ANALISA KADAR MANGAN (MN) PADA AIR SUMUR DI DAERAH CIPTO MULYO KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Oleh Mei Suprayudi dan Abdi M.F Akademi Analis Kesehatan Malang ABSTRAK Mangan adalah logam berwarna abu-abu putih. Mangan adalah unsur reaktif yang mudah menggabungkan dengan ion dalam air dan udara. Mangan dalam air berbentuk mangan bikarbonat (Mn(HCO3)2), mangan klorida (MnCl2) dan mangan sulfat (MnSO4)3. Analisa kadar Mangan pada air sumur di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang dilakukan dengan menggunakan sepektrofotometer dengan menggunakan reagen Mn-1, Mn-2 dan reagen Mn-3. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Mangan pada air sumur di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang. Metode penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara deskriptif. Data yang diperoleh dari penelitian kandungan kadar Mangan tertinggi 1,575 mg/L dan terendah 0,475 mg/L . Hasil ini tidak memenuhi standar yang ditentukan PERMENKES RI NO.416/PER/IX/1990. Kata kunci : Mangan (Mn) , Air Sumur. PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Sehingga semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhannya maka semakin meningkat pula laju pemanfaatan sumbersumber air (Slamet,1994). Seiring dengan berjalannya waktu, Perkembangan peradaban serta bertambahnya jumlah penduduk akan menambah aktivitas kehidupan yang menambah pengotor atau pencemaran air (Sutrisno,1996). Akibatnya, limbah sisa dari aktivitas manusia dapat memasuki badan air yang salah satunya adalah air sumur sehingga dapat mengakibatkan pencemaran terhadap sumber air tersebut. Sebagian masyarakat Indonesia masih menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air sumur diklasifikasikan sebagai air kelas satu, yang artinya digunakan untuk air baku sebagai air minum dan atau peruntukkan lainnya yang mempersyaratkan persyaratan yang sama dengan kegunaan air tersebut. (PP No. 82 tahun 2001).Karena luasnya penggunaan air sumur sebagai air minum, maka perlu diadakannya pemeriksaan terhadap air sumur tersebut. Penyediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan mutlak di perlukan bagi kehidupan manusia, karena hampir setiap kegiatan manusia memerlukan air. Pemerintah telah berupaya meningkatkan penyediaan air minum denganmenambah instalasi sarana air minum maupun melalui program Samijaga (Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga). Namun adanya pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, maka sebagian besar masyarakat masih sulit untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan.Hal ini terjadi seperti di kota seperti Malang dengan jumlah kapasitas sumber air bersih yang dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) di kota Malang yang belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. Oleh karena itu
15
sebagian masyarakat masih banyak mengkonsumsi atau menggunakan air tanah (sumur), air sungai, atau sumber lainnya sebagai sumber air bersih (Athena, 2004). Mangan merupakan unsur yang secara alami banyak terdapat di udara, air, dan tanah. Mangan juga merupakan unsur esensial bagi manusia dan hewan (Totok,1997) . Mangan diperlukan oleh berbagai enzim seluler pada tubuh manusia dan hewan seperti manganese superoxide dismutase dan pyruvate carboxylase, serta mengaktifasi enzim lainnya yaitu: kinase, decarboxylase, transferase, dan hydrolase (WHO, 2002). Di dalam tubuh manusia, mangan dalam jumlah yang kecil tidak me-nimbulkan gangguan kesehatan, tetapi dalam jumlah yang besar dapat tertimbun di dalam hati dan ginjal. Ada berbagai pendapat tentang gangguan kesehatan akibat keracunan senyawa mangan, tetapi umumnya dalam keadaan kronis menimbulkan gangguan pada sistem syaraf dan menampakkan gejala seperti parkinson. Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap kelinci, keracunan mangan menimbulkan gangguan pada pertumbuhan tulang. Masalah zat besi dan mangan di dalam air minum lebih sering terjadi jika sumber air baku yang digunakan berasal dari air tanah. Ada beberapa cara oksidasi zat besi atau mangan yang sering digunakan di dalam industri pengolahan air minum antara lain yakni proses aerasi-filtrasi, proses klorinasi-filtrasi, dan proses oksidasi kalium perma - nganat filtrasi dengan mangan zeolit (manganese greensand) (Said, 2005). Pemilihan proses tersebut dipilih berdasarkan besarnya konsentrasi zat besi atau mangan serta kondisi air baku yang digunakan. Tinjauan Pustaka Air Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O.Karena air merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya.Dengan demikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat ini sering disebut pencemar yang terdapat dalam air (Linsley, 1991). Sifat Air Sifat air yang penting dapat digolongkan ke dalam sifat fisis, kimiawi, dan biologis. Sifat fisis dari air yaitu didapatkan dalam ketiga wujudnya, yakni, bentuk padat sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap air. Bentuk mana yang akan didapatkan, tergantung keadaan caca yang ada setempat. Sifat kimia dari air yaitu mempunyai pH=7 dan oksigen terlarut (=DO) jenuh pada 9 mg/L. Air juga merupakan cairan biologis, yakni didapat di dalam tubuh semua organisme. Sifat biologis dari air yaitu di dalam perairan selalu didapat kehidupan, fauna dan flora. Benda hidup ini berpengaruh timbal balik terhadap kualitas air (Slamet, 2002). Atom oksigen memiliki nilai keelektronegatifan yang sangat besar, sedangkan atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling kecil diantara unsur-unsur bukan logam.Hal ini selain menyebabkan sifat kepolaran air yang besar juga menyebabkan adanya ikatan hidrogen antar molekul air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom oksigen yang terikat dalam satu molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen yang terikat dalam molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas air sangat menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi (Achmad, 2004). Hal sama dikemukakan oleh Dugan (1972), Hutchinson (1975) dan Miller (1992) yang menyatakan bahwa air memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain. Diantara sifat-sifat tersebut adalah : Air memiliki titik beku 0 °C dan
16
titik didih 100 °C (jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan secara teoritis), sehingga pada suhu sekitar 0 °C sampai 100 °C yang merupakan suhu yang sesuai untuk kehidupan, air berwujud cair. Hal ini sangat menguntungkan bagi makhluk hidup, karena tanpa sifat ini, air yang terdapat pada jaringan tubuh makhluk hidup maupun yang terdapat di laut, sungai, danau dan badan perairan yang lain mungkin ada dalam bentuk gas ataupun padat. Sedangkan yang diperlukan dalam kehidupan adalah air dalam bentuk cair ( Rukaesi, 2004) Sumber Air Air tanah / sumur salah satu cara untuk mendapatkan air. Air tanah banyak digunakan oleh masyarakat karena cukup mudah mendapatkannya.Dan tak sedikit masyarakat yang awam bingung untuk menemukan titik lokasi tertentu pada tanah yang diyakini memiliki sumber mata air. Karena kegagalan menemukan titik mata air buat sumur bor berarti tidak akan ada air yang keluar dari bumi dan menyembur keatas walau kedalaman pipa yang dimasukan kedalam bumi / tanah sudah lumayan dalam mungkin 15 meter atau 20 meter. Kualitas Air Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. 1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. 2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. 4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan PLTA. Pencemaran Air Pencemaran air didefenisikan sebagai perubahan langsung atau tidak langsung terhadap keadaan air yang berbahaya atau berpotensi menyebabkan penyakit atau gangguan bagi kehidupan makhluk hidup.Perubahan langsung dan tidak langsung ini dapat berupa perubahan fisik, kimia, termal, biologi, atau radioaktif. Kualitas air merupakan salah satu faktor dalam menentukan kesejahteraan manusia. Kehadiran bahan pencemar di dalam air dalam jumlah tidak normal mengakibatkan air dinyatakan sebagai terpolusi. Beberapa indikator terhadap pencemaran air dapat diamati dengan melihat perubahan keadaan air dari keadaan yang normal, diantaranya: 1. adanya perubahan suhu air, 2. adanya perubahan tingkat keasaman, basa dan garam(salinitas ) air, 3. adanya perubahan warna, bau dan rasa pada air, 4. terbentuknya endapan, koloid dari bahan terlarut, dan 5. terdapat mikroorganisme di dalam air (Situmorang, 2007). Sifat-Sifat Mangan 1. Sifat Fisika Mangan merupakan unsur yang dalam keadaan normal memiliki bentuk padat. Massa jenis mangan pada suhu kamar yaitu sekitar 7,21 g/cm3, sedangkan massa jenis cair pada titik lebur sekitar 5,95 g/cm3. Titik lebur mangan sekitar 1519oC, sedangkan
17
titik didih mangan ada pada suhu 2061oC. Kapasitas kalor pada suhu ruang adalah sekitar 26,32 J/mol.K (Said, 2005). 2.Sifat kimia 1). Reaksi dengan air Mangan bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa secaraperlahan dan gas hidrogen akan dibebaskan sesuai reaksi: Mn(s) + 2H2O → Mn(OH)2 +H2 2). Reaksi dengan udara Logam mangan terbakar di udara sesuai dengan reaksi: 3Mn(s) + 2O2 → Mn3O4(s) 3Mn(s) + N2 → Mn3N2(s) 3). Reaksi dengan halogen Mangan bereaksi dengan halogen membentuk mangan (II) halida,reaksi: Mn(s) +Cl2 → MnCl2 Mn(s) + Br2 → MnBr2 Mn(s) + I2 → MnI2 Mn(s) + F2 → MnF2 Selain bereaksi dengan flourin membentuk mangan (II) flourida, juga menghasilkan mangan (III) flourida sesuai reaksi: 2Mn(s) + 3F2 → 2MnF3(s) 4).Reaksi dengan asam Logam mangan bereaksi dengan asam-asam encer secara cepat menghasilkan gashidrogen sesuai reaksi: Mn(s) + H2SO4 → Mn2+(aq) + SO42-(aq) + H2(g) 3.Mangan ( Mn ) Mangan (Mn), metal kelabu-kemerahan, merupakan kation logam yang memiliki karakteristik kimia serupa dengan besi. Mangan berada dalam bentuk manganous (Mn2+) dan manganik (Mn4+).Di dalam tanah, Mn4+ berada dalam bentuk senyawa mangan dioksida yang sangat tak terlarut di dalam air dan mengandung karbondioksida. Pada kondisi reduksi (anaerob) akibat dekomposisi bahan organik dengan kadar yang tinggi, Mn4+ pada senyawa mangan dioksida mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang bersifat larut. Mn2+ berikatan dengan nitrat, sulfat, dan klorida serta larut dalam air.Mangan dan besi valensi dua hanya terdapat pada perairan yang memiliki kondisi anaerob. Jika perairan mendapat cukup aerasi, Mn2+ mengalami reoksidasi membentuk Mn4+ yang selanjutnya mengalami presipitasi dan mengendap di dasar perairan (Effendi, 2003). Mangan biasanya muncul dalam air sumur sebagai Mn(HCO3)2, MnCl2, atau MnSO4. Mangan juga dapat ditemukan di dasar reservoir dimana terjadi kondisi anaerob akibat terjadinya proses dekomposisi. Kenaikan pH menjadi 9 – 10 dapat menyebabkan Mg berpresipitasi dalam bentuk yang tidak terlarut. Kadar mangan pada kerak bumi sekitar 950 mg/kg. Sumber alami mangan adalahpyrolusite (MnO2), rhodocrosite (MnCO3), manganite (Mn2O3.H2O), hausmannite (Mn3O4),biotitemica [K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)2],dan amphibole [(Mg,Fe)7Si8O22(OH)2] (McNeely et al., 1979; Moore, 1991 dalam Effendi 2003). Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/liter atau kurang. Kadar yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam. Perairan yang diperuntukkan bagi irigasi pertanian untuk tanah yang bersifat asam sebaiknya memiliki kadar mangan sekitar 0,2 mg/liter, sedangkan untuk tanah yang bersifat netral dan alkalis sekitar 10 mg/liter.
18
Mangan merupakan nutrien renik yang esensial bagi tumbuhan dan hewan.Logam ini berperan dalam pertumbuhan dan merupakan salah satu komponen penting pada sistem enzim. Defisiensi mangan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat serta terganggunya sistem saraf dan proses reproduksi. Pada tumbuhan, mangan merupakan unsur esensial dalam proses metabolisme. Meskipun tidak bersifat toksik, mangan dapat mengendalikan kadar unsur toksik di perairan, misalnya logam berat. Jika dibiarkan di udara terbuka dan mendapat cukup oksigen, air dengan kadar mangan (Mn2+) tinggi (lebih dari 0,01 mg/liter) akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn2+ menjadi Mn4+. Koloid ini mengalami presipitasi membentuk warna cokelat gelap sehingga air menjadi keruh. Mangan merupakan ion logam yang dapat menimbulkan masalah dalam sistem penyediaan air minum, masalah utama timbul pada air tanah dan kesulitannya adalah ketika sumber air mengandung mangan pada musim-musim tertentu.Hal ini disebabkan adanya reaksi-reaksi kimia yang sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.Masuknya mangan ke dalam sistem penyediaan air minum akibat adanya perubahan kondisi lingkungan sebagai hasil reaksi biologi secara garis besar dituliskan sebagai berikut (Said, 2005). 4.Efek kesehatan dalam tubuh yang ditimbulkan oleh Mangan Kondisi kesehatan tubuh yang mengalami defisiensi mangan sangat langka ditemukan. Dalam kondisi kesehatan yang normal, manusia yang mengikuti pola makan yang tidak mengacu hanya pada satu atau dua tipe makanan, pasti bisa mencukupi kebutuhan akan mangan. Hanya saja, beberapa kondisi misalnya bagi pasien yang baru saja mendapatkan tindakan pembedahan abdominal biasanya rentan kekurangan mangan.Atau kondisi dimana seseorang mengalami kelebihan zat besi atau magnesium, bisa menyebabkan menurunnya penyerapan mangan oleh tubuh.Beberapa kondisi bisa menyebabkan terjadinya defisiensi, namun jarang sekali bisa ditemukan gangguan yang khusus disebabkan oleh kekurangan mangan yang membahayakan dan tidak dapat diatasi dengan asupan suplemen mengandung mangan. Namun, kekurangan asupan mangan juga bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Berikut adalah diantaranya: Kegemukan, Intoleransi glukosa, Pembekuan darah, Masalah kulit, Gangguan rangka, Janin lahir cacat, Perubahan warna rambut, Gejala neurologis. Mangan juga merupakan salah satu dari tiga elemen penting namun beracun, yang berarti bahwa unsur ini diperlukan bagi manusia untuk bertahan hidup, tetapi juga beracun ketika konsentrasi terlalu tinggi hadir dalam tubuh manusia.Pada sisi lain, mangan yang merupakan salah satu dari 3 mineral yang paling sedikit dan bisa bersifat toxic yang terdapat dalam tubuh manusia, juga mudah mengalami kelebihan kadar dalam tubuh. Mangan seperti mineral lainnya juga bersifat beracun apabila tersimpan secara berlebihan dalam tubuh.Selalu was pada bila mengambil dosis suplemen mangan tertentu dan disarankan selalu berada dalam pengawasan ahli medis. Beberapa gejala gangguan kesehatan bisa diakibatkan oleh berlebihnya kadar mangan bisa dicontohkan sebagai berikut : Gangguan ginjal, Gangguan mental, Kejang, Penyakit Parkinson atau gejala-gejala yang menyerupai Penurunan tingkat intelegensia. Pengenalan mangan bisa membantu kita lebih memahami fungsi dan efek mineral mangan dalam tubuh manusia. Berbagai sumber mangan mudah ditemukan karena sekitar 85% jenis makanan yang dikenal manusia mengandung kadar mangan dalam kadar yang tergolong cukup tinggi. Ditambah fakta bahwa tubuh hanya membutuhkan sedikit saja kandungan mangan sehingga kasus-kasus gangguan kesehatan akibat kondisi kekurangan mangan sangat jarang ditemukan. Justru malah kondisi berlebihan mangan yang perlu
19
diwaspadai karena berbagai gangguan kesehatan bisa disebabkan oleh berlebihnya kadar mangan dalam tubuh (Said, 2005). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dimana kandungan Mangan (Mn) pada sampel di ukur kadarnya, dibuat tabel, dianalisa dan diberih kesimpulan serta pembahasan akhir. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh air sumur di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang. Sedangkan Sampel pada penelitian ini adalah air sumur yang ada di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang. Teknik Sampling pada penelitian ini di lakukan menggunakan teknik Purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian.Maksudnya dari teknik purposive yaitu peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi, sampel diambil tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti ya itu dengan jarak 100 sampai 1000 m dari lokasi pabrik besi tua dan bengkel pengelasan . Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Alat penelitian: Pipet ukur 10 ml, Tabung reaksi dan tutupnya, Spectrophometer Spectroquant Pharo 300, Handscoon, Masker, Botol plastik tempat sampel, Timer, Filler, Rak tabung reaksi, Kuvet 50 ml. Bahan penelitian: Reagen Mn-1, Reagen Mn-2, Reagen Mn-3, Sampel air sumur, Aquades Variabel penelitian yang digunakan antara lainL Variabel bebas adalah variabel perlakuan untuk diketahui hubungannya terhadap variabel terikat. Variabel Independent dalam penelitian ini adalah air sumur di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang. Sedangkan Variabel terikat adalah Kadar Mangan (Mn) pada air sumur di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang Teknik pengumpulan data ini dengan menghitung kadar Mangan (Mn) pada air sumur, dengan menggunakan metode spektrofotometer untuk mengetahui analisa kandungan kadar Mangan (Mn) pada air sumur di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian Dari hasil penelitian di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang di dapatkan hasil kandungan Mangan (Mn) dalam air : Tabel 1. Hasil Analisa Tanggal pemeriksaan
Sampel air
Hasil Perubahan Warna
Absorbansi
Hasil
Sumur 1
Terjadi Perubahan Warna Merah pekat Terjadi Perubahan Warna Merah pekat Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah
0,0017
1,575 mg/L
0,0016
1,152 mg/L
0,0014
0,850 mg/L
0,0015
0,960 mg/L
0,0009
0,570 mg/L
Sumur 2 26-06-2015
Sumur 3 Sumur 4
27-06-2015
Sumur 5
20
Sumur 6 Sumur 7 Sumur 8 Sumur 9 Sumur 10 01-07-2015
Sumur 11 Sumur 12 Sumur 13 Sumur 14
02-07-2015
Sumur 15 Sumur 16 Sumur 17 Sumur 18
03-07-2015
Sumur 19 Sumur 20
Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah pekat Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah Terjadi Perubahan Warna Merah
0,0013
0,835 mg/L
0.0016
1,282 mg/L
0,0011
0,705 mg/L
0,0012
0,750 mg/L
0,0013
0,820 mg/L
0,0011
0,710 mg/L
0,0009
0,540 mg/L
0,0011
0,715 mg/L
0,0010
0,605 mg/L
0,0010
0,670 mg/L
0,0010
0,660 mg/L
0,0009
0,540 mg/L
0,0009
0,545 mg/L
0,0007
0,475 mg/L
0,0009
0,542 mg/L
Sumber data diolah
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data yang diperoleh berdasarkan Analisa kadar Mangan (Mn) pada 20 titik pengambilan sampel air sumur di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang di bawah ke Laboratorium Analisa Air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Malang, untuk di analisa kadar Mangan (Mn) didapatkan hasil yaitu : Sampel air sumur pada 4 titik di wilayah RT010 RW003 memiliki kadar Mangan 1,575 mg/L, 1,152 mg/L, 0,850 mg/L, dan 0,960 mg/L. Kemudian sampel air sumur pada 4 titik di wilayah RT001 RW003 memiliki kadar Mangan 0,570 mg/L, 0,835 mg/L, 1,282 mg/L, dan 0,705 mg/L. Selanjutnya sampel air sumur pada 4 titik di wilayah RT003 RW006 memiliki kadar Mangan 0,750 mg/L, 0,820 mg/L, 0,710 mg/L, dan 0,540 mg/L. Sedangkan sampel air sumur pada 4 titik di wilayah RT009 RW006 memiliki kadar Mangan 0,715 mg/L, 0,605 mg/L, 0,670 mg/L, dan 0,660 mg/L. Serta yang terakhir sampel air sumur pada 4 titik di wilayah RT010 RT006 memiliki kadar Mangan 0,540 mg/L, 0,545 mg/L, 0,475 mg/L, dan 0,542 mg/L. Dari data hasil di atas sampel air sumur di wilayah RT010 RW003, RT001 RW003, RT003 RW006, RT009 RW006, RT010 RW006 memiliki kandungan kadar Mangan rata-rata sebesar 0,775 mg/L. Sampel air sumur dengan kadar Mangan tertinggi terdapat pada wilayah-wilayah RT010 RW003 yaitu sebesar 1,575 mg/L dan di wilayah RT001 RW003 sebesar 1,282 mg/L. 21
Hasil pemeriksaan air sumur menunjukkan bahwa kadar Mn melebihi standar yang ditentukan menurut Permenkes 416/1990 sebanyak 20 sumur yang ada di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang. Hal ini terjadi dikarenakan masyarakat dalam kondisi tidak mengetahui dan ketidak mampuan mencari sumber air bersih alternatif. Dampak kesehatan masyarakat bisa diprognosis jika masyarakat kelompok tersebut terus mengkonsumsi air bersih dengan kadar Mn melebihi kadar yang ditentukan. Kadar Mangan (Mn) di lingkungan meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas manusia dan industri, Mangan yang bersumber dari aktivitas manusia dapat masuk ke lingkungan air, tanah, udara dan lingkungan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian yang saya lakukan dengan menggunakan sampel air sumur yang diambil di sekitar pasar besi di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang di dapatkan hasil positif dari 20 sampel air sumur yang di periksa mengandung kadar mangan (Mn) berlebih yang di tetapkan PERMENKES No 416 Tahun 1990 yaitu 0,2Mg/L, dapat di simpulkan bahwa air sumur warga tidak layak di konsumsi dan dapat mempengaruhi kesehatan warga yang berada di sekitar pasar besi dan limbah besi di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang. Saran 1. Mengingat bahwa analisa kandungan kadar Mangan (Mn) di dalam air yang telah di tetapkan sesuai standar Kesehatan R.I No: 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang kualitas air, Makah dari itu air sumur warga di Daerah Ciptomulyo Kecamatan Sukun Kota Malang tidak layak di konsumsi dan dapat mempengaruhi kesehatan. 2. Di harapkan penelitian ini di gunakan sebagai masukan ke pada peneliti selanjutnya dan sebagai informasi bagi peneliti khususnya kadar Mangan (Mn) pada air sumur. DAFTAR PUSTAKA Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Edisi 1.Yogyakarta. Andi Offset. hlm. 15-16. Ahmad Rukaesi, 2004. Kimia Lingkungan Yogyakarta: Penerbit Andi Athena, 2004.Penelitian Kualitas Air Minum dan Depot Air Minum Isi Ulang, Puslitbang Etiologi Balitbangkes Dep Kes, Jakarta, Bekasi. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius. Linsley, Ray K. dan Franzini, Joseph B. (1991).Teknik Sumber Daya Air Jilid II : Diterjemahkan oleh Djoko Sasongko : Penerbit Erlangga. Said, N.I. 2005.Metode Penghilangan Zat Besi dan Mangan di DalamPenyediaan Air Minum Domestik.JAI Vol. 1, No. 3 Slamet.(1994), Soemirati Kesehatan Lingkungan, Jurusan Teknik LingkunganITBBandung. Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan. FMIPA-UNIMED. Medan. Sutrisno, C.T., 1996,”Teknologi Penyediaan Air Bersih”, Penerbit Rineka Cipta,Jakarta Slamet, 2002.Filter Penyaringan Air Penurun warna Kuning. Jakarta: Universitas Indonesia. Totok,1997, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Rineka Cipta, Jakarta World Health Organization.2002. Guidelines for Drinking-Water Quality Vol. 3 Drinking Water 22