ANALISA AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN DISCRETIONARY ACCRUAL SEBAGAI PREDIKTOR MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009 -2012 Riky Pebrian Syamsir1, Ethika1, Resti Yulistia Muslim1,
1
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] ABSTRACT
This study aimed to Analyze Deferred tax assets and Discretionary Accrual As Predictors of Earnings Management In The Manufacturing Company Listed on the Indonesia Stock Exchange ( IDX ). The independent variable in this study was Deferred Tax Assets and Discretionary Accrual. The dependent variable in this study was Earnings Management .The samples used in this study were secondary data from the Indonesia Stock Exchange ( IDX ), namely in the form annual report of the listings manufacturing industry in Indonesia Stock Exchange from 2009 - 2012. Samples were taken by using purposive sampling method. This study used 38 manufacturing companies over a period of 4 years ( 2009-2012 ). The method of analysis in this study used logistic regression. The results of this study indicate that the Deferred Tax Assets and Discretionary Accrual no significant effect on earnings management . Keywords : Deferred Tax Assets , Discretionary Accrual and Earnings Management. PENDAHULUAN Dalam industri
persaingan
manufaktur
perusahaan agar
satu unsur terpenting dalam persaingan,
perusahaan dapat berkompetisi dengan
dimana salah satu fungsi manajemen
pesaing yang ada agar tidak ketinggalan
adalah sebagai pendanaan dan pengelola
terhadap perusahaan-perusahaan lainnya
keuangan perusahaan (Hasni, 2013).
dimana
harus
produk
dan
menuntut
Kebijakan manajemen merupakan salah
meningkatkan memiliki
kualitas
Setiap
perusahaan
tentu
telah
produk-produk
merencanakan sebuah strategi yang akan
unggulan sehingga tidak tersaingi dengan
digunakan dalam bentuk kebijakan bisnis
perusahaan yang sama-sama bergerak di
di masa mendatang. Salah satu kebijakan
bidang
bisnis
perindustrian.
perusahaan
harus
itu
yang
diterapkan
perusahaan
mengelola
terutama bagi perusahaan yang telah
keuangan didalam perusahaan dengan
memiliki skala ekonomis yang tinggi
baik.
menentukan
adalah melakukan aktifitas manajemen
kelanjutan usaha dalam suatu perusahaan.
laba untuk menutupi kekurangan yang
Keuangan
bisa
Selain
sangat
1|Page
terdapat pada salah satu elemen kinerja
dan cadangan aktiva pajak tangguhan.
perusahaan (Hasni, 2013).
Namun dalam PSAK tersebut mengatakan
Pada zaman sekarang manajemen
dimana
manajemen
mendapatkan
laba bukanlah hal baru dalam dunia
kebebasan dalam menentukan kebijakan
perekonomian, manajemen laba sangat lah
akuntansi untuk menentukan besarnya
penting untuk meningkatkan kepercayaan
cadangan penghasilan pajak tangguhan
pemegang
sehingga bertentangan dengan peraturan
saham
terhadap
manejer
perusahaan. Banyak sekali perusahaan
perpajakan
pada
menetapkan
zaman
manajemen
sekarang
laba
melakukan
dikarenakan
terkait
terhadap tingkat pendapatan laba dan
dimana
PSAK
peraturan
No.
yang
46
berbeda
dengan apa yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan.
prestasi usaha suatu organisasi. Banyak
Manajemen
laba
dapat
terjadi
pengertian manajemen laba pada saat
karena penyusunan statemen keuangan
sekarang ini.
menggunakan
Selain
Dengan
menggunakan dasar akrual, transaksi atau
untuk
peristiwa lain diakui pada saat transaksi
dengan pihak
atau peristiwa lain tersebut terjadi bukan
kreditor. Perusahaan yang terancam tidak
pada saat kas atau setara kas diterima atau
dapat memenuhi kewajiban pembayaran
dikeluarkan.
utang pada waktunya, perusahaan berusaha
penggunaan
menghindarinya
membuat
statemen keuangan, laba dalam suatu
meningkatkan
periode dapat mengandung unsur kas dan
Manajemen
memperbaiki
kebijakan pendapatan
perusahaan
akrual.
juga
melakukan
itu
dasar
hubungan
yang
laba
dengan dapat
maupun
laba.
Dengan
Sebagai dasar
konsekuensi
akrual
ini,
dalam
akrual (non kas).
demikian akan memberi waktu untuk
Konsep akrual dapat dibedakan
penjadwalan ulang atas utang antara pihak
menjadi dua, yaitu dicretionary accrual
kreditor dengan perusahaan (Sugiri, 1998).
dan
Pada tahun 2010 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah
nondiscretionary
accrual.
Dicretionary accrual adalah
pengakuan
memberlakukan
akrual laba atau beban yang bebas tidak
standar akuntansi keuangan PSAK No. 46
diatur dan merupakan pilihan kebijakan
menyatakan bahwa nilai pencatatan aktiva
manajemen.
pajak tangguhan harus ditinjau kembali.
accrual adalah sebaliknya, pengakuan
maka setiap tahun manajemen harus
akrual laba yang wajar yang tunduk suatu
membuat
untuk
standar
menentukan saldo aktiva pajak tangguhan
berlaku
suatu
penilaian
Sedang
atau
prinsip
umum.
nondiscretionary
akuntansi Oleh
yang karena
2|Page
nondiscretionary
accrual
merupakan
akrual yang wajar,dan apabila dilanggar akan
mempengaruhi
TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Laba
kualitas
laporan
wajar)
maka
memiliki fleksibilitas untuk memilih di
nondiscretionary accrual ini tidak relevan
antara beberapa cara alternatif dalam
dalam Obyek penelitian ini. Oleh karena
mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-
itu Bentuk akrual yang dianalisis dalam
opsi yang ada dalam perlakuan akuntansi
penelitian ini adalah bentuk discretionary
yang
accrual yang merupakan akrual tidak
dimaksud
normal dan merupakan pilihan kebijakan
manejer
manajemen
berbagai
keuangan
(tidak
dalam
pemilihan
metode
akuntansi (Oktavia, 2010). Unsur
akrual
berdasarkan (discretionary
accruals)
sama.
(2006:74)
Fleksibilitas
untuk
Manajer
ini,
yang
memungkinkan
mampu
beradaptasi
situasi
menggambarkan dapat
kebijakan
Belkaoui
para
terhadap
ekonomi
konsekuensi
dan ekonomi
terjadi
yang sebenarnya dari transaksi tersebut,
manajemen
dapat juga digunakan untuk memengaruhi
non-
tingkat pendapatan pada suatu waktu
kebijakan manajemen (nondiscretionary
tertentu dengan tujuan untuk memberikan
accruals). Peningkatan penjualan secara
keuntungan bagi manajemen dan para
kredit
pengguna kepentingan (stakeholder).
seiring
dengan
atau
pertumbuhan
perusahaan (tanpa perubahan kebijakan)
Menurut Sulistyanto (2008) dalam
dapat merupakan contoh nondiscretionary
Widiastuti
accruals,
terhadap
sedangkan
perubahan
biaya
(2010) praktik
Terjadi
perbedaan
manajemen
laba
kerugian piutang yang disebabkan oleh
mengakibatkan sampai saat ini belum ada
perubahan
kebijakan
yang
kesepakatan mengenai definisi manajemen
dilakukan
oleh
dalam
laba. Sebagian pihak memandang bahwa
akuntansi
manajemen
penentuan biaya kerugian piutang dapat
manajemen
dijadikan contoh discretionary accruals.
kecurangan (fraud) karena berusaha untuk
Dasar akrual ini mempunyai implikasi
mengelabui pemakai laporan keuangan.
bahwa
Sementara itu
laba
akuntansi
antara
lain
laba
sebagai
sebagian lain
tindakan
menilai
ditentukan oleh besaran akrual baik yang
manajemen laba sebagai aktivitas yang
discretionary maupun non discretionary
wajar dilakukan manajer dalam menyusun
(Yulianto, 2010).
laporan keuangan, apalagi dilakukan masih dalam lingkup prinsip akuntansi. Menurut
Belkaoui
(2006)
kecurangan (fraud) adalah istilah generik, 3|Page
dan merangkum seluruh ragam cara yang
(temporary
dapat diciptakan oleh kecerdasan manusia,
dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian
yang dilakukan oleh seseorang untuk
(berasal dari koreksi positif).”
meraih keuntungan dari orang lain melalui
Akuntansi Akrual
penyajian
yang
yang
boleh
Kecurangan
Tujuan laporan keuangan adalah
merupakan pengelabuan yang disengaja
menyediakan informasi yang menyangkut
yang dilakukan oleh orang lain untuk
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
mendapatkan
keuntungan
ekonomi,
posisi keuangan suatu perusahaan yang
pribadi,
dan
Dalam
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dapat
dalam pengambilan keputusan ekonomis
untuk
(IAI 2010). Agar
sosial
salah.
differences)
organisasi
bisnis,
dilakukan
oleh
politik.
kecurangan perusahaan
laporan
mencapai
mendapatkan keyakinan kepada pengguna
tujuannya, laporan keuangan disusun atas
laporan keuangan. Dimana para pengguna
dasar akrual. Konsep
mendapatkan kesadaran yang direkayasa
memiliki
yang kompatibel dengan ekspektasi dari
dimanfaatkan untuk rekayasa angka-angka
manajermen.
dalam laporan keuangan, sehingga dapat
Aktiva Pajak Tangguhan
digunakan untuk mengubah angka laba
Menurut PSAK No 46 (2010) Pajak
tangguhan
pada
prinsipnya
Akrual tersebut
kelemahan
yaitu
dapat
yang dihasilkan apabila standar akuntansi memungkinkan.
merupakan dampak PPh di masa yang akan
Widiastuti (2010) Akrual
yang
datang yang disebabkan oleh perbedaan
menjadi
temporer (waktu)
perlakuan
akuntansi dapat dibedakan menjadi 2
akuntansi dan perpajakan serta kerugian
(dua) yaitu : Pertama, Non Discretionary
fiskal yang masih dapat dikompensasikan
Accrual.
di masa datang (tax loss carry forward)
adalah dasar akrual yang tidak bebas
yang
dan
perlu
antara
disajikan
dalam
laporan
keuangan dalam suatu periode tertentu. PSAK
yang
khusus
mengatur
dasar
Non
untuk
pengukuran matching
pengukuran
transaksi
Discretionary
Accrual
memberikan yang
cost
indikasi
memenuhi
with
konsep
revenue
dalam
tentang akuntansi pajak tangguhan adalah
laporan keuangan karena transaksi dan
PSAK 46 Tahun 2010. Di dalam PSAK 46
peristiwa
dijelaskan : ”Aktiva pajak tangguhanadalah
kejadian (bukan pada saat kas
jumlah
setara
pajak
penghasilan
terpulihkan
(recoverable) pada periode mendatang
keuangan
kas
diakui
diterima
pada saat atau
atau dibayar).
Transaksi tersebut dicatat dalam catatan
sebagai akibat adanya perbedaan temporer 4|Page
akuntansi laporan
serta dilaporkan
dalam
aktiva pajak tangguhan pada akhir periode
keuangan pada periode yang
t dengan t-1 dibagi dengan nilai aktiva
bersangkutan
(IAI
Kedua,
2010)
Discretionary Accrual.
Discretionary
accrual biasanya digunakan
pajak tangguhan pada akhir periode t. H1 : Aktiva
Pajak
Tangguhan
Berpengaruh Terhadap Probabilitas
sebagai
pengukur manajemen laba. Discretionary
Perusahaan
accrual adalah akrual bebas dapat berupa
Manajemen Laba Guna Menghindari
suatu
Kerugian.
cara
untuk
mengurangi
atau
deteksi
karena
sifatnya
yang
Melakukan
Oktavia (2010) meneliti tentang
meningkatkan pelaporan laba yang sulit di
Untuk
Pengaruh discretionary accrual dan beban pajak tangguhan terhadap manajemen laba.
kontekstual dan subjektif accrual
Penelitian tersebut dari tahun 2007 sampai
merupakan hasil modifikasi angka-angka
dengan tahun 2009 dengan menggunakan
laporan keuangan untuk memenuhi tujuan
data pertahun untuk penelitian nya.
manajemen
sehingga
keberadaannya
H2 : Discretionary Accrual Perusahaan
menandakan
rendahnya
kualitas
Besarnya
Discretionary
Berpengaruh Terhadap Probabilitas
laba
perusahaan. Efek dari kualitas laba yang
Perusahaan
Untuk
rendah adalah tidak adanya predictive value
Manajemen Laba.
dari laba, yang berarti informasi mengenai
METODE PENELITIAN
laba
Populasi dan Sampel
perusahaan
menggambarkan
ini
tidaklah
Melakukan
Populasi yang akan menjadi objek
keadaan sesungguhnya
dari perusahaan (Widiastuti, 2010).
dalam
HIPOTESIS
manufaktur yang bergerak dalam berbagai
Suranggane
(2007)
meneliti
penelitian ini adalah perusahaan
industri dan mempublikasikan di Bursa
tentang Analisa aktiva pajak tangguhan
Efek
dan akrual sebagai prediktor manajemen
melaporkan kewajibannya di KPP dari
laba : kajian empiris pada perusahaan
tahun 2009 sampai 2012. Adapun yang
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
menjadi kriteria pemilihan sampel adalah
Jakarta (BEJ) dimana dari hasil penelitian
sebagai berikut:
yang di lakukan aktiva pajak tangguhan
Indonesia
(BEI)
dan
sudah
a. Perusahaan menerbitkan laporan
terhadap
keuangan tahunan (annual report)
manajemen laba dimana aktiva pajak
yang diaudit dan mempunyai laba.
tangguhan dapat diukur melalui indikator
b. Terdaftar di BEI selama tahun
variabel bebas dengan perubahan nilai
2009 - 2012 dan tidak delisting
berpengaruh
signifikan
5|Page
selama
periode
pengamatan
Discretionary Accrual
penelitia.
Dalam
c. Perusahaan memiliki akun aktiva pajak
tangguhan
keuangannya
variabel
akrual diproyeksi dengan Discretionary
laporan
Accrual dari
selama
periode
(Dechow et.al. 1995); serta Bernard dan
Modified
Jones Model.
Skinner 1996 sebagaimana dikutip Philips et.al 2003) yang juga digunakan oleh
Jenis dan Sumber Data. yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan
ini
pada
pengamatan.
Data
penelitian
keuangan
memenuhi
kriteria
diperoleh
dari
Philips
et.al (2004)
(2003) dan
perusahaan
yang
Langkah-langkah
penelitian.
Data
Discretionary
laporan
keuangan
dan
Yulianti
Widiastuti untuk
Accrual
(2010).
menghitung (DA)
adalah
sebagai berikut :
perusahaan terdaftar di BEI untuk tahun
Menghitung total accrual (TA)
2009 dan 2012 terhadap perusahaan yang
sebagai berikut :
termasuk
TA it = NI it – CFO it
kategori
indeks
periode
pengamatan.
Nilai total accrual (TA) yang
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
OLS sebagai berikut :
Aktiva Pajak Tangguhan Variabel penelitian
diestimasi dengan persaman regresi
ini
independen adalah
Aktiva
dalam pajak
tangguhan merupakan selisih antara aktiva pajak tangguhan periode sekarang dengan periode yang lalu. Dalam penelitian ini aktiva pajak tangguhan sebagai variabel bebas diukur dengan perubahan nilai aktiva pajak tangguhan
pada akhir periode t
dengan t-1 dibagi dengan nilai aktiva pajak tangguhan pada akhir periode t-1. Untuk mengukur aktiva pajak tangguhan digunakan formula sebagai berikut :
TAit/Ait-1 = β1 (1 / Ait-1) + β2(ΔRevt / Ait-1 - ΔRect/ Ait-1) + β3 (PPEt / Ait) Dengan menggunakan koefisiensi regresi diatas, nilai non discretionary accrual (NDA) dapat dihitung dengan rumus : NDA it =β1 (1/Ait-1 )+ β2 (Δ REV /Ait-1) + β3 (PPEit/Ait1) + e selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat dihitung sebagai berikut: DA it =(TA it/Ait – NDA it )
APT it = Δ Aktiva Pajak Tangguhan it Aktiva Pajak Tangguhan it 6|Page
Manajemen Laba.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ini probabilitas
Dalam penelitian
perusahaan dalam melakukan manajemen laba
untuk
menghindari
kerugian
Deskripsi Objek Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendapatkan bukti bahwa aktiva pajak
diperoleh dari pendistribusian manajemen
tangguhan
laba berdasarkan scaled earning changes
sebagai prediktor manajemen laba pada
Manajemen laba akan diberi kode 0
perusahaan manufaktur di Bursa Efek
apabila termasuk ke dalam kelompok
Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan
small loss firms dan kode 1 apabila
tahun 2012. Data yang digunakan adalah
termasuk ke dalam small profit firms.
data skunder yang bersumber dari annual
Perusahaan yang berada pada range 0 -
report dan Indonesi Capital Market Of
0,06 dikategorikan
sebagai small profit
Directory yang menjadi sampel penelitian
firms, sedangkan perusahaan yang berada
berjumlah 38 perusahaan setelah di seleksi
pada range -0,09 -0 dikategorikan sebagai
berdasarkan kriteria .
small loss firms. Pengukuran variabel ini
Statistik deskriptif
mengacu
pada
penelitian
Widiastuti
dan
Observasi
discretionary
dalam
accrual
pengujian
ini
(2010). Berikut ini adalah formula untuk
berjumlah 152 pengamatan yang terdiri
mendapatkan skala pengukuran variabel
dari 35 small loss firms dan 117 small
probabilitas perusahaan untuk melakukan
profit firms. Berdasarkan hasil pengolahan
manajemen laba :
data dengan bantuan SPSS 19 diperoleh
Scaled Earning Change it = Δ Net Income it
hasil perhitungan sebagai berikut :
Market Value Of Equty it Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Small Loss Firms N Minimun Maximum
Mean
Std.deviation
Aktiva pajak tangguhan
35
-0.42
3.60
0.32
0.74
Discretionary accrual
35
-27567.40
12947.67
-677.52
6949.10
Sumber: Hasil Olah Data Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Small Profit Firms N Minimun Maximum
Mean
Std.deviation
Aktiva pajak tangguhan
117
-0.66
24.57
0.64
2.71
Discretionary accrual
117
-25760.32
15232.25
-473.03
5785.49
Sumber: Hasil Olah Data
Dilihat
tabel
4.1
diatas
dari
pengamatan menunjukkan nilai minimum
kelompok small loss firms dengan 35
variabel aktiva pajak tangguhan -0.42 dan 7|Page
maksimum 3.60 dan rata-rata 0.32 dengan
2011). log likelihood pada regresi logistik
standar deviasi 0.74. Sedangkan untuk
mirip dengan pengertian “sum of square
variabel
error”
Discretionary
Accrual
nilai
pada
model
regresi
sehingga
minimum variabel -27567.40 dan nilai
penurunan log likelihood menunjukkan
maksimum variabel 12947.67 dengan rata-
model regresi semakin baik. Berdasarkan
rata -677.52 dan standar deviasi 6949.10
hasil
Sedangkan statistik deskriptif pada tabel 4.2 small profit firms dengan 117
pengujian
SPSS 19 menghasilkan output sebagai berikut : Tabel 4.3 Iteration Historya,b,c
pengamatan. Tabel tersebut menunjukkan nilai minimum variabel aktiva pajak
Step
tangguhan -0.66 dan maksimum 24.47 dan rata-rata 0.64 dengan standar deviasi 2,71.
dengan menggunakan
Coefficients Constant
-2 log likelihood
0
164.037
1.203
Sumber: Hasil Olah Data
Sedangkan untuk variabel Discretionary
Dari tabel 4.3 diatas Menunjukkan
Accrual nilai minimum variabel -25760.32
perbandingan antara nilai -2LL blok awal
dan nilai maksimum variabel 15232.25
dengan -2LL blok akhir. Dari hasil
dengan rata-rata -473.03 dan standar
perhitungan nilai -2LL terlihat bahwa nilai
deviasi
dilihat
blok awal (Block number = 0) adalah
dalam tabel diatas rata-rata aktiva pajak
164.037 dari tabel 4.3 dan nila -2LL pada
tangguhan small profit firms lebih tinggi
blok akhir (Block number = 1) adalah
yaitu: 0.64 dibandingkan rata-rata aktiva
mengalami penurunan menjadi 163.394
pajak tangguhan small profit firms sebesar
dari tabel 4.4. Dari hasil tersebut dapat
0.32.
disimpulkan bahwa model regresi kedua
Hasil Pengujian Hipotesis
lebih baik.
5785.49.
Sebagaimana
Hasil Uji Model Fit
Model Summary
Pengujian
ini
dilakukan
Model
Summary
sama
dengan
dengan membandingkn nilai antara -2 log
pengujian R2 pada persamaan regresi
likelihood
linear. Dengan tujuan mengetahui seberapa
(-2LL)
pada
awal
(Block
number = 0) dengan nilai -2 log likelihood
besar
(-2LL) pada akhir (Block number = 1).
mampu
Adanya pengurangan nilai antara -2LL
dependen. Berdasarkan hasil pengujian
awal (Initial -2LL Function) dengan nilai -
dengan
2LL pada langkah berikutnya (-2LL akhir)
menghasilkan output sebagai berikut :
menunjukkan
bahwa
model
kombinasi
variabel
menjelaskan
independen
variasi
menggunakan
variabel
SPSS
19
yang
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali : 8|Page
Step 1
Tabel 4.4 Model Summary -2 log Cox & snell likelihood R Square 163.394 .004
Nagelkerke R Square .006
Tabel 4.5 Omnibus Tests Of Model Coefficients Chi Square Df Step 1
Sig.
Step
.642
2
.725
Block
.642
2
.725
Model
.642
2
.725
Sumber: Hasil Olah Data
Dari tabel 4.4 diatas terlihat bahwa nilai R2 sebesar 0,006 atau 0,6%, yang artinya
variabel
X
(aktiva
Sumber: Hasil Olah Data
Dari tebel 4.5 diatas dilihat dari hasil
pajak
Tangguhan dan Discretionary Accrual)
Chi-Square X2hitung sebesar 0,642.
mempengaruhi variabel Y (manajemen
Persamaan Koefisien Model Regresi
laba) sebesar 0,6% selebihnya dijelaskan
(Uji Parsial) Penelitian ini menggunakan teknik
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
analisis data dengan menggunakan regresi
Omnibus Test Of Model Coefficient
logistik untuk mengetahui pengaruh secara
Menunjukkan
hasil
bahwa
secara
parsial
masing-masing
variabel
simultan aktiva pajak tangguhan (APT) dan
independen terhadap pemilian metode
Discretionary
depresiasi. Berdasarkan hasil pengujian
Accrual
(DA)
berpengaruh
terhadap manajemen laba (EM). Berdasarkan
dengan
hasil
menghasilkan output sebagai berikut :
pengujian
dengan menggunakan
menggunakan
SPSS
19
SPSS 19 menghasilkan output sebagai berikut : Tabel 4.6 Variables In The Equation S.E Wald Df
B
Sig.
Exp(B)
Step
APT
.089
.140
.402
1
.526
1.093
1
DA
.000
.000
.014
1
.907
1.000
1.169
.201
33.928
1
.000
3.218
Constant
Sumber: Hasil Olah Data
Untuk melihat hasil analisa regresi
Koefisien Discretionary Accrual (DA)
logistik digunakan metode persamaan
sebesar 0,000, Koefisien manajemen laba
kedua (block 1) yang memasukkan semua
(ML) 1.169. sehingga persamaan regresi
komponen dari variabel independent, dari
logistik yang terbentuk adalah sebagai
tabel Variable in the Equation terlihat dari
berikut:
tabel 4.6 diatas bahwa nilai akuntansi
Ln
= 1,169 – 0,089 APT + 0,000 DA
pajak tangguhan (APT) sebesar 0,089, 9|Page
tidak
Konstanta 1,161 menunjukkan jika
(H1 ditolak). Ada beberapa hal yang dapat
ada
dijadikan
variabel
akuntansi
tangguhan (APT) dan
pajak
Discretionary
alasan
perusahaan
mengapa
di
manejemen
Indonesia
tidak
Accrual (DA) maka nilai manajemen laba
memanfaatkan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
untuk merekayasa laba. Karena manajemen
di BEI sebesar 1,169. Koefisien variabel
perusahaaan di Indonesia dan tidak ingin
akuntansi pajak tangguhan adalah sebesar
memanfaatkan celah dari kebijakan yang
0,089 berarti jika terjadi peningkatan
ada dalam PSAK No 46 kerena kebijakan
akuntansi pajak tangguhan maka akan
tersebut masih tergolong baru di Indonesia,
meningkatkan manajemen laba sebesar
yaitu baru berlaku pada tahun 2001.
0,089 dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya
nilainya
konstan
Hasil penelitian ini tidak sejalan
tetap.
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Koefisien variabel Discretionary Accrual
Hasni (2013) dengan judul penelitian
adalah sebesar 0,000 berarti jika terjadi
pengaruh aktiva pajak tangguhan dan
Discretionary
ukuran
Accrual
atau
aktiva pajak tangguhan
maka
akan
perusahaan
dan
probabilitas
meningkatkan manajemen laba sebesar
perusahaan melakukan manajemen laba
0,000 dengan asumsi bahwa variabel yang
pada perusahaan manufaktur di BEI yang
lainnya nilainya konstan atau tetap.
terdaftar pada tahun 2009 sampai 2012
Dari
hasil
tersebut
dapat
dimana penelitian tersebut mengatakan
disimpulkan bahwa jika terjadi kenaikan
bahwa
akuntansi pajak tangguhan (APT) dan
berpengaruh
Discretionary Accrual (DA) maka akan
manajemen laba dan Widiastuti (2010)
meningkat
dimana varaibel aktiva pajak tangguhan
manajemen
laba
pada
aktiva
pajak
tangguhan
signifikan
terhadap
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Bursa efek Indonesia (BEI).
Hasil Hipotesis 2 Sedangkan variabel Discretionary
Hasil Hipotesis 1 Dari tabel aktiva pajak tangguhan
Accrual
(DA)
mempunyai
(APT) dengan uji statistik wald terlihat nilai
signifikansi
signifikansi variabel aktiva pajak tangguhan
menunjukkan
(APT) sebesar 0,526 lebih besar dari 0,05,
Accrual
hasil ini menunjukkan bahwa aktiva pajak
signifikan terhadap praktik manajemen
tangguhan
berpengaruh
laba untuk menghindari kerugian pada
signifikan terhadap manajemen laba (ML)
level 5% (H2 ditolak). Karena perusahaan-
untuk menghindari kerugian pada level 5%
perusahaan saat ini mulai menyadari
(APT)
tidak
sebesar
(DA)
0,907,
bahwa tidak
hasil
nilai ini
Discretionary berpengaruh
10 | P a g e
pentingnya
yang
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
peloporan
Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
keuangan yang dipublikasikan. Hal ini
2005 sampai dengan tahun 2009 variabel
mengakibatkan
ruang
yang di uji adalah akrual dengan earnings
menejemen untuk melakukan manajeman
management. Peneliti mendapatkan hasil
laba (Oktavia, 2010).
bahwa
berlaku
mematuhi
berkaitan
peraturan
dengan
sempitnya
akrual
berpengaruh
positif
Hasil penelitian ini sejalan dengan
signifikan terhadap earnings management
penelitian yang dilakukan oleh Hamzah
untuk menghindari melaporkan kerugian
(2009) meneliti tentang deteksi Earnings
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
Management
di Bursa Efek Indonesia (BEI).
melalui
beban
pajak
tangguhan, akrual dan arus kas operasi
PENUTUP
(studi pada perusahaan rel estate dan
Kesimpulan
property yang terdaftar di Bursa Efek
Berdasarkan
analisis
dan
Indonesia tahun 2006-2008) dimana hasil
pembahasan pengujian hipotesis yang telah
penelitian nya akrual tidak berpengaruh
dilakukan
terhadap manajemen laba yang disebabkan
kesimpulan yang merupakan inti dari
peneliti
pembahasan masalah yang diangkat yaitu :
hanya
menggunakan
10
perusahaan yang bergerak dibidang rel estate dan property sehingga hasil yang didapat tidak maksimal. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian
Suranggane
(2007)
yang meneliti
dilakukan tentang
Analisa aktiva pajak tangguhan dan akrual sebagai predictor manajemen laba : kajian empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di
BEJ
dimana
peneliti
menemukan variabel akrual berpengaruh positif terhadap manajemen laba dan penelitian
yang
dilakukan
Pendiharti
(2011) dengan judul penelitian Pengaruh aktiva pajak tangguhan, beban pajak tanguhan dan akrual terhadap earnings management. Peneliti meneliti tentang
dapat
diajukan
beberapa
1. Hasil pengujian hipotesis yang pertama ditemukan dengan hasil Aktiva Pajak Tangguhan tidak berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan
dalam
melakukan
manajemen laba (H1 ditolak). 2. Hasil penggujian hipotesis yang kedua ditemukan dengan hasil Discretionary
Accrual
dalam
laporan keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan
dalam
melakukan
manajemen laba (H2 ditolak ). Keterbatasan Penelitian Berdasarkan
analisis
dan
pembahasan pengujian hipotesis yang telah 11 | P a g e
dilakukan dapat diajukan beberapa hal
bergerak dibidang industry saja
yang
dikarenakan
menjadi
keterbatasan
dalam
penelitian ini:
banyak
perusahaan yang terdaftar pada
1. Penelitian ini hanya memfokuskan pada
masih
empat
tahun
Bursa Efek Indonesia sehingga
periode
penelitian tersebut akan lebih luas
pengamatan yaitu dari tahun 2009 -
dan memberikan kontribusi dalam
2012.
meningkatkan
2. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur
yang
bergerak dalam berbagai industri dan mempublikasikan di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
dan
sudah
melaporkan kewajibannya di KPP. 3. Penelitian ini hanya terbatas pada 2 variabel
yaitu
Tangguhan
:
Aktiva Pajak
(APT)
dan
Discretionary Accrual (DA). Saran Berdasarkan
analisis
dan
pembahasan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa saran yang merupakan kontribusi positif bagi : 1. Bagi peneliti dimasa yang akan datang
agar
menambahkan
karakteristik yang mempengaruhi manajemen laba agar memperluas apa
saja
yang
mempengaruhi
manajeman laba dan menambahkan
akurasi
hasil
penelitian dimasa mendatang. DAFTAR PUSTAKA Belkaoui, Ahmed Riahi 2006. Accounting Theory Edisi 5. Jakarta : selemba empat, hal 74. Ghozali, Imam 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19. Semarang : BP Universitas Diponegoro Hamzah, Ardi 2009. Deteksi Earnings Management Melalui Beban Pajak Tangguhan, Akrual Dan Arus Kas Operasi (Studi Pada Perusahaan Rel Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008). Skripsi Universitas Trunojoyo. Hasni, Nurul 2013. Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan Dan Ukuran Perusahaan Dan Probabilitas Perusahaan Melakukan Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI. Skripsi UPI YPTK Padang.
variabel kontrol. 2. Bagi peneliti dimasa yang akan
Hery
datang agar menambahkan jumlah populasi
dalam
penelitian
nya
sehingga tidak terfokus terhadap perusahaan
manufaktur
yang
Ikatan
2011. Akuntansi Keuangan Menengah 2.Penerbit : Bumi Aksara, hal 206. Akuntansi Indonesia 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 46 : 12 | P a g e
Akuntansi Pajak Penghasilan. Jakarta ; Selemba Empat. Oktavia,
Subagyo 2010. Pengaruh Discretionary Accrual Dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba .Jurnal Akuntansi Volume 11.
Pendiharti, Dewi 2011. Pengaruh aktiva pajak tangguhan, beban pajak tanguhan dan akrual terhadap earning management . Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Suranggane, Zulaika 2007. Analisa Aktiva Pajak Tangguhan Dan Akrual Sebagai Predictor Manajemen Laba : Kajian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ.
Widiastuti, Ni Putu Eka, Elsa Chusniah 2010. Analisa Aktiva Pajak Tangguhan Dan Discretionary Accrual Sebagai Prediktor Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Economi Sains volume IX, Nomor 1,Maret 2011 Yulianti 2005. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dalam Mendeteksi Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 2. Yulianto, Eko 2010. Manajemen Laba : Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi. Universitas Panca sakti Tegal. www.idx.co.id
13 | P a g e