EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK BERUPA PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 11 SEMARANG
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Ima Utari Siregar 3201412007
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017 i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Perbaikilah dirimu maka manusia akan berbuat baik padamu (Abu Bakar As-Shiddiq) Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya beroleh
kemenangan
akan
menghilangkan
letihnya
perjuangan,
menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah (Dr.Aidh bin Abdullah Al-Qumi). PERSEMBAHAN Dengan mengucapkan puji syukur kepada allah,, skripsi ini ku persembahkan kepada: 1. Almamaterku Universitas Negeri Semarang 2. Kedua orangtua ku Ibu Kulia dan
Bapak Syahdan
Siregar yang telah memberikan kasih sayang, materi, doa tanpa henti-hentinya dalam menyusun skripsi. 3. Saudara kandungku Herwan dan Fabregas yang telah memberikan do’a dan dukungan dan semangat. 4. Sahabat-sahabatku yang setia dan membantu dalam menyusun skripsi yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu. 5. Teman-teman
jurusan
pendidikan
khususnya teman-teman rombel 4.
v
geografi
dan
SARI Siregar, Ima Utari 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan Sampah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Materi Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup di SMP Negeri 11 Semarang Skripsi. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr Tjaturahono Budi Sanjoto, M,Si. Pembimbing II : Drs. Sriyono,M,Si,.118 Halaman. Kata Kunci : Pembelajaran Efektif, Pembelajaran Berbasis Proyek Barupa Pengelolaan Sampah. Banyaknya sampah yang berada tidak di tempatnya menunjukkan tujuan pembelajaran usaha pelestarian lingkungan belum tersampaikan secara optimal. Hal tersebut, bisa disebabkan karena cara penyampaian yang kurang berkesan atau kurang tepat. Menyampaikan materi harusnya menggunakan metode atau model yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dan berperan langsung dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi harusnya dapat menarik perhatian siswa, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai akan mengakibatkan proses pembelajaran tidak optimal dan tujuan pembelajaran itu sendiri tidak akan tercapai. Tujuan dari penelitian ini, mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup di SMPN 11 Semarang. Sampel penelitian meliputi VIII E (kelas eksperimen) dan VIII D (kelas kontrol). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari aktvitas belajar, kinerja guru, hasil belajar dan kegiatan pengelolaan sampah. Metode pengumpulan data berupa: dokumentasi, tes, angket dan observasi. Analisis data menggunakan uji t. Hasil penelitian diperoleh, bahwa tingkat awal pengetahuan usaha pelestarian lingkungan hidup siswa SMPN 11 Semarang dapat dikatakan rendah karena rata-rata kedua kelas tidak mencapai 75. Pelaksanaan Pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah berdasarkan kinerja guru menunjukkan bahwa kelas eksperimen menunjukkan rata- rata 76% yang masuk dalam kriteria baik dan aktivitas belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol karena memiliki persentase 81 % yang termasuk dalam kriteria sangat aktif. Sedangkan berdasarkan respon positif siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah mencapai 56% atau 19 dari 34 siswa sangat tertarik. Tingkat efektivitas menggunakan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah dapat diketahui melalui: uji t dengan dk =n1+n2-2 t(hitung) 7,155 rata-rata dengan t (0,95)(66) menunjukkan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen secara klasikal di atas Kriteria Ketentuan Minimal (KKM) karena mencapai 91% sedangkan kelas kontrol hanya mencapai 68%. Saran, guru perlu menerapkan model pembelajaran berbasis proyek untuk materi lainya. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat meneliti media, sumber bahan ajar, fasilitas belajar dan kegiatan siswa dalam pembelajaran untuk melengkapi penelitian yang telah dilakukan. vi
PRAKATA Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga skripsi dengan Judul “Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan Sampah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Materi Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup” dapat terselesaikan dengan baik. Penyelesaian skripsi ini banyak sekali mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi ini. 3. Bapak Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto M.Si., Ketua Jurusan Geografi, sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus. 4. Bapak Drs. Sriyono M.Si., dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus. 5. Bapak Mukayat, S.Pd. Kepala SMP Negeri 11 Semarang yang telah membantu melancarkan penelitian untuk penyelesaian skripsi ini. 6. Ibu Indartik, S.Pd, M.Pd. Guru mata pelajaran IPS SMP Negeri 11 semarang yang telah membantu dan melancarkan penelitian ini. vii
7. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak penulis sebutkan satu persatu. Demikian besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umunya.
Semarang, November 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii PERNYATAAN .................................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v SARI.................................................................................................................... iv PRAKATA ..........................................................................................................vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................6 1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................7 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................7 1.5 Batasan Istilah ...............................................................................................8 BAB II Tinjauan Pustaka ....................................................................................10 2.1. Belajar dan Pembelajaran .............................................................................10 2.2 Model Pembelajaran Berbasis Proyek .........................................................13 2.3 Pengelolaan Sampah ....................................................................................19 2.4 Kajian Teoritis Hubungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pengelolaan sampah .....................................................................29 2.5 Aktivitas Belajar...........................................................................................32 2.6 Hasil Belajar .................................................................................................34 2.7 Pembelajaran Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup ...................................37 2.8 Hubungan Pendekatan Geografi dengan Pembelajaran IPS pada ix
Materi Pelestarian Lingkungan Hidup ..................................................... . 40 2.9 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan .................................................42 2.10 Kerangka Berfikir........................................................................................45 2.11 Hipotesis......................................................................................................45 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 46 3.1 Populasi Penelitian .......................................................................................46 3.2 Sampel dan Teknik Sampling ......................................................................46 3.3 Variabel Penelitian .......................................................................................47 3.4 Desain Penelitian ..........................................................................................48 3.5 Alat dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................53 3.6 Ujicoba Instrumen ........................................................................................56 3.7 Analisis Data Statistik ..................................................................................61 3.8 Analisis Data Deskriftif................................................................................65 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................70 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................70 4.2 Pembahasan ..................................................................................................108 BAB V PENUTUP .............................................................................................113 5.1 Kesimpulan ...................................................................................................113 5.2 Saran ..............................................................................................................114 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................115
x
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 3.1. Rincian Siswa Kelas VIII SMPN 11 Semarang ................................ 46 Tabel 3.2. Desain Penelitian................................................................................ 49 Tabel 3.3. Analisis Validitas Soal ....................................................................... 57 Tabel 3.4. Analisis Tingkat kesukaran ................................................................ 59 Tabel 3.5. Analisis Pembeda Soal ....................................................................... 61 Tabel 3.6. Kriteria Belajar Afektif Siswa dan Psikomotorik Siswa .................... 67 Tabel 3.7. Rata-rata Skor Aspek Afektif dan Psikomotorik ............................... 68 Tabel 3.8. Kriteria Tanggapan Siswa .................................................................. 69 Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana Pendukung Sekolah......................................... 72 Tabel 4.2. Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ......................................................................................... 74 Tabel 4.3. Rata-rata Hasil Pengamatan Kinerja Peneliti Tiap Pertemuan Kelas Eksperimen ............................................................. 83 Tabel 4.4. Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperim Tiap Pertemuan Observer satu ................................................................... 84 Tabel 4.5. Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperime Tiap Pertemuan Observer dua .................................................................... 84 Tabel 4.6. Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol ............................................................................................... 85 Tabel 4.7. Rata-rata Hasil Pengamatan Kinerja Peneliti Tiap Pertemuan Kelas Kontrol ................................................................... 89 Tabel 4.8. Rata-rata Analisis Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Tiap Pertemuan Observer satu ........................................................... 90 Tabel 4.9. Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Tiap Pertemuan Observer dua ................................................................... 91 Tabel 4.10. Persentase Ketertarikan Siswa terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyel Berupa Pengelolaan Sampah .................................................. 92 Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 94 Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 95 xi
Tabel 4.13. Hasil Uji Dua Perbedaan ................................................................ 96 Tabel 4.14. Peningkatan Hasil belajar Kelas Eksperimen .................................. 97 Tabel 4.15. Peningkatan Hasil belajar Kelas ...................................................... 98 Tabel 4.16. Hasil Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen ................................... 99 Tabel 4.17. Hasil Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol .......................................... 100 Tabel 4.18. Penilaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen ..................................... 101 Tabel 4.19. Penilaian Aspek Afektif Kelas Kontrol ........................................... 102 Tabel 4.20. Rata-rata Kemampuan Siswa dalam Ranah Afektif ........................ 102 Tabel 4.21. Rata-rata Klasikal Kemampuan Siswa dalam Ranah Afektif ......... 103 Tabel 4.22. Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen ........................... 104 Tabel 4.23. Penilaian Rata-rata Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen ........... 105 Tabel 4.24. Rata-rata Kemampuan Siswa dalam Ranah Psikomotorik .............. 106 Tabel 4.25. Rata-rata Klasikal Kemampuan Siswa dalam Ranah Psikomotorik ....................................................................................107 Tabel 4.26. RataTabel Perbandingan Rata-rata Observasi Aktivitas Belajar Siswa Tiap Pertemuan ......................................................... 108
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir ........................................................................... 45 Gambar 3.1. Alur Penelitian................................................................................ 52 Gambar 4.1. Peta Lokasi Penelitian .................................................................... 71 Gambar 4.2. Suasana Membuka Pelajaran Kelas Eksperimen ........................... 75 Gambar 4.3. Suasana Pre Test Kelas Eksperimen .............................................. 76 Gambar 4.4. Suasana Guru Memberikan Pertanyaan Esensial ........................... 77 Gambar 4.5. Siswa Diskusi Merencanakan Proyek ............................................ 77 Gambar 4.6. Siswa Membuat Jadwal .................................................................. 78 Gambar 4.7. Guru Memantau kemajuan Proyek ................................................. 78 Gambar 4.8. Siswa mencacah Daun .................................................................... 79 Gambar 4.9. Siswa Menyiram EM4 keCampuran Daun dan Pupuk Kandang .............................................................................. 79 Gambar 4.10. Siswa Mengaduk semua Bahan Kompos ..................................... 80 Gambar 4.11. Siswa Memasukan Kompos Ke dalam Ember Penampungan ................................................................................. 80 Gambar 4.12. Siswa Melakukan Persentasi ....................................................... 81 Gambar 4.13. Susana Guru Melakukan Refleksi ................................................ 81 Gambar 4.14. Suasana Post Test Kelas Eksperimen ........................................... 82 Gambar 4.15. Suasana Menjawab Angket Kelas Eksperimen ............................ 82 Gambar 4.16. Suasana Membuka Pelajaran Kelas Kontrol ................................ 86 Gambar 4.17. Suasana Pre Test Kelas Kontrol ................................................... 87 Gambar 4.18 Suasana Menonton Video Membuat Kompos Kelas Kontrol ....... 87 Gambar 4.19. Suasana Diskusi Kelas Kontrol .................................................... 88 Gambar 4.20. Suasana Persentasi Kelas Kontrol ................................................ 88 Gambar 4.21. Suasana Post Test Kelas Kontrol ................................................. 88
xiii
DAFTAR DIAGRAM Halaman
Diagram 4.1 Persentase Efektivitas Kelas Ekperimen ....................................... 97 Diagram 4.2. Persentase Efektivitas Kelas Kontrol ............................................ 98
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Daftar Nama Kelas Uji Coba .......................................................... 119 Lampiran 2. Daftar Nama Kelas Eksperimen ..................................................... 120 Lampiran 3. Daftar Nama Kelas Kontrol ............................................................ 121 Lampiran 4. Silabus ............................................................................................ 122 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ................. 125 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ....................... 132 Lampiran 7. Rubrik Penilaian Ranah Afektif ..................................................... 139 Lampiran 8. Lembar Observasi Penilaian Ranah Afektif ................................... 141 Lampiran 9. Rubrik Penilaian Ranah Psikomotorik ........................................... 143 Lampiran 10. Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik ....................... 145 Lampiran 11. Soal Pre Test dan Post Test .......................................................... 146 Lampiran 12. Kunci Jawaban Pre Test dan Post Test......................................... 150 Lampiran 13. Analisis Validitas, Reabilitas dan Tingkat Kesukaran Soal ......... 151 Lampiran 14. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba ............................................ 158 Lampiran 15. Perhitungan Reabilitas Soal Uji Coba .......................................... 160 Lampiran 16. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba............................ 161 Lampiran 17. Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba......................................... 163 Lampiran 18. Rekapitulasi Nilai Pre Test dan Post Test .................................... 165 Lampiran 19. Normalitas Data Pre Test Kelas Eksperimen .............................. 167 Lampiran 20 Normalitas Data Pre Test Kelas Kontrol. ..................................... 168 Lampiran 21. Normalitas Data Post Test Kelas Eksperimen ............................ 169 Lampiran 22. Normalitas Data Post Test Kelas Kontrol..................................... 170 Lampiran 23 Uji Kesamaan Pre Test. ................................................................. 171 Lampiran 24 Uji Kesamaan Post Test................................................................. 172 Lampiran 25. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ........................................................ 173 Lampiran 26. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji t Pihak Kanan) ........................ 174 Lampiran 27. Uji Normalized N-gain kelas Eksperimen .................................... 175 Lampiran 28. Uji Normalized N-gain kelas Kontrol ......................................... 176 Lampiran 29. Analisis Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ................................. 177 xv
Lampiran 30. Analisis Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ....................................... 178 Lampiran 31. Analisis Ranah Afektif Kelas Eksperimen ................................... 179 Lampiran 32. Analisis Ranah Afektif Kelas Kontrol .......................................... 180 Lampiran 33. Analisis Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen ......................... 181 Lampiran 34. Analisis Ranah Psikomotorik Kelas Kontrol ................................ 182 Lampiran 35. Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa ..................................... 183 Lampiran 36. Analsis Respon Positif terhadap Siswa ........................................ 186 Lampiran 37. Analisis Kinerja Guru Kelas Eksperimen..................................... 187 Lampiran 38. Analisis Kinerja Guru Kelas Kontrol ........................................... 188 Lampiran 39. Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan ........................................ 189 Lampiran 40. Surat Izin Penelitian di SMPN 11 Semarang................................ 190 Lampiran 41. Surat Selesai Penelitian di SMPN 11 Semarang .......................... 191 Lampiran 42. Tabel Distribusi t .......................................................................... 192 Lampiran 43. Tabel Distubusi f .......................................................................... 193
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang ahli dan terampil serta produktif sehingga pada gilirannya dapat mempercepat kesejahteraan masyarakat. Manusia sangat berperan dalam melestarikan lingkungan melalui pendidikan lingkungan. Dikatakan demikian karena penduduk bumi, manusia bertanggung jawab terhadap Tuhan, dalam arti kelangsungan hidup manusia dan kelestarian lingkungan. Manusia pada dasarnya berinteraksi dengan lingkungan. Manusia mempengaruhi lingkungan hidup dan juga dipengaruhi oleh lingkungan (Neolaka, 2008:104). Menanamkan sikap peduli lingkungan dapat dilakukan pada anak sejak duduk dibangku sekolah. Sikap peduli lingkungan dapat diartikan sebagai upayaupaya untuk melestarikan, mencegah dan memperbaiki lingkungan alam. Sikap manusia dapat diubah atau dididik melalui pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya menanamkan sikap peduli lingkungan sejak dini. Namun kondisi tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada di SMPN 11 Semarang. Sebagai Sekolah Menegah Pertama belum mampu menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan pada diri siswa. Hal tersebut terlihat dari sikap siswa yang membuang sampah sembarangan dan banyaknya sampah yang berada di halaman sekolah. Berdasarkan hasil observasi SMPN 11 Semarang sudah menghimbau siswa untuk membersihkan kelas. Selain itu, SMPN 11 Semarang juga 1
2
menyediakan tempat sampah organik dan anorganik agar siswa-siswinya membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi, himbauan tersebut tidak diindahkan oleh siswanya. Oleh karena itu, dibutuhkan perlakuan lain agar siswa memiliki sikap peduli lingkungan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Pelaksanaan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 11 Semarang menunjukkan bahwa pencapaian hasil kognitif sudah cukup baik namun belum mengasah ketrampilan atau kemampuan lain siswa. Hal ini terlihat dari partisipasi siswa yang masih pasif di dalam kelas. Materi yang diberikan belum mampu mengaplikasikan pengetahuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata, serta belum adanya aplikasi materi pembelajaran pada kehidupan siswa sehingga siswa kurang kreatif dan terampil serta memiliki pola pikir yang monoton. Perilaku siswa menampilkan sikap yang belum sesuai dengan tujuan belajar dari materi usaha pelestarian lingkungan hidup. Pembelajaran IPS pada kompetensi dasar permasalahan lingkungan dan upaya penanggulanganya dalam kaitan pembangunan berkelanjutan terdapat sub materi yang usaha melestarikan lingkungan hidup. Tujuan dari materi usaha pelestarian lingkungan hidup adalah memberikan contoh usaha melestarikan lingkungan hidup. Usaha yang dapat dilakukan siswa dalam melestarikan lingkungan hidup adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Akan tetapi, masih banyak siswa di SMP Negeri 11 Semarang yang belum bisa melakukanya sehingga, kegiatan pembelajaran belum tercapai. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada
3
guru (teacher centered), konsep yang diajarkan masih berupa tulisan di papan tulis, lisan, gambar maupun video. Guru berperan mentransfer materi umum terkadangnya kurang melibatkan keaktifan siswa yang akhirnya siswa hanya menerima secara verbalisme dan sibuk mencatat materi yang disampaikan guru. Pembelajaran yang hanya menggunakan komunikasi satu arah dapat mengurangi keaktifan siswa di dalam kelas dan belum mampu merenkontruksi pengetahuan dalam dirinya. Oleh sebab itu, keadaan kelas siswa sering berisik atau asik dengan kegiatan sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Hal itu terjadi karena siswa merasa bosan dengan kegiatan belajar yang hanya mendengarkan ceramah saja tanpa memberikan pengalaman yang bermakna. Kegiatan pembelajaran masih
bersifat verbalistik dan teori abstrak
menurut Budimansyah (2003: 4), tidak memperdayakan siswa untuk mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkunganya, sehingga tidak dapat membangun pengetahuannya terhadap lingkungan sekitar (learning to know). Selain itu, siswa juga tidak mempunyai kesempatan untuk membangun kepercayaan diri (learning to be) maupun kemampuan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang beragam (learning to live together). Pada prinsipnya pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa. Pelaksanaan pembelajaran harus melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa menjadi aktif dan prestasi belajar siswa menjadi meningkat. Kenyataan yang ada di lapangan guru belum mau menerapkan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman nyata kepada
4
siswa, sehingga masih banyak siswa yang belum tertarik dengan pembelajaran khususnya IPS untuk materi geografi tentang lingkungan yang bisa memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Proses pengembangan penalaran dan kreativitas siswa tidak terlepas dari peran guru di kelas. Menurut Degeng dalam Wena (2009:2) guru sebagai komponen penting dalam tenaga kependidikan, harus mampu menyampaikan materi pelajaran dengan situasi pembelajaran efektif dan menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan guru dalam hal tersebut, berguna agar proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa menjadi pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pemahaman guru mengenai materi geografi dalam pelajaran IPS diperlukan melakukan pemilihan metode dan model pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran yang mengajak siswa berperan langsung di dalamnya
akan
menjadikan
pembelajaran
lebih
bermakna.
Melakukan
pengelolaan sampah sebagai kegiatan yang nyata dan melibatkan siswa secara langsung untuk melestarikan lingkungan hidup. Menurut Dale dalam pengalaman Dale (Dale’s Cone Experience) mengatakan “hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada didalam lingkungan kehidupan seseorang melalui benda tiruan sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan. Proses belajar dan mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”.
5
Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman. Oleh karena itu, melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara langsung berinteraksi dengan lingkungan akan memberikan kesan yang sesuai dengan pengalaman. Pembelajaran berbasis proyek mengolah sampah membuat siswa harus terlibat langsung untuk merencanakan proyek, mendesain proyek dan berpartisipasi membuat proyek. Di terapkan pembelajaran berbasis proyek akan menuntut siswa aktif dan kreatif. Belum terdapatnya wujud kegiatan usaha pelestarian lingkungan hidup di SMPN 11 Semarang menjadi penyebab kenapa ingin melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan hidup berupa kegiatan pengelolaan sampah pada kegiatan pembelajaran. Sampah yang dihasilkan baik dari tumbuhan berupa daun-daunan dan sampah plastik masih diletakkan dalam satu bak sampah. Untuk itu diadakan kegiatan pengelolaan sampah untuk memanfaatkan sampah yang dihasilkan dari SMPN 11 Semarang. UU RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang berbunyi “Masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan pemerintah
dan/atau pemerintah daerah”. Itu artinya bahwa
partispasi masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat dibutuhkan demi terwujudnya lingkungan yang baik sehat, bersih dan rapi. Tujuan dari kegiatan pengelolaan sampah yakni untuk mengajak peserta didik aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Pengelolan sampah dilaksanakan sebagai proyek dari kegiatan belajar. Proyek pengelolaan
sampah akan dilaksanakan dalam wujud dari
kegiatan belajar yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.
6
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengolah pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (Thomas 2000 dalam Wena 2009). Kerja proyek menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, sehingga memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Dengan model pembelajaran berbasis proyek siswa diberikan kesempatan merencanakan aktivitas mandiri dalam kegiatan kerja proyek. (Thomas 2000 dalam Wena 2009) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan pencapaian prestasi akademik, pemahaman yang mendalam terhadap bahan ajar dan meningkatkan motivasi belajar. Untuk itu peneliti melakukan peneltian berupa penelitian eksperimen dengan judul “ Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan Sampah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 11 Semarang Pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup”. 1.2.Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah pada kelas VIII di SMPN 11 Semarang tahun ajaran 2016/2017? 2. Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah terhadap hasil belajar siswa pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup?
7
1.3.Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini terdiri dari beberapa aspek yaitu: 1. Untuk
mengetahui
menggunakan
bagaimana
model
pelaksanaan
pembelajaran
berbasis
pembelajaran proyek
IPS
berupa
pengelolaan sampah pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup siswa SMPN 11 Semarang tahun ajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah terhadap hasil belajar siswa pada materi pelestarian lingkungan hidup siswa kelas VIII SMPN 11 Semarang tahun ajaran 2016/2017
1.4.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak, baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khusus di bidang pendidikan dan memberikan sumbangan untuk mengembangkan teori-teori yang bersangkutan dalam proses pembelajaran. 2) Manfaat Praktis Sebagai masukan untuk penyusun kebijakan oleh pihak yang berkompeten terutama dalam bidang kependidikan.
8
1.5.Batasan Istilah Berdasarkan pemilihan kata yang terdapat pada judul di atas, maka agar tidak terjadi salah tafsir terhadap istilah-istilah yang digunakan dan menghindari agar permasalahan yang dimaksud tidak menyimpang dari tujuan semula, maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut : 1). Efektivitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan efektivitas berasal dari kata efektif berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatknya, kesanya). Penelitian ini akan melihat efek dari model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah terhadap hasil belajar siswa. 2). Model pembelajaran berbasis proyek Model pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada guru untuk mengola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (Thomas, dkk dalam Wena 2009). 3). Pengeloaan Sampah Pengelolaan sampah (UU-18/2008): adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah dengan metode 3R dan pembuatan kompos.
9
4). Aktivitas belajar Menurut Sanjaya (2006 :174) aktivitas adalah segala perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja dirancang oleh guru untuk menfasilitasi kegiatan belajar siswa. Aktivitas dalam penelitian ini berupa perbuatan yang dilakukan siswa dalam kaitan pembelajaran, seperti bertanya, menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memperhatikan penjelasan, membaca sumber belajar, interaksi siswa dan membuat rangkuman/ catatan. 5). Hasil belajar Hasil belajar menurut Anni (2007:174) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar yang akan diteliti adalah kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR 2.1.Belajar dan Pembelajaran 2.1.1. Belajar Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Menurut Morgan dan kawan-kawan dalam Soekamto dan Winata Putra (1997:8) belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Definisi ini mencakup tiga unsur yaitu (1) belajar merupakan perubahan tingkah laku, (2) perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman. Perubahan yang terjadi pada tingkah laku karena unsur kedewasaan bukan belajar, dan (3) sebelum dikatakan belajar perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap pada waktu yang cukup lama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha seseorang yang melibatkan langsung dengan pengalaman sehingga, terbentuklah suatu perubahan tingkah laku baru yang dapat membantu seseorang dalam menyikapi hal baru.
10
11
2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Dalam belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Muhibbin Syah dalam bukunya, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakann menjadi golongan, yaitu: 1. Faktor Intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Faktor fisologis. Faktor ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apabila disertai dengan jasmani yang kurang sehat disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas. b. Faktor psikologis Muhinddin Syah dalam bukunya psikologi belajar menyebutkan, yang termasuk dalam faktor fsikologis, diantara nya adalah: motivasi, minat, dan bakat. Apabila seseorang memiliki motivasi, minat dan bakat maka ia akan terpacu untuk terus belajar. 2. Faktor Ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar siswa. Faktor ini terdiri dari lingkungan.
12
a. Faktor-faktor lingkungan Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Lingkungan sosial Faktor lingkungan sosial juga bisa berwujud manusia dan representasinya termasuk akan budayanya mempengaruhi proses belajar siswa. Lingkungan sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seseorang siswa. 2. Lingkungan non sosial Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa yang tak terhitung jumlahnya misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, (pagi, siang, atau malam), gedung sekolah atau letaknya, alat-alat sekolah yang digunakan siswa untuk belajar, tempat tinggal siswa dan letak tempat tinggal tersebut. 3. Faktor-faktor instrumental Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa 2.1.3. Pembelajaran Dimyati dan Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada persediaan sumber belajar”. Dalam proses pembelajaran akan terjadi interaksi. Guru menyampaikan materi kepada siswa yang memiliki kemampuan menangkap pelajaran yang berbeda-beda.
13
Ahmad Sugandi (2006:9) mendeskripsikan pembelajaran sebagai barikut: (1) usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si belajar (behavioristik); (2) cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari (kognitif); (3) memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuan (humanistik).
2.2.Model Pembelajaran Berbasis Proyek 2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Thomas, dkk, (dalam Wena, 2013:144) pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Widiyatmoko (2012:52) pembelajaran berbasis proyek merupakan model belajar yang sitematis, yang melibatkan siswa dalam belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian atau penggalian (inkuiri) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat berhati-hati. Menurut Buck Institute For Education (dalam Wena, 2013: 145) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik yaitu : 1. Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.
14
2. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya. 3. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil. 4. Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan. 5. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu. 6. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan. 7. Hasil akhir berupa produk dan di evaluasi kualitasnya. 8. Kelas memiliki atmosfir yang memberikan toleransi kesalahan dan perubahan. 2.2.2. Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas (dalam Wena 2013) pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu: 1. Prinsip sentralistis (centrality), menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi di mana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Dalam proses pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah strategi pembelajaran, siswa mengalami dan belajar konsep-konsep ini suatu disiplin ilmu melalui proyek. 2. Prinsip pertanyaan pendorong/penuntun (driving question) berarti bahwa kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan “ yang akan dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu. Kaitan antara pengetahuan konseptual dengan aktivitas
nyata
dapat
ditemui
melalui
pengajuan
pertanyaan
15
Blumemenfeld, dkk. 1991 (dalam Wena 2009) ataupun dengan cara memberikan masalah dalam bentuk definisi yang lemah menurut Stepien dan Gallagher, 1993 (dalam Wena 2009). 3. Prinsip investigasi konstruktif (contructive investigation) merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep dan resolusi. dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model. 4. Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihan sendiri, bekerja dengan supervisi, dan bertanggung jawab. 5. Prinsip realitis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti disekolah. Pembelajaran berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa, termasuk dalam memilih topik, tugas, peran konteks kerja, kolaborasi kerja, produk, pelanggan, maupun standart produknya. 2.2.3. Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Siswa dalam pembelajaran berbasis proyek diikutsertakan dalam kegiatan kelompok dan bekerja individu. Selanjutnya, aktivitas siswa dalam pembelajaran berbasis proyek dikelompokkan menjadi tiga kategori aktivitas individu, aktivitas dalam kelompok, dan aktivitas antar kelompok.
16
1. Secara individu Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam hal pendekatan belajar sampai pada penyelesaian tugas. Selama mengerjakan proyek, setiap siswa melaksanakan aktivitas seperti: menggambarkan aktivitas proyek dan mencari tugas yang akan dikerjakan, mengatur jadwal, mengorganisir materi pembelajaran, menata dokumen. 2. Dalam kelompok Ketika siswa belajar bekerja di dalam kelompok, para siswa harus belajar bekerja sama. Kerja sama berlangsung dalam wujud aktivitas dasar seperti: diskusi, melakukan editing dokumen secara bersama-sama. Sinkronisasi komunikasi lewat audio, video, atau text, menata dokumen kelompok, mengatur jadwal, peer assessment. Sebagian dari aktivitas ini dapat dilakukan bersama kelompok. 3. Antar kelompok Kelompok berbagi informasi dan pengetahuan dengan kelompok lain dapat diuraikan melalui beberapa contoh aktivitas ini yaitu presentasi dan memberikan kontribusi dalam forum diskusi. 2.2.4. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek Menurut The George Lucal Educational Foundation yang dikutip Sabar Nurohman (2007) dalam Sutriman (2013: 46), langkah-langkah Project Based Learning adalah sebagai berikut: 1.
Mulai dengan pertanyaan esensial
2.
Membuat desain rencana proyek
17
3.
Membuat jadwal
4.
Memantau siswa dan kemajuan proyek
5.
Menilai hasil
6.
Refleksi
Pada penelitian ini langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah yang akan dilakukan yaitu: 1. Mulai dengan pertanyaan Siswa diberikan pertanyaan oleh guru untuk memberikan contoh masalah lingkungan yang ada disekitar tempat tinggal. Permasalahan lingkungan yang akan dibahas adalah masalah sampah. Siswa diberikan kesempatan secara berkelompok untuk mencari masalah lingkungan tentang permasalahan sampah. 2. Membuat desain rencana proyek Siswa secara berkelompok mendiskusikan permasalahan sampah yang telah ditentukan lalu membuat desain rencana proyek. Proyek yang akan dikerjakan secara kelompok adalah membuat karya dengan memanfaatkan bahan bekas yang berasal sesuai dengan lokasi yang ditentukan. Selain, membuat karya siswa juga akan membuat poster dengan tema masalah lingkungan yaitu permasalahan sampah. Siswa secara kelompok mendesain rencana karya yang akan dibuat dari bahan bekas dan mendesain poster sesuai dengan tema. Membuat karya dari bahan bekas dan poster siswa akan dibimbing oleh guru untuk membuat kompos.
18
3. Membuat jadwal. Secara bersama guru dan siswa
berkelompok siswa membuat jadwal
kapan menyelesaikan proyek membuat karya dari bahan bekas dan poster. Dalam membuat jadwal guru mengarahkan untuk 1) Kapan siswa akan melakukan observasi ke lokasi yang telah ditentukan 2) Membuat laporan hasil observasi 3) Menentukan karya dari bahan bekas sesuai lokasi dan poster 4) Membuat karya dari bahan bekas dan poster 5) Menyelesaikan laporan sesuai dengan lembar kerja yag dibagikan guru 4. Memantau siswa dan kemajuan proyek Guru akan memantau siswa dalam pengerjaan proyek yaitu membuat karya dari bahan bekas dan poster. Pemantauan tersebut dilakukan dengan setiap kelompok melakukan diskusi hasil observasi. Diskusi yang dilakukan akan melihat perkembangan dari tugas proyek yang diberikan. 5. Menilai hasil Penilaian akan dilakukan saat persentasi. Hasil menampilkan
tingkat
menyelesaikan laporan.
pemahaman
siswa
secara
persentasi akan
berkelompok
dalam
19
6. Refleksi Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi secara individu maupun kelompok.
2.3.Pengelolaan Sampah 2.3.1. Pengertian Sampah Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Undang-Undang UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan. 2.3.2. Jenis-Jenis Sampah Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beranekaragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya. Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :
20
1. Sampah Organik Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa- sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. 2. Sampah Anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi: sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. (Gelbert, 1996:97-99). 2.3.3. Pengertian Pengelolaan Sampah Menurut Chandra, (Budiman 2006) dalam Darmawan (2013) pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan juga ada yang negatif. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sitematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (UU18/2008) Pengaruh positif dari pengelolaan sampah ini terhadap masyarakat dan lingkungan, antara lain :
1. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawarawa dan dataran rendah
21
2. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk 3. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah terhadap ternak. 4. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga atau binatang pengerat 5. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah 6. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat 7. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat 8. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain. Techobanoglous (1997) dalam Darmawan (2013) mengatakan pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbunan,
penyimpanan
(sementara),
pengumpulan,
pemindahan
dan
pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik (engineering), perlindungan alam (coservation), keindahan dan pertimbangan lingkungan lainnya dan juga pertimbangan sikap masyarakat.
22
Menurut Cunningham (2004) dalam Darmawan 2013 tahap pengelolaan sampah modern terdiri dari 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebelum akhirnya dimusnahkan atau dihancurkan. 2.3.4. Metode Pengolahan Sampah 2.3.4.1.Penerapan Prisip 3-R, 4-R atau 5-R Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah Replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan Replant (menanam kembali). Penanganan sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah. 1. Reduce Prinsip Reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin melakukan minimalisasi barang atau material yang digunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Menurut Suyoto (2008) dalam Darmawan (20013) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program Reduce: 1) Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar
23
2) Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lain 3) Gunakan baterai yang dapat di charge kembali 4) Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan 5) Ubah pola makan (pola makan sehat: mengkonsumsi makanan segar, kurangi makanan kaleng/instan) 6) Membeli barang dalam kemasan besar (versus kemasan sachetmembeli barang dengan kemasan yang dapat di daur ulang (kertas, daun dan lain-lain) 7) Bawa kantong/tas belanja sendiri ketika berbelanja 8) Tolak penggunaan kantong plastik 9) Gunakan rantang untuk tempat membeli makanan 2.
Reuse Prinsip Reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin memilih barang-
barang yang bisa dipakai kembali. Menghindari pemakaian barang-barang yang hanya sekali pakai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Menurut Suyoto (2008) dalam Darmawan (2013) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program Reuse: 1) Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang 2) Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) 3) Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
24
4) Plastik kresek digunakan untuk tempat sampah 5) Kaleng/baskom besar digunakan untuk pot bunga atau tempat sampah 6) Gelas atau botol plastik untuk pot bibit, dan macam-macam kerajinan 7) Bekas kemasan plastik tebal isi ulang digunakan sebagai tas 8) Styrofoam digunakan untuk alas pot atau lem 9) Potongan kain/baju bekas untuk lap, keset, dan lain-lain 10) Majalah atau buku untuk perpustakaan 3. Recycle Prinsip Recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Menurut Suyoto (2008) dalam Darmawan (2013) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program Recycle: 1) Mengubah sampah plastik menjadi souvenir 2) Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos 3) Mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan miniatur 4. Replace Prinsip Replace dilakukan dengan cara lebih memperhatikan barang yang digunakan sehari-hari. Mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Prinsip ini
25
mengedepankan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti mengganti kantong plastik dengan keranjang saat berbelanja, atau hindari penggunaan styrofoam karena banyak mengandung zat kimia berbahaya. 5.
Replant Prinsip Replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau
lingkungan sekitar baik lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-lain. Penanaman kembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang diolah dari sampah. 2.3.4.2.Pengomposan Kompos merupakan hasil fermentasi dari bahan-bahan organik sehingga berubah bentuk, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Pengomposan merupakan proses penguraian bahan-bahan organik dalam suhu yang tinggi sehingga mikroorganisme dapat aktif menguraikan bahan-bahan organik sehingga dapat dihasilkan bahan yang dapat digunakan tanah tanpa merugikan lingkungan (Santoso, 2009). Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara
biologis,
khususnya
oleh
mikroba–mikroba
yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat (Hasim & Hedianto, 2010:71). 2.3.4.2.1. Manfaat Kompos Manfaat kompos dapat dirasakan oleh berbagai aspek, yaitu (Hasim & Hedianto, 2010:72):
26
1.
Aspek Lingkungan: 1) Mengurangi polusi udara karena pembakaran sampah. 2) Mengurangi kebutuhan lahan untuk menimbun 3) Memperpanjang umur TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
2.
Aspek Pertanian: 1) Meningkatkan kesuburan tanah 2) Memperbaiki struktur dan karakristik tanah. 3) Meningkatkan kapasitas serap air. 4) Meningkatkan aktivitas mikroba dan cacing dalam tanah. 5) Meningkatkan kwalitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen). 6) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman. 7) Menekan pertumbuhan atau serangan penyaki tanaman. 8) Meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah. 9) Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
3.
Aspek ekonomi: 1)
Menghemat biaya transportasi/penimbunan limbah
2)
Mengurang volume/ukuran limbah.
3)
Memiliki nilai jual lebih tinggi daripada bahan asalnya.
4)
Membuka lapangan pekerjaan bila dikelola secara profesional.
2.3.4.2.2. Bahan – bahan Yang Dapat Dijadikan Kompos Hampir semua bahan organik dapat dijadikan bahan utama untuk membuat kompos, seperti (Hasim & Hedianto, 2010:73):
27
1) Limbah organik pertanian, contohnya sisa hasil panen, batang ranting tanaman, daun – daunan, dan jerami. 2) Sampah rumah tangga, contohnya sisa sayuran dan makanan. 3) Limbah pasar, contohnya sayur–sayuran dan buah–buahan busuk. 4) Limbah ternak, contohnya kotoran dan sisa pakan. 5) Limbah industri yang organik, contohnya serbuk gergaji, ampas tebu, limbah pengolaan tepung kanji, kelapa sawit dan lain sebagainya. Sedangakan tempat untuk membuat kompos dapat dibuat menggunakan drum bekas, dus bekas yang sebelumnya telah dilapisi plastik atau karung, ember bekas, atau bisa dengan menggali lubang di pekarangan rumah. Tetapi ada juga keranjang – keranjang yang khusus dibuat untuk membuat kompos agar hasilnya maksimal. 2.3.4.2.3. Prosedur Pembuatan Kompos Agar mendapatkan kompos yang baik, ada prosedur yang harus dilaksanakan dengan cermat, yaitu (Hasim & Hedianto, 2010:75): 1) Pemilahan sampah Sampah haruslah dipisahkan antara sampah organik (bahan dasar kompos) dan anorganik (plastik, kaca, kaleng). Kualitas kompos yang baik adalah kompos yang tidak tercampur dengan sampah anorganik, karena jika tercampur dengan sampah anorganik hasilnya tidak akan maksimal.
28
2) Pencacahan bahan organik Sampah organik dicacah atau dipotong–potong sehingga menjadi bagian– bagian yang lebih kecil, proses ini dilakukan agar sampah dapat dengan mudah dan cepat terurai menjadi kompos. 3) Penyusunan Penyusunan bahan dasar kompos bisa bervariasi, bahan dasar kompos biasanya disusun dengan komposisi sampah organik sebagai bahan dasar sebanyak 70–80 persen, tanah 10–15 persen dan bahan tambahan 10–15 persen, bahan tambahan ini dapat berupa gabah, dedak, kotoran ternak atau kompos yang sudah jadi sebelumnya. 4) Pencampuran/pengadukan Proses ini dilakukan setiap satu minggu sekali, dengan cara membalikkan sampah yang ada pada lapisan bawah ke bagian atas kemudian mengaduknya hingga rata. Hal ini berguna untuk membuang panas berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam tumpukan, meratakan proses pelapukan, meratakan pemberian air dan membantu menghancurkan bahan organik secara efektif. 5) Penyiraman Tumpukan kompos harus terjaga dalam kondisi kelembaban yang cukup, maka dari itu dilakukanlah proses penyiraman ketika tumpukan kompos terlalu kering. Cara mengecek kelembaban kompos hanya dengan menggenggamnya, jika ketika diperas tidak mengeluarkan air maka tumpukan bahan kompos tersebut harus disiram air secukupnya. Menyiram menggunakan air cucian beras akan lebih baik karena dapat menambah unsur glukosa dalam kompos.
29
6) Pematangan Proses pematangan kompos beragam tergantung bahan dasar organik pembuat kompos, cuaca dan pengolahan yang dilakukan. Proses pematangan berkisar antara 20–40 hari dengan menggunakan aktivator, sedangkan sekitar 2–6 bulan jika ditimbun secara alami. Ketika tumpukan bagian atas terlihat mulai lapuk, volume sampah akan menyusut kurang lebih 30–40 persen dari volume awal dan kompos berwarna kehitaman, jika ciri–ciri kompos yang baik sudah terlihat maka kompos sudah siap di panen. 7) Penyaringan Proses penyaringan dilakukan untuk memisahkan antara bahan jadi dengan bahan yang belum terurai. 8) Kompos siap digunakan Kompos yang baik adalah kompos yang terurai dengan sempurna, tidak berbau den berwarna coklat kehitaman seperti tanah juga berefek baik jika diaplikasikan pada tanah.
2.4.
Kajian Teoritis Hubungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pengolahan Sampah Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) mengartikan sampah sebagai benda
yang dibuang karena tidak terpakai dan tidak dapat digunakan lagi. Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi, baik oleh negaranegara berkembang maupun negara-negara maju di dunia. Masalah sampah
30
merupakan masalah yang umum dan telah menjadi fenomena dengan titik perbedaanya terletak pada seberapa banyak sampah yang dihasilkan. Permasalahan sampah yang tidak akan pernah habisnya untuk dibahas. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan penimbunan sampah. Sampah dari waktu ke waktu terus bertambah tidak disesuaikan dengan kegiatan pengurangan sampah. Banyak cara untuk menggurangi sampah tetapi, yang sadar dan mau melakukannya masih sedikit. Kurangnya kesadaran seseorang untuk berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan sampah tidak pernah selesai. Kesadaran yang kurang dikarenakan kegiatan tersebut bukan hal yang terbiasa dilakukan. Merubah kebiasaan seseorang untuk berprilaku sadar terhadap lingkungan bisa saja diterapkan dalam kegiatan belajar di kelas. Seperti menurut Crow &Crow (1995) dalam Hamzah dan Nurdin 2014 belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru. Dari pendapat tersebut dapat dijadikan bahwa perilaku seseorang dapat berubah dengan adanya belajar. Menurut Gage dan Berliner Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Belajar dapat dilakukan baik di kelas maupun di luar kelas. Untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan dan sikap baru biasanya dihasilkan dari proses belajar. Supaya proses berlajar berjalan dengan baik dan kreatif, jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri aturanya (termasuk konsep, teori, dan defenisi) dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, guru selain sebagai pendidik, pembimbing, dan pengarah serta nara sumber pengetahuan juga motivator yang bertanggung jawab atas keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Dengan
31
kata lain, guru sebagai pendidik selain harus mampu menciptakan suatu proses pembelajaran yang kondusif dan bermakna. Dalam kegiatan pembelajaran yang kondusif maka salah satu hal yang dilakukan adalah merencanakan kegiatan pembelajaran secara matang. Merencanakan kegiatan pembelajaran yaitu dengan memilih model pembelajaran yang akan dipakai saat melakukan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan supaya tujuan pembelajaran dapat terlaksana. Dalam menciptakan kebiasaan-kebiasaan dan perubahan sikap sebagai hasil belajar maka pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran berbasis proyek . Menurut Buck Institute For Education (2003) dalam (Sutirman 2013: 43) pembelajaran berbasis proyek adalah suatu metode pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan ketrampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan bisa dengan memanfaatkan sampah menjadi barang yang lebih berguna. Memanfaatkan sampah sama dengan melakukan pengolahan sampah yang dapat mengurangi penimbunan sampah dan berdampak pada kebersihan lingkungan. Menurut Reksosoebroto (1985) dalam Efrianof (2001) dalam Darmawan (2013) pengelolaan sampah sangat penting untuk mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan sehat, dengan demikian sampah harus dikelola dengan sebaikbaiknya sedemikian rupa sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Kegiatan mengelola sampah yang dilakukan sebagai contoh kegiatan untuk menjaga kelestarian lingkungan dapat mengubah perilaku siswa
32
dalam memandang sampah. Hasil perubahan perilaku siswa dalam memanfaatkan sampah merupakan proses dari pembelajaran berupa pengelolaan sampah menjadi barang yang bernilai .
2.5.Aktivitas Belajar Menurut Sardiman (2001:4) belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Berdasarkan pendapat Sardiman ini, dapat diartikan bahwa dalam kegiatan kedua aktivitas saling berhubungan atau harus selalu terkait untuk berlangsungnya aktivitas belajar yang optimal. Dengan kata lain, keterlibatan dan keberhasilan seseorang dalam aktivitas belajar yang optimal tidak hanya ditentukan oleh kemampuan kecerdasannya, tetapi juga harus melibatkan fisik dan mental secara bersama-sama dalam aktivitas belajar tersebut. Menurut Slameto (2003:10) bagi sebagian orang aktivitas belajar sering dirasakan sebagai sesuatu yang membosankan, tidak menarik, bahkan pada beberapa siswa dinilai sebagai mencemaskan. Adanya perasaan cemas, takut, dan khawatir akan menghambat terjadinya proses berpikir dan daya ingat yang baik. Beberapa ahli menemukan kecemasan yang berlebihan dapat mengganggu bekerjanya kemampuan mental yang disebut working memory, sehingga informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan tidak mampu dikeluarkan dalam ingatan kita. Sehubungan dengan hal tersebut, guru berperan dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif sehingga siswa tidak mengalami
33
ketegangan dalam aktivitas belajar sehingga terjalin suatu hubungan (kedekatan emosional) selama terjadinya aktivitas belajar. Prof B. Diedrich (Sardiman, 2004:100) menggolongkan aktivitas belajar siswa dapat menjadi delapan meliputi: 1. Visual Aktivities, yang termasuk di dalamnya ini membaca, mempraktekkan, demontrasi, percobaan. 2. Oral Aktivities, seperti: menyatukan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi. 3. Listening Aktivities seperti: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing Aktivities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket 5. Drawing Aktivities, seperti: menggambar, membuat grafis, peta diagram. 6. Motor Aktivities, seperti: melakukan aktivitas, membuat konstruksi, metode, permainan, berkebun, berternak 7. Mental Aktivities, seperti: memecahkan soal, menganalisis, mengingat, mengambil keputusan. 8. Emotional Aktivities, seperti: merasa bosan, bergembira, bersemangat, berani, tenang, gugup. Dengan demikian aktivitas pembelajaran di sekolah sangat bervariasi. Guru hendaknya dapat memotivasi peserta didik agar aktivitas dalam pembelajaran dapat optimal. Proses belajar akan lebih dinamis dan tidak membosankan.
34
Moetesory (Sardiman, 2004:95) berpendapat bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan guru hanya memberikan bimbingan dan perencanaan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh siswa. Dari pandangan tersebut siswa harus aktif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hal tersebut di atas dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berjalan dengan baik.
2.6.Hasil Belajar Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Keunikan tersebut disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda. Perubahan-perubahan dalam aspek itu menjadi hasil belajar dari proses belajar. Perubahan perilaku hasil belajar itu merupakan perubahan perilaku yang relevan dengan tujuan pengajaran. Oleh karenanya, hasil belajar dapat berupa perubahan dalam kemapuan kognitif, afektif, psikomotorik, tergantung dari tujuan pengajaran. Hasil belajar seringkali digunakan untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap
35
tujuan-tujuan intruksional.
Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi
tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Winkel, 1996: 224 dalam Purwanto 2008). Bloom (dalam Sudjana 2009) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. a. Ranah kognitif Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: 1) Pengetahuan (knowledge) Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan dalam membuat kalimat. 2) Pemahaman Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan sesuatu masalah atau pertanyaan. 3) Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang
36
menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau ketrampilan. 4) Analisis Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. 5) Sintesis Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana menyatukan unsur-unsur menjadi integritas. 6) Evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dll. b. Ranah afekif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. c. Ranah psikomotoris Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
37
2.7.Pembelajaran Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup Menurut Dimayanti Mujiono (1999:297) Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Pada pembelajaran usaha pelestarian lingkungan hidup memiliki tujuan yakni kegiatan yang dapat menciptakan suatu contoh atau tindakan yang dapat dijadikan sebagai usaha pelestarian lingkungan hidup. Pembelajaran usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan model pembelajaran berbasis proyek sebagai wujud dari tindakan usaha pelestarian lingkungan hidup. Usaha pelestarian lingkungan hidup terdapat berbagai contoh tindakan pelestarian lingkungan hidup. Pada materi pelestarian lingkungan hidup meliputi sebagai berikut: Pembelajaran kompetensi
dasar
usaha 1.3
pelestarian
berisikan
lingkungan
tentang
hidup
mendeskripsikan
terdapat
pada
permasalahan
lingkungan hidup dan upaya penanggulangan dalam pembangunan berkelanjutan. Materi yang digunakan peneliti dalam pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah terdapat pada sub materi usaha pelestarian lingkungan hidup. Tujuan kegiatan pembelajaran dari materi mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup adalah mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan cara penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan. Tetapi, untuk penelitian ini hanya dilakukan sampai pada permasalahan lingkungan dan cara penanggulangannya yang ditetapkan dalam sub materi usaha melestarikan lingkungan hidup.
38
Materi usaha pelestarian lingkungan hidup memiliki tujuan pembelajaran yaitu memberikan contoh usaha pelestarian lingkungan hidup. Materi
usaha
pelestarian lingkungan hidup meliputi: Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991. Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini. 1.
Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.
39
2.
Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
3.
Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.
4.
Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.
5.
Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.
Menurut Fattah dkk, (2008:72). Beberapa yang dapat dilakukan dalam usaha pelestarian lingkungan hidup sebagai pelajar, antara lain sebagai berikut: 1. Menghemat penggunaan kertas dan pensil 2. Membuang sampah pada tempatnya 3. Melakukan kegiatan daur ulang 4. Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang 5. Menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM, serta 6. Menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan rumah tinggal. 7. Melakukan kegiatan pengolahan sampah atau limbah Peneliti mengajukan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah karena sangat cocok untuk materi usaha pelestarian lingkungan hidup. Materi pelestarian lingkungan hidup yang memiliki tujuan memberikan contoh
40
usaha pelestarian lingkungan hidup sangat sesuai dengan kegiatan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah. Karena, kegiatan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah mengajak siswa untuk melakukan pengelolaan sampah sebagai hasil proyek kegiatan belajar di kelas. Kegiatan pengelolaan sampah dilakukan untuk memberikan contoh usaha yang nyata dilakukan siswa sebagai usaha pelestarian lingkungan hidup dilingkungan sekolah. Oleh sebab itu, melalui kegiatan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah tujuan pembelajaran dalam memberikan contoh usaha pelestarian lingkungan hidup terlaksana.
2.8.
Hubungan Pendekatan Geografi dengan Pembelajaran IPS pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajari fenomena geosfer
dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Pembelajaran IPS di SMP adalah pembelajaran secara terpadu, dimana terdapat materi geografi yang membahas tentang lingkungan. Materi lingkungan di dalam Lingkup geografi terdapat pada pendekatan geografi yaitu pendekatan lingkungan. Pendekatan kelingkungan merupakan pendekatan yang tidak membahas antara mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam tetapi juga dikaitkan dengan (1) fenomena yang di dalamnya meliputi fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan
41
lingkungan. Pembelajaran IPS pada materi lingkungan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu ide untuk membangkitkan kesadaran lingkungan dalam diri siswa. Noelaka
(1991),
menyatakan
bahwa
kesadaran
adalah
keadaan
tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, dalam hal ini terhadap lingkungan hidup dan terlihat pada perilaku dan tindakan masing-masing individu. Menurut Emil Salim (1982) kesadaran lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari pada itu semua membangkitkan kesadaran lingkungan manusia Indonesia khususnya pemuda masa kini untuk mencintai tanah dan air untuk membangun tanah air Indonesia yang adil, makmur serta utuh lestari. Selanjutnya dikatakan bahwa sadar lingkungan ini mendorong pribadi manusia untuk hidup serasi dengan alam dan dengan begitu menumbuhkan rasa religi dan gandrung akan kasih Allah yang sesungguhnya tertulis pada alam dan isi bumi ini. Pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah sangat sesuai dengan pendekatan geografi dalam upaya menumbuhkan kesadaran seseorang terhadap lingkungan dan sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran dari materi lingkungan hidup yaitu memberikan contoh tindakan untuk melestarikan lingkungan.
42
2.9.Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Deskripsi dari penelitian yang relevan di dalam tabel adalah sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Mukh Farid, J.A Pramukantoro
Yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standart Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital di SMKN 2 Surabaya” pada jurnal tahun 3013. Memperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar pada standart kompetensi menerapkan dasar-dasar teknik digital di SMKN 2 Surabaya. Berdasarkan jurnal tersebut dapat dijadikan acuan dalam peneltian ini, karena kesimpulannya
memperjelas
bahwa
dengan
menggunakan
model
pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek sudah banyak yang meneliti, salah satunya oleh I made Wirasana Jagantara dkk. Pada tahun 2014. Dengan judul jurnal “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa.
SMA”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengkaji perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung ditinjau dari gaya belajar siswa. Hasil penelitiannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar biologi antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran langsung.
43
Berdasarkan tujuan dan hasil dari jurnal tersebut dapat diambil sebagai acuan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar . 3. Penelitian yang dilakukan oleh N.W. Amanda dkk pada jurnal tahun 2014. Dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau dari Self Efficacy Siswa” . Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis proyek dan siswa mengikuti model pembelajaran konvensional. Berdasarkan jurnal tersebut dapat dijadikan acuan sebagai alasan kenapa memilih model pembelajaran berbasis proyek, karena hasil penelitian jurnal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Indah Retno Susilowati dkk. Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia” pada tahun 2013. Hasil penelitiannya
menunjukkan
bahwa
pembelajaran
berbasis
proyek
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa materi sistem pencernaan. Hasil penelitian ini juga diacukan sebagai alasan dalam penelitian ini bahwa pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa . 5. Penelitian yang dilakukan oleh Sudewi I.G.A dkk pada tahun 2013. Jurnal dengan
judul
“Penerapan
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
untuk
44
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa Pada Kelas X Multimedia 3 SMKN Sukasada”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Pembelajaran IPS di kelas X MM3 SMKN 1 Sukasada menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang dapat menimbulkan keaktifan siswa di kelas. Siswa yang aktif menunjukkan adanya aktivitas belajar dikelas sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Bahwa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan aktivitas belajar dikelas dan meningkatkan hasil belajar siswa.
45
2.11.Kerangka Berfikir Latar belakang 1. Sikap kurang peduli lingkungan 2. Pembelajaran berbasis teacher centered 3. Tujuan pembelajaran tidak tersampaikan 4. Siswa yang kurang aktif 5. Tidak ada kegiatan usaha pelestarian lingkungan
Model Pembelajaran konvensional
Proyek Berupa Pengelolaan Sampah
Diskusi, Persentasi.
1. Siswa lebih aktif 2. Pengetahuan siswa tidak hanya berasal dari guru 3. Menghasilkan produk
Ceramah, Persentasi dan Menyelesaikan Tugas-tugas dari Guru 1. Siswa kurang aktif 2. Pengetahuan berpusat pada guru 3. Menyelesaikan tugas/ laporan
Gambar 3.1. Kerangka Penelitian
2.12.Hipotesis Berdasarkan dari kerangka berfikir di atas maka disusun suatu hipotesis yaitu “ Ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan dikenai generalisasi dari penelitian tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 11 Semarang tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 256 siswa yang terdiri dari 8. Kelas VIII yang terdiri dari kelas VIII-A, VIII-B, VIII-C, VIII-D, VIII-E, VIII-F, VIII-G, dan VIII-H. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 3.1 Tabel 3. 1. Rincian siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang No
Kelas
Jumlah
1. 2. 3. 4 5 6 7 8
VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H
32 Siswa 32 Siswa 32 Siswa 34 Siswa 34 Siswa 32 Siswa 32 siswa 32 Siswa
Jumlah
256
Sumber : Data sekunder 2016
3.2. Sampel dan Teknik Sampling Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Pertimbangan yang menjadi alasan pengambilan sampel diambil adalah sebagai berikut :
46
47
1) Kegiatan pengelolaan sampah sesuai dengan materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan mata pelajaran IPS kelas VIII SMP untuk memberikan contoh usaha pelestarian lingkungan. 2) Kondisi fasilitas kelas sama dengan memiliki LCD di dalam kelas. 3) Kelas VIII D dan VIII E mempunyai tingkat kognitif siswa yang sama. 4) Kelas VIII D dan VIII E mempunyai guru pengampu yang sama. 5) Kelas VIII D dan VIII E memilki jam pelajaran IPS yang sama Penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling yaitu pengambilan sampel penelitian berupa kelompok yang dilakukan secara acak dengan populasi yang ada terbagi dalam memiliki homogenitas dan kesamaan rata-rata yang sama. (Sugiyono, 2010:118). Kelas yang menjadi kelas eksperimen adalah VIII E dengan kelas berjumlah 34 orang dan kelas kontrol adalah VIII D.
3.3. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:61). Variabel dalam penelitian ini adalah :
48
1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS model pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran IPS Geografi materi lingkungan hidup, dengan sub variabel: a). Keaktifan mendengarkan penjelasan guru b). Keaktifan siswa selama proses pembelajaran c). Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dari guru 2. Kinerja Guru 3. Hasil belajar Hasil belajar pada penelitian yang dilakukan adalah meliputi: 1) Hasil belajar kognitif 2) Hasil belajar afektif 3) Hasil belajar psikomotorik 4. Kegiatan pengelolaan sampah 1) Kegiatan 3R 2) Kegiatan composting
3.4. Desain Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 11 Semarang dengan sampel penelitian siswa kelas VIII D dan VIII E. Metode yang digunakan adalah True Ekperimental Design (ekperimen yang betul-betul). Dalam penelitian ini peneliti dapat mengontrol semua variabel yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Maka, eksperimen dipilih dalam penelitian ini karena mengukur efektivitas model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa. Kedua kelas yang termasuk dalam sampel dibagi menjadi dua kelompok, kelompok eksperimen kelas VIII E dan kelompok kontrol kelas VIII D.
49
Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa materi usaha pelestarian lingkungan hidup kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang. Adanya kelompok pembanding atau kelompok kontrol akibat yang diperoleh dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan (Arikunto, 2006). Pada dasarnya kedua kelompok ini terdapat dua tahap pelaksanaan kegiatan yakni proses pembelajaran dan tes evaluasi. Dalam proses pembelajaran kelompok eksperimen, guru menggunakan model pembelajaran berbasis proyek Sedangkan pada kelas kontrol dilakukan proses pembelajaran yang konvensional. Waktu yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran dari kedua kelompok relatif sama yaitu 8 jam pelajaran inti dan 1 jam pelajaran untuk tes evaluasi. Alokasi waktu tiap jam pelajaran adalah 40 menit. Adapun desain penelitian pada dua kelas dapat dilihat pada table 3.2. Tabel 3. 2 Pretest-Postest Control Group Design Kelompok
Pretest
Perlakuan Pelaksana
Posttest
kelompok eksperimen
T1
X
P
T2
kelompok kontrol
T1
Y
P
T2
Keterangan X
= Model pembelajaran berbasis proyek
Y
= Model pembelajaran konvensional
P
= Peneliti
T1
= Pretest
T2
= Posttest
50
Pada desain penelitian ini terdapat Pre Test, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan, Sugiyono (2012:110111). Perlakuan eksperimen dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model berbasis proyek. 3.4.1. Tahap Penelitian 3.4.1.1.Tahap Persiapan Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal lokasi tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian sebagai observasi awal. Kegiatanya berupa: 1) Melakukan observasi untuk mengetahui kondisi sekolah dan pengajaran IPS 2) Meminta data mengenai profil dan kondisi sekolah, serta data siswa dan data nilai ulangan harian kelas VIII 3) Menentukan kelas yang dijadikan kelas uji coba soal instrumen dan kelas eksperimen serta kelas kontrol 4) Menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) disusun pada setiap Kompetensi Dasar (KD). RPP. 5) Metode pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran yang digunakan adalah menggunakan model pembelajaran proyek berupa pengelolaan sampah pada kelompok eksperimen dan model konvensional pada kelompok kontrol pada materi usaha pelesatarian lingkungan hidup.
51
6) Mengujicobakan instrumen soal tes pada siswa. 7) Menganalisis data hasil tes uji coba untuk mengetahui validitas, realibitas, dan taraf kesukaran soal. 3.4.1.2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran 1) melakukan pretest
kepada kelas yang menjadi sampel untuk
melihat hasil belajar sebelum diberi perlakukan 2) pemberian perlakuan kepada kelas yang menjadi sampel penelitian yaitu pembelajaran yang menggunakan model berbasis proyek berupa pengelolaan sampah 3) selama proses pembelajaran berlangsung, obervasi terhadap aktivitas belajar dilakukan oleh guru pamong mahasiswa (selain peneliti) 4) Melakukan Post Test kepada kelas yang menjadi sampel. 5) Menganalisis hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa. 4.3.1. 3.Tahap Pasca Penelitian Pada tahap ini data yang diperoleh dilapangan kemudian dianalisis, selanjutnya hasil data disajikan dalam bentuk laporan yang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
52
Observasi
Menyusun bahan pembelajaran
Menyusun instrumen penelitian Tidak Valid Ya Eksperimen
Lapangan
Kontrol
pretest Pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek
Tes evaluasi
Melakukan observasi ranah afektif dan aktivitas belajar selama proses pembelajaran berlangsung
Pasca lapangan
Analisis dan pengujian Pembuatan laporan Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional
Tes evaluasi
53
3.5. Alat dan Teknik Pengumpulan Data Data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sumber data, metode pengumpulan data dan teknik pengumpulan data. 3.5.1 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah dari siswa dan guru. 3.5.2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian (Arikunto, 1998:21) dalam memperoleh data digunakan beberapa metode pengumpulan data, dimana masing-masing metode tidak berdiri sendiri melainkan saling mendukung dan saling melengkapi hasil temuan dari metode lainnya. Menurut Arikunto (2010:262) instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Dalam peneltian ini, metode dan instrumen penelitian yang digunakan adalah: 3.5.2.1.Metode Dokumentasi Arikunto (1998: 149) mengemukakan bahwa dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data awal sebelum penelitian dan data setelah penelitian. Data awal diperoleh hasil observasi awal yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VIII yang mengajar pada kelas penelitian. Data awal sebelumnya adalah diantaranya data rata-rata hasil belajar peserta didik tahun sebelumnya pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup sedangkan data setelah penelitian adalah data hasil belajar peserta didik dan data
54
aktivitas belajar peserta didik setelah pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah. 3.5.2.2.Tes Menurut Arikunto (2006: 150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur pada aspek kognitif atau pemahaman siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode tes yang digunakan adalah pre test dan post test. Bentuk tes yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda Pre Test dan Post Test. Pre Test diberikan sebelum eksperimen dilakukan dan pembelajaran dilakukan. Dan Post Test diberikan setelah siswa diberikan perlakuan. 3.5.2.3.Observasi Obervasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati (Nana Sudjana, 2009:84). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan strategi obeservasi partisipan sehingga siswa dan penilai sama-sama melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing Hadiwinarto, 2010:69). Lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis proyek diterapkan oleh peneliti, terhadap aktivitas belajar siswa saat kegiatan pembelajaran pelestarian lingkungan hidup.
55
3.5.2.4.Angket Angket atau kusioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memproleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, dkk., 2006:151). Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. 3.5.3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah: 1) Data pelaksanaan proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara mendiskripsikan proses pembelajaran dan penilaian berdasarkan data kinerja guru dan aktivitas belajar siswa yang diperoleh melalui observasi selama pembelajaran berlangsung. Serta ketertarikan siswa terhadap pelaksanaan diambil menggunakan angket tanggapan siswa. 2) Data hasil belajar kognitif diperoleh dari tes evaluasi Post Test dan data hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh melalui observasi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilaksanakan selama pembelajaran dan dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS dan rekan peneliti.
3.6. Uji Coba Instrumen 3.6.1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002:144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data
56
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk mengetahui validitas empiris, diuji dengan menggunakan rumus corelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Arikunto, 2009:72) sebagai berikut:
keterangan rxy
: koefisien korelasi skor butir soal dan skor total
N
: Banyaknya subyek
∑X
: Banyaknya butir soal
∑Y
: Jumlah skor total
∑XY
: Jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total
∑X2
: Jumlah kuadrat skor butir soal
∑Y2
: Jumlah kuadrat skor total ( Arikunto, 2009:72)
Uji coba validitas soal dilaksanakan pada kelas luar sampel yaitu kelas dilakukan dikelas IX.C. Berdasarkan hasil analisis uji coba instrument dapat diketahui bahwa dari 40 item soal pilihan ganda yang telah diuji cobakan pada 32 siswa dan dianalisis menggunakan uji kevaliditasan, 21 soal diantaranya termasuk dalam soal valid dikarenakan soal tersebut memiliki rxy lebih besar dari pada rtabel
57
sedangkan 19 soal lainnya tidak valid karena rxy lebih kecil dari pada rtabel. Butir soal yang tergolong valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3. 3 Analisis Validitas Soal Item Soal
rxy
rtabel
Kriteria
No
Item Soal
rxy
rtabel
Kriteria
No 1
Item soal 1
0,61
0,339
Valid
21
Item soal 21
0,64
0,339
Valid
2
Item soal 2
0,53
0,339
Valid
22
Item soal 22
0,54
0,339
Valid
3
Item soal 3
0,31
0,339
Tidak
23
Item soal 23
0,72
0,339
Tidak
4
Item soal 4
0,48
0,339
Valid
24
Item soal 24
0,30
0,339
Tidak
5
Item soal 5
0,47
0,339
Valid
25
Item soal 25
0
0,339
Tidak
6
Item soal 6
0,62
0,339
Valid
26
Item soal 26
0,38
0,339
Tidak
7
Item soal 7
0,09
0,339
Tidak
27
Item Soal 27
0,50
0,339
Valid
8
Item soal 8
0,02
0,339
Tidak
28
Item soal 28
0,47
0,339
Valid
9
Item soal 9
0,05
0,339
Tidak
29
Item soal 29
0,45
0,339
Valid
10
Item soal 10
0,46
0,339
Valid
30
Item soal 30
0,11
0,339
Tidak
11
Item soal 11
0,15
0,339
Tidak
31
Item soal 31
0,63
0,339
Valid
12
Item soal 12
0,48
0,339
Valid
32
Item soal 32
0,00
0,339
Tidak
13
Item soal 13
0,46
0,339
Tidak
33
Item soal 33
0,50
0,339
Valid
14
Item soal 14
0,55
0,339
Valid
34
Item soal 34
0,56
0,339
Valid
15
Item soal 15
0,09
0,339
Valid
35
Item soal 35
0,43
0,339
Valid
16
Item soal 16
0,12
0,339
Tidak
36
Item soal 36
-0,06
0,339
Tidak
17
Item soal 17
0,58
0,339
Valid
37
Item soal 37
0,30
0,339
Tidak
18
Item soal 18
0,22
0,339
Tidak
38
Item soal 38
0,54
0,339
Valid
19
Item soal 19
0,57
0,339
Valid
39
Item soal 39
-0,18
0,339
Tidak
20
Item soal 20
0,13
0,339
Tidak
40
Item soal 40
-0,03
0,339
Tidak
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2016
3.6.2. Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu instumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat
58
dipercaya jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006: 178). Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha, yaitu: r11 = (
)(
)
Keterangan : K pq S2
: Banyaknya butir soal : Jumlah dari pq : Varians total Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel yang
diperoleh dari r Product Moment taraf signifikan 5%. Apabila r11 > rtabel, maka dikatakan instrument tersebut reliable. Hasil perhitungan reliabilitas 32 responden diperoleh r11 = 0,942 sedangkan
rtabel =0,339. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian reliabel. Sehingga item soal tersebut dapat digunakan sebagai alat penelitian. 3.6.3.Tingkat Kesukaran Menurut Arikunto (2006), soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Bilangan yang menunjukan sulit dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Taraf kesukaran tes dihitung dengan cara membandingkan siswa yang menjawab dengan benar terhadap jumlah peserta seluruhnya. Rumusnya : P= B JS Keterangan
:
59
P = Taraf kesukaran soal B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS= Jumlah seluruh peserta tes Klasifikasi
:
Soal dengan P antara 0,00-0,30 = sukar Soal dengan P antara 0,31-0,70 = sedang Soal dengan P antara 0,71-1,00 = mudah. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil uji tingkat kesukaran soal yang tertera pada table 3.4. Tabel 3. 4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal No
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
%
1.
Mudah
1,2,22,25,
4
10%
2.
Sedang
22
55%
3.
Sukar
3,4,5,6,7,8,11,12,13,16,17,19,20,21,23,24, 27, 29,31,32,35,37, 9,10, 14,15,18,22,25,26,28,30,33,34,36,38,39,40 Jumlah
14
35%
40
100
Sumber : Pengolahan data penelitian Tahun 2016
3.6.4.Daya Pembeda (DP) Analisis daya beda, bertujuan untutk melihat kemampuan soal yang antara siswa yang kemampuannya di atas rata-rata dengan siswa yang kemampuannya di bawah rata-rata, dengan rumus:
(Arikunto, 2013:228 ) Keterangan:
60
D : daya pembeda soal BA: banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas BB: banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah Ja : jumlah siswa pada kelompok atas Jb : jumlah siswa pada kelompok bawah PA: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat P sebagai indeks kesukaran. PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Klasifikasi daya pembeda: D: 0,00 - 0,20
: jelek (poor)
D:0,21- 0,40
: cukup (sufficient)
D:0,41 – 0,70
: baik (good)
D: 0,71 – 1,00
: baik sekali (excelent)
D: negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. (Arikunto, 2013: 225) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil daya pembeda soal yang tertera pada table 3.5.
Tabel 3. 5 Analisis Pembeda Soal
61
No Kriteria Nomor Soal 1 Baik Sekali 2 Baik 4,14,17,21,27, 3 Cukup 1,2,5,6,10,11,12,13,18,19,22,23,24,26 ,28,29,31,33,34,38 4 Jelek 3,7,8,9,15,16,20,25,30,35 5 Negatif 8,9,30,32,34,36,39,40 Jumlah
Jumlah 0
% 0
6 20
15 50
10 8 40 Soal
25 20 100
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2016
3.7. Analisi Data Statistik 3.7.1. N-Gain Setelah mendapatkan data hasil Pre Test dan Post Test kemudian dilakukan perhitungan normal gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diperoleh dengan menggunakan rumus:
Kriteria N-Gain dan klasifikasi N-Gain tinggi
: 1,00 ≥nilai (g) ≥ 0,70
N-Gain sedang
:0,70 < nilai (g) ≥ 0,30
N-Gain rendah
: nilai (g) ≤ 0,30 (Isnaini 2012)
3.7.2.Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan sebagai syarat untuk melakukan uji hipotesis. Pengujian normalitas data
62
dilakukan dengan uji chi kuadrat. Data yang digunakan untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah delta antara Pre Test- Post Test. Hipotesis yang disajikan adalah: H0
: data berdistribusi normal
H1
: data tidak berdistribusi normal
Dengan
jika
jika
maka H0 ditolak.
k Keterangan: (O - E
å
i
Keterangan
:
c = 2
maka H0 diterima dan sebaliknya
i
)2
Ei
i =1
Oi
= Nilai yang tampak sebagai hasil pengamatan
Ei
= Nilai yang diharapkan
k
= Banyaknya kelas interval
X2
= chi Kuadrat
Hasil perhitungan nilai X2 dikonsultasikan dengan tabel chi kuadrat. Jika X2
hitung <
X2 tabel dengan db= k-3 dengan taraf signifikansi 5% maka data
terdistribusi normal.
63
3.7.2. Uji Homogenitas Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas diperoleh dengan melakukan uji Fisher. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji Fisher, dengan rumus : F =
Varians terbesar Varians terkecil
Kriteria pengujian 1). Jika Fhitung
<
:
Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang homogen. 2). Jika Fhitung
>
Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang tidak homogen. Berdasarkan perhitungan diketahui Fhitung 1,965 sedangkan Ftabel 2,101, sehingga kemampuan awal kelas kontrol dan eksperimen dapat dikatakan berasal dari populasi yang sama (homogen) 3.7.3. Uji Perbedaan Rata-rata Uji perbedaan rata-rata hasil belajar siswa ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol atau tidak. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan uji t (sudjana, 1996: 239-241) dengan rumus sebagai berikut: 1.
Jika dua kelas mempunyai varians yang sama rumus t.
digunakan
64
dimana:
Keterangan : = nilai rata-rata kelompok eksperimen = nilai rata-rata kelompok kontrol N1 = banyaknya subyek pada kelompok eksperimen N 2 = banyaknya subyek pada kelompok kontrol = varians data pada kelompok eksperimen = varians data pada kelompok kontrol S= varians gabungan Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 2. Jika
<
hal ini berarti rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol. 3. Jika
≥
hal ini berarti rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. 4. Jika dua kelas memepunyai varians yang berbeda digunakan rumus t’.
65
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a) Jika
<
hal ini berarti rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol. Jika
≥
hal ini berarti rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
lebih baik dari kelas kontrol.
3.8. Analisis Statistik Deskriptif 3.8.1.
Uji Ketuntasan Hasil Belajar Uji ketuntasan hasil belajar digunakan untuk menghitung banyaknya
persentase siswa yang dinilai hasil belajarnya diatas kriteria ketuntasan minimal. Untuk menghitung hasil belajar menggunakan rumus (Sudjono, 2000:40): Jumlah siswa dengan nilai ≥75 Persentase =
x 100% Jumlah keseluruhan siswa
Dari rumus di atas diharapkan dapat mengetahui tingkat ketuntasan belajar baik dikelompok eksperimen maupun dikelompok kontrol, apabila secara klasikal ≥75% siswa mencapai ketuntasan belajar maka kelas tersebut dapat dikategorikan tuntas, ketrampilan proses dan keaktifan dengan nilai minimal ≥ 66.
66
3.8.2. Analisis Data Aktivitas Siswa Lembar observasi aktivitas siswa berupa rating dengan skala penilaian 1-4 ada 5 pernyataan yang dipakai mengukur aktivitas siswa. Maka skor terendah 5 dan skor tertinggi 20. Dan dihitung untuk mengetahui prosntasenya menggunakan rumus:
Keterangan: P : persentase yang dicari n : Jumlah skor tiap aktivitas N : Jumlah skor maximal Hasil persentasi data dideskripsi dengan kriteria sebagai berikut: Jumlah persentase 80 – 100 % : Sangat Aktif Jumlah persentase 66 – 79 % : Aktif Jumlah persentase 55 – 65 % : Sedang Jumlah persentase 40 – 54 % : Kurang Aktif Jumlah persentase 0 – 39 % : Tidak Aktif (Ali, 1992: 68)
3.8.3. Analisis Data Hasil Belajar Afektif Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendiskripsikan hasil belajar afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumus yang digunakan untuk menganalisis deskriptif persentase observasi ranah afektif adalah sebagai berikut: Angka persentase =
Jumlah skor jawaban responden Skor Maksimal
X X 100%
67
Cara menyusun tabel kriteria hasil belajar afektif siswa adalah : a. Menetapkan persentase tertinggi = ( 20: 20) X 100% = 100 % b. Menciptakan persentase terendah = (5:20) X 100% = 25% c. Menetapkan rentang persentase = 100% - 25%
= 75%
d. Menetapkan kelas interval (skala likert)
=4
e. Panjang kelas interval = 75% : 4 = 19 % Cara menyusun tabel kriteria penilaian Psikomotorik adalah a. Menetapkan persentase tertinggi = ( 28: 28) X 100% = 100 % b. Menciptakan persentase terendah = (7:28) X 100%= 25% c. Menetapkan rentang persentase = 100% - 25%
= 75%
d. Menetapkan kelas interval (skala likert) = 4 e. Panjang kelas interval = 75% : 4 = 19 % Tabel 3. 6. Kriteria Belajar Afektif Siswa dan Psikomotorik Siswa No
Interval persentase
Kriteria Persentase
1
82% - 100%
Sangat baik
2
63% - 81%
Baik
3
44% - 62%
Cukup Baik
4
24% - 43%
Tidak baik
Sumber : (Sugiyono, 2014)
Selain penilaian dengan menentukan kriteria, dilakukan juga penilaian untuk tiap-tiap aspek yang diukur. Kategori rata-rata nilai tiap aspek terdapat pada tabel 3.7 berikut :
68
Tabel 3.7. Rata-rata Skor Aspek Afektif dan Psikomotorik Interval Nilai
Kategori
3,5 – 4,0
Sangat Baik
2,9 – 3,4
Baik
2,3 – 2,8
Cukup
1,0 - 1,6
Kurang
(Sumber : Analisis Peneliti, 2016)
3.8.4.
Analisis Hasil Angket Tanggapan Siswa Merupakan data pendukung yang berupa angket yang telah dibagikan
kepada siswa untuk mengetahui siswa senang/tidak dalam pembelajaran terhadap desain yang diterapkan analisis secara deskriptif persentasi, dengan perhitungan:
Jumlah skor yang diperoleh Persentase =
x 100 Skor maksimal
Cara menyusun tabel kriteria tanggapan siswa adalah 1. Menetapkan persentase tertinggi = ( 4: 4) X 100%
= 100 %
2. Menciptakan persentase terendah = (1:4) X 100%
= 25%
3. Menetapkan rentang persentase = 100% - 25%
= 75%
4. Menetapkan kelas interval (Skala likert)
=4
5. Panjang kelas interval
= 75% : 4 = 19 %
69
Tabel 3. 8. Kriteria Tanggapan Siswa No
Interval Persentase
Kriteria Persentase
1.
82% - 100%
Sangat Tertarik
2.
63% - 81%
Tertarik
3.
44% - 62%
Cukup Tertarik
4.
24% - 43%
Tidak Tertarik
Sumber :(Sugiyono, 2014)
3.8.5. Analisis Kinerja Guru Hasil Observasi kinerja guru dianalisis menggunakan analisis deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk menganalisis skor yang diperoleh yaitu (Arikunto,2006:235) Jumlah Skor yang diperoleh
Tingkat Kinerja =
X 100% Jumlah Skor maksimal
Kinerja penilaiannya adalah sebagai berikut: Skor 76-100%
:A (Sangat Baik)
Skor 51-75%
: B ( Baik)
Skor 26-50%
: C (Cukup)
Skor ≤ 25%
: D (Kurang Baik)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum SMP Negeri 11 Semarang Penelitian dilaksanakan di SMPN 11 Semarang. Penelitian ini dilakukan tiga tahap kegiatan yaitu tahap pertama berupa pemberian Pre Test untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa terhadap materi usaha pelestarian lingkungan hidup. Tahap kedua yaitu berupa kegiatan pembelajaran usaha pelestarian lingkungan hidup menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Tahap ketiga adalah pelaksanaan Pos Test di kelas eksperimen dan kontrol. Hasil dari penelitian diantaranya gambaran umum obyek penelitian, hasil Pre Test dan Post Test, hasil observasi aspek afektik dan psikomotorik, hasil angket, hasil uji hipotesis, dan hasil ketuntasan pembelajaran. 4.1.1. Lokasi dan Batas Administrasi Sekolah Lokasi penelitian ini secara administrasitif SMP Negeri 11 Semarang terletak di Jalan Karangrejo Tengah Nomor 12 Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. SMP Negeri 11 Semarang terletak pada 701’39,36’’LS dan 110024’45,29’’BT. Secara geografis SMP Negeri 11 Semarang dibatasi oleh : 1. SebelahUtara
: Kecamatan Semarang Selatan
2. Sebelah Selatan
: Kecamatan Banyumanik
3. Sebelah Barat
: Kecamatan Ngaliyan
4. Sebelah Timur
: Kecamatan Candisari
70
71
Gambar 4.1. Peta Lokasi SMP Negeri 11 Semarang
72
4.1.2. Kondisi Sekolah SMP Negeri 11 Semarang relatif dekat dari jalur transportasi. Tingkat kebisingan dari kendaraan dalam rangka belajar pun sangat rendah dan dapat terkontrol sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu. Pembelajaran SMP Negeri 11 Semarang cukup terbantu dengan beberapa globe dan buku–buku pendukung yang ada di perpustakaan. Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana Pendukung Sekolah No
Ruang
Jumlah Ruang
1.
Ruang Kepala Sekolah
1
2.
Ruang Wakasek
1
3.
Ruang Tata Usaha
1
4.
Ruang Guru
1
5.
Ruang Bk
1
6.
Perpustakaan
1
7
Laboratorium
2
8
Ruang Kelas
24
9.
Masjid
1
10.
Ruang UKS
1
11.
Ruang Osis/ Pramuka
1
12.
Koperasi
1
13.
Gedung serbaguna
1
14.
Kamar Mandi siswa
13
15.
Kamar Mandi Guru
3
16.
Kantin
4
Sumber : Data Sekunder 2016
73
Tenaga pengajar di SMP Negeri 11 Semarang berjumlah 37 0rang, dengan sebaran mata pelajaran yang berbeda-beda. Jenjang pendidikan terakhir guru dan tenaga kerja kependidikan antar lain ada yang telah menempuh S1 dan S2. 4.2.Hasil Penelitian 4.2.1. Pelaksanaan Pembelajaran 4.2.1.1.Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek
berupa
pengolahan
sampah
pada
kompetensi
dasar
mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dilaksanakan dalam waktu 8 jam pelajaran atau 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 80 menit setiap pertemuan. Rincinan waktu pembelajaran di kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.2.
74
Tabel 4.2. Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen No 1.
Hari / Tanggal Rabu, 5 Oktober 2016
Jam ke-
Kegiatan
(11.10-13.00 )
- Pre-Test - Pendahuluan untuk kelas eksperimen sebelum kegiatan pembelajaran berbasis proyek dan petunjuk dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Memberikan tugas siswa berupa lembar diskusi sebagai tugas kelompok. - Memulai pembelajaran berbasis proyek dengan memberikan materi tentang lingkungan dan materi pengantar kompos dan cara pembuatan kompos. - Melakukan kegiatan pembuatan kompos di luar kelas sesuai dengan prosedur yang telah diberikan.
2.
Jum’at, 7 Oktober 2016
( 11.10- 13.00)
3.
Rabu , 12 Oktober 2016
(10.30- 12.00 )
4.
Jum’at, 14 Oktober 2016
( 11.10-13.00 )
- Pembelajaran pertemuan ke tiga, membahas lembar diskusi yang diberikan dipertemuan pertama. - Kegiatan persentasi dari setiap kelompok dari yang menampilkan hasil karya dari bahan bekas dan poster - Post–Test - Mengisi angket tanggapan siswa
Sumber: Pengolahan data primer 2016
Pelaksanaan pembelajaran
di
kelas
eksperimen
yang
diberikan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah adalah kelas VIII E dengan jumlah siswa 34. Kegiatan belajar dilaksanakan pada pukul 11.30 WIB
dan diakhiri pukul 13.00 WIB.
Setiap pertemuan memiliki waktu 80 menit. Pembelajaran dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Proses belajar selalu terpotong dengan adanya jam istirahat pada
75
pukul 11.50- 12.20 WIB. Fasilitas kelas VIII E sebagai kelas eksperimen memiliki satu buah LCD yang membantu kegiatan belajar dan memiliki dua buah kipas angin sebagai pendingin udara. Pembelajaran dibuka dengan adanya perkenalan siswa dengan peneliti sebagai
penyampai
materi.
Dilanjutkan
peneliti
menjelaskan
kegiatan
pembelajaran yang akan disampaikan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Kegiatan tersebut dapat dilihat gambar 4.2.
Gambar 4. 2. Suasana membuka pelajaran di kelas eksperimen Sumber : Dokumentasi Peneliti
Sebelum pelajaran dimulai, peneliti membagikan soal Pre Test yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Tujuannya untuk mengukur pengetahuan siswa sebelum diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah seperti pada gambar 4.3.
76
. Gambar 4.3 Suasana Pre Test kelas eksperimen Sumber : Dokumentasi Peneliti
4.2.1.1.1.
Langkah-langkah
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
Berupa
Pengelolaan Sampah: 1) Mulai dengan Pertanyaan Esensial Guru memberikan pertanyaan berupa permasalahan lingkungan yang berhubungan dengan sampah di lingkungan tempat tinggal. Pertanyaan
tersebut
bertujuan
untuk
mendorong
siswa
mencari
permasalahan lingkungan yang berhubungan dengan sampah yang kemudian siswa melakukan observasi. Hasil observasi dipersentasikan di depan kelas dengan menampilkan produk dari mengolah sampah.
77
Gambar 4.4. Suasana guru memberikan pertanyaan kepada siswa Sumber : Dokumentasi Peneliti 2) Membuat Desain Rencana Proyek Guru membagi siswa dalam 6 kelompok yang terdiri dari 6 siswa. Siswa duduk secara berkelompok mendiskusikan rencana proyek yang akan dibuat dari mengolah sampah dan membuat poster.
Gambar 4.5. Suasana siswa diskusi merencanakan proyek dari mengolah sampah Sumber : Dokumentasi Peneliti
78
3) Membuat Jadwal Siswa secara berkelompok membuat jadwal observasi, membuat proyek dan membuat laporan hasil observasi. Lebih jelasnya lihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6. Suasana siswa kelas diskusi membuat jadwal Sumber : Dokumentasi Peneliti
4) Guru Memantau Siswa dan Kemajuan Proyek Guru memantau siswa dalam kemajuan proyek yang dirancang dan melihat hasil data observasi yang telah di lakukan.
Gambar 4.7. Suasana guru memantau siswa dan kemajuan proyek Sumber : Dokumentasi Peneliti
79
Selain itu guru dan siswa melakukan praktik pembuatan kompos di luar kelas sebagai salah satu proyek yang dikerjakan bersama-sama. Kegiatan yang dilakukan berupa: 1. Suasana siswa mencacah daun kering menjadi kecil-kecil. (Gambar 4.8) 2. Suasana siswa mencampur cairan EM4 ke campuran daun dan pupuk kandang (Gambar 4.9) 3. Suasana siswa mengaduk semua bahan kompos (Gambar 4.10) 4. Suasana siswa memasukan kompos ke dalam ember penampungan (Gambar 4.11)
Gambar 4.8. Suasana siswa melakukan pencacahan daun untuk membuat kompos Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.9. Suasana siswa menyiram cairan EM4 ke campuran daun dan pupuk kandang. Sumber : Dokumentasi Peneliti
80
Gambar 4.10. Suasana siswa mengaduk semua bahan kompos menjadi satu. Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.11. Suasana siswa memasukan kompos ke dalam ember penampungan. Sumber : Dokumentasi Peneliti
5) Menilai Hasil Guru melakukan penilaian saat siswa secara bergantian mempersentasikan hasil observasi dan menampilkan proyek mengolah sampah di depan kelas secara bergantian. Lebih jelasnya lihat pada gambar 4.12.
81
Gambar 4.12. Suasana siswa melakukan persentasi Sumber : Dokumentasi Peneliti 6) Refleksi Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas belajar dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Kemudian guru mengadakan Post Test
untuk
mengetahui
pengetahuan siswa
setelah pembelajaran
dilaksanakan. Kemudian membagikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah. Lebih jelasnya lihat pada gambar 4.13., 4.14 dan 4.15.
Gambar 4.13. Suasana guru dan siswa melakukan refleksi. Sumber : Dokumentasi Peneliti
82
Gambar 4.14. Suasana Post Test kelas eksperimen Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.15. Suasana mengerjakan angket kelas eksperimen Sumber : Dokumentasi Peneliti
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan oleh peneliti dan dinilai oleh guru pengampu IPS dan dua
rekan peneliti. Penilaian
pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah adalah kinerja peneliti dan aktivitas belajar siswa. Kinerja guru dilakukan selama 3 kali pertemuan. Data penilaian kinerja guru dapat dilihat pada tabel 4.3.
83
Tabel 4.3. Rata–rata Hasil Pengamatan Kinerja Guru Tiap Pertemuan Kelas Eksperimen No 1
Kelas Ekperimen Observer 1
Pertemuan 1 70%
Pertemuan 2 75%
Pertemuan 3 77%
Ratarata 74%
2
Observer 2
73%
80%
82%
78%
3
Observer 3
70%
80%
80%
77%
Rata-Rata
71%
78%
80%
76%
Kriteria Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil observasi hasil pengamatan kinerja guru yang dilakukan selama tiga kali pertemuan oleh ketiga observer pada kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah, diketahui bahwa rata–rata hasil pengamatan di tiap pertemuannya selalu mengalami peningkatan. Pada observer satu, pertemuan pertama menunjukkan angka 70% mengalami kenaikan pada pertemuan kedua menjadi 75% dan 77% pada pertemuan ketiga, ketiga pertemuan bila dirata–rata menjadi 74% termasuk kriteria “baik”. Observer kedua pada pertemuan pertama 73% pertemuan kedua 80% dan pertemuan ketiga 82% dan bila dirata–rata menjadi 78% termasuk kriteria “sangat baik”. Observer ketiga pada pertemuan pertama 70% pertemuan kedua 80% pertemuan ketiga 80% dan rata–rata menjadi 77% termasuk kriteria “sangat baik”. Apabila dilihat dari rata–rata secara keseluruhan selama tiga kali pertemuan dari tiga observer pada kelas eksperimen diketahui besar rata–ratanya 76% sehingga termasuk dalam kriteria “sangat baik”.
84
Penilaian Aktivitas belajar siswa yang amati oleh tiga observer yaitu satu guru pengampu IPS dan dua rekan peneliti. Data aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5. Tabel 4. 4. Rata–rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen tiap Pertemuan
No
Pertemuan Observer satu Kelas Eksperimen Jumlah
Rata-Rata Klasikal
Kriteria
1
Pertemuan 1
512
75%
Aktif
2
Pertemuan 2
561
83%
Sangat Aktif
3
Pertemuan 3
568
84%
Sangat Aktif
81%
Sangat Aktif
Jumlah Sumber : Pengolahan data primer 2016
Tabel 4. 5. Rata–rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen tiap Pertemuan Pertemuan Observer dua Kelas No Eksperimen Jumlah Rata-Rata Klasikal Kriteria 1 Pertemuan 1 506 74% Aktif 2 Pertemuan 2 567 83% Sangat Aktif 3 Pertemuan 3 575 85% Sangat Aktif Jumlah 81% Sangat Aktif Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan selama tiga kali pertemuan pada kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah, diketahui bahwa ratarata klasikal aktivitas belajar siswa disetiap pertemuan selalu mengalami peningkatan, dari kriteria “aktif” menjadi “sangat aktif” dipertemuan berikutnya. Apabila dilihat dari rata–rata aktivitas siswa secara keseluruhan selama tiga kali
85
pertemuan dari dua observer pada kelas eksperimen, diketahui besar rata–ratanya 81% sehingga termasuk dalam kriteria “sangat aktif”. 4.2.1.2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol Pembelajaran pada kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional yang tidak menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulanganya dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Dilaksanakan dalam waktu 8 jam pelajaran atau 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 80 menit setiap pertemuan. Rincian waktu pembelajaran di kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6. Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol No
Hari / Tanggal
Jam ke -
Materi Pembelajaran
1.
Kamis 5 Oktober 2016
(11.1013.00)
- Pre Test - Arti pentingnya lingkungan hidup - Unsur- unsur lingkungan hidup
2.
Sabtu 7 Oktober 2016
(11.1013.00)
- Pengertian kerusakan lingkungan hidup - Usaha pelestarian lingkungan - Kompos
3.
Kamis 13 Oktober 2016
(11.1013.00)
- Diskusi - Persentasi
4.
Sabtu 15 Oktober 2016
(11.10.13.00)
- Post Test
Sumber :Pengolahan data primer
Pelaksanaan pembelajaran
di kelas kontrol yang tidak diberikan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah adalah kelas VIII D dengan jumlah siswa 34. Kegiatan
86
belajar dilaksanakan pada pukul 11.30 WIB
dan diakhiri pukul 13.00 WIB.
Setiap pertemuan memiliki waktu 80 menit. Pembelajaran dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Proses belajar selalu terpotong dengan adanya jam istirahat pada pukul 11.50- 12.20 WIB. Fasilitas kelas VIII D sebagai kelas kontrol memiliki satu buah LCD yang membantu kegiatan belajar dan memiliki dua buah kipas angin sebagai pendingin udara. Pembelajaran dibuka dengan adanya perkenalan siswa dengan peneliti sebagai
penyampai
materi.
Dilanjutkan
peneliti
menjelaskan
kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan tersebut dapat dilihat gambar di bawah ini.
Gambar 4.16. Suasana pembukaan pembelajaran kelas kontrol Sumber : Dokumentasi Peneliti
Sebelum pelajaran dimulai peneliti membagikan soal membagikan soal Pre Test yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Tujuannya
untuk mengukur
pengetahuan siswa sebelum materi disampaikan. Kegiatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
87
Gambar 4.17. Suasana Pre Test kelas kontrol Sumber : Dokumentasi Peneliti
Pertemuan kedua diawali dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk duduk secara berkelompok dan mendiskusikan hasil observasi yang telah dilakukan. Kemudian, dilanjutkan dengan mengajak siswa untuk melihat video pembuatan kompos. Pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar 4.18
Gambar 4.18. Suasana menonton video pembuatan kompos kelas kontrol Sumber : Dokumentasi Peneliti Pembelajaran pada pertemuan ketiga dibuka dengan menampilkan video tentang membuat kotak pensil dari botol bekas. Peneliti melanjutkan pembelajaran dengan memberikan kesempatan siswa untuk mengerjakan hasil diskusi. Kemudian
menampilkan
hasil
diskusi
dengan
Pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar 4.19 dan 4.20.
melakukan
persentasi.
88
Gambar 4.19. Suansana diskusi kelas kontrol Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.20. Suasana persentasi kelas kontrol Sumber : Dokumentasi Peneliti Kegiatan pembelajaran di kelas kontrol diakhiri dengan tes evaluasi. Tes evaluasi dilakukan dengan memberikan soal Post Test dan tujuannya untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan perlakuan.
Pelaksanaannya dapat
dilihat pada gambar 4.21.
Gmabar 4.21. Suasana Post Test kelas kontrol Sumber : Dokumentasi Peneliti
89
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan oleh peneliti dan dinilai oleh guru pengampu IPS dan dua rekan peneliti. Penilaian pelaksanaan pembelajaran konvensional adalah kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Kinerja guru yang dilakukan oleh peneliti dilakukan selama 3 kali pertemuan. Data penilaian kinerja guru dapat dilihat pada tabel 4.7 Tabel 4. 7. Rata–rata Hasil Pengamatan Kinerja Guru Tiap Pertemuan Kelas Kontrol No Kelas Kontrol Pertemuan 1 pertemuan 2 Pertemuan 3 Rata-Rata Kriteria 1
observer 1
62%
64%
70%
65%
Baik
2
observer 2
63%
67%
69%
66%
Baik
3
observer 3
62%
65%
68%
65%
Baik
62%
65%
69%
66%
Baik
Rata-rata
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil observasi hasil pengamatan kinerja guru yang dilakukan selama tiga kali pertemuan oleh ketiga observer pada kelas kontrol yang diajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah, diketahui bahwa rata–rata hasil pengamatan di tiap pertemuannya selalu mengalami peningkatan. Pada observer satu, pada pertemuan pertama menunjukkan angka 62% mengalami kenaikan pada pertemuan kedua menjadi 64% dan 70% dipertemuan ketiga, ketiga pertemuan bila dirata–rata menjadi 65% termasuk kriteria “baik”. Observer
kedua pada pertemuan pertama 63%
pertemuan kedua 67% dan pertemuan ketiga 69% dan bila dirata–rata menjadi 66% termasuk kriteria “baik”. untuk observer ketiga pada pertemuan pertama
90
62% pertemuan kedua 65% pertemuan ketiga 68% dan rata–rata menjadi 66% yang termasuk kriteria “baik”. Apabila dilihat dari rata–rata secara keseluruhan selama tiga kali pertemuan dari tiga observer pada kelas kontrol diketahui besar rata–ratanya 66% sehingga termasuk dalam kriteria “baik”. Penilaian aktivitas belajar siswa yang amati oleh tiga observer yaitu satu guru pengampu IPS dan dua rekan peneliti. Data aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.8. dan 4.9. Tabel 4.8. Rata–rata Aktivitas Siswa Kelas Kontrol tiap Pertemuan
No
Pertemuan Observer satu Kelas Kontrol Jumlah
Rata-Rata Klasikal
Kriteria
1
Pertemuan 1
407
60%
Sedang
2
Pertemuan 2
438
64%
Sedang
3
Pertemuan 3
469
69%
Aktif
64%
Sedang
Rata-rata Sumber: Pengolahan data primer 2016
Tabel 4.9. Rata–rata Aktivitas Siswa Kelas Kontrol tiap Pertemuan
No 1 2 3
Pertemuan Observer dua Kelas Kontrol Jumlah Pertemuan 1 403 Pertemuan 2 416 Pertemuan 3 444 Jumlah
Rata-Rata Klasikal 59% 61% 65% 62%
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang
Sumber: Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan selama tiga kali pertemuan pada kelas kontrol yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional, diketahui bahwa rata-rata klasikal aktivitas belajar siswa disetiap
91
pertemuan selalu mengalami peningkatan meskipun secara klasikal termasuk dalam kategori Sedang. Hal tersebut menandakan bahwa aktivitas didalam kelas tidak begitu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4.2.2. Ketertarikan Siswa terhadap Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan Sampah Penyebaran angket tanggapan siswa bertujuan untuk mengetahui seberapa tingkat ketertarikan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah. Hasil dari penyebaran angket tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10. Persentase Ketertarikan Siswa terhadap Pelaksanaan
Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan Sampah Kriteria
Frekuensi
Persen (%)
Sangat Tertarik
19
56
Tertarik
15
44
cukup tertarik
0
0
Tidak Tertarik
0
0
Jumlah
34
100
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan tabel 4.10. Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah dengan persentase 56 % memiliki kriteria “sangat tertarik” dan 44% memiliki kriteria “tertarik”. Secara klasikal rata-rata ketertarikan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah memiliki kriteria” tertarik”.
92
4.2.3.
Perbandingan Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan Sampah dengan Kelas Kontrol yang Menggunakan Pembelajaran Konvensional Penilaian hasil belajar kognitif siswa dilakukan dengan menggunakan
teknik pengumpulan data berupa tes. Penilaian ini tes dilakukan diakhir penelitian yaitu tes evaluasi. Soal tes yang diberikan kepada siswa adalah soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 21 butir soal. Hasil tes nantinya dianalisis secara deskriptif maupun statistik. Analisis statistik yang digunakan dengan rumus t-tes. pada akhir tahap akhir digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini. Berikut ini analisis hasil belajar siswa secara deskriptif dan analisis hasil belajar kognitif siswa. 4.2.3.1. Analisis Hasil Belajar Siswa 4.2.3.1.1. Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Eksperimen Hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah bahwa rata–rata tes evaluasi kelas eksperimen sebesar 80,15 dengan rentang nilai ditunjukan oleh data nilai tertinggi 91 dan nilai terendah 67 4.2.3.1.2. Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Kontrol Sedangkan
hasil
belajar
siswa
kelas
kontrol
setelah
mengikuti
pembelajaran konvensional atau tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah bahwa rata–rata nilai tes evaluasi kelas
93
kontrol sebesar 67 dengan rentang nilai pada kelas kontrol nilai tertinggi 81 dan nilai terendah sebesar 48. 4.2.3.2. Kemampuan Siswa setelah Perlakuan Setelah mendapat perlakuan pembelajaran yang berbeda anatar kelas eksperimen dan kelas kontrol maka masing–masing kelas diambil data hasil belajar kognitif materi usaha pelestarian lingkungan hidup menggunakan tes evaluasi. Data hasil belajar kognitif digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada kelas eksperimen setelah diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah dan kelas kontrol setelah diajar secara konvensional atau tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah. Analisis data tahap akhir dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis tahap akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda rata–rata yang dilakukan pada data hasil belajar kognitif siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan
hidup
dan
upaya
penanggulanganya
dalam
kaitan
dengan
pembangunan berkelanjutan. Hasil Analisis data diantaranya: 1). Uji Normalitas Data Tes Evaluasi Sebelum menguji hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Data yang dikatakan normal jika nilai signifikan yang diperoleh lebih besar dari taraf kesalahan 5% atau 0,05. Adapun uji normalitas data hasil belajar kompetensi perbaikan sistem pengapaian baik Pre Test maupu Post Test dapat disajikan dalam tabel berikut.
94
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Data Pre Test dan Pos Test X2 hitung 6,798
X2tabel 7,815
Kriteria Normal
Kontrol
3,979
7,815
Normal
Eksperimen
5,470
7,815
Normal
Kontrol
4,801
7,815
Normal
Sumber Data Pre Test Eksperimen
Post Test
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Uji normalitas data Pre Test dan Post Test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang telah terangkum pada tabel diatas memperoleh nilai X2hitung < X2tabel = 7,815 untuk α =5% dengan dk= 3. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa data Pre Test dan Post Test pada kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Karena data yang diperoleh berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis penelitian dapat digunakan uji-t. 2). Uji Kesamaan Dua Varians Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data tes evaluasi siswa mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak. Hasil perhitungan uji kesamaan dua varian data tes evaluasi antar kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel
95
Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas Dua Varians Data Pre Test dan Post Test S2
Data
Kelas
Pre Test
Eksperimen
55,279
Kontrol
108,153
Eksperimen
37,394
Kontrol
50,014
Post Test
Dk
F Hitung
F tabel
33
1,956
2,101 Kedua kelas mempunyai varians yang tidak berbeda (sama)
1,337
Kriteria
Sumber: Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil uji homogenitas data menggunakan uji kesamaan dua varians atau uji F pada tabel di atas menunjukkan bahwa untuk Pre Test dan Post Test memperoleh nilai F-hitung < F-tabel = (2,002) pada α = 5% dengan dk= (33:33). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa data hasil Pre Test dan Post Test homogen sehingga untuk keperluan pengujian selanjutnya baik untuk data hasil Pre Test dan Post Test dapat digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa data tes evaluasi siswa kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan
lingkungan
hidup
dan
upaya
penanggulanganya
dalam
pembangunan berkelanjutan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji beda t-test. 3). Uji perbedaan dua rata-rata data hasil tes evaluasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. a. Uji Perbedaan Hasil uji hipotesis (t) berdasarkan perbedaan dua rata-rata data Pre Test dan Post Test disajikan pada tabel :
96
Tabel 4.13. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre test dan Post test Data
Kelas
Pre Test
Dk t hitung Eksperimen 67,65 66 2,09
Kontrol
Post Test
X
62,29
Eksperimen 80,00 Kontrol
68,53
6,59
t tabel 1,997
Kriteria Kedua kelas mempunyai perbedaan keefektivan yang relatif sama Kedua kelas mempunyai perbedaan keefektivan yang berbeda
Sumber: Pengolahan data primer 2016
b.Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan adalah uji pihak kanan. Ho diterima jika thitung < t1- dan H0 ditolak jika t mempunyai harga yang lain dengan +
=5% dan dk=n1
n2 – 2. Berdasarkan penghitungan t hitung = 7,155 dan mempunyai nilai yang
diatas t(0,95)(58) yaitu 1,997. Karena t hitung berada pada daerah penolakan H0, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol. 4). Uji N-gain Uji N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari perhitungan Pre Test dan Post Tets.
97
Tabel 4.14. Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kelas Eksperimen :
X (Kategori) rendah Sedang Tinggi
Y (Jumlah Siswa) 8 10 16
Sumber : Pengolahan data primer tahun 2016
Diagram 4.1. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kelas Eksperimen
Sumber : Pengolahan data primer tahun 2016
Berdasarkan Tabel 4.14. peningkatan hasil belajar kelas eksperimen menggunakan rumus N-Gain jumlah siswa dalam kriteria “tinggi” berjumlah 16 siswa, kategori sedang berjumlah 10 siswa dan yang kriteria “rendah” berjumlah 8 siswa dengan jumlah 34 siswa. Secara rata-rata klasikal seluruh kelas eksperimen tergolong kriteria “tinggi” dengan jumlah 0,76 yang termasuk kriteria “tinggi”. Tabel 4.15. Tabel Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol Kelas Kontrol : X Y (Jumlah (Kategori) Siswa) rendah Sedang Tinggi
22 8 4
Sumber : Pengolahan data primer tahun 2016
98
Diagram 4.2. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol Kelas Kontrol
Sumber : Pengolahan data primer tahun 2016
Berdasarkan Tabel 4.15. peningkatan hasil belajar kelas kontrol menggunakan rumus N-Gain jumlah siswa dalam kriteria “tinggi” berjumlah 4 siswa, kriteria “sedang” berjumlah 8 siswa dan yang memiliki kriteria “rendah” berjumlah 22 siswa dengan jumlah 34 siswa. Secara rata-rata klasikal seluruh kelas kontrol tergolong kriteria “tinggi” dengan jumlah 0,24 yang termasuk kriteria “rendah”.
4.2.4.
Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kriteria Ketuntasan Minimal SMP Negeri 11 Semarang Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dijadikan dasar patokan nilai terendah
dalam penilaian peserta didik. Jika peserta didik mampu mendapatkan nilai di atas KKM maka dianggap tuntas atau menguasai kompetensi yang dipelajari. Nilai KKM setiap KD diperoleh dari rata–rata nilai aspek kompleksitas atau tingkat kesulitan materi, aspek sumber daya pendukung dan spek intake atau kemampuan awal siswa. Kriteria ketuntasan minimal SMPN 11 Semarang untuk mata pelajaran IPS adalah 75.
99
4.2.4.1. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen Pembelajaran dianggap berhasil jika minimal 75% secara klasikal siswa mencapai nilai KKM 75. Dimana nilai KKM SMP Negeri 11 Semarang sebesar 75. Tabel 4. 16. Hasil Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen Jumlah Siswa Jumlah Jumlah yang Tuntas Siswa yang Seluruh (Nilai > 75) Tidak Tuntas Siswa (Nilai >75
% Ketuntasan Belajar
Kriteria
31
91,18%
Efektif
3
34
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil ketuntasan belajar individu kelas eksperimen sudah terpenuhi berarti sudah mencapai ketuntasan belajar maka disimpulkan hasil belajar lebih dari 75 atau telah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan untuk hasil persentase ketuntasan belajar kelas eksperimen sebesar 91,18 %. Dari hasil persentase yang mencapai 91,18% menunjukkan bahwa model pembelajaran “efektif” digunakan dikelas. Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol Tabel 4. 17. Hasil Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol Jumlah Siswa Jumlah Jumlah yang Tuntas Siswa yang Seluruh Tidak Tuntas Siswa (Nilai > 75) (Nilai >75
% Ketuntasan Belajar
Kriteria
23
68%
Tidak efektif
11
34
Sumber : Pengolahan data primer 2016
100
Berdasarkan hasil ketuntasan belajar individu kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar maka dapat disimpulkan hasil belajarnya kurang dari 75 atau belum mencapai ketuntasan belajar, sedangkan untuk hasil persentase ketuntasan belajar kelas kontrol sebesar 68%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran konvensional “ tidak efektif” digunakan dikelas.
4.2.5. Perbandingan Hasil Observasi Ranah Afektif antara Pembelajaran Menggunakan
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
Berupa
Pengelolaan Sampah dengan Pembelajaran yang Konvensional 4.2.5.1. Hasil Observasi Ranah Afektif Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil observasi hasil belajar afektif siswa yang dilakukan pada kelas kontrol yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah, diketahui bahwa rata–rata klasikal hasil dapat dilihat pada tabel Tabel 4.18. Tabel 4.18. Penilaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen
No 1 2 3 4 5 6 7
Aspek Yang dinilai Sikap Disipin Sikap Spiritual Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran Keaktifan dalam bertanya Berpikir Kritis Keaktifan dalam menjawab pertanyaan Sikap jujur Rata-Rata Sumber : Pengolahan data primer 2016
Ratarata 3,7 3,5 3,7 3,1 2,3 3,4 2,9 3,2
Kriteria Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Baik Baik
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data tujuh aspek yaitu sikap displin, sikap jujur, kesiapan dalam mengikuti pelajaran, keaktifan bertanya, berfikir
101
kritis, keaktifan dalam menjawab pertanyaan, dan sikap jujur. Termasuk dalam kriteria baik karena mempunyai nilai dari 3 ke atas. Untuk kemampuan secara klasikal dalam berdiskusi
berkelompok mempunyai rata-rata 3,2 termasuk
kategori Baik. 4.2.5.2.Hasil Observasi Ranah Afektif Kelas Kontrol Berdasarkan hasil observasi hasil belajar afektif siswa yang dilakukan pada kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Tabel 4.19. Tabel 4.19 Penilaian Aspek Afektif Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7
Aspek Yang dinilai Sikap Disipin Sikap Spiritual Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran Keaktifan dalam bertanya Berpikir Kritis Keaktifan dalam menjawab pertanyaan Sikap jujur Rata-Rata Sumber: Pengolahan data primern 2016
Ratarata 3,2 2,9 3,3 2,8 2,4 2,7 2,6 2,8
Kriteria Baik Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data tujuh aspek yaitu sikap displin, sikap jujur, kesiapan dalam mengikuti pelajaran, keaktifan bertanya, berfikir kritis, keaktifan dalam menjawab pertanyaan, dan sikap jujur. Termasuk dalam kriteria “cukup” karena mempunyai nilai dari 2 ke atas. Untuk kemampuan secara klasikal dalam berdiskusi berkelompok mempunyai rata-rata 2,8 termasuk kriteria “cukup”.
102
Tabel 4.20. Rata-rata Kemampuan Siswa dalam Ranah Afektif No
Aspek Yang dinilai
1 2
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Rata-Rata Kriteria Rata-Rata Kriteria 3,7 Sangat Baik 3,2 Baik 3,5 Sangat Baik 2,9 Baik
Sikap Disipin Sikap Spiritual Kesiapan dalam mengikuti 3 pembelajaran 3,7 4 Keaktifan dalam bertanya 3,1 5 Berpikir Kritis 2,3 Keaktifan dalam menjawab 6 pertanyaan 3,4 7 Sikap jujur 2,9 Rata-Rata 3,2 Sumber: Pengolahan data primern 2016
Sangat Baik Baik Cukup
3,3 2,8 2,4
Baik Cukup Cukup
Baik Baik Baik
2,7 2,6 2,8
Cukup Cukup Cukup
Dalam penilaian aspek afektif kelas eksperimen terdapat pada kriteria “sangat baik” terdiri 3 aspek dan kriteria “baik” terdiri 3 aspek, hanya satu aspek yang memiliki kriteria “cukup”. Sedangkan kelas kontrol tiga aspek berada pada kriteria “cukup” dan empat aspek pada kriteria “baik”. Artinya, penilaian afektif pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi hasilnya daripada kelas kontrol dilihat dari rata-rata klasikal kelas eksperimen termasuk dalam kriteria “baik” sedangkan kelas kontrol termasuk dalam kriteria “cukup”. Tabel 4.21. Rata-rata Klasikal Kemampuan Siswa dalam Ranah Afektif Jumlah No
Nilai
Kriteria Eksperimen Kontrol
Sangat Baik 23 Baik 11 Cukup Kurang Jumlah 34 Sumber: Pengolahan data primer 2016 1 2 3 4
86-100 70-85 66-70 <=65
13 13 8 34
103
Berdasarkan tabel tersebut, pada kelas eksperimen sebagian besar siswanya mendapatkan nilai afektif yang termasuk kriteria “sangat baik” yaitu sebanyak 23 siswa, dan mendapatkan kategori baik sebanyak 11 siswa dan untuk kriteria “cukup” tidak ada. Sedangkan pada kelas kontrol termasuk dalam kriteria “sangat baik” yaitu sebanyak 13 siswa, kriteria “baik” terdapat 13 siswa, dan kriteria “cukup” terdapat 8 siswa. 4.2.6. Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik antara Pembelajaran Menggunakan
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
Berupa
Pengelolaan Sampah dengan Pembelajaran yang Konvensional Pada pembelajaran baik menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah pada kelas eksperimen maupun tidak kontrol dilakukan penilaian aspek psikomotorik untuk mengukur sejauh kemampuan psikomotorik siswa saat pembelajaran berlangsung. Data penilaian psikomotorik kelas eksperimen berdasarkan aspek yang dinilai terangkum dalam tabel 4.22 berikut :
104
Tabel 4.22. Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek Yang dinilai Kemampuan siswa membangun pengetahuan awal Aktivitas siswa dalam kerjasama dengan kelompok Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok Aktivitas siswa dalam persentasi Aktivitas siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi Kemampuan siswa dalam menghargai pendapat teman Kemampuan siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari Kemampuan siswa menarik kesimpulan Rata-Rata
Rata-rata
Kriteria
3,6
Sangat Baik
3,7
Sangat Baik
3,6 3,5
Sangat Baik Sangat Baik
3,6
Sangat Baik
3,6
Baik
3,5 3,4 3,6
Baik Baik Sangat baik
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data tujuh aspek yaitu kemampuan siswa
membangun
pengetahuan
awal,
kerjasama,
diskusi,
persentasi,
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat, kemampuan mengaitkan materi dan kemampuan menarik kesimpulan. Termasuk dalam kriteria “sangat baik” karena mempunyai nilai dari 3 ke atas. Untuk kemampuan secara kelasikal dalam berdiskusi, berkelompok mempunyai rata-rata 3,6 termasuk kategori “sangat baik”. Data hasil penilaian aspek afektif pada pembelajaran kontrol dan eksperimen mempunyai perbedaan satu sama lain yang dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut :
105
Tabel 4.23. Penilaian Rata-rata Aspek Psikomorik Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek Yang dinilai Kemampuan siswa membangun pengetahuan awal Aktivitas siswa dalam kerjasama dengan kelompok Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok Aktivitas siswa dalam persentasi Aktivitas siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi Kemampuan siswa dalam menghargai pendapat teman Kemampuan siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari Kemampuan siswa menarik kesimpulan Rata-Rata
Rata-rata 2,9
Kriteria Sangat Baik
2,8
Baik
2,8 2,7
Baik Cukup
2,9
Sedang
2,9
Sedang
2,8 2,7 2,8
Cukup Cukup Cukup
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Pada kelas kontrol, hasil penilaian psikomotorik aspek yang dinilai yaitu kemampuan siswa membangun pengetahuan awal, kerjasama, diskusi, persentasi, mengemukakan pendapat, menghargai pendapat, kemampuan mengaitkan materi dan kemampuan menarik kesimpulan. Berdasarkan tabel diatas kelas kontrol dalam kemampuan berdiskusi tergolong dalam kriteria “cukup” karena mempunyai nilai 2. Untuk kemampuan klasikal mempunyai rata-rata 2,8 termasuk kategori “cukup”.
106
Tabel 4.24. Rata-rata Kemampuan Siswa dalam Ranah Psikomotorik No
1 2 3 4 5 6
7 8
Aspek Yang dinilai Kemampuan siswa membangun pengetahuan awal Aktivitas siswa dalam kerjasama dengan kelompok Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok Aktivitas siswa dalam persentasi Aktivitas siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi Kemampuan siswa dalam menghargai pendapat teman Kemampuan siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari Kemampuan siswa menarik kesimpulan Rata-Rata
Kelas Eksperimen RataRata Kriteria Sangat 3,5 Baik Sangat 3,6 Baik Sangat 3,5 Baik Sangat 3,5 Baik Sangat 3,5 Baik
Kelas Kontrol RataKriteri Rata a 2,9
Baik
2,8
Cukup
2,8
Cukup
2,7
Cukup
2,9
Baik
3,5
Baik
2,9
Baik
3,4
Baik
2,8
Cukup
3,4
Baik Sangat baik
2,7
Cukup
2,8
Cukup
3,5
Sumber: Pengolahan data primer 2016
Dalam penilaian aspek psikomotorik kelas eksperimen sebagian besar berada pada kriteria “sangat baik” dan hanya tiga aspek yang berada pada kriteria “baik”. Sedangkan kelas kontrol tiga aspek berada pada kriteria “cukup” dan tiga aspek pada kriteria “baik”. Artinya, penilaian psikomotorik pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi hasilnya daripada kelas kontrol. Jika, dilihat secara klasikal hasil penilaian psikomotorik dapat dilihat dari tabel 4.25 berikut :
107
Tabel 4.25. Rata-rata Klasikal Kemampuan Siswa dalam Ranah Psikomotorik No 1 2 3 4
Nilai
Kriteria
86-100 70-85 66-70 <=65
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah
Jumlah Eksperimen Kontrol 1 20 13 8 12 5 10 34 34
Sumber: Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan tabel tersebut, pada kelas eksperimen sebagian besar siswanya mendapatkan nilai psikomotorik yang termasuk kriteria “sangat baik” yaitu sebanyak 1 siswa, dan mendapatkan kriteria “baik” sebanyak 20 siswa dan untuk kriteria “cukup” terdapat 8 dan “kurang” terdapat 5. Sedangkan pada kelas kontrol termasuk dalam kriteria “baik” yaitu sebanyak 13 siswa, kriteria “cukup” terdapat 12 siswa, dan kriteria “kurang” terdapat 10 siswa. Tidak terdapat kriteria “sangat baik” pada kelas kontrol. 4.2.7. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa antara Pembelajaran Menggunakan
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
Berupa
Pengelolaan Sampah dengan Pembelajaran Konvensional Apabila dilihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa secara keseluruhan secara tiga kali pertemuan pada kelas kontrol, diketahui besar rata–rata sebesar 63% sehingga termasuk dalam sedang. Besarnya persentase kumulatif (klasikal) hasil belajar aktivitas siswa kelas eksperimen mencapai kriteria “baik” sebesar 81 % yang termasuk dalam kriteria “sangat aktif”. Lebih jelasnya perbandingan rata– rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.26.
108
Tabel 4.26. Perbandingan Rata–rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa selama Pembelajaran tiap Pertemuan No Pertemuan Kelas eksperimen Kelas Kontrol 1 2 3
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Rata-rata 75% 83% 85% 81%
Kriteria Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif
Rata-rata 60% 63% 67% 63%
Kriteria Sedang Sedang Aktif Sedang
Sumber: Pengolahan data primer 2016
4.3.Pembahasan Sikap peduli terhadap lingkungan siswa SMPN 11 Semarang tergolong masih rendah. Hal tersebut terlihat dari lingkungan sekolah yang masih kotor dan banyaknya sampah yang berserakan. Pemandangan tersebut terjadi karena banyaknya siswa yang membuang sampah sembarangan dan belum sadar akan kebersihan lingkungan sekolah. Kurangnya kepedulian siswa terhadap lingkungan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya belum tercapainya tujuan pembelajaran yang mengajak siswa untuk peduli terhadap lingkungan. Mata Pelajaran IPS terdapat kompetensi dasar tentang permasalahan lingkungan dan upaya penanggulangannya dalam kaitan pembangunan berkelanjutan yang salah satu sub materinya adalah usaha melestarikan lingkungan. Tujuan pembelajaran dari usaha melestarikan lingkungan adalah
memberikan
contoh
usaha
melestarikan lingkungan. Adanya materi tersebut diusahakan dapat mengubah sikap siswa terhadap lingkungan, karena sikap peduli lingkungan diartikan sebagai upaya-upaya untuk melestarikan, mencegah dan memperbaiki lingkungan alam. Akan Tetapi, hal tersebut belum terwujud sesuai dengan tujuan yang
109
diinginkan. Belum terwujudnya tujuan dari pembelajaran disebabkan karena kegiatan belajar mengajar masih menggunakan metode konvensional yang membuat siswa sibuk mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Keaktifan siswa dalam pembelajaran akhirnya hanya menerima verbalisme. Penggunaan beberapa metode, model dan media yang tepat dimungkinkan dapat mengatasi masalah tersebut. Thomas
dalam
Wena
(2011:144)
Pembelajaran
berbasis
proyek
merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembalajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Dalam hal ini siswa dilibatkan untuk aktif dalam membuat proyek berupa bahan bekas dan membuat kompos sebagai suatu kegiatan dari pengelolaan sampah. Dalam tahapanyan ada 6 kelompok yang membuat proyek dari bahan bekas dan membuat kompos organik. Kelompok tersebut harus mencari permasalahn tentang sampah dan melakukan observasi, kemudian setiap kelompok menganalisis hasil observasi. Selanjutnya siswa merancang karya yang harus dibuat dari bahan bekas selain itu siswa juga membuat proyek berupa membuat kompos organik. Hasil diskusi dari observasi dipersentasikan di depan kelas dan menampilkan karya dari bahan bekas sebagai tugas proyek. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolan sampah dinilai berdasarkan aktivitas dan kinerja peneliti. Kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah menunjukkan aktivitas belajar dan kinerja guru lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang diberikan
110
pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang diperoleh kelas eksperimen memperoleh rata-rata 76% dan termasuk kriteria “baik”. Hal tersebut terjadi karena guru dituntut untuk kreatif merancang pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitor. Menggunakan pembelajaran berbasis proyek siswa dituntut untuk aktif secara individu atau kelompok. Pembelajaran berbasis kerja proyek berupa pengelolaan sampah menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, sehingga memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, aktivitas belajar siswa kelas eksperimen mencapai 81% termasuk kriteria “sangat aktif”. Berdasarkan analisis data yang diperoleh 56% siswa “sangat tertarik” dan 44% siswa “tertarik” dengan pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah karena dapat membuat siswa memahami materi yang dipelajari secara nyata, siswa dapat berpartisipasi secara langsung. Hasil analisis tahap awal dari hasil Pre Test antara dua
kelompok
diantaranya kelas kontrol diberikan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen diberikan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah menunjukkan bahwa kemampuan awal dari dua kelompok tersebut sama, sehingga tidak ada perbedaan kemampuan awal maka kedua kelompok tersebut telah memenuhi syarat dan kriteria untuk diberikan penelitian lebih lanjut. Hal tersebut dapat dilihat dengan analisis normalitas bahwa kedua kelas tersebut memiliki data normal. Selain itu, dalam uji varian kedua kelas tersebut memiliki varians yang sama atau homogen. Berdasarkan uji perbedaan. t(hitung)≥ t(tabel) dengan taraf signifikansi 5% dk = n1+n2-2 dan t(hitung) = 7,175 nilai eksperimen
111
dan t
(0,95)(58)
yaitu 1,997 menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil
uji gain kelas eksperimen termasuk
“efektif” karena rata-rata secara klasikal mencapai 0,76 yang termasuk kriteria tinggi. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan siswa memotivasi siswa belajar karena belajar lebih bervariasi dengan adanya belajar di luar kelas dan siswa terlibat dalam membuat proyek. Siswa yang termotivasi belajar akan menimbulkan siswa aktif
dikelas dan dapat menigkatkan hasil
belajar siswa Hasil analisis deskriftif untuk Post Test juga menunjukkan perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen mencapai 91,18% dan berkategori “tuntas” karena secara klasikal mencapai nilai >75% sedangkan untuk kelas kontrol tidak mencapai KKM. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa dengan pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah dapat meningkatkan hasil belajar karena secara klasikal mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) itu terjadi karena siswa tertarik dengan kegiatan belajar yang sedang berlangsung dan memberikan kesan yang bermakna bagi siswa dapat mempraktikan pengelolaan sampah berupa membuat kompos. Selain hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif juga menunjukkan bahwa
kelas eksperimen menunjukkan tingkat
afektifnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Sama halnya untuk ranah psikomotorik, kelas eksperimen membuat proyek berupa karya dari bahan bekas dan membuat kompos penilaian psikomotorik lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang tidak membuat proyek.
112
Kategori efektivitas dari model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek layak digunakan sebagai pilihan yang baik untuk menyampaikan materi yang sama maupun beda. Seperti dalam yang sudah dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Mukh Farid, J.A Pramukantoro Yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standart Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital di SMKN 2 Surabaya” pada jurnal tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitiannya bahwa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah di SMPN 11 Semarang pada materi usaha pelestarian lingkungan kelas VIII dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan kinerja guru kelas eksperimen memiliki kriteria “sangat baik”(76%) sedangkan kelas kontrol memiliki kriteria “sedang”(64%) dan aktivitas belajar siswa kelas eksperimen memiliki kriteria “sangat aktif” (81%) sedangkan kelas kontrol memiliki kriteria “baik” (63%). Selain itu, hasil analisis angket tertarikan termasuk kriteria “tertarik” terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah. 2. Tingkat
efektivitas
model
pembelajaran
berbasis
proyek
berupa
pengelolaan sampah berdasarkan analisis uji t menunjukkan bahwa t(hitung)
karena itu, hasil belajar kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Sedangkan hasil gain memilki kriteria “tinggi” (0,76) karena dapat meningkatkan hasil belajar. Secara Klasikal ketuntasan hasil belajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah termasuk kriteria “efektif” karena mencapai 91,18%.
113
114
5.2.Saran Saran yang peneliti dapat sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1. Untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa sebaiknya guru menerpakan model pembelajaran berbasis proyek pada materi yang lain. 2. Untuk meningkatkan kinerja guru yang kurang aktif sebaikanya sebelum kegiatan dilakukan harus dipersiapkan secara matang. 3. Untuk meningkatkan prestasi belajar perlu diadakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
115
DAFTAR PUSTAKA
A.Sudewi I.G., Suharsono. N ., Kirna I. M.2013. Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningktakan Kemampuan Berfikir Siswa Pada Kelas X Multimedia 3 SMKN Sukasada. Bali: Jurnal. Ali,M. 2016. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Aglensindo. Amanda, N.W., Y.I W. Subagia, I. N. Tika. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Self Efficacy Siswa. Bali : Jurnal. Anni CT. 2007. Psikologi Belajar. Semarang UPT MKK Universitas Negeri Semarang. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Algesindo. ---------------2010b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Algesindo. Budimansyah, D. 2003. Model Pembelajaran Berbasis Protofolio. Bandung: PT. Gesindo. Darmawan, Guru. 2013. Peran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (KPP) Pada Dinas Pekerjaan Umum Dalam Pengelolaan Sampah Di Kota Sangganta kabupaten Kutai Timur.. Samarinda: Jurnal Ilmu Pemerintahan. Dimyanti dan Mudjiono 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. -------------------------------. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT RINEKA CIPTA. Emil, Salim.1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES. Farid,Mukh., J.A Pramukantoro. 2013. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standart Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital di SMKN 2 Surabaya. Surabaya : Jurnal.
116
Fattah, Sanusi. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/ MTs kelas VIII BSE. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Gilbert.1996. Pengelolaan Sampah.Yogyakarta: PT Agro Media Pustaka. Hardiwinanto.2010. Penjaman Penilaian Karakter dan Budi Pekerti. Solo: PT Bahana Media Wirayuda. Isnanni, M. 2012. Pengembangan LKS Fisika Model Iferensi Logika Berfikir Hypothetical Desuktif Siswa SMP. Jurnal Of Inovatif Science Education 2.(1):101-104. Jagantara, I Made Wirasana., Putu Budi Adnyana, Ni Luh Putu Manik Widiyanti. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMA. Bali: Jurnal. Neolaka, Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta
Pakpahan, Rogers. dkk. 2010. IPS untuk SMP/ MTs Kelas VIII BSE. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahsa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sadirman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Santoso. 2009. Kertas Daur Ulang.On line athttp://uripsantoso. wordpress. com//2009/06/09/kertas-daur ulang/(accessed 9 September 2016). Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soekamto, Toeti dan Udin. 1997. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI.
117
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sugandi, Ahmad.dkk. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang UPTK UNNES PRESS. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta ------------.2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeha.
------------.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeha.
Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeha. Sunarso, Indri. dkk. 2005. Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP/ MTs Kelas VIII. Semarang: Pemerintah Kota Semarang. Susilowati, Indah Retno Sri Iswari, Sri Sukaesih. 2013.Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Semarang : Jurnal. Sutirman. 2013. Media dan Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Graha Ilmu. Syah, Muhhibin. 2004. Psikologi Pendidikan denagn Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Offiset.
118
Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad. 2014. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta : Bumi Aksara.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer . Jakarta: Bumi Aksara https://djunijanto.wordpress.com/materi/pendekatan-geografi/. Diakses tanggal 31 Agustus 2016 pukul 06.00 WIB. http://www.atobasahona.com/2015/09/pengertian-tentang-kesadaranlingkungan.html. Diakses tanggal 31 Agustus 2016 pukul 06.00 WIB.
LAMPIRAN
119
Lampiran 1 DAFTAR ANGGOTA SISWA KELAS UJI COBA No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34
Kode UC – 1 UC – 2 UC – 3 UC – 4 UC – 5 UC – 6 UC – 7 UC – 8 UC – 9 UC – 10 UC – 11 UC – 12 UC – 13 UC – 14 UC – 15 UC – 16 UC – 17 UC – 18 UC – 19 UC - 20 UC – 21 UC – 22 UC – 23 UC – 24 UC – 25 UC – 26 UC – 27 UC – 28 UC – 29 UC – 30 UC – 31 UC - 32 UC-33 UC-34
Nama Siswa ADISTI MAHARGYANING PUTRI ALVIYANTO BAGAS PRASTYADI ANGGORO FARHAN FIRMANSYAH ANGGUN PUTRI WARDANI ANINDA NURHALIZA DAMARAZ ANISA KISTHI ATIFA FISMAWATI AYSAR BENING BAGAS ARYA WIB0W0 BARUNA NURSATRIA JAYAMAHE CANTIKA NOVITA SARI DIA GHANIY AKBAR DIMAS ADITYA PRATAMA ELVAN FADILAH HIDAYANTI FADILLA FEBRIANNA FADYLLA ROSMELINA SALWA FURUNA DWI INDRA MAYANGSARI IRAWAN KALISTA MUHAMMAD ALBARDANI MAHARANI PUTRI HANA FADHILA MARITZA SHAFIRA NARENDRA KUSUMA DEWA NENO AISYAH DELI NINA DAMAYANTI RAFLI NUR MAAJID RINDU BENING ANALIA RIZKY ANDREY MAULANA STEVIE BERLIANA EFFENDY UMAR YUSUF VIONA PUTRI RIMBI HAPSARI VIVI ALVIANITA WAHYU SADDAM PRATAMA WAHYU TRI NUGROHO YUFLIH QINTHORO PRATAMA
120
Lampiran 2 DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Kode E–1 E–2 E–3 E–4 E–5 E–6 E–7 E–8 E–9 E – 10 E – 11 E – 12 E – 13 E – 14 E – 15 E – 16 E – 17 E – 18 E – 19 E - 20 E – 21 E – 22 E – 23 E – 24 E – 24 E – 26 E – 27 E – 28 E – 29 E – 30 E – 31 E – 32 E – 33 E – 34
Nama Siswa ADINDA ROSYANA DEWI SAPUTRI 'AISYAH NURSARAH ALIFIAN RIZKI SYAHPUTRA ALVIAN ARYA WIBOWO AMALIA SAPUTRI SUTIYOSO AMELIA PUTRI ALWITA ANDHIKA RAFLI PRATAMA PUTRA ARMEDIA PITA BAGUS ADE WIDAYANTO DEO RESTU PUTRA DESY NAWALARI YANTI DINO SATYA WICAKSANA GENANDHA SINDHU HERMAWAN GITA YULIA PUTRI HENDY YULI UTOMO IMUTIA ENKA MEILASARI INDAH MEGA UTAMI ITHA ADJENG KHOIRUNNISHA IVAN LANANG SANTOSO JENNY FATIKA SARI M. REFFAEL FERNANDA SANTOSO MUHAMMAD HENGKI KURNIAWAN NEVYA ANNISAFULLAH ZUNTYANI W. S. NOFANDITO PRIMA IKHSANDA PUTRA OXANA SALSABILA ROSALIND PANDAWA PUTRA RUSMANA PIPIT NUR'AINI PUTRI RIMAWATI RAFIKA PUTRI BRILIANTI RAJENDRA MUHAMMAD SEPUTRA RIKI ARDIANSHAH RONALD DANI SALSABILA KARTIKA MAULIDA SHORAYA JAUHARIYAH
121
Lampiran 3 DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Kode K–1 K–2 K–3 K–4 K–5 K–6 K–7 K–8 K –9 K – 10 K – 11 K – 12 K – 13 K – 14 K – 15 K – 16 K – 17 K – 18 K – 19 K – 20 K – 21 K – 22 K– 23 K– 24 K– 24 K– 26 K– 27 K– 28 K– 29 K– 30 K– 31 K– 32 K– 33 K– 34
Nama Siswa ABI HASSAN ARRASYID ADITYA CANDRA EKO ARIYANTO AMELIA EKA PUTRI ARYA NAUFAL SYACHPUTRA AZANI HILDA ADELIA BAHTIAR AKMAL BUCHORI ELLYKA PRISMA PUTRI MARDANI FEBIA KARINA ROSA FEBRIAN ADHA MAULANA FRISCA KHARISMA INDRASARI HASFIN KARTIKAWATI HIKMAL SHAFARUL ANAM HILDA AMELIA VIDIASTUTI IMAM TAUFIK SUGIARTO IRVAN SETIAWAN JUNINDITYA GUSTI RACHMA OKTARIKA LABIB AGLANDA FADHLURAHMAN LUIGI ARYA GIANNANTA NABILA AYU ANINDHITA NAFFA ALDILLA RATNASARI NATASYA DINDA SAFIRA NAWRA ALIFA NABIL NOVELLA DWI ARIYANI PUTRI HAPSARI CANDRA DEWI RAKARIDHO RAMADHANI REVIANO ARDIEN PRADIPTADISATYA RIZAL MARFADHANI RIZKI AGUNG BUSTAMI RUDI EKO KRISTIYANTO SYAHLA NOFE MAYDILA TATA DEA ANANDA VICKY SURYA ADHITYA YASQUR RAHMAN ZALFA LARASATI FADILLA
122
LAMPIRAN 4. SILABUS Sekolah
: SMP NEGERI 11 SEMARANG
Kelas / Semester
: VIII / Ganjil
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar kompetensi
: 1. 1. Memahami Permasalahan Sosial Berkaitan Dengan Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Kompetensi Dasar
1.3.Mendeskripsi kan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangan nya dalam pmbangunan berkelanjutan
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Unsur-unsur lingkungan abiotik, biotik, dan sosial budaya.
Tanya jawab tentang lingkungan hidup dan unsurunsurnya.
Indikator Pencapaian kompetensi Mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik, unsur biotik, sosial budaya)
Karakter siswa yang diharapkan
Penilaian Teknik
Kerja keras, Tes lisan kreatif, peduli soisl, tanggung jawab
Bentuk Intrumen
Contoh Instrumen
Daftar pertanyaa n
Sebutkan 3 unsur lingkungan hidup
alokasi waktu 8 JP
sumber belajar Peta Indonesia Atlas Peta persebaran penduduk di Indonesia. Gambargambar yang relevan.
123
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian kompetensi
Karakter siswa yang diharapkan
Penilaian Teknik
Bentuk Intrumen
Contoh Instrumen
alokasi waktu
sumber belajar LKS Buku Geografi yang relevan
Tanya jawab Arti penting lingkungan tentang arti bagi kehidupan penting lingkungan bagi kehidupan.
Bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya.
Diskusi tentang kerusakan lingkungan hidup dan faktor-faktor penyebabnya.
Religius, jujur, Tes tulis Tes Uraian Menafsirkan arti penting tanggung lingkungan bagi jawab kehidupan.
Mengidentifika si bentukbentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya.
Kreatif, mandiri, peduli lingkungan, peduli social
Tes unjuk kerja
Uji petik kerja produk
Jelaskan manfaat hutan bagi kehidupan !
Buatlah kliping berupa gambar atau berita dari media cetak masingmasing 5 buah tentang kerusakan lingkunga
124
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Usaha pelestarian lingkungan hidup
Kegiatan Pembelajaran
Diskusi tentang usaha pelestarian lingkungan hidup.
Indikator Pencapaian kompetensi
Memberi contoh usaha pelestarian lingkungan hidup.
Karakter siswa yang diharapkan
Peduli lingkungan, peduli social
Penilaian Teknik
Tes tulis
Bentuk Intrumen
Tes Uraian
Contoh Instrumen
n alam yang disebabka n oleh: alam dan manusia. a. Berilah contoh usaha untuk melesta rikan daerah aliran sungai! banteng dan komodo b. anoa dan babi rusa
alokasi waktu
sumber belajar
125
Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) (RPP)
Nama Sekolah
: SMPN 11 Semarang
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
: VIII / 1
Standart Kompotensi
: 1. 1. Memahami Permasalahan Sosial Berkaitan Dengan Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Kompetensi Dasar
: 1.3. Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan Hidup
Dan
Upaya
Penanggulangannya
Dalam
Pembangunan Berkelanjutan Alokasi Waktu
: 8 X 40 menit (4x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan defenisi lingkungan 2. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik, unsur biotik, sosial budaya) 3. Siswa dapat menafsirkan arti penting lingkungan bagi kehidupan 4. Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya. 5. Siswa dapat memberi contoh usaha pelestarian lingkungan hidup.
B. Materi Ajar 1. 2. 3. 4.
Definisi lingkungan hidup Unsur-unsur lingkungan hidup Kerusakan lingkungan hidup Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup
C. METODE/MODEL PEMBELAJARAN Metode
: Ceramah, Demonstrasi, ekperimen, diskusi observasi
Model
: Pembuatan proyek
126
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1 Materi 1.
Definisi lingkungan
2.
Unsur-unsur lingkungan
a. Pendahuluan - Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius) - Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius) - Guru menayakan siapa yang tidak hadir\ - Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil sampah yang ada disekitarnya - Guru mengajak siswa menonton video tentang akibat sampah menunpuk. - Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran b. Kegaiatan Inti Eksplorasi - Guru menyampaikan materi pelajaran dan indikatornya - Guru membagikan siswa soal pre test - Guru menjelaskan tentang definisi lingkungan - Guru menjelaskan tentang unsur-unsur lingkungan - Guru memberikan pertanyaan tentang permasalahan lingkungan yang berhubungan dengan sampah Elaborasi - Siswa menjawab soal pre test - Siswa dibagi menjadi 6 kelompok - Siswa duduk secara berkelompok - Siswa mendiskusikan permasalahan sampah yang ada dilingkungannya. Siswa membuat desain rencana proyek mengolah sampah dan membuat poster - Siswa membuat jadwal obervasi dan membuat proyek.
127
Konfirmasi - Guru menambahi materi yang dianggap kurang - Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami - Guru memberikan perintah kepada siswa untuk membawa daun-daun kering sesuai kelompok. c. Penutup - Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi
tentang definisi
lingkugan. - Guru menutup pelajaran dengan mengajakan berdo’a dan mengucapkan salam. Pertemuan 2 Materi 1. Arti penting lingkungan 2. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup 3. Usaha pelestarian lingkungan hidup 4. Kompos a. Pendahuluan - Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius) - Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius) - Guru menayakan siapa yang tidak hadir - Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil semua sampah ada di sekitar ruangan kelas. - Guru mengadakan tanya jawab soal materi sebelumnya. - Guru menjelaskan kegiatan pembalajaran hari ini Eksplorasi -
Guru menjelaskan arti penting lingkungan
-
Guru menjelaskan tentang bentuk-bentuk kerusakan lingkungan
- Guru menjelaskan tentang upaya pelestarian lingkungan hidup - Guru menjelaskan tentang kompos Elaborasi - Siswa diajak untuk keluar kelas dan berkumpul ketempat lokasi yang telah ditentukan - Secara berkelompok siswa mengikuti arahan guru dalam membuat kompos
128
- Siswa secara berkempok membuat kompos Konfirmasi -
Guru menambahi materi yang dianggap kurang
-
Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
-
Guru mengingatkan kembali supaya setiap kelompok membawa lembar diskusi kelompok dan membawa karya dari bahan bekas serta poster
Penutup - Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang arti penting lingkungan, kerusakan lingkungan serta usaha pelestarian lingkungan - Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini.
Pertemuan 3 Materi 1. Usaha pelestarian lingkungan hidup oleh pelajar Pendahuluan - Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius) - Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius) - Guru menayakan siapa yang tidak hadir - Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil semua sampah ada di sekitar ruangan kelas. - Guru menjelaskan kegiatan pembalajaran hari ini Eksplorasi -
Guru menjelaskan materi usaha pelestarian lingkungan hidup yang dapat dilakukan oleh pelajar
Elaborasi - Siswa berkelompok mendiskusikan hasil obervasi dan guru memantau kemajuan siswa dalam pembuatan proyek. - Siswa secara berkelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompok dan menampilkan hasil karya dari bahan bekas dan poster dan guru menilai hasil akhir berdasarkan persentasi
129
Konfirmasi -
Guru melakukan refleksi secara berkelompok tentang tugas proyek yang telah dilakukan oleh siswa.
-
Guru menambahi penjelasan usaha pelestarian lingkungan hidup
-
Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
Penutup - Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang materi usaha pelestarian lingkungan yang dapat dilakukan oleh pelajar - Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini. Pertemuan 4 Materi 1. Post test Pendahuluan - Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius) - Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius) - Guru menayakan siapa yang tidak hadir - Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil semua sampah ada di sekitar ruangan kelas. - Guru menjelaskan kegiatan pembalajaran hari ini Eksplorasi - Guru menjelaskan materi tentang lingkungan - Guru menjelaskan tentang teori pembuatan kompos - Guru mengadakan Post test - Guru membagikan angket Elaborasi - Siswa menjawab soal post test - Siswa menjawab angket yang dibagikan Konfirmasi -
Guru menambahi untuk melanjutkan kegiatan kompos yang pertemuan sebelumnya di laksanakan
130
-
Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
-
Guru mengingatkan mengambil hasil post test
Penutup - Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang materi lingkungan dan cara pembuatan kompos. - Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini.
D. SUMBER 1. Buku Sumber:
Banowati, Eva. 2011. Geografi Indonesia. Semarang: UNNES Press Fattah, Sanusi. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/ MTs kelas VIII BSE. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Pakpahan, Rogers. dkk. 2010. IPS untuk SMP/ MTs Kelas VIII BSE. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sunarso, Indri. dkk. 2005. Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP/ MTs Kelas VIII. Semarang: Pemerintah Kota Semarang. 2. Internet
http://www.pengertianku.net/2014/05/pengertian-lingkungan-hidup-dankomponennya.html. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.23 WIB http://anisanisa6.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.30 WIB https://dewichandradewi.wordpress.com/tujuan-dan-sasaran/. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.33WIB http://adwintaactivity.blogspot.co.id/2012/04/hakekat-pembangunanberkelanjutan-dan.html. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.35 WIB.
E. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Slide power point. 2. Video 3. Gambar
131
F. Penilaian 1. Teknik Penilaian: a. Penilaian proses b. Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen: Tes pilihan ganda 3. Soal/instrumen: Lampiran 1. Lembar Penilaian tugas No
Nama Siswa
Aspek Yang dinilai ketepatan Kerapihan waktu Pekerjaan
Kerapihan Pekerjaan
Jumlah Esensi Jawaban
*) Norma Penilaian : - Aspek Ketepatan Waktu skor maksimal - Aspek Kerapihan pekerjaan - Aspek Esensi Jawaban skor maksimal Jumlah
Mengetahui, Guru Mapel IPS
Dra. Indartik, M.Pd NIP. 196510252007012012
Nilai
: 15 : 10 : 75 : 100
29 September 2016 Peneliti
Ima Utari Siregar Nim. 3201412007
132
Lampiran 6. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS KONTROL) (RPP)
Nama Sekolah
: SMPN 11 Semarang
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
: VIII / 1
Standart Kompotensi
: 1. 1. Memahami Permasalahan Sosial Berkaitan Dengan Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Kompetensi Dasar
: 1.3. Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan Hidup Dan Upaya Penanggulangannya Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Alokasi Waktu
: 8 X 40 menit (4x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan definisi lingkungan 2. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik, unsur biotik, sosial budaya) 3. Siswa dapat menafsirkan arti penting lingkungan bagi kehidupan 4. Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya. 5. Siswa dapat memberi contoh usaha pelestarian lingkungan hidup.
B. Materi Ajar 1.
Definisi lingkunganh hidup
2.
Unsur-unsur lingkungan hidup
3.
Arti penting lingkungan
4.
Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup
5. Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.
C. METODE/MODEL PEMBELAJARAN
133
Metode
: Ceramah , demonstrasi, diskusi, observasi
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1 Materi 1. Defenisi lingkungan 2. Unsur-unsur lingkungan Pedahuluan - Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius) - Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius) - Guru menayakan siapa yang tidak hadir - Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil sampah yang ada disekitarnya - Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran Kegiatan Inti Eksplorasi - Guru menyampaikan materi pelajaran dan indikatornya - Guru membagikan siswa soal pre test - Guru menjelaskan tentang defenisi lingkungan - Guru menjelaskan tentang unsur-unsur lingkungan Elaborasi - Siswa menjawab soal pre test - Siswa dibagi menjadi 6 kelompok - Setiap kelompok mendiskusikan tentang contoh permasalahan lingkungan dan usaha pelestariannya
Konfirmasi - Guru menambahi materi yang dianggap kurang
134
- Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami - Guru mengingatkan kembali untuk mengerjakan tugas kelompoknya dan di persentasikan dipertemuan selanjutnya Penutup - Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang defenisi lingkungan, unsur-unsur lingkungan. - Guru
menutup
pelajaran
dengan
mengajakan
berdo’a
dan
mengucapkan salam.
Pertemuan 2 Materi 1. Arti penting lingkungan 2. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup 3. Usaha pelestarian lingkungan hidup Pendahuluan - Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius) - Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius) - Guru menayakan siapa yang tidak hadir - Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil semua sampah ada di sekitar ruangan kelas. - Guru menjelaskan kegiatan pembalajaran hari ini Eksplorasi - Guru menjelaskan arti penting lingkungan - Guru menjelaskan tentang bentuk-bentuk kerusakan lingkungan - Guru menjelaskan materi tentang usaha pelestarian lingkungan hidup Elaborasi - Siswa duduk secara berkempok - Siswa mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas Konfirmasi
135
-
Guru menambahi materi yang dianggap kurang
-
Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
Penutup - Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang arti penting lingkungan,
contoh-contoh
kerusakan
lingkungan
dan
usaha
pelestarian lingkungan hidup - Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini. Pertemuan 3 Materi 1. Kompos Pendahuluan - Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius) - Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius) - Guru menayakan siapa yang tidak hadir - Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil semua sampah ada di sekitar ruangan kelas. - Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran hari ini Eksplorasi - Guru menjelaskan tentang materi lingkungan - Guru menjelaskan tentang teori pembuatan kompos - Guru memperlihatkan video pembuatan kompos Elaborasi - Siswa secara melihat video pembuatan kompos Konfirmasi -
Guru menambahi penjelasan pembuatan kompos
-
Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
Penutup - Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang materi lingkungan dan cara pembuatan kompos. - Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini.
136
Pertemuan 4 Materi 1. Post test Pendahuluan - Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius) - Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius) - Guru menayakan siapa yang tidak hadir - Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil semua sampah ada di sekitar ruangan kelas. - Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran hari ini Eksplorasi -
Guru menjelaskan materi tentang lingkungan Guru mengulas materi pembuatan kompos Guru mengadakan Post test
Elaborasi - Siswa menjawab soal post test Konfirmasi -
Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
-
Guru mengingatkan mengambil hasil post test
Penutup - Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang materi lingkungan dan cara pembuatan kompos. - Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini.
E. SUMBER 1. Buku Sumber: Banowati, Eva. 2011. Geografi Indonesia. Semarang: UNNES Press
137
Fattah, Sanusi. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/ MTs kelas VIII BSE. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Pakpahan, Rogers. dkk. 2010. IPS untuk SMP/ MTs Kelas VIII BSE. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sunarso, Indri. dkk. 2005. Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP/ MTs Kelas VIII. Semarang: Pemerintah Kota Semarang. 2.
Internet
http://www.pengertianku.net/2014/05/pengertian-lingkungan-hidup-dankomponennya.html. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.23 WIB http://anisanisa6.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.30 WIB https://dewichandradewi.wordpress.com/tujuan-dan-sasaran/. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.33WIB http://adwintaactivity.blogspot.co.id/2012/04/hakekat-pembangunanberkelanjutan-dan.html. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.35 WIB.
F. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Slide power point. 2. Film 3. Gambar G. PENILAIAN 1. Teknik penilaian : a. Penilaian proses b. Tes tertulis 2. Bentuk instrument : a. Tes pilihan ganda 3. Soal/instrumen : Lampiran 1. Lembar Penilaian Tugas :
138
No
Nama Siswa
Aspek Yang dinilai ketepatan waktu
Kerapihan Pekerjaan
Kerapihan Pekerjaan
Jumlah Esensi jawaban
*) Norma Penilaian : - Aspek Ketepatan Waktu skor maksimal - Aspek Kerapihan pekerjaan - Aspek Esensi Jawaban skor maksimal Jumlah
: 15 : 10 : 75 : 100
Mengetahui, Guru Mapel IPS
29 September 2016 Peneliti
Dra. Indartik, M.Pd NIP. 19651025200701 2 012
Ima Utari Siregar Nim. 3201412007
Nilai
139
Lampiran 7. LEMBAR PENILAIAN ASPEK SIKAP SISWA KELAS KONTROL/EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP SMPN 11 SEMARANG No Aspek yang diamati Skor Kriteria 1
Sikap Displin
4
Masuk kelas tepat waktu , Mengumpulkan
dan
mengerjakan
tugas tepat waktu Memakai Seragam Lengkap
2
Sikap Spiritual
3
Bila dua aspek terpenuhi
2
Bila satu aspek terpenuhi
1
Bila tidak ada aspek yang terpenuhi
4
Berdoa sebelum pelajaran dimulai Mengungkapkan rasa kagum terhadap ciptaan Tuhan Memberi
salam
sebelum
maupun
sesudah menyampaikan pendapat atau persentasi
3
Kesiapan dalam
3
Bila dua aspek terpenuhi
2
Bila satu aspek terpenuhi
1
Bila tidak ada aspek yang terpenuhi
4
Membawa buku catatan,
mengikuti
Membawa buku tugas
pembelajaran
4
Keaktifan dalam bertanya
Membawa buku IPS pengangan siswa 3
Bila dua aspek terpenuhi
2
Bila satu aspek terpenuhi
1
Bila tidak ada aspek yang terpenuhi
4
Angkat
tangan
pertanyaan
yang
dengan materi
dan
mengajukan
berbobot,
sesuai
140
3
Angkat
tangan
dan
mengajukan
pertanyaan yang sesuai dengan materi 2
Angkat
tangan
tetapi
tidak
mendapatkan kesempatan
5
Berpikir Kritis
1
Tidak pernah mengajukan pertanyaan
4
Mengungkapkan
ide/gagasan
lebih
dari satu ide/gagasan berbobot 3
Mengungkapkan ide/gagasan satu kali
2
Mencoba mengungkapkan ide/gagasan tetapi tidak mendapatkan kesempatan
1
Tidak
pernah
mencoba
mengungkapkan ide/gagasan 6
Keaktifan dalam
4
menjawab pertanyaan
7
Sikap jujur
Menjawab karena antusias dengan jawaban berbobot
3
Menjawab karena antusias standart
2
Menjawab karena di tunjuk
1
Tidak pernah mengungkapkan gagasan
4
Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas Tidak
mengambil/menyalin/karya
orang lain Melaporkan data/informasi apa adanya 3
Bila dua aspek terpenuhi
2
Bila satu aspek terpenuhi
1
Bila tidak ada aspek yang terpenuhi
Keterangan Pengisian Skor Observasi 4 = Sangat Tinggi, jika memenuhi 4 indikator pada setiap aspek 3 = Tinggi, jika memenuhi 3 indikator pada setiap aspek 2 = Cukup Tinggi, jika memenuhi 2 indikator pada setiap aspek 1 = Kurang Tinggi, jika memenuhi 1 atau tidak memenuhi indikator pada setiap aspek
141
Lampiran 8. LEMBAR PENILAIAN ASPEK SIKAP SISWA KELAS KONTROL/EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP SMPN 11 SEMARANG Mata Pelajaran
: IPS Terpadu
Kelas/Semester
:VIII/Ganjil
Indikator: peserta didik menunjukkan sikap disiplin, sikap spritual, kesiapan dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan bertanya, berfikir kritis, keaktifan dalam menjawab, sikap jujur . No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Siswa
Sikap Displin
Sikap spriritual
Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran
Keaktifan dalam bertanya
Berfikir kritis
Keaktifan menjawab pertanyaan
Sikap jujur
142
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Jumlah
143
Lampiran 9. RUBRIK OBSERVASI PENILAIAN PSIKOMOTORIK PEMBELAJARAN USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP SMPN 11 SEMARANG No 1
2
3
4
5
6
Aspek yang diamati Skor Kemampuan siswa membangun pengetahuan awal Menjawab pertanyaan, bertanya, memahami materi, 4 mengaitkan dengan keseharian Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3 Jika 2 pernyataan di atas muncul 2 Jika 1 pernyataan di atas muncul 1 Aktivitas siswa dalam kerjasama dengan kelompok Dapat bekerjasama, mengemukakan ide, menjawab 4 pertayaan teman, dan menghargai pendapat teman Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3 Jika 2 pernyataan di atas muncul 2 Jika 1 pernyataan di atas muncul 1 Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok Dapat bekerjasama, mengemukakan ide, menjawab 4 pertayaan teman, dan menghargai pendapat teman Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3 Jika 2 pernyataan di atas muncul 2 Jika 1 pernyataan di atas muncul 1 Aktivitas siswa dalam persentasi Melakukan persentasi, menjawab pertanyaan kelompok 4 lain, memberi sanggahan, dapat bekerjasama dengan kelompoknya Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3 Jika 2 pernyataan di atas muncul 2 Jika 1 pernyataan di atas muncul 1 Aktivitas siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi Responsif, runtut, mudah dipahami, disertai contoh 4 Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3 Jika 2 pernyataan di atas muncul 2 Jika 1 pernyataan di atas muncul 1 Kemampuan siswa dalam menghargai pendapat teman Mendengarkan, menyanggah, tidak menyepelehkan teman, 4 yang sedang berpendapat, mau menerima masukan dari kelompok lain Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3 Jika 2 pernyataan di atas muncul 2
144
7
8
Jika 1 pernyataan di atas muncul Kemampuan siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari Relevan, menyebutkan contoh, penjelasan contoh, memiliki ide pemecahan masalah sehari-hari. Jika 3 dari pernyataan di atas muncul Jika 2 pernyataan di atas muncul Jika 1 pernyataan di atas muncul Kemampuan siswa menarik kesimpulan Kesimpulan benar,logis, sesuai tujuan pembelajaran, memberikan contoh Jika 3 dari pernyataan di atas muncul Jika 2 pernyataan di atas muncul Jika 1 pernyataan di atas muncul
1
4 3 2 1 4 3 2 1
145
Lampiran 10. LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK PEMBELAJARAN USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP SMPN 11 SEMARANG Kelas Anggota Kelompok
: :1 2 3 4 5 6 Petunjuk : berilah skor 1-5 pada kolom sesuai keadaan kelompok yang sebenarya pada kegiatan diskusi Skor untuk anggota No Aspek yang diamati kelompok 1 2 3 4 5 6 1 Kemampuan siswa membangun pengetahuan awal 2 Perhatian siswa dalam penjelasan guru 3 Aktivitas siswa dalam kerjasama dengan kelompok 4 Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok 5 Aktivitas siswa dalam persentasi 6 Aktivitas siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi 7 Kemampuan siswa dalam menghargai pendapat teman 8 Kemampuan siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari 9 Kemampuan siswa menarik kesimpulan 10 Melakukan aktivitas lain yang tidak mendukung proses pembelajaran Jumlah
145
Lampiran 11. LEMBAR PRE- TESt DAN POSt - TES Sekolah
: SMP Negeri 11 Semarang
Kelas
: VIII
Mata Pelajaran
: IPS
Materi pokok
: Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup
Waktu
: 40 Menit
Pilih salah satu jawaban yang anda anggap paling tepat, kemudian berilah tanda silang (X) pada huruf A, B , C dan D pada lembar jawab yang tersedia!
1.
Sebagai pelajar apa yang dapat kalian lakukan dalam usaha pelestarian lingkungan hidup ? beberapa hal yang dapat kalian lakukan sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah, antara lain sebagai berikut, kecuali,,,,
2.
3.
a.
Menghemat penggunaan kertas dan pensil
b.
Melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan kondisi tanah
c.
Memanfaatkan barang-barang bekas hasil daur ulang
d.
Menghidupkan kipas angin saat siswa berada di luar kelas
Penanaman kembali daerah hutan yang sudah gundul, dinamakan.,,, a. Terasering
c. Reboisasi
b. Pengawetan tanah
d. erosi
Usaha-usaha manusia untuk melestarikan lingkungan agar serasi dan seimbang adalah …. a. pemakaian sumber daya alam secara berlebihan b. perburuan satwa tanpa memperdulikan jumlah populasi c. penebangan hutan secara ekonomis d. pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
4.
Penghijauan yang dilakukan dikota besar adalah salah satu cara dalam menanggulangi pencemaran yang bertujuan …. a.
Mencegah terjadinya penguapan
146
5.
b.
Meningkatkan kadar oksigen di udara
c.
Meningkatkan keindahan dan kesejukan kota
d.
Meningkatkan suhu udara
Untuk menghasilkan kelestarian lingkungan sungai daerah pemukiman yang berdekatan dengan pabrik, maka usaha yang tepat yang harus dilakukan adalah…. a. memindahkan pabrik b.memproses limbah yang dihasilkan c. menutup pabrik d. memindahkan pemukiman penduduk
6.
7.
Pembuangan sampah-sampah berikut ini dapat menimbulkan polusi tanah kecuali,,, a. Plastik b. Daun-daunan c. Pecahan kaca d. Besi bekas Tujuan diletakkan dua tempat sampah yang berjejeran seperti gambar diatas adalah,,,,, a. Memisahkan sampah basah dan sampah kering b. Memberi ruang apabila salah satu kelas penuh c. Mendorong siswa untuk membuang sampah pada tempatnya d. Mencegah sampah yang berceceran
8.
9.
Upaya yang paling tepat untuk memanfaatkan sampah plastik dan kaca adalah dengan cara.... a.
Dibuang ke laut untuk rumah ikanc
b.
Ditimbun dilahan yang kosong
c.
Dikumpulkan untuk didaur ulang hancur
d.
Ditimbun dalam tanah agar
Salah satu prinsip penanggulangan sampah dengan cara menggunakan kembali barang bekas disebut…. a. recycle
10.
b. Recovery
c.reuse
d. Reduce
Akibat membuang sampah tidak pada tempatnya dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Usaha untuk menanggulanginya adalah ....
147
a.
Mengolah sampah untuk makanan ternak
b.
Menimbun sampah plastik di dalam tanah
c.
Mengolah sampah untuk pupuk kompos
d.
Dibuang ke sungai agar tidak menumpuk
11.
Yang dimaksud dengan prinsip Recycle adalah,,,, a. Menggunakan kembali
c. Mengurangi
b. Mendaur ulang
d. Mengganti
12.
Berikut ini adalah bahan yang bisa dijadikan sebagai bahan kompos, kecuali
13.
14.
a. logam
c. Daun tumbuhan
b. Kotoran sapi
d. Kotoran kambing
Sayuran, kulit buah, daun, dan ranting termasuk dalam sampah,,,, a. Organik
c. Limbah plastik
b. Anorganik
d. Limbah industri
Plastik, pecahan kaca, logam adalah bahan-bahan yang secara alami tidak dapat diuraikan karena bersifat …..
15.
a.
Toksik
c. Nonbiodegradable
b.
Biodegradable
d. Renewable
Mengolah kertas bekas menjadi kertas daur ulang merupakan tindakan yang menerapkan konsep …..
16.
a. Reduce
c. Replant
b. Recycle
d. Reuse
Adanya mikroorganisme pada pembuatan kompos berfungsi untuk ….. a. Menyuplai ketersediaan oksigen
c. Meningkatkan keasaman sampah
b. Mengurangi aerasi pada sampah
d. Membantu penguraian sampah
17.
Berikut kerusakan sumber daya alam dan lingkungan yang disebabkan karena perbuatan manusia adalah .... a. melakukan rekreasi c. melakukan tebang pilih b. perburuan liar d. pembuatan terasering
18.
Barang yang dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis disebut.....
148
19.
20.
a. kotoran
c. Limbah
b. polutan
d. Sampah
Sampah yang dapat diuraikan mikroba sehingga membusuk disebut... a.
industri
c. Organik
b.
limbah
d. Anorganik
Berikut ini yang manakah kelompok sampah yang dapat dibuat pupuk kompos a. 333333daun-daun, sisa-sisa makanan, plastik b. sisa sayuran, sisa makanan, logam c. kulit buah, kaleng, daun-daunan d. sisa sayuran, kuliat buah, daun-daunan
21.
Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pembuatan pupuk kompos menggunakan bantuan bakteri fermentasi? a.
7 hari
c. 10 hari
b.
8 hari
d. 14 hri
149
Lampiran 12. KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST/ POST TEST MATERI USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP KELAS VIII
1. Pilihan ganda 1. D 2. C 3. D 4. C 5. B 6. B 7. A 8. C 9. C 10. C
11.B 12.A 13.A 14.C 15.B 16.D 17.B 18.D 19.C 20.D
21.D
150
Lampiran 13. ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL No
Nomor Butir Soal
No. Butir Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
UC-03
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
2
UC-34
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
3
UC-18
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
4
UC-31
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
5
UC-11
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
6
UC-14
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
7
UC-20
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
8
UC-27
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
9
UC-16
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
10
UC-24
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
11
UC-08
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
12
UC-
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
13
UC-06
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
14
UC-13
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
15
UC-29
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
16
UC-9
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
17
UC-30
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
18
UC-10
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
19
UC-12
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
20
UC-23
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
UC-15
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
151
UC-5
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
23
UC-33
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
24
UC-26
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
25
UC-28
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
26
UC-28
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
27
UC-17
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
28
UC-1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
29
UC-25
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
30
UC-21
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
31
UC-22
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
32
UC-22
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
33
UC-10
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
34
UC-3
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
∑X ∑X2
27 27
∑XY Rxy
654 0,61
29 29 686 0,53
21 21 500 0,31
24 24 581 0,48
21 21 517 0,47
29 29 693 0,62
27 27 609 0,09
17 17 381 0,02
5 5 115 0,05
15 15 383 0,46
18 18 417 0,15
21 21 518 0,48
29 29 681 0,46
17 17 438 0,55
3 3 72 0,09
24 24 546 0,12
20 20 507 0,58
rtabel Ket Ik
0,339 Valid 0,79
0,339 Valid 0,85
0,339 Tidak 0,62
0,339 Valid 0,71
0,339 Valid 0,62
0,339 Valid 0,85
0,339 Tidak 0,79
0,339 Tidak 0,50
0,339 Tidak 0,15
0,339 Valid 0,44
0,339 Tidak 0,53
0,339 Valid 0,62
0,339 Valid 0,85
0,339 Valid 0,50
0,339 Tidak 0,09
0,339 Tidak 0,71
0,339 Valid 0,59
Ket BA
Mudah 16
Mudah 17
Sedang 12
Mudah 16
Sedang 13
Mudah 17
Mudah 14
Sedang 7
Sukar 2
Sedang 11
Sedang 12
Sedang 14
Mudah 17
Sedang 13
Sukar 2
Mudah 12
Sedang 15
BB
11
12
9
8
8
12
13
10
3
4
6
7
12
4
1
12
5
JA JB D
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
17 17
0,29
0,29
0,18
0,47
0,29
0,29
0,06
-0,18
-0,06
0,41
0,35
0,41
0,29
0,53
0,06
0,00
0,59
Ket P
Cukup 0,79
Cukup 0,85
Jelek 0,62
Baik 0,71
Cukup 0,62
Cukup 0,85
Jelek 0,79
Jelek 0,5
Jelek 0,15
Baik 0,44
Cukup 0,53
Baik 0,62
Cukup 0,85
Baik 0,5
Jelek 0,09
Jelek 0,71
Baik 0,59
REABILITAS
TING KAT DAYA PEMBEDA KESU KARA N
VALIDITAS
22
q
0,21
0,15
0,38
0,29
0,38
0,15
0,21
0,5
0,85
0,56
0,47
0,38
0,15
0,5
0,91
0,29
0,41
Pq
0,17
0,13
0,24
0,21
0,24
0,13
0,17
0,25
0,13
0,25
0,25
0,24
0,13
0,25
0,08
0,21
0,24
Ket
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dipakai
152
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL No. Butir Soal
Nomor Butir Soal
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
UC-03
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
2
UC-34
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
3
UC-18
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
4
UC-31
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
5
UC-11
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
6
UC-14
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
7
UC-20
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
8
UC-27
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
9
UC-16
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
10
UC-24
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
11
UC-08
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
12
UC-
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
13
UC-06
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
14
UC-13
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
15
UC-29
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
16
UC-9
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
17
UC-30
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
18
UC-10
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
19
UC-12
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
20
UC-23
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
21
UC-15
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
No
153
UC-5
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
23
UC-33
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
24
UC-26
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
25
UC-28
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
26 27 28 29 30 31 32 33 34
UC-28 UC-17 UC-1 UC-25 UC-21 UC-22 UC-22 UC-10 UC-3 ∑X ∑X2 ∑XY Rxy rtabel Ket Ik Ket BA BB JA JB D Ket P q
1 0 0 0 0 0 1 1 0 14 14 335 0,22 0,339 Tidak 0,41 Sedang 10 4 17 17 0,35 Cukup 0,41 0,59
0 0 0 0 0 1 1 0 0 24 24 590 0,57 0,339 Valid 0,71 Mudah 15 9 17 17 0,35 Cukup 0,71 0,29
1 0 0 0 1 1 1 0 1 21 21 481 0,13 0,339 Tidak 0,62 Sedang 12 9 17 17 0,18 Jelek 0,62 0,38
0 0 0 1 0 1 0 0 1 17 17 447 0,64 0,339 Valid 0,50 Sedang 13 4 17 17 0,53 Baik 0,5 0,5
0 1 0 1 1 1 0 0 1 29 29 687 0,54 0,339 Valid 0,85 Mudah 17 12 17 17 0,29 Cukup 0,85 0,15
0 0 0 0 0 1 0 0 1 21 21 543 0,72 0,339 Valid 0,62 Sedang 14 7 17 17 0,41 Baik 0,62 0,38
1 0 0 0 1 0 0 0 0 14 14 344 0,3 0,339 Tidak 0,41 Sedang 10 4 17 17 0,35 Cukup 0,41 0,59
1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 34 757 0,02 0,339 Tidak 1,00 Mudah 17 17 17 17 0,00 Jelek 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 13 13 329 0,38 0,339 Tidak 0,38 Sedang 10 3 17 17 0,41 Baik 0,38 0,62
0 0 0 1 0 0 0 0 1 16 16 410 0,5 0,339 Valid 0,47 Sedang 12 4 17 17 0,47 Baik 0,47 0,53
0 0 0 1 0 0 0 0 0 13 13 339 0,47 0,339 Valid 0,38 Sedang 10 3 17 17 0,41 Baik 0,38 0,62
0 0 1 1 0 1 1 0 1 21 21 515 0,45 0,339 Valid 0,62 Sedang 13 8 17 17 0,29 Cukup 0,62 0,38
0 0 0 1 0 1 1 0 0 12 12 278 0,11 0,339 Tidak 0,35 Sedang 4 8 17 17 -0,24 Jelek 0,35 0,65
0 0 0 1 0 1 0 0 1 23 23 576 0,63 0,339 Valid 0,68 Sedang 15 8 17 17 0,41 Baik 0,68 0,32
1 1 1 0 0 1 0 0 0 17 17 378 0 0,339 Tidak 0,50 Sedang 7 10 17 17 -0,18 Jelek 0,5 0,5
0 1 0 0 0 1 0 0 1 19 19 476 0,5 0,339 Valid 0,56 Sedang 13 6 17 17 0,41 Baik 0,56 0,44
0 0 0 1 0 1 1 0 0 15 15 394 0,56 0,339 Valid 0,44 Sedang 10 5 17 17 0,29 Cukup 0,44 0,56
Pq
0,24
0,21
0,24
0,25
0,13
0,24
0,24
0,00
0,24
0,25
0,24
0,24
0,23
0,22
0,25
0,25
0,25
Ket
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
RAN
TINGKA
T REABILITAS DAYA PEMBEDA KESUKA
VALIDITAS
22
154
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nomor Butir Soal UC-03 UC-34 UC-18 UC-31 UC-11 UC-14 UC-20 UC-27 UC-16 UC-24 UC-08 UCUC-06 UC-13 UC-29 UC-9 UC-30 UC-10 UC-12 UC-23 UC-15 UC-5 UC-33 UC-26 UC-28 UC-28 UC-17 UC-1 UC-25 UC-21 UC-22 UC-22 UC-10 UC-3
No Butir Soal 35
36
37
38
39
40
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Y
Y2
31 27 19 27 25 26 31 23 31 31 26 24 27 28 28 27 24 23 21 13 22 13 16 19 27 14 12 12 23 12 25 15 10 25
961 729 361 729 625 676 961 529 961 961 676 576 729 784 784 729 576 529 441 169 484 169 256 361 729 196 144 144 529 144 625 225 100 625
REABILITAS DAYA PEMBEDA
TINGKAT KESUKARAN
VALIDITAS
155
∑X ∑X2 ∑XY Rxy rtabel Ket Ik Ket BA BB JA JB D Ket P Q Pq Ket
26 5 26 17 6 7 26 5 26 17 6 7 618 107 606 437 119 153 0,43 -0,06 0,3 0,54 -0,18 -0,03 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 Valid Tidak Tidak Valid Tidak Tidak 0,76 0,15 0,76 0,50 0,18 0,21 Mudah Sukar Mudah Sedang Sukar Sukar 14 1 13 11 2 2 12 4 13 6 4 5 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 0,12 -0,18 0,00 0,29 -0,12 -0,18 Jelek Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek 0,76 0,15 0,76 0,5 0,18 0,21 0,24 0,85 0,24 0,5 0,82 0,79 0,18 0,13 0,18 0,25 0,15 0,17 Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang
156
Lampiran 14. PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL Rumus : ( Arikunto, 2006)
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No
Butir Soal (x)
Skor Total (Y)
X^2
Y^2
XY
1
1
31
1
62
31
2
1
27
1
54
27
3
1
19
1
38
19
4
1
27
1
54
27
5
1
25
1
50
25
6
1
26
1
52
26
7
1
31
1
62
31
8
1
23
1
46
23
9
1
31
1
62
31
10
1
31
1
62
31
11
1
26
1
52
26
12
1
24
1
48
24
13
1
27
1
54
27
14
1
28
1
56
28
15
1
28
1
56
28
16
1
27
1
54
27
17
0
24
0
48
0
18
1
23
1
46
23
19
1
21
1
42
21
20
0
13
0
26
0
21
1
22
1
44
22
22
0
13
0
26
0
23
1
16
1
32
16
24
0
19
0
38
0
25
1
27
1
54
27
26
1
14
1
28
14
27
0
12
0
24
0
157
28
0
12
0
24
0
29
1
23
1
46
23
30
1
12
1
24
12
31
1
25
1
50
25
32
1
15
1
30
15
33
0
10
0
20
0
34
1
25
1
50
25
∑
27
757
27
1514
654
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :
rxy =
( *(
) (
)–( ) +*(
) ) (
) +
rxy = 0,607 Hasil perhitungan bahwa rhitung adalah 0,607. Karena rhitung > rtabel , maka soal no 1 valid.
158
Lampiran 15. PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN Rumus : 𝑘
r11 = (
𝑘
)(
)
Keterangan : K
: Banyaknya butir soal
pq
: Jumlah dari pq
S2
: Varians total
Kriteria : Apabila r11>rtabel maka instrument tersebut reliable Berdasarkan table pada analisis ujicoba diperoleh : pq = pq1 + pq2 +pq3 +…..+pq40 = 0,17 + 0,16 + 0,24 +….+ 0,82
(
)
2
S = = 97,27
r11 = (
)(
)
= 0,942 Pada = 5% dengan n = 40, diperoleh rtabel = 0,339. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut reliable.
159
Lampiran 16. PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL Rumus :
IK =
𝐁 𝐉𝐒
Keterangan : IK : Indek Kesukaran B : Jumlah siswa yang menjawab benar JS : Jumlah soal Kriteria : Interval IK
Kriteria
0,00 – 0,30
Sukar
0,30 – 0,70
Sedang
0,70 – 1,00
Mudah (Arikunto, 2003)
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis butir soal.
160
Kelompok Atas No Kode Skor UC-03 1 1 UC-34 1 2 UC-18 1 3 UC-31 1 4 UC-11 1 5 UC-14 1 6 UC-20 1 7 UC-27 1 8 UC-16 1 9 UC-24 1 10 UC-08 1 11 UC-07 1 12 UC-06 1 13 UC-13 1 14 UC-29 1 15 UC-09 1 16 UC-30 0 17 Jumlah 16
Kelompok Bawah No Kode Skor UC-10 1 17 UC-12 1 18 UC-23 0 19 UC-15 1 20 UC-05 0 21 UC-33 1 22 UC-26 0 23 UC-28 1 24 UC-28 1 25 UC-17 0 26 UC-01 0 27 UC-25 1 28 UC-21 1 29 UC-02 1 30 UC-22 1 31 UC-10 0 32 UC-03 1 Jumlah 11
kesukaran yang mudah sedang.
Kemudian masukkan data kedalam rumus dan diperoleh hasil sebagai berikut :
IK = = 0,40 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat
161
Lampiran 17. PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL Rumus :
DP =
BA BB JA JB
Keterangan : D : Indek Diskriminasi BA: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar JA: Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserts kelompok bawah Kriteria : Interval DP
Kriteria
0,00 – 0,20
Jelek
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Sangat Baik
Negatif
Sangat tidak baik, sebaiknya dibuang
(Arikunto, 2003) Perhitungan : Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
162
Kelompok Atas No Kode Skor UC-03 1 1 UC-34 1 2 UC-18 1 3 UC-31 1 4 UC-11 1 5 UC-14 1 6 UC-20 1 7 UC-27 1 8 UC-16 1 9 UC-24 1 10 UC-08 1 11 UC-07 1 12 UC-06 1 13 UC-13 1 14 UC-29 1 15 UC-09 1 16 UC-30 0 17 Jumlah 16
Kelompok Bawah No Kode Skor UC-10 1 17 UC-12 1 18 UC-23 0 19 UC-15 1 20 UC-05 0 21 UC-33 1 22 UC-26 0 23 UC-28 1 24 UC-28 1 25 UC-17 0 26 UC-01 0 27 UC-25 1 28 UC-21 1 29 UC-02 1 30 UC-22 1 31 UC-10 0 32 UC-03 1 Jumlah 11
Dengan rumus daya pembeda tersebut, maka diperoleh hasil : D=
-
= 0,29. Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 memiliki daya pembeda yang cukup.
163
Lampiran 18. REKAPITULASI HASIL NILAI TES EVALUASI SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL No
Nama
Benar
Salah
Nilai
Ketuntasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Abi Hassan A Aditya Candra E.A Amelia Eka Putri Arya Naufal S Azani Hilda A Bathiar Akmal B Ellyka Prisma M Febia Karina Rosa Febrian Adika M. Frisca Kharisma I. Hasfin Kartika W. Hikmal Shafarul A. Hilda Amelia V. Imam Taufik S Irvan Setiawan Juninditya G.R.A Labib Aglanda F. Luigi Arya G. Nabila Ayu A. Naffa Aldilla R.
17 16 16 16 18 18 18 15 13 18 16 16 17 16 17 17 17 16 16 16
4 5 5 5 3 3 3 6 8 3 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5
81 76 76 76 86 86 86 71 62 86 76 76 81 76 81 81 81 76 76 76
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
No 35 36 37 38 39 40 41 5 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Nama Adinda R. D.S Aisyah N. Alfian Rizki S. Alvian Arya W. Amalia Saputri S. Amelia Putri A. Andhika Rafli P.P Armedia Pita Bagus Ade W. Deo Restu P. Desy N.i Y. Dino Satya W. Genandha S. H. Gita Yulia P. Hendi Yuli U. Imutia Enka M. Indah M. U. Itha Adjeng K. Ivan Lanang S. Jenny F. S.
Benar 17 17 16 17 17 17 15 17 18 17 16 17 18 16 17 17 19 16 17 16
Salah 4 4 5 4 4 4 6 4 3 4 5 4 3 5 4 4 2 5 4 5
Nilai
Ketuntasan
81 81 76 81 81 81 72 81 86 81 76 81 86 76 81 81 91 76 80 76
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
164
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Natasya Dinda S. Nawra Alifa N. Novella Dwi A Putri Hapsari C.D. Rakaridho R. Reviano Ardien P. Rizal Maryadhani Rizky Agung B Rudi Eko K Syahla Nafe M Tata Dea Ananda Vicky Surya Yasqur Rahman Zalfa Larasati F.
rata-rata
14 17 16 15 16 14 16 18 16 17 16 18 15 16
7 4 5 6 5 7 5 3 5 4 5 3 6 5
67 81 76 72 76 67 76 86 76 82 76 86 72 76
77,5
TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS
TUNTAS
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
M. R. F.S M. Hengki K. Nevya A. Nofandito P. I.P Oxana S. R. Pandawa P. R. Pipit Nura'ini Putri R. Rafika P. B. Rajendra M.S Riki A. Ronal Dani Salsabila K. M. Shoraya J.
16 16 19 17 14 16 18 19 16 17 16
5 5 2 4 7 5 3 2 5 4 5
15 17 19
6 4 2
rata-rata
76 76 91 81 67 76 86 91 76 81 76 71 81 91
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS
80,15
TUNTAS
165
Lampiran 19. UJI NORMALITAS PRE TEST DATA NILAI KELAS EKSPERIMEN Hipotesis H0
:
Data berdistribusi normal
H1
:
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan H0 diterima jikac(hitung) < c(kritis) Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
81
Panjang Kelas
=
4,00
Nila minimal
=
57
Rata-rata ( x )
=
67,647
Rentang
=
s
=
6,750
Banyak kelas
=
n
=
34
Kelas Interval
24 6
Batas Bawah Kelas
Z untuk batas bawah kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
(Oi-Ei)² Ei
57
-
61
56,5
-1,70
0,0445
0,1156
3,9319
4
0,001
62
-
66
61,5
-0,99
0,1601
0,2270
7,7164
7
0,067
67
-
71
66,5
-0,29
0,3871
0,2757
9,3739
6
1,214
72
-
76
71,5
0,42
0,6628
0,2074
7,0504
8
0,128
77
-
81
76,5
1,13
0,8701
0,0965
3,2823
7
4,211
82
-
86
81,5
1,83
0,9667
0,0278
0,9451
2
1,177
86,5
2,54
0,9945
34 c²(hitung)
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² kritis =
7,815
=
6,798
166
Lampiran 20 UJI NORMALITAS PRE TEST DATA NILAI KELAS KONTROL
Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan H0 diterima jikac(hitung) < c(kritis) Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval
43
-
49
50
-
56
57
-
63
64
-
70
71
-
77
78
84
= = = =
78 43 35 6
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) S N
Batas Bawah Kelas
Z untuk batas bawah kls.
Peluang untuk Z
42,5 49,5 56,5 63,5 70,5 77,5 84,5
-1,90 -1,23 -0,56 0,12 0,79 1,46 2,14
0,0285 0,1093 0,2887 0,5462 0,7850 0,9281 0,9836
= = = =
5,83
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
0,0808 0,1794 0,2574 0,2388 0,1432 0,0555
2,7474 6,1000 8,7530 8,1193 4,8685 1,8863
(Oi-Ei)² Ei
c²(hitung) Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² kritis =
62,294 10,400 34
7,815
2 3 8 9 6 6 34 =
0,203 1,575 0,065 0,096 0,263 1,777 3,979
167
Lampiran 21 UJI NORMALITAS POST TEST DATA NILAI KELAS EKSPERIMEN (VIII E) Hipotesis H0 H1
: :
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
c = 2
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan H0 diterima jikac(hitung) < c(kritis) Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 91 Nilai minimal = 62 Rentang = 29 Banyak kelas = 6 Kelas Interval
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
= = = =
Batas Bawah Kelas
Z untuk batas bawah kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
Ei
4,83
80,029 6,073 34 Oi
(Oi-Ei)² Ei
62
-
67
61,5
-0,99
0,1601
0,2820
9,5885
7
0,699
68
-
73
67,5
-0,15
0,4421
0,3168
10,7709
13
0,461
74
-
79
73,5
0,70
0,7589
0,1807
6,1423
9
1,330
80
-
85
79,5
1,55
0,9396
0,0522
1,7753
3
0,845
86
-
91
85,5
2,40
0,9918
0,0076
0,2592
1
2,117
92
-
96
91,5
3,25
0,9994
0,0005
0,0185
0
0,018
96,5
3,96
1,0000
33 c²(hitung)
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² kritis =
7,815
=
5,470
168
Lampiran 22 UJI NORMALITAS POST TEST DATA NILAI KELAS KONTROL (VIII D) Hipotesis H0 H1
: Data berdistribusi normal : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
c = 2
k
(Oi - Ei )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan H0 diterima jikac(hitung) < c(kritis) Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 81 Panjang Kelas Nilai minimal = 48 Rata-rata ( x ) Rentang = 33 s Banyak kelas = 6 n Kelas Interval
48
-
54
55
-
61
62
-
68
69
-
73
74
-
80
81
-
87
Batas Bawah Kelas
Z untuk batas bawah kls.
Peluang untuk Z
47,5 54,5 61,5 68,5 73,5 80,5 87,5
-2,97 -1,98 -0,99 0,00 0,70 1,69 2,68
0,0015 0,0236 0,1601 0,4983 0,7589 0,9547 0,9963
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² kritis =
= = = =
5,50
68,529 7,072 34
Luas Kls. Untuk Z
Ei
0,0222 0,1365 0,3382 0,2606 0,1958 0,0416
0,7537 4,6403 11,4995 8,8598 6,6577 1,4146
2 7 8 8 8 1 34
2,061 1,200 1,065 0,083 0,271 0,122
c²(hitung)
=
4,801
Oi
(Oi-Ei)² Ei
7,815
169
Lampiran 23. UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL Pre TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis H0
:
1
=
2
H1
:
1
=
2
2
2
2
2
Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Kriteria: H0 diterima apabila F (hitung) ≤ F ½α(nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh: Sumber
Kelompok
Kelompok
Variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
2300
2118
n
34
34
Mean
67,647
63,458
Varians (S2)
55,279
108,153
Standar deviasi (S)
7,435
10,400
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F:
108,153
=
1,956
55,279 Pada α = 5% dengan : dk pembilang : nb-1
=
34-1 = 33
dk penyebut : nk-1
= 34 - 1 = 33
170
Lampiran 24. UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis H0
:
1
=
2
H1
:
1
=
2
2
2
2
2
Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Kriteria: H0 diterima apabila F (hitung) ≤ F ½α(nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh: Sumber
Kelompok
Kelompok
Variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
2720
2330
n
34
34
80,000
68,529
Varians (S )
37,394
50,014
Standar deviasi (S)
6,115
7,072
Mean 2
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F:
50,014
=
1,337
37,394 Pada α = 5% dengan : dk pembilang : nb-1
=
34- 1 = 33
dk penyebut : nk-1
=
34 - 1 = 33
171
Lampiran 25. UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA NILAI POSTTEST ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Hipotesis Ho
:
m1
=
m2
Ha
:
m1
≠
m2
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :
Dimana,
Dari data diperoleh : Sumber variasi
Kelompok eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah
2720
2330
N
34
34
80,00
68,53
Varians (s )
37,39
50,01
Standart deviasi (s)
6,12
7,07
2
s
34 - 1
37,39
+
34 -1
50,01
= 34 t
80,00
+
34
=
7,18
=
6,59
-2
-
68,53
= 7,18
1 34
Pada a = 5% dengan dk = 34+ 34 - 2 = 66 diperoleh t(0.95)(66) =
+
1 34
1,997
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata nilai posttest antara kelompok eksperimen dengan kontrol
172
Lampiran 26. UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA (UJI t PIHAK KANAN) Ho
:
m1
<
m2
Ha
:
m1
>
m2
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :
Ho ditolak apabila t > t(1-a)(n1+n2-2)
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Jumlah
2467
2045
n
34
34
X
80,000
68,529
Varians (s2)
37,394
50,014
Standart deviasi (s)
6,115
7,072
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: 34 s
-1
=
34 80,00
t
37,39
+
+
34
-
34 - 1
50,01
=
6,61
=
7,155
2 68,53
= 6,61
1
+
1 34
34 Pada a = 5% dengan dk = 34 + 34 - 2 = 66 diperoleh t(0.95)(66)
=
Daerah penerimaan Ho 1,67
7,155
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol
1,67
173
Lampiran 27 Uji Normalized Gain Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34
Pre
Post
62 71 62 67 71 71 62 67 57 71 57 71 76 71 67 62 76 57 76 57 76 71 76 57 71 67 71 81 71 57 62 71 71 67
81 81 76 81 81 81 72 81 86 81 76 81 86 76 81 81 91 76 80 76 76 76 91 81 71 76 86 91 76 81 76 62 81 91
Jumlah
N-gain 1,00 0,53 0,58 0,74 0,53 0,53 0,36 0,74 2,07 0,53 0,79 0,53 0,71 0,21 0,74 1,00 1,67 0,79 0,20 0,79 0,00 0,21 1,67 1,26 0,00 0,38 1,07 1,11 0,21 1,26 0,58 -0,24 0,53 2,67 0,76
Ket Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi rendah Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Sedang Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi
174
Lampiran 28 Uji Normalized Gain Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode
k-1 k-2 k-3 k-4 k-5 k-6 k-7 k-8 k-9 k-10 k-11 k-12 k-13 k-14 k-15 k-16 k-17 k-18 k-19 k-20 k-21 k-22 k-23 k-24 k-25 k-26 k-27 k-28 k-29 k-30 k-31 k-32 k-33 k-34
Pre
Post
N-gain
Ket
76 57 70 76 71 67 76 52 62 71 57 67 48 52 77 67 78 52 48 52 67 71 43 67 52 62 52 62 67 43 76 57 56 67
67 62 76 71 81 76 76 62 48 76 76 76 67 62 62 67 76 67 67 76 62 76 76 71 67 67 62 62 62 67 67 62 62 76
-0,27 0,13 0,25 -0,17 0,53 0,38 0,00 0,26 -0,27 0,21 0,79 0,38 0,58 0,26 -0,39 0,00 -0,08 0,45 0,58 1,00 -0,13 0,21 1,38 0,14 0,45 0,15 0,26 0,00 -0,13 0,73 -0,27 0,13 0,16 0,38
Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Sedang
175
Lampiran 29. ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS EKSPERIMEN
No
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
E–1 E–2 E–3 E–4 E–5 E–6 E–7 E–8 E–9 E – 10 E – 11 E – 12 E – 13 E – 14 E – 15 E – 16 E – 17 E – 18 E – 19 E – 20 E – 21 E – 22 E – 23 E – 24 E – 24 E – 26 E – 27 E – 28 E – 29 E – 30 E – 31 E – 32 E – 33 E – 34 Skor Total
Indikator Penilaian 1 2 3 4 5 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 2 4 4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 4 4 2 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 2 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 1 2 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3
Skor
Persentase (%)
14 16 15 14 13 18 12 13 12 15 15 14 15 18 16 13 16 16 15 17 12 16 16 16 16 17 16 14 15 17 15 10 17 18 512
70% 80% 75% 70% 65% 90% 60% 65% 60% 75% 75% 70% 75% 90% 80% 65% 80% 80% 75% 85% 60% 80% 80% 80% 80% 85% 80% 70% 75% 85% 75% 50% 85% 90% 75%
kriteria Aktif Sangat Aktif Aktif Aktif Sedang Sangat Aktif Sedang Sedang Sedang Aktif Aktif Aktif Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sedang Sangat Aktif Sangat Aktif Aktif Sangat Aktif Sedang Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Aktif Aktif Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Aktif
176
Lampiran 30. ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELAS KONTROL
No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
K–1 K–2 K–3 K–4 K–5 K–6 K–7 K–8 K –9 K – 10 K – 11 K – 12 K – 13 K – 14 K – 15 K – 16 K – 17 K – 18 K – 19 K – 20 K – 21 K – 22 K– 23 K– 24 K– 24 K– 26 K– 27 K– 28 K– 29 K– 30 K– 31 K– 32 K– 33 K– 34
Indikator Penilaian 1 2 3 4 5 2 3 2 2 4 2 4 4 2 3 4 2 4 2 2 3 2 3 4 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3
Skor Total
2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 4
3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 3
3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3
Skor
Persentase (%)
kriteria
13 13 11 12 16 14 15 16 12 15 15 12 15 10 11 16 13 11 15 17 15 16 14 14 10 13 10 15 11 13 17 11 10 16 457
65% 65% 55% 60% 80% 70% 75% 80% 60% 75% 75% 60% 75% 50% 55% 80% 65% 55% 75% 85% 75% 80% 70% 70% 50% 65% 50% 75% 55% 65% 85% 55% 50% 80% 67%
Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat Aktif Aktif Aktif Sangat Aktif Sedang Aktif Aktif Sedang Aktif Kurang Aktif Sedang Sangat Aktif Sedang Sedang Aktif Sangat Aktif Aktif Sangat Aktif Aktif Aktif Kurang Aktif Sedang Kurang Aktif Sedang Sedang Sedang Sangat Aktif Sedang Kurang Aktif Sangat Aktif Sedang
177
Lampiran 31. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
ANALISIS RANAH AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN Indikator Nama Skor Persentase(%) Siswa 1 2 3 4 5 6 7 E–1 20 3 3 3 3 2 3 3 71% E–2 22 4 3 3 3 2 4 3 79% E–3 16 2 2 3 2 2 3 2 57% E–4 19 3 2 3 2 3 3 3 68% E–5 20 4 3 3 2 3 3 2 71% E–6 24 4 4 4 3 2 4 3 86% E–7 14 2 2 2 3 2 2 1 50% E–8 25 4 4 4 4 3 3 3 89% E–9 22 3 3 3 4 3 3 3 79% E – 10 21 3 3 3 3 3 3 3 75% E – 11 17 2 3 3 2 2 3 2 61% E – 12 4 4 4 3 3 3 3 24 86% E – 13 19 3 3 3 2 2 3 3 68% E – 14 23 4 3 4 3 3 3 3 82% E – 15 19 3 3 3 3 2 3 2 68% E – 16 23 4 3 4 3 3 3 3 82% E – 17 24 4 4 4 3 3 3 3 86% E – 18 25 4 4 4 3 3 4 3 89% E – 19 21 3 3 3 3 3 3 3 75% E - 20 25 4 4 4 3 3 4 3 89% E – 21 24 4 4 4 3 3 3 3 86% E – 22 24 4 4 4 3 3 3 3 86% E – 23 25 4 4 4 3 3 4 3 89% E – 24 3 3 3 2 3 3 2 19 68% E – 24 25 4 4 4 3 3 4 3 89% E – 26 21 3 3 3 3 3 3 3 75% E – 27 25 4 4 4 3 3 4 3 89% E – 28 24 4 4 4 3 3 3 3 86% E – 29 25 4 4 4 3 3 4 3 89% E – 30 21 3 3 3 3 3 3 3 75% E – 31 17 3 2 3 2 2 2 3 61% E – 32 15 2 2 3 2 2 2 2 54% E – 33 24 4 4 4 3 3 3 3 86% E – 34 25 4 4 4 3 3 4 3 89% Skor Total 737 77%
Kriteria Baik Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Cukup Sangat Baik Sangat Baik Baik
178
Lampiran 32.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode Siswa K–1 K–2 K–3 K–4 K–5 K–6 K–7 K–8 K –9 K – 10 K – 11 K – 12 K – 13 K – 14 K – 15 K – 16 K – 17 K – 18 K – 19 K – 20 K – 21 K – 22 K– 23 K– 24 K– 24 K– 26 K– 27 K– 28 K– 29 K– 30 K– 31 K– 32 K– 33 K– 34
1
2
4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 1 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 3 2 4
3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 4 4 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 4 2 2 3
ANALISIS RANAH AFEKTIF KELAS KONTROL Skor Persentase(%) Indikator 3 4 5 6 7 3 2 2 2 2 18 64% 3 2 2 2 3 19 68% 4 4 3 3 3 24 86% 3 2 2 3 2 18 64% 4 4 3 4 3 26 93% 3 4 4 4 3 24 86% 4 3 3 2 2 21 75% 4 2 3 3 2 20 71% 2 3 2 2 2 15 54% 4 3 3 2 2 21 75% 4 4 3 4 4 25 89% 3 2 3 2 2 19 68% 4 3 2 4 2 23 82% 2 3 3 3 2 15 54% 2 2 1 2 2 13 46% 4 3 2 3 3 22 79% 3 2 2 3 2 18 64% 3 2 2 2 2 16 57% 4 3 2 3 4 23 82% 4 4 4 4 3 26 93% 4 3 3 3 3 23 82% 4 4 3 4 3 26 93% 3 3 2 4 4 23 82% 4 3 3 3 3 22 79% 2 1 2 2 2 13 46% 2 2 2 1 1 12 43% 2 2 2 2 2 15 54% 3 2 2 2 3 18 64% 4 2 2 2 3 21 75% 4 3 3 3 3 23 82% 4 3 2 3 3 23 82% 3 3 2 2 2 17 61% 2 2 1 1 4 14 50% 4 4 3 4 3 25 89%
Kriteria Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Cukup Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Cukup Cukup Baik Baik Cukup Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Cukup Sangat Baik
179
Lampiran 33. ANALISIS PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode Siswa
Indikator Penlilaian 1 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4
E–1 E–2 E–3 E–4 E–5 E–6 E–7 E–8 E–9 E – 10 E – 11 E – 12 E – 13 E – 14 E – 15 E – 16 E – 17 E – 18 E – 19 E - 20 E – 21 E – 22 E – 23 E – 24 E – 24 E – 26 E – 27 E – 28 E – 29 E – 30 E – 31 E – 32 E – 33 E – 34 Rata-Rata
4
2 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4
5 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
6 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
7 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4
8 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4
4
4
4
4
4
4
3
Skor
Persentase(%)
Kriteria
27 31 27 27 26 31 25 31 27 27 26 27 26 29 25 31 28 31 29 32 29 28 30 27 30 28 31 32 30 28 28 24 29 33 29
68% 78% 68% 68% 65% 78% 63% 78% 68% 68% 65% 68% 65% 73% 63% 78% 70% 78% 73% 80% 73% 70% 75% 68% 75% 70% 78% 80% 75% 70% 70% 60% 73% 83% 71%
Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Baik Kurang Baik Cukup Cukup Kurang Cukup Kurang Baik Kurang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kurang Baik Sangat Baik Baik
180
Lampiran 34. ANALISIS PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL
Indikator Penlilaian
Skor
Persentase(%)
Kriteria
1 3
2 3
3 3
4 2
5 3
6 3
7 4
8 2
23
58%
Cukup
3
3
3
2
3
3
4
2
23
58%
Kurang
4
3
3
3
3
3
3
3
25
63%
Cukup
3
3
3
3
3
3
3
3
24
60%
Cukup
4
3
4
3
4
4
4
3
29
73%
Baik
4
3
3
3
3
3
4
2
25
63%
Baik
4
3
3
3
3
3
3
3
25
63%
Cukup
4
4
3
2
3
3
3
3
25
63%
Cukup
3
3
3
3
3
3
3
3
24
60%
Kurang
3
2
3
3
3
3
3
3
23
58%
Cukup
3
3
4
3
4
3
3
2
25
63%
Baik
3
4
3
3
3
3
3
3
25
63%
Cukup
3
3
3
4
3
3
4
3
26
65%
Cukup
3
2
2
3
2
3
3
2
20
50%
Kurang
3
3
2
3
3
3
2
3
22
55%
Kurang
3
3
3
3
4
3
3
3
25
63%
Baik
3
2
2
3
3
3
2
3
21
53%
Kurang
3
3
4
2
3
3
3
3
24
60%
Kurang
3
2
2
3
3
3
3
4
23
58%
Baik
3
3
3
3
4
3
3
3
25
63%
Baik
2
3
3
3
3
3
3
4
24
60%
Cukup
2
2
3
2
3
3
3
3
21
53%
Baik
2
2
3
3
3
4
3
3
23
58%
Baik
2
3
3
2
3
3
2
3
21
53%
Baik
3
3
2
3
3
3
2
3
22
55%
Kurang
3
2
2
2
2
2
3
2
18
45%
Kurang
2
2
2
2
2
2
2
2
16
40%
Baik
2
2
2
2
2
3
2
2
17
43%
Cukup
3
2
2
2
3
2
2
2
18
45%
Baik
3
3
3
3
2
2
2
2
20
50%
Baik
3
3
3
3
2
2
2
3
21
53%
Cukup
2
3
2
2
3
3
2
2
19
48%
Kurang
2
2
2
2
2
2
2
2
16
40%
Kurang
4
4
3
2
2
3
3
4
25
63%
Baik
22,4
56%
Cukup
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode Siswa K–1 K–2 K–3 K–4 K–5 K–6 K–7 K–8 K –9 K – 10 K – 11 K – 12 K – 13 K – 14 K – 15 K – 16 K – 17 K – 18 K – 19 K – 20 K – 21 K – 22 K– 23 K– 24 K– 24 K– 26 K– 27 K– 28 K– 29 K– 30 K– 31 K– 32 K– 33 K– 34 Rata-Rata
2,94
2,76
2,76
2,65
2,9
2,88
2,82
2,74
181
Lampiran 35 . Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan Sampah. No 1
2
3
4
5
6
7
Indikator Pertanyaan Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah memberikan pengalaman yang lebih nyata (konkret) Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah mampu menjelaskan konten/isi materi secara menarik. Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya merasa rileks/nyaman/santai dalam belajar Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya merasa lebih semangat dalam belajar
Persentase 82%
Kriteria SangatTertarik
80%
Tertarik
79%
Tertarik
85%
Sangat Tertarik
Pembelajaran IPS pada materi usaha 83% pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya merasa senang dalam belajar Pembelajaran IPS pada materi usaha 81% pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya lebih serius dalam belajar Pembelajaran IPS pada materi usaha 80% pelestarian lingkungan hidup dengan
SangatTertarik
Tertarik
Tertarik
182
8
9
10
11
12
13
14
menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya merasa antuasias dan selalu ingin mengikuti pembelajaran geografi Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya lebih berpartisipasi secara aktif Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh. Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya merasa bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya semakin peduli dengan lingkungan sekitar Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat materi tampak lebih riil atau nyata Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah melatih saya untuk berbfikir secara sistematis (runtun) Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran
82%
Tertarik
79%
Tertarik
92%
SangatTertarik
82%
Sangat Tertarik
79%
Tertarik
79%
Tertarik
86%
SangatTertarik
183
15
16
17
18
19
20
berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membantu saya untuk memberikan contoh nyata dalam usaha pelestarian lingkungan hidup dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah dapat mendukung peningkatan hasil belajar Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah menambah motivasi saya untuk belajar IPS terutama tentang Geografi Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya tertarik untuk mempelajari materi IPS yang berkaitan tentang Geografi Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya ingin memiliki buku-buku pelajaran IPS yang membahas Geografi dan referensi yang berkaitan dengan mata pelajaran Geografi Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya memahami feomena-fenomena geografi yang terjadi dilingkungan sekitar Pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya bijaksana dalam mengambil tindakan/keputusan
82%
SangatTertarik
71%
Tertarik
80%
Tertarik
75%
Tertarik
76%
Tertarik
75%
Tertarik
184
21
Pembelajaran IPS pada materi usaha 85% pelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah membuat saya merasa bahwa mata pelajaran IPS tentang Geografi mampu membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan (Sumber : Pengolahan data primer 2016
SangatTertarik
185
Lampiran 36. DATA ANGKET TANGGAPAN SISWA ANALISIS ANGKET RESPON POSITIF SISWA KELAS EKSPERIMEN Indikator
Kode No Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
E–1 E–2 E–3 E–4 E–5 E–6 E–7 E–8 E–9 E – 10 E – 11 E – 12 E – 13 E – 14 E – 15 E – 16 E – 17 E – 18
1 2 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4
2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3
3 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
4 2 2 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3
5 3 3 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3
6 2 2 3 2 3 3 4 3 1 3 1 3 3 3 3 2 3 3
7 3 2 3 1 2 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4
8 2 2 2 3 3 4 4 3 1 3 3 2 3 3 3 3 4 4
9 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4
10 11 12 13 14 15 16 17 18 3 3 2 2 3 3 2 2 2 4 4 3 2 4 3 2 1 1 2 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 4 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2 3 4 1 3 2 3 2 1 2 1 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 1 2 1 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4
19 3 1 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4
20 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4
21 3 2 2 4 3 4 2 3 1 3 4 1 2 3 3 3 3 4
Skor
Persentase (%)
Kriteria
53 53 53 55 66 66 79 63 44 70 54 46 64 61 63 54 68 76
63% 63% 63% 65% 79% 79% 94% 75% 52% 83% 64% 55% 76% 73% 75% 64% 81% 90%
Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Tertarik Cukup Tertarik Sangat Tertarik Tertarik Cukup Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Sangat Tertarik
186
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
E – 19 E - 20 E – 21 E – 22 E – 23 E – 24 E – 24 E – 26 E – 27 E – 28 E – 29 E – 30 E – 31 E – 32 E – 33 E – 34
4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 4 4 2 3
2 3 4 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3
4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3
3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 4
1 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3
3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 4 3 Skor Total
3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3
2 3 2 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 4
3 3 3 4 2 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4
2 2 2 4 2 4 4 3 3 2 3 2 4 3 4 3
1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 1 2
4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 2
1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2
3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3
2 2 3 4 2 4 4 2 3 3 4 2 3 3 1 2
3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4
57 56 66 76 57 67 67 60 61 59 63 56 64 67 60 66 2090
68% 67% 79% 90% 68% 80% 80% 71% 73% 70% 75% 67% 76% 80% 71% 79% 73%
Tertarik Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik Tertarik
187
Lampiran 37 Analisis Kinerja Guru Kelas Eksperimen Oberver 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Indikator Pembukaan Memotivasi Siswa menyiapkan alat Mengkondisikan Menjelaskan Membimbing Menanggapi Mengawasi Hasil LDS Refleksi Menutup Pelajaran Jumlah
Pertemuan I 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 31
Pertemuan II 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 33
Pertemuan III 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 34
Skor 7 9 9 9 9 8 9 10 9 9 10 98
Persentase 58% 75% 75% 75% 75% 67% 75% 83% 75% 75% 83% 74%
Keterangan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat baik Baik Baik Sangat baik Baik
188
Lampiran 38 Analisis Kinerja Guru Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Indikator Pembukaan Memotivasi Siswa menyiapkan alat Mengkondisikan Menjelaskan Membimbing Menanggapi Mengawasi Hasil LDS Refleksi Menutup Pelajaran Jumlah
Pertemuan I 2 3 4 2 4 2 3 2 3 2 2 29
Pertemuan II 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 26
Pertemuan III 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 27
Skor 6 9 10 6 9 6 7 8 7 7 7 82
Persentase 50% 75% 83% 50% 75% 50% 58% 67% 58% 58% 58% 62%
Keterangan Cukup Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik
189
Lampiran 39
190
Lampiran 40
191
Lampiran 41
192
Lampiran 42. TABEL NILAI-NILAI DISTRIBUSI t
193
Lampiran 43. TABEL DISTRIBUSI F
194
195