Jurnal
aintis
Volume 14 Nomor 1, April 2014, 82-
ISSN: 1410-7783
Analisa Perhitungan Arus Jenuh Ditinjau Dari Perbandingan Geometrik Simpang Dengan Jumlah Arus Lalu Lintas Kajian Wilayah (Study : Jalan Soekarno Hatta Pasar Pagi Arengka Pekanbaru) Saturated Flow Calculation Analysis Seen From Comparison Geometric Intersection Traffic Flow With Total Area Studies M. Hareff & Astuti Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl.Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284
Abstrak Persimpangan merupakan pertemuan arus lalu lintas dan merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas didaerah perkotaan. Meskipun sudah terpasang lampu pengatur lalu lintas, pada kondisi existing lapangan, sering dijumpai antrian panjang pada saat jam-jam sibuk. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tingginya volume kendaraan yang melewati simpang disekitar persimpangan, adanya ketidaksesuaian antara waktu siklus dengan jumlah tundaan, dan geometrik simpang tidak memadai. Penelitian ini dilakukan di Jalan Soekarno Hatta Pasar Pagi Arengka dengan maksud apakah geometrik simpang sekarang ini sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat dikota pekanbaru. Metode yang digunakan untuk perhitungan Arus Jenuh yang ditinjau dari Geometrik simpang ini adalah berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), tahun 1997. Dari hasil survey dan perhitungan didapat Jumlah Jenis Kendaraan Ringan pendekat Barat = 2734 kend/jam, kendaraan berat = 471 kend/jam, sepeda motor = 6085 kend/jam, Nilai Arus Jenuh (S) yang keluar dari lengan simpang dari geometrik simpang = 8037 smp/jam, jumlah arus lalu lintas = 4563 smp/jam, kapasitas (C) = 6007 smp/jam, derajat kejenuhan 0.76. Dapat dibuat kesimpulan bahwa persimpangan Jalan Soekarno Hatta Pasar Pagi Arengka padat dengan kendaraan bermotor dan tingginya hambatan samping sehingga mengakibatkan terjadinya panjang antrian, tundaan dan kesembrautan lalu lintas. Maka dari perlu dilakukan pelebaran jalan, penertiban hambatan samping seperti pasar kaki lima, parkir kendaraan bermotor sembarangan, dan memperbaiki jalan yang berlubang/rusak agar dapat mengurangi panjangnya antrian dan tundaan pada persimpangan Jalan Soekarno Hatta Pasar Pagi Arengka Pekanbaru. Kata-kata kunci : Arus Jenuh, Persimpangan, Antrian, Tundaan Abstract Intersection is meeting traffic flow and is one of the causes of traffic congestion in urban areas. Although it is installed traffic lights, on the condition of existing field, often found long queues during peak hours. It is influenced by several factors, among others, the high volume of vehicles passing through the intersection around the intersection, the discrepancy between the number of cycle time delay, and geometric intersection inadequate. This research was conducted in Jalan Soekarno Hatta Morning Market Arengka with the intention now is whether the geometric intersection according to the needs of the community in the city of Pekanbaru. The method used for the calculation of the Unsaturated Flow in terms of Geometric intersection is guided by the Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI), 1997. From the survey results and calculations obtained Total Light Vehicle type pendekat West = 2734 veh / h, the vehicle weight = 471 veh / h, motorcycle = 6085 veh / h, Saturated Flow Value (s) are out of Analisa Perhitungan Arus Jenuh (M. Arieff & Astuti) 82
J. Saintis, Volume 14 Nomor 1, April 2014 arm intersection of geometric intersection = 8037 smp / h, the amount of traffic flow = 4563 smp / hour, capacity (C) = 6007 smp / h, the degree of saturation of 0.76. Can be concluded that the intersection of Jalan Soekarno Hatta Morning Market Arengka solid with a motor vehicle and the high side barriers that result in long queues, delays and traffic kesembrautan. Thus the necessary road widening, curb side barriers such as a street market, indiscriminate parking of motor vehicles, and repairing potholes / broken in order to reduce the long queues and delays at the intersection of Jalan Soekarno Hatta Morning Market Arengka Pekanbaru. Key words: Saturated Flow, Intersections, Queue, Delay
PENDAHULUAN Seiring dengan pertambahan penduduk yang didukung oleh kemajuan teknologi tentu saja berdampak pada perkembangan diberbagai sektor, yang salah satunya disektor transportasi dan lalu lintas.Perkembangan disektor transportasi dan lalu lintas ini tidak hanya mempunyai dampak positif, tetapi tentu saja mempunyai dampak negatif yang antara lain adalah tingginya tingkat kecelakaan, kemacetan, polusi udara, kebisingan dan sebagainya. Persimpangan merupakan pertemuan arus lalu lintas dan merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas didaerah perkotaan. Dengan adanya konflik antar kendaraan, tersebut, maka terjadi penurunan kapasitas dipersimpangan. Meskipun sudah terpasang lampu pengatur lalu lintas, pada kondisi existing lapangan, sering dijumpai antrian panjang pada saat jam-jam sibuk. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tingginya volume kendaraan yang melewati simpang disekitar peresimpangan, adanya ketidaksesuaian antara waktu siklus dengan jumlah tundaan, dan geometrik simpang tidak memadai. Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa, termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Kepadatan penduduk berdampak pada lalu lintas di kota pekanbaru mengalami peningkatan volume kendaraan dan menimbulkan kemacetan disetiap persimpangan. Salah satu persimpangan di Kota Pekanbaru yang memiliki arus lalu lintas yang padat adalah Simpang empat, Jalan Soekarno Hatta, pasar pagi Arengka kota Pekanbaru. Sedangkan kondisi arus lalu lintas dipersimpangan pada saat jam-jam sibuk (pick hour) sering terjadi tundaan yang tinggi, yang disebabkan oleh tingginya pengguna jalan sehingga kapasitas simpang mengalami penurunan. Menurut (Basuki, et.al (2009), data empiric menyebutkan bahwa proporsi sepeda motor dalam komposisi kendaraan suatu ruas jalan Indonesia memiliki nilai sebesar 50%-75%. Diwilayah kajian studi, komposisi kendaraan bernmotor lebih dari 75%, dengan komposisi kendaraan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaran lain. Tinggi arus lalu lintas pesimpangan akan mempengaruhi nilai arus jenuh yang keluar dari tiap lengan simpang. Nilai tersebut bisa sama atau berbeda dengan nilai arus jenuh yang ditinjau dari geometrik simpang. Penelitian ini difokuskan pada “Analisa Perhitungan Arus Jenuh ditinjau Dari Perbandingan Geometrik Simpang Dengan Jumlah Arus Lalu Lintas”. Sehingga dapat diketahui simpang tersebut mampu atau tidak menampung arus lalu lintas yang ada. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada proses pengambilan data penelitian adalah : 1. Formulir survey digunakan untuk mencatat data hasil pengamatan. 2. Pita ukur (meteran) digunakan untuk mengukur lebar jalan. Analisa Perhitungan Arus Jenuh (M. Arieff & Astuti) 83
J. Saintis, Volume 14 Nomor 1, April 2014 3. Kamera, yaitu alat untuk mengambil foto jenis kendaraan berdasarkan klasifikasi. 4. Penunjuk waktu (arloji/jam) digunakan untuk menghitung waktu setiap arus kendaraan. Teknik Penelitian Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa metode yang dilakukan untuk mempresentasikan keadaan nyata yang ada dilapangan, untuk menunjukkan kecenderungan masa yang akan datang dan melakukan kajian terhadap keadaan penanganan yang akan dilakukan. Adapun metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Study Pustaka Digunakan untuk mendapatkan kejelasan konsep didalam penelitian yaitu mendapatkan referensi dari buku-buku yang berisikan dasar-dasar teori serta rumus –rumus perhitungan yang dapat mendukung penulisan penelitian ini. Buku yang digunakan di dalam studi pustaka adalah buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Rekayasa Transportasi, dan Manajemen Lalu Lintas. 2. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan cara menghitung volume lalu lintas dan mengukur badan jalan yang menjadi tempat penelitian. Dalam menghitung jumlah kendaraan yang lewat dibedakan menurut klarifikasi jenis kendaraan. Data-data yang dikumpulkan sebagai berikut : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung kelokasi penelitian yaitu pada Persimpangan Simpang Empat. Proses pengambilan data volume kendaraan dilakukan pada jam sibuk pagi 06.00 WIB – 07.00 WIB, Siang 12.00 WIB – 13.00 WIB dan Sore 17.00 WIB – 18.00 WIB selama 3 hari yaitu hari senin,rabu dan jum’at. b. Data Skunder Data skunder didapat dari dinas-dinas yang terkait dalam penelitian ini dan internet. Misalnya untuk mengetahui jumlah penduduk kota Pekanbaru. Tahapan Penelitian Proses penelitian dimulai dengan menganalisa faktor jam sibuk (PHF) menganalsia tingkat pelayanan volume kendaraan. Dari hasil analisa perhitungan diperoleh hasil dan pembahasan kemudia ditarik kesimpulan dan saran. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian ini digunakan bagan alir penelitian, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 bagan alir penelitian : 1. Mulai Awal dilakukan penelitian ini. 2. Survei (observasi lapangan) atau Persiapan Meninjau atau memantau secara langsung keadaan lapangan dan mempersiapkan alat-alat dan bahan penelitian yang digunakan didalam penelitian ini. 3. Penentuan waktu pelaksanaan Waktu pelaksanaan penelitian ini yang dilakukan pada jam sibuk yaitu pagi,siang dan sore selama 3 hari yaitu hari senin,rabu dan jum’at yakni pada jam : a) Pagi, Jam : 6.00 s/d 7.00 b) Siang, Jam : 12.00 s/d 13.00 (Jum’at, Jam : 11.00-11.30, 13.30-14.00) c) Sore, Jam : 17.00 s/d 18.00 4. Metode Survei Menentukan metode apa yang digunakan dalam menganalisa data. Analisa Perhitungan Arus Jenuh (M. Arieff & Astuti) 84
J. Saintis, Volume 14 Nomor 1, April 2014 5. Analisa Data Membahas masalah penelitian yang ditinjau diantaranya : 1. Menghitung volume lalu lintas berdasarkan pengelompokkan dari jenis kendaraan. 2. Arus Jenuh 3. Arus Jenuh Dasar 4. Kapasitas jalan. 5. Derajat Kejenuhan 6. Waktu Hijau dan Waktu hilang 6. Hasil dan Pembahasan Hasil dari perhitungan analisa dan kemudian membahasnya. 7. Kesimpulan dan Saran Menyimpulkan semua dari hasil data analisa dan pembahasan, dan memberikan saran dan masukan dari kesimpulan yang diperoleh. 8. Selesai HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kondisi Geometri dan Lingkungan Kondisi Persimpangan berada pada daerah ramai akan kendaraan yang lewat hal ini disebabkan pada Persimpangan simpang Empat Jalan Soekarno Hatta, Pasar Pagi Arengka ini merupakan jalur lalu lintas yang menghubungkan antara Kabupaten Kampar, Kuansing, dll dan menghubungkan Provinsi Riau dengan Provinsi Sumatera Barat, serta jalur yang berdekatan dengan Pasar Pagi Arengka Hasil Analisa Kondisi Lingkungan Untuk kondisi lingkungan jalan harus menggambarkan tipe-tpe lingkungan jalan yang terjadi dari : A. Komersial adalalah Penggunaan lahan untuk kegiatan sosial dengan akses sampingan jalan langsung untuk kendaraan dan pejalan kaki. B. Pemukiman adalah Penggunaan jalan untuk kegiatan pemukiman dengan akses sampingan jalan langsung untuk kendaraan dan pejalan kaki. C. Akses terbuka adalah Tidak dibatasi untuk akses sampingan jalan langsung (pembatasan jalan, tebing jalan, dan pagar) Hasil Analisa Hambatan Samping Gangguan sampingan digambarkan sebagai adanya pengaruh dan aktifitas samping jalan daerah persimpangan untuk lalu lintas yang melintas, ditentukan secara kualitatif dalam ukuran dapat dinyatakan tinggi atau rendah. Sebelum menganalisa yang terutama harus diperhatikan adalah kondisi geometri dan lingkungan yang digambarkan dalam bentuk gambar, yang memberikan informasi tentang : lebar jalan, lebar bahu, lebar median serta penunjuk arah untuk masuk tiap-tiap lengan diukur dari garis henti, yang dapat dilihat pada tabel 5.1.
Analisa Perhitungan Arus Jenuh (M. Arieff & Astuti) 85
J. Saintis, Volume 14 Nomor 1, April 2014 Tabel 5.1 Geometri dan Pengaturan Lalu Lintas Lingkungan Simpang Bersinyal
Tanggal : 28 Mei 2012
Formulir SIG-I
Kota
Geometri Pengaturan Lalu Lintas
`Lokasi : Simpang Pasar Pagi Arengka
: Pekanbaru
Periode : Jam puncak
Fase Sinyal yang ada g=
g=
g=
g=
Waktu Siklus : c=
IG =
IG =
IG =
IG =
Waktu hilang total: LTI = ∑IG
Kondisi Lapangan Kode Tipe pende lingkun gan kat jalan
Hamb atan sampi ng
Med ian
Keland aian
Y/T
Belok Kiri Langs ung
T/R
Pende Masu k kat Kendara Wma an WA suk Jarak
Parkir
WLT OR
Y/ T 1
2
3
4
5
6
7
Belo k kiri langs ung
8
9
Kelu ar Wkel uar
10
11
U
COM
R
Y
-
Y
1,00-
12
12
5
-
S
COM
T
Y
-
Y
1,00-
15
15
4
-
T
COM
T
T
-
T
1,00
14
14
7
-
Analisa Perhitungan Arus Jenuh (M. Arieff & Astuti) 86
J. Saintis, Volume 14 Nomor 1, April 2014 B
COM
R
Y
-
T
1,00
15
15
6
-
(Sumber : Hasil Perhitungan) 5.4. Kondisi Arus Lalu Lintas Untuk rasio pendekat ke kiri (PLT) dan pendekat ke kanan (PRT) untuk kendaraan bermotor.(Untuk Rumus Perhitungan Bisa dilihat pada Lampiran A.4)
Tabel 5.2. Rasio berbelok kendaraan bermotor (MV) Arah Pendekat
Rasio Pendekat Ke Kiri
Rasio Pendekat Ke Kanan
(PLT)
(PRT)
Smp/jam
Smp/jam
UTARA
0,198
0,515
SELATAN
0,454
0,124
BARAT
0,531
0,219
TIMUR
0,321
0,128
(Sumber : Hasil perhitungan) Hasil dari tabel diatas didapat dari rasio pendekat berbelok ke kiri/ ke kanan dibagi dengan total rasio pendekat kendaraan bermotor. Dari hasil diatas didapat : 1. Bagian Utara arus kendaraan berbelok ke kanan(PRT) sebesar 0,515 smp/jam dari arus kendaraan berbelok ke kiri(PLT) sebesar 0,198 smp/jam,hal ini akan lebih memperpendek kendaraan terhenti pada waktu sinyal sehingga kendaraan yang belok kanan harus mengikuti pengaturan lampu lalu lintas. 2. Bagian selatan arus kendaraan berbelok ke kanan(PRT) sebesar 0,124 smp/jam dari arus kendaraan berbelok ke kiri(PLT) sebesar 0,454 smp/jam,hal ini akan lebih memperpendek kendaraan terhenti pada waktu sinyal sehingga kendaraan yang belok kanan harus mengikuti pengaturan lampu lalu lintas. 3. Bagian Timur arus kendaraan berbelok ke kanan(PRT) sebesar 0,128 smp/jam dari arus kendaraan berbelok ke kiri(PLT) sebesar 0,321 smp/jam,hal ini akan lebih memperpendek kendaraan terhenti pada waktu sinyal sehingga kendaraan yang belok kanan harus mengikuti pengaturan lampu lalu lintas. 4. Bagian Barat arus kendaraan berbelok ke kanan(PRT) sebesar 0,219 smp/jam dari arus kendaraan berbelok ke kiri(PLT) sebesar 0,531 smp/jam,hal ini akan lebih memperpendek kendaraan terhenti pada waktu sinyal sehingga kendaraan yang belok kanan harus mengikuti pengaturan lampu lalu lintas. Untuk rasio pendekat ke kiri (PLT) dan pendekat ke kanan (PRT) untuk kendaraan tak bermotor (UM) dengan hasil pada tabel 5.3. (Untuk Rumus Perhitungan Bisa dilihat pada Lampiran A.4 dan A.5) Tabel.5.3. Rasio berbelok kendaraan tak bermotor (UM) Analisa Perhitungan Arus Jenuh (M. Arieff & Astuti) 87
J. Saintis, Volume 14 Nomor 1, April 2014 Arah Pendekat
Rasio Pendekat Ke Kiri
Rasio Pendekat Ke Kanan
(PLT)
(PRT)
Smp/jam
Smp/jam
UTARA
0,0046
0,0043
SELATAN
0,0011
0,0067
BARAT
0,0036
0,0044
TIMUR
0,0013
0,0504
(Sumber : Hasil Perhitungan) Hasil dari tabel diatas didapat dari rasio pendekat berbelok ke kiri / ke kanan kendaraan tak bermotor dibagi dengan total dibagi dengan total rasio kendaraan tak bermotor.Dan dari hasil diatas didapat rasio pendekat ke kanan(PRT) pada arah Utara yaitu 0,0043 smp/jam,sedangkan rasio pendekat ke kiri(P LT) untuk arah pendekat Utara didapat 0,0046 smp/jam,sedangkan untuk arah pendekat selatan didapat rasio ke kiri 0,0011 smp/jam dan rasio ke kanan 0,0067 smp/jam,sehingga hal ini kendaraan tak bermotor tidak terlalu berpengaruh arus lalu lintas karena kendaraan tak bermotor yang lewat pada persimpangan ini relatif sedikit jadi tidak akan mengganggu arus lalu lintas,dan dalam perhitungan dapat diabaikan. Penentuan Waktu Sinyal dan Kapasitas Untuk menghitung waktu sinyal dan kapasitas yaitu dengan menggunakan tabel SIG IV dan masukan hasil dari setiap pendekat Barat, Timur, Utara dan Selatan dengan hasil : ( Untuk Rumus Perhitungan Bisa dilihat pada Lampiran A.6) 1. Arus jenuh dasar (So) yang terdapat pada persimpangan ini adalah : Tabel.5.4.Arus jenuh dasar (So) Arah pendekat
Arus jenuh dasar (So) Smp/jam
UTARA
7200
SELATAN
9000
BARAT
9000
TIMUR
8400
(Sumber : Hasil Perhitungan) Hasil dari tabel diatas berdasarkan rumus 3.11, dari seluruh pendekat yang terdapat dalam tabel 5.4, didapat nilai arus jenuh dasar (So) berbeda disetiap pendekat.Arus jenuh dasar akan disesuaikan untuk mendapatkan arus jenuh. 2. Arus jenuh ( S ) yang terdapat pada persimpangan ini adalah : ( Untuk Rumus Perhitungan Bisa dilihat pada Lampiran A.6) Tabel.5.5.Arus jenuh ( S ) Analisa Perhitungan Arus Jenuh (M. Arieff & Astuti) 88
J. Saintis, Volume 14 Nomor 1, April 2014 Arah Pendekat
Arus Jenuh ( S) Smp/jam
UTARA
6430
SELATAN
7867
BARAT
8037
TIMUT
7868
(Sumber : Hasil Perhitungan) 3. Waktu hijau ( gi ) yang terdapat pada persimpangan ini adalah : ( Untuk Rumus Perhitungan Bisa dilihat pada Lampiran A.7) Tabel .5.6. Waktu Hijau ( gi ) Arah Pendekat
Waktu Hijau (gi ) Detik
UTARA
79
SELATAN
50
BARAT
74
TIMUR
24
(Sumber : Hasil Perhitungan) Hasil dari tabel diatas berdasarakan rumus 3.17, dari seluruh pendekat yang terdapat dalam tabel 5.6. didapat bagian Utara mempunyai waktu hijau(gi) paling lama yaitu 79 detik.Hasil ini akan berpengaruh terhadap kapasitas Simpang Empat Pasar Pagi Arengka Pekanbaru. 4. Kapasitas yang terdapat pada persimpangan ini adalah : ( Untuk Rumus Perhitungan Bisa dilihat pada Lampiran A.7) Tabel .5.7.Kapasitas ( C ) Arah pendekat
Kapasitas ( C ) Smp/jam
UTARA
5143
SELATAN
3938
BARAT
6007
TIMUR
1937
Sumber : Hasil Perhitungan) Hasil dari tabel diatas berdasarakan rumus 3.17, dari seluruh pendekat yang terdapat dalam tabel 5.7 didapat nilai bagian Barat mempunyai kapasitas terbesar ( C ) yaitu 6007 Analisa Perhitungan Arus Jenuh (M. Arieff & Astuti) 89
J. Saintis, Volume 14 Nomor 1, April 2014 smp/jam, yang berarti bahwa Simpang Empat Pasar Pagi Arengka Pekanbaru, untuk bagian Barat yang paling besar dilewati kendaraan. 5. Derajat kejenuhan ( DS ) yang terdapat pada persimpangan ini adalah : ( Untuk Rumus Perhitungan Bisa dilihat pada Lampiran A.7) Tabel 5.8. Darajat kejenuhan (DS) Arah Pendekat
Derajat Kejenuhan (DS) Smp/jam
UTARA
0,79
SELATAN
0,79
BARAT
0,76
TIMUR
0,79
Sumber : Hasil Perhitungan Hasil dari tabel diatas berdasarkan rumus 3.18, hasil derajat kejenuhan (DS) diatas bagian pendekat barat 0,76 smp/jam, sedangkan pendekat bagian utara,selatan dan timur 0,79 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Simpang Empat Pasar Pagi Arengka Pekanbaru ini sudah optimal dalam menampung arus kendaraan yang melewati simpang tersebut. 6. Dari hasil – hasil diatas(Tabel 5.8) didapat waktu siklus ( c ) yang disesuaikan pada Simpang Empat Pasar Pagi Arengka Pekanbaru, dengan hasil 110 detik ( lihat SIG-IV kolom paling bawah). Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu siklus persimpangan ini sudah optimal. Waktu Hijau dan Waktu Hilang Didalam analisa untuk perencanaan waktu hijau dan waktu hilang total dengan hasil 25,16 detik/siklus, jadi hasil ini dapat berpengaruh terhadap waktu siklus pada Simpang Empat Pasar Pagi Arengka Pekanbaru. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari analisa hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
2. 3.
Nilai Arus Jenuh (S) yang keluar dari setiap lengan simpang dari geometrik simpang pada pendekat bagian Utara = 6430 smp/jam, pendekat bagian Selatan = 7867 smp/jam, pendekat bagian Barat = 8037 smp/jam dan pendekat bagian Timur = 7868 smp/jam. Derajat Kejenuhan (DS) bagian barat, 0,76 dan timur, utara, selatan 0,79. Hasil arus lalu lintas (Q) pada pendekat bagian Utara = 3925 smp/jam, bagian selatan = 3005 smp/jam, bagian barat = 4563 smp/jam, dan timur = 1478 smp/jam. Untuk Jumlah Kapasitas (C) pada pendekat bagian Utara = 5143 smp/jam, bagian Selatan = 3938 smp/jam, bagian Barat = 6007 smp/jam, dan bagian Timur = 1937 smp/jam. Hasil Analisis menunjukkan bahwa simpang empat di jalan Soekarno Hatta, Pasar Pagi Arengka Pekanbaru dapat di identifikasi bahwa terjadi peningkatan volume lalu lintas, sehingga terjadi tundaan dan antrian. Hasil Analisis didapat waktu siklus optimum 110 Detik, menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, waktu siklus maksimal 130 detik. Angka ini diambil untuk menghindari tundaan dan panjang antrian yang tinggi. Sedangkan waktu siklus minimum menurut MKJI 1997 sebesar 40 detik. Jadi di simpang empat Jalan Soekarno Analisa Perhitungan Arus Jenuh (M. Arieff & Astuti) 90
J. Saintis, Volume 14 Nomor 1, April 2014
4.
Hatta, Pasar Pagi Arengka Pekanbaru sesuai dengan saran MKJI 1997, dengan tipe control 4 fase waktu siklus yang layak/disarankan 80-130 detik Derajat Kejenuhan pendekat bagian barat 0,76 dan utara,selatan, timur 0,79, jadi Simpang Empat Pasar Jalan Soekarno Hatta Pasar Pagi Arengka Pekanbaru arus lalu lintas masih optimal, tidak terjadi kemacetan yang lama, seperti kota-kota besar di Indonesia, Jakarta dan Medan yang macetnya sampai berjam-jam. Saran Berdasarkan analisa hasil dan pembahasan serta kesimpulan yang didapat maka penulis menyarankan : 1. Supaya tidak terjadi antrian dan tundaan yang tinggi, diharapkan kepada pemerintah yang terkait, memperhatikan dan menerapkan aturan yang sesuai dengan simpang bersinyal Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. 2. Kepada seluruh pengguna Simpang Empat Jalan Soekarno Hatta, Pasar pagi Arengka Pekanbaru, agar mematuhi peraturan lalu lintas, supaya terhindar dari kemacetan dan kesemrautan. 3. Untuk ruas jalan Soekarno Hatta Bagian Utara perlu mengaktifkan kembali ruas jalan paling kiri yang sekarang digunakan untuk pasar dan melengkapi rambu lalu lintas, agar mengurangi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. 4. Kepada Pemerintah Kota Pekanbaru agar segera memperbaiki jalan yang berlubang seperti untuk ruas jalan HR. Soebrantas bagian Barat dan Jalan Adi Sucipto bagian Timur, agar mengurangi antrian, tundaan dan kecelakaan lalu lintas. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Depertemen Pekerjaan Umum, Dierktorat Bina Marga. Anton, Zetri, 2002, Evaluasi Traffic Light Pada Persimpangan Jalan Soekarno HattaJalan HR Soebrantas di Kota Pekanbaru, Tugas Akhir, Universitas Islam Riau, Pekanbaru Basdi, Hendri, Tengku, 2003. Optimalisasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Persimpangan Jalan Arifin Ahmad-Jalan Soekarno Hatta Kota Pekanbaru, Tugas Akhir, Universitas Islam Riau, Pekanbaru C.Khisty Jotin, B. Kent Lall, 2002, Dasar-Dasar Rekayasa Trasportasi , Edisi Ketiga, jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta. Internet, Jumlah Penduduk Kota Pekanbaru di Rinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010. Penduduk dan Tenaga Kerja, BPS Kota Pekanbaru. Zaini, Abd. Kudus, 2009, Diktat Rekayasa Lalu Lintas, Unversitas Islam Riau, Pekanbaru.
Analisa Perhitungan Arus Jenuh (M. Arieff & Astuti) 91