BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang besar dengan ragam suku budaya didalamnya. Namun, di era-globalisasi saat ini kebudayaan dan seni lambat laun mulai tersisihkan. Hal ini tidak lepas dari masuknya kebudayaan asing, serta kurangnya perhatian pemerintah akan pentingnya kebudayaan itu sendiri. Salah satunya Jakarta sebagai ibukota negara tumbuh dan berkembang sedemikian pesatnya dengan berbagai pembangunan yang diatur dan akan terus dilaksanakan. Perkembangan pembangunan DKI Jakarta sebagai ibukota negara dan kota metropolitan menyebabkan masyarakat Betawi berpindah ke pinggiran kota Jakarta. Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan masuknya kebudayaan asing yang mempengaruhi nilai-nilai seni budaya Betawi serta tata lingkungannya mulai hilang dan tersingkirkan ke pinggiran kota. Padahal Budaya Betawi merupakan embrio seni budaya masyarakat Jakarta yang harus dilestarikan dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan sejarah, budaya, sosial ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kepariwisataan. Persoalan tersebut menjadi sangat menarik untuk dibahas, karena menurut pendapat John Naisbitt dan Patricia Aburdene dalam buku Megatrends 2000 berpendapat bahwa pada abad ke-21 akan terjadi perubahan dalam seni dan gaya hidup global abad dua puluh satu, yang akan ditandai dengan munculnya budaya nasionalisme. Dimana semakin homogen gaya hidup kita, akan semakin memperkokoh ketergantungan kita akan nilai-nilai yang lebih dalam, seperti: agama, bahasa, seni dan sastra. Sementara dunia luar akan tumbuh semakin sama, maka kita akan semakin menghargai tradisi yang bersemi dari dalam diri kita sendiri.1 Sehingga dapat disimpulkan bahwa arsitektur Betawi seharusnya akan tetap terus dapat bertahan. Namun pada realitanya, perkembangan arsitektur modern memunculkan bangunanbangunan yang kontras dengan lingkungan sekitar yang sudah ada sebelumnya.
1. John Naisbitt dan Patricia Aburdene, Megatrends 2000,1990.
Alfitrah Subuh | 41207010024 | Pusat Pendidikan Budaya Betawi
Page 1
I.2
Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengaplikasikan bentuk dan tampilan nilai-nilai arsitektur Betawi pada tampilan bangunan. Yaitu
merancang sebuah
bangunan publik yang bernuansa budaya namun selaras dengan lingkungan sekitar, sebagai pusat pendidikan dan objek wisata kebudayaan serta kesenian yang dapat diakses oleh semua pengunjung (baik orang normal maupun orang dengan keterbatasan fisik).
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah:
Merancang bangunan yang berfungsi sebagai Pusat Pendidikan Budaya, dan dapat mewadahi kegiatan-kegiatan di dalamnya dengan baik
Merancang sebuah bangunan yang “mengadaptasi bentuk dan tampilan” arsitektur budaya betawi
Merancang bangunan yang selaras dengan lingkungan sekitar
Mendapatkan bangunan publik yang aksesibel (nyaman di akses oleh penderita keterbatasan fisik)
I.3
Lingkup Permasalahan
Permasalahan Umum Dari uraian diatas didapat permasalahan umum yang timbul adalah:
Bagaimana menarik minat masyarakat terhadap Pusat Pendidikan Budaya Betawi
Bagaimana merancang sebuah Pusat Pendidikan Budaya yang dapat digunakan sebagai wadah pendidikan dan rekreasi kebudayaan.
Permasalahan Khusus Sedangkan permasalahan khusus yang timbul, yakni :
Bagaimana menyajikan tampilan bangunan Pusat Pendidikan Budaya yang dapat menarik pengunjung
Bagaimana merancang Pusat Pendidikan Budaya yang dapat diakses oleh semua pengunjung (baik orang normal maupun orang dengan keterbatasan fisik)
Bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai arsitektur Budaya Betawi yang selaras dengan lingkungan sekitar dan perkembangan saat ini.
Alfitrah Subuh | 41207010024 | Pusat Pendidikan Budaya Betawi
Page 2
I.4
Batasan Lingkup Pembahasan dan Penekanan
Batas Pengertian Pusat Pendidikan Budaya Betawi ”Pusat Pendidikan Budaya Betawi” Adalah ruang atau gedung yang terbuka bagi semua orang (maupun orang dengan keterbatasan fisik) guna mewadahi kegiatan didalamnya melalui media pendidikan dan berlokasi di Jakarta dengan mengaplikasian nilai-nilai arsitektur Betawi pada konsepan pasad bangunan. Pendidikan yang dimaksud adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.2 Sedangkan nilai-nilai arsitektur Betawi yang dimaksud adalah yang mengadopsi budaya luar kebudayaan pada arsitektur Betawi, sifatnya yang terbuka dengan masuknya kebudayaan serta penggunaan ragam hias didalamnya.3
Penekanan Pusat Pendidikan Budaya Betawi yang Mendidik Semua manusia (baik orang normal maupun orang dengan keterbatasan fisik) memiliki eksistensi yang khas yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, hal tersebut adalah eksistensi manusiawi. Eksistensi manusiawi terwujud dalam 4 hal, yakni seni, agama, ilmu, dan filsafat.4 dari wacana tersebut, maka seni atau budaya adalah milik semua orang, dan perlunya pendidikan untuk menyalurkan itu semua agar lebih baik. Perancangan ini diharapkan dapat menjadi wadah pendidikan bagi semua orang, untuk mempelajari kebudayaan pada umumnya dan budaya betawi pada khususnya.
2. Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003. 3. Ismet B. Harun, Rumah Tradisional Betawi, Jakarta, 1991. 4. The Liang Gie, Filsafat Seni, Sebuah Pengantar, Pusat Belajar Ilmu Berguna, Yogyakarta, 2004.
Alfitrah Subuh | 41207010024 | Pusat Pendidikan Budaya Betawi
Page 3
I.5
Metode Pengumpulan Data dan Metode Pembahasan
Metode Pengumpulan Data
Teknik Observasi Langsung Tenik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung kepada objek yang memiliki kesamaan fungsi dengan yang dirancang. Antara lain meneliti Pusat Kebudayaan Betawi, survey site, mengamati kegiatan pembelajaran seni, perpustakaan, galeri seni, dan mengamati
bangunan
tradisional Betawi
Teknik Wawancara Tenik pengumpulan data dengan cara dengan cara tanya jawab dengan pengelola Pusat Kebudayaan Betawi dan pengelola taman ismail marzuki
Teknik Pencatatan Tenik pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang berhubungan dengan objek yang akan dirancang (baik dari buku maupun internet)
Pustaka Mengumpulkan data dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan disain dan menjadi panduaan utama dari perancangan ini
Internet Mengumpulkan data dengan cara mencari literatur yang berhubungan dengan topik dan permasalahan yang ada dan berkaitan pada disain.
Metode Pembahasan Metode pembahasan dalam Laporan Skripsi ini, terkait dengan pengumpulan data, sintesa dan analisa yang nantinya akan di jadikan landasan berpikir dan acuan untuk perencanaan bangunan ini. Data yang dibutuhkan antara lain:
Data Primer Data yang diperoleh dari sumbernya secara langsung sepert: Pengamatan lapangan, wawancara, dan diskusi
Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung,seperti: studi kepustakaan, buku,tulisan, internet serta studi kasus terhadap bangunan yang memiliki fungsi maupun kondisi yang sama atau mendekati.
Alfitrah Subuh | 41207010024 | Pusat Pendidikan Budaya Betawi
Page 4
1.6
Kerangka Pemikiran LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara yang besar dengan ragam suku budaya didalamnya. Namun, di era-globalisasi saat ini kebudayaan dan seni lambat laun mulai tersisihkan. Hal ini tidak lepas dari masuknya kebudayaan asing, serta kurangnya perhatian pemerintah akan pentingnya kebudayaan itu sendiri. Salah satunya Jakarta sebagai ibukota negara tumbuh dan berkembang sedemikian pesatnya dengan berbagai pembangunan yang diatur dan akan terus dilaksanakan. Perkembangan pembangunan DKI Jakarta sebagai ibukota negara dan kota metropolitan menyebabkan masyarakat Betawi berpindah ke pinggiran kota Jakarta. Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan masuknya kebudayaan asing yang mempengaruhi nilai-nilai seni budaya Betawi serta tata lingkungannya mulai hilang dan tersingkirkan ke pinggiran kota. Padahal Budaya Betawi merupakan embrio seni budaya masyarakat Jakarta yang harus dilestarikan dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan sejarah, budaya, sosial ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kepariwisataan.
PERMASALAHAN UMUM Bagaimana merancang sebuah Pusat Pendidikan
PERMASALAHAN KHUSUS Bagaimana menyajikan tampilan bangunan Pusat Pendidikan Budaya
Budaya
yang dapat menarik pengunjung
yang
dapat
digunakan
sebagai
wadah
pendidikan dan rekreasi kebudayaan.
Bagaimana merancang Pusat Pendidikan Budaya yang dapat diakses oleh semua pengunjung (baik orang normal maupun orang dengan keterbatasan fisik) Bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai arsitektur Budaya Betawi yang selaras dengan lingkungan sekitar dan perkembangan saat ini.
STUDI LITERATUR Mempelajari 1. Kebudayaan betawi 2. Pusat seni Jakarta 3. Arsitektur betawi
STUDI KASUS Pusat pendidikan budaya betawi: 1. Perkampungan budaya betawi 2. Taman Ismail Marzuki 3. Sanggar seni dan kebudayaan
ANALISIS 1. Analisa aktifitas 2. Analisa site 3. Analisa estetika perancangan 4. Analisa arsitektur tradisional 5. Analisa aplikasi bentuk
KONSEP DESAIN
DESAIN BANGUNAN
Alfitrah Subuh | 41207010024 | Pusat Pendidikan Budaya Betawi
Page 5
I.7
Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan landasan konseptual dan rancangan arsitektur ini terdiri dari beberapa bab pembahasan sebagai berikut :
BAB I - PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang pemilihan proyek, maksud dan tujuan, lingkup permasalahan, penekanan, lingkup pembahasan, metode pengumpulan data, metode pembahasan, sistematika pembahasan, dan kerangka pemikiran.
BAB II - TINJAUAN UMUM PROYEK Bab ini berisikan gambaran umum proyek, tinjauan teoritis proyek, dan studi banding.
BAB III - TINJAUAN KHUSUS TEMA Bab ini menjelaskan pengertian tema proyek yang diambil dari tinjauan teoritis. Penerapan teori-teori arsitektur yang relevan terhadap persoalan yang sesuai dengan tema dan contoh penerapannya dalam bangunan.
BAB IV - ANALISA PERENCANAAN Bab ini berisikan tentang analisa seluruh data ruang kemudian menjadi acuan dalam Konsep Perancangan.
BAB V - KONSEP PERANCANGAN Bab ini berisikan kesimpulan dari analisa-analisa yang menjadi dasar pemikiran dalam perencanaan serta berupa kriteria dan batasan dalam proses skematik desain.
Alfitrah Subuh | 41207010024 | Pusat Pendidikan Budaya Betawi
Page 6