Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
ANALISA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DINAS BINA MARGA PROVINSI SUMATERA UTARA Chainar Elli Ria Fakultas Ekonomi Universitas Darma Agung Email:
[email protected]
ABSTRAK Otonomi daerah setiap organisasi pemerintah dituntut untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia dan beradaptasi dengan macam perubahan. Tidak dapat dipungkiri bahwa sumber daya manusia merupakan elemen yang sangat strategis dalam organisasi. Objek dari penelitian ini adalah Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara. Hasil faktor utama analisis eksploratori dari 20 variabel awal diperoleh 16 variabel yang valid, 4 variabel yang tidak valid, selanjutnya direduksi 14 variabel yang menghasilkan 3 faktor utama yang mempengaruhi kinerja pegawai Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara yaitu, faktor 1 terdiri atas X6 (Aktualisasi Diri , X5 (Pemberian Tugas), X3 (Ketegasan Pimpinan), faktor ini dinamakan variabel motivasi kerja. Faktor 2 terdiri atas X20 (Sistem Informasi Kepegawaian), X12 (Jaminan Hari Tua), X10 (Kompensasi), dinamakan menjadi variabel pemeliharaan pegawai. Faktor 3 terdiri atas X7 (Peningkatan Karir), X6 (Realisasi Pendidika dan Pelatihan), maka faktor digunakan variabel pendidikan dan pelatihan. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa hanya 7,2% variabel motivasi kerja, pemeliharaan pegawai dan pendidikan dan pelatihan mempengaruhi kinerja pegawai 93,8% dipengaruhi variable yang lain. Hasil uji F dan uji T terhadap model regresi dan Y = 12.485 + 0,046 X1 + 0,616 X2 + 0,622 X3 dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan pada populasi sampel di Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara. Kebijakan yang diambil oleh Dinas Bina Marga Sumatera Utara adalah menciptakan sesuatu yang membangun motivasi kerja Pegawai, pemeliharaan pegawai yang diperhatikan dan pengadaan pendidikan dan pelatihan sehingga nantinya membawa pengaruh positif terhadap kinerja pegawai di instansi tersebut. Kata kunci : Analisis faktor eksploratori, kinerja pegawai dan pengaruh ABSTRACT In regional autonomy, every government organization is required to develop the potential of human resources and adapt to various changes. It can not be denied that human resources are a very strategic element in the Organization. The object of this research is the Department of Highways of the Province of North Sumatra. The results of the main factors exploratory analysis of 20 initial variables obtained 16 valid variables, 4 invalid variables, then reduced 14 Variables that produce 3 main factors that affect the performance of employees in the Office of Highways Province of North Sumatra that is, factor 1 consists of X6 (Actualization Self), X5 (Assignment), X3 (Leadership Assertiveness), this factor is called Variable Motivation Work. Factor 2 consists of X20 (Personnel Information System), X12 (Old Age Guarantee), X10 (Compensation), named to Variable Maintenance Employee. Factor 3 consists of X 7 (Career Enhancement), X6 (Realization of Education and Training), then the factors used Variable Education and Training.
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 176
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
The result concluded that only 7,2% Variable of Work Motivation, Maintenance of Employee and Education and Training influence Employee performance 93,8% influenced by other variable. The result of F test and T test on regression model and Y = 12.485 + 0.046 X1 + 0,616 X2 + 0,622 X3 in this research did not have significant effect on sample population at Dinas Bina Marga of North Sumatera Province. The policy adopted by the Highways Agency of North Sumatra is to create something that builds the employee's motivation, the maintenance of the attention paid employees and the procurement of education and training so that it will bring a positive influence on the performance of the employees in the institution. Keywords : Exploratory factor analysis, employee performance and influence PENDAHULUAN Mengamati hasil kerja pegawai kantor
lainnya yang juga turut mempengaruhi
Dinas Marga Sumatera Utara, terlihat
kinerja seorang pegawai, yaitu kurangnya
bahwa sebagian pegawai bekerja dengan
tingkat pendidikan non – formal (pelatihan
disiplin yang tinggi, namun masih terdapat
dan kursus – kursus) yang diberikan kepada
sebagian
sering
para pegawai, sikap loyal terhadap instansi
menggunakan waktu kerja untuk hal – hal
tempat bekerja, budaya kerja, pengalaman
yang tidak produktif atau bahkan ada yang
kerja,
sampai
pegawai dan rendahnya motivasi.
pegawai
lagi
meninggalkan
kepentingan
pribadinya.
yang
kantor
untuk
Kondisi
yang
rendahnya
seperti ini, menunjukkan rendahnya tingkat
Tujuan Penelitian
disiplin kerja yang pada akhirnya akan
a.
tingkat
kedisiplinan
Untuk mengetahui jumlah dan faktor
mempengaruhi unit kerja dan lingkungan
yang dapat dibentuk menjadi faktor
kerja secara keseluruhan.
utama dari variabel – variabel yang
Rendahnya
kinerja
sumber
daya
mempengaruhi
kinerja
pegawai
di
manusia pada kantor dinas Bina Marga
Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera
Provinsi
Utara.
Sumatera
Utara, tidak dapat
dikatakan sebagai akibat rendahnya tingkat
b.
Untuk
mengetahui
sejauh
mana
pendidikan formal para pegawai. Karena
signifikansi pengaruh faktor utama
secara
terhadap kinerja Pegawai di Dinas Bina
formal,
berpendidikan
jumlah pada
pegawai
jenjang
yang
perguruan
tinggi yaitu Pasca Sarjana, Sarjana dan Diploma sisanya
sebanyak sebesar
69,42%
30,58%
Marga Provinsi Sumatera Utara. c.
Untuk mengetahui variabel apakah
sedangkan
yang paling siginifikan mempengaruhi
berpendidikan
kinerja pegawai di Dinas Bina Marga
SLTA. Selain itu, terdapat sejumlah faktor
Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 177
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
Manfaat Penelitian
Perform yang mempunyai beberapa entries
a.
Bagi penulis, penelitian ini dapat
sebagai berikut :
dijadikan
1.
sebagai
sarana
untuk
mempraktekkan dan menerapkan ilmu Pengetahuan yang telah diperoleh di
2.
3.
4.
menjalankan
kewajiban
Menjalankan suatu karakter dalam
Menggambarkan dengan suara atau alat music
Bagi Perusahaan atau instansi sebagai
5.
bahan pemikiran kepada pihak kepala kepegawaian
Dinas
Bina
Marga
Melaksanakan atau menyempurnakan suatu tanggung jawab
6.
Provinsi Sumatera Utara, dan sebagai
c.
Memenuhi,
suatu permainan
penelitian. b.
dan
suatu nazar
penulis selama diperkuliahan dengan yang terdapat di lapangan pada saat
menjalankan
melaksanakan
perkuliahan, sehingga dapat menjadi bahan perbandingan yang didapat oleh
Melakukan,
Melakukan suatu kegiatan dalam suatu permainan
bahan evaluasi dalam kaitannya dengan
7.
Memainkan pertunjukkan musik
peningkatan kinerja Pegawai.
8.
Melakukan sesuatu yang diharapakan
Bagi Peneliti lain, sebagai bahan
oleh seseorang atau mesin
referensi dan informasi bagi peneliti
Untuk membedakan kinerja pegawai
lainnya yang berminat untuk meneliti
dan kinerja organisasi Ismail Nawawi Uha
secara mendalam tentang permasalahan
(2015:212) mengemukakan bahwa: “Secara
ini dan yang berhubungan dengan
konseptual kinerja pada dasarnya dapat
penelitian – penelitian yang sejenis.
dilihat dari dua segi, yaitu kinerja Pegawai secara Individu dan kinerja Organisasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja
Kinerja Pegawai
perseorangan dalam Organisasi. Sedangkan
Ismail
Nawawi
mengungkapkan berjudul
dalam Budaya
Uha
(2015:212)
bukunya
yang
Organisasi,
Pegawai
adalah
hasil
kerja
kinerja Organisasi adalah totalitas hasil kerja
yang telah
dicapai
oleh
suatu
Organisasi”.
Kepemimpinan dan kinerja bahwa istilah kinerja (Performance) menurut The Scriber
Pengertian Disiplin
dalam kamus Bantam English Dictionary
Disiplin menurut Bejo Siswanto (2005:291)
yang dikemukakan oleh Prawirosentono
adalah:
bahwa, kinerja (Performance) dari akar kata
menghargai, patuh, dan taat terhadap
“Suatu
sikap
menghormati,
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 178
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
peraturan – peraturan yang berlaku, baik
dengan yang diungkapkan oleh Walker,
yang tertulis maupun yang tidak tertulis
bahwa
serta sanggup menjalankannya dan tidak
organisasi untuk memperlengkapi pegawai
mengelak
untuk
menerima
sanksi
–
pendidikan
mengembangkan
disediakan
oleh
kapasitasnya
untuk
sanksinya apabila ia melanggar tugas dan
mengantisipasi atau menghadapi masa yang
wewenang yang diberikan kepadanya”.
akan datang. Sedangkan
disediakan
oleh Organisasi untuk membantu pegawai
Indikator Disiplin Faktor – faktor atau Indikator yang mempengaruhi
Pelatihan
kedisiplinan
menurut
mendapatkan ketrampilan yang diperlukan bagi peningkatan kinerja Organisasi. Jadi
Gouzali Saydam (205:291) sebagai berikut :
pelatihan
1.
Besar kecilnya pemberian kompensasi.
masalah – masalah yang sifatnya teknis,
2.
Ada tidaknya keteladanan pemimpin
sedangkan Pendidikan diperlukan untuk
dalam Perusahaan / Organisasi.
menambah kemampuan wawasan pegawai
Ada tidaknya aturan pasti yang dapat
untuk memecahkan masalah – masalah
dijadikan pegangan.
Organisasi secara keseluruhan “.
3.
4.
Keberanian
pemimpin
diperlukan
untuk
mengatasi
dalam
mengambil keputusan.
Pendidikan dan Pelatihan PNS
5.
Ada tidaknya pengawasan pemimpin.
6.
Ada tidaknya perhatian kepada para
Pelatihan
karyawan.
Organisasi biasanya disatukan menjadi
Diciptakan kebiasan – kebiasan yang
“Diklat”.
Pengertian
mendukung tegaknya Disiplin.
Pelatihan
dalam
7.
Penggunaan istilah Pendidikan dan dalam
suatu
Instansi
atau
Pendidikan
peraturan
dan
Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Wirman Syafri dan Alwi (2014:64)
adalah
proses
mengajar
penyelenggaraan
dalam
rangka
belajar
meningkatkan
mengemukakan bahwa: “Pendidikan dan
kemampuan Pegawai Negri Sipil. Untuk
Pelatihan merupakan suatu kebijaksanaan
membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil
Organisasi
seperti
untuk
meningkatkan
tersebut
di
atas,
diperlukan
kemampuan dan ketrampilan sumber daya
Pendidikan dan Pelatihan yang mengarah
manusia
pada:
organisasi
guna
menghadapi
tantangan masa depan. Hal ini sesuai
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 179
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
1.
Peningkatan
sikap
dan
semangat
Motivasi Kerja
pengabdian yang berorientasi pada kepentingan
masyarakat,
bangsa,
Negara, dan tanah air. 2.
Peningkatan
Peningkatan
(2010:379)
bahwa:
“Motivasi
Teknis,
proses perilaku manusia pada pencapaian
atau
tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung
dan
kepemimpinannya. 3.
mengemukakan
Wibowo
merupakan dorongan terhadap serangkaian
kompetensi
Manajerial,
Selanjutnya,
dalam
dengan
semangat
motivasi
meliputi
membangkitkan, mengarahkan, menjaga,
kerjasama dengan tanggung jawab
menunjukkan
sesuai dengan lingkungan kerja dan
menerus dan adanya tujuan”.
Organisasi.
intensitas,
Sondang
Dasar pemikiran yang ditetapkan dalam
unsur
P.
bersifat
Siagian
terus
(2008:138)
mengemukakan bahwa: “Motivasi adalah
peraturan Pemerintah tersebut adalah:
daya
1.
Pendidikan dan Pelatihan merupakan
seseorang anggota organisasi mau dan rela
bagian Integral dari sistem pembinaan
untuk menggerakkan kemampuan dalam
Pegawao Negri Sipil.
membentuk
Pendidikan dan Pelatihan mempunyai
tenaga
keterkaitan
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang
2.
dengan
pengembangan
karier Pegawai Negri Sipil. 3.
Sistem
Pendidikan
meliputi kebutuhan,
yang
keahlian dan
menjadi
dan
proses
pendorong
mengakibatkan
dan
ketrampilan
waktunya
tanggung
untuk
jawabnya
dan
Pelatihan
menunaikan kewajibannya dalam rangka
indentifikasi
Pencapaian tujuan dan berbagai saran
perencanaan,
organisasi
penyelenggaraan, evaluasi pendidikan
yang
telah
ditentukan
sebelumnya”.
dan pelatihan. 4.
Pendidikan dan Pelatihan diarahkan
Indikator Motivasi Kerja
untuk mempersiapkan Pegawai Negri Sipil
agar
memenuhi
persyaratan
Menurut definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa Indikator motivasi
jabatan yang ditentukan dan kebutuhan
adalah sebagai berikut:
organisasi, termasuk pengadaan kader
a.
pimpinan dan staf.
Daya
pendorong
adalah
semacam
naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 180
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
b.
Kemauan
adalah
dorongan
untuk
Lingkungan Kerja
melakukan sesuatu karena terstimulasi
Kerelaan
adalah
suatu
bentuk
maksudnya
e.
g.
adalah dan
bahan
keseluruhan
orang lain agar dirinya mengabulkan
lingkungan
suatu permintaan tertentu tanpa merasa
bekerja, Metode kerjanya baik sebagai
terpaksa dalam melakukan permintaan
perseorang maupun sebagai kelompok”.
sekitarnya
Menurut
yang
alat
perkakas
dimana
Sedarmayanti
(2009:21)
Bahasa Indonesia, keahlian: kemahiran
pengembangan kepribadian pegawai secara
disuatu ilmu (kepandaian, pekerjaan).
garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi
Membentuk keahlian adalah proses
menjadi 2 yakni:
penciptaan
a.
kemahiran
yang
seorang
dalam
pengubahan
bukunya
dihadapi,
Membentuk keahlian, dalam kamus
berjudul
Lingkungan kerja fisik, yaitu semua
seseorang dalam suatu ilmu tertentu.
yang terdapat disekitar tempat kerja
Membentuk
adalah
yang dapat mempengaruhi pegawai
kemampuan melakukan pola – pola
baik secara langsung maupun tidak
tingkah laku yang kompleks dan
langsung.
keterampilan
tersusun rapi secara mulus dan sesuai
f.
(2011:2)
persetujuan atas adanya permintaan
tersebut. d.
Sedarmayati
mendefinisikan bahwa: “Lingkungan kerja
(ada pengaruh) dari luar diri. c.
Menurut
b.
Lingkungan kerja non fisik, yaitu
dengan keadaan untuk mencapai hasil
semua keadaan yang terjadi yang
tertentu.
berkaitan dengan hubungan kerja, baik
Tanggung Jawab, Kewajiban: (Sesuatu)
dengan atasan maupun dengan sesame
yang diwajibkan; sesuatu yang harus
rekan kerja ataupun hubungan dengan
dilaksanakan;
bawahan.
keharusan.
Dapat
diartikan: kewajiban adalah sesuatu
Melihat definisi dan jenis lingkungan
yang harus dilaksanakan atas sesuatu
kerja diatas, dapat diuraikan indikator dan
yang dibebankan kepadanya.
lingkungan kerja yaitu sebagai berikut:
Tujuan, Arah; Haluan (Jurusan); yang
1. Lingkungan Kerja Fisik
dituju;
a. Penerangan Cahaya ditempat Kerja
dituntut).
maksud;
tuntutan
(yang
b. Temperatur di Tempat kerja c. Kelembaban d. Sirkulasi di Tempat Kerja e. Kebisingan di Tempat Kerja Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 181
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
f. Getaran Mekanis
c. Ketepatan waktu, merupakan tingkat
g. Bau – Bauan di Tempat Kerja
aktivitas diselesaikan pada awal waktu
h. Tata Warna di Tempat Kerja
yang dinyatakan, dilihat dari sudut
i. Dekorasi
koordinasi dengan hasil out put serta
j. Musik
memaksimalkan waktu yang tersedia
k. Keamanan di Tempat Kerja
untuk aktivitas lain.
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
d. Efektivitas,
merupakan
tingkat
a. Hubungan Atasan Dengan Bawahan
penggunaan sumber daya Organisasi
b. Hubungan Sesama Rekan Kerja
(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan
dengan
maksud
menaikkan hasil dari setiap unit dalam
Penilaian Kinerja Robert L. Mathis dan John H. Jakson (2006:382) berpendapat bahwa:
penggunaan sumber daya. e. Kemandirian,
merupakan
tingkat
“Penilaian kinerja (Performance appraisal)
seorang karyawan yang nantinya akan
adalah proses mengevaluasi seberapa baik
dapat
karyawan mekakukan pekerjaan mereka
Komitmen
jika
seperangkat
tingkat dimana karyawan mempunyai
standar, dan kemudian mengkomunikasikan
komitmen kerja dengan instansi dan
informasi tersebut pada karyawan”.
tanggung jawab karyawan.
dibandingkan
dengan
menjalankan kerja,
fungsi
kerjanya.
merupakan
suatu
Selain pendapat para ahli, pemerintah Indikator Penilaian Kinerja
memiliki indikator kinerja pegawai yaitu
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan
dalam Undang – undang Nomor 43 Tahun
secara individu ada enam indikator yaitu:
1999
a. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari
Pekerjaan PNS. Indikator tersebut adalah:
persepsi karyawan terhadapa kualitas pekerjaan
yang
kesempurnaan
dihasilkan tugas
serta terhadap
ketrampilan dan kemampuan karyawan. b. Kuantitas.
Merupakan
jumlah
dihasilkan
dinyatakan
dalam
istilah
jumlah
siklus
seperti
jumlah
unit,
aktivitas yang diselesaikan.
yang
tentang
penilaian
a. Kesetiaan, kesanggupan
yaitu untuk
pelaksanaan
tekat
dan
menaati,
melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab. b. Prestasi kerja, yaitu hasil kerja yang dicapai
Pegawai
dalam
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 182
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
c. Tanggung jawab, yaitu kesanggupan pegawai pekerjaan
dalam
melakukan
Sumber Data
yang
diserahkan
1. Data Sekunder (Library).
kepadanya dengan sebaik – baiknya dan
tepat
METODE PENELITIAN
waktu,
serta
2. Data Primer (Primary). Menggunakan
berani
(tiga)
metode
dasar
dalam
menanggung resiko atas keputusan
pengumpulan data Primer, yaitu :
yang telah diambil.
a. Metode Survei
d. Ketaatan, pegawa
yaitu untuk
kesanggupan menaati
b. Metode Observasi, dan ;
segala
c. Metode Kuesioner (angket).
peraturan perundang – undangan dan
peraturan
kedinasan
yang
Populasi dan Sampel
berlaku.
Populasi
e. Kejujuran,
yaitu
ketulusan
yang
telah
ditentukan
hati
dalam penelitian ini adalah populasi dari
pegawai dalam melaksanakan dan
pegawai di kantor Dinas Bina Marga
kemampuan untuk tidak menyalah
Provinsi Sumatera Utara khususnya pada
gunakan
bidang – bidang yang domisili kantornya di
wewenang
yang
diembannya. f. Kerjasama,
Medan. Jumlah pegawai yang memiliki kemampuan
kriteria tersebut adalah 209 orang (kondisi
pegawai untuk bekerjasama dengan
Per – Mei 2015). Adapun populasi (N)
orang
adalah sebanyak 209 pegawai atau user
lain
yaitu
dalam
melakukan
tugasnya. g. Prakarsa, Pegawai
dengan Estimasi batas kesalahan adalah yaitu
kemampuan
untuk
mengambil
10%.
keputusan langkah – langkah atau
Teknik Analisis
melaksanakan semua tindakan yang
a.
Uji Validitas, artinya sejauh mana tes
diperlukan dalam melakukan tugas
dapat mengukur dengan tepat dan dapat
pokok tanpa menunggu dari atasan.
dipertanggung jawabkan.
h. Kepemimpinan, yaitu kemampuan
b.
Uji Realibilitas, menunjukkan pada
untuk mempengaruhi orang lain
suatu pengertian bahwa sejauh mana
sehingga dapat diarahkan secara
suatu Instrumen dapat dipercaya untuk
maksimal
digunakan sebagai alat pengumpulan
tugas.
untuk
melaksanakan
data.
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 183
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
Sangat setuju
: Nilai 5
Setuju
: Nilai 4
pengujian tentang kenormalan distribusi
Ragu – ragu
: Nilai 3
data. Penggunaan uji normalitas karena
Tidak Setuju
: Nilai 2
pada analisis Statistic Parametric asumsi
Sangat Tidak Setuju : Nilai 1
Uji Normalitas Pengujian
normalitas
adalah
yang harus dimiliki data adalah bahwa data
Atau bebas antara satu variabel
tersebut terdistribusi secara normal. Uji
dengan variabel yang lain, sehingga dapat
normalitas pada penelitian ini dilakukan
dibentuk satu faktor atau lebih. Variabel –
dengan menggunakan metode Kolomogorov
variabel dalam satu faktor memiliki nilai
– Smirnov > 0.05 berarti dapat dinyatakan
korelasi
normal, dan jika nilai signifikan < 0.05
korelasi dengan variabel – varibel pada
berarti distribusi data dinyatakan tidak
faktor yang lebih rendah.
normal.
yang tinggi, sedangkan nilai
Penelitian ini mereduksi 20 faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai di Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara
Analisis Faktor Eksploratori Analisis faktor merupakan salah
dengan cara mereduksi faktor – faktor awal
satu metode yang terdapat pada analisis
tersebut
menjadi
Statistic Multivariat yang digunakan untuk
mereduksi faktor – faktor yang menjadi
menjelaskan hubungan atau korelasi antar
faktor – faktor utama yang mempengaruhi
sejumlah Variabel yang saling independen
kinerja pegawai tersebut adalah dengan
sehingga jumlah sampel minimal adalah 70
menggunakan
sampel.
Metode Analisis komponen utama (PCA = Principle
analisis
Skala pengukuran yang digunakan
utama.
faktor
Component
Eksploratori)
Skala Pengukuran
faktor
atau
Cara
dengan
Analysis
analisis
faktor
eksploratori.
pada kuesioner ini adalah skala likert dengan nilai intensitas 1 – 5. Skala ini
Dalam penelitian ini menggunakan
mengartikan tingkat kepercayaan responden
bantuan Program Software IBM SPSS
dari
Statistic 20, dengan langkah – langkah yang
setiap
butir
pertanyaan
dalam
kuesioner. Dalam penelitian pengukuran nilai dari jawaban yang diperlukan terdiri dari :
akan dilakukan sebagai berikut: 1. Melakukan
uji
asumsi
yang
meliputi:
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 184
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
a. Uji kelayakan analisis faktor
dikeluarkan
menggunakan uji Kaiser Meyer Olkin (KMO). Dengan kriteria
dari
Varibel
lainnya. 2. Menentukan jumlah faktor bersama
menurut Kaiser : Harga (KMO)
sebagai
sebesar 0,5 – 1 berarti analisis
menggunakan metode komponen
faktor tepat, sedangkan harga
utama
dengan
(KMO) kurang dari 0,5 berarti
nilai
keragaman
analisis faktor tidak tepat.
mungkin dimana nilai Eigen harus
b. Uji korelasasi menggunakan uji Barlett’s
test
of
hasil
Ekstraksi
faktor
mempertahankan semaksimal
lebih dari 1 (A > 1) = Persentase
Sphericity
komulatif keragaman harus diatas
dengan kriteria : Chi – Square
60% (Bidang Sosial) dan dengan
lebih besar dari (satu) dan nilai
melihat Kriteria Scree Plot.
signifikan dibawah 0,05. c. Uji
Measure
of
3. Menentukan variabel mana masuk
Sampling
ke dalam faktor yang mana dengan
Adequacy, (MSA) untuk melihat
cara melihat nilai korelasi antara
nilai
secara
masing – masing variabel dengan
menyeluruh dari semua korelasi
faktor yang terbentuk. Variabel akan
dan melihat dari nilai. Angka
masuk ke dalam faktor dengan nilai
berkisar nol (0) sampai dengan
korelasi yang kuat, yaitu apabila
kriteria sebagai berikut :
nilai korelasi lebih besar dari 0.5.
signifikan
a) MSA = 1, Variabel tersebut dapat
diprediksi
tanpa
4. Melakukan rotasi faktor dengan menggunakan
metode
Varimax
kesalahan oleh Variabel yang
dengan cara memutar sumbu faktor
lain.
dari titik pusat menuju titik yang
b) MSA > 0.5, Variabel masih bias
diprediksi
dan
bias
dianalisis lebih lanjut. c) MSA < 0.5, Varibel tidak
dituju sebesar 90°, atau dinamakan rotasi Orthogonal. 5. Melakukan interpretasi faktor yang meliputi pemberian nama atau label
bias diprediksi dan tidak bias
pada
dianalisis lebih lanjut, atau
memodelkan faktor dan Interpretasi
faktor
yang
terbentuk,
model analisis faktor.
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 185
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
Dimana:
Uji Asumsi Klasik a. Uji Multi kolinieritas, prasyarat:
Y
= Variabel terikat
tidak ada multikolinearitas. Bila Vif
A
= Konstanta
(Nilai Inflation Faktor) > 5 suatu
B1, B2 = Koefisien regresi
varibel
X1, X2 = Variabel bebas (faktor utama)
mempunyai
persoalan
multikolinearitas.
E
= Error
b. Uji Heteroskedastisitas, prasyarat : tidak ada masalah Multikolinearitas. Uji
Spearman’s
mengkolerasikan
rho, nilai
Uji Hipotesis
yaitu
Untuk menguji ketepatan fungsi
residual
regresi sampel dalam menaksir nilai actual
dengan masing – masing variabel
dapat
independen. Jika signifikan korelasi
Goodness of fit – nya. Secara statistik, Uji
< 0,05 maka pada model regresi
hipotesis / Goodness of Fitnya dalam
terjadi masalah Heteroskedastisitas.
penelitian ini dapat diukur dari nilai uji F,
dinilai
dengan uji
Hipotesis /
uji T dan koefisien determinasi (R2) dengan menggunakan bantuan Program Software
Analisis Regresi Linear Berganda Analisis Regresi Linear berganda
IBM SPSS Statistics 20.
yaitu metode analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh lebih dari satu Variabel
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Independen
Visi dan Misi
(Variabel
bebas)
terhadap
variabel Independen (Variabel Terikat).
“ Terwujudnya jaringan jalan national dan
Setelah dilakukan proses analisis faktor
Provinsi yang mantap di Sumatera Utara “.
maka akan diperoleh faktor utama yang
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka
mempengaruhi
ditetapkan misi Dinas jalan dan jembatan
kinerja
pegawai.
Selanjutnya perlu diketahui faktor utama yang mana pengaruhnya paling signifikan
Provinsi Sumatera Utara, sebagai berikut : 1. Melakukan
Pembangunan
dan
terhadap kinerja pegawai. Teknik analisis
peningkatan ruas jalan provinsi secara
yang
bertahap
akan
digunakan
penulis
adalah
Regresi Linear Berganda dengan Model sebagai berikut: Rumus: Y = a + B1X1 + B2X2 + … + BnXn + e
2. Melakukan preservasi pemeliharaan rutin dan berkala ruas jalan Provinsi 3. Mengantisipasi
kerusakan
pada
daerah rawan bencana
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 186
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
4. Memberikan peran serta dunia swasta
peningkatan kinerja pegawai di Dinas
untuk pembangunan jalan tol pada
Marga Bina Marga Provinsi Sumatera
ruas lintas timur di Sumatera Utara
Utara tersebut dapat dikategorikan
secara bertahap mulai tahun 2010
masih kurang baik.
5. Meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia
dibidang
perencanaan
2.
Hasil analisis faktor Eksploratori dari
/
20 variabel awal, diperoleh 3 (Tiga)
pelaksanaan / pengawasan jaringan
Faktor laten atau faktor utama yang
jalan di Sumatera Utara
mempengaruhi
kinerja
pegawai
di
Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Utara yaitu :
Simpulan
a. Faktor 1 terdiri atas variabel X6
Berdasarkan
pembahasan
(Aktualisasi Diri), X5 (Pemberian
analisis data pada permasalahan yang
Tugas), X3 (Ketegasan Pimpinan).
diangkat mengenai faktor – faktor yang
Maka
mempengaruhi kinerja pegawai di Dinas
Variabel Motivasi Kerja.
Bina
Provinsi
Sumater
faktor
ini
dinamakan
Utara,
b. Faktor 2 terdiri atas variabel X20
adapun kesimpulan dari penelitian ini
(Sistem Informasi Kepegawaian),
adalah :
X12 (Jaminan Hari Tua), X10
1.
Marga
hasil
Dilihat dari gambaran masing – masing
(Kompensasi). Faktor 2 ini dapat
faktor, menunjukkan bahwa sebagian
dinamakan
besar
Pemeliharaan Pegawai.
responden
cenderung
menjadi
Variabel
memberikan nilai yang rendah terhadap
c. Faktor 3 terdiri atas variabel, X7
pernyataan – pernyataan yang memiliki
(Peningkatan Karir), X6 (Realisasi
isu positif dan memberikan nilai tinggi
Pendidikan dan Pelatihan). Maka
terhadap pernyataan – pernyataan yang
fakor ini dapat dinamakan Variabel
memiliki isu negatif dari faktor – faktor
Pendidikan dan Pelatihan.
yang mempengaruhi kinerja pegawai,
3.
Hasil analisis regresi linear berganda
yang menjadi fenomena yang diamati
diperoleh persamaan :
penulis selama ini, dan yang dipilih
Y = 12.485 + 0,046 X1 + 0, 616 X2 + 0,
secara acak di Dinas Bina Marga. Ini
622 X3. Namun model persamaan
berarti bahwa faktor – faktor yang
tersebut tidak dapat diterima baik
dipilih sebagai variabel – variabel yang
secara simultan maupun secara parsial,
mempengaruhi kinerja pegawai untuk
karena
tidak
signifikan
sehingga
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 187
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
didapat
4.
ketiga
motivasi,
Rekomendasi
pemeliharaan pegawai, pendidikan, dan
Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala
pelatihan tidak berpengaruh signifikan
sub bagian kepegawaian Dinas Bina Marga
terhadap kinerja pegawai pada populasi
Provinsi Sumatera Utara dalam masalah
sampel di Dinas Bina Marga Provinsi
serupa pada periode mendatang, maka
Sumatera Utara.
penulis mengemukakan beberapa saran
Koefisien Determinasi (Nilai R Square)
yaitu:
adalah
1.
sebesar
menunjukkan
5.
faktor
bahwa
0,072
yang
variabel
Y
Dari 20 faktor – faktor awal yang mempengaruhi
kinerja
Pegawai
di
dipengaruhi oleh variabel independen
Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera
hanya
Utara menghasilkan 3 (tiga) faktor
sebesar
7,2%
dan
sisanya
sebesar 92,8% dipengaruhi oleh faktor
utama
– faktor lain yang tidak diteliti.
sehingga dapat berpengaruh secara
Secara
keseluruhan
penelitian
ini
yang
signifikan,
perlu
yaitu
diperhatikan
motivasi
kerja,
menjelaskan bahwa melalui analisis
pemeliharaan pegawai, pendidikan dan
faktor yang dilakukan yang sangat
pelatihan (diklat).
berpeluang
dalam
meningkatkan
2.
Kinerja Pegawai Dinas Bina Marga
kinerja pegawai di Dinas Bina Marga
Provinsi
Provinsi
adalah
ditingkatkan dengan pemberian tugas
Motivasi Kerja, Pemeliharaan Pegawai,
yang sesuai dengan kemampuan dan
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
pendidikan pegawai, pemimpin yang
Sekalipun melalui Populasi Sampel
tegas dan aktualisasi diri dari pegawai
yang diambil hasil yang diperoleh tidak
itu sendiri sehingga lebih memotivasi
signifikan hal ini dapat diartikan bahwa
kerja pegawai.
Sumatera
Utara
penelitian bahwa hal itulah kondisi
3.
Sumatera
Utara
dapat
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan
yang sebenarnya dari para pegawai
untuk menambah variabel lain yang
negri sipil secara umum di Instansi
dapat
pemerintah, sangat susah mencari hal –
penelitian lanjutan. perlu menambah
hal yang dapat memperbaiki kinerja
populasi sampel jika menggunakan
kerja pegawai di instansi pemerintah.
analisis eksploratori.
dijadikan
indikator
dalam
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 188
Vol. 5 No. 2 Oktober 2016 ISSN: 2252-6226
REFERENSI A.A.,
Anwar Prabu, Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009.
Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 2007. Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kinerja, Cetakan kedua, Kencana : Prenadamedia Group, Jakarta, 2015 Mathis, R.L. & J.H. Jackson, Human Resource Management : Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan Dian Angelia, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Muhammad, Fadel, Kapasitas Manajemen Kewirausahaan dan Kinerja Pemerintah Daerah, Gamapress, Yogyakarta, 2007.
Siagian P.S., Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 2005. Simamora, H, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, STIE, YKPN, Yogyakarta, 2008. Siswanto, Bejo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif Dan Operasional, Bumi Aksara, Jakarta, 2005. Soekidja, Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan IV, Jakarta, 2009. Syafri Wirman & Alwi, Pengertian Pendidikan dan Pelatihan, Jakarta, 2014. Wibowo, Manajemen Kinerja, Edisi Ketiga, PT. Raja Grafindo Prasada, Jakarta, 2010.
Ps. Djarwanto dan Pangestu Subagyo, Statistik Induktif, BPFE, Yogyakarta, 2007. Raja Grafindo Persada, menilai kinerja karyawan dan meningkatkan Daya Saing Perusahaan, PT. Jakarta, 2005. Saydam, Gouzali, Manajemen Sumber Daya Manusia : Suatu Pendekatan Mikro, Djambaran, Jakarta, 2005. Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 2007. Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 189