PENGARUH DISCRETIONARY ACCRUAL, NON DISCRETIONARY ACCRUAL, DAN OPERATING CASH FLOW TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA
(Tesis)
DWI TIRTA KENCANA
PROGRAM MAGISTER ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
PENGARUH DISCRETIONARY ACCRUAL, NON DISCRETIONARY ACCRUAL, DAN OPERATING CASH FLOW TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA
OLEH DWI TIRTA KENCANA TESIS Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GELAR MAGISTER SAINS AKUNTANSI Pada Program Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
PROGRAM MAGISTER ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
PENGARUH DISCRETIONARY ACCRUAL, NON DISCRETIONARY ACCRUAL, DAN OPERATING CASH FLOW TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA
Oleh Dwi Tirta Kencana
Teori keagenan menyatakan bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Standar Akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) memperbolehkan pihak manajemen melakukan kebijakan sendiri dalam menggunakan metode akuntansi dalam perusahaannya. Kewenangan tersebut memberi peluang bagi pihak manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba. Discretionary accrual dan non discretionary accrual merupakan proksi dari tindakan manajemen laba. Keberadaan informasi laba dan arus kas dipandang oleh pemakai informasi sebagai hal yang saling melengkapi guna mengevaluasi kinerja perusahaan. Informasi arus kas dan laba memiliki kandungan informasi jika pada saat diumumkan ada reaksi pasar. Reaksi pasar ditunjukkan adanya perubahan harga sekuritas yang diukur dengan return saham. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris ada atau tidaknya pengaruh discretionary accrual, non discretionary accrual, operating cash flow terhadap return saham. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Jumlah sampel sebanyak 45 perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 20102014. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalaha analisis regresi linier berganda dengan alat analisis SPSS versi 20. Hasil dari penelitian ini adalah discretionary accrual, non discretionary accrual, dan operating cash flow tidak berpengaruh pada return saham.
Kata Kunci: Manajemen Laba, Discretionary Accrual, Non Discretionary Accrual, Operating Cash Flow, Return Saham
THE INFLUENCE OF THE DISCRETIONARY ACCRUAL, NON DISCRETIONARY ACCRUAL, AND OPERATING CASH FLOW TOWARD THE RETURN OF SHARES IN INDONESIAN MANUFACTURING COMPANY
By Dwi Tirta Kencana
Agency theory States that each individual is motivated by its own interests so as to give rise to a conflict of interest between a principal and an agent. Accounting standards issued by Indonesian Institute of Accountants (IAI) allows the management did their own policy in using accounting methods in his company. The authority gave the opportunity for the management to perform management actions. Discretionary and non discretionary accrual is a proxy of management actions. The existence of profit and cash flow information is viewed by the user as a matter of information complement each other in order to evaluate the company's performance. Cash flow and earnings information contain information if at the moment it was announced there was a reaction in the market. Market reaction indicated the existence of price changes of securities as measured by return on stock. The purpose of this research is to provide empirical evidence or no influence of the discretionary accrual, non discretionary accrual, operating cash flow toward the return of stock. The data used are secondary data are derived from the financial statements of the company. The number of samples as much as 45 manufacturing company listed in Indonesia stock exchange period 2010-2014. Methods of analysis used in this study is a linear multiple regression analysis with SPSS Analysis tool version 20. The results of this research are the discretionary accrual, non discretionary accrual, and operating cash flow has no effect on stock return. Keywords: Management, Discretionary Accrual, Non Discretionary Accrual, Operating Cash Flow, Return On Stock.
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Dwi Tirta Kencana
Tempat Tanggal Lahir
: Palembang, 18 November 1990
Alamat
: Jl. Teratai No 14 Way Halim Permai Bandar Lampung
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Nama Ayah
: Sukanto
Nama Ibu
: Ellya Desvina
Email
:
[email protected]
No. Telp
: 081366683994
Pendidikan : 1996 – 2002
Sekolah Dasar Taman Siswa Palembang
2002 – 2005
SMP YKPP III Sungai Gerong Palembang
2005 – 2008
SMA YKPP II Sungai Gerong Palembang
2008 – 2012
Universitas Sriwijaya Jurusn Akuntansi
2012 – 2013
Universitas Lampung (Pendidikan Profesi Akuntansi)
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah Allah SWT berikan. Perjuangan dalam mengerjakan tesis ini atas bantuan dan semangat dari semua pihak. Dengan kerendahan hati, saya persembahkan tesis ini kepada : 1. Mama dan Papa tercinta, terimakasih untuk semua kasih sayang yang telah diberikan dan doa-doa yang selalu dipanjatkan untuk keberhasilan pendidikan dan kehidupan saya 2. Suamiku tercinta dan buah hati kami yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, serta kesabaran sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. 3. Keluarga besar yang selalu mendukung 4. Teman-teman terbaik yang selalu saling mendukung dalam menyelesaikan tesis ini. 5. Almamater tercinta.
MOTTO
Where There‟s a will, There‟s a way.
“Barangsiapa bertawakkal pada Allah, maka Allah akan memberikan kecukupan padanya dan sesungguhnya Allah lah yang akan melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya” (QS. Ath-Thalaq ayat 3)
SANWACANA
Puja dan puji syukur Saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “PENGARUH DISCRETIONARY ACCRUAL, NON DISCRETIONARY ACCRUAL, DAN OPERATING CASH FLOW TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA”. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains Akuntansi di Universitas Lampung.
Dalam penyusunan hingga terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terutama pada yang terhormat :
1.
Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
2.
Ibu Susi Sarumpaet, Ph.D., Akt. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Universitas Lampung dan selaku Pembimbing Utama dalam penyusunan Tesis ini yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan dukungan dalam proses penyusunan tesis.
3.
Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembimbing Pendamping dalam penyusunan tesis ini yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam proses bimbingan kepada penulis hingga tesis ini terwujud
4.
Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si. selaku penguji dalam uji sidang tesis yang telah banyak memberikan masukan dan arahan hingga tesis ini terwujud.
5.
Bapak dan Ibu Dosen Program Magister Ilmu Akuntansi Universitas Lampung.
6.
Terhormat, Papa dan Mama Tercinta Sukanto dan Ellya Desvina yang telah banyak berkorban untuk membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang dan selalu mendoakan dengan tulus.
7.
Suami tercinta M. Iqbal Parabi, S.SI., M.T. yang selalu mendukung dengan penuh kasih sayang untuk menyelesaikan pendidikan magister.
8.
Terhormat, Ayahanda dan Ibunda mertua Dr. Bambang Irawan, M.Pd. dan Dr. Pebrianti, M.Pd. yang selalu memberikan doa yang tulus.
9.
Kakak dan adik tercinta, Puspa Lestari, Sabda Estu Wicaksana, S.T., Rangga Fahri Amadis, Maulida Sopia, S.Pd, dan Ilma Muftia, S.K.M. yang selalu mendukung dan menyemangati dari awal menempuh pendidikan dasar sampai magister.
10. Ayu Riani Maretha, S.E., M.S.Ak, Octaria Hana Ollinda, S.E., dan Wendra Martha, M.M. yang selalu membantu dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan tesis. Teman-teman Magister Ilmu Akuntansi Angkatan 2013, Mbak Nyimas, Mbak Nina, Mbak Rahma, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 11. Elvanur Syafitri, S.Pd., M.Pd. Lingga Shilviani, S.Pd., Aria Juwita, S.P. yang selalu membantu dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
12. Sahabat terbaik dr. Tri Widyastuti, Asih Wuri Handayani, S.P., Fenti Tri Lestari, S.Kom, dan Lie Frans Budiman, S.E. 13. Mas Andri, Mas Ayin, Mbak Leni, Mba Tina, Mas Jaya, Mas Dwi, dan seluruh staff dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu bersedia membantu kelancaran perkuliahan dan penyusunan tesis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna. Namun, Penulis berharap tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Mei 2016
Penulis,
Dwi Tirta Kencana
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ........................................................................................... i DAFTAR TABEL ................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2.Permasalahan ............................................................................. 5 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 5 BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................... 7 2.1. Teori Keagenan ......................................................................... 2.2.Teori Sinyal ............................................................................... 2.3. Discretionary Accrual ............................................................... 2.4. Non Discretionary Accrual ........................................................ 2.5. Operating Cash Flow ............................................................... 2.6. Return On Equity ..................................................................... 2.7. Return Saham ............................................................................ 2.8. Penelitian terdahulu ................................................................... 2.9. Kerangka Pemikiran ................................................................. 2.10.Pengembangan Hipotesis ..........................................................
7 7 8 10 10 11 11 13 17 17
BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................... 20 4.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
Jenis dan Sumber Data ..................................................................... Sampel ............................................................................................. Variabel Penelitian ........................................................................... Variabel Kontrol .............................................................................. Teknik Analisis Data ........................................................................
20 20 21 24 25
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 29 4.1. Deskripsi Objek Penelitian .............................................................. 29 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 29 4.3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 30
i
4.4. Uji Hipotesis .................................................................................... 34 4.5. Pembahasan ..................................................................................... 39 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 43 5.1. Simpulan ......................................................................................... 43 5.2. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 44 5.3. Saran ............................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1. Sampel Penelitian ................................................................... 30 Tabel 4.2. Statistik Deskriptif ................................................................... 31 Tabel 4.3.1. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov .......................... 32 Tabel 4.3.2. Hasil Uji Multikolonieritas ................................................... 33 Tabel 4.3.3. Hasil Uji Autokorelasi .......................................................... 34 Tabel 4.4.1. Hasil Analisis Regresi........................................................... 36 Tabel 4.4.2. Hasil Uji F ............................................................................ 37 Tabel 4.4.3. Hasil Uji t ............................................................................. 38 Tabel 4.4.4. Analisis Koefisien Determinasi ............................................. 40
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................... 35
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi investor dari perusahaan untuk dasar pengambilan keputusan investasi. Laporan keuangan bisa digunakan sebagai penilai kinerja suatu perusahaan. Selain itu, informasi laba perusahaan menjadi hal yang penting untuk menilai kinerja perusahaan. Parawiyati dan Baridwan (1998) dalam Adiwiratama (2011) menyatakan bahwa pentingnya informasi laba selain untuk menilai kinerja manajemen dapat pula digunakan untuk membantu mengestimasi kemampuan laba serta menaksir resiko investasi dan kredit.
Fenomena manajemen laba sendiri sangat perlu diketahui oleh para pengguna laporan keuangan. Hal ini dikarenakan tindakan manajemen untuk memanipulasi data bisa saja dilakukan karena adanya kepentingan-kepentingan tersendiri. Praktik manajemen laba ini dapat dilihat pada peristiwa Enron. Salah satu faktor yang menjadi sebab kehancuran Enron adalah permainan manajemen laba yang sangat merugikan bagi perusahaan tersebut. Dalam peristiwa Enron terbukti CEO Enron melebih-lebihkan
laporan keuangan perusahaan sehingga
hutang
perusahaan tertutup (liputan6.com)
Skandal-skandal akuntansi bukan hanya terjadi pada perusahaan-perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Xerox, Worldcom, Green Tree Financial Corporation, dan lain-lain. Kejadian yang serupa terjadi pula di Indonesia, seperti kasus PT.
2
Ades Alfindo yang terungkap tahun 2004, kasus PT. Indofarma tahun 2004, kasus PT. Perusahaan Gas Negara tahun 2006, kasus PT. Bank Lippo tahun 2002, kasus PT. Kimia Farma tahun 2002, dan masih banyak lagi (Sulistiawan, et al. 2011:53 dalam Sinaga, 2015).
Standar Akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) memperbolehkan pihak manajemen melakukan kebijakan sendiri dalam menggunakan metode akuntansi dalam perusahaannya. Kewenangan tersebut memberi peluang bagi pihak manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba, salah satunya dengan discretionary accrual (Minar, 2012). Discretionary accrual merupakan proksi dari tindakan manajemen laba (Tresnaningsih, 2007). Manajemen laba merupakan hal diperhatikan karena melibatkan potensi pelanggaran, kejahatan, dan konflik yang dibuat pihak manajemen perusahaan dalam rangka menarik minat investor. Manajemen laba dilakukan oleh manajer perusahaan dengan tujuan agar mereka dikontrak kembali untuk menjabat sebagai manajer di perusahaan tersebut di periode berikutnya (Lo, 2007: 1). Tindakan manajemen laba ini bisa dilakukan karena adanya kepentingan sendiri. Teori keagenan menyatakan bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent (Halim, Meiden, Tobing, 2005).
Investasi yang dilakukan oleh investor didasari oleh harapan adanya pengembalian. Return memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Daniati dan Suhairi 2006). Keberadaan informasi laba
3
dan arus kas dipandang oleh pemakai informasi sebagai hal yang saling melengkapi guna mengevaluasi kinerja perusahaan. Informasi arus kas dan laba memiliki kandungan informasi jika pada saat diumumkan ada reaksi pasar. Reaksi pasar ditunjukkan adanya perubahan harga sekuritas yang diukur dengan return yaitu nilai per bahan harga atau menggunakan abnormal return. Selain itu, keberadaan diskresioanri akrual juga dianggap penting karena pasar merespon positif adanya diskresionari akrual yang melekat pada laba (Subramanyam, 1996).
Menurut Ang (1997) konsep return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Para pemodal tentunya termotivasi untuk melakukan investasi pada suatu instrumen yang diinginkan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai. Investor bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal disebabkan karena perasaan aman akan berinvestasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Manajer mempunyai dorongan mengatur laba untuk memaksimalkan kesejahteraan perusahaan. Dorongan ini tercipta oleh kontrak yang secara eksplisit maupun implisit didasarkan pada laba yang dilaporkan dan berbagai macam situasi dimana laba yang dilaporkan mempunyai peran penting (Andromeda, 2008).
Isu bagaimana pasar modal memproses informasi akuntansi, terutama laba dan komponennya, merupakan hal yang penting bagi partisipan pasar modal
4
(Ardiaty,2003). Beberapa penelitian yang mendukung pengaruh diskresionari akrual terhadap return yaitu Subramanyam (1996) menemukan bahwa akrual diskresioner (discretionary accruals)
berhubungan dengan harga saham, laba
yang akan datang dan aliran kas, dan menyimpulkan bahwa manajer memilih akrual untuk meningkatkan keinformatifan (informativeness) laba akuntansi. Gul, Leung dan Srinindhi (2000), Ardiati (2003), memperoleh hasil bahwa diskresionari akrual berpengaruh positif terhadap return saham.
Selanjutnya, beberapa penelitian yang tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yaitu
Balsam, dkk (2002) dalam Veronica (2005) menyatakan
hubungan negatif diskresionari akrual tidak diekspektasi dengan imbal hasil saham. Fanani (2006) dalam Solechan (2009) memperoleh hasil bahwa variabel diskresioner akrual tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Rangan (1998) dalam Ardyanto (2005) memprediksi return saham dengan komponen akrual diskresioner dengan harapan mendapatkan suatu koefisien negatif untuk menunjukan kinerja saham yang rendah. Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien regresi hubungan antara akrual diskresioner dengan return saham adalah negatif sehingga rendahnya kinerja saham mampu dijelaskan oleh komponen akrual. Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan menguji pengaruh discretionary accrual, non discretionary accrual, dan operating cash flow terhadap return saham dengan variabel kontrol Return On Equity.
5
1.2. Permasalahan 1.2.1. Perumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh discretionary accrual, non discretionary accrual, operating cash flow terhadap return saham dengan variabel kontrol return on equity. Sehingga pertanyaan penelitian yang diajukan adalah “Apakah terdapat pengaruh discretionary accrual, non discretionary accrual, dan operating cash flow terhadap return saham pada perusahaan manufaktur Indonesia?”
1.3.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris ada atau tidaknya pengaruh discretionary accrual, non discretionary accrual, operating cash flow terhadap return saham dengan variabel kontrol Return on Equity.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak seperti berikut ini:
1. Subramanyam (1996) yang membagi laba menjadi tiga komponen, yaitu aliran kas operasi, akrual diskresioner, dan akrual non diskresioner dan menunjukkan bahwa ketiga komponen tersebut direspon oleh pasar
6
saham sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti bahwa discretionary accrual, non discretionary accrual, operating cash flow dihargai oleh pasar. Hal ini dapat tercermin dari harga saham perusahaan yang dapat diukur dengan return saham perusahaan sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan. 2. Memberikan sumbangan informasi kepada akademisi dan peneliti selanjutnya mengenai pengaruh discretionary accrual, non discretionary accrual,dan operating cash flow terhadap return saham.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1.
Teori Keagenan
Teori Keagenan (agency theory) mengindikasikan adanya asimetri informasi yang terjadi ketika manajer (agent) lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan investor (principal). Teori Keagenan (agency theory) yang dikemukakan oleh
Jensen dan Meckling
(1976) bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga bisa menyebabkan konflik diantara keduannya. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa yang disebut principal adalah pemegang
saham
dan
yang
dimaksud
dengan
agent
adalah
para
professional/manajemen/CEO, yang dipercaya oleh principal untuk mengelola perusahaan. Manajer memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal (Halim, Meiden, Tobing, 2005).
2.2.
Teori Sinyal
Teori signaling dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam (insiders) perusahaan pada umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat berkaitan dengan kondisi mutakhir dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor luar. (Arifin, 2005) dalam Subalno, (2009). Teori sinyal (signaling theory)
8
mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.
Pemegang saham memiliki informasi yang lebih sedikit dari manajer, sehingga manajer dapat memanfaatkan fleksibilitas yang dimilikinya untuk melakukan manajemen laba. Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu pemegang saham memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Wolk et al. (2000) mengemukakan bahwa sinyal-sinyal yang dapat diberikan oleh perusahaan salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya yang dapat mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Marwata (2001) menyatakan bahwa return yang meningkat akan diprediksi dan memberikan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang dan analisa yang mengungkap sinyal tersebut digunakan untuk memprediksi peningkatan earning jangka panjang.
2.3.
Discretionary Accrual
Discretionary accruals disebut juga dengan abnormal accruals sering digunakan sebagai proksi manajemen laba
opurtunistik dalam beberapa penelitian
9
sebelumnya sesuai dengan konteksnya masing-masing, tetapi manajer mungkin mempunyai motivasi lain untuk mencatat discretionary accruals yaitu untuk memberikan sinyal mengenai kinerja perusahaan saat ini dan masa yang akan datang. Menurut Chen and Cheng (2002) dalam Anggraini (2011) manajer mempunyai dua motivasi untuk mencatat discretionary accruals yaitu pertama, motivasi kinerja yaitu manajemen mencatat discretionary accruals untuk mencerminkan laba secara lebih baik dampak kejadian-kejadian ekonomi penting terhadap laba. Kedua, motivasi manajemen laba opurtunistik yaitu bahwa manajemen mencatat discretionary accruals untuk memaksimalkan manfaat yang mereka peroleh dengan tidak bermaksud untuk mengungkapkan informasi privat
Penjelasan konsep earnings management, dengan pendekatan teori keagenan (agency theory), menyatakan bahwa praktik earnings management ini dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik/investor (principal) yang timbul ketika semua pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya.
Scott (2008) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak, antara lain kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Selajutnya, Healy (1985 dalam Gumanti 2000) menyatakan bahwa menggunakan transaksi discretionary accruals memungkinkan manajemen dapat memanajemen laba.
10
2.4.
Non Discretionary Accrual
Anggraini (2011) Manajemen yang mempunyai motivasi signaling mencatat discretionary accruals untuk mencerminkan secara lebih baik dampak kejadian ekonomi pokok terhadap kinerja perusahaan. Manajemen mencatat discretionary accruals untuk menyampaikan informasi privat mengenai kemampuan perusahaan yang akan datang, atau agar laba menjadi ukuran yang lebih dapat dipercaya dan tepat waktu mengenai kinerja perusahaan kini daripada laba non discretionary accruals. Non discretionary accruals disebut juga dengan normal accruals, yang berarti bahwa non discretionary accruals hanya mengakui transaksi untuk kondisi yang normal saja yaitu kondisi yang sudah ada di dalam kebijakan manajemen perusahaan. Oleh karena itu, laba berdasarkan non discretionary accruals tidak bisa mendeteksi transaksi diluar kondisi yang normal atau di luar kebijakan manajemen perusahaan. Oleh karena itu untuk mendeteksi earnings management berdasarkan non discretionary accruals jauh lebih mudah dibandingkan berdasarkan discretionary accruals karena semua transaksi sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan.
2.5.
Operating Cash Flow
Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan yang melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari perusahaan selama satu periode (Niswonger, 2000) dalam Rhamedia (2015). Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah memberikan informasi
11
kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif
dimasa
yang
akan
datang, menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya seperti melunasi hutang kepada kreditor, menentukan alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan pembayaran dan penerimaan kas serta menentukan pengaruh transaksi kas pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan. Oktavia (2009) yang menyimpulkan bahwa total arus kas berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
2.6.
Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan rasio yang membandingkan laba dengan modal pemegang saham. Hal ini cukup menjadi perhatian para investor karena semakin tinggi nilai ROE maka perusahaan akan memiliki nilai yang tinggi. Brigham, Enrhardt (2005:225) menyatakan ROE (Return on Equity) mengukur daya perusahaan untuk menghasilkan laba pada investasi nilai buku pemegang saham.
Sesuai dengan teori pecking order, maka tingkat ROE yang tinggi akan berdampak pada rendahnya tingkat penggunaan dana eksternal. Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan mempunyai dana internal yang besar (Prihantini, 2009 dalam Sari, 2012).
2.7.
Return Saham
Pada dasarnya setiap investor menginginkan return dari setiap investasi yang telah dilakukan. Return bisa berupa pembagian deviden dan capital gain.
12
Pengembalian tersebut bisa dikatakan sebagai return saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi. Return dapat berupa return realisasi yaitu return yang telah terjadi atau return ekspektasi yaitu return yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi (Kustinah, 2011).
Return saham
atau
tingkat
pengembalian
adalah
tingkat pengembalian
untuk saham biasa dan merupakan pembayaran kas yang diterima akibat kepemilikan suatu saham pada saat awal investasi. Jadi return ini berdasar dari dua sumber, yaitu pendapatan (dividend), dan perubahan harga pasar saham (capital gain/loss) (Gitman, 2012). Tandelilin (2001) dalam Saputri (2013) tujuan investor melakukan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan (return) sebagai imbalan atas waktu dan risiko terkait dengan investasi yang dilakukan.
Menurut Tendelilin (2001) dalam Saputri (2013) komponen-komponen yang menjadi dasar pada hasil return ada dua, yaitu:
1. Yield, yaitu komponen return yang mencerminkan aliran kas yang di dapat secara periodik dari investasi yang dilakukan 2. Capital Gain, merupakan penurunan dan peningkatan dari harga saham yang bisa memberikan keuntungan bagi investor. Dengan kata lain, capital gain juga bisa diartikan sebagai perubahan harga sekuritas.
Komponen dasar yield adalah kompenen return yang didapat dari hasil investasi secara periodik berupa deviden. Komponen kedua juga penting
13
khususnya dalam perdagangan saham biasa (common stock) karena komponen ini merupakan apresiasi dari harga suatu aset yang dinamakan Capital gain (loss). Capital gain secara sederhana adalah selisih dari harga jual dan harga beli saham. Jika harga jual lebih besar dari harga beli maka disebut capital gain. Jika harga jual lebih rendah dari harga beli maka disebut capital loss. Jadi bisa disimpulkan bahwa return yang diterima oleh investor merupakan gabungan dari perubahan harga beli dan harga jual saham serta kebijakan perusahaan dalam menentukan jumlah deviden yang akan dibagikan pada investor.
2.8.
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai pengaruh discretionary accrual, non discretioanry accrual, operating cash flow diantaranya adalah :
Subramanyam (1996) menemukan bahwa diskresioner total akrual berhubungan dengan harga saham, laba yang akan datang dan aliran kas. Hasilnya menyimpulkan
bahwa
manajer
memilih
akrual
untuk
meningkatkan
keinformatifan laba akuntansi.
Ardiati (2003) meneliti hubungan manajemen laba terhadap return saham dengan menggunakan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi. Sampel penelitian terdiri atas 78 perusahaan pada periode 1995-2000. Hasil menunjukkan bahwa variabel aliran kas operasi, akrual diskresioner, akrual nondiskresioner dan interaksi antara variabel akrual diskresioner dengan KAP non-Big 5 secara statistis berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Hasil ini menunjukkan
14
bahwa hipotesis pertama yang menyatakan pengaruh manajemen laba terhadap return saham lebih besar untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 5 dibandingkan dengan KAP Non-Big 5 didukung.
Meutia (2004) yang menemukan bahwa semakin tinggi kualitas audit akan semakin rendah absolute discretionary accruals yang terjadi di suatu perusahaan. Berkaitan dengan pengaruh non audit services ditemukan bahwa non audit service memberi pengaruh antara kualitas audit dengan manajemen laba melalui meningkatnya absolute discretionary accruals pada tahun perusahaan yang menerima audit services. Selain itu, berkaitan dengan masa jabatan auditor, hasil temuan ini mendukung pendapat yang menyatakan bahwa semakin laba masa jabatan auditor akan lebih meningkatkan kualitas audit karena memberikan kesempatan pada auditor untuk lebih mengenali transaksi kliennya.
Widyaningdyah (2001) menemukan hubungan positif antara leverage dengan manajemen laba. Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi manajemen laba dimana perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks sehingga memungkinkan dilakukannya manajemen laba. Gumanti (2000) menunjukkan bahwa pada saat Intial Public offerings (IPO) perusahaan melakukan praktek manajemen laba yang ditandai dengan naiknya tingkat akrual yang diskresioner.
Widiastuty (2004) juga meneliti hubungan manajemen laba terhadap return saham dengan menggunakan leverage dan unexpected earnings sebagai variabel kontrol.
15
Sampel penelitian terdiri atas 72 perusahaan pada periode 1999-2001. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen laba berhubungan positif terhadap return saham.
Sankar (1997) dalam Saiful (2002) mengatakan hubungan laba dengan return saham sangat bergantung pada laba yang dilaporkan manajemen. Hubungan tersebut cenderung non linear untuk perusahaan yang melakukan earnings management. Koefisien respon return saham terhadap perusahaan yang melakukan earnings management lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan earnings management.
Balsam (2002) dalam Veronica (2005) mengemukakan bahwa adanya hubungan negatif antara akrual diskresionari yang tidak diekspektasi dengan imbal hasil saham di sekitar tanggal pengumuman, dimana hubungan negatif tersebut bervariasi tergantung tingkat kecanggihan investor, dimana reaksi pasar dari investor yang lebih canggih mendahului investor yang tidak canggih.
Defond and Park (1997) menyatakan bahwa manajemen dapat melakukan manajemen laba dengan cara menggeser laba tahun yang akan datang apabila kinerja perusahaan saat ini mengalami penurunan. Kemudian, jika pada tahun depan manajemen mengharapkan laba tahun depan relatif rendah manajer akan membuat pilihan metode akuntansi yang menurunkan laba.
Halim, Meiden dan Tobing (2005) Non discretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan
16
dan discretionary accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings management yang dilakukan manajer.
Rachim (2004) menyatakan bahwa komponen arus kas berpengaruh terhadap return saham. Sampel penelitian pada perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen arus kas mempunyai signifikansi sebesar 5% (uji-t 1 arah) terhadap harga saham. Variabel arus kas operasi diperoleh nilai sebesar 0,469, nilai t sebesar 2,023, variabel arus kas investasi diperoleh nilai sebesar 0,602, nilai t sebesar 2,652, variabel arus kas pendanaan diperoleh nilai sebesar 0,435, nilai t sebesar 2,403, dapat disimpulkan bahwa komponen arus kas berpengaruh terhadap return saham.
Widodo (2007) menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukan bahwa ROE, EPS dan PBV secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham syariah. Sedangkan secara parsial pengaruhnya berbeda-beda, ROE dan EPS masing-masing mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham.
17
2.9.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah diungkapkan diatas, maka penelitian ini akan menguji pengaruh discretionary accrual, non discretionary accrual, operating cash flow terhadap return saham. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut.
Discretionary Accrual
(X1)
Non Discretionary Accrual
(X2)
Return Saham (Y)
Operating Cash Flow (X3)
2.10. Pengembangan Hipotesis
Teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa praktik earning management dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan antara agen (manajemen) dengan prinsipal (pemilik) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat
kemakmuran
yang
dikehendakinya.Teori sinyal
(signalling theory) membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan manajemen disampaikan kepada pemilik. Penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sinyal apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak
18
(Andromeda, 2008). Dalam hubungan keagenan, manajer memiliki asimetri informasi terhadap pihak eksternal perusahaan seperti kreditor dan investor.
Salah satu teknik manajemen laba yang digunakan oleh pihak manajemen adalah melalui akrual diskresioner. Tindakan perusahaan untuk memanajemen laba yang diukur melalui diskresionari akrual akan memberikan daya tarik tersendiri bagi investor pada suatu perusahaan karena kinerja keuangan perusahaan yang baik. Hal ini berdampak baik pada return saham perusahaan karena banyaknya minat investor yang menanamkan investasi pada perusahaan tersebut (Andromeda, 2008). Healy dan Wahlen (1998) dalam Saiful (2004) membagi motivasi yang mendasari manajemen laba ke dalam tiga kelompok yang salah satunya motivasi dari pasar modal yang ditunjukkan oleh return saham. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah :
H1 = Discretionary accrual berpengaruh terhadap return saham Subramanyam (1996) membagi laba menjadi tiga komponen, yaitu aliran kas operasi, akrual diskresioner, dan akrual non diskresioner dan menunjukkan bahwa ketiga komponen tersebut direspon oleh pasar saham. Manajemen laba dilakukan oleh manajer perusahaan dengan tujuan agar mereka dikontrak kembali untuk menjabat sebagai manajer di perusahaan tersebut di periode berikutnya. Manajemen laba yang dilakukan manajer terdiri dari diskresioner akrual dan non diskresioner akrual. Non discretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan dan discretionary
19
accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings management yang dilakukan manajer (Halim, Meiden dan Tobing, 2005). Gul, Leung dan Srinindhi (2000) memperoleh hasil bahwa variabel Non Diskresioner Akrual atau NDE berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah :
H2 = Non Discretionary Accrual berpengaruh terhadap return saham Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan atau
transaksi yang masuk atau keluar dari dalam
penentuan laba bersih. Meliputi arus kas yang dihasilkan dan dikeluarkan dari transaksi yang masuk determinasi atau penentuan laba bersih (net income). Sehingga makin tinggi arus kas dari aktivitas operasi menunjukkan perusahaan mampu beroperasi secara profitable, karena dari aktivitas operasi perusahaan dapat menghasilkan kas dengan baik (Yocelyn dan Christiawan, 2012). Arus kas operasi perusahaan yang baik dapat memberikan sinyal positif kepada investor, maka investor akan membeli saham perusahaan sehingga return saham perusahaan meningkat. Triyono dan Jogianto (2000)
menyimpulkan bahwa
pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas, khusunya arus kas operasi, mempunyai hubungan yang signifikan terhadap harga dan return saham. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H3 = Operating cash flow berpengaruh terhadap return saham
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dapat dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di www.idx.co.id dengan periode pengamatan tahun 2010-2014.
3.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan kriteriakriteria yang ditentukan berdasarkan kebijakan dari peneliti. Penelitian ini menggunakan kriteria pengambilan sampel seperti berikut ini (Ardiaty, 2003).
1.
Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan selama periode pengamatan yaitu tahun 2010-2014.
2.
Laporan keuangan dipublikasikan secara lengkap dengan akhir periode pelaporan 31 Desember
3.
Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah. Pelaporan dengan menggunakan mata uang rupiah sesuai dengan mandatory Bursa Efek Indonesia.
4.
Perusahaan tidak mengalami kerugian pada periode pengamatan. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi kesalahan dalam memprediksi manajemen laba. Manajemen dapat menunda laba pada tahun
21
tersebut dengan menggunakan pillihan metode akuntansi (Defond and Park, 1997). 5.
Perusahaan tidak melakukan IPO selama periode pengamatan. Hal ini dikarenakan investor dapat menduga bahwa perusahaan yang melakukan IPO cenderung laporan keuangan perusahaan telah di mark up untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik (Retnowati, 2013).
3.3. Variabel Penelitian 3.3.1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham yang digunakan adalah return selama 12 bulan yang berakhir 3 bulan setelah akhir tahun fiskal pada tahun t . Tahun t yang digunakan dalam pengamatan adalah t+1 dan t-1 hal ini dikarenakan agar dapat melihat reaksi pasar setelah laporan keuangan diumumkan. Untuk menghitung return saham menggunakan rumus sebagai berikut:
Rit = Pt+1 – Pt-1 Pt-1 Keterangan : Rit = Return perusahaan i pada periode ke t Pt = Harga saham penutupan pada periode ke t+1 Pt-1 = Harga saham penutupan pada periode ke t-1
22
3.3.1. Variabel Independen 3.3.2.1. Discretionary accrual dan non discretionary accrual Variabel independen dalam penelitian ini adalah discretionary accrual dan non discretionary accrual. Dalam peneilitian Ardiati (2003) discretionary accrual dan non discretionary accrual diukur dengan menggunakan crosssectional modified Jones (1991) model yang digunakan oleh Dechow et al. (1995). Subramanyam (1996) menemukan bahwa estimasi parameter dalam cross-sectional Jones model lebih presisi dibandingkan model time series. Bartov et al. (2000) mengevaluasi kemampuan tujuh model estimasi akrual dalam mendeteksi manajemen laba dengan menguji asosiasi antara akrual diskresioner dan audit qualification. Bartov et al. (2000) menyimpulkan bahwa cross-sectional Jones model dan cross-sectional modified Jones model merupakan model yang lebih baik untuk mendeteksi manajemen laba dibandingkan model time series. Berdasarkan hal tersebut, maka akrual diskresioner diestimasi dengan menggunakan cross-sectional modified Jones model seperti dalam Dechow et al. (1995):
Tahapan-tahapan untuk menentukan Discretionary Accrual sebagai berikut :
Menghitung total akrual :
TAt = NIt - OCFt……………………………………………………. …………………………..(1) Selanjutnya untuk menghitung Non Discretionary Accrual sebagai berikut : TAt/At-1 = α1(1/At-1) + α2[(ΔREVt – ΔRECt)/ At-1] + α3 (PPEt/At-1)… (2)
23
Untuk menentukan nilai discretionary accrual sebagai berikut : DAt = TAt /At-1 − NDAt……………………………………………………………………….(3) Keterangan : TA REVt RECj,t PPEt At-1 1, 2, 3
3.3.2.2.
: Total akrual : Pendapatan pada tahun t dikurangi tahun t-1 : Piutang bersih di tahun t dikurangi piutang bersih pada tahun t–1, dan area-area variabel lainnya di persamaan sebelumnya :Gross property, plant and equipment/ Aktiva tetap perusahaan pada akhir tahun t : Total assets pada akhir tahun t-1 : Koefisien regresi yang diperoleh dari persamaan 2
Operating Cash Flow
Pada penelitian ini variabel independen selanjutnya adalah operating cash flow. Operating cash flow dipilih dikarenakan arus kas mempunyai pengaruh terhadap return saham. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan. Diana dan Kusuma (2004) membuktikan bahwa arus kas operasi sangat penting menjelaskan return saham. Hidayat (2006) menguji pengaruh arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi terhadap return saham dengan hasil penelitian hanya arus kas yang operasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Dalam penelitian ini perhitungan Operating cash flow dengan menggunakan aliran kas dari operasi dibagi dengan total aset (Ardiaty, 2003).
24
3.4.Variabel Kontrol 3.4.1. Return on Equity
Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel kontrol dikarenakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian sedikit dan untuk meningkatkan R2 dalam pengujian statistik sehingga variabel dependen dapat dijelaskan melalui variasi variabel independen sehingga model menjadi layak. Variabel kontrol yang digunakan adalah Return on Equity.
Return on Equity adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. ROE sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan, misalnya untuk perusahaan kecil tentu memiliki modal yang relative kecil, sehingga ROE yang dihasilkanpun kecil , begitu pula sebaliknya untuk perusahaan besar.
Menurut Chrisna (2011: 34) kenaikan Return on Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Menurut Tendeilin (2008) rumus untuk menghitung Return on Equity sebagai berikut :
25
3.5. Teknik Analisis Data 3.5.1. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Model penelitian ini menggunakan model Subramanyam (1996) yang membagi laba menjadi tiga komponen, yaitu aliran kas dari operasi, akrual nondiskresioner dan akrual diskresioner.
RETt = 0 + 1OCF + 2NDACt + 3DACt+ 4 ROE + e Keterangan : RETt OCF NDAC DAC ROE
: Return saham yang diukur dengan akumulasi return selama 12 bulan yang berakhir 3 bulan setelah akhir tahun fiskal pada tahun t. : Aliran kas dari operasi yang dibagi dengan aset total awal tahun : akrual nondiskresioner : akrual diskresioner : Return On Equity
Pengujian dilakukan dengan regresi berganda, syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi ini terlebih dahulu dilakukan beberapa pengujian terkait dengan data yang dapat diuraikan seperti berikut ini.
26
3.5.2. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2007) uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria sebaran atau distribusi normal. Salah satu cara agar data dapat berdistribusi normal adalah dengan menggunakan lewat pengamatan nilai residual. Cara lain dengan melihat distribusi dan variabel-variabel yang akan diteliti. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Dengan uji ini dapat diketahui apakah distribusi nilai nilai sampel yang teramati terdistribusi normal. Kriteria pengujian dengan dua arah (two-tailed test) yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi 0,05 jika p > 0,05 maka data terdistribusi normal. 3.5.3. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghazali,2011).
3.5.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara keseluruhan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghazali, 2011).
27
Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Uji Durbin Watson (Santoso, 2000: 219 dalam Andromeda, 2008). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
1.
Autokorelasi bila dalam DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4- du), maka koefisien sama dengan nol, berarti tidak autokorelasi.
2.
Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positf.
3.
Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasinegatif.
4.
Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
3.5.5. Uji Heterokedastisitas
Uji heterekodastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghazali, 2011). Uji heteroskedastisitas dilihat dari pola sebaran pada grafik scatterplot. Jika pola sebaran tidak membentuk pola maka dapat disimpulkan bawa tidak terjadi heteroskedastisitas.
28
3.5.6. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi masing-masing variabel independen bersama semua variabel independen yang lain. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta setiap variabel independen. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh (p-value) lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis dapat ditolak atau dengan α = 5% variabel independen tersebut berhubungan secara statistis terhadap variabel dependennya. Selain itu juga diuji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan melihat nilai signifikansi F. Jika nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif tidak dapat ditolak atau dengan α = 5% variabel independen secara statistis mempengaruhi variabel dependen.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh discretionary accrual, non discretionary accrual, dan operating cash flow berpengaruh pada return saham dengan return on equity sebagai variabel kontrol. Berdasarkan hasil pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa:
Pertama, tidak terdapat pengaruh discretionary accrual dan non discretionary accrual terhadap return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa tinggi atau rendahnya discretionary accrual tidak berpengaruh signifikan pada return saham. Hal ini menyatakan bahwa investor tidak bereaksi terhadap manajemen laba.
Kedua, tidak terdapat pengaruh operating cash flow terhadap return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan arus kas operasi tidak mempengaruhi return saham. Investor cenderung tidak melihat dari aliran arus kas dalam pengambilan keputusan. Aliran arus kas operasi dan laba akuntansi kadang kala memberikan informasi yang berbeda, yaitu kenaikan laba tidak dapat diikuti oleh kenaikan arus kas.
Ketiga, terdapat pengaruh return on equity terhadap return saham. Hal ini berarti semakin tinggi ROE suatu perusahaan maka return saham akan tinggi. Perusahaan yang mampu mengelola modal sendiri sehingga menghasilkan laba akan
44
memberikan dampak positif terhadap pengambilan keputusan oleh investor sehingga akan mempengaruhi return saham.
5.2.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya :
1. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur tanpa membagi perusahaan sesuai sektor perusahaan. 2. Penelitian ini hanya menguji tiga variabel bebas. Hasil uji adjusted R2 terlihat bahwa hanya 5,4% variabel return saham dapat dijelaskan oleh variabel discretionary accrual, non discretionary accrual dan operating cash flow. Sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. 5.3.
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan bagi penelitian selanjutnya, antara lain :
1. Peneliti selanjutnya dapat memisahkan perusahaan sesuai dengan sektor industri untuk memudahkan pengamatan dan pengujian. Sehingga hasil penelitian tersebut dapat dilihat untuk setiap sektor perusahaan manufaktur dan sebaiknya peneliti selanjutnya dapat menggunakan sampel jenis perusahaan lainnya seperti perusahaan jasa. 2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel discretionary accrual, non discretionary accrual, operating cash flow, dan return on equity yang berpengaruh pada
return
saham.
Sebaiknya
peneliti selanjutnya,
45
memperhatikan variabel lainnya yan berpengaruh pada return saham seperti variabel ROA, Size, Jenis industri dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwiratama, Jundan. 2011. Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas Dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei). Universitas Brawijaya. Jurnal Ilmiah dan Humanika Jinah Vol 2 No 1 ISSN 2089-3310 Andromeda, Donny Arlanda. 2008. Analisis Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di BEJ Yang Diaudit Oleh Kantor Akuntan Publik Berskala Besar Dan Kantor Akuntan Publik Berskala Kecil Anggraini, Lila. 2011. Analisis Dampak Discretionary Accruals Terhadap Nilai Perusahaan Yang Dimoderasi Dengan Penerapan Good Corporate Governance (GCG). Universitas Riau Ang, Robert. 1997. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT Mediasoft Indonesia. Ardiaty, Aloysia Yanti. 2003. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi VI. Arlina, Sinarwati, Lucy Sri Musmini. 2014. Pengaruh Informasi Arus Kas, Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Return Saham. Universitas Pendidikan Ganesha. E- journal S1 vol 2, no : 1 Becker, Connie L., Defond, Mark L., Jiambalvo, J., and Subramanyam, K.R. (1998), “The Effect of Audit Quality on Earnings Management,” contemporary Accounting Research 15, pp. 1-24 Chariri, Anis dan Imam Ghozali, 2003. Teori Akuntansi, BP UNDIP, Semarang Chung, R., Firth, M., and Kim J. (2005), “Earnings Management, Surplus Free Cash Flow, and External Monitoring,” Journal of Business Research 58, pp. 766-776 Daniati, Ninna dan Suhairi, 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap Expectes Return Saham (Survey Pada Industri Tekstil dan Automotive yang Terdaftar di BEJ). Seminar Nasional Akuntansi 9 Padang; hal. 1-23.
Diana Rahma Shinta dan Indra Wijaya Kusuma. 2004. Pengaruh Faktor Konstektual Terhadap Kegunaan Earnings dan Arus Kas Operasi dalam Menjelaskan Return Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 7 No. 1, 74-90 Defond, Mark L and Chul W Park. Smoothing Income in Anticipation of Future Earnings. Journal of Accounting and Economics. 1997. Fanani, Zaenal, 2006. Manajemen Laba : Bukti dari Set Kesempatan Investasi, Utang, Kos Politis dan Konsentrasi Pasar Pada Pasar Yang Sedang Berkembang. Seminar Nasional Akuntansi 9 Padang, hal. 1-26 Febrianto, R. dan E. Widiastuty. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi : Mana yang Lebih Bermakna Bagi Investor? SNA VIII (Solo): 159-169 Gitman. 2009. Principle of Managerial Finance. Edisi 12. Jakarta. Gul, Leung dan Srinindhi, 2000. The Effect of Investment Opportunity Set and Debt Level on Earnings-Returns Relationship and the Pricing of Discretionary Accruals. AAANZ Conference and Accounting Seminars at City University of Hong Kong, Gumanti, Tatang Ari, 2001. Earnings Management dalam Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 4 (2) : 165-183. Halim, Julia; Meiden, Carmel; dan Tobing, Rudolf Lumban, 2005. Pengaruh Manajemen Laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk Dalam Indeks LQ45. Seminar Nasional Akuntansi VII Solo, hal. 117-135. Hidayat, A. Taufik, 2008. Analisis Pengaruh Arus Kas, Komponen Arus Kas, Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Jakarta. Universitas Diponegoro. Semarang. Jati, I Ketut, 2005. Relevansi Nilai Dividend Yield dan Price Earning Ratio dengan Moderasi Investment Opportunity Set (IOS) Dalam Penilaian Harga Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 8, No. 2 Mei, hal. 191-209.
Jensen, Michael C. and W.H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. 3(4): h: 305-360
Kustinah, Siti. 2011. Model Pendeteksian Manajemen Laba Dan Pengaruhnya Terhadap Kapitalisasi Aset Dan Besarnya Dividen Survei Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Perioda 2005-2009 Krishnan, G., 2002, “Audit Quality and The Pricing of Discretionary Accruals”, Working Papers Luciana Spica Almilia dan Dwi Sulistyowati. 2007. Analisa Terhadap Relevansi Nilai Laba, Arus Kas Operasi, dan Nilai Buku Ekuitas Pada Periode Disekitar Krisis keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Di BEJ. Proceeding Seminar Nasional Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis FE Universitas Trisakti.Jakarta. Lo, Kin, 2007. Earning Management and Earning Quality, Journal of Accounting and Economics, page 1-8 Marwata. 2001. “Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia”. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001 Meythi, 2006. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening. Seminar Nasional Akuntansi 9 Padang, hal. 1-24 Meutia, Inten 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 No. 3. Minar, Ester Patricia. 2012. Kredibilitas Akrual Yang Dilaporkan Oleh Manajer Sebagai Sinyal Informasi : Bukti dari Penilaian Akrual Diskresioner Di Sekitar Tanggal Pengumuman Pemecahan Saham. Universitas Indonesia. Norpratiwi, Agustina M. V. 2005. Analisis Korelasi Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham (Pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan). Jurnal STIE YKPN Yogyakarta hal. 1-28 Oktavia, Vicky. 2008.Analisis Pengaruh Total Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Sahamdi Bursa Efek Jakarta.Tesis. Pasca Sarjana UNDIP
Rachmawati, Andri, dan Triatmoko, Hanung, 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Seminar Nasional Akuntansi 9 Padang, hal. 1-26. Rachim, A.S., 2004. Studi Empiris Terhadap Hubungan Kandungan Informasi Laba Akuntansi, Arus Dana, Dan Arus Kas Dengan Return Saham Pada Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro. Vol. 4. hal.20-32. Retnowati, Eka. 2013.Penyebab Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana Di Indonesia. AAJ 2 (2).
Rhamedia, Hartika. 2015. Pengaruh Informasi Arus Kas, Laba Akuntansi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di PT. BEI) Saputri, Mela Chyntia. 2013. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) Dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Terhadap Return Saham Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2011 Saiful, 2004.Hubungan Manajemen Laba (Earning Management) dengan Kinerja Operasi dan Return Saham di Sekitar IPO, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 7 No. 3 hal 316 – 332 Sinaga H. 2015. Pengaruh auditor spesialis industri,Ukuran KAP, Audit tenure, Independesi Auditor terhadap Manajemen laba Riil „‟(real earnings management)„‟ Universitas Sumatera Utara. Medan. Subalno.2005. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return Saham. Universitas Diponegoro.. Scott, William R. 2008. Financial Accounting Theory. USA : Prentice-Hall Subramanyam, K., 1996, “The Pricing of Discretionary Accruals”, Journal of Accounting and Economics 22, Augustus-December, pp. 249-281 Sunarto, 2004. Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEJ. Jurnal STIE STIKUBANK Semarang, hal. 63-81 Susilowati, Yeye dan Tri Turyanto. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Profitability And
Solvability Ratio Reaction Signal Toward Stock Return Company. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Solechan, Achmad. 2009. Pengaruh Manajemen Laba dan Earning Terhadap Return Saham. Universitas Diponegoro.
Tumbeleka, Irene Teresa Stephanie. 2007. Pengaruh Earnings Management Terhadap Return Saham pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Fakultas Ekonomi UBAYA. Surabaya. Tresnaningsih, E. 2008. Manajemen Laba pada Perusahaan dengan Permasalahaan Free Cash Flow dan Peran Moderasi dari Monitoring Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5(1): 30–49 Triyono dan Hartono, J. 2000. Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 3(1), 54-68. Utami, Wiwik. 2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi Pada Preusan Publio Sektor Manufaktur). Jurnal SNA VIII Solo. Utomo, Seno Jadi. 2011. Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Negeri Semarang. Veronica, Sylvia dan Sidharta Utama. 2005. Pengaruh Kepemilikan,Ukuran Perusahaan dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management). Simposium Nasional Akuntansi VIII, 15 – 16 September Yacob Suparno Rahmawati dan Nurul Qomariyah, 2006. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. SNA IX Padang. Yocelyn Azilia, Christiawan, Yulius Jogi. 2012. Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham pada perusahaan Berkapitalisasi Besar. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 14, No.2, November 2012: 81-90 Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman (1986), Positive Accounting Theory, USA:Prentice-Hall. Widyaningdyah, Agnes Utari (2001), “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, November Vol. 3 No. 2. Widodo, Saniman. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham Syariah Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2003 - 2005
Wolk, Hari I., Michel G. Tearney, dam James, L. Dodd. 2000. Accounting Theory : A Conceptual and Intitutional Approach. South-Western College Publishing http://bisnis.liputan6.com/read/2031867/enron-skandal-besar-perusahaan-energiyang-cekik-investor?p=2 03 Apr 2014 (diakses pada 4 Maret 2016)