Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG IT TELKOM (STUDI KASUS GEDUNG A, B, C, D, K, LC) [1]
Widi Tri Yuwono, [2]Uke Kuriawan Usman, [3]Asep Mulyana. Fakultas Elekro dan Komunikasi Universitas Telkom Bandung
[email protected][1],
[email protected][2],
[email protected][3] ABSTRAK Dari tahun ke tahun, jumlah mahasiswa di Institut Teknologi Telkom bertambah banyak. Sehingga pemakaian fasilitas intranet dan internet pun meningkat. Sehingga sinyal yang dipancarkan oleh access point belum meliputi lokasi-lokasi favorit yang banyak dipakai untuk menjalankan koneksi Internet baik untuk melakukan tukar menukar data, maupun untuk mencari informasi. Pada penelitian ini, dikembangkan sebuah sistem penanganan layanan coverage area pada daerah kampus Institut Teknologi Telkom khusunya gedung A, B, C, D, K (Auditorium) dan LC (Learning Center). Dimana pada perencanaan pengembangan ini dilakukan simulasi coverage area dengan menggunakan software RPS v5.4. Software simulasi ini memetakan bentuk sinyal secara 2 dimensi dan 3 dimensi. Dari hasil simulasi ini dapat dihasilkan grafik untuk parameter delay, interferensi sinyal wireless dan rata-rata coveragenya. Model yang digunakan dalam perhitungan perencanaan coverage area WLAN ini adalah model propagasi COST 231 multiwall. Hasil yang didapat adalah rancangan sebuah jaringan yang mempunyai performance yang baik, terjangkau area lingkup WLAN serta bisa melayani user dengan optimal. Simpulan yang didapat adalah perlu dilakukan perluasan jangkauan WLAN di lingkungan kampus ITTelkom. Yakni penambahan sebuah perangkat access point di gedung A, B, C, dan LC serta didapatkan level kuat sinyal rata-rata -50dBm. Sedangkan untuk gedung D perlu optimalisasi perangkat access point sebanyak 6 buah perangkat yang semula 9 perangkat dengan level kuat sinyal rata-rata 62dBm. Dari penambahan dan optimalisai dapat meningkatkan jumlah client yang dapat mengakses jaringan. Hasil dari penelitian ini juga dapat digunakan sebagai masukan kepada bagian Sisfo IT Telkom sebagai salah satu alternative pilihan dalam pengembangan coverage area WLAN. Kata kunci : WLAN, Coverage area, Topologi, COST 231 Multiwall, delay. Jenis Layanan yang digunakan oleh pengguna (user) jaringan WLAN yang berada dilingkungan kampus ITTelkom, maka jenis layanan yang diperkirakan akan menjadi prioritas adalah layanan email, download dan upload data, browsing, chatting, streaming audio dan streaming video.
1. PENDAHULUAN 1.1.Kondisi Eksisting Jaringan WLAN di Area Lingkungan Kampus ITTelkom Kondisi eksisting jaringan WLAN di Area lingkungan kampus ITTelkom ini diperoleh data dari pihak terkait yakni UPT Sistem Informasi, berikut data kondisi eksisting jaringan yang berada di kampus ITTelkom. Table 1. Kondisi Eksisting Jaringan WLAN di Kampus ITTelkom yang menjadi Pengamatan
Ged
Lt 1
Gedu ng A
Lokasi 1. Barat-utara (A105-A106) 2. Barat-selatan (A101-A102) 3. Tengah-utara (loby utara) 4. Tengah-selatan (loby selatan) 5. Timur-Utara (A107-A108) 6. Timur-Selatan (A103-A104) 7. Timur (Balkon A210)
2. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka diperlukan suatu proses perencanaan perluasan dan pengembangan coverage area WLAN di lingkungan kampus ITTelkom sebagai berikut:
Jm AP
7
Gambar 1. Flowchart Perencanaan Pengembangan Jaringan WLAN 154
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
dengan radius 20 meter, serta menggunakan 1 buah channel yakni channel 11. Berikut layout penempatan access point di gedung A lantai 2
3. PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA KONDISI EKSISTING JARINGAN WLAN di Kampus ITTelkom Permasalahan yang terjadi pada kondisi eksisting setelah dilakukan pengukuran diantaranya didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Beberapa lokasi di lingkungan kampus ITTelkom masih belum terlayani jaringan WLAN yang meliputi: A. Tempat duduk di area samping gedung A dan B, B. Ruang perkuliahan dilantai 2 serta lantai 3 gedung A dan gedung B, C. Tempat duduk area kafe lantai 1 gedung Learning Center, D. Ruang dosen dan ruang laboratorium lantai 1 gedung C. E. Ruang Vicon level kuat sinyalnya rendah. 2. Beberapa ruang di gedung ITTelkom mengalami perubahan fungsi sehingga berubah pula kebutuhan akan jaringan WLAN pada kondisi eksisting. 3. Dengan berubahnya fungsi ruangan maka sangat memungkinkan adanya perubahan penempatan access point seperti perubahan struktur layout ruang di gedung C. 4. Dengan perubahan struktur fungsi gedung, maka jumlah user akan mempengaruhi kapasitas dari typical access point yang digunakan.
Gambar 3. Denah Gedung A Lantai 2 (Ruang Perkuliahan) 4.3 Gedung A Lantai 3 Lantai 3 terdiri dari 12 ruangan. Dimana 6 ruangan dapat menampung 40 hingga 50 mahasiswa setiap ruangannya dan 6 ruangan dapat menampung 20 mahasiswa setiap ruangannya. Rata-rata Kuat sinyal yang diterima Rx level sebesar -90dBm. Berikut layout gedung A lantai 3.
4. DENAH LOKASI (Layout) PENEMPATAN ACCESS POINT di Lingkungan Kampus IT Telkom
Gambar 4. Denah Gedung A Lantai 3 (Ruang Perkuliahan)
4.1.Gedung A Lantai 1 Lantai 1 terdiri dari 11 ruangan. Dimana 7 ruangan dapat menampung 40 hingga 50 mahasiswa setiap ruangannya dan 4 ruangan dapat menampung 20 mahasiswa setiap ruangannya. Rata-rata Kuat sinyal yang diterima Rx level sebesar -70dBm dengan radius 18 meter, serta menggunakan 3 buah channel (channel 1, channel 6 dan channel 11). Berikut layout penempatan akses point di gedung A lantai 1.
5 HASIL SURVEY KONDISI EKSISTING JARINGAN WLAN di Lingkungan Kampus ITTelkom Dari hasil survey kondisi eksisting jariangan WLAN di lingkungan kampus ITTelkom maka dapat disimpulkan sementara bahwa sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Survey Hasil Gd Lokasi Pengamat Usulan an Tempat Belum Penambahan duduk TerAccess Sebelah coverage Point. Barat dan Timur Gedung A Lantai 2 Belum Ruang TerA A201, A202, coverage A205, A206, A209, Tempat duduk Lantai 2 Lantai Belum Penambahan 3Ruang TerAccess Point
Gambar 2. Denah Gedung A Lantai 1 (Ruang Perkuliahan) 4.2 Gedung A Lantai 2 Lantai 2 terdiri dari 11 ruangan. Dimana 7 ruangan dapat menampung 40 hingga 50 mahasiswa setiap ruangannya dan 4 ruangan dapat menampung 20 mahasiswa setiap ruangannya. Rata-rata Kuat sinyal yang diterima Rx level sebesar -72dBm
155
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
B
C D
LC
A301, A302, A303, A305, A306, A309, A 310, Tempat duduk Lantai 3 Tempat duduk sebelah Timur gedung B Lantai 2 Ruang B203, B206 Lantai 3Ruang B302, B303, B304, B306, B307, B308, B309, B310 Lantai 1 lorong Barat dan Lorong Selatan Lantai 2 Ruang Vicon Lantai1 Lantai 2 Ruang Multimedia
coverage
di lantai 3
Belum Tercoverage
Penambahan Acces Point
Belum Tercoverage Belum Tercoverage
Sehingga bandwidth per user
Maka dapat dihitung jumlah access point sebagai berikut:
Penambahan Access Point di Lantai 3
Bandwidth = 0.0502Mbps Jumlah User %Activity rate %Efficiency network Baseline rate/AP :
Belum Tercoverage Sinyal Rendah (-85dBm) Belum tercoverage Belum tercoverage
ISSN: 2089-9813
Pindah posisi Access Point Penambahan Access Point Penambahan Access Point
:
50,18Kbps
: 1280 : 42,03 % : 50% 8Mbps
Dari hasil perhitungan diatas didapat 7 buah AP untuk bisa menampung jumlah user yang diestimasikan. Akan tetapi tidak semua AP memiliki keterbatasan dan menampung jumlah user dengan skala besar.
6. PERHITUNGAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN Coverage Area WLAN di Lingkungan Kampus ITTelkom. 6.1 Kapasitas Planning yang dilayani (Gedung A dan B) Pada tahap ini ditentukan besarnya kebutuhan bandwidth pada masing-masing area perencanaan. Informasi kebutuhan bandwidth ini yang diperlukan dapat diperoleh dari survey pada area perencanaan tersebut. Setiap area memiliki jumlah user (kepadatan pengguna) dan kebutuhan bandwidth yang bervariasi. Berikut perhitungan kapasitas planning yang dilayani di gedung A dan gedung B Kapasitas user : 1280 orang Potensial pengguna : 896 orang Estimasi pengguna : 538 orang Sehingga user planning yang aktif di gedung A adalah Untuk jumlah user aktif pada setiap access point dapat di lihat pada data sheet, yakni diantaranya: Throughput actual : 25 Mbps Throughput per user : 250 Kbps User aktif (concurrent user) : 100 user
6.2 Coverage Planning yang dilayani Untuk dapat menentukan luas cakupan area WLAN yang dapat discover oleh sebuah AP maka harus diukur panjang jari-jari dari access point, sehingga dapat menentukan jumlah access point yang digunakan. Untuk dapat mengetahui panjang jari-jari cakupan area WLAN dari AP maka dibutuhkan MAPL (Maximum Allowed Path Lost). MAPL adalah nilai propagasi maksimum diperbolehkan agar hubungan user dengan access point dapat berjalan dengan baik. Berikut perhitungannya:
, maka kita masukkan persamaan:
156
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
6.3 Perencanaan Penempatan Access Point Setelah diketahui jari-jari dari coverage WLAN, maka dapat ditentukan berapa jumlah access point yang diperlukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
ISSN: 2089-9813
Gambar 6. Rencana Penempatan access point hasil perhitungan di gedung A lantai 2
Untuk luas coverage area WLAN dengan mengambil acuan suatu Link adalah
Jumlah access point pada gedung A lantai 1
Gambar 7. Rencana Penempatan access point hasil perhitungan di gedung A lantai 3 7. SIMULAISI Coverage Area WLAN dengan SOFTWARE RPS 7.1 Simulasi Coverage Area WLAN di Gedung A dan gedung B Konstruksi bangunan dari gedung A dan gedung B yakni sama. Sehingga pada simulasi ini diwakili satu lantai saja pada gedung A untuk menggambarkan hasil coverage areanya. Berikut hasil simulasi coverage area di gedung A lantai 1
Jumlah access point pada gedung A lantai 2 dan lantai 3
Dari hasil perhitungan link budget untuk kapasitas dibutuhkan 7 access point, sedangkan untuk perencanaan penempatan dibutuhkan 8 buah perangkat access point pada gedung A dan gedung B.
Gambar 5. Rencana Penempatan access point hasil perhitungan di gedung A lantai 1
Gambar 8. Penyebaran Coverage Area gedung A lantai 1 2D
157
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
ISSN: 2089-9813
Grafik 3. histogram graph delay spread gedung A lantai 1 Gambar 9. Penyebaran Coverage Area gedung A lantai 1 3D
Dari grafik 3 merupakan layanan coverage area WLAN dapat digunakan dengan baik dengan setiap user tidak mengalami delay.
Dari gambar 9 dan 10 didapatkan penyeberan coverage area gedung A lantai 1 ini di dapat rata-rata kuat sinyal yang diterima sebesar -47,95dBm. Berikut hasil ini didapat dari hasil histogtam graphic.
8. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil drive test awal didapatkan masih ada area yang blankspot seperti Tempat duduk di area samping gedung A dan B dengan rata-rata kuat sinyal sebesar -90dBm. Ruang perkuliahan dilantai 2 serta lantai 3 gedung A dan gedung B dengan rata-rata kuat sinyal 83dBm. Tempat duduk area kafe lantai 1 gedung Learning Center dengan rata-rata kuat sinyal sebesar 93dBm. Ruang dosen dan ruang laboratorium lantai 1 gedung C dengan rata-rata kuat sinyal sebesar 89dBm. Ruang Video Conference level kuat sinyalnya rendah dengan rata-rata kuat sinyal sebesar 83dBm. 2. Beberapa lokasi yang harus ditambahkan perangkat access point agar dapat meng-coverage area leih baik seperti gedung A lantai 3, gedung B lantai 3, gedung C lantai 1, gedung LC lantai 1. 3. Optimalisasi perangkat karena pada kondisi eksisting dirasa terlalu banyak access point yang terpasang seperti gedung D 4. Beberapa perangkat harus dirubah tata letak dari access point agar dapat mengcoverage area lebih baik seperti gedung LC lantai 4 dan 5. 5. Parameter yang digunakan dalam perancangan konfigurasi coverage area WLAN antara lain: frekuensi 2,4GHz, power transmit dari antena sebesar 20dBm (100mWatt), Gain antenna sebesar 8dBi, omni directional antenna, antenna noise. 6. Parameter yang digunakan sebagai tolak ukur kualitas hasil simulasi coverage area menggunakan software RPS v5.4 meliputi: coverage plot, delay spread dan signal interference radio. 7. Hasil simulasi coverage area menggunakan software RPS v5.4 adalah sinyal yang dihasilkan kuat sinyal rata-rata sebesar -45,36dBm.
Grafik 1. Histogram graph coverage area gedung A lantai 1
Grafik 2. Histogram graph interferensi radio Dari grafik 2 didapatkan rata-rata setiap user dengan interferensi yang diterima sebesar 15,97dB.
158
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014
PUSTAKA Jhonsen, Jhon Edison, “Membangun Wireless LAN”. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo, CCNA 2005. Lopez,F, “Wireless LAN Standards and Applications”. Artech house. London, 2001. Hantoro, Gunadi D. “WiFi (Wireless LAN)”. Bandung : Penerbit Informatika Bandung, 2009. Geier, Jim. “Wireless Networks First-Step”, Jakarta : Penerbit –Ed.I.ANDI Yogyakarta : 2005. Noviandri, irma; munadi, rendy dan Hafidudin. “Implementasi Video Conference Pada jaringan STT Telkom Dengan Protokol H.232 berbasis WEB”. Yogyakarta : SNATI 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/LAN_nirkabel Slide Kuliah Sistem Komunikasi Seluler, Institut Teknologi Telkom, Bandung, 2009 Onno W. Purbo, “Buku Pegangan Internet Wireless dan Hot Spot”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006 http://standards.ieee.org/ http://wireless.umd.edu/paper.html 3com. 2000. IEEE 802.11g Wireless LANs. www.3com.com
159
ISSN: 2089-9813