PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BIOSFERDI KELAS XI-IPS2 SMA NEGERI 1 HINAI KABUPATEN LANGKAT T.A 2013/2014 1
Tutia Rahmi1 dan Restu2 Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia Email:
[email protected] Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Aktifitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quiz Team pada materi biosfer di kelas XI- IPS2 SMA Negeri 1 Hinai Kabupaten Langkat T.A 2013/2014. (2) Hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quiz Team pada materi biosfer di kelas XI- IPS2 SMA Negeri 1 Hinai Kabupaten Langkat T.A 2013/2014 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di Kelas XI- IPS2 SMA Negeri 1 Hinai Kabupaten Langkat T.A 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI- IPS2 dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) teknik komunikasi tidak langsung dengan alat: tes hasil belajar dalam bentuk tes objektif dan lembar kerja siswa (LKS), dan (2) Observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan: (1)aktivitas belajar siswa sebesar 13,89% dari 56,11% di siklus I menjadi 70,00% di siklus II dan meningkat lagi sebesar 6,11% menjadi 76,11% di siklus III dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quiz Team pada materi biosfer. (2) hasil belajar siswa sebesar 14% dari 66% di siklus I menjadi 80% di siklus II dan meningkat lagi sebesar 7% menjadi 87% di siklus III. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quiz Team pada materi biosfer berarti hasil belajar telah tuntas secara klasikal. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, Biosferdi PENDAHULUAN Dewasa ini, kata pendidikan merupakan sesuatu yang lazim kita dengar dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan merupakan suatu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tidak ada manusia yang hidup secara sempurna
tanpa melalui proses pendidikan, begitu juga di Indonesia. Tahun 2006 pemerintah Indonesia memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasoinal. Mulyasa (2006) menyatakan, KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini diharapakan dapat meningkatakan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia
33
Kualitas pendidikan dapat tercipta dari kemajuan hasil belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar merupakan perwujudan keberhasilan suatu sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah guru. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan yang penting. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Secara teoritis cukup mudah untuk mempelajari semua metode atau model yang disarankan oleh para pakar pendidikan dan pakar pembelajaran, akan tetapi dalam praktek sangat sulit diterapkan jika akan dikaitkan dengan kekhususan mata pelajaran atau bidang studi yang masing-masing telah memiliki standar materi dan tujuan-tujuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal ini berlaku pada setiap mata pelajaran termasuk mata pelajaran geografi. Untuk mencapai tujuan mata pelajaran geografi khususnya pada materi biosfer, guru perlu mengembangkan suatu strategi belajar yang berorientasi pada siswa dan di dukung oleh penerapan metode pembelajaran yang bervariasi serta pemanfaatan media secara efektif agar siswa tertarik untuk memahami pelajaran tersebut serta termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Namun pada kenyataanya di lapangan masih belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Guru masih merasa sulit untuk mendesain pembelajaran yang bermakna dan sulit mengembangkan suatu metode atau model pembelajaran. Tidak berkembangnya model pembelajaran atau kurangnya penerapan model pembelajaran, akan berpengaruh pada proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Kondisi ini juga berpengaruh pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Permasalahan seperti ini ditemukan pada kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Hinai Kabupaten Langkat dengan hasil belajar yang tergolong rendah. Kelas XI IPS di sekolah ini terbagi atas dua kelas yaitu, kelas XI IPS-1 dan XI IPS-2. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di sekolah ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariasi. Hal 34
ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan guru bidang studi geografi yang mengatakan bahwa metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan dalam pembelajaran geografi disekolah ini karena metode ini sudah lama digunakan. Dari hasil observasi awal peneliti, dikelas XI IPS-2 diketahui bahwa fokus pembelajaran hanya berpusat pada guru bukan pada siswa. Aktivitas yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran juga tidak relevan dengan pembelajaran seperti, bermainmain di dalam kelas, mengantuk, ribut, mengerjakan tugas pelajaran yang lain saat pembelajaran geografi berlangsung serta kurang bersemangat dan hal ini dapat menghambat perkembangan aktivitas dan hasil belajar siswa menuju kearah yang lebih baik. Berdasarkan data ulangan harian mata pelajaran geografi di kelas XI IPS-2 pada tahun 2012/2013 khusunya pada materi biosfer hasil yang didapat siswa kurang memuaskan atau belum mencapai ketuntasan individu dan klasikal dengan KKM (Kriteria Kelulusan Minimum) yang ditetapkan oleh guru yaitu 75 untuk kompetensi dasar materi biosfer. Sehingga kelas ini dianggap bermasalah dengan hasil belajar. “Secara perorangan, ketentuan belajar dinyatakan telah terpenuhi jika seseorang (siswa) telah mencapai taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit bahan yang dipelajarinya” (Suryosubroto, 2009:64). Namun dari 25 siswa di kelas XI IPS-2, hanya sekitar 16 siswa yang mencapai ketuntasan dan 9 siswa masih mendapat nilai yang tergolong rendah. Sedangkan “secara klasikal, ketuntasan belajar dinyatakan telah dicapai jika sekurangkurangnya 85% dari siswa dalam kelompok yang bersangkutan telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara perorangan” (Suryosubroto, 2009:64). Namun ketuntasan klasikal yang diperoleh dan hasil belajar kelas XI IPS-2 ini hanya mencapai sekitar 64%. Guru dalam mengatasi masalah ini, mencoba menggunakan media gambar seperti peta persebaran hewan di Indonesia agar siswa tertarik dan dapat memahami pelajaran dengan baik. Namun siswa di kelas tersebut belum juga menunjukkan aktivitas yang relevan dengan
pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan perbaikan dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dan hasil belajar meningkat. Hal ini akan ditanggulangi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif. Penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran. Dalam cooperatif learning siswa belajar secara kelompok dan keberhasilan belajar dilihat dari kemampuan dan aktivitas anggota kelompok baik secara individual maupaun secara kelompok. Solihatin (2008:13) menyimpulkan bahwa “dari beberapa temuan penelitian terdahulu, tampaknya model cooperatif learning menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa”. Ada banyak aneka model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa seperti model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray, Think Pair And Share (TPS), Talking Stik, Student Team Achievement Division (STAD), Quiz Team dan lain
sebagainya. Namun model pembelajaran yang akan digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Hinai pada mata pelajaran geografi dengan materi pokok biosfer adalah model pembelajaran cooperatif learning tipe Quiz Team. Model pembelajaran ini belum pernah digunakan sebelumnya oleh guru. Tipe quiz team ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti memilih model Quiz Team ini yaitu, pertama karena pendapat”.
Penelitian Helida (2012) yang mengatakan bahwa model Quiz Team dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kedua pembelajaran yang dilakukan dengan mengunakan model ini akan menjadikan pembelajaran berfokus pada siswa dengan bekerja dalam kelompok belajar. Dengan pembelajaran seperti ini akan terjadi interaksi antar siswa dengan berdiskusi dan bekerja sama sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk melakukan aktivitas yang relevan dengan pembelajaran seperti bertanya dan menjawab pertanyaan. Ketiga, menggunakan model Quiz Team akan menciptakan daya saing atau kompetensi yang sportif antar siswa dengan menggunakan pertanyaan/kuis dalam pembelajaran geografi materi biosfer. Kuis akan membuat siswa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar mendapat nilai yang bagus dalam pertandingan. Dan yang keempat, dengan penerapan model ini konsep pembelajaran geografi khususnya materi biosfer dapat disajikan dengan cara yang menarik dan menyenangkan dengan melibatkan siswa sehingga model ini dapat membuat siswa mencapai indikator materi biosfer. Hal ini dipastikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Hinai Kabupaten Langkat. Penelitian ini menggunakan variabel yaitu penerapan model pembelajaran Quiz Team, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada materi biosfer. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik komunikasi langsung, dan komunkasi tidak langsung dengan menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan tes tertulis berupa post tes. Teknik analisis data dalam hal ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang di lakukan di SMA Negeri 1 Hinai menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quiz Team pada materi Biosfer di kelas XI-IPS2 semester I tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus untuk mencapai standar kompetensi.
35
Pada siklus I model pembelajaran
Quiz Team mulai di terapkan dalam
kegiatan pembelajaran namun hasil yang di dapat belum mencapai kriteria yang telah di ditetapkan yaitu 75 dengan ketuntasan klasikal minimal 85% dari jumlah siswa. Pada siklus I aktivitas siswa masih tergolong kategori cukup. Adapaun aktivitas tersebut adalah bertanya memiliki rata-rata 1,7 (56,66%), menjawab 1,63 (54,44%), memperhatikan 1,63 (54,44%), dan berdiskusi 1,76 (58,88%). Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 1,68 (cukup) dengan jumlah 56,11%. Sedangkan hasi belajar siswa hanya mencapai 66% atau 20 siswa dari 30 siswa yang mengikuti tes siklus I yang mencapai ketuntasan dan 34% atau 10 siswa tidak tuntas. Pada siklus II, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke Siklus II. Peningkatan tersebut terjadi pada keempat aktivitas yang diamati dalam penelitian ini. Aktivitas- aktivitas tersebut meningkat dikarenakan adanya perbaikan pada siklus II. Dari hasil refleksi pada siklus I memberi gambaran untuk perbaikan pada siklus II. Pada kegiatan pembelajaran siklus II guru mulai memberikan motivasi kepada siswa dan meminta kepada ketua kelompok juga ikut memotivasi anggotannya, hal ini membuat siswa lebih percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Kemudian ketika siswa menjawab pertanyaan dari kelompok penanya dengan benar maka kelompok lainnya memberikan applaus (tepuk tangan) sehingga siswa lebih bersemangat dalam bertanya dan menjawab. Sebelumnya guru sudah menjelaskan kegiatan pembelajaran Quiz Team sehingga siswa pada saat pembelajaran sikuls II berjalan sudah memahami kegiatan Quiz Team dan membuat pertanyaan sesuai materi yang telah diberikan. Adanya perbaikan di siklus II membuat aktivitas bertanya meningkat sebesar 11,11% dari siklus I ke siklus II yaitu 56,55% menjadi 67,77%, aktivitas menjawab memiliki peningkatan 18,89% dari siklus I ke siklus II yaitu 54,44% menjadi 73,33%, aktivitas memperhatikan memiliki peningkatan 15,56% dari siklus I ke siklus II yaitu 54,44% menjadi 70,00%, dan aktivitas berdiskusi dengan peningkatan 10% dari siklus I ke siklus II yaitu 58,88% 36
menjadi 68,88%. Aktivitas pada siklus I yang rata-rata cukup pada siklus II berubah menjadi baik. Aktivitas yang mengalami peningkatan juga mempengaruhi hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II belum juga mencapai ketuntasan klasikal minimal 85%, namun sudah terjadi peningkatan dari siklus I 66% menjadi 80% pada siklus II atau 24 siswa tuntas dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 20% atau 6 siswa. Pada siklus II sudah terjadi peningkatan aktivitas siswa, namun pada siklus III aktivitas- aktivitas tersebut lebih meningkat lagi. Ini dikarenakan siswa mulai menyenangi kegiatan pembelajaran Quiz Team. siswa mulai tertarik untuk berkompetensi dengan bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan. Siswa juga mulai lebih serius memperhatikan penjelasan tentang materi biosfer yang disampaikan oleh guru. Saat berdiskusi siswa juga mulai lebih serius dikarenakan daya saing yang kuat terhadap kelompok lainnya. Dengan pembelajaran yang semakin membaik maka aktivitas siswa juga semakin membaik atau meningkat yaitu pada aktivitas bertanya dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan sebesar 14,45% yaitu menjadi 82,22%, aktivitas menjawab dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan sebesar 1,11%, yaitu menjadi 74,44%, aktivitas memperhatikan dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan sebesar 6,66% yaitu menjadi 76,66% dan aktivitas berdiskusi dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan sebesar 2,23% yaitu menjadi 71,11%. Peningkatan 4 aktivitas belajar dalam penelitian ini dapat terjadi karena guru memberikan motivasi terlebih dahulu sebelum memulai pelaksanaan tindakan pada siklus II dan III. Selain itu, guru menyesuaikan waktunya untuk menjelaskan materi sehingga untuk mendapatkan materi yang lebih jelas dan lengkap, siswa akan membaca materi yang telah disebarkan. Guru dan 3 observer termasuk peneliti memberikan bimbingan berupa pengawasan pada saat siswa saling bertanya jawab dengan kelompok lain, sehingga mereka enggan untuk bercerita tentang selain materi pembelajaran. Selain aktivitas, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus II sebesar 80% menjadi 87% pada siklus III atau 26
siswa tuntas dan sebanyak 13% atau 4 siswa yang tidak tuntas. Peningkatan hasil belajar pada siklus III yang mencapai 87% berada diatas ketuntasan klasikal 85% dari jumlah siswa bahkan melebihi ketuntasan minial tersebut. Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dan tercapainya ketuntasan kalsikal hasil belajar siswa maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini juga tercapai, yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quiz Team pada materi Biosfer di kelas XI- IPS2 SMA Negeri 1 Hinai Kabupaten Langkat T.A 2013/2014 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa hingga persentase ketuntasan klasikal minimal mencapai 85% . KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian ini adalah: 1. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 13,89% dari 56,11% di siklus I menjadi 70,00% di siklus II dan meningkat lagi sebesar 6,11% menjadi 76,11% di siklus III dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quiz Team pada materi biosfer di Kelas XI-IPS2 SMA Negeri1 Hinai T.A 2013/2014. 2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 14% dari 66% di siklus I menjadi 80% di siklus II dan meningkat lagi sebesar 7% menjadi 87% di siklus III. menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quiz Team pada materi biosfer di Kelas XI-IPS2 SMA Negeri1 Hinai T.A 2013/2014. Adapun saran dari peneltian ini adalah: 1. Kepada siswa agar melaksanakan aktivitas belajar dengan sebaik mungkin seperti: mengikuti kegiatan model pembelajaran Quiz Team yang diterapkan guru dengan serius, mendengarkan dengan serius saat guru menjelaskan materi pembelajaran karena aktivitas belajar yang baik akan mempengaruhi hasil belajar yang optimal. 2. Kepada guru geografi agar menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quiz Team pada materi biosfer. Guru juga diharapakan bisa memodifikasi
model pembelajaran Quiz Team agar lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu, melihat kurangnya jumlah media pembelajaran geografi di SMA ini, maka guru geografi di SMA Negeri 1 Hinai diharapkan kreatif dalam menciptakan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran geografi. Penggunaan media yang baik juga bisa mendorong model pembelajaran Quiz Team menjadi menarik. 3. Kepada Kepala Sekolah agar menyarankan kepada guru-guru untuk dapat menerapkan model-model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif seperti Quiz Team dan Model lainnya serta melengkapi fasilitas belajar geografi guna meningkatkan hasil belajar siswa khususnya bidang studi geografi. Sehingga model pembelajaran Quiz Team maupaun model pembelajaran lainnya dapat menjadi lebih baik dengan dukungan fasilitas yang lengkap. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Badan Pusat Statistik. 2009. http://www.langkatkab.go.id/page.ph p?id=149 (diakses 13 januari 2014) Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Erlianti, Urai Dewi. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Terhadap Peningkatan Kemampuan Bertanya Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA 4 Sma Muhammadiyah 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Jurnal. Yogyakarta: Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Fatimah, Siti. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Qiuz Team Terhadap Kemampuan Bertanya Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Proses Pembelajaran Biologi Materi Protista Di Kelas Xa Dan Xg Semester I Man I Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal. Yogyakarta: Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Helida (2012), Penerapan Model Pembelajaran Quiz Team Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil 37
Belajar Siswa Pada Materi Lingkungan Hidup Di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 raya T.A 2011/2012. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Triani, Mira.http://metode-team-quiz-dantalking-stick.html/2012/05/(Diakses 6 juni 2013) Mukminan. 2008. Evaluasi Implementasi Ktsp Pada Pembelajaran Geografi Sma Di Kota Yogyakarta. Jurnal. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Primasari, Diana Wulan. 2010. Upaya Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X-A Sma Muhammadiyah 2 Yogyakarta Melalui Model Belajar Aktif Tipe Quiz Team. Jurnal. Yogyakarta: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA
38
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Bumi Aksara Sudjana, Nana. 2009. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Pustaka Pelajar Suryabrata, Sumadi.2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Tindaon, Ervina Natalia. 2011 Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Quiz Team Dengan Course Review Horay Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Akutansi Siswa Kelas XII IPS-1 SMA Negeri 1 Raya T. A 2011/2012. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan UPPL Unimed, Tim. 2012. Materi Perkuliahan Microteaching Berbasis Kompetensi. Medan: Unimed Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.