1
ALOKASI PENDAPATAN, CONSCIENTIOUSNESS DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP IMPULSIVE BUYING
Sara Fransisca Setiawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
PENDAHULUAN Akhir-akhir ini banyak sorotan masyarakat yang ditujukan kepada guru. Sejak tahun 2008 terdapat peraturan bahwa guru yang sudah mendapatkan sertifikasi berhak menerima tambahan insentif satu kali gaji pokok setiap bulannya. Semula gaji guru pas-pasan sekarang menjadi lebih tinggi dibanding penghasilan pegawai negeri lainnya. Sebenarnya kenaikan insentif tersebut tidak melekat begitu saja kepada guru, akan tetapi lebih condong ke penghargaan pemerintah yang diberikan kepada guru (induksiguru.wordpress.com).
Akan tetapi, program sertifikasi guru yang mengalami kenaikan gaji ini malah dijadikan sebagai proyek pendapatan kekayaan tanpa tuntutan kinerja yang lebih baik (pemudapembaharu.wordpress.com). Kenaikan gaji yang diberikan tersebut membuat guru memiliki pola hidup yang cenderung lebih konsumtif, sehingga jumlah gaji sebesar apapun akan habis untuk pengeluaran konsumtif (www.sinarharapan.com).
2
Menurut Anggasari (1997) perilaku konsumtif merupakan suatu tindakan membeli barang-barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan sehingga sifatnya menjadi berlebihan. Perilaku konsumtif erat kaitannya dengan perilaku impulsive buying yang saat ini kerap dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Perilaku
impulsive buying merupakan pembelian barang - barang yang tidak direncanakan terlebih dahulu (Rook&Fisher,1995). Banyak orang meyakini bahwa pembelian impulsif pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai perilaku yang salah, tetapi bukti dilapangan menunjukkan bahwa banyak pembelian atas serangkaian produk yang dibeli atas dasar pembelian impulsif (Gutierrez, 2004).
Berdasarkan pada beberapa fakta serta penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa memang benar jika terjadi kenaikan pendapatan pada seseorang maka akan menyebabkan orang tersebut menjadi lebih konsumtif yang kemudian mendorong kearah perilaku impulsive buying. Hal ini diduga dapat terjadi karena adanya ketidakmampuan seseorang dalam mengelola kondisi keuangannya saat terjadi kenaikan pendapatan secara tiba-tiba. Perilaku impulsive buying yang terjadi secara terus menerus akan membawa dampak buruk bagi kondisi keuangan si pelaku dan berakibat pada menumpuknya barang karena pembelian yang dilakukan tanpa rencana terjadi secara terus menerus.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif menurut Loudon&Bitta (1993) yaitu meliputi : produk, pemasaran dan marketing, serta karakteristik individu yang termasuk didalamnya adalah kepribadian individu.
Kepribadian merupakan respon yang konsisten terhadap stimulus
3
lingkungan (Engel & Blackwell, 1995). Abdul Rafi (2004) menyatakan bahwa kepribadian adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain, integrasi karakteristik dari struktur-struktur pola tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang, segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain. Kepribadian individu akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli (Anwar, 2005).
Maenpa dan Dittmar (dalam Buendicho, 2003),
mengusulkan bahwa identitas kepribadian dapat dihubungkan dengan pembelian impulsif.
Setiap orang pasti memiliki kepribadian unik yang membedakannya dengan orang lain sehingga individu dapat digolongkan kedalam tipe kepribadian tertentu. Berbagai macam tipe kepribadian yang berbeda dapat berpengaruh dan berperan aktif dalam aktivitas sehari- harinya, termasuk pola pembelian oleh individu tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepribadian memainkan peran penting dalam perilaku pembelian.
Pada penelitian ini akan mencoba menggunakan metode pengukuran kepribadian berdasarkan dimensi big five personality yang sebelumnya telah dilakukan oleh Verplanken&Herabadi (2001), yaitu terdiri dari neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Berdasarkan penelitian tersebut dimensi yang berpengaruh terhadap impulsive buying adalah neuroticism, extraversion, openness dan conscientiousness. Disamping itu, jika disesuaikan dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu guru
4
bersertifikasi di wilayah Kabupaten Jepara yang rata-rata telah memiliki usia cukup tua, berdasarkan karakteristik – karakteristik yang ada ternyata tidak semua dimensi memiliki hubungan dengan perilaku impulsive buying. Hanya ada satu dimensi, yaitu dimensi conscientiousness yang dianggap memiliki karakteristik yang dapat memiliki hubungan dengan impulsive buying. Oleh karena itu, pada penelitian ini ingin mencoba menguji kembali bagaimana pengaruh kepribadian yang
diukur
berdasarkan
big
five
personality,
khususnya
dimensi
conscientiousness terhadap impulsive buying dengan menggunakan sampel yang berbeda.
Kemudian selain faktor kepribadian, faktor internal lainnya yang tergolong dalam faktor demografis yang dapat berpengaruh terhadap pembelian impulsif adalah usia dan pendapatan (Mulyono, 2013). Beberapa penelitian mengatakan bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin rendah pula kecenderungan mereka untuk melakukan pembelian impulsif. Sebagian besar dari mereka biasanya telah memiliki perencanaan yang matang sebelum melakukan pembelian dan juga biasanya mereka lebih memilih menggunakan pendapatnnya untuk ditabung. Kemudian jika dilihat dari sisi pendapatan, adalah hal yang wajar jika seseorang yang berpenghasilan tinggi akan cenderung lebih impulsif. Dalam penelitian Babin (dalam Pattipeilohy & Rofiaty,2013) menyatakan bahwa pendapatan menjadi variabel penting yang dapat menciptakan pembelian impulsif. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Babin bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maymand & Ahmadinejab (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara pendapatan terhadap pembelian impulsif.
5
Setelah seseorang menerima dana dari pendapatan pribadinya, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara dalam melakukan pengalokasian dana dari pendapatan tersebut.
Bagaimanapun
pengalokasian
pendapatan
pribadi
merupakan sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh tiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan dalam melakukan alokasi pendapatan yang baik akan membuat seseorang mendapatkan manfaat maksimal dari pendapatan yang dimilikinya saat ini serta menjauhkan seseorang dari sifat konsumtif yang erat kaitannya dengan perilaku impulsive buying (Haning, 2012).
Penelitian ini akan mengambil obyek guru yang sudah bersertifikasi yang berada diwilayah Kabupaten Jepara. Hal ini dikarenakan adanya fenomena perubahan pola hidup para guru bersertifikasi di wilayah Kabupaten Jepara yang cenderung lebih memiliki perilaku impulsive buying (www.antarajateng.com). Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka persoalan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1.
Apakah dimensi conscientiousness berpengaruh terhadap impulsive buying ?
2.
Apakah usia berpengaruh terhadap impulsive buying ?
3.
Apakah pendapatan berpengaruh terhadap impulsive buying ?
4.
Apakah alokasi pendapatan berpengaruh terhadap impulsive buying ?
6
TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Keuangan Pribadi (Personal Finance)
Manajemen keuangan pribadi (Personal Finance) merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya (money) dari unit individual atau rumah tangga (Gitman, 2002). Proses pengelolaan bukanlah suatu hal yang mudah, terdapat beberapa langkah sistematis yang harus diikuti. Pengetahuan akan manajemen keuangan pribadi merupakan langkah awal untuk aplikasi yang tepat ketika kita mengelola uang pribadi.
Pengelolaan keuangan pribadi juga menuntut adanya pola hidup yang memiliki prioritas, karena kekuatan dari prioritas akan berpengaruh terhadap tingkat kedisiplinan seseorang dalam mengelola uangnya (Benson, 2004).
Menurut Warsono (2010) dalam pengelolaan keuangan pribadi terdapat empat bidang yang menjadi kajian pokok yaitu :
1.
Penggunaan dana Pada umumnya setelah bekerja selama satu bulan maka seseorang akan mendapatkan gaji atau upah.
Yang menjadi masalah adalah bagaimana
perlakuan alokasi dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan secara layak. Dalam beberapa literature disebutkan bahwa harus ada prioritas dalam alokasi dana. 2.
Penentuan sumber dana
7
Dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan hidup, pada kenyataannya tidak semua pengeluaran sekarang dapat dibelanjai dengan pendapatan ang diperolehnya sekarang. Untuk mengatasi pengeluaran yang besar tersebut maka sumber pembelanjaan yang berasal dari hutang dapat menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan, karena dalam kondisi tertentu sumber pembelanjaan yang berasal dari hutang cukup menguntungkan. 3.
Manajemen resiko, jiwa, dan aset Seseoarang hendaknya memiliki proteksi yang baik untuk tindakan preventif ketika kejadian – kejadian yang tidak terduga terjadi. Hal ini penting karena probabilitas terjadinya peristiwa baik dan buruk adalah sama. Oleh karena itu, dalam bentuk teknisnya maka seseorang diharapkan mengikuti program asuransi.
4.
Perencanaan Pensiun Terdapat empat langkah yang perlu diputuskan dalam perencanaan pensiun, yaitu : menganalisis aset dan kewajiban yang dimiliki, mengestimasi pengeluaran kebutuhan dan menyesuaikannya dengan inflasi, mengevaluasi pendapatan pensiun yang direncanakan, dan meningkatkan pendapatan dengan bekerja paruh waktu.
Dengan perencanaan pensiun yang baik,
diharapkan seseorang dapat menikmati hidup dalam jangka waktu yang lebih lama. Pada intinya manajemen keuangan pribadi (personal finance) merupakan serangkaian
kegiatan
yang
meliputi
kegiatan
perencaan,
analisis,
dan
pengendalian kegiatan keuangan. Sehingga terdapat dua keputusan utama dalam
8
manajemen keuangan pribadi, yaitu bagaimana menggunakan dana (allocation of funds) serta bagaimana mencari pendanaan (raising of funds).
Impulsive Buying
Menurut Loudon&Bitta (1993) Pembelian impulsif merupakan pembelian yang tidak direncanakan secara khusus. Pembelian impulsif sering diidentikkan dengan pembelian yang dilakukan dengan tiba-tiba dan tidak direncanakan, dilakukan ditempat kejadian, dan disertai dengan timbulnya dorongan yang besar serta perasaan senang dan bergairah (Rook&Fisher, 1995). Perilaku pembelian ini dikaitkan dengan pembelian yang tidak memikirkan konsekuensi teradap barang yang telah dibeli, misalnya uang yang dihabiskan untuk pembelian barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa impulsive buying merupakan salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana perilaku pembelian ini berhubungan dengan adanya dorongan yang menyebabkan konsumen
melakukan
pembelian
dengan
tidak
melakukan
perencanaan
sebelumnya, serta terjadi dengan cepat dan spontan.
Verplanken & Herabadi (2001) mengatakan bahwa terdapat dua elemen penting dalam impulsive buying, yaitu :
1. Kognitif Elemen ini fokus kepada konflik yang terjadi pada aspek kognitif individu yang meliputi :
9
a. Tidak mempertimbangkan harga dan kegunaan suatu produk. b. Tidak melakukan evaluasi terhadap pembelian suatu produk. c. Tidak melakukan perbandingan produk yang akan dibeli dengan produk lain yang mungkin lebih berguna.
2. Emosional Elemen ini fokus kepada kondisi emosional individu yang meliputi : a. Timbulnya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian. b. Timbul perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian.
Menurut Loudon dan Bitta (1993) ada empat tipe dari impulsive buying, yaitu :
1. Pure Impulsive Buying adalah pembelian impulsif yang benar-benar tidak direncanakan karena ada barang yang baru. 2. Reminder Impulsive Buying adalah pembelian yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya. 3. Suggestion Impulsive Buying adalah pembelian yang dilakukan ketika pertama kali melihat suatu produk dan mengevaluasi kegunaannya. 4. Planned Impulsive Buying adalah pembelian yang dilakukan karena faktor harga.
Conscientiousness
Kepribadian adalah gaya hidup individu atau cara yang karakteristik mereaksinya seseorang terhadap masalah-masalah hidup, termasuk tujuan hidup (Chaplin, 2001).
Sedangkan menurut Abdul Rafi (2004), kepribadian adalah sifat dan
10
tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain, integrasi karakteristik dari struktur-struktur pola tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang, segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain. Sehingga kepribadian dapat didefinisikan sebagai sifat dan tingkah laku khas individu yang menghasilkan individual differences. Kepribadian individu akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli (Anwar, 2005). Dalam penelitian ini variabel kepribadian akan diukur menggunakan dimensi big five personality.
Big five personality merupakan salah satu teori yang menggambarkan kepribadian individu yang terdiri dari lima dimensi. Kelima dimensi ini mewakili karakteristik-karakteristik khas yang terdapat dalam diri individu.
Big Five
Personality oleh Costa & McRae dibuat berdasarkan pendekatang yang lebih sederhana.
Dalam hal ini peneliti berusaha untuk menemukan unit dasar
kepribadian seseorang dengan menganalisa bahasa yang digunakan sehari-hari, yang mudah untuk dimengerti baik oleh para psikolog maupun masyarakat awam (Pervin, 2005).
Kelima dimensi yang tersusun dalam Big Five Personality menurut Costa & McRae (1997) dalam www.rumahbelajarpsikologi.com adalah sebagai berikut : Neuroticisim yang mencakup perasaan-perasaan negatif, seperti kecemasan, kesidihan, mudah marah, dan tegang. Openness to Experience yang menelaskan tentang keleluasaan, kedalaman, serta kompleksitas dari aspek mental dan pengalaman hidup.
Extraversion dan Agreeableness yang mencakup tentang
11
sifat-sifat interpersonal, yaitu mengenai apa yang dilakukan seseorang dengan dan kepada orang lain. Dimensi yang kelima sekaligus menjadi yang terakhir adalah Conscientiousness yang menjelaskan perilaku mengenai pencapaian tujuan serta kemampuan untuk mengendalikan dorongan yang diperlukan dalam kehidupan sosial.
Berdasarkan kelima dimensi yang terdapat didalam Big Five Personality tidak semua dimensi dapat dikatakan memiliki hubungan dengan impulsive buying. Dimensi yang dianggap paling memiliki hubungan dengan impulsive buying dan sekaligus akan digunakan untuk mengukur kepribadian dalam penelitian ini adalah
dimensi
Conscientiousness
Conscientiousness. menjelaskan
tentang
Hal
ini
dikarenakan
kemampuan
dimensi
seseorang
dalam
mengendalikan dirinya.
Conscientiousness merupakan salah satu dimensi dari big five personality yang dikembangkan oleh Mowen (2000), dimana beliau mengungkapkan bahwa Conscientiousness kepribadian dasar seseorang yang tercermin dalam tindakan yang terorganisir, teliti dan rapi, suka bekerja keras dan juga dapat dipercaya. Conscientiousness
menggambarkan
orang-orang
yang
teratur,
terkontrol,
terorganisasi, ambisius, terfokus pada pencapaian, dan memiliki disiplin diri (Feist and Feist, 2010).
Menurut John and Srivastava (1999), Conscientiousness
menggambarkan suatu kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas.
12
Costa & McRae (dalam Pervin, 2005) membagi dimensi Conscientiousness dalam enam faset atau subfaktor, yaitu terdiri dari :
1. Self-dicipline yaitu : memiliki disiplin diri 2. Dutifulness yaitu : patuh kepada peraturan 3. Competence yaitu : memiliki kompetensi 4. Order yaitu : hidup teratur 5. Deliberation yaitu : melakukan pertimbangan 6. Achievement striving yaitu : mencapai prestasi
Dalam konteks keuangan, Conscientiousness merupakan kepribadian dasar seseorang yang menunjukkan pertimbangan mendalam sebelum menggunakan uang yang dimilikinya atau dapat dikatakan cenderung untuk berpikir sebelum bertindak. Conscientiousness menunjukkan preferensi perilaku yang terencana daripada perilaku spontan.
Sehingga berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian conscientiousness dalam penelitian ini adalah kepribadian dasar seseorang yang tercermin dalam tindakan yang terorganisir, teliti dan rapi, suka bekerja keras dan juga dapat dipercaya.
Conscientiousness menggambarkan orang-orang yang
teratur, terkontrol, terorganisasi, ambisius, terfokus pada pencapaian, dan memiliki disiplin diri, terfokus pada pencapaian, berpikir sebelum bertindak, serta memprioritaskan tugas.
13
Faktor Demografis Demografis merupakan suatu studi yang mempelajari karakteristik, sikap, dan perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya jenis kelamin, status pendidikan, usia dan pendapatan (Robb&Sharpe, 2009). Faktor demografis ini biasanya akan berpengaru terhadap perilaku seseorang, termasuk dalam perilaku keuangan. Pria dianggap memiliki pengetahuan yang lebih tentang uang dan lebih percaya diri dalam kecerdasan finansial mereka jika dibandingkan dengan wanita. Kemudian jika dilihat dari sisi usia, seseorang yang berusia tua cenderung suka menabung dari pada membelanjakan uangnya untuk berbagai kebutuhan yang siatnya kurang penting, sehingga dapat dikatakan bahwa kecenderungan pembelian impulsif mereka rendah.
Berbeda dengan orang
berusia muda yang masih menyukai perilaku konsumtif yang erat kaitannya dengan pembelian impulsif. Kemudian pendapatan juga merupakan salah satu faktor demografis yang mempengaruhi perilaku keuangan.
Samuelson &
Nordhaus (1996) menyatakan bahwa pendapatan adalah total uang yang diterima atau terkumpul dalam satu periode tertentu. Seseorang yang memiliki pendapatan lebih tinggi biasanya akan lebih konsumtif.
Faktor demografis yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah usia dan pendapatan. Untuk faktor jenis kelamin tidak digunakan, karena peneliti akan menyebarkan kuesioner dengan proporsi seimbang antara pria wanita.
14
Alokasi Pendapatan
Pada dasarnya terdapat dua keputusan dalam manajemen keuangan, yang pertama yaitu berkaitan dengan bagaimana menggunakan dana (allocation of funds) dan yang kedua berkaitan dengan bagaimana mencari pendanaan (raising of funds).
Penelitian ini akan berfokus kepada bagaimana menggunakan dana (allocation of funds).
Sumber dana sendiri terdiri dari dua macam, yaitu yang berasal dari
hutang dan pendapatan pribadi (Griffin, 2004). Dana yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah dana yang berasal dari pendapatan pribadi.
pendapatan yang baik dilakukan dengan
Alokasi
membiasakan membuat anggaran
pengeluaran setiap bulan, menentukan dan menetapkan tujuan serta tugas masingmasing keuangan, melakukan kegiatan keuangan sesuai dengan besaran jumlah pendapatan, dan yang tak kalah penting adalah dapat memisahkan antara kebutuhan dan keinginan.
Menurut Masassya (2006) pada umumnya alokasi
pendapatan merupakan suatu kegiatan menentukan banyaknya pendapatan yang digunakan untuk tiga komponen, yaitu konsumsi, tabungan dan investasi.
Adapun penjelasan mengenai konsumsi, tabungan, dan investasi adalah sebagai berikut :
1.
Konsumsi
Konsumsi merupakan bagian dari pendapatan yang dibelanjakan untuk pembelian barang dan jasa guna mendapatkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan hidup ( Deliarnov, 1995 ). Konsumsi terdiri dari barang tidak tahan
15
lama (non durable goods), seperti makanan dan pakaian. Yang kedua adalah barang tahan lama (durable goods) atau barang yang memiliki usia panjang, seperti mobil, televisi, alat-alat elektronik, ponsel, dan lain sebagainya. Dan yang ketiga adalah jasa (services) seperti jasa potong rambut dan berobat ke dokter. Menurut pandangan klasik prioritas konsumsi seharusnya didasarkan pada skala kebutuhan, yaitu terdiri dari kebutuhan primer (pangan, sandang dan papan), kebutuhan sekunder (kendaraan, fasilitas komunikasi, hiburan dan lain sebagainya), lalu yang terakhir adalah kebutuhan tersier (kendaraan mewah, wisata ke luar negeri, dan lain sebagainya). Keputusan pembelian hendaknya didasarkan pada logika yang sehat, bukan pada emosi semata. Prinsip yang seharusnya digunakan dalam pembelian barang dan jasa adalah belilah barang dan jasa yang memang dibutuhkan (need), bukan yang diinginkan (want). 2.
Tabungan Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi (Samuelson & Nordhaus, 1996). Bagian dari pendapatan yang dialokasikan untuk kegiatan tabungan pada umunya digunakan untuk kepentingan berjaga-jaga dan spekulasi.
Tabungan pada umumnya
ditempatkan di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-waktu dapat dicairkan ketika kita membutuhkan. Menurut Kapoor (2001) ada enam faktor yang perlu dipertimbangkan dalam rencana pemilihan tabungan, yaitu : tingkat pengembalian, inflasi, pertimbangan yang berkenaan dengan pajak, likuiditas, keamanan, serta pembatasan-pembatsan dan fee.
16
3.
Investasi Investasi merupakan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka aktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang (Sunariyah, 2003). Banyak instrument yang dapat dipilih oleh individu untuk kegiatan investasi baik dalam bentuk aset riel (tanah, property dan real estate serta emas) maupun dalam bentuk aset keuangan (saham, obligasi, sertifikat deposito dan reksa dana). Ada lima faktor yang mempengaruhi pilihan investasi, yaitu : keamanan dan resiko, komponen faktor resiko, pendapatan investasi, pertumbuhan investasi, dan likuiditas (Kapoor, 2001). Salah satu prinsip dari investasi adalah high risk high return.
Sedangkan perilaku yang harus dihindari saat melakukan
investasi adalah ketamakan dan ketakutan.
Pengembangan Hipotesis Pengaruh Dimensi Conscientiousness terhadap Impulsive Buying Dimensi Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Individu yang memiliki sifat berpikir sebelum bertindak sangat memperhatikan langkah-langkah yang diambil terutama dalam melakukan pembelian. Individu ini sangat berhati-hati dalam memilih segala sesuatu yang akan ia beli.
Orang-orang dengan dimensi ini
memiliki tujuan dan perencanaan yang matang akan sesuatu. Hal ini dapat dikatakan berhubungan dengan kecenderungan pembelian impulsif.
17
Rook (1995), mengatakan pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak terencana.
Individu yang memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang
tinggi akan melakukan pembelian dengan tidak terencana. Hal ini berhubungan negatif dengan dimensi conscientiousness, dimana orang-orang dengan dimensi ini memiliki perencanaan pada setiap tindakan yang akan dilakukan. Orang-orang dengan dimensi ini memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah (Verplanken & Herabadi, 2001). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
H1: Dimensi conscientiousness berpengaruh negatif terhadap impulsive buying. Pengaruh Usia terhadap Impulsive Buying Seseorang dengan usia tua biasanya akan cenderung suka menabung dan menghindari perilaku boros sehingga mencerminkan bahwa mereka bukan pembeli impulsif. Sebagian besar orang tua memiliki perencanaan keuangan yang matang, mereka berhati – hati terhadap setiap transaksi yang dilakukannya (Mahastanti&Wiharjo, 2012).
Penyataan ini sejalan dengan penelitian
Kacen&Lee (2002) yang menyatakan bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin kurang kecenderungan pembelian impulsifnya.
Berdasarkan uraian
diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
H2 : Usia berpengaruh negatif terhadap impulsive buying.
18
Pengaruh Pendapatan tehadap Impulsive Buying
Dalam penelitian Babin (dalam Pattipeilohy & Rofiaty,2013) menyatakan bahwa pendapatan menjadi variabel penting yang dapat menciptakan pembelian impulsif. Penelitian ini didukung dengan pernyataan Mai,dkk (2003) yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki pendapatan lebih tinggi terbukti lebih impulsif dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendapatan lebih rendah. Pernyataan ini sangatlah wajar, karena pembelian impulsif sangat erat kaitannya dengan uang yang dimiliki seseorang. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
H3 : Pendapatan berpengaruh positif terhadap impulsive buying.
Pengaruh Alokasi Pendapatan terhadap Impulsive Buying
Alokasi pendapatan yang baik dilakukan dengan
membiasakan membuat
anggaran pengeluaran setiap bulan, menentukan dan menetapkan tujuan serta tugas masing-masing keuangan, melakukan kegiatan keuangan sesuai dengan besaran jumlah pendapatan, dan yang tak kalah penting adalah dapat memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Pembuatan anggaran dengan mengelompokkan pendapatan yang kita peroleh kedalam pos-pos tertentu dapat mencegah pemanfaatan pendapatan untuk kepentingan bersifat konsumtif yang erat kaitannya dengan perilaku impulsive buying. Hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh sudah dikelompokkan kedalam pos-pos tertentu seperti konsumsi,
19
tabungan dan investasi sehingga pendapatan tersebut tidak mudah digunakan untuk kepentingan-kepentingan lain yang sifatnya tidak penting.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Haning (2012) yang mengemukakan bahwa kemampuan dalam melakukan alokasi pendapatan yang baik akan membuat seseorang mendapatkan manfaat maksimal dari pendapatan yang dimilikinya saat ini serta menjauhkan seseorang dari sifat konsumtif yang erat kaitannya dengan perilaku impulsive buying. Semakin banyak pendapatan yang dialokasikan untuk kegiatan konsumsi, maka akan mendorong individu tersebut memiliki kecenderungan impulsive buying yang tinggi. Akan tetapi apabila pendapatan cenderung dialokasikan ke dalam kegiatan tabungan dan investasi, maka akan membuat individu tersebut memiliki perilaku impulsive buying yang rendah. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
H4a : Konsumsi berpengaruh positif terhadap impulsive buying. H4b : Tabungan berpengaruh negatif terhadap impulsive buying. H4c : Investasi berpengaruh negatif terhadap impulsive buying. Model Penelitian Conscientiouness Usia Pendapatan Alokasi Pendapatan
Impulsive Buying
20
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan elemen yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (Supramono&Sugiarto, 1993).
Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh guru yang telah memperoleh tunjangan sertifikasi di wilayah Kabupaten Jepara yang berjumlah kurang lebih 3.212 orang (www.jaringnews.com). Hal ini dikarenakan adanya fenomena yang menarik, yaitu terdapat perubahan pola hidup para guru bersertifikasi di wilayah Kabupaten Jepara
yang
cenderung
(www.antarajateng.com).
lebih
memiliki
perilaku
impulsive
buying
Akan tetapi, tidak semua anggota populasi diteliti,
namun dengan menggunakan sampel.
Metode penetapan sampel yang akan digunakan peneliti adalah Purposive Sampling, yaitu penentuan sampel non-probabilitas yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah guru di
Kabupaten Jepara yang telah memperoleh sertifikasi dan berasal dari sekolah negeri maupun swasta terdekat.
Sehingga berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan, maka lokasi pengambilan sampel berada di Kecamatan Tahunan, Kecamatan Jepara, dan Kecamatan Pecangaan.
Ukuran sampel di tentukan dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu :
N n= 1 + Ne2
21
=
3.212 1+(3.212)(0,1)2
= 96,98 responden
Keterangan : n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi e = Presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir (10%)
Berdasarkan perhitungan rumus tersebut, dengan menggunakan toleransi tingkat n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi kesalahan 10%, maka didapatkan jumlah sampel yang akan digunakan dalam e = Presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel penelitian ini adalah 96,98 responden atau dibulatkan menjadi 97 responden. yang masih bisa ditolerir (10%) Pengukuran Konsep
Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada guru yang termasuk dalam kategori yang telah ditentukan.
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah impulsive buying. Sedangkan variabel independent dalam penelitian ini adalah kepribadian yang diukur dengan menggunakan salah satu dari dimensi big five personality yaitu dimensi conscientiousness, faktor demografis yang terdiri dari usia dan pendapatan, dan alokasi pendapatan yang tercermin dalam konsumsi, tabungan, dan investasi.
Untuk konsep impulsive buying dan conscientiousness akan diukur dengan menggunakan skala likert 5 skor, yaitu skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 untuk tidak setuju, skor 3 untuk netral, skor 4 untuk setuju, dan skor 5 untuk sangat setuju.
22
Kemudian untuk informasi mengenai variabel usia dan pendapatan diperoleh melalui identitas responden yang terdapat pada kuesioner.
Pendapatan yang
dimaksud disini adalah pendapatan setelah mendapatkan tunjangan sertifikasi.
Selanjutnya konsep yang terakhir adalah alokasi pendapatan. Konsep ini diukur berdasarkan nilai presentase seseorang dalam mengalokasikan pendapatannya untuk tiga kegiatan, yaitu konsumsi, investasi, dan tabungan. Warsono (2010) mengatakan bahwa proporsi pengalokasidan dana yang baik adalah 60% untuk kegiatan konsumsi, 10% tabungan, dan 30% untuk kegiatan investasi. Akan tetapi beliau menyarankan bahwa setidaknya konsumsi tidak melebihi dari 65%. Adapun definisi dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 1 Pengukuran Konsep
Konsep
Definisi Konsep Perilaku pembelian ini berhubungan dengan adanya dorongan yang
Impulsive Buying (Rook&Fisher, 1995)
Indikator Melakukan pembelian tidak terencana Melakukan pembelian
menyebabkan konsumen
tanpa pemikiran yang
melakukan pembelian
matang
dengan tidak melakukan perencanaan sebelumnya, dilakukan ditempat kejadian, terjadi dengan
Gegabah dalam melakukan pembelian
23
Tabel 1 Pengukuran Konsep (Lanjutan)
Konsep
Definisi Konsep cepat dan spontan, dan disertai dengan
Indikator Tidak memikirkan kegunaan akan produk
timbulnya dorongan
Spontanitas membeli
yang besar serta
Adanya perasaan
perasaan senang dan
antusias ketika melihat
bergairah.
barang yang ingin dibeli Timbul perasaan senang setelah melakukan pembelian
Suatu kontrol terhadap lingkungan sosial,
Perencanaan yang matang
berpikir sebelum
Disiplin diri
bertindak, menunda
Patuh pada peraturan
Conscientiousness
kepuasan, mengikuti
Teratur
John&Srivastava
peraturan dan norma,
Efisien
terencana, terorganisir,
Mementingkan
(1999)
dan memprioritaskan
kebutuhan daripada
tugas.
keinginan Penuh pertimbangan
24
Tabel 1 Pengukuran Konsep (Lanjutan)
Konsep
Definisi Konsep
Indikator
Suatu studi yang
Usia
mempelajari
Pendapatan
karakteristik, sikap, dan perilaku seseorang yang Demografis dipengaruhi oleh (Robb&Sharpe, 2009) beberapa faktor misalnya jenis kelamin, status pendidikan, usia dan pendapatan.
Alokasi Pendapatan
Masassya (2006)
Alokasi pendapatan
Konsumsi
merupakan suatu
Tabungan
kegiatan menentukan
Investasi
banyaknya pendapatan yang digunakan untuk tiga komponen, yaitu konsumsi, tabungan dan investasi.
Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.
Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, maka selanjutnya
25
membuat statistik deskriptif dari masing – masing variabel. Untuk menentukan rentang skala likert kategori dari rata-rata jawaban responden maka dapat menggunakan rumus (Dwi Santosa&Ariany, 2012) :
Dari uraian diatas, maka dapat diperoleh kategori tingkat variabel sebagai berikut: Tabel 2 Tingkat Kategori Variabel Range 4.20 – 5.00 3.40 – 4.19 2.60 – 3.39 1.80 – 2.59 1.00 – 1.79
Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Setelah itu data diolah dengan menggunakan regresi linier sederhana untuk mengetahui hubungan antar variabel. Akan tetapi, sebelum dilakukan analisis regresi linier sederhana terlebih dahulu dilakukakan uji normalitas Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
IB = β0 + βiXi + ei
……………………….. (1)
Keterangan : IB = Impulsive Buying
β0 = Konstanta
β1 = Koefisien Regresi Conscientiousness
β2 = Koefisien Regresi Usia
β3 = Koefisien Regresi Pendapatan
β4 = Koefisien Regresi Konsumsi, Tabungan, dan Investasi
X1 = Conscientiousness
X2 = Usia
26
X3 = Pendapatan
X4a = Konsumsi
X4b = Tabungan
X4c = Investasi
ei = Error Term
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, didapatkan hasil sebagai berikut : Analisis Karakteristik Responden Pada bagian ini akan dibahas mengenai gambaran umum responden yang meliputi jenis kelamin, usia, lama kerja, golongan atau pangkat, jabatan, jumlah pendapatan bulanan sebelum mendapatkan tunjangan sertifikasi, pendapatan bulanan setelah mendapatkan tunjangan sertifikasi, pendapatan suami atau istri dan jumlah anggota keluarga. Analisis dari karakteristik responden ini digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dan dapat digunakan sebagai informasi tambahan untuk menunjang hasil penelitian. dipaparkan pada tabel dibawah ini.
Untuk selengkapnya akan
27
Tabel 3 Karakteristik Responden Karakteristik Jenis Kelamin
Kategori Pria Wanita Total
Usia (Tahun)
30 - 39 40 - 49 50 - 59 Total 8 – 19 20 – 31 32 – 43
Lama Kerja (Tahun)
Total Karakteristik Golongan atau Pangkat
Kategori III A / Penata Muda
III B / Penata Muda TK I III C / Penata III D / Penata TK I IV A / Pembina IV B / Pembina TK I Total Guru Jabatan Kepala Sekolah Pengawas Sekolah Total Status Pernikahan Sudah Menikah Belum Menikah Total 1–2 Jumlah Anggota 3–4 Keluarga 5–6 Total Sumber : Data Primer Diolah, 2014
Jumlah Persentase 47 48.45% 50 51.55% 97 100.00% 10 10.31% 36 37.11% 51 52.58% 97 100.00% 31 31.96% 42 43.30% 24 24.74% 97 100.00% Jumlah Persentase 9
9.28%
8 8 7 59 6 97 83 13 1 97 93 4 97 13 59 25 97
8.25% 8.25% 7.22% 60.82% 6.19% 100.00% 85.57% 13.40% 1.03% 100.00% 95.88% 4.12% 100.00% 13.40% 60.82% 25.77% 100.00%
28
Tabel 3 Karakteristik Responden (Lanjutan) Karakteristik Pendapatan Bulanan
Kategori < Rp 1,5 juta Rp 1,5 juta - < Rp 3 juta Rp 3 juta - < Rp 4,5 juta Rp 4,5 juta - < Rp 6 juta > Rp 6 juta Total
Pendapatan Bulanan Setelah Mendapatkan Tunjangan
Pendapatan Bulanan Suami atau Istri
< Rp 1,5 juta Rp 1,5 juta - < Rp 3 juta Rp 3 juta - < Rp 4,5 juta Rp 4,5 juta - < Rp 6 juta > Rp 6 juta Total < Rp 1,5 juta
Rp 1,5 juta - < Rp 3 juta Rp 3 juta - < Rp 4,5 juta Rp 4,5 juta - < Rp 6 juta > Rp 6 juta Tidak Mengisi Total Sumber : Data Primer Diolah, 2014
Jumlah Persentase 8
8.25%
14 61 14 0 97
14.43% 62.89% 14.43% 0.00% 100.00%
0
0.00%
7 9 31 50 97
7.22% 9.28% 31.96% 51.55% 100.00%
25
25.77%
21 36 6 1 8 97
21.65% 37.11% 6.19% 1.03% 8.25% 100.00%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa jumlah antara responden pria (48,5 %) dan wanita (51,5%) adalah seimbang. Dari 97 responden yang ada ternyata sebagian besar dari mereka memiliki usia diatas 40 tahun dan sebagian dari mereka telah memiliki masa kerja diatas 20 tahun. Karakteristik antara usia dan masa kerja ini memiliki hubungan dengan golongan atau pangkat dari responden. Hal ini tercermin pada golongan atau pangkat yang dimiliki oleh responden. Karena sebagian besar dari responden telah memiliki masa kerja yang cukup
29
lama, maka golongan atau pangkat yang dimiliki oleh sebagian besar responden juga termasuk dalam tingkatan yang tinggi. Seperti yang telah kita lihat pada tabel 4.1 diatas, sebagian besar dari mereka berada pada golongan IV A / Pembina dengan kisaran pendapatan perbulan setelah mendapat tunjangan sertifikasi, tunjangan hari raya dan gaji ke - 13 sebesar diatas Rp 6.000.00000. Dalam hal ini, sebagian besar responden telah mengalami kenaikan pendapatan, karena sebelumnya sebagian besar dari perdapatan mereka hanya berkisar antara Rp 3.000.000,00 hingga kurang dari Rp 4.500.000,00.
Kemudian 83 dari 97
responden yang ada memiliki jabatan sebagai guru.
Selanjutnya, untuk
karakteristik status pernikahan, mayoritas responden dalam penelitian ini sudah menikah. Hanya terdapat 4 responden saja yang belum menikah. Karakteristik status pernikahan ini juga memiliki hubungan dengan karakteristik jumlah anggota keluarga.
Sebesar 60,82% atau setara dengan 59 responden dalam
penelitian ini memiliki anggota keluaga antara 3 sampai 4 orang dalam satu keluarga. Kemudian yang terakhir adalah mengenai karakteristik pendapatan dari pasangan (suami atau istri).
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan
bahwa pendapatan pasangan (suami atau istri) terbanyak adalah berada pada kisaran Rp 3.000.000,00 hingga kurang dari Rp 4.500.000,00. Disisi lain, dari 97 responden yang ada ternyata terdapat 8 responden yang tidak mengisi jumlah pendapatan pasangan. Hal ini dapat diduga adanya kemungkinan pasangan yang tidak bekerja dan juga mengingat terdapat pula responden yang belum menikah.
30
Kemudian selanjutnya akan diuraikan deskripsi dari masing – masing variabel yang meliputi impulsive buying, conscientiousness, alokasi pendapatan yang terdiri dari : konsumsi, tabungan, dan investasi. Tabel 4 Deskripsi Variabel Penelitian Rata - Rata Skor Impulsive Buying 1.88 Conscientiousness 4.12 Konsumsi 63% Tabungan 21% Investasi 16% Sumber : Data Primer Diolah, 2014 Variabel
Keterangan Rendah Tinggi Sangat Baik Baik Cukup Baik
Berdasarkan tabel 4 diatas, deskripsi kategori skor pada variabel impulsive buying adalah rendah, artinya secara keseluruhan guru yang telah bersertifikasi di Kabupaten Jepara memiliki kecenderungan impulsive yang rendah. Hal ini berarti meskipun mereka telah mengalami kenaikan pendapatan akan tetapi mereka tetap melakukan pembelian secara terencana dan melakukan pembelian sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemudian untuk kategori skor pada variabel conscientiousness adalah tinggi. Skor yang tinggi pada variabel ini mencerminkan bahwa sebagian besar guru yang sudah bersertifikasi di Kabupaten Jepara memiliki karakteristik kepribadian yang baik karena mereka memiliki perencanaan yang matang sebelum mengambil keputusan, selain itu mereka juga tergolong dalam seseorang yang patuh terhadap setiap peratutan yang ada serta dapat menunda keinginan yang kurang penting.
31
Selanjutnya adalah kategori presentase rata – rata untuk kegiatan konsumsi, tabungan, dan investasi. Kategori untuk rata – rata presentase alokasi pendapatan yang digunakan dalam kegiatan konsumsi adalah sangat baik. Hal ini dikarenakan presentasenya tidak melebihi 65%, artinya sebagian besar dari mereka masih memiliki yingkat konsumsi dalam batas yang wajar. Kemudian pada tabel diatas dapat dilihat bahwa presentase rata – rata alokasi pendapatan untuk kegiatan menabung masih lebih besar dari pada kegiatan investasi.
Selanjutnya akan
diuraikan mengenai rata - rata skala prioritas responden untuk kegiatan konsumsi, tabungan, dan investasi. Tabel 5 Daftar Skala Prioritas No. Konsumsi 1 Makanan 2 Tempat Tinggal 3 Pakaian 4 Kendaraan 5 Barang Elektronik 6 Hiburan 7 Wisata Ke Luar Negeri Sumber : Data Primer Diolah, 2014
Investasi Pendidikan Tanah Emas Property dan Real Estate Saham Reksa Dana Obligasi
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat kita lihat bahwa untuk kegiatan konsumsi prioritas utama sebagian responden adalah makanan.
Hal ini dikarenakan
makanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Kemudian disusul dengan prioritas kedua yaitu dialokasikan untuk tempat tinggal. Hal ini dikarenakan tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi.
32
Untuk kegiatan tabungan, sebagian besar para responden lebih memilih untuk menabung di bank. Alasan dari pilihan adala adanya pertimbangan keamanan. Para responden memiliki pendapat bahwa menabung di bank lebih aman, selain itu juga mendapatkan bunga serta muda untuk diambil sewaktu - waktu. Kemudian untuk kegiatan investasi, sebagian responden memprioritaskan Pendidikan sebagai alternatif investasi utamanya. Mengingat sebagian besar dari responden dalam penelitian ini berprofesi sebagai guru, maka adanya kemungkinan bagi mereka untuk melanjutkan pendidikannya dijenjang yang lebih tinggi lagi, sehingga bagi mereka pengalokasian pendapatan untuk kegiatan pendidikan merupakan suatu hal yang penting. Kemudian jika dilihat dari status pernikahhannya, sebagian besar dari responden memiliki status sudah menikah dan rata – rata dari mereka memiliki jumlah anggota keluarga antara 3 sampai 4 orang, melalui hal ini dapat diduga bahwa rata – rata dari mereka memiliki paling tidak 2 orang anak, dan mereka mengganggap bahwa pendidikan sangatlah penting bagi anaknya.
Oleh karena itu mereka akan mempriotitaskan untuk
mengalokasikan pendapatannya untuk kegiatan pendidikan. Selanjutnya, selain berinvestasi untuk kegiatan pendidikan, sebagian besar responden juga memilih tanah sebagai prioritas kedua dalam alternatif investasinya. Hal yang bisa dijadikan alasan untuk pengambilan keputusan ini adalah bahwa tanah merupakan suatu investasi yang menjanjikan, kerena bisa kita lihat bahwa harga tanah akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Kemudian disusul dengan emas sebagai pilihan investasi sebagian besar responden. Hal ini bisa terjadi mengingat harga emas juga terus meningkat dan juga adanya
33
kemudahan dalam transaksi jual beli, sehingga emas merupakan salah satu alternatif investasi yang menjanjikan dan juga diminati oleh sebagian besar masyarakat Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel, sedangkan uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2011). Pada pengujian validitas tahap pertama, terdapat 1 indikator pada variabel impulsive buying dan 4 indikator pada variabel conscientiousness yang dinyatakan tidak valid karaena memiliki nilai sig. (2-tailed) > 0,05. Sehingga pengujian validitas harus diulang kembali dengan tidak mengikut sertakan indikator yang tidak valid tersebut. Kemudian pada pengujian tahan kedua semua indikator pada variabel impulsive buying dan conscientiousness dinyatakan valid, karena seluruh indikator memiliki nilai sig. (2-tailed) < 0,05. Tahap selanjutnya adala melakukan uji reliabilitas terhadap masing – masing variabel tersebut.
Setelah dilakukan pengujian ternyata data yang digunakan
dalam penelitian ini dikatakan reliabel, hal ini terbukti dengan nilai cronbach alpha untuk impulsive buying 0,827 > 0,6 dan untuk conscientiousness adalah 0,603 > 0,6.
34
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji, apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Pengujian normalitas ini akan dilakukan dengan P –P Plot Test. Hasil dari pengujian normalitas menggunakan P-P Plot Test menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinearitas Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinearitas bisa dilihat dari nilai VIF yang tinggi pada variabel bebas suatu model regresi dan nilai tolerance yang rendah. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 dan nilai tolerance dabawah 0,1 menunjukkan adanya gejala multikolinearitas dalam model regresi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance diatas 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedasitas dapat dilakukan dengan menggunakan scatter plot. Jika terdapat pola yang tidak teratur pada titik-titik residualnya, maka dapat disimpulkan tidak ada masalah heteroskedastisitas.
35
Berdasarkan hasil pengujian yang ada menunjukkan bahwa tidak ada pola tertentu, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Uji Regresi Tabel 6 Hasil Uji Regresi No.
Keterangan
Variabel
Conscientiousness Konsumsi Tabungan Investasi Pendapatan Usia 2 Model Summary Conscientiousness Konsumsi R Square Tabungan Investasi Pendapatan Usia Conscientiousness 3 Anova Konsumsi Regression Tabungan Investasi Pendapatan Usia Sumber : Data Primer Diolah, 2014 1
Coefficients
Constant 4.895 0.883 2.230 2.023 1.069 2.068
Nilai Koefisien -0.731 1.595 -1.690 -0.837 0.182 -0.076 0.506 0.072 0.055 0.011 0.057 0.007
Sig. 0.000 0.008 0.021 0.315 0.019 0.428
0.000 0.008 0.021 0.315 0.019 0.428
Berdasarkan hasil model summary pada tabel diatas nilai R Square tertinggi adalah pada variabel conscientiousness yaitu sebesar 0,506 menunjukan bahwa 50,6% perilaku impulsive buying para guru bersertiikasi di Kabupaten Jepara dipengaruhi oleh dimensi conscientiousness, sedangkan 49,4 % dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel diatas.
36
Kemudian jika dilihat pada bagian anova diatas, dapat diketahui bahwa terdapat dua variabel yang memiliki nilai p-value > alpha(0,05), yaitu untuk variabel investasi dan usia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dua model regresi tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi perilaku impulsive buying pada guru yang sudah bersertifikasi di Kabupaten Jepara. Sehingga jika dilihat berdasarkan pada bagian coefficient pada tabel 6 diatas, maka dapat dijumpai bentuk persamaan regresi sebagai berikut : IB = 4,895 - 0,731X1 + e
IB = 0,883 + 1,595X2 + e
IB = 2,230 – 1,690X3 + e
IB = 2,023 – 0,837X4a + e
IB = 1,069 + 0,182X4b + e
IB = 2,068 – 0,076X4c + e
Dari hasil persamaan regresi diatas, ditunjukkan bahwa conscientiousness, tabungan, investasi dan usia memiliki hubungan yang negatif dengan impulsive buying. Sedangkan konsumsi dan pendapatan memiliki hubungan positif dengan impulsive buying. Akan tetapi jika dilihat pada kolom signifikasi, ternyata tidak semua variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying.
Terdapat dua
variabel yang tidak signifikan, yaitu variabel investasi dan usia. dikarenakan kedua variabel tersebut memiliki nilai sig. 0,000 > 0,05.
Hal ini
37
Pembahasan Hasil analisis membuktikan bahwa variabel konsumsi dan pendapatan memiliki arah hubungan yang positif terhadap perilaku impulsive buying. Pada umumnya jika semakin besar pendapatan yang dimiliki oleh seseorang maka biasanya mereka akan lebih cenderung untuk mengalokasikan pendapatan yang dimilikinya untuk kegiatan konsumsi, sehingga tingkat konsumsi mereka semakin tinggi. Semakin tingginya tingkat konsumsi ini akan mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki kecenderungan impulsive buying yang tinggi.
Akan tetapi,
presentase rata – rata pendapatan yang dialokasikan oleh responden untuk kegiatan konsumsi dalam penelitian ini masih dalam batasan yang wajar yaitu sebesar 63%, tidak melebihi 65%. Dan sebagian besar hal yang diprioritaskan dalam kegiatan konsumsi adalah makanan dan tempat tinggal.
Hal ini
dikarenakan mengingat makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, kemudian tempat tinggal juga termasuk hal yang penting bagi para responden dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini sebagian besar
responden memiliki pendapatan diatas Rp 6.000.000,00. Angka ini tergolong tinggi untuk pendapatan yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Jepara dengan UMR sekitar Rp 1.000.000,00. Kemudian hasil analisis dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa dimensi conscientiousness, tabungan, investasi, dan usia memiliki arah hubungan yang negatif terhadap impulsive buying. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah para guru bersertifikasi yang rata – rata memiliki usia diatas 40 tahun. Usia ini termasuk dalam golongan
38
usia tua. Beberapa penelitian memperlihatkan fakta bahwa semakin tua usia seseorang (batasannya 35 tahun keatas pada dua penelitian), maka semakin berkurang kecenderungan pembelian impulsifnya (Kacen&Lee, 2002). Orang tua biasanya cenderung menggunakan uangnya untuk ditabung atau diinvestasikan. Sehingga hal tersebut akan membuat perilaku impulsive buying nya rendah. Berkaitran dengan tabungan, sebagian besar para responden mengaku bahwa mereka cenderung untuk menabung di bank dengan alasan keamanan dan memperoleh bunga. Kemudian untuk investasi, sebagian besar dari responden cenderung memprioritaskan pendidikan, tanah dan emas sebagai pilihan utama mereka. Para responden menganggap bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk masa depan, mengingat sebagian besar para responden berprofesi sebagai guru sehingga terdapat kemungkinan bahwa mereka akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Disamping itu, sebagian besar dari mereka juga mengutamakan pendidikan untuk anak-anaknya. Selanjutnya, untuk tanah dan emas, para responden ini berfikir bahwa adanya kemudahan dalam transaksi jual beli tanah dan emas. Kemudian harga tanah dan emas juga terus mengalami peningkatan, sehingga bagi mereka berinvestasi di dua hal tersebuat adalah yang paling menguntungkan. Kemudian dari keenam variabel tersebut, terdapat empat variabel yang berpengaruh signifikan, yaitu conscientiousness, konsumsi, tabungan, dan pendapatan.
Conscientiousness merupakan suatu kepribadian seseorang yang
memiliki ciri berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas (John&Srivastava,
39
1999).
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi
conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan serta memiliki arah hubungan yang negatif terhadap perilaku impulsive buying para guru bersertiikasi di Kabupaten Jepara. Mengingat bahwa jika dilihat dari segi usia, sebagian besar dari responden dalam penelitian ini adalah orang yang sudah tua, maka wajarlah jika para responden memiliki kebiasaan berpikir sebelum bertindak dan memiliki perencanaan yang matang. Sebagian besar orang yang berusia tua berhati – hati terhadap pengelolaan uang dan memantau pengeluaran mereka dengan cermat. Sehingga dengan adanya kenaikan pendapatan yang diterimanya mereka tetap membuat perencanaan yang matang tentang keputusan keuangan mereka. Dengan adanya
kenaikan
pendapatan
yang
dimilikinya,
mereka
lebih
banyak
mengalokasikan pendapatan tersebut kedalam kegiatan konsumsi dan tabungan. Namun tingkat konsumsi mereka masih berada dalam batasan yang wajar, sehingga akan berpengaruh terhadap perilaku impulsive buying yang rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Verplanken & Herabadi (2001) yang menyatakan bahwa seseorang dengan dimensi conscientiousness cenderung memiliki perilaku impulsive buying yang rendah. Berdasarkan dari hasil penenlitian yang telah ada dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru bersertifikasi di Jepara telah memiliki usia yang cukup tua, oleh karena itu mereka telah memiliki pemikiran dan perencanaan yang matang. Sehingga meskipun mereka mengalami kenaikan pendapatan akan tetapi mereka
40
tetap dapat mengalokasikan pendapatannya tersebut dengan baik, sehingga mereka memiliki kecenderungan impulsive buying yang rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis (H1, H2, H3, H4a, H4b, dan H4c) yang terdiri dari conscientiousness, usia, pendapatan, konsumsi, tabungan, dan investasi, hanya terdapat empat hipotesis yang dapat diterima yaitu H1, H3, H4a, dan H4b. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa hanya variabel conscientiousness, pendapatan, konsumsi, dan tabungan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku impulsive buying, karena memiliki nilai sig. 0,000 < 0,05. Sedangkan variabel
lainnya hanya memiliki
arah hubungan
yang sesuai
dengan
pengembangan hipotesis yang telah dibuat, akan tetapi variabel-variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulsive buying. Hal ini dapat terjadi karena sebagian responden dalam penelitian ini adalah para guru bersertifikasi yang tergolong memiliki usia cukup tua. Sehingga sebagian besar dari mereka telah memiliki perencanaan yang matang dalam setiap pengambilan keputusannya. Selanjutnya, faktor usia juga memiliki hubungan dengan
bagaimana
seseorang
dalam
mengalokasikan
pendapatan
yang
dimilikinya. Sebagian besar dari responden ini memiliki usia yang cukup tua. Jika dilihat dari proporsi alokasi pendapatan yang dimilikinya, rata – rata proporsi
41
terbesar memang dialokasikan untuk konsumsi dari pada tabungan dan investasi. Sebagian besar responden memiliki anggapan bahwa makanan dan tempat tinggal merupakan hal utama yang harus dipenuhi dari segi konsumsi. Sedangkan jika dilihat dari segi investasi mereka lebih mempriotitaskan pendidikan, tanah dan emas sebagai pilihan alternatif investasi mereka. Mereka berpendapat bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk masa depan, kemudian tanah dan emas merupakan pilihan investasi yang aman serta pengembaliannya pun juga sudah pasti. Namun pengalokasian sebagian pendapatan untuk kegiatan konsumsi tersebut masih dalam batas yang wajar. Sehingga mereka tetap memiliki tingkat impulsive buying yang rendah. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini sebenarnya masih memiliki keterbatasan, untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa dikembangkan dengan memasukkan variabel tertentu sebagai variabel intervening dalam model penelitian.
Kemudian pengukuran
pendapatan pada penelitian ini masih menggabungkan antara pendapatan perbulan dan pendapatan sertifikasi. Selain itu penelitian ini juga masih bisa dikembangkan lagi dengan memasukkan variabel demografis lainnya selain usia dan pendapatan yang dianggap dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku impulsive buying.
42
Saran Perencanaan yang matang merupakan suatu hal penting yang dapat membantu kita untuk mengambil berbagai keputusan termasuk keputusan keuangan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan yang baik akan membuat perilaku impulsive buying yang rendah.
Impulsive buying merupakan suatu hal yang
seharusnya kita hindari, karena perilaku tersebut berkaitan dengan perilaku konsumtif yang dapat mambawa dampak negatif bagi hidup kita.
43
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rafi, Yoga. 2004. Kamus Ungkapan Psikologi. Restu Agung. Anggasari, R.E. 1997. Hubungan Tingkat Religius dengan Perilaku Konsumtif. Jurnal Psikologika. Volume 2 No.4. Antara Jateng. 2014. Bersertifikasi, Guru Diminta Tidak Merubah Gaya Hidup. Diunduh tanggal 27 September 2014, dari http://www.antarajateng.com/ Anwar, A.A. 2005. Perilaku Konsumen, Edisi revisi. Bandung: PT. Refika Aditama. Benson, D. 2004. 12 Kesalahan bodoh yang dilakukan orang terhadap uang mereka dan bagaimana cara mengatasinya. Batam :Gospel Press. Buendicho, Patricia. 2003. Impulse Purchasing: Trend Or Trait?. Diunduh tanggal 28 Januari 2014, dari http://www.bus.ucf.edu/mdickie/Research%20Methods/Student%20Papers /Other/Buendicho%20Impulse%20Purchasing.pdf. Chaplin, J. 2001. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Dr. Kartini Kartono. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Costa&McCrae. 1997. Big Five Personality. Diunduh tanggal 2 Maret 2014, dari http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/big-5-p.html. Deliarnov, 1995. Pengantar ekonomi Makro. Cetakan Pertama. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Dwi Santosa, Y., & Ariany Mahastanti, L. 2012. Pengaruh Personality Traits Terhadap Penggunaan Kartu Kredit Dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Intervening (Studi Terhadap Karyawan Pt. Kinocare Era Kosmetindo Jakarta). In Seminar Nasional Dan Call For Papers. Fakultas Ekonomi Unisbank.
44
Engel, J., and Blackwell, R. 1995. Consumer Behaviour. Dryden Press, Chicago, IL. Feist, Jess. Feist, Gregory.J. 2010. Teori Kepribadian “Theories Of Personality”. Jakarta: Salemba Humanika. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, L. 2004. Principle of Finance, (11th ed).(2002). Prentice Hall, New Jersey. Griffin, W.R. 2004. Manajemen Edisi 7 Jilid 1. Erlangga : Jakarta Gutierrez, Ben PaulB. 2004. Determinants of Planned and Impulse Buying : the Case of the Philippines. Asia Pacific Management Review, 9(6), pp. 1061 - 1078. Haning, Victoria. 2012. Perilaku Self-Control dalam Mengelola Keuangan Pribadi : Berdasarkan Theory of Planned Behavior dan Conscientiousness. Tesis. Salatiga : Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana. Induksi Guru. 2013. Guru. Diunduh tanggal 3 Maret 2014, dari http://induksiguru.wordpress.com/guru/. John, O. P., & Srivastava, S. 1999. The Big Five trait taxonomy: History, measurement, and theoretical perspectives. Handbook of personality: Theory and research, 2(1999), 102-138. Kacen, Jaqueline, and Julie Anne Lee. 2002. The Influence of Culture on Consumer Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology, 12 (2), pp. 163-176. Kapoor, J. R., L. R. Dlabay, dan R. J. Hughes. 2001. Personal Finance. Edisi Keenam. McGrawHill Book, Co., Singapore. Loudon, D.L. & Bitta, A.J. 1993. Consumer Behavior Concept and Aplication Fourt Edition. Singapore : McGraw‐Hill Book co.
45
Mai, Nguyen Thi Tuyet, and Kwon Jung, and Garold Lantz, and Sandra G. Loeb. 2003. An Exploratory Investigation into Impulse Buying Behavior in a Transitional Economy : a Study of Urban Consumers in Vietnam. Journal of International Marketing, Vol. 11, no. 2, Special Issue on Marketing in Tranbsitional Economies, pp. 13-35. Mahastanti, L. A., & Wiharjo, K. K. 2012. Mental Accounting dan Variabel Demografi: Sebuah Fenomena pada Penggunaan Kartu Kredit. Kinerja Volume 16 (2), 89-102. Masassya, E. G. 2006. Arsitektur Keuangan Pekerja Profesi. Kompas, Edisi 7 Agustus. Maymand, M. M., & Ahmadinejab, M. 2011. Impulse Buying: The Role of Store Environmental Stimulation and Situational Factors (An Empirical Investigation). African Journal of Business Management. Vol. 5. Mowen, John C., Nancy Spears. 2000. Compulsive Buying Among Collage Student: A Hierarchical Model Approach. Jurnal Of Consumer Psychologi, 8 (4): 407-430. Mulyono, F. 2013. Faktor Demografis Dalam Perilaku Pembelian Impulsif. Jurnal Administrasi Bisnis, 8(1). Pattipeilohy & Rofiaty. 2013. The Influence of the availability of Money and Time, Fashion Involvement, Hedonic Consumption Tendency and Positive Emotions towards Impulse Buying Behavior in Ambon City (Study on Purchasing Products Fashion Apparel), International Journal of Business and Behavioral Sciences. Vol. 3. Pemuda Pembaharu. 2013. Fenomena Pendidikan Indonesia. Diunduh tanggal 2 Maret 2014, dari http://pemudapembaharu.wordpress.com/tag/fenomenapendidikan-di-indonesia/. Pervin, Cervone, John. 2005. Personality Theory and Research. 9th Ed. New York : John Willey&Sond, Inc. Robb, Cliff: Deanna L Sharpe. 2009. Effect of Personal Financial Knowledge on College Student’s Credit Card Behavior, Journal of Financial and Planning, vol. 20.
46
Rook, D dan Fisher, J.R. 1995. Normative influences on impulsive buying behavior dalam Bearden, W. dan Netemeyer, G.R. (Eds), Handbook of Marketing Scales, 2nd ed, pp.55-56. Samuelson, Paul A, william D. Nordhaus. 1996. Makro Ekonomi. Edisi Keempat belas. Cetakan Ketiga. Jakarta: Erlangga. Shani, Rhobi. 2014. Di Jepara 4.053 Guru Swasta Belum Sertifikasi. Diunduh tanggal 6 Juli 2014 dari http://jaringnews.com/politikperistiwa/umum/57704/di-jepara-guru-swasta-belum-sertifikasi. Sinarharapan. 2013. Tak Sekedar Kesejahteraan Guru. Diunduh tanggal 2 Maret 2014, dari http://sinarharapan.co/index.php/news/read/24976/taksekadar-kesejahteraan-guru.html. Sunariyah. 2003. Dasar – Dasar Investasi. Jakarta: Indonesia. Supramono, S., & Sugiarto, I. R. (1993). Statistika. Yogyakarta : Andi Offset. Verplanken & Herabadi, A. 2001. Individual differences in impulse buying tendency: Feeling and No Thinking. European Journal of Consumer Research. Warsono, Hardi. 2010. Prinsip – Prinsip dan Praktik Keuangan Pribadi. Journal of Science. Volume 13 Nomor 2 Juli – Desember 2010.
47
LAMPIRAN 1 KUESIONER
Dengan hormat, Berkenaan dengan penelitian skripsi Saya yang berjudul “ALOKASI DANA, KEPRIBADIAN,
DAN
FAKTOR
DEMOGRAFIS
TERHADAP
IMPULSIVE BUYING”, Saya sangat membutuhkan informasi dari Anda untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan hormat, Saya mengharapkan bantuan anda untuk mengisi kuesioner berikut.
Informasi atau data yang
diperoleh bersifat rahasia, dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Sara Fransisca Setiawan Karakteristik Responden Petunjuk : Isilah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dan beri tanda centang () pada pilihan anda! 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Usia : 4. Lama kerja :
Pria
Wanita
48
5. Pangkat atau golongan : 6. Jabatan : 7. Status Penikahan :
Belum Menikah
Sudah Menikah
8. Pendapatan bulanan: Kurang dari Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00 hingga kurang dari Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00 hingga kurang dari Rp 4.500.000,00 Rp 4.500.000,00 hingga kurang dari Rp 6.000.000,00 Diatas Rp 6.000.000,00 9. Pendapatan jika ditambah dengan tunjangan sertifikasi, tunjangan hari raya dan gaji ke 13 : Kurang dari Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00 hingga kurang dari Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00 hingga kurang dari Rp 4.500.000,00 Rp 4.500.000,00 hingga kurang dari Rp 6.000.000,00 Diatas Rp 6.000.000,00 10. Pendapatan Suami/Istri : Kurang dari Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00 hingga kurang dari Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00 hingga kurang dari Rp 4.500.000,00 Rp 4.500.000,00 hingga kurang dari Rp 6.000.000,00
49
Diatas Rp 6.000.000,00 11. Jumlah Anggota Keluarga :
Orang
Alokasi Dana Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan cara mengisi titik – titik dengan menuliskan persentasenya.
Ketika saya mengalami kenaikan pendapatan dari tunjangan sertifikasi, tunjangan hari raya dan gaji ke 13, saya akan mengalokasikan untuk kegiatan : 1. Konsumsi
= ..... %
2. Tabungan
= ….. %
3. Investasi
= ….. %
Berdasarkan jawaban anda diatas, isilah tabel dibawah ini menurut skala prioritas anda sesuai dengan alokasi dananya. Konsumsi
Investasi
Makanan = …..
Pendidikan = …..
Pakaian = …..
Tanah = …..
Tempat tinggal = …..
Property dan real estate = …..
Kendaraan = …..
Emas = …..
Hiburan = …..
Saham = …..
Barang elektronik = …..
Obligasi = …..
Wisata ke luar negeri = …..
Reksa dana = …..
50
Petunjuk pengisian kuesioner Bacalah dengan teliti sebelum menjawab. Berilah tanda check () pada jawaban yang tersedia. SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
N
= Netral
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
No. 1.
Pernyataan
STS
Saya sering membeli produk tanpa melakukan
perencanaan
terlebih
dahulu. 2.
Saya sering membeli produk tanpa berpikir terlebih dahulu.
3.
Terkadang saya sedikit gegabah dalam melakukan suatu pembelian terhadap sebuah produk.
4.
Saya tidak memikirkan kegunaan akan produk yang saya beli.
5.
Saya akan melakukan pembelian saat itu juga ketika melihat suatu produk yang saya suka.
6.
Saya bisa menjadi sangat antusias ketika melihat produk yang ingin saya beli.
TS
N
S
SS
51
No. 7.
Pernyataan
STS
Saya merasa sangat senang setelah membeli produk yang saya inginkan.
8.
Saya
memiliki
perencanaan
yang
matang dalam melakukan pembelian sebuah produk. 9.
Saya memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri.
10.
Saya
selalu
menjalankan
setiap
perencanaan yang telah saya buat. 11.
Saya menyukai segala sesuatu yang sifatnya terorganisir atau teratur.
12.
Saya selalu seefisien mungkin ketika melakukan
pembelian
akan
suatu
produk. 13.
Saya
mampu
menunda
keinginan
untuk memberi produk yang dianggap kurang penting. 14.
Saya selalu mempertimbangkan resiko dan keuntungan sebelum membeli sebuah produk.
Terima Kasih
TS
N
S
SS
52
LAMPIRAN 2 KARAKTERISTIK RESPONDEN
NO
NAMA
1 ANA MAGDALENA 2 MARTA MAGDALENA 3 DENY SETYA R 4 RASMI SULISTYANI, SPd, Aud 5 S. TRI HATMANI, SPd, Aud 6 UZIA HANDAYANI 7 HARTANA 8 NAWANG S 9 MULIYATRI, SPd 10 SUWONO, SPd 11 DRS. BAMBANG SANTOSO 12 INDRA NURYANTI, SPd 13 ANIK SALFIAH 14 ERNAWATI 15 WARSIYAH, SPd, MPd 16 MUKINAH, Ama. Pd 17 HASYIM, SPd 18 MARDIYEM 19 SARI DEVI CAHYANTI 20 FARICHATUL WACHIDAH, SPd 21 NOOR KHOTIMAH 22 DEWI SUSILANINGSIH 23 SHOLIHATUN, SPd 24 SUPRAPTI 25 BAMBANG KRISTIONO 26 NURUL WAKIDAH 27 SUDARMI, SPd 28 HANDINI 29 HADI SISWOJO 30 SITI PRIHATIN 31 HARININGSIH, SPd 32 BASUKI 33 NOOR KHAYATUN 34 SUNARTO 35 NOOR HANDAYANI 36 PURWATI 37 KHIRZATUL MULUK 38 HARTANA 39 KARTOYO 40 TUMINAH
JENIS USIA KELAMIN W W W W W W P W W P P W W W W W P W W W W W W W P W W W P W W P W P W W W P P W
46 38 34 50 59 44 51 38 33 43 54 42 56 47 53 59 52 49 30 50 51 55 46 53 55 31 55 58 57 56 56 52 55 55 44 59 40 54 45 56
LAMA KERJA (TAHUN) 21 13 10 23 29 9 23 15 8 10 28 14 26 8 34 39 32 27 9 26 30 32 11 32 28 10 35 37 37 35 30 29 27 35 11 40 17 32 10 36
PANGKAT/GOLONGAN III B / PENATA MUDA TK III B / PENATA MUDA TK III B / PENATA MUDA TK III B / PENATA MUDA TK IV A / PEMBINA III B / PENATA MUDA TK III B / PENATA MUDA TK III D / PENATA TK I III C / PENATA III C / PENATA IV A / PEMBINA III C / PENATA IV A / PEMBINA III B / PENATA MUDA TK IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA III A / PENATA MUDA III A / PENATA MUDA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA III A / PENATA MUDA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA III A / PENATA MUDA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV B / PEMBINA TK I IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV B / PEMBINA TK I III A / PENATA MUDA IV A / PEMBINA III D / PENATA TK I IV A / PEMBINA III A / PENATA MUDA IV A / PEMBINA
JABATAN I I I I
GURU GURU KEPALA SEKOLAH GURU KEPALA SEKOLAH I KEPALA SEKOLAH I GURU GURU GURU KEPALA SEKOLAH GURU GURU GURU I GURU PENGAWAS SEKOLAH GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU KEPALA SEKOLAH GURU KEPALA SEKOLAH GURU GURU GURU KEPALA SEKOLAH GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU
STATUS PERNIKAHAN
PENDAPATAN BULANAN
PENDAPATAN STLAH TAMBAHAN
SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH BELUM MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH BELUM MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH BELUM MENIKAH SUDAH MENIKAH
< RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00
RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00
PENDAPATAN SUAMI/ISTRI RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 -
< RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00
RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00
JMLH ANGGOTA KEL 4 ORANG 2 ORANG 4 ORANG 3 ORANG 2 ORANG 5 ORANG 2 ORANG 4 ORANG 5 ORANG 3 ORANG 3 ORANG 4 ORANG 3 ORANG 4 ORANG 5 ORANG 1 ORANG 6 ORANG 5 ORANG 4 ORANG 5 ORANG 2 ORANG 4 ORANG 5 ORANG 3 ORANG 6 ORANG 3 ORANG 3 ORANG 2 ORANG 2 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 2 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 3 ORANG 5 ORANG 5 ORANG 3 ORANG 4 ORANG
53
KARAKTERISTIK RESPONDEN (LANJUTAN)
NO
NAMA
JENIS USIA KELAMIN
41 GUNAWAN JUNAEDI 42 DARSIWI, SPd. SD 43 ZULAECHAH 44 WARDILAH 45 MARCUS MARDIYONO, SPd 46 SRI MURTINING RAHAYU 47 BAJURI 48 PURWANTO, SPd 49 SUDIBYO 50 YAHUDI, SPd. SD 51 NURCAHYO, S.Pd 52 ISNANINGSIH, S.Pd 53 JOKO KUSMORO, S.Pd 54 H. NURSALIM,S.Pd 55 KASNADI, S.Pd 56 Hj. RITA SOFIANA, S.Pd 57 Drs. ABDULLAH HADI 58 JURI,S.Pd 59 SUBAGYA EKA SANTOSA, S.Pd 60 AGUS ADIB LUTFI, S.Pd 61 NOOR WAHYUDI, S.Pd 62 Drs. AKHMAD EFFENDI 63 BAMBANG TRISTIANTO, S.PAK 64DARONO ARDI WIDODO, S.Pd.Ind 65Drs. MUKHAMMAD KHOIRUMAN 66 ZULIATI 67 AHMAD SYAIFUDIN, S.Pd 68 Drs. WINANTO 69H. FATKHUR SUGIATMOKO, S.Pd 70 ZAENURI, S.Pd 71 MUNZURO, S.Pd 72 Drs. SUSANTO 73 MUNIF, S.Pd 74 HARI SUPRIYANTO, S.Pd 75 SUYANTO, S.Pd 76 DYAH AYU MEGAWATI, S.Pd 77 NOOR HIDAYATI, S.Pd 78 Dra. ROSYIDAH 79 Drs. SUGITO 80 MUFARIKIN, S.Pd
P W W W P W P P P P P W P P P W P P P P P P P P P W P P P P W P P P P W W W P P
48 58 58 55 56 53 57 46 56 48 57 58 55 54 59 49 43 54 56 47 51 49 52 49 48 52 57 53 45 48 41 48 43 45 37 43 43 53 50 47
LAMA KERJA (TAHUN) 28 39 33 32 30 30 30 24 34 22 35 37 31 32 34 28 15 25 27 23 26 19 22 24 29 20 31 28 20 22 14 19 20 23 10 20 20 17 12 19
PANGKAT/GOLONGAN
JABATAN
STATUS PERNIKAHAN
IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA III A / PENATA MUDA IV A / PEMBINA IV B / PEMBINA TK I IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV B / PEMBINA TK I IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV B / PEMBINA TK I IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV B / PEMBINA TK I IV A / PEMBINA III D / PENATA TK I IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA IV A / PEMBINA III D / PENATA TK I III D / PENATA TK I
GURU GURU GURU GURU KEPALA SEKOLAH KEPALA SEKOLAH GURU GURU GURU GURU KEPALA SEKOLAH GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU
SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH
PENDAPATAN BULANAN RP 3.000.000,00 RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 -
< RP 4.500.000,00 < RP 6.000.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 6.000.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 3.000.000,00 < RP 6.000.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 6.000.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 6.000.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00 < RP 4.500.000,00
PENDAPATAN STLAH TAMBAHAN RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00
PENDAPATAN SUAMI/ISTRI RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 < RP 1.500.000,00
JMLH ANGGOTA KEL 3 ORANG 3 ORANG 5 ORANG 3 ORANG 4 ORANG 3 ORANG 3 ORANG 2 ORANG 4 ORANG 5 ORANG 5 ORANG 2 ORANG 6 ORANG 5 ORANG 4 ORANG 5 ORANG 4 ORANG 3 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 3 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 3 ORANG 4 ORANG 5 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 5 ORANG 2 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 5 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 5 ORANG 5 ORANG 5 ORANG 6 ORANG
54
KARAKTERISTIK RESPONDEN (LANJUTAN)
LAMA JENIS USIA KERJA PANGKAT/GOLONGAN KELAMIN (TAHUN) 81 SIH PANGLIPURINGTYAS, S.Pd W 43 10 III D / PENATA TK I 82 MOHADI, S.Pd P 47 14 III C / PENATA 83 EKO ZULIASTUTIK, S.Pd W 45 18 IV A / PEMBINA 84 SITI MUZAYAROH, S.Pd W 43 15 III C / PENATA 85 WARSIH, S.Pd W 44 16 III C / PENATA 38 14 III C / PENATA 86HERLINA RETNANINGTYAS, S.Pd W 87 ABDUL GONI, S.Pd P 41 13 III C / PENATA 88 MUSTOFIYAH, S.Pd W 32 9 III B / PENATA MUDA TK I 89 BAMBANG JANUARJI, S.Pd P 45 20 IV A / PEMBINA 90 SAODAH, SPd W 51 21 III A / PENATA MUDA 91 JAZERI, SPd P 54 30 IV A / PEMBINA 92 WAWIK BUDIONO, Sag P 52 34 IV A / PEMBINA 93 SURIP, SPd P 42 29 III D / PENATA TK I 94 KARMANI, SPd P 55 30 IV A / PEMBINA 95 SRI HASTUTI W 58 32 IV A / PEMBINA 96 AMBAR SRI HASTUTI W 32 11 III A / PENATA MUDA 97 TRISNO BUDI MIYARO P 56 32 IV A / PEMBINA
NO
NAMA
JABATAN
STATUS PERNIKAHAN
PENDAPATAN BULANAN
PENDAPATAN STLAH TAMBAHAN
GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU KEPALA SEKOLAH GURU GURU GURU KEPALA SEKOLAH GURU KEPALA SEKOLAH
SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH BELUM MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH SUDAH MENIKAH
RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00
> RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00 RP 4.500.000,00 - < RP 6.000.000,00 > RP 6.000.000,00
PENDAPATAN SUAMI/ISTRI RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00
JMLH ANGGOTA KEL
RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 < RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00
4 ORANG 5 ORANG 4 ORANG 1 ORANG 4 ORANG 3 ORANG 4 ORANG
< RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 3.000.000,00 - < RP 4.500.000,00 < RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00 < RP 1.500.000,00 < RP 1.500.000,00 RP 1.500.000,00 - < RP 3.000.000,00
4 ORANG 3 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 3 ORANG 5 ORANG 4 ORANG 4 ORANG 4 ORANG
55
LAMPIRAN 3 DATA JAWABAN RESPONDEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
IB1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 4 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2
IMPULSIVE BUYING IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 4 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 1 1 1 3 3 1 3 3 4 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 1 2 3 3 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 3 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 3 4 3 3 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 2 3 1 5 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
CONSCIENTIOUSNESS C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 5 4 3 4 5 5 5 5 3 4 3 4 5 5 5 5 4 5 3 3 5 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 3 3 4 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 5 4 4 3 3 4 5 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 3 4 5 5 4 3 4 3 4 3 5 5 3 4 5 5 5 3 5 4 5 4 5 3 3 4 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 3 4 5 5 3 4 4 5 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 4 3 3 5 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 3 4 3 4 5 4 5 4 2 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 2 1 4 5 4 5 5 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
ALOKASI DANA K T I 0.6 0.2 0.2 0.5 0.15 0.35 0.7 0.1 0.2 0.6 0.1 0.3 0.6 0.1 0.3 0.8 0.1 0.1 0.75 0.15 0.1 0.5 0.2 0.3 0.6 0.2 0.2 0.6 0.1 0.3 0.6 0.3 0.1 0.7 0.2 0.1 0.6 0.3 0.1 0.6 0.3 0.1 0.65 0.2 0.15 0.7 0.2 0.1 0.6 0.3 0.1 0.5 0.2 0.3 0.7 0.2 0.1 0.7 0.2 0.1 0.6 0.2 0.2 0.6 0.1 0.3 0.7 0.2 0.1 0.6 0.2 0.2 0.6 0.3 0.1 0.6 0.2 0.2 0.75 0.15 0.1 0.6 0.3 0.1 0.8 0.1 0.1 0.6 0.3 0.1 0.6 0.3 0.1 0.4 0.5 0.1 0.6 0.3 0.1 0.85 0.1 0.05 0.5 0.2 0.3
56
DATA JAWABAN RESPONDEN (LANJUTAN)
NO 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
IB1 2 1 2 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 1 1 3 2 2 3 1 2 2 2 2 1 1 2 2 4 2 2 4 3 2 1
IMPULSIVE BUYING IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 4 4 5 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 4 2 2 1 5 5 4 1 5 1 2 2 1 3 3 3 2 2 4 1 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 4 2 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 4 2 1 3 1 1 2 1 2 3 2 2 2 4 3 4 2 4 4 3 3 1 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 3 1
CONSCIENTIOUSNESS C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 2 3 4 4 2 3 4 4 5 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 5 4 3 5 4 3 3 5 5 4 3 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 5 3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4
ALOKASI DANA K T I 0.5 0.4 0.1 0.6 0.2 0.2 0.6 0.2 0.2 0.7 0.2 0.1 0.6 0.2 0.2 0.8 0.15 0.05 0.5 0.2 0.3 0.5 0.2 0.3 0.6 0.2 0.2 0.6 0.2 0.2 0.6 0.3 0.1 0.6 0.3 0.1 0.5 0.25 0.25 0.6 0.1 0.3 0.8 0.05 0.15 0.6 0.3 0.1 0.3 0.5 0.2 0.75 0.15 0.1 0.85 0.05 0.1 0.7 0.15 0.15 0.75 0.05 0.2 0.65 0.15 0.2 0.6 0.2 0.2 0.7 0.1 0.2 0.65 0.2 0.15 0.65 0.25 0.1 0.5 0.3 0.2 0.7 0.15 0.15 0.8 0.1 0.1 0.65 0.2 0.15 0.6 0.35 0.05 0.6 0.2 0.2 0.55 0.25 0.2 0.6 0.2 0.2 0.7 0.15 0.15
57
DATA JAWABAN RESPONDEN (LANJUTAN)
NO 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97
IB1 1 2 2 4 4 4 2 2 2 1 3 1 2 4 2 4 2 1 3 2 1 2 1 2 1 1 2
IMPULSIVE BUYING IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IB7 1 1 4 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 1 2 4 4 2 3 1 3 3 4 2 4 1 3 3 4 2 1 3 1 1 2 3 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 3 2 3 1 1 3 1 1 1 2 2 1 3 2 1 3 3 2 2 3 1 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 1 3 3 4 2 3 2 1 1 2 2 2 4 2 4 1 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 3 3 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
CONSCIENTIOUSNESS C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 5 5 3 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 2 4 3 3 2 5 3 3 3 4 4 4 4 5 2 5 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 3 3 5 3 1 3 3 5 4 1 5 5 5 3 3 5 4 5 4 4 4 5 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 3 4 3 5 4 3 3 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4
ALOKASI DANA K T I 0.6 0.2 0.2 0.7 0.2 0.1 0.6 0.15 0.25 0.6 0.2 0.2 0.8 0.1 0.1 0.8 0.1 0.1 0.5 0.25 0.25 0.75 0.1 0.15 0.3 0.3 0.4 0.5 0.2 0.3 0.8 0.1 0.1 0.5 0.2 0.3 0.7 0.15 0.15 0.8 0.1 0.1 0.6 0.2 0.2 0.8 0.1 0.1 0.7 0.2 0.1 0.6 0.3 0.1 0.65 0.15 0.2 0.6 0.2 0.2 0.6 0.35 0.05 0.55 0.35 0.1 0.5 0.3 0.2 0.6 0.25 0.15 0.5 0.25 0.25 0.55 0.25 0.2 0.6 0.3 0.1
58
LAMPIRAN 4 DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN KONSUMSI NO
6
5
4
3
2
1
7
HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
KENDARAAN
PAKAIAN
HIBURAN
MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
6 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
7 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
8 MAKANAN
PAKAIAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
9 TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
10 MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
TEMPAT TINGGAL
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
11 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
12 PAKAIAN
TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
13 PAKAIAN
KENDARAAN
MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
14 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
15 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
16 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
17 MAKANAN
PAKAIAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
18 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
HIBURAN
19 MAKANAN
PAKAIAN
TEMPAT TINGGAL
BARANG ELEKTRONIKKENDARAAN
20 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
21 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
22 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
23 MAKANAN
1 TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK MAKANAN
2 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
3 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
4 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
5 TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
WISATA KE LUAR NEGERI
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK
TEMPAT TINGGAL
HIBURAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
24 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
25 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
WISATA KE LUAR NEGERI WISATA KE LUAR NEGERI
59
DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN KONSUMSI (LANJUTAN)
NO
1
2
3
26 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
KENDARAAN
4 PAKAIAN
5
6
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN BARANG ELEKTRONIK
7 WISATA KE LUAR NEGERI
27 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PENDIDIKAN
KENDARAAN
HIBURAN
28 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
29 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
30 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
31 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIKKENDARAAN
HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
32 MAKANAN
PAKAIAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
33 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
KENDARAAN
PAKAIAN
HIBURAN
34 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
35 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
HIBURAN
36 MAKANAN
PAKAIAN
PENDIDIKAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
WISATA KE LUAR NEGERI WISATA KE LUAR NEGERI WISATA KE LUAR NEGERI WISATA KE LUAR NEGERI
37 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
HIBURAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
38 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
39 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
40 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
41 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI WISATA KE LUAR NEGERI
42 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
43 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
44 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
45 MAKANAN
BARANG ELEKTRONIK PAKAIAN
KENDARAAN
TEMPAT TINGGAL
HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
46 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
47 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIKHIBURAN
48 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
49 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN
50 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
WISATA KE LUAR NEGERI
PAKAIAN
WISATA KE LUAR NEGERI
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
60
DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN KONSUMSI (LANJUTAN)
NO
6
5
4
3
2
1
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
52 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
HIBURAN
KENDARAAN
53 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
51 MAKANAN
BARANG ELEKTRONIK
7 WISATA KE LUAR NEGERI WISATA KE LUAR NEGERI WISATA KE LUAR NEGERI WISATA KE LUAR NEGERI
54 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
55 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
56 MAKANAN
KENDARAAN
PAKAIAN
TEMPAT TINGGAL
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
57 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN
58 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
59 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN
60 KENDARAAN
TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PAKAIAN
61 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
TEMPAT TINGGAL
BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN
62 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PAKAIAN
63 TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
PENDIDIKAN
64 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
65 MAKANAN 66 MAKANAN 67 MAKANAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
KENDARAAN
KENDARAAN
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
TEMPAT TINGGAL
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
68 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
69 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
WISATA KE LUAR NEGERI
70 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
71 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
72 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
73 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
74 MAKANAN
KENDARAAN
PAKAIAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK TEMPAT TINGGAL
WISATA KE LUAR NEGERI
75 KENDARAAN
PAKAIAN
TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
61
DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN KONSUMSI (LANJUTAN) NO
6
5
4
3
2
1
7 WISATA KE LUAR NEGERI
76 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
77 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
HIBURAN
KENDARAAN
78 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
79 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
80 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
HIBURAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
81 MAKANAN
PAKAIAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
82 MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
TEMPAT TINGGAL
83 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIKPAKAIAN
84 PAKAIAN
MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK KENDARAAN
WISATA KE LUAR NEGERI
85 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
86 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
HIBURAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
87 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
88 TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
MAKANAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
89 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
90 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
HIBURAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
91 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
92 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
93 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
HIBURAN
94 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
KENDARAAN
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI WISATA KE LUAR NEGERI WISATA KE LUAR NEGERI
95 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
96 MAKANAN
TEMPAT TINGGAL
PAKAIAN
KENDARAAN
HIBURAN
BARANG ELEKTRONIK
WISATA KE LUAR NEGERI
97 TEMPAT TINGGAL
MAKANAN
KENDARAAN
PAKAIAN
BARANG ELEKTRONIK HIBURAN
WISATA KE LUAR NEGERI
62
DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN INVESTASI
NO
1
2
3
4
1 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
SAHAM
2 EMAS
TANAH
PENDIDIKAN
3 PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS
4 PENDIDIKAN
TANAH
5 PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH
REKSA DANA
6 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
7 TANAH
PENDIDIKAN
8 EMAS
5
6
7
REKSA DANA
PROPERTY DAN REAL ESTATE
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
TANAH
SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
OBLIGASI
SAHAM
REKSA DANA
EMAS
SAHAM
OBLIGASI
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
9 PENDIDIKAN
TANAH
SAHAM
OBLIGASI
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE
10 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
11 PENDIDIKAN
TANAH
SAHAM
PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS
OBLIGASI
REKSA DANA
12 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
PROPERTY DAN REAL ESTATE
13 EMAS
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH
SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
14 TANAH
PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
15 TANAH
PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
16 EMAS
PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI
SAHAM
REKSA DANA
17 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
18 TANAH
PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI
SAHAM
REKSA DANA
19 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI
SAHAM
REKSA DANA
20 TANAH
EMAS
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
21 EMAS
TANAH
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI
SAHAM
REKSA DANA
22 TANAH
EMAS
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
23 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
24 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
25 TANAH
PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
26 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
SAHAM
PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI
REKSA DANA
27 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
28 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS
OBLIGASI
REKSA DANA
63
DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN INVESTASI (LANJUTAN)
NO
1
2
3
4
5
6
7
29 EMAS
PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
30 TANAH
PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
31 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
32 EMAS
TANAH
PENDIDIKAN
SAHAM
33 EMAS
TANAH
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI
SAHAM
REKSA DANA
34 PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH
EMAS
SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
35 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
36 PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH
REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
37 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
38 PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH
EMAS
PENDIDIKAN
SAHAM
OBLIGASI
39 PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
40 PROPERTY DAN REAL ESTATE PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
SAHAM
REKSA DANA
41 EMAS
PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
42 TANAH
PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI
REKSA DANA
SAHAM
43 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
44 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
SAHAM
45 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
46 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
SAHAM
PROPERTY DAN REAL ESTATE
OBLIGASI
47 EMAS
TANAH
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
48 EMAS
TANAH
PENDIDIKAN
REKSA DANA
SAHAM
PROPERTY DAN REAL ESTATE
OBLIGASI
49 PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS
REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
50 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
REKSA DANA
OBLIGASI
51 PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS
SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
52 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
REKSA DANA
SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
53 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
54 EMAS
TANAH
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
55 TANAH
EMAS
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
56 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI
REKSA DANA OBLIGASI
PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI REKSA DANA
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
REKSA DANA OBLIGASI
64
DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN INVESTASI (LANJUTAN)
NO
1
2
3
4 PENDIDIKAN
5
57 PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH
EMAS
58 TANAH
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS
59 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
60 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
61 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
62 PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
63 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
64 PENDIDIKAN
TANAH
65 EMAS
6
7
SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
SAHAM
OBLIGASI
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
OBLIGASI
REKSA DANA
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
OBLIGASI
REKSA DANA
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
TANAH
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
66 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
SAHAM
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
OBLIGASI
67 TANAH
PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
68 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
69 PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS
SAHAM
OBLIGASI
70 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
71 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
72 PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS
REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
73 PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH
PENDIDIKAN
EMAS
REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
74 TANAH
SAHAM
PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE OBLIGASI
75 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
76 TANAH
PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
77 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
SAHAM
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
OBLIGASI
78 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
79 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
80 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
81 EMAS
TANAH
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
82 EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE PENDIDIKAN
REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
83 PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH
REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
84 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
REKSA DANA
OBLIGASI
EMAS
REKSA DANA
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
65
DAFTAR SKALA PRIORITAS KEGIATAN INVESTASI (LANJUTAN)
NO
1
2
3
4
5
6
7
85 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
86 EMAS
PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
87 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
88 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE SAHAM
REKSA DANA
OBLIGASI
89 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
90 EMAS
PENDIDIKAN
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
91 TANAH
PENDIDIKAN
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
92 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
REKSA DANA
PROPERTY DAN REAL ESTATE
OBLIGASI
93 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
94 PENDIDIKAN
TANAH
EMAS
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
95 PENDIDIKAN
EMAS
TANAH
PROPERTY DAN REAL ESTATE REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
96 EMAS
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE TANAH
OBLIGASI
REKSA DANA
SAHAM
97 TANAH
PENDIDIKAN
PROPERTY DAN REAL ESTATE EMAS
REKSA DANA
SAHAM
OBLIGASI
SAHAM
LAMPIRAN 5 DESKRIPTIF STATISTIK Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
IMPULSIVE_BUYING
97
1.00
3.83
1.8829
.63401
CONSCIENTIOUSNESS
97
2.33
5.00
4.1204
.61682
KONSUMSI
97
.30
.85
.6268
.10657
TABUNGAN
97
.05
.50
.2057
.08776
INVESTASI
97
.05
.40
.1675
.07808
Valid N (listwise)
97
66
LAMPIRAN 6
UJI VALIDITAS IMPULSIVE BUYING
Correlations IB1 IB1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N IB2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
IB3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
IB4
.297**
IB5
.000
.001
.003
IB6
IB7
.162
.226*
.855**
.113
.026
.000
97
97
97
97
97
97
97
.403**
1
.517**
.389**
.075
.463**
.439**
.000
.000
.466
.000
.000
97
97
97
97
97
1
.606**
-.034
.456**
.353**
.000
.738
.000
.000
.000 97
97
.328**
.517**
.001
.000 97
97
97
97
97
97
.389**
.606**
1
-.045
.685**
.406**
.003
.000
.000
.660
.000
.000
97
97
97
97
97
97
97
Pearson Correlation
.162
.075
-.034
-.045
1
.016
.210*
Sig. (2-tailed)
.113
.466
.738
.660
.877
.038
97
97
97
97
97
97
97
Pearson Correlation
.226*
.463**
.456**
.685**
.016
1
.241*
Sig. (2-tailed)
.026
.000
.000
.000
.877
N
N IB7
IB4
.328**
97
N
IB6
IB3
.403**
.297**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
IB5
IB2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.017
97
97
97
97
97
97
97
.855**
.439**
.353**
.406**
.210*
.241*
1
.000
.000
.000
.000
.038
.017
97
97
97
97
97
97
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
UJI RELIABILITAS IMPULSIVE BUYING Reliability Statistics Cronbach's Alpha .827
N of Items 6
97
67
UJI VALIDITAS CONSCIENTIOUSNESS Correlations C1 C1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N C2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
C3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
C4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
C5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
C6
C3
C4
C5
C6
C7
.420**
-.172
-.102
.417**
.042
.224*
.000
.092
.320
.000
.686
.027
97
97
97
97
97
97
97
.420**
1
-.199
-.080
.155
.086
-.136
.051
.435
.129
.402
.185
.000 97
97
97
97
97
97
97
-.172
-.199
1
.006
-.027
.063
.048
.092
.051
.951
.796
.539
.640
97
97
97
97
97
97
-.059
-.214*
.082
.567
.035
.425
97
-.102
-.080
.006
.320
.435
.951
1
97
97
97
97
97
97
97
.417**
.155
-.027
-.059
1
-.051
-.030
.000
.129
.796
.567
.620
.769
97
97
97
97
97
97
97
-.051
1
.205*
Pearson Correlation
.042
.086
.063
-.214*
Sig. (2-tailed)
.686
.402
.539
.035
.620
97
97
97
97
97
97
97 1
N C7
C2
.044
Pearson Correlation
.224*
-.136
.048
.082
-.030
.205*
Sig. (2-tailed)
.027
.185
.640
.425
.769
.044
97
97
97
97
97
97
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
UJI RELIABILITAS CONSCIENTIOUSNESS Reliability Statistics Cronbach's Alpha .603
N of Items 3
97
68
UJI NORMALITAS
UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Toleranc e
VIF
(Constant)
4.726
.457
10.341
.000
concientiousne ss
-.675
.076
-.657 -8.924
.000
.904
1.106
tabungan
-1.299
.544
-.180 -2.389
.019
.866
1.155
investasi
-1.026
.582
-.126 -1.762
.081
.954
1.049
.095
.058
.125
1.636
.105
.840
1.190
-.020
.071
-.021
-.277
.783
.868
1.152
pendapatan usia a. Dependent Variable: impulsive_buying
69
UJI HETEROSKEDASTISITAS
REGRESI Conscientiousness Model Summaryb Model
R
R Square
.711a
1
Adjusted R Square
.506
Std. Error of the Estimate
.500
Durbin-Watson
.44811
1.610
a. Predictors: (Constant), concientiousness b. Dependent Variable: impulsive_buying ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
19.513
1
19.513
Residual
19.077
95
.201
Total
38.589
96
F
Sig.
97.171
.000a
a. Predictors: (Constant), concientiousness b. Dependent Variable: impulsive_buying Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
4.895
.309
concientiousness
-.731
.074
a. Dependent Variable: impulsive_buying
Standardized Coefficients Beta
-.711
95% Confidence Interval for B t
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
15.846
.000
4.281
5.508
-9.858
.000
-.878
-.584
Collinearity Statistics Tolerance
1.000
VIF
1.000
70
Konsumsi Model Summaryb Model
R .268a
1
Adjusted R Square
R Square .072
Std. Error of the Estimate
.062
Durbin-Watson
.61399
1.600
a. Predictors: (Constant), konsumsi b. Dependent Variable: impulsive_buying ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
2.775
1
2.775
Residual
35.814
95
.377
Total
38.589
96
F
Sig. .008a
7.362
a. Predictors: (Constant), konsumsi b. Dependent Variable: impulsive_buying Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.883
.374
konsumsi
1.595
.588
Standardized Coefficients Beta
t
.268
Sig.
95% Confidence Interval for B
Collinearity Statistics
Lower Bound
Tolerance
Upper Bound
2.362
.020
.141
1.625
2.713
.008
.428
2.763
1.000
a. Dependent Variable: impulsive_buying
Tabungan Model Summaryb Model 1
R .234a
R Square
Adjusted R Square
.055
a. Predictors: (Constant), tabungan b. Dependent Variable: impulsive_buying
.045
Std. Error of the Estimate .61965
Durbin-Watson 1.546
VIF
1.000
71
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
2.112
1
2.112
Residual
36.477
95
.384
Total
38.589
96
F
Sig. .021a
5.500
a. Predictors: (Constant), tabungan b. Dependent Variable: impulsive_buying Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
2.230
.161
tabungan
-1.690
.721
95% Confidence Interval for B
Beta
t
-.234
Sig.
Collinearity Statistics
Lower Bound Upper Bound Tolerance
13.853
.000
1.911
2.550
-2.345
.021
-3.121
-.259
VIF
1.000
1.000
a. Dependent Variable: impulsive_buying
Investasi Model Summaryb Model
R .103a
1
Adjusted R Square
R Square .011
Std. Error of the Estimate
.000
Durbin-Watson
.63394
1.567
a. Predictors: (Constant), investasi b. Dependent Variable: impulsive_buying ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.410
1
.410
Residual
38.179
95
.402
Total
38.589
96
F
Sig.
1.021
.315a
a. Predictors: (Constant), investasi b. Dependent Variable: impulsive_buying Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
2.023
.153
investasi
-.837
.829
a. Dependent Variable: impulsive_buying
Standardized Coefficients Beta
-.103
95% Confidence Interval for B t
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
13.221
.000
1.719
2.327
-1.010
.315
-2.482
.808
Collinearity Statistics Tolerance
1.000
VIF
1.000
72
Pendapatan Model Summaryb Model
R .239a
1
Adjusted R Square
R Square .057
Std. Error of the Estimate
.047
Durbin-Watson
.61891
1.614
a. Predictors: (Constant), pendapatan b. Dependent Variable: impulsive_buying ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
2.200
1
2.200
Residual
36.390
95
.383
Total
38.589
96
F
Sig. .019a
5.742
a. Predictors: (Constant), pendapatan b. Dependent Variable: impulsive_buying Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) pendapatan
Standardized Coefficients
Std. Error
1.069
.346
.182
.076
Beta
95% Confidence Interval for B t
.239
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
3.093
.003
.383
1.755
2.396
.019
.031
.333
Collinearity Statistics Tolerance
1.000 1.000
a. Dependent Variable: impulsive_buying
Usia
Model Summaryb Model 1
R .081a
R Square
Adjusted R Square
.007
a. Predictors: (Constant), usia b. Dependent Variable: impulsive_buying
-.004
Std. Error of the Estimate .63523
VIF
Durbin-Watson 1.569
73
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.255
1
.255
Residual
38.334
95
.404
Total
38.589
96
F
Sig. .632
.428a
a. Predictors: (Constant), usia b. Dependent Variable: impulsive_buying Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) usia
B
Std. Error
2.068
.242
-.076
.096
a. Dependent Variable: impulsive_buying
Standardized Coefficients Beta
95% Confidence Interval for B t
-.081
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
8.558
.000
1.588
2.548
-.795
.428
-.267
.114
Collinearity Statistics Tolerance
1.000
VIF
1.000