AKTIVITAS DAKWAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA CIPAYUNG JAYA DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Disusun oleh : Sri Ayu Rahayu Nim : 107051002395
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
ABSTRAK
AKTIVITAS DAKWAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA CIPAYUNG JAYA DEPOK
Pondok pesantren Qotrun Nada merupakan pesantren yang sudah cukup di kenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat Cipayung Jaya Depok. Dari banyaknya pesantren yang ada di kota Depok, pondok pesantren Qotrun Nada merupakan pesantren yang cukup unggul sekota Depok, karena dengan kegiatan-kegiatannya yang bagus dan kesederhanaannya yang dimiliki oleh pondok pesantren Qotrun Nada tersebut. Karena dengan kesederhanaannya dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya, membuat tertarik masyarakat untuk memasuki anaknya ke Qotrun Nada khususnya masyarakat Cipayung Jaya. maka penulis tertarik untuk meneliti pondok pesantren Qotrun Nada ini dengan judul “Aktivitas Dakwah Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok.” Adapun yang akan diteliti oleh penulis yaitu aktivitas apa saja yang dilaksanakan di Qotrun Nada, bagaimana pelaksanaan aktivitas dakwah pondok pesantren Qotrun Nada baik dalam dakwah Bil Lisan maupun dakwah Bil Hal, dan apa saja faktor pendukung dan penghambat di pondok pesantren Qotrun Nada. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penulis mengadakan penelitian ini dengan cara wawancara, observasi langsung kelapangan dan ikut serta dalam kegiatan pengajian seperti: pengajian ratiban yang dilaksanakan setiap malam Jum’at dan kegiatan muhadhoroh. Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya adalah menyusun data secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam melakukan analisis data. Aktivitas dakwah santri yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada baik dalam bentuk Bil Hal dan Bil Lisan bertujuan semata-mata untuk menuntut Ilmu, khususnya Ilmu agama dan serta dapat memberikan apresiasi tentang peningkatan akhlak santri, sehingga generasi yang akan datang masih ada penerus-penerus yang akan memperjuangkan agama Islam.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta yang telah memberikan berbagai macam nikmat, rahmat dan karunia-Nya serta kasih sayang-Nya yang tidak terduga serta telah member kekuatan, kesabaran dan pertolongan kepada penulis hingga terselesainya tugas akhir ini. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan kita pengetahuan tentang hakikat kebenaran yang sesungguhnya, dan dengan ajarannya kita bisa menanggapi segala problematika kehidupan ini dengan suatu ketenangan, kesabaran, dan solusi yang terbaik. Selama proses pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi dan alami, baik yang menyangkut waktu, pengumpulan bahanbahan, pembiayaan dan sebagainya. Namun, kesemuanya itu akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, karena berkat kesungguhan hati, do’a dan kerja keras dan disertai dorongan dan bantuan dari banyak pihak. Skripsi ini mungkin bukanlah sesuatu yang sempurna bahkan yang baru, karena
meskipun
didalamnya
masih
banyak
kekurangan
(penulis
sangat
mengharapkan masukan dan saran yang tentunya membangun) dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi orang banyak. Sudah sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih dan rasa penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak DR. H Arif Subhan, MA, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, Selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik. 3. Bapak Drs. Study Rizal LK, MA. Selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 4. Bapak Mahmud Jalal MA, Selaku Pembantu Dekan Bidang Adm Umum.
ii
5. Bapak Drs. Jumroni, M.S, Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 6. Ibu Umi Musyarofah, MA, seketaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sekaligus selaku pembimbing, yang telah bersedia meluangkannya memberikan bimbingan dan dorongan dalam penulisan skripsi ini dan penulis berharap Ibu dan keluarga selalu mendapatkan kesehatan dan dimudahkan segala macam aktivitasnya oleh Allah SWT, Amin. 7. Seluruh Dosen KPI yang telah memberikan Ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan berlangsung. 8. Kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda H.Anda. St. Bagindo dan Ibunda Hj. Yulmaita, yang selalu memberikan support baik moral dan materil serta do’a yang tidak pernah henti-hentinya kepada penulis hingga dapat terselesaikannya tugas akhir ini. 9. Seluruh santri Qotrun Nada khususnya Zahratus Sa’adah, Sri Wahyuni dan Shela Amelia dan seluruh para Ustad Pondok Pesantren Qotrun Nada khususnya ustad Ready Gunawan, ustad Shofian Efendy dan ustad Musa Abadi Wahab yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi sekitar Pondok Pesantren Qotrun Nada. Terutama kepada Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu KH. Burhanudin Marzuki yang telah meluangkan waktunya dan memberikan informasi kepada penulis, hingga penulisan skripsi ini selesai. 10. Seluruh teman-teman KPI angkatan 2007, yang selalu menyegarkan suasana dan menjadikan hidup lebih hidup. 11. Seluruh Staf perpustakaan utama dan staf perpustakaan dakwah dan komunikasi yang telah meminjamkan buku yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT semoga semua pihaak yang telah memberikan dukungan moral, materi, dan do’a mendapatkan balasan dan keridhoan dan Allah SWT (Amin).
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK.............................................................................................................i KATA PENGANTAR..........................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah......................................................................1 B. Pembatasan dan perumusan Masalah..................................................6 C. Tujuan dan Manfaat penelitian............................................................6 D. Tinjauan Pustaka.................................................................................7 E. Metodologi Penelitian..........................................................................8 F. Sistematika Penulisan.........................................................................11
BAB II : KERANGKA TEORITIS A. Pengertian Aktivitas............................................................................13 B. Pengertian Dakwah.............................................................................14 C. Unsur-Unsur Dakwah.........................................................................17 D. Tujuan Dakwah……………………………….……………….….....30 E. Fungsi-fungsi Dakwah………………………………………………31 F. Pengertian Pesantren………………………………………………...32
iv
BAB III : GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA A. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Qotrun Nada...............................................................................................35 B. Struktur Organisasi…………….....................................................39 C. Visi dan Misi………..................................................................... 40 D. Tujuan ………………....................................................................41 E. Program Kerja Pondok Pesantren Qotrun Nada.............................42 1. Kegiatan Harian…………………………………………....…….42 2. Kegiatan Mingguan………………………………………...…....42 3. Kegiatan Bulanan…………………………………………...…...43 4. Kegiatan Tahunan………………………………………………..43
BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Pondok pesantren Qotrun Nada...............................................................................................44 1. Pelaksanaan Dakwah Bil-Lisan : 1. kegiatan Harian ……………………..…….…….….…….......44 2. kegiatan Mingguan……………………………...….…….......50 3. Kegiatan Bulanan…………………………………….………54 4. Kegiatan Tahunan.....................................................................55 2. Pelaksanaan Dakwah Bil-Hal : 1. Penyembelihan Hewan Qurban................................................61 2. Kegiatan Bakti Sosial...............................................................62 B. Metode Pelaksaan Dakwah Pondok Pesantren Qotrun Nada...............................................................................................64 C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Kegiatan Pondok Pesantren Qotrun Nada...............................................................................................67
v
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………69 B. Saran-saran…………………………………………………….…70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menegaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.1 Islam juga merupakan ajaran Allah yang sempurna dan diturunkan untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi, kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide dan angan-angan saja jika ajaran yang baik tidak disampaikan kepada manusia. Lebih-lebih jika ajaran itu tidak diamalkan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, dakwah merupakan suatu aktivitas yang sangat penting dalam keseluruhan ajaran Islam. Dengan dakwah, Islam dapat diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh manusia dari generasi kegenerasi berikutnya. Sebaliknya, tanpa dakwah terputuslah generasi manusia yang mengamalkan Islam dan selanjutnya Islam akan lenyap dari permukaan bumi.2 Dakwah sangatlah penting dan sangat diperlukan oleh manusia karena tanpanya manusia akan sesat. Berarti hidupnya menjadi tidak teratur dan kualitas kemanusiannya merosot. Tanpa adanya dakwah 1
Abdur Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang 1993), Cet ke-3, h.1 2 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media 2004), Cet ke-1, h.55
1
manusia akan kehilangan akhlak, nuraninya tertutup, menjadi egois, rakus, liar, binal, kehilangan moral, akan saling menindas, saling memakan dan saling memeras. Tanpa adanya dakwah atau karena lemahnya dakwah maka manusia akan melakukan kerusakan dimana-mana. Sumber daya alam akan dipergunakan semaunya yang pada gilirannya akan terjadi kerusakan dan kebangkuratan dimana-mana.3 Firman Allah SWT: “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesaat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl: 125).
Kata ud’u yang diterjemahkan dengan ajakan adalah fi’il amr. Menurut aturan ushul fiqh, setiap fi’il amr menjadi perintah wajib yang harus dipatuhi atau lain-lainnya. Jadi melakukan dakwah Islamiyah itu adalah wajib, karena tidak ada dalam hal ini dalil-dalil lain yang memalingkan kepada sunah atau ibadah (boleh dikerjakan atau boleh tidak). Wajib itu ada dua jenis, yakni wajib aini dan wajib kifa’i. wajib aini maksudnya setiap orang Islam dewasa tidak ada uzur wajib mengerjakannya, baik laki-laki maupun perempuan, seperti sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan dan lainnya. Sedangkan wajib kifa’i artinya harus ada seseorang didalam satu tempat atau kelompok yang
3
Nawari Ismail, Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah Dan Penerapannya, (Jakarta: Pt Bulan Bintang 2004), Ed ke- 2, h. xiv
2
mengerjakannya, agar mereka lepas dari perintah itu. Kalau tidak maka mereka berdosa semuanya seperti sholat jenazah, menyuruh ma’ruf (berbuat baik), melarang munkar (berbuat jahat) dan lain-lainnya. Adapun jenis wajib yang dimaksud didalam dakwah Islamiyah ini pada asalnya adalah wajib kifa’i tetapi
harus diingat
tentang pertanggungan
jawabannya.4 Sebagai diketahui aktivitas dakwah pada awalnya hanyalah merupakan tugas sederhana yakni kewajiban untuk menyampaikan apa yang diterima dari Rasulallah SAW. : “Ballighu ‘anni walau ayat.” Inilah yang membuat kegiatan atau aktifitas dakwah boleh dan harus dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai rasa keterpanggilan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam itu sebabnya aktifitas dakwah memang harus berangkat dari kesadaran pribadi yang dilakaukan oleh orang per orang dengan kemampuan minimal dari siapa saja yang dapat melakukan dakwah tersebut.5
Dan
salah
satu
tempat
yang
dapat
dijadikan
untuk
mengembangkan dakwah dalam melalui aktivitas-aktivitas dakwah yang dilaksankannya adalah Pondok Pesantren Qotrun Nada. Di Indonesia
pondok pesantren dikenal
sebagai
lembaga
pendidikan yang mewujudkan proses wajar dalam perkembangan sistem pendidikan nasional. Dari segi historis, pondok pesantren tidak hanya mengandung makna dakwah Islam, melainkan juga mengandung unsur keaslian Indonesia. Sebab, lembaga pendidikan berasrama yang serupa ini 4
Muhammad Nuh Sayid. Dakwah Fardiyah pendekatan personal dalam dakwah, Solo: Era Intermedia, 1996. Hal.4 5
Drs.H.Munzier Suparta.M.A.,Metode Dakwah,(Jakarta: Kencana, 2009), Cet ke-3.
h.viii.
3
sudah terdapat pada masa kekuasaan Hindu-Budha dengan nama pedepokan. Kemudian, datangnya Islam ke Indonesia telah berhasil meneruskan serta meng-Islam-kannya menjadi pesantren. Pada masa pra Islam, lembaga pendidikan model pesantren berfungsi mencetak elit agama Hindu-Budha. Kemudian, pada masa Islam pesantren berkembang menjadi pusat berlangsungnya proses pembelajaran ilmu-ilmu keislaman. di pesantren itulah muslim Indonesia mendalami ajaran dasar keislaman.6 Dengan menyadarkan diri kepada Allah SWT, para kyai pesantren memulai pendidikan pesantrennya dengan modal niat ikhlas dakwah untuk menegakkan kalimat-Nya, didukung dengan sarana prasarana sederhana dan terbatas. Inilah ciri pesantren, tidak tergantung kepada sponsor dalam melaksanakan visi dan misinya. Memang sering kita jumpai dalam jumlah kecil pesantren tradisional dengan sarana prasarana yang megah, namun para
kyai
dan
santrinya
tetap
mencerminkan
perilaku-perilaku
kesederhanaan. Relevan dengan jiwa kesederhanaan di atas, maka tujuan pendidikan
pesantren
adalah
menciptakan
dan
mengembangkan
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, sebagai pelayan masyarakat, mandiri, dan menegakkan agama Islam.7 Salah satu pesantren yang dapat dijadikan untuk mengembangkan dakwah dalam melalui aktifitas-aktifitas dakwah yang dilaksanakannya adalah Pondok Pesantren Qotrun Nada. Pesantren ini merupakan pesantren
6
Umi Musyarrofah. Dakwah K.H. Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan, (Jakarta: Uin Jakarta Press 2009), Cet.ke-1, h. 4-5 7 M.Sulthon Masyhud & Moh.Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka 2005), Cet.ke-2, h. 92-93
4
yang sudah cukup di kenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat Cipayung Jaya Depok, dari banyaknya pesantren yang ada di kota Depok, pondok pesantren Qotrun Nada adalah pesantren yang cukup unggul sekota Depok dan aktivitas yang dilaksanakannya pun berbeda dengan pesantren kota Depok lainnya. Dengan berbagai aktivitas yang berbeda dengan pesantren sekota Depok lainnya, banyak para orang tua memasukkan anaknya ke pesantren Qotrun Nada, karena selain aktivitasnya yang begitu banyak dan bagus tapi bayarannya itu cukup murah dan terjangkau.8 Dan salah satu aktifitas pondok pesantren Qotrun Nada yang berbeda dengan pesantren lain yaitu kegiatan Batsul Masail dan pengajian Amsilati, yang mana Batsul Masail ini membahas tentang masalah fiqih, seperti membahas toharoh, jual beli dalam Islam, haid, nifas, riba dan lain-lain. Dan metode belajarnya ini seperti persentasi, ada Tanya jawab, dan sekaligus bisa saling tukar pendapat maupun pikiran, sedangkan kalau pengajian Amsilati itu, gunanya untuk cara cepat membaca kitab kuning, dan pengajian kitab Amsilati ini hanya di pondok pesantren Qotrun Nada saja yang baru melaksanakannya sedangkan di pesantren Depok lainnya belum ada yang melaksanakannya. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang mempunyai daya tarik cukup besar bagi para santri. Oleh karena itu, Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti dalam bentuk judul :
8
Wawancara Pribadi Shela Amelia. Santri Pondok Pesantren Qotrun Nada. Jakarta 21 Maret 2011
5
“Aktivitas Dakwah Santri Di Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Pancoran Mas Depok”
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Batasan dalam kajian karya Ilmiah ini di batasi yang terkait dalam Aktivitas dakwah santri Pondok Pesantren Qotrun Nada meliputi kegiatan Dakwah Bil-Lisan dan Dakwah Bil-Haal. 2.
Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti akan
merumuskan masalah sebagai berikut : a. Aktifitas dakwah apa saja yang dilaksanakan oleh para santri yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada ? b. Bagaimana pelaksanaan aktifitas dakwah santri di pondok pesantren Qotrun Nada ? c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat di pondok pesantren Qotrun Nada ini dalam melaksanakan aktivitasnya ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari diadakan penelitian ini adalah : a. untuk mengetahui aktivitas-aktifitas dakwah santri yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada.
6
b. Untuk mengetahui pelaksanaan aktifitas dakwah santri di pondok pesantren Qotrun Nada. c. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam menyampaikan ajaran Islam. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan keilmuan dakwah khususnya tentang aktifitas dakwah dan guna memenuhi kebutuhan motivasi spiritual masyarakat. b. Manfaat Praktis Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai sarana yang mendukung dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan dakwah di pondok pesantren Qotrun Nada khususnya, dan pada masyarakat luas pada umumnya.
D. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan karya ilmiah ini, sebelum penulis mengadakan penelitian lebih jauh dan kemudian menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Adapun maksud dari penelitian ini untuk mengetahui bahwa permasalahan yang penulis teliti berbeda dengan yang diteliti sebelumnya.
7
Setelah penulis mengadakan kajian pustaka, penulis akhirnya menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Skripsi tersebut antara lain adalah skripsi karya Nurmaniyah Tahun 2006 yang berjudul “ Penerapan Retorika K.H. Burhanuddin Marzuki Dalam Dakwah Di Pondok Pesantren Qotrun Nada Depok “. Focus penelitian pada skripsi karya Nurmaniyah memfokuskan pada penerapan retorika seorang K.H Burhanuddin Marzuki dalam dakwahnya di pondok pesantren Qotrun Nada, sedangkan penelitian yang akan diteliti oleh penulis yaitu pada “aktivitas dakwah santri di pondok pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok.”
E. Metodologi Penelitian Agar dapat membahas dan merumuskan masalah penelitian dengan baik, maka penulis akan mengambil metode penelitian dengan langkahlangkah berikut ini: 1. Metode Penelitian Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu suatu metodologi penelitian yang dihasilkan dari sebuah data yang di kumpulkan berupa kata-kata, gambar dan suatu penelitian bersifat alamiah dengan mendatangi langsung tempat penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Bodgan dan Taylor mendefinisikan bahwa metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang 8
menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.9 Tujuan adanya metode ini adalah agar dapat menggambarkan suatu keadaan serta dapat mengambil manfaat dari penelitian yang sebenarbenarnya berdasarkan hasil tes wawancara dengan narasumbernya. Untuk itu guna mempermudah menyelesaikan skripsi ini langkah-langkah metodologi yang disusun oleh penulis ini sebagai berikut: a. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek adalah orang atau kelompok orang yang memberi informasi, dalam hal ini adalah para santri, para Ustad dan oleh KH. Drs. Burhanuddin Marzuki (Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada). b. Objek Penelitian Sedangkan menjadi objek penelitian ini adalah segala bentuk kegiatan dakwah bil lisan dan bil haal yang dilakukan oleh pondok pesantren Qotrun Nada. 2. Tempat Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok. Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian skripsi ini adalah selama 1 bulan terhitung dari tanggal 5 sampai 30 Maret 2011.
9
Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989), cet ke-1 h.4
9
Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, tehnik pengumpulan data yang akan dilaksanakan adalah melalui beberapa data yaitu : a. Observasi, adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.10 Metode ini dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung ke objeknya. Dalam observasi ini penulis akan meneliti tentang aktifitas dakwah di pondok pesantren Qotrun Nada. b. Wawancara, adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara langsung dalam proses tanya jawab itu.11 Peneliti mewawancarai dengan pihak yang bersangkutan, untuk mengetahui gambaran umum tentang pesantren dan mengetahui aktifitasaktifitas apa saja yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada. c. Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan tentang apa yang diteliti. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data melalui: fhoto, buku-buku, dan bahan-bahan yang lainnya. 3. Tehnik Analisa Data Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan di interprestasikan, adapun metode yang digunakan dalam menganalisis data
10
M.Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), Cet ke-4, h.183 11 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), Ed 1, h.193.
10
dengan menggunakan metode analisis deskriptif maksudnya, cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberikan gambaran mengenai data yang telah terkumpul secara apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.
F. Sistematika Penulisan Sebagai karya tulis ilmiah, penulisan skripsi ini akan di susun secara sistematis sesuai dengan ketentuan yang ada dan berlaku. Adapun bentuk penulisan skripsi ini sebagai berikut: BAB I
Dalam bab ini akan membahas pendahuuan yang memaparkan latar belakang masalah, agar tetap fokus, dengan memberikan batasan dan rumusan masalah. Namun yang tak kalah penting juga dicantumkan tinjauan teoritis dan metodologi penelitian sebagai kerangka berpikir serta sistematika penulisan
BAB II
Dalam bab ini, akan menjelaskan mengenai pengertian aktivitas, pengertian dakwah, bentuk-bentuk dakwah,
unsur-unsur
dakwah, tujuan dakwah, fungsi-fungsi dakwah dan pengertian Pondok Pesantren Qotrun Nada.
BAB III Dalam bab ini, menjelaskan mengenai sejarah berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada, visi dan misi, tujuan, program kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Qotrun Nada dan struktur organisasi.
11
BAB IV Sebagai inti pembahasan bab ini membahas tentang aktivitas dakwah dan pelaksanaannya di Pondok Pesantren Qotrun Nada, metode pelaksanaan dakwah di Pondok Pesantren Qotrun Nada, faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan dakwah Pondok Pesantren Qotrun Nada.
BAB V Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran yang dilengkapi daftar pustaka, hasil wawancara dan lampiran yang dianggap penting
12
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Pengertian Aktivitas Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk keaktifan dan kegiatan.1 Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi atau lembaga.2 Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktifitas, kegiatan, atau kesibukan yang dilakukan manusia. Namun berarti atau tidaknya kegiatan tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena menurut Samuel Soeltoe sebenarnya aktifitas bukan hanya sekedar kegiatan, beliau mengatakan bahwa aktifitas dipandang sebagai uaha mencapai atau memenuhi kebutuhan. Menurut ilmu Sosiologi aktivitas diartikan sebagai segala bentuk kegiatan yang ada di masyarakat seperti gotong royong dan keja sama disebut sebagai aktivitas sosial baik yang berdasarkan hubungan tetangga atau kekerabatan.3 Sedangkan aktivitas dakwah adalah salah satu kegiatan-kegiatan yang penting dalam agama Islam, yang mana di dalamnya terdapat seruan
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997). Cet-9, h.20. 2 Departremen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990). Cet. Ke-3, h.17 3 Sojogyo dan Pujiwati Soyogyo, Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1999) , Cet ke-12 Jilid 1.h.28
13
atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha untuk mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat serta mendapatkan ridho dari Allah.4 Dari definisi diatas penulis menyimpulkan, bahwa aktivitas adalah kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam setiap bagian yang tidak terlepas baik yang bersifat individu ataupun kerja sama atau kelompok. B. Pengertian Dakwah Secara bahasa (etimologi) kata dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu da’a – yad’u – da’watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil. Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah (terminologi) sangat beragam, karena setiap ahli dakwah memberikan pengertian dan sudut pandang yang berbeda-beda sehingga istilah dari suatu ahli dakwah dengan ahli yang lainnya seringkali terdapat beberapa persamaan Menurut Toha Yahya Omar mendefinisikan dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.5 Menurut H.S. Nasaruddin Latief mendifinisikan : dakwah adalah setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak memanggil manusia lainnya untuk beriman
4
Matuloh, Pengaruh Aktifitas Dakwah Terhadap Perubahan Akhlak Remaja Ustad Jami’Asy-yafi’iyyah Pondok Pucung Karang Tengah Tanggerang, 2009, Skripsi Jurusan KPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5 Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009). Cet.ke-1, h. 1-2
14
dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak islam.6 Sedangkan menurut Syekh Ali Mahfudz memberikan definisi tentang dakwah: ِﺣَﺚﱡ اﻟﻨﱠﺎسِ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﺨَﯿْﺮِ وَاﻟْﮭَﺪْيِ َواْﻻَﻣْﺮُ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُوْفِ وَاﻟﻨﱠﮭْﻲُ ﻋَﻦِ اﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻟِﯿَﻘُﻮْزُوْ ﺑِﺴَﻌَﺎدَةِ اﻟْﻌَﺎﺟِﻞِ وَاْﻻَﺟِﻞ “mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk, dan menyuruh berbuat baik, dan mencegah berbuat munkar untuk mencapai kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat.”
Dari ungkapan di atas dapatlah dipahami bahwa dakwah pada hakikatnya adalah segala aktifitas dan kegiatan yang mengajak orang untuk berubah dari satu situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan Islami kepada nilai kehidupan yang Islami. Aktifitas dan kegiatan tersebut dilakukan dengan mengajak, mendorong, menyeru, tanpa tekanan, paksaan dan provokasi, dan bukan pula dengan bujukan dan rayuan pemberian sembako.7 Selain definisi yang dikemukakan di atas, dalam Al-Qur’an juga banyak disebut tentang pengertian dakwah, salah satu diantaranya dalam surat An-Nahl 125 :
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang 6 7
Hasuddin, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005). Cet. Ke-1, h.41 Munzier Suparta, Metode Dakwah,(Jakarta: Kencana, 2009), Cet ke-3, h.xi
15
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesaat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. Ayat diatas menerangkan bahwa dakwah merupakan perbuatan yang sangat penting, karena dalam ayat tersebut terdapat kata serulah, maka umat manusia diperintahkan untuk menyeru, menyebarkan, mengajak, memberikan pengetahuan kepada orang lain tentang ajaranajaran Islam, meluruskan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. Dari berbagai definisi dakwah di atas yang disampaikan oleh para ahli dakwah, dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan mengajak manusia kepada jalan kebenaran, menyampaikan syariat Islam kepada individu atau kelompok baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan agar mereka senantiasa berada di jalan Allah. Adapun bentuk-bentuk dakwah yaitu : 1.
Dakwah bil lisan Dakwah bil lisan adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subjek dan objek dakwah). Dakwah bi lisan mempunyai beberapa media, seperti: khutbah, ceramah, ataupun pidato.
2.
Dakwah bil qalam Dakwah bil qalam adalah dakwah dengan menggunakan media tulisan. Dakwah bil qalam merupakan bentuk dakwah yang pernah dipraktekan Rasulullah SAW. Dakwah dalam bentuk tulisan yang
16
dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah dengan mengirim surat-surat yang berisi seruan, ajakan, atau panggilan. Dakwah bil qalam pada era sekarang ini menggunakan media cetak yang meliputi: surat kabar, majalah, brosur, dan bulletin. 3.
Dakwah bil hal Dakwah bil hal adalah melaksanakan amal kebaikan dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi bidang sosial, ekonomi, dan budaya dalam bingkai nilai-nilai ajaran agama Islam. Dakwah bil hal merupakan usaha merintis dan mempraktekkan ajaran Islam dalam kehidupan seharihari. Dakwah dalam bentuk ini dapat dilakukan oleh setiap orang dimana pun berada dengan profesi apa pun. 8
C. Unsur-unsur Dakwah Unsur-unsur dakwah haruslah ada dalam proses dakwah, bilamana unsur-unsur itu tidak terpenuhi maka dakwah akan mengalami hambatan bahkan kegagalan. Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Adapun unsur-unsur dakwah itu antara : Da’i (pelaku dakwah), mad’u (penerima dakwah), materi dakwah (maddah), media dakwah (wasilah), metode dakwah (metode) dan efek dakwah (atsar). Adapun pengertian-pengertiannya adalah sebagai berikut :
1. Da’i (pelaku dakwah) 8
Umi Musyarrofah. Dakwah KH.Hamam Dja’far dan Pondok Pesantren Pabelan. (Jakarta: UIN Press, 2009) cet ke-1 h.20-21.
17
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok atau lewat organisasi. Secara umum kata da’i ini sering disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam). Namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti penceramah agama, khatib, dan sebagainya. Nasaruddin Lathief mendefinisikan bahwa da’i adalah muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi tugas ulama.9 Dalam Al-Qur’an dan sunnah, terdapat penjelasan tentang amr ma’ruf nahi munkar dan perintah terhadap mereka yang layak untuk membawa bendera dakwah Islam. Merekalah yang mampu mengajarkan agama, baik melalui tulisan, ceramah maupun pengajaran sehingga individu dan masyarakat dapat memahaminya. Dalam kegiatan dakwah peranan da’i sangatlah esensial, sebab tanpa da’i ajaran Islam hanyalah idiologi yang tidak terwujud dalam kehidupan masyarakat. Adapun sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang da’i yaitu : 1.
Mendalami Al-Qur’an dan Sunnah dan Sejarah kehidupan Rasul serta khulafaurrasyidin.
9
Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hlm. 21-22
18
2.
Memahami keadaan masyarakat yang akan dihadapi.
3.
Berani dalam mengungkapkan kebenaran kapan pun dan di mana pun.
4.
Ikhlas dalam melaksanakan tugas dakwah tanpa tergiur oleh nikmat materi yang hanya sementara.
5.
Satu kata dengan perbuatan.
6.
Terjauh dari hal-hal yang menjatuhkan harga diri.10 Karena pentingnya fungsi da’i ini, maka banyak Al-Qur’an dan
Hadist yang memberikan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh da’i. demikian pula banyak buku yang ditulis oleh yang memberikan syarat ideal bagi juru dakwah. Oleh karena itu, da’i yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat yang akan menjadi mitra dakwahnya adalah caloncalon da’i yang akan mengalami kegagalan dalam dakwahnya. 2.
Mad’u (penerima dakwah) Mad’u dalam isim maf’ul dari da’a, berarti orang yang diajak, atau dikenakan perbuatan dakwah. Mad’u adalah objek dan sekaligus subyek dalam dakwah yaitu seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, seorang bayi yang baru lahir ataupun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah mad’u dalam dakwah islam. Dakwah tidak hanya ditujukan kepada orang Islam, tetapi
10
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Ed.1, h. 77 & 81
19
orang-orang diluar Islam, baik mereka itu atheis, penganut aliran kepercayaan, pemeluk agama-agama lain, semua adalah mad’u. Sesuai dengan firman Allah QS. Saba’ 28 :
“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (QS. Saba’ : 2 ). Mereka yang menerima dakwah ini lebih disebut mitra dakwah dari pada
sebutan
objek
dakwah
sebab
sebutan
yang
kedua
lebih
mencerminkan kepasifan penerima dakwah; padahal sebenarnya dakwah adalah suatu tindakan menjadikan orang lain sebagai kawan berfikir tentang keimanan, syari’ah, dan akhlak kemudian untuk diupayakan dan diamalkan secara bersama-sama.11 Di awal surat Al-Baqoroh, mad’u dikelompokkan dalam tiga rumpun, yaitu mukmin, kafir, dan munafik. Mujahid berkata: “ empat ayat di awal surah Al-Baqoroh mendeskripsikan tentang sifat orang mukmin, dua ayat mendeskripsikan sifat orang kafir, dan tiga belas ayat berikutnya mendeskripsikan sifat orang munafik”. Muhammad Abu al-Fath Al Bayununi mengelompokkan mad’u dalam dua rumpun besar yaitu : rumpun muslimun atau mukminun (umat yang telah menerima dakwah), dan non muslim atau umat dakwah (umat yang perlu sampai kepada mereka dakwah Islam). 11
Cahyadi Takariawan. Prinsip-Prinsip Dakwah, ( Yogyakarta: ‘Izzan Pustaka, 2005), Cet, ke- IV. h. 25
20
3. Materi Dakwah (Maddah) Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i pada mad’u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bisa dijadikan maddah dakwah Islam. Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi 4 masalah pokok, yaitu : a. Masalah Akidah Akidah secara harfiah berarti sesuatu yang tersimpul secara erat dan kuat. Wacana tersebut lalu dipakai dalam istilah agama Islam, yang mengandung pengertian “ pandangan pemahaman, ataui ide yang diyakini kebenarannya oleh hati. Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah Islamiah. Karena akidah mengikat kalbu manusia dan menguasai hatinya. Dari akidah inilah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia. Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah akidah atau keimanan. Akidah yang menjadi materi utama dakwah ini mempunyai cirriciri yang membedakan kepercayaan dengan agama lain, yaitu : 1.
Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Dengan demikian seorang muslim selalu jelas identitasnya dan bersedia mengakui identitas keagamaan orang lain.
2.
Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalakan bahwa Allah adalah Tuhan seluruh alam, bukan Tuhan
21
kelompok atau bangsa tertentu. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hujarat ayat 3 :
“Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulallah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Q.S. Al-Hujarat: 3).
3.
Kejelasan dan kesederhanaan diartikan bahwa seluruh ajaran akidah baik soal ketuhanan, kerasulan, ataupun alam ghaib sangat mudah untuk dipahami.
4.
Ketahanan antara iman dan Islam maupun amal perbuatan. Aspek ajaran Islam tentang ketuhanan dan kepercayaan
(akidah) pada intinya mengandung keyakinan terhadap ke-Maha Esa-an Allah SWT.12 b. Masalah Syari’ah Hukum atau syari’ah sering disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Pelaksanaan syari’ah merupakan sumber yang melahirkan peradaban Islam, yang
12
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 109-110
22
melestarikan dan melindunginya dalam sejarah. Syari’ah inilah yang akan selalu menjadi kekuatan peradaban di kalangan kaum muslim. Dan materi dakwah dalam bidang syariah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar, pandangan yang jernih, kejadian secara cermat terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat setiap persoalan pembaruan, sehingga umat tidak terperosok ke dalam kejelekan, sementara yang diinginkan dalam dakwah adalah kebaikan. Dan inilah yang akan dijadikan materi dakwah sebagaimana da’i mampu mengemas masalah syariah ini ke dalam permasalahan umat era sekarang yang bisa menjawab atau memberikan solusi terhadapnya. Dan terpenting materi syariat ini tidak bertentangan dengan sumber utamanya yaitu al-Qur’an dan Hadist.13 c. Masalah Muamalah Islam ternyata agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar daripada urusan ibadah. Islam lebih banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada aspek kehidupan ritual. Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini masjid, tempat mengabdi kepada Allah. Ibadah dalam muamalah disini diartikan sebagai ibadah yang mencakup hubungan denga Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT. Dan muamalah jauh lebih luas daripada ibadah. Hal demikian dengan alasan : a. Dalam Al-Qur’an atau kitab-kitab hadits, proporsi terbesar sumber hukum itu berkenaan dengan urusan muamalah. 13
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 114
23
b. Adanya sebuah realita bahwa jika urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan muamalah yang penting maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan (bukan ditinggalkan). c. Ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar daripada ibadah yang bersifat perorangan. Karena itu sholat jamaah lebih tinggi nilainya daripada sholat sendirian. d. Bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka kifaratnya tebusannya adalah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan muamalah. e. Melakukan amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapatkan ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah sebagaimana yang tertera dalam hadits berikut : “orangorang yang bekerja untuk menyantuni janda dan orangorang miskin, adalah seperti pejuang di jalan Allah (atau aku kata beliau berkata) dan seperti orang yang terus menerus sholat malam dan terus menerus puasa.”14 Dari hadist tersebut, dapat dianalisa bahwa ibadah sosial seperti menyantuni kaum dhuafa, meringankan beban orang lain adalah lebih besar ganjarannya daripada ibadah-ibadah sunnah. d. Masalah Akhlak 14
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 115
24
Pengertian akhlak dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab, yang berarti perangai, tabi’at, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun agama. Secara linguistic (kebahasaan) kata akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata tersebut memang begitu adanya. Kata akhlak adalah jamak dari kata khulqun atau khuluq yang artinya sama dengan arti akhlak sebagaimana telah disebutkan diatas. Baik kata akhlak atau khuluq keduaduanya dijumpai pemakainnya di dalam Al-Qur’an maupun Hadist sebagai berikut :
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S. Al-Qalam: 4).15 Menurut istilah, pengertian akhlak adalah akhlak yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran atau pertimbangan. Sementara menurut Al-Ghazali, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbullkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Akhlak tidak dapat begitu saja dimiliki oleh seseorang. Akhlak adalah sesuatu yang sudah menempel pada seseorang dan menjadi bagian dari dirinya.
15
Moh.Ardani, Akhlak Tasawuf Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), Ed-2.h.25
25
Dari definisi tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.16 Untuk itu salah satu materi dakwah Islam dalam rangka memanifestasikan penyempurnaan martabat manusia serta membuat harmonis tatanan hidup masyarakat, disamping aturan legal formal yang terkandung dalam syariat, salah satu ajaran etis Islam adalah akhlak. Dengan demikian, orang bertakwa adalah orang yang mampu menggunakan akalnya dan mengaktualisasikan pembinaan akhlak mulia yang menjadi ajaran paling dasar islam. 4.
Wasilah (Media Dakwah) Unsur dakwah yang keempat adalah wasillah (media) dakwah, yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunkan berbagai wasillah. Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu : a. Lisan, inilah wasilah dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya. 16
Asep Usmar Ismail, Tasawuf, (Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Jakarta, 2005), hlm. 25
26
b. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyrat spanduk, lukisan, gambar dan sebagainya. c. Audio Visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, televisi, film, slide, internet dan sebagainya. d. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.17
5. Thariqoh (Metode Dakwah) Sebelum kita membicarakan metode dakwah, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian metode. Kata metode berasal dari bahasa latin methodus yang berarti cara. Dalam bahasa Yunani, methodus berarti cara atau jalan. Sedangkan dalam bahasa Inggris methode dijelaskan dengan metode atau cara. 18 Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajatan materi dakwah Islam. Dalam meyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan. Ketika membahas tentang metode dakwah, maka pada umumnya merujuk pada surat AnNahl: 125
17 18
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 120 Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 120-121
27
“Seluruh ( manusia ) kepada jalan Tuhanmu degan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantalah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl: 125). Dalam ayat ini, metode dakwah ada tiga, yaitu : 1.
Bi al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi saran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga didalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
2.
Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.
3.
Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.19
6. Atsar (Efek Dakwah) Dalam setiap aktifitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Artinya, jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi
19
Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hlm. 34
28
dakwah, wasilah, dan thariqah tertentu, maka akan timbul respons dan efek (atsar) pada mad’u (penerima dakwah). Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i. kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal, atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya tanpa menganalisis atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya.20 Evaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah harus dilaksanakan secara radikal dan komprehensif, artinya tidak secara parsial atau setengah-setengah. Seluruh komponen system dakwah harus dievaluasi secara komprehensif. Sebaliknya, evaluasi itu dilakukan oleh beberapa da’i, para tokoh masyarakat, dan para ahli. Jadi dengan menerima pesan melalui kegiatan dakwah, diharapkan akan dapat mengubah cara berfikir seseorang tentang ajaran agama sesuai dengan pemahaman yang sebenarnya. Begitu pula dengan perbuatan atau perilaku seseorang itu pada hakikatnya, adalah perwujudan dari perasaan dan pikirannya. Adapun dalam hal ini perilaku yang diharapkan adalah
20
Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hlm. 34
29
perilaku yang sesuai dengan pesan dakwah, yakni perilaku positif sesuai dengan ajaran Islam baik bagi individu taupun masyarakat.21 D. Tujuan Dakwah Tujuan umum dakwah merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam aktivitas dakwah. Ini berarti, bahwa tujuan dakwah masih bersifat umum dan utama, dimana seluruh gerak langkah proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan padanya. Dengan demikian, tujuan dakwah secara umum sebagaimana yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an adalah mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin maupun orang kafir) kepada jalan yang benar yang diridhoi Allah SWT. Di samping itu, tujuan dakwah itu adalah mendapat kebaikan dunia dan akhirat serta terbebas dari azab neraka. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 202
“Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan bagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S. AlBaqarah: 202).
Jadi, dari berbagai macam tujuan dakwah diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa tujuan dakwah itu adalah mengajak umat manusia kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT, agar hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat.
21
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlm. 139-141
30
Dan jika dilihat dari sasaran aktivitasnya, tujuan dakwah dapat diklasifikasikan menjadi : a. Mengajak orang yang belum masuk Islam untuk menerima Islam, hal ini dapat dipahami dalam firman Allah SWT. b. Amr ma’ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat. Amr ma’ruf disni, diartikan sebagai usaha mendorong dan menggerakan umat manusia agar menerima dan melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. c. Nahi munkar, muatan dakwah yang berarti usaha mendorong dan menggerakan umat manusia untuk menolak dan meninggalkan halhal yang mungkar.22
E. Fungsi-Fungsi Dakwah Dakwah mempunyai beberapa fungsi yaitu : 1. Mendatangkan pertolongan dan bantuan rabbani dalam perjuangan melawan kebatilan dan jahiliyah. 2. Menggugah dan membangunkan manusia dari tidur panjangnya menuju kebangkitan hakiki yang agung bersama Islam. 3. Menegakkan hujah kepada orang-orang yang terus menerus berbuat salah dan dosa. 4. Membentuk opini umum yang benar dan selamat. Opini umum inilah yang mempunyai peran besar di dalam menjaga dan memelihara adab, akhklak, dan hak-hak umat serta membentuk kepribadian dalam kehidupan bermasyarkat. 22
Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hlm. 88-91
31
5. Dakwah akan membuat baiknya perilaku dan istiqomahnya akhlak kita. 6. Dengan dakwah kita akan memperoleh keberuntungan berupa jannah dan keridhaan Allah di akhirat. 7. Dengan dakwah kita akan terlepas dari siksa di dunia dan di akhirat. 8. Dakwah adalah jalan menuju wihdatul ummah, karena dakwah berusaha menanamkan nilai-nilai ukhuwah, kebersamaan, ta’awun dalam kebaikan dan taqwa serta rasa saling memperhatikan antara kaum muslimin.23
F. Pesantren Pesantren dikatakan oleh Didin Hafiduddin adalah salah satu lembaga iqamatuddin. Lembaga-lembaga iqamatuddin memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai tempat tafaqquh fiddien (pengajaran, pemahaman
dan
pendalaman
ajaran
agama
Islam)
dan
indzar
(menyampaikan dan mendakwahkan ajaran Islam kepada masyarakat).kata “pondok pesantren” terdiri dari dua suku kata, yaitu “pondok” dan “pesantren”. Kata pondok berasal dari bahasa arab funduqun, yang artinya ‘hotel atau penginapan’. Dari keterangan di atas dapat dirumuskan tentang pengertian pondok pesantren, yaitu tempat orang-orang atau para pemuda menginap (bertempat tinggal) yang dibarengi dengan suatu kegiatan untuk
23
Sayid Muhammad Nuh. Dakwah Fardiyah pendekatan personal dalam dakwah, (Solo: Era Intermedia, 1996), Cet. Ke-1.h. 33-42
32
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dnan mengamalkan ajaran agama islam.24 Sedangkan menurut Drs. Mahmud, pondok pesantren adalah merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi aktif antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid/mushalla, ruang kelas, emper asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas bukubuku teks keagamaan karya ulama masa lalu.25 1.
Tujuan dan ciri-ciri pesantren : Dengan menyadarkan diri kepada Allah SWT, para kyai pesantren
melalui pendidikan pesantrennya dengan modal niat ikhlas dakwah untuk menegakkan kalimat-Nya, didukung dengan sarana prasarana sederhana dan terbatas. Relevan dengan jiwa kesederhanaan di atas, maka tujuan pendidikan
pesantren
adalah
menciptakan
dan
mengembangkan
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, mandiri, bebas dan teguh dalam kepribadian. Sedangkan ciri-ciri pesantren itu seperti : a. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya. b. Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujidkan dalam lingkungan pesantren.
24
Umi Musyarrofah, Dakwah KH.Haman Dja’far dan Pondok Pesantren Pabelan, h.21-
22 25
Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, (Tanggerang: Media Nusantara, 2006), cet-1, h. 1.
33
c. Kemandirian amat terasa di pesantren. Seperti, para santri mencuci pakaian sendiri, dan membersihkan kamar tidurnya sendiri. d. Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai pergaulan di pesantren. e. Disiplin sangat dianjurkan. f. Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia.26
26
M.Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), Cet. Ke-1, h. 92.
34
BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
A. Sejarah singkat terbentuknya pondok pesantren Qotrun Nada Qotrun Nada adalah nama sebuah Pondok Pesantren yang terletak didaerah Cipayung Jaya – Pancoranmas, Depok, Jawa Barat. Meskipun terletak didaerah yang agak terdalam dan berada persis ditepi sungai namun tidak meruntuhkan niat para santri untuk menuntut ilmu disini, dengan keyakinan yang kuat itulah yang membuat ratusan santri berkumpul dalam sebuah wadah yang selalu dinantikan hasilnya dan mereka terdiri dari keberanekaragaman daerah, adat dan budaya seperti dari daerah Jawa, Sunda, Betawi bahkan ada juga yang berasal dari Aceh, Padang dan Jambi.1 Awalnya Qotrun Nada hanyalah sebuah Majlis Ta’lim kecil yang hanya digunakan oleh masyarakat cipayung untuk kegiatan mengajarkan Al Qur’an namun tanpa disangka lambat laun akhirnya Majlis Taklim ini semakin diminati oleh masyarakat cipayung dan sekitarnya, sampai akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat maka pada tahun 1995 mulailah diadakan penerapan pendidikan Islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab pada luar jam sekolah atau pada bahasa masyarakat Cipayung adalah santri kalong. Santri kalong adalah santri yang pada saat itu mengikuti kegiatan pengajian
1
Wawancara pribadi dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada, Jakarta 30 Maret 2011.
35
kitab salafi pada waktu-waktu tertentu dan setelah selesai pengajian santri pulang kerumah masing-masing. Karena peminat santri kalong semakin banyak dan permintaan dari para wali santri agar pengajian yang selama ini diadakan agar lebih dimaksimalkan lagi, maka pada saat itulah para santri diwajibkan untuk bermukim di Majlis Ta’lim, khusus putra bermukim disebelah kediaman kyai sedangkan khusus putri bermukim dikediaman orang tua sang kyai, yaitu Al-Walid H. Marzuki karena pada waktu itu belum tersedia tempat yang memadai untuk dijadikan tempat bemukim bagi para santri. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Seiring dengan dukungan para masyarakat maka tepat pada tanggal 09 September 1996 dimulailah pelaksanaan peletakan batu pertama diatas tanah seluas 1500 M dan sejak itu pula Majlis Ta’lim tersebut dinamai oleh salah seorang kyai yang merupakan guru dari sang pimpinan yang bernama KH. Ahmad Zaini dengan nama ‘ QOTRUN NADA ’ yang memiliki arti “Tetesan Embun Pagi”, Dengan nama Qotrun Nada-lah kami selalu berharap bahwa nantinya santri kami akan menjadi generasi penerus yang memiliki pemikiran kreatif, inovatif, serta positif dan dengan landasan yang berdasarkan atas Al Qur’an dan Hadits, seperti halnya tetesan embun yang senantiasa Allah turunkan dari langit yang membawa pencerahan untuk alam disekelilingnya.
36
Tepat pada tahun 1997 secara resmi penerimaan santri baru dengan jumlah santri yang pada saat itu berjumlah 52 orang itu pun belum semuanya bermukim dikarenakan masih banyaknya kekurangan disana sini, dan Alhamdulillah seiring dengan berjalannya waktu, Pondok Pesantren Qotrun Nada terus berkembang hingga saat ini atas do’a para kaum muslimin sekalian dan hingga saat ini pula kami telah memiliki sekitar 750 santri dan seluruhnya bermukim dipondok. 2 Program pendidikan yang dikembangkan oleh pendiri Pondok Pesantren Qotrun Nada (The Family Fathors) yang terdiri dari : Drs. KH. Burhanuddin Marzuki, Ust. Syamwari, Ust.Achyanuddin Syakier. Secara perlahan-lahan dan dengan penuh kesabaran diiringi dengan dedikasi yang tinggi Beliau telah berhasil mengembangkan Pondok Pesantren Qotrun Nada menjadi suatu lembaga pendidikan keagamaan yang memiliki kaderisasi seorang yang berjiwa keagamaan. Program yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah program terpadu yaitu panduan belajar selama enam tahun yang meliputi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Namun Pondok Pesantren Qotrun Nada ini juga membuka program pendidikan yang agak singkat meliputi program Takhassus/Intensif yang setingkat dengan Aliyah yaitu hanya tiga tahun bagi para lulusan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau SLTP yang ingin melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Qotrun Nada ini.
2
Wawancara pribadi dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada, Jakarta 30 Maret 2011.
37
Pondok Pesantren Qotrun Nada sangat terkenal dengan kedisiplinannya, mulai dari disiplin waktu sampai dengan disiplin akan peraturan yang telah ditetapkan. Qotrun Nada sendiri terdiri dari berbagai macam organisasi, baik organisasi dalam lingkup yang besar (Majlis Guru) maupun yang masih dalam lingkup yang masih kecil / ISQN (Ikatan Santri Qotrun Nada) yang mana seluruh organisasiorganisasi
tersebut
saling
bekerja
sama
dalam
melaksanakan
kewajibannya demi terwujudnya sebuah kedisiplinan yang senantiasa dijaga oleh para santrinya. Upaya pengembangan pondok pesantren tidak cukup jika hanya dari banyaknya prestasi saja, tapi juga jasa dari pengasuh dan pimpinan yang senantiasa selalu menyiarkan tentang Pondok Pesantren kehadapan publik sehingga masyarakat dapat mengenal lebih dekat tentang apa itu sebuah pondok pesantren dan bagaimana cara memilih pondok pesantren yang benar sehingga tidak menimbulkan kesalahan nantinya. selain itu juga ada kegiatan akhir tahun yang dilaksanakan oleh para calon alumni setelah mereka mengikuti Ujian Akhir (UN) yaitu kegiatan pembelajaran atau yang biasa
disebut dengan PPM
(Praktek Pengabdian Masyarakat) hasil dari kegiatan tersebutlah yang sedikit banyaknya mampu mengambil perhatian masyarakat yang menjadi tuan rumah dari kegiatan tersebut dan Alhamdulillah semuanya yang dilakukan oleh para santri kami semuanya dapat mereka terima dan dipandang dengan pandangan yang baik.3 3
Wawancara pribadi dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada, Jakarta 30 Maret 2011.
38
B. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam suatu kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Susunan ini dibentuk supaya terdapat pembagian kerja, pelimpahan wewenang dan kewajiban yang jelas antar individu yang satu dengan yang lainnya. Adapun struktur organisasi Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu : STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA Tahun Pelajaran 2010/2011
1.
Pengasuh
:
Drs. KH. Burhanuddin Marzuki
2.
Direktur
:
Ust. Drs. H.Syamwari
3.
Wakil Direktur
:
Ust. Achyanuddin Syakier
4.
Sekretaris
: Ust. Muhammad Fitri Yadi
5.
Bendahara
: Ustzh.YayahUmmu Adiyah, S.Ag.
6.
Pembina ISQN
:
Ust. Sandy Maelas
7.
Pembina Pramuka
:
Ust. Syahril Azis
8.
Pembina Bahasa
: Ust. Andi Shofiyan Effendi
9.
Koordinator Kutubut Turats & Pengajianan Bulanan Ketua
: Ust. Ayyub Sholihin
Sekretaris
: Ust. Muhammad Irham
39
Anggota
: Ust.Muhammad Nashruddin : Ustzh. Ummu Farida
10. Koordinator Komputer
: Ust. Saipul Hidayat, S.Sy.
11. Koordinator Tahfidz Qur’an
: Ust. Habibi Hasan : Ustzh. Aini Fitria
C. Visi Dan Misi Sebelum menentukan tujuan, sebuah organisasi atau lembaga harus terlebih dahulu menetapkan visi dan misi lembaga atau organisasi, menyajikan kerangka kerja yang menuntun suatu nilai kepercayaan suatu organisasi, pernyataan visi dan misi sebuah organisasi merupakan suatu peranan penting dalam meningkatkan semangat aktivitas atau mengembangkan system kualitas. Visi dan misi memberikan identitas sebuah organisasi dan pemahaman terhadap arah yang dituju oleh organisasi tersebut. Visi adalah suatu pernyataan yang relatif singkat tentang inspirasi atau arah organisasi yang akan datang. Sedangkan misi adalah tujuan yang paling hakiki dan mempunyai nilai yang paling tinggi dalam kehidupan manusia maupun organisasi yaitu mempertahankan kelangsungan hidup.4
4
Arif, Mirrian Sofyan, Materi Pokok Organisasi dan Manajemen (Jakarta : Universitas Terbuka, 2005), cet. Ke-1.h.1.18 & 1.20
40
Adapun Visi Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu :
اﻟﻤـﺤﺎﻓﻈﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺪﯾﻢ اﻟﺼﺎﻟﺢ واﻷﺧﺬ ﺑﺎﻟـﺠﺪﯾﺪ اﻷﺻﻠﺢ (Melestarikan nilai-nilai klasik yang baik dan mengambil nilainilai baru yang lebih baik). Untuk melaksanakan visi di atas, Pondok Pesantren Qotrun Nada mempunyai misi sebagai berikut : 1. Mencipatakan Generasi Yang Berakhlakul Karimah 2. Berilmu Amaliyah, Beramal Ilmiyah 3. Mampu Menjalankan Perintah & Menjauhi Larangan Allah SWT.5
D. Tujuan Tujuan adalah akhir dari segala aktivitas atau kegiatan. Oleh sebab itu, setiap orang mempunyai keinginan dan berusaha melakukan kegiatan yang berakhir dengan tercapainya keinginan tersebut.6 Dimana tujuan-tujuan tersebut merupakan arahan dasar akan kemana sebuah organisasi di bawa serta menjadikan organisasi tersebut lebih terarah. Adapun tujuan Pondok Pesantren Qotrun Nada yaitu : 1. Sebagai sarana menuntut Ilmu 2. Membentuk generasi muda yang akhlakul karimah. 3. Dan mempererat tali silaturrahmi antara warga sekitar dengan para santri dan guru-guru yang lainnya. 5
Wawancara Pribadi dengan Ustad Ready Gunawan, Ustad Pondok Pesantren Qotrun Nada, 18 Maret 2011 6 Arif, Mirrian Sofyan, Materi Pokok Organisasi dan Manajemen. h. 1.18.
41
E. Program Kerja Pondok Pesantren Qotrun Nada Adapun program kegiatan
yang ada di Pondok Pesantren
Qotrun Nada sudah di susun seperti : 1. Kegiatan Harian a. Pengajian rutin yang dilaksanakan oleh santri Qotrun Nada setiap ba’da Subuh, Ashar, Maghrib, dan Isya. 2. Kegiatan Mingguan a. Pembacaan Surat Yasiin Fadhilah, surat Al Waqi’ah, tahlil, sholawat, rawi, dan do’a yang dilaksanakan setiap malam Jum’at. b. Pengajian Ta’lim Mutalim c. Muhadhoroh ( pelatihan pidato ) d. Pengajian Batsul Masail Adapun tempat dan waktu dilaksanakannya kegiatan mingguan yang pertama, pembacaan surat Yasin pada malam Jum’at, pengajian ini dilaksanakan setiap seminggu sekali yaitu tepatnya pada malam Jum’at ba’da Maghrib sampai selesai. Pengajian ini dilaksanakan di lapangan Pondok Pesantren Qotrun Nada oleh semua para santri dan ustadz-ustadz lainnya. Kedua, pengajian Ta’lim Mutalim, pengajian ini dilaksanakan pada hari Rabu ba’da Subuh sampai jam 06.00 WIB , yang dilaksanakan oleh seluruh santri di lapangan Pondok Pesantren Qotrun Nada, oleh KH. Burhanuddin Marzuki. Ketiga, kegiatan Muhadhoroh, kegiatan muhadhoroh ini dilaksanakan pada malam minggu jam 20.00-22.00 WIB, dan kegiatan ini dilaksanakan oleh
42
para santri tiap tingkatan kelasnya masing-masing. Keempat, pengajian Batsul Masail, pengajian ini dilaksanakan setiap malam minggu dari jam 20..00-23.00 WIB di Masjid Pondok Pesantren Qotrun Nada, dan pengajian ini hanya dilaksankan khusus untuk kelas 3 Aliyah saja. 3. Kegiatan Bulanan a. Mengadakan pengajian bulanan untuk para wali murid. Adapun tempat dan waktu dilasanakannya pengajian bulanan pengajian bulanan ini dilaksanakan pada awal bulan, tepatnya pada hari Minggu, jam 09.00-12.00 WIB di Masjid Pondok Pesantren Qotrun Nada. Diadakannya kegiatan pengajian bulanan ini, selain untuk menambah Ilmu Agama tapi juga salah satunya untuk mempererat tali silaturrahmi antara wali murid dengan kyai dan ustadz-ustadz lainnya. 4. Kegiatan Tahunan 1.
Mengadakan peringatan hari ( PHBI ), seperti :
a. Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang dihadiri oleh para tokoh Agama dan Alim Ulama. b. Perayaan Isra Mi’raj. c. Perayaan 1 Muharram. d. Mengadakan acara malam Nuzulul Qur’an. e. Pemotongan hewan Qurban f. Pelaksanaan bakti social.7
7
Wawancara Pribadi dengan Ustad Andi Shofian Efendy, Ustad Pondok Pesantren Qotrun Nada, Jakarta 18 Maret 2011.
43
BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Aktivitas Dakwah Pondok Pesantren Qotrun Nada Dalam rangka melakukan kegiatan dakwahnya, pondok pesantern Qotrun Nada mengadakan berbagai macam kegiatan yang kesemuanya bertujuan kepada dakwah Islam. Pada saat penelitian dilakukan, sejauh pengamatan dan informasi yang diperoleh dari penelitian mengenai kegiatan dakwah ada berbagai kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Qotrun Nada. kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Qotrun Nada untuk para santri selalu mengedepankan nilai-nilai dakwah yang dilaksanakan pada berbagai bidang, bukan saja bidang dakwah yang digelutinya namun merambah pada bidang-bidang lainnya tanpa melepaskan bidang dakwah dalam pelaksanaannya. Pondok Pesantren Qotrun Nada melakukan aktifitas dakwahnya, secara garis besar meliputi; dakwah bil lisan dan dakwah bil hal. Dakwah bil lisan diantaranya : 1.
Pengajian harian Kesadaran akan pentingnya sebuah Ilmu pengetahuan agama terhadap para santri memiliki peran yang sangat penting, maka setiap kegiatan tersebut dapat diaplikasikan oleh para santri Pondok Pesantren Qotrun Nada dengan melakukan kegiatan pengajian harian. Pengajian ini diadakan bertujuan agar para santri dapat menambah
44
wawasan pengetahuan agama secara mendalam dan menjalin ukhuwah Islamiah diantara sesama santri. Adapun Jadwal Pengajian Harian Santri Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah : 1. Kelas 1 Tsanawiyah : a. Ba’da subuh , Setiap hari senin & kamis: materi Safinnatunnajah. Membahas tentang tentang masalah fiqih, seperti : rukun Islam, rukun Iman, Tayamum, dan tentang rukun-rukun sholat. Selasa & sabtu, akhlakulilbanat. Membahas tentang bagaimana akhlak seorang perempuan yang baik itu. b. Ba’da Ashar, setiap hari senin : materi Ibadah Amalia. Membahas tentang Dalam materi ini membahas tentang hafalan doa sehari-hari, dan hafalan bacaan sholat. Hari selasa, materi Khulasoh. Membahas tentang Menjelaskan tentang kehidupan saidina Muhammad SAW. Hari kamis, materi Qiyatul Muklamat. Membahas tentang hafalanhafalan hadist-hadist dan tentang ayat-ayat Al-Qur’an. hari Jum’at, materi Imla, membahas tentang Metode-metode penjelasan penulisan bahasa Arab yang benar. c. Ba’da Maghrib, setiap hari senin, selasa, rabu,minggu, dan jum’at : materi Tahsin dan Tahfidz. Dalam materi ini, mempelajari tentang hukum bacaan (tajwid) dan hafalan juz amma. d. Ba’da Isya, setiap hari senin, selasa, rabu, minggu, dan jum’at : materi Amsilati. Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati). 45
2. Kelas 2 Tsanawiyah : a. Ba’da Subuh, setiap hari senin, selasa, kamis dan sabtu : materi Taqrib. membahas tentang masalah-masalah fiqih, seperti; bab thoharoh, zakat, puaasa dan haji. b. Ba’da Ashar, setiap hari senin & jum’at, materi Nahwu Shorof. Tujuan mempelajari nahwu shorof ini agar bisa mengetahui cara membaca kitab yang baik, baik secara dhomir maupun yang lainnya c. Ba’da Maghrib, setiap hari minngu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi Tahsin & Tahfidz, Dalam materi ini, mempelajari tentang hukum bacaan (tajwid) dan hafalan juz amma. d. Ba’da Isya, setiap hari minggu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi Amsilati Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati). Dan dalam metode pembelajarannya pun ada Tanya jawab dan hafalan-hafalan. 3. Kelas 3 Tsanawiyah : a. Ba’da Subuh, setiap hari senin, selasa, kamis, dan sabtu : materi Fathul Qorib. Membahas tentag masalah-masalah fiqih, seperti masalah bab Thoharoh, bab Haji, bab zakat dan ban puasa. Dan bedanya kitab Fathul Qorib ini dengan Taqrib dan safinnahtunnajah ini yaitu penjelasan Fathul Qorib ini lebih luas, sedangkan penjelasan safinnahtunnajah dan Taqrib ini lebih singkat.
46
b. Ba’da Ashar, setiap hari senin & kamis : materi Kaylani. Membahas tentang pendalaman Shorof dan Tasrif. Hari rabu & jum’at : materi Qotrul Ghois. Membahas tentang Aqidah Islam ( Tauhid dan Keyakinan ). c. Ba’da Maghrib, setiap hari minngu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi Tahsin & Tahfidz, Dalam materi ini, mempelajari tentang hukum bacaan (tajwid) dan hafalan juz amma. d. Ba’da Isya, setiap hari minggu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi Amsilati Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati). Dan dalam metode pembelajarannya pun ada Tanya jawab dan hafalan-hafalan. 4. Kelas 1 Aliyah : a. Ba’da subuh, setiap hari senin, selasa, kamis, dan sabtu : materi Fathul Qorib. Membahas tentag masalah-masalah fiqih, seperti masalah bab Thoharoh, bab Haji, bab zakat dan ban puasa. Dan bedanya kitab Fathul Qorib ini dengan Taqrib dan safinnahtunnajah ini yaitu penjelasan Fathul Qorib ini lebih luas, sedangkan penjelasan safinnahtunnajah dan Taqrib ini lebih singkat. b. ba’da Ashar, setiap hari senin & jum’at : materi Kaylani. Membahas tentang pendalaman Shorof dan Tasrif. Hari selasa & kamis : materi Tijanuddurory. Membahas tentang nama-nama anak Nabi SAW, nama-nama 25 Nabi yang wajib diketahui, dan pengetahuan zaman nabi.
47
c. Ba’da Maghrib, setiap hari minngu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi Tahsin & Tahfidz, Dalam materi ini, mempelajari tentang hukum bacaan (tajwid) dan hafalan juz amma. d. Ba’da Isya, setiap hari minggu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi Amsilati Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati). Dan dalam metode pembelajarannya pun ada Tanya jawab dan hafalan-hafalan. 5. Kelas 2 Aliyah : a. Ba’da Subu &, ba’da dzhur , setiap hari senin, selasa, kamis dan sabtu : materi Amsilati. Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati). Dan dalam metode pembelajarannya pun ada Tanya jawab dan hafalan-hafalan. b. Ba’da Ashar, setiap hari senin & selasa : materi Ianah Tholibin. Membahs tentang masalah-masalah Fiqh, seperti Jual beli. hari Rabu & Jum’at : materi Fathul Majid. Membahas tentang Tauhid, keesaan Allah, sifat-sifat Allaah dan sifat-sifat Nabi SAW. c. Ba’da Maghrib, setiap hari minngu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi Tahsin & Tahfidz, Dalam materi ini, mempelajari tentang hukum bacaan (tajwid) dan hafalan Al-Qur’an. d. Ba’da Isya, setiap hari minggu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi Amsilati Dalam pengajian kitab ini mempelajari tentang cara cepat membaca kitab kuning yang disertai (khulasoh, sarfiyah & amsilati).
48
Dan dalam metode pembelajarannya pun ada Tanya jawab dan hafalan-hafalan. 6. Kelas 3 Aliyah : a. Ba’da subuh, setiap hari senin , selasa, kamis dan sabtu : materi Ianah Tholibin. membahas tentang masalah-masalah Fiqih, seperti : bab haji, bab puasa, dan bab thoharoh. b. Ba’da Ashar, setiap hari senin, selasa, rabu & jum’at : materi fathul majid. Membahas tentang tentang Tauhid, keesaan Allah, sifat-sifat Allaah dan sifat-sifat Nabi SAW. Kemudian setiap hari Jum’at : materi Nashoih Ad Diniyah. Membahas tentang nasehat-nasehat seorang guru dalam segi agama Islam. c. Ba’da Maghrib, setiap hari minngu, senin, selasa, rabu, dan jum’at : materi Tahsin & Tahfidz, Dalam materi ini, mempelajari tentang hukum bacaan (tajwid) dan hafalan Al-Qur’an. d. Ba’da Isya, setiap hari minggu, senin, selasa, rabu, & jum’at : materi Alfiah. Membahas ilmu I’lad dan bagaimana cara membaca kitab kuning yang baik itu, seperti nahwu shorofnya atau dhomir-dhomirnya. Pengajian ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para santri Qotrun Nada yang telah ditetapkan oleh para asatidz yang ada di Pondok Pesantren Qotrun Nada. tujuan dilaksanakan pengajian ini, agar para santri lebih bisa mengetahui dan memahami tentang masalahmasalah agama Islam lebih dalam dan juga bisa lebih mengetahui bagaimana cara membaca kitab kuning yang baik dan benar.
49
Dari berbagai macam kitab salafi yang dipelajari oleh para santri setiap kelasnya, materinya itu tidak lepas dari masalah Fiqih maupun Akidah, seperti: kitab Safinatunnajah dan Fathul Qorib. Kitab ini samasama menerangkan tentang masalah Fiqih, seperti tentang rukun sholat, tayamum, tentang thoharoh, zakat, maupun tentang bab haji. Tetapi yang membedakan antara Safinatunnajah dengan Fathul Qorib ini yaitu, kalau Safinatunnajah ini penjelasannya lebih singkat sedangkan Fathul Qorib ini penjelasannya lebih luas. Dalam pengajian harian ini, kekurangannya itu adalah banyaknya waktu yang diporsis oleh para ustad kepada santrinya untuk mengikuti pengajian harian sehingga dalam pelaksanan pengajian harian banyak anak santri yang tidur atau tidak konsen dalam mengikuti pengajian tersebut karena istirahat yang mereka miliki sangat sedikit. 2. Pengajian mingguan 1. Pengajian Ratiban Pengajian Ratiban ini dilaksanakan setiap pada malam Jum’at ba’da Maghrib di halaman lapangan Pondok Pesantren Qotrun Nada yang di ikuti oleh semua santri dan para asatidz yang ada di Pondok Pesantren Qotrun Nada. Dan dalam Ratiban ini, pertama-tamanya itu membaca Ahli kubur, kemudian dilanjutkan dengan membaca surah Yasin Fadhilah dan pembacaan Simti Duroh, dan kemudian diselingi dengan sholawat-sholawat dalam
50
simti duroh tersebut dengan menggunakan hadroh. Dan pengajian ratiban ini biasanya selesai sampai dengan jam 22.00 WIB. 1 Kegiatan ratiban ini merupakan suatu kegiatan mingguan yang rutin dilaksanakan oleh pondok pesantren Qotrun Nada tepatnya pada malam Jum’at. Dilaksanakannya kegiatan pengajian ratiban ini, agar para santri (Mad’u) selalu bisa mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dan sekaligus mendoakan para ahli ulama maupun para muslimin dan muslimat yang sudah wafat. Yang dirasakan oleh para santri (Mad’u) dengan mengikuti kegiatan pengajian ratiban ini, hati mereka sangat merasa nyaman sekali bahkan seakan-akan Allah itu sangat dekat dengan kita. karena di dalam pengajian ratiban ini, selain membaca surah Yasin tetapi juga membaca Simti Duroh yang sekaligus diselingi oleh sholawat-sholawat dengan menggunakan hadroh, yang membuat hati para santri merasa nyaman. 2.
Pengajian Ta’lim Mu’talim Pengajiaan Ta’lim Mu’talim ini dilaksankan setiap hari
Rabu ba’da subuh jam 05.15 sampai dengan pukul 06.00 WIB. Dan pengajian Ta’lim Mu’talim ini diikuti oleh semua santri dari kelas 1 Tsnawiyah sampai dengan kelas 3 Aliyah, yang dilaksanakan di halaman lapangan pondok pesantren Qotrun Nada. Dan yang mengajar atau yang menbjadi Da’i dalam pengajian kitab Ta’lim Mu’talim ini yaitu KH. Burhanuddin Marzuki (Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada). Dalam pengajian kitab Ta’lim Mu’talim 1
Wawancara pribadi dengan Ustad Musa Abadi Wahab. Asatidz pondok pesantren Qotrun Nada. Jakarta 18 Maret 2011.
51
ini salah satunya membahas tentang tingkah laku atau adab seorang murid terhadap gurunya. Jadi dengan adanya pengajian kitab Ta’lim Mu’talim ini, selain untuk menambah wawasan Ilmu agama para santri, tetapi agar para santri bisa lebih mengetahui lagi, bagaimana cara bersikap sopan santun seorang murid itu terhadap gurunya. Agar didalam belajar itu, seorang murid lebih bisa menghargai guru yang telah memberikannya ilmu. Pengajian Ta’lim Mu’talim ini sangat penting sekali untuk dipelajari, khususnya untuk anak santri pondok pesantren Qotrun Nada. Gunanya, agar bisa mengetahui bagaimana cara menghargai dan bersikap sopan santun terhadap seorang guru itu. 3. Pengajian Bahtsul Masail Pengajian Bahtsul Masail ini, dilaksanakan setiap malam Minggu pada pukul 20.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB, pengajian Bahtsul Masail ini hanya dilaksanakan oleh kelas 3 Aliyah saja. Dalam pengajian kitab bahtsul masail ini, membahas tentang masalah-masalah Fiqih, seperti; membahas tentang bab Jual Beli, bab Riba, bab Thoharoh, bab Khiar, bab Haid, dan bab tentang perdamaian antara orang yang berhutang dengan orang yang dihutangi. Dalam pengajian bahtsul masail ini, metode belajarnya itu seperti persentase, dan ada juga tanya jawab. Jadi, setiap anak dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok itu membahas dengan bab yang berbeda-beda. Kemudian, untuk mencari bahan materi yang dibutuhkan tersebut,
52
para santri bisa mencarinya di kitab-kitab yang sudah mereka pelajari sebelumnya. Kemudian, di waktu malam Minggu tersebut setiap kelompok harus mempresentasikan materi yang sudah dibagikan tersebut. Dalam presentasi tersebut juga ada tanya jawab.2 Pengajian bahtsul masail
ini,
merupakan pengajian yang
mempunyai daya tarik yang tinggi bagi para santri Qotrun Nada, karena didalam pengajian ini, selain bisa mengetahui tentang masalah-masalah Fiqih, tetapi mereka juga bisa tahu, bagaimana cara berdebat atau berdiskusi yang baik itu dan juga bisa melatih mempresentasikan sebuah materi, agar dikemudian hari mereka masuk diperkuliahan mereka sudah tidak asing atau gugup lagi. Dan kekurangan dalam kegiatan bahtsul masail ini, usatad-usatd atau Da’i nya itu selalu tidak tepat waktu datangnya, sehingga waktunya itu terbuang sia-sia dan waktu untuk kegiatan pengajian bahtsul masail ini pun juga jadi semakin sedikit. Tapi kelebihan dari pengajian bahtsul masail ini yaitu selain untuk menambah wawasan ilmu agama para santri, tapi juga melatih para santri untuk mempresentasikan suatu materi pelajaran. 4. Muhadharah Pelaksanaan muhadharah yang biasa dilaksanakan sebagian besar di pondok pesantren merupakan pelatihan dasar berdakwah. Muhadharah didefinisikan sebagai ceramah, tabligh atau khutbah 2
Wawancara pribadi dengan Zahratus Sa’adah. Santriawati Pondok Pesantren Qotrun Nada. Jakarta 21 Maret 2011.
53
yang merupakan bentuk komunikasi penyampaian ajaran agama Islam secara lisan. Pelaksanaan muhadharah di pondok pesantren Qotrun Nada ini memang sudah terbentuk dari awal dibukanya pondok pesantren ini. Adapun jadwal pelaksanaan muhadharah yang telah disusun oleh pondok pesantren Qotrun Nada ini yaitu dilaksanakan pada waktu malam Minggu pada pukul 20.00 WIB sampai
dengan
pukul
22.00
WIB.
Adapun
pelaksanaan
Muhadhoroh ini dibedakan tiap kelasnya, dan setiap kelas itu tempatnya berbeda-beda, ada yang didalam kelas dan ada yang didalam masjid. Dan Pembimbing dalam muhadhoroh itu sendiri yaitu para pengurus Ikatan Santri Qotrun Nada. salah satu tujuan dilaksanakannya muhadharah ini untuk melatih mental untuk berpidato, khususnya berpidato di depan orang banyak.3 Pelaksanaan muhadhoroh adalah kegiatan yang cukup mendukung para santri dalam membekali dirinya dalam bidang dakwah. Dalam kegiatan muhadhoroh tersebut, santri selain dapat pengetahuan tentang cara berpidato yang baik, tetapi santri juga dilatih dan di bimbing untuk dapat mengembangkan Ilmu agama mereka melalui berpidato. Kegiatan muhadhoroh sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan bakat dan kemampuan santri dalam berdakwah. Dengan adanya pelaksanaan pelatihan muhadhoroh tersebut santri dapat banyak berlatih dan akan meningkatkan kepercayaan dirinya menjadi seorang pendakwah. Melalui pelatihan muhadhoroh berarti 3
Wawancara pribadi Sri Wahyuni. Ketua ISQN Pondok Pesantren Qotrun Nada. Jakarta 21 Maret 2011.
54
mereka membangun kebiasaan yang menopang kemampuan berbicara di depan audien. Materi yang disampaikan dalam muhadhoroh ini, salah satunya tidak lepas dari Akidah (masalah keimanan), yang dimana merupakan pondasi bagi setiap muslim yang menjadi dasar dan memberi arah dalam hidup dan kehidupan seorang muslim. Selain Akidah, materi yang disampaikan dalam muhadhoroh ini, juga tidak lepas dari Akhlak, karena akhlak merupakan sebagai materi muhadhoroh yang merupakan pelengkap dari adanya keimanan dan keislaman seseorang. 3. Pengajian bulanan 1. Pengajian Bulanan untuk para wali murid Dalam pengajian bulanan ini yang menjadi Mad’u disini yaitu para orang tua wali murid sekaligus para masyarakat sekitar daerah Cipayung Jaya, pengajian ini dilaksankan setiap satu bulan sekali tepatnya pada hari Minggu pertama, pada pukul 09..00 sampai dengan 12.00 WIB. Dalam pengajian bulanan ini, pembahasannya itu adalah tentang masalah kitab Fiqih, dan Da’i dalam pengajian kitab Fiqih ini diajarkan langsung oleh KH. Burhanuddin Marzuki (Pemimpin Pondok Pesantren Qotrun Nada), selain itu, yang menjadi Da’i dalam pengajian bulanan ini yaitu kyai dari luar Pesantren yang di undang oleh Pondok Pesantren Qotrun Nada, dan biasanya materi agama yang disampaikannya itu lebih bersifat ke umum.
55
Sebelum pengajian ini dimulai, pengajian ini diisi dengan membaca Sholawat Nabi SAW, diteruskan pembacaan dzikir, kemudian pembacaan simti dhuror, dan diselingi sholawat dengan hadrohnya, untuk menunggu wali murid berdatangan untuk dimulainya pengajian tersebut. Dari hasil penelitian penulis, bahwa aktivitas dakwah dalam pengajian bulanan yang ada di Pondok Pesantren Qotrun Nada ini, pengajian bulanan ini hanya khusus untuk para wali murid dan masyarakat sekitar Cipayung Jaya saja. Dengan adanya pengajian bulanan yang diadakan di pondok pesantren Qotrun Nada, banyak sekali perubahan yang dialami oleh para Mad’u, salah satunya adalah mereka mendapatkan wawasan Ilmu Agama terutama dalam masalah-masalah Fiqih, yang tadinya mereka tidak mengetahuinya menjadi mengetahui. Selain Ilmu Agama yang mereka dapat, silaturrahim antara wali murid dan masyarakat sekitar dengan kyainya pun semakin erat, karena adanya komunikasi dalam pengajian bulanan ini. Jadi banyak sekali manfaat yang mereka dapat dengan diadakannya kegiatan pengajian bulanan yang diadakan di pondok pesantren Qotrun Nada ini.
4.
Memperingati PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) Demikian pula Pondok Pesantren Qotrun Nada setiap tahunnya
mengadakan dakwah melalui peringatan hari-hari besar Islam seperti :
56
1. Maulid Nabi Muhammad SAW Pelaksanaan peringatan maulid di Pondok Pesantren Qotrun Nada bekerjasama dengan masyarakat setempat guna memeriahkan acara tersebut. Maulid ini diselenggarakan di halaman lapangan Pondok Pesantren Qotrun Nada, dan acara Maulid Nabi ini juga turut mengundang penceramah-penceramah, habib-habib, dan para ulama atau para Da’i. Acara ini dilaksanakan pada hari Minggu, 14 Februari 2011 yang lalu, dimulai pada 09.00 WIB sampai jam 12.00 WIB. Acara maulid ini dihadiri oleh para masyarakat daerah Cipayung Jaya, para wali murid, dan para santri lainnya atau bisa disebut sebagai Mad’u. Metode yang digunakan oleh Da’i dalam acara tersebut menggunakan metode ceramah dan materi yang disampaikan dalam acara tersebut tentunya tidak terlepas dari materi dakwah yakni seputar Akhlak Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi suri tauladan yang harus dicontoh dengan mengaitkan kondisi pada zaman sekarang ini. Dari hasil penelitian, bahwa dalam memperingati maulid Nabi Muhammad SAW ini, masyarakat setempat khususnya para anak muda Cipayung Jaya juga ikut serta membantu mensukseskan acara ini bahkan sekaligus menjadi panitia dalam acara maulid tersebut seperti: membantu dalam masalah mentertibkan sarana parkiran yang ada disekitar pondok pesantren Qotrun Nada, karena dalam acara maulid ini tidak sedikit para jama’ah yang datang.
57
Pada acara maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan di pondok pesantren Qotrun Nada, bahwa kegiatan tersebut mendapat simpati dari masyarakat yang banyak, khususnya masyarakat Cipayung Jaya, karena selain menambah syiar dakwah Islam, tetapi juga sebagai bentuk ajang silaturrahim diantara para jama’ah. 2. Peringatan Isra’ Miraj Acara Isra’ Miraj Nabi Muhammad SAW
ini selalu
diperingati oleh para santri pondok pesantren Qotru Nada, tujuan acara Isra’ Miraj ini dilaksanakan untuk memperingati peristiwa perjalanan Nabi besar Muhammad SAW, pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho. Pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah Allah SWT untuk berseru kepada umatnya untuk melaksankan kewajiban, seperti sholat lima waktu, yang sampai sekarang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat Islam. Dalam memperingati Isra’ Miraj ini, pondok pesantren Qotrun Nada selalu mengadakan acara yang diisi dengan ceramahceramah yang dibawakan oleh sebagian para santri. Dalam acara memperingati Isra’Miraj ini pondok pesantren Qotrun Nada juga turut mengundang sebagian para Mubaligh (Da’i) untuk mengisi acara Isra’ Miraj tersebut dalam thausiahny seperti ceramah mengenai Isra’ Miraj tujuannya agar para santri (Mad’u) tahu apa arti dari Isra Miraj tersebut.
58
Sebelum acara Isra’ Miraj dimulai, ada pembacaan ayat suci Al-Qur’an, kemudian dilanjutkan dengan sari thilawah, dan sholawat-sholawat yang diiringi dengan marawis yang dibawakan oleh para santri pondok pesantren Qotrun Nada. Selain diisi dengan ceramah, acara Isra’ Miraj ini juga dimeriahkan dengan berbagai acara perlombaan hafalan Juz Amma, nasyid, dan Asmaul Husna yang diikuti oleh santri Qotrun Nada itu sendiri. Dalam memperingati Isra’ Miraj ini, acaranya dilaksanakan dihalaman pondok pesantren Qotrun Nada pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 24.00 WIB. 4 Dalam acara Isra’Miraj ini, masyarakat setempat juga ikut memeriahkan acara ini dengan menyaksikan beberapa penampilanpenampilan yang ditampilkan oleh santri Qotrun Nada maupun thausiah yang dibawakan oleh beberapa para mubaligh. karena dengan adanya acara Isra’ Miraj yang diadakan di pondok pesantren Qotrun Nada ini, bisa membuat masyarakat setempat dan para santri lebih mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dan selalu mengingat perjuangan Nabi Muhammad SAW selama masa hidupnya. 3. Peringatan 1 Muharram Dalam memperingati satu Muharram ini, para santri pondok pesantren Qotrun Nada membuat suatu acara perlombaanperlombaan selama satu minggu untuk memperingati Tahun Baru Islam.
Adapun
perlombaan-perlombaan
4
yang
biasa
Wawancara pribadi dengan ustad Andi Shofian Efendy. Ustad pondok pesantren Qotrun Nada. Jakarta 18 Maret 2011. Jam 10.15 WIB.
59
diselenggarakan untuk mengisi acara Satu Muharram ini selama satu minggu pekan adalah : 1. Perlombaan Fathul Kutub 2. Perlombaan Fahmil Qur’an 3. Perlombaan Kaligrafhi 4. Perlombaan Letter 5. Perlombaan Cerdas Cermat Dan semua perlombaan ini diikuti oleh seluruh santri pondok pesantren Qotrun Nada, dan lomba ini adalah lomba yang mengharuskan para peserta harus bisa hafal serta faham beberapa dari isi dari kitab-kitab yang telah dipelajari. Adapun peserta yang mengikuti perlombaan Fathul Kutub terdiri dari satu orang perwakilan setiap kelasnya. Dan yang menjadi juri dalam perlombaan satu Muharram ini yaitu beberapa Majlis guru yang dipercaya untuk memandu perlombaan ini, dan para pemenang dari perlombaan tersebut akan diberikan hadiah diakhir penutupan pekan Muharram tersebut. Jadi dengan diadakannya acara satu Muharam tersebut, banyak sekali manfaat yang didapatkan oleh para santri, selain untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, tetapi juga bisa memberikan semangat para santri untuk belajar maupun menghafal dalam mengikuti acara perlombaan-perlombaan tersebut agar bisa memenangkan perlombaan yang mereka ikuti dan sekaligus juga bisa mengembangkan bakat para santri dalam hobinya, seperti: kaligrafi, maupun letter.
60
4. Peringatan malam Nuzulul Qur’an Kegiatan peringatan Nuzulul Qur’an ini adalah suatu kegiatan yang rutin diperingati oleh pondok pesantren Qotrun Nada setiap satu tahun sekali, tepatnya pada bulan Ramadhan, setiap mau menjelang liburan Idhul Fitri para santri. Diadakan acara Nuzulul Qur’an ini, untuk menumbuhkan rasa cinta akan membaca AlQur’an serta meningkatkan kualitas nilai-nilai Islam sebagai jati diri manusia yang bertakwa. Peringatan Nuzulul Qur’an di pondok pesantren Qotrun Nada ini diselenggarakan dihalaman pondok pesantren Qotrun Nada, pada pukul 20.00 sampai pukul 24.00 WIB. Dalam acara Nuzulul Qur’an ini, juga dihadiri oleh seluruh santri, majlis guru, serta pemimpin pondok pesantren Qotrun Nada juga ikut hadir sekaligus untuk membuka pembukaan isi acara Nuzulul Qur’an tersebut. Dalam acara ini diisi oleh beberapa penampilan-penampilan, mulai dari sambutan-sambutan yang dipimpin oleh ketua panitia dan KH.Burhanudin Marzuki (pimpinan pondok pesantren Qotrun Nada). Setelah itu pembacaan ayat suci Al-Qur’an sebagai pembukaan acara tersebut, sholawat-sholawat yang diiringi oleh marawis, kemudian pembacaan Asmaul Husna, nasyid-nasyid, dan penampilan-penampilan lainnya yang ditampilkan langsung oleh para santri Qotrun Nada itu sendiri untuk memeriahkan acara tersebut.
Dalam acara Nuzulul Qur’an ini, pondok pesantren
61
Qotrun Nada juga mengundang beberapa para Mubaligh Da’i untuk
menyampaikan
beberapa
thausiah-thausiahnya
yang
berkaitan dengan Nuzulul Qur’an agar santri (mad’u) tahu apa makna dari Nuzulu Qur’an tersebut. Pada akhir acara, ada pembagian hadiah dari pimpinan pondok pesantren Qotrun Nada kepada 3 orang santri, dalam rangka khataman pembacaan Al-Qur’an yang paling banyak selama di bulan Ramadhan dan selain itu juga ada pembagian santunan untuk anak santri yang sudah yatim maupun yatim piatu berupa uang. Dan dalam acara Nuzulul Qur’an ini, bukan hanya santri Qotrun Nada saja yang mengikutinya tapi Masyarakat setempat juga ikut serta menyaksikan dan memeriahkan acara Nuzulul Qur’an tersebut. Acara ini dapat terbentuk dan terlaksana dengan baik atas kerjasama para santri dan para pengurus Ikatan Santri Qotrun Nada (ISQN).5 Dari hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa acara Nuzulul Qur’an ini, sangat mendapatkan respon yang baik dari masyarakat setempat, meskipun acara ini sampai tengah malam, tapi masyarakat setempat tidak merasa terganggu, bahkan sebagian masyarakat Cipayung Jaya tersebut ikut menyaksikan acara tersebut sampai selesai,
karena acara yang
ditampilkan oleh santri pondok pesantren Qotrun Nada sangat positif bahkan bisa menghibur masyarakat setempat karena penampilan-
5
Wawancara pribadi dengan ustad Andi Shofian Efendy. Ustad pondok pesantren Qotrun Nada. Jakarta 18 Maret 2011.
62
penampilan yang dibawakan oleh santri Qotrun Nada seperti: marawis, nasyid, maupun penampilan-penampilan lainnya. Dan dalam dakwah bil hal, pondok pesantren Qotrun Nada ini juga sering mengadakan aktifitas-aktifitas dakwah nya antara lain : 1. Penyembelihan Hewan Qurban Setiap lebaran Idhul Adha, pondok pesantren Qotrun Nada selalu mengadakan penyembelihan hewan qurban yang dilaksanakan didaerah sekitar pondok pesantren Qotrun Nada. selain pondok pesantren Qotrun Nada yang ikut penyembelihan hewan qurban, Qotrun Nada juga mendapatkan
kepercayaan
dari
beberapa
donatur
yang
ikut
menyumbangkan beberapa hewan kambing atau sapi untuk disembelih dan dibagikan untuk masyarakat setempat yang berhak menerimanya dan untuk anak santri Qotrun Nada. Dalam tekhnis pembagian daging qurban, biasanya pembagian ini dbantu oleh beberapa panitia yakni para ustad yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada agar dalam pelaksanaan pembagian daging qurban berjalan dengan tertib. Sistem pembagiannya dengan cara memberikan kupon kepada masyarakat, yang mana kupon itu sudah diberikan oleh panitia yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada kepada masyarakat setempat. Selain dibagikan untuk masyarakat setempat, santri Qotrun Nada pun juga berhak untuk menyicipi hasil dari penyembelihan hewan qurban tersebut karena dari penyembelihan tersebut ada sebagian hak para santri Qotrun Nada. Jumlah hewan qurban pada tahun 2010, sebanyak kambing 15 ekor dan sapi 4 ekor. 63
Dalam pembagian hewan qurban terhadap masyarakat Cipayung Jaya, Alhamdulillah, dalam pembagiannya rata dan tidak ada yang tidak dapat. Selain untuk masyarakat setempat, hasil hewan qurban ini juga dibagikan kepada santri qotrun nada untuk dinikmati oleh mereka, yang mana daging tersebut dimasak oleh ibu dapur yang kemudian dinikmati oleh seluruh santri qotrun nada selama 3 hari berturut-turut. Berqurban diharapkan dapat melahirkan rasa solidaritas yang tinggi dan rasa tanggung jawab yang besar guna meningkatkan rasa kepedulian sosial sesama muslim dan juga dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. 2. Kegiatan bakti sosial Pada dasarnya bentuk dakwah Islam yang merupakan aktualisasi imani yang di manifestasikan dalam suatu sistem kegiatan kemanusiaan yang dilakukan secara terartur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada tataran kenyataan individual dan social cultural. Dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dan mengembangkan kualitas moral yang tinggi bagi umatnya, Islam telah menanamkan antara lain aturan tentang membelanjakan kelebihan harta kepada yang berhak menerimanya. Aturan ini menganjurkan bahwa kelebihan harta harus dipergunakan untuk memberikan layanan kebaikan. Kegiatan pondok pesantren Qotrun Nada dalam bidang sosial merupakan salah satu wujud kepedulian terhadap sesama manusia yang kurang mampu. Berupa bentuk kegiatan yang dilakukan pondok pesantren
64
Qotrun Nada seperti (santunan anak yatim maupun yatim piatu kepada santri Qotrun Nada itu sendiri). Untuk tekhnis pelaksanaan kegiatan bakti sosial ini biasanya, pondok pesantren Qotrun Nada mengadakannya bersamaan pada waktu acara Nuzulul Qur’an yaitu bertepatan pada bulan Ramadhan. Di akhir acara Nuzulul Qur’an ini, pimpinan pondok pesantren Qotrun Nada memberikan santunan kepada anak santri yang sudah yatim maupun yatim piatu, baik berupa uang maupun berupa pakaian. 6 Dari hasil penelitian, sumbangan yang diberikan kepada anak santri yang yatim piatu itu berupa pakaian, seperti sarung, mukena, dan berupa uang. Dan selain uang maupun pakaian, pimpinan pondok pesantren Qotrun Nada juga mengadakan acara buka puasa bersama dengan para santri yang yatim piatu dirumah kediaman beliau yang masih berada disekitar pondok pesantren Qotrun Nada tersebut. Selain pimpinan pondok pesantren Qotrun Nada yang memberikan sumbangan kepada anak santri yang yatim piatu, ada juga sebagian donatur dari luar yang ikut menyumbangkan sebagian hartanya untuk santri qotrun nada yang sudah yatim piatu berupa makanan dan uang yang bertepatan pada bulan ramadhan. B. Metode Pelaksanaan Dakwah Pondok Pesantren Qotrun Nada Setiap aktivitas dakwah harus dirancang dan dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan memperhatikan berbagai situasi kondisi yang dihadapi. Pembicaraan tentang bagaimana dakwah harus dilakukan, 6
Wawancara pribadi dengan Ustad Ready. Ustad Pondok Pesantren Qotrun Nada. 18. Maret 2011. Jam 10.00 WIB.
65
merupakan pembicaraan mengenai metode dakwah. Metode dakwah suatu cara
yang digunakan oleh seseorang
maupun kelompok dalam
menyampaikan suatu pesan, amanah, atau ajaran tersebut yang disesuaikan dengan apa yang akan disampaikan. Dalam kajian dakwah, metode merupakan kajian yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu aktivitas dakwah. Selain dapat menentukan materi apa yang akan ditempuh dalam melaksanakan aktivitasnya, dengan metode pula pelaksanaan dakwah mempunyai arti yang amat besar yaitu dengan tersebarluasnya ajaran Islam pada berbagai lapisan masyarakat seperti sekarang ini. Penggunaan metode-metode tersebut tergantung kepada bentukbentuk kegiatan dakwah yang dilaksanakan. Begitu pula dengan metode dakwah yang digunakan oleh pondok pesantren Qotrun Nada, juga merujuk
pada
bentuk-bentuk
dakwah
yang
dilakukan,
sehingga
orientasinya bersumber pada sisi pendekatan terhadap mad’u. Dari keseluruhan bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan oleh pondok pesantren Qotrun Nada lebih banyak menggunakan bentuk dakwah bil lisan, yaitu dengan cara mengajar, komunikasi langsung dengan para santri, dan mengadakan diskusi atau tanya jawab tentang masalah keagamaan. Diantara metode-metode dakwah efektif yang digunakan oleh pondok pesantren Qotrun Nada adalah :
66
1. Metode Al-Hikmah (kebijaksanaan) Dari berbagai kegiatan dakwah yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada, ternyata banyak sekali ajaran tentang keagamaan yang didapat oleh para santrinya (Mad’u), selain dari ajaran-ajaran keagamaan yang mereka dapat, tetapi dari kepribadian seorang kyainya (Da’i) juga didapatkan oleh para santri (Mad’u), karena sifatnya yang tegas dalam menyampaikan suatu materi kepada Mad’u nya,
dan juga selalu
memberikan contoh yang baik pada santrinya tentunya dari segala tutur kata dan tingkah lakunya. Gunanya agar para santrinya juga menjadi seorang yang berakhlak mulia dan tingkah lakunya pun mencerminkan benar-benar seorang santri.7 2. Metode Mau’izah Hasanah (nasihat yang baik) Penyampaian materi dakwah oleh para ustad (Da’i), yang sering disampaikan pada pengajian harian maupun mingguan terhadap santrinya (Mad’u), hampir seluruh santri tertarik dengan cara penyampaiannya yang begitu masuk kedalam hati, yang sekaligus dapat dipahami oleh para santrinya, dan tidak dengan kata-kata yang keras atau emosi. Karena dengan upaya lemah lembut dan tegas mereka, para santri bisa dengan mudah menangkap materi yang disampaikan. Setiap para ustad menyampaikan suatu materi atau pengajaran terhadap para santrinya (Mad’u), dalam penyampaian materi para Asatidz juga tidak lupa memberikan suatu pesan-pesan yang baik dan suatu peringatan kepada santrinya, agar santrinya itu selalu ingat akan nasihat7
Wawancara pribadi dengan Ustad Musa Abadi Wahab. Asatidz pondok pesantren Qotrun Nada. Jakarta 18 Maret 2011.
67
nasihat yang baik itu dan tetap selalu dijalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
3. Metode Al-Mujadalah Bil Lati Hiya Ahsan (Berdiskusi) Metode ini yaitu dakwah melalui berbantah-bantahan dengan jalan sebaik-baiknya, tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.8 Begitu juga metode dakwah yang dilakukan di pondok pesantren Qotrun Nada, ketika ada seorang wali murid atau Masyarakat sekitar yang ingin bertanya atau berdiskusi dengan Kyai atau Ustadnya langsung tentang ajaran Islam, maka ketika beliau menerapkannya kepada orang yang belum memahami tentang Islam atau bahkan mereka tahu tentang Islam tetapi tidak menjalankannya, maka beliau memberikan keterangan atau pemahaman tentang Islam itu kepada mereka dengan cara berdiskusi yang baik, dan antara satu dengan yang lainnya saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut, itulah kunci untuk mendapatkan kebenaran sejati.9 Dari metode-metode dakwah yang digunakan di pondok pesantren Qotrun Nada yaitu oleh Kyai atau Ustadnya atau disebut juga dengan para
8
Abdul Fatah, Rohandi dan M. Tata Taufik, Manajemen Dakwah di Era Global. Jakarta: CV. Fauzab Inti Kreasi, 2004 9 Wawancara pribadi dengan Ustad Musa Abadi Wahab. Asatidz pondok pesantren Qotrun Nada. Jakarta 18 Maret 2011
68
Da’i, akhirnya penulis dapat simpulkan bahwa metode yang digunakan dan diterapkan oleh Kyai nya sejalan dengan Firman Allah SWT dalam surat An-Nahl: 125, yang artinya :
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesaat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
C. Factor Pendukung Dan Penghambat Dalam Kegiatan Dakwah Santri di Pondok Pesantren Qotrun Nada 1. Faktor Pendukung Berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan pemimpin pondok pesantren Qotrun Nada, ada beberapa faktor eksternal dan internal yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan dakwah oleh pondok pesantren Qotrun Nada di antaranya adalah : Faktor Pendukung Eksternal : a. Karena ada keterkaitan antara wali santri dan pesantren maka hubungannya menjadi lebih baik untuk berdakwah. b. Respon dari masyarakat yang sangat baik dengan memberikan dukungan sepenuhnya dalam setiap melakukan dakwah di pondok pesantren Qotrun Nada. dan anggapan dari masyarakat sekitar, bahwa dengan adanya pondok pesantren yang dibangun di Cipayung Jaya mampu memberikan perubahan positif bagiu para santri.
69
c. Adanya bantuan dari para donator yang berpartisipasi dalam pembangunan pesantren Qotrun Nada ini untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwahnya. Faktor Pendukung Internal : a. Adanya potongan bayaran bulanan kepada anak santri yang orang tuanya kurang mampu. Gunanya, agar selain membantu sesama umat Muslim tetapi juga mempererat tali sillaturahim antara wali murid dengan Kyai nya, dan ini juga yang membedakan pondok pesantren Qotrun Nada, dengan Pondok Pesantren lainnya. Setiap melaksanakan kegiatan dakwah, sudah tentu akan ditemui masalah-masalah yang dapat menghambat kelancaran suatu kegiatan dakwah, baik itu masalah-masalah kecil maupun masalah-masalah besar. Adanya masalah-masalah atau hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan dakwah, seperti yang dialami pondok pesantren Qotrun Nada merupakan suatu yang lumrah dan perlu dicari solusi yang tepat. Diantaranya yang menjadi factor penghambat adalah : 2. Faktor Penghambat a. Masih banyaknya sarana dan prasarana yang belum memadai sehingga menjadi faktor penghambat bagi kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh santri pondok pesantren Qotrun Nada, seperti: tempat sarana belajar untuk menuntut ilmu khususnya ilmu agama, perpustakaan, dan laboraturium. 10
10
Wawancara pribadi dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada, Jakarta 30 Maret 2011.
70
Dalam kegiatan dakwah maupun bentuk perjuangan lainnya adalah suatu hal yang sudah biasa dengan adanya rintangan, tantangan, baik secara internal maupun eksternal. Karena pada dasarnya suatu perjuangan dapat dikatakan berhasil jika hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi. Kegiatan dakwah yang di laksanakan oleh pondok pesantren Qotrun nada saat ini masih berjalan dengan baik meskipun masih menemui hambatanhambatan. Dengan adanya faktor pendukung dan penghambat maka dapat menjadi bahan koreksi atau bahan evaluasi yang baik bagi pihak pondok pesantren Qotrun Nada dalam meningkatkan kegiatan dakwah serta pengamalan agama di waktu mendatang.
71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian dan analisis hasil penelitian di lapangan sebagaimana dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh pondok pesantren Qotrun Nada semuanya mencangkup dalam dua hal bentuk dakwah. Pertama yaitu dakwah bil lisan dan yang kedua dakwah bil hal. Adapun aktifitas dakwah pondok pesantren Qotrun Nada meliputi : dakwah bil lisan yakni melalui pengajian harian, pengajian mingguan seperti : pengajian kitab Batsul Masail, dan pengajian Ta’lim Mu’talim, pengajian bulanan yang diikuti oleh para
wali
murid
pondok
pesantren
Qotrun
Nada,
dan
memperingati hari-hari besar Islam (PHBI). Sedangkan dakwah bil hal yang dilakukan oleh pondok pesantren Qotrun Nada sendiri melalui santunan anak yatim piatu dan penyembelihan hewan Qurban yang dilaksankan setiap Idhul Adha. 2. Secara keseluruhan pelaksanaan aktifitas dakwah berjalan dengan
baik dan lancar dan juga mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat cipayung jaya. Dan karena dengan berdirinya pondok pesantren Qotrun Nada di Cipayung Jaya ini, daerah Cipayung ini
69
pendidikannya lebih meningkat dari sebelum-sebelumnya dan pengetahuan agamanya pun juga lebih baik. Dengan demikian maka secara umum pondok pesantren ini memberikan dampak positif kepada masyarakat, walaupun pada kenyataannya tidak sedikit pula masyarakat yang belum memahami atau mendalami ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh. 3. Hambatan yang dihadapi oleh pondok pesantren Qotrun Nada antara lain : kurang lengkapnya fasilitas yang diperlukan dalam menunjang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada, sehingga para santri dalam menjalankan kegiatan-kegiatan aktivitasnya jadi terhambat karena fasilitas yang serba kekurangan. Tapi meskipun demikian bukan berarti bisa mematahkan semangat para santri dalam menjalankan aktivitasaktivitasnya. Keberhasilan dan kesuksesan aktivitas dakwah pondok pesantren Qotrun Nada juga tidak terlepas dari faktor pendukung, diantaranya adalah : adanya dukungan dari berbagai kalangan, baik dari tokoh pemerintah, orang tua santri dan tokoh masyarakat. B. Saran – Saran 1. Kepada seluruh asatidz-asatidz pondok pesantren Qotrun Nada hendaknya senantiasa melakukan dakwah, jangan ada rasa bosan atau jenuh demi syiarnya agama Islam, bukan saja melalui dakwah bil lisan namun yang lebih utama adalah dakwah dengan perbuatan-perbuata yang baik dalam kehidupan sehari-hari
70
ditengah masyarakat maupun ditengah-tengah lingkungan pondok pesantren. 2. Memberikan motivasi kepada para santri atau aktivitas dakwah akan pentingnya dakwah ditengah masyarakat yang sangat komplek baik dari segi ras, budaya terutama sekali agama, sebagai pembinaan
umat
dalam
menjalankan
kehidupan
menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat. 3. Hendaknya para Asatidz tidak terlalu memporsis waktu anak santri untuk kegiatan-kegiatan dalam belajar kitab, sehingga waktu yang mereka punya untuk istirahat jadi sedikit. 4. Untuk para santri pondok pesantren Qotrun Nada yang professional, dalam arti harus bisa menjaga identitas sebagai seorang santri yang baik dan berakhlak, dimanapun anda berada dan jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah SWT, harus mempunyai keyakianan untuk sukses, baik di dunia maupun di akhirat, dan senantiasa mengamalkan apa yang telah diterima di pondok pesantren Qotrun Nada.
71
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009. Aziz, Jum’ah Abdul Amin, Fiqih Dakwah, Solo: Era Intermedia, 2005. Ali, Moh. Aziz, Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004. Ardani, Moh, Akhlak tasawuf Nilai-nilai Akhlak / Budipekerti dalam Ibadat dan Tasawuf. Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005. Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group, 2009. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1997. Departremen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Fatah Abdul, Rohandi dan Taufik M. Tata, Manajemen Dakwah di Era Global. Jakarta: CV. Fauzab Inti Kreasi, 2004. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset, 1989. Hasuddin, Manajemen Dakwah. Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005. Ismail, Asep Usman, Tasawuf. Jakarta: Pusat Studi Wanita Uin Jakarta, 2005. Ismail Nawari, Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah Dan Penerapannya, Jakarta: PT Bulan Bintang 2004.
Musyarofah, Umi, Dakwah K.H. Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan. Jakarta: Uin Jakarta Press 2009. Masyhu, M. Sulthon, & Khusnurilo, Moh, Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka 2005. Moleong, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989. Munir, Muhammad & Ilaihi, Wahyu, Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media Group, 2006.
72
Masyhu, M. Sulthon, Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka, 2003. Matuloh, “Pengaruh Aktifitas Dakwah Terhadap Perubahan Akhlak Remaja Ustad Jami’Asy-yafi’iyyah Pondok Pucung Karang Tengah Tanggerang.” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren. Tanggerang: Media Nusantara, 2006. Muhammad Nuh Sayid. Dakwah Fardiyah pendekatan personal dalam dakwah, Solo: Era Intermedia, 1996. Nuh, Muhammad Sayid,
Dakwah Fardiyah pendekatan personal dalam
dakwah. Solo: Era Intermedia, 1996. Shaleh, Abdur Rasyad, Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993. Suparta, Munzier, Metode Dakwah. Jakarta: Kencana 2009. Sofyan, Arif Mirrian, Materi Pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005. Sojogyo dan Pujiwati Soyogyo, Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1999
Takariawan, Cahyadi, Prinsip-Prinsip Dakwah. Yogyakarta: ‘Izzan Pustaka, 2005.
73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Nama Santri
: Sri Wahyuni ( ketua ISQN pondok pesantren Qotrun Nada )
Tanggal
: 21 Maret 2011
Waktu
: 13.00 WIB
BERITA WAWANCARA 1. T : Mengapa anda merasa tertarik untuk masuk ke pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Saya merasa tertarik untuk masuk ke Pondok Pesantren Qotrun Nada karena melihat dari segi bahasa, yang mana bahasa sehari-harinya itu memakai bahasa arab dan bahasa inggris, dan selain itu aktivitas yang dilakukan di Qotrun Nada ini cukup bagus dan banyak. Baik dari segi keseniannya, pengajian kitab salafnya, pendidikan formalnya, maupun kegiatan mingguan yang lainnya. 2. T : Menurut anda apa kelebihan pondok pesantren Qotrun Nada dibandingkan dengan pondok pesantren yang lainnya ? J : kelebihan Pondok Pesantren Qotrun Nada ini yaitu dari segi kedisiplinannya, baik dari segi kedisiplinan dalam pamakaian bahasa, peraturan, maupun kedisiplinan dalam berpakaian. Karena di Qotrun Nada ini dalam masalah berpakaiannya sangat benar-benar tertutup sekali dan bahkan di wajibkan untuk berpakaian gamis dalam sehari-harinya. Dan selain itu, yang membuat beda Qotrun Nada dengan Pondok Pesantren Lainnya khususnya Pondok Pesantren yang ada di daerah sekitar Depok yaitu aktivitas yang dilakukan di Qotrun Nada begitu banyak, sehingga waktu itu tidak terbuang dengan sia-sia, seperti kegiatan harian, yaitu pengajian kitab salafiyah, yang dilaksankan tiap ba’da subuh, ba’da dzhur, ba’da ashar, ba’da maghrib dan ba’da isya. Dan kalau kegiatan mingguannya, yaitu pengajian ta’lim mu’talim yang dilaksanakan tiap hari rabu, dan kegiatan muhadhoroh sughro. 3. T : Apakah anda tekun dalam mengikuti kegiatan dakwah yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Alhamdulillah, selama badan saya sehat dan kuat, saya selalu rutin mengikuti aktivitas-aktivitas yang ada di Pondok Pesantren Qotrun Nada ini. 4. T : Materi apa saja yang telah anda pelajari di pondok pesantren Qotrun Nada ini ?
J : materi yang telah saya pelajari di Pondok Pesantren Qotrun Nada, khususnya materi pengajian kitab salafiah yaitu fathul mu’in, yang membahas tentang Fiqih, Muamalat, tentang larangan-larangan mencuri, tentang hukum Ghosob, atau pun yang lainnya. Kemudian kitab Ta’lim Mu’talim yang dilaksanakan tiap satu minggu sekali yang membahas tentang menuntut Ilmu, dan Ta’zim kepada guru. Kemudian kitab Fathul Qorib, dalam kitab ini membahas tentang tentang Fiqih juga tapi penjelasannya lebih singkat, beda dengan Fathul Mu’in. kemudian kitab Amsilati, yang mana kitab Amsilati ini merupakan kitab yang baru dipelajari oleh para santri Qotrun Nada, dan tujuan mempelajari kitab Amsilati ini yaitu untuk cara cepat membaca kitab kuning. 5. T : Apakah anda tertarik mempelajari materi-materi yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada? Jelaskan ! J : tertarik sekali, karena dengan mempelajari materi-materi yang ada di Qotrun Nada ini saya jadi lebih mengetahui tentang masalah-masalah agama, masalah-masalah tentang Fiqih dan bisa juga sedikit demi sedikit cara membaca kitab kuning yang benar. 6. T : Sudah berapa lama anda di pondok pesantren Qotrun Nada ini ? J : Saya di Qotrun Nada sudah hampir 5 tahun, dan sekarang saya juga sudah menjadi ketua ISQN ( Ikatan Sanrti Qotrun Nada ). 7. T : Apa saja yang anda dapat selama berada di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : alhamdulillah, selama Saya ada di Qotrun Nada, begitu banyak yang saya dapat, seperti dari segi akhlak, baik dari akhlak berpakaian, cara berbicara terhadap yang lebih tua, kedisiplinan, bisa berbahasa Arab dan berbahasa Inggris, bisa membaca Al-Qur’an dengan ragamnya, ibadahnya lebih meningkat dari sebelum-sebelumnya dan lain-lain. 8. T : kegiatan apa saja yang dilaksanakan para santri pada waktu malam minggu ? J : adapun kegiatan yang dilaksanakan pada malam minggu itu adalah kegiatan muhadharah, yang mana kegiatan muhadharah ini dlaksanakan pada malam minggu pada pukul 20.00 WIB. Dan dalam pelaksanaan kegiatan muhadharah ini dibagi menjadi tiap kelas dan yang membimbing muhadharah itu sendiri
adalah pengurus Ikatan Santri Qotrun Nada. tujuan diadakannya muhadharah ini, guna untuk melatih mental kita untuk berpidato di depan orang banyak.
Interviuwer
Responden
(Sri Ayu Rahayu)
(Sri Wahyuni)
Nama Santri
: Shela Amelia
Tanggal
: 21 Maret 2011
Waktu
: 13.20 WIB
BERITA WAWANCARA 1.
T : Mengapa anda merasa tertarik untuk masuk ke pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Saya tertarik untuk masuk ke Qotrun Nada ini karena bahasanya berjalan dengan baik, dan selain itu Qotrun Nada ini sangat unik, uniknya karena bayarannya murah Rp.250.000 dan untuk anak yang kurang mampu dan anak yatim bisa dikasih keringanan, tappi meskipun bayarannya murah bukan berarti murahan, malah Qotrun Nada ini aktivitasnya itu sangat banyak sekali dan pengajian kitab salafiahnya pun sangat bnanyak dipelajari, oleh karena itu Saya sangat tertarik sekali masuk ke Qotrun Nada ini.
2.
T : Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan pondok pesantren Qotrun Nada dibandingkan dengan pondok pesantren yang lainnya ? J : Qotrun Nada itu kalau Saya lihat dari kelebihannya, akhlak santrinya itu lebih kelihatan atau menonjol sekali dan keakraban dengan teman-temannya sangat hangat sekali dan solidaritasnya itu sangat tinggi sekali, dan Qotrun Nada itu kalau Saya lihat berkah sekali karena pembangunannya yang begitu cepat. Dan yang membuat beda Qotrun Nada ini dengan pesantren lainnya yaitu kalau di pesantren Qotrun Nada ini telah ada pengajian kitab salfiah yaitu pengajian kitab Amsilati, yang mana kitab Amsilati ini belajar tentang cara cepat membaca kitab kuning, sedangkan di pesantren-pesantren lainnya khususnya pesantren yang ada di sekitar daerah depok, pengajian kitab Amsilati ini belum ada yang melaksanaknnya. Dan kalau dilihat dari segi kekurangannya, Pondok Pesantren Qotrun Nada ini kekurangannya itu hanya fasilitasnya saja yang kurang, seperti segi fasilitas dalam belajarnya, karena sampai sekarang ada sebagian anak santri yang belajarnya itu ada yang di depan kelas, di depan kamar anak santri ataupun di saung-saung.
3. T : Apakah anda tekun dalam mengikuti kegiatan dakwah yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Alhamdulillah, selama saya belajar di Qotrun Nada ini, Saya selalu aktif dan rutin mengikuti aktivitas yang ada di Pesantren ini.
4. T : Materi apa saja yang telah anda pelajari di pondok pesantren Qotrun Nada ini ? J : selama Saya di Qotrun Nada, Saya sudah mempelajari berbagai macam materi,khususnya materi pengajian kitab salafiah seperti, kitab Taqrib, yang mana kitab Taqrib ini membahas tentang masalah-masalah Fiqih, seperti cara berwudhu yang benar, tentang Sholat, Tayamum, Nifas, ataupun yang lainnya. Kemudian kitab Kalamiah, yang membahas tentang pengesaan Allah, keimanan kepada Allah, dan tentang sifat-sifat Nabi. Kemudian kitab Jurumiyah, yang membahas tentang dasar-dasar bahasa Arab, kemudian kitab Fathul Qorib yaitu lanjutan dari kitab Taqrib, tapi kalau fathul Qorib itu penjabarannya lebih luas. Kemudian kitab Kaylani, yang membahas tentang Wazan-Wazan, Shorof, Masdar dan perubahan-perubahan Shigot. Kemudian kitab Tijan Darori, yaitu membahas tentang anak-anak Nabi Muhammad dan sifat-sifat Nabi SAW. 5. T : Apakah anda tertarik mempelajari materi-materi yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada? Jelaskan ! J : tertarik sekali, karena ingin mengetahui lebih dalam lagi masalah-masalah tentang Fiqih, masalah agama, dan masalah-masalah yang lainnya yang belum Saya ketahui. 6. T : Sudah berapa lama anda di pondok pesantren Qotrun Nada ini ? J : Saya di Qotrun Nada sudah 2 tahun dan sebelum masuk pesantren, saya sebelumnya sekolah di SMP Negeri. Tapi meskipun Saya baru 2 tahun di Qotrun Nada, Saya sudah dipercayai menjabat sebagai pengurus bagian kebahasaan. 7. T : Apa saja yang anda dapat selama berada di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : selama 2 tahun di Qotrun Nada, Alhamdulillah begitu banyak yang Saya dapat, seperti kedisiplinan, cara membagi waktu yang baik, bisa menguasai bahasa arab dan bahasa inggris, khususnya perubahan akhlak, baik dari cara akhlak berpakaian, berbicara terhadap yang lebih tua, dan selain itu yang paling berharga yang saya dapat di Qotrun Nada ini adalah ibadah dalam sholat Saya meningkat sekali dibandingkan sebelum Saya masuk ke Qotrun Nada dan sekarang pun Saya sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan menggunakan Tajwid.
Interviuwer
Responden
(Sri Ayu Rahayu)
(Shela Amelia)
Nama Santri Tanggal
: Zahratu Sa’adah : 21 Maret 2011
Waktu
: 14.00 WIB
BERITA WAWANCARA
1. T : Mengapa anda merasa tertarik untuk masuk ke pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Saya tertarik masuk ke Pondok Pesantren Qotrun Nada, karena Qotrun Nada ini ada perpaduan sendiri antara modern dengan salaf, meskipun pesantren modern, tapi santrinya itu tetap kelihatan sebagai seorang santri, dan dari pakaiannya begitu sangat sopan dan tertutup, dan selain itu yang buat saya lebih tertarik lagi karena pemakaian bahasa arab dan bahasa inggrisnya itu benar-benar diterapkan dalam kehidupan lingkungan pesantren. 2. T : Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan pondok pesantren Qotrun Nada dibandingkan dengan pondok pesantren yang lainnya ? J : kalau dilihat dari kelebihan Qotrun Nada ini yaitu dikolaborasinya, jadi modern dengan salafnya itu benar-benar ada, kalau pesantren lain, kalau sudah pesantren modern tapi sifat santrinya itu kurang mencerminkan benar-benar seorang santri, contohnya dari cara berpakaiannya dan cara berbicaranya terhadap seorang guru. Dan selain itu di Qotrun Nada ini juga sudah mengadakan pengajian kitab amsilati, yang mana amsilati ini tujuannya itu untuk cara cepat untuk membaca kitab kuning, sedangkan kalau dipesantren daerah depok lainnya pengajian kitab amsilati ini belum ada yang melaksanakannya. Sedangkan kalau dilihat dari segi kekurangannya, Qotrun Nada ini fasilitasnya sangat-sangat kurang sekali, apalagi kalau dilihat dari fasilitas untuk belajar itu sangat terbatas sekali, karena fasilitas yang sangat kurang itu ada sebagian kelas yang belajarnya itu di depan kamar santri dan ada juga yang belajar di depan rumah kyai. Dan fasilitas untuk praktek dan perpustakaan pun juga belum ada. 3. T : Apakah anda tekun dalam mengikuti kegiatan dakwah yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada ?
J : Alhamdulillah, selama Saya di Qotrun Nada, Saya selalu rutin dan aktif mengikuti aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan di Qotrun Nada, kecuali kalau saya lagi ada halangan, seperti sakit. 4. T : Materi apa saja yang telah anda pelajari di pondok pesantren Qotrun Nada ini ? J : materi yang sudah saya pelajari di Qotrun Nada, belajar kitab Iana Tholibin, yaitu membahas tentang Fiqih, ada bab Haji, bab Soum, bab Thoharoh dan bab Sholat. Kemudian Fathul Majid, yang membahas tentang keesaan Allah, tentang Tauhid, sifat-sifat Allah dan sifat-sifat Nabi SAW. Kemudian kitab Nasaul Diniyah, yaitu membahas tentang nasehat-nasehat seorang guru dalam segi agama. Kemudian kitab Alfiah, yaitu membahas tentang ilmu I’lad, cara membaca kitab kuning, seperti Nahu Shorofnya atau dhomir-dhomirnya. Dan yang lebih menarik lagi yaitu pengajian Batsul Masail, yang mana Batsul Masail ini dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada malam minggu ba’da isya, dan dalam Batsul Masail disini, cara metode belajarnya itu dibuat perkelompok dan setiap kelompok materinya berbeda-beda, seperti materi : bab Bay’u ( jual beli ), bab Khiar, bab Sulhi, bab tentang perdamaian antara orang yang berhutang dan yang dihutangi. Jadi setiap kelompok itu ditugaskan mencari bahan-bahannya dari berbagai referensi kitab-kitab yang telah dipelajari, kemudian diringkas dan kemudian di waktu malam minggu tersebut dibahas dan dpresentasikan di depan dan kemudian ada Tanya jawab, dan Batsul Masail ini hanya dilaksanakann oleh kelas 3 Aiyah saja. 5. T : Apakah anda tertarik mempelajari materi-materi yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada? Jelaskan ! J : sangat tertarik, karena dalam materi yang saya pelajari di Qotrun Nada ini, materinya sangat bagus dan bisa langsung untuk dipahami dan juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 6. T : Sudah berapa lama anda di pondok pesantren Qotrun Nada ini ? J : Saya di Qotrun Nada alhamdulilaah sudah hampir 6 tahun, dan sekarang ini Saya sedang mempersiapkan ujian Negara. 7. T : Apa saja yang anda dapat selama berada di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : selama 6 tahun Saya di Qotrun Nada, Alhamdulillah sudah banyak yang Saya dapat, yaitu dari segi mengatur waktu dengan sebaik mungkin,
kedisiplinan, bersosialisasi terhadap sesama teman, berakhlak, baik dari segi akhlak pakaian maupun cara berbicara terhadap orang yan lebih tua, bisa membaca Al-Qur’an dengan berbagai ragam, dan selain itu bisa berbahasa arab dan bahasa inggris, dan bisa mengetahui tentang masalah-masalah agama yang tadinya tidak tahu jadi mengetahui.
Interviuwer
Responden
(Sri Ayu Rahayu)
(Zahratus Sa’adah)
Nama
: Ustd. Ready Gunawan
Waktu
: 10.00 WIB
Tanggal : 18 Maret 2011 BERITA WAWANCARA 1. T : Apa Latar belakang pendidikan ustad ? J : Saya dari lulusan Pondok Pesantren Assalam di Sukabumi selama 6 tahun, dan lulus sekitar pada tahun 2002, setelah lulus Saya ke Arab Saudi untuk belajar kesenian seperti, Kaligrafi dan lukis selama 2 tahun. dan setelah 2 tahun lamanya, Saya kembali lagi ke Indonesia pada tahun 2004, setelah setiba di Indonesia Saya kuliah di LIPIA ( Ilmu Pengetahuan Bahasa Arab ), dan sambil kulaih di LIPIA, Saya mengajar di Qotrun Nada. 2. T : Apa motivasi ustad menjadi seorang Da’I di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : motivasi Saya yaitu, bahwa manusia yang baik itu adalah manuisa yang bermanfaat untuk orang lain, karena meskipun manfaat untuk pribadi tapi belum tentu manfaat untuk orang lain. Karena Saya lebih senang melihat mereka (santri) sukses, karena mungkin saja dari kesuksesan mereka ada sedikit Ilmu dari Saya. Jadi Saya ingin melihat generasinya itu menjadi lebih baik dari kita, dan bisa berkhitmat untuk masyarakat, baik siang, malam maupun tidak ada hentinya. 3. T : Sejak kapan ustad bergabung dengan pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Saya bergabung di Pondok Pesantren ini pada Tahun 2004, dan alasan Saya ingin bergabung di Qotrun Nada ini, karena niat Lillahita’ala, ingin berkhitmat untuk umat dan juga ingin menolong agama Allah SWT, apapun jenisnya Allah akan menolong kita dan tidak akan membiarkan kita. Dan selain itu, Saya ingin bergabung di Qotrun Nada ini karena ingin mempererat tali Silaturahim dan untuk pengalaman Saya juga. 4. T :Apa harapan ustad terhadap santri yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : harapan Saya terhadap santri Qotrun Nada ini sangat tinggi sekali, karena Saya ingin santri Qotrun Nada ini menjadi seorang sosok ulama, bisa mencapai cita-cita yang tinggi, terus juga untuk bisa menerapkan Ilmu yang ada, dan dari segi akhlak pun bisa diterapkan dengan Ilmu yang ada, karena Allah tidak bisa menerima Ilmu kita semua.
5. T : Apa saja kekurangan dan kelebihan dari pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Qotrun Nada ini kalau dari segi kekurangannya, yiatu dari segi fasilitas, tapi meskipun dengan fasilitas yang serba kekurangan, tidak mematahkan semangat para santri, dan para santrinya pun juga selalu semangat dalam belajar, dan ini juga sebuah motivasi untuk para guru-guru semua agar menjadi lebih baik lagi untuk para santri. Dan selain itu kekurangan Qotrun Nada ini kalau dilihat dari segi pembelajarannya, mungkin dari segi pelajaran umumnya saja seperti, kimia, biologi, fisika atau pelajaran umum yang lainnya yang kurang diterapkan, karena memang di Qotrun Nada ini yang diterapkan sekali yaitu pelajaran agamanya, tapi bukan berarti kami semua atau para guru-guru lainnya mengabaikan pelajaran umum tersebut. Dan kalau dilihat dari kelebihannya Qotrun Nada ini dengan pesantren yang lain, khususnya pesantren yang ada di daerah sekitar Depok, yaitu dari segi bahasanya, yang mana Qotrun Nada ini mempunyai dua bahasa yaitu bahasa Arab dan Bahasa Inggris dan kedua bahasa ini benar-benar sangat diterapkan. Selain itu, di Qotrun Nada ini sudah diterapkan pengajian kitab Amsilati, yang mana pengajian kitab Amsilati ini tujuannya itu untuk cara cepat membaca kitab kuning, dan bahkan dengan adanya pengajian kitab amsilati ini, para masyarakat sekitar jiga ingin ikut mempelajarinya. Dan metode belajarnya ini yaitu ada Tanya jawab, terus ada juga system menghafal jadi setiap pertemuan harus bisa menghafal 20 koidah, dan kitab Amsilati ini sampai 5 Juz. 6. T : Materi apa saja yang ustad ajarkan di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : materi yang sudah ajarkan di Qotrun Nada ini yaitu pengajian kitab Amsilati, Jurumiayah, Tauhid, English Cors, dan Imla. 7. T : kegiatana apa saja yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada tiap tahunnya ? J : adapun kegiatan yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada tiap tahunnya itu adalah sering mengadakan pemotongan Hewan Qurban yang dilaksanakan pada lebaran Idhul Adha tiap tahunnya, dan santunan buat anak santri yang sudah Yatim piatu. 8. T : Apa visi, misi, dan moto Pondok Pesantren Qotrun Nada? J : adapun visi Qotrun Nada itu yaitu
اﻟﻤـﺤﺎﻓﻈﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻘﺪﯾﻢ اﻟﺼﺎﻟﺢ واﻷﺧﺬ ﺑﺎﻟـﺠﺪﯾﺪ اﻷﺻﻠﺢ (Melestarikan nilai-nilai klasik yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik). Dan Misi Qotrun Nada yaitu
Mencipatakan Generasi Yang Berakhlakul Karimah
Berilmu Amaliyah, Beramal Ilmiyah
Mampu Menjalankan Perintah & Menjauhi Larangan Allah SWT
Sedangkan Moto Qotrun Nada yaitu
Berakhlakul Karimah
Berbadan Sehat
Berpengetahuan Luas
Berpikiran Bebas
Interviuwer
Responden
(Sri Ayu Rahayu)
(Ustad.Readi Gunawan)
Nama
: Ustad Andi Shofian Efendy
Waktu
: 10.15 WIB
Tanggal : 18 Maret 2011
BERITA WAWANCARA
1. T : Apa Latar belakang pendidikan ustad ? J : Saya lulusan dari dari Pondok Pesantren Darussalam pada tahun 2003, setelah lulus Saya langsung mengajar di Qotrun Nada, sambil kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. T : Apa motivasi ustad menjadi seorang Da’I di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Motivasi Saya yaitu, ingin mengamalkan Ilmu yang Saya punya dan bisa bermanfaat untuk orang lain khususnya untuk santri Qotrun Nada ini. 3. T : Apa harapan ustad terhadap santri yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : harapan saya, mudah-mudahan santri ini tidak hanya berkembang dalam dunia kepesantrenan saja tetapi juga dalam segala bidang, apalagi di Qotrun Nada ini juga menggunakan cara berbahasa, agar harapan saya mereka bisa bersaing, jadi bukan dalam ke Islaman saja tapi juga dalam bidang social mereka bisa bersaing. Sehingga diharapkan kalau mereka bekerja bukan hanya dalam keimanan saja tapi dari segi sosialnya juga 100%, ketika nereka bersaing dalam bidang tekhnologi mereka juga bisa bersaing. Jadi intinya, harapan saya, supaya santri Qotrun Nada itu bisa bersaing dalam berbagai bidang, bukan hanya dalam dakwah saja, tapi bagaimana mrereka bisa menerapkan Islam dengan pokok social yang ada, dan bisa mengikuti perkembangan zaman.
4. T : Apa saja kekurangan dan kelebihan dari pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Saya kira semua lembaga pasti ada kekurangan atau kelebihannya, tapi mungkin yang sangat mencolok kekurangan di Qotrun Nada ini yaitu fasilitas, khusunya fasilitas dalam segi belajar, karena dengan fasilitas yang serba kekurangan, membuat anak santri belajarnya agak sedikit terganggu karena
fasilitas kelas yang kurang, tapi meskipun fasilitas yang serba kekurangan bukan berarti mematahkan semangat belajar para santri. Sedangkan kalau dilihat dari kelebihannya, Qotrun Nada itu menggunakan metode pendidikan yaitu mengedepankan program kitab kuning, yang dilaksanakan pada waktu ba’da subuh, siang, sore, ba’da magrhib dan ba’da Isya. Dan sekaligus di terapkannya dengan memakai bahasa Arab dan bahasa Inggris, yang mana dua bahasa ini telah diterapkan dari awal berdirinya Qotrun Nada ini, dan hingga sekarang metode tersebut masih diterapkan, dan dalam belajar kitab kuning kita menggunakan gaya bahasa modern yaitu, dengan penguasaan bahasa Arab dan bahasa Inggris dan sebagai bahasa pengantar dari pelajaran tersebut. 5. T : Materi apa saja yang ustad ajarkan di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : materi yang Saya ajarkan di Qotrun Nada ini yaitu kitab Matan Taqrib, yang membahas tentang Fiqih, dan kitab Jurumiyah. 6. T : kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada tiap tahunnya ? J : adapun kegiatan yang dilaksanakan di pondok pesantren Qotrun Nada tiap tahunnya itu adalah Qotrun Nada ini sering mengadakan peringatan haro ( PHBI), seperti :
perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, perayaan
Isra’Mi’raj, perayaan satu Muharram, dan mengadakan acara Nuzulul Qur’an. Dan selain itu pondok pesantren Qotrun Nada tiap tahunnya juga mengadakan pemotongan Hewan Qurban yang dilaksanakan pada Idhul Adha tiap tahunnya, dan santunan buat anak Yatim piatu
interviewer
(Sri Ayu Rahayu)
Responden
(Ustad Andi Shofian Efendy)
Nama
: Ustad Musa Abadi Wahab
Waktu
: 13.00 WIB
Tanggal : 18 Maret 2011
BERITA WAWANCARA
1. T : Apa Latar belakang pendidikan ustad ? J : latar belakang pendidikan saya, saya lulus dari pondok pesantren Darurrahman Jakarta tahun 1990 an selama 6 tahun, kemudian setelah lulus dari Pondok Pesantren Darurrahman, saya masuk kuliah di STAISA di daerah Tanjung Priuk mengambil jurusan PAI dan lulus tahun 2009, setelah itu saya mengajar di berbagai tempat seperti Darurrahman, SMA Mawaddah, STM Wiguna, dan di Qotrun Nada. 2. T : Apa motivasi ustad menjadi seorang Da’I di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : tujuan utama saya untuk menjadi seorang Da’I yaitu Amr Ma’ruf Nahi Munkar atau Syiar Islam dan tidak semata-mata karena materi. 3. T : Apa harapan ustad terhadap santri yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : harapan Saya untuk santri Qotrun Nada ini, supaya menjadi yang lebih terbaik lagi dari pada kami, setidaknya menjadi mahar Guru dan bisa melebihi dari guru-gurunya, dan juga bisa bermanfaat untuk orang lain. 4. T : Apa saja kekurangan dan kelebihan dari pondok pesantren Qotrun Nada ? J : kalau dilihat dari segi kekurangannya,Qotrun Nada ini fasilitasnya sangat terbatas sekali, jadi, karena dengan fasilirtas yang serba kekurangan kegiatan yang dilaksanakan di Qotrun Nada menjadi kurang begitu maksimal. Dan kalau dilihat dari segi kelebihannya, yaitu pendidikannya, meskipun pesantrennya biayanya murah, tapi kita itu tidaklah murahan. Dan anak santri Qotrun Nada itu cukup berkualitas, meskipun sekolah atau belajarnya di emperan, di saung-saung, di depan kamar santri tapi santri kami Insya Allah berkualitas. Dan keunggulan Qotrun Nada dibandingkan dengan Pesantren sekota Depok lainnya, Qotrun Nada termasuk paling unggul, baik dari segi Ilmu pesantrennya, maupun dari segi ekstrakulikulernya, seperti lomba
pramuka sekota depok, Qotrun Nada termasuk yang terbaik dan sering menjuarai. 5. T : Materi apa saja yang ustad ajarkan di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : kalau dari segi kitab salafianya, Materi yang pernah Saya ajarkan di Qotrun Nada ini yaitu Fathul Qorib, Matan Taqrib, Matan Jurumiyah dan Tijan Darori 6. T : Apa saja kegiatan mingguan, dan bulanan, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Qotrun Nada ? J : kegiatan yang dilaksanakan di Qotrun Nada tiap minggunya yaitu, Ratiban, yang dilaksanakan pada malam jum’at ba’da maghrib. Dan dalam Ratiban ini, pertama-tamanya itu membaca Ahli kubur, membaca Ratibul Athos, Rhotibul adhad, membaca Al-Waqi’ah, Yasin Fadhilah, Simti Duroh, dan kemudian diselingi dengan sholawat-sholawat dalam simti duroh tersebut. Sedangkan tiap bulannya, Qotrun Nada mengadakan pengajian bulanan untuk para wali murid, yang dilaksanakan pada awal bulan. Dalam penngajian ini, yang di bahasnya itu adalah tentang masalah Fiqih, dan pengajian kitab Fiqih ini diajarkan langsung oleh KH. Burhanuddin Marzuki ( Pemimpin Pondok Pesantren Qotrun Nada), dan selain itu, dalam pengajian bulanan ini, juga mengundang kyai dari luar Pesantren, dan biasanya materi agamanya disampaikan lebih umum. Dan sebelum pengajian ini dimulai, diselingi dengan Hadroh untuk menunggu wali murid berdatangan, jadi, sebelum pengajian dimulai, diadakan membaca Sholawat Nabi SAW, diteruskan pembacaan Dzikir, kemuidan Simti Dhuror, dan diselingi sholawat dengan Hadrohnya. 7. T : metode apa yang digunakan oleh para Da’i di pondok pesantren Qotrun Nada dalam melaksankan aktivitas dakwah santri ? J : seperti yang telah ada didalam Al-Qur’an pada surat An-Nahl 125, yang “ serulah (manusia) kepada jalan Tuhan- mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berdebatlah mereka dengan cara cara yang baik. Metode itulah yang dijalani di pondok pesantren Qotrun Nada ini dalam kegiatan aktivitas Dakwahnya terhadap santri, karena dengan kita menjalani hidup kita ini berpatokan kepada Al-Qur’an maka hidup kita akan terasa tenang dan damai.
Interviewer
Responden
(Sri Ayu Rahayu)
(Ustad Musa Abadi Wahab)
Nama
: KH. Burhanuddin Marzuki (Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada)
Waktu
: 11.00 WIB
Tanggal
: 30 Maret 2011
BERITA WAWANCARA
1. T : Bagaimana sejarah awal berdirinya pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Awalnya Qotrun Nada hanyalah sebuah Majlis Ta’lim kecil yang hanya digunakan oleh masyarakat cipayung untuk kegiatan mengajarkan Al Qur’an namun tanpa disangka lambat laun akhirnya Majlis Taklim ini semakin diminati oleh masyarakat cipayung dan sekitarnya, sampai akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat maka pada tahun 1995 mulailah diadakan penerapan pendidikan islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab pada luar jam sekolah
atau pada bahasa masyarakat cipayung adalah santri
kalong.Santri kalong adalah santri yang pada saat itu mengikuti kegiatan pengajian kitab salafi pada waktu-waktu tertentu dan setelah selesai pengajian santri pulang kerumah masing-masing. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Seiring dengan dukungan para masyarakat maka tepat pada tanggal 09 September 1996 dimulailah pelaksanaan peletakan batu pertama diatas tanah seluas 1500 M dan sejak itu pula majlis ta’lim tersebut dinamai oleh salah seorang kyai yang merupakan guru dari sang pimpinan yang bernama KH. Ahmad Zaini dengan nama “QOTRUN NADA” yang memiliki arti “Tetesan Embun Pagi”. Dan akhirnya tepat pada tahun 1997 dimulai secara resmi penerimaan santri baru dengan jumlah santri yang pada saat itu berjumlah 52 orang itu pun belum semuanya bermukim dikarenakan masih banyaknya kekurangan disana sini, walaupun terkesan begitu miris namun inilah yang dapat kami sampaikan sangat apa adanya, tanpa mengurangi atupun menambahkan dan alhamdulillah seiring dengan berjalannya waktu, Pondok Pesantren Qotrun Nada terus berkembang hingga detik ini atas do’a para kaum muslimin sekalian dan
hingga saat ini pula kami telah memiliki sekitar 750 santri dan seluruhnya bermukim dipondok. 2.
T : Apa motivasi kyai untuk mendirikan pondok pesantren ini ? J : Pertama, di Depok itu pada mulanya minim sekali lembaga pendidikan pesantren. Ini memotivasi saya untuk berpartisipasi utk mencerdaskan kehidupan masyarakat dengan pendidikan model pesantren. Apalagi model pesantren yang berpola perpaduan antara pendidikan pesantren modern dan pesantren salaf. Ketika awal saya mendirikan, Pesantren model itu hampir belum ada. Kedua ini muncul dari latar belakang keluarga dan pengalaman hidup. Saya dibesarkan dalam lingkungan yang mencintai habaib & alim ulama’. Juga saya dididik di sebuah pesantren. Guru-guru dan orang tua saya menitipkan agar saya meneruskan perjuangan mendirikan pesantren untuk menegakkan dan mengajarkan agama Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Sebelum mendirikan Qotrun Nada, saya ada pengalaman ikut membidani lahirnya PP Al-Mahbubiyyah Jakarta Selatan (di asuh oleh DR. KH. Manarul Hidayat). Seteleh itu ikut mendirikan dan bergabung di Pondok Pesantren Ahsanu Amala Tanah Baru Depok bersama Ustadz MD. Sirujuddin. Semua saya alami bersama dengan teman-teman yang seide dan seperjuangan. Ketiga berkat dukungan teman-teman tersebut dan dorongan penuh orang tua dan keluarga akhirnya saya percaya mampu mendirikan lembaha pendidikan Pondok Pesantren Qotrun Nada, yang sebelumnya merupakan MTs Qotrun Nada yang kondisinya memprihatinkan. Kebetulan teman-teman yang mendukung saya adalah teman-teman yang dahulu berjuang bersama-sama. Jadi saya tahu persis kemampuan dan loyalitas mereka. Saya dan teman-teman pernah dicoba ketika mendirikan Al-Mahbubiyah, Ahsanu Amala. Ternyata kami mampu. Dan terbukti Qotrun Nada sudah eksis 10 tahun dengan perkembangan santri yang terus meningkat tiap tahun.
3. T : Bagaimana cara kyai menarik para masyarakat, terutama para orang tua agar memasukkan anaknya di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : Kami di sini sangat menanamkan keikhlasan dalam mengelola pesantren. Kami selalu berpesan kepada semua yang terlibat, terutama guru untuk mengutamakan keikhlasan. Sesuatu yang diawali dengan keikhlasan Insya Allah ada keberkahan. Keberkahan dari berbagai aspek. Dan ternyata dalam
perjalanan PPQN itu bisa saya buktikan kalau ada orang yang bergabung di sini tidak tulus ikhlas niatnya akan mundur dengan sendirinya, dan ini terjadi pada beberapa orang. Yang berikutnya kami tidak pernah meremehkan persoalan sekecil apapun yang muncul. Semua masalah yang muncul dianggap serius. Di tangani secara serius & professional sesuai dengan bidangnya masing-masing. Persoalan-persoalan santri satu demi satu dibahas dalam rapat dewan guru setiap bulannya. Setiap wali kelas melaporkan persoalan santri satu demi satu sampai tak ada yang terlewat kemudian diselesaikan bersamasama. Selanjutnya, ada aktivitas-aktivitas istimewa di PPQN yang menjadikan pondok ini berkah. Di PPQN santri melakukan doa-doa munajat, qiyamullail. Santri diwajibkan melakukan ibadah-ibadah yang sunnah, seperti puasa 6 hari di bulan Syawwal dan sholat dhuha. Ini untuk membiasakan mereka, bukan hanya sekedar mengenalkan shalat dhuha. Setiap malam jum’at santri baca tahlil, maulid, shalat tasbih dan aurod-aurod dan dzikir-dzikir lainnya. Saya kira do’a-do’a santri yang setiap saat dipanjatkan bisa mendukung dan memotivasi dukungan masyarakat terhadap PPQN. 4. T : Apa yang menjadi program atau kegiatan unggulan pondok pesantren Qotrun Nada sehingga kyai prioritaskan dan menjadi berbeda dengan pondok pesantren lainnya ? J : Program yang dipakai di Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah perpaduan system modern dan salaf. Insya Allah program ini tidak akan berubah dan akan tetap bertahan. Pernah pada sebuah acara di PBNU. KH. Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU) bercerita bahwa NU pernah mengirimkan 14 calon mahasiswa yang akan belajar di luar negeri. Begitu ke-14 calon mahasiswa ini ditest semuanya gagal. Beliau katakan kegagalannya karena kemampuan Bahasa Inggrisnya lemah. Ini satu sisi. Pada sisi yang lain, ada orang mampu berbicara Bahasa Arab & Inggris dengan lancar, tapi ketika disodorkan kitab kuning yang kecil sekalipun ia tidak mampu membaca. Dari pengalamanpengalaman tersebut menjadi motivasi alangkah indahnya jika kedua-duanya bisa dikuasai. Di samping bisa menguasai kitab kuning dengan baik, mereka pun minimal menguasai bahasa asing tersebut, Inggris dan Arab sekaligus. Dan system yang menghasilkan santri dg kualifikasi seperti ini akan terus kita pertahankan dan tingkatkan. Dan untuk tahun 2011 ini sedang dilaksanakan
Program Amtsilati untuk membantu para santri mempermudah dalam pembelajaran kitab kuning. 5.
T : Apa saja materi yang diterapkan kepada santri dalam mempelajari ilmu agama, khususnya dalam mempelajari kitab salaf ? J : materi dalam kitab salaf yang diterapkan di Qotrun Nada ini tiap kelasnya berbeda-beda, tapi pembahasannya itu tidak jauh dari masalah Fiqih, nahwu, tentang keesaan Allah, sifat-sifat-sifat Nabi SAW dan lain-lain, namun tiap tingkatan kelasnya itu cara pembelajarannya berbeda-beda, karena yang mengajarnya itu pun gurunya berbeda-beda. Dan adapun kitab-kitab salaf yang di pelajari di Qotrun Nada ini adalah safinnatunnajah, akhlakul banat, Al Jurumiyah, Amsilati, Fathul Mu’in, Fathul Majid, Alfiah, Al Imrity, Kaylani, Fathul Qorib, Jawahirul Kalamiah, Ta’lim Mu’talim, Batsul Masail, Tahsin/Tahfidz, Qowaidul Imla, Ibadah Amaliah, Khulasoh, Qotrul Ghois, Tijanuddurory, Nashoih Ad Diniah.
6. T : Apa saja keberhasilan Pondok pesantren Qotrun Nada selama 14 Tahun ini ? J : Bicara keberhasilan tentu sangat relatif. Tapi paling tidak keberhasilan PPQN dilihat pertama dari perkembangan jumlah santri yang mulanya 39 orang sekarang menjadi 950 orang santri. Saya bisa menarik keseimpulan bahwa ini adalah kepercayaan dari masyarakat. Dan mungkin di QN ada “sesuatu (yang dibanggakan)” sekarang timbul kepercayaan di masyarakat. Tetapi kami belum puas dengan perkembangan yang ada, kami terus melakukan terobosan-terobosan dalam mengelola pendidikan. Kedua dari segi fisik / sarana prasarana dan luas tanah terus berkembang. PPQN yang dimulai dari lahan 1000 m kini hampir seluas 1,5 hektar. Ketiga alumni yang dihasilkan oleh Qotrun Nada banyak diterima di berbagai perguruan tinggi negeri. Terutama di UIN Syarif Hidayatullah. Di samping ada beberapa santri PPQN yang diterima di Universitas Ibnu Khaldun lewat beasiswa dan universitas dan sekolah tinggi lainnya. Dan tingkat kelulusan santri PPQN 100% lulus. Kemampuan santri yang sedang diasuh juga cukup bersaing. Dari beberapa event lomba yang ada di Jabotabek seperti loma pramuka, bahasa, kitab kuning seringkali santri QN meraih prestasi. Ini pun keberhasilan.
7. T : Apa saja kekurangan Pondok Pesantren Qotrun Nada ? J : Setiap pesanren pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Khusus pada Ponpes Qotrun Nada mungkin masih banyak kekurangan terutama dari segi fasilitas yang belum maksimal, namun setiap saat permasalahan tersebut sedikit demi sedikit telah dibenahi. Sehingga sampai saat ini kami sudah bias memisahkan antara asrama santri putra dan santri putri. Walaupun dalam kekurangan sarana seperti iu tapi santri tetap mempunyai daya kreatifitas yang tinggi. Saya sebetulnya menginginkan membangun sebuah pesantren yang mewah
tetapi sekaligus murah sehingga terjangkau oleh segenap lapisan
masyarakat terbawah sekalipun. Yang saya maksud mewah itu dari segi fasilitasnya. Menjadi cita-cita saya untuk melengkapi sarana pesantren yang representatif seperti ruang kelas yang nyaman, asrama yang asri, laboratorium MIPA dan bahasanya. Tetapi tetap dengan biaya murah dan pasti terjangkau. Dan mudah-mudahan ini menjadi motivasi dan do’a agar saya mampu mewujudkannya. contoh kongkrit dengan biaya hidup santri hanya Rp. 250.000,-/bulan, kami tetap berusaha mewujudkan fasilitas-fasilitas untuk kepentingan santri. Bahkan untuk santri yatim yang tidak mampu kami menggratiskan. Pembebasan tanah untuk perluasan areal PPQN dan pembangunan gedung tetap terus berjalan. Sedangkan kalau kelebihan Qotrun Nada. 8. T : Apa factor pendukung dan penghambat terlaksanakannya kegiatan dakwah di pondok pesantren Qotrun Nada ? J : adapun factor pendukung pondok pesantren Qotrun Nada yaitu Karena ada keterkaitan antara wali santri dan pesantren maka hubungannya menjadi lebih baik untuk dakwah, Respon dari masyarakat yang sangat baik dengan memberikan dukungan sepenuhnya dalam setiap melakukan dakwah di pondok pesantren Qotrun Nada, adanya bantuan dari para donator yang berpartisipasi dalam pembangunan pesantren Qotrun Nada ini untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwahnya.
Dan Niat
ikhlas
untuk
memajukan serta menyebarluaskan ajaran Islam yang ditanamkan para Asatidz, sehingga dalam melaksanakan kegiatannya tanpa memikirkan keuntungan yang duterimanya. Walaupun tidak menghasilkan keuntungan materi namun yang dirasakan adalah kepuasan bathin.
Dan factor penghambat pondok pesantren Qotrun Nada itu sendiri yaitu Masih banyaknya sarana dan prasarana yang belum memadai sehingga menjadi factor penghambat bagi kegiatan dakwah ang dilakukan oleh pondok pesantren Qotrun Nada.
Interviuwer
Responden
(Sri Ayu Rahayu)
(KH. Drs. Burhanuddin Marzuki)
Suasana acara pada kegiatan Muhadhoroh yang dilaksanakan pada malam minggu di Pondok Pesantren Qotrun Nada.
Suasana depan Pondok Pesantren Qotrun Nada yang begitu sederhana dan asri.
Acara kegiatan Muharam yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali oleh santri pondok pesantren Qotrun Nada.
Foto bersama Istri, dan Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok.