MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS IV SDN 25 PALU
Oleh Sriwahyuni, Abd. Hamid, Sutji Rochaminah
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen dengan menggunakan metode latihan terbimbing pada kelas IV SDN 25 Palu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode latihan terbimbing. Subjek penelitian kelas IV A yang berjumlah 41 orang siswa, yang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan. Rumusan masalah penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan model latihan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen di kelas IV SDN 25 Palu. Rancangan penilitian model Kemmis dan Mc Taggart ini dilakukan dalam 3 siklus dengan tiap siklus melalui empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil siklus I menunjukkan rata-rata aktivitas siswa adalah 62,35% dan rata-rata aktivitas guru adalah 75%, sedangkan ketuntasan belajar klasikal pada siklus I adalah 34,15%. Pada siklus II, rata-rata aktivitas siswa adalah 87,05% dan rata-rata aktivitas guru adalah 86,84%, sedangkan ketuntasan belajar klasikal pada siklus II adalah 68,29%. Pada siklus III, rata-rata aktivitas siswa adalah 95,29% dan rata-rata aktivitas guru adalah 96,84%, sedangkan ketuntasan belajar klasikal pada siklus III adalah 85,36%. Pada siklus III terlihat adanya peningkatan dari siklus I dan II, yakni rata-rata aktivitas siswa adalah 41,18%, rata-rata aktivitas guru sebesar 31,84% dan ketuntasan belajar klasikal adalah 68,28%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen di kelas IV SDN 25 Palu.
Kata Kunci :
Metode Latihan Terbimbing, Hasil Belajar, Pecahan Desimal dan Persen.
Pendahuluan Peneliti melakukan pengamatan dalam kelas pada saat guru mengajar secara langsung, hasilnya menunjukkan bahwa siswa kelas IV A SDN 25 Palu telah dibimbing dalam memahami konsep pecahan, cara mengerjakan operasi hitung pecahan, baik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Namum, ketika
pecahan di ubah ke bentuk pecahann desimal dan persen, siswa mulai kebingungan dalam menyelesaikannya, sebab guru tidak memberikan pemahaman secara lebih jelas pada konsep bentuk pecahan. Kenyataan di lapangan masih terjadi pembelajaran matematika yang cenderung berfokus pada buku, sering dijumpai guru pada kebiasaan 1
Elementary School of Education E-Journal 8 Diterbitkan online Ihttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE PGSD, FKIP, Universitas Tadulako
mengajarnya dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran seperti: menyajikan materi pembelajaran, memberikan contoh-contoh soal, dan meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat dalam buku yang mereka gunakan dalam mengajar dan kemudian membahasnya bersama siswa. Melalui proses pembelajaran seperti ini, kecil kemungkinan kemampuan matematis siswa dapat berkembang. Dari pemaparan fakta ini, perlu adanya pembelajaran yang mengkondisikan siswa aktif dalam belajar matematika. Siswa harus aktif dalam belajar, tidak hanya menyalin atau mengikuti contoh-contoh tanpa memahami maknanya. Maka dari itu peneliti melakukan pembelajaran dalam mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen dengan menggunakan metode latihan terbimbing. Guru harus memberikan latihan dengan cara membimbing siswa dalam mengerjakan tugas yang berkaitan dengan mengubah pecahan kebentuk decimal dan persen. Dengan begitu siswa yang tingkat kemampuannya dibawah rata-rata dapat mengerjakan tugas itu. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah βMendeskripsikan penerapan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen di kelas IV SDN 25 Palu? Dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatan hasil belajar siswa pada materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen dengan menggunakan metode latihan terbimbing pada kelas IV SDN 25 Palu. Susanto (2012:4) belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif
tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. Gredler (2011:2) belajar (learning) adalah proses multisegi yang biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesilitan saat menghadapi tugas yang kompleks. Dari beberapa pendapat diatas, dapat dismpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan nilai yang didapatkan dari pengalaman tempat tinggal. Suprijono (2009:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Susanto (2012:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang sudah dicapai oleh seseorang dalam ranah kognif, efektif, dan psikomotor yang diperoleh dari kegiatan belajar. Bentuk-bentuk pecahan seperti : 1
3 4
adalah pecahan biasa; dan 2 adalah 2 pecahan campuran. Bentuk lain dari pecahan adalah pecahan desimal. Pecahan desimal menyatakan nilai tempat perpuluhan
1 10
= 0,1 , per-ratusan
0,01 , per-ribuan
1 1000
1 100
=
= 0,001, dan
seterusnya. Persen merupakan suatu cara untuk menyatakan pecahan. Kata persen berarti per seratus. Jadi, 25 persen berarti 25 25 per seratus di tulis 100 , atau 0,25. Symbol % digunakan untuk menyatakan persen. Dengan demikian 420% 420 menyatakan 100 , di tulis 420 per seratus,
2 Elementary School of Education E-Journal 8 Diterbitkan online Ihttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE PGSD, FKIP, Universitas Tadulako
atau 4,20. Secara umum n % menyatakan π rasio 100. Menurut Nurjanah (2014:14) metode latihan terbimbing adalah cara yang dilakukan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan oleh guru. Dalam strategi tersebut dilakukan bimbingan dan latihan terus menurus. Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2009:50) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan 1) Menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna; 2) Memberikan pelatihan pada siswa sampai benar-benar menguasai konsep keterampilan yang dipelajari; 3) Hati-hati terhadap latihan yang berkelanjutan, pelatihan yang dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa; dan 4) Memberikan tahap-tahap awal pelatihan, yang mungkin saja siswa melakukan keterampilan yang kurang benar atau bahkan salah tanpa disadari. Pendapat diatas menunujukkan bahwa metode latihan terbimbing adalah suatu cara mengajar yang baik dengan memberikan bimbingan dan latihan secara terus menerus sehingga menghasilkan kemandirian dalam menyelesaikan persoalan baik dilingkungan sekolah maupun di masyarakat. Langkah-langkah dalam menggunakan metode latihan terbimbinga yaitu; memberikan latihan kepada siswa baik individu maupun kelompok, memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan latihan, memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan, dan memperhatikan kebutuhan dari masing-masing siswa
khusunya kesulitan dalam mengerjakan latihan. Berdasarkan kondisi yang diamati selama ini pada siswa kelas IV A SDN 25 Palu nilai pada mata pelajaran matematika kurang memuaskan. Hal ini disebabkan siswa kurang aktif, kurang diberikan bimbingan secara baik dan kurang semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran Matematika. Alasan mereka adalah bosan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, yaitu metode klasik seperti metode ceramah yang merupakan pembelajaran satu arah dan kurang memancing reaksi siswa untuk lebih aktif dibanding guru. Langkah-langkah yang diambil oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan metode latihan terbimbing sebagai salah satu metode pembelajaran yang baru bagi siswa dengan membentuk kelompok dalam kegiatan pembelajaran atau memberikan bimbingan secara individu kepada siswa dan menggunkan media sebagai alat untuk membimbing siswa dalam belajar. Metode latihan terbimbing adalah salah satu cara mengajar yang baik dengan memberikan bimbingan dan latihan secara terus menerus sehingga menghasilkan kemandirian dalam menyelesaikan persoalan baik dilingkungan sekolah maupun di masyarakat. Pemilihan metode tersebut dengan harapan melalui latihan dan bimbingan yang diberikan kepada siswa, maka tumbuh kebiasaan-kebiasaan untuk senang belajar matimatika khususnya pada materi mengubah pecahan kebentuk desimal dan persen. Sehingga melalui penggunaan metode latihan terbimbing hasil belajar siswa terhadap materi mengubah pecahan kebentuk desimal dan persen di kelas IV SDN 25 Palu dapat ditingakatan.
3 Elementary School of Education E-Journal 8 Diterbitkan online Ihttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE PGSD, FKIP, Universitas Tadulako
Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap tindakan yang bersiklus. Model penelitian yang digunakan yaitu Model Kemmis dan Mc Taggart (Sukardi 2013:7), bahwa proses penelitian tindakan kelas yang mengandung dua siklus atau lebih, yang masing-masing siklus memiliki empat komponen, yakni rencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu system spiral yang saling terkait antara langkah satu dengan langkah berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 25 Palu. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A berjumlah 40 orang siswa, terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan. Kegiatan pra tindakan dilaksanakan pada hari Selasa 17 Februari 2015, siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 18 Februari 2015 dan Selasa 24 Februari 2015, siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 25 Februari 2015 dan Selasa 3 Maret 2015, dan siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu 7 Maret 2015. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV A SDN 25 Palu. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dua cara dalam pengumpulan data, yaitu: 1) Tes awal diberikan sebelum tindakan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman awal siswa pada pengenalan materi mengubah pecahan kebentuk desimal dan persen, sedangkan tes pada akhir tindakan dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. 2) Kegiatan obsevasi dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan yang bertujuan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Seperti mengamati respon yang diberikan oleh siswa, mengamati perhatian siswa dalam menerima pelajaran, mengamati kelebihan dan kekurangan guru dalam mengajar, dan lain sebagainya.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar obsevasi aktivitas guru dan siswan dan tes akhir tindakan, pedoman penilaian kemampuan siswa dalam mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen secara individu dan kelompok. Data kuantitatif diperoleh dari tes awal dan tes akhir. Data tersebut kemudian diolah dan dinyatakan dalam bentuk presentase yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. π (DSI) = π x 100% Keterangan : X = Skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal soal DSI = Daya serap Individu Nilai individu seorang siswa di katakan tuntas individu jika skor lebih dari 65. Analisis data digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut: Ζ©π (KBK) = Ζ©π x 100% Keterangan: Ζ©N = Jumlah siswa yang tuntas Ζ©S = Jumlah siswa seluruhnya KBK = Ketuntasan belajar klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika yang dicapai manimal 80%. Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel dan diberi nama kualitatif. Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penyimpulan adalah proses penampilan intisari, dari sajian yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. Pengelolaan data kualitatif diambil dari data hasil aktivitas guru dengan siswa 4
Elementary School of Education E-Journal 8 Diterbitkan online Ihttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE PGSD, FKIP, Universitas Tadulako
yang diperoleh melalui lembar observasi dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase , yang dihitung dengan menggunakan rumus: Persentase nilai rata-rata =
π½π’πππβ ππππ π πππ ππππ πππ’π
x 100%
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa pada materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen pada kelas IV A SDN 25 Palu mencapai Daya Serap Individu jika skor kurang dari 65 (sesuai dengan KKM mata pelajaran Matematika di SDN 25 Palu), dan Ketuntasan Belajar Klasikal mencapai 80%. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika aktivitas siswa dan guru telah berada dalam kategori baik atau sangat baik. Data hasil aktifitas siswa dan guru dapat diperoleh melalui lembar observasi, kemudian dianalisis dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Persentase nilai rata-rata = π½π’πππβ ππππ ππππππβππ x 100% π πππ ππππ πππ’π 90% β€ NR β€ 100% : Sangat Baik 80% β€ NR Λ 90% : Baik 70% β€ NR Λ 80% : Cukup 60% β€ NR Λ 70% : Kurang 0% β€ NR Λ 60% : Sangat Kurang Hasil Penelitian Penelitian ini diawali dengan memberikan tes awal atau pra tindakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa terhadap materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen. Tes awal dilakukan sekali saja pada hari Selasa, 17 Februari 2015. Jumlah siswa keseluruhan kelas IV A adalah 41 orang. Siswa yang mengikuti tes awal adalah 38 orang. Dari 38 orang siswa yang mengikuti tes awal, jumlah siswa yang tuntas hanya 6 orang, sedangkan 32 orang siswa dinyatakan tidak tuntas. Dari pengamatan terlihat bahwa siswa kelas IV A SDN 25 Palu, khususnya pada mata pelajaran Matematika belum memahami pelajaran
dengan baik, kerena terlihat dari KBK hanya 15,79%. Oleh karena itu, peneliti melakukan perubahan strategi atau penggunaan metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis pra tindakan, peneliti menggunakan metode latihan terbimbing agar siswa lebih mengerti dan memahami cara dalam mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus yakni pelaksanaan siklus I dilakukan pada hari Rabu, 18 Februari 2015 (pertemuan ke 1) dan pada hari Selasa, 24 Februari 2015 (pertemuan ke 2). Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari Rabu, 25 Februari 2015 (pertemuan ke 1) dan pada hari Selasa, 03 Maret 2015 (pertemuan ke 2). Sedangkan pelaksanaan siklus III pada hari Sabtu, 07 Maret 2015. Pembahasan Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran di tiap siklus, bahwa aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran siklus I, II dan III menurut pengamat sudah mengalami peningkatan yang sangat baik. Dengan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 75% (ketegori cukup) dan aktivitas siswa sebesar 62,35% (kategori kurang). Kemudian persentase untuk aktivitas guru pada siklus II sebesar 86,84% (kategori baik) dan aktivitas siswa sebesar 87,05% (kategori baik). Kemudian presentase aktivitas guru dan siswa pada siklus III meningkat, yaitu untuk aktivitas guru sebesar 96,84% (kategori sangat baik) dan aktivitas siswa sebesar 95,29% (kategori sangat baik). Penekanan guru pada setiap tahap pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas siswa. Guru berusaha mendorong siswa agar lebih aktif dan memberikan bimbingan dalam melakukan kegiatan pembelajaran karena dari 5
Elementary School of Education E-Journal 8 Diterbitkan online Ihttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE PGSD, FKIP, Universitas Tadulako
kegiatan ini diharapkan siswa lebih mampu dalam memahami materi yang diajarkan. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, persentase Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) pada siklus I hanya mencapai 34,15% dari standar ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yakni sebesar 80%. Jumlah siswa yang tidak tuntas pada tes akhir siklus I yaitu 27 orang, ini berarti bahwa hasil yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keadaan tersebut dikarenakan pada tes akhir tindakan, ada beberapa siswa yang salah dalam mengisi tes yang diberikan. Pada siklus II Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) mencapai 68,29% dengan jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang menjadi 13 orang. Kemudian pada siklus III Ketuntasan Belajara Klasikal (KBK) mencapai 85,36% dengan jumlahsiswa yang tidak tuntas berkurang menjadi 6 orang. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa mencapai target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengubah pecahan kebentuk desimal dan persen di kelas IV SDN 25 Palu, sehingga hasil belajar siswa kelas IV SDN 25 Palu meningkat dari siklus I (62,35%), siklus II (87,05%), ke siklus III (95,29%) dengan peningkatan Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) dari siklus I (34,15%), siklus II (68,29%) ke siklus III (85,36%). Hasil dari penelitian di atas sesuai dengan pendapat Sumanty, W 2013 yang menyatakan bahwa metode latihan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VI SDN 02 Sungai Betung pada mata pelajaran Matematika. Penutup Berdasarkan penelitian, dapat
penerapan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi mengubah pecahan ke bentuk desimal dan persen di kelas IV SDN 25 Palu dengan mengikuti langkah-langkah Metode Latihan Terbimbing yaitu: 1) memberikan latihan kepada siswa baik individu maupun kelompok, 2) memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan latihan, 3) memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan, dan 4) memperhatikan kebutuhan dari masingmasing siswa khususnya kesulitan dalam mengerjakan latihan. Hal ini berdasarkan hasil analisis tes hasil belajar dengan ketuntasan klasikal mencapai 85,36% dengan kategori baik serta hasil analisis aktivitas siswa mencapai 95,29% dengan kategori sangat baik. DAFTAR PUSTAKA Gredler, Margaret E. (2011). Learning and Instruction Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana. Henningsen, M. dan Stein, M.K. (1997). Mathematical Task and Student Cognition: Classroom-Based Factors that Support and Inhibit High-Level Mathematical Thinking and Reasoning. Journal for Research in Mathematics Education. 28,(5), 524-49. Nurjanah, (2014). Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring melalui Metode Latihan Terbimbing Bagi Siswa Kelas IV SDN 1 Loli Pesua Kabupaten Donggala. SKRIPSI PGSD, Ilmu Pendidikan, FKIP, Universitas Tadulako. Sukardi, HM. (2013). Metode Penelitian Tindakan KelasImplementasi dan Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.
hasil analisis data disimpulkan bahwa 6
Elementary School of Education E-Journal 8 Diterbitkan online Ihttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE PGSD, FKIP, Universitas Tadulako
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susanto, Ahmad (2012). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Trianto, (2009).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Widagdo Djamus. 2003. Pendidikan Matematika 1. Universitas Terbuka.
7 Elementary School of Education E-Journal 8 Diterbitkan online Ihttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE PGSD, FKIP, Universitas Tadulako