HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DAN EFEKTIVITAS KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (SPP PNPM) MANDIRI DI DESA TALAGASARI, KECAMATAN KADUNGORA, KABUPATEN GARUT
AJENG SRIWAHYUNI I34120072
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015
i
PERNYATAAN MENGENAI PROPOSAL PENELITIAN DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal skripsi berjudul “Hubungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dan Efektivitas Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SPP PNPM) Mandiri di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015 Ajeng Sriwahyuni NIM I3412007
ii
ABSTRAK AJENG SRIWAHYUNI. Hubungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dan Efektivitas Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SPP PNPM) Mandiri di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. Di bawah bimbingan Ir. MURDIANTO, MS Partisipasi masyarakat menjadi tujuan pada kegiatan simpan pinjam perempuanprogram nasional pemberdayaan masyarakat (SPP PNPM) Mandiri karena SPP PNPM Mandiri bersifat bottom-up yang berarti pembangunan dilakukan dengan memperhatikan aspek kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu partispasi masyarakat sangat diperlukan demi terwujudnya pembangunan yang tidak bersifat top-down. Selain melihat tingkat partisipasi masyarakat (khususnya perempuan, penelitian ini juga menganalisi efektivitas kegiatan SPP PNPM dengan melihat capaian yang telah diperoleh dengan tujuan awal kegiatan SPP PNPM. Kata kunci: partisipasi, SPP PNPM, Efektivitas kegiatan SPP PNM
Bogor, September 2015 Ajeng Sriwahyuni NIM I34120072
iii
HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DAN EFEKTIVITAS KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (SPP PNPM) MANDIRI DI DESA TALAGASARI, KECAMATAN KADUNGORA, KABUPATEN GARUT
AJENG SRIWAHYUNI I34120072
Proposal Skripsi sebagai salah satu salah satu syarat kelulusan Matakuliah Kolokium (KPM 497) pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015
iv
Judul Proposal Penelitian
Nama NIM
: Hubungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dan Efektivitas Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SPP PNPM) Mandiri di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. : Ajeng Sriwahyuni : I34120072
Disetujui oleh
Ir. Murdianto, MS Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Siti Amanah, MSc Ketua Departemen
Tanggal lulus:
v
PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi berjudul “Hubungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dan Efektivitas Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (SPP PNPM-M) di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut”. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat Desa Talagasari dalam kegiatan simpan pinjam yang dikhususkan bagi perempuan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ir. Murdianto, MS selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian proposal skripsi. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, Mama Dedeh Suminarsih dan Bapak Muhammad Sambas serta Azka Chaerunissa adik terkasih, yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan doa bagi kelancaran penulisan Proposal Skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar SKPM terutama sahabat-sahabat SKPM 49, sahabat-sahabat akselerasi 49, serta sahabat-sahabat terkasih (Ikriimah Muthiah, Agustina Linda, dan Oktari Ragil S) yang selalu memberikan motivasi dalam menyelesaikan proposal skripsi, serta sahabat di UKM LISES Gentra Kaheman IPB. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk memperbaiki proposal skripsi. Penulis berharap semoga proposal skripsi dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat bagi berbagai pihak.
Bogor, 21 September 2015 Ajeng Sriwahyuni NIM. I34120072
vi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL .................................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... viii PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2 Tujuan Penelitian............................................................................................................. 3 Kegunaan Penelitian........................................................................................................ 3 PENDEKATAN TEORETIS ...................................................................................................... 4 Tinjauan Pustaka ............................................................................................................. 4 Pemberdayaan ............................................................................................................ 4 Faktor yang Mempengaruhi Proses Pemberdayaan ................................................... 4 Definisi Partisipasi ....................................................................................................... 5 Tingkat Partisipasi Masyarakat.................................................................................... 6 Syarat Tumbuhnya Partisipasi Masyarakat ................................................................. 7 Sejarah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan .............. 8 Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ................................................................................................................................... 10 Kerangka Pemikiran....................................................................................................... 11 Hipotesis Penelitian....................................................................................................... 12 PENDEKATAN LAPANG ...................................................................................................... 13 Metode Penelitian ......................................................................................................... 13 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................................... 13 Teknik Penentuan Responden dan Informan ................................................................ 14 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 14 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................................ 14 DEFINISI OPERASIONAL ..................................................................................................... 16 Tingkat tahapan partisipasi ........................................................................................... 16 Tujuan dari kegiatan PNPM Mandiri ............................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18
vii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................................ 20 LAMPIRAN ......................................................................................................................... 21
viii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Penelitian Skripsi Tahun 2015 Tabel 2. Variabel Pengaruh dan Variabel Terpengaruh (1)
…………………………………………… 13 …………………………………………… 15
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tingkat Partisipasi Arnstein (1969)
…………………………………………… 6
Gambar 2. Alur Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
…………………………………………… 9
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
…………………………………………… 11
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian
……………………….
21
Lampiran 2. Kuesioner
……………………….
22
Lampiran 3. Panduan Wawancara Mendalam
……………………….
27
Lampiran 4. Format Catatan Harian Lapang Penelitian
……………………….
28
1
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dilakukan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian serta kegunaan penelitian bagi pihak terkait. Program pemberdayaan dilakukan dengan tujuan agar subyek dari program menjadi berdaya. Salah satu hal yang dapat dilihat adalah tingkat partisipasi dari masyarakat atau subyek pada program pemberdayaan. Kegiatan simpan pinjam yang dikhususkan bagi perempuan merupakan salah satu upaya pemberdayaan yang dapat ditinjau lebih lanjut perihal partisipasi yang dilakukan masyarakat setempat. Partisipasi memiliki beberapa tahapan, bukan sekadar keikutsertaan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu kegiatan.
Latar Belakang Hasil proyeksi jumlah penduduk Indonesia pada bulan Juni 2014 sebanyak 252,164 juta jiwa (BPS 2015). Sementara sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi provinsi terdekat dengan ibukota negara, Jawa Barat memiliki jumlah penduduk sebesar 43.053.732 jiwa menurut Sensus Penduduk tahun 2010 (BPS Provinsi Jawa Barat 2012). Fokus utama provinsi Jawa Barat adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kesejahteraan penduduk adalah hal yang menjadi salah satu fokus pembagunan di Jawa Barat. Upaya peningkatan kesejahteraan penduduk dilakukan dengan memberi kesempatan penduduk untuk memperoleh pekerjaan, melakukan aktivitas ekonomi, kemudahan menjalankan usaha, dan akses memperoleh penghasilan (BPS Provinsi Jawa Barat 2012). Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2012, Kabupaten Garut menduduki posisi keempat sebagai kabupaten yang memiliki jumlah penduduk tertinggi di Jawa Barat dengan jumlah penduduk sebesar 2,48 juta jiwa. Menurut data Susenas 2012, Kabupaten Garut memiliki luas wilayah terbesar ketiga setelah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Pembangunan yang dilakukan di negara Indonesia memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun pembangunan yang pernah dilaksanakan sebelumnya bersifat top-down atau satu arah, yaitu dari pemerintah ke masyarakat. Akan tetapi kini pembangunan erat kaitannya dengan keterlibatan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional Indonesia. Salah satu bukti nyata diikutserakannya masyarakat untuk pembangunan adalah adanya program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang dibagi menjadi PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan. Beberapa kegiatan yang didanai PNPM Mandiri diklasifikasikan dalam 4 jenis kegiatan yaitu (a) pembangunan atau perbaikan prasarana dasar untuk pemanfaatan jangka pendek maupun panjang secara ekonomi untuk masyarakat atau keluarga miskin, (b) peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk pula kegiatan pelatihan pengembangan
2
keterampilan masyarakat, (c) peningkatan keterampilan kelompok usaha ekonomi yang berkaitan dengan produksi berbasis sumberdaya lokal, (d) permodalann bagi Simpan Pinjam Perempuan (Depdagri 2010 dalam Mendrafora 2012). Alasan yang menjadi latar belakang dilaksanakannya PNPM Mandiri adalah salah satu upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Pada PNPM Mandiri, subyek yang menjadi fokus adalah keluarga kurang mampu (Mendrafora 2012). Pelaksanaan PNPM Mandiri juga bersesuaian dengan pasal 3 UU No 6 tahun 2014 tentang pengaturan Desa berasaskan rekognisi, subsidiaritas, keberagaman, kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan, musyawarah, demokrasi, kemandirian, partisipasi, kesetaraan, pemberdayaan dan keberlanjutan. Salah satu kegiatan di PNPM Mandiri adalah kegiatan Simpan Pinjam Perempuan yang dikhususkan untuk pemberdayaan kaum perempuan seperti yang telah direalisasikan di Desa Talagasari. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan PNPM Mandiri di Desa Talagasari diikuti oleh kaum perempuan untuk menjalankan usaha yang dimiliki kelompoknya masing-masing. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat memiliki prinsip yang memberdayakan, artinya masyarakat diberi kesempatan untuk berpendapat dan ikut berpartisipasi mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan, bahkan sampai dengan evaluasi. Pemberdayaan masyarakat desa menurut UU No 6 Tahun 2014 adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku, kemampuan, dan kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya berdasarkan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat desa. Kegiatan yang akan menjadi fokus pada penelitian ini adalah Kegiatan Simpan Pinjam yang dikhususkan untuk perempuan (SPP PNPM). Anggota yang terdiri dari kaum perempuan diberdayakan dengan diberi bantuan berupa modal untuk menjalankan usaha yang dimiliki. Jenis usaha yang dapat diajukan kelompok bersifat bebas dan tidak dibatasi, jadi kelompok SPP dapat mengajukan jenis usaha yang akan dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Hal tesebut artinya anggota kelompok yang tergabung dalam kegiatan SPP PNPM memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi secara aktif dalam setiap proses kegiatan simpan pinjam. Tujuan umum dari kegiatan SPP PNPM Mandiri adalah memberdayakan perempuan dan sesuai dengan tujuan PNPM yaitu mengurangi kemiskinan. Oleh karena itu penulis merasa perlu meneliti bagaimanakah hubungan antara tingkat partisipasi masyarakat dengan capaian pada kegiatan simpan pinjam perempuan program nasional pemberdayaan masyarakat (SPP PNPM) mandiri di Desa Talagasari? Rumusan Masalah Berkaca dari pengalaman pembangunan sebelumnya seperti dalam Buku Modernization without Development (Sajogyo 1972) memaparkan bahwa modernisasi yang dilakukan di sektor pertanian terutama pada peningkatan
3
produksi padi sawah menimbulkan ketergantungan petani pada pekerja desa yang dikirim dari pemerintah desa, dan petani juga menjadi sangat tergantung pada dana yang bersumber dari luar. Maka pembangunan pada era saat ini menekankan pada pemberdayaan masyarakat yang berarti masyarakat diberdayakan untuk ikut berperan aktif pada pembangunan yang bukan bersifat top-down namun bersifat bottom-up atau mengakomodasi aspirasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, penikmatan hasil, dan evaluasi. Pada kegiatan SPP PNPM Mandiri, tentunya fokus partisipasi adalah partisipasi dari kaum perempuan yang terdata menjadi anggota SPP PNPM. Sehingga muncul masalah penelitian berupa bagaimana tingkat partisipasi masyarakat (perempuan) dalam kegiatan SPP PNPM Mandiri di Desa Talagasari? Hasil dari pemberdayaan yang sukses ketika program pemberdayaan mampu memberdayakan atau membuat subyek menjadi memiliki kemampuan dalam bidang mengeluarkan pendapat atau dalam perencanaan, sampai dengan pemanfaatan hasil dan evaluasi. cara mengukur efektivitas dari suatu program dapat diidentifikasi dengan menagalisis output (hasil) dalam jangka waktu tertentu (Sipayung 2013). Jika dihubungkan dengan tujuan SPP PNPM Mandiri, maka penulis perlu meneliti sejauh mana efektivitas kegiatan SPP PNPM Mandiri di Desa Talagasari?
Tujuan Penelitian Tujuan secara umum penelititian adalah menganalisis “capaian dari kegiatan SPP PNPM Mandiri” dan secara khusus bertujuan untuk: 1. Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat (perempuan) dalam kegiatan SPP PNPM Mandiri di Desa Talagasari. 2. Menganalisis efektivitas kegiatan SPP PNPM Mandiri di Desa Talagasari.
Kegunaan Penelitian Harapan dari penelitian ini adalah bermanfaat untuk: 1. Penulis, sebagai aplikasi teori dan praktik yang telah dilakukan selama proses perkuliahan, dan menambah wawasan khususnya mengenai kegiatan dan program pemberdayaan yang terdapat di Desa. 2. Pemerintah, khususnya pemerintah desa Talagasari agar menjadi salah satu media informasi untuk mendapatkan data perihal Program Pemberdayaan Nasional Masyarakat Mandiri khususnya kegiatan Simpan Pinjam Perempuan. 3. Masyarakat, sebagai media informasi pelaksanaan kegiatan SPP PNPM Mandiri yang terdapat di wilayah desa yang bersangkutan. 4. Akademisi, sebagai sumbangan pengetahuan mengenai pelaksanaan SPP PNPM Mandiri pada praktik di lapangan.
4
PENDEKATAN TEORETIS Tinjauan Pustaka Pemberdayaan Istilah pemberdayaan hampir selalu disandingkan dengan istilah pengentasan kemiskinan di Indonesia. Istilah “pemberdayaan” dan “pengentasan kemiskinan” mulai sering menjadi perbincangan di Indonesia terutama setelah terdapatnya Inpres Desa Tertinggal (IDT) atau Program Inpres No. 5 tahun 1993 (Mardikanto dan Soebianto 2013). Bahkan pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan bukan hanya menjadi agenda nasional Indonesia melainkan agenda organisasi dunia sekelas Bank Dunia dengan terbitnya bulletin Vol. 11 No.4/Vol. 2 No. 1 October-December 2001 yang menetapkan pemberdayaan menjadi Strategi Trisula (three-pronged strategy) sebagai alat untuk memerangi kemiskinan, dengan penggalangan peluang (promoting opportunity), fasilitasi pemberdayaan (facilitating empowerment), dan peningkatan keamanan (enhancing security) (Mardikanto dan Soebianto 2013). Pemberdayaan menurut Mardikanto dan Soebianto (2013) dapat didefinisikan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkanoleh individu, kelompok, dan masyarakat agar mereka memiliki kemampuan untuk memilih dan mengontrol lingkungannya untuk mampu memenuhi keinginan, termasuk juga akses terhadap sumberdaya yang dimiliki. Pemberdayaan secara etimologis berasal dari kata “daya” yang memiliki makna kekuatan atau kemampuan (Sulistiyani 2004 dalam Widjajanti 2011). Pemberdayaan pada hakekatnya merupakan suatu proses utnuk memperoleh dan meberikan daya, kekuatan atau kemampuan pada individu dan masyarakat lemah agar mampu mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan kebutuhan dan potensi serta masalah yang dihadapi, sekaligus menentukan solusi dengan memanfaatkna sumberdaya dan potensi sendiri (Widjajanti 2011). Pemberdayaan dalam Nasdian 2014 dinyatakan sebagai hal yang erat kaitannya dengan komunitas. Payne dalam Nasdian 2014 menyatakan bahwa pemberdayaan adalah membantu klien untuk memiliki daya dalam menentukan keputusan dan menentukan tindakan mengenai diri sendiri, juga mengurangi hambatan pribadi dan sosial. Hal tersebut dilakukan dengan peningkatan kemampuan dan percaya diri untuk menggunakan daya yang mereka miliki, salah satunya dengan transfer daya dari lingkungan. Pemberdayaan dipandang akan mengubah pola relasi lama yang berbentuk “subjek-objek” menjadi “subjek’subjek”, artinya akan terdapat peralihan fungsi individu atau kelompok yang semua adalah “objek” untuk menjadi “subjek” baru.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Pemberdayaan Faktor yang mempengaruhi proses pemberdayaan dapat dilihat berdasarkan dimensi struktural-kultural. Secara dimensi structural berkaitan erat
5
dengan struktur sosial yang berlaku pada suatu komunitas. Dimensi kultural menekankan pada sikap pasrah yang dimiliki sehingga warga komunitas tidak memiliki inisiatif, gairah, dan kurang dinamis untuk mengubah nasib yang mereka miliki (Nasdian 2014). Selain faktor struktural-kultural yang disebutkan Nasdian, Widjajanti (2011) menyebutkan bahwa berdasarkan penelitian terdapat beberapa faktor atau langkah yang dapat dilakukan untutk meningkatkan keberdayaan masyarakat adalah meningkatkan atau mengembangkan modal fisik dan modal manusia. Modal manusia dikembangkan dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, salah satu caranya adalah sharing pengetahuan. Salah satu pola atau model pemberdayaan masyarakat yang dikenalkan adalah modal fisik, modal manusia, proses pemberdayaan akan berpengaruh pada hasil keberdayaan masyarakat.
Definisi Partisipasi Secara umum partisipasi diartika sebagai keikutserataan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan. Disebutkan bahwa “empowerment is road to participation” (Craig and Mayo dalam Nasdian 2014) atau diartikan bahwa pemberdayaan dilakukan agar masyarakat atau kelompok yang dituju mampu berpartisipasi mencapai kemandirian. Partisipasi dapat didefinisikan sebagai proses aktif yang dilakukan individu, masyarakat atau kelompok untuk menentukan sesuatau, dibimbing oleh cara berpikir sendiri, serta dapat menegaskan kontrol secara efektif (Nasdian 2014). Terdapat beberapa kegiatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (Yadav dalam Mardikanto dan Soebianto 2013) diantaranya adalah: a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan Dalam hal ini masyarakat dimungkinkan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan tentang program pembangunandi tingkat lokal. b. Partisipasi dalam pelaksanaan Diartikan sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, atau hal lain ang sepadan dengan manfaat yang akan diterima masyarakat yang bersangkutan. c. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan Partisipasi masyarakat dan juga aparat pemerintah ataupun fasilitator pada kegiatan pemantauan dan evaluasi diperlukan dalam rangka mendapatkan umpan balik terhadap kendala dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program. Masyarakat atau warga komunitas dan juga pihak terkait mengumpulkan informasi berkaitan dengan perkembangan dan proses berjalannya program. d. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan Selama ini partisipasi dalam pemanfaatn hasil sering kali luput dari perhatian, yang pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki mutu hidup
6
masyarakat. Selain itu, pemanfaatan hasil pembangunan yang merata dan tepat sasaran akan mendorong kemauan dan kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program pembangunan.
Tingkat Partisipasi Masyarakat Tingkatan partisipasi dapat pula dipahami sebagai tahapan partisipasi, Wilcox (1988) dalam Mardikanto dan Soebianto (2013) menyatakan bahwa terdapat 5 tahapan atau tingkatan partisipasi, yaitu: a. Memberikan informasi, b. Konsultasi (consultating); menawarkan pendapat, menjadi pendengar yang baik dan meberikan umpan-balik, namun tidak terlibat secara langsung pelaksanaan gagasan yang disampaikan, c. Pengambilan keputusan bersama (deciding together); memberi dukungan atas ide, gagasan, serta mengembangkan peluang yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, d. Bertindak bersama (acting together); terlibat secara aktif dan menjalin kemitraan dalam implementasi kegiatan atau program, e. Memberikan dukungan (supporting independent community interest); ketika kelompok-kelompok lokal menawarkan bantuan berupa pendanaan, nasehat, dan dukungan untuk pengembangan kegiatan. Dilain pihak, Arstein (1969) menjelasakan terdapat delapan level partisipasi seperti pada gambar berikut:
Gambar 1. Tingkat Partisipasi Arnstein (1969) Arnstein menyebutkan bahwa tahap (1) manipulasi dan (2) terapi merupakan level non-participation karena pada kedua tahap tersebut masyarakat tidak bertujuan untuk membuat orang lain berpartisipasi namun memungkinkan para pemegang kekuasaan untuk “mengedukasi” atau “merawat” partisipan. Pada level (3) informing (memberi tahu) dan (4) konsultasi, dikategorikan sebagai proses “tokenism” yaitu masyarakat memiliki hak untuk berbicara atau
7
mengeluarkan pendapat namun belum tentu pendapat akan didengar pihak lain yang bersangkutan. Sementara level (5) placation dikategorikan sebagai tokenism yang lebih tinggi karena masyarakat dimungkinkan memberikan saran, namun keputusan tetap pada pemegang kekuasaan. Pada level (6) partnership, (7) delegated power, dan (8) citizen power termasuk dalam derajat kekuasaan citizen. Tingkat partisipasi menurut Uphoff and Cohen dalam Yadav (1979) terbagi menjadi empat tingkatan, yaitu 1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan, 2. Partisipasi dalam pelaksanaan, 3. Partisipasi dalam memanfaatan hasil, dan 4. Partisipasi dalam evaluasi
Syarat Tumbuhnya Partisipasi Masyarakat Tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat pada praktiknya sangat tidak terlepas dari adanya kepercayaan dan kesempatan yang diberikan “pemerintah” kepada masyarakatnya (Mardikanto dan Soebianto 2013). Masyarakat sering kali salah dipersepsikan, seperti halnya bahwa masyarakat sulit untuk dibawa pada kemajuan. Namun White (1978) dalam Mardikanto dan Soebianto (2013) menyatakan bahwa persepsi seperti itu biasanya dimiliki oleh orang yang tidak memahami masyarakat. Di sisi lain, kekurangberkembangan partisipasi masyarakat dapat pula dikarenakan masyarakat sudah terbiasa dan terlalu lama direkayasa untuk tidak perlu berpikir oleh penguasa, sehingga lebih suka menerima, daripada berpikir, merencanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan. Menurut Slamet (1985) dalam Mardikanto dan Soebianto (2013), unsur pokok yang sangat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat, yaitu: a. Adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi; maksud dari kesmpatan ini meliputi: - Kemauan politik dari penguasa untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring evaluasi, pemeliharaan, dan pemanfaatan kegiatan pembangunan, - Kesempatan memperoleh informasi tentang pembangunan, - Kesempatan memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan, - Kesempatan untuk memperoleh dan menggunakan teknologi, termasuk peralatan penunjang kegiatan pembangunan, - Kesempatan berorganisasi, termasuk memperoleh dan menggunakan peraturan, perijinan, dan prosedur kegiatan pembangunan yang harus dilaksakan, dan
8
-
Kesempatan mengembangkan kepemimpinan untuk menumbuhkan, menggerakkan, mengembangkan, dan memelihara partisipasi masyarakat. b. Adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi, seperti: - Kemampuan untuk menemukan kesempatan membangun atau menemukan kesempatan untuk memperbaiki mutu hidup, - Kemampuan melaksanakan pembangunan, yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki, dan - Kemampuan memecahkan masalah menggunakan sumberdaya yang tersedia atau kesempatan yang dimiliki c. Adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi, hal ini berkaitan dengan aspek sikap mental yang dimiliki, berupa: - Sikap untuk meninggalkan nilai-nilai yang menghambat pembangunan, - Sikap terhadap penguasa atau pelaksana pembangunan, - Sikap tidak cepat puas dan selalu ingin memperbaiki mutu hidup, - Sikap kebersamaan untuk memecahkan masalah, dan - Sikap kemandirian atau percaya diri akan kemampuan untuk memperbaiki mutu hidup. Sejarah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan adalah program pemerintah yang merupakan kelanjutan dari PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dimulai pada tahun 2007. Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan adalah mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kemandirian berarti kemampuan untuk mengorganisir diri untuk memobilisasi sumberdaya yang ada, mampu mengakses sumberdaya diluar lingkungannya, dan mengelola sumberdaya untuk mwngatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan yaitu: (1) peningkatan kapasitas masyarakat maupun kelembagaan yang berada di dalamnya, (2) pelembagaan pembangunan partisipastif, (3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal, (4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat, (5) pengembanan jaringan kemitraan dalam pembangunan. Program ini menjadi program pemberdayaan masyarakat yang terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. prioritas kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan adalah bidang infrastruktur desa, pengelolaan dana bergulir untuk kelompok perempuan, kegiatan pendidikan, dan kesehatan masyarakat perdesaan. Terdapat tiga komponen utama program, yaitu: (i) dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk pembangunan, (ii) dana operasional kegiatan (DOK) untuk perencanaan pembangunan partisipatif dan kegiatan pelatihan masyarakat, (iii) pendampingan masyarakat oleh fasilitator pemberdayaan, fasilitator teknik, dan fasilitator keuangan.
9
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada dibawah binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Kementrian Dalam Negeri. Sumber dana atau pembiayaan adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), partisipasi CSR (Corporate Sosial Responsibility), dana hibah serta pinjaman beberapa lembaga dan negara donor dibawah korrdinasi Bank Dunia. Salah satu fokus pemberdayaan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu perguliran modal usaha berbasis kelompok. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai penguatan akses keberdayaan ekonomi. Salah satu bentuk riil dari perguliran modal usaha adalah kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Tercatat mulai dari awal pelaksanaan PNPM pada tahuun 2007, sebanyak 87.695 Kelompok usaha telah memanfaatkan pinjaman bergulir (tanpa agunan) yang difasilitasi BLM SPP. Berdasarkan data yang dihimpun, modal awal SPP sebesar Rp 76.318.659.052 dan asset produktif SPP sebesar Rp 662.767.482.418, sedang tingkat pengembalian SPP rata-rata mencapai sebesar 93,9% (Profil PNPM Mandiri Pedesaan Propinsi Jawa Barat 2012).
Gambar 2. Alur Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan (Sumber: Juklak PNPM Mandiri Perdesaan 2014)
10
Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan simpan pinjam perempuan merupakan kegiatan yang menjadi bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Pada alur PNPM Mandiri Pedesaan, persetujuan mengenai kelompok apa saja (di tingkat dusun) yang akan mengajukan usulan SPP dibicarakan pada Musyawarah Khusus Kelompok Perempuan (MKP). Tahap selanjutnya setelah dilakukan MKP adalah melakukan Musyawarah Desa Khusus Kelompok Perempuan (Musdes KP) untuk menyepakati usulan prioritas perempuan dalan kegiatan SPP maupun Non-SPP (Juklak PNPM MPd 2014). Tujuan dari kegiatan SPP PNPM adalah sebagai berikut (Depdagri 2008 dalam Sipayung 2013): 1. berkembangnya potensi kegiatan simpan pinjam di perdesaan, 2. kemudahan akses pendanaan usaha mikro, 3. pemenuhan kebutuhan pendanaan dasar, 4. memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan, 5. mengurangi jumlah rumah tangga miskin (RTM), dan 6. menciptakan lapangan kerja. Pada penelitian Sipayung 2013, pengukuran tujuan program digunakan indikator dengan menggunakan pertanyaan sebagai berikut: a. Pembantuan pengembangan usaha b. Kondisi pendapatan bersih c. Proses administrasi d. Kegunaan pinjaman e. Sifat bantuan dana usaha f. Jumlah modal SPP g. Keseuaian dana yang diinginkan h. Penghasilan rata-rata per bulan sebelum mengikuti program SPP i. Penghasilan rata-rata per bulan sesudah mengikuti program SPP
11
Kerangka Pemikiran Partisipasi masyarakat secara aktif diharapkan untuk mewujudkan tujuan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Selain itu, terdapat visi untuk mendorong masyarakat secara aktif berpartisipasi dan mandiri agar dapat mengakses dan mengorganisir sumberdaya yang berada di lingkungan maupun yang berada di luar lingkungan mereka untuk mengatasi masalah kemiskinan. Partisipasi memiliki beberapa tahapan atau tingkatan, untuk kasus SPP PNPM di Desa Talagasari yang berjalan mulai tahun 2010 penulis akan melihat sejauh tingkat partisipasi pada dua tahapan terakhir yaitu tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi. Hal tersebut dilatarbelakangi keraguan peneliti untuk mendapatkan data yang reliabel karena pada dua tahap awal dimungkinkan bahwa kegiatan sudah berlangsung cukup lama dan sulit me-recall ingatan responden pada tahap perencanaan dan pelaksanaan. Hasil dari kegiatan SPP PNPM Mandiri yang diharapkan serupa dengan tujuan atau harapan dari PNPM Mandiri Perdesaan yaitu percepatan penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan modal dana sebagai awalan membuka atau menjalankan usaha. Sistem pembayaran untuk modal pinjaman yang diberikan adalah sitem tanggung renteng, artinya kelompok bertanggung jawab untuk melunasi hutang dan bunga pinjaman secara bersama (Mendrafora 2012). Terdapat satu indikator tujuan kegiatan SPP PNPM Mandiri yang tidak diuji, penulis berasumsi bahwa indikator atau variabel tersebut tidak diuji karena unit analisis yang penulis teliti adalah individu. Sehingga kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
12
Hipotesis Penelitian: Pada penelitian ini, diduga bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan SPP PNPM memiliki hubungan dengan tingkat pencapaian tujuan dari kegiatan SPP PNPM dengan penjelasan sebagai berikut: Yn = f (Xn) Y.1+Y.2+Y.3+Y.4+Y.5+Y.6 = f (X1+ X.2) 1. Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi tahap memanfaatkan hasil dengan tingkat berkembangnya potensi kegiatan simpan pinjam di perdesaan. 2. Terdapat hubungan antara tingkat tahap memanfaatkan hasil dengan tingkat kemudahan akses pendanaan. 3. Terdapat hubungan antara tingkat tahap memanfaatkan hasil dengan tingkat pemenuhan kebutuhan pendanaan dasar. 4. Terdapat hubungan antara tingkat tahap memanfaatkan hasil dengan tingkat kekuatan kelembagaan kegiatan kaum perempuan. 5. Terdapat hubungan antara tingkat tahap memanfaatkan hasil dengan tingkat lapangan kerja yang tercipta. 6. Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan tingkat berkembangnya potensi kegiatan simpan pinjam di perdesaan. 7. Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan tingkat kemudahan akses pendanaan. 8. Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan tingkat pemenuhan kebutuhan pendanaan dasar. 9. Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan tingkat kekuatan kelembagaan kegiatan kaum perempuan. 10. Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan tingkat lapangan kerja yang tercipta.
13
PENDEKATAN LAPANG Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan didukung oleh data kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei yaitu responden mengisi kuesioner yang disediakan peneliti. Pertanyaan dalam kuesioner akan diberikan untuk menganalisis syarat tumbuh partisipasi masyarakat, tingkat partisipasi dalam setiap tahapan partisipasi, dan menganalisis hasil dari kegiatan SPP PNPM Mandiri di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. Pengumppulan data kualitatif merupakan cara yang dilakukan untuk mendapatkan data berupa explanatory research (menjelaskan hubungan antar variabel) (Singarimbun dan Effendi, 1987). Teknik yang dilakukan untuk pendekatan kualitatif adalah teknik wawancara mendalam dengan menggunakan panduan pertanyaan yang diajukan pada informan mengenai pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri di Desa Talagasari.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan terdapatnya kegiatan Simpan Pinjam Perempuan PNPM Mandiri yang sudah berjalan dan masih berjalan hingga kini. Penulis melihat terdapatnya kegiatan SPP PNPM Mandiri dapat diteliti lebih lanjut untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi dan efektivitas dari kegiatan SPP PNPM Mandiri. Waktu yang dipergunakan untuk melakukan penelitian adalah 2 Oktober – 9 November 2015. Tabel 1. Jadwal Penelitian Skripsi Tahun 2015 kegiatan Penyusunan Proposal Penelitian Kolokium Pengambilan Data Lapangan Pengolahan dan Analisis Data Penulisan
Juni September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
14
Draft Skripsi Sidang Skripsi Perbaikan Penulisan Skripsi
Teknik Penentuan Responden dan Informan Populasi dari penelitian ini terdiri jumlah seluruh anggota kelompok ataupun ketua kelompok dari SPP PNPM Mandiri di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. Jumlah anggota SPP PNPM Mandiri hingga hari ini tercatat sebanyak 141 orang yang tergabung dalam 12 kelompok yang tetap bertahan. Pada awalnya kelompok SPP PNPM yang terbentuk adalah berjumlah 3 kelompok dan bertambah 2-3 kelompok dari tahun 2010-2015. Jumlah sampel yang diambil sebesar 48 orang. Teknik penentuan kelompok ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu meneliti setiap kelompok dari kelompok satu hingga kelompok dua belas dan menentukan responden dengan teknik simple random sampling karena setiap anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih (4 orang per kelompok) dengan asumsi setiap kelompok terdiri dari anggota yang homogen, sehingga menarik 4 comtoh sudah dapat merepresentasikan keseluruhan kelompok. Sementara penentuan informan akan dilakukan dengan teknik snowballing dari stakeholders terkait kegiatan SPP PNPM. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan penelitian survai, yaitu penelitian sejumlah sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai instrument data (Singarimbun dan Effendi 1987) Data yang dikumpulkan penulis terdiri dari data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari literatur berkaitan dengan pemberdayaan, partisipasi, dan kegiatan SPP PNPM yang penulis peroleh dari buku, jurnal, dan laporan skripsi. Data primer yang penulis maksud adalah data yang penulis peroleh dari hasil survei dengan responden dan hasil wawancara mendalam dengan informan.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data kuantitatif yang dikumpulkan menggunakan kuesioner akan diolah menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Setelah diolah menggunakan Microsoft
15
Excel, data akan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, tabulasi silang, grafik, matriks, dengan disajikan pula analisis deskriptif. Pengolahan data menggunakan software SPSS dimaksudkan untuk melakukan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman karena data primer merupakan data ordinal. Pengumpulan data kualitatif ditujukan untuk memperjelas kondisi lapang. Pengolahan yang akan dilakukan terhadap data kualitatif adalah melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Proses reduksi data dilakukan dengan cara memilih, menyederhanakan, proses abstraksi dan mentransformasi data wawancara mendalam. Kemudian penyajian data deilakukan dengan menyusun informasi yang diperoleh ke dalam bentuk narasi. Tahap selanjutnya yaitu verifikasi yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telsh diolah.
Tabel 2. Variabel Pengaruh dan Variabel Terpengaruh (1) Var. pengaruh Var. terpengaruh Tingkat Pencapaian Tujuan dari Kegiatan SPP PNPM Mandiri
Rendah
Sedang Tinggi
Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan SPP PNPM Mandiri Rendah Sedang Tinggi
16
DEFINISI OPERASIONAL Tingkat tahapan partisipasi Tingkat keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat pada setiap tahap yang meliputi memanfaatkan hasil dan evaluasi. 1. Tahap memanfaatkan hasil yaitu keikutsertaan responden dalam menerima manfaat dari program Tinggi : diberi skor 3 Sedang : diberi skor 2 Rendah : diberi skor 1 2. Tahap evaluasi yaitu keikutsertaan responden dalam tahap melakukan pengontrolan dan mengevaluasi (memberi saran) terhadap pelaksanaan kegiatan yang sudah atau sedang berlangsung. Tinggi : diberi skor 3 Sedang : diberi skor 2 Rendah : diberi skor 1
Tujuan dari kegiatan PNPM Mandiri Tingkat keberhasilan atau tingkat ketercapaian dari masing-masing tujuan dilaksanakannya kegiatan SPP PNPM Mandiri yang terdiri dari enam tujuan. 1. berkembangnya potensi kegiatan simpan pinjam di perdesaan yaitu memaksimalkan potensi yang ada untuk menggerakkan ekonomi dengan modal dari simpan pinjam Tinggi : diberi skor 3 Sedang : diberi skor 2 Rendah : diberi skor 1 2. kemudahan akses pendanaan usaha mikro adalah pendapat responden mengenai administrasi pencairan dana dan alokasi dana yang didapatkan. Tinggi : diberi skor 3 Sedang : diberi skor 2 Rendah : diberi skor 1 3. pemenuhan kebutuhan pendanaan dasar adalah kesesuaian penggunaan dana pinjaman SPP PNPM dengan tujuannya (untuk digunakan menjalankan usaha). Tinggi : diberi skor 3 Sedang : diberi skor 2 Rendah : diberi skor 1
17
4. kekuatan kelembagaan kegiatan kaum perempuan adalah kemampuan responden mengintegrasikan diri dalam kelompok. Tinggi : diberi skor 3 Sedang : diberi skor 2 Rendah : diberi skor 1 5. lapangan kerja yang tercipta adalah jumlah lapangan kerja bertambah setelah responden mengikuti kegiatan SPP PNPM Mandiri. Tinggi : diberi skor 3 Sedang : diberi skor 2 Rendah : diberi skor 1
18
DAFTAR PUSTAKA [BPS]. 2012. Indikator kesejahteraan rakyat Jawa Barat. [intenet]. [diunduh 2015 April 9]. Tersedia pada: http://jabar.bps.go.id/new/website/pdf_publikasi/Indikator-KesejahteraanRakyat-Provinsi-jawa-Barat-2012.pdf [BPS]. 2015. Laporan bulanan data social ekonomi September 2015. [internet]. [diunduh 2015 September 20]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Laporan-Bulanan-DataSosial-Ekonomi-September-2015.pdf [Dirjen PMD]. 2014. Lampiran 1 Surat Dirjen PMD Kemendagri (13 Januari 2014) tentang Petunjuk pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan T.A. 2014 melalui integrase perencanaan. [internet]. [diunduh 2015 September 4]. Tersedia pada: http://www.pnpm-jabar.org/downlot.php?file=JUKLAKPNPM-MPd_2014.pdf [Tim penulis PNPM Jawa Barat]. 2012. Profil PNPM Mandiri Pedesaan Propinsi Jawa Barat tahun 2012. [internet]. [diunduh 2015 September 8]. Tersedia pada: http://s3.amazonaws.com/ppt-download/profilepnpmjawabarat2012131121004406-phpapp02.pdf?response-contentdisposition=attachment&Signature=bTBRhJGL9guDstzRVyCfamRr34Q %3D&Expires=1441679724&AWSAccessKeyId=AKIAIA7QTBOH2LD UZRTQ Arnstein SR. 1969. A ladder of citizen participation. AIP Journal. Juli 1969. [internet]. [diunduh 2015 September 9]. Tersedia pada: https://www.planning.org/pas/memo/2007/mar/pdf/JAPA35No4.pdf Mardikanto T dan Soebianto P. 2013. Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung [ID]: Penerbit Alfabeta. Mendrafora K. 2012. Analisis pelaksanaan simpan pinjam perempuan di Desa Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan. [internet]. [diunduh 2015 September 4]. Tersedia pada: http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/ANALISISPELAKSANAAN-KEGIATAN-SIMPAN-PINJAM-PEREMPUAN-DIDESA-KECAMATAN-JUJUHAN-KABUPATEN-BUNGO-DALAMPROGRAM-NASIONAL-PEMBERDAYAAN-MASYARAKAT-PNPMMANDIRI-PEDESAAN.pdf Nasian FT. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta [ID]: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Sajogyo. 1972. Modernization without development. [internet]. [diunduh 2015 Mei 13]. Tersedia pada:
19
https://dl.dropboxusercontent.com/content_link/RZzj5LH3qSrUf8sUg9liP nvDChGU5noPfje5B5UFVWTu39TEX43MyarXcHfRZ4MB?dl=1 Singarimbun M dan Effendi S. 1987. Metode Penelitian Survey. Jakarta [ID]: LP3ES. Sipayung J. 2013. Efektivitas pelaksanaan program simpan pinjam perempuan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. [internet]. [artikel]. [diunduh 2015 September 3]. Tersedia pada: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=141451&val=4126 Widjajanti K. 2011 Juni. Model pemberdayaan masyarakat. Dalam: Jurnal Ekonomi Pembangunan. [Internet]. [Diunduh 2015 Mei 12]; 12 (1): 15-27. Tersedia pada: http://journals.ums.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/202/189 Yadav RP. 1978. People’s participation in rural development in Nepal. [internet]. [diunduh 2015 September 9]. Tersedia pada: http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNAAN231.pdf
20
RIWAYAT HIDUP Ajeng Sriwahyuni adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Muhammad Sambas dan Dedeh Suminarsih. Penulis dilahirkan pada 30 Juni 1994 di Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut. Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah TK Kartika XI periode 1999-2000, SDN Kebon Manggis 01 pagi periode 2000-2006, SMPN 26 Jakarta periode 2006-2009, SMAN 54 Jakarta periode 2009-2012. Kemudian pada tahun 2012 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia melalui jalur undangan (tanpa tes). Penulis aktif dalam berbagai organisasi mulai dari kegiatan OSIS saat SMP, terpilih menjadi ketua umum ekstrakurikuler Bahasa Asing di SMA, dan hingga saat kuliah masih berperan aktif dalam beberapa organisasi intra kampus maupun organisasi diluar kampus. Selama perkuliahan penulis pernah mengikuti beberapa organisasi yaitu anggota dari Klub Musik Asrama periode 2012-2013, menjadi sekretaris di Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia periode 2013-2014, dan menjadi panata harta di UKM Lingkung Seni Sunda Gentra Kaheman periode 2014-2015. Sementara organisasi diluar kampus yang penulis ikuti adalah Transmania peiode 2014-2015. Selain mengikuti organisasi, di kampus penulis juga menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Komunikasi selama semester 5 sampai dengan semester 7 ini.
21
LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian
PETA WILAYAH KERJA DESATALAGASARI
Kp. Citangtu Rw.14
Kp. Linggabaru Rw.06
Kp. Biru Rw.05
Kp . Ca r in gin Rw.1 6 Pasar
Jl .Pagarbeti s
Kp .S a R wl ama .1 2 n ja h
Kp. Batulawang Rw.09
gu na
Kp. Sindangsari Rw.07
J l. R aksa
Kp. LunjukGirang Rw.10
Kp. Mekarsari Rw.04
Jl .Blk
Kp. Hegarm anah Rw.11
Jl.Mandalawangi
g o ra ad u n a ru K J l. B
Kp. Batukasur Rw.02
Kp . La Rw ksana .01
Cip ala
DESAKARANGMULYA
Kp. Sukamanah Rw.03
S ungai
Kp. Pa Rw tarum .15 an
DESAHEGARSARI
D ESA
K U A
P u sk esm as
Koramil
J l . S u
r a
y u
KE C . LE LE S
Kp. L unjuk Hilir Rw.1 3 Jl .Lu nj u k- Ci te ul a
Su
ng
Sunga i Cipan car ai
Ci
t en
ga
DE S A K A DUNG O RA
LEGENDA Jl. Raya
Sungai C icatur
Kp. Citeureup Rw.08
Jl.Optik
d a
J l.R a y a G a r ut - B a ndung
Jl. Diperkeras Batas Desa Batas Dusun Batas RW Sungai Jembatan
DESA NEGLASARI h
Su ng ai C ij ag ra
Kantor Pemerintahan Puskesmas
22
Lampiran 2. Kuesioner No. Responden: _________
Tanggal: ___________
KUESIONER SURVEI “Hubungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dan Efektivitas Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut” Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh: Nama/NIM : Ajeng Sriwahyuni/I34120072 Departemen/Fakultas : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat/ Fakultas Ekologi Manusia Universitas : Instiitut Pertanian Bogor Peneliti berharap kesedian Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur, jelas, dan sebenarnya. Informasi yang didapatkan melalui kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya dipergunakan untuk keperluan akademik. Terima kasih peneliti ucapkan atas kesediaan Ibu meluangkan waktu dan mengisi kuesioner ini. Karakteristik Responden: 1. Nama : __________________________________ 2. Usia
1
: ______ Tahun
3. Pendidikan terakhir
: SD / SMP (sederajat) / SMA (sederajat) / Diploma atau Sarjana (*)1
4. Jumlah anggota Keluarga (termasuk Anda)
: ____________ orang
5. Pekerjaan (sebelum SPP)
: __________________________________
6. Pekerjaan (sesudah SPP)
: __________________________________
7. Alamat
: __________________________________ __________________________________
8. No Hp.
: _________________________________
(*) artinya pilih salah satu jawaban yang sesuai
23
A. Variabel Tingkat Tahapan Partisipasi - Tingkat partisipasi tahap memanfaatkan hasil Beri tanda ceklis (√) pada setiap pernyataan dari dengan keterangan sebagai berikut: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju No. Pernyataan SS S TS STS 9. Kegiatan SPP PNPM memiliki manfaat yang positif untuk saya. 10. Saya mendapat pengalaman berorganisasi di kelompok SPP PNPM 11. Manfaat kegiatan SPP PNPM sesuai dengan yang saya harapkan. 12. Keuntungan pada kegiatan SPP PNPM dirasakan oleh semua anggota kelompok. 13. Saya menggunakan dana modal pinjaman SPP PNPM untuk membiayai usaha yang saya miliki.
-
Tingkat Partisipasi pada Tahap Evaluasi Beri tanda ceklis (√) pada setiap pernyataan dari dengan keterangan sebagai berikut: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju No. Pernyataan SS S TS STS 14. Saya merasa kegiatan SPP PNPM sesuai dengan kebutuhan saya. 15. Saya menganggap rapat evaluasi kegiatan SPP PNPM adalah kegiatan penting. 16. Saya selalu mengikuti rapat evaluasi kegiatan SPP PNPM. 17. Saya selalu mengajukan pendapat pada rapat evaluasi kegiatan SPP PNPM. 18. Saya selalu memperhatikan hal-hal yang menjadi kekurangan kegiatan SPP PNPM. 19. Saya selalu memperhatikan saransaran yang disampaikan. 20. Saya merasa kegiatan SPP PNPM perlu dilanjutkan pada periode berikutnya.
24
B. Variabel Tingkat Pencapaian Tujuan Kegiatan SPP PNPM - Tingkat Berkembangnya Potensi Simpan Pinjam di Perdesaan Beri tanda ceklis (√) pada setiap pernyataan dari dengan keterangan sebagai berikut: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju No. Pernyataan SS S TS STS 21. Saya merasa setelah ada kegiatan SPP PNPM, kegiatan ekonomi berkembang. 22. Saya selalu menggunakan dana sebagai modal usaha. 23. Saya mengembalikan dana sesuai ketentuan. 24. Saya tidak memiliki masalah dengan bunga pemijaman modal.
-
Tingkat Kemudahan Akses Pendanaan Beri tanda ceklis (√) pada setiap pernyataan dari dengan keterangan sebagai berikut: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju No. Pernyataan SS S TS STS 25. Saya mengetahui cara pengajuan dana kegiatan SPP PNPM. 26. Saya mampu memenuhi semua syarat untuk pengajuan dana. 27. Saya mengajukan dana kegiatan tanpa kendala berarti. 28. Saya merasa pencairan dana kegiatan SPP PNPM mudah dibanding dengan peminjaman lainnya. 29. Saya merasa fasilitator atau aparat pemerintahan desa membantu dalam proses pencairan dana kegiatan SPP PNPM. 30. Saya merasa dana kegiatan SPP PNPM dibagikan secara adil sesuai kebutuhan masing-masing anggota.
25
-
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Beri tanda ceklis (√) pada setiap pernyataan dari dengan keterangan sebagai berikut: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju No. Pernyataan SS S TS STS 31. Saya merasa kegiatan SPP PNPM membantu saya dan keluarga memenuhi kebutuhan hidup. 32. Saya mengalami peningkatan pendapatan setelah mengikuti SPP PNPM. 33. Saya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar untuk hidup. 34. Saya makan tiga kali dalam satu hari. 35. Saya tinggal di rumah yang layak huni. 36. Saya menggunakan pakaian yang sesuai kebutuhan saya.
-
Tingkat Kekuatan Kelembagaan Kegiatan Kaum Perempuan Beri tanda ceklis (√) pada setiap pernyataan dari dengan keterangan sebagai berikut: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju No. Pernyataan SS S TS STS 37. Saya mengenal seluruh anggota kelompok SPP PNPM saya. 38. Saya belajar berorganisasi selama mengikuti kegiatan SPP PNPM. 39. Saya mengetahui peran apa yang saya harus lakukan di kelompok SPP PNPM saya. 40. Saya berusaha mengajak anggota lain yang kurang aktif untuk ikut serta dalam kegiatan SPP PNPM. 41. Saya merasa kegiatan SPP PNPM penting untuk kelompok kaum perempuan.
26
-
Tingkat Terciptanya Lapangan Kerja Beri tanda ceklis (√) pada setiap pernyataan dari dengan keterangan sebagai berikut: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju No. Pernyataan SS S TS STS 41. Saya merasa kegiatan SPP PNPM memberikan saya lapangan pekerjaan. 42. Saya mengetahui bahwa kegiatan PNPM membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain diluar anggota SPP PNPM. 43. Saya mengetahui bahwa kegiatan SPP PNPM membantu orang lain untuk mendapatkan pekerjaan.
-------------------Terima Kasih untuk kesediaan Ibu mengisi kuesioner------------------
27
Lampiran 3. Panduan Wawancara Mendalam Wawancara mendalam terhadap penanggung jawab kelompok SPP PNPM Desa Talagasari, Aparat Pemerintahan Desa Talagsari, dan fasilitator kegiatan SPP PNPM Mandiri. 1. Bagaimana sejarah terbentuknya kegiatan SPP PNPM di Desa Talagasari? 2. Bagaimana antusias masyarakat (perempuan) dalam kegiatan ini? 3. Bagaimana peran pendampingan fasilitator desa terhadap kegiatan SPP PNPM? 4. Bagaimana kelancaran pengembalian dana pinjaman pada kegiatan SPP PNPM? 5. Apa kriteria calon anggota kelompok Kegiatan SPP PNPM? 6. Apakah kegiatan SPP PNPM sudah sesuai dengan tujuan SPP PNPM? 7. Apakah kegiatan SPP PNPM sudah berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian desa? 8. Apa evaluasi anda terhadap kegiatan SPP PNPM?
28
Lampiran 4. Format Catatan Harian Lapang Penelitian Catatan Harian Lapang CATATAN HARIAN KE-…. HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DAN EFEKTIVITAS KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (SPP PNPM) MANDIRI DI DESA TALAGASARI, KECAMATAN KADUNGORA, KABUPATEN GARUT Topik
:
Metode
:
Informan/Partisipan
:
Hari & Tanggal
:
Waktu & Durasi
:
Tempat
:
Kondisi & Situasi
:
DESKRIPSI
INTERPRETASI