ANALISA KINERJA PADA PERBANKAN SWASTA YANG LISTING DI BEI (PERIODE PENELITIAN 2008-2012)
Disusun oleh: NADIA BALQIS HAIDAROH 0910220030
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi
BIDANG MANAJEMEN KEUANGAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013
ANALISA KINERJA PADA PERBANKAN SWASTA YANG LISTING DI BEI (periode penelitian 2008-2012)
Oleh: Nadia Balqis Haidaroh (0910220030)
Dosen Pembimbing: Drs. Harlendro, MM
ABSTRAKSI
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan tingkat kesehatan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012 dengan menggunakan metode CAMEL yang meliputi faktor permodalan (capital), kualitas aktiva (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earning), dan likuiditas (liquidity). Populasi dalam penelitian ini terdapat 32 (tiga puluh dua) BUSN Devisa, dimana bank devisa merupakan bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing. Berdasarkan kriteria yang telah dibuat terpilihlah 10 (sepuluh) bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu : PT. Bank Artha Graha, (Tbk), PT. Bank Bukopin, (Tbk), PT. Bank Central Asia, (Tbk), PT. Bank CIMB Niaga, (Tbk), PT. Bank Danamon, (Tbk), PT. Bank International Indonesia, (Tbk), PT. Bank Mega, (Tbk), PT. Bank PAN Indonesia, (Tbk), PT. Bank Permata, (Tbk), PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, (Tbk). Rasio CAMEL yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesehatan bank umum swasta terdiri dari 9 (Sembilan) rasio : capital adequacy ratio (CAR), kualitas aktiva produktif (KAP), non performing loan (NPL), net profit margin (NPM), return on asset (ROA), return on equity (ROE), rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), net interest margin (NIM), dan loan to deposit ratio (LDR). Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang berupa laporan keuangan bank selama periode 2008-2012 yang terdiri atas : neraca, laporan laba-rugi, laporan kualitas aktiva produktif, dan laporan kecukupan pemenuhan modal minimum (KPMM). Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap tingkat kesehatan bank dengan menggunakan 9 (Sembilan) rasio CAMEL, menunjukkan bahwa 10 (sepuluh) BUSN Devisa selama periode penelitian 2008-2012 secara umum memiliki tingkat kesehatan yang baik.
Kata Kunci : Kesehatan BUSN Devisa, CAMEL, CAR, KAP, NPL, NPM, ROA, ROE, BOPO, NIM, LDR.
2
I. 1.1.
PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam lembaga
keuangan. Salah satu di antara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank yang lazimnya disebut bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan - badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya (www.bi.go.id. diakses 10 januari 2013). Untuk menilai kinerja perbankan umumnya menggunakan beberapa aspek penilaian yaitu capital, assets quality, management, earning, liquidity, sensitivity to market risk. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio-rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan juga dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Dalam peraturan tentang penilaian tingkat kesehatan bank terdapat perbedaan dari peraturan terdahulu dalam beberapa hal yang bersifat menyempurnakan. Pada peraturan sebelumnya yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi BI Nomor. 30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan direksi BI Nomor.30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity) ditetapkan sebagai panduan untuk menilai tingkat kinerja bank. Hasil pengukuran berdasarkan rasio tersebut diterapkan untuk menetukan tingkat kinerja bank, yang dikategorikan sebagai peringkat komposit seperti berikut: sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik dan tidak sehat. Rasio tersebut dapat digunakan sebagai indikator keuangan yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. 3
Untuk menilai tingkat kesehatan bank, umumnya hanya menggunakan lima faktor penilaian yaitu CAMEL. Sedangkan sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk) tidak digunakan dalam penelitian karena untuk menghitung rasio sensitivitas diperlukan penilaian terhadap modal cadangan dibandingkan dengan potensi kerugian akibat fluktuasi nilai tukar. Komponenkomponen tersebut tidak di publikasikan dalam laporan keuangan bank dan cenderung bersifat internal, sehingga penulis tidak dapat memperoleh informasi yang memadai. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini mengangkat judul “Analisa Kinerja Pada Perbankan Swasta Yang Listing di BEI (periode penelitian 2008-2012)”. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah Bagaimana tingkat kesehatan bank dengan mengukur kinerja perbankan swasta yang listing di Indonesia dengan menggunakan analisa metode CAMEL ? 1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan bank dengan
mengukur kinerja pada perbankan swasta yang listing di Indonesia. 1.4.
Manfaat Penelitian 1. Untuk memberikan gambaran bagi investor dan calon investor terhadap perkembangan perusahaan yang berkaitan dengan masalah keuangan yang dijadikan acuan pengambilan keputusan.
4
2. Untuk menambah wawasan dalam bidang manajemen keuangan dengan cara memakai salah satu model penilaian kinerja perbankan dalam pelaksanaannya di dunia nyata. 3. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi peneliti berikutnya.
II. 2.1.
LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu Keinginan peneliti untuk melakukan penelitia dalam bidang ini,
karena didorong oleh adanya penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ayu pada tahun 2012 yang menganalisis tingkat kesehatan bank umum milik negara (BUMN) dengan menggunakan rasio CAMEL yaitu, CAR, KAP, NPL, NPM, ROA, ROE, BOPO, NIM, dan LDR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank yang menjadi obyek penelitian seperti, Bank Mandiri, BRI, dan BNI selama periode 2007-2010 masing-masing rasio yang dihasilkan masih memenuhi standar yang di tetapkan oleh Bank Indonesia dan masih perada pada peringkat 1 (sangat baik), peringkat 2 (baik), peringkat 3 (cukup baik) yang masih di kategorikan sehat. 2.2.
Penilaian Kesehatan Bank Dengan Menggunakan CAMEL Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi.
Penilaian ini bertujuan untuk menentukan bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat sehingga Bank Indonesia dapat memberikan arahan dan petunjuk. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kuantitatif dan atau kualitatif terhadap faktor – faktor CAMEL. Di dalam penilaian kuantitatif tersebut. Bank Indonesia menetapkan rasio-rasio yang
5
berkaitan dengan faktor-faktor CAMEL dimana perhitungan faktor-faktor tersebut telah di tetapkan sebagai berikut (PBI/nomor 6/23/DPNP 14 April 2004) : 1. Permodalan (Capital) Adapun penilaian rasio CAR berdasarkan SE Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 ialah:
CAR =
Modal Aktibva Tertimbang Menurut Risiko
x 100%
2. Kualitas Aset (Asset Quality) Penilaian terhadap kualitas aset dilakukan melalui dua faktor. yaitu: a. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Menurut Taswan (2006:179), aktiva produktif adalah aktiva dalam valuta rupiah maupun valuta asing yang dimiliki dan digunakan sesuai dengan fungsinya untuk memperoleh pendapatan. Rumus perhitungan kualitas aset menurut SE Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 ialah : KAP
=
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Aktiva Produktif
x 100%
Menurut Sigit dan Totok (2008:28). pengertian aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif baik yang sudah maupun yang
mengandung
potensi
tidak
memberikan
penghasilan
menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut : 6
atau
-
25% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus (DPK).
-
50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancer (KL).
-
75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan (D).
-
100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet (M).
b. Penanganan Kredit Bermasalah Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dan tidak termasuk kredit kepada bank lain dan yang digolongkan dalam kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit bermasalah dihitung secara gross (sebelum dikurangi CKPN atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai). Rumus perhitungannya menurut SE Bank Indonesia Nomor12/11/DPNP Tanggal 31 Maret 2010 : NPL =
Jumlah Kredit Bermasalah Total Kredit
x 100%
3. Manajemen (Management) Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004. penilaian terhadap faktor manajemen meliputi penilaian terhadap komponenkomponen: 1) Kualitas manajemen umum 2) Penerapan manajemen risiko Menurut Payamta dan Mas’ud (2001 : 59). penilaian atas aspek manajemen dapat diproksikan dengan NPM. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa seluruh kegiatan manajemen bank yang mencakup 7
manajemen
umum
dan
manajemen
risiko
pada
akhirnya
akan
mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba bank tersebut. Semakin
besar
NPM,
maka
akan
semakin
baik
karena
manunjukkan kinerja bank yang baik pula (Lukman Dendawijaya. 2009:120).
Rumus
perhitungannya
menurut
SE
Bank
Indonesia
Nomor12/11/DPNP Tanggal 31 Maret 2010 : NPM =
Laba Bersih
x 100%
Pendapatan Operasional 4. Earning (Rentabilitas) Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang harus terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan (Kasmir. 2008). Faktor rentabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha bank dan rentabilitas yang di capai bank. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor12/11/DPNP Tanggal 31 Maret 2010 kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional di Indonesia. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur rentabilitas bank adalah : a. Return On Asset (ROA) Menurut Slamet (2006 : 155), ROA diartikan sebagai perbandingan antara laba sebelum pajak yang disetahunkan pada bank dengan total aktiva bank dan rasio yang menunjukkan kemapuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Rumus perhitungan ROA menurut SE Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004. sebagai berikut : ROA =
Laba Setelah Pajak Rata-rata Total Aset 8
x 100%
b. Return On Equity (ROE) Menurut
Kasmir
(2008:204)
ROE
menunjukkan
efisiensi
penggunaan modal sendiri dengan mengukur laba setelah pajak yang di setahunkan dibandingkan dengan modal inti. Semakin besar ROE maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank dalam pengembalian saham dari total modal sendiri. Rumus perhitungan dari SE Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004. sebagai berikut : ROE =
Laba Sebelum Pajak Modal Sendiri
x 100%
c. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Menurut Slamet (2006 : 159) BOPO adalah rasio perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen sumber daya yang ada di perusahaan. BOPO =
Total Beban Operasional Total Pendapatan Operasional
x 100%
d. Net Interest Margin (NIM) Jenis – jenis aktiva produktif antara lain : penempatan dana antar bank, baik dalam bentuk rupiah maupun valas, penyaluran kredit, surat berharga, tagihan spot derivative, penyertaan, komitmen dan kontijensi serta aset yang diambil alih. Rumus perhitungan NIM menurut SE Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut: 9
NIM =
Pendapatan Bunga Bersih Aktiva Produktif
x 100%
5. Liquidity (Likuiditas) Komponen faktor likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah LDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Kredit yang diberikan merupakan total kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito (tidak termasuk antar bank). Perhitungan LDR dirumuskan oleh SE Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004 sebagai berikut : LDR = Jumlah Kredit yang Diberikan Dana Pihak Ketiga 2.3.
x 100%
Peringkat Komposit CAMEL Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Pada dasarnya penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian terhadap hasil usaha bank dalam waktu tertentu dan tingkat kesehatan bank akan digolongkan dalam lima peringkat komposit masing-masing faktor. Berikut adalah kriteria penetapan peringkat komposit (composite rating) tersebut : a. Peringkat Komposit 1 (PK-1). mencerminkan bahwa bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan. 10
b. Peringkat Komposit 2 (PK-2). mencerminkan bahwa bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin. c. Peringkat Komposit 3 (PK-3). mencerminkan bahwa bank tergolongkan cukup baik namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif. d. Peringkat Komposit 4 (PK-4).
mencerminkan bahwa bank tergolong
kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau bank memiliki kelemahan keuangan serius atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor yang tidak memuaskan, yang apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya. e. Peringkat Komposit 5 (PK-5). mencerminkan bahwa bank tergolong tidak baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya.
III. 3.1.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif kuantitatif menggunakan metode numerik dan grafis untuk mengenali sejumlah data, merangkum informasi yang terdapat dalam data tersebut dan
11
menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang di inginkan. (Mudrajad. 2007:12). 3.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yang
berupa laporan keuangan tahunan bank yang di publikasikan. Dimana data kuantitatif merupakan tipe data penelitian yang menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu hal dan untuk mendukung kebenaran hasil penelitian dibutuhkan data-data yang aktual dari objek penelitian Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi maupun dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh BI di situs www.bi.go.id dan situs resmi BEI www.idx.co.id. 3.3.
Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat
yang ingin peneliti investigasi. (Uma Sekaran, 2006:221). Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang listing sejak tahun 2008 sampai dengan 2012, yang berjumlah 37 bank. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah porposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan suatu kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti. (Jogiyanto, 2010 : 79). Adapun kriteria pengambilan sampel secara purposive sampling yang di pertimbangkan ialah: 1) BUSN Devisa yang terdaftar di Bank Indonesia dan sudah go public selama periode penelitian 2008-2012.
12
2) BUSN Devisa yang menghasilkan laba selama periode penelitian 20082012. 3) BUSN Devisa tersebut mempunyai nilai CAR di atas standar yang di tetapkan oleh Bank Indonesia. Tabel 3.1 Tabel Keseluruhan Populasi Penelitian yang masuk kriteria Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Bank PT. Bank Artamedia PT. Bank Agroniaga Tbk. PT. Bank Antardaerah PT. Bank Artaniaga Kencana PT. Bank Artha Graha International Tbk PT. Bank Bukopin Tbk. PT. Bank Bumi Arta Tbk. PT. Bank Central Asia Tbk. PT. Bank CIMB Niaga Tbk. PT. Bank Dagang Bali PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk. PT. Bank Ganesha PT. Bank Hagakita PT. Bank Hana PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. PT. Bank ICB Bumiputera PT. Bank ICBC Indonesia PT. Bank Index Selindo PT. Bank International Indonesia PT. Bank Lippo Tbk. PT. Bank Maspion Indonesia PT. Bank Mayapada International Tbk. PT. Bank Mega Tbk. PT. Bank Mestika Dharma PT. Bank Metro Express PT. Bank Mutiara Tbk PT. Bank Nusantara Prahyangan Tbk. PT. Bank OCBC NISP Tbk PT. Bank Of India Indonesia Tbk. PT. Bank Pan Indonesia Tbk. PT. Bank Permata Tbk. PT. Bank SBI Indonesia PT. Bank Sinarmas Tbk. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. PT. Bank Windu Kentjana International Tbk. PT. QNB Bank Kesawan Tbk.
Sumber : www.bi.go.id (diakses 2013) 13
Kriteria 1 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Kriteria 2
Kriteria 3
V
V V V V V
V V
V V
V
V V
V
V
V
V V
V
V
V V
V V
V V
V
Bank-bank yang masuk dalam sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.2 Daftar Nama Bank yang menjadi Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Bank PT. Bank Artha Graha International Tbk. PT. Bank Bukopin Tbk. PT. Bank Central Asia Tbk. PT. Bank CIMB Niaga Tbk. PT. Bank Danamon Tbk. PT. Bank International Indonesia Tbk. PT. Bank Mega Tbk. PT. Bank Pan Indonesia Tbk. PT. Bank Permata Tbk. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
Sumber : Data Diolah (2013) 3.4.
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat lima faktor yang di analisis dalam menjawab
rumusan masalah penelitian tentang kinerja BUSN Devisa, yaitu kecukupan permodalan (capital adequacy), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity). Dimana dalam lima faktor tersebut terdapat sembilan rasio (variabel) yang meliputi : 1. CAR (Capital Adequacy Ratio) Risiko). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 6/ 23 /DPNP tanggal 31 Mei 2004): CAR =
Modal Aset Tertimbang Menurut Risiko
x 100%
2. KAP (Kualitas Aktiva Produktif) KAP = Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Aktiva Produktif 14
x 100%
Aktiva produktif yang diklasifikasikan terdiri dari : - 25% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus. - 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar. - 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan. - 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet. 3. NPL (Non Performing Loan) Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kredit bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Perhitungannya dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010): NPL = Jumlah Kredit Bermasalah Total Kredit
x 100%
4. NPM (Net Profit Margin) NPM diperoleh dengan perbandingan laba bersih dibandingkan dengan pendapatan operasional. Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut pendapatan operasinya. Penghitungan rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010): NPM =
Laba Bersih Pendapatan Operasional
x 100%
5. ROA (Return On Assets)
15
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004): ROA =
Laba Setelah Pajak Rata – Rata Total Asset
x 100%
6. ROE (Return On Equity) Penghitungan ROE dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 6/ 23 /DPNP tanggal 31 Mei 2004): ROE = Laba Setelah Pajak Modal Sendiri
x 100%
7. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 6/ 23 /DPNP tanggal 31 Mei 2004): BOPO =
Total Beban Operasional Total Pendapatan Operasional
x 100%
8. NIM (Net Interest Margin) Pendapatan Bungan bersih diperoleh dengan membandingkan selisih antara pendapatan bunga dengan beban bunga. Dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 6/ 23 /DPNP tanggal 31 Mei 2004): NIM = Pendapatan Bunga Bersih Aktiva Produktif
x 100%
9. LDR (Loan to Deposit Ratio) . Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 6/ 23 /DPNP tanggal 31 Mei 2004): LDR =
IV.
Jumlah kredit yang diberikan Dana pihak ketiga
HASIL DAN PEMBAHASAN 16
x 100%
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat kesehatan BUSN Devisa tahun 2008-2012 dengan menggunakan metode CAMEL, dapat disimpulkan bahwa bank yang memiliki tingkat kesehatan paling baik di antara kesepuluh sampel BUSN Devisa ialah BCA, dimana BCA memiliki tingkat kesehatan sangat baik dalam 5 (lima) faktor CAMEL dan unggul dalam beberapa rasio, diantaranya rasio KAP, NPL, NPM, BOPO, dan LDR. Bank yang memiliki tingkat kesehatan baik ialah Bank Bukopin, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, BII, Bank Mega, Bank Panin, Bank Permata, dan BTPN dimana kinerja bankbank tersebut berada pada tingkat kesehatan yang baik. Sedangkan untuk tingkat kesehatan bank yang kurang baik selama periode 2008-2012 adalah Bank Artha Graha dimana bank tersebut menghasilkan nilai rasio paling rendah di antara bank-bank lain dan dapat dikatakan memiliki kinerja yang kurang baik, hal ini dapat terlihat dari beberapa nilai rasio yang dihasilkan seperti rasio KAP, NPM, ROA, ROE, BOPO.
17
DAFTAR PUSTAKA Ade Arthesa dan Edia Hendiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. PT. Indeks. Jakarta. Agnes Sawir. 2005. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Arikunto, Suharsimi, 2009, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta Aryani. 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi. Universitas Udayana. Denpasar Bank Indonesia. 2008. Laporan Keuangan Publikasi. www.bi.go.id _____________. 2009. Laporan Keuangan Publikasi. www.bi.go.id _____________. 2010. Laporan Keuangan Publikasi. www.bi.go.id _____________. 2011. Laporan Keuangan Publikasi. www.bi.go.id _____________. 2012. Laporan Keuangan Publikasi. www.bi.go.id Booklet Perbankan Indonesia. 2012. www.bi.go.id Bursa Efek Indonesia. 2013. www.idx.co.id Dahlan Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan Perbankan. Edisi kelima. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
18
Dyah Ayu Widhiastuti. 2012. Analisa tingkat Kesehatan Bank Umum Milik Negara (BUMN) Periode 2007-2010. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang Gustin Tanggulungan. 2011. Komparasi kinerja Bank Pemerintah dan Bank Wsasta. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Hasibuan. 2008. Dasar – Dasar Perbankan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Imam Ahmadi. 2009. Analisis Tingkat Kesediaan Bank Umum Milik Negara (BUMN) Periode 2005-2007. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Kuncoro Mudrajad. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi Krtiga. UPP STIM YKPN. Yogyakarta Luciana Spica Amalia dan Winny Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi Keuangan. Vol.7 No.2 ISSN 1411.0288. Lukman Dendawijaya. 2009. Manajemen Perbankan. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta Majalah Info Bank. 2004. Vol.XXVI. www.google.com Mariewaty. 2005. Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Kinerja Pada Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 19
Masyhud Ali. 2002. Restrukturisasi Perbankan dan Dunia Usaha. Penerbit PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta Mishkin, S.Fredic. 2008. Ekonomi, Uang,Perbankan dan Pasar Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Muhammad Faisal. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Kelima. Penerbit Universitas Muhammadiyah. Malang Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2009, Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Payamta dan Mas’ud. 2001. Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kelola No.20/VIII/2001.P54.69. Peraturan Bank Indonesia tanggal 12 April 2004 PBI Nomor.6/10/PBI/2004. Perihal System Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. www.bi.go.id Peraturan Bank Indonesia tanggal 14 April 2004 PBI Nomor.6/23/DPNP/2004. Perihal Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. www.bi.go.id Ponttie Prasnanugraha. 2007. Analisa Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank di Indonesia. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Prasetyo. 2006. Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank. www.openpdf.com Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Slamet Riyadi. 2006. Banking and Assets Liability Management. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta S.Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Penerbit Liberty. Yogyakarta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta 20
Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 31 Maret 2010 SEBI No..12/11/DPNP/2004. Perihal Laporan Publikasi Penilaian Bank Umum. www.bi.go.id Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 12 April 2004 SEBI Nomor.6/10/PBI/2004. Perihal Pedoman Sistem Penilaian Kesehatan Bank Umum (CAMEL RATING). www.bi.go.id Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 24 Desember 2004 SEBI No.6/73/INTERN. Perihal Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMEL RATING). www.bi.go.id Surat
Keputusan Direksi BI No.30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan No.30/277/KEP/DIR tahun 1998. Perihal Penetapan CAMEL Sebagai Panduan Untuk Menilai Tingkat Kinerja Bank. www.bi.go.id
Taswan. 2006. Manajemen Perbankan. UPP AMP YKPN. Semarang. Uber Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Penebit PT.Refika Aditama. Jakarta Wisnu Marwadi. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Strategi. Vol.14.No.1. Juli 2005. Yulia Purwanti. 2005. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi Keuangan Financial Distress Perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
21