Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164 pp. 41- 52
12 Pages
PENGARUH VARIAN PENDAPATAN DAN VARIAN BELANJA TERHADAP SISA ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN/KOTA SE ACEH Dian Andalia1, Darwanis2, Syukry Abdullah2 1)
Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The aim of this research is to determine the effect of the Revenue variant (Revenue, Balance Funds Transfer Center) and Expenditure variants (Operating Expenditure and Capital Expenditure) to the rest of the budget. The population in this study is 23 (twenty three) local government districts / cities in Aceh. The research was carried out for 3 (three) years of observation, ie from 2008 to 2010, and who meet the criteria are included as a 64 (sixty-four) unit sample. Quantitative data used in this study is the real Budget in an annual report (APBD). Hypothesis testing is done by regression analysis. The results of this study indicate that the variant Revenue (PAD, Balance Funds Transfer Center) and variants Expenditure (Operating Expenditure and Capital Expenditure) in silmultan and partial positive effect on the rest of the budget. Keywords: Revenue Varian (PAD, Balanced Funds Transfer Center), Expenditures Varian (Operating Expenditure, Capital Expenditure), Time Budget Abstrak: Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh varian Pendapatan (Pendapatan Asli Daerah, Transfer Pusat Dana Perimbangan) dan varian Belanja (Belanja Operasi dan Belanja Modal) terhadap sisa anggaran. Populasi penelitian adalah 23 (dua puluh tiga) pemerintahan daerah kabupaten/kota se Aceh,. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) tahun pengamatan, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, dan yang memenuhi kriteria disertakan sebagai unit sampel sejumlah 64 (enam puluh empat). Data kuantitatif yang dipergunakan pada penelitian ini adalah laporan tahunan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varian Pendapatan (PAD, Transfer Pusat Dana Perimbangan) dan varian Belanja (Belanja Operasi, dan Belanja Modal) secara silmultan dan parsial berpengaruh positif terhadap sisa anggaran. Kata Kunci: Varian Pendapatan (PAD, Transfer Pusat Dana Perimbangan), Varian Belanja (Belanja Operasi, Belanja Modal), Sisa Anggaran
pemerintah
PENDAHULUAN
daerah
agar
pengelolaan
Informasi keuangan daerah yang
keuangan
tersebut
dipublikasikan oleh pemerintah daerah
ekonomi,
efisien
dalam bentuk informasi akuntansi yang
transparan
dan
berupa laporan keuangan mengalami suatu
Pengelolaan keuangan daerah meliputi
proses atau siklus pengelolaan keuangan
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
daerah.
pelaporan,
Siklus
pengelolaan
keuangan
daerah adalah tahapan-tahapan yang harus
memenuhi dan
prinsip
efektivitas,
akuntabel.
pertanggungjawaban
Siklus
dan
pengawasan keuangan daerah.
dilakukan dalam mengelola keuangan yang
APBD yang dibahas bersama antara
menjadi wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah daerah (eksekutif) dan DPRD
41 -
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (legislatif) tidak disahkan tepat waktu
secara teoritis SILPA pada akhir tahun
sesuai dengan jadwal yang telah di
dapat dihitung
tentukan dengan
ditambah
kata lain terlambat
dengan
dengan surplus/defisit pembiayaan
netto.
anggaran seringkali menjadi tidak efektif
Surplus/defisit diperoleh dari realisasi
atau bahkan
pendapatan
tidak terserap sepenuhnya
dikurang
dengan
realisasi
saat tahun anggaran berakhir dan akan
belanja, pembiayaan netto diperoleh dari
menjadi SILPA (Sisa Lebih Perhitungan
realisasi penerimaan pembiayaan dikurang
Anggaran Tahun Berkenaan). Menurut
realisasi pengeluaran pembiayaan. Dengan
pengamat
(2007)
kata lain ada dua hal yang mempengaruhi
dari
SILPA Surplus/defisit dan pembiyaan netto.
pelampauan target pendapatan, SILPA
Fenomena ini membuat peneliti tertarik
dapat terjadi karena kelebihan perhitungan
untuk meneliti SILPA, apakah dihasilkan
dana (over estimate) pada belanja daerah
oleh surplus/defisit varian pendapatan dan
dan SILPA yang bersumber dari anggaran
varian belanja.
SILPA
ekonomi dapat
Longaday
disumbangkan
beberapa kegiatan tidak dilaksanakan, sisa dana
tender
proyek
karena
Apakah Varian Pendapatan (PAD,
adanya
pendapatan transfer dana perimbangan)
penawaran yang lebih rendah dari pagu
dan Varian Belanja (belanja operasi,
anggaran yang disediakan untuk proyek
belanja modal) berpengaruh secara parsial
tersebut dan upaya penghematan.
dan simultan terhadap Sisa Anggaran di
Dari observasi awal berdasarkan Laporan
Realisasi
Anggaran
Kabupaten/Kota Se Aceh”.
SILPA
beberapa Kabupaten/Kota se Aceh tahun
METODE PENELITIAN
2008-2009, diantaranya Kabupaten Aceh
Populasi dan Sampel Penelitian
Utara T.A 2008
Populasi pada penelitian ini adalah
Rp.817.802.253.328,29, Kab.
seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh,
2008,
Rp.
yang berjumlah 23 kabupaten/kota, terdiri
T.A
2009
dari 18 Kabupaten dan 5 Kota. Kriteria
Rp.68.864.887.412,00 Kab. AcehBesar T.A
dalam penentuan sampel pada penelitian
2008 Rp.58.039.633.043,00 dan T.A 2009
ini adalah Kabupaten dan Kota Se Aceh
Rp.
Aceh
yang dalam Laporan Realisasi Anggaran
Tamiang T.A 2008 Rp. 70.364.181.879,00,
memiliki angka SILPA. Penelitian ini
T.A 2009 Rp. 37.095.833.430,05 Kota
memiliki rentang waktu 3 tahun yaitu
Sabang T.A Rp. 89.393.445.383,47 dan
mulai
T.A Rp. 76.944.095.711,61,(Sumber:LRA
Kabupaten/kota yang memiliki SIKPA
Audited BPK-RI Perwakilan Aceh)
tidak diikut sertakan dalam penelitian ini
T.A2009
Rp.259.527.160.461,45,
Nagan
Raya
T.A
40.935.227.269,00,
untuk
31.534.600.289,94,
Menurut
Mahmudi
Kab.
(2006:173)
dari
diantaranya
tahun
Kabupaten
2008-2010.
Simeulu
Volume 2, No.1, November 2012
pada - 42
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tahun Anggaran 2009 dan 2010, diikuti
kelompok
dengan kabupaten Biruen pada Tahun
belanja. Dapat dirumuskan dengan model
Anggaran
regresi sebagai berikut:
2009,
sehingga
objek
pengamatan pada penelitian ini menjadi 66
1)
pendapatan
Regresi
unit sampel.
dan
kelompok
total/pos
varian
pendapatan dan belanja terhadap sisa anggaran :
Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, pengumpulan
Y = a + b1X1 + b2X2 + e......... (1)
data dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni
jurnal
atau
artikel
akuntansi,
Peraturan-peraturan Pemerintah dan buku-
Y
= Sisa Anggaran
a
= Konstanta
X1
= Varian Pos Pendapatan
X2
= Varian Pos Belanja
b1,b2 = Koefisien Regresi
buku yang berkaitan dengan masalah yang
e
diteliti, pada tahap yang kedua, data yang
= Error
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
berupa
Laporan
Realisasi
2)
Regresi
peroleh dari BPK-RI Perwakilan Aceh.
varian
pendapatan dan varian belanja
Anggaran (LRA) kabupaten dan kota se Aceh yang telah diaudit oleh BPK, di
kelompok
terhadap sisa anggaran: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4+ e .....(2)
Y = Sisa Anggaran a = Konstanta
Metode Analisis Metode
X1 = Varian kelompok Pendapatan analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini analisis
Asli Daerah X2 = Varian kelompok Pendapatan
regresi berganda dengan tujuan untuk melihat secara langsung pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Transfer X3 = Varian kelompok Belanja
Dalam
penelitian ini melakukan pengolahan data
operasi X4 = Varian
menggunakan software SPSS ( Statistical Package for Social Science).
kelompok
Belanja
Modal b 1, b2, b3, b 4 = Koefisien Regresi e
=
error
Pengujian Hipotesis Ada dua regresi yang dilakukan pada penelitian ini, pertama menggunakan data total/pos varian pendapatan dan belanja terhadap sisa anggaran, dan kedua regresi 43 -
dilakukan
pada
data
regresi
Volume 2, No. 1, November 2012
Berdasarkan pengujian diatas dapat di susun rancangan pengujian hipotesis berdasarkan kerangka pemikiran adalah sebagai berikut :
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala varian belanja (belanja operasi, belanja modal) Regresi I
dalam
mempengaruhi
sisa
anggaran. Menurut
X 1
Y
Mahmudi
(2006:137)
varian pendapatan adalah menghitung
X 2
selisih antara realisasi pendapatan dengan
Regresi II
yang
X1
dianggarkan.
anggaran
X2
tersebut
Informasi sangat
selisih
membantu
pengguna laporan dalam memahami dan
Y
menganalisis kinerja pendapatan, selisih X3 X4
lebih
realisasi
pendapatan
merupakan
selisih
yang
diharapkan
(favorable
variance),
Gambar 1. Rancangan Pengujian Hipotesis
sedangkan
selisih
kurang
merupakan selisih yang tidak diharapkan (unfavorable
variance).
Selanjutnya
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik
Mahmudi (2006:157) mengatakan bahwa
F)
varian Menurut Kuncoro (2009:239) uji
belanja
realisasi
adalah
belanja
selisih
dengan
antara
anggaran.
statistik F pada dasarnya menunjukkan
Pembaca akan dapat
apakah
yang
langsung besarnya varian anggaran belanja
dimasukkan dalam model mempunyai
dan realisasinya dinyatakan dalam bentuk
pengaruh secara bersama-sama terhadap
nominal dan persentase. Selisih anggaran
variabel terikat yakni varian pendapatan
belanja dikategorikan dalam dua jenis,
(PAD, transfer pusat dana perimbangan)
yaitu:
dan varian belanja (belanja operasi, belanja
variance) dan (2) selisih tidak disukai
modal) secara bersama-sama berpengaruh
(unfavorable
pada sisa anggaran kabupaten/kota se
realisasi
Aceh.
anggarannya
semua
variabel
bebas
(1)
selisih
mengetahui secara
disukai
variance).
belanja
lebih
maka
(favorable
Dalam kecil
disebut
hal dari
favorable
variance, sedangkan realisasi belanja lebih Koefisien Determinasi
besar 2
Koefisien determinasi (R ) pada intinya
mengukur
seberapa
dari
anggarannya
maka
dikategorikan unfavorable variance.
jauh
kemampuan model dalam menerangkan
Pendapatan Daerah
variasi variabel terikat, yaitu untuk melihat
Secara umum pendapatan dapat
kemampuan varian pendapatan (PAD,
dipahami sebagai hak pemerintah daerah
transfer pusat dana perimbangan) dan
yang menambah kekayaan bersih akibat Volume 2, No.1, November 2012
- 44
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala transaksi masa lalu (Mahmudi, 2006:135).
Dana Alokasi Khusus ke Pendapatan
Pendapatan Daerah meliputi semua
Transfer; (b) dari komponen Lain-lain
penerimaan uang melalui rekening kas
Pendapatan Daerah yang Sah, yakni: Dana
umum Daerah, yang menambah ekuitas
Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan
dana, merupakan hak daerah dalam satu
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
tahun anggaran. Dan tidak perlu dibayar
Pemerintah
lainnya
kembali oleh daerah (Peraturan Menteri
Pendapatan
Transfer
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Pendapatan yang Sah.
ke
komponen
dan
lain-lain
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah). Pendapatan Daerah terdiri atas:
Belanja
(a) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (b) Dana
perimbangan;
(c)
Lain-lain
pendapatan daerah yang sah. Lebih
lanjut
Menurut PP 71 tahun 2010 tentang SAP belanja adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum negara/bendahara
dalam
Peraturan
umum daerah yang mengurangi saldo
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
anggaran
Standar Akuntansi Pemerintahan definisi
anggaran bersangkutan yang tidak akan
Pendapatan-LRA
semua
diperoleh pembayarannya kembali oleh
umum
pemerintah.
penerimaan
rekening
negara/daerah anggaran
adalah kas
yang menambah saldo
lebih
dalam
periode
tahun
lebih
dalam
periode
Dalam Laporan
klasifikasi
ekonomi
(jenis
organisasi, dan fungsi, terdiri dari:
hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
(a)
dalam
oleh
pemerintah.
LRA
Pendapatan
bedasarkan
Realisasi
(LRA) belanja diklarifikasikan menurut
anggaran yang bersangkutan yang menjadi
kembali
tahun
belanja),
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
SAP
pemerintah
pusat/daerah
yang
diklarifikasikan menurut jenis pendapatan,
memberi manfaat jangka pendek.
yaitu transfer masuk adalah penerimaan
Belanja operasi antara lain meliputi
uang dari entitas pelaporan lain, misalnya
belanja pegawai, belanja barang,
dana perimbangan dari pemerintah pusat
bunga,
dan dana bagi hasil dari pemerintah
sosial;
provinsi
(lampiran
II.03
PSAP
02).
(b)
subsidi,
hibah,
bantuan
Belanja modal adalah pengeluaran
Pendapatan yang dicatat dan dilaporkan
anggaran untuk perolehan aset tetap
dalam LRA harus dilakukan konversi,
dan aset lainnya yang memberi
yaitu:
Dana
manfaat lebih dari satu periode
Perimbangan yakni: Dana Bagi Hasil Pajak,
akuntansi. Belanja modal meliputi
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber
antara lain belanja modal untuk
Daya Alam, Dana Alokasi Umum, dan
perolehan
45 -
(a)
dari
komponen
Volume 2, No. 1, November 2012
tanah,
gedung
dan
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
(c)
bangunan, peralatan dan aset tak
yang disertakan dalam penelitian ini,
berwujud;
diperoleh
rata-rata
Belanja lain-lain/takterduga adalah
sebesar
-Rp.13.415.873.715,
pengeluaran
deviasi
sebesar
anggaran
untuk
varian
pendapatan standar
Rp.23.958.809.863,
kegiatan yang sifatnya tidak biasa
dengan nilai minimum varian pendapatan
dan
tidak
diharapkan
berulang
sebesar
seperti
penanggulangan
bencana
kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 2009
alam,
bencana
dan
dan varian pendapatan yang tertinggi
pengeluaran tidak terduga lainnya
sebesar Rp.40.328.256.212,32 diperoleh
yang
kabupaten Aceh Utara pada tahun 2010.
sangat
sosial
diperlukan
rangka
dalam
-Rp. 95.827.255.090, diperoleh
penyelenggaraan
Sampel yang diikut sertakan pada
pemerintah
penelitian ini sebanyak 66 (enam puluh
kewenangan pusat/daerah.
enam), di peroleh rata-rata selisih belanja sebesar Rp.55.826.424.318, standar deviasi sebesar Rp.86.922.156.500, dengan nilai
HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan sebanyak
23
data
cross
daerah
section
minimum
varian
belanja
sebesar
Kabupaten/Kota
Rp.8.242.246.993, diperoleh Kabupaten
dengan time series sebanyak 3 tahun
Aceh Barat Daya pada tahun 2010 dan
pengamatan,
varian
maka
pengamatan
diperoleh
sebanyak
69
objek unit,
Kabupaten/Kota yang mengalami SIKPA tidak
diikut
sertakan
diantaranya
belanja
tertinggi
Rp.668.339.595.997,98
sebesar
diperoleh
oleh
Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2008. Lebih
lanjut
hasil
statistik
Kabupaten Simeulu pada Tahun Anggaran
menunjukkan sisa anggaran nilai rata-rata
2009 dan 2010, diikuti dengan kabupaten
sebesar
Biruen
standar
pada
sehingga
Tahun
objek
Anggaran
2009,
pengamatan
pada
Rp.39.463.649.829, deviasi
dan
nilai
Rp.104.418.142.085
dengan nilai sisa anggaran minimum
penelitian ini menjadi 66 unit. Varian
sebesar
pendapatan
anggaran
kabupaten pidie pada tahun 2009 dan nilai
merupakan selisih yang tidak diharapkan
tertinggi sebesar Rp. 817.802.253.328 ,
(unfavorable variance) pada pengolahan
diperoleh kabupaten Aceh Utara pada
data dianggap minus sedangkan varian
tahun 2008.
dibawah
target
Rp. 691.084.920,- diperoleh
belanja selisih antara realisasi belanja lebih kecil dari anggaran merupakan selisih disukai
(favorable
variance)
pada
pengolahan data dianggap plus. Dari 66 (enam puluh enam) sampel
Hasil Uji Regresi I Berdasarkan
hasil
Coefficientsa,
didapat persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Volume 2, No.1, November 2012
- 46
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Y = -1.162 + 1.024 X1 + 1.161 X2
sehingga membuktikan bahwa Ho :b1 = b2
t value = -3.788
≠ 0 yang artinya baik varian pendapatan
Sig.
=
0,00
10.344
42.555
0,00
0,00
maupun varian belanja berpengaruh secara parsial terhadap sisa anggaran. Varian
Tabel 1. Uji Signifikansi Simultan
pendapatan
(Uji-F) Model Regre ssion 1 Resid ual Total
Sum of Squares
d f
Mean Square
F
Si g.
6857204118 958926
2
3428602059 479463
939. 783
.00 0a
2298423386 9083268
6 3
3648291090 3306774
7087046457 649759
6 5
nilai t hitung 10,344 > 2.
artinya Ho ditolak yakni varian pendapatan secara parsial berpengaruh terhadap sisa anggaran. Variabel varian belanja t-hitung sebesar 42,555>2 sehingga kita menolak Ho
yaitu varian belanja secara parsial
berpengaruh terhadap sisa anggaran. Berdasarkan ouput SPSS,diketahui bahwa bi (i = 1,2) ≠ 0, yaitu (b1) sebesar 1,024 (b2) sebesar 1,161. nilai F hitung 939,783>4
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti semua variabel independen mempengaruhi variabel dependen yakni varian pendapatan dan varian belanja secara bersama-sama berpengaruh terhadap sisa anggaran.
artikel Abdullah (2008), hampir selalu terjadi selisih (variance) antara anggaran realisasi
dalam
laporan
pertanggungjawaban APBD. Selisih terjadi karena target yang direncanakan tidak sama dengan yang benar-benar dicapai. Umumnya, tinggi
realisasi
daripada
realisasi
belanja
pendapatan
targetnya, lebih
lebih
sementara
rendah
Nilai koefisien korelasi (R) yang mendekati 1(satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
dari
targetnya yang akan menjadi sisa lebih anggaran
yang
untuk
sebesar 0,984 menunjukkan bahwa derajat (korelasi)
antara
variabel
independen dengan variabel dependen sebesar 98,4%. Artinya varian pendapatan dan varian belanja mempunyai hubungan terhadap sisa anggaran sebesar 98,4%. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,968 artinya sisa anggaran sebesar 96,8% dipengaruhi oleh varian pendapatan dan varian belanja, sedangkan sebesar 3,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Dengan kata lain nilai yang besar menunjukkan kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi
Uji Signifikansi Parsial (Uji –t) Berdasarkan hasil SPSS diperoleh nilai untuk 47 -
dibutuhkan
memprediksi variabel dependen, Nilai R
hubungan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
dan
Uji Koefisien Determinasi
b1 =1,024, dan b2 = 1,161
Volume 2, No. 1, November 2012
variabel
dependen
sangatlah besar yakni pengaruh varian pendapatan dan varian belanja sangat berpengaruh pada sisa anggaran.
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Uji Hipotesis Regresi II
standar deviasi Rp.53.222.398.041, dengan
Deskriptif Statistik
nilai minimum varian belanja modal
Dari 66 (enam puluh enam) sampel
-Rp.6.420.798.179, diperoleh Aceh Barat
yang disertakan dalam penelitian ini,
Daya pada tahun 2010 dan nilai tertinggi
diperoleh rata-rata varian Pendapatan Asli
sebesar Rp.398.447.750.130,- diperoleh
Daerah sebesar -Rp. 41.503.082.520,90
kabupaten Aceh Utara pada tahun 2008.
standar
deviasi
Berdasarkan
sebesar
RP.73.694.384.400,46,
dengan
nilai
diperoleh
Coefficienta
tabel
persamaan
regresi
linear
minimum varian PAD -Rp. 37.845.123.046
berganda sebagai berikut:
diperoleh kabupaten Aceh Timur pada
Y = -1.040+ 1,586 X1+ 1,063 X2 + 1,014 X3+1,215 X4
tahun 2010 varian PAD yang tertinggi sebesar
Rp.24.239.942.463,-
t = -2.095
3.341
6.088
5.542
sig.= 0.40
0.01
0,00
0.00
diperoleh
kabupaten Bireun pada tahun 2008.
Tabel 2. Uji Signifikansi Simultan
Dana Perimbangan dari hasil stastistik diatas diperoleh nilai rata-rata Rp.5.847.057.089
dan
sebesar
varian
standar
Dana
(Uji-F)
deviasi
sebesar Rp.20.446.365.479, dengan nilai minimum
Sum of Squares
Model
Regre ssion
Rp.42.951.337.523,
Si g.
F
16586
2
4 22670505
23.5
00
863
66
0a
682023452
45255 Resid ual
.
74189 6
57756164
47141253 1
4625
2009 dan dengan nilai tertinggi varian dana perimbangan
Mean Square
6634490
diperoleh
kabupaten Aceh Tenggara pada tahun
d f
1
Perimbangan
-Rp.70.204.857.339,
8.864 0.00
218
7087046
Total
457639899
6 5
diperoleh kabupaten Aceh Utara pada tahun 2010. Untuk varian Belanja Operasi hasil stastistik sebesar
ouput SPSS, tabel Anovaa
Dari
menunjukkan
nilai
Rp.30.013.706.953,
rata-rata dan
nilai
diporoleh nilai b1, b 2, b3, dan b 1,215.
F
hitung
demikian dapat
dengan nilai minimum varian belanja
ditolak
operasi sebesar Rp. 363.700.252 diperoleh
independen
kabupaten Aceh Barat pada tahun 2009
dependen yakni
dan
daerah,
tertinggi
sebesar
Rp.
≠ 0 yaitu
b1 = 1,586 b2 =1,063 b3 = 1,014 dan b4 =
standar deviasi sebesar Rp.7.369.438.440,
nilai
4
yang
223,566>4,
dengan
disimpulkan bahwa Ho berarti
semua
mempengaruhi
varian
variabel variabel
varian Pendapatan Asli Pendapatan
Dana
269.891.845.867 ,- diperoleh kabupaten
Perimbangan, varian Belanja Operasi dan
Aceh Utara pada tahun 2008.
varian Belanja Modal
Belanja modal diperoleh hasil nilai
secara bersama-
sama berpengaruh terhadap sisa anggaran.
rata-rata Rp.26.544.904.374, dan nilai Volume 2, No.1, November 2012
- 48
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala hubungan terhadap sisa anggaran sebesar
Uji Signifikansi Parsial (uji-t) Berdasarkan hasil SPSS diperoleh
96,8%. Koefisien determinasi (R2) sebesar
nilai untuk b1 = 1,586, b2 = 1,063, b3 = 1,014
dan
b4
=
1,215
sehingga
0,936 artinya sisa anggaran sebesar 93,6%
membuktikan bahwa Ho :b1 = b2=b3= dan
dipengaruhi
b4 ≠ 0 yang artinya varian PAD, varian
Transfer
Pendapatan
Dana
Operasi dan Belanja Modal, sedangkan
Perimbanga, varian Belanja Operasi dan
sebesar 6,4% dipengaruhi oleh variabel
varian Belanja Modal berpengaruh secara
lain
parsial terhadap sisa anggaran.
penelitian ini.
Transfer
Pusat
Varian
oleh
Dana
yang
PAD,
Pendapatan
Perimbangan,
tidak
Belanja
dimasukkan
dalam
Dengan kata lain
PAD nilai t hitung 3,341 > 2. artinya Ho
yang besar
ditolak yakni varian PAD secara parsial
variabel independen dalam mempengaruhi
berpengaruh
variabel dependen sangatlah besar.
Variabel
terhadap
varian
sisa
transfer
anggaran.
pusat
menunjukkan
nilai
dana
perimbangan t-hitung sebesar 6,088>2
Pembahasan
sehingga kita menolak Ho yaitu varian
Nilai
pendapatan
transfer
pusat
kemampuan
dana
Koefisien
Pendapatan
untuk
regresi
Varian
seluruh
sampel
perimbangan secara parsial berpengaruh
penelitian ini baik Kabupaten/Kota se
terhadap sisa anggaran, untuk varian
Aceh, diperoleh
belanja operasi diperoleh t hitung sebesar
varian pendapatan berpengaruh positif
5,542>2
varian
terhadap sisa anggaran. Dengan kata lain
belanja operasi secara parsial berpengaruh
apabila terjadi kenaikan varian pendapatan
terhadap sisa anggaran, selanjutnya untuk
sebesar 1 rupiah maka sisa anggaran akan
varian belanja modal hasil t hitung sebesar
naik 1.042 rupiah.
menolak
Ho
artinya
1.042, berarti variabel
8,864>2 sehingga kita menolak H0 yakni
Nilai Koefisien regresi varian belanja
varian belanja operasi secara parsial
untuk seluruh sampel penelitian baik
berpengaruh terhadap sisa anggaran.
kabupaten maupun kota di Provinsi Aceh, diperoleh sebesar 1,161, dari hasil analisis yang diperoleh berarti variabel varian
Uji Koefisien Determinasi Nilai R sebesar 0,968 menunjukkan
belanja berpengaruh positif terhadap sisa
bahwa derajat hubungan (korelasi) antara
anggaran. Dengan kata lain apabila varian
variabel
variabel
belanja naik 1 rupiah maka sisa anggaran
dependen sebesar 96,8%. Artinya PAD,
akan anaik sebesar 1,161 rupiah. Dapat di
Transfer Pusat Dana Perimbangan, Belanja
artikan
Operasi dan Belanja Modal mempunyai
pendapatan
independen
dengan
semakin
tinggi
realisasi
dari pada targetnya maka
semakin tinggi sisa anggaran. Semakin 49 -
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala rendah
realisasi belanja
dari targetnya
maka semakin tinggi sisa anggaran.
varian belanja modal yang lebih besar mempengaruhi sisa anggaran.
Dari hasil uji statistik nilai koefisien
Selama tahun 2008 sampai dengan
regresi varian PAD baik kabupatenmaupun
2010
kota di provinsi Aceh,
terdapat
diperoleh nilai
pada kabupaten/kota se Aceh sisa
anggaran
rata-rata
sebesar 1,586, berarti variabel varian PAD
39.463.649.829,
berbengaruh positif terhadap sisa anggaran.
menyebabkan uang yang seharusnya dapat
Dengan kata lain apabila terjadi kenaikan
dipergunakan untuk kepentingan publik
varian PAD 1 rupiah maka sisa anggaran
namun
akan naik sebesar 1,586 rupiah.
Banyaknya sisa anggaran membuktikan
Varian pendapatan transfer pusat dana
perimbangan
memperoleh
nilai
setiap
Rp.
menganggur
rendahnya
menjadi
penyerapan
kabupaten/kota
tahunnya
anggaran
provinsi
anggaran
SILPA.
Aceh. yakni
di
Kunci
sebesar 1,063 hal ini menunjukkan bahwa
pengunaan
juga terdapat pengaruh positif terhadap
managemen perencanaan yang baik dan
sisa anggaran, berarti jika terjadi kenaikan
efektif.
Pengamat
1 rupiah varian pendapatan transfer Dana
(2007)
berpendapat,
Perimbangan maka sisa anggaran akan
ekonomi, dana sisa lebih perhitungan
naik sebesar 1,063 rupiah.
anggaran (SILPA) justru menimbulkan
ekonomi dari
adanya
Langoday perspektif
Hasil regreesi menunjukkan nilai
inefisiensi. Di sisi lain Atin (2008), sisa
koefisien varian Belanja Operasi sebesar
anggaran terlalu besar sungguh fantastis
1,014, berarti variabel varian Belanja
yang tentunya jika digunakan maksimal
Operasi berpengaruh positif terhadap sisa
pasti membawa manfaat yang sangat besar
anggaran, dengan kata lain apabila terjadi
untuk kesejahteraan rakyat.
kenaikan 1 rupiah varian belanja operasi
SILPA terjadi karena belum adanya
maka sisa anggaran akan naik sebesar
tindakan
1,014 rupiah.
diasumsikan bahwa pemerintah daerah
Demikian juga halnya, nilai koefisisen varian belanja modal
maksimal
pemerintah
yang
belum dapat membuat sebuah klasifikasi
diperoleh sebesar
belanja yang tepat sasaran, itu merupakan
1,215, hal ini menunjukkan bahwa variabel
asumsi awal bahwa sebenarnya sangat
varian Belanja Modal berpengaruh positif
penting
terhadap sisa anggaran, dengan kata lain
terutama untuk belanja operasi dan belanja
apabila terjadi kenaikan sebesar 1 rupiah
modal. Oleh karena itu sangatlah penting
pada variabel varian Belanja Modal maka
dalam
akan diikuti kenaikan pada sisa anggaran
memperhatikan penganggaran baik dari
sebesar 1,215 rupiah.
segi perencanaan yang menjadi prioritas
Dari ke 4 (empat) variabel terseebut
membuat
pengelolan
klasifikasi
keuangan
belanja
daerah
pengalokasian dana, jadwal pembahasan Volume 2, No.1, November 2012
- 50
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala anggaran
sampai
dengan
pelaksanaan
anggaran
harus
disesuaikan
dengan
peraturan yang telah ditetapkan.
Keterbatasan 1.
Variabel
independen
dalam
penelitian ini dibatasi hanya pada KESIMPULAN DAN SARAN
varian
Kesimpulan
dana
Penelitian
ini
pendapatan (PAD, perimbangan)
dan
varian
bertujuan
untuk
belanja daerah (belanja operasi dan
memperoleh
bukti
belanja modal) yang berpengaruh
empiris pengaruh varian Pendapatan (PAD,
terhadap sisa anggaran. Variabel
tranfer
varian
menganalisis
dan
pemerintah
pusat
dana
pendapatan
dan
varian
perimbangan) dan varian Belanja (belanja
belanja
operasi, belanja modal) di kabupaten/kota
disertakan sehingga peneliti tidak
se Aceh. Dari analisis data yang dilakukan
dapat melihat secara keseluruhan
model
pengaruh varian pendapatan dan
penelitian
ini
memenuhi
uji
lain
signifikansi, hal ini dibuktikan bahwa
varian
secara
anggaran.
parsial
dan
simultan
varian
pendapatan(PAD, tranfer pemerintah pusat
2.
yang
belanja
tidak
terhadap
ikut
sisa
Periode pengamatan hanya selama 3
dana perimbangan) dan varian belanja
tahun 2009-2010 merupakan waktu
(belanja
yang
operasi,
berpengaruh
belanja
signifikan
modal)
terhadap
sisa
singkat
untuk
melihat
pengaruh varian pendapatan dan
anggaran.
varian
Bedasarkan analisis data, uji hipotesis,
belanja
terhadap
sisa
anggaran.
serta pembahasan penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1.
Saran
SILPA dipengaruhi dengan nilai positif
oleh
varian
pendapatan
meliputi varian PAD, varian transfer pusat dana perimbangan dan varian belanja
2.
meliputi
varian
keterbatasan penelitian, beberapa saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
belanja
Pada peneliti selanjutnya agar dapat menambah variabel lain dari varian
opersi, dan varian belanja modal.
pendapatan,
Varian PAD, varian pendapatan
variabel
transfer pemerintah pusat, varian
secara keseluruhan dapat melihat
belanja
pengaruhnya terhadap sisa anggaran.
operasi,
varian
belanja
modal, dari ke 4 (empat) varian
51 -
Berdasarkan kesimpulan, hasil dan
belanja
pembiayaan,
Peneliti
selanjutnya
tersebut belanja modal yang lebih
meneliti
SILPA
besar mempengaruhi sisa anggaran.
disumbangkan
Volume 2, No. 1, November 2012
2)
varian
dari
dan
sehingga
agar
dapat apakah
pelampauan
Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala target pendapatan, SILPA dapat
DAFTAR KEPUSTAKAAN
terjadi karena kelebihan perhitungan
Abdullah, S., 2008. Pertanggungjawaban APBD 2007 Apa yang perlu diperhatikan DPRD. http://syukriy.wordpress.com/2008/07/0 5/pertanggungjawaban-apbd-2007-apayang-perlu-diperhatikan-dprd. Altin, D., 2008. SiLPA dan Dilematis Aparatur, http://www.ubb.ac.id/SilpadanDilematis Aparatur&&nomorurut_artikel=185. Investopedia. 2008. BudgetVariance. http://www.investopedia.com/terms/b/ budget-variance.asp. Longaday, O.T., 2007. Dana SiLPA Justru Timbulkan Inefisiensi. http://beritasore.com/2007/09/03/penga mat-ekonomi-dana-silpa-justrutimbulkan-inefisiensi Mahmudi., 2009. Analisis laporan Keuangan Daerah. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YPKN. Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Republik Indonesia. 2006. Peraturan Pemerintah nomor 71Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2010, Nomor 123 Sekretriat Negara. Jakarta.
dana (over estimate) pada belanja daerah dan SILPA yang bersumber dari anggaran beberapa kegiatan tidak dilaksanakan, sisa dana tender proyek karena adanya penawaran yang
lebih
rendah
dari
pagu
anggaran yang disediakan untuk proyek
tersebut
dan
upaya
penghematan. 3)
Menambah
tahun
pengamatan
penelitian. 4)
Bagi dapat
pemerintah
kabupaten/kota
menjadikan
pertimbangan
pengambilan kebijakan mekanisme pengelolaan keuangan daerah dalam penganggaran, pelaksanaan APBD agar
dilakukan
sesuai
dengan
peraturan yang berlaku sehingga sisa anggaran di kabupaten/kota se Aceh dapat diminimalisasi.
Volume 2, No.1, November 2012
- 52