Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.
Pengertian Hadits
Sunnah : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan,taqrir (peretujuan), atau hammiyah (cita-cita). Hadits : Perkataan orang tentang sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW.
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah al Quran. Fungsi hadits terhadap al Quran :
Menguatkan Memberikan Rincian Membatasi Kemuthlakan Memberikan Pengecualian Menetapkan Hukum Baru
Fungsi 1 : Menguatkan Hukum
Q.S. Al Baqarah [2] : 183 : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” HR. Bukhari dan Muslim : “Islam didirikan di atas lima perkara: persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasulullah, mendirikan Shalat, membayar zakat, puasa pada bulan Ramadhan, dan naik haji ke baitullah”
Fungsi 2 : Memberikan Rincian
Q.S. al Baqarah [2]:110 : “Dan dirikanlah oleh kamu salat dan bayarkanlah zakat … “ HR. Bukhari : “Salatlah kamu sekalian sebagaimana kalian melihat aku salat”
Fungsi 3 : Membatasi Kemuthlakan
Q.S. Al Baqarah [2]:180 : “Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan tanda-tanda maut dan dia meninggalkan harta yang banyak, berwasiatlah untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara makruf. Ini adalah kewajiban atas orang-orang yang bertakwa” HR. Bukhari yang menyatakan bahwa Rasulullah melarang memberikan harta dalam bentuk wasiat seluruhnya atau setengah, dan hanya mengijinkan 1/3 dari harta yang ditinggalkan.
Fungsi 4 : Memberikan Pengecualian
Q.S. Al Maidah [5]:3 : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging yang disembelih atas nama selain Allah …” HR. Ahmad : “Dari Ibnu Umar ra. Rasulullah bersabda: Dihalalkan kepada kita dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai adalah ikan dan belalang dan dua darah adalah hati dan limpa”
Fungsi 5 : Menetapkan Hukum Baru
Hadits menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh al Quran. HR. Muslim dari Ibnu Abbas : “Rasulullah melarang semua binatang yang bertaring dan semua burung yang bercakar”
Unsur-Unsur Hadits
Sanad : Sandaran hadits atau rangkaian para periwayat yang menukilkan hadits. Matan : Isi hadits. Rawi : Orang yang menerima suatu hadits dan menyampaikannya kepada yang lain.
Sejarah Penulisan dan Kodifikasi
Masa Rasul belum ada perhatian khusus terhadap hadits dan Rasul melarang untuk menulis hadits kecuali beberapa orang seperti Abdullah bin Amr. Masa Sahabat perhatian terhadap pencarian hadis dan penyebarannya ke segenap daerah mulai tumbuh dan hidup. Abad II : Mulai muncul ide pengumpulan dan penulisan hadits atas perintah Umar bin Abdul Aziz. Contoh : Al-Muwaththa Abab III : Puncak penulisan dan pengumpulan Hadits. Contoh : Musnad Ahmad, al Kutub al Sittah (Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmizi, Ibnu Majah dan Nasa’i).
Jenis Sunnah
Qauliyyah (Perkataan Rasul) Fi’liyyah (Perbuatan Rasul) Taqririyyah (Persetujuan Rasul) Hammiyyah (Cita-Cita Rasul)
Tingkatan Hadits (Kualitas)
Shahih : Hadits yang para perawinya berkesinambungan, diterima dari dan oleh perawi yang ‘adl (muslim, dewasa, sehat akah, dan tidak pernah berbuat dosa) dan dhabith (kuat hapalan, cermat, tepat tanggapan, dan tidak pelupa); tidak cacat; dan tidak bertentangan dengan riwayat lain yang lebih kuat.
Tingkatan Hadits (Kualitas)
Hasan : Seperti hadits shahih, hanya kekuatan hapalan rawinya sedikit lemah. Dha’if : Tidak memenuhi kriteria hadis shahih dan hasan. Maudhu : Hadis palsu (mengatasnamakan Rasul).
TIngkatan Hadits (Kuantitas)
Mutawatir : diriwayatkan oleh dan dari banyak perawi. Masyhur : pada awalnya diriwayatkan oleh seorang perorang tetapi pada tingkat akhirnya diriwayatkan oleh banyak perawi. Ahad : Hadis yang diriwayatkan hanya oleh seorang ke seseorang.
Jenis Hadits Dha’if
Mursal : hadis yang tidak menyebut sahabat dalam rangkaian perawinya. Munqathi’ : hadis yang sanadnya terputus di tengah, karena ada rawi yang hilang, atau rawi yang identitasnya tidak dikenal. Maqlub : Hadis yang susunan rawinya terbalik dalam sanadnya
Jenis Hadits Dha’if
Munkar : hadis yang matannya tidak dikenal, kecuali dari seorang rawi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Matruk : hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang diketahui suka berbohong, atau sering salah, atau fasik (berbuat dosa), atau teledor, sedangkan hadisnya hanya didapat dari perawi ini saja.