Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
1
Potensi Kombinasi Herba Meniran (Phyllanthus niruri L), Daun Pepaya (Carica papaya L.) dan Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) Sebagai Obat Herbal untuk Demam Berdarah Ami Tjitraresmi, Dudi Runadi, Ferry Ferdiansyah, Eli Halimah, Aryo Dwi Wicaksono, Devia Ardhya Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai kombinasi ekstrak herba meniran, daun pepaya dan rimpang kunyit terhadap jumlah trombosit, eritrosit dan kadar hematokrit dalam darah tikus putih (Rattus novergicus) dengan menggunakan metode induksi heparin. Tikus uji diinduksi oleh heparin secara intraperitonial kemudian diberikan ekstrak uji secara oral selama tujuh hari. Dosis ekstrak uji adalah 250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB. Darah diambil dari ekor tikus pada hari ke tujuh kemudian dianalisis dengan menggunakan alat XE5000 hematology analyzer. Analisis data dilakukan dengan Anava dan dilanjutkan dengan uji Newman Keuls pada α=0,05. Hasil menunjukan bahwa kelompok uji dengan kombinasi ekstrak herba meniran : daun pepaya : rimpang kunyit perbandingan 2 : 1 : 1 dengan dosis 250 mg/kgBB memiliki nilai rata-rata persentase kenaikan trombosit setelah perlakuan tertinggi, yaitu sebesar 83,02%. dan aktivitas anti anemia kelompok uji dengan kombinasi ekstrak herba meniran : daun pepaya :rimpang kunyit perbandingan 1 : 2 : 1 dosis 250 mg/kgBB memiliki rata-rata persentase kenaikan jumlah eritrosit tertinggi, yaitu sebesar 11,89 %. Kenaikan kadar hematokrit untuk seluruh ekstrak uji masih di bawah 20%, sehingga pemberian semua ekstrak pada dosis uji tidak akan menyebabkan perembesan plasma. Jadi, kelompok uji dengan kombinasi ekstrak herba meniran : daun pepaya : rimpang kunyit perbandingan 2 : 1 : 1 dengan dosis 250 mg/kgBB potensial untuk dikembangkan menjadi obat herbal untuk menaikkan trombosit pada penderita demam berdarah.
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
2
Kata kunci: meniran, pepaya, kunyit, anti trombositopenia, demam berdarah
ABSTRACT The objective of this current study is to determine the effect of several combinations of meniran herbs, papaya leaves and tumeric against the number of trombocytes, erythrocytes, and hematocrits level on male white rats (Rattus novergicus ) by using Heparin Induction Method. The tested animals were induced intraperitoneally by heparin at the first day and treated by extracts orally for seven continous days. Dosages used for both extracts were 250 mg/kg BW and 500 mg/kg BW. The number of trombocytes, erythrocytes, and hematocrits level were examine at the seventh day using sysmex XE-5000 hematology analyzer. Data were analyzed by one-way Anova test followed by Bewmasn Keuls test with degree of significance α 0.05. The result showed that meniran herbs, papaya leaves and tumeric extracts combination ratio 2:1:1 at 250 mg/kg BB dosages has the greatest and significant effect on number of thrombocytes level icreasement, and meniran herbs, papaya leaves and tumeric extracts combination ratio 1:2:1 at 250 mg/kg BB dosages has the greatest and significant effect on erytrocytes levels increasement. All of the combinations extracts tested gave the increasement of hematocrits levels below 20%, so the extracts treatment would not trigger plasma leakage. Thus, meniran herbs, papaya leaves and tumeric extracts combination ratio 2:1:1 at 250 mg/kg BB dosages was potential candidates as medicinal herbs to increase number of thrombocytes on dengue fever treatment.
Keywords : meniran, papaya, tumeric, anti thrombocytopenia,, dengue fever.
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
3
bukti peningkatan permeabilitas pembuluh
PENDAHULUAN Demam Berdarah Dengue (DBD)
darah (CDC, 2009).
adalah infeksi nyamuk yang ditemukan
Di Indonesia, DBD telah menjadi
pada daerah tropis dan sub-tropis di seluruh
masalah
dunia. Dalam beberapa tahun terakhir,
terakhir. Sejak tahun 1968 sampai 2013,
transmisi
mengalami
DBD telah menyebar di 33 provinsi dan 436
peningkatan, terutama di daerah perkotaan
kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota
dan semi-perkotaan. Hal tersebut telah
(88%). Angka kesakitan atau Incidence
membuat DBD menjadi masalah kesehatan
Rate (IR) penyakit DBD di Indonesia
utama masyarakat internasional (WHO,
cenderung mengalami peningkatan. Pada
2014; WHO, 2008).
tahun 2013, nilai IR mencapai 41,25 per
DBD
telah
kesehatan
selama
45
tahun
DBD disebabkan oleh salah satu dari
100.000 penduduk dengan provinsi Bali,
empat serotipe virus dengue (DENV-1, -2, -
DKI Jakarta dan Kalimantan Timur sebagai
3, dan -4), yang merupakan anggota dari
tiga
genus Flavivirus dan famili Flaviviridae
(Kemenkes RI, 2014).
(WHO, 2011). Virus dengue bisa masuk ke
Pemeriksaan
provinsi
dengan
IR
tertinggi
laboratorium
untuk
dalam tubuh manusia dengan perantara
penderita DBD meliputi kadar hemoglobin,
nyamuk
Aedes
kadar hematokrit, jumlah trombosit, dan
Organisasi
hapusan darah tepi untuk melihat adanya
Aedes
aegypti
albopictus (Lestari, 2007).
dan
Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan
limfositosis
relatif
disertai
gambaran
empat kriteria DBD yaitu, demam yang
limfosit plasma biru (sejak hari ke-3).
berlangsung selama 2-7 hari, adanya
Sementara itu terapi yang dilakukan pada
manifestasi perdarahan, trombositopenia
penderita DBD hanya bersifat suportif dan
(jumlah trombosit < 100.000/mm3), dan
simptomatis. Penatalaksanaan ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
4
kebocoran plasma dan memberikan terapi
(Koswara, 2009). Penelitian lain juga
substitusi komponen darah bila diperlukan
menunjukan efek peningkatan platelet
(Chen et.al., 2009).
count (trombosit) dari 55 x 103 L menjadi
Indonesia terkenal dengan banyaknya
168 x 103 L dengan pemberian ekstrak air
tanaman yang dapat digunakan sebagai
daun pepaya secara uji klinis (Ahmad et.al.,
sumber bahan obat dan secara turun
2011) dan peningkatan platelet count
temurun
keperluan
(trombosit) dengan pemberian ekstrak
pengobatan (Muharni et.al., 2013). Dalam
etanol kunyit pada mencit kelompok
upaya
masyarakat
kontrol walaupun tidak secara signifikan
Indonesia seringkali menggunakan tanaman
(Sharma et.al., 2011). Selain peningkatan
obat seperti meniran, pepaya atau kunyit
antitrombositopenia,
yang diramu sedemikian rupa, baik dalam
menunjukkan ekstrak air dan ekstrak
bentuk simplisia kering, serbuk maupun
metanol Phyllanthus niruri (meniran),
sirup (Nurliani, 2006).
Phyllanthus amarus, Phyllanthus urinaria,
digunakan
pengobatan
Bukti dengan
empiris
hasil
untuk
DBD,
tersebut
penelitian
didukung
ilmiah
yang
penelitian
lain
Phyllanthus wastonii memiliki aktivitas penghambatan
terhadap
jumlah
virus
menunjukkan efek anti trombositopenia
DENV2 lebih dari 90% pada pengobatan
dari beberapa tanaman obat yang telah
simultan dengan dosis toksik non maksimal
disebutkan. Diketahui bahwa pemberian
250.0 g/mL dan 15,63 g/mL (Lee et al.,
ekstrak ekstrak herba meniran dosis 500
2013).
mg/kg BB dan dan ekstrak daun pepaya
Berdasarkan latar belakang di atas,
dosis 500 mg/kg BB memberikan efek
maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
peningkatan jumlah trombosit tikus uji
tentang
dengan persentase peningkatan jumlah
kombinasi herba meniran, daun pepaya dan
trombosit sebesar 48.22% dan 35,62%
rimpang
aktivitas
kunyit
kombinasi
terhadap
ekstrak
peningkatan
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
5
jumlah eritrosit, trombosit dan kadar
terkandung pada simplisia herba meniran,
hematokrit serta kombinasi yang paling
daun
baik
Kandungan yang diperiksa adalah golongan
digunakan
sebagai
alternatif
pengobatan penderita DBD.
pepaya
dan
rimpang
kunyit.
alkaloid, flavonoid, kuinon, polifenol, saponin,
tanin,
triterpenoid,
METODE PENELITIAN
monoterpenoid,
Pembuatan ekstrak uji
Prosedur pengujian penapisan fitokimia
Ekstraksi dilakukan pada suhu
dan
steroid,
seskuiterpenoid.
dilakukan dengan cara menurut Farnsworth
kamar. Masing-masing simplisia herba
(1966).
meniran, daun pepaya dan rimpang kunyit
Kromatografi Lapis Tipis
ditimbang.
Kemudian,
masing-masing
Kromatografi lapis tipis dilakukan
simplisia dimasukkan ke dalam maserator,
terhadap ekstrak herba meniran, daun
lalu ditambahkan pelarut alkohol 70%
pepaya
sampai seluruh simplisia terendam. Ekstrak
menggunakan kromatografi lapis tipis.
didiamkan selama 24 jam sambil sesekali
Pengembang yang digunakan untuk ekstrak
diaduk. Ekstrak cair yang diperoleh,
herba meniran adalah kloroform : methanol
disaring ke dalam penampung. Ekstrak
dengan perbandingan 3 : 7; untuk ekstrak
disaring dengan kain dan kemudian dengan
daun pepaya menggunakan kloroform :
kertas Whatman no 1. Ekstrak selanjutnya
methanol : toluene dengan perbandingan 7 :
dievaporasi
2 : 1 dan untuk ekstrak rimpang kunyit
sampai
diperoleh
ekstrak
kental.
dan
rimpang
kunyit
dengan
menggunakan kloroform : methanol dengan perbandingan 95 : 5. Penampak bercak yang digunakan adalah sinar UV pada panjang
Penapisan Fitokimia Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui
golongan
senyawa
yang
gelombang 254 nm, 366 nm dan beberapa
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
6
penampak bercak lainnya seperti asam
Uji Aktivitas Pengaruh Ekstrak Daun
sulfat, vanillin sulfat dan ammonia.
Sirih Merah (SM) dan Tapak Liman (TL) terhadap
Hewan Uji
Jumlah
Trombosit,
Eritrosit dan Kadar Hematokrit dalam
Penelitian in vivo ini menggunakan
Darah.
tikus putih jantan galur Wistar yang
Hewan percobaan yang digunakan
beratnya antara 150-250 g. Tikus-tikus uji
adalah 40 ekor tikus yang dibagi menjadi
dipelihara sesuai standar laboratorium dan
delapan kelompok. Setiap kelompok tikus
diberi makan dan minum secukupnya.
terdiri dari lima ekor tikus.
Prosedur penelitian yang dilakukan sudah memenuhi etik penelitian hewan.
Tabel 1
Pembagian Kelompok Tikus Uji Antitrombositopenia Kombinasi Ekstrak Herba Meniran, Daun Pepaya dan Rimpang Kunyit
No
Kelompok
Kombinasi ekstrak
Dosis (mg/kgBB)
HM:DP:RK I
Kontrol negatif
-
II
Uji Kombinasi 1-1
2:1:1
250
III
Uji Kombinasi 1-2
2 : 1 :1
500
IV
Uji Kombinasi 2-1
1:2:1
250
V
Uji Kombinasi 2-2
1:2:1
500
VI
Uji Kombinasi 3-1
1:1:2
250
VII
Uji Kombinasi 3-2
1:1:2
500
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016 VIII
7
Kontrol normal
Keterangan:
HM = Herba Meniran DP = Daun Pepaya RK = Rimpang Kunyit
1) Kelompok I (kelompok kontrol
kemudian diberikan kombinasi
negatif), pada kelompok ini
ekstrak Herba Meniran : Daun
hewan
Pepaya
hanya
diberkan
:
Rimpang
Kunyit
penginduksi larutan Heparin
dengan perbandingan 2 : 1 : 1
150 IU secara intraperitonial
dosis 500 mg/kgBB secara per
(i.p)
oral
untuk
membuat
trombositopenia
4) Kelompok IV (kelompok uji
2) Kelompok II (kelompok uji kombinasi
kombinasi
hewan
dengan
heparin,
1-1),
hewan
dengan
heparin,
kemudian diberikan kombinasi
kemudian diberikan kombinasi
ekstrak Herba Meniran : Daun
ekstrak Herba Meniran : Daun
Pepaya
Pepaya
Kunyit
dengan perbandingan 1 : 2 : 1
dengan perbandingan 2 : 1 : 1
dosis 250 mg/kgBB secara per
dosis 250 mg/kgBB secara per
oral
diinduksi
:
Rimpang
oral
diinduksi
:
Rimpang
Kunyit
5) Kelompok V (kelompok uji
3) Kelompok III (kelompok uji kombinasi
diinduksi
2-1),
1-2),
hewan
dengan
heparin,
kombinasi diinduksi
2-2),
hewan
dengan
heparin,
kemudian diberikan kombinasi
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
8
ekstrak Herba Meniran : Daun Pepaya
:
Rimpang
8) Kelompok VIII (kelompok uji
Kunyit
kontrol normal), hewan dalam
dengan perbandingan 1 : 2 : 1
keadaan normal
dosis 500 mg/kgBB secara per oral
Dilakukan adaptasi tikus terhadap
6) Kelompok VI (kelompok uji kombinasi diinduksi
3-1),
hewan
dengan
heparin,
lingkungan selama 7 hari. Kemudian pada hari ke-0 setelah diinduksi heparin, darah tikus
diambil
dan
dihitung
jumlah
kemudian diberikan kombinasi
trombosit, eritrosit, dan kadar hematokrit
ekstrak Herba Meniran : Daun
sebagai perbandingan awal. Kemudian pada
Pepaya
Kunyit
hari ke-7 setelah diberikan perlakuan, darah
dengan perbandingan 1 : 1 : 2
tikus diambil kembali dan dihitung jumlah
dosis 250 mg/kgBB secara per
trombosit, eritrosit, dan kadar hematokrit.
:
Rimpang
oral
Sampel darah dari seluruh tikus uji
7) Kelompok VII (kelompok uji kombinasi
diambil pada hari ke tujuh. Darah diambil
3-2),
hewan
dari bagian ekor tikus. Sejumlah 50-100 µl
dengan
heparin,
darah diambil kemudian dimasukkan ke
kemudian diberikan kombinasi
dalam tabung darah berlapis antikoagulan.
ekstrak Herba Meniran : Daun
Pengukuran jumlah trombosit, eritrosit dan
Pepaya
Kunyit
kadar hematokrit dilakukan dalam satu jam.
dengan perbandingan 1 : 1 : 2
Sampel berupa 10 μl darah dari masing-
dosis 500 mg/kgBB secara per
masing tikus uji diukur dengan alat sysmex
oral
XE-5000 hematology analyzer.
diinduksi
:
Rimpang
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
9
dapat menarik senyawa metabolit sekunder
Anilisis Data Analisis data dilakukan dengan metode
statistik,
desain
mengapa dipilih metode maserasi sebagai
eksperimental Desain Lengkap Acak dan
metode untuk ekstraksi simplisia herba
uji
Newman-Keuls
meniran, daun pepaya dan rimpang kunyit,
menggunakan software SPSS IBM Statistics
yaitu karena peralatan yang digunakan
Version 21.
sederhana dan mudah dilakukan serta untuk
lanjut
dengan
dalam simplisia. Ada beberapa alasan juga
dengan
menghindari terjadinya kerusakan senyawa HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
dalam simplisia yang bersifat termolabil.
Pembuatan Ekstrak Jumlah
perolehan
(rendemen)
Penapisan Fitokimia
ekstrak dan warna ekstrak dapat dilihat pada
Penapisan fitokimia dilakukan pada
Tabel 2. Ekstrak yang dihasilkan berupa
ekstrak herba meniran, daun pepaya dan
ekstrak kental berbau khas.
rimpang kunyit untuk mengetahui golongan senyawa apa saja yang terkandung di
Tabel 2 Karakteristik Ekstrak Herba
dalamnya.
Meniran, Daun Pepaya, Rimpang Kunyit
ekstrak dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Ekstrak
Rendemen
Warna
Herba meniran
29,72%
Hijau kecoklatan
Daun Pepaya
26,30%
Hijau tua
Rimpang kunyit
19,05%
Coklat
Ekstraksi
dilakukan
dengan
menggunakan pelarut etanol 70% karena etanol merupakan pelarut universal yang
Hasil
penapisan
fitokimia
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016 Tabel 3
10
Hasil Penapisan Fitokimia
pepaya
Ekstrak
Meniran,
menggunakan kromatografi lapis tipis.
Daun Pepaya dan Rimpang
Pengembang yang digunakan untuk ekstrak
Kunyit
herba meniran adalah kloroform : methanol
Herba
dan
rimpang
kunyit
dengan
dengan perbandingan 3 : 7; untuk ekstrak No. Senyawa
daun pepaya menggunakan kloroform :
Kunyit Meniran Pepaya
methanol : toluene dengan perbandingan 7 : 1
Alkaloid
-
-
+
2 : 1 dan untuk ekstrak rimpang kunyit
2
Polifenolat
-
+
+
menggunakan kloroform : methanol dengan
3
Tanin
-
-
+
perbandingan 95 : 5. Penampak bercak yang
4
Flavonoid
+
-
+
digunakan adalah sinar UV pada panjang
5
Monoterpen
+
-
+
gelombang 254 nm, 366 nm dan beberapa
dan
penampak bercak lainnya seperti asam
Sesquiterpen
sulfat, vanillin sulfat dan ammonia. Rf hasil
6
Steroid
-
-
-
kromatografi lapis tipis menggunakan
7
Triterpenoid
+
+
-
pengembang diatas ditunjukkan dalam
8
Kuinon
+
+
-
Tabel 4,5 dan 6
9
Saponin
-
+
Tabel 4
Pengujian
KLT
Ekstrak Herba Meniran
Keterangan: (+) = terdeteksi (-) = tidak terdeteksi
Hasil
No Bercak
Rf
Sinar
UV
Tampak 254nm
UV 366nm
1
0,52 Hijau
Merah
Kuning
Kromatografi lapis tipis dilakukan
2
0,74 Hijau
Merah
Kuning
terhadap ekstrak herba meniran, daun
3
0,87 Hijau
keunguan
Hasil Kromatografi Lapis Tipis
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
11
Merah
Tabel 5
Hijau
4
0,71
-
Biru
K
kecoklatan
5
0,75
-
Merah
K
6
0,84
-
Kuning
K
Hasil KLT Ekstrak Daun Pemilihan
Pepaya No
Rf
Bercak
pengembang
dan
H2SO4
perhitungan jumlah pengembang untuk
Tampak 254nm dalam
kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan
Etanol
berdasarkan studi literatur serta penelusuran
Sinar
UV
10%
pengembang
di
laboratorium
hingga
diperoleh suatu pola KLT yan dapat
1
0,35 -
Merah
Hijau
2
0,4
Hijau
-
3
0,71 -
Merah
Hijau
ekstrak
4
0,85 Hijau
Merah
Hijau
menunjukkan bahwa dengan pengembang
5
0,87 Hijau
Merah
Hijau
yang digunakan, pola pemisahan komponen
6
0,91 Hijau
Merah
Hijau
kimia yang terkandung dalam ekstrak sudah
7
0,94 Hijau
Merah
Hijau
cukup baik. Untuk masing-masing ekstrak,
-
memisahkan
komponen
dengan
baik.
masing-masing Hasil
KLT
bercak yang diperoleh adalah 3 bercak Tabel 6
No
Hasil KLT Ekstrak Rimpang
untuk ekstrak herba meniran, 7 bercak
Kunyit
untuk ekstrak daun pepaya dan 6 bercak
Rf
Bercak
Sinar
UV
rimpang kunyit. UVuntuk ekstrak Vanilin Amonia
Tampak
254nm
366nm
Sulfat
1
0,28
Kuning
Kuning
Uji Aktivitas Coklat Ungu Pengaruh Orange Ekstrak Daun
2
0,34
-
Kuning
Sirih Merah (SM)- dan Tapak Liman Kuning -
3
0,5
Kuning
Kuning
(TL) terhadap Ungu Ungu
Jumlah Orange
Trombosit,
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
12
Eritrosit dan Kadar Hematokrit dalam
Persentase Rata-Rata Kenaikan Jumlah Trombosit Setelah Perlakuan
Darah.
Dari
hasil
pengujian
diketahui
bahwa kelompok II (kelompok uji 1-1 kombinasi ekstrak herba meniran : daun
100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 KI
K II K III K IV K V K VI K VII K VIII
pepaya : rimpang kunyit perbandingan 2 : 1 Gambar 1 Grafik jumlah rata-rata jumlah : 1 dengan dosis 250 mg/kgBB) memiliki trombosit pada darah tikus setelah nilai
rata-rata
persentase
kenaikan pemberian kombinasi ekstrak uji di hari ke
trombosit setelah perlakuan tertinggi, yaitu tujuh sebesar 83,02%. Hasil persentase kenaikan Hasil
pengolahan
data
secara
jumlah trombosit setelah perlakuan dapat statistik menunjukkan bahwa bahwa hanya dilihat pada tabel 7 dan gambar 1. kelompok II (kelompok uji kombinasi 1-1 dengan kombinasi ekstrak herba meniran : Tabel 7
Persentase
Kenaikan daun pepaya : rimpang kunyit perbandingan
Jumlah Trombosit Pada Hari ke-7 (%) KI
K II
K III
K IV
1
20,90
87,21
82,45
77,61
2
18,09
77,41
36,68
65,36
3
36,90
84,44
75,10
56,33
25,30
83,02
64,74
66,43
2 : 1 : 1 dosis 250 mg/kgBB) yang memiliki KV K VI K VII K VIII perbedaan secara signifikan terhadap kelompok VIII (kelompok kontrol normal) 46,49 19,06 42,07 22,14 dan kelompok I (kelompok kontrol negatif). 67,90 42,59 65,02 16,45 Sementara itu diketahui pada kelompok IV 47,93 86,86 69,24 11,71 (kelompok uji kombinasi 2-1 dengan 54,11 49,50 58,78 16,77 kombinasi ekstrak herba meniran : daun pepaya : rimpang kunyit perbandingan 1 : 2 : 1 dosis 250 mg/kgBB) dan kelompok III (kelompok uji kombinasi 1-1 dengan
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
13
kombinasi ekstrak herba meniran : daun
5.4.1
Hasil
Pengujian
Aktivitas
pepaya : rimpang kunyit perbandingan 2 : 1
Kombinasi dari Ekstrak Herba
: 1 dosis 500 mg/kgBB) yang memiliki
Meniran,
perbedaan
Rimpang
secara
signifikan
terhadap
Daun
Pepaya
Kunyit
kelompok VIII (kelompok kontrol normal).
Jumlah Eritrosit
Selain kelompok-kelompok tersebut, tidak
Dari
hasil
kelompok
Terhadap
pengujian IV
dan
diketahui
ada kelompok uji kombinasi lain yang
bahwa
(kelompok
uji
mempunyai perbedaan secara signifikan
kombinasi 2-1 dengan kombinasi ekstrak
terhadap kelompok VIII (kelompok kontrol
herba meniran : daun pepaya : rimpang
normal) atau kelompok I (kelompok kontrol
kunyit perbandingan 1 : 2 : 1 dosis 250
negatif).
mg/kgBB) memiliki rata-rata persentase kenaikan jumlah eritrosit tertinggi, yaitu sebesar 11,89 %. Hasil persentase kenaikan jumlah eritrosit setelah perlakuan dapat dilihat pada tabel 8 dan gambar 2.
Tabel 8
Persentase Kenaikan Jumlah Eritrosit Pada Hari ke-7 (%) KI
K II
K III
K IV
KV
K VI
K VII
K VIII
1
-0,51
3,30
-1,71
19,04
6,11
4,87
9,33
4,77
2
2,77
14,49
27,69
12,72
38,43
1,34
10,82
3,70
3
8,09
-1,49
-2,44
3,89
-8,81
2,72
-4,53
-2,71
3,45
5,43
7,85
11,89
11,91
2,98
5,21
1,92
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
14
Persentase Rata-Rata Kenaikan Jumlah Eritrosit Setelah Perlakuan 15.00 10.00 5.00 0.00 KI
K II K III K IV K V K VI K VII K VIII
Gambar 2 Grafik jumlah rata-rata jumlah eritrosit pada darah tikus setelah pemberian kombinasi ekstrak uji di hari ke tujuh
Berdasarkan hasil uji homogenitas
Dari
hasil
bahwa
perlakuan,
signifikan
kombinasi 2-2 dengan kombinasi ekstrak
sebesar 0,041. Karena nilai signifikan 0,041
herba meniran : daun pepaya : rimpang
< 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti varian
kunyit perbandingan 1 : 2 : 1 dosis 500
dalam kelompok yang tidak homogen.
mg/kgBB) memiliki rata-rata persentase
Untuk itu, asumsi untuk menggunakan uji
penurunan kadar hematokrit tertinggi, yaitu
Anova tidak dapat terpenuhi atau varians
sebesar 7,88%. Hasil persentase penurunan
dalam kelompok yang tidak sama.
kadar eritrosit setelah perlakuan dapat
5.4.2
dilihat pada tabel 9 dan gambar 3.
Hasil
Pengujian
Kombinasi Meniran, Rimpang
nilai
Aktivitas
Ekstrak Daun
Pepaya
Kunyit
Kadar Hematokrit
Herba dan
Terhadap
V
diketahui
varians kenaikan jumlah eritrosit setelah didapatkan
kelompok
pengujian
(kelompok
uji
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016 Tabel 9
15
Persentase Penurunan Kadar Hematokrit Pada Hari ke-7 (%)
KI
K II
K III
K IV
KV
K VI
K VII
K VIII
1
-17,95
8,70
4,55
10,20
0,00
8,89
6,00
-2,00
2
-12,82
0,00
8,70
0,00
6,25
2,17
15,69
-10,26
3
-11,36
0,00
2,33
0,00
17,39
10,87
-2,08
3,92
-14,04
2,90
5,19
3,40
7,88
7,31
6,53
-2,78
Persentase Rata-Rata Penurunan Kadar Hematokrit Setelah Perlakuan 10.00 5.00 0.00 -5.00
KI
K II
K III K IV K V K VI K VII K VIII
-10.00 -15.00 -20.00
Gambar 3 Grafik jumlah rata-rata jumlah eritrosit pada darah tikus setelah pemberian kombinasi ekstrak uji di hari ke tujuh
Hasil statistik
pengolahan
menunjukkan
data
secara
dengan kelompok VIII (kelompok kontrol
bahwa
semua
normal).
kelompok uji kombinasi yaitu kelompok II,
Dari hasil penelitian di atas, maka
III, IV, V, VI, dan VII mempunyai
diketahui bahwa semua ekstrak uji tidak
perbedaan
dengan
memberikan kenaikan kadar hematokrit
kelompok I (kelompok kontrol negatif) dan
lebih dari 20% sehingga tidak memicu
tidak ada kelompok uji kombinasi yang
kebocoran plasma.
secara
signifikan
mempunyai perbedaan secara signifikan
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016
16
menaikkan
Kesimpulan Hasil
penelitian
menunjukkan
trombosit
pada
penderita
demam berdarah.
bahwa Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
dapat
disimpulkan
bahwa
kombinasi ekstrak herba meniran, daun pepaya
dan
rimpang
kunyit
Pustaka 1. Ahmad et.al., 2011. Dengue Fever
dengan
Treatment With Carica Papaya
perbandingan 2 : 1 : 1 pada dosis 250
Leaves Extracts, Asian Pac J Trop
mg/kgBB
Biomed, 1(4):330–333.
memberikan
antitrombositopenia
aktivitas
terbaik
dengan
2. CDC, 2009. Dengue and Dengue
presentase 83,02%. aktivitas anti anemia
Hemorrhagic
kelompok uji dengan kombinasi ekstrak
Department Of Health And Human
herba meniran : daun pepaya :rimpang
Services
kunyit perbandingan 1 : 2 : 1 dosis 250
Control and Prevention.
mg/kgBB memiliki rata-rata persentase
Terapi
sebesar
Berdarah
%.
Kenaikan
kadar
Centers
U.S.
for
Disease
3. Chen et.al., 2009. Diagnosis dan
kenaikan jumlah eritrosit tertinggi, yaitu 11,89
Fever.
Cairan
Pada
Dengue.
Demam Medicinus
hematokrit untuk seluruh ekstrak uji masih
Volume 22 No.1 Edisi Maret-Mei,
di bawah 20%, sehingga pemberian semua
Halaman : 3
ekstrak
pada
dosis
uji
tidak
akan
4. Kemenkes RI, 2014. Situasi Demam
menyebabkan perembesan plasma. Jadi,
Berdarah Dengue Di Indonesia.
kelompok uji dengan kombinasi ekstrak
Pusat
herba meniran : daun pepaya : rimpang
Kementrian Kesehatan RI
kunyit perbandingan 2 : 1 : 1 dengan dosis 250
mg/kgBB
potensial
Data
5. Koswara,
Dan
Informasi
D.A, Tjitraresmi, A,
untuk
Susilawati, Y, Halimah E., 2009,
dikembangkan menjadi obat herbal untuk
Aktivitas Ekstrak Etanol Meniran
Farmaka Vol. 14 No. 2 2016 (Phyllanthus
17
Daun
Inap Ilmu Penyakit Dalam RSUP.
Pepaya (Carica papaya L.) dan
DR. M. Djamil Padang. Jurnal
Daun Jambu Biji Merah (Psidium
Penelitian Farmasi Indonesia 1 (2),
guajava
Jumlah
Maret 2013; 57-61 ISSN 2302-186X
Trombosit, Eritrosit dan Kadar
9. Nurliani, 2006, Mengatasi Demam
L.)
Hematokrit (Rattus
niruri
L.),
terhadap
pada
Tikus
novergicus),
Putih
Berdarah dengan Tanaman Obat,
Skripsi,
Balai Penelitian dan Aromatik,
Fakultas Farmasi. UNPAD.
Jakarta,
6. Lee et al., 2013. Effects of cocktail of four local malaysian medicinal plants (phyllanthus spp.) against dengue
virus
Complementary
2. and
Penggunaan
et.al.,
No.6, Halaman : 1 10. Sharma et.al., 2011. Influence Of
Blood Profile In Mice Subjected To Aflatoxin B1. International Journal
di
Berdarah Indonesia.
Farmaka, Vol. 5, No. 3. 8. Muharni,
Pengembangan Pertanian Vol 28.
Alternative
Demam
(DBD)
dan
Curcuma Longa And Curcumin On
7. Lestari, K. 2007. Epidemiologi dan
Dengue
Penelitian
BMC
Medicine, 13:192.
Pencegahan
Warta
2013.
Suplemen
Efek Ekstrak
Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) dan Angkak (Monascus purpureus) dalam Meningkatkan Trombosit pada Demam Berdarah Dengue (DBD) di Instalasi Rawat
Of Pharmaceutical Sciences And Research. Vol. 2. Issue 7. ISSN: 0975-8232