ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6, Nomor 1, (Maret) 2012 Halaman 33-41
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
Upaya Kepala Madrasah Dalam D Meningkatkan Kinerja Guru G Pada MTsS Al-Fauzul Fauzul Kabir Kota Jantho Kabupaten Aceh ceh Besar Mahdi MTsS Al-Kamal Aceh Besar Abstrak Kepemimpinan Kepala Madrasah adalah salah satu faktor yang dapat mendorong ndorong suatu sekolah untuk mewujudkan wujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolahnya melalui program-program program yang dilaksanakan secara bersama-sama. bersama sama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan komitmen guru dan hambatan yang dialami kepala madrasah dalam d meningkatkan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Al-Fauzul Al Kabir kota ota Jantho. Penelitian ini menggunakan metode Diskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subjek bjek penelitian ini adalah kepala Madrasah, pengajaran, pegawai Tata usaha dan guru-guru guru madrasah Tsanawiyah Al-Fauzul Kabir abir Kota jantho. Teknik analisis data dengan analisis kualitatif yang dapat memberikan hasil bahwa (1). Kepemimpinan Kepala Kepala Madrasah dalam meningkatkan komitmen kerja melalui pemberdayaan guru sesuai bidangnya masing-masing. masing Melakukan evaluasi supervisi kelas, pembinaan rutin intern sekolah dan memberikan reward kepada guru yang berprestasi. (2). Kepemimpinan kepala madrasah madrasah dalam meningkatkan semangat seman kerja melalui pembinaan profesional esional kerja, mengevaluasi program mengajar guru, kesepakatan dalam hal kedisiplinan waktu serta kerja sama intern dengan kepala madrasah dan guru. (3). Hambatan yang dialami kepala madrasah dalam dalam meningkatkan kinerja guru adalah adanya keterbatasan waktu dalam melaksanakan supervisi kelas, pembinaan profesionalisme guru dan evaluasi PBM guru serta alokasi dana yang terbatas di Madrasah Tsanawiyah Al-Fauzul Fauzul Kabir Kota Jantho. Kata Kunci: Kepemimpinan; Kepemimpinan Kinerja Guru
Pendahuluan Sudah merupakan keharusan dalam kehidupan bermasyarakat senantiasa memerlukan seorang pemimpin yang patut dijadikan tauladan bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari. sehari hari. Pemimpin adalah orang yang berusaha mempengaruhi orang lain yang ada di lingkunganya agar mau bekerja dengan penuh tanggung jawab demi tercapainya suatu tujuan. Dalam rangka mempengaruhi orang lain tersebut diharapkan memiliki beberapa kemampuan. Seperti yang dikemukakan oleh Asmara smara (1985: 6) bahwa: (a) Kelebihan dan kemampuan dalam penggunaan pikiran dalam mengendalikan organisasi atau kelompok k kerja yang dipimpinnya; (b) Kelebihan dalam kepribadian yang unik diantaranya semangat, keuletan, keberanian, kebijaksanaan dan berlaku adil, percaya pada diri sendiri, s ramah tamah, stabil dalam emosi, jujur, rendah hati, sederhana dan disiplin; (c) Kelebihan dalam pengetahuan, terutama merumuskan kebijakan dan menuangkan dalam perencanaan yang di ajukan dalam pengambilan keputusan. Dari tiga kompetensi yang dikemukakan mukakan di atas menunjukkan bahwa kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dibutuhkan kepada beberapa elemen berlaku secara tepat dan terpadu untuk memudahkan melakukan berbagai macam kegiatan. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru di madrasah perlu adanya upaya dari kepala madrasah dalam meningkatkan pengembangan kemampuan guru itu. Sehingga sudah merupakan harapan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memiliki seorang pemimpin yang dapat dijadikan tauladan bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari.i. Pemimpin adalah orang yang berusaha mempengaruhi orang lain yang ada di lingkunganya agar mau bekerja dengan penuh tanggung tanggung jawab demi tercapainya suatu tujuan. Dalam rangka mempengaruhi orang lain tersebut diharapkan an memiliki beberapa kemampuan. Dari tiga iga kompetensi yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dibutuhkan beberapa elemen berlaku secara tepat dan terpadu untuk memudahkan melakukan berbagai macam kegiatan. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru di madrasah perlu adanya upaya dari kepala madrasah dalam meningkatkan pengembangan kemampuan guru itu Pada Fauzul Kabir Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Kami selalu membimbing, membina, dan mengarahkan guru, mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, memecahkan masalah dan mengadakan supervisi kelas dalam rangka meningkatkan meningk kualitas dan kinerja guru MtsS Al Fauzul Kabir dengan menyusun program supervisi dan jadwal kegiatan supervisi secara tertulis .
Rumusan Masalah Rumusan masalah lah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah tingkat kemampuan kepala madrasah dalam meningkatkan eningkatkan kinerja guru pada MTsS AlAl Fauzul Kabir Kabupaten Aceh Besar.
33
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6, Nomor 1, (Maret) 2012 Halaman 33-41
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data: observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subyek penelitiannya, kepala sekolah, Pengajaran, Kepala Tata Usahat dan guru.
Hasil Penelitian Program Pembinaan Tanggung Jawab Guru Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa dalam pembinaan tanggung jawab guru Kepala Madrasah Tsanawiyah al-Fauzul Fauzul Kabir telah membuat perencanaan berupa program tahunan dengan baik. Dengan penyusunan program maka memungkinkan kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan berjalan dengan baik, sehingga dapat mencapai hasil dengan baik pula. Penyusunan program merupakan bagian dari proses manajemen yang memiliki arti penting. Program kepala madrasah yang disusun meliputi program pembinaan tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugasnya, yaitu terkait dengan persiapan persiapan program pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Bagi guru yang belum mampu maka akan a dilakukan pembinaan secara berkala erkala sehingga semua guru menjadi berkemampuan dalan melaksanakan tugas-tugas tugas yang sudah menjadi tangung jawabnya. Sehubungan dengan penjelasan di atas kepala MTsS Al-Fauzul Kabir mengatakan: “Kami Kami membuat perebncanaan yang dinamakan progam tahunan yang didalamnya terdiri dari beberapa sub bidang, diantaranya adalah bidang pengajaran, walaupun didalamnya didalam hanya kami cantumkan pokok-pokoknya saja.”
Program pelaksanaan kegiatan pembelajaran Dalam melaksanakan program pengajaran kepala madrasah telah melakukan supervisi secara bertahap, supervisi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang untuk lima tahun ke depan yang ditekankan pada peningkatan mutu proses pembelajaran. Hasil asil yang diharapkan dari supervisi tersebut meliputi: pemenuhan kebutuhan sarana supervisi dan gagasan dalam pengembangan kualitas Madrasah Al-Fauzul Fauzul Kabir. Hasil penelitian dapat dipaparkan bahwa kepala Madrasah sudah menyusun program supervisi secara tertulis belum semuanya lengkap. Program tersebut tetap dilaksanakan sendiri-sendiri sendiri sendiri sesuai kebutuhan, sebagaimana sebagaima yang dikemukakan kepala madrasah bahwa selama ini telah menyusun program secara tertulis sebagaimana layaknya sebuah program yang selalu kami laksanakan sebagaimana mestinya. Kami selalu membimbing, membina, dan mengarahkan guru, mengidentifikasi masalah, masalah, menganalisis masalah, memecahkan masalah dan mengadakan supervisi kelas dalam rangka meningkatkan kualitas dan kinerja guru MtsS Mts Al-Fauzul Fauzul Kabir dengan menyusun program supervisi dan jadwal kegiatan iatan supervisi secara tertulis. tertulis Hasil wawancara dengan salah seorang informan (Guru) disebutkan bahwa dalam mengadakan supervisi kepala madrasah tidak pernah mencari-cari cari kesalahan guru, guru tetapi selalu berusaha membimbing dan mengarahkan mereka dengan baik. Berpijak pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa Kepala Kepala Madrasah telah menyusun program tertulis dan selalu dijalankan program rutin supervisi setiap awal semester ganjil dan semester genap. Pelaksanaan program supervisi sudah dilakukan walaupun belum optimal. Dan dalam menyusun program supervisi secara tertulis te Kepala Madrasah selalu berpedoman pada manajemen supervisi yang diawali oleh perencanaan program supervisi yang baik. Pada akhir semester genap tahun berjalan dilakukan evaluasi program supervisi dengan tujuan dapat mengetahui sejauh mana program-program ogram tersebut sudah terealisasi dan kegiatan-kegiatan kegiatan kegiatan yang perlu direvisi karena tidak relevan untuk dilaksanakan. Demikian juga, dapat mengidentifikasi hal-hal hal hal yang dapat menghambat proses supervisi. Selanjutnya, temuan-temuan temuan hasil evaluasi, baik terhadap terhadap program maupun terhadap hasil pelaksanaan supervisi sup tersebut segera ditindaklanjuti lanjuti untuk memenuhi target sesuai yang telah diprogramkan. Di madrasah yang diteliti terungkap bahwa pelaksanaan kegiatan supervisi pengajaran dilakukan pada pertengahan sampai akhir bulan Juli tahun berjalan untuk semester ganjil, sedangkan untuk semester genap dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan dengan jumlah pelaksanaan satu atau dua kali dalam satu semester untuk setiap sekolah. Hal ini sangat tergantung pada pad hasil temuan pelaksanaan supervisi. Sesuai dengan data hasil penelitian di atas Kepala Madrasah Madras Al-Fauzul auzul Kabir mengatakan bahwa: supervisi dalam kegiatan pembelajaran yang kami lakukan sebagai upaya pembinaan yang bertujuan untuk dapat meningkatkan kemampuan, mpuan, ketrampilan dan untuk dapat meningkatkan rasa tanggung jawabnya terhadap tugas guru. Supervisi proses belajar mengajar atau kunjungan kelas akan diperoleh data tentang tentang kelemahan dan kelebihan dari yang di observasi. Berdasarkan data tersebut Kepala Madrasah dapat melakukan perbaikan dan pembinaan. embinaan. Hasil wawancara diketahui bahwa tindak lanjut terhadap hasil supervisi dilaksanakan sendiri se oleh kepala madrasah dan untuk ntuk lebih terarah pelaksanaan tindak lanjut tersebut dibuat jadwal kegiatan. Kegiatan tindak lanjut dilaksanakan di kantor Madrasah Al-Fauzul Fauzul Kabir di ruang belajar ketika guru yang akan dibimbing melakukan kegiatan pembelajaran. Mengunjungi guru yang sedang mengajar di kelas dalam kaitan menindaklanjuti atau membina guru yang masih mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran harus membaritahukan membarita ukan guru yang bersangkutan. Sebaiknya jadwal pelaksanaan pembinaan juga disampaikan kepada guru-guru guru guru sebelum yang bersangkutan dibimbing. Hal ini 34
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6, Nomor 1, (Maret) 2012 Halaman 33-41
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
harus diputuskan secara bersama, agar guru guru tidak merasa diintimidasi dengan suasana pembimbingan yang dilaksanakan di kelas atau pada saat guru di luar ruangan. Kepala Madrasah mengungkapkan bahwa: “Apabila Apabila hasil supervisi pertama sudah baik maka tindaklanjutnya dilakukan pembinaan dalam semester semester itu dan sebaliknya apabila belum baik maka tindaklanjutnya dilakukan perbaikan dan dilanjutkan dengan supervisi yang ke dua. Apabila ternyata hasil supervisi kedua juga masih kurang baik maka dilakukan perbaikan dan pembinaan dalam semester itu juga.” juga Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil temuan supervisi yang perlu ditindaklanjuti meliputi: (a) kesulitan guru-guru guru dalam menyiapkan me perangkat pembelajaran; (b) kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan model-model model pembelajaran; pembelajaran (c) kesulitan esulitan dalam penguasaan materi yang ya sulit; (d) Kesulitan dalam menciptakan takan kreativitas belajar siswa; siswa (e) kesulitan dalam manajemen kelas; (f) kesulitan k dalam penggunaan metode etode pembelajaran yang efektif; efektif dan (g) kesulitan untuk merubah cara-cara konvensional nvensional dalam mengajar. Kendala ini merupakan faktor utama yang dihadapi kepala dalam membina m dan membimbing guru. uru. Kunjungan supervisi ini dilakukan secara bertahap dan terus menerus terhadap semua guru yang melaksanakan tugasnya di MTsS sS Al-Fauzul Al Kabir pada setiap semesternya. Ada empat tahap kunjungan kelas yang dilakukan kepala madrasah, yaitu: tahap persiapan, tahap pengamatan selama kunjungan, tahap akhir kunjungan, dan tahap tindak lanjut. Pada tahap pertama, pengawas merencanakan waktu, sasaran, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas. Tahap kedua, tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, pengawas mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung. Tahap ketiga, tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, Kepala bersama guru mengadakan n perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil hasil hasil observasi. Sedangkan tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut. Untuk melakukan kunjungan kelas ada beberapa kriteria yang baik yang harus dilakukan, yaitu: (1) memiliki tujuan-tujuan tertentu; (2) mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki ki kemampuan guru; guru (3) menggunakan instrumen observasi tertentu untuk mendapatkan data yang obyektif; (4) terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina, sehingga menimbulkan mbulkan sikap saling pengertian; pengertian (5) pelaksanaan kunjungan gan kelas tidak mengganggu proses prose pembelajaran; dan (6) pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut. Selanjutnya, observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang tampak. Observasi kelas adalah adalah teknik observasi yang dilakukan oleh kepala madrasah terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif mengenai aspekaspek aspek dalam pembelajaran, kesulitan-kesulitan kesulitan kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha us memperbaiki proses pembelajaran. Secara umum, aspek-aspek aspek yang diamati selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa siswa dalam proses pembelajaran; pembelajaran (2) cara ara penggunaan media pengajaran; pengajaran (3) reaksi mentall para siswa dalam proses pembelajaran; pembel dan (4) keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya. Pelaksanaan observasi kelas ini melalui beberapa tahap sebagai berikut: berikut: (1) persiapan observasi kelas; kelas (2) pelaksanaan observasi kelas; (3) penutupan pelaksanaan kelas; kelas (4) penilaian hasil observasi; dan (5) tindak lanjut. Selanjutnya, pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara kepala madrasah dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan kinerja kinerja guru. Tujuannya adalah: (1) memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan pe kesulitan yang dihadapi; (2) mengembangkan proses pros pembelajaran yang lebih baik; (3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; guru dan (4) menghilangkan hilangkan atau menghindari segala prasangka yang bukan-bukan. bukan Dalam percakapan individual ini pengawas harus berusaha mengembangkan segi-segi segi positif guru, mendorong guru ru mengatasi kesulitan pendidikan, koordinasi dan ruang lingkup, kurikulum dan pembaharuan pembahar pengajaran, struktur pengetahuan dan luas isi, pengelompokan dan pola pembuatan skedul, pelajaran dan perencanaan unit pelajaran, penilaian dan pemilihan bahan pelajaran, pola-pola pola pola pengaruh kelas pada guru dan siswa, mengembangkan dan menilai tantangan pendidikan, gaya mengajar, metode dan prosedur, iklim belajar di kelas dan evaluasi guru, siswa dan program. Berdasarkan kutipan di atas memberi kejelasan bahwa bidang tugas Kepala Madrasah M harus difokuskan pada kegiatan pengajaran dan perbaikan agar eksistensi eksistensi dan peranan supervisi dapat dilihat. Selain itu, instrumen supervisi yang digunakan harus diperbaiki dan dikembangkan. Instrumen yang digunakan sebaiknya berisi petunjuk-petunjuk, petunjuk, berdasarkan petunjuk tersebut pengawas mengembangkan instrumen supervisi superv sesuai kondisi yang ditemui pada saat melakukan tahap pertemuan awal. Kepala madrasah melakukan penyusunan laporan hasil supervisi, menganalisis, mengolah data, dan memecahkan masalah. Secara lebih seksama untuk kepentingan proses pembelajaran yang dilaksanakan dil guru di kelas (Siahaan, 2006: 77-78). Pembinaan kinerja guru merupakan hal yang penting dan perlu mendapat perhatian serius kepala madrasah agar dengan kualitas guru yang baik diharapkan dapat meningkatkan mutu belajar siswa di madrasah. 35
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6, Nomor 1, (Maret) 2012 Halaman 33-41
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
Dalam rangka menghadapi berbagai tantangan ke depan, diharapkan guru cepat tanggap, kreatif, dan inovatif. Hal ini penting menjadi perhatian guru agar mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat kompleks. leks. Oleh karena itu, itu secara umum guru dituntut untuk hidup dalam perubahan yang terus menerus. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa (2001: 67) bahwa: “Potensi manusia dapat dikembangkan secara optimal sesuai hakikatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan da sebagai manusia yang beradab.” Oleh karena itu, agar potensinya dapat diberdayakan secara optimal, maka pembinaan dan pengembangan kemampuan kinerja guru perlu dilakukan dalam berbagai kegiatan dan kesempatan. Hasil pengolahan data juga diketahui bahwa untuk untuk mendapatkan guru yang kinerjanya baik dalam bidangnya, maka guru-guru guru perlu diberi kesempatan untuk ikut secara aktif dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Jika kesempatan yang diberikan oleh kepala sekolah dan pengawas kepada guru-guru guru dapat digunakan secara efektif, maka ini akan jadi menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kemampuan kinerjanya. Hal ini, sebagaimana dipaparkan oleh Sutisna (2000: 224) bahwa bantuan pembinaan kepada guru dapat diberikan melalui berbagai kegiatan atan seperti: kunjungan kelas, diskusi kelompok, kelomp lokakarya, karya, seminar, demonstrasi mengajar, bacaan profesional, kunjungan antar kelas, atau melalui partisipasi staf dalam pengembangan kurikulum dan instruksional atau kegiatan profesi lainnya. Dengan melakukan an kegiatan-kegiatan kegiatan seperti disebut di atas, diharapkan guru mampu mengembangkan dirinya. Seiring dengan bantuan dan dorongan yang diberikan oleh kepala madrasah. Pembinaan dan pengembangan kinerja guru-guru guru hendaknya dilakukan secara kontinu. Sehingga permasalahan permasalahan yang dihadapi guru dapat dicari jalan keluarnya. Hal ini sebagaimana saran dari Depdiknas (2000:61), bahwa pelaksanaan supervisi terhadap guru oleh pengawas bertujuan untuk mengetahui: (1) penguasaan meteri; (2) ketepatan metode yang digunakan; (3) penguasaan kelas; (4) sikap dan prilaku guru;; (5) kadar keefektifan belajar siswa; (6) penampilan guru; guru (7) dan lain-lain. Hasil supervisi ini menentukan apakah guru itu perlu dinasehati, diberi pembinaan agar guru itu mampu: (1) untuk membantu para guru secara individual dan kelompok dalam memecahkan masalah masalah pengajaran yang mereka hadapi; hadapi (2) mengkoordinasikan kan seluruh usaha pengajaran menjadi perilaku edukatif edukatif yang berintegrasi dengan baik; baik (3) menyelenggarakan program latihan dalam jabatan jaba yang kontinu bagi para guru; (4) membangun suatu usaha ilmiah yang berhubungan dengan penilaian dan perbaikan program; (5) memperoleh alat-alat alat pengajaran yang bermutu; bermutu (6) membangkitkan embangkitkan dan memelihara kegairahan guru yang kuat untuk mencapai mencapai prestasi kerja semakin baik; baik dan (7) membangun hubungan yang baik dan kerja sama yang produktif antara sekolah, masyarakat dan lembaga l sosial lainnya. Berdasarkan uraian di atas, atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala madrasah terhadap guru dalam proses pembelajaran merupakan tugas dan tanggung jawab kepala dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasah. Oleh karena itu, kegiatan supervisi harus dapat dilaksanakan oleh kepala madrasah secara tepat dan efektif, sehingga dengan pelaksanaan supervisi yang efektif dapat membantu guru-guru guru dalam proses kegiatan pembelajaran.
Program evaluasi proses pembelajaran Dalam kegiatan ini kepala madrasah selalu melakukan melakukan pembinaan kepada guru untuk memahami kegiatan penilaian, apakah melalui lalui penyusunan program evaluasi, evalua penyediaan buku-buku buku petunjuk penilaian maupun dengan mendorong mengkaji dalam kelompok MGMP. Berkaitan dengan masalah ini Kepala Madrasah M mengatakan: Kami selalu berupaya memotifasi guru-guru guru guru untuk menyusun program evaluasi, menyediakan buku-buku buku petunjuk pelaksanaan penilaian agar guru bisa mempelajari dan memahami sebagai pedoman evaluasi, apabila ada kesulitan agar mengkajinya dalam kelompok ompok MGMP. Upaya Kepala Madrasah h ini menunjukkan bahwa adanya usaha mendorong guru-guru guru dan menyediakan buku pedoman yang dapat dijadikan acuan oleh guru-guru guru guru dan sebagai tindak lanjutnya akan dilakukan pembinaan secara kongkrit. Di samping amping Kepala madrasah madrasah melakukan pembinaan dalam hal pembinaan penyusunan program evaluasi, evaluasi beliau juga melakukan pembinaan dalam melakukan program perbaikan dan pengayaan kepada dewan guru, langkahlangkah langkahnya antara lain dengan memotivasi guru menganalisis menganali hasil evaluasi dan untuk membuat serta melaksanakan melaksanaka program perbaikan dan pengayaan. Berkaitan dengan masalah ini, ini Kepala madrasah Tsanawiyah Al-Fauzul Al Kabir Kota Jantho ntho mengatakan sebagai berikut: berikut: Langkah langkah yang kami lakukan dalam melakukan pembinaan kinerja guru terkait Dengan program perbaikan dan pengayaan dapat memotifasi guru untuk menganalisis hasil efaluasi, mengukur daya serap, melaksanakan perbaikan rbaikan dan melakukan pengayaan agar tidak terganggu proses belajar mangajar diharapkan dilakukan diluar jam tatap muka.
Program pembinaan kedisiplinan guru Dari hasil penelitian yang dilakukan memberi gambaran bahwa upaya peningkatan kinerja guru yang dilakukan Kepala Madrasah adalah salah satunya juga dengan menerapkan kedisiplinan nan guru melalui: (1) pembinaan; pembinaan (2) pengawasan; dan (3) tindakan dakan dalam disiplin. Hal ini dapat di gambarkan bahwa kepala madrasah tsanawiyah AlAl Fauzul kabir membina disiplin guru melalui pengarahan secara tertulis tertulis dan tidak tertulis disamping juga mengadakan 36
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6, Nomor 1, (Maret) 2012 Halaman 33-41
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
pengawasan melalui piket harian dan melakukan tindakan bagi yang melanggarnya. Berhubungan dengan masalah itu, itu Kepala madrasah mengatakan: “untuk ntuk tegaknya disiplin kami memulainya dengan pengarahan dan himbauan himb baik melalui rapat maupun melalui teguran secara lisan dan tulisan dan pengawasan terhadap guru-guru gu guru yang terlambat terutama hari senin karena adanya upacara bendera.” Dengan demikian nampak bahwa usaha yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan disiplin berupa himbauan, teguran, operasi kelas serta memotifasi guru agar dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya.
Program Pembinaan Komitmen Guru Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Kepala Madrasah dalam meningkatkan komitmen guru dengan cara melibatkan guru-guru guru dalam kegiatan penatara dan melibatkan guru-guru guru guru dalam kegiatan MGMP. Dengan demikian dapat digambarkan bahwa upaya kepala madrasah dalam membina komitmen guru adalah dengan melibatkan guru-guru guru dalam mengikuti penataran-penataran penatar penataran bidang studi yang di pegangnya. Berikut adalah penyataan seorang guru berkaitan dengan persoalan di atas: Menurut yang saya ketahui semua guru yang ada di madrasah ini sudah mengikuti penataran sesuai dengan bidangnya masing-masing masing masing walaupun tidak ti sama waktu dan jumlahnya. Kepala madrasah selalu memberikan kesempatan kepada semua guru untuk mengikuti penataran di setiap ada kesempatan, karena kepala madrasah menyadari bahwa sangat besar manfaatnya dengan adanya kegiatan seperti itu sehingga beliau beli sangat mendukungnya. Kemudian Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Fauzul Al Fauzul Kabir juga mengatakan: Untuk membina keseriusan guru mengajar kami menghimbau kepada mereka agar mengikuti penataran apabila ada pemanggilan dan mengaktifkan MGMP sebagai wadah yang paling dekat dengan guru dan kami berusaha menempatkan guru g bidang studi yang sesuai dengan gan disiplin ilmunya agar guru-guru guru guru serius dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Semua S himbauan itu dilakukan kepala madrasah agar guru bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan rampilan dan wawasan dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
Program Pembinaan Loyalitas Guru Dari hasil penelitian menggambarkan bahwa upaya Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Fauzul Fauzul Kabir dalam rangka menbina loyalitas guru menempuh berbagai macam cara, antara lain: (1) dengan engan penilaian prestasi kerja; kerja (2) dengan menetapkan bagian kerja; dan (3) dengan pemberitahuan pemberita hasil kerja. Maka berpijak kepada epada hasil penelitian Kepala madrasah pernah mengatakan: “Sebagai “ kepala Madrasah saya senantiasa memberi peluang kepada sesama guru untuk mengembangkan karirnya di sekolah, di samping kami juga membagikan tugas guru sesuai dengan keahlianya masing-masing. masing Kami juga sering memberi imbalan berupa hadiah di luar gaji pada akhir semester agar guru lebih giat giat bekerja. bek Disamping itu kami juga berupaya menciptakan suasana yang harmonis dan menyenangkan sehingga guru merasa betah dalam melaksanakan tugasnya.” tugasnya Berkaitan dengan masalah itu, itu salah seorang guru juga mengatakan: Dalam meningkatkan menin loyalitas kami, Kepala Madrasah adrasah menempuh jalur penilaian prestasi kerja berupa pemberian nilai DP3 secara adil dan selama ini kami merasa penilaian yang dibeerikan rikan kepada kami sesuai dengan kinerja kami selama ini. Di samping itu kepala madrasah juga membuat suasana madrasah yang menyenangkan sehingga kami sangat betah ketika di madrasah. Kemudian pembagian tugas juga dilakukan sesuai dengan disiplin ilmu yang kami miliki sehingga kami tidak merasa bosan dalam melaksanakannya. Selain itu kepala madrasah juga sering memberikan memberika kami penghargaan secara tiba-tiba tiba sehingga kami merasa pekerjaan kami sangat dihargai. Dari kenyataan di atas, berarti Kepala Madrasah adrasah telah berupaya membina kinerja guru agar guru patuh dan loyal dalam bekerja, maka Kepala epala Madrasah berupaya menempuh berbagai cara ara yang menguntungkan termasuk memberi penilaian prestasi untuk mengukur tingkat kinerja guru dan memberi imbalan diluar gaji sehingga lebih terdorong untuk meningkatkan loyalitasnya terhadap madrasah.
Perihal Yang Mendukung Kepala Madrasah Dalam Peningkatan Kinerja Guru Dalam upaya peningkatan kinerja guru ada beberapa hal yang sangat mendukung upaya Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru, berkaitan dengan masalah itu Kepala Madrasah adrasah menjawab sebagai berikut: “ada beberapa hal yang menurut kami sebagai kekuatan yang mendukung terlaksananya upaya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, adanya semangat kerja guru yang tinggi dan adanya dukungan moril dan sprituil dari komite dan wali murid. Dari data hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang mendukung kepala madrasah dalam upaya peningkatan kinerja guru di madrasah yang dipimpinya.”
Hal-Hal Hal Yang Menjadi Kendala Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Guru Dalam melaksanakan usahanya untuk u meningkatkan kinerja guru Kepala Madrasah adrasah juga menemukan beberapa kendala di lapangan, hall ini sesuai dengan apa yang diutarakanya, di yaitu: dalam kaitan peningkatan kinerja guru di madrasa yang kami pimpin, kami menemukan sedikit kendala, kendala yaitu: rendahnya kualitas itas sumberdaya manusia (SDM), 37
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6, Nomor 1, (Maret) 2012 Halaman 33-41
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
kurangnya urangnya kesadaran guru dalam menegakkan kedisiplinan dan rendahnya kesadaran siswa kedisiplinan. Maka kenyataan aan ini menunjukkan bahwa Kepala Madrasah adrasah mengalami beberapa kendala yang dapat menghambat terlaksananya upaya beliau dalam rangka meningkatkan kinerja guru di Madrasah yang dipimpinya walaupun tidak sampai membuat upaya u beliau tersebut terhenti.
Pembahasan Sesuai dengan fokus penelitian dimana hasil penelitian merupakan diskripsi data yang ditemui dilapangan, sedangkan pembahasan merupakan upaya menemukan makna dibalik data yang ada sesuai dengan fokus penelitian, maka pembahasan berikut berkanaan dengan pembinaan kinerja guru meliputi pada tangung jawab, disiplin, komitmen dan loyalitas guru dalam pembelajaran.
Dalam Pembinaan Tanggung Jawab Guru Terkait dengan pembinaan tangung jawab, jawab maka akan dibahas mengenai penyusunan program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa Kepala Madrasah adrasah telah membuat perencanaan berupa program tahunan yang didalamnya juga terkait terkai dengan pengembangan kemampuan guru atau disebut dengan program pengajaran, pengajaran, namun belum begitu rinci. rinci Dan ini belum menunjukkan sistim manajemen yang bagus dan jelas yang merupakan syarat mutlak bagi terlaksananya setiap kegiatan. Sebuah perencanaan (prrogram) menurut Ngalim purwanto (2006: 15) “program program haruslah jelas apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya serta harus jelas pula tujuan dan saranannya, baik sarana personil maupun material”. material” Berdasarkan kriteria-kriteria di atas menunjukkan bahwa perencanaan yang dibuat kepala madrasah tersebut belum begitu sempurna dalam hal operasionalnya.” Berpijak kepada uraian di atas jalan menunjukkan bahwa upaya kepala madrasah adalah membuat perencanaan berupa program kerja tahunan namun belum begitu sempurna karena tidak dirumuskan apa yang sebenarnya harus di kerjakan, bagaimana cara mengerjakan dan apa tujuan dan sarana nya. Mestinya kepala madrasah menyusun perencanaan yang lebih h rinci untuk masing-masing masing sub-bidang bidang supaya menjadi jelas dan menjadi menjad mudah pula dalam Melaksanakanya dan mudah juga dalam mengevaluasinya.
Dalam Mengevaluasi Hasil Proses Belajar Mengajar Berkenaan dengan pelaksanaan program pengajaran juga membahas tentang evaluasi atau penilaian hasil proses pembelajaran termasuk program perbaikan dan pengayaan, maka dalam dalam hal ini tersusun dalam dua item yaitu: (1) Dalam memahami kegiatan penilaian; penilaian (2) dalam melaksanakan program perbaikan dan pengayaan. pengayaan Sesuai dengan hasil penelitian yang terkait dengan kegiatan memahami kegiatan penilaian, penilaian maka kepala madrasah mendorong guru-guru guru untuk menyusun program evaluasi yang terdiri dari kisi-kisi, kisi pelaksanaan ksanaan evaluasi sumatf dan sub-sumatif sumatif dan menganalisa hasilnya. Jika menemukan kesulitan, kesulitan maka dianjurkan anjurkan untuk dibahas dalam forum MGMP. Upaya di atas hanya sebatas mendorong dan menyediakan buku petunjuk, petunjuk, dengan demikian dapat diasumsikan bahwa guru-guru guru belum mendapat pembinaan yang kongkrit. Seharusnya pembinaanya dilakukan secara bersama-sama sama dengan cara mengkaji dan berlatih secara intensif intensif yang terkait dengan kegiatan penilaian tentang hasil proses pembelajaran. Terkait dengan hasil penelitian tentang program perbaikan dan pengayaan, maka kepala madrasah telah berupaya mendorong dan memotifasi guru-guru guru untuk menganalisa hasil evaluasii untuk selanjutnya membuat program perbaikan dan pengayaan berdasarkan taraf penguasaan minimum secara kelompok. Kepada kelompok yang belum tuntas diberikan perbaikan dan kepada kelompok yang sudah tuntas akan diberikan pengayaan yang dilakukan di luar jam pelajaran. Berdasarkan gambaran di atas menunjukkan bahwa kepala madrasah telah berupaya memberikan motivasi moti kepada guru-guru guru supaya dapat menganalisi hasil evaluasi dan membuat program perbaikan dan pengayaan secara berkelompok diluar jam tatap muka. Upaya di atas hanya sebatas mendorong dan menyediakan buku petunjuk, sementara upaya kongkrit belum diterima oleh guru. Dalam hal ini Mulyasa ulyasa (2002: 99) mengatakan: “Sekolah Sekolah perlu memberikan perlakuan kusus terhadap peserta didik yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remedial, peserta didik yang cemerlang diberikan kesempatan untuk dapat mempertahankan kecepatan belajarnya melalui kegiatan pengayaan. pengayaa . Kedua program itu dilakukan oleh kepala sekolah karena mengetahui dan memahami kemajuan belajar setiap peserta didik.” Jika pembinaan dan pelatihan seperti itu telah dilakukan berarti upaya telah maksimal. Namun data penelitian membuktikan bahwa upaya kepala madrasah baru mendorong atau memotivasi guru-guru guru guru untuk menganalisa hasil evaluasi, mengukurr daya serap, melaksanakan program perbaikan dan pengayaan. Upaya yang dilakukan kepala madrasah belum begitu ifektif karena belum b bersifat kongkrit. 38
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6, Nomor 1, (Maret) 2012 Halaman 33-41
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
Dalam Pembinaan Disiplin Salah satu indikator tingginya kinerja guru secara konseptual ditandai dengan adanya penegakan disiplin kerja guru di sekolah, baik meliputi kehadiranya di sekolah, keberadaanya di kelas, disiplin dalam menyajikan materi pelajaran dan tepat waktu juga ketika keluar kelas setelah menyelesaikan materi pelajaran. Berdasarkan hasil observasi, rvasi, kepala madrasah melakukan pemeriksaan setiap kelas setelah bel masuk berbunyi untuk mengetahui kelas yang mana yang belum ada gurunya dan kalau ternyata gurunya belum datang, datang maka kepala madrasah drasah meminta guru piket untuk menggantikannya bahkan tidakk jarang juga kepala madrasah sendiri yang menggantikanya, gantikanya, apabila guru yang bertugas sudah datang, datang maka kepala sekolah menegurnya dan memberi pengertian tentang pentingnya disiplin sambil menyerahkan kembali kelasnya untuk mengajar. Dengan demikian, data penelitian menunjukkan bahwa kepala madrasah menerapkan kedisiplinan dengan berbagai cara, kadang dengan menutup pintu pagar sekolah pada saat jam pelajaran dan guru yang datang terlambat tidak dapat masuk pada jam pertama. Cara seperti ini sering dilaksanakan dilaksan pada hari Senin enin saat pelaksanaan upacara bendera di samping juga pada hari-hari hari hari lainya. Upaya yang ditempuh kepala madrasah dalam hal pelaksanaan disiplin seperti ini dirasa sangat mengganggu karena guru dan siswa yang datang terlambat harus menunggu di depan pintu gerbang pada da tiap jam pertama hari Senin. Pada jam selanjutnya baru pintu pagar kembali di buka dan diperbolehkan masuk.
Dalam Pembinaan Komitmen Dari sekian cara yang dapat dilakukan untuk pembinaan komitmen guru salah satunya adalah dengan denga meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru, guru kepala madrasah mengupayakan untuk mengirim guru-guru guru mengikuti pelatihan karena guru-guru guru tidak boleh ketinggalan dalam berbagai hal termasuk dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. berk Sehingga dengan demikian akan menimbulkan enimbulkan keseriusan dalam melaksanakan tugasnya. Di samping sampin itu kepala madrasah juga melibatkan atkan dan mendorong guru-guru guru untuk terlibat dalam kegiatan MGMP sebagai forum terdekat dengan guru yang bersangkutan. Sehingga dengan demikian diharapkan bisa membantu guru-guru guru guru meningkatkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilannya dalam mengajar bidang studi yang diampunya masing-masing masing masing dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja guru itu sendiri. Berpijak pada uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepala madrasah telah berupaya meningkatkan meningkatk kinerja guru melalui memotivasi asi mengikuti pelatihan, melibatkan diri dalam forum MGMP dan membagikan tugasnya sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya masing-masing. mas Namun un upaya tersebut tersebu tidak berjalan sebagaimana mestinya. estinya. kalau guru itu sendiri tidak serius dalam menyikapinya.
Dalam Pembinaan Loyalitas Dari hasil penelitian dapat digambarkan digambarkan bahwa upaya kepala madrasah dalam membina loyalitas guru yang pertama dilakukanya melalui penilaian prestasi kerja karena penilaian prestasi kerja ini sangatlah penting bagi setiap organisasi sebab berhubungan dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti indentifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, pelatihan, rekruitmen, pengenalan, promosi, penempatan, sistim imbalan dan berbagai aspek lainya mencakup seluruh proses manajemen sumberdaya manusia. Penilaian pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kinerja secara rasional yang yang diterapkan secara objektif dan akhirnya didokumentasikan secara sistimatis. Berkenaan dengan malah itu sagian mengatakan: Dengan demikian jelaslah bahwa dalam melakukan penilaian atau prestasi kerja pegawai harus terdapat iteraksi yang positif dan kontinu antara pejabat pimpinan dengan bagian pimpinan dan kepegawaian. Interaksi positif tersebut tidak hanya menjamin persyaratan objektifitas dan pendokumentasian yang rapi, akan tetapi juga memuaskan bagi para pegawai yang dinilai, yang pada giliranya menumbuhkan loyalitas dan kegairahan kerja karena mereka merasa memperoleh perhatian yang adil. Membagikan job kerja sesuai denga disiplin ilmu yang dimilikinya diharapkan tugas tersebut akan menarik sehingga dalam melaksanakan pekerjaan akan lebih serius karena kegiatan yang dilakukanya menyenangkan. Disamping itu dalam meningkatkan loyalitas guru penghargaan sangat di butuhkan, melalui penghargaan ini diharapkan akan membangkitkan motifasi yang positif terhadap kerjanya dan pekerjaan itu akan bermakna bila bil dikaitkan dengan prestasi yang dicapainya. Karena itu penghargaan itu perlu dilakukan secara tepat, efektif dan efesien supaya supaya dapat menimbulkan dampak yang baik. Merujuk pada uraian di atas dalam pembinaan loyalitas guru kepala madrasah Al-Fauzul Kabir telah melakukan pembinaan terhadap kinerja guru yang punya kompetensi dimana kepala madrasah berupaya menyenangkan dan memberi imbalan kepada para guru sehingga guru-guru guru guru menjadi giat dalam pekerjaanya. Di samping itu, kepala madrasah juga berupayaa membina loyalitas guru dengan menciptakan suasana yang menyenangkan berupa penilaian ian prestasi kerja, pemberian pem imbalan di luar gaji dan dengan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif yang dapat mendorong guru meningkatkan kinerjanya dan tanggung jawabnya jawab dalam melaksanakan tugas, namun upaya tersebut tidak akan bermakna tanpa didukung oleh kemauan dan kesadaran dari guru itu sendiri.
39
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6, Nomor 1, (Maret) 2012 Halaman 33-41
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
Hal Yang Mendukung Program Peningkatan Kinerja Guru Setiap madrasah tentunya memiliki kekuatan tersendiri yang dapat mendukung kegiatan keg yang direncanakan kepala Madrasah. Merujuk kepada hasil penelitian bahwa kepala madrasah senantiasa memanfaatkan kesempatan berdasarkan kekuatan-kekuatan yang dia miliki yang mendukung upaya beliau dalam rangka peningkatan kinerja guru gu program rogram pelaksanaan supervisi dalam meningkatkan meni kinerja guru pada SMP telah h disusun dan terdokumentasi, meliputi program kerja tahunan dan semesteran. Supervisor tetap melaksanakan kegiatan supervisi, mengadakan me pembinaan, membimbing, dan mengarahkan guru di madrasah yang dia pimpin. Adapun hal-hal hal yang mendukung tersebut adalah tersedianya sarana prasarana yang memadai, adanya semangat kerja guru yang tinggi dan adanya dukungan moril dan sprituil dari komite madrasah dan wali murid. Hal-hal Hal hal tersebut di atas ata sangatlah mendukung upaya kepala madrasah dalam rangka mengwujudkan upaya peningkatan kinerja kinerj guru di madrasah Tsanawiyah AlAl Fauzul Kabir. Dan beliau selalu berusaha mencari setiap kekuatan yang ada baik di luar maupun di dalam madrasah yang dapat dimanfaatkan aatkan untuk meningkatkan meningkat setiap kegiatan yang dibutuhkan hkan madrasah walaupun kekuatan itu kecil sekalipun.
Kendala Yang Dihadapi Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Guru Dalam rangka melakukan usahanya untuk meningkatkan kinerja guru terkadang kepala madrasah sering menemukan beberapa kendala. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala Madrasah Al-Fauzul Kabir juga mengalami beberapa kendala yang menghambat upaya upa beliau dalam rangka peningkatan kinerja guru di madrasah, walaupun tidak sampai membuat upaya beliau tersebut terhenti. Adapun kendala yang dirasakan oleh kepala Madrasah Tsanawiyah Tsan Al-Fauzul Fauzul Kabir adalah rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM) staf dan guru, kurangnya urangnya kesadaran guru dalam berdisiplin dan rendahnya kesadaran siswa dalam melaksanakan kedisiplinan sehingga membuat usaha peningkatan kinerja guru di madrasahnya sedikit terkendala. Demikian gambaran dari hasil penelitian yang dapat kami lakukan di Madrasah Tsanawiyah AlAl Fauzul Kabir Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar provinsi pro Aceh. Hasil penelitian memperlihatkan, bahwa kepala madrasah terlihat sangat respek terhadap masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan kinerja guru di madrasah, sehingga beliau melakukan terobosanterobosan terobosan baru, guna meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran sesuai kemampuan kemampuan yang ada. Karena dengan kreativitas guru, maka proses pembelajaran mengalami peningkatan dan dapat memicu dan menumbuhkan kualitas output sebagai ebagai seorang kepala madrasah berhak menentukan bentuk pemberdayaan terhadap guru yang mengarah pada pemecahan masalah dalam kaitan proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan oleh kapala madrasah sebagai pengendali di sekolah lah binaannya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kreativitas guru dalam mengelola proses pembelajaran. Kepala madrasah berkewajiban membimbing dan mengarahkan guru untuk mampu melaksanakan tugas dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.
Kesimpulan Program yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja kinerja guru pada MTsS A-Fauzul A Kabir telah disusun dan terdokumentasi, meliputi program kerja tahunan dan semesteran. Proses peninkatan kinerja guru tetap dilaksanakan untuk mengadakan ngadakan pembinaan, pembinaan membimbing, dan mengarahkan guru supaya lebih berkualitas, sehingga dapat dirincikan sebagai berikut : 1. Kepala Madrasah Tsanawiyah A-Fauzul A Fauzul Kabir telah melaksanakan kepemimpinanya dengan baik, baik hal ini dibuktikan dengan kemampuanya dalam mengelola madrasah dan melakukan pembinaan terhadap kinerja guru di madrasah. 2. Dalam pembinaan kinerja guru, guru Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Fauzul Fauzul Kabir telah melakukan berbagai langkah pembinaan dengan baik, walaupun belum sempurna, misalnya membina dalam menyusun program pengajaran, dalam melaksanakan program pengajaran dan dalam melakukan supervisi dan tindak lanjut hasil supervisi, dalam penguasaan materi pelajaran dan pengembangan pengemban media pengajaran, dalam mengevaluasi hasil pembelajaran, dalam melaksanakan program perbaikan perbaikan dan pengayaan serta dalam penerapan kedisiplinan. 3. Dalam melaksanakan kepemimpinanya, kepemimpinanya kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Fauzul Fauzul Kabir mendapat dukungan dari guru-guru, guru, komite sekolah dan wali murid, sehingga sangat membantu dalam melaksanakan berbagai macam kegiatan yang telah di programkan. 4. Dalam melaksanakan tugasnya, tugasnya Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Fauzul Fauzul Kabir juga mengalami kendala yang dapat memperlambat jalannya ya proses berbagai macam kegiatan seperti,, seperti lemahnya sumberdaya manusia ( SDM), kurangnyaa kesadaran warga sekolah dalam hal kedisiplinan dan belum tersedianya laboratorium bahasa dan IPA yang memadai.
40
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang
ISSN: 1693 – 7775 Jurnal Pencerahan Volume 6, Nomor 1, (Maret) 2012 Halaman 33-41
Majelis Pendidikan Daerah Aceh
Daftar Pustaka Arikonto, Suharsimi, ( 2011), Dasar dasar evaluasi pendidikan, pendidikan Jakarta: Bumi Aksara. Asmadi, (2011),Kompetensi Kompetensi manajerial Kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pada SMK Negeri 1 Sigli. Tesis pada Magister Administrasi pendidikan Banda Aceh.Tidak diterbitkan. Atmodiwiryo, Soebagio. (2005). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardanizya Jaya Bafadal, Ibrahim (2002). Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru, Guru Jakarta: Bumi Aksara. Bafadal, Ibrahim, (2009), Peningkatan profesionalisme guru sekolah dasar, dasar Jakarta: Bumi aksara. Burhanuddin, Yusak (2005). Kepemimpinan, Bandung: Karya Nusantara. Danim, Sudarwan dan Suparno, (2009), Manajemen dan Kepemimpinan Transpormasional kekepalasekolahan: Visi dan Strategi sukses Era Teknologi, Situasi krisis dan internasionalisasi pendidikan. Jakarta: Renika Cipta. Daryanto, M. (2005). Administrasi si Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas, (2006). Peraturan pemerintah No.14 tahun 2005 tentang standar Nasional pendidikan. Depdiknas, (2006), Standar kompetensi kepala sekolah TK,SD,SMP,SMA,SMK &SLB.Jakarta &SLB.Jakarta Cipta Karya. Depdiknas, (2006), Menumbuhkan kan semangat kerja sma di lingkungan sekolah (Bahan diklat peningkatan konpetensi pengawas sekolah) [online] tersedia http://akhmadsudrajat.wodpress.com/2010/02/24/14/ http://akhmadsudrajat.wodpress.com/2010/02/24/14/-caramenumbuhkan-semangat-kerja kerja sama-di-sekolah. [1 mei 2011] Djamarah, Syaiful Bahri. (2005).). Guru dan anak didik dalam interasi edukatif, suatu pendekatan tioritis psikologis. psikologis Renika cipta. Fauzan, Ahmad. (2010), Perkembangan Intelegensi, [online] tersedia http://Fauzanalhaz.. blogspot.com. [16 Agustus 2011]. Fattah, Nanang (2006). Manajemenn Berbasis Sekolah (School Based Management). Bandung: Aditra. Hariwung, A.J., (2000). Supervisi Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Dirjen Dikti P2LPTK. Harun, cut zahri,(2009), Manajemen sumber daya pendidikan.Yokyakarta: pendidikan. pena persada. Ilyas, Y. (2005). Kinerja Teori, Penilaian, dan Penelitian. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Idris, Jamaluddin, (2005). Kompilasi pemikiran pendidikan. pendidikan Banda Aceh Taufiqiyah sa’adah. Moleong, Lexy,J. (2007) Metodelogi penelitian Kualitatif. Kualitatif Bandung: Remaja Rosdakarya. Muammar, (2011).). Kepemimpinan kepala sekolah dalam pemberdayaan manajemen SMA Negeri di Kabupaten Biruen. Biruen Tesis pada Magister Administrasi pebdidikan Banda Ace. Tidak diterbitkan. Murniati AR, Tahun ( 2008), Manajemen stratejik, stratejik Cipta pustaka media perintis. Prawirosentono, S, (2005). Kebijakan Kinerja Karyawan. Karyawan Yogyakarta: BPFE. Pureanto,Ngalim, (2009). Adsministrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Ramli At da E, Trisyulianti, (2006).). Memompa teknik pengajaran menjadi Guru. Guru. Dep[ok: Kawan pustaka. Robin,Stephen,P.Dan Judge, (2007). Manajenen organisasi. [Online] tersedia http://teknik Kepemimpinan,blogspot.com/2010/08/komitmen Kepemimpinan,blogspot.com/2010/08/komitmen-organisasi.html. [8 Mei 20011]. Usman, Nasir, (2009). Manajemen Peningkatan kinerja guru. guru Bandung mutiara ilmu. Sagala, Syaiful, (2009). Kepemimpinan Profesional guru dan tenaga Kependidikan. Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Sujito, Agus, (2010). Kepemimpinan pada sekolah berstandar nasional ( Studi Kasus Kasus pada kepemimpinan kepala sekolah SMPN I Gubug. [online] tersedia http://eprints.ums.ac.id/1769/1/5.-agus-sujito.pdf http://eprints.ums.ac.id/1769/1/5. . [11 Agustus 20011]. Umaedi, (2001). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Sekolah, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Uno, Hamzah B. (2008). Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Wahjosumidji. (2010), Kepemimpinan kepala sekolah,Jakarta: sekolah Raja Grafindo persada. Wahjosumidji, (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Sekolah Jakarta: Raja Grafindo. Winardi (2005). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.Depdiknas, Depdiknas, (2006), Peran Kepala sekpolah dalam upaya peningkatan kompetensi guru. [online] tersedia http://alhafizh84.wordpress.com/2009/11/17/peran-kepalahttp://alhafizh84.wordpress.com/2009/11/17/peran sekolah-dalam-upayameningkatkan upayameningkatkan-kompetensi-guru. [14April 2011].
41
Copyright © 2012 Hak Cipta dilindungi undang-undang