitung Nilai CRR •
Dari angka NSPT
6. Mengevaluasi potensi likuifaksi dengan menggunakan grafik Seed et.al •
Berdasarkan nilai CSR dan CRR tiap lapisan
3.4. Bagan prosedur penelitian
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Adapun bagan prosedur kerja dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.5.
MULAI
PERSIAPAN
PENGUMPULAN DATA a. Data sejarah gempa b. Data lapisan tanah
ANALISA DATA a. Pemeriksaan tanah b. Menghitung nilai percepatan gempa di batuan dasar c. Menghitung nilai percepatan di permukaan tanah dengan program Edu Shake d. Menghitung nilai CSR e. Menghitung nilai CRR
Analisa hasil perhitungan menggunakan grafik hubungan CSR dan CRR yang dikemukaan oleh Seed et al.
KESIMPULAN
SELESAI Gambar 3.5 : Bagan prosedur penelitian
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
3.5. Lokasi Pengambilan sampel tanah dan pengujian SPT Pada perhitungan ini, penulis mengambil 2 lokasi untuk pengambilan sampel lapisan tanah untuk dianalisa. Dua lokasi tersebut adalah lokasi BH III dan lokasi BH IV . Kedua lokasi tersebut merupakan daerah yang paling kritis dikarenakan merupakan daerah yang memiliki lapisan SP terbesar dengan nilai SPT yang kecil. Gambar lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada gambar 3.6.
Lokasi BH III Area Apron
Lokasi BH IV Gambar 3.6 : Lokasi pengambilan data lapisan tanah
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
BAB IV ANALISA DATA
4.1. Pemeriksaan Tanah 4.1.1. Pemeriksaan jenis dan sifat tanah Berdasarkan investigasi tanah yang telah dilakukan oleh PT. Waskita Persero pada tanggal 20 Januari 2008 diperoleh data sifat lapisan tanah seperti pada pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 Tabel 4.1 : Data sifat tanah pada Lokasi III Tebal Tingkat Lapisan lapisan Jenis tanah Plastisitas (m)
% fines
I
2.5
SC
LL=37,82%
28.7
II
2
SP
NP
8.67
III
6
SP
NP
7.02
IV
6
SP
NP
8.83
V
3.5
SP
NP
8.82
Tabel 4.2 : Data sifat tanah pada Lokasi IV Tebal Tingkat Lapisan lapisan Jenis tanah Plastisitas (m)
% fines
I
3
SP
NP
7.02
II
3
SP
NP
8.25
III
6
SP
NP
7.85
IV
5.5
SP
NP
9.02
V
2.5
SP
NP
8.69
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Ket :
SP = Sandy Poor (Tanah pasir yang bergradasi buruk) SC = Sandy Clay (Tanah lempung berpasir) Berdasarkan data pada tabel 4.1 dan 4.2 dapat disimpulkan bahwa tanah yang tidak akan terlikuifaksi adalah tanah pada lapisan I di lokasi III sebab tanah pada lapisan ini merupakan tanah kohesif (SC) yang memiliki nilai Liquid Limit (LL) > 35 % sehingga tidak mudah terlikuifaksi. Sedangkan tanah pada lapisan II,III,IV dan V di lokasi III serta seluruh tanah pada lokasi IV berpotensi untuk terlikuifaksi karena merupakan tanah nonkohesif (SP) dan sebagian besar memiliki jumlah butiran partikel yang lebih kecil dari 0.005 mm kurang dari 15 % berat keringnya.
4.1.2. Perhitungan nilai Dr Nilai Relatif Density dipengaruhi oleh besarnya nilai N SPT dan Tegangan Vertikal Efektif. Bedasarkan persamaan 2.1 dan 2.2 maka diperoleh perhitungan tegangan vertikal efektif pada lokasi III dan IV seperti pada tabel 4.3 dan 4.4. Tabel 4.3 : Perhitungan tegangan vertikal efektif pada lokasi III Dept γ γsat σv µ σ'v e (m) (KN/m3) (KN/m3) (KN/m2) (KN/m2) (KN/m2) 2,5
14.11
1.25
17.05
31.07
14.7
16.37
4,5
14.62
1.03
17.71
66.50
34.7
31.80
10,5
16.83
0.66
19.44
183.12
94.7
88.42
16,5
17.03
0.62
19.65
301.04
154.7
146.34
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
20,0
16.95
0.73
19.09
367.85
189.7
178.15
Tabel 4.4 : Perhitungan tegangan vertikal efektif pada lokasi IV Dept γ γsat σv µ σ'v e (m) (KN/m3) (KN/m3) (KN/m2) (KN/m2) (KN/m2) 3,0
14.36
1.17
17.23
31.74
20.50
11.24
6,0
15.51
0.96
17.99
85.71
50.50
35.21
12,0
16.88
0.72
19.15
200.61
110.50
90.11
17,5
16.62
0.75
18.97
304.92
165.50
139.42
20,0
16.44
0.76
18.88
352.13
190.50
161.63
Dengan menggunakan persamaan 2.14 maka diperoleh perhitungan nilai Dr pada lokasi III dan Lokasi IV seperti pada tabel 4.5 dan 4.6. Tabel 4.5 : Perhitungan nilai Dr pada lokasi III Dept σ'v N SPT (m) (KN/m2) 2,5 6 16.37 4,5 10 31.80 10,5 49 88.42 16,5 50 146.34 20,0 42 178.15 Tabel 4.6 : Perhitungan nilai Dr pada lokasi IV Dept σ'v N SPT (m) (KN/m2) 3 0 11.24 6 2 35.21 12 28 90.11 17,5 50 139.42 20,0 48 161.63
Dr 0.33 0.33 0.46 0.37 0.31
Dr 0.21 0.52 0.46 0.37 0.30
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Jika ditinjau dari nilai Dr yang diperoleh diatas, maka semua lapisan tanah pada kedua lokasi berpotensi untuk terlikuifaksi.
4.1.3. Letak geologis Lokasi proyek pembangunan bandar udara Medan Baru terletak di pesisir timur pulau Sumatera. Permukaan tanah pada lokasi ini umumnya berjenis clay, namun pada saat investigasi juga ditemukan lapisan tanah yang mengandung fosil kerang (Gambar 4.1). Hal ini mengindikasi
bahwa pada masa lampau lokasi ini
merupakan lautan. Seiring berjalannya waktu lautan tersebut surut dan akhirnya menjadi sebuah dataran.
Gambar 4.1: Sampel tanah yang mengandung fosil kerang
4.2. Menghitung Percepatan Gempa di Batuan Dasar Dalam analisis ini perhitungan percepatan gempa di batuan dasar dilakukan dengan metode Gumble berdasarkan data gempa yang terjadi selama sejak 1973 sampai Februari 2009. Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
4.2.1.
Berdasarkan fungsi atenuase Joyner and Boore Perhitungan percepatan gempa rencana di batuan dasar diawali
dengan memilih gempa dengan nilai Peak Ground Acceleration (PGA) terbesar tiap tahunnya (tabel 4.7) . Tabel 4.7 : Daftar kejadian gempa dengan PGA terbesar tiap tahunnya (berdasarkan fungsi atenuase Joyner and Boore) Tanggal/ Bulan/ Tahun
Dept (km)
M (SR)
ro (km)
r (km)
R (km)
PGA(g) J&B
28 22 17 22 1 7 16 22 11 24 6 29 2 14 25 20 20 27 8 27 20 20 15 10 11 1 21 6 4 27 22
132 33 17 180 70 22 33 163 69 52 81 70 105 66 11 36 187 144 33 125 67 153 165 33 57 55 175 33 139 138 33
5 5 6.2 5.6 5 5.3 5.8 5 5.7 5.4 5.2 5.8 5.3 5.4 6.6 5.5 5.2 5.1 5.2 5.1 6.2 6.1 5.4 6.3 5.6 7 5.6 5.1 5.1 5.4 5.7
172.64 80.92 345.65 47.24 190.13 253.30 306.96 101.55 181.90 142.62 211.23 183.90 200.82 187.17 139.85 255.10 80.01 67.30 236.93 213.67 144.25 154.75 97.00 106.53 181.57 415.34 199.03 187.67 119.61 134.38 164.00
172.82 81.32 345.74 47.92 190.30 253.43 307.06 101.87 182.08 142.84 211.38 184.08 200.98 187.34 140.08 255.22 80.41 67.78 237.07 213.82 144.47 154.95 97.33 106.83 181.75 415.41 199.19 187.85 119.88 134.62 164.19
217.32 87.39 346.07 186.10 202.61 254.25 308.72 192.05 194.55 151.80 226.23 196.77 226.62 198.47 140.28 257.63 203.40 158.95 239.22 247.55 159.05 217.61 191.40 111.53 190.31 418.96 265.02 190.55 183.38 192.62 167.28
5.97 22.40 1.92 64.29 4.86 2.89 2.23 15.74 7.75 10.75 4.27 7.98 5.05 6.22 21.06 3.15 25.33 30.83 3.24 3.94 16.08 13.32 20.94 28.96 7.38 1.58 6.04 5.27 12.61 12.01 9.60
9 8 12 2 7 4 3 7 1 2 7 5 1 6 4 12 7 11 1 5 1 11 7 10 6 4 7 1 12 12 1
1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
26 28 1 24 19 24
12 3 12 7 5 2
2004 2005 2006 2007 2008 2009
30 30 204 62 10 35
9 5.2 6.3 5.3 6 5.5
300.55 83.24 26.77 168.25 199.28 279.15
300.66 83.62 27.94 168.44 199.44 279.26
302.05 88.48 205.75 179.31 199.53 281.33
12.89 23.87 180.88 7.38 7.44 2.48
Dimana : M = Magnetude gempa (SR) ro = Jarak lokasi dengan epicenter (Km) r
=
ro2 + 8 2 (Km).......................................................................(4.1)
R = Jarak hipocentre (Km) = h
ro2 + h 2 .................................................................................(4.5)
= Kedalaman Fokus Gempa
Analisa percepatan gempa rencana dengan metode Gumble dilanjutkan dengan metode seperti tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 : Metode perhitungan percepatan rencana menurut Gumble (berdasarkan fungi atenuase Joyner and Boore) NO
J
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PGA (Xj) 1.58 1.92 2.23 2.48 2.89 3.15 3.24 3.94 4.27 4.86 5.05 5.27 5.97 6.04 6.22
Yj
Xj^2
Yj^2
(Xj).(Yj)
1.29132 1.079918 0.93176 0.811504 0.707123 0.612927 0.52572 0.443496 0.364894 0.288932 0.214862 0.142089 0.07012 -0.001472 -0.07307
2.510777 3.693787 4.959476 6.165483 8.352199 9.952744 10.52154 15.53428 18.21423 23.63187 25.48961 27.79928 35.60861 36.46127 38.64334
1.667508 1.166224 0.868177 0.658539 0.500023 0.37568 0.276381 0.196688 0.133148 0.083482 0.046166 0.020189 0.004917 2.17E-06 0.005339
2.046153 2.07552 2.075018 2.014997 2.043598 1.933661 1.705273 1.747974 1.5573 1.404575 1.084779 0.749166 0.418426 -0.00889 -0.454229
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Σ
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
7.38 7.38 7.44 7.75 7.98 9.60 10.75 12.01 12.61 12.89 13.32 15.74 16.08 20.94 21.06 22.40 23.87 25.33 28.96 30.83 64.29 180.88 618.57
-0.145029 -0.217692 -0.291403 -0.366513 -0.443395 -0.522453 -0.604141 -0.688972 -0.777546 -0.870576 -0.968928 -1.073678 -1.186193 -1.308259 -1.442277 -1.591603 -1.761132 -1.958438 -2.196194 -2.498137 -2.917527 -3.624282 -20.04
54.39701 54.40035 55.38894 60.01471 63.67888 92.1837 115.5995 144.1525 158.9123 166.067 177.3506 247.6508 258.4086 438.4634 443.4317 501.7677 569.8859 641.4691 838.848 950.3237 4133.282 32716.26 43149.47
0.021033 0.04739 0.084916 0.134332 0.196599 0.272958 0.364986 0.474682 0.604578 0.757902 0.938822 1.152784 1.407054 1.711541 2.080164 2.533201 3.101585 3.83548 4.82327 6.240686 8.511965 13.13542 58.43
-1.06965 -1.605625 -2.168731 -2.839345 -3.538247 -5.016198 -6.495555 -8.272042 -9.801778 -11.21885 -12.90351 -16.89639 -19.06816 -27.39431 -30.37122 -35.65218 -42.04224 -49.60183 -63.6081 -77.01086 -187.5696 -655.5469 -1249.30
Ket : Xj = PGA gempa ke j J
= nomor urut kejadian gempa yang disusun dari PGA terkecil Harga j untuk M terbesar = N
N = Selang waktu pengamatan
j Yj = ln (− ln G (PGAj )) = ln − ln N + 1
∑ Yj.∑ Xj − ∑ Xj.∑ Xj.Yj A= n.∑ Xj .(∑ Xj ) 2
2
A=
2
(− 20,04)(. 43149,47 ) − (618,57 )(. − 1249,30) (37 )(. 43149,47 )(. 618,57 )2
A = -0.075883
α = eA Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
α = e −0.075883 α = 0.926924 B=
B=
n.∑ Xj.Yj − ∑ Xj.∑ Yj n.∑ Xj 2 − (∑ Xj )
2
(37 )(. − 1249,30) − (618,57 )(. − 20,04) (37 )(. 43149,47 ) − (618,57 )2
B = -0.027865
β = −B β = 0.027865 T = 200 tahun
ln (T .α )
a=
β
ln (200.0,926924 ) 0,027865 a = 187,4194 gal a = 0,187 g a=
Maka : Persepatan rencana yang didapat dari fungsi atenuase Joyner & Boore dengan metode Gumble adalah 0,187 g.
4.2.2.
Berdasarkan fungsi atenuase Crouse
a. Daftar gempa dengan Peak Ground Acceleration (PGA) terbesar menurut Crouse tiap tahunnya dapat dilihat dalam tabel 4.9. Tabel 4.9 : Daftar kejadian gempa dengan PGA terbesar tiap tahunnya (berdasarkan fungsi atenuase Crouse)
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Tanggal/ Bulan/ Tahun
Dept (km)
M (SR)
ro (km)
r (km)
R (km)
PGA(g) Crouse
28 14 17 20 25 7 16 1 11 24 6 17 2 14 25 20 21 15 23 27 20 20 8 10 11 1 11 1 4 2 22 26 28 1 7 20 24
132 34 17 33 56 22 33 41 69 52 81 33 105 66 11 36 21 48 46 125 67 153 33 33 57 55 211 33 139 30 33 30 30 204 35 26 35
5 5.6 6.2 7 6 5.3 5.8 5.9 5.7 5.4 5.2 7.4 5.3 5.4 6.6 5.5 5.6 6.7 5.8 5.1 6.2 6.1 6.9 6.3 5.6 7 6.2 6 5.1 7.4 5.7 9 8.6 6.3 5.9 7.4 5.5
172.64 108.63 345.65 266.05 324.72 253.30 306.96 147.13 181.90 142.62 211.23 354.40 200.82 187.17 139.85 255.10 259.99 154.28 303.82 213.67 144.25 154.75 430.08 106.53 181.57 415.34 268.50 323.23 119.61 300.07 164.00 300.55 242.12 26.77 198.63 312.85 279.15
172.82 108.93 345.74 266.17 324.82 253.43 307.06 147.35 182.08 142.84 211.38 354.49 200.98 187.34 140.08 255.22 260.11 154.48 303.92 213.82 144.47 154.95 430.15 106.83 181.75 415.41 268.62 323.33 119.88 300.18 164.19 300.66 242.25 27.94 198.79 312.96 279.26
217.32 113.83 346.07 268.09 329.52 254.25 308.72 152.74 194.55 151.80 226.23 355.93 226.62 198.47 140.28 257.63 260.84 161.57 307.28 247.55 159.05 217.61 431.34 111.53 190.31 418.96 341.49 324.91 183.38 301.57 167.28 302.05 243.97 205.75 201.69 313.93 281.33
1.07 10.30 2.26 11.76 1.87 1.19 1.61 8.53 3.92 4.38 1.33 11.33 1.54 2.43 23.49 1.56 1.76 20.61 1.63 0.92 11.56 5.36 3.84 24.58 3.57 4.71 2.30 1.94 1.85 15.53 5.42 81.59 75.56 7.85 4.82 14.41 1.27
9 2 12 6 5 4 3 4 1 2 7 11 1 6 4 12 12 11 7 5 1 11 11 10 6 4 11 9 12 11 1 12 3 12 3 2 2
1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
b. Analisa percepatan rencana dengan metode Gumble Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Tabel 4.10 : Metode perhitungan percepatan rencana menurut Gumble (berdasarkan fungi atenuase Joyner and Boore) NO
J
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Σ
PGA (Xj) 0.92 1.07 1.19 1.27 1.33 1.54 1.56 1.61 1.63 1.76 1.85 1.87 1.94 2.26 2.30 2.43 3.57 3.84 3.92 4.38 4.71 4.82 5.36 5.42 7.85 8.53 10.30 11.33 11.56 11.76 14.41 15.53 20.61 23.49 24.58 75.56 81.59 379.6646
Yj
Xj^2
Yj^2
(Xj).(Yj)
1.29132 1.079918 0.93176 0.811504 0.707123 0.612927 0.52572 0.443496 0.364894 0.288932 0.214862 0.142089 0.07012 -0.001472 -0.07307 -0.145029 -0.217692 -0.291403 -0.366513 -0.443395 -0.522453 -0.604141 -0.688972 -0.777546 -0.870576 -0.968928 -1.073678 -1.186193 -1.308259 -1.442277 -1.591603 -1.761132 -1.958438 -2.196194 -2.498137 -2.917527 -3.624282 -20.04424
0.845856 1.148992 1.407636 1.610502 1.77486 2.375355 2.430363 2.60218 2.6546 3.111152 3.417486 3.50802 3.75413 5.119438 5.31266 5.909509 12.73242 14.75344 15.34479 19.18654 22.21658 23.23521 28.74497 29.40454 61.6679 72.78243 105.9987 128.2909 133.6955 138.2674 207.6393 241.1382 424.7893 551.9931 603.9893 5709.565 6656.574 15248.99
1.667508 1.166224 0.868177 0.658539 0.500023 0.37568 0.276381 0.196688 0.133148 0.083482 0.046166 0.020189 0.004917 2.17E-06 0.005339 0.021033 0.04739 0.084916 0.134332 0.196599 0.272958 0.364986 0.474682 0.604578 0.757902 0.938822 1.152784 1.407054 1.711541 2.080164 2.533201 3.101585 3.83548 4.82327 6.240686 8.511965 13.13542 58.43381
1.187633 1.157576 1.105476 1.029844 0.942057 0.944655 0.819577 0.715415 0.59452 0.509632 0.397204 0.266129 0.135861 -0.003331 -0.16842 -0.352557 -0.776781 -1.119286 -1.43572 -1.942177 -2.462557 -2.912136 -3.693878 -4.216317 -6.836538 -8.266179 -11.05412 -13.43548 -15.12697 -16.95933 -22.93452 -27.34796 -40.36422 -51.59856 -61.39469 -220.4532 -295.6973 -800.7466
∑ Yj.∑ Xj − ∑ Xj.∑ Xj.Yj A= n.∑ Xj .(∑ Xj ) 2
2
2
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
A=
(− 20,04)(. 15248,99) − (379,6646)(. − 800,7466) (37 )(. 15248,99)(. 379,6646)2
A = -0.003903
α = eA
α = e −0.003903 α = 0.996105 B=
B=
n.∑ Xj.Yj − ∑ Xj.∑ Yj n.∑ Xj 2 − (∑ Xj )
2
(37 )(. − 800,7466) − (379,6646)(. − 20,04) (37 )(. 15248,99) − (379,6646)2
B = -0.052414
β = −B β = 0.052414 T = 200 tahun
a=
ln (T .α )
β
ln(200.0,996105) 0,052414 a = 101.0109gal a = 0,101g a=
Maka : Persepatan rencana yang didapat dari fungsi atenuase Joyner & Boore dengan metode Gumble adalah 0,101 g.
4.3.
Menghitung Percepatan Gempa di Permukaan Tanah
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Dalam perhitungan ini, penulis menggunakan kedua percepatan gempa di batuan dasar yang telah diperoleh yaitu 0,187g (Joyner and Boore) dan 0.101g (Crouse). Kedua Percepatan itu akan diuji pada dua lokasi yaitu lokasi BH III dan lokasi BH IV, masing - masing dengan dua macam karakteristik gempa yaitu gempa Elcentro dan gempa Treasure Island. Maka, untuk mempermudah analisa, perlu ditentukan beberapa kemungkinan kasus yang terjadi, yaitu sebagai berikut (Tabel 4.11). Tabel 4.11 : Pembagian kasus yang kemungkinan terjadi pada kedua lokasi tanah Percepatan gempa batuan Kasus Karateristik gempa dasar (a) 0.187g (Joyner And I Elcentro Boore) II
Elcentro
0.101g (Crouse)
III
Treasure Island
0.187g (Joyner And Boore)
IV
Treasure Island
0.101g (Crouse)
4.3.1. Perhitungan pada Lokasi BH III Dari data investigasi tanah pada lokasi BH III, dapat diperoleh data-data yang dibutuhkan dalam aplikasi Edu Shake. Data – data tersebut disajikan dalam tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 : Data lapisan lokasi III yang dibutuhkan untuk aplikasi Edu Shake Tebal Berat Isi Lapisan lapisan Jenis Tanah Gmax (kN/m3) (m) I
2.5
SC
14.11
37.32
II
2
SP
14.62
62.20
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
III
6
SP
16.83
304.78
IV
6
SP
17.03
311.00
V
3.5
SP
16.95
261.24
Ket : Gmax dihitung dengan menggunakan persamaan 2.8 Setelah data lapisan tanah di atas dimasukkan ke dalam program Edu Shake dan diberikan getaran sesuai dengan 4 kasus di atas, maka diperoleh hasil grafik Peak Acceleration seperti gambar 4.2 :
Gambar 4.2 : Grafik Percepatan gempa pada lapisan tanah lokasi III
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Dari hasil grafik tersebut dapat dituliskan percepatan gempa yang terjadi di tiap lapisan pada lokasi III seperti tabel 4.13 sebagai berikut :
Tabel 4.13 : Percepatan gempa pada lokasi III Kedalaman
Kasus I
Kasus II
Kasus III
Kasus IV
0 (permukaan)
0.8143
0.3724
0.4453
0.1745
-2.5
0.721
0.3054
0.4204
0.1647
-4.5
0.5135
0.2159
0.373
0.1534
-10.5
0.3802
0.1855
0.332
0.1419
-16.5
0.2868
0.1547
0.2594
0.1182
-20 (dasar)
0.187
0.101
0.187
0.101
4.3.2. Perhitungan Pada Lokasi BH IV Dari data investigasi tanah pada lokasi BH IV, dapat diperoleh data-data yang dibutuhkan dalam aplikasi Edu Shake. Data – data tersebut disajikan dalam tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 : Data lapisan lokasi IV yang dibutuhkan untuk aplikasi Edu Shake Tebal Berat Isi Lapisan lapisan Jenis Tanah Gmax (kN/m3) (m) I
3
SP
14.36
12.44
II
6
SP
15.51
174.16
III
12
SP
16.88
311.00
IV
17.5
SP
16.62
298.56
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
V
20
SP
16.44
223.92
Setelah data lapisan tanah di atas dimasukkan ke dalam program edu shake dan diberikan getaran sesuai dengan 4 kasus di atas, maka diperoleh hasil grafik Peak Acleration seperti gambar 4.3 :
Gambar 4.3 : Grafik Percepatan gempa pada lapisan tanah lokasi IV Dari hasil grafik tersebut dapat dituliskan percepatan gempa yang terjadi di tiap lapisan pada lokasi IV seperti tabel 4.15 sebagai berikut : Tabel 4.15 : Percepatan gempa pada lokasi IV Kedalaman Kasus I Kasus II Kasus III
Kasus IV
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0 (permukaan)
0.6182
0.4669
0.6627
0.3404
-3
0.398
0.2492
0.2676
0.2091
-6
0.363
0.2227
0.2571
0.1983
- 12
0.3036
0.1878
0.2277
0.1729
- 17.5
0.213
0.1304
0.2045
0.1328
0.187
0.101
- 20 0.187 0.101 (dasar) 4.4. Menghitung Cyclic Stress Ratio (CSR)
Nilai CSR pada Grafik Seed et al yang tersedia hanya untuk gempa yang bermagnetude 7.5 SR, oleh karena itu perlu dihitung nilai koreksi (tabel 2.4) untuk dapat menggunakannya. Perhitungan nilai koreksi dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16 : Perhitungan Nilai Faktor koreksi Magnetude yang Kasus Fungsi atenuase mengakibatkan PGA terbesar Joyner and I 6.3 Boore
Nilai faktor koreksi 1.244
II
Crouse
9.0
0.835
III
Joyner and Boore
6.3
1.244
IV
Crouse
9.0
0.835
4.4.1. Pehitungan nilai CSR Lokasi BH III Ada beberapa data yang diperlukan untuk menghitung CSR, di antaranya adalah tegangan vertikal total dan tegangan vertikal efektif. Adapun nilai tegangan vertikal total dan tegangan vertikal efektif pada lokasi III seperti pada tabel 4.17 :
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Tabel 4.17 : Nilai tegangan total dan tegangan vertikal efektif pada lokasi III Kedalaman (m) σv σv ' 0
0
0
-2.5
31.07
16.37
-4.5
66.50
31.80
-10.5
183.12
88.42
-16.5
301.04
146.34
-20
367.85
178.15
Dengan menggunakan persamaan 2.11 maka diperoleh perhitungan nilai CSR pada Lokasi III sebagai berikut : a. Nilai CSR pada kasus I Tabel 4.18 : Perhitungan nilai CSR pada kasus I di lokasi III Faktor CSR Dept a σv / σv' rd CSR koreksi m=7.5 0
0.8143
0
1
0
1.244
0
-2.5
0.721
1.8981
1
0.8896
1.244
0.7151
-4.5
0.5135
2.0914
1
0.6980
1.244
0.5611
-10.5
0.3802
2.0710
1
0.5118
1.244
0.4114
-16.5
0.2868
2.0571
1
0.3835
1.244
0.3083
-20
0.187
2.0648
1
0.2510
1.244
0.2018
b. Nilai CSR pada kasus II Tabel 4.19 : Perhitungan nilai CSR pada kasus II di lokasi III Faktor CSR Dept a σv / σv' rd CSR koreksi m=7.5 0
0.3724
0
1
0
0.835
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0
-2.5
0.3054
1.8981
1
0.3768
0.835
0.4513
-4.5
0.2159
2.0914
1
0.2935
0.835
0.3515
-10.5
0.1855
2.0710
1
0.2497
0.835
0.2991
-16.5
0.1547
2.0571
1
0.2069
0.835
0.2477
-20
0.101
2.0648
1
0.1356
0.835
0.1623
c. Nilai CSR pada kasus III Tabel 4.20 : Perhitungan nilai CSR pada kasus III di lokasi III Faktor CSR Dept a σv / σv' rd CSR koreksi m=7.5 0
0.4453
0
1
0
1.244
0
-2.5
0.4204
1.8981
1
0.5187
1.244
0.4169
-4.5
0.373
2.0914
1
0.5071
1.244
0.4076
-10.5
0.332
2.0710
1
0.4469
1.244
0.3593
-16.5
0.2594
2.0571
1
0.3469
1.244
0.2788
-20
0.187
2.0648
1
0.2510
1.244
0.2018
d. Nilai CSR pada kasus IV Tabel 4.21 : Perhitungan nilai CSR pada kasus IV di lokasi III Faktor CSR Dept a σv / σv' rd CSR koreksi m=7.5 0
0.1745
0
1
0
0.835
0
-2.5
0.1647
1.8981
1
0.2032
0.835
0.2434
-4.5
0.1534
2.0914
1
0.2085
0.835
0.2497
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
-10.5
0.1419
2.0710
1
0.1910
0.835
0.2288
-16.5
0.1182
2.0571
1
0.1581
0.835
0.1893
-20
0.101
2.0648
1
0.1356
0.835
0.1623
4.4.2. Pehitungan nilai CSR Lokasi BH IV Nilai tegangan vertikal total dan tegangan vertikal efektif pada lokasi IV adalah seperti tabel 4.22 :
Tabel 4.22 : Nilai tegangan total dan tegangan vertikal efektif pada lokasi IV Kedalaman (m) σv σv ' 0
0
0
-3
33.42792
11.24
-6
87.40164
35.21
- 12
202.2999
90.11
- 17.5
306.6157
139.42
- 20
353.82
161.63
Dengan menggunakan persamaan 2.11
maka diperoleh
perhitungan nilai CSR pada Lokasi IV sebagai berikut : e. Nilai CSR pada kasus I Tabel 4.23 : Perhitungan nilai CSR pada kasus I di lokasi IV Faktor CSR Dept a σv / σv' rd CSR koreksi m=7.5 0
0.6182
0
1
0
1.244
0
-3
0.398
2.8246
1
0.7307
1.244
0.5874
-6
0.363
2.4343
1
0.5744
1.244
0.4617
- 12
0.3036
2.2263
1
0.4393
1.244
0.3532
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
- 17.5
0.213
2.1870
1
0.3028
1.244
0.2434
- 20
0.187
2.1786
1
0.2648
1.244
0.2129
f. Nilai CSR pada kasus II Tabel 4.24 : Perhitungan nilai CSR pada kasus II di lokasi IV Faktor CSR Dept a σv / σv' rd CSR koreksi m=7.5 0
0.4669
0
1
0
0.835
0
-3
0.2492
2.8246
1
0.4575
0.835
0.5479
-6
0.2227
2.4343
1
0.3524
0.835
0.4220
- 12
0.1878
2.2263
1
0.2718
0.835
0.3255
- 17.5
0.1304
2.1870
1
0.1854
0.835
0.2220
- 20
0.101
2.1786
1
0.1430
0.835
0.1713
g. Nilai CSR pada kasus III Tabel 4.25 : Perhitungan nilai CSR pada kasus III di lokasi IV Faktor CSR Dept a σv / σv' rd CSR koreksi m=7.5 0
0.6627
0
1
0
1.244
0
-3
0.2676
2.8246
1
0.4913
1.244
0.3949
-6
0.2571
2.4343
1
0.4068
1.244
0.3270
- 12
0.2277
2.2263
1
0.3295
1.244
0.2649
- 17.5
0.2045
2.1870
1
0.2907
1.244
0.2337
- 20
0.187
2.1786
1
0.2648
1.244
0.2129
h. Nilai CSR pada kasus IV Tabel 4.26 : Perhitungan nilai CSR pada kasus IV di lokasi IV Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Dept
a
σv / σv'
rd
CSR
Faktor koreksi
CSR m=7.5
0
0.3404
0
1
0
0.835
0
-3
0.2091
2.8246
1
0.3839
0.835
0.4598
-6
0.1983
2.4343
1
0.3138
0.835
0.3758
- 12
0.1729
2.2263
1
0.2502
0.835
0.2996
- 17.5
0.1328
2.1870
1
0.1888
0.835
0.2261
- 20
0.101
2.1786
1
0.1430
0.835
0.1713
4.5. Menghitung Cyclic Resistant Ratio (CRR) Cyclic Resistant Ratio sering dinotasikan dengan N1(60). Nilai CRR pada suatu lapisan tanah sangat tergantung pada besarnya nilai N(SPT) pada lapisan tersebut. CRR dapat dihitung dengan persamaan 2.13 yaitu :
N 1 (60 ) = N (60 ) .C n Dimana :
N (60 ) = 1,67.N .C b .E m .C R
100 Cn = σv' Ada beberapa nilai variabel yang harus ditentukan untuk menghitung nilai CRR diantaranya adalah : •
Em = 0.6 (Hammer yang digunakan dalam kondisi baik)
•
Cb = 1.15 (Diameter bore hole yang digunakan adalah 200 mm)
•
Cr = 0.95 (Panjang rod antara 6 – 10m)
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
4.5.1.Pada Lokasi BH III Dengan menggunakan persamaan 2.13
maka diperoleh
Perhitungan Nilai CRR pada lokasi BH III adalah sebagai berikut (Tabel 4.27 dan Tabel 2.8): Tabel 4.27 : Perhitungan nilai N(60) pada Lokasi BH III Kedalaman N Cb Em CR (m)
N(60)
0
0
1.15
0.6
0.95
0
-2.5
6
1.15
0.6
0.95
6.56811
-4.5
10
1.15
0.6
0.95
10.94685
-10.5
49
1.15
0.6
0.95
53.63957
-16.5
50
1.15
0.6
0.95
54.73425
-20
42
1.15
0.6
0.95
45.97677
Tabel 4.28 : Perhitungan nilai N1(60) pada Lokasi BH III Kedalaman N(60) σv’ (m)
N1(60)
0
0
0
0
-2.5
6.56811
16.3674
16.23492
-4.5
10.94685
31.7952
19.41371
-10.5
53.63957
88.4194
57.04421
-16.5
54.73425
146.337
45.24618
-20
45.97677
178.148
34.44673
2. Pada Lokasi BH IV
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Dengan menggunakan persamaan 2.13
maka diperoleh
perhitungan Nilai CRR pada lokasi BH IV adalah sebagai berikut (Tabel 4.29 dan Tabel 4.30): Tabel 4.29 : Perhitungan nilai N(60) pada Lokasi BH IV Kedalaman N Cb Em CR (m)
N(60)
0
0
1.15
0.6
0.95
0
-3
2
1.15
0.6
0.95
2.18937
-6
28
1.15
0.6
0.95
30.65118
- 12
50
1.15
0.6
0.95
54.73425
- 17.5
48
1.15
0.6
0.95
52.54488
- 20
36
1.15
0.6
0.95
39.40866
Tabel 4.30 : Perhitungan nilai N1(60) pada Lokasi BH IV Kedalaman N(60) σv’ (m)
N1(60)
0
0
0
0
-3
2.18937
11.23516
6.531751
-6
30.65118
35.20888
51.65604
- 12
54.73425
90.10718
57.66064
- 17.5
52.54488
139.423
44.50033
- 20
39.40866
161.6272
30.99805
4.6. Analisa Likuifaksi di Setiap Lapisan Tanah Analisa likuifaksi dilakukan dengan cara menghubungkan nilai CSR tiap kasus pada tiap lapisan tanah dengan nilai CRR pada lapisan tanah tersebut. (Tabel 4.29 dan Tabel 4.30). 4.3.1. Lokasi BH III Tabel 4.31 : Korelasi hasil perhitungan CSR dan CRR pada Lokasi III Lapisan
%fine
CRR
CSR m=7.5
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
I II III IV V
28.7 8.67 7.02 8.83 8.82
16.23492 19.41371 57.04421 45.24618 34.44673
Kasus I
Kasus II
Kasus III
Kasus IV
0.7151 0.5611 0.4114 0.3083 0.2018
0.4513 0.3515 0.2991 0.2477 0.1623
0.4169 0.4076 0.3593 0.2788 0.2018
0.2434 0.2497 0.2288 0.1893 0.1623
4.3.2. Lokasi BH IV Tabel 4.32 : Korelasi hasil perhitungan CSR dan CRR pada Lokasi IV CSR m=7.5 Lapisan I II III IV V
%fine 7.02 8.25 7.85 9.02 8.69
CRR 6.531751 51.65604 57.66064 44.50033 30.99805
Kasus I
Kasus II
Kasus III
Kasus IV
0.5874 0.4617 0.3532 0.2434 0.2129
0.5479 0.4220 0.3255 0.2220 0.1713
0.3949 0.3270 0.2649 0.2337 0.2129
0.4598 0.3758 0.2996 0.2261 0.1713
Berikut adalah penggambaran titik – titik hubungan antara CSR dan CRR pada Grafik Seed et al : •
Pada lokasi BH III :
0.6
35
28 15
7-9 ≤5
0.5
0.4
CSR M=7.5
Terlikuifaksi
0.3 Tidak Terlikuifaksi
0.2 Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.1
10
0
20 30 CRR (N1(60)
40
Gambar 4.4 : Hubungan antara CSR dan CRR pada Grafik Seed et al (lokasi III) Keterangan : = Terlikuifaksi terhadap kurva 28 % = Tidak Terlikuifaksi kurva 28 % •
= Terlikuifaksi terhadap kurva 7 - 9 % Pada lokasi BH IV : = Tidak Terlikuifaksi kurva 7- 9 %
0.6
35
15
7-9 ≤5
0.5
0.4
CSR M=7.5
Terlikuifaksi
0.3 Tidak Terlikuifaksi
0.2
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
50
0.1
0
10
20 30 CRR (N1(60)
40
Gambar 4.5 : Hubungan antara CSR dan CRR pada Grafik Seed et al (lokasi IV) Keterangan : = Terlikuifaksi = Tidak Terlikuifaksi Berdasarkan penggambaran di atas dapat disimpulkan lapisan yang terlikuifaksi adalah sebagai berikut (table 4.31 dan tabel 4.32): •
Lokasi BH III
Tabel 4.33 : Hasil analisa pada lokasi III Lapisan
Kasus I
Kasus II
Kasus III Kasus IV 0m
I
L
L
L
N -2.5 m
II
L
L
L
L -4.5 m
III
N
N
N
N -10.5 m
IV
N
N
N
N -16.5 m
V
N
N
N
N
-20.0 m Catatan : Lapisan I pada lokasi III adalah tanah kohesif yang memiliki nilai LL > 35% maka lapisan ini tidak akan terlikuifaksi •
Lokasi BH IV Tabel 4.34 : Hasil analisa pada lokasi IV Dept
Kasus I
Kasus II
Kasus III Kasus IV 0m -3 m
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
-6 m -12 m
50
I
L
L
L
L
II
N
N
N
N
III
N
N
N
N
IV
N
N
N
N
V
N
N
N
N
Keterangan: L = Terlikuifaksi N = Tidak Terlikuifaksi
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
TABEL EVALUASI POTENSI LIKUIFAKSI LOKASI III Kasus I (Fungsi Atenuase Joyner and Boore dan Karakteristik gempa Elcentro) Tabel 4.33 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi III (kasus I) Tebal Jenis % γ σ'v Lapisan LL Lapisan Tanah fines (KN/m3) (KN/m2) LL= I 2.5 SC 28.7 14.11 16.37 37,82% II 2 SP 8.67 NP 14.62 31.80 III 6 SP 7.02 NP 16.83 88.42 IV 6 SP 8.83 NP 17.03 146.34 V 3.5 SP 8.82 NP 16.95 178.15
N SPT
Dr
a
CSR
CRR
L/N
6
0.33
0.721
0.7151
16.23492
N
10 49 50 42
0.33 0.46 0.37 0.31
0.5135 0.3802 0.2868 0.187
0.5611 0.4114 0.3083 0.2018
19.41371 57.04421 45.24618 34.44673
L N N N
N SPT
Dr
a
CSR
CRR
L/N
6
0.33
0.3054
0.4513
16.23492
N
10 49 50 42
0.33 0.46 0.37 0.31
0.2159 0.1855 0.1547 0.101
0.3515 0.2991 0.2477 0.1623
19.41371 57.04421 45.24618 34.44673
L N N N
Kasus II (Fungsi Atenuase Crouse dan Karakteristik gempa Elcentro) Tabel 4.34 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi III (kasus II) Tebal Jenis % γ σ'v Lapisan LL 3 Lapisan Tanah fines (KN/m ) (KN/m2) LL= I 2.5 SC 28.7 14.11 16.37 37,82% II 2 SP 8.67 NP 14.62 31.80 III 6 SP 7.02 NP 16.83 88.42 IV 6 SP 8.83 NP 17.03 146.34 V 3.5 SP 8.82 NP 16.95 178.15
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Kasus III (Fungsi Atenuase Joyner and Boore dan Karakteristik gempa Treasure Island) Tabel 4.35 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi III (kasus III) Tebal Jenis % γ σ'v Lapisan LL Lapisan Tanah fines (KN/m3) (KN/m2) LL= I 2.5 SC 28.7 14.11 16.37 37,82% II 2 SP 8.67 NP 14.62 31.80 III 6 SP 7.02 NP 16.83 88.42 IV 6 SP 8.83 NP 17.03 146.34 V 3.5 SP 8.82 NP 16.95 178.15
N SPT
Dr
a
CSR
CRR
L/N
6
0.33
0.4204
0.4169
16.23492
N
10 49 50 42
0.33 0.46 0.37 0.31
0.373 0.332 0.2594 0.187
0.4076 0.3593 0.2788 0.2018
19.41371 57.04421 45.24618 34.44673
L N N N
N SPT
Dr
a
CSR
CRR
L/N
6
0.33
0.1647
0.2434
16.23492
N
10 49 50 42
0.33 0.46 0.37 0.31
0.1534 0.1419 0.1182 0.101
0.2497 0.2288 0.1893 0.1623
19.41371 57.04421 45.24618 34.44673
L N N N
Kasus IV (Fungsi Atenuase Crouse dan Karakteristik gempa Treasure Island) Tabel 4.36 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi III (kasus IV) Tebal Jenis % γ σ'v Lapisan LL Lapisan Tanah fines (KN/m3) (KN/m2) LL= I 2.5 SC 28.7 14.11 16.37 37,82% II 2 SP 8.67 NP 14.62 31.80 III 6 SP 7.02 NP 16.83 88.42 IV 6 SP 8.83 NP 17.03 146.34 V 3.5 SP 8.82 NP 16.95 178.15
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Lokasi IV Kasus I (Fungsi Atenuase Joyner and Boore dan Karakteristik gempa Elcentro) Tabel 4.37 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi IV (kasus I) Tebal Jenis % γ σ'v Lapisan LL Lapisan Tanah fines (KN/m3) (KN/m2) I 3 SP 28.7 NP 14.36 11.24 II 3 SP 8.67 NP 15.51 35.21 III 6 SP 7.02 NP 16.88 90.11 IV 5.5 SP 8.83 NP 16.62 139.42 V 2.5 SP 8.82 NP 16.44 161.63
N SPT 0 2 28 50 48
Dr
a
CSR
CRR
L/N
0.21 0.52 0.46 0.37 0.30
0.398 0.363 0.3036 0.213 0.187
0.5874 0.4617 0.3532 0.2434 0.2129
6.531751 51.65604 57.66064 44.50033 30.99805
L N N N N
Dr
a
CSR
CRR
L/N
0.21 0.52 0.46 0.37 0.30
0.2492 0.2227 0.1878 0.1304 0.101
0.5479 0.4220 0.3255 0.2220 0.1713
6.531751 51.65604 57.66064 44.50033 30.99805
L N N N N
Kasus II (Fungsi Atenuase Crouse dan Karakteristik gempa Elcentro) Tabel 4.38 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi IV (kasus II) Tebal Jenis % γ σ'v Lapisan LL 3 Lapisan Tanah fines (KN/m ) (KN/m2) I 3 SP 28.7 NP 14.36 11.24 II 3 SP 8.67 NP 15.51 35.21 III 6 SP 7.02 NP 16.88 90.11 IV 5.5 SP 8.83 NP 16.62 139.42 V 2.5 SP 8.82 NP 16.44 161.63
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
N SPT 0 2 28 50 48
Kasus III (Fungsi Atenuase Joyner and Boore dan Karakteristik gempa Treasure Island) Tabel 4.39 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi IV (kasus III) Tebal Jenis % γ σ'v Lapisan LL Lapisan Tanah fines (KN/m3) (KN/m2) I 3 SP 28.7 NP 14.36 11.24 II 3 SP 8.67 NP 15.51 35.21 III 6 SP 7.02 NP 16.88 90.11 IV 5.5 SP 8.83 NP 16.62 139.42 V 2.5 SP 8.82 NP 16.44 161.63
N SPT 0 2 28 50 48
Dr
a
CSR
CRR
L/N
0.21 0.52 0.46 0.37 0.30
0.2676 0.2571 0.2277 0.2045 0.187
0.3949 0.3270 0.2649 0.2337 0.2129
6.531751 51.65604 57.66064 44.50033 30.99805
L N N N N
Dr
a
CSR
CRR
L/N
0.21 0.52 0.46 0.37 0.30
0.2091 0.1983 0.1729 0.1328 0.101
0.4598 0.3758 0.2996 0.2261 0.1713
6.531751 51.65604 57.66064 44.50033 30.99805
L N N N N
Kasus IV (Fungsi Atenuase Crouse dan Karakteristik gempa Treasure Island) Tabel 4.40 : Evaluasi potensi likuifaksi pada Lokasi IV (kasus IV) Tebal Jenis % γ σ'v Lapisan LL 3 Lapisan Tanah fines (KN/m ) (KN/m2) I 3 SP 28.7 NP 14.36 11.24 II 3 SP 8.67 NP 15.51 35.21 III 6 SP 7.02 NP 16.88 90.11 IV 5.5 SP 8.83 NP 16.62 139.42 V 2.5 SP 8.82 NP 16.44 161.63
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
N SPT 0 2 28 50 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa tanah pada lokasi apron bandar udara Medan Baru, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tanah pada bandar udara Medan Baru pada umumnya berjenis SP (Sandy Poor) yaitu pasir bergradasi buruk. Tanah berjenis SP ini umumnya terdapat pada kedalaman 3 sampai 20 meter 2. Percepatan gempa di batuan tanah dasar setelah meningkatnya frekuensi kejadian gempa selama 2004 - 2009 adalah: a. 0.187 g (Menggunakan fungsi atenuase Joyner and Boore) b. 0.101 g (Menggunakan fungsi atenuase Crouse) 3. Percepatan gempa di permukaan tanah maksimum di lokasi BH III adalah 0.813g dan di lokasi BH IV adalah 0.6182g, nilai ini jauh lebih besar dari nilai yang dikemukakan Rizkita (2007) yaitu 0.25g. Hal ini disebabkan oleh tebalnya lapisan tanah SP di lokasi investigasi. 4. Berdasarkan sejarah, lapisan tanah di Desa Kualanamu belum pernah mengalami liuifaksi, namun jika ditinjau terhadap jenis lapisan tanah di daerah tersebut dan nilai percepatan gempa yang diperoleh dari hasil anaisis, maka wilayah ini berpotensi tejadi likuifaksi. 5. Dari hasil analisis, lapisan tanah yang berpotensi terjadi likuifaksi adalah lapisan tanah pada: a. Lapisan II di lokasi BH III ( kedalaman 2.5 – 4.5 m) b. Lapisan I di lokasi BH IV (kedalaman 0 – 3 m)
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
V.2. Saran Dalam pelaksanaan pembangunan bandar udara Medan Baru perlu diadakan pengkajian khusus terhadap potensi terjadinya likuifaksi, serta perlu juga diadakan perbaikan tanah berupa pemadatan dan pengeluaran air yang berada di dalam lapisan tanah (consolidasi) pada lapisan yang berpotensi likuifaksi. Perbaikan tersebut diharapkan dapat menambah nilai SPT tanah yang mengakibatkan pertambahan nilai CRR pada lapisan tanah tersebut, sehingga tanah memiliki nilai ketahanan yang lebih tinggi terhadap kemungkinan likuifaksi.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M., Principles Of Soil Dynamic, Boston, PWS-KENT Publishing Company, 1993 Das, Braja M., Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) I, Jakarta, Erlangga, 1995 Das, Braja M., Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) II, Jakarta, Erlangga, 1995 Day, Robert.W, Geotechincal EarthQuake Engineering Handbook, New York, McGRAW-HILL, 2002 Direktorat Jenderal Perhubugan Udara, Rencana Pembangunan Bandar Udara Baru Di Kualanamu Sebagai Pengganti Bandar Udara Polonia Medan, Jakarta, Departemen Perhubungan, 2006 Hardiyatmo, Hary Christady, Mekanika Tanah 1, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1992 Hardiyatmo, Hary Christady, Mekanika Tanah 2, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1994 Irsyam, Masyhur, Pengantar Dinamika Tanah dan Rekayasa Gempa, Bandung: ITB, 2006 Manual User Guide Edu Shake Steven L. Kramer, Geotehnical Earthquake Engineering, New Jersy, Uppersaddle River, 1994 Sunggono kh, Mekanika Tanah, Bandung, Nova, 1999
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
USGS National Earthquake Information Center
LAMPIRAN
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
DATA KEJADIAN GEMPA PADA RADIUS 500 M DARI BANDAR UDARA KUALANAMU DENGAN MAGNITUDE DIANTARA 5.00 S/D 9.99 KOORDINAT :
Tanggal/ Bulan/ Tahun 28 9 1973 28 11 1973 8 12 1973 1 1 1974 1 1 1974 21 1 1974 14 2 1974 27 2 1974 17 3 1974 6 5 1974 3 8 1974 7 8 1974 22 8 1974 22 10 1974 22 10 1974 4 12 1974 14 12 1974 22 4 1975 17 12 1975 7 1 1976 22 2 1976 25 3 1976 26 3 1976 17 4 1976 20 6 1976 20 6 1976 20 6 1976 20 6 1976 20 6 1976 21 6 1976 21 6 1976 21 6 1976 22 6 1976 22 6 1976 24 6 1976 27 6 1976 11 7 1976 16 7 1976 23 7 1976
98.996
0
BT
3.647
0
LU
Lintang
Bujur
Dept (km)
SR
ro (km)
r (km)
R (km)
1.91 2.87 -0.25 4.63 4.77 0.55 2.55 1.27 1.29 3.16 0.41 3.09 2.83 -0.78 -0.74 0.39 1.92 6.3 5.28 4.2 3.17 5.21 1.68 6.36 3.4 3.22 3.75 3.67 3.41 3.27 3.4 3.18 3.44 3.37 3.4 3.35 3.37 3.44 3.39
99.15 96.36 98.4 95.9 95.73 96.59 98.97 97.67 98.56 96.27 98.66 95.82 98.97 98.09 98.09 97.84 98.02 95.24 95.91 96.46 99.01 94.96 97.28 97.65 96.32 96.38 96.68 96.84 96.33 96.38 96.4 96.44 96.36 96.23 96.39 96.21 96.41 96.5 96.3
132 33 33 59 33 33 34 33 61 33 33 33 33 33 84 20 64 86 17 54 180 71 55 74 33 17 33 33 33 45 32 33 43 33 33 33 57 19 33
5 5.2 5.7 5.4 5.1 5.2 5.6 5.9 5.7 5.2 5 5.1 5 5.2 5.2 6.9 5 5.1 6.2 5.2 5.6 5.2 5 5.4 7 5.2 5.2 5.2 5.3 5.2 5.8 5.2 5.3 5.3 5.5 5.3 5.1 5 5.2
172.64 272.06 390.29 321.58 341.91 388.25 108.63 269.46 237.30 274.15 322.18 319.22 80.92 447.36 443.48 342.15 196.39 455.25 345.65 256.96 47.24 428.48 258.42 299.83 266.05 262.41 229.51 213.46 264.97 261.66 258.16 257.23 261.77 275.20 259.15 277.38 257.48 247.95 268.11
172.82 272.18 390.37 321.68 342.01 388.34 108.93 269.58 237.44 274.26 322.28 319.32 81.32 447.43 443.55 342.24 196.55 455.32 345.74 257.09 47.92 428.55 258.54 299.93 266.17 262.53 229.65 213.61 265.10 261.78 258.29 257.36 261.89 275.32 259.27 277.49 257.60 248.08 268.23
217.32 274.06 391.68 326.95 343.50 389.65 113.83 271.48 245.02 276.13 323.87 320.92 87.39 448.57 451.36 342.73 206.55 463.30 346.07 262.58 186.10 434.32 264.21 308.82 268.09 262.96 231.87 215.99 267.02 265.50 260.14 259.34 265.28 277.18 261.24 279.33 263.71 248.68 270.14
PGA(g) J&B 5.97 2.27 0.99 1.57 1.11 0.77 19.35 3.38 4.21 2.22 1.26 1.37 22.40 0.46 0.48 2.87 4.53 0.41 1.92 2.64 64.29 0.55 2.34 1.93 6.25 2.50 3.51 4.17 2.57 2.52 3.59 2.63 2.65 2.32 3.03 2.27 2.49 2.60 2.36
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
PGA(g) Crouse 1.07 0.85 0.79 0.76 0.42 0.36 10.30 2.51 2.35 0.83 0.41 0.49 7.95 0.25 0.25 6.29 1.22 0.20 2.26 0.94 3.70 0.27 0.68 0.87 11.76 0.94 1.26 1.49 1.06 0.92 2.39 0.97 1.07 0.97 1.51 0.95 0.80 0.79 0.88
1 21 29 7 7 11 30 3 3 3 12 2 8 23 25 9 1 3 3 7 3 18 23 5 16 31 28 8 27 1 18 22 16 30 11 10 10 24 7 22 3 31 30 16 6 17 28 29 13 8
8 8 8 9 9 10 10 11 11 11 1 3 3 5 5 6 7 10 12 4 8 12 12 2 3 3 4 5 2 4 7 7 9 12 1 2 9 2 3 3 8 10 1 3 7 9 9 5 6 7
1976 1976 1976 1976 1976 1976 1976 1976 1976 1976 1977 1977 1977 1977 1977 1977 1977 1977 1977 1978 1978 1978 1978 1979 1979 1979 1979 1979 1980 1980 1980 1980 1980 1980 1981 1981 1981 1982 1982 1982 1982 1982 1983 1983 1983 1983 1983 1984 1984 1984
3.23 3.44 3.4 4.84 2.72 3.37 3.54 4.03 4.14 4.12 1.58 4.27 0.45 0.67 4.24 4.17 1.97 0.48 3.51 3.24 -0.42 4.22 2.02 0.37 5.23 0.69 0.54 -0.39 0.61 4.03 1.71 2.63 3.9 0.15 2.06 3.98 5.45 4.37 3.72 2.47 2.86 2.97 5.45 3.48 1.72 4.75 1.11 3.57 4.44 0.96
96.49 96.18 96.28 96.97 99.22 96.31 96.28 95.14 95.14 95.14 99.86 95.42 100.02 98.68 95.77 95.76 98.06 98.73 95.89 96.47 97.03 95.45 97.2 96.82 96.33 98.91 98.78 98.25 100.1 97.56 99.62 99.13 95.63 97.31 98.07 97.23 95.35 97.75 97.42 97.02 97.49 96.1 94.94 95.79 98.08 95.04 100.06 97.14 94.91 98.91
81 45 50 33 175 52 14 60 20 13 178 33 22 40 56 43 70 13 41 22 33 71 57 34 33 72 72 35 158 41 186 163 40 33 69 121 102 52 124 39 58 62 82 43 81 66 209 70 42 109
5 5.1 5.1 5.5 5.1 5.4 5.6 5 5.5 5 5.6 5 6 5.5 6 5 5 5.5 5.9 5.3 5.2 5.4 5 5.4 5.8 5.3 5.8 5.4 5.1 5.9 5 5 5.2 5.4 5.7 5.1 5 5.4 5 5.3 5 5.5 5.2 5.2 5.2 5.8 5.1 5.8 5.1 5
251.51 279.54 269.99 232.76 94.41 267.32 269.09 383.62 384.85 384.61 221.79 359.36 332.34 296.38 324.72 324.52 190.13 314.64 307.79 253.30 447.21 355.61 239.91 389.43 306.96 292.87 308.34 406.43 319.91 147.13 201.47 101.55 334.17 384.34 181.90 177.92 402.68 142.62 156.19 227.70 168.22 294.43 439.43 317.82 211.23 406.58 272.36 183.90 412.06 266.15
251.63 279.65 270.11 232.90 94.75 267.44 269.21 383.71 384.93 384.69 221.93 359.45 332.44 296.49 324.82 324.62 190.30 314.74 307.90 253.43 447.28 355.70 240.05 389.51 307.06 292.98 308.44 406.51 320.01 147.35 201.63 101.87 334.27 384.42 182.08 178.09 402.76 142.84 156.40 227.84 168.41 294.54 439.50 317.92 211.38 406.66 272.47 184.08 412.14 266.27
264.23 283.14 274.58 235.09 198.84 272.33 269.46 388.29 385.37 384.82 284.39 360.87 333.07 299.07 329.52 327.36 202.61 314.91 310.51 254.25 448.42 362.63 246.59 390.91 308.72 301.59 316.63 407.93 356.80 152.74 274.20 192.05 336.56 385.75 194.55 215.16 415.39 151.80 199.43 231.01 177.94 300.89 447.02 320.72 226.23 411.90 343.31 196.77 414.20 287.60
2.51 2.00 2.20 3.97 18.65 2.65 2.89 0.72 0.93 0.72 4.70 0.90 1.95 2.10 2.10 1.24 4.86 1.77 2.33 2.89 0.47 1.15 2.83 0.85 2.23 1.95 2.20 0.73 1.36 13.21 4.28 15.74 1.26 0.89 7.75 5.91 0.61 10.75 7.30 3.77 6.29 2.14 0.50 1.46 4.27 0.91 2.15 7.98 0.60 2.17
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.67 0.67 0.72 1.93 1.53 1.17 1.64 0.26 0.60 0.27 1.43 0.31 1.83 1.10 1.87 0.40 1.27 0.97 1.85 1.19 0.25 0.59 0.80 0.49 1.61 0.79 1.52 0.44 0.38 8.53 0.61 1.43 0.52 0.51 3.92 1.28 0.22 4.38 1.31 1.48 1.72 1.08 0.25 0.58 1.33 0.81 0.41 4.40 0.26 0.55
11 27 27 13 14 17 17 17 2 29 5 8 29 7 10 29 14 2 12 8 12 3 24 25 28 17 10 14 10 5 14 10 22 20 27 24 1 20 20 30 2 2 13 25 26 21 21 22 16 26
8 8 8 9 10 11 11 11 1 6 7 10 11 1 4 4 6 7 8 9 9 10 2 4 4 5 6 10 12 1 1 2 8 12 12 2 6 7 7 7 8 8 11 11 11 12 12 1 5 6
1984 1984 1984 1984 1984 1984 1984 1984 1985 1985 1985 1985 1985 1986 1986 1986 1986 1986 1986 1986 1986 1986 1987 1987 1987 1987 1987 1987 1987 1988 1988 1988 1988 1988 1988 1989 1989 1989 1989 1989 1989 1989 1989 1989 1989 1989 1989 1990 1990 1990
5.99 1.76 1.9 1.94 0.85 0.2 0.27 0.16 1.63 1.36 5.72 3.95 -0.41 1.65 1.14 4.41 2.04 -0.68 0.11 4.42 2.91 1.62 4.29 2.24 2.05 3.02 4.14 4.03 3.37 2.59 0.93 0.58 4.7 1.87 4.8 3.15 0.5 2.85 5.05 4.7 2.77 2.71 4.7 1.01 1 3.25 3.1 3.88 -0.36 4.55
95.24 99.07 99.18 98.97 97.53 98.03 97.94 97.87 98.78 98.42 95.5 96.03 97.66 95.26 98.51 94.96 98 99.97 100.24 96.37 96.13 98.97 95.16 98.87 99.09 97.12 94.81 95.38 96.4 96.13 99.1 98.6 96.2 97.13 95.21 96.25 100.11 99.13 95.64 95.91 96.14 96.1 94.5 98.87 98.81 96.4 96.24 96.1 99.14 95.24
131 32 40 150 42 33 33 36 105 76 10 64 27 33 92 38 66 90 46 39 36 126 49 11 19 73 52 58 52 56 116 60 43 36 56 58 176 187 82 22 28 22 56 110 93 21 21 45 68 59
5.4 5.2 5.4 5 5 7.4 5.3 5 5.3 5.4 5.2 5.1 5 5.2 5.1 5.2 5.4 5.3 5.3 5.2 5 5.2 5.1 6.6 5.6 5.1 5.4 5.1 5.2 5.1 5 5.1 5 5.5 5.3 5 5 5.2 5.9 5.2 5.1 5.4 5.2 5.1 5 5.6 5.3 6 5 5
438.26 186.96 173.91 169.01 312.63 354.40 350.29 362.77 200.82 233.48 402.38 295.16 422.86 419.39 252.81 406.64 187.17 439.09 371.19 271.00 292.97 200.69 385.06 139.85 158.38 195.82 417.28 359.99 258.46 302.42 269.18 306.15 295.78 255.10 391.81 276.27 330.50 80.01 360.11 322.81 295.77 301.34 457.15 261.36 262.70 259.99 278.17 287.63 396.95 382.44
438.33 187.13 174.09 169.20 312.73 354.49 350.38 362.85 200.98 233.62 402.46 295.27 422.94 419.46 252.94 406.72 187.34 439.16 371.28 271.12 293.07 200.85 385.15 140.08 158.58 195.99 417.35 360.08 258.59 302.52 269.30 306.26 295.89 255.22 391.89 276.39 330.59 80.41 360.20 322.91 295.88 301.44 457.22 261.48 262.82 260.11 278.28 287.74 397.03 382.52
457.42 189.68 178.45 225.98 315.44 355.93 351.84 364.55 226.62 245.54 402.50 302.02 423.72 420.68 269.03 408.41 198.47 448.22 374.03 273.80 295.17 236.96 388.17 140.28 159.51 208.99 420.51 364.63 263.64 307.56 293.11 311.98 298.89 257.63 395.79 282.29 374.44 203.40 369.33 323.56 297.10 302.14 460.57 283.57 278.68 260.84 278.96 291.13 402.73 386.96
0.56 5.61 7.26 6.23 1.38 3.35 1.14 0.87 5.05 3.74 0.68 1.72 0.51 0.59 2.61 0.66 6.22 0.53 0.95 2.30 1.67 4.80 0.75 21.06 9.76 4.80 0.67 0.94 2.60 1.60 2.10 1.55 1.62 3.15 0.79 1.96 1.17 25.33 1.44 1.40 1.71 1.90 0.43 2.40 2.24 3.17 2.26 2.98 0.64 0.73
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.33 2.01 3.09 0.98 0.44 11.33 0.54 0.31 1.54 1.49 0.33 0.57 0.21 0.30 0.76 0.32 2.43 0.30 0.47 0.85 0.52 1.19 0.31 23.49 5.23 1.38 0.41 0.36 0.93 0.55 0.52 0.53 0.50 1.56 0.41 0.58 0.28 1.69 1.23 0.57 0.60 0.92 0.24 0.66 0.59 1.76 0.95 2.49 0.24 0.26
31 4 12 12 2 13 15 15 15 15 18 18 27 26 6 8 17 5 23 6 24 19 28 23 27 13 13 20 31 1 1 13 2 1 7 7 10 11 13 4 31 17 20 26 14 2 3 30 15 24
7 8 9 9 10 10 11 11 11 11 11 11 11 12 1 1 2 3 7 8 8 10 10 11 5 6 11 1 7 9 9 9 10 11 1 1 1 2 6 9 10 11 11 2 3 6 6 6 7 9
1990 1990 1990 1990 1990 1990 1990 1990 1990 1990 1990 1990 1990 1990 1991 1991 1991 1991 1991 1991 1991 1991 1991 1991 1992 1992 1992 1993 1993 1993 1993 1993 1993 1993 1994 1994 1994 1994 1994 1994 1994 1994 1994 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995
3.81 -0.12 -0.48 4.31 3.73 4.28 3.91 3.98 3.91 3.92 3.88 3.94 3.32 -0.23 0.57 2.24 2.64 -0.35 3.78 3.83 3.78 0.94 1.13 -0.35 1.49 0.17 2.4 3.14 6.54 2.99 2.89 1.46 4.76 2.04 4.84 -0.59 -0.73 4.83 4.1 1.91 3.02 -0.52 4.33 1.29 3.05 3.43 2.97 3.73 2.67 3.46
95.37 99.52 98.32 96.46 95.79 95.3 97.46 97.32 97.29 97.35 97.36 97.34 98.4 99.14 98.55 97.06 96.12 99.32 95.93 95.37 95.21 97.41 96.79 98.09 99.07 98.65 96.27 97.63 95.55 96.12 96.2 97.54 94.96 98.12 96.4 98.6 98.5 95.18 94.86 95.05 96.19 99.16 97.59 97.88 95.85 96.41 96.17 95.38 99.07 97.27
29 111 33 33 59 76 48 30 53 48 61 67 144 73 57 33 23 63 46 18 33 26 33 23 125 75 33 67 257 34 46 36 69 83 173 29 30 97 33 33 29 64 153 53 30 40 30 54 165 35
5.3 5.1 5.1 5 5 5 6.7 5.8 5.6 5.4 5.2 5.7 5.1 5 5.4 5.2 5.4 5.2 5.8 6 5.1 5.1 5 5.2 5.1 5 5.3 6.2 5 6.3 5.3 5.2 5.3 5.3 5.4 5.6 5 5 5 5 6.2 5.1 6.1 5.4 5.5 5 5.1 5.1 5.4 5.1
359.34 376.52 414.02 259.50 317.50 371.23 154.28 169.17 170.89 165.18 163.60 166.49 67.30 384.09 307.81 236.93 301.67 397.00 303.82 359.43 375.05 310.60 331.34 405.74 213.67 345.92 296.77 144.25 445.44 292.06 286.77 260.11 414.48 181.20 282.84 421.29 436.10 395.52 411.91 426.83 284.64 412.85 154.75 258.18 317.01 256.91 287.69 358.08 97.00 171.87
359.43 376.61 414.10 259.63 317.60 371.32 154.48 169.36 171.08 165.37 163.79 166.68 67.78 384.17 307.91 237.07 301.78 397.08 303.92 359.52 375.13 310.71 331.44 405.82 213.82 346.02 296.88 144.47 445.51 292.17 286.88 260.23 414.56 181.37 282.96 421.37 436.17 395.60 411.99 426.90 284.76 412.93 154.95 258.30 317.11 257.04 287.80 358.17 97.33 172.06
360.50 392.54 415.33 261.59 322.94 378.93 161.57 171.81 178.92 172.01 174.60 179.47 158.95 390.96 313.04 239.22 302.55 401.97 307.28 359.88 376.49 311.69 332.98 406.39 247.55 353.96 298.60 159.05 514.26 294.03 290.44 262.59 420.18 199.30 331.56 422.29 437.13 407.24 413.23 428.10 286.12 417.78 217.61 263.56 318.43 260.01 289.25 362.13 191.40 175.40
1.05 0.81 0.59 2.32 1.32 0.81 18.41 9.50 8.37 8.07 7.40 9.31 30.83 0.72 1.79 3.24 1.89 0.72 2.29 1.53 0.82 1.49 1.16 0.66 3.94 1.02 1.88 16.08 0.42 3.35 2.07 2.56 0.65 6.32 2.27 0.72 0.46 0.65 0.57 0.50 3.41 0.59 13.32 2.90 1.73 2.38 1.85 0.96 20.94 6.35
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.51 0.30 0.26 0.69 0.41 0.28 20.61 5.88 4.08 3.35 2.42 4.66 2.55 0.26 0.84 1.17 0.92 0.33 1.63 1.53 0.33 0.53 0.38 0.32 0.92 0.33 0.81 11.56 0.13 3.76 0.86 0.94 0.35 2.07 0.73 0.56 0.19 0.23 0.22 0.20 3.46 0.26 5.36 1.27 0.95 0.70 0.64 0.37 2.61 2.07
8 22 22 24 13 21 10 15 8 27 11 7 7 20 1 4 15 24 22 21 11 29 6 10 3 19 29 1 4 9 4 23 7 31 11 18 23 12 4 4 22 24 24 24 24 25 11 27 2 2
11 11 7 8 9 9 10 10 2 4 6 7 7 8 4 2 2 2 4 7 11 12 1 3 4 7 8 9 9 9 12 1 3 3 5 5 7 10 12 1 1 1 1 1 1 1 2 3 11 11
1995 1995 1996 1996 1996 1996 1996 1996 1997 1997 1997 1997 1997 1997 1998 1999 1999 1999 1999 1999 1999 1999 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2001 2001 2001 2001 2001 2001 2001 2001 2002 2002 2002 2002 2002 2002 2002 2002 2002 2002 2002
1.83 3.09 5.76 0.86 2.78 5.85 3.44 3.01 1.66 4.61 2.88 1.07 1.07 4.36 -0.54 4.03 4.93 3.37 1.93 4.57 1.28 -0.45 2.01 4.74 2.49 4.25 3.11 1.44 4.17 6.42 1.44 -0.2 0.34 4.05 0.88 0.41 0.29 3.25 3.72 1.95 3.49 3.51 3.54 3.52 3.53 3.48 1.93 -0.5 2.82 2.67
95.05 95.92 95.25 99.46 96.07 95.17 97.94 96.22 97.95 96.14 97.33 97.6 97.6 96.49 99.26 95.28 95.85 96.04 98.04 97.21 100.32 99.63 98.04 96.01 97.22 96.21 96.44 96.59 94.92 95.46 99.07 99.25 97.68 96.09 98.94 97.78 98.54 96.12 97.79 97.92 95.63 95.61 95.66 95.66 95.66 95.68 97 98.68 96.08 95.9
33 21 33 110 33 33 33 33 33 33 57 24 28 33 55 55 33 33 63 175 211 79 33 33 33 33 33 33 33 229 94 77 33 50 80 33 33 35 139 42 33 33 33 33 33 33 26 33 30 23
6.9 5.8 5 5 5.3 5.2 6.3 5.2 5.2 5 5.6 5.5 5.9 6 7 5.9 5.5 5.4 5 5.6 6.2 5.3 5.1 5.5 5 5.2 5 6 5 5.7 5.2 5.6 5.1 5.1 5.2 5.9 5.1 5 5.1 5.2 5.2 5.4 5.4 5.2 5.7 5 5 5.1 7.4 5.2
430.08 309.48 425.78 279.71 302.12 437.08 106.53 281.97 222.30 298.38 181.57 290.15 290.15 257.94 415.34 369.83 336.36 293.93 194.56 199.03 268.50 410.43 187.67 314.80 209.84 282.20 258.57 323.23 406.83 444.87 218.62 381.68 352.36 290.45 273.99 342.33 335.40 287.42 119.61 198.93 333.60 335.49 330.43 330.50 330.47 328.70 260.66 411.74 300.07 321.40
430.15 309.58 425.86 279.83 302.23 437.15 106.83 282.08 222.45 298.49 181.75 290.26 290.26 258.06 415.41 369.92 336.45 294.03 194.72 199.19 268.62 410.51 187.85 314.90 210.00 282.31 258.69 323.33 406.91 444.94 218.76 381.77 352.45 290.56 274.11 342.42 335.49 287.54 119.88 199.09 333.69 335.58 330.53 330.60 330.56 328.80 260.78 411.82 300.18 321.50
431.34 310.19 427.06 300.56 303.92 438.32 111.53 283.89 224.74 300.20 190.31 291.14 291.50 260.04 418.96 373.90 337.97 295.77 204.50 265.02 341.49 417.96 190.55 316.52 212.42 284.12 260.67 324.91 408.17 500.35 237.97 389.37 353.91 294.72 285.43 343.92 337.01 289.55 183.38 203.31 335.22 337.11 332.08 332.15 332.11 330.35 261.95 413.06 301.57 322.23
1.32 2.17 0.50 1.89 1.79 0.51 28.96 2.06 3.79 1.58 7.38 2.23 2.76 3.99 1.58 1.32 1.44 2.04 4.62 6.04 4.00 0.67 5.27 1.76 3.90 2.06 2.34 2.13 0.59 0.62 3.94 1.01 1.01 1.80 2.23 1.69 1.18 1.76 12.61 4.89 1.26 1.38 1.45 1.30 1.70 1.19 2.29 0.60 5.55 1.42
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
3.84 1.60 0.21 0.49 0.77 0.27 24.58 0.78 1.36 0.50 3.57 1.17 2.14 3.20 4.71 1.20 0.82 0.97 1.25 1.68 2.30 0.35 1.71 0.96 1.14 0.78 0.70 1.94 0.23 0.43 1.18 0.68 0.39 0.61 0.77 1.46 0.44 0.54 1.85 1.71 0.52 0.71 0.73 0.53 1.17 0.39 0.69 0.26 15.53 0.57
2 2 2 13 30 27 9 10 10 22 2 12 28 21 5 10 13 15 29 16 11 17 7 6 27 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 27 27 27 27 27 27 27 28 28
11 11 11 11 11 12 1 1 1 1 2 5 6 8 9 9 9 9 12 2 5 7 9 10 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
2002 2002 2002 2002 2002 2002 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004
2.64 2.59 2.95 3.01 2.89 4.11 0.54 0.2 0.22 4.49 4 1.14 2.77 2.26 5.32 2.08 4.62 2.59 4.15 -0.47 0.41 1.29 0.11 0.19 1.98 3.3 0.06 5.82 4.91 5.05 3.04 4.98 4.96 4.81 4.86 4.26 3.97 2.78 3.86 4.47 4.75 3.35 3.03 2.71 4.72 4.83 2.75 2.93 2.81 4.73
96.25 95.89 96.39 96.09 96.21 97.72 98.6 97.96 97.92 97.57 95.43 98.91 95.76 96.53 95.9 96.82 97.65 96.07 94.71 100.65 97.82 97.38 98.73 97.91 97.93 95.98 97.04 95.09 96.4 94.77 95.89 94.72 94.79 94.97 95.1 95.13 94.39 94.47 94.5 96.34 94.85 94.89 95.54 94.51 95.11 94.82 94.63 95.61 95.51 95.21
33 33 27 39 33 138 45 27 26 33 80 77 33 33 124 33 33 33 33 55 21 53 59 37 41 30 30 20 30 30 30 47 30 35 50 30 31 30 30 30 30 47 27 23 49 30 42 28 24 36
5.2 5 6.3 5.6 5.2 5.4 5.5 5.7 5.3 5.7 5.2 5.5 5.2 5.1 5.9 5.8 5.3 5.1 5.1 5.1 6.1 5.1 5.2 5.1 5.4 9 5.4 5.4 5.3 5.7 5.4 5.8 5.4 5.2 5.3 5.2 5.1 5.9 5.5 5.5 5 5.1 5.6 5.5 5.7 5 5.3 5.8 5 5.8
289.56 324.81 267.06 294.52 285.81 134.38 310.08 356.33 355.60 164.00 354.76 248.34 331.92 280.10 348.39 265.47 164.42 308.00 427.23 439.25 340.96 282.92 351.15 358.73 195.89 300.55 404.48 442.51 285.81 440.83 313.31 443.42 436.21 414.87 403.97 387.52 457.11 456.22 445.60 275.28 424.73 407.56 347.55 453.70 399.11 429.69 441.26 342.65 354.92 389.85
289.67 324.91 267.18 294.63 285.93 134.62 310.18 356.42 355.69 164.19 354.85 248.47 332.02 280.21 348.48 265.59 164.62 308.10 427.30 439.32 341.05 283.03 351.24 358.82 196.05 300.66 404.56 442.58 285.92 440.90 313.41 443.49 436.28 414.95 404.05 387.60 457.18 456.29 445.68 275.39 424.81 407.63 347.65 453.77 399.19 429.77 441.33 342.74 355.01 389.93
291.43 326.48 268.42 297.10 287.71 192.62 313.33 357.35 356.55 167.28 363.67 260.00 333.56 282.04 369.80 267.51 167.70 309.76 428.50 442.68 341.60 287.84 356.07 360.64 200.14 302.05 405.59 442.96 287.38 441.85 314.74 445.90 437.24 416.34 407.05 388.67 458.16 457.21 446.61 276.91 425.79 410.26 348.60 454.28 402.11 430.74 443.26 343.79 355.73 391.51
1.91 1.23 4.27 2.26 1.98 12.01 1.84 1.34 1.09 9.60 1.04 3.38 1.28 1.99 1.60 3.33 7.73 1.52 0.52 0.47 1.90 1.94 1.08 0.95 5.63 12.89 0.75 0.54 2.09 0.64 1.70 0.66 0.57 0.61 0.71 0.78 0.41 0.62 0.55 2.58 0.51 0.62 1.37 0.52 0.92 0.49 0.52 1.60 0.94 1.05
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.73 0.40 4.59 1.30 0.76 2.58 0.98 0.98 0.53 5.42 0.42 1.52 0.53 0.68 1.22 2.24 3.07 0.54 0.24 0.22 2.01 0.64 0.45 0.37 2.39 81.59 0.45 0.36 0.89 0.59 0.83 0.67 0.37 0.30 0.38 0.36 0.20 0.74 0.41 1.32 0.21 0.27 0.89 0.40 0.74 0.20 0.31 1.25 0.33 0.92
28 28 28 28 29 29 31 31 31 31 31 1 1 2 3 4 4 4 6 8 9 11 12 14 17 19 24 24 26 29 31 5 5 9 9 13 13 14 17 24 26 17 19 28 28 28 28 28 28 28
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005
5.11 4.69 3.71 3.61 5.14 2.8 4.32 5.03 3.17 5.11 4.73 2.91 4.93 3.24 4.6 4.05 4.01 4.92 5.32 4.87 4.93 5.06 5.12 4.8 3.87 4.7 4.7 4.75 2.7 5.07 4.05 2.26 2.33 2.28 4.8 5.08 5.07 -0.13 4.7 2.89 2.91 4.86 4 2.09 1.11 1.52 1.63 0.43 0.93 2.34
96.16 95.26 94.61 94.4 94.9 95.57 95.19 94.83 95.27 94.86 95.14 95.62 94.81 95.4 96.68 94.78 94.44 94.79 94.83 94.78 95.11 94.79 94.74 95.2 95.92 95.16 96.13 94.81 94.6 94.71 96.76 94.99 95.07 95.16 95.12 94.79 94.8 98.73 95.16 95.73 95.59 95.09 95.67 97.11 97 97.08 97.17 97.67 97.91 96.6
30 47 30 30 30 23 46 13 33 49 49 24 28 68 52 29 30 44 49 30 40 30 35 47 42 30 19 48 22 46 30 30 30 28 44 48 51 47 47 30 36 60 48 30 30 30 30 30 30 28
5.1 5 5.1 5 5.3 5.4 5.2 5.2 5.4 5.4 5.9 5.7 5.2 5.9 5.1 5 5 5.3 5.7 5.1 6.1 5 5.1 5.1 5 5 5.3 5 6.2 5.1 5.1 6 5.1 5 6 5.3 5.3 5.8 5.7 5.6 6.8 5.7 5.1 8.6 5.8 5.4 5.3 5.2 5 5.4
315.92 384.01 434.26 455.02 431.60 349.39 382.64 434.57 371.88 434.33 396.51 342.10 433.44 358.28 247.94 419.29 452.47 435.05 444.45 434.59 405.14 439.26 445.87 392.76 305.32 393.81 302.28 428.56 445.19 447.09 224.93 419.69 409.96 403.16 400.34 439.90 438.64 374.85 393.81 331.91 345.00 404.91 331.12 242.12 319.58 283.41 269.36 344.48 289.67 270.20
316.02 384.09 434.33 455.09 431.68 349.48 382.72 434.64 371.97 434.40 396.60 342.19 433.52 358.37 248.07 419.36 452.54 435.12 444.52 434.66 405.22 439.34 445.94 392.84 305.43 393.89 302.38 428.63 445.26 447.16 225.07 419.77 410.04 403.24 400.42 439.97 438.71 374.93 393.89 332.00 345.09 404.99 331.22 242.25 319.68 283.52 269.47 344.57 289.78 270.32
317.34 386.87 435.29 456.01 432.64 350.14 385.39 434.76 373.35 437.08 399.53 342.94 434.35 364.67 253.33 420.29 453.47 437.27 447.14 435.62 407.11 440.29 447.24 395.56 308.20 394.95 302.88 431.24 445.73 449.45 226.92 420.76 411.06 404.13 402.75 442.51 441.60 377.78 396.61 333.26 346.87 409.33 334.58 243.97 320.98 284.99 271.02 345.78 291.22 271.65
1.41 0.72 0.49 0.39 0.56 1.22 0.81 0.52 0.99 0.58 1.04 1.52 0.52 1.46 2.75 0.53 0.40 0.54 0.62 0.49 1.07 0.45 0.45 0.70 1.48 0.66 1.79 0.49 0.80 0.44 3.49 0.90 0.61 0.61 1.06 0.52 0.53 1.20 0.96 1.59 2.66 0.87 1.23 18.61 1.98 2.26 2.46 1.14 1.72 2.57
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.51 0.26 0.23 0.17 0.33 0.64 0.37 0.27 0.55 0.37 1.02 1.08 0.27 1.27 0.88 0.21 0.18 0.32 0.57 0.23 1.33 0.19 0.22 0.29 0.46 0.25 0.78 0.20 1.26 0.21 1.14 1.06 0.27 0.24 1.17 0.31 0.31 1.00 0.76 0.99 5.34 0.71 0.45 75.56 1.47 1.06 1.02 0.48 0.53 1.18
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 30 30 30 30 30
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005
1.23 2.09 2.28 2.04 0.85 0.84 2.84 1.78 1.63 1 1.31 0.92 2.75 2.39 1.01 2.47 1.04 1.97 1 1.75 1.08 1.32 0.17 2.89 2.91 2.86 1.62 1.03 1.61 1.25 1.22 0.19 2.65 1.17 0.87 2.14 1.78 1.89 1.3 1.08 2.23 2.55 1.34 0.92 2.35 1.77 1.89 0.2 2.99 2.93
97.49 96.5 96.18 96.46 97.52 97.38 98.76 97.1 97.08 97.87 97.14 97.87 96.05 97.16 97.82 96.76 97.46 96.94 97.9 97.13 97.58 97.1 97.04 96.41 96.39 96.35 97.13 97.48 97.05 97.15 97.16 97.1 96.58 97.12 97.48 96.63 99.21 96.97 97.18 97.26 96.49 96.07 97.12 97.91 97.33 97.1 96.94 98.14 95.41 95.42
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 36 30 30 30 26 23 26 36 27 30 30 38 29 28 27 30 23 26 25 22 35 30 24 24 26 30 27 22 24 26 24 24 30 30 27 26 20 22 25
5.9 5.5 5.1 5 5 5 5.2 5.3 5 5.4 5 6.1 5.4 5.2 5.8 5.1 5.1 5.3 5.1 5.1 5 5 5.7 5.6 5.4 5 5 5.1 5.2 5.3 5.2 5.5 5.9 5.1 5 5.3 5.5 5 5 5.2 5.2 5.1 5 5 5.1 5.7 5.1 5.3 6.3 5.6
281.93 291.24 309.90 297.23 313.09 320.65 83.24 263.43 275.41 284.78 295.45 292.08 304.87 220.28 285.85 250.16 299.56 262.67 283.63 263.43 290.23 297.16 394.95 266.76 268.11 273.30 272.76 299.41 278.90 299.52 301.28 390.34 258.75 307.62 313.22 277.71 186.04 265.49 293.79 306.79 285.01 309.36 294.38 290.59 209.02 264.13 267.74 351.62 360.92 361.07
282.04 291.35 310.00 297.33 313.20 320.75 83.62 263.55 275.53 284.89 295.56 292.19 304.98 220.43 285.96 250.29 299.67 262.79 283.74 263.55 290.34 297.27 395.03 266.88 268.23 273.41 272.87 299.52 279.01 299.63 301.39 390.42 258.87 307.72 313.32 277.83 186.22 265.61 293.89 306.90 285.12 309.47 294.48 290.70 209.18 264.25 267.86 351.71 361.01 361.16
283.52 292.78 311.34 298.74 314.53 322.05 88.48 265.13 277.04 286.35 296.97 294.29 306.35 222.32 287.42 251.51 300.44 263.95 285.90 264.81 291.78 298.67 396.78 268.33 269.57 274.63 274.40 300.30 280.11 300.56 302.08 391.90 260.48 308.55 314.14 278.93 188.45 266.86 294.61 307.73 286.19 310.29 295.35 292.14 211.16 265.50 269.00 352.19 361.59 361.93
2.99 2.21 1.50 1.60 1.38 1.28 23.87 2.61 1.98 2.23 1.63 3.01 1.84 3.87 2.73 2.68 1.65 2.63 1.92 2.35 1.71 1.60 0.95 2.96 2.63 2.02 2.03 1.65 2.12 1.83 1.71 0.89 3.76 1.53 1.37 2.27 6.64 2.18 1.65 1.62 2.00 1.50 1.64 1.70 4.15 3.20 2.25 1.13 1.77 1.22
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
2.28 1.16 0.53 0.50 0.44 0.42 10.05 1.07 0.60 1.04 0.51 2.81 0.89 1.39 1.90 0.89 0.58 1.09 0.66 0.79 0.53 0.50 0.76 1.65 1.20 0.62 0.62 0.58 0.81 0.80 0.67 0.57 2.76 0.54 0.44 0.95 3.17 0.66 0.52 0.64 0.77 0.54 0.52 0.53 1.35 1.97 0.76 0.54 2.37 0.81
30 31 31 31 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 4 5 7 7 7 7 8 8 9 10 10 10 11 11 11 11 11 15 16 17 18 19 19 23 25 25 25 26 28 30 4 4
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005
1.86 1.1 1.31 1.7 0.67 1.11 2.26 2.87 1.13 0.32 -0.41 -0.42 2.89 0.37 2.02 1.17 2.8 2.97 1.61 1.89 1.2 0.61 0.56 1.35 0.68 -0.22 1.4 1.38 2.86 -0.39 2.17 2.08 1.01 2.1 1.04 2.93 1.81 0.31 0.93 1.21 2.36 2.75 1.08 0.36 0.4 1.36 2.13 1.97 0.32 3.05
97.07 97.3 97.19 97.12 97.6 97.16 96.43 96.39 97.24 98.11 96.89 96.92 96.4 98.32 97.94 97.14 95.89 96.28 97.87 97.01 97.24 97.42 97.44 97.16 97.38 97.73 97.16 97.11 95.34 96.89 96.76 96.83 97.49 96.85 97.28 96.33 97.66 97.66 97.49 97.14 96.3 95.99 97.25 97.28 97.29 97.17 96.8 97.13 97.04 96.38
26 23 30 22 30 22 30 26 26 29 30 23 28 30 36 25 30 30 30 25 24 26 30 24 30 20 30 26 24 30 24 26 33 28 22 26 31 25 22 22 26 32 24 35 35 22 22 30 35 40
5.2 5 5.2 5.8 5 5 5 5.1 5.1 5.6 5.1 5 5 6 6.3 5 5 5.1 5.6 5.1 5 5.6 5.2 5 5.7 6.1 5.2 5 5.4 5 6.1 5.5 5 5 5 5.3 6.4 5.5 5 5 5 5.2 5.1 5.6 5.2 5.2 6.2 5.3 5.1 5.1
260.11 302.94 292.40 267.67 325.52 310.03 288.77 269.22 303.83 340.85 452.53 452.05 267.71 331.25 192.03 306.42 318.72 277.11 230.42 262.51 298.17 338.74 342.24 291.12 334.48 402.83 287.27 291.95 370.23 450.78 265.30 264.67 300.64 261.90 308.99 273.31 224.87 355.86 307.54 303.27 295.76 310.56 307.35 367.09 363.12 289.73 264.23 248.38 382.08 265.64
260.23 303.05 292.51 267.79 325.62 310.14 288.88 269.34 303.94 340.95 452.60 452.13 267.83 331.35 192.19 306.53 318.82 277.23 230.56 262.64 298.28 338.83 342.33 291.23 334.57 402.91 287.38 292.06 370.32 450.85 265.42 264.79 300.74 262.02 309.09 273.43 225.02 355.95 307.64 303.37 295.86 310.66 307.45 367.18 363.21 289.84 264.35 248.50 382.16 265.76
261.40 303.81 293.93 268.57 326.90 310.81 290.32 270.47 304.94 342.08 453.53 452.64 269.17 332.61 195.37 307.44 320.13 278.73 232.37 263.70 299.14 339.73 343.55 292.11 335.82 403.32 288.83 293.10 371.01 451.77 266.38 265.94 302.44 263.39 309.77 274.55 227.00 356.73 308.33 304.06 296.90 312.21 308.28 368.75 364.80 290.56 265.15 250.18 383.68 268.64
2.56 1.51 1.86 3.26 1.22 1.42 1.74 2.22 1.58 1.46 0.42 0.40 2.13 1.97 9.47 1.47 1.31 2.05 4.29 2.37 1.58 1.49 1.17 1.70 1.63 1.10 1.96 1.68 1.01 0.41 3.91 2.87 1.55 2.26 1.43 2.37 6.95 1.21 1.45 1.51 1.62 1.57 1.53 1.15 0.97 1.91 4.17 3.04 0.77 2.30
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.95 0.48 0.72 2.22 0.40 0.46 0.54 0.75 0.56 0.93 0.21 0.18 0.65 1.84 8.84 0.47 0.42 0.70 2.30 0.80 0.50 0.95 0.49 0.53 1.14 1.36 0.75 0.53 0.56 0.18 3.51 1.45 0.49 0.68 0.46 0.99 7.47 0.72 0.47 0.48 0.51 0.62 0.55 0.78 0.42 0.74 4.09 1.23 0.32 0.76
4 9 10 10 14 14 15 16 19 21 21 21 21 24 25 31 3 8 10 11 11 13 17 19 24 5 11 21 22 23 25 26 30 30 31 31 5 13 17 28 29 1 2 3 6 6 7 10 22 25
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9
2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005
4.71 5.1 1.2 1.24 0.59 0.35 0.45 0.22 1.99 1.4 5.28 1.21 1.29 2.65 2.91 0.7 1.46 2.17 1.81 1.01 2.12 2.74 2.14 1.17 4.81 1.82 1.27 4.34 2.43 5.11 1.18 1.9 1.09 0.99 0.35 0.38 2.16 1.37 2.01 1.47 0.32 5.07 2.45 4.75 0.03 0.05 0.08 4.86 3.98 0.07
94.87 94.84 97.32 97.23 98.46 98.57 98.67 97.93 97.04 97.17 94.8 97.15 97.12 94.53 95.6 96.25 97.15 96.72 97.09 97.51 96.6 95.64 96.8 97.25 95.15 97.08 97.23 96.27 97.14 94.8 96.84 97.02 97.42 97.43 97.76 97.82 96.42 97.21 97.83 97.14 97.74 94.79 98.92 95.14 97.6 97.61 97.7 95.04 95.97 97.87
46 30 30 27 34 30 40 27 30 30 55 23 24 30 24 34 24 23 25 23 24 22 27 23 52 21 23 14 43 48 25 27 25 30 26 29 26 30 30 30 26 30 147 54 27 27 13 41 49 28
5.3 5.2 5 5.3 6.7 5 5 5 6.9 5 5.6 5 5.1 5.1 5.1 5 5.8 6.1 5.5 5.2 5 5 5.3 5 5.3 6.7 5.6 5.1 5.2 5.3 5.3 5 5.3 5 5.1 5 5 5 5 5 5.3 5.1 5.5 5 5.6 5.2 5.1 5.8 5.1 5
421.81 435.86 293.63 295.55 307.26 329.12 318.14 355.31 253.79 286.64 445.75 302.67 298.23 453.02 344.03 398.78 283.33 268.61 262.07 299.66 281.28 344.16 263.67 300.02 397.78 262.10 293.16 278.46 219.72 439.93 324.36 261.12 297.36 305.33 348.59 343.75 294.46 286.49 198.97 283.22 352.06 439.58 118.74 397.05 383.83 381.62 375.72 409.64 301.38 371.25
421.89 435.94 293.74 295.66 307.36 329.21 318.24 355.40 253.91 286.76 445.83 302.77 298.34 453.09 344.12 398.86 283.44 268.73 262.19 299.77 281.39 344.26 263.79 300.13 397.86 262.22 293.27 278.57 219.87 440.00 324.46 261.24 297.47 305.44 348.68 343.84 294.57 286.61 199.13 283.33 352.15 439.65 119.01 397.14 383.91 381.71 375.80 409.72 301.49 371.34
424.31 436.90 295.16 296.78 309.14 330.48 320.65 356.33 255.55 288.21 449.13 303.54 299.20 454.01 344.87 400.23 284.35 269.59 263.26 300.54 282.30 344.87 265.05 300.90 401.17 262.94 294.06 278.81 223.89 442.54 325.32 262.51 298.41 306.80 349.55 344.97 295.61 288.06 201.22 284.80 353.02 440.60 188.97 400.71 384.78 382.58 375.94 411.69 305.34 372.31
0.61 0.51 1.66 1.91 3.58 1.18 1.31 0.93 6.71 1.77 0.58 1.52 1.67 0.42 1.09 0.63 2.79 3.79 2.94 1.74 1.87 1.03 2.60 1.56 0.75 5.55 2.29 2.02 3.89 0.52 1.45 2.28 1.87 1.48 1.05 1.04 1.64 1.77 4.40 1.83 1.13 0.47 15.78 0.64 0.99 0.82 0.82 0.88 1.62 0.81
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.34 0.27 0.52 0.82 5.93 0.39 0.42 0.32 11.36 0.55 0.48 0.48 0.59 0.21 0.41 0.24 1.95 3.42 1.48 0.68 0.58 0.35 1.07 0.49 0.39 8.28 1.33 0.70 1.37 0.31 0.66 0.69 0.81 0.47 0.40 0.35 0.52 0.55 1.30 0.56 0.54 0.22 3.11 0.24 0.70 0.38 0.33 0.82 0.56 0.29
3 5 8 11 16 4 12 19 19 19 22 27 28 5 7 18 1 11 13 31 6 6 13 13 1 8 16 19 22 1 2 4 12 22 22 22 25 26 29 8 16 16 16 22 11 17 23 27 30 31
10 10 10 10 10 11 11 11 11 11 11 11 11 12 12 12 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 7 7 7 7 7 7
2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006
1.11 5.23 1.96 4.82 2.03 1.23 1.86 2.82 2.03 2.16 0.73 1.16 1.14 3.4 1.36 2.84 4.74 0.12 0.98 2.7 2.22 1.61 2.86 2.41 2.67 4 5.07 4.13 2.72 2.27 2.41 0.29 1.65 2.06 2.09 2.15 1.99 4.55 2.18 3.17 0.09 -0.02 0.12 1.74 0.74 0.33 1.24 1.71 1.46 1.16
97.24 95.58 97.85 95.1 97.94 97.27 97.04 95.47 96.79 96.79 96.94 97.27 97.24 95.27 97.2 95.92 95.14 97.9 97.53 96.07 96.45 97.1 95.45 96.25 95.9 96.25 94.78 96.05 95.68 94.93 96.39 97.35 97.07 96.45 96.49 96.5 97 95.99 96.47 97.1 97.05 97.12 97.16 99.58 97.33 96.92 98.14 97.15 97.18 97.15
23 18 30 30 38 30 30 30 31 21 27 24 30 32 30 18 51 22 40 20 27 26 25 26 20 30 50 48 25 28 26 33 37 27 25 26 21 73 25 11 12 28 33 180 46 35 30 20 30 30
5.2 5.7 5.6 5.9 5.7 5.5 5.2 5.1 5.2 6.5 5 5.6 5.2 5 5.1 5.7 5.5 5.1 5.1 5.9 5.1 5.2 5 5.1 5 5.4 5 5.2 5 5.3 5.4 5.1 5 5.1 5.4 5 6.3 5.3 5.2 5.2 6.8 5.1 5.3 5 5.2 5.3 5 6.3 5.6 5
305.46 372.73 201.90 402.81 191.20 294.03 262.29 358.55 270.78 263.38 353.31 299.70 303.02 369.68 287.88 314.83 396.78 365.64 301.29 304.47 288.95 275.50 359.60 298.16 321.40 274.09 440.52 295.55 340.87 424.99 285.58 370.14 274.67 297.01 292.08 288.14 256.82 310.73 289.19 193.55 401.40 407.78 393.65 197.45 331.70 387.40 252.91 264.90 281.43 306.63
305.56 372.82 202.06 402.89 191.36 294.14 262.41 358.64 270.90 263.50 353.40 299.80 303.13 369.77 287.99 314.93 396.86 365.73 301.40 304.57 289.06 275.62 359.69 298.27 321.50 274.21 440.59 295.66 340.96 425.07 285.70 370.23 274.79 297.12 292.19 288.25 256.95 310.83 289.30 193.72 401.48 407.86 393.73 197.61 331.80 387.48 253.04 265.02 281.54 306.73
306.32 373.17 204.12 403.92 194.94 295.56 264.00 359.80 272.55 264.21 354.34 300.66 304.50 371.07 289.44 315.34 400.05 366.30 303.94 305.12 290.20 276.73 360.46 299.30 322.02 275.73 443.35 299.42 341.79 425.91 286.76 371.61 277.15 298.24 293.15 289.31 257.68 319.19 290.27 193.87 401.58 408.74 395.03 267.18 334.88 388.97 254.69 265.65 283.02 308.09
1.64 1.16 5.85 0.99 6.96 2.15 2.50 0.96 2.30 4.93 0.95 2.15 1.68 0.82 1.85 1.96 0.84 0.90 1.62 2.40 1.83 2.20 0.90 1.67 1.27 2.47 0.44 1.81 1.06 0.59 2.21 0.86 1.99 1.69 2.08 1.75 4.74 1.65 1.92 5.20 1.61 0.62 0.78 4.47 1.29 0.82 2.48 4.37 2.56 1.46
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.65 0.88 3.07 1.00 3.91 1.13 0.93 0.37 0.86 6.26 0.33 1.27 0.66 0.29 0.64 1.32 0.54 0.36 0.56 1.93 0.63 0.83 0.32 0.59 0.42 1.14 0.19 0.69 0.36 0.34 1.04 0.34 0.60 0.59 0.99 0.54 5.01 0.69 0.74 1.92 3.90 0.27 0.41 0.65 0.52 0.42 0.74 4.69 1.46 0.47
1 2 11 12 15 23 3 9 16 4 6 12 18 25 25 9 18 18 1 6 9 17 17 19 5 22 25 8 12 14 14 18 1 6 6 7 7 14 18 22 23 9 23 21 24 18 19 19 30 8
8 8 8 8 8 8 9 9 9 10 10 10 10 10 10 11 11 11 12 12 12 12 12 12 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 5 5 5 5 6 6 7 7 8 8 8 8 9
2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007
4.84 3.97 2.4 2.19 0.84 4.72 0.19 1.12 5.12 1.07 1.32 4.94 1.33 1.11 1.04 0.91 4.75 4.74 3.39 4.86 5.08 4.82 0.63 2.46 0.25 2.82 1.73 2.7 1.51 0.43 0.64 1.07 3.78 -0.49 -0.49 1.96 2.92 1.25 4.11 2.01 2.63 2.61 1.19 5 2.27 2.08 0.89 0.87 1.8 0.29
96.19 95.97 96.35 96.36 97.21 95.1 97.18 99.59 94.78 97.47 97.25 95.01 97.13 97.43 97.36 97.21 94.78 94.77 99.08 96.23 94.75 95.02 99.86 98 97.96 95.81 97.11 95.65 97.11 97.31 97.23 97.37 96.34 100.5 100.53 97.91 95.7 97.25 96.03 96.75 95.55 96.04 97.33 97.46 98 96.69 97.54 97.53 99.32 97.75
30 45 22 28 30 30 49 14 49 50 30 30 25 23 20 24 32 29 204 30 30 36 30 66 30 24 30 30 30 16 4 30 74 19 11 35 30 30 30 30 39 24 51 30 62 30 30 30 145 25
5 5 6.2 5 5.1 5.1 5.4 5.3 5.2 5 5.4 5 5 5.2 5 5.2 5.9 5.9 6.3 5.2 5.1 5.8 5.8 5 5.3 5.3 5 5.1 5 5.7 5.4 5.1 5.2 6.4 6.3 5.9 6.1 5.5 5.2 5 5.2 5.2 5 5.2 5.3 5 5 5 5.4 5.2
301.86 301.28 289.59 298.17 329.37 400.06 386.59 256.99 442.13 296.50 288.01 414.86 294.52 295.16 304.70 323.55 431.43 432.14 26.77 299.01 443.65 410.40 310.69 153.40 351.60 325.87 266.23 344.27 282.17 359.57 345.24 301.66 263.27 435.79 436.81 198.63 334.15 293.58 297.19 275.15 355.70 310.13 293.89 202.65 168.25 276.02 308.67 310.88 185.65 354.50
301.96 301.38 289.70 298.28 329.47 400.14 386.67 257.12 442.20 296.61 288.12 414.93 294.63 295.27 304.81 323.65 431.51 432.21 27.94 299.12 443.72 410.47 310.79 153.61 351.69 325.96 266.35 344.36 282.29 359.66 345.33 301.77 263.39 435.86 436.89 198.79 334.24 293.69 297.30 275.26 355.79 310.23 294.00 202.80 168.44 276.13 308.77 310.98 185.82 354.59
303.35 304.62 290.42 299.49 330.74 401.19 389.68 257.37 444.83 300.68 289.57 415.94 295.58 296.05 305.36 324.44 432.62 433.11 205.75 300.51 444.66 411.97 312.13 167.00 352.87 326.75 267.92 345.57 283.76 359.93 345.26 303.15 273.48 436.20 436.95 201.69 335.49 295.11 298.70 276.78 357.83 311.06 298.28 204.85 179.31 277.64 310.12 312.32 235.56 355.38
1.53 1.54 3.25 1.58 1.25 0.66 0.87 2.78 0.49 1.61 2.16 0.55 1.64 1.81 1.49 1.39 0.77 0.77 180.88 1.75 0.45 0.88 2.15 7.57 1.13 1.43 2.16 1.09 1.85 1.30 1.26 1.62 2.48 0.97 0.91 7.11 2.03 2.16 1.78 1.98 1.03 1.57 1.65 4.69 7.38 1.96 1.43 1.40 6.33 1.04
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.48 0.48 3.35 0.50 0.46 0.28 0.49 1.15 0.26 0.49 1.02 0.22 0.52 0.71 0.48 0.56 0.85 0.84 7.85 0.68 0.22 0.81 1.57 1.99 0.54 0.65 0.66 0.41 0.57 0.96 0.67 0.57 0.85 1.79 1.54 4.82 2.09 1.13 0.69 0.61 0.44 0.63 0.50 1.69 2.64 0.60 0.46 0.45 1.63 0.45
8 18 29 29 1 14 17 23 10 22 26 26 1 9 22 25 28 22 22 23 24 20 20 20 20 20 20 21 25 26 3 5 10 15 29 30 2 4 4 13 19 19 3 13 25 25 27 14 19 2
9 9 9 9 10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 6 6 6 6 6 7 7 9
2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
0.34 0.13 2.91 2.9 4.09 0.76 2.97 1.84 -0.55 4.74 0.27 1.09 1.98 2.22 2.09 0.12 5.42 0.92 1.01 1.34 1.03 2.77 2.61 2.54 2.7 2.5 2.64 2.48 2.64 2.64 1.14 5.08 2.38 2.71 2.86 0.11 -0.16 2.9 2.63 4.68 1.64 1.72 0.35 0.82 1.32 1.34 0.21 2.23 -0.44 0.49
97.8 97.71 95.53 95.52 96.58 98.75 96.46 97.05 99.47 95.06 96.97 97.1 97.88 96.76 96.81 97.02 95.66 97.46 97.44 97.16 97.27 95.96 96.14 96.06 96.25 95.84 95.78 96.08 96.07 95.92 97.15 94.82 95.6 94.6 95.3 98.24 99.19 95.43 96.12 95.09 99.15 99.18 97.76 97.48 97.16 97.19 96.67 96.55 96.95 98.09
30 25 20 35 35 75 40 35 35 49 36 35 44 35 23 38 20 10 20 23 10 26 35 35 35 24 22 35 35 35 32 56 35 25 20 49 81 36 25 35 10 10 35 23 19 16 35 40 35 35
5.1 5.1 5.7 6 5 5 5 5 5.5 5.8 5 5 5.9 5 6.1 5.1 5.4 5.4 6.2 5 5.3 7.4 5.4 5.2 5.1 5.3 5 5 5 5.1 5 5 5 6 6.3 5.2 5.3 5.2 5 5.4 6 5.3 5.3 5.1 5.5 5.7 5.1 5.5 5.2 5.1
348.15 370.73 350.81 351.98 243.17 286.85 259.86 262.90 418.14 404.41 389.87 315.14 198.60 262.60 265.70 400.24 374.01 309.85 303.12 291.89 310.36 312.85 300.81 310.64 287.57 332.44 333.63 310.94 306.35 320.43 308.22 437.09 358.84 444.98 374.11 358.07 377.38 360.70 302.00 399.99 199.28 191.64 348.59 317.58 293.44 290.05 410.86 279.85 452.48 325.16
348.24 370.82 350.90 352.07 243.30 286.96 259.98 263.03 418.22 404.49 389.96 315.24 198.76 262.72 265.82 400.32 374.10 309.96 303.23 292.00 310.46 312.96 300.91 310.74 287.68 332.54 333.72 311.05 306.45 320.53 308.32 437.16 358.93 445.05 374.19 358.16 377.47 360.79 302.11 400.07 199.44 191.81 348.68 317.68 293.55 290.16 410.94 279.97 452.55 325.26
349.44 371.57 351.38 353.72 245.68 296.49 262.92 265.22 419.61 407.37 391.53 317.08 203.42 264.92 266.69 402.04 374.55 310.01 303.78 292.80 310.52 313.93 302.83 312.60 289.69 333.30 334.35 312.91 308.34 322.33 309.88 440.66 360.54 445.68 374.64 361.41 385.98 362.49 303.03 401.52 199.53 191.90 350.34 318.41 294.06 290.49 412.35 282.70 453.83 327.04
1.05 0.86 1.41 1.63 2.73 1.77 2.31 2.24 0.70 0.92 0.69 1.35 7.11 2.24 3.90 0.66 0.97 1.75 2.85 1.68 1.65 4.92 1.91 1.57 1.85 1.35 1.14 1.40 1.47 1.35 1.44 0.46 0.90 0.72 1.57 1.01 0.90 0.99 1.53 0.78 7.44 5.60 1.16 1.39 2.16 2.48 0.60 2.47 0.45 1.30
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.40 0.34 1.02 1.59 0.81 0.51 0.69 0.67 0.48 0.84 0.26 0.43 4.73 0.67 3.50 0.28 0.55 0.86 3.03 0.53 0.74 14.41 0.91 0.62 0.63 0.62 0.38 0.45 0.46 0.49 0.46 0.19 0.32 0.92 2.19 0.43 0.43 0.43 0.49 0.46 5.68 2.28 0.55 0.50 1.14 1.60 0.26 1.25 0.24 0.47
10 10 29 15 3 10 21 8 12 24 26 26 28 28 23 24
9 9 9 10 11 11 12 1 1 1 1 1 1 1 2 2
2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009
2.45 2.51 2.28 1.96 1.14 -0.25 4.83 1.88 2.82 0.11 -0.05 -0.33 -0.26 -0.2 0.49 1.49
96.29 96.32 96.2 97.97 97.25 100.14 95.04 96.72 95.78 97.03 99.91 98.2 98.27 98.42 98.54 97.18
39 43 35 61 10 126 56 10 58 35 129 35 14 10 35 35
5 5.4 5 5 5.7 5.3 5.4 5 5.1 5.2 5.1 5.6 5.7 5 5.4 5.5
292.93 287.85 308.12 195.48 302.45 402.08 408.78 285.26 328.74 400.62 377.02 401.53 393.41 385.10 315.79 279.15
293.04 287.96 308.22 195.64 302.56 402.16 408.86 285.37 328.84 400.70 377.11 401.61 393.50 385.18 315.89 279.26
295.52 291.04 310.10 204.77 302.62 421.36 412.60 285.43 333.82 402.15 398.48 403.05 393.66 385.23 317.72 281.33
1.67 2.16 1.44 4.57 2.20 0.72 0.72 1.80 1.25 0.69 0.81 0.85 0.96 0.72 1.66 2.48
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
0.52 1.00 0.46 1.24 1.45 0.35 0.43 0.56 0.45 0.33 0.29 0.63 0.78 0.27 0.81 1.27