Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa
AMBANG BATAS DELUSI KECEMASAN Rizki Fariz Abdussamad
Dr. Nuning Yanti Damayanti, Dipl. Art
Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : Drawing, wajah, transparan, tumbuhan, kecemasan. Abstrak Penulis merasa terganggu atas kecemasan yang berlebihan. Kecemasan ini membuat penulis bingung akan realitas. Permasalahan psikis ini tidak hanya dirasakan oleh diri penulis saja, namun terjadi pada anak muda jaman sekarang. Oleh karena itu, penulis berusaha mengekspresikan dan mengalihkan perasaan kecemasan yang berlebihan ke dalam wujud karya drawing sebagai karya tugas akhir. Drawing berjudul “Ambang Batas Delusi Kecemasan” ini dibuat oleh penulis berupa gambar figur-figur wajah terbelit oleh tumbuhan layu dengan visual bertumpuk. Karya ini menggunakan media pensil dan pensil warna di atas kertas gambar Canson dan kertas kalkir, dan dipresentasikan secara berlapis, lalu diberi pencahayaan lampu LED di belakangnya. Abstract Writer often experiences disturbance and confusion caused by excessive anxiety. This particular psychological problem does not only occur to the writer, but also found more commonly in young adults nowadays. Hence, the writer tried to express and channel the anxiety that he experienced into drawings as a form of artwork. The artwork titled "Threshold of Anxiety Delusion" shows figures entangled by plants with layered, overlapping visual. This artwork used pencil and colored pencil on Canson drawing paper and tracing paper, presented in layers and illuminated by LED lights bases positioned behind the frames.
1. Pendahuluan Sebagai individu, penulis selalu merenung terhadap permasalahan pada dirinya. Ketika merenung, pasti pernah merasa kebingungan. Kebingungan itu muncul akibat sesuatu yang datang secara tidak pasti. Kebingungan itu diakibatkan oleh kecemasan akibat pemikiran negatif yang berlebihan. Sebagai mahasiswa seni rupa, penulis terbiasa dengan berimajinasi. Imajinasi ini membentuk hal-hal yang dialami penulis dalam kenyataan, namun dirusak dengan rasa cemas. Hasilnya, penulis membayangkan hal-hal yang tidak sesuai kenyataan. Apa yang dibayangkannya mengganggu, padahal hal tersebut merupakan imajinasi semata yang diganggu oleh rasa cemas. Hal ini membuat penulis merasa bingung dan dihantui atas pemikirannya sendiri. Atas permasalahan psikis pribadi ini, penulis berusaha mengekspresikan dan mengalihkan perasaan kecemasan ke dalam wujud karya drawing sebagai karya tugas akhir. Drawing yang dibuat oleh penulis berupa gambar figur-figur wajah yang bertumpuk-tumpuk dengan menggunakan media pensil dan pensil warna di atas kertas gambar Canson dan kertas kalkir. Drawing ini dapat lebih jelas terlihat dan menambah kualitas ilusi dari kertas kalkir dipresentasikan secara berlapis kemudian diberi pencahayaan lampu LED di belakangnya. Karya ini menjadi pengalihan rasa cemas yang penulis rasakan dan sebagai media ekspresi perasaan akibat gangguan kecemasan yang berlebihan tersebut. Adapun tujuan penulis dalam membuat karya seni ini yaitu sebagai sarana ekspresi pengalihan perasaan kecemasan terhadap pemikiran-pemikiran yang berlebihan. Penulis meyakini bahwa apa yang mengganggunya tersebut tidak hanya terjadi dalam dirinya saja, namun pada banyak anak muda seusianya juga.
Rizki Fariz Abdussamad
2. Proses Studi Kreatif Pada karya Tugas Akhir ini, penulis membuat karya untuk mencurahkan perasaan atas gangguan psikologinya. Penulis saat ini sering merasa terganggu atas imajinasi negatif yang berlebihan. Imajinasi ini membuat penulis memikirkan sesuatu yang tidak terjadi pada kenyataan. Hal ini disebabkan rasa takut dan cemas yang mudah dirasakan oleh penulis. Akibat imajinasi negatif yang berlebihan ini, penulis merasa bingung, bimbang, dan cemas dengan apa yang sebenarnya terjadi. Penulis merasa dihantui oleh pikirannya sendiri. Terkadang penulis merasa ada diri lain yang bersarang di pikiran penulis. Melalui karya ini penulis mengekspresikan perasaan bingung, gundah, bimbang, dan dihantui oleh imajinasi-imajinasi negatif dan berharap ingin bebas dari pikiran negatif dan dapat berpikir optimis terhadap apa yang dijalani. Karya ini menjadi pengalihan perasaan cemas yang dirasakan, dan membuat ketenangan pada psikis penulis. Penulis memiliki pribadi yang cenderung tertutup dan misterius. Penulis tidak nyaman dalam membagikan sesuatu yang bersifat pribadi terhadap orang banyak. Oleh karena itu, penulis tidak menggunakan objek visual yang berhubungan langsung dengan hal pribadi. Penulis ingin membuat karya yang emosional. Penulis ingin membuat audiens berempati dan merasakan emosi karya. Penulis membuat karya tugas akhir ini berdasarkan karya tugas Pra-TA lalu yang berjudul “Double Dissidences”. Dalam karya pra-TA tersebut penulis telah menggunakan media kalkir sebagai salah satu media yang berbeda dalam pengaplikasian drawing. Penulis membuat 2 visual yang bertumpuk. Tema yang diangkat pun seputar kondisi psikologi penulis pada saat itu, yaitu kebimbangan atas perbedaan dalam kenyataan. Media pensil masih menjadi senjata dalam penciptaan karya. Penulis merasa tertarik dengan medium kertas kalkir. Sebelumnya, penulis telah melakukan berbagai eksplorasi terhadap peluang media drawing yang menarik dan dapat memberikan visual transparan. Penulis telah mencoba menggambar di media plastik, kertas minyak, dan kertas kalkir dengan berbagai teknik dan pengaplikasian media. Dari sekian media tersebut, kertas kalkir menjadi perhatian penulis. Selain karena medium kertas kalkir dapat menghasilkan visual kabur dan transparan, kertas kalkir pun nyaman digunakan dengan media pensil sebagai media yang biasa digunakan penulis untuk berkarya. Sifat medium kertas kalkir ini dirasa tepat dalam menghasilkan visual misterius dan bertumpuk. Medium kertas kalkir ini pun memiliki banyak peluang untuk dieksplorasi sebagai media drawing.
3. Hasil Studi dan Pembahasan Pada karya Tugas Akhir berjudul “Ego Eksesif” ini, penulis membuat karya drawing dengan medium pensil dan pensil warna di atas kertas Canson dan kertas kalkir, ukuran 40x50cm 20 buah dan 100x70 cm. Penulis membuat gambar figur-figur wajah dan terdapat visual tumbuhan layu di sekitar potret figur tersebut. Terdapat warna yang tidak menyeluruh menumpuk arsiran pensil dalam gambar figur pada lapisan pertama. Gambar ini terlihat ilusif dan berlapis. Penulis menggunakan kertas kalkir untuk memanfaatkan sifat transparansi dan kabur karena penulis menambah gambar di kertas kalkir tersebut sebanyak 2 lapis dan tidak menghalangi gambar pertama yang menggunakan kertas Canson. Gambar dalam satu karya terdiri atas 3 lapis yaitu lapisan pertama menggunakan kertas Canson 190 gr, dan 2 lapis di depannya menggunakan kertas kalkir. Karya drawing ini diberi cahaya lampu LED strip di balik bingkai akrilik, menghasilkan visual yang berpendar. Visual karya menghadirkan figur-figur wajah. Penulis menggunakan figur laki-laki dan perempuan yang tidak nyata. Figur ini terlihat berumur muda, merepresentasikan umur penulis. Figur-figur ini tidak melebihi dari ekspresi pribadi penulis namun merepresentasikannya. Penulis membuat figur-figur wajah yang berbeda sebagai cerminan terhadap anak muda jaman sekarang. Wajah-wajah figur ini digubah dari foto fashion dari berbagai sumber seperti sickymag.com, tumblr, dan pinterest. Ketika melihat karya, unsur visual yang menarik perhatian yaitu pada bagian mata. Mata digambarkan terkesan berat dan menonjol. Tatapan mata ini terkesan kaku, dingin, sendu, dan misterius. Disini penulis ingin mengkomunikasikan perasaan pribadinya. Mata menjadi objek sebagai jendela antara kenyataan dan pemikiran. Penulis merasakan kebimbangan antara kenyataan dan pemikiran. Kenyataan yang terlihat oleh orang lain adalah penulis terkesan pribadi
2|J u r n a l T i n g k a t
Sarjana
Seni
Rupa
No.1
Rizki Fariz Abdussamad
yang normal, ramah, atau ceria, namun dalam batin pribadi ia berusaha memendam pemikiran bahwa ia memiliki tekanan emosi yang labil (paranoid, rasa takut terhadap hal yang tak terjadi, kegundahan, dll). Hal ini dikomunikasikan dalam karya dengan penggambaran mata yang berat tersebut. Mata ini menceritakan kepada audiens mengenai emosi penulis terhadap rasa lelah dan beban dari tekanan tersebut. Mata ini juga memberikan efek misterius yang mewakili pribadi penulis karena pribadi yang tertutup. Tatapan mata figur-figur ini menatap ke depan, tertunduk, membelalak, menutup mata, dan mengarah ke samping. Tatapan ini menyimpulkan ekspresi kegundahan dan kebingungan. Dalam karya ini, penulis menggambarkan figur secara bertumpuk. Figur ini yang terlihat terdiri dari figur yang sama, namun memiliki lirikan mata yang berbeda. Pada lapisan ketiga, figur itu terlihat terbalik, memberikan efek mirrored dari gambar pertama. Dalam hal ini, penulis berusaha mengekspresikan perasaannya terhadap konflik batin overthinking. Pikiran-pikiran negatif yang berlebihan kerap kali menyerang penulis ketika penulis mengalami hal buruk atau merasa cemas. Hal-hal yang tidak seharusnya terjadi menjadi pikiran negatif. Akibatnya, penulis merasa tambah cemas, bingung, dan bimbang terhadap apa yang menjadi kenyataan. Penulis merasa dihantui oleh bayang-bayang pikiran negatifnya itu sendiri. Dalam rangkaian gambar seri ini, penulis menggambarkan tumbuhan yang membelit wajah figur-figur ini. Tumbuhan ini terlihat tidak segar, sebagaimana penulis menggambarkan Tumbuhan tersebut dengan daun dan bunga yang layu, batang tumbuhan yang kurus dan berduri, serta bunga yang masih menguncup. Tumbuhan ini pada kertas Canson diberi warna yang tidak alami. Tumbuhan ini digambarkan melilit bagian-bagian wajah namun layu. Tumbuhan ini merupakan representasi batin penulis. Layaknya perasaan penulis bahwa pemikirannya seharusnya baik-baik saja, tumbuh optimis agar hidup dengan nyaman, namun karena rasa cemas dan pikiran negatif yang berlebihan, batin menjadi terganggu. Rasa cemas dan imajinasi yang berlebihan itu mengakibatkan tumbuhnya duri-duri dan tumbuhan yang layu. Duri-duri ini memberikan kesan mengganggu terhadap wajah tersebut. Garis dalam gambar menjadi peran penting yang menjadi unsur terbentuknya gambar. Garis dapat menjadi identitas karya, dan memiliki makna tersendiri bagi setiap seniman. Seniman mengolah dan memperlakukan garis yang terbentuk dari tiap media yang berbeda menjadi karakter dari seniman itu sendiri. Ada juga garis yang terbentuk dari hasil ekspresi seniman atau menjadi simbol tertentu.
4. Penutup / Kesimpulan Dalam karya tugas akhir ini berjudul “Ambang Batas Delusi Kecemasan”, penulis membuat karya drawing atas permasalahan psikisnya. Penulis merasa terganggu atas pemikiran negatif yang berlebihan. Pemikiran negatif ini berlainan dengan kenyataan dan membayang-bayangi penulis sehingga menimbulkan kecemasan. Dalam karya ini penulis mengekspresikan perasaan kecemasan terhadap pemikiran-pemikiran yang berlebihan. Visual yang digambarkan berupa figur wajah yang berlapis dengan tumbuhan-tumbuhan layu dan berduri yang membelit wajah tersebut. Setelah membuat karya tugas akhir ini, penulis merasa dapat mengalihkan rasa cemas yang berlebihan tersebut ke dalam karyanya. Penulis merasa puas atas karya-karyanya yang dapat merepresentasikan perasaan terhadap pemikiran yang berlebihan akibat dari kecemasan negatif tersebut. Dengan membuat karya ini, penulis meyakinkan dirinya bahwa permasalahan psikisnya tidak hanya dirasakan olehnya, namun menjadi permasalahan anak muda lainnya. Karya ini juga menjadi pencerminan kenyataan bahwa anak muda jaman sekarang memiliki permasalahan yang sama akibat sifat individualistis yang disebabkan terlalu berkutat dengan pemikirannya sendiri sehingga kerap berpikir yang berlebihan.
3|J u r n a l T i n g k a t
Sarjana
Seni
Rupa
No.1
Rizki Fariz Abdussamad
4|J u r n a l T i n g k a t
Sarjana
Seni
Rupa
No.1
Rizki Fariz Abdussamad
\
5|J u r n a l T i n g k a t
Sarjana
Seni
Rupa
No.1
Rizki Fariz Abdussamad
Gambar 1. Dokumentasi karya Sumber: dokumentasi pribadi
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh Dr. Nuning Yanti Damayanti, Dipl. Art.
6|J u r n a l T i n g k a t
Sarjana
Seni
Rupa
No.1
Rizki Fariz Abdussamad
Daftar Pustaka Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Apriyatno, Veri. 2003. Cara Mudah Menggambar Dengan Pensil. Jakarta: Kawan Pustaka. Barlow, D.H. dan Durand, V.M. (1999): Abnormal Psychology 2nd ed, Pacific Grove, California, 20-25 Berenson, Bernard. 1963. The Italian Painters of The Rennaisance. USA: The World Publishing Company. Dharsono, SK. (2004): Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa sains. Edwards, Betty. 1987. Drawing on the right side of the brain. New York: Simon & Schuster. Feist, Jess. Feist, Gregory. J. (2013). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika. Nevid, Jeffrey. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga, 6-10. Musfir. 2005. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani Press. Noth, Windfried. 1990. Handbook of Semiotics. USA: Indiana University Press. Soedarso SP. (1990): Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Yogyakarta: STSRI Web site http://artlex.com/ http://alixbumiartyou.blogspot.co.id/2012/02/esensi-ide-dalam-seni-rupa.html http://kompasiana.com/ajuskoto/overthinking-penyebab-dan-tips-mengatasinya_55280cd4f17e611e098b4593 http://mikkesusanto.jogjanews.com/memahami-lukisan-potret.html http://ns.umich.edu/Releases/2003/Feb03/r020403c.html http://saylor.org/courses/arth101b http:// theproductivitypro.com/FeaturedArticles/article00158.htm
7|J u r n a l T i n g k a t
Sarjana
Seni
Rupa
No.1
Rizki Fariz Abdussamad
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat wisuda mahasiswa yang bersangkutan. diisi oleh mahasiswa
Nama Mahasiswa
Rizki Fariz Abdussamad
NIM
17012014 Batas Ambang Delusi Kecemasan
Judul Artikel
diisi oleh pembimbing
Nama Pembimbing
Dr. Nuning Yanti Damayanti, Dipl. Art
1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD
Rekomendasi Lingkari salah satu
2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi 3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi 4. Dikirim ke Seminar Nasional 5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus 6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus 7. Dikirim ke Seminar Internasional 8. Disimpan dalam bentuk Repositori
Bandung, ......./......./ 2013 Tanda Tangan Pembimbing : _______________________ Nama Jelas Pembimbing
: Dr. Nuning Yanti Damayanti, Dipl. Art.
8|J u r n a l T i n g k a t
Sarjana
Seni
Rupa
No.1