ANALISA KADAR KAPUR PADA AIR SUMUR DI KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN KABUPATEN MALANG Oleh
Siti Zulaikah Prodi Analis Kesehatan-AAKMAL Malang ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesadahan total pada air sumur di kecamatan Sumbermanjing Wetan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu mengetahui kadar kapur pada air sumur yang ada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Populasi penelitian ini adalah Air sumur masyarakat kecamatan Sumbermanjing Wetan. Sampel pada penelitian ini adalah 15 air sumur masyarakat Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang bersedia diteliti air sumurnya dan tidak mengalami perubahan selama 6 bulan. Variabel penelitian ini adalah Variabel bebas : Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan Variabel terikat : kesadahan air sumur Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi karena penelitian ini dilakukan di dalam laboratorium dan diambil data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian. Analisa data yang terkumpul dilakukan secara deskriptif yang disertai dengan tabel narasi dan pembahasan serta diambil kesimpulan berapakah kadar kesadahan total tiap masing-masing sampel. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Air sumur di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan layak untuk digunakan.
PENDAHULUAN Air merupakan bahan yang penting dalam kehidupan. Tanpa air kehidupan di alam ini tidak berlangsung baik manusia, hewan maupun tumbuhan (Suryani, 2004). Seiring dengan naiknya jumlah penduduk serta laju pertumbuhan semakin naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber air. Meningkatnya kebutuhan air bukan hanya disebabkan oleh jumlah penduduk dunia yang makin bertambah juga sebagai akibat dari peningkatan taraf hidupnya yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan air untuk keperluan industri , rumah tangga, rekreasi dan pertanian (Achmad,2004). Air tanah melalui berbagai filtrasi tanah sehingga dianggap bersih bakteriologis. Meskipun demikian, air tanah banyak mengandung lebih banyak mineral terlarut dibandingkan dengan air permukaan (Dainur,1993). Menurut kandungan mineral, air dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu air lunak dan air sadah. Air sadah adalah air yang mengandung ion-ion kalsium, magnesium, klorida, sulfat dan besi. Air lunak adalah air yang sedikit sekali mengandung garam-garam kalsium dan magnesium. Air sadah dibagi atas 2 yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap dimana air sadah sementara disebabkan oleh bikarbonat dan dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, sedangkan air sadah permanen yaitu disebabkan oleh ion klorida atau sulfat yang bersenyawa dengan kalsium dan magnesium. Jumlah antara kesadahan tetap dan kesadahan sementara disebut kesadahan total. 45
Kesadahan dalam tingkat tertentu akan bermanfaat bagi kesehatan, namun ketika kesadahan menjadi tinggi dan dikonsumsi manusia dalam jangka waktu yang lama akan dapat mengganggu kesehatan. Secara khusus kelebihan unsure kalsium akan menjadikan hyperparatyroidsm, batu ginjal (kidney stone), dan jaringan otot rusak (musculusweakness). Kelebihan logam magnesium dalam darah akan mempengaruhi syaraf otot dan otot jantung yang ditandai lemahnya refleksi dan berkurangnya rasa sakit pada otot yang rusak, ini merupakan kekhasan dari kelebihan magnesium. Selain itu kelebihan magnesium dalam darah juga ditandai adanya keluarnya cairan asetil cholin dan berkurangnya gerakan karena terdapat pelapisan cholin pada otot. Adanya depresi pada vasodilatasi myocardial berperan dalam terjadinya hipotensi (Suyondoko,2003). Zat atau bahan kimia terkandung dalam air misalnya adanya Ca2+,Mg2+, dan CaCO3. Yang melebihi standar kualitas tidak baik pada orang yang mempunyai fungsi ginjal tidak baik, karena akan menyebabkan batu ginjal. Kebiasaan minum juga merupakan faktor terjadinya batu pada saluran kencing yaitu orang yang mengkonsumsi air banyak mengandung kapur tinggi akan menjadi prediposisi pembentukan batu saluran kencing. Maka air digunakan manusia tidak boleh mengandung kadar kesadahan total melebihi 500mg/l CaCO3(Haryanti,2006). Masyarakat di kecamatan Sumbermanjing menggunakan air untuk kehidupan sehari-hari diperoleh dari air sumur gali atau bor , air isi ulang , dan sebagian besar menggunakan air hujan dan sumber mata air yang dialirkan melalui pipa-pipa . Sekitar 90 persen air yang digunakan menggandung zat kapur. Hal ini disebabkan karena daerah malang selatan merupakan batuan induknya berupa batuan sedimen yaitu batu kapur. Dengan adanya penggunaan air yang mengandung zat kapur tersebut dapat membahayakan masyarakat di kecamatan Sumbermanjing Wetan terlebih jika dikonsumsi. Maka dari uraian diatas penulis ingin mengetahui kesadahan pada air sumur yang biasa digunakan sesuai dengan standar yang ditentukan. LANDASAN TEORI Air Tanah (groundwater) Air tanah merupakan sumber air minum yang sangat vital bagi penduduk di Indonesia, terutama di daerah pedesaan (Darmono, 2001). Apabila dilihat dari keseimbangan jumlah air tawar yang ada, maka air tanah memberikan distribusi yang cukup penting, karena jumlahnya mencapai kurang lebih 30% dari seluruh air tawar yang ada. Karakteristik yang membedakan air tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang sangat lama dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat lama tersebut. Air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran (Effendi,2003). Pentingnya air dalam tubuh manusia, berkisar antara 50-70% dari seluruh berat badan. Di tulang terdapat air sebanyak 22% berat tulang, di darah dan ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ 80% dari ginjal, 70% dari hati, dan 75% dari otot adalah air. Kekurangan air menyebabkan banyaknya didapat penyakit batu ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada dalam cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian. Kebutuhan orang dewasa perlu minum 1,5 – 2 liter sehari (Soemirat, 2002).
46
Sumber Air Secara garis besar air dapat dikatakan bersumber dari: Air Laut Air yang dijumpai didalam alam berupa air laut sebanyak 80%, sedangkan sisanya berupa air tanah atau daratan, es , salju, dan hujan. Air laut turut menentukan iklim dan kehidupan didunia. Kadar garam pada air laut bervariasi dari setiap tempat (Gabriel,2001). Air tanah Terbagi atas : Air tanah dangkal Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia, karena melalui lapisan tanah yang mengandung unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Air tanah dalam Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal, dan harus menggunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dengan kedalaman tertentu akan didapatkan lapisan air (Sutrisno,dkk, 2004). Mata air Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruhi oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Air permukaan Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, seperti lumpur, batangbatang kayu, daun-daun, dan sebagainya. Air hujan Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri atau debu dan lain sebagainya. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi. Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak , sehingga akan boros terhadap sabun (Sutrisno,dkk, 2001). Syarat-syarat Air Bersih Dari segi kualitas air bersih harus memenuhi beberapa syarat yaitu : Syarat fisik - Air tak boleh berwarna - Air tidak boleh berasa - Air tidak boleh berbau - Suhu air hendaknya dibawah sela udara (sejuk 250C) - Air harus jernih 47
Syarat-syarat kimia - Tidak mengandung racun - Zat-zat mineral atau zat-zat kimia dalam jumlah yang berlebihan Syarat-syarat bakteriologi Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri (pathogen) sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri pathogen tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli (Sutrisno, 1994). Pembagian air berdasarkan analisis Berdasarkan analisis air maka air digolongkan dalam 3 (tiga) yaitu : Air kotor / air tercemar Air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan yang disebut air tercemar / air kotor. Air bersih Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia namun bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari air sumur gali, sumur bor, air hujan, air dari sumber mata air. Air siap diminum / air minum Air siap minum/ air minum ialah air yang sudah terpenuhi sifat fisik, kimia maupun bakteriologi serta level kontaminasi maksimum (LKM). Level kontaminasi maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri coliform yang diperkenankan dalam batas-batas aman. Kesadahan Dalam Air Tanah 1 Jenis Air Menurut kandungan mineralnya, air dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu air sadah dan air lunak. Air sadah adalah air yang mengandung beberapa garam-garam mineral yaitu kalsium dan magnesium yang konsentrasinya cukup tinggi. Sedangkan air lunak adalah air yang sedikit sekali mengandung garam-garam mineral seperti kalsium dan magnesium. Berdasarkan kandungan mineral maka air sadah dibagi dalam 2 (dua ) golongan yaitu : Air sadah sementara / temporer, ini disebabkan oleh bikarbonat atau mengandung senyawa kalsium bikarbonat dan atau magnesium bikarbonat. Dapat hilang dengan pemanasan air. Air sadah tetap / permanen disebut pula kesadahan non karbonat. Kesadahan ini disebabkan oleh klorida atau sulfat yang bersenyawa dengan kalsium atau magnesium. Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan dengan pemanasan, namun dapat dilakukan dengan cara kimia seperti, penambahan larutan soda kapur (Gabriel, 2001). Pengertian Kesadahan Kesadahan (hardness) merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi dua. Kation- kation ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk 48
endapan (presipitasi) maupun dengan anion-anion yang terdapat didalam air membentuk kerak air dan endapan atau karat pada peralatan logam. Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+ dan semua kation yang bermuatan dua seperti: Mn,Fe, (Santika, 1987). Pada umumnya air sadah berasal dari daerah dimana lapisan tanah atas (topsoil) tebal, dan ada pembentukan batu kapur. Yang dimaksudkan dengan kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan adanya ion Ca2+ dan Mg2+ secara bersama-sama. Ini disebabkan karena kebanyakan kesadahan dalam air alam adalah disebabkan oleh dua kation tersebut. Sedangkan perairan lunak berada pada wilayah dengan lapisan tanah dan tipis dan batuan kapur relatif sedikit atau bahkan tidak ada. (Effendi,2003) Pada perairan tawar, kation divalen yang paling berlimpah adalah kalsium dan magnesium, sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun alkalinitas, yaitu bikarbonat dan karbonat. Keberadaan kation lain, misalnya stronsium, besi valensi dua dan mangan juga memberikan konstribusi bagi nilai kesadahan total meskipun peranannya relatif kecil. Kesadahan dinyatakan dengan satuan mg/liter (CaCO3). (Effendi, 2003) Air sadah dapat menyebabkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun yang menyebabkan sifat detergen sabun hilang. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- mengakibatkan terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat CaCO3. Kerak ini akan mengurangi penampang basah pipa yang dapat menyulitkan pemanasan air dalam ketel. (Santika,1987) Penentuan Kesadahan Air Metode yang dapat dilakukan untuk penentuan kesadahan adalah metode titrasi EDTA ( Ethylene Diamene Tetra Asetat). EDTA merupakan senyawa asam amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat ion logam –logam bervalensi dua dan tiga. EDTA membentuk kompleks kuat terutama dengan Mn(II), Cu (II), Fe(III) dan Co(III). (Anonim,2008). Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap kation tersebut. Titrasi kompleksometri meliputi ion-ion kompleks atau dengan membentuk molekul netral yang terisosiasi dalam larutan. Kalsium dapat ditetapkan dengan adanya magnesium dengan menggunakan EDTA sebagai titran karena tetapan kestabilan untuk kompleks CaEDTA kira-kira 1x1011 dan untuk MgEDTA kira-kira 1x105, jadi magnesium tidak mengganggu reagensia (Brady,1994).EDTA membentuk satu kompleks kelat yang larut pada larutan yang mengandung kation tertentu. Dalam jumlah kecil Eriochrome Black T (EBT) ditambahkan ke larutan yang mengandung kalsium dan magnesium pada satu pH dari 10,0 ± 0,1. Larutan akan berwarna merah anggur (ungu), jika ditambahkan EDTA ditambahkan sebagai titran, kalsium dan magnesium akan menjadi senyawa kompleks, larutan akan berubah dari merah anggur (ungu) menjadi biru yang menandakan titik akhir titrasi. Standar Jenis Kesadahan Dikalangan masyarakat awam , sangat sulit untuk membedakan mana air yang tingkat kesadahan tinggi. Mereka hanya bisa memperkirakan saja berdasarkan kerak yang timbul pada dasar panci yang memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa air yang dikonsumsi tinggi kesadahannya, dan sebaliknya jika tidak terlihat kerak yang timbul itu 49
berarti tingkat kesadahan masih tergolong rendah (Sanropie dkk,1984). Kesadahan salah satu sifat kimia yang disebabkan adanya ion Ca2+ dan Mg2+. Bedasarkan standar kesadahan menurut permenkes RI batas maksimum kesadahan air yang dianjurkan yaitu 500 mg/l CaCO3.( Haryanti,2006. Kerugian Kesadahan Kerugian Terhadap Kondisi Ekonomi Air sadah dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi, yaitu melalui proses pengkaratan (korosi) serta mudah menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan seperti tangki/ bejana air, ketel uap, pipa penyaluran dan lain sebagainya. Sehingga dapat meningkatkan ongkos pemanasan dan merugikan perindustrian. (Wardhana, 2001) Dalam kegiatan sehari-hari air dengan kesadahan tinggi juga menyebabkan pemakaian sabun menjadi tidak ekonomis, warna porselin menjadi kusam atau pudar, menimbulkan bercak-bercak pada pori kulit dan memperkeras serta mengurangi warna dari sayuran. (Sastrawijaya, 2000) Kerugian Terhadap Kesehatan Masyarakat Garam kalsium dan magnesium pada tingkat tertentu kesadahan akan bermanfaat bagi kesehatan namun ketika kesadahan menjadi tinggi dan dikonsumsi manusia dalam jangka waktu yang lama akan dapat mengganggu kesehatan. (Winarno, 2002) Efek Kalsium Terhadap Kesehatan Secara khusus kelebihan unsure kalsium akan menjadikan hyperpharathyroidism, sebagai akibat mengkonsumsi kalsium yang berlebihan menyebabkan terbentuknya batu ginjal (kidneystone), disamping itu kelebihan kalsium akan mengakibatkan jaringan otot rusak (muscules weakness). Efek Magnesium Terhadap Kesehatan Magnesium diperlukan dalam sintesa protein dan asam nukleat. Kelebihan logam magnesium dalam darah akan mempengaruhi syaraf otot dan otot jantung yang ditandai lemahnya refleksi dan berkurangnya rasa sakit pada otot yang rusak, ini merupakan kekhasan dari kelebihan magnesium. Selain itu kelebihan magnesium dalam darah juga ditandai adanya keluarny cairan asetil cholin dan berkurangnya gerakan karena terdapatnya pelapisan asetil cholin pada otot. (Suryandoko,2003) Kondisi Geografis Sumbermanjng Wetan Secara geografis kecamatan Sumbermanjing Wetan terletak di sisi paling selatan kabupaten Malang, tepatnya di sebelah tenggara kabupaten Malang. Utara berbatasan dengan Gedangan dan Turen, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Dampit dan Tirtoyudo. Bagian barat Sumbermanjing berbatasan dengan Kecamatan Gedangan dan Pagelaran. Kecamatan Sumbermanjing dibagi menjadi 15 (lima belas) desa yaitu : 1) Argotirto 6) Ringin Kembar 11) 11) Sumbermanjing Wetan 2) Druju 7) Ringin Sari 12) Tambak asri 3) Harjokuncaran 8) Sekar Banyu 13) Tambak rejo 4) Kedung Banteng 9) Sidoasri 14) Sumber Agung 5) Klepu 10) Sitiarjo 15) Tegal rejo 50
Sumbermanjin Wetan memiliki luas wilayah sekitar 23.950 Ha ( 239,49 Km2) yang terbentang pada posisi koordinat antara 112039’07” BT – 112046’68’’BT dan antara 8013’68’’ LS – 8028’02’’ LS. Luas wilayah ini merupakan Kecamatan terluas se-Kabupaten Malang. Kondisi topografi Kecamatan Sumbermanjing Wetan merupakan daerah daratan tinggi perbukitan kapur dengan ketinggian mencapai 650 meter di atas permukaan laut. Terletak di bagian selatan dan timur. Di bagian tengah , utara dan timur merupakan daerah lembah. Sementara daerah ujung paling selatan terbentang laut dan pantai serta pulau karang. Secara rata-rata Kecamatan Sumbermanjing Wetan terletak pada ketinggian 563 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Sumbermanjing Wetan memiliki curah hujan berkisar rata-rata 1 tahun dari bulan januari sampai desember sebesar 33 milimeter ( bulan September sampai 384 ml ). Bulan febuari pada musim kemarau sering mengalami kekeringan, dan untuk mengatasi masalah kekeringan tersebut biasanya masyrakat sekitar Sumbermanjing Wetan memperoleh air dari air isi ulang dan sebagian menggunakan air hujan yang telah ditampung dalam tong pada saat musim penghujan sebagai cadangan di musim kemarau . Hal ini disebabkan karena hanya sedikit masyarakat yang memiliki sumur. (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan,2014 ) METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu mengetahui kadar kapur pada air sumur yang ada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara deskriptif. (Notoatmojo dan Soekidjo,2005) Populasi penelitian ini adalah Air sumur masyarakat kecamatan Sumbermanjing Wetan. Sampel pada penelitian ini adalah 15 air sumur masyarakat Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang bersedia diteliti air sumurnya dan tidak mengalami perubahan selama 6 bulan. Variabel penelitian ini adalah Variabel bebas : Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan Variabel terikat : kesadahan air sumur Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi karena penelitian ini dilakukan di dalam laboratorium dan diambil data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian. Analisa data yang terkumpul dilakukan secara deskriptif yang disertai dengan tabel narasi dan pembahasan serta diambil kesimpulan berapakah kadar kesadahan total tiap masing-masing sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh data percobaan sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Kesadahan Jumlah No
Sampel
1
A
Volume titrasi (ml) 9,2
2 3 4
B C D
14,3 9,1 9,0
Kesadahan Jumlah (mg/l) 184
Standar Permenkes (< 500mg/l) < 500
Memenuhi Syarat
286 182 180
< 500 < 500 < 500
Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat
51
Keterangan
5
E
13,2
264
< 500
Memenuhi Syarat
6 7 8 9 10 11 12 13 14
F G H I J K L M N
9,5 8,7 12,8 6,5 11,4 7,0 5,2 10,9 5,9
190 174 256 130 228 140 104 218 118
< 500 < 500 < 500 < 500 < 500 < 500 < 500 < 500 < 500
Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat
15
O
6,3
126
< 500
Memenuhi Syarat
Sumber: data diolah HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data percobaan yang diperoleh dapat diketahui bahwa kesadahan total pada air sumur di Kecamata Sumbermanjing Wetan masih memenuhi standar yakni antara104 mg/l – 286 mg/l . Dimana standart yang telah ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan permenkes RI No. 416/PER IX/1990 mengenai kesadahan total air bersih kadar maksimal 500 mg/l (Haryanti,2006).Meskipun biasanya kesadahan tertinggi terdapat pada tanah di daerah yang berkapur, tetapi kesadahan yang diperoleh masih memenuhi standart yang ditentukan oleh pemerintah yaitu kurang dari 500 mg/l. Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ , dan semua kation yang bermuatan dua seperti: Fe, Mn, Al,. Air kesadahan yang tinggi biasanya terdapat pada tanah di daerah yang berkapur. Air sadah dapat dibagi menjadi dua yaitu air sadah sementara disebabkan oleh bikarbonat dan dapat dihilangkan dengan cara pemanasan sedangkan air sadah tetap atau permanen adalah air sadah yang disebabkan oleh ion klorida dan sulfat yang bersenyawa dengan kalsium ataupun magnesium, dan jumlah dari kesadahan sementara dan kesadahan tetap disebut kesadahan total. Kesadahan air tidak menguntungkan, karena dapat menyebabkan konsumsi sabun lebih tinggi dengan adanya hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun yang menyebabkan detergen sabun hilang. Selain itu kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- mengakibatkan terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat (CaCO3). Kerak ini akan mengurangi penampang basah pipa yang dapat menyulitkan pemanasan air dalam ketel. Secara khusus kelebihan unsur kalsium akan menjadikan hyperpharathyroidism yaitu suatu kondisi dimana berlebihnya produksi hormone paratiroid dalam darah. Gejala dari hyperpharathyroidisme seperti tulang mudah patah (osteoporosis) batu ginjal dan sering buang air kecil. Disamping itu kelebihan kalsium akan mengakibatkan rusaknya jaringan otot (muscules weakness). Kesadahan air dapat ditentukan dengan cara titrasi kompleksometri yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks. Bila dalam larutan yang mengandung kation dari logam seperti Ca2+ dan Mg 2+ ditambahkan etilen diamin tetra asetat (EDTA) maka akan membentuk senyawa kompleks kelat yang mudah larut. Bila dalam jumlah kecil indikator logam Eriochrome Black – T (EBT) ditambahkan pada larutan atau air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ pada pH 10,0 – 0,01 , maka larutan tersebut akan menjadi berwarna merah anggur (ungu) dan apabila ditambahkan juga EDTA pada larutan tersebut , maka Ca2+ dan Mg2+ akan menjadi senyawa kompleks dan larutan berubah menjadi berwarna biru. Perubahan warna dari merah anggur (ungu) menjadi biru menandakan titik akhir dari titrasi. 52
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : - Nilai kesadahan total tertinggi adalah 286 mg/l dan terendah adalah104 mg/l. - Nilai Kesadahan total ini masih memenuhi standart kualitas air bersih dari segi kesadahan yakni berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI NO 416 / PER / 1990 dengan kadar maksimal 500 mg/l . - Air sumur di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan layak untuk digunakan.
Saran - Mengingat bahwa kadar kesadahan di dalam air yang telah ditetapkam sesuai standar harus sedemikian kecil, maka dari itu masyarakat harus mempertahankan nilai kesadahan tersebut. - Diharapkan penelitian ini digunakan sebagai masukan kepada peneliti selanjutnya dan sebagai informasi bagi peneliti khusunya analisa kesadahan pada air sumur menggunakan metode titrasi kompleksometri. DAFTAR PUSTAKA Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Dainur. (1993). Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Widya Medika. Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Effendi, H. ( 2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius. Gabriel, J. (2001. Fisika Lingkungan). Fisika Lingkungan . Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Hipokrates. Haryanti, R. (2006). Hubungan Kesadahan Air Sumur dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kencing di Kabupaten Brebes Tahun 2006. Skripsi. Semarang: Haryanti, Rita. 2006. Hubungan Kesadahan Air Sumur denganFakultas Kesehatan Masyarakat. Indonesia, D. K. DepartemenPeraturan Menteri Republik Indonesia No. 416 / Menkes / Per / IX /1990 tentang Syarat – Syarat Kualitas Air Bersih. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Republik Indonesia No. 416 / Menkes / P Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Santika, S. (1987). Metodologi Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional. Sastrawijaya, A. T. (2002). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Soemirat, J. (2002). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada. Suryandoko, H. (2003). Perbedaan Penambahan Beberapa Dosis Larutan Kapur (CaOH)2 dalam Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali di Desa Wulung Kecamatan Randu Blatung Kabupaten Blora Tahun 2003. semarang. Suryani, H. (1991). Kimia dan Sumber Daya Alam. Padang: Universitas Andalas. Sutrisno, C. T. (2004). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta. Wardhana, W. A. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.
53