ANALISA IMPLEMENTASI ERGONOMI MAKRO TERHADAP KEUNTUNGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS : MERPATI MAINTENANCE FACILITY JUANDA -SURABAYA) Rositaningrum, Alfia ; Wignjosoebroto, Sritomo ; Santhi. D, Dyah Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60111, Indonesia,
[email protected] ;
[email protected] ;
[email protected] Abstrak Jasa Maintenance Transportasi udara haruslah memperhatikan kualitas pelayangannya agar bisnis tersebut dapat bertahan dan berkembang. Peranan industri ini adalah untuk perawatan pesawat terbang yang diharapkan dapat merawat kelangsungan umur hidup dari pesawat terbang itu sendiri. Merpati Maintenance Facility merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keinginan dari pihak perusahaan agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien, biaya operasi rendah dengan keuntungan yang tinggi. Sementara pihak pegawai berkeinginan agar mendapat pekerjaan yang ringan, lingkungan kerja nyaman, kesejahteraan dan gaji yang tinggi. Untuk mengkaji permasalahan diatas, maka dilakukanlah penelitian ini. Dengan merancang sistem kerja yang berbasis ergonomi secara makro, yaitu optimasi sistem kerja dalam kaitannya dengan perilaku organisasi dan psikologi organisasi. Sehingga diharapkan perusahaan akan dapat meningkatkan profitnya dan dapat tetap bertahan di dunia perindustrian di Indonesia. Agar dapat memberikan gambaran secara jelas tentang sistem dan hubungan antar variabelvariabel di dalamnya yang digunakan oleh Merpati Maintenance Facility, maka dalam penelitian ini akan digambarkan diagram lingkar sebab akibat dari sistem yang sedang berjalan yang nantinya akan dimodelkan dengan konsep pemodelan sistem secara dinamis dengan software bantu vensim. Kata kunci : Sistem kerja ergonomis, Sistem dinamis, Keuntungan perusahaan
ANALYSIS OF MACRO ERGONOMICS IMPLEMENTATION TOWARD COMPANY PROFIT (CASE STUDY : MERPATI MAINTENANCE FACILITY – JUANDA SURABAYA) Rositaningrum, Alfia ; Wignjosoebroto, Sritomo ; Santhi. D, Dyah Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60111, Indonesia,
[email protected] ;
[email protected] ;
[email protected] Abstract Every Air Craft Maintenance Service company must always keep enermous attention in its service quality in order to keep survive and growing in the competitive industry. The roles of the air craft maintenance service company are to conduct aircraft maintenance with objective to prolong and extent the lifecycle of the aircraft. Merpati Maintenance Facility are one of the company in the aircraft maintenance Industry. The main problem of the Merpati Maintenance Facility company are the will of top management decision which wanted to make the company operation running in its smooth, effective, and efficient ways, so the company can achieve low operation cost and gain higher profits. Meanwhile, employees are always wanted to get lighter work load, more comfortable working environtment, and more higher wage. This research are conducted In order to investigate and solve the problem above. By designing a system with the basis of ergonomic with more macro environtment, the research will present ways to optimize work system under industrial psicological and organizational behavioral context, with objective to gain profit and stay survive in the national competitive industry. In order to get a full description of the system and the relationship among its variables within the company, this research will present a causal loop diagrams of the real company system, and later on will be modeled using system dynamic using vensim software. Keyword : Ergonomic work system, System dynamic, Company profit
1. PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah yang akan diselesaikan, tujuan dan manfaat serta batasan dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Awalnya penilaian ergonomi pada suatu proses ditujukan khusus pada proses yang spesifik, atau penilaian dilakukan pada suatu kondisi skala mikro. Namun, perkembangan keilmuaan saat ini melihat bahwa penilaian ergonomi tidak hanya perlu dilakukan dan dianalisis secara mikro saja, tetapi perlu untuk diimplementasikan melalui interegasi pada lingkungan yang lebih besar (organisasi perusahaan) yang dikenal dengan model ergonomi makro. Ergonomi makro merupakan suatu pendekatan sosioteknik dari tingkat atas ke bawah yang diterapkan pada perancangan sistem kerja secara keseluruhan dengan tujuan mengoptimalkan desain sistem kerja dan memastikan sistem kerja tersebut berjalan dengan harmonis (Hendrick & Kleiner, 2002 ; Putri dkk, 2006). Merpati Maintenance Facility merupakan pusat perawatan pesawat, komponen, dan kelengkapannya yang dibangun oleh PT. Merpati Nusantara Airlines pada 6 September 1991 yang terletak di Juanda Surabaya. Merpati Maintenance Facility merupakan perusahaan yang cukup produktif dalam industri penerbangan. Hal ini terbukti dengan cukup banyaknya order yang diterima dari berbagai jenis pesawat. Dengan hal itu, pihak perusahaan tentu bisa mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi, akan tetapi perusahaan tentunya juga harus memperhatikan kinerja karyawannya. Kita ketahui, disini ada 2 kepentingan yang terjadi, yaitu pihak perusahaan ingin agar perusahaannya berjalan lancar, efektif dan efisien, biaya operasi rendah dan keuntungan yang tinggi. Sedangkan kepentingan yang kedua adalah dari pihak karyawan, yaitu pekerjaan ringan, lingkungan kerja nyaman, kesejahteraan dan gaji yang tinggi. Karena adanya 2 kepentingan ini, terkadang hal tersebut menjadi pertentangan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa perancangan sistem kerja yang diterapkan suatu perusahaan hanya mementingkan salah satu pihak saja, dan biasanya sesuatu yang menguntungkan baik pihak perusahaan. Sedangkan karyawan merasa kesejahteraannya kurang diperhatikan, baik dari
segi upah tenaga kerja ataupun dari fasilitasfasilitas lain yang kurang ditunjang oleh pihak perusahaan. Sebaliknya, perusahaan sendiri menilai kinerja karyawan kurang baik dan tidak sesuai sandart yang telah ditentukan oleh perusahaan. Hal tersebut diatas, dapat dilihat sebagai sebuah sistem yang dinamis. Karena salah satu pihak dengan pihak yang lain saling berkaitan, dengan kata lain masing-masing pihak mempunyai hubungan sebab-akibat. Dalam sebuah sistem kerja sebaiknya memperhatikan segala kepentingan. Sehingga hal-hal pertentangan kepentingan dalam sebuah perusahaan dapat diminimalkan. Agar perusahaan ini dapat memperhatikan hal tersebut diatas, sehingga 2 kepentingan yang berbeda dapat disatukan, maka dibuatlah penelitian ini yang bertujuan dengan sistem kerja yang ergonomis yang mengimplementasikan konsep ergonomi makro dapat menguntungkan pihak perusahaan. Sehingga manusia sebagai karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan perusahaan sebagai shareholder juga bisa mendapatkan keuntungan secara jangka panjang. 1.2 Perunusan Masalah Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana mengimplementasikan konsep ergonomi makro dan mengetahui pengaruhnya terhadap keuntungan perusahaan Maintenance pesawat terbang dengan metode pedekatan sistem dinamik“. 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Batasan yang diambil pada penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan MMF (Merpati Maintenance Facility) pada unit produksi bagian A/C haeavy maintenance. 2. Time horison penelitian dalam jangka waktu tahunan, yaitu tahun 2002 - tahun 2006. 3. Hubungan antar variabel pada diagram alir sebab akibat merupakan persepsi peneliti berdasarkan hasil dari kajian literatur. Sedangkan asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Karyawan yang diamati bekerja dalam keadaan normal. 2. Tidak terjadi gejolak moneter yang cukup tinggi sehingga kebijakan yang dibuat dapat dilakukan dalam waktu yang lama. 2
3. Analisis finansial akan memperhatikan timbulnya keuntungan karena adanya efisiensi biaya operasi dari pendekatan ergonomi. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang berkaitan dengan ergonomi makro pada perusahaan. 2. Membuat diagram lingkar sebab akibat dari sistem kerja yang sedang berjalan yang berkaitan dengan konsep ergonomi makro yang berfokus pada aspek finansial. 3. Memodelkan sistem kerja secara dinamis sesuai dengan diagram lingkar sebab akibat yang telah dibuat. 4. Menganalisa pengaruh implementasi ergonomi makro terhadap keuntungan perusahaan. 1.5 Manfaat Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1. Dapat melakukan perbaikan terhadap sistem yang sedang berjalan sesuai pendekatan ergonomi. 2. Dapat mengetahui keuntungan perusahaan dari implementasi ergonomi makro. 2. METODOLOGI PENELITIAN Ada beberapa tahap dalam metodologi dari penelitian ini, adapun masing-masing tahap tersebut dapat dijelaskan di bawah ini. 2.1 Tahap identifikasi masalah Tahap ini merupakan tahap awal dari penelitian. Pada tahapan ini dilakukan beberapa tahapan diantaranya : Identifikasi dan perumusan masalah Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang terjadi. Kemudian dirumuskan permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini. Studi lapangan Tahap ini merupakan pencarian informasi dari perusahaan mengenai struktur perusahaan beserta sistem yang berjalan pada perusahaan MMF. Studi literatur Tahap ini merupakan tahap kajian literatur yang digunakan untuk mengatasi masalah yang telah dirumuskan. Beberapa kajian
tersebut adalah ergonomi mikro maupun makro, sistem dinamik dan analisa finansial. Tujuan, manfaat, batasan dan asumsi Hasil dari identifikasi masalah yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian akan ditetapkan tujuan dan manfaat yang dicapai dari penelitian ini.
2.2 Tahap pengumpulan data Ada dua jenis data yang akan digunakan untuk mendukung penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Adapun beberapa data tersebut adalah : Sistem perusahaan. Data ini berupa data sekunder, yaitu gambaran mengenai diagram of business process perusahaan saat ini. Aspek-aspek ergonomi Pada bagian ini, akan dilakukan pengambilan data secara primer, yaitu dengan melakukan pengisian kuisioner oleh karyawan dan pihak manajer. Adapun beberapa kriteria yang nantinya akan digunakan dalam kuisioner adalah sebagai berikut : - Hubungan perusahaan dengan karyawan Pada kriteria ini akan diberikan pertanyaan mengenai kebijakan standar kinerja MMF, upah kerja normal dan saat lembur. - Beban kerja fisik Pada kriteria ini akan diberikan pertanyaan mengenai work load dan kebijakan job desk. - Beban kerja psikis Pada kriteria ini akan diberikan pertanyaan mengenai kebijakan pembagian jam kerja, jam istirahat, sistem kerja bergilir (shift pagi/malam), serta reward dan punishment. - Lingkungan fisik Pada kriteria ini akan diberikan pertanyaan mengenai pengaruh kinerja pada lingkungan fisik (temperatur, kebisingan, cahaya dan kelembaban) di MMF saat ini. - Upaya perusahaan dalam antisipasi lingkungan kerja fisik yang kurang sesuai. Pada kriteria ini akan diberikan pertanyaan mengenai upaya perusahaan dalam antisipasi ruang kerja yang memiliki temperatur dan kebisingan
3
tinggi, maupun cahaya dan kelembaban rendah atau tinggi. Produktivitas Data ini berupa data sekunder, yaitu produktivitas karyawan dalam bekerja. Kecelakaan kerja dan keluhan karyawan Data ini merupakan data sekunder yang nantinya akan mendukung untuk ukuran tingkat implementasi ergonomi pada perusahaan. Jumlah Job Order Data ini berupa data sekunder, yaitu data jumlah order perawatan pesawat yang diperoleh perusahaan dalam tiap tahunnya. Aspek Finansial Untuk data yang meliputi aspek finansial, akan dilakukan pengambilan data secara sekunder. Adapun beberapa data yang akan digunakan adalah : - Data pendapatan perusahaan yang berasal dari jumlah job order. - Biaya pengeluaran perusahaan, meliputi biaya produksi untuk perbaikan pesawat dan biaya organisasi (biaya tetap) serta jumlah besaran denda keterlambatan yang dikeluarkan oleh perusahaan.
3.2 Pengolahan data Pada tahap ini akan dilakukan 3 tahapan, yaitu tahap pengukuran implemetasi ergonomi, tahap perhitungan investasi dan tahap pembuatan simulasi. 3.2.1
Tahap Pengukuran Implementasi Ergonomi Pada tahap ini akan dilakukan pengukuran tingkat implementasi ergonomi melalui data kecelakaan kerja dan keluhan karyawan dengan menggunakan metode risk matrix. Dimana hasil dari perhitungan ini akan digunakan untuk input data pada tahap simulasi. 3.2.2 Tahap Perhitungan Investasi Tahap ini akan dilakukan perhitungan investasi perusahaan, yang difokuskan pada investasi ergonomi. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi ergonomi perusahaan dengan mengurangi jumlah rata-rata kecelakaan kerja dan keluhan karyawan sehingga tingkat implementasi ergonomi perusahaan lebih baik. 3.2.3 Tahap Simulasi Simulasi dilakukan dengan bantuan software Ventana Simulation. Ada beberapa
tahap yang dilakukan untuk pembuatan simulasi tersebut, diantaranya : Tahap Konseptualisasi Model Tahap ini merupakan tahap awal pada proses pembuatan simulasi, dimana akan digambarkan diagram lingkar sebab akibat (Causal Loop Diagram) yang menunjukkan hubungan sebab akibat antar variabel sesuai sistem amatan pada kondisi real perusahaan. Tahap Pembuatan model kondisi existing Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan diagram alir dengan memasukkan nilainilai/data yang telah diperoleh dari pengumpulan data pada variabel yang telah diidentifikasi sebelumnya (pada diagram lingkar sebab akibat). Tahap verifikasi dan validasi model Pada tahap ini akan dilakukan verifikasi dan validasi terhadap model yang telah dibuat. Jika model diterima, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap pembuatan alternatif skenario. Tahap pembuatan alternatif skenario Tahap ini merupakan usulan perbaikan dari beberapa skenario yang dibuat dengan metode Uji Sensitivitas. Uji ini dilakukan untuk merubah input nilai yang telah dilakukan sebelumnya pada pembuatan model kondisi existing yang bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh perubahan variabel terhadap output hasil simulasi. Tahap pemilihan skenario Tahap ini merupakan tahap akhir pada pembuatan simulasi. Pada tahap ini akan dilakukan pemilihan skenario terbaik dari beberapa skenario yang ada, yaitu skenario yang dapat menggambarkan keuntungan perusahaan setelah adanya perbaikan ergonomi dengan menggunakan analisis net present value (NPV). 3.3 Tahap analisa dan interpretasi Tahap ini merupakan tahapan analisa dan interpretasi data terhadap beberapa pengolahan data yang telah dibuat. 3.4 Tahap penarikan kesimpulan Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian ini, yaitu penarikan kesimpulan dan pemberian saran atas seluruh hasil yang telah diperoleh dari penelitian yang dilakukan.
4
3. HASIL PENELITIAN Adapun hasil dari penelitian ini dapat dijelaskan di bawah ini. 3.1 Identifikasi Aspek Ergonomi Makro Pada MMF Beberapa aspek ergonomi makro yang telah diidentifikasi pada perusahaan adalah : Tabel 3.1 Identifkasi Aspek Ergonomi Makro Hubungan Perusahaan Dengan Karyawan No Variabel 1 Standar kinerja karyawan 2 Kinerja karyawan saat ini Upaya perusahaan agar karyawan bisa 3 bekerja sesuai dengan standar 4 Upaya perusahaan dalam kesejahteraan 5 Sistem pemberian upah karyawan 6 Sistem pemberian upah lembur Beban Fisik No Variabel 1 Beban kerja (load) 2 Pengaruh beban kerja yang tinggi 3 Penetapkan job desk Pengaruh penetapan job desk terhadap 4 performansi kinerja Beban Psikis No Variabel 1 Jam kerja 2 Jam istirahat 3 Sistem kerja bergilir (shift pagi/malam) 4 Jaminan hari tua 5 Reward 6 Punishment Mental saat bekerja dengan beban kerja 7 yang besar Lingkungan Fisik No Variabel 1 Temperatur >40 ºC 2 Temperatur (30-40) ºC 3 Temperatur (25-30) ºC 4 Temperatur (20-25) ºC 5 Temperatur (15-20) ºC 6 Temperatur (10-15) ºC 7 Kebisingan (80-100) dB 8 Kebisingan (60-80) dB 9 Kebisingan (40-60) dB 10 Kebisingan (20-40) dB 11 Kebisingan <20 dB 12 Cahaya (2000-20.000) lux 13 Cahaya (200-2000) lux 14 Cahaya (20-200) lux 15 Kelembaban >80 % 16 Kelembaban 40-80 % 17 Kelembaban <40 % Upaya Perusahaan Dalam Antisipasi Lingkungan Fisik Yang Kurang Sesuai No Variabel 1 Antisipasi kebisingan >80 dB 2 Antisipasi suhu >40 ºC 3 Antisipasi cahaya (2000-20.000) lux 4 Antisipasi cahaya (20-200) lux 5 Antisipasi kelembaban >80% 6 Antisipasi kelembaban <40%
3.2 Kuisioner Untuk melakukan penilaian terhadap ergonomi perusahaan secara makro, maka akan dilakukan penyebaran kuisioner kepada manajer dan karyawan terhadap aspek-aspek ergonomi makro pada MMF yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Hal ini ditujukan agar penilaian kondisi ergonomi tidak hanya dari satu pihak saja, yaitu karyawan. Meskipun karyawan yang merasakan dampak secara langsung dari kondisi ergonomi perusahaan, tetapi pihak manajer juga perlu melakukan penilaian terhadap kondisi ergonomi, supaya data/nilai dari kuisioner dapat mencerminkan/mewakili kondisi ergonomi perusahaan MMF yang sesungguhnya. Untuk itu, dalam pengolahan data tidak dibedakan antara jawaban dari karyawan dan manajer. Dengan kata lain, kontribusi atau pengaruh masing-masing jawaban dianggap setara yang tercermin pada rata-rata keseluruhan. Kuisioner dilakukan dengan 2 tahapan, yang pertama adalah kuisioner pendahuluan dan kuisioner sebenarnya. Hasil dari kuisioner ini nantinya akan digunakan sebagai input dalam pembuatan simulasi pada tahap pemodelan kondisi existing perusahaan. Dimana input pada model tersebut berupa rata-rata dari setiap variabel pada aspek-aspek yang telah diidentifikasi sebelumnya. Dari nilai rata-rata yang diinputkan pada model, maka akan diketahui nilai ergonomi perusahaan saat ini. Nilai ergonomi ini akan mempengaruhi jumlah kecelakan kerja dan keluhan karyawan. Sedangkan jumlah kecelakaan dan keluhan karyawan akan mempengaruhi tingkat implementasi ergonomi pada perusahaan MMF. Baik buruknya tingkat implementasi ergonomi pada perusahaan inilah yang menyebabkan tepat atau tidaknya penyelesaian order. 3.2.1 Kuisioner pendahuluan Kuisioner ini merupakan kuisioner awal, yang disebarkan kepada 40 responden dengan tujuan untuk mengetahui berapa kuisioner yang seharusnya disebarkan. Kuisioner ini diberikan kepada 6 manajer, yaitu 5 manajer dari masing-masing sub divisi A/C Maintenance dan 1 manajer yang membawahi kelima sub divisi tersebut serta 36 karyawan A/C Maintenance. Setelah kuisioner pendahuluan disebarkan, maka akan dilakukan uji kecukupan data. Sehingga dapat diketahui apakah data awal yang disebarkan sudah memenuhi atau belum. Uji kecukupan data = Z α/2 x Rata-rata S.Dev x Error = 1,645 x 3,02 1,60 x 0,05 = 62,18 = 62
5
Berdasar uji kecukupan data ternyata dibutuhkan 62 responden, agar data yang dihasilkan cukup mewakili keadaan yang ada pada perusahaan. 3.2.2 Kuisioner Sesungguhnya Tabel 3.2 Kuisioner Sesungguhnya Validitas No A 1 2
3 4 5 6 B 1
2
3
4
C 1 2 3
4 5 6 7 D 1
Atribut untuk kuisioner
r-hit
HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN KARYAWAN Bagaimana kebijakan perusahaan dalam 0.59 menetapkan standar kinerja karyawan? Bagaimana kinerja karyawan saat ini (jika dilihat dari standar kinerja yang telah 0.31 ditetapkan perusahaan)? Bagaimana upaya perusahaan agar karyawan bisa bekerja sesuai dengan standar 0.47 kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan? Bagaiamana upaya perusahaan dalam 0.31 mencapai kesejahteraan karyawan? Bagaimana sistem pemberian upah 0.68 Bagaimana sistem pemberian upah 0.68 tambahan saat kerja lembur? rata-rata BEBAN FISIK Bagaimana beban kerja (load) yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan 0.64 dalam setiap order pesawat? Bagaimana pengaruh beban kerja yang tinggi (load besar) terhadap performansi 0.65 kinerja karyawan sehari-hari? Bagaimana kebijakan perusahaan dalam menetapkan job desk pada masing-masing 0.66 pekerja? Bagaimana pengaruh penetapan job desk terhadap performansi kinerja karyawan 0.60 sehari-hari? rata-rata BEBAN PSIKIS Bagaimana kebijakan pembagian jam kerja 0.36 yang telah ditetapkan oleh perusahaan? Bagaimana kebijakan jam istirahat yang 0.56 diberikan oleh perusahaan? Bagaimana kebijakan sistem kerja bergilir (shift pagi/malam) yang diberikan oleh 0.45 perusahaan? Bagaimana kebijakan perusahaan mengenai 0.30 jaminan hari tua? Bagaimana kebijakan perusahaan mengenai 0.38 reward? Bagaimana kebijakan perusahaan mengenai 0.50 punishment? Bagaimana keadaan mental saat bekerja 0.23 dengan beban kerja yang besar? rata-rata LINGKUNGAN FISIK Bagaimana pengaruh kinerja saat 0.28 temperatur pada kondisi tinggi (>40ºC) ?
Bagaimana pengaruh kinerja saat 0.35 temperatur pada kondisi sedang (25-40)ºC? Bagaimana pengaruh kinerja saat 0.41 3 kebisingan tinggi (>80dB)? Bagaimana pengaruh kinerja saat 4 0.47 kebisingan sedang (40-80) dB? Bagaimana pengaruh kinerja saat 5 0.35 kebisingan rendah (10-40) dB? Bagaimana pengaruh kondisi penerangan 6 0.43 cahaya tinggi (2000-20.000) lux ? Bagaimana pengaruh kondisi penerangan 7 0.35 cahaya sedang (200-2000) lux ? Bagaimana pengaruh kondisi penerangan 8 0.43 cahaya rendah (20-200) lux ? Bagaimana pengaruh kondisi kelembaban 9 0.58 tinggi (>80%) ? Bagaimana pengaruh kondisi kelembaban 10 0.45 sedang (40-80%) ? Bagaimana pengaruh kondisi kelembaban 11 0.61 rendah (>40%) ? rata-rata UPAYA PERUSAHAAN DALAM E MENGANTISIPASI LINGKUNGAN FISIK YANG KURANG SESUAI Bagaimana upaya perusahaan dalam 1 mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki 0.52 kebisingan tinggi (>80dB)? Bagaimana upaya perusahaan dalam 2 mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki 0.52 suhu tinggi (>40ºC)? 2
r-tabel
Reliabilitas RataKesim Kesim rata Alpha r-tabel pulan pulan
S.Dev
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
3.03
1.20
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
3.24
0.92
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
3.08
1.21
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
2.82
1.06
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
3.18
1.06
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
2.85
1.13
3.03
1.10
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
3.18
1.02
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
2.89
0.96
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
3.08
0.98
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
2.77
0.86
2.98
0.95
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
3.06
1.21
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
2.94
1.28
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
2.98
1.19
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
2.29
1.03
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
3.21
1.23
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
2.90
1.31
0.21
valid
0.43
0.28
reliabel
2.85
1.04
2.89
1.19
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
2.03
0.87
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
4.26
0.57
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
1.92
0.86
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
2.98
0.95
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
4.26
0.57
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
2.73
1.09
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
3.97
0.72
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
2.73
1.12
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
2.19
0.94
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
4.16
0.71
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
2.40
1.21
3.06
0.87
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
2.60
1.19
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
2.89
1.13
Bagaimana upaya perusahaan dalam mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki cahaya intensitas tinggi (2000-20.000) lux?
0.40
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
3.18
1.15
4
Bagaimana upaya perusahaan dalam mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki cahaya intensitas rendah (20-200) lux?
0.27
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
3.16
1.15
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
2.87
1.12
0.21
valid
0.37
0.28
reliabel
2.90
1.10
2.93
1.14
5
6
Tabel 3.3 Risk Matrix MMF Severity
3
Bagaimana upaya perusahaan dalam mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki 0.54 kelembaban tinggi (>80%) ? Bagaimana upaya perusahaan dalam mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki 0.48 kelembaban rendah (>40%)? rata-rata
dengan mengkombinasikan antara nilai saverity dan probility. Berdasarkan data yang diperoleh, maka diketahui untuk tingkat kecelakaan kerja dan keluhan karyawan terdapat pada saverity kelas Major, karena sebenarnya jenis kecelakaan yang terjadi pada karyawan termasuk level rendah dan tidak fatal yang menyebabkan kematian, hanya saja frekuensi terjadinya kecelakaan tersebut cukup sering sehingga untuk kelas probability tergolong kelas frequent. Berikut dibawah ini akan dijelaskan pengukuran tingkat implementasi ergonomi .
3.3 Tingkat Implementasi Ergonomi Tingkat implementasi Ergonomi akan dikur berdasarkan jumlah rata-rata kecelakaan kerja dan keluhan karyawan setiap tahunnya, dengan menggunakan metode risk matrix yaitu
Very Unlikely
Remote
Probability Occasional
Probable
Frequent
Catastrophic Critical Major Minor
Berdasarkan dari hasil diatas, dapat diketahui bahwa tingkat implementasi ergonomi masuk pada level merah. Dimana diketahui bahwa jika suatu kondisi terletak pada warna merah, maka perlu dilakukan upaya pengidentifikasian, pengukuran, penilaian, dan penggulangan resiko. Oleh sebab itu, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut akan dilakukan perbaikan terhadap kondisi ergonomi perusahaan. Perbaikan ini dilakukan berdasarkan kuisioner dari nilai tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan. Pembahasan lebih lanjut, akan dibahas pada sub bagian investasi perusahaan. 3.4 Investasi Perusahaan Investasi perusahaan kali ini, difokuskan pada investasi ergonomi. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi ergonomi perusahaan dengan mengurangi jumlah rata-rata kecelakaan kerja dan keluhan karyawan sehingga tingkat implementasi ergonomi perusahaan dapat lebih baik. Adapun perhitungan perhitungan estimasi investasi ergonomi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 Sesuai dengan kebijakan perusahaan, investasi ergonomi akan dilakukan secara berkala. Dimana, perusahaan akan memperbaiki hal-hal yang dianggap paling penting untuk diperbaiki. Karena dengan memperbaiki hal-hal yang paling penting, akan jauh memberikan dampak positif bagi perusahaan.
6
Tabel 3.4 Perhitungan Investasi Ergonomi DESKRIPSI BIAYA
TOTAL
BIAYA KONSULTAN DAN PROFFESIONAL Biaya Konsultan dan Tenaga Proffesional
Rp
3,600,000,000
Biaya Peralatan Kantor
Rp
210,000,000
Biaya Peralatan Lain
Rp
10,000,000
BIAYA ADMINISTRASI
BIAYA INFRASTRUKTUR Renovasi Kecil Infrastruktur
Rp
Renovasi Sedang Infrastruktur
Rp
600,000,000
Renovasi Besar/Pembangunan Infrastruktur
Rp
2,000,000,000
600,000,000
Renovasi Lingkungan Mesin Besar
Rp
150,000,000
Renovasi Lingkungan Mesin Kecil
Rp
60,000,000
Alat Untuk Reduksi Efek Temperatur
Rp
100,000,000
Alat Untuk Reduksi Efek Penerangan
Rp
100,000,000
Alat Untuk Reduksi Efek Kebisingan
Rp
100,000,000
Alat Untuk Reduksi Efek Kelembaban
Rp
100,000,000
Rp
500,000,000
BIAYA MESIN
BIAYA PERALATAN
BIAYA SISTEM Restrukturisasi Kebijakan MSDM DOKUMENTASI Laporan Pendahuluan
Rp
50,000,000
Laporan Bulanan
Rp
100,000,000
Laporan Akhir Implementasi
Rp
50,000,000
BIAYA KONTIJENSI
Rp
1,666,000,000
TOTAL ANGGARAN BIAYA PERBAIKAN ERGONOMI
Rp
9,996,000,000
Adapun hal-hal utama yang perlu diperbaiki dapat dilihat pada grafik importance performance di kuadran II. Karena pada kuadran ini nilai kepuasan memiliki nilai negatif sedangkan nilai kepentingan memiliki nilai positif, dijelaskan pada grafik 3.4. Dimana grafik ini di dapat dari nilai kepuasan dan nilai kepentingan hasil kuisioner.
II
I
III
IV
Grafik 3.1 Importance Performance Dari grafik tersebut diatas dapat diketahui bahwa beberapa hal utama yang perlu diperbaiki adalah, upaya perusahaan dalam pencapaian kesejahteraan karyawan, sistem upah lembur, beban kerja tinggi, keadaan mental saat beban kerja besar, kebijakan perusahaan mengenai jaminan hari tua, kondisi lingkungan fisik mulai dari kebisingan tinggi, suhu tinggi, kelembaban rendah dan kelembaban tinggi serta peninjauan ulang terhadap upaya perusahaan dalam mengantisipasi lingkungan fisik yang kurang sesuai tersebut.
3.5 Pembuatan Simulasi Sesuai dengan metodologi penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa tahap dalam pembuatan simulasi, mulai dari model konseptual yaitu dengan pembuatan CLD (causal loop diagram), kemudian pembuatan model, verifikasi dan validasi, pembuatan alternatif skenario hingga pemilihan skenario terbaik. 3.5.1 Konseptualisasi Model Konseptualisasi model merupakan tahapan awal dalam simulasi sistem dinamik. Karena pada tahap ini dilakukan identifikasi awal, mengenai kondisi existing dari perusahaan. Dari identifikasi tersebut didapatkan beberapa variabel yang mempengaruhi kondisi ergonomi perusahaan. Adapun beberapa variabel-variabel yang telah diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Beban fisik 2. Beban psikis 3. Lingkungan Fisik 4. Upaya perusahaan dalam mengantisipasi lingkungan fisik yang kurang sesuai 5. Hubungan perusahaan dengan karyawan 6. Kecelakaan kerja dan keluhan karyawan 7. Waktu keterlambatan penyelesaian order 8. Jumlah job order 9. Biaya Denda 10. Total biaya perusahaan Variabel-variabel tersebut diatas yang nantinya akan mempengaruhi pembuatan model dalam simulasi. Dalam CLD ini, akan digambarkan hubungan positif dan negatif antar variabel. Dimana hubungan ini akan mencerminkan sebab akibat dari variabelvariabelnya. Dimana hubungan positif mempunyai arti, adanya hubungan yang berbanding lurus antar variabel yang terkait. Sedangkan hubungan negatif adalah hubungan yang sifatnya berbanding terbalik antar variabelnya. Jadi, pada tahapan ini akan dibuat suatu model sebab akibat (Causal Loop Diagram) dari pemahaman mengenai Existing system perusahaan dan variabel-variabel yang telah didefinisikan sebelumnya, model tersebut digunakan sebagai kerangka berfikir dalam menyusun model simulasi agar mendekati kondisi yang sebenarnya. Adapun CLD dari Implementasi Ergonomi Makro pada perusahaan MMF dapat dilihat pada gambar 3.4
7
biaya perawatan dan perbaikan pesawat
pengaruh kondisi ergonomi dapat dilihat pada gambar 3.6 – gambar 3.10 di bawah ini :
Growth Kenaikan Biaya Dasar Produksi Per tahun
nilai job order biaya gaji karyaawan Produktivitas
+
Denda Keterlambatan
+ Tingkat Implementasi Ergonomi
-
+
-
-
+
Total Pendapatan Perusahaan
waktu keterlambatan penyelesaian order
-
+
biaya overhaul
+
+
jumlah job order
+
Biaya Produksi Per Pesawat
jml kecelakaan kerja kulit
+ gangguan pernafasan
-
Jumlah Kecelakaan kerja Per Tahun
jml kecelakaan kerja pernapasan
Jumlah Keluhan Karyawan Per Tahun
-
-
upaya perusahaan dlm antisipasi lingk fisik yg krg sesuai
+
Kondisi Ergonomi M M F
+ +
beban fisik
-
Nilai Keuntungan Perusahaan (Akhir Tahun)
share profit kpd karyawan
-
+
Biaya Organisasi Per Tahun
share profit (akhir Tahun)
+
Growth Kenaikan Biaya Organisasi Per Tahun
Perencanaan Untuk Investasi Perusahaan Tahun Depan
+
+ +
+ biaya faktor public relation
+
pengaruh penetapan jobdesk
pengaruh beban kerja tinggi
biaya komunikasi
+
+
beban fisik
biaya lain
biaya peralatan kantor primer
biaya listrik dan air
+
+
+
hubungan perusahaan dg karyawan
biaya non aircraft
+
shareholder
Perencanaan Pembiayaan Investasi Ergonomi
+
biaya sewa
+
+
+
+
kulit mudah kering
biaya riset
+
Total Biaya Perusahaan
gangguan pendengaran
+
+
lingkungan fisik
gangguan pada sendi&otot
kebijakan beban kerja dr perusahaan
biaya promosi
+
+
-
-
biaya depresiasi
biaya bahan bakar
+
Jumlah Kecelakaan dan Keluhan Kerja Per Tahun jml kecelakan kerja lain lain
+ +
biaya ground handling
Perencanaan Untuk Investasi Ergonomi Tahun Depan
Total Akumulasi Investasi Ergonomi Tahun Berjalan
biaya administrasi
Perencanaan Untuk Investasi Non Ergonomi Tahun Depan
biaya peralatan kantor sekunder
+
beban psikis
Gambar 3.4 CLD Implementasi Ergonomi Makro Pada MMF 3.5.2 Pembuatan Model Tahap selanjutnya adalah menyusun diagram alir (Stock and Flow Diagram) berdasarkan CLD yang telah dibuat sebelumnya. Diagram Alir ini merupakan kumpulan variabel pada CLD yang dikembangkan lagi menjadi lebih detail dan spesifik, yang meliputi pemberian aliran informasi dan fisik maupun persamaan matematis (berupa rumusan/ equation). Untuk mempermudah dalam memahami keseluruhan dari sistem yang akan dimodelkan, maka diagram alir yang disusun dibagi menjadi model utama beberapa submodel, model utama dari simulasi dinamik ini adalah Model Tingkat Implementasi Ergonomi dan Model Keuntungan Perusahaan. Model Tingkat Implementasi Ergonomi dapat dilihat pada gambar 3.6. Jumlah Kecelakaan dan Keluhan Kerja Per Tahun
kebijakan dalam menetapkan jobdesk
Gambar 3.6 Model Beban Fisik kebijakan jam kerja
mental saat kerja tinggi
kebijakan jam istirahat beban psikis
kebijakan punishment
kebijakan reward kebijakan sistem
kebijakan jaminan
kerja bergilir
hari tua
Gambar 3.7 Model Beban Psikis pengaruh kinerja saat pengaruh kinerja saat temperatur >40ºC
kelembaban rendah >40
pengaruh kinerja saat kelembaban sedang 40-80 pengaruh kinerja saat kelembaban tinggi >80
pengaruh kinerja saat temperatur 25-40ºC pengaruh kinerja saat cahaya rendah lingkungan fisik pengaruh kinerja saat cahaya sedang pengaruh kinerja saat kebisingan >80dB
pengaruh kinerja saat cahaya tinggi
pengaruh kinerja saat
pengaruh kinerja saat kebisingan 10-40dB
kebisingan 40-80dB
Gambar 3.8 Model Lingkungan Fisik
Tingkat Implementasi Ergonomi
antisipasi kelembaban tinggi
jml kecelakan kerja lain lain
antisipasi Jumlah Keluhan Karyawan Per Tahun
jml kecelakaan kerja kulit Jumlah Kecelakaan kerja Per Tahun
kelembaban rendah gangguan pernafasan
Produktivitas
antisipasi cahaya kulit mudah kering gangguan pada sendi&otot gangguan pendengaran
jml kecelakaan kerja pernapasan
upaya perusahaan dlm antisipasi lingk fisik yg krg sesuai
antisipasi kebisingan tinggi
rendah
Faktor Produktivitas faktor implementasi ergonomi
Kondisi Ergonomi MMF
antisipasi suhu tinggi
Total Akumulasi Investasi Ergonomi Tahun Berjalan
antisipasi cahaya tinggi
karyawan>
Gambar 3.5 Model Tingkat Implementasi
Gambar 3.9 Model Upaya Perusahaan Dalam Antisipasi Lingkungan Fisik Yang Kurang Sesuai kebijakan penetapan
Ergonomi
Dari model utama tersebut, akan dibagi menjadi beberapa sub model utama untuk tiaptiap pengaruh dari kondisi ergonomi. Diantaranya adalah beban fisik, beban psikis, lingkungan fisik, upaya perusahaan dalam mengantisipasi lingkungan fisik yang kurang sesuai, dan hubungan perusahaan dengan karyawan. Adapun beberapa sub model untuk
standar kinerja kebijakan upah lembur
hubungan perusahaan kondisi kinerja saat ini
dg karyawan
kebijakan upah normal
upaya perusahaan dalam pencapaian kesejahteraan upaya perusahaan agar karyawan bekerja sesuai standar
Gambar 3.10 Hubungan Perusahaan Dengan Karyawan
8
Model utama yang kedua dari pemodelan ini adalah keuntungan perusahaan. Dimana pada model ini akan digambarkan diagram alir dari tingkat implementasi ergonomi yang mempengaruhi produktivitas, dan produktivitas inilah yang mempengaruhi waktu keterlambatan penyelesaian job order. Dari waktu keterlambatan penyelesaian job order inilah yang nantinya menentukan seberapa besar Keuntungan Perusahaan setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya mengenai model keuntungan perusahaan, dapat dilihat pada gambar 3.11 di bawah ini : Growth Kenaikan Harga Job Order Pesawat
Lookup Jumlah Order
prosentase share profit pada karyawan
prosentase investasi perusahaan prosentase shareprofit pada shareholder
nilai job order
share profit kpd karyawan
jumlah job order <Time>
Total Pendapatan Perusahaan
shareholder Perencanaan Untuk Investasi Perusahaan Tahun Depan
share profit (akhir Tahun)
Nilai Keuntungan Perusahaan (Akhir Tahun)
Denda Keterlambatan
waktu keterlambatan penyelesaian order
M aksimum batas prosentase investasi ergonomi Tahun
Perencanaan Untuk Investasi Ergonomi Tahun Depan Perencanaan Untuk Investasi Non Ergonomi Tahun Depan
Kebutuhan Pembiayaan Investasi Ergonomi
Total Biaya Perusahaan
Perencanaan Pembiayaan Investasi Ergonomi
Implementasi Pembiayaan Investasi Ergonomi <jumlah job order>
Biaya Produksi Per Pesawat
biaya gaji karyaawan
biaya perawatan dan perbaikan pesawat
Biaya Organisasi Per Tahun
biaya promosi
Growth Kenaikan Biaya Organisasi Per Tahun
biaya sewa biaya riset
biaya depresiasi biaya peralatan kantor primer
biaya bahan bakar
Growth Kenaikan Biaya Dasar Produksi Per tahun
biaya ground handling
biaya faktor public relation
biaya peralatan kantor sekunder
biaya listrik dan air
biaya overhaul
biaya komunikasi
biaya lain
biaya non aircraft
biaya administrasi
Gambar 3.11 Model Keuntungan Perusahaan 3.5.3 Alternatif Skenario Perbaikan Pada tahap ini akan dilakukan usulan perbaikan dari beberapa model kondisi existing yang dibuat. Pembuatan alternatif skenario dilakukan dengan tahapan, Uji Sensitivitas. Uji sentivitas dilakukan terhadap model yang telah verify dan valid. Berdasarkan hasil simulasi kondisi existing perusahaan untuk periode 20 tahun berikutnya (2007-2026), ternyata tingkat implementasi ergonomi masih berada pada level warna merah atau frequent. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perusahaan menginginkan tingkat implementasi ergonomi lebih baik, paling tidak berada pada level kuning (occasional) agar kondisi ergonomi perusahaan menuju nilai 5 (sangat baik). Selain itu, perusahaan menginginkan seluruh investasi ditempuh dengan modal sendiri dan tidak melalui hutang. Dari kondisi ini maka, akan dilakukan 5 skenario. Pada 5 skenario ini akan dilakukan perubahan prosentase nilai input pada variabel-variabel seperti di bawah ini : Investasi ergonomi Maximum batas prosentase investasi ergonomi Harga job order Biaya produksi per pesawat Biaya organisasi
Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan prosentase nilai pada 5 variabel diatas, dapat dilihat pada penjelasan masingmasing skenario di bawah ini. Adapun masingmasing skenario tersebut adalah : 1. Skenario 1 Perusahaan sangat berminat untuk investasi ergonomi. Hal ini dapat dilihat pada kondisi existing perusahaan yang semula melakukan alokasi pada investasi perusahaan sebesar 80 % kemudian dinaikkan sebesar 90 % dan maximum batas prosentase investasi ergonomi yang semula 30 % dinaikkan menjadi 90 %. Selain itu, perusahaan dapat menaikkan perencanaan pembiayaan investasi ergonomi yang semula sebesar 10 Milyar menjadi 36 Milyar. 2. Skenario 2 Perusahaan tidak bersemangat dalam melakukan investasi ergonomi. Hal ini dilambangkan dengan komposisi prosentase investasi perusahaan sebesar 10 % dan maximum batas prosentase investasi ergonomi sebesar 10 %. Selain itu, perusahaan juga menurunkan perencanaan pembiayaan investasi ergonomi yang semula sebesar 10 Milyar menjadi 400 juta. 3. Skenario 3 Pada skenario 3, prosentase investasi perusahaan dan maximum batas investasi ergonomi dalam keadaan tetap, tetapi perusahaan ingin melakukan investasi ergonomi didukung dengan adanya peningkatan growth kenaikan harga job order pesawat sebesar 2 kali lipat dari kondisi awal, yaitu sebesar 10 %. 4. Skenario 4 Dimana kondisi prosentase investasi perusahaan dan maximum batas investasi ergonomi dalam keadaan tetap, tetapi perusahaan ingin melakukan investasi ergonomi didukung dengan adanya peningkatan growth kenaikan harga biaya produksi per pesawat dan biaya organisasi per tahun sebesar 2 kali lipat dari kondisi awal, yaitu sebesar 10 %. 5. Skenario 5 Perusahaan dalam melakukan investasi ergonomi dengan melakukan peningkatan alokasi pada investasi perusahaan sebesar 75 % dan maximum batas prosentase investasi ergonomi sebesar 75 %. Sementara pembiayaan investasi ergonomi yang tetap sebesar 10 Milyar.
9
Adapun output dari masing-masing skenario pada kondisi ergonomi perusahaan, tingkat implementasi ergonomi dan nilai keuntungan perusahaan dapat dilihat pada grafik 3.2 – grafik 3.6.
Grafik 3.2 Kondisi Ergonomi MMF
Grafik 3.3 Jumlah Kecelakaan dan Keluhan Kerja per Tahun
3.5.4 Pemilihan Skenario Terbaik Analisa pemilihan skenario perbaikan disini akan memperhatikan sisi keuntungan perusahaan. Dimana hal yang diperhatikan adalah investasi dan tingkat pengembalian. Aktivitas analisis finansial pada penelitian ini terdiri dari teknik-teknik discounting dan coumpounding sehingga untuk melakukan analisis finansial dibutuhkan besaran nilai tingkat pengembalian. Tingkat Pengembalian adalah besaran tingkat bunga yang ditetapkan dan diinginkan oleh manajemen perusahaan MMF sebagai imbal hasil yang sesuai atas alokasi penempatan keuangan perusahaan pada suatu investasi. Tingkat bunga yang ditetapkan adalah sebesar 15 %, dimana ini terdiri dari 8,5 % yang merupakan besaran tingkat bunga pasar pada investasi tidak berisiko (risk free asset) dan 6,5 % risk premium merupakan asumsi yang diharapkan sesuai, sebagai pengganti atas kedekatan perusahaan dengan risiko pada industri maintenance pesawat.
Arus kas masuk Berikut ini adalah tabel data keterlambatan dari masing-masing skenario. Tabel 3.5 Waktu keterlambatan
Grafik 3.4 Tingkat Implementasi Ergonomi
Grafik 3.5 Waktu Keterlambatan Order
Perusahaan perlu untuk menentukan horison arus kas masuk perusahaan dari penurunan waktu keterlambatan. Adapun perhitungan waktu keterlambatan dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Penurunan Waktu Keterlambatan
Grafik 3.6 Nilai Keuntungan Perusahaan
10
Langkah berikutnya adalah menghitung besaran nilai arus kas masuk perusahaan dengan cara 2.5% dikalikan dengan jumlah hari keterlambatan kemudian dikalikan dengan pendapatan. Perhitungan besaran arus kas masuk dalam (000) dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Besaran Nilai Arus Kas Masuk
yaitu skenario current, skenario 1, skenario 3 dan skenario 5. 2. Untuk keperluan perhitungan investasi selanjutnya maka yang digunakan adalah perhitungan untuk skenario Current, 1, 3 dan 5. Langkah selanjutnya adalah perusahaan mengidentifikasi besaran arus kas keluar per tahun untuk pembiayaan investasi ergonomi. Berikut ini ditunjukkan penentuan arus kas keluar untuk pembiayaan investasi ergonomi perusahaan. (dalam 000) Tabel 3.10 Arus Kas Keluar Untuk Pembiayaan Investasi Ergonomi Perusahaan
Langkah berikutnya adalah, menentukan besar present value pada tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 3.8. Tabel 3.8 Perhitungan PV Arus Kas Masuk
Arus kas keluar Pada tabel 3.9 ditunjukkan perhitungan Akumulasi Pembiayaan Investasi Perbaikan Ergonomi, dalam (000.000). Perhitungan ini merupakan hasil output software vensim pada variabel akumulasi investasi ergonomi tahun berjalan. Tabel 3.9 Akumulasi Pembiayaan Investasi Perbaikan Ergonomi
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa : 1. Hanya 4 skenario yang mampu untuk melakukan pembiayaan investasi ergonomi dengan nominal sebesar Rp 10.000.000.000,
Langkah selanjutnya adalah, menentukan besar present value arus kas keluar pada tahun 2006, dapat dilihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11 Perhitungan PV Arus Kas Keluar
NPV (Net Present Value) Analisis net present value digunakan untuk menghitung dan menganalisa perencanaan rentang arus kas bersih dari suatu investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada rentang waktu masa mendatang agar dapat memberikan pengembalian yang positif atau nilai penembalian yang menguntungkan. Analisis net present value pada dasarnya akan membandingkan besaran nilai rentang penerimaan arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan dibandingkan dengan besaran pembiayaan untuk investasi perusahaan pada rentang waktu masa mendatang, dengan melakukan discounting dan coumpounding untuk memproyeksikan setiap nilai arus kas keluar dan masuk pada titik yang seimbang, yaitu kembali pada periode awal investasi (periode nol). Hasil proyeksi arus kas keluar
11
keluar dikurangi dengan proyeksi arus kas masuk yang dinamakan sebagai analisis net present value tersebut harus memberikan nilai yang positif. Untuk hasil perhitungan NPVdapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.12 Perhitungan NPV
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui ternyata Skenario yang dipilih adalah skenario 5, karena skenario 5 dapat memberikan hasil keuntungan paling baik bagi perusahaan yaitu sebesar Rp 7.558.170. 4. ANALISA Pada tahap ini akan dilakukan analisa terhadap pengolahan data yang telah dilakukan. Setelah dilakukan pembuatan model simulasi kondisi existing, dapat diketahui bahwa variabel utama dalam permodelan adalah, kondisi ergonomi perusahaan. Karena dari variabel inilah dapat diketahui kondisi ergonomi perusahaan secara makro. Dimana kondisi ergonomi perusahaan dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya, beban fisik, beban psikis, hubungan perusahaan dengan karyawan, lingkungan fisik, perencanaan pembiayaan investasi ergonomi, dan upaya perusahaan dalam mengantisipasi lingkungan fisik yang kurang sesuai. Dari kondisi ergonomi tersebut, maka nantinya akan mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja dan keluhan karyawan. Dan hal ini akan mempengaruhi Tingkat Implementasi Ergonomi pada MMF. Baik atau buruknya implementasi ergonomi perusahaan yang nantinya akan mempengaruhi tepat atau tidaknya pengerjaan order. Jika order tepat waktu, maka perusahaan tidak akan mengeluarkan biaya denda kepada konsumen atas keterlambatan tersebut. Hal inilah yang amat mempengaruhi keuntungan akhir dari perusahaan. Pada pengolahan data telah dibuat beberapa alternatif skenario untuk perbaikan. Berdasarkan dari beberapa skenario yang dibuat, ternyata pada grafik pada skenario 3 kondisi ergonomi mencapai nilai 5 pada tahun 2012, begitupun juga dengan tingkat implementasi ergonomi menacapai nilai 3 untuk kondisi occasional pada tahun 2013. Sedangkan untuk nilai keuntungan perusahaan akhir tahun juga
skenario 3 yang terbaik, hal ini didukung oleh waktu keterlambatan order semakin berkurang. Akan tetapi setelah dilakukan perhitungan NPV dengan metode discounting dan coumpounding menunujukkan bahwa skenario terbaik adalah skenario 5, karena pada skenario 5 nilai keuntungan perusahaan berdasarkan investasi yang diberikan lebih besar dibandingkan skenario 3 maupun skenario lainnya. Karena berdasarkan dari brainstorming dengan perusahaan yang menginginkan skenario terbaik melihat pada sisi tingkat pengembalian modal terhadap investasi yang diberikan, maka skenario 5 menjadi skenario yang paling baik diantara lainnya. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang nantinya akan menjawab tujuan dari penelitian dan beberapa saran mengenai penelitian yang telah dilakukan maupun untuk penelitian berikutnya. 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Aspek-aspek yang berkaitan dengan ergonomi makro dalam MMF adalah keseluruhan aspek-aspek penting berpengaruh dalam hubungan antara MMF dengan karyawannya, dimana MMF berkeinginan untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui penciptaan sistem kerja yang efektif dan efisien, sementara keinginan setiap entitas karyawan untuk mendapatkan kesejahteraan. Aspek-aspek yang berhasil diidentifikasi antara lain adalah : - Aspek beban psikis - Aspek lingkungan fisik - Aspek beban fisik - Aspek hubungan perusahaan dengan karyawan - Aspek upaya perusahaan dalam antisipasi lingkungan fisik yang kurang sesuai. Kelima aspek ini terkait dengan penciptaan sistem kerja yang optimal di MMF. 2. Causal loop diagram dibuat berdasarkan kondisi ergonomi dari seluruh aspek ergonomi makro pada perusahaan MMF sebagai variabel input. Dari kondisi ergonomi inilah akan mempengaruhi jumlah kecelakaan kerja dan keluhan karyawan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap
12
produktivitas kinerja karyawan yang menimbulkan tepat atau tidak penyelesaian order. Keterlambatan order pada akhirnya mempengaruhi nilai keuntungan perusahaan. Karena perusahaan harus mengeluarkan biaya denda kepada konsumen dari keterlambatan tersebut. 3. Permodelan dinamis dibuat berdasarkan Causal Loop Diagram dengan bantuan software Ventana Simulation. Pemodelan secara dinamis dijalankan untuk mensimulasikan sistem kerja perusahaan. Pemodelan ini akan memprediksi nilai kondisi ergonomi, tingkat implementasi ergonomi, jumlah kecelakaan kerja dan keluhan karyawan, tingkat produktivitas kerja, tingkat penurunan waktu keterlambatan serta nilai keuntungan perusahaan, melalui masukan data dari kuisioner data ergonomi sebagai data awal, serta kebijakan ergonomi makro perusahaan MMF dalam menetapkan besaran alokasi sumber daya perusahaan untuk kegiatan perbaikan. 4. Permodelan sistem dinamis perusahaan diuji lebih lanjut dengan menciptakan dan menjalankan berbagai macam alternatif skenario. Hasil akhir menunjukkan bahwa semakin besar komitmen perusahaan dalam melakukan kebijakan implementasi ergonomi makro di perusahaan dengan memperbesar alokasi sumber daya perusahaan pada dana investasi perbaikan ergonomi, maka semakin mempercepat waktu perusahaan untuk pencapaian kondisi ergonomi yang ideal. Dari segi keuntungan mengindikasikan bahwa semakin cepat pencapaian perbaikan kondisi ergonomi, maka perusahaan dapat semakin cepat meningkatkan produktivitas bisnisnya yang kemudian mempengaruhi pengurangan waktu dan denda keterlambatan, sehingga akhirnya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Hasil optimal ditunjukkan dari simulasi model pada skenario 5 menunjukkan bahwa nilai net present value dari investasi ergonomi adalah sebesar Rp 7.558.170,-. Secara keseluruhan jika mementingkan masalah ergonomi diharapkan akan membentuk paradigma ergonomi yaitu semakin baik ergonomi suatu sistem kerja perusahaan, maka akan memberikan keuntungan finansial yang semakin besar.
6.2 Saran Adapun beberapa saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah : 1. Adanya penelitian yang terkait dengan ergonomi makro secara berkala setiap tahun. Penelitian disarankan lebih pada identifikasi untuk menambah aspek-aspek ergonomi makro, pengukuran nilai kondisi ergonomi perusahaan, pengukuran jumlah kecelakaan dan kecelakaan kerja. 2. Adanya penelitian yang terkait dengan penetapan harga servis kepada pelanggan. Hasil juga menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan harga servisnya untuk memperbesar pemasukan, sehingga dapat memperbesar dana untuk investasi ergonomi. 3. Adanya penelitian kajian perhitungan investasi dengan biaya hutang. Karena investasi pada perbaikan ergonomi makro memiliki hasil masa mendatang yang positif, maka piranti hutang dimungkinkan karena dapat mempercepat dan menstabilkan kondisi pendanaan investasi ergonomi makro, dan mempercepat penciptaan kondisi ergonomi yang ideal. 6. DAFTAR PUSTAKA Asfahl, Ray.C (1999). Industrial Safety And Health Management. Fourth Edition, Prentice Hall, Inc., New Jersey. Artayasa, I.N. (2006). Ergonomi Total Mengimplementasikan Revitalitas pertanian demi meningkatkan kualitas hidup petani. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3, 2006. Surabaya, 29 Juli 2006. Chamidah, Nurul (2004). Pengukuran Tingkat Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Perangkingan Hazards Dengan Pendekatan Risk Assesment. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Company Eastmen Kodak (1983). Ergonomic Design For People At Work. Volume I, Lifetime Learning Publications, A divison of Wadsworth,Inc., Belmont California. Darmawan, Salim (2006). Penentuan Jumlah Operator Optimal Karyawan dengan Pendekatan WorkLoad Analysis. Laporan Tugas Akhir Jurusan
13
Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Firman, dkk (2006). Evaluasi Kualitas Pelayanan Jasa Transportasi Kereta Api Dengan Pendekatan Ergonomi Makro. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3, 2006. Surabaya, 29 Juli 2006. Forrester, J.W. (1961). Bussiness Dynamics. MIT Press. Cambridge. Forrester, J.W. (1961). Industrial Dynamics. MIT Press. Cambridge. Hariadi, Indra D. (2006). Perencanaan Pengadaan Kemasan Isi Ulang pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia dengan Pendekatan Sistem Dinamik. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Hendrick, H.W. & Kleiner, M.B. (2002). Macroergonomics Theory, Methods, and Applications. Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers, Mahwah, New Jersey. Karwowski, Waldemar (2005). The Disipline Of Ergonomics and Human Factor. Journal of Ergonomics. University Of Louisville, Kentucky. Manuaba, Adnyana (2004). Pendekatan Ergonomi Holistik Satu Keharusan Dalam Otomasi Untuk Mencapai proses Kerja dan Produk Yang manusiawi, Kompetitif Dan Lestari. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi, 2005. Yogyakarta 16-17 Februari 2005. Putri, dkk (2006). Pendekatan ergonomi makro terhadap usaha peningkatan kualitas pelayanan loket pembuatan surat keterangan mahasiswa. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3, 2006. Surabaya, 29 Juli 2006. Robertson, M.M (2001). Macroergonomics: A Work System Design Perspective. Prosiding of the SELF-ACE 2001 Conference – Ergonomics for changinwork.P Ross, Westerfield Jaffe (2005). Corporate Finance. Seventh Edition, Mc graw – Hill International Edition Rousand, Marvin (2005). System Reliability Theory. Second Edition, Willey. Sudiarno, Aditya (2007). Integrasi Ergonomi Total dan Ekologi Pada Pemodelan Manajemen Sampah Kota Menuju
Surabaya Ecopolis. Laporan Thesis Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Widodo, Lamto dkk (2006). Metodologi Perancangan Sistem Kerja Berdasar Analisis Ergonomi Makro. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3, 2006. Surabaya, 29 Juli 2006. Wignjosoebroto, Sritomo (2000). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya, Surabaya. Wulansari, Reni (2007). Evaluasi dan Peningkatan Kualitas Sistem Pelayanan Gangguan Pada Unit Corporate Customer Dengan Pendekatan Lean Six Sigma. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
14