ANALISA EKONOMI BERDASARKAN OPTIMASI DISTRIBUSI AIR BERSIH DENGAN METODE PROGRAM DINAMIK DETERMINISTIK MODEL ALOKASI (STUDI KASUS KECAMATAN JUNREJO) Rispiningtati1, Widandi1, Andreas Novianton Nugraha2 1 Dosen Jurusan Teknik Pengairan 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Email :
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Dalam pertumbuhan jaman dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk dan terbatasnya ketersediaan air, berbagai upaya dilakukan untuk pemanfaatan sumberdaya air sebaik mungkin. Dengan itu timbulah berbagai cara dan alternatif, salah satunya adalah dengan optimasi pembagian air dengan program dinamik determininstik model alokasi. Dan hasil dari optimasi akan dijadikan sebagai acuan dalam analisa ekonomi dengan IRR 15% dan B/C = 1 sehingga didapat nilai harga jual air dan biaya operasi dan pemeliharaan yang ideal. Dari hasil perhitungan ketersediaan air di kecamatan junrejo terlihat mencukupi tetapi pada kenyataanya mengalami defisit atau kekurangan. Terlihat pada Desa Tlekung dan Kelurahan Dadaprejo ketersediaan air masih mencukupi hingga tahun 2023 namun di desa Beji mulai dari tahun 2017 sudah mengalami kekurangan air. Sehingga jika terjadi hal seperti diatas maka salah satu cara untuk mengtasi kekurangan air yaitu dengan optimasi. Dan pada optimasi Desa Beji tahun 2017 yang memakai debit 8,8 lt/dt dapat dialokasikan ke 4 dusun dengan menghasilkan keuntungan Rp 392.418,48 /hr. Perhitungan benefit-cost terhadap biaya kontruksi dalam studi ini dilakukan terhadap biaya. Untuk analisa ekonomi dilakukan dengan tiga kondisi yaitu yang pertama pada saat eksisting yang menghasilkan nilai B/C=0,97099, NPV=Rp-121.345.594,55 dengan IRR 15%. Pada kondisi kedua akan dicari harga jual air minimal dengan batasan nilai B/C ≈ 1 dan didapat harga air sebesar Rp 550,00. Serta memasukkan hasil optimasi tahun 2013 (lampiran) kedalam kondisi kedua untuk mencari harga jual air pada saat dilakukan optimasi dengan batasan B/C = 1. Sehingga didapat nilai harga jual air sebesar Rp 611,11 /m3. Kata Kunci : distribusi air, optimasi, ekonomi ABSTRACT In the modern era with the growing population and limited availability of water, various attempts were made to use water resources as possible. With that arise in various ways and alternatives, one of which is the optimization of water distribution with program dynamic deterministic allocation model. And the result of the optimization will be used as reference in the economic analysis with a 15% IRR and B / C = 1 in order to get the ideal price of water and the operation and maintenance. From the calculation of the availability of water in the Junrejo district sufficiently visible but in fact there is deficit. Seen in the Tlekung and Dadaprejo village, the availability of water is sufficient until the year 2023, but in Beji village starting from the year 2017 are already experiencing water shortages. So if there is something like above, one way to overcome the shortage of water is the optimization. And in 2017 in Beji village when optimization using a discharge 8.8 lt/s can be allocated into 4 sub-villages with making a profit of Rp 392,418.48/day. In Benefit-cost calculations of the total cost from construction in this study conducted on the value of cost. For the economic analysis conducted by the three conditions, the first when the existing condition at the time that produces the B / C = 0.97099, NPV = Rp-121 345 594, 55 to 15% IRR. In the second condition will be sought with a minimum selling price of water limits the value of B / C ≈ 1 and obtained water price of Rp 550.00. And incorporate the results of optimization in 2013 (attachment) into the second condition to find the minimum selling price of water at the time of optimization with constraints B / C = 1. Thus obtained values of water selling price of Rp 611.11 / m3. Keywords: water distribution, optimization, economic
1. PENDAHULUAN Di saat perubahan iklim, budaya, cara hidup, dan perkembangan jaman terjadi, diperlukan suatu upaya konservasi sumber daya air untuk menjaga ketersediaan air yang berkualitas dan kwantitas yang baik sehingga pemanfaatan air secara efektif dan efisien sangat diperlukan. Manfaat dari konservasi air sangatlah banyak seperti untuk irigasi, pembangkit listrik air bersih, air minum, dan sebagainya. Kewajiban Pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dasar manusia, seperti air minum, memotivasi Pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan dan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) khususnya bagi masyarakat pedesaan yang notabebe merupakan masyarakat dengan tingkat pelayanan SPAM terendah. Sesuai dengan data BPS, cakupan pelayanan SPAM di pedesaan hanya 8%. Selain itu pemerintah juga terpacu untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu menurunkan separuh proporsi penduduk yang belum terlayani fasilitas air minum (Anonim, 1). Dalam memperoleh air minum, air baku akan diolah menjadi air bersih dan air minum yang memenuhi standar kesehatan sehingga dapat digunakan secara optimal. Dalam pembagian air yang berasal dari debit yang terbatas maka diperlukan optimasi pembagian air, sehingga dapat mengurangi kendala dalam penyaluran air. Program dinamik (dynamic programming) adalah suatu pendekatan untuk mengoptimasi proses-proses keputusan multi tahap. Program dinamik dibagi menjadi dua yaitu dinamik deterministik dan stokastik. Program stokastik menangani dimana sebagian atau semua parameter dari problem dinyatakan dalam bentuk variable acak. Sifat-sifat dasar yang menjadi karakteristik problem program dinamik diantaranya adalah problem yang dipecah menjadi tahap (stages) dengan
variable keputusan (decision) pada setiap tahap (Montarcih, 2007). Setelah pembagian air yang dioptimalkan dan kita dapat mengendalikan debit yang lebih hemat dan mendapat keuntungan ekonomi. Maka dapat dilakukanlah analisa ekonomi yang berupa B/C dan IRR sehingga bentuk hasil akhir dari ini semua keuntungan bagi semua pihak dan kita bisa melakukan konservasi sumberdaya air. 2. KAJIAN PUSTAKA Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air bersih untuk air minum. Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Air bersih disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi dan layak untuk digunakan sebagai penunjang aktifitas seperti untuk MCK. Karena itu standar air yang digunakan untuk konsumsi lebih tinggi daripada untuk keperluan selain dikonsumsi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia radiologis dan juga mikrobiologi.. Sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. A. Analisa Data Kependudukan Dalam melakukan perencanaan pemanfaatan air ke depan dibutuhkan untuk mengetahui jumlah penduduk dan kebutuhan air rata-rata setiap hari di masa depan. Maka dilakukanlah proyeksi jumlah penduduk. Untuk memperkirakan proyeksi jumlah penduduk dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu metode aritmatik, geometri dan eksponensial. Dari ketiga metode tersebut
akan diuji kesesuaian metode dengan rumus n
r= (n
X2 -(
XY-
X
X)2 )n(
Y
sehingga didapat Y)2 )
Y2 -(
nilai r mendekati 1 (keadaan nyata). B. Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan Air Sesuai dengan kebutuhan air yang ada, maka dalam memenuhi kebutuhan air tersebut digunakanlah sumber mata air sebagai pemasok utama ketersediaan air bersih. Dalam studi ini dipakai dari 9 sumber mata air, yaitu Sumber Air perang Gedek, Teyeng, Kendil, Kali Wetan, Sukaton, Sarmi, Dok dan Sumber Urip dalam perhitungannya dari kesembilan sumber mata air tersebut akan dikumpulkan atau dikolektifkan sebelum didistribusikan ke desa-desa. Debit rata-rata didapat berdasarkan pengukuran data di lapangan dengan 2 jenis musim. Hasil pengukuran didapatkan debit aktual dan untuk debit andalannnya digunakan debit andalan (Q80). Besarnya pemakaian air bersih pada suatu daerah tidaklah konstan, tetapi mengalami fluktuasi. Hal ini tergantung pada aktifitas keseharian dalam penggunaan air oleh masyarakat. Maka pada saat tersebutlah digunkakan nilai dari load factor sebagai factor pengali terhadap besarnya kebutuhan air setiap jamnya. Tabel 1 Faktor Pengali (Load Factor) Terhadap Kebutuhan Harian Jam Load Faktor Jam Load Faktor Jam Load Faktor Jam Load Faktor
1
2
3
4
5
6
0,3
0,37
0,45
0,64
1,15
1,4
7
8
9
10
11
12
1,53
1,56
1,42
1,38
1,27
1,2
13
14
15
16
17
18
1,14
1,17
1,18
1,22
1,31
1,38
19
20
21
22
23
24
1,25
0,98
0,62
0,45
0,37
0,25
Sumber : Anonim, 2007: v-4
Kebutuhan air sendiri akan dikategorikan menjadi dua yaitu kebutuhan
air domestik dan non domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga yaitu untuk keperluan minum, memasak, mandi, cuci pakaian serta keperluan lainnya, sedangkan kebutuhan air non domestik digunakan untuk kegiatan komersil seperti industri, perkantoran, maupun kegiatan sosial seperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah dan niaga. Qtotal = Qdomestik + Qindustri a. Kebutuhan Domestik Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan air bersih yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan kran/hidran umum, jumlah kebutuhan tersebut ditentukan berdasarkan karakteristik dan perkembangan konsumen pengguna air bersih. Sehingga semakin luas wilayah yang harus dilayani maka akan semakin besar pula kebutuhan air bersih yang digunakan masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada besarnya nilai kebutuhan air bersih untuk tingkatan kota yang berbeda. Tabel 2 Kebutuhan Air per Jiwa Kategori
Keterangan Kota
Jumlah Penduduk
Kota
Diatas 1 juta
1
Metropolitan
2
Kota Besar
3
Kota Sedang
190
500.000 - 1juta 100.000 500.000
Kebutuhan air lt/jiwa/hr
170 -
150
4
Kota Kecil
20.000-100.000
130
5
Desa
10.000-100.000
100
6
Desa Kecil
3.000-10.000
60
Sumber: kimpraswil, 2003
b. Kebutuhan Non Domestik Kebutuhan non domestik merupakan kebutuhan air bersih yang digunakan selain untuk keperluan runah tangga dan sambungan kran/hidran umum, seperti pemakaian air untuk perkantoran, perdagangan, industri serta fasilitas sosial lainnya seperti tempat ibadah, sekolah, asrama, rumah sakit, militer, serta pelayanan jasa umum lainnya. Besarnya prosentase
kebutuhan non domestik terhadap kebutuhan domestik juga harus memperhatikan perkembangan tingkat kebutuhan dari tahun ke tahun. Tabel 3 Klasifikasi dan Struktur Kebutuhan Air No 1 2
3
Paramater Tingkat Pelayanan (target) Tingkat Pemakaiana Air (lt/ orang/ hari) -> Sambungan Rumah (SR) -> Hidran Umum (Kran Umum) Kebutuhan Non Domestik -> Industri (lt/ orang/ hari) - Berat - Sedang - Ringan -> Komersial (lt/ orang/ hari) - Pasar - Hotel (lt/ orang/ hari) - lokal - Internasional -> Sosial dan Institusi - Universitas (lt/ siswa/ hari) - Sekolah (lt/ siswa/ hari)
Besar 100%
Sedang 100%
Kecil 100%
190 30
170 30
150 30
130 30
0,5-1,00 0,25-0,50 0,1-0,25
20 15 1 s/d 2 400
- Puskesmas (m3/ hari/ unit) - Kantor (lt/ orang/ hari) - Militer (m3/ hari/ unit)
1 s/d 2 0,01
Kebutuhan Harian Rata-Rata Kebutuhan Harian Maksimum
6
Kehilangan Air - Sistem Baru - Sistem Lama Kebutuhan Jam Puncak
15% s/d 30% (kebutuhan domestik)
400 1000
- Masjid (m3/ hari/ unit) - Rumah Sakit (lt/ orang/ hari)
4 5
7
Metro 100%
10 Kebutuhan Domestik + Non Domestik Kebutuhan Rata-Rata x 1,15-1,20 (faktor jam maksimum) 20% x Kebutuhan Rata-Rata 30% x Kebutuhan Rata-Rata Kebutuhan Rata-Rata x faktor jam puncak (165%-200%)
Sumber: Direktorat Jenderal Cipta Karya
C. Analisa Neraca Air Analisa neraca air atau keseimbangan air dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi ketersediaan air dan pemanfaatannya sehingga dapat diketahui dimana saat terjadi kekurangan air (defisit) atau kelebihan air (surplus). D. Analisa Hidrolika Analisa ini digunakan untuk mengukur apakah jaringan yang telah direncanakan telah memenuhi kaidah-kaidah hidrolika yang ada sehingga air dapat mengalir dengan baik. Untuk analisa ini, penulis menggunakan program WaterCAD V8 XM Edition dimana nanti dalam perencanaan jaringan harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Aliran air di dalam pipa turbulen 2. Tekanan di tiap junction pada satu hari tidak negatif
3. Batas tekanan di setiap junction untuk jenis pipa PVC antara (0.1-8 atm), Galvanized Iron (0.1-16 atm) dan Cast Iron (0.1-24.3 atm) 4. Kecepatan yang ideal dalam pipa adalah 0,34,5 m/dt Dimana didalamnya akan dihitung nilai-nilai minor dan mayor losses dan juga headloss. Juga dimana program WaterCAD V8 XM Edition memiliki keunggulan sebagai berikut: a. Menganalisa sistem jaringan distribusi air bersih pada suatu kondisi waktu (kondisi permanen) b. Menganalisa tahapan-tahapan atau periode simulasi pada sistem jaringan terhadap kebutuhan air yang berfluktuasi menurut waktu (kondisi tidak permanen) c. Menganalisa skenario atau alternatif jaringan pada kondisi yang berlainan pada satu file kerja d. Menganalisa kondisi jaringan pada saat kondisi ekstrem untuk keperluan pemadam kebakaran atau hidran e. Mengalisis kualitas air pada sistem jaringan distribusi air bersih f. Menghitung biaya kontruksi pada sistem yang direncanakan E. Model Optimasi Optimasi adalah suatu rancangan dalam pemecahan model-model perencanaan dengan mendasarkan pada fungsi matematika yang membatasi. Suatu masalah pengambilan kepututsan yang multistage dipisah-pisahkan menjadi suatu seri masalah atau submasalah yang berurutan dan saling berhubungan (Montarcih, 2007: 26). Tujuan utama model menurut Dimyati adalah untuk mempermudah penyelesaian persoalan optimasi yang mempunyai karakteristik tertentu. Ide dasar program dinamik ini adalah membagi persoalan menjadi beberapa bagian yang lebih kecil sehingga memudahkan penyelesaiannya
Untuk analisa dalam studi ini digunakan program optimasi deterministik model alokasi. Gambar 1 Diagram Urutan Problem Dinamik Serial Sumber: Montarcih, 2009:49
1.
2.
3.
4.
Mengacu pada gambar diatas maka akan dijelaskan sebagai berikut : Tahap /Stage (n) Merupakan bagian dari problem dimana keputusan (decision) diambil. Jika suatu problem dapat dipecah menjadi N subproblem, maka ada N tahap dalam formulasi DP tersebut. Variabel Keputusan/DecisionVariable (dn) Merupakan besaran dari keputusan (decision) yang diambil pada setiap tahap. Variabel Status/State Variable (Sn) Merupakan variabel yang mewakili / menjelaskan status (state) dari sistem yang berhubungan dengan tahap ke n. Fungsi dari variabel status adalah untuk menghubungkan tahap-tahap secara berurutan sedemikian sehingga apabila setiap tahap dioptimasi secara terpisah, maka keputusan yang dihasilkan adalah layak (feasible) untuk seluruh problem. Akibat Tahap/Stage Return (rn) Merupakan ukuran skalar dari hasil keputusan yang diambil pada setiap tahap. Akibat tahap (Stage Return) ini merupakan fungsi dari variabel-variabel Sn (status input), Sn+1 (status output), dan dn (keputusan), sehingga dapat dinyatakan sebagai fungsi berikut. rn = r(Sn, Sn+1, dn)
Akibat tahap dalam studi ini merupakan keuntungan sebagai fungsi debit pada suatu kondisi debit tertentu. 5. Transformasi Tahap/Stage Transformation atau Transisi Status/State Transition (tn) Merupakan suatu transformasi nilai tunggal yang menyatakan hubungan antara variabelvariabel Sn (status input), Sn+1 (status output), dan dn (keputusan), yang dinyatakan sebagai persamaan berikut. Sn+1 = tn(Sn, dn)
F. Analisa Ekonomi Pelaksanaaan proyek-proyek pemerintahan secara esensi memiliki karakteristik maupun tujuan yang berbeda dengan proyek-proyek swasta. Kalau sebelumnya kita mengetahui bahwa proyek-proyek swasta senantiasa diukur berdasarkan nilai keuntungan yang dijanjikan, maka pada proyek-proyek pemerintahan kriteria kelayakan tidak selamanya bisa atau harus diukur berdasarkan keuntungannya. (Kesuma, 2012: 15) dan pada umumnya dalam mempertimbangkan kelayakan dari suatu proyek pembangunan aspek yang perlu dikaji terlebih dahulu adalah aspek manfaat (Benefit) dan biaya (Cost). Komponen biaya (Cost) yang berhubungan dengan pengembangan sebuah proyek, sedangkan komponen manfaat (Benefit) didapat dari sebuat proyek. a. Perhitungan Benefit Cost Ratio Proyek dikatakan layak untuk dibangun jika nilai B/C dari proyek tersebut lebih dari satu: Perbandingan B/C konvensional (biasa) A.W. keuntungan bersih untuk pemakai B/C = A.W. biaya bersih untuk pemasok B
= C.R.+(O+M) Dimana: A.W.(.)= nilai tahunan dari (.) B = nilai tahunan keuntungan bersih (keuntungan kotor-biaya) C.R. = biaya pemulihan modal atau biaya tahunan ekivalen dari investasi permulaan termasuk setiap nilai jaul lagi O + M = biaya operasional bersih tahunan seragam serta perawatan Perbandingan B/C setelah dirubah: B-(O+M)
B/C = C.R. b. Internal Rate Return IRR adalah tingkat bunga yang dapat membuat besarnya nilai nilai sekarang positif bersih sama dengan nol atau suku
bunga saat B/C sama dengan satu atau B = C x IRR menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan pengembalian atau tingkat keuntungan yang dapat dicapai proyek tersebut. Hal –hal yang perlu diketahui untuk menghitung BCR adalah Future Value Factor (FVF), Present Value Factor (PVF) dan Present Value (PV) 3. METODOLOGI PENELITIAN Langkah –langkah yang dipakai dalam penelitian ini : 1. Proyeksi Jumlah Penduduk Melakukan proyeksi jumlah penduduk dalam 11 tahun kedepan dengan metode aritmatik, geometrik dan eksponensial. Selanjutnya akan dilakukan uji kesesuaian metode proyeksi untuk mengetahui metode mana yang proyeksinya mendekati angka satu. 2. Pengolahan Data Debit Tersedia menggunakan debit andalan 80% sebagai acuan ketersediaan air 3. Perhitungan kebutuhan air konsumen Dalam analisa ini akan dihitung besanya total kebutuhan akan air untuk masyarakat atau daerah layanan. Dan dalam menghitung kebutuhan air ini ada dua variabel yang menentukan, yaitu kebutuhan air domestik dan non domestik 4. Perhitungan neraca air Dalam analisis perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar total ketersediaan air dan kebutuhan air. 5. Pembuatan skema jaringan ditribusi air dengan software komputer Proses perencanaan skema sistem distribusi air bersih dalam studi menggunakan bantuan dari software komputer yaitu dengan program WaterCAD V8 XM Edition dimana aplikasi ini termasuk baru dan dalam hasil akhir analisisnya kesalahan error sangat kecil. 6. perhitungan Optimasi dengan Program Dinamik
a. Mengitung besarnya volume yang dibutuhkan untuk masing-masing daerah layanan yaitu di setiap desa. b. Menghitung besarnya volume air yang tersedia dari debit mata air c. Dari volume tersedia dan dibutuhkan, dapat ditentukan banyaknya konsumen dan besar konsumsi air bersih sebagai acuan untuk membuat interval yang akan dialokasikan. d. Menentukan keuntungan sebagai fungsi debit yang merupakan fungsi keuntungan bersih dari debit yang dialirkan e. Membuat tabel yang memuat unsur-unsur : Debit awal (tersedia) untuk dialokasikan Debit akhir (setelah debit tersedia dialokasikan) Besar debit yang dialokasikan untuk tahap tersebut (debit awal hingga debit akhir) Keuntungan dari besar debit yang dialokasikan untuk masing-masing tahap Didapat keuntungan maksimum dari masing-masing tahap Didapata variable keputusan yaitu debit guna maksimum yang dialirkan f. Hasil dari tahap pertama ditransformasikan ke tahap berikutnya sampai ke tahap akhir g. Keuntungan maksimum pada tahap akhir merupakan kebijakan total secara keseluruhan 7. Analisa Ekonomi a. Manfaat dari hasil optimasi atau dari hasil lapangan dijadikan besaran keuntungan (benefit) b. Hasil analisa nilai manfaat ekonomi produksi air bersih dipergunakan sebagai nilai keuntungan (benefit). Sedangkan biaya didapat dari besaran alokasi pengelolaan jaringan air bersih yang telah dianggarkan. c. Melakukan analisa ekonomi dengan menghitung nilai B/C, IRR dan NPV dan menetukan harga air minimal
perkiraan beberapa tahun kedepan. Maka dilakukanlah perhitungan laju pertumbuhan penduduk dengan tiga metode yaitu aritmatik, geometri dan eksponensial dan menghasilkan sebagai berikut :
4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penduduk Data jumlah penduduk merupakan salah satu komponen yang perlu diketahui untuk mengetahui jumlah penduduk sekarang dan
Tabel 4 Proyeksi Jumlah Penduduk dengan Metode Aritmatik, Geometrid an Eksponensial Prosentase Pertumbuhan Penduduk Setiap Tahun
Tahun
Jumlah
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
39734 39668 39568 40201 40479.5 40758 42910 45827 48744 50003 51262 Rata-rata
-0.001661046 -0.002520924 0.015997776 0.006927688 0.006880026 0.05279945 0.067979492 0.063652432 0.02582882 0.025178489 0.02610622
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 Jumlah
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Aritmatik 52600.25707 53938.51414 55276.77121 57953.28535 57953.28535 59291.54242 60629.79949 61968.05656 63306.31363 64644.5707 65982.82777 653545.2237
Pemilihan ketiga metode diatas dilakukan berdasarkan cara statistik yaitu berdasarkan pada koefisien korelasi yang mendekati 1 dimana angka ini sebagai indikasi bahwa korelasi antar 2 variabel berarti positif atau kuat sekali. Maka dipakailah uji kesesuaian metode untuk mecari nilai r yang mendekati 1. Dan dari perhitungan diketahui bahwa metode eksponensial mempunyai nilai r yang paling mendekati 1 yaitu 0,96106 maka hasil metode tersebutlah yang akan
Proyeksi Proyeksi Pertumbuhan Pertumbuhan Penduduk Geometri Penduduk Eksponensial 51263.02611 52584.63601 51263.05289 53941.39799 51263.08038 55333.16646 51263.10859 56760.84463 51263.13753 58225.35903 51263.16722 59727.66007 51263.1977 61268.72273 51263.22896 62849.5471 51263.26105 64471.15909 51263.29397 66134.61109 51263.32775 67840.98263 563894.8821 659138.0868
dijadikan acuan kebutuhan air.
untuk
perhitungan
B. Ketersediaan dan Kebutuhan Air a. Ketersediaan Air Untuk ketersediaan air digunakan sumber mata air dari sumber Kaliwetan, sumber Urip Teyeng, Pereng Gedek, Kendil, Jamber 1&2, Ngantak dan Sarmi dengan pengambilannya menggunakan debit andalan 80%
Tabel 8 Data Sumber Mata Air dan Debit Andalan Nama Sumber Sumber Jambe I, II Sumber Ngantak Sumber Sarmi
Max. ( l/dt )
Min. ( l/dt )
Air Minum ( l/dt )
6 7 4
5 5 -
4 4 3
Keterangan
Debit Pengambilan ( l/dt )
Air Minum, Irigasi Air Minum Air Bersih
3.2 3.2 2.4
Sumber Teyeng
1.3
-
1.3
HIPAM Desa
1.04
Sumber Kendil Sumber Pereng Gedek
10 10
7 8
7 8
HIPAM , Irigasi HIPAM Desa
5.6 6.4
Sumber Kali Wetan
15
-
15
Kamar Mandi Umum, Irigasi
12
Sumber Urip
8
6
3
HIPAM Desa
2.4
Jumlah
Sumber : Perhitungan
36.24
Debit pengambilan Debit pengambilan ( l/jam ) ( l/hr ) 11520 276480 11520 276480 8640 207360 3744 89856 20160 483840 23040 552960 43200 1036800 8640 207360 130464 3131136
Daerah Beji
Tlekung Dadaprejo
b. Kebutuhan Air Untuk menghitung kebutuhan air digunakanlah 2 acuan utama yaitu menghitung kebutuhan air domestik dan non
domestik sesuai acuan yang telah ada dan sesuai dengan jumlah penduduk di suatu daerah
Tabel 9 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Desa Tlekung Tabel 4.8 Kebutuhan Air Bersih Desa Tlekung Tahun 2013-2023 No
Parameter
Jumlah Penduduk Jumlah Jiwa per Sambungan Rumah Tingkat Pelayanan Jumlah yang Terlayani Kebutuhan Domestik 5 Tingkat pemakaian Air (lt/jiwa/hr) 6 -> Sambungan Rumah (Jumlah) 7 -> Sambungan Rumah (Kebutuhan) 8 -> Hidran Umum 9 -> Hidran Umum (Kebutuhan) 10 -> Kebutuhan Domestik 11 -> Kebutuhan Non Domestik 12 Kebutuhan Total
Satuan
1 2 3 4
jiwa jiwa/SR % Jiwa
13 14 15 16
(lt/jiwa/hr) Unit lt/hr lt/hr lt/hr lt/hr lt/hr lt/hr lt/dt lt/dt lt/dt lt/dt lt/dt
Produksi Suplai Air Kebutuhan Harian Maksimum Kehilangan Air Kebutuhan Jam Puncak Keterangan : 1 Jumlah Penduduk 2 Jumlah Jiwa/ Sambungan Rumah 3 Tingkat Pelayanan 4 Jumlah yang Terlayani 5 Tingkat pemakaian Air (lt/jiwa/hr) 6 Sambungan Rumah (Jumlah) 7 Sambungan Rumah (Kebutuhan) 8 Hidran Umum
= = = = = = = =
2013 4714 5 90% 4242
2014 4835 5 90% 4352
2015 4960 5 90% 4464
2016 5088 5 90% 4579
2017 5219 5 90% 4697
Desa Tlekung 2018 5354 5 90% 4818
2019 5492 5 90% 4943
2020 5634 5 90% 5070
2021 5779 5 90% 5201
2022 5928 5 90% 5335
2023 6081 5 90% 5473
130 848.440413 551486.268 30 1696.88083 553183.149 165954.945 719138.094 8.32335757 6.65868605 9.98802908 1.66467151 12.9844378
130 870.33144 565715.436 30 1740.66288 567456.099 170236.83 737692.929 8.5381126 6.83049008 885231.514 1.70762252 13.3194557
130 892.787288 580311.737 30 1785.57458 582097.312 174629.194 756726.506 8.75840863 7.0067269 908071.807 1.75168173 13.6631175
130 915.822531 595284.645 30 1831.64506 597116.29 179134.887 776251.177 8.98438863 7.1875109 931501.413 1.79687773 14.0156463
130 939.452118 610643.876 30 1878.90424 612522.781 183756.834 796279.615 9.21619925 7.3729594 955535.538 1.84323985 14.3772708
130 963.691382 626399.399 30 1927.38276 628326.781 188498.034 816824.816 9.45399092 7.56319274 980189.779 1.89079818 14.7482258
130 988.556057 642561.437 30 1977.11211 644538.549 193361.565 837900.113 9.69791798 7.75833438 1005480.14 1.9395836 15.128752
130 1014.06228 659140.48 30 2028.12455 661168.604 198350.581 859519.185 9.94813872 7.95851098 1031423.02 1.98962774 15.5190964
130 1040.22659 676147.286 30 2080.45319 678227.74 203468.322 881696.061 10.2048155 8.16385242 1058035.27 2.04096311 15.9195122
130 1067.06599 693592.894 30 2134.13198 695727.026 208718.108 904445.134 10.468115 8.37449198 1085334.16 2.093623 16.3302594
130 1094.59788 711488.625 30 2189.19577 713677.82 214103.346 927781.167 10.7382079 8.59056636 1113337.4 2.14764159 16.7516044
= = = = = = = =
( [4] / 75 ) x 30 [7] + [9] 30% x [10] [10] + [11] 80% x [12] 1.2 x [12] 20% x [12] 1.56 x [12]
Data (dari perhitungan proyeksi penduduk) 5 (rata-Rata Jumlah Orang dalam 1 rumah) Akumulasi dari jumlah pelanggan [1] x [4] 130 lt/dt/hr (rata-rata kebutuhan air kota kecil) [4] / 5 [4] x [5] Hidran 30lt/alat/hari untuk 75 orang
C. Analisa Neraca Air Dalam studi ini analisa neraca air atau keseimbangan air dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi ketersediaan air dan pemanfaatannya sehingga dapat diketahui saat-saat dimana terjadi kekurangan air (defisit) atau kelebihan air (surplus). Dalam perhitungan ini digunakan perhitungan
9 Hidran Umum (Kebutuhan) 10 Kebutuhan Domestik 11 Kebutuhan Non Domestik 12 Kebutuhan Total 13 Produksi Suplai Air 14 Kebutuhan Harian Maksimum 15 Kehilangan Air 16 Kebutuhan Jam Puncak
neraca air jam-jaman. Dari dari perhitungan itu diketahui bahwa ketersediaan air di Desa Tlekung dan Kelurahan Dadaprejo dalam keadaan surplus sampai dengan 2023, sedangkan untuk Desa Beji pada tahun 2017 sudah mengalam defisit. Maka dari itu pada Desa Beji tahun 2017 akan dijalankan optimasi untuk mengatasi kekurangan air.
Tabel 10 Neraca Air Desa Beji Neraca Air Desa Beji Jam Satuan [1]
Inflow
LF
lt/Jam
Outflow
Selisih
lt/Jam
lt/Jam
Kondisi Tandon (lt)
[4]
[5]
[6]
[3]
24.00-01.00
[2] 31680
0.3
8707.74
22972.26
22972.26
01.00-02.00
31680
0.37
10739.54
20940.46
43912.72
02.00-03.00
31680
0.45
13061.60
18618.40
62531.12
03.00-04.00
31680
0.64
18576.50
13103.50
75634.62
04.00-05.00
31680
1.15
33379.65
-1699.65
73934.97
05.00-06.00
31680
1.4
40636.10
-8956.10
64978.87
06.00-07.00
31680
1.53
44409.45
-12729.45
52249.42
07.00-08.00
31680
1.56
45280.22
-13600.22
38649.19
08.00-09.00
31680
1.42
41216.61
-9536.61
29112.58
09.00-10.00
31680
1.38
40055.58
-8375.58
20736.99
10.00-11.00
31680
1.27
36862.75
-5182.75
15554.25
11.00-12.00
31680
1.2
34830.94
-3150.94
12403.31
12.00-13.00
31680
1.14
33089.39
-1409.39
10993.91
13.00-14.00
31680
1.17
33960.17
-2280.17
8713.74
14.00-15.00
31680
1.18
34250.43
-2570.43
6143.32
15.00-16.00
31680
1.22
35411.46
-3731.46
2411.86
16.00-17.00
31680
1.31
38023.78
-6343.78
-3931.92
17.00-18.00
31680
1.38
40055.58
-8375.58
-12307.50
18.00-19.00
31680
1.25
36282.23
-4602.23
-16909.73
19.00-20.00
31680
0.98
28445.27
3234.73
-13675.00
20.00-21.00
31680
0.62
17995.99
13684.01
9.01
21.00-22.00
31680
0.45
13061.60
18618.40
18627.41
22.00-23.00
31680
0.37
10739.54
20940.46
39567.87
23.00-24.00
31680
0.25
7256.45
24423.55
63991.42
Akumulasi 1 Hari
616304.66
Sumber : Perhitungan
D. Pemodelan, Analisa dan Simulasi Jaringan Distribusi Air bersih dengan Program WaterCAD V8 XM Edition Dalam analisa ini akan digunakan program aplikasi WaterCAD V8 XM
Edition untuk memodelkan recana jaringan ,menghitung dan mensimulasi hasilnya sehingga memenuhi persyaratan jaringan yang telah ada.
9135000
9130000
9140000
9145000 670000
675000
9125000
KEC. JUNREJO
PETA SKEMA JARINGAN AIR BERSIH WILAYAH KECAMATAN JUNREJO
Legenda
665000
Batas Kecamatan
Skema Jaringan Pipa
Batas Desa Tandon Utama
1
0
U
Sumber Air 2
3 Km Daerah Layanan
Skala 1 : 25.000 Datum : WGS 84
DINAS PENGAIRAN DAN BINA MARGA
Proyeksi : Universal Transverse Mercator Satuan : Meter
Gambar 2 Rencana Skema Jaringan Air Bersih Kecamatan Junrejo Sumber : Perhitungan
Dari skema diatas akan dimodelkan dan disimulasikan kedalam program WaterCAD V8 XM Edition untuk mendapatkan hasil perencanaan yang baik yang sesuai dengan standar yang ada.
Gambar 3 Hasil Running Skema Jaringan Sumber : Perhitungan
E. Optimasi dengan Metode Program Dinamik Deterministik Model Alokasi Optimasi disini digunakan pada Desa Beji tahun 2017 dikarenakan pada desa tersebut tahun 2017 sudah mengalami defisit dan untuk mengatasi hal tersebit alternative yang dapat digunakan yaitu dengan optimasi. Optimasi disini menggunakan program dinamik deterministik model alokasi
Tabel 11 Tabel Recursive Program dinamik Alokasi ke daerah 1 ( Beji 1 ) Tersedia Sisa 7.3 Maximum Decicion Alokasi ke daerah 2 ( Beji 2 ) Tersedia Sisa 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 6.0 6.1 6.2 6.3 Maximum Decicion
Alokasi ke daerah 3 ( Beji 3 ) Tersedia Sisa 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.0 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4.0 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 Maximum Decicion
5.3 661.6 661.6 7.3
5.4 628.5 628.5 7.3
5.5 595.4 595.4 7.3
5.6 562.4 562.4 7.3
5.7 529.3 529.3 7.3
5.8 496.2 496.2 7.3
5.9 463.1 463.1 7.3
6.0 430.0 430.0 7.3
6.1 397.0 397.0 7.3
6.2 363.9 363.9 7.3
6.3 330.8 330.8 7.3
1.9 2713.0
2.0 2656.9 2676.4
2.1 2600.8 2620.3 2639.7
2.2 2544.7 2564.2 2583.6 2603.1
2.3 2488.6 2508.1 2527.5 2547.0 2566.5
2.4 2432.5 2452.0 2471.5 2490.9 2510.4 2529.8
2.5 2376.4 2395.9 2415.4 2434.8 2454.3 2473.8 2493.2
2.6 2320.3 2339.8 2191.0 2378.7 2398.2 2417.7 2437.1 2456.6
2.7 2264.2 2283.7 2303.2 2322.6 2342.1 2361.6 2381.0 2400.5 2420.0
2.8 2208.2 2227.6 2247.1 2266.5 2286.0 2305.5 2324.9 2344.4 2363.9 2383.3
2420.0 6.1
2383.3 6.2
3.0 2096.0 2115.4 2134.9 2154.4 2173.8 2193.3 2212.8 2232.2 2251.7 2271.1 2290.6 2290.6 6.3
3.1 2039.9 2059.3 2078.8 2098.3 2117.7 2137.2 2156.7 2176.1 2195.6 2215.1 2234.5 2234.5 6.3
3.2 1983.8 2003.2 2022.7 2042.2 2061.6 2081.1 2100.6 2120.0 2139.5 2159.0 2178.4 2178.4 6.3
3.3 1927.7 1947.2 1966.6 1986.1 2005.5 2025.0 2044.5 2063.9 2083.4 1934.6 2122.3 2122.3 6.3
3.4 1871.6 1891.1 1910.5 1930.0 1949.5 1968.9 1988.4 2007.8 2027.3 2046.8 2066.2 2066.2 6.3
3.5 1815.5 1835.0 1854.4 1873.9 1893.4 1912.8 1932.3 1951.8 1971.2 1990.7 2010.1 2010.1 6.3
3.6
2456.6 6.0
2.9 2152.1 2171.5 2191.0 2210.5 2229.9 2249.4 2268.8 2288.3 2307.8 2327.2 2346.7 2346.7 6.3
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
2713.0 5.3
0.1
3893.1 3919.1 3945.2 3971.2 3997.2 4023.3 4049.3 4075.4 4101.4 4108.0 4114.5 4121.1 4127.7 4134.3 4140.8 4147.4 4154.0 4160.6 4167.1
4167.1 3.9
2676.4 5.4
0.2
3856.5 3882.5 3908.5 3934.6 3960.6 3986.7 4012.7 4038.7 4045.3 4051.9 4058.5 4065.0 4071.6 4078.2 4084.8 4091.3 4097.9 4104.5 4111.1
4111.1 4
2639.7 5.5
0.3
3819.8 3845.9 3871.9 3897.9 3924.0 3950.0 3976.1 3982.6 3989.2 3995.8 4002.4 4008.9 4015.5 4022.1 4028.7 4035.2 4041.8 4048.4 4055.0
4055.0 4.1
2603.1 5.6
0.4
3783.2 3809.2 3835.3 3861.3 3887.4 3913.4 3920.0 3926.5 3933.1 3939.7 3946.3 3952.8 3959.4 3966.0 3972.6 3979.1 3985.7 3992.3 3998.9
3998.9 4.2
2566.5 5.7
0.5
3746.6 3772.6 3798.6 3824.7 3850.7 3857.3 3863.9 3870.5 3877.0 3883.6 3890.2 3896.8 3903.3 3909.9 3916.5 3923.1 3929.6 3936.2 3942.8
3942.8 4.3
Tabel 4.42 Alokasi ke daerah 4 ( Beji 4 ) Tersedia Sisa 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 5417.4 2.0 5407.4 2.1 5397.4 2.2 5387.4 2.3 5377.4 2.4 5367.4 2.5 5357.4 2.6 5347.4 2.7 5337.3 2.8 5327.3 2.9 5317.3 3.0 5307.3 3.1 5297.3 3.2 5287.3 3.3 5277.3 3.4 5267.3 3.5 5257.3 3.6 5247.3 Maximum 5417.4 Decicion 1.9
2529.8 5.8
0.6
3709.9 3736.0 3762.0 3788.1 3794.6 3801.2 3807.8 3814.4 3820.9 3827.5 3834.1 3840.7 3847.2 3853.8 3860.4 3867.0 3873.5 3880.1 3886.7 3886.7 4.4
2493.2 5.9
0.7
3673.3 3699.4 3725.4 3732.0 3738.5 3745.1 3751.7 3758.3 3764.8 3771.4 3778.0 3784.6 3791.1 3797.7 3804.3 3810.9 3817.4 3824.0 3830.6 3830.6 4.5
0.8
3636.7 3662.7 3669.3 3675.9 3682.4 3689.0 3695.6 3702.2 3708.7 3715.3 3721.9 3728.5 3735.0 3741.6 3748.2 3754.8 3761.3 3767.9 3767.9 4.5
0.9
3600.1 3606.6 3613.2 3619.8 3626.4 3632.9 3639.5 3646.1 3652.7 3659.2 3665.8 3672.4 3679.0 3685.5 3692.1 3698.7 3705.3 3705.3 4.5
1.0
3544.0 3550.5 3557.1 3563.7 3570.3 3576.8 3583.4 3590.0 3596.6 3603.1 3609.7 3616.3 3622.9 3629.4 3636.0 3642.6 3642.6 4.5
3487.9 3494.4 3501.0 3507.6 3514.2 3520.7 3527.3 3533.9 3540.5 3547.0 3553.6 3560.2 3566.8 3573.3 3579.9 3579.9 4.5
5429.0 5366.9 5304.8 5242.7 5180.6 5118.5 5056.4 4994.3 4932.2 4870.0 4807.9 4745.8 4683.7 4621.6 4559.5 4497.4 4428.0 4358.6 4289.2 4219.8 4150.4 4081.0 4011.7 3942.3 3872.9 3803.5 3734.1 3664.7 3595.3 3525.9 3456.5 3387.1 3317.8 3248.4 3179.0 3109.6
Sumber : Perhitungan
Dari tabel diatas didapat Jalur Optimal = 8,9 – 7,8 – 5,9 – 1,9 – 0.0 dan
3431.8 3438.4 3444.9 3451.5 3458.1 3464.7 3471.2 3477.8 3484.4 3491.0 3497.5 3504.1 3510.7 3517.3 3517.3 4.5
3375.7 3382.3 3388.8 3395.4 3402.0 3408.6 3415.1 3421.7 3428.3 3434.9 3441.4 3448.0 3454.6 3454.6 4.5
3319.6 3326.2 3332.7 3339.3 3345.9 3352.5 3359.0 3365.6 3372.2 3378.8 3385.3 3391.9 3391.9 4.5
3263.5 3270.1 3276.6 3283.2 3289.8 3296.4 3302.9 3309.5 3316.1 3322.7 3329.2 3329.2 4.5
3207.4 3214.0 3220.6 3227.1 3233.7 3240.3 3246.9 3253.4 3260.0 3266.6 3266.6 4.5
3151.3 3157.9 3164.5 3171.0 3177.6 3184.2 3190.8 3197.3 3203.9 3203.9 4.5
1778.9 1798.3 1817.8 1837.3 1856.7 1876.2 1895.7 1915.1 1934.6 1954.1 1954.1 6.3
3095.2 3101.8 3108.4 3114.9 3121.5 3128.1 3134.7 3141.2 3141.2 4.5
3.7
1742.2 1761.7 1781.2 1800.6 1820.1 1839.6 1859.0 1878.5 1898.0 1898.0 6.3
1.9
3039.1 3045.7 3052.3 3058.9 3065.4 3072.0 3078.6 3078.6 4.5
3.8
1705.6 1725.1 1744.5 1764.0 1783.5 1802.9 1822.4 1841.9 1841.9 6.3
2.0
2983.0 2989.6 2996.2 3002.8 3009.3 3015.9 3015.9 4.5
3.9
1669.0 1688.5 1707.9 1727.4 1746.8 1766.3 1785.8 1785.8 6.3
2.1
2926.9 2933.5 2940.1 2946.7 2953.2 2953.2 4.5
4.0
1632.4 1651.8 1671.3 1690.8 1710.2 1729.7 1729.7 6.3
2.2
2870.8 2877.4 2884.0 2890.6 2890.6 4.5
4.1
1595.7 1615.2 1634.7 1654.1 1673.6 1673.6 6.3
2.3
2814.8 2821.3 2827.9 2827.9 4.5
4.2
1559.1 1578.6 1598.0 1617.5 1617.5 6.3
2.4
2758.7 2765.2 2765.2 4.5
4.3
1522.5 1541.9 1561.4 1561.4 6.3
4.4
1485.8 1505.3 1505.3 6.3
4.5
1449.2 1449.2 6.3
2.5
2702.6 2702.6 4.5
2713.0 2676.4 2639.7 2603.1 2566.5 2529.8 2493.2 2456.6 2420.0 2383.3 2346.7 2290.6 2234.5 2178.4 2122.3 2066.2 2010.1 1954.1 1898.0 1841.9 1785.8 1729.7 1673.6 1617.5 1561.4 1505.3 1449.2
alokasi yang didapat adalahBeji 1 = 1,1 lt/dt, Beji 2 = 1,9 lt/dt, Beji 3 = 4,0 lt/dt,Beji 4 = 1,9 lt/dt dan keuntungan maksimal yang didapat sebesar = Rp 392.418,48 / hr. F. Analisa Ekonomi Analisa ekonomi digunakan mempertimbangkan kelayakan dari suatu proyek dimana terjadi impas / keadaan seimbang antara pemasukan (benefit) dan pengeluaran (cost) atau biasanya disebut dalam keadaan B/C = 1. Dari analisa ekonomi dengan keadaan B/C =1 adalah untuk mencari harga air yang sesuai. Maka hasil dari penjualan air dijadikan sebagai nilai benefit dan biaya pembangunan, pengeluaran untuk O&P pajak dan lain-lain dijadikan nilai cost sehinggan dari kedua variable tersebut akan dintentukan harga air yang ideal. Dengan total pengeluaran untuk pembangunan sebesar Rp 927.305.000,00 proyek ini berlangsung secara bertahap mulai dari tahun 2007 sampai dengan 2009, namun pada tahun 2008 sudah dapat digunakan. Proyek ini memiliki umur selama 25 tahun. Maka dari hasil pemasukan dan pengeluaran akan
661.6 628.5 595.4 562.4 529.3 496.2 463.1 430.0 397.0 363.9 330.8
dijumlahkan kedalam tahun 20013 sebagai tahun acuan. Dan seterusnya akan dicari nilai Present Value (PV) sampai dengan
tahun terakhir usia proyek. Dan dari itu akan dicari harga air ideal.
Tabel 12 Analisa Ekonomi Pencarian Harga Air ideal Tabel 4.47 Analisa Ekonomi pencarian harga air dan OP Ideal Tahun Manfaat Biaya keAir Bersih Investasi Awal Akhir 2013 (Rp) (Rp) (Rp) [1] [2] [3] [4] 2007 534,631,000.00 1,236,633,990.19 2008 150,445,000.00 236,282,000.00 475,247,498.98 2009 177,880,000.00 156,392,000.00 273,530,585.45 2010 210,500,000.00 2011 260,540,000.00 2012 350,770,000.00 2013 404,494,419.23 0 1,554,629,419.23 1,985,412,074.61 1 444,943,861.16 2 444,943,861.16 3 444,943,861.16 4 444,943,861.16 5 444,943,861.16 6 444,943,861.16 7 444,943,861.16 8 444,943,861.16 9 444,943,861.16 10 444,943,861.16 11 444,943,861.16 12 444,943,861.16 13 444,943,861.16 14 444,943,861.16 15 444,943,861.16 16 444,943,861.16 17 444,943,861.16 18 444,943,861.16 19 444,943,861.16 sumber : perhitungan
Keterangan : [1] = Tahun ke[2] = Pemasukan dari manfaat Air bersih [3] = Biaya Kontruksi n = [3]*(1+i) [4] [5] = Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Operasi dan Pemeliharan (Rp) [5] 10,700,000.00 15,500,000.00 88,300,000.00 101,250,000.00 120,445,000.00 129,980,000.00 466,175,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00
Total Biaya
Cash Flow
PV
PV Pemasukan
PV Pengeluaran
(Rp) [6]
(Rp) [7]
(Rp) [8]
(Rp) [9]
(Rp) [10]
2,451,587,074.61 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00 299,160,000.00
1,088,454,419.23 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16 145,783,861.16
1,088,454,419.23 126,768,574.92 110,233,543.41 95,855,255.14 83,352,395.77 72,480,344.15 63,026,386.22 54,805,553.23 47,657,002.81 41,440,872.01 36,035,540.88 31,335,252.94 27,248,046.03 23,693,953.07 20,603,437.45 17,916,032.57 15,579,158.75 13,547,094.57 11,780,082.23 10,243,549.77 PV NPV B/C IRR
[6] = [4] + [5] [7] = [2] - [6] [8] = -PV(15% [1],,[7]
PV = Jumlah [9] PV = Jumlah [10] NPV = PV[9] - PV[10]
[9] = -PV(15% [1],,[2] [10] = -PV(15% [1],,[6]
BCR = PV [9] / PV[10] IRR = IRR[7]
1,554,629,419.23 2,451,587,074.61 386,907,705.35 260,139,130.43 336,441,482.92 226,207,939.51 292,557,811.23 196,702,556.09 254,398,096.72 171,045,700.95 221,215,736.28 148,735,392.13 192,361,509.81 129,335,123.59 167,270,878.09 112,465,324.86 145,452,937.47 97,795,934.66 126,480,815.19 85,039,943.19 109,983,317.56 73,947,776.68 95,637,667.44 64,302,414.51 83,163,189.08 55,915,143.05 72,315,816.59 48,621,863.52 62,883,318.78 42,279,881.32 54,681,146.76 36,765,114.19 47,548,823.27 31,969,664.52 41,346,802.84 27,799,708.28 35,953,741.60 24,173,659.37 31,264,123.13 21,020,573.37 4,312,494,339.38 4,305,849,918.85 6,644,420.53 1.001543115 15%
Sumber : Perhitungan
Dari tabel diatas didapat hargai air ideal sebesar Rp 550,00 / m3. Harga ini sedikit lebih mahal dari harga sebelumnya yang sebesar Rp 500,00 / m3. Dan pada kondisi kedua adalah memasukkan hasil optimasi pada tahung 2013 untuk dijadikan acuan pemasukan mulai dari tahun 2013 dan dengan hal itu ditemukan hasil harga air sebesar Rp 611,11 / m3
Tabel 13 Penentuan Harga Air Manfaat Air Bersih 2013 Eksisiting lt/dt Tlekung 8.32336 Dadaprejo 9.26679 Beji 8.06272 25.65286778 Jumlah 2216407.777 2216.407777 Manfaat Air Bersih 404,494,419.23 Harga Air 550.00 B/C=1 444,943,861.16
Sumber : Perhitungan
Optimasi lt/dt 7.49102 8.34011 7.25645 23.08758101 1994766.999 1994.766999 364,044,977.31 611.11 444,943,861.00
(lt/dt) (lt/hr) m3/hr Rp/th Rp Rp/th
5. KESIMPULAN Dari hasil perhitungan dan analisa pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ketersediaan air pada kenyataanya mengalami defisit atau kekurangan. Namun setelah dianalisa baik itu dari jaringan distribusi maupun perhitungan ketersediaan dan kebutuhan air hasilnya menunjukkan bahwa air masih mencukupi. Tabel 14 Neraca Air Eksisting Daerah
Tlekung
Dadaprejo
Beji
Ketersediaan Air
Kebutuhan Air
lt/dt
lt/dt
2013
13.04
8.323357568
4.716642432
Surplus
2015
13.04
8.758408631
4.281591369
Surplus
2017
13.04
9.216199246
3.823800754
Surplus
2019
13.04
9.69791798
3.34208202
Surplus
2021
13.04
10.20481553
2.835184474
Surplus
2023
13.04
10.73820795
2.301792054
Surplus
2013
14.4
9.266792186
5.133207814
Surplus
2015
14.4
9.505889236
4.894110764
Surplus
2017
14.4
10.26083554
4.13916446
Surplus
2019
14.4
10.79715605
3.602843946
Surplus
2021
14.4
11.36150934
3.038490658
Surplus
2023
14.4
11.95536064
2.444639358
Surplus
2013
8.8
8.062718031
0.737281969
Surplus
2015
8.8
8.484145805
0.315854195
Surplus
8.927601059
0.127601059
Defisit
9.394235142
0.594235142
Defisit
9.885259581
1.085259581
Defisit
10.40194923
1.601949228
Defisit
Tahun
2017 2019 2021 2023
8.8 8.8 8.8 8.8
Kondisi
Sumber : Perhitungan
Terlihat pada Desa Tlekung dan Kelurahan Dadaprejo masih ketersediaan air masih mencukupi hingga tahun 2023 namun di Desa Beji mulai dari tahun 2017 sudah mengalami kekurangan air. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi jaringan di lapanganlah yang membuat distribusi air bermasalah sehingga masyarakat mengalami kekurangan air.
2. Opimasi disini dapat dijalankan kapan saja atau saat kita mengalami defisit/kekurangan air. Namun dalam studi ini optimasi dilakukan pada saat kekurangan air. Dan setelah dilakukan analisa ketersediaan dan kebutuhan air pada Kecamatan Junrejo khususnya Desa Tlekung, Beji dan Dadaprejo maka dapat disimpulkan pemakaian optimasi pada tiap desa. Untuk Desa Tlekung dan Kelurahan Dadaprejo yang dikarenakan ketersediaan air masih mencukupi hingga akhir tahun proyeksi (2023) maka optimasi bisa dilakukan kapan saja. Namun di Desa Beji berbeda yaitu pada tahun proyeksi 2017 sudah mengalami defisit sehingga optimasi menjadi alternatif utama dan pada saat itu dengan memakai debit sebesar 8,8 lt/dt dapat dialokasikan ke 4 dusun dengan masing-masing dusun mendapat 1,1 lt/dt (Areng_areng), 1,9 lt/dt (Karang Mloko), 3,9 lt/dt (Dadaptulis Utara) dan 1,9 lt/dt (dadaptulis Dalam) dan menghasilkan keuntungan Rp 392.418,48 /hr. 3. Perhitungan benefit-cost terhadap biaya kontruksi dalam studi ini dilakukan terhadap biaya kontruksi yang telah dialokasikan mulai tahun 2007-2009 untuk mengetahui nilai keuntungan dari biaya konstruksinya yang sebesar Rp 927.305.000,00 dan sebagai acuan semua nilai manfaat dan biaya diproyeksikan pada tahun 2013. Untuk analisa ekonomi dilakukan dengan tiga kondisi yaitu kondisi pertama, dari pemasukan dan pengeluaran yang ada (Eksisting) didapat nilai B/C = 0,97099, NPV = Rp -121.345.594,55, IRR 15% dari keadaan itu menunjukkan bahwa nilai pemasukan lebih kecil dari nilai pengeluaran. Sehingga digunakanlah kondisi kedua, yaitu mencari nilai B/C ≈ 1
dengan cara penyesuaian harga air untuk pemasukan dan mencari O&P yang ideal untuk mengimbanginya, dari perhitungan didapat harga air yang semula Rp 500,00 menjadi Rp 550,00 dan biaya O&P total dalam 1 bulan sebesar Rp8.310.000,00 dan menghasilkan nila B/C = 1,0015, NPV = RP 6.644.420,53 serta IRR 15%. Sedangkan kondisi ketiga yaitu memasukkan hasil optimasi tahun 2013 (lampiran) kedalam kondisi kedua untuk mencari harga jual air pada saat dilakukan optimasi dengan batasan B/C = 1. Sehingga didapat nilai harga jual air sebesar Rp 611,11 /m3.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Studi Perencanaan Teknis Air Bersih Kota Batu. Batu : Cv Adicipta Persada. Anonim. 2007. Studi kelayakan Air Bersih Gunung Biru Kota Batu. Batu : Cv Mega Skala. Anonim. 2010-2013. Kecamatan Junrejo Dalam Angka. Batu: Badan Pusat Statistik Kota Batu Anonim. 2011. Potensi dan Pemanfaatan SDA Kota Batu. Batu : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan dan Bina Marga Kota Batu. Haestad Methods. 2001. User’s Guide WaterCAD V8 XM Edition for Windows Joyowijoyo, FX Marsudi. 1992. Ekonimi Teknik. Departemen Pekerjaan Umum : Jakarta
Kesuma, Alex Wahyu. 2012. Kajian Alokasi Anggaran Biaya Jaringan Irugasi Berbasis Kinerja Irigasi dan Nilai Manfaat Ekonomi (Studi Kasus D.I. Prambatan Kota Batu). Malang Montarcih, Lili. 2007. Optimasi Distribusi Air Irigasi dengan Program Dinamik. Malang : Cv Asrori. Montarcih, Lili & Soetopo, Widandi. 2011. Teknik Sumber Daya Air Manajemen SDA. Bandung : Lubuk Agung. Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran Tertutup. Malang Suryanto, adi., Sunaryo, Trie M., Sjarief, Roestam. 2001. Ekonomi Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: MHI Triadmodjo, Bambang. 1996 & 2001. Hidaolika 1 dan 2. Yogyakarta: Beta Offset Webber, N. B. 1978. Fluids Mechanics for Enggineers. London: Chapman and Hall WaterCAD V8i User’s Guide. Diunduh pada hari minggu 5 Januari 2014. (etkonsultanlingkungan.blogspot.com/2011 /20/system-penyediaan-air-minumspam.html?m=1, diakses tanggal 30 november 2013). (www.attbatam.com/metro/index.php/comp onenet/k2/item/78-standar-kebutuhanair-bersih-setiap-orang, diakses tanggal 30 november 2013) Rendyndutz.blospot.com/2013/06/mengukur -kelayakan-ekonomisproyek_13.html?m=1 (ismimiitsme.blogspot.com/2013/11/pengert ian-rumus-tabel-future-valuefv.html?m=1)