Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
PILIHAN POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF 2014 (SURVEY PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI ANGKATAN 2013/2014)
Ainur Rofieq FISIP Universitas Islam “45” Bekasi
[email protected] Abstract Any elections there is always a novice group criteria voters the age of 17 years old and upward or has been married at the time of the election was held. Existing reality shows that’s voters novice possessed of different characteristics with groups of voters and it has been choose. Question of the research are how political choice a student on the legislative election 2014 and what political factors inform the choices a student on the legislative election 2014. The results show that voters choice novice based by a factor of political vision and mission candidates. In addition in determining the choice is novice based on the consideration of the voters own. Kata kunci: Perilaku memilih, pemilih pemula, pemilu legislatif
A.
penduduk Indonesia. Dari jumlah
Pendahuluan Sejak kemerdekaan hingga
tersebut 20-30%-nya adalah pemilih
tahun 2009 bangsa Indonesia telah
pemula.Pada Pemilu 2004, jumlah
menyelenggarakan
kali
pemilih pemula sekitar 27 juta dari
pemilihan umum, yaitu pemilihan
147 juta pemilih.Pada Pemilu 2009
umum 1955, 1971, 1977, 1982,
sekitar 36 juta pemilih dari 171 juta
1987, 1992, 1997, 1999, 2004, dan
pemilih.
2009. Pelaksanaan pemilihan umum
menunjukkan bahwa penduduk usia
tersebut
pemilih
15-19 tahun berjumlah 20.871.086
pemula.Hal ini didasarkan bahwa
orang, usia 20-24 tahun berjumlah
kriteria pemilih pemula merupakan
19.878.417 orang. Dengan demikian,
mereka yang berusia 17 tahun ke atas
jumlah pemilih pemula sebanyak
atau
40.749.503 orang.1Dengan potensi
selalu
telah
sepuluh
terdapat
menikah
pada
saat
pemilihan umum dilaksanakan. Berdasarkan
data
Data
BPS
2010
yang sedemikian besar, tidak dapat KPU,
jumlah total pemilih yang telah
1 http://www.antara.net.id/index.p hp/2014/01/02/pemilih-pemula-pemilu2014-potensi-besar-sosialisasi-programyang-belum-merata/id/ diakses tanggal 18 Maret 2014.
terdaftar untuk pemilu tahun 2014 adalah sejumlah 186.612.255 orang
1
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan dipungkiri
para
pemilih
pemula
memiliki pengalaman memilih; (3)
menjadi target para kandidat atau
memiliki antusias yang tinggi; (4)
partai dalam pemilihan umum.
kurang
Menurut terdapat
empat
Setiajid alasan
rasional;
(5)
memiliki
(2011),
semangat dan penuh gejolak; (6)
mengapa
menjadi sasaran peserta pemilihan
pemilih pemula memiliki kedudukan
umum
karena
strategis dalam setiap pelaksanaan
banyak; dan (7) memiliki rasa ingin
pemilihan umum, yaitu: (1) alasan
tahu, mencoba, dan berpartisipasi
kuantitatif, dimana pemilih pemula
dalam pemilihan umum.
secara kuantitatif mempunyai jumlah
jumlahnya
yang
Penelitian yang dilakukan
relatif banyak; (2) pemilih pemula
oleh
merupakan satu bagian pemilih yang
orientasi politik yang mempengaruhi
memiliki pola perilaku sendiri dan
pemilih pemula dalam menggunakan
sulit diatur atau diprediksi; (3)
hak
kekhawatiran adanya kecenderungan
Walikota Semarang tahun 2010,
untuk tidak memilih karena bingung
menunjukkan bahwa faktor-faktor
banyaknya
yang
yang mempengaruhi pemilih pemula
akhirnya
dalam menggunakan hak pilihnya
partai
muncul
yang
membuat
pemilih
politik pada
(2011)
pilihnya
pada
mengenai
pemilihan
tidak
dipengaruhi oleh faktor orang tua,
memilih sama sekali; dan (4) setiap
pilihan sendiri, media massa, partai
organisasi sosial politik menyatakan
politik dan iklan politik, dan faktor
sebagai organisasi yang paling cocok
teman sepergaulan. Adapun faktor
menjadi sarana penyaluran aspirasi
yang paling dominan mempengaruhi
para pemilih pemula.
pilihan
Adapun pemula
pemula
Setiajid
karakter pemilih
dibandingkan
politik
didasarkan
pada
pilihan sendiri.
dengan
Oleh
karena
itu,
secara
pemilih yang sudah pernah terlibat
psikologis pemilih pemula memiliki
dalam pemilihan umum, menurut
karakteristik yang berbeda dengan
Setiajid (2011) adalah: (1) belum
orang tua atau kelompok umur
pernah memilih atau melakukan
lainnya
penentuan suara di dalam tempat
pemula cenderung kritis, mandiri,
pemungutan
independen, anti status quo atau
suara;
(2)
belum
2
pada
umumnya.Pemilih
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan tidak puas dengan kemapanan, pro
Secara
perubahan dan sebagainya.2
dikatakan sudah “melek politik”,
Penerimaan dan penolakan pemilih
dalam
konteks
akademik
mereka
dapat
karena mereka saat menjatuhkan
kultur
pilihan politik pada pelaksanaan
Indonesia, lebih banyak disebabkan
pemilihan umum sudah menempuh
oleh
hubungan
emosional
yang
bersifat
dua
dibandingkan
rasional.
yang
semester
perkuliahan.Asumsi
diajukan
adalah
para
Penilaian terhadap kandidat tidak
mahasiswa tersebut telah memiliki
selamanya
bersifat
bekal
Masyarakat
mungkin
kandidat
bukan
rasional. menilai
ilmu
pemilihan
berdasarkan
sehingga
kapabilitas kandidat, tetapi lebih
politik
umum dalam
mengenai
itu
sendiri,
memilih
lebih
didasarkan pada rasionalitas.
didasarkan pada latar belakang sosial
Bagi
sebagian
pemilih
ekonomi dan ketokohannya. Mereka
pemula yang sudah faham dunia
tidak
politik,
mendasarkan
pilihan
pada
memiliki
segmentasi
kemampuan intelektual, wawasan,
tersendiri, sehingga tidak jarang
penguasaan,
pribadi
mereka menentukan pilihan yang
bahkan visi, misi, dan program
sesuai dengan jiwa muda mereka.
calon.
Selain
pengalaman
Pilihan
didasarkan
pada
faktor
tersebut,
mereka
keturunan, latar belakang organisasi,
biasanya menentukan pilihan politik
garis ideologis, bahkan tampilan fisik
sebagaimana
(Asfar, 2005).
peergroup-nya atau kelompok teman
Berdasarkan
karakteristik
yang
dipilih
oleh
sebaya mereka. Selain faktor trend politik
tersebut, maka fokus penelitian ini
pemilih
adalah melihat pilihan politik yang
menggunakan hak pilih sebagaimana
dilakukan oleh mahasiswa, terutama
pilihan orang tua mereka.
mereka yang baru pertama kali
dan
pilihan
peergroup,
yang dimiliki oleh pemilih pemula
pemula
Adapun
masuk ke jenjang perguruan tinggi.
rumusan
biasanya
masalah
yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pilihan politik
2
http://www.antara.net.id/index.p hp/2014/01/02/pemilih-pemula-pemilu2014-potensi-besar-sosialisasi-programyang-belum-merata/id/ diakses tanggal 18 Maret 2014.
mahasiswa pada Pemilu Legislatif 2014?; dan (2) Faktor-faktor apa
3
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Michigan
Michigan
mahasiswa pada Pemilu Legislatif
Research
2014?
sosiologis lebih menekankan pada Sedangkan tujuan penelitian
peranan
(the
Survey
yang mempengaruhi pilihan politik
Center).
faktor
adalah: (1) Untuk mengidentifikasi
membentuk
pilihan
seseorang,
politik
mahasiswa
pada
Pendekatan
sosiologis perilaku
sedangkan
dalam politik
pendekatan
Pemilu Legislatif 2014; dan (2)
psikologis lebih menekankan pada
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor
faktor psikologis seseorang dalam
yang mempengaruhi pilihan politik
menentukan
mahasiswa pada Pemilu Legislatif
Adapun pendekatan pilihan rasional
2014.
melihat
Manfaat
diharapkan
penelitian
dapat
ini
perilaku
bahwa
politiknya.
perilaku
politik
memberikan
seseorang berdasarkan pertimbangan
kontribusi bagi pengembangan ilmu
untung rugi yang didapat orang
politik dan pemerintahan terutama
tersebut.
dalam kaitannya dengan perilaku memilih
pemilih
pemula
Studi
pada
mengenai
perilaku
memilih juga dikembangkan oleh
pelaksanaan pemilihan umum.
Dennis
Kavanagh
sebagaimana
dikutip Riswandha Imawan (1995) B.
sebagai berikut:
Tinjauan Pustaka
1.
B.1. Perilaku Pemilih
Structural
Approach.
Dalam
Penjelasan teoritis tentang
pendekatan ini struktur sosial
perilaku pemilih didasarkan pada dua
dipandang sebagai basis dari
pendekatan,
pendekatan
pengelompokan politik. Bahwa
sosiologis dan pendekatan psikologis
tingkah laku politik seseorang,
(Gaffar, 1992). Selain itu terdapat
termasuk
pendekatan lain yaitu pendekatan
pilihan politiknya, ditentukan
pilihan rasional (Newton and van
oleh pengelompokan sosialnya
Deth, 2005). Pendekatan sosiologis
yang pada umumnya didasarkan
dikenal sebagai Aliran Columbia (the
atas kelas sosial, agama, desa-
Columbia
School
kota, bahasa dan nasionalisme.
Behavior),
sedangkan
yaitu
of
Electoral pendekatan
2.
psikologis dikenal dengan Aliran
Sociological Pendekatan
4
dalam
menentukan
Approach. ini
berpendapat
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan bahwa
tingkah
seseorang
laku
politik
dipengaruhi
menentukan
oleh 5.
Rational
Choice
Pendekatan
Dalam pendekatan ini, mobilitas
bahwa semakin modernnya serta
seseorang untuk keluar dari satu
makin tinggi tingkat pendidikan
kelompok
bergabung
masyarakat, maka masyarakat
dengan kelompok lain masih
akan selalu memperhitungkan
dimungkinkan.
keuntungan dan kerugian yang
dan
Ecological
Approach. ini
ini
Approach.
yang dianut oleh satu kelompok.
Pendekatan
memandang
akan diperoleh bila melakukan
memandang
satu tindakan politik.
bersifat
Teori-teori mengenai voting
ekologis, seperti daerah, sangat
behavior umumnya mengacu kepada
menentukan tingkah laku politik
status sosio-ekonomi, agama, umur,
seseorang.
golongan, lingkungan kerja, tempat
faktor-faktor
4.
membentuk
norma-norma kelompok.
identifikasi serta norma-norma
3.
dan
yang
Misalnya,
dalam
pendekatan ini percaya bahwa
kerja,
mereka
sebagainya,
yang
lahir
dan
pergaulan,
gender,
sebagai
determinan
dibesarkan di daerah pesisir
utama
pantai lebih bersikap demokratis
pilihan. Selain itu, voting behavior
dibandingkan dengan mereka
juga
yang berada di pegunungan.
kelompok penekan (pressure group)
Social Psychological Approach.
serta para pembentuk opini (opinion
Dalam pendekatan ini tingkah
leaders) (Indarti, 2003).
laku
dan
keputusan
dalam
dan
menentukan
ditentukan
politik
oleh
Pendekatan
suatu
berbagai
psikologis
seseorang sangat dipengaruhi
muncul
oleh
faktor
kelemahan pendekatan sosiologis.
sistem
Pendekatan ini menggunakan konsep
faktor
psikologi, terutama konsep sikap dan
interaksi
internal,
antara
seperti
kepercayaan,
dan
sebagai
reaksi
atas
eksternal, seperti pengalaman
sosialisasi
untuk
politik.
perilaku
pemilih.
memandang bahwa tingkah laku
pendekatan
ini,
dan
menentukan pilihan karena pengaruh
Pendekatan
kepercayaan
ini
individu
5
menjelaskan
para
Menurut pemilih
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan psikologis
yang
terdapat
dalam
menentukan
keputusan
pilihan
dirinya sebagai hasil dari pengaruh
dibandingkan dengan isu. Hal ini
sosialisasi. Bahwa sikap seseorang
dikarenakan
orang
merupakan refleksi dari kepribadian
memperoleh
informasi
seseorang serta menjadi variabel
fakta seseorang dibandingkan dengan
yang
fakta mengenai isu.
menentukan
dalam
lebih
mudah
mengenai
mempengaruhi perilaku politiknya (Gaffar, 1992).
B.2. Pemilihan Umum
Pendekatan rasional diawali
Pemilihan umum di negara-
oleh karya Anthony Downs yang
negara demokrasi merupakan tolak
menyatakan bahwa modernisasi akan
ukur dari demokrasi itu sendiri.Hasil
meningkatkan
pemilihan
daya
nalar
warga
umum
yang
masyarakat. Peningkatan daya nalar
diselenggarakan
masyarakat akan berpengaruh pada
keterbukaan
dengan
kebebasan
tindakan politiknya. Mereka akan
berpendapat
dan
kebebasan
selalu
memberikan
berserikat, dianggap mencerminkan
dukungan pada satu partai dalam
dengan agak akurat partisipasi dan
kerangka berpikir keuntungan yang
aspirasi
akan diperoleh. Dengan demikian,
2008).
berpikir
dukungan pada satu partai dengan harapan
memperoleh
dalam
masyarakat
suasana
(Budiardjo,
Pemilihan umum merupakan
keuntungan
media dan mekanisme pelibatan
menjadi pertimbangan utama dalam
rakyat dalam wilayah demokrasi
menentukan sikap (Imawan, 1995).
untuk menentukan keputusan politik
Menurut
(2004),
yang strategis, dimana suara setiap
pendekatan pilihan rasional pada
rakyat diwujudkan dalam bentuk hak
umumnya
dua
pilih yang merupakan wujud kontrak
orientasi utama, yaitu orientasi isu
sosial antara negara dan rakyat.
dan
Menurut Undang-undang Nomor 8
terkait
orientasi
kandidat
Nursal
dengan
kandidat.Orientasi
mengacu
pada
sikap
Tahun
2012
tentang
Pemilihan
seseorang terhadap pribadi kandidat
Umum Anggota Dewan Perwakilan
tanpa memperdulikan asal partai.
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Kualitas
dan
kandidat
seringkali
6
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan Daerah
menyebutkan
bahwa
pemilihan
umum
sarana
Penelitian ini menggunakan
pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
metode deskripsi kualitatif karena
dilaksanakan
tujuan dari penelitian ini adalah
adalah
secara
C.
langsung,
Metode Penelitian
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
untuk
dalam Negara Kesatuan Republik
meringkaskan
Indonesia berdasarkan Pancasila dan
situasi, atau fenomena realitas sosial
Undang-Undang
yang
Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan
umum
menggambarkan,
ada
menjadi
berbagai
di
kondisi,
masyarakat
obyek
yang
penelitian,
dan
yang
berusaha menarik realitas tersebut
demokratis membutuhkan kondisi-
sebagai suatu ciri, karakter, sifat,
kondisi
model, tanda atau gambaran tentang
tertentu,
seperti
hak
seseorang untuk memilih, pemilihan
kondisi,
yang
lembaga
tertentu (Bungin, 2009).Oleh karena
dan
itu, penelitian ini tidak menguji
bersifat
pelaksana
rahasia, pemilihan
penghitungan
suara
yang netral,
situasi
hipotesis
atau
generalisasi,
memilih,
mendeskripsikan
untuk
para
fenomena
membuat
kebebasan dan kesetaraan dalam kebebasan
atau
suatu
melainkan
hanya
informasi
apa
kandidat dan partai untuk mengikuti
adanya sesuai dengan variabel yang
pemilihan, dan tidak adanya batasan-
diteliti (Bungin, 2009).
batasan dalam memilih (Newton and
Dalam
van
Deth,
2005).
Selain
penelitian
ini
itu,
populasi adalah pemilih mahasiswa
pemilihan yang bebas membutuhkan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
hak-hak dasar dalam demokrasi,
Universitas
meliputi:
Angkatan
kebebasan
berbicara,
Islam
“45”
2013/2014
yang
baru
menggunakan
hak
berkelompok, dan berserikat, akses
pertama
terhadap berita yang akurat dan
pilihnya pada pemilihan umum tahun
berimbang, serta partai-partai yang
2014.Berdasarkan
tidak
diperoleh sampel pemilih pemula
terlalu
timpang
dalam
kali
Bekasi
58
perhitungan
sumberdaya (Newton and van Deth,
sebanyak
orang
yang
2005).
didistribusikan secara proporsional di empat program studi yang ada di
7
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan
dari buku, jurnal, laporan penelitian,
Ilmu Politik Universitas Islam “45”
dokumen,
Bekasi.
lainnya yang berhubungan dengan Data
dianalisis
yang
dengan
diperoleh
memberikan
D.
Hasil dan Pembahasan Dalam negara demokratis
penjelasan
permasalahan
partisipasi merupakan penerapan dari
yang
penyelenggaraan kekuasaan politik
diajukan dalam pertanyaan penelitian (research
tertulis
menggunakan
Teknik analisis kualitatif ditujukan
terhadap
sumber
penelitian ini.
metode kualitatif dan kuantitatif.
untuk
dan
question).
yang
Sedangkan
sah
politik
oleh
rakyat.Partisipasi
dilakukan
salah
satunya
teknik analisis kuantitatif digunakan
adalah ikut memilih pimpinan negara
untuk menganalisis kuesioner yang
dan mempengaruhi kebijakan publik
kemudian
tabel
dalam bentuk memberikan suara
frekuensi dan tabulasi silang dengan
dalam pemilu. Untuk mengetahui
melihat kecenderungan prosentase.
pengenalan
disajikan
dalam
responden
terhadap
Teknik pengumpulan data
pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun
primer dilakukan dengan kuesioner,
2014 sebagaimana data pada Tabel 1
dimana responden mengisi sejumlah
berikut:
pertanyaan penelitian. Untuk data sekunder, teknik pengumpulan data menggunakan sumber yang berasal Tabel 1.Pengenalan Responden terhadap Adanya Pemilu Legislatif 2014 Pernyataan No
Program Studi
(1)
(2)
Ya
%
Tidak
%
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Ilmu Pemerintahan
25
0
2
Ilmu Administrasi Negara
8
0
3
Psikologi
19
1
4
Manajemen Administrasi
5
0
Total
57
8
98
1
2
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Pengenalan terhadap
mahasiswa
pelaksanaan
2% saja yang tidak mengetahui
Pemilu
adanya
Pemilu
Legislatif
2014.
Legislatif tahun 2014 menunjukkan
Demikian pula untuk mengetahui
sebanyak 57 mahasiswa dari 58
apakah
responden
ikut
memilih
mahasiswa
anggota
legislatif
pada
Pemilu
atau
sebesar
98%
mengetahui adanya Pemilu Legislatif
Legislatif tahun 2014 sebagaimana
2014. Hanya 1 orang mahasiswa atau
data
Tabel
2
berikut:
Tabel 2.Keikutsertaan Responden pada Pemilu Legislatif 2014 Pernyataan No
Program Studi
(1)
(2)
%
Tidak
%
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Ilmu Pemerintahan
20
5
2
Ilmu Administrasi Negara
8
0
3
Psikologi
18
2
4
Manajemen Administrasi
5
0
Total
Meskipun mahasiswa
Ya
51
87
jumlah
yang
7
13
Dalam hal mengidentifikasi
mengetahui
faktor-faktor
yang
menentukan
pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014
perilaku pemilih pemula pada saat
sangat
Pemilu
banyak
mencapai
98%,
Legislatif
tahun
2014
namun dalam keikutsertaan dalam
dilaksanakan adalah bagaimana sikap
proses pemungutan suara sebanyak
pemilih
51 orang atau sebesar 87% yang
pelaksanaanpemilu
mencoblos. Sedangkan sebanyak 7
tersebut. Adapun perolehan data dari
orang atau sebesar 13% yang tidak
lapangan
mengikuti proses pemilihan umum.
berikut.
9
pemula
sebagaimana
menjelang legislatif
Tabel
3
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Tabel 3.Sikap Responden Menjelang Pemilu Legislatif 2014 Pernyataan No
Program Studi
(1)
(2)
Antusias
%
Biasa
%
Tidak Tertarik
%
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1
Ilmu Pemerintahan
15
10
0
2
Ilmu Administrasi Negara
7
1
0
3
Psikologi
6
13
1
4
Manajemen Administrasi
0
5
0
Total
28
48
29
Berdasarkan data Tabel 3
50
2
Demikian pula dalam melihat
menunjukkan bahwa sikap pemilih
alasan
menjelang
menjelang
pelaksanaan
1
pemilu
pemilih
pemula
bersikap
pelaksanan
Pemilu
legislatif ternyata bersikap biasa saja,
Legislatif tahun 2014 berdasarkan
yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar
hasil kuesioner yang diperoleh untuk
50%. Sebanyak 28 responden atau
mengkonfirmasi
sebesar
pemula
48%
bersikap
sangat
sikap
menjelang
pemilih
pelaksanaan
antusias, dan sebanyak 1 orang atau
pemilu legislatif tersebut menurut
sebesar 2% yang bersikap tidak
pendapat
tertarik.
sebagaimana data Tabel 4 berikut:
10
mereka
adalah
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Tabel 4.Alasan Responden Bersikap Menjelang Pemilu Legislatif 2014 Program Studi No
Pernyataan
(1)
(2)
Jumlah
%
(7)
(8)
(9)
IP
IAN
PSI
MA
(4)
(5)
(6)
1
Baru mencoblos pertama kali
7
1
3
0
11
18
2
Rasa tanggung jawab sebagai warga negara
12
7
10
5
34
58
3
Ajakan orang tua
-
-
1
-
1
1
4
Ajakan rekan sebaya/kampus
-
-
-
-
-
5
Ajakan tim sukses kandidat
1
-
1
-
2
4
6
Tidak terdaftar sebagai pemilih
2
-
-
-
2
4
7
Bingung akan banyaknya kandidat
2
-
3
-
5
9
8
Pemberian materi dari kandidat
-
-
-
-
-
9
Lain-lain
1
-
2
-
3
6
25
8
20
5
58
100
Total
Sebagian besar responden,
lebih dikarenakan karena bingung
yaitu sebanyak 34 orang atau sebesar
akan
58%
alasan
terdaftar sebagai pemilih, ajakan tim
mereka memilih disebabkan oleh
sukses kandidat, ajakan orang tua,
rasa tanggung jawab sebagai seorang
dan
warga negara. Sebanyak 11 orang
utama responden memilih kandidat
atau sebesar 18% yang menyatakan
anggota legislatif sebagaimana data
karena baru pertama kali mengikuti
Tabel
menyatakan
bahwa
pemilihan umum. Sedangkan sisanya
11
banyaknya
kandidat,
lain-lain.Sedangkan
5
tidak
alasan
berikut:
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Tabel 5.Alasan Responden Memilih Kandidat Anggota Legislatif Program Studi No
Pernyataan
(1)
(2)
Jumlah
%
(7)
(8)
(9)
-
-
-
-
2
7
4
27
46
IP
IAN
PSI
MA
(4)
(5)
(6)
-
-
14
1
Incumbent
2
Visi, misi dan program yang ditawarkan
3
Asal bukan incumbent
-
-
-
-
-
-
4
Latar belakang pendidikan kandidat
2
-
5
1
8
13
5
Latar belakang orangtua kandidat
-
-
1
-
1
2
6
Latar belakang pengalaman politik kandidat
3
1
1
-
5
9
7
Latar belakang pekerjaan kandidat
2
-
-
-
2
3
8
Popularitas kandidat
-
-
1
-
1
2
9
Pemberian materi kandidat
-
-
1
-
1
2
10
Latar belakang partai pengusung kandidat
-
1
-
-
1
2
11
Kemampuan kandidat mengatasi persoalan
3
4
-
-
7
12
12
Tidak tahu
1
-
4
-
5
9
25
8
20
5
58
100
Total
Alasan
utama
responden
kemampuan
kandidat
mengatasi
memilih kandidat anggota legislatif
persoalan,
latar
belakang
adalah karena visi, misi, dan program
pengalaman
politik
kandidat,
yang
popularitas
kandidat,
pemberian
ditawarkan
oleh
kandidat,
dimana dari 58 orang responden
materi kandidat, latar belakang partai
sebanyak 27 orang atau sebesar 46%
pengusung kandidat, bahkan ada
menyatakan memilih karena faktor
yang tidak tahu sama sekali.
tersebut. Sebanyak 8 orang atau
Pada
sebesar 13% memilih karena faktor
menampilkan
latar belakang pendidikan kandidat.
informasi
Sedangkan
responden
kandidat
yang
lain
memilih
didasarkan
pada
Tabel
utama
12
tentang
sumber
yang
diperoleh
mengenai
anggota legislatif
6berikut
kandidat
sebagai berikut:
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Tabel 6.Sumber Informasi Responden Mengenai Kandidat Anggota Legislatif Program Studi No
Pernyataan
(1)
(2)
Jumlah
%
(7)
(8)
(9)
15
3
43
74
IP
IAN
PSI
MA
(4)
(5)
(6)
20
5
1
Iklan TV/Radio, spanduk, pamflet, dsb
2
Suami/istri
-
-
-
-
-
-
3
Orang tua
1
-
1
-
2
4
4
Keluarga/kerabat
-
-
-
-
-
-
5
Teman sepergaulan
1
-
-
-
1
1
6
Tokoh masyarakat
1
-
-
-
1
1
7
Organisasi sosial tempat saya bergabung
1
-
-
-
1
1
8
Lingkungan tempat saya kuliah
1
-
-
-
1
1
9
Pilihan warga tempat saya tinggal
-
-
1
-
1
1
10
Program yang ditawarkan
-
-
-
-
-
-
11
Dicalonkan oleh partai pilihan saya
-
-
1
-
1
1
12
Suka pada figur kandidat
-
3
-
2
5
9
13
Tidak tahu
-
-
2
-
2
4
25
8
20
5
58
100
Total
Adapun yang menjadi sumber
menyatakan karena suka pada figur
informasi responden ketika memilih
kandidat.
kandidat
anggota
legislatif,
menyatakan
berdasarkan
hasil
lapangan
mengenai kandidat diperoleh dari
menunjukkan bahwa sebanyak 43
orang tua, teman sepergaulan, tokoh
responden atau sebesar 74% berasal
masyarakat,
dari
lingkungan
iklan
data
TV/radio,
spanduk,
Adapun
yang
bahwa
informasi
organisasi kuliah,
lain
sosial,
dan
pilihan
pamflet, dan sebagainya. Sebanyak
warga. Sedangkan yang menjadi
5 orang atau sebesar 9% yang
sumber
13
pertimbangan
responden
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan ketika memilih kandidat anggota
Tabel 7 berikut:
legislatif sebagaimana data pada
Tabel 7.Sumber Pertimbangan Responden Ketika Memilih Kandidat Anggota Legislatif Program Studi No
Pernyataan
(1)
(2)
Jumlah
%
(7)
(8)
(9)
IP
IAN
PSI
MA
(4)
(5)
(6)
1
Orang tua
3
1
4
0
8
14
2
Suami/istri
-
-
-
-
-
-
3
Teman sebaya
-
-
1
-
1
1
4
Pertimbangan sendiri
16
5
11
5
37
64
5
Tidak ada pertimbangan
5
0
2
0
7
12
6
Lain-lain
1
2
2
0
5
9
25
8
20
5
58
100
pemula
saat
Total
Sumber
pertimbangan
pemilih
Pemilu
responden ketika memilih kandidat
Legislatif tahun 2014. Meskipun
legislatif menurut 37 responden atau
dapat dikatakan sebanyak 29 orang
sebesar 64% berasal dari diri mereka
bersikap
sendiri. Sebanyak 8 orang atau
menyambut
sebesar 14% menyatakan orang tua
tersebut. Akan tetapi hal tersebut
sebagai sumber pertimbangan dalam
tidak
memilih.
lain
mereka dalam menggunakan hak
menyatakan pengaruh teman sebaya,
pilih. Terbukti sekitar 51 dari 58
tidak adanya pertimbangan, dan lain-
jumlah
lain sebagai sumber pertimbangan
menyatakan menggunakan hak pilih
dalam memilih kandidat.
mereka. Faktor keinginan yang besar
E.
untuk merasakan pengalaman dengan
Sedangkan
yang
Simpulan dan Saran Terdapat
beberapa
biasa-biasa
saja
pemilu
menyurutkan
responden
dalam legislatif
antusiasme
yang
diambil
faktor
menggunakan hak pilih tercermin
yang melatari perilaku memilih pada
dari hasil temuan lapangan yang 14
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasardasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia. Bungin, H.M. Burhan. 2009.Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Prenada Media. Gaffar, Afan. 1992.The Javanese Voters: A Case Study of Election under a Hegemonic Party System, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. http://www.antara.net.id/index.php/2 014/01/02/pemilih-pemulapemilu-2014-potensi-besarsosialisasi-program-yangbelum-merata/id/ diakses tanggal 18 Maret 2014. Imawan, Riswandha, “Dinamika Pemilih dalam Pemilu 1992” dalam M. Sudibjo (Penyunting). 1995.Pemilihan Umum 1992: Suatu Evaluasi, Jakarta: Center for Strategic and International Studies. Indarti, Erlyn, “Dinamika Politik Lokal dalam Pemilihan Gubernur di Jawa Tengah”, dalam Satoto, Darmanto Jatman, dkk. 2003.Pilkada di Era Otonomi: Berlayar Sambil Menambal Lubang di Kapal, Semarang: Komite Peduli Pemilihan Gubernur Jateng 2003-2008, Dewan Riset Daerah Jawa Tengah, dan CV Aneka Ilmu. Newton, Kenneth and Jan W. van Deth. 2005.Foundations of Comparative Politics, New York: Cambridge University Press. Nursal, Adman. 2004.Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu, Jakarta: Gramedia.
menunjukkan mayoritas responden menyatakan tetap memilih sebagai bentuk
tanggung
jawab
sebagai
warga negara.Keunikan yang khas pada pemilih pemula adalah sebagian besar dari mereka menggunakan pengaruh promosi kampanye visual dalam menentukan pilihan mereka. Iklan tv/radio, poster, spanduk dan baliho kandidat anggota legislatif menjadi alat yang sangat efektif bagi pemilih pemula dalam menentukan pilihan mereka. Dari beberapa faktor yang melatarbelakangi perilaku memilih para pemilih pemula, dapat diketahui bahwa para pemilih pemula memiliki pertimbangan memutuskan
sendiri memilih
dalam kandidat
anggota legislatif. Selain itu, dalam hal
rasionalisasi
pilihan
menunjukkan bahwa pilihan politik pemilih pemula didasarkan pada visi, misi, dan program yang ditawarkan oleh kandidat anggota legislatif. Daftar Pustaka Asfar, Muhammad, “Pilkada dan Penciptaan Pemerintahan yang Representatif”, dalam Ahmad Nadir. 2005.Pilkada Langsung dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia, Malang: Averroes Press.
15
Kybernan Vol. 7, No. 1, Maret 2016
Jurnal Ilmu Pemerintahan Setiajid, “Orientasi Politik yang Mempengaruhi Pemilih Pemula dalam Menggunakan Hak Pilihnya pada Pemilihan Walikota Semarang Tahun 2010 (Studi Kasus Pemilih Pemula di Kota Semarang)”, Integralistik, No. 1/Th.
XXII/2011, Januari-Juni 2011, hal. 18-33. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
16