Analisa Kinerja Sinkronisasi Uni-Direksional Uni pada Learning Management System pada Jaringan Radio Paket NURMAN FAUZI - NRP 2205100070 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro-FTI, Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus ITS, Keputih – Sukolilo, Surabaya 60111
ABSTRAK Sinkronisasi antar Learning Management System (LMS) diperlukan untuk memanfaatkan obyek-obyek obyek pembelajaran yang ada. Sistem sinkronisasi yang digunakan yaitu uni-direksional dan bi-direksional. direksional. Pada sistem sinkronisasi uni-direksional reksional tidak semuanya konten atau obyek pembelajaran. Salah satu kendala yang dihadapi dalam sinkronisasi adalah jarak antar aplikasi LMS yang jauh. Pada penelitian ini akan diimplementasikan sinkronisasi LMS menggunakan jaringan radio paket. Dari hasil implementasi, kinerja sistem akan dievaluasi. Pengujian pertama dilakukan terhadap ukuran maksimum file sinkronisasi yang bisa dikirim oleh modem radio dalam sekali pengiriman. Modem yang digunakan ada dua jenis yaitu Modem FSK dengan IC-TCM3105 TCM3105 dan MJ1278B. Pengujian berikutnya dilakukan dengan pengiriman file sinkronisasi yang ukurannya berbedaberbeda beda. Pengujian juga dilakukan terhadap pergeseran frekuensi maksimal yang masih bisa ditolerir untuk pengiriman file sinkronisasi. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa ukuran maksimum file sinkronisasi yang mampu dikirimkan oleh Modem FSK dengan IC-TCM3105 sebesar 2 Kbyte dengan rata-rata waktu pengiriman adalah 19.16 detik. Pergeseran frekuensi yang dapat ditolerir adalah 5 KHz di bawah frekuensi transmitter. Untuk modem MFJ-1278B MFJ mode HP mendukung endukung pengiriman file hingga 1 Kbyte dengan rata-rata waktu pengiriman adalah 30,35 detik. Pergeseran frekuensi yang dapat ditolerir adalah 5 KHz diatas dan dibawah frekuensi transmitter. transmitter Sedangkan untuk modem MFJ-1278B 1278B mode VP mendukung pengiriman file hingga 6 Kbyte dengan rata-rata rata waktu pengiriman adalah 48,98 detik. Pergeseran frekuensi yang dapat ditolerir adalah 5 KHz dibawah frekuensi transmitter. Keywords Learning Management direksional, Radio Paket.
System,,
Sinkronisasi
komputer lainnya sebagai salah satu ssarana penyampaian mata kuliah . Teknologi ini biasanya disebut dengan istilah E-learning atau Electronic Learning. Dalam proses penyelenggaraan E‐Learning, maka dibutuhkan sebuah Learning Management System (LMS), yang berfungsi untuk mendukung implementasi pembelajaran elektronik (E-learning learning). LMS menyediakan materi pelajaran, instruksi-instruksi instruksi proses belajar untuk siswa, materi evaluasi, dan penampilan enampilan hasil proses belajar. Agar dapat memanfaatkan obyek-obyek obyek pembelajaran yang sama antar institusi diperlukan sebuah sistem sinkronisasi sasi secara dinamis dan otomatis antara individual LMS. Sistem sinkronisasi yang digunakan yaitu sistem sinkronisasi uni-direksional direksional dan bi-direksional. bi Pada kenyataannya lokasi masing masing-masing aplikasi LMS pasti dipisahkan oleh jarak. Untuk mengaksesnya tentu tu diperlukan media komunikasi yang mampu menjangkau masing-masing masing lokasi. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah paket radio. Sistem komunikasi radio paket merupakan suatu teknik komunikasi yang menggunakan kanal radio bersama. Komunikasi radio paket juga dimaksud dimaksudkan untuk mendukung komunikasi antara pengguna (user) dalam suatu wilayah yang sangat luas dan sangat sulit suli dijangkau oleh jaringan fisik.
2. DASAR TEORI 2.1 Sinkronisasi Uni-direksional Perbedaan konten LMS yang ada pada tiap institusi pendidikan merupakan suatu potensi pembelajaran yang menguntungkan apabila digunakan untuk saling melengkapi materi maupun konten yang diperlukan. Pada sinkronisasi uni-direksional direksional tidak semua data disinkronisasikan nisasikan termasuk data pribadi dosen maupun mahasiswa yang tersimpan di dalam tabel-tabel tabel sendiri pada database.
Uni-
1. PENDAHULUAN Teknologi internet yang berkembang erkembang pesat seiring dengan semakin baiknya sarana dan infrastruktur. Hal ini secara tidak langsung menjadikan penikmat teknologi meras dimanjakan dan dimudahkan dalam melakukan segalanya. Salah satu dampak dari perkembangan teknologi tersebut di atas adalah di bidang pendidikan. Muncul metode pembelajaran baru yang memanfaatkan media jaringan internet, intranet maupun media jaringan
Gambar 1. Sinkronisasi Uni-direksional direksional LMS Setiap LMS yang adaa di tiap institusi yang sudah ada sebelumnya, sudah memiliki konten yang lebih banyak dan ukuran data yang besar untuk melakukan sinkronisasi di awal. 1/6
Modem Radio ` Transceiver
Gambar 3 Komunikasi Radio Paket
Gambar 2.. Metode dan tahapan sinkronisasi LMS[1] LMS Kompresi data perlu dilakukan melalui dump database yang dibuat sebelumnya. Metode tersebut dilakukan dengan gan mengekstraksi perubahan dari sumber database dari salah satu pengguna. Kemudian, perubahan tersebut dikompresi dan dikirim ke pengguna yang lain. Akhirnya, perubahan didekompresi dan direplika pada database di setiap pengguna yang lain tersebut. Metode dan tahapan sinkronisasi ditunjukkan pada gambar 2. Identifikasi materi/konten pembelajaran yang tersimpan dalam format database diambil berdasarkan identifikasi angka dan key yang berasosiasi pada mata kuliah (pelajaran) tertentu. Kemudian dari konten pembelajaran mbelajaran yang diambil tersebut, perbedaan yang ada antara materi pembelajaran saat ini dan sebelumnya diekstraksi. Perbedaan ini kemudian disinkronisasikan dengan LMS yang disebut secara langsung aatau pada jadwal yang ditentukan. 2.2 Modular Object Oriented nted Dynamic Learning Environment (MOODLE) Moodle merupakan program aplikasi yang bersifat open source dan free (gratis) di bawah ketentuan GPL (General Public License). Moodle dapat berjalan di atas berbagai web server yang support bahasa pemrograman PHP dan sebuah database. Ia akan berjalan dengan baik di atas web server Apache dengan database MySQL. Moodle dapat disebut sebagai e-Learning Learning, karena selain bisa mengelola sebuah proses belajar berlangsung, juga mampu mengelola materi dari pembelajaran. Di dalam Moodle juga terdapat beberapa manajemen sistem yang terbagi atas: a. Site Management, meliputi website configuration, tampilan, dan modifikasi source code menggunakan PHP. b. User management, digunakan untuk mengurangi keterlibatan admin menjadi lebih minimum, ketika menjaga keamanan yang berisiko tinggi. c. Course Management,, meliputi kewenangan di dalam mengatur pengajaran, metode pembelajaran, dan pembuatan forum, kuis, dan tugas-tugas tugas lainnya. 2.3 Teknologi Radio Paket Sistem komunikasi radio paket merupakan suatu teknik komunikasi yang menggunakan kanal radio bersama.
Komunikasi paket radio juga dimaksud untuk mendukung komunikasi antara pengguna (user)) dalam suatu wilayah yang sangat luas dan sangat sulit dijangkau oleh jaringan fisik . Pada model komunikasi ini, paket data dikirimkan antara dua atau lebih terminal yang dilengka dilengkapi oleh radio penerima dan antena omnidirectiona omnidirectional. Permasalahan yang selalu dijumpai dalam komunikasi ini adalah interferensi, keterbatasan jarak transmisi, atau adanya halangan ((No Line Of Sight) [2]. Radio Paket umumnya menggunakan protokol TCP/IP yang ditumpangkan pada paket AX.25 (Amatir X.25) demi memudahkan komunikasi dan mempertahankan kompabilitas dengan ngan aplikasi yang sudah tersedia. Dengan adanya protokol AX.25, di dalam satu frekuensi yang dipakai bisa digunakan oleh beberapa pihak dalam satu waktu untuk berkomunikasi secara bergantian. Dalam waktu yang sama, pada satu frekuensi mungkin ada lebih dari ri dua stasiun yang dapat bekerja sekaligus dan mengirimkan data secara simultan tanpa mengganggu satu sama lain. Protokol AX.25 mengikuti prinsip prinsip-prinsip X.25 yang dibuat oleh CCITT (International International Telegrah And Telephone Consultive Comite ), kecuali dal dalam field alamat yang diperluas dan tersedianya fasilitas frame informasi bit yang tidak bernomor atau Unnumberred information (UI). Istilah DXE digunakan pada protokol AX.25 karena kedua ujung link yaitu ujung primer DCE ((Data Circuit Terminal Equipment) dan perangkat DTE ((Data Terminal Equipment)) memiliki kedudukan sama dan hal ini berbeda dengan protokol X.25. Pada AX.25 level 2, informasi dikirim dalam bentuk blok-blok yang disebut frame frame. Frame tersusun atas bagian-bagian bagian yang lebih kecil dan disebut field. Field terdiri dari sejumlah okted atau byte. Protokol AX.25 memiliki beberapa bagian pada setiap frame yaitu antara lain: • Field Flag Pada field flag berfungsi sebagai penanda awal dan akhir dari sebuah frame frame, sehingga DXE penerima dapat mengetahui kapan ssebuah frame dimulai dan kapan diakhiri. • Field Alamat Berfungsi untuk mengidentifikasi terminal tujuan dan asal suatu frame,, juga untuk mengidentifikasi repeater yang harus dilalui oleh sebuah frame. • Field Kontrol Berfungsi untuk mengidentifikasi jenis frame yang dikirim. • Field Informasi Field ini berfungsi untuk membawa data yang sebenarnya dari DXE pengirim ke DXE penerima. • Field FCS (Frame Frame Check Sequence Sequence) 2/6
Gambar 4 Format data protokol AX.25[3] AX.25
Server dan Client.. Hal ini akan tergambar jelas pada dua gambar diagram alir pada gambar 5 dan gambar 6 yang merupakan metode implementasi sinkronisasi yang diterapkan pada tugas akhir ini. Gambar 7 menunjukkan topologi yang digunakan dalam implementasi.
Bilangan 16 bit yang dihitung oleh pengirim maupun penerima sebuah frame berdasarkan isi field alamat, control,, PID, dan informasi. Hal ini berfungsi untuk mengetahui apakah suatu frame mengalami kerusakan selama pengirimannya. Maka dari itu, DXE pengirim menempatkan FCS pada akhir frame,, atau tepatnya sebelum flag penutup. Jika FCS hasil perhitungan dipenerima berbeda dengan FCS pada akhir frame, maka DXE penerima akan menyimpulkan bahwa frame tersebut telah mengalami kerusakan. DXE akan mengabaikan dan tidak akan memprosesnya.
3. METODOLOGI 3.1 Perancangan Sistem Pada tugas akhir ini, topologi jaringan radio paket yang digunakan adalah point to point. Topologi ini sudah mewakili untuk sistem sinkronisasi LMS yang terdiri dari LMS server dan LMS client. Untuk melakukan sinkronisasi melalui jaringan radio paket, LMS server dan LMS client akan dihubungkan ke sebuah gateway radio. Gateway radio dibangun dengan sebuah PC (Personal ( Computer), modem radio, transceiver VHF. Modem radio yang digunakan ada dua jenis yaitu Modem FSK dengan IC-TCM3105 dan MJ-1278B. 3.2 Disain GUI gateway client/server Program ini digunakan untuk pengiriman file sinkronisasi point to point pada jaringan radio paket yang akan dibangun. Program ini akan mengirimkan file sinkronisasi melewati port serial menuju modem radio yang digunakan. Dari modem, kemudian akan dikirimkan melalui radio yang terhubung. File sinkronisasi yang dikirimkan memiliki ukuran mulai dari 32 byte, 64 byte, 128 byte, 256 byte sampai batas kemampuan pengiriman modem radio. Konfigurasi onfigurasi dilakukan berdasarkan modem yang dipakai. Pertama konfigurasi port yang dipakai, kemudian disesuaikan baudratenya port. Baudrate untuk u Modem FSK dengan IC TCM3105 adalah 1200 bps[4]. Modem MFJ-1278B menggunakan baudrate sebesar 9600 bps[5]. Program berikutnya digunakan pada sisi receiver untuk menerima file sql yang dikirim oleh transmitter. Konfigurasi di program penerimaan juga perlu dilakukan seperti konfigurasi di program pengiriman file sql yaitu konfigurasi port dan baudrate.
Gambar 5. Metodologi ologi Implementas Implementasi Sinkronisasi pada Sisi Server
Gambar 6.. Metodologi Implementasi Sinkronisasi pada Sisi Client Site A LMS Server Sistem Radio Paket
Modem Radio
Site B Sistem Radio Paket
` Transceiver VHF
Gambar 7 GUI gateway client/server 3.2 Implementasi Sistem Sinkronisasi Konsep dasar metode sinkronisasi akan dapat terjadi dengan menjalankannya pada kedua sisi yaitu
LMS Client
` Transceiver VHF
Modem Radio
Gambar 7 Topologi Jaringan 3/6
3.3 Pengujian Ukuran Maksimum File sql File yang akan disinkronkan merupakan file dengan format sql. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar maksimum ukuran file sql yang dapat dikirim dalam sekali pengiriman. Pengukuran dilakukan dengan mengirimkan file-file dengan ukuran 32 byte, 64 byte, 128 byte, 256 byte, 512 byte, 1 Kbyte, 2 Kbyte, 3 Kbyte dan seterusnya hingga diketahui berapa besar maksimum file sql yang dapat dikirim oleh tiap-tiap modem. Pengiriman file sql dilakukan sebanyak 10 kali dan dilakukan dengan menempatkan gateway radio di Laboratorium B406 dan di daerah perumahan Keputih (Gang Makam E-17). File yang dikirim harus diterima dengan sempurna oleh gateway radio LMS client tanpa ada kesalahan karakter. Hal ini disebabkan karena sistem sinkronisasi LMS tidak bisa dijalankan apabila ada kesalahan karakter pada file sql yang dikirim. 3.4 Pengukuran Waktu Pengiriman File sql Pengukuran waktu pengiriman file sinkronisasi diperlukan untuk mengetahui waktu minimal yang dibutuhkan untuk melakukan sinkronisasi LMS dengan menggunakan jaringan radio paket. Pengukuran dilakukan dengan mengirimkan file-file sinkronisasi dengan ukuran 32 byte, 64 byte, 128 byte, 256 byte, 512 byte, 1 Kbyte, 2 Kbyte. Setiap file dikirimkan sebanyak 10 kali agar dapat diketahui berapa rata-rata waktu pengiriman file sql yang terjadi. Pengukuran dilakukan dua kali di dua tempat yang berbeda untuk tiap-tiap modem. Pengukuran dilakukan dengan dengan dua kondisi. Kondisi A, gateway radio ditempatkan di Laboratorium B406 dan di Taman Teknologi Jurusan Teknik Elektro ITS dengan jarak 85,26 meter. Sedangkan pada kondisi B, gateway radio ditempatkan di Laboratorium B406 Jurusan Teknik Elektro ITS dan di daerah perumahan Keputih ( Gang Makam E-17) dengan jarak 812,81 meter. 3.5 Pengukuran Pergeseran Frekuensi Pergeseran frekuensi merupakan suatu kejadian dimana frekuensi yang dipancarkan transmitter dengan frekuensi yang diterima receiver tidak sama. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui pergeseran frekuensi maksimum yang masih bisa ditolerir untuk pengiriman file sql. Pada sisi transmitter dan receiver dipasang transceiver dengan frekuensi 160 MHz. Pengukuran dilakukan dengan menggeser frekuensi receiver kemudian dilakukan pengiriman file sql sebanyak 10 kali. File yang dikirim oleh transmitter akan dilihat apakah dapat diterima dengan sempurna oleh receiver tanpa ada kesalahan karakter. Frekuensi receiver digeser dari frekuensi 160 MHz dengan perubahan 5 KHz keatas dan 5 KHz kebawah.
4. HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Ukuran Maksimum File sql Modem FSK (IC-TCM3105) yang digunakan mempunyai baudrate 1200 bps. Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa ukuran maksimum file sql yang dapat dikirimkan dan diterima dengan sempurna pada Modem FSK (IC-TCM3105) adalah 2 Kbyte.
Gambar 8 Pengujian Ukuran Maksimum File sql pada Modem FSK dengan IC-TCM3105
Gambar 9 Pengujian Ukuran Maksimum File sql pada Modem MFJ-1278B Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa ukuran maksimum file sql yang dapat dikirimkan oleh Modem MFJ-1278B mode HP adalah sebesar 1 Kbyte. Sedangkan untuk Modem MFJ-1278B mode VP adalah sebesar 6 Kbyte. 4.2 Pengukuran Waktu Pengiriman File sql Rata-rata waktu pengiriman file sql Modem FSK dengan IC-TCM3105 ditunjukan pada gambar 10. Dari gambar 10, dapat dilihat bahwa semakin besar ukuran file sql yang dikirim, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman file tersebut. Untuk pengiriman file dengan ukuran 32 byte dan 2 Kbyte pada kondisi A dibutuhkan waktu rata-rata 2,58 detik dan 19,08 detik. Sedangkan untuk kondisi B dibutuhkan waktu ratarata 2,63 detik dan 19,16 detik. Gambar 11 menunjukkan rata-rata waktu pengiriman file sql dengan Modem MFJ-1278B mode HP. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk pengiriman file sql sebesar 32 byte dan 1 Kbyte pada kondisi A adalah 3,17 detik dan 29,68 detik. Pada kondisi B, waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 29,68 detik dan 30,35 detik. Gambar 12 menunjukkan waktu rata-rata pengiriman file sql Modem MFJ-1278B mode VP. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk pengiriman file sql sebesar 32 byte dan 1 Kbyte pada kondisi A adalah 1,69 detik dan 9,91 detik. Pada kondisi B, waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 1,81 detik dan 10,15detik. Untuk ukuran file sql sebesar 6 Kbyte, ukuran file sql maksimum yang mampu dikirimkan, diperlukan waktu rata-rata 48,05 detik untuk kondisi A dan 48,98 detik untuk kondisi B. Grafik perbandingan rata-rata waktu pengiriman file sql dengan modem MFJ-1278B mode HP/VP ditunjukkan pada gambar 13. Pada mode VP, Modem MFJ-1278B lebih cepat melakukan pengiriman file sql daripada dalam mode HP. Hal ini terjadi karena mode VP Modem MFJ-1278B memiliki baudrate 1200 bps yang mana lebih tinggi daripada baudrate mode HP, yaitu 300 bps. 4/6
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
4.3 Pengukuran Pergeseran Frekuensi
Gambar 10 Rata-rata rata waktu pengiriman file sql Modem FSK dengan IC-TCM3105 Gambar 14 Pergesean Frekuensi Modem FSK dengan IC ICTCM3105
Gambar 12 Rata-rata rata waktu pengiriman file sql Modem MFJ-1278B mode HP Gambar 15 Pergesean Frekuensi MFJ-1278B MFJ
Gambar 11 Rata-rata rata waktu pengiriman file sql Modem MFJ-1278B mode VP Pada gambar 13 ditampilkan perbandingan standar deviasi yang dihasilkan oleh Modem FSK dengan IC-TCM3105 dan Modem MFJ-1278B 1278B untuk pengukuran B406-Keputih. Pengiriman file sql dengan menggunakan Modem FSK dengan IC-TCM3105 cenderung memiliki standar deviasi yang lebih kecil daripada pengiriman file sql dengan menggunakan Modem MFJ-1278B 1278B baik untuk mode HP maupun VP. Hali ini terjadi karena pada Modem FSK dengan IC-TCM3105 tidak ada mekanisme error control.
Gambar 12 Grafik perbandingan rata-rata rata waktu pengiriman file sql Modem MFJ-1278B 1278B
Gambar 13 Perbandingan Standar Deviasi modem radio
Hasil pengukuran pergeseran frekuensi ditampilkan pada gambar 14 dan 15. Gambar 14 menunjukkan pergeseran frekuensi maksimum yang masih bisa ditolerir oleh Modem FSK (IC-TCM3105) untuk pengiriman file sql adalah 5 KHz dibawah frekuensi transmitter. Dari gambar ambar 15, pergeseran frekuensi maksimum, untuk Modem MFJ-1278B 1278B mode HP, yang masih bisa ditolerir untuk pengiriman file sql adalah 5 KHz di atas dan di bawah frekuensi transmitter. Sedangkan untuk mode VP, pergeseran frekuensi maksimum yang masih bisa ditolerir olerir untuk pengiriman file sql adalah 5 KHz di bawah frekuensi transmitter.
5. KESIMPULAN Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa kesimpulan di antaranya : 1. Ukuran file sql yang dapat dikirimkan oleh masingmasing masing modem dalam sekali pengiriman tanpa adanya kesalahan karekter adalah terbatas terbatas. Modem FSK (IC-TCM3105) = 2 Kbyte; Kbyte MFJ-1278B (mode HP) = 1 Kbyte; MFJ-1278B 1278B (mode VP) = 6 Kbyte. 2. Modem FSK dengan IC-TCM3105 TCM3105 mengirimkan file sql dengan ukuran 1 Kbyte membutuhkan waktu ratarata 19,08 detik untuk jarak 85,26 meter meter. Sedangkan pada jarak 812,81 meter, rata--rata waktu pengiriman sebesar 19.16 detik. 3. Modem MFJ-1278B 1278B mengirimkan file sql dengan ukuran 2 Kbyte membutuhkan waktu rata-rata 29,68 detik (mode HP)) dan 9,91 detik (mode VP) untuk jarak 85,26 meter. Sedangkan pada jarak 812,81 meter, rata-rata waktu pengiriman sebesar 30.35 detik (mode HP) dan 10,15 detik (mode VP VP). 4. Jarak antar gateway radio tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap waktu pengiriman file sql. Waktu pengiriman file sql lebih dipengaruhi oleh baudrate modem yang digunakan. 5. Pengiriman file sql menggunakan Modem FSK (ICTCM3105)) memiliki standar deviasi yang jauh lebih kecil dari standar deviasi Modem MFJ MFJ-1278B untuk 5/6
6.
ukuran file sql yang sama. Hal ini terjadi karena tidak adanya mekanisme error control pada Modem FSK dengan IC-TCM3105. Pergeseran frekuensi berpengaruh pada proses sinkronisasi LMS. Pergeseran frekuensi maksimum yang bisa ditolerir dalam pengiriman file sql pada Modem FSK (IC-TCM3105) adalah 5 KHz dibawah frekuensi transmitter. Untuk Modem MFJ-1278B mode HP adalah 5 KHz dibawah dan diatas frekuensi transmitter. Untuk mode VP adalah 5 KHz dibawah frekuensi transmitter.
6. SARAN Adapun beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan maupun saran dalam pelaksanaan tugas akhir ini guna pengembangan penelitian selanjutnya antara lain : 1. Proses sinkronisasi hendaknya dilakukan dengan menggunakan Modem MFJ-1278B karena memiliki mekanisme error control sehingga file sinkronisasi yang dikirim dapat diterima dengan sempurna oleh LMS client. 2. Untuk proses sinkronisasi menggunakan Modem FSK (IC-TCM3105) hendaknya dilakukan penyempurnaan pada modem sehingga modem tersebut dilengkapi dengan mekanisme error control. 3. Untuk mendukung proses sinkronisasi dengan database yang besar, hendaknya dibuat program pengiriman file sinkronisasi yang mampu memecah file sinkronisasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga dapat dikirimkan menuju LMS client. 4. Untuk meningkatkan layanan sinkronisasi menjadi lebih optimal maka hendaknya digunakan pada layanan jaringan yang memiliki bandwidth yang lebar. 5. Untuk lebih membantu dan memudahkan administrator dalam melakukan sinkronisasi diperlukan pembenahan program sinkronisasi yang lebih familiar dan otomatisasi yang bersifat GUI, sehingga lebih efektif dan efisien. Karena pengerjaan program masih dilakukan secara manual pada bagian-bagian tertentu seperti sinkronisasi database.
RIWAYAT PENULIS Nurman Fauzi, lahir di Tulungagung 16 Juli 1987, merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Suparman dan Nurhayatin. Memulai pendidikan formalnya di SD Negeri II Purworejo, kemudian meneruskan pendidikan di SLTP Negeri 1 Ngunut dan SMA Negeri 1 Boyolangu. Lulus SMA tahun 2005 dan melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Penulis mengambil Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia dan aktif mengikuti berbagai macam kegiatan pelatihan dan seminar dibidang telekomunikasi, seperti Linux Networking, VoIP, dan lain sebagainya. Penulis juga aktif di berbagai kegiatan Laboratorium Jaringan Telekomunikasi seperti Lab Base Education (LBE), Asisten Laboratorium, Asisten Praktikum Pengantar Sistem Telekomunikasi, Asisten Praktikum Komunikasi Data, VoIP Developer, Training Season.
DAFTAR PUSTAKA [1] Affandi, A., Usagawa, T., Jazidie, A., Chisaki. Y. "Sistem Sinkronisasi Untuk Membangun Lingkungan E-Learning Terdistribusi", Publication number: US2008040397 (A1) Publication date: 2008-02-14, Applicant(s): LPPM ITS. [2] Lami, Hendro F.J."Implementasi Teknik Roll Call Poling Pada Gateway Multi Terminal", Tesis Teknik Elektro ITS, Surabaya,2009. [3] Beech, William A."AX.25 Link Access Protocol for Amateur Packet Radio", The American Radio Relay League,1998. [4] Ardita, Michael."Perancangan Terminal Komunikasi Data Terintegrasi untuk Jaringan Ad-Hoc Vessel Messaging System (VMeS) ", Tesis Teknik Elektro ITS, Surabaya,2010. [5] MFJ Enterprises, Inc. “MFJ-1278B Manual”.Mississipi State,1994. 6/6 Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS