Air (water)
AIR BAGI KEHIDUPAN Sangat penting karena : 1. Merupakan senyawa kimia terbanyak dalam tubuh manusia: 60 % dari BB dewasa; 70 % dari BB anak-anak. Dalam tubuh manusia terdapat : - 40 % BB : dalam sel (intra seluler) - 15 % BB : diluar sel (ekstra seluler) - 5 % BB : dalam plasma darah | - | - | - | - | - | - | - | - | ________________________________________________________________ -| ________________________________________________________________ water in blood plalsma ( 5 % of body weight) ______________________________________________________________ | _ | - | - | - | - | - | - | - | ______________________________________________________________ Extracellular fluid (15 % of body weight)
Water within cell (40 % of body weight)
2. Air membasahi sel/jaringan 3. Alat trasportasi makanan dan oksigen kepada sel, dan membawa keluar sisa-sisa metabolisme dari dalam sel 4. Proses pencernaan terjadi dalam medium air 5. Pada reaksi-reaksi kimia dalam tubuh air ikut sebagai reaktan atau produk 6. Penting pada proses regulasi suhu tubuh 7. Penting menjaga kesetimbangan asam basa dalam tubuh. MOLEKUL AIR : KOVALEN DIPOLAR - Molekul air (H2O) terdiri dari 1 atom O yang berikatan secara kovalen dengan 2 atom H. Struktur molekul : angular O
H
H 104,5o
- Pada molekul air elektron lebih tertarik ke arah atom O atom O relatif lebih negatif, atom H relatif lebih positif → timbul kutub (dwi kutub = dipolar)
O
H
∂-
H
∂-+
IKATAN HIDROGEN Akibat dwikutub timbul interaksi diantara molekul-molekul air. Atom H (∂+) dari satu molekul air mengadakan gaya elektrostatik dengan atom O (∂-) molekul air tetangga disebut ikatan hidrogen.
Akibat ikatan hidrogen air mempunyai : 1. Titik didih dan titik lebur yang tinggi 2. Tegangan permukaan yang tinggi 3. Panas penguapan yang tinggi 4. Panas pengembunan yang tinggi 5. Panas jenis yang tinggi AIR SEBAGAI PELARUT (POLAR SOLVENT) Disebut pelarut universal: melarutkan sangat banyak zat dibandingkan pelarut lainnya→ berdasarkan sifat dwikutubnya. Air dapat melarutkan : - Senyawa ionik - Senyawa non ionik (molekuler) polar/ yang mempunyai grup polar. - Dengan senyawa ionik (mis. NaCl) → terjadi solvasi (hidratasi) : Molekul-molekul air mengelilingi masing-masing ion Na+ dan ion Cl- :
- Dengan senyawa molekuler polar ( mis. Gula, alkohol, aldehid, keton) air membentuk ikatan hidrogen dengan bagian polar senyawa tsb. R
R O | H | O
H
R C || O H O
H
Ikatan hidrogen antara gugus hidroksil dengan H2O
H
ikatan hidrogen antara gugus karbonil dengan H2O
IONISASI AIR Air dapat terionisasi (sedikit) : H2O H+ +
OH-
Ion hidrogen (proton) (ion hidroksil) Konstanta air = Kw =[ H+] x [OH- ] Pada suhu 25oC : Kw = 10-14 Kw dipengaruhi suhu : T↑ Kw↑ ; T↓→Kw↓ Pada air murni (netral) : [H+] = [OH-] = 10 -7 mol/L Jika suatu larutan : [H+] > 10 -7 mol/L lar.bersifat asam [H+] < 10 -7 mol/L→ lar. Bersifat basa
LARUTAN
LARUTAN (SOLUTIONS) BEBERAPA PENGERTIAN UNTUK MEMBENTUK SUATU LARUTAN DIBUTUHKAN 2 ZAT : 1. SOLUTE : ZAT YANG AKAN DILARUTKAN 2. SOLVENT : ZAT (MEDIUM) DIMANA SOLUTE AKAN DILARUTKAN SOLUTE SOLUTION = SOLUTE + SOLVENT SOLVENT DEFENISI : LARUTAN ADALAH CAMPURAN YANG HOMOGEN ANTARA SOLUTE DENGAN SOLVENT ATAU LARUTAN ADALAH SISTEM SATU FASA TERDIRI DARI 2 KOMPONEN ATAU LEBIH.
TIPE-TIPE LARUTAN FASA ZAT : PADAT (SOLID =s); CAIR (LIQUID = l) GAS (GAS= g) SOLUTE + SOLVENT
P(s)
C(l)
G(g)
P(s)
C(l)
G(g)
9 MACAM CAMPURAN No SOLUTE SOLVENT 1. g g 2. l g 3. s g 4. g l 5. l l 6. s l 7. g s 8. l s 9. s s
CONTOH UDARA AIR DALAM O2 UAP J2 DI UDARA CO2 DALAM AIR ALKOHOL DALAM AIR GULA DALAM AIR H2 DALAM PALADIUM MINYAK MINERAL DLM PARAFIN CAMPURAN EMAS-PERAK, BESI (BAJA (C-Fe)
- LARUTAN
-
ENCER (DILUTE) : SOLVENT > SOLUTE LARUTAN PEKAT (CONCENTRATED) : SOLUTE > SOLVENT LARUTAN TAK JENUH (UNSATURATED) : MASIH DAPAT LAGI MELARUTKAN SOLUTE LARUTAN JENUH (SATURATED) : TAK DAPAT LAGI MELARUTKAN SOLUTE LARUTAN LEWAT JENUH (SUPERSATURATED) : LARUTAN SUDAH JENUH → DIPANASKAN → DAPAT LAGI MELARUTKAN SOLUTE (BANYAK). CONTOH : Na2S2O3, Na2SO4,NaCLO3, CH3COONa
DAYA LARUT : FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA LARUT 1. JENIS SOLUTE 2. JENIS SOLVENT 3. TEMPERATUR 4. TEKANAN 5. SIFAT KIMIA SOLUTE DAN SOLVENT
PROSES TERJADINYA LARUTAN DAPAT MELALUI : 1. REAKSI KIMIA 2. SOLVASI 3. DISPERSI
KONSENTRASI LARUTAN KONSENTRASI LARUTAN : MENYATAKAN BANYAKNYA SOLUTE DALAM SEJUMLAH LARUTAN ADA 2 METODE 1. DASAR VOLUME banyaknya zat Konsentrasi = sejumlah volume larutan % VOLUME = % V/V (%volume dlm volume) = jumlah millileter zat dlm 100 ml lar. % v/v =
v x 100 % v = vol.zat v +vo vo = vol. pelarut Alkohol 96 % v/v → alkohol = 96 ml, air nya = 100-96 = 4 ml
2. MOLARITAS = M = mol/l= mol zat/1 liter lar. - 0,1M Na OH → 0,1mol NaOH/L larutan - M = 1000 X W V Mr
V = volume larutan dalam mL W = berat solute Mr = berat molekul solute - ingat : W = mol Mr - untuk kons. yang kecil → millimolar = mM. 1 mM = 0,001 M - 20 mL 0,1 M HCl larutan →berarti larutan berisi HCl = 20 x 0,1 millimol = 0,002 x Mr gram 3. NORMALITAS = N = jumlah gramekivalen solute dalam 1 liter larutan → N = grek/L Penting mengetahui menukar dari grek ke mol, atau sebaliknya . grek (= Eq) mol gr UNTUK ASAM DAN BASA 1 grek = 1/a mol atau 1 mol = a grek
a = valensi asam atau basa
HCL → Valensi = 1 → 1 grek = 1 mol H2SO4 → Valensi = 2 → 1 grek = ½ mol KOH → Valensi = 1 → 1 grek = 1 mol Al(OH)3 → Valensi =3 → 1 grek = 1/3 mol Untuk garam : Lihat jumlah mol dari asam dalam rumus formula garam tersebut NaCl → HCl = 1 mol → 1 grek = 1 mol Na2SO4 →H2SO4 = 1 mol → 1 grek = ½ mol BiCl3 →HCl = 3 mol → 1 grek = 1/3 mol Al2(SO4)3 → H2SO4 = 6 mol → 1 grek = 1/6 mol Untuk konsentrasi yang lebih kecil → MILLI GRAMEKIVALEN = mgrek( = mEq) 1 mEq = 0,001 grek 100 mL 0,2 N larutan H2SO4 → itu berarti : H2SO4 = 100 x 0,2 mEq = 0,02 grek = 0,02/2 mol = 0,02/2 x Mr (98) gr UNTUK ION :
1 mEq = 1/a mM a = valensi ion Mis: 50 mEq Ca++ ion = 50/2 mM Ca++ (a=2)
4.
GRAMMARITAS = G = Persen berat dalam volume = % w/v = jumlah grm solute dalam 100 mL larutan. ▪ NaCl 0,9 % w/v, → 0,9 gr NaCl dalam 100 mL larutan ▪ 1 dL (desiliter) = 100 mL % w/v = gr/dL
5. PERSEN MILLIGRAM = % mg = jumlah mg solute dalam 100 mL larutan. % mg = mg/dL Konsentrasi glukosa dalam darah 100 % mg→ artinya setiap 100 mL darah berisi 100 mg glukosa.
II. DASAR BERAT banyaknya zat terlarut Konsentrasi = _________________________ Sejumlah massa larutan/pelarut 1. MOLALITAS = m = banyak mol zat terlarut dalam 1000 gr solvent. 1000 W2 W1 = berat solven m = ________ ______ W2 berat solute W M2 M2 berat molekul solute 2. FRAKSI MOL = X = perbandingan jumlah mol suatu zat dengan jumlah mol total seluruh zat yang ada dalam larutan W2/M2 W2 X solute = _______________ Solute . W1/M1 +W2/M2 M2 ……… w1 Solvent
W1/M1 X solvent = ______________ W1/M1 + W2/M2 X solute + X solvent = 1 = % W/W =jumlah gr solute dalam 3. Persen berat dalam berat 100 gr larutan. W W = berat solute % W/W = __________ x 100 % WO = berat solvent W + WO 4.ppm = part per million = bpj (bagian persejuta) = berapa bagian sejuta bagian larutan atau bahan. 1 ppm = 1 mg/kg larutan (karena 1 kg = 106 mg) Jika solventnya air : 1 ppm = 1 mg/L lartuan. Konsentrasi ini sering dipakai untuk menyatakan konsentrasi zatzat berbahaya dalam suatu larutan.
MEROBAH KONSENTRASI DENGAN PENGENCERAN Prinsip Pengenceran : Konsen. x Vol. (berat) = Konsen. x Vol. (berat) (sebelum penenceran) (sesudah pengenceran) ▪ Untuk konsentrasi dengan dasar volume (% v/v)1 x V1 = (%v/v)2 x V2 V = volume larutan M1 x V1 = N2 x V2 N1 x V1 = N2 x V2 dsb ▪ Untuk konsentrasi dengan dasar berat : (% w/w) 1 x W1 = (%w/w)2 x2 m1 x W1 = m2 x W2 dsb W = berat pelarut/larutan
LARUTAN GAS DALAM ZAT CAIR GAS + ZAT CAIR → LARUTAN SEBENARNYA GAS LARUT DALAM ZAT CAIR SECARA : 1. FISIKA → LARUT BIASA 2. KIMIA → BEREAKSI DENGAN ZAT CAIR DAYA LARUT GAS DALAM ZAT →CAIR DIPENGARUHI : 1. JENIS GAS O2, H2,N2 SUKAR LARUT DALAM AIR (TIDAK BEREAKSI) CO2,HCl,NH3 MUDAH LARUT DALAM AIR (BEREAKSI) 2. JENIS ZAT CAIR O2, H2, N2 SUKAR LARUT DALAM AIR, MUDAH LARUT DALAM ALKOHOL CO2, HCl, NH3 MUDAH LARUT DALAM AIR SUKAR LARUT DALAM ALKOHOL
3. Suhu → T → DAYA LARUT BERKURANG 4. Tekanan (P) → P →daya larut bertambah → Hukum Henry: Daya larut gas ekivalen P gas Rumus C = k.P atau N1 = k.P N1 + N2 C = banyaknya gas yang larut k = tetapan bergantung pada gas P = tekanan gas (atm atau cmHg) N1/N1 + N2 = fraksi Mol Hukum Henry berlaku bila :- P tidak terlalu tinggi - T tidak terlalu rendah - Same molecular species Penyimpangan Hukum Henry : 1. P terlalu tinggi 2. T terlalu rendah 3. Compound Formation 4. Terjadi Dissosiasi
Konsentrasi gas dalam larutan : 1. Fraksi Mol 2. Koefisien Solubilitas = S = Volume gas terlarut pada percobaan dibagi volume pelarut 3. Koefisien absorpsi Bunsen = = volume gas terlarut pada keadan stndar/volume pelarut Hubungan S dengan = → = S x 273/T (T = O Kelvin) Volume gas terlarut pada percobaan : → V = S x v (vol. pelarut) Volume gas terlarut pada keadaan standar : → V = x V x P (P = atm) 4. % volume = vol. gas terlarut pada keadaan standar/100 ml pelarut. = 100 x x P
KELARUTAN GAS DALAM LARUTAN O2 O2
air
air + gula (larutan)
→ dalam air > dalam larutan CO2 CO2 Air
air + NaOH
dalam (air+NaOH) > dalam air (sebab CO2 bereaksi dengan NaOH)
KELARUTAN GAS DALAM DARAH GAS YANG PENTING LARUT DALAM DARAH : O2 DAN CO2 DARAH : PLASMA + SEL DARAH (eritrosit, leukosit, trombosit) O2 O2 ↓ ↓ air darah --------------
O2 dalam darah > O2 dalam air, sebab O2 larut dengan cara fisika dan kimia (hemoglobin = Hb + O2 HbO2) O2 O2 ↓ ↓ Air plasma
O2 dalam air > O2 dalam plasma, sebab dalam plasma terdapat zat-zat yang menghalangi larutnya O2
CO2
CO2
↓
↓
Air
Darah/ Plasma
CO2 dalam darah/plasma > CO2 dalam air, sebab dalam darah/plasma terdapat zatzat-zat yang bereaksi dengan CO2 CO2 daya larut bertambah. Sesuai dengan Hukum Henry, jika tekanan gas >>> maka gas yang larut dalam darah >>>. APLIKASI HUKUM HENRY 1. Jika naik ke gunung daya larut gas dalam darah berkurang. 2. Minuman dikarbonasi (dilarutkan gas CO2 tekanan tinggi ) Botol dibuka, tuang ke gelas, terlihat buih gas.
3. Penyakit Dekompresi : Penyelam tiba-tiba naik ke permukaan, dalam darah terdapat gelembung gas menyumbat pembuluh darah (emboli/pecah)
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
1. * Defenisi : sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya tergantung kepada banyaknya partikel/ molekul zat terlarut dalam larutan, tidak tergantung kepada jenis zat terlarut. *SIFAT KOLIGATIF : 1. PENURUNAN TEKANAN UAP (P.T.U.) 2. PENURUNAN TITIK BEKU (P.T.B.) 3. KENAIKAN TITIK DIDIH (K.T.D.) 4. TEKANAN OSMOTIK (T.O) SIFAT KOLIGATIF BERLAKU NORMAL JIKA: 1. ZAT TERLARUT TIDAK MENGUAP (NON VOLATILE) 2. LARUTAN ENCER
3. SOLUTE HARUS ZAT NON ELEKTROLIT DI LUAR DARI ITU TERJADI PENYIMPANGAN (ABNORMAL) * KEGUNAAN SIFAT KOLIGATIF : Menentukan berat molekul (Mr) suatu zat dalam suatu larutan 2. P.T.U
░ ░ ░ ░ ░░ ░░ ░ ░ ░ ░
Solvent panaskan menguap Tekanan = Po
P
Larutan panaskan menguap Tekanan = P
P.T.U = ∆P = Po-P
* Hubugnan P.T.U dengan
fraksi Mol
Po-P = X2 (Solute) Po • Menentukan Mr dari P.T.U Po-P W2/M2 = Po W1/M1 +W2/M2 3. P.T.B. ▒▒▒▒▒ Solvent dinginkan Membeku T.B.= To Tf
M2 = ……….
▒▒▒▒▒▒ Larutan dinginkan Membeku T.B.= Tf P.T.B. = ∆Tf=To-Tf
•
HUBUNGAN P.T.B DENGAN MOLALITAS (m) ∆Tf = Kf.m
Kf = Konstanste PTB molal (tetapan krioskopik) = penurunan titik beku yang di Diperoleh jika 1 mol solute dilarutkan dalam 1000 gr solvent. R = tetapan gas = 1.987 Kf = RTo2 Lf = panas lebur solvent 1000 Lf dalam kalori/gr To = titik beku solvent (oK) • MENENTUKAN Mr DARI P.T.B. ∆Tf =Kf.m m = 1000 . W2 ∆Tf = Kf 1000 W2 W1 M2 W1 M2 M2 = …………
4.K.T.D ▒▒▒▒▒ Solvent ↓ panaskan mendidih ↓ T.D. =To
▒▒▒▒▒ Larutan ↓ panaskan mendidih ↓ T.D. = Tb
Tb>To K.T.D. = ∆Tb = Tb-To • HUBUNGAN K.T.D. DENGAN MOLALITAS (m) ∆Tb=Kb. m Kb = kenaikan titik didih molal (tetapan Ebulioskopik) = kenaikan titik yang diperoleh jika 1 mol solute dilarutkan dalam 1000 gr solvent. Kb = RTo2 R = tetapan gas ; Lv = panas penguapan pelarut 1000 Lv To = Titih didih pelarut dlm(oK) • Menentukan Mr dari K.T.D. ∆Tb = Kb.m M = 1000 . W2 ∆Tb = Kb. 1000 . W2 W1 M2 W1 .Mr
5. TEKANAN OSMOTIK • DIFFUSI A ▒▒ ▒▒
air
---
h ▒▒ - ▒▒ -
B …… …… …… ………. ……. ......................
h larutan gula
selaput permiabel MOLEKUL AIR MEREMBES MELALUI A → B DARI B KE A MELALUI SELAPUT MEREMBES MOLEKUL AIR DAN GULA SEHINGGA KONSENTRASI DI A DAN DI B SAMA. TINGGI KOLOM CAIRAN DI A DAN DI B TETAP (=h)
• OSMOSIS A
B
-----------------------------------------------
X air
h
-------------------------
…… … …………………
X h larutan gula
selaput semipermiabel MOLEKUL AIR MEREMBES MELALUI SELAPUT DARI A B DAN JUGA DARI B→A TETAPI MOLEKUL GULA TAK DAPAT. ALIRAN MOLEKUL AIR DARI A KE B > B KE A → KOLOM CAIRAN DI B NAIK SETINGGI X. TEKANAN OSMOTIK : ADALAH TEKANAN DARI LUAR YANG HARUS DITAMBAHKAN KE LARUTAN UNTUK MENGHAMBAT PROSES OSMOSIS DARI SOLVENT KE LARUTAN YANG DIPISAHKAN OLEH SELAPUT SEMIPERMIABEL.
*HUKUM VAN HOFF MENGENAI T.O T.O = = CRT Atmosfer (atm) C = MOLARITAS, R = 0,0821,T = oK (temperatur larutan) *MENENTUKAN Mr DARI T.O = C.R.T = 1000 . W R.T M = 1000 . W V Mr (C) V Mr
Mr = ……
• LARUTAN ISOTONIK, HIPERTONIK DAN HIPOTONIK ------------
-------------
LARUTAN I
LARUTAN II
T.O. = 1
T.O.= 2
JIKA : 1= 2 LARUTAN I ISOTONIK DENGAN LARUTAN II 1> 2 LARUTAN I HIPERTONIK THD LAR.II 1< 2 LARUTAN I HIPOTONIK THD LAR.II PENGERTIAN ISOTONIK, HIPOTONIK DAN HIPERTONIK INI SANGAT PENTING BAGI KEHIDUPAN. PLASMA O SEL cell membran = semipermeabel H2O masuk dan keluar JIKA CAIRAN DILUAR SEL HIPERTONIK TERHADAP CAIRAN DLM PLASMA AIR KELUAR SEL MENGKERUT (SHRINKS = PLASMOLISIS ( GAMBAR a) JIKA CAIRAN DILUAR SEL HIPOTONIK TERHADAP PLASMAAIR MASUKMENGGEMBUNG = SWELLING (b). (a) (b) O
O
SIFAT KOLIGATIF DARAH MANUSIA • DARAH - SEL-SEL DARAH : ERI,LEUKO,TROMBO - PLASMA : LAR.ZAT ORGANIK + ANORGANIK
Darah bisa dibuat tidak membeku dengan : 1. Menghilangkan ion Ca ++ dengan menambah NaSitrat/oksalat. 2. Menghilangkan fibrinogen → tinggal serum Darah manusia normal : Titik beku serum = -0,56o C. T.O darah = 7,7 atm Oleh beberapa penyakit TB dan TO dapat berubah.
• SEL DARAH MERAH dinding sel (semi permiabel) Hb plasma Dalam NaCL Dalam NaCl Dalam NaCl 1,5 %W/V 0,9% W/V 0,5 % W/V H2O H2O H2O Mengkerut normal
menggembung pecah
Kesimpulan : T.O. SEL DARAH MERAH = T.O. LARUTAN NaCL 0,9 % W/V NaCL • Larutan 0,9 % w/v NaCl disebut : Larutan garam fisiologis (dapat diberikan melalui iv atau infus. • Larutan 5 % W/V glukosa → juga ISOTONIK dengan darah • Larutan 3 % W/V asam borat, tetes mata Visine, Rohto, Insto, dsb→ Isotonik dengan cairan mata.
LARUTAN ELEKTROLIT
LARUTAN ELEKTROLIT ZAT 1. NON ELEKTROLIT 2. ELEKTROLIT : - Dalam air menghantar arus listrik - Menunjukkan sifat koligatif abnormal (>) ASAM BASA GARAM TEORI DISOSIASI ELEKTROLIT ARRHENIUS 1. DALAM AIR MENGHANTARKAN ARUS LISTRIK 2. DALAM AIR TERURAI ATAS PARTIKEL BERMUATAN LISTRIK ION (+) DAN ION (-) DISEBUT IONISASI 3. JUMLAH MUATAN (+) = JUMLAH MUATAN (-) 4. IONISASI : PERISTIWA KESETIMBANGAN ADA PERSAMAAN IONISASI HNO3 H+ + NO3- n = 1 + 1 = 2 elek.biner Ca(OH)2 Ca++ + 2OH- n = 1 + 2 = 3 elek.terner FeCl3 Fe+++ + 3 Cl- n = 1 + 3 = 4 elek.kwarterner
S.KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT CONTOH : SUHU OoC ZAT GLUKOSA KCL BaCl2 C = 0,01 M - T.O DARI RUMUS 0,224 0,224 0,224 - T.O DARI PERCOBAAN 0,224 0,435 0,610 TERLIHAT TEKANAN OSMOTIK ELEKTROLIT > TEKANAN OSMOTIK NON ELEKTROLIT. MENURUT VAN HOFF NILAI KOLIGATIF ZAT ELEKTROLIT = i x NILAI KOLIGATIF DARI RUMUS (i = faktor Van Hoff) NILAI i = { 1+ (n-1) } NILAI KOLIGATIF ZAT ELEKTROLIT : PTU : Po-P = N2 x i Po PTB : ∆ Tf = Kf x m x i Kf = RTo2 1000 Lf
KTD : ∆ Tb = Kb x m x i
Kb = RTo2 1000 Lv
TO : = C.R.T.i = DERAJAT IONISASI = MENUNJUKKAN BAGIAN ELEKTROLIT YANG TERIONISASI = mol terurai/mol mula-mula i = { 1 + (n-1)} = i – 1/n-1 Bila → 1 elektrolit kuat → 0 elektrolit lemah BERDASARKAN VALENSI ION (+) DAN VALENSI ION (-) YANG DIHASILKAN, ELEKTROLIT DIBAGI ATAS : ▪ ELEKTROLIT TIPE 1-1 ION (+) VAL.1 DAN ION (-) VAL.1 ▪ ELEKTROLIT TIPE 1-2 ION (+) VAL.1 DAN ION (-) VAL.2 ▪ ELEKTROLIT TIPE 2-1 ION (+) VAL.2 DAN ION (-) VAL.1 ▪ ELEKTROLIT TIPE 2-2 ION (+) VAL.2 DAN ION (-) VAL.1
ELEKTROLIT DALAM TUBUH MANUSIA ELEKTROLIT TUBUH
Mayor physiological ions Cl-, PO43-, CO32-, Na+ K+, Ca2+, Mg2+
Trace ions ion Fe, Zn, Y, Cu Co, Mn, Cr, Se, SO4
ION-ION DIABSORPSI DALAM BENTUK GARAM DENGAN PETOLONG AN PROTEIN PENGEMBAN SPESIFIK EKSKRESI MELALUI GINJAL (>>), USUS, EMPEDU SETIAP ION MEMPUNYAI FUNGSI METABOLIK BILA TUBUH KEKURANGAN ION-ION INI TIMBUL GEJALA PENYAKIT DEFISIENSI PENTING MAKANAN MENGANDUNG ION-ION INI. BILA KELEBIHAN TOKSIK JUMLAH DITUBUH, SUMBER, KEBUTUHAN PERHARI, FUNGSI METABOLIK, GEJALA DEFISIENSI LIHAT BUKU
ANION GAP KONSENTRASI ELEKTROLIT DALAM CAIRAN TUBUH Kation Plasma Cairan Cairan Interstisial Intraseluler Na+ K+ Ca2+ Mg2+
142 mEq/L 4 5 3
145 meq/L 4 3 2
10 mEq/L 160 35
Total
154
154
205
HCO3ClHPO42SO42Asam org. Protein
27. mEq/L 103 2 1 5 16
30 mEq/L 115 2 1 5 1
8 mEq/L 2 140 55
Total
154
154
205
Anion
▪ Konsentrasi tertinggi; ion Na+ , HCO3-, Cl▪ Dalam darah juga terdapat anion-anion asam organik (as. Asetat, as. Sitrat, as. Laktat, as. Piruvat) tetapi sukar ditentukan untuk mengetahuinya ditentukan dengan : ANION GAP = mEq/L Na+ - (mEq/L Cl- + mEq/L HCO3-) ▪ Normal anion gap : 5 s/d 14 mEq/L Jika >> ada gangguan metabolisme/penyakit (mis: Diabetes Melitus/ pe – nyakit ginjal. ▪ Olah raga berat, anion gap >> tetapi turun kembali.
ELEKTROLIT DALAM PENGOBATAN OLEH PENYAKIT. Misal : ▪ mumtah menceret ▪ demam tinggi ▪ pendarahan TUBUH KEHILANGAN CAIRAN + ELEKTROLIT BAHAYA HARUS DIGANTI MELALUI : ▪ ORAL ▪ PARENTAL PARENTAL (SUNTIKAN, INFUS) PRINSIP : HARUS ISOTONIK DENGAN CAIRAN TUBUH. CAIRAN YANG DIBERIKAN DISAMPING ISOTONIK HARUS ADA ION Na+, K+ dan Ca++ DALAM PERBANDINGAN YANG TEPAT. CONTOH LARUTAN ISOTONIK : ▪ NaCl 0,9 % w/v ▪ LARUTAN RINGER ▪ LARUTAN RINGER-LAKTAT
ORAL (MULUT) BILA MASIH BISA MINUM. CONTOH : ORALIT, PHAROLIT, LYTREN, PEDIALYTE, DSB ADA JUGA MINUMAN ELEKTROLIT UTK OLAHRAGAWAN, MISAL ; GATORADE, SPORTADE, 100 PLUS DSB