AKTIVITAS MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PERKEBUNAN KARET DESA SINARTANJUNG KECAMATAN PATARUMAN KOTA BANJAR H. NandangHendriawan, M.pd1(
[email protected]) Windani Iswanti 2(
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK WINDANI ISWANTI. 2014. Aktivitas Masyarakat Dalam Pengelolaan Perkebunan Karet di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi. Penelitian ini berlatar belakang masalah bahwa di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar banyak masyarakat yang bekerja sebagai karyawan di perkebunan karet yang menjadi penggerak roda perekonomian masyarakat, tapi dengan adanya perkebunan karet ini kesejahteraan masyarakat dan perunahan status ekonominya belum begitu maju.Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aktivitas masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar, dan bagaimana pengaruh perekebunan karet terhadap masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar.Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang aktivitas masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar dan untuk mengetahui pengaruh perkebunan karet terhadap masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar.Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana tingkat pendidikan responden, bagaimana usia responden, bagaimana status marital responden, bagaimana kepercayaan responden, bagaimana keseharian responden sebagai pekerja perkebunan karet, bagaimana pekerjaan sampingan responden, bagaimana cara bekerja responden sebagai pekerja perkebunan karet, bagaimana keadaan sosial ekonomi responden, bagaimana jumlah pendapatan responden, bagaimana pekerjaan responden, bagaimana jumlah tanggungan keluarga responden, bagaimana sistem pemberian upah bekerja responden, bagaimana kondisi rumah responden.Dalam penelitian ini penulis menggunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisi kuantitatif, teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua responden yang bekerja di perkebunan karet ini sebagai mandor, dibagian penyadap karet yaitu penyadap harian tetap dan penyadap harian lepas, dibagian pemeliharaan yaitu karyawan dibagian penyemprotan, penunasan, dan penyiangan, dan dibagian pengolahan yaitu dibagian pembekuan, pengasapan, dan pengepakkan,dan pengaruh perkebunan terhadap masyarakat yaitu mengurangi pengangguran, terjadi peningkatan pendapatan, terjadi peningkatan pendidikan, dan terjadi perbaikan dan ketersediaan sarana dan prasarana hidup. Mereka bekerja setiap hari kecuali hari libur, karena bekerja di perkebunan karet merupakan pekerjaan pokok dan mereka punya pekerjaan lain,serta dengan bekerja di perkebunan karet bisa merubah status sosial ekonomi meskipun tidak begitu besar, dan semua keluarga responden bisa dikatakan golongan penduduk menengah atau sedang-sedang saja karena penghasilan mereka yang cukup.Atas dasar penelitian ini penulis menyarankan Terus berusaha untuk menjadi pekerja perkebunan karet yang berkualitas dengan cara terus berlatih dan giat bekerja, manfaatkan semua pekerjaan yang ada. Kata kunci: Aktivitas Masyarakat, Pengaruh Perkebunan Karet.
1 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
ABSTRACT WINDANIISWANTI. 2014. The CommunityActivitiesInRubber PlantationManagementinthe VillageofSinartanjung town in pataruman district of Banjar city. Education of GeographyFaculty ofTeacher Training and Educational sciences of the university of siliwangi.This researchbackgroundSinartanjungproblemthatinthe village ofBanjarDistrict ofPatarumanmanypeople whoworkasemployeesinthe rubberplantationsand drives theeconomy ofthe community, butthe presence ofthisrubberplantationperunahanpublic welfareandeconomic statusis notso advanced.As for theprobleminthisresearchishow theactivity ofthe communityin the management ofrubberplantationsinthe VillageDistrict ofPatarumanSinartanjungBanjar, and what about the influence of rubber plantation on the community in the management of rubber plantations in the village District of Pataruman Sinartanjung Banjar. The research objectiveto be achieved inthisresearchistoobtaindata aboutthe activity ofthe communityin the management ofrubberplantationsinthe VillageDistrict ofPatarumanSinartanjungBanjarand what about the influence of rubber plantation on the community in the management of rubber plantations in the village District of Pataruman Sinartanjung Banjar.Thisresearchquestionishow theeducationlevel ofthe respondent, howthe age ofthe respondent, how themarital statusof respondents, howtrustrespondents, howeverydayrespondentsasa rubberplantationworkers, how therespondentside job, how toworkthe respondentsas arubberplantationworkers, how thesocio-economic conditionof the respondents, howthe amount ofincomerespondents, howoccupation,howthe number ofdependentsof respondents, how the systemworksrespondentsremuneration, conditions of the respondent's house.Inthis study the authorsuse themethod used inthisresearchisdescriptivemethod ofquantitativeanalysis, data collection techniques areobservation, interviews, documentary studies, and literature studies.These results indicatethatallrespondentswhoworkinrubberplantationsasforeman, sectionrubber tappers, maintenancesection, and on theprocessingworkeverydayexcept holidays, forworkintherubberplantationsandtheirprincipaloccupationhadanotherjob, as well astheworktherubberplantationscanchange thesocio-economic statusalthoughnotso great, andall thefamiliesof respondentscouldsaymiddleclasspopulationormediocritybecausetheir income issufficient.On the basis ofthis study the authorssuggestConstantlystrivetobecomea qualityrubberplantationworkersby continuingto practiceandhard-working, take advantage of allexisting jobs. Keywords: Community activity, Effect of PlantationRubber.
PENDAHULUAN Latar Belakang Mata pencaharaian masyarakat indonesia dapat dilihat dari corak kehidupan masyarakat setempat berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya. Kehidupan masyarakat Indonesia bisa dibedakan menjadi dua corak yakni corak kehidupan tradisional atau sederhana dan corak kehidupan modern. Mata pencaharian masyarakat yang memiliki corak sederhana biasanya sangat berhubungan degan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia mengarah ke sektor bercocok tanam seperti pertanian dan perkebunan untuk menambah kebutuhan hidupnya, selain bertani dan 2 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
berkebun juga memanfaatkan sumberdaya alam yang ada disekitarnya yang mereka olah sehingga menghasilkan nilai rupiah. Tenaga kerja dalam perkebunan karet yaitu penyadap getah karet yang bekerja setiap hari menyadap pohon karet terdapat pada dua bagian yaitu penyadap harian tetap dan penyadap harian lepas, pemeliharaan tanaman karet yaitu yang bekerja setiap hari melakukan pemeliharaan tanaman karet terdiri dari tiga bagian yaitu penyemprotan, penyiangan, dan penunasan, selanjutnya di bagian pengolahan yaitu dari hasil penyadapan atau latex untuk di buat lembaran sheetyang dimana terdapat pada tiga sub yaitu pembekuan, pengasapan, dan pengepakkan. Penyadap getah karet, pemeliharaan tanaman karet, dan pengolahan merupakan salah satu unsur modal mutlak diperlukan agar pengelolaan suatu perkebunan berjalan sesuai tujuan yang telah di tentukan dan tentunya tercapai. Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kualitas manusia dan kualitas hidup masyarakat indonesia. Perkebunan karet memberikan tanaman penting bagi perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, sumber bahan baku industri, sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pengembangan pusat-pusat pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus berperan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Perkebunan karet sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyrakat yang bekerja di perkebunan karet ini, yang meliputi pengaruh sosial dan ekonomi masyarakat setempat, karena dengan seiring nya perubahan era globalisasi dan penduduk Indonesia yang semakin padat jumlah penduduk Indonesia semakin tinggi, tetapi penyediaan lapangan pekerjaan kurang untuk menampung masyarakat Indonesia yang sudah kita ketahui dan terlihat dimana jumlah angkatan kerja yang semakin banyak, dimana angkatan kerja banyak yang mencari pekerjaan demi memenuhi kebutuhan hidupnya, dan susahnya mencari pekerjaan yang pada saat ini lebih dilihat dari status pendidikannya, maka dari itu masyarakat yang hanya berlulusan rendah dengan menjadi karyawan di perkebunan karet sangat membantu sekali untuk perekonomiannya. Perkebunan
Karet
mandalareh
dimanfaatkan oleh masyarakat
di
Desa
Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar untuk menghasilkan karet yang berkualitas tinggi dengan luas perkebunan 308,088Ha yang dimana terdapat tanaman baru atau lahan yang baru di tanami atau pohon yang sudah tidak berproduksi lalu di
3 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
tebang lahannya untuk di tanami tanaman karet baru seluas 108,708 dan yang berproduksi atau pohon siap sadap seluas 199,380Ha. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang paling menonjol di Desa Sinartanjung selain pesawahan yaitu perkebunan karet yang terdapat di Dusun Sinargalih. Dengan adanya perkebunan karet ini sangat membantu sekali terhadap perekonomian untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, masyarakat sebelumnya ada yang menganggur karena sulit mendapat pekerjaan di karenakan pendidikan mereka yang rendah atau tidak di lanjutkannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka dari itu perkebunan karet ini sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Pengelolaan perkebunan karet di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar yaitu dilihat dari mulai melakukan penanaman sampai pada akhirnya diolah sehingga sampai ke tahap pengepakkan, aktivitas-aktivitas tersebut adalah dari mulai pemeliharaan tanaman, penyadapan karet, dan pengolahan. Dalam melakukan pekerjaan ini yang mempunyai ciri khas tersendiri yaitu dalam teknik dalam bekerja dari mulai pemeliharaan, penyadapan karet, dan ke pengolahan ini merupakan turun temurun dari orang tua dan bagi yang belum memiliki teknik atau tidak adanya turun temurun dari keluarganya tentu saja bisa bertanya atau belajar langsung dengan atasannya, dengan di beri arahan oleh atasan para pekerja yang belum mahir dalam teknik pekerjaan ini bisa langsung mampu melakukan teknik tersebut. Bagian-bagian atau staf di perkebunan karet ini ada yang menduduki sebagai Sinder atau Kepala Bagian , kepala JTU atau Juru Tata Usaha, Mandor Besar , dan Mandor-Mandor seperti Mandor sadap dan Mandor Pemeliharaan, pekerja dibagian pemeliharaan, kemudian para karyawan Penyadap karet dan karyawan yang bekerja di bagian pengolahan. Bekerja di perkebunan karet ini merupakan pekerjaan pokok bagi masyarakat Desa Sinartanjung, yang dimana tadinya mereka menganggur, hanya mendaptkan penghasilan di hari-hari tertentu atau di musim-musim tertentu, dengan bekerja di perkebunan karet mereka bisa mendapatkan pendapatan yang rutin. Perkebunan Karet mandalareh dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menghasilkan karet yang berkualitas tinggi dan tentunya untuk menguntungkan perusahaannya. Dengan demikian penulis tertarik dan merasa perlu untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul:“Aktivitas Masyarakat Dalam Pengelolaan Perkebunan Karet di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar”.
4 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
METODE PENELITIAN Metode yang di gunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptifkuantitatif.
Penelitian
deskriptif
merupakan
suatumetode
yang
mencobauntukmencari, mendeskripsikanpemecahanmasalahpadamasalah-masalahyang diarahkan untuk mengungkapkan data tentang “Aktivitas Masyarakat Dalam Pengelolaan Perkebunan Karet di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar.
PEMBAHASAN 1.
Aktivitas masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet Aktivitas Masyarakat Dalam Pengelolaan Perkebunan Karet di Desa
Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Berdasarkan hasil penelitian bahwa aktivitas masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet yaitu bagaimana cara mengelola perkebunan karet yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sinartanjung guna sebagai tenaga kerja di perkebunan karet ini untuk memenuhi taraf hidup masyarakat oleh karena itu dengan tingkat pengetahuan masyarakat yang cukup dapat meningkatkan terhadap pendapatan masyarakat hal ini di lihat dari cara masyarakat dalam mengelola perkebunan karet ini baik itu dalam segi pemeliharaan yang didalamnya terdapat bagaimana cara atau teknis dalam melakukan penyadapan karet, selain itu juga dalam segi pemeliharaan tanaman karet dan pengolahan getah karet/ latex. a.
Menyadap karet
penyadapan karet, hal itu juga sama harus memiliki pengetahuan dan teknik penyadapan yang baik itu seperti apa guna menghasilkan lateks yang baik dan masyarakat yang bekerja sebagai sadap karet mampu mengerjakannya, hanya satu hal yang enjadi kendala dalam bagian penyadapan karet ini yaitu cuaca dan keadaan pohon yang sudah tidak produksi lagi itu akan menyebabkan getah karet atau lateks kurang bahkan apabila terjadi hujan bisa sampai tidak menghasilkan getah atau lateks. 1) Penyadap Harian Tetap Penyadap harian tetap adalah penyadap yang harus bekerja setiap hari ada kewajiban untuk setiap penyadap yang sakit diwajibkan untuk memberi tahu atau minta izin kepada mandor sadap. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat yang
5 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
bekerja di perkebunan karet bagian penyadapan dan termasuk kedalam penyadap harian tetap sebanyak 5 orang yaitu 38,46%. Untuk dilakukannya penyadapan yaitu kulit pohon di iris oleh pisau sadap kemudian lateks di tampung oleh mangkuk atau cawan, kemudian dilakukannya pemupulan yaiu memasukan lateks kedalam ember yang lebih besar dan bersih. Pekerjaan pokok dari responden adalah penyadap getah karet. Sehingga ketika pendapatan tidak menciukupi pengeluaran, responden mencari pekerjaan sampingan sepulang bekerja di sore hari. 2) Penyadap Harian Lepas Dari keterangan responden yang selanjutnya diperoleh keterangan tentang ciri khas dari pekerjaan penyadap getah karet dengan sistem penyadapan harian lepas. Penyadap harian lepas adalah penyadap yang terlepas dari kewajiban untuk hadir setiap hari. Jadi penyadap harian lepas tidak harus bekerja setiap hari, namun jika penyadap bekerja mendapat bayaran sedangkan kalau tidak bekerja tidak mendapat bayaran atas hari tersebut. Untuk penyadap yang rajin perkebunan memberikan bonus atau premix kepada penyadap atas kerajinan dan kehadiran. b.
Pemeliharaan Tanaman Karet Bagian pemeliharaan ini merupakan pekerjaan di perkebunan karet di bidang
pemeliharaan, yang dimana para pekerja melakukan pekerjaan dari mulai pengolahan lahan yaitu pengukran areal, kemudian dibikin peta sampai ke pelaksanaan pekerjaan yaitu pengolahan lahan tadi dilakukan pembabadan , pembuatan teras (pembuatan jarak teras), pengajiran/ ngajir/ persiapan pembuatan lobang yang berukuran masing-masing 60x60, kemudian dilakukannya pemberian pupuk, untuk pemberian pupuk dilakukan per tri wulan, hingga sampai lah pada tahap pelaksanaan penanaman. 1) Penyiangan Penyiangan yaitu babad gawang (niang gawang), babad terasan ( niang terasan), dilakukannya tersebut dengan cara manual yaitu oleh alat cerulit. Untuk terasan yaitu jarak pohon ke pohon dengan jarak 3 meter, dan untuk jarak gawang yaitu jarak terasan ke terasan dengan jarak 6 meter, untuk babad terasan atau niang tersan itu harus di bersihkan hingga bersih tidak ada ruput, namun untuk babad gawang atau niang gawang hanya di bersikan rumput yang tingginya saja agar tidak menghalangi tanaman karet karena itu bisa mengganggu pertumbuhan tanaman karet tersebut atau menghambat
6 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
pertumbuhan karet, bisa-bisa tanaman karet tersebut tidak bisa tumbuh menjadi pohon karet yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dalam melakukan penyiangan ini hampir semua perempuan atau ibu-ibu yang menjadi pekerja nya, karena pekerjaan ini tidak terlalu berat mereka hanya membersihkan rumput-ruput yang menghalangi lahan yang sudah di tanami tanaman karet. Dan untuk memulai pekerjaan ini pun mereka berangkat dari rumah pada jam 06.00 pagi sampai selesai pada jam 12.00. 2) Penyemprotan Untuk penyemprotan ini mereka hanya melakukan penyemprotan untuk rumputrumput yang tumbuh di lahan perkebunan karet dan juga untuk membasmi hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman karet. Mereka dalam melakukan penyemprotan ini menggunakan alat yang sudah di sediakan oleh perusahaan itu sendiri. Pekerja di bagian penyemprotan ini sebagian besar perempuan, karena pekerjaan ini juga tidak terlalau memberatkan pekerja terbilang ringan. Untuk memulai bekerja mereka berangkat dari jal 06.00 sampai selesai pada jam 12.00. 3) Penunasan Untuk penunasan dari mulai datang tunas, meskipun umur tanaman baru beberapa bulan apabila sudah tumbuh tunas harus sudah di wiwil atau di ambil tunasnya dengan cara di potong, penunasan juga dilakukan pada umur tanaman karet yang berumu 1 tahun. Apabila tanaman karet tidak dilakukan penunasan atau di wiwil akan berpengaruh pada tumbuh kembang batang induk, tidak akan cepat besar dan tinggi, maka dari itu harus dilakukannya penunasan atau bahas disana yaitu ngawiwil. Mereka mulai bekerja dari jam 06.00 sampai dengan selesai pada jam 12.00. c.
Pengolahan Getah Karet/ Latex Sesampainya di pabrik pengolahan ( pengolahan karet sheet). Latex hasil
penyadapan diangkut dengan tangki yang ditarik truk ke pabrik. Di pabrik, karet diterima dan di campur dalam bak penerimaan karet yang dimasukkan dalam bak penerimaan harus melalui saringan untuk mecegah aliran getah karet yang terlalu deras dan terbawanya lump atau kotoran lainnya ke dalam bak penerimaan. Sesampainya di pabrik latex tersebut ditampung dalam bak penampung melalui saringan 40mesh. Pengenceran getah karet atau memperlemah kadar karet adalah menurunkan kadar karet yang terkandung di dalam getah karet sampai diperoleh kadar karet baku
7 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
sesuai dengan yang diperlikan dalam pemuatan sheet yaitu 10% sesuai dengan kondisi dan peralatan tersebut. Adapun pengenceran oleh asam semut yaitu 2,50% , kadar asam semut yan tersedia adalah 90%. Jadi Prinsip pengolahan jenis karet ini adalah mengubah lateks segar menjadi lembaran-lembaran sheet lewat proses penerimaan latex, pengeceran, pembekuan, penggilingan, pengasapan, sortasi, dan pengepakan. 1) Pembekuan Latex yang sudah di lakukan pengenceran lalu di bekukan dengan di tampung di suatu wadah untuk pembekuannya biasanya satu hari dan siap untuk dilakukan penggilingan. Pembekuan ini yaitu pemberian asam dengan menggunakan cerek dari jeriken yang diberi lobang berdiameter ± 1 cm pada bagian atas dengan jumlah lobang berkisar ± 20-30 lobang, pemberian asam sebaiknya menggunakan sebuah pipa dibawah permukaan latex untuk menghindari kemungkinan gelembung-gelembung udara dalam latex, mengaduk latex agar tercampur merata antara latex dengan larutan asam semut, dengan meggunakan alat pengaduk dari plat alumunium yang di beri lobang, pengadukan harus hati-hati jangan terlalu menggerakkan perukaan latex, mengaduknya 10 kali bulak-balik, busa-busa dibuang dengan menggunakan alat plat aluminium, kemudian busa ini ditampung dalam bak khusus sebagai skim, disaring dengan menggunakan saringan kecil berukuran 80 mesh berulang ulang agar kotoran hilang dari latex tersebut, kemudian paang sekat pertama dari tengah dulu maksud masang sekat dari tengah dengan dilanjutkan bagi dua bagi dua agar diperoleh lateks yang sama kadarnya dan tidak tertekan keatas. Setelah bekuan tadi mulai keras agar diberi air (ditambahi air) agar mempercepat proses pengerutan, sheet waktu dikeluarkan tidak lengket, bintik-bintik oksidasi pada bekuan dapat dicegah. Sekat sebelum dipasang supaya dibaahi dulu agar rongga-rongga pada sekat dapat tertutup oleh air sehingga permukaan menjadi rata (tidak ada lekuklekuk kecil). Keesokan harinya bekuan tersebut digiling dengan batery six in one ( 5 giling dan printer untuk selembar sheet ). Selanjutnya dilakukan Penggilingan Kapasitas gilingan perjam = 450 kg. Sambil penggilingan berjalan plat-plat/ sekatsekat segera dibersihkan diusahakan jangan sampai ada lekatan-lekatan latex pada sekat tersebut. Sheet akan dapat terlihat dalam bentuk koagulir yang licin dan serumnya jernih yang berarti taksasi pertama bahwa sheet yang diolah akan baik asal pengasapan dan pengeringannya sesuai dengan ketentuan. Setelah
8 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
melewati printer maka lembaran sheet tadi dicuci dalam bak pencuci serum yang terbuat dari porselan, disimpan sementara dalam gantar pemikul (kiri 51 b- kanan 5 1b) ditutuskan sementara, setelah 5 gantar pemikul terisi maka tiap gantar diangkut secara berurutan ke kamar asap. 2) Pengasapan Pengasapan ini yaitu lembaran sheet diangkut
oleh dua orang dari tempat
tutusan sementara ke ruangan kamar asap, mereka mencuci lembaran sheet ( menghilangkan serum) cukup satu orang, inin pun langsung mengisi gantar pemikul untuk diangkut oleh petugas pengangkut. Dalam kamar asap lembaran-lembaran sheet tadi diatur dalam rak-rak dengan antar gantar ± 10 s/d 12,5 Cm tergantung diameter gantar, sheet tersebut ditutuskan selama 5-6jam dalam kamar asap kemudian diasapi ( masuk kamar asap jam 12.00 WIB baru diasapi jam 17.00 WIB setelah sheet tersebut agak kering) ,keesokan harinya jam 06.00 WIB lembaran sheet tadi dibalik, asap dimatikan dulu semenjak jam 05.00 WIB subuh. Derajat pengasapan di perlukan panas 40º C. 3) Pengepakan Setelah mengalai proses yang disebutkan tadi, tahap terakhir yaitu pengepakkan, alat-alat dan bahan perlengkapan yaitu timbangan duduk, meja untuk melipat sheet yang sudah dilengkapi dengan ukuran sheet untuk di pres, alat pres, tempat sheet yang telah di pres yang diperkuat dengan behel, bahan pelabur, cat biru untuk nomor dan grade balk, sablon merk, paku penusuk agar ujung lembaran menempel disamping lem untuk bandela. Untuk pegiriman dari gudang pabrik dapat dikirimkan ke gudang PTP XI di anjung priook ( Jakarta) dengan menggunakan faktur dengan ketentuan 1 faktur tidak boleh kurang dari 36 balk. 2.
Pengaruh Perkebunan Karet Terhadap masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet. Ditinjau dari kondisi sosial ekonomi sebelumnya bahwa sebagian besar
masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan , mereka yang hanya lulusan SD dan SMP sulit mendapatkan pekerjaan, sekalipun mereka mendapat pekerjaan yaitu sebagai buruh tani, telah kita ketahui menjadi buruh tani itu tidak bisa mendapatkan pendapata yang pokok atau per bulan tetapi hanya pada musim tertentu saja, maka dari itu mereka
9 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
memilih untuk enjadi pekerja di perkebunan karet ini. Bekerja di perkebunan karet ini adalah pekerjaan yang pokok bagi mereka, karena dengan bekerja di perkebunan karet ini pendapatanya per bulan, beda dengan menjadi buruh tani dan bertani yang hanya memiliki pendapatan pada musim tertentu saja. Dan dengan menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan yang pokok bisa meningkatkan pendidikan mereka, yang tadinya hanya lulusan rendah bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya, dan tentunya bisa membiayai anggota keluarganya. Selain mengalami peningkatan pendidikan, mereka juga mengalami perbaikan sarana prasarana hidup, dimana yang tadinya diantara mereka belum mempunyai tempat tinggal tetapi disini disediakan rumah atau dengan sebutan bedeng untuk bisa mereka tempati, dan bagi mereka yang sudah mempunyai tempat tinggal bisa membangun dan memperbaiki tempat tinggal mereka lebih baik lagi, dan itu hasil dari mereka mengumpulakan hasil jerih payah nya selama bekerja di perkebunan karet ini, bahkan ada yan tadinya tidak mempunyai lahan pertanian sekarang punya, bisa membuka usaha sendiri ( warung ), berdagang dikala sudah pensiun. Dampak dari aktivitas masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet ini adalah membawa masyarakat Desa Sinartanjung menuju terhadap peningkatan kesejahteraan hal ini terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan. a.
Mengurangi Pengangguran Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64
tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Perkebunan karet Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar merupakan perusahaan sebagai penyedia lapangan pekerjaan untuk masyarakat di Desa Sinartanjung yang sebelumnya mengalami penggangguran dengan pendidikan mereka yang tergolong rendah menyulitkan mereka untuk mencari pekerjaan yang mereka inginkan, maka dari itu mereka yang berpendidikan rendah dengan bekerja sebagai karyawan diperkebunan karet ini bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Mereka yang sebelumnya bekerja sebagai buruh tani , buruh bangunan dan lainlain, namun untuk menekuni di bidang tersebut menurut mereka dalam penghasilannya
10 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
pun tidak bisa di perhitungkan karena bekerja dibidang itu hanya mnghasilkan pendapatan di kala musim-musim tertentu saja atau apabila mereka dibutuhkan mereka baru mendapatkan pekerjaan dan penghasilan, tetapi dengan bekerja di perkebunann karet ini mereka jadi bisa mendapatkan penghasilan yang rutin yaitu penghasilan per bulan , jadi menurut mereka bekerja di perkebunan karet ini adalah pekerjaan pokok untuk mereka, untuk menjadi buruh tani dan lainnya apabila ada yang menyuruh mereka bisa melakukannya sepulang mereka bekerja di perkebunan karet. b.
Terjadi Peningkatan Pendapatan Pendapatan jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi
kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Pendapatan tenaga kerja adalah pendapatan yang diperoleh seorang buruh tani dalam jangka waktu tertentu (Kamus Bahasa Indonesia). Berdasarkan hasil penelitian bahwa aktivitas masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar yaitu bahwa masyarakat yang berada di Desa Sinartanjung bekerja di perkebunan karet untuk memenuhi taraf hidup masyarakat oleh karena itu dengan tingkat pengetahuan ketekunan keuletan dan rajin bekerja yang cukup dapat meningkatkan terhadap pendapatan masyarakat hal ini dilihat dari dalam melakukan pekerjaan dari mulai pemeliharaan , penyadapan, dan pengolahan mereka dapat melekukan itu semua, dengan bekerja diperkebunan ini yang merupakan pekerjaan pokok bagi masyarakat Desa Sinartanjung. Perbandingan pendapatan yang sekarang tentu saja mengalami perbandingan dengan mereka yang dulu tidak mendapatkan penghasilan yang tetap seperti ini, mereka hanya mendapatkan penghasilan apabila ada yang meyuruh atau memanggil mereka untuk bekerja semisal bertani atau berkebun dan yang lain sebagainya. c.
Peningkaan Pendidikan Peningkatan berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi
lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan) ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya. Peningkatan Pendidikan di Desa Sinartanjung yang berarti adalah Tingkat pendidikan pekerja di perkebunan karet berada pada tingkatan Tamatan SD dan SLTP, yang dimana masyarakat Desa Sinartanjung yang bekerja di perkebunan karet dan melakukan
11 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
peningkatan
pendidikan
untuk
dirinya.Secarateoritissemakintinggitingkatpendidikanseseorangmakaakansemakincepat pula orang tersebutdalammenerimateknologibarudalambekerja.Tingkat pendidikan non formal yaitupendidikan yang diperolehrespondendiluarsekolah.Pendidikan non formal dalampenelitianiniyaitupengetahuandanteknik yang didapatkandari orang tuadanmandor yang bersangkutan. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa yang mengalami peningkatan pendidikan hasil wawancara didapat dari responden yaitu sebanyak 12 orang yang mengalami peningkatan pendidikan, dan yang melanjutkan pendidikan cenderung pekerja dibagian menyadap karet, karena untuk pekerja yang selama bekerjanya baik dan layak untuk diangkat jabatannya bisa diangkat jadi mandor. Mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dibanding dengan pendidikan sebelumnya, yaitu melalui paket B untuk tingkat SMP dan paket C untuk tingkat SMA. d.
Terjadi Perbaikan dan Ketersediaan Sarana Prasara Hidup Sarana segala sesuatu yg dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan. Prasarana segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan).Perbaikan Sarana Prasarana Hidup masyarakat yang mengalami perubahan setelah bekerja di Perkebunan Karet yaitu dari tadinya mereka belum mempunyai rumah, perusahaan menyediakan rumah untuk para karyawan yang disebut rumah bedeng, dan masyarakat yang sudah mepunyai rumah, bisa membangun atau merenovasi rumahnya untuk lebih baik lagi lebih bagus lagi. Ketersediaan sarana prasarana untuk pekerja ketersediaan berupa alat-alat yang di butuhkan oleh para pekerja, perumhan atau bedeng untuk tempat tinggal bagi yang belum memiliki tempat tinggal, jaminan kesehatan, ketersediaan pinjaman koperasi. Ini semua akan mendukung responden untuk meningkatkan kinerjanya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah membahas hasil penelitian dan kemudian menganalisis dan membahas hasilnya dengan menggunakan teori, akhirnya dapat diambil keseimpulan guna menjawab rumusan masalah penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut :
12 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
1.
Aktivitas masyarakat
dalam
pengelolaan perkebunan karet
di
Desa
Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Pada waktu peneliti mengadakan penelitian terhadap responden, umur penyadap, pemeliharaan, dan pengolahan bervariasi, tingkat pendidikannya setingkat SD dan SLTP. Aktivitas masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet yaitu terdapat bagian-bagian pekerjaan dibidang nya masing-masing, pertama karyawan yang bekerja di bagian penyadap karet yaitu karyawan sebagai penyadap harian tetap dan penyadap harian lepas. Untuk karyawan yang bekerja dibagian pemeliharaan tanaman karet terdapat kepada tiga golongan yaitu karyawan yang bekerja dibidang penyemprotan, karyawan yang bekerja dibidang penyiangan dan karyawan yang bekerja dibidang penunasan. Kemudia untuk karyawan yang bekerja dibagian pengolahan terdapat tiga sub yaitu di bidang pembekuan, pengasapan, dan pengepakkan. 2.
Untuk pengaruh perkebunan karet terhadap masyarakat dalam pengelolaan perkebunan karet di Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar yaitu dapat mengurangi pengangguran Masyarakat Desa Sinartanjung, terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, terjadi peningkatan pendidikan, kemudian terjadi perbaikan dan ketersediaan sarana prasarana hidup masyarakat. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dijadikan oleh penulis, yakni sebagai berikut : 1.
Untuk peningkatan taraf kehidupan para pekerja ada baiknya mereka dinaikan lagi agar benar-benar terbentuk yang namanya kesejahteraan kehidupan. Namun harus timbul kesadaran dari para pekerja baik itu dari bagian penyadapan, bagian pemeliharaan, dan dari bagian pengolahan, dengan diimbangi peningkatan kerja yang lebih baik.
2.
Pekerja baik itu penyadap karet, baik itu bagian pemeliharaan , dan di bagian pengolahan, yang mempunyai ciri khas pengetahuan atau keterampilan turun temurun tetap harus dilestarikan dengan di turun temurunkan lagi, namun harus secara lebih terampil agar tetap terjaga dan menjadi
kebanggaan bagi
pekerja di
bidang nya
masing-masing
13 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat
danperkebunan karena pekerja di perkebunan ini mempunyai ciri kekhasan tersendiri. 3.
Staf ahli dari perkebunan sebaiknya memberikan bimbingan terhadap para pekerja di bidangnya masing-masing agar tercipta keseimbangan antara pengetahuan, teknik yang didapatkan pekerja dari orang tua khususnya penyadap karet menurut teori agar tercipta kualitas kerja yang lebih baik.
4.
Untuk penelitian lanjutan diharapkan hal-hal yang belum terungkap pada skripsi ini dapat dilengkapi dan disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA Siswoputranto, P.S. (1981). Perkembangan Karet Internasional. Jakarta : LEMBAGA PENUNJANG PEMBANGUNAN NASIONAL(LEPPENAS) Mantra,Bagoes.(2003). Demografi Umum. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. Sumaatmadja,Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung : Alumni. Buku Khusus Tentang Perkebunan Karet (Tidak di Terbitkan)
14 | H. NandangHendriawan dan Windani Iswanti, Aktivitas Masyarakat