2
AgroinovasI
Alsin Pengolah Buru Hotong (Setaria Italica (L) Beauv) Sebagai Sumber Pangan Non Beras HOTONG (Millet) atau Setaria italica (L) Beauv adalah tanaman graminae/ serealia sejenis sorgum yang batangnya sebetulnya mirip dengan padi/alangalang dan ukuran butir bijinya sangat kecil (± 1 mm) serta biji pada malainya menggerumbul sangat lebat. Adapun bentuk tanaman hotong tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut : Tanaman buru hotong merupakan tanaman semusim. Tanaman ini tumbuh dalam bentuk rumpun dengan tinggi 60150 cm . Umur panen tanaman ini 75-90 hari setelah tanam, tergantung jenis tanah dan lingkungan tempat budi dayanya. Waktu penanaman terbaik pada bulan Juli hingga pertengahan Agustus di daerah beriklim tropis. . Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman buru hotong diantaranya adalah tanah, varietas tanaman, iklim, dan tindakan budi daya. Tanaman buru hotong tidak memerlukan tanah khusus untuk tumbuh, namun perlu dilakukan perlakuan-perlakuan terhadap jenis tanah tertentu sehingga akan sangat menguntungkan dari segi kemampuan Gambar 1. Tanaman Hotong (Millet) atau perkembangan akar dan penghambatan Setaria italica (L) Beauv pertumbuhan gulma.. Tanaman lahan kering ini mudah tumbuh di berbagai jenis tanah/lahan, terutama untuk daerah tropika, namun tanaman ini saat ini hanya ada di Pulau Buru dan dibudidayakan oleh petani Pulau Buru dalam suatu usaha agribisnis yang komersial. Harga Buru Hotong pada musim panen sebesar Rp 25.000,- /kg, sedang pada saat tidak musim panen harganya dapat mencapai Rp 60.000,- /kg. Kandungan Mineral, Gizi, dan Manfaat Buru Hotong : Sebagai sumber makanan non beras, tanaman spesifik Kabupaten Pulau Buru ini kaya akan karbohidrat yang mirip dengan beras namun kadar protein dan lemaknya lebih tinggi dari pada tanaman padi. Biji hotong mengandung komponen bioaktif yang mempunyai sifat antioksidan, antara lain tanin dan vitamin E. Tanin merupakan polifenol, salah satu antigizi yang terkandung di dalam bahan makanan. Dampak adanya tanin adalah terbentuknya Edisi 18-24 Mei 2011 No.3406 Tahun XLI
Badan Litbang
AgroinovasI
3
senyawa kompleks dengan protein maupun karbohidrat sehingga cenderung menurunkan daya cerna protein maupun pati. Disisi lain, polifenol secara umum mempunyai kemampuan menangkap radikal bebas seperti peroksinitrit dan superoksida, sehingga berperan dalam menahan kerusakan sel dan jaringan oleh spesies nitrogen reaktif dan oksigen reaktif. Akibat kerusakan sel dan jaringan oleh radikal bebas tersebut antara lain timbulnya penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes melitus dan penyakit kardiovaskuler. Peran vitamin E antara lain ialah sebagai antioksidan dan mencegah terjadinya peroksidasi lipida. Selain itu Vitamin E (Tokoferol ) dapat melindungi sel dengan cara menghambat proses oksidasi asam lemak tidak jenuh membran. Tokoferol juga berperan dalam pemasangan pirimidin asam nukleat, pembentukan sel darah merah dan sintesis ko-enzim A . Kandungan vitamin E pada biji dan tepung hotong berturut-turut sebesar 44.5 dan 50.9 ppm. 3. Terkait dengan potensi dan manfaat yang besar dari Buru Hotong ini maka saat ini telah dilakukan usaha pemuliaan tanaman Buru Hotong yaitu kerjasama Pemda Pulau Buru dengan Pemulia dari Departemen Agronomi dan Hortikultura (Institut Pertanian Bogor) sejak beberapa tahun yang lalu. Kalau tidak ada halangan maka pada tanggal 3 Desember 2011, akan dilepas Galur Murni Hotong (Millet), bersamaan dengan pelepasan Galur Murni dari 2 jenis padi gogo lokal Pulau Buru (Fulan Telo Gawa dan Fulan Telo Mihat). Pasca Panen dan Pengolahan Buru Hotong Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan Buru hotong diantaranya adalah teknologi pascapanen dan pengolahan. Hal ini terkait dengan ukuran biji buru hotong yang kecil yaitu ± 1 mm, sehingga perlu inovasi tehnologi untuk penanganan pasca panen dan pengolahan buru hotong. Penelitian tentang teknologi pascapanen dan pengolahan Buru hotong telah dilakukan selama tiga tahun pada periode 2007-2009 melalui skema pendanaan KKP3T Badan Litbang Pertanian dan Fateta IPB. Penelitian tersebut telah menghasilkan desain dan prototipe mesin penyosoh dan mesin penepung biji buru hotong. Teknologi pengolahan dan formulasi untuk membuat produk mi, cookies, bubur instan dan crackers juga telah diketahui. Pada tahun 2010 Kementerian Pertanian melalui Gambar 2: Proses pengolahan hotong Badan Litbang
Edisi 18-24 Mei 2011 No.3406 Tahun XLI
4
AgroinovasI
Badan Litbang Pertanian telah mensosialisasikan dan membantu satu paket alsin pasca panen dan pengolahan buru hotong kepada Dinas Pertanian Kabupaten Pulau Buru. Adapun alur proses yang telah disepakati untuk disosialisasikan dalam pengembangan alsintan pengolah hotong adalah sbb: Beberapa alsin yang telah disosialisasikan tersebut adalah: Mesin Pengupas atau Penyosoh Buru Hotong. Pengupasan biji hotong bertujuan untuk memisahkan kulit dari butir biji dengan tingkat kerusakan minimum atau menghasilkan biji pecah kulit yang maksimum. Secara spesifik proses penyosohan bertujuan untuk melepaskan kulit luar (pericarp) biji hotong dengan kerusakan yang sekecil mungkin pada butiran biji hotong (endosperm). Dasar proses pengupasan atau penyosohan biji-bijian adalah sama seperti pada penggilingan padi. Hotong yang terkupas akan terlepas menjadi dua bagian, yaitu ”beras” hotong dan sekam. Biji hotong yang belum terkupas dapat berupa biji utuh atau biji yang telah pecah kulitnya namun sekam belum terlepas dari butir bijinya.. Adapun mesin penyosoh buru hotong dapat dilihat pada Gambar 3. Tinggi rendahnya tingkat pengupasan ditunjukkan oleh efisiensi pengupasan yang merupakan prosentase bobot butiran yang terkupas terhadap bobot butiran biji awal. Mesin penyosoh ini mempunyai kapasitas penyosohan sebesar 20-30 kg/ jam dengan motor penggerak 5,5 HP, dengan rendemen penyosohan 51,7 %. Prinsip Kerja Mesin Proses pengupasan biji hotong terjadi dalam rumah pengupas. Di dalam rumah pengupas ini terdapat dua roller pengupas yang bergerak berputar dengan kecepatan putar yang berbeda. Perbedaan kecepatan putar ini menghasilkan gesekan dan tekenan pada biji hotong. Roller pengupas yang bergerak lambat berfungsi untuk menahan gerak biji buru hotong, sedangkan roller yang bergerak lebih cepat berfungsi untuk mengupas kulit biji buru hotong. Selanjutnya proses pemisahan biji terkupas dengan kulit bijinya adalah dengan pemasangan blower di bawah rumah pengupas. Blower yang digunakan adalah blower siput yang mempunyai 2 (dua) buah lubang. Kedua lubang ini akan digunakan sebagai blower penghisap dan blower penghembus. Penggunaan Mesin Penyosoh Buru Hotong : 1. Cek pelumas dan bahan bakar pada tenaga penggerak ( Motor Bensin) 2. Cek Kerapatan Rubber Roll, Kerapatan Optimal antara Roll 1 dan Roll 2 adalah ±2 mm 3. Hidupkan Motor Bensin dangan memutar tombol keposisi on gas seperlunya dan tarik pedal stater motor bensin. Edisi 18-24 Mei 2011 No.3404 Tahun XLI
Badan Litbang
AgroinovasI
5
4. Beberapa hal yang harus dilakukan apabila motor bensin tidak dapat
hidup: a. Cek busi (dalam kondisi
5.
6. 7. 8.
banjir/tidak?) Jika Banjir maka bersihkan busi dan pasang kembali b. Cek bahan bakar (pastikan tersedia) Setelah mesin hidup dan dapat beroperasi, maka Masukkan hotong ke dalam hopper tetapi lubang pemasukan ke rumah pengupas dalam kondisi tertutup. Atur sedemikian rupa supaya hotong yang masuk ke dalam Gambar-3: Mesin penyosoh hotong rumah pengupas kontinyu. Jika hotong belum terkupas secara optimal, maka seeting ulang kerapatan rubber roll dan pengaturan kecepatan putaran mesin. Ulangi 3 – 4 kali pengupasan.
Perawatan Mesin Hotong : 1. Pastikan pelumas pada mesin penggerak dalam kondisi baik, ganti pelumas (oli mesin) jika telah hitam pekat dan encer 2. Cek baut dan mur yang terpasang pada mesin, pastikan terpasang dengan kencang (tidak kendur) 3. Bersihkan mesin setelah digunakan/ beroperasi Mesin Penepung Buru Hotong Penepungan merupakan proses Gambar 4. Mesin Penepung Buru Hotong pengecilan ukuran suatu bahan padat. Proses penepungan hotong merupakan salah satu alternatif cara pengolahan biji hotong. Salah satu kualitas tepung hotong hasil penepungan dipengaruhi oleh kualitas hasil pengupasan biji buru hotong. Prosedur penepungan terdapat 2 (dua) cara yang dikenal yaitu penepungan cara basah dan cara kering. Namun dalam hal ini yang dikembangkan adalah penepungan cara kering (dry prosess) yang didefinisikan sebagai proses pengolahan di mana bahan yang ditepungkan melibatkan perlakuan fisik dan Badan Litbang
Edisi 18-24 Mei 2011 No.3406 Tahun XLI
6
AgroinovasI
mekanik untuk membebaskan komponen – komponennya dari sifat aslinya. Adapun mesin penepung tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. Mesin penepung Buru Hotong mempunyai kapasitas penepungan sebesar 20-30 kg/jam dengan rendemen penepungan sebesar 96,9 % serta prosentase butiran yang di atas 100 mesh sebesar 67 %, sedangkan butiran yang dibawah 100 mesh sebesar 37%. Adapun motor penggerak yang digunakan adalah 5,5 HP. Kadar air biji hotong untuk disimpan adalah sekitar 9.03%. Namun bila ditepung maka kadar air-nya turun menjadi 6,82%. Hal ini antara lain karena proses penepungan menimbulkan panas dan berdampak pada penurunaan kadar air. a. Prinsip Kerja Mesin Proses penepungan biji hotong terjadi dalam rumah penepung. Di dalam rumah penepung terdapat gigi dan sudu penepung. Gigi dan sudu penepung tersebut ada yang statis dan ada yang dinamis (berputar). Posisi statis dan dinamis dari gigi-gigi dan sudu-sudu ini yang mengakibatkan biji hotong tergerus sehingga menjadi tepung. Kemudian biji hotong yang sudah mengalami penepungan itu akan melewati saringan, Bila masih ada yang kasar maka akan mengalami penepungan dengan sendirinya. Penggunaan Mesin Penepung Buru Hotong Bersihkan bagian dalam rumah penepung dengan kain yang putih bersih sehingga tidak ada kotoran dan tidak lembab. 2. Mur-baut pada posisi kencang (tidak kendur). 3. Pastikan mesin penggerak sudah terisi bahan bakar + oli. 4. Pastikan mesin dalam posisi on dan saklar bahan bakar dalam posisi terbuka. 5. Pasang/Tempelkan kertas sensor putaran mesin pada puli poros mesin. 6. Pada lubang outlet (pengeluaran) dipasang kantong untuk menampung tepung. 7. Mesin dapat dinyalakan dengan menarik tali starter. 8. Bila mesin tidak bias dihidupkan maka posisikan chunnernya pada posisi on untuk beberapa saat ( 0,5 -1 menit). Setelah itu dikembalikan pada posisi off, kemudian baru distarter. 9. Setelah menyala, putaran mesin disetel pada putaran sekitar 2900 rpm dengan bantuan tachometer. 10. Sebelum buru hotong dimasukkan dalam hopper, pastikan buru hotong bersih tidak ada kotoran terutama benda keras. 11. Kemudian posisi stopper (Pembuka/Penutup Lubang Pemasukan) diatur sedemikian sehingga membentuk lubang/celah pemasukan ±2 mm. Hal ini dicirikan dengan sepanjang celah akan keluar buru hotong keluar 1-2 1.
Edisi 18-24 Mei 2011 No.3406 Tahun XLI
Badan Litbang
AgroinovasI
7
lapis. 12. Bila ada gangguan atau bahan sudah habis, turunkan saklar gas kemudian matikan mesin dengan menutup saklar bahan bakar kemudian saklar off. b. Perawatan Mesin Penepung Buru Hotong 1. Setelah mesin penepung buru hotong digunakan bersihkan bagian dalam rumah penepung dengan kain lap kapas yang putih bersih untuk menghindari fermentasi tepung dalam rumah penepung. Kain lap putih Gambar 5. Mesin Pengayak Tepung Buru Hotong untuk menghindari zat warna kain menempel pada bagian dalam rumah penepung. 2. Kemudian lap mesin penepung pada bagian luar. Bedakan lap yang dipakai membersihkan mesin bensin dengan yang lain. 3. Apabila mesin penepung akan tidak dipakai dalam waktu yang lama maka kendurkan sedikit mur-baut pada dudukan mesin penggerak dan beri gemuk dan tempelkan catatan bahwa maur-baut dalam keadaan kendur , dan juga ulir pengunci tidak perlu mengunci rapat penutup rumah penepung. 4. Hindarkan mesin penepung dari air hujan yaitu dengan menaruh pada ruangan yang tidak bocor waktu menyimpan. 5. Bila mesin tidak dipakai dalam waktu yang lama maka nyalakan mesin secara periodic (seminggu sekali) selama 10 menit, dan juga di lap dua kali dalam seminggu. d. Pemeliharaan Mesin Penepung Buru Hotong 1. Ganti mur-baut pada dudukan engine yang rusak (dol). 2. Ganti V-belt yang sudah aus, dan/atau sering selip. 3. Ganti oli yang sudah hitam dan encer. 4. Mesin Pengayak Tepung Buru Hotong Pengayakan tepung merupakan proses pemisahan butiran tepung sehingga didapat butiran tepung dengan ukuran mesh yang dikehendaki. Mesin pengayak yang dikembangkan disini adalah untuk memisahkan tepung dengan ukuran lebih besar 100 mesh dan lebih kecil dari 100 mesh. Adapun wujud mesin pengayak tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Mesin pengayak tepung buru hotong ini mempunyai kapasitas pengayakan. 20-30 kg/jam dengan saringan ayakannya sebesar 100 mesh. Adapun motor penggerak yang digunakan adalah 5,5 HP. Badan Litbang
Edisi 18-24 Mei 2011 No.3406 Tahun XLI
8
AgroinovasI
a. Prinsip Kerja Mesin Proses pengayakan tepung terjadi dalam rumah pengayak. Di dalam rumah pengayak terdapat suatu saringan 100 mesh. Rumah pengayak ini akan membuat gerakan mengayak/bergoyang pada saat mesin dinyalakan, sehingga tepung dengan ukuran 100 mesh akan keluar pada outlet 2 (bagian bawah). Sedangkan tepung dengan ukuran lebih besar 100 mesh akan keluar pada outlet 1 (bagian atas). b. Penggunaan Mesin Pengayak Tepung Buru Hotong Buka kap tabung pengayak dan bersihkan bagian dalam rumah pengayak dengan kain yang putih bersih sehingga tidak ada kotoran dan tidak lembab. Keadaan yang lembab dalam rumah pengayak menyebabkan tepung tergranulasi saat mengayak. 2. Setelah bersih dan tidak lembab bagian dalam rumah pengayak, tutup kap tabung pengayak dengan mengencangkan mur-baut. 3. Tempatkan mesin pengayak di atas tempat yang kesat dengan menempatkan di atas keset dari sabut kelapa atau kain perca, agar tidak bergeser ketika mesin menyala. 4. Pastikan mesin penggerak sudah terisi bahan bakar + oli. 5. Pastikan mesin dalam posisi on dan saklar bahan bakar dalam posisi terbuka. 6. Pasang/Tempelkan kertas sensor putaran mesin pada puli poros mesin. 7. Pada lubang outlet 1 dan 2 (pengeluaran) dipasang kantong untuk menampung tepung. 8. Mesin dapat dinyalakan dengan menarik tali starter. 9. Bila mesin tidak bias dihidupkan maka posisikan chunnernya pada posisi on untuk beberapa saat ( 0,5 -1 menit). Setelah itu dikembalikan pada posisi off, kemudian baru distarter. 10. Setelah menyala, putaran mesin disetel pada putaran sekitar 2355 rpm dengan bantuan tachometer. 11. Sebelum tepung buru hotong dimasukkan dalam hopper, pastikan buru hotong bersih tidak ada kotoran terutama benda keras. 12. Kemudian tepung buru hotong dimasukkan sedikit demi sedikit secara kontinu. 13. Bila ada gangguan atau bahan sudah habis, turunkan saklar gas kemudian matikan mesin dengan menutup saklar bahan bakar kemudian saklar off. 1.
c. Perawatan Mesin Pengayak Tepung Buru Hotong Setelah mesin pengayak tepung buru hotong digunakan bersihkan bagian dalam rumah pengayak dengan kain lap kapas yang putih bersih untuk menghindari fermentasi tepung dalam rumah pengayak. Kain lap putih untuk menghindari zat warna kain menempel pada bagian dalam rumah pengayak. Edisi 18-24 Mei 2011 No.3404 Tahun XLI
Badan Litbang
AgroinovasI
Kemudian lap mesin pengayak pada bagian luar. Bedakan lap yang dipakai membersihkan mesin bensin dengan yang lain. Apabila mesin pengayak akan tidak dipakai dalam waktu yang lama maka kendurkan sedikit mur-baut pada dudukan mesin penggerak dan pada kap penutup bagian atas serta usap dengan minyak dan tempelkan catatan bahwa maur-baut dalam keadaan kendur. Hindarkan mesin penepung dari air hujan yaitu dengan menaruh pada ruangan yang tidak bocor waktu menyimpan. Bila mesin tidak dipakai dalam waktu yang lama maka nyalakan mesin secara periodic (seminggu sekali) selama 10 menit, dan juga di lap dua kali dalam seminggu.
9
Gambar 6. Sealer Tangan
d. Pemeliharaan Mesin Pengayak Tepung Buru Hotong 1. Ganti mur-baut pada dudukan engine dan kap penutup bagian Gambar 7. Mesin Pembuat Mie atas yang sudah rusak (dol), serta ganti “Per” rumah pengayak yang sudah aus (tidak stabil dan elastis). 2. Ganti V-belt yang sudah aus, dan/atau sering selip. Ganti oli yang sudah hitam dan encer. Sealer Tangan Untuk pengemasan hasil penepungan dapat digunakan sealer tangan. Dalam hal ini sealer tangan yang dipakai adalah dengan panjang 30 cm dengan menggunakan tenaga listrk 125 watt. Adapun alat sealer tangan tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Mesin Pembuat Mie Proses pembuatan mi hotong terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap pecampuran bahan (mixing), pembentukan lembaran, pencetakan mi, pengeringan. Dalam kaitan ini mesin pembuat mie difokuskan pada pembuatan lembaran (Sheeting) dan pencetakan mie (Slitting) yang dijadikan satu dalam satu mesin seperti terlihat pada Gambar 7. Badan Litbang
Edisi 18-24 Mei 2011 No.3406 Tahun XLI
10 AgroinovasI Mesin pengolah mie berupa sheeter dan slitter dengan motor penggerak listrik minimal 2 HP (1500 W). Mesin ini mempunyai kapasitas besar yaitu dapat mencetak mie sampai 150 kg mie basah perjam tergantung kesiapan adonan mie-nya. a. Prinsip Kerja Mesin Motor listrik menggerakkan dua buah silinder bergerigi sehingga bahan yang masuk akan teriris dan tercetak menjadi mie. b. Penggunaan mesin pembuat mie ini adalah sebagai berikut: 1. Bersihkan mesin dengan lap yang besih. 2. Atur jarak dua buah silinder bergerigi sesuai keinginan ketebalan mie yang diinginkan. 3. Masukkan kabel power ke stop kontak listrik. 4. Masukan adonan yang sudah dipipihkan kedalam hopper mesin. 5. Tampung Mie yang telah terbentuk. c. Perawatan dan pemeliharaan mesin 1. Bersihkan mesin setelah dipakai dengan kain lap yang bersih. 2. Simpan mesin ditempat yang kering dan tidak terkena air hujan. 3. Renggangkan jarak dua silinder bergerigi sehingga mudah dibersihkan, bila mesin tidak dipakai. 4. Gantilah kabel-kabel yang sudah aus. Dengan telah tersedia satu paket alsin penanganan pasca panen dan pengolahan buru hotong diharapkan dapat membantu keberhasilan program deversifikasi pangan dalam hal ini adalah menjadikan buru hotong sebagai sumber makanan non beras. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Alamat : Tromol Pos 2, Serpong, Tangerang, Banten, Indonesia Telp. (+62-21) 70936787, Fax. (+62-21) 71695497 Email :
[email protected];
[email protected]
Edisi 18-24 Mei 2011 No.3406 Tahun XLI
Badan Litbang