HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PEMICU STRESS PADA IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RT 002/011 JATIKRAMAT II KECAMATAN JATIASIH KOTA BEKASI TAHUN 2015 Ai Setiawati Gaos1, Fachrizal2 1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Assyafi’iyah Jakarta, Indonesia 2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-syafi’iyah Jakarta, Indonesia *email :
[email protected]
ABSTRAK Pendahuluan Ibu rumah tangga di Rt 002/011 Jatikramat II sering melakukan pekerjaan rumah seorang diri sehingga menimbulkan stress, stress yang berkepanjangan akan mengakibatkan hipertensi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara faktor pemicu stress pada ibu rumah tangga dengan kejadian hipertensi. Metode penelitian deskriptif korelatif dengan desain cross sectional. Populasi berjumlah 99 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin diperoleh sampel 79 orang dipilih secara acak. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisa bivariat menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan alfa 5%. Hasil penelitian uji statistik menunjukan hubungan antara faktor penghasilan dengan kejadian hipertensi terdapat nilai (1.365<3.841) berarti H0 diterima, artinya tidak ada hubungan antara faktor penghasilan dengan kejadian hipertensi. Hubungan antara faktor keharmonisan rumah tangga dengan kejadian hipertensi terdapat nilai (1.105<3.841) berarti H0 diterima, artinya tidak ada hubungan antara faktor keharmonisan dengan kejadian hipertensi. Hubungan antara faktor tidak ada pembantu dengan kejadian hipertensi terdapat nilai (0.020<3.841) berarti H0 diterima, artinya tidak ada hubungan antara faktor tidak ada pembantu dengan kejadian hipertensi. Kesimpulan tidak terdapat hubungan antara faktor penghasilan, keharmonisan dan tidak ada pembantu dengan kejadian hipertensi. Saran bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan sumber informasi sehingga dapat menemukan faktor stress yang dapat menimbulkan hipertensi. Kata kunci : Ibu rumah tangga, Stress, Penghasilan, Keharmonisan, Tidak ada pembantu, Hipertensi
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ibu rumah tangga adalah seorang wanita yang bekerja menjalankan atau mengelola rumah tangganya, bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya, memasak dan menghidangkan makanan, membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari,membersihkan dan memelihara rumah, menyiapkan dan menjahit pakaian untuk keluarga, dan lain sebagainya (White, 2011). Melakukan pekerjaan rumah tangga yang kompleks dapat menyita sebagian besar waktu dari ibu rumah tangga itu sendiri.Utamanya jika ibu rumah tangga tidak menggunakan jasa pembantu rumah tangga dalam membantu menyelasaikan pekerjaan rumah tangga. Oleh sebab itu, mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga seorang diri sebagai kewajiban yang dilakukan setiap hari tentu membutuhkan kesiapan baik secara fisik maupun mental. Kesibukan seharihari dapat menimbulkan stress. Stress adalah ketidakmampuan mengatasai ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual manusia yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia (Aziz, 2006). Stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah, dan produksi cairan lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi lebih jauh (Fauzi, 2014).
Ibu rumah tangga mengalami stress karena beban rumah tangga yang rutin Overload. Dalam rumah tangga diperlukan situasi keharmonisan pada setiap anggota keluarga, karena situasi yang tidak harmonis dapat memicu terjadinya stress. Dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga terutama ibu rumah tangga di rt 002/011 jatikramat lebih sering mengerjakan pekerjaan rumah seorang diri sehingga ibu rumah tangga cenderung mengalami stress karena beban pekerjaan dirumah seperti memasak, menyiapkan pakaian untuk anak dan suami, dan mengatur rumah tangga. Stress yang dialami ibu rumah tangga yang berkepanjangan akan membuat tekanan darah meningkat, sehingga menimbulkan tekanan darah tinggi yang biasa disebut hipertensi. Berdasarkan latar belakang tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Faktor Pemicu Stress Pada Ibu Rumah Tangga Dengan Kejadian Hipertensi”. 2. Tujuan penelitian a. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara faktor pemicu stresspada ibu rumah tangga dengan kejadian hipertensi. b. Tujuan khusus 1) Jumlah ibu rumah tangga yang mengalami stress. 2) Jumlah ibu rumah tangga yang stress dengan kejadian hipertensi. 3) Faktor yang paling mempengaruhi stress ibu rumah tangga dengankejadian hipertensi.
nilai berbagai pengalaman seseorang itu melebihi angka 300 dalam kurun waktu 1 tahun masa kehidupan, maka yang bersangkutan sudah menujukan gejala-gejala stres. Alat ukur ini dapat dilakukan oleh diri yang bersangkutan (self assessment) dan tentunya tidak semua ke 36 butir tersebut akan dialami oleh seseorang Pengalaman–pengalaman kehidupan seseorang yang dimaksudkan itu adalah :
3. Konsep Stress a. Pengertian Stress Stress adalah respon non spesifik yang timbul terhadap tuntutan lingkungan, respon umum ini disebut sebagai General Adaptation Syndrome(GAS) dan dibagi dalam tiga fase yaitu : fase sinyal, fase perlawanan, dan fase keletihan (Yosep, 2007). b. Tanda dan Gejala 1) stress ringan : a) penglihatan tajam b) energi dan gugup berlebihan c) letih dan lelah d) otot punggung terasa tegang 2) stress sedang : a) gangguan usus b) gangguan tidur c) badan terasa sempoyongan, terasa mau pingsan d) konsentrasi menurun tajam. 3) stress berat : a) keletihan yang mendalam b) sukar buang air besar c) debar jantung amat keras d) sesak nafas e) badan gemetar (Goliszek, 2005). c. Pemicu-pemicu Stress 1) Perkawinan 2) Problem orang tua 3) Pekerjaaan 4) Lingkungan hidup 5) Keuangan d. Pengukuran Tingkatan Stress Untuk mengetahui derajat stress pada diri seseorang, dipakai alat pengukur yang dikenal dengan sebutan Skala Holmes. Dalam skala ini terdapat 36 butir berbagai pengalaman dalam kehidupan seseorang, yang masing-masing diberi nilai (score). kalau jumlah
Tabel 1 Skala Penelitian Penyesuaian Sosial Terjadinya Stress No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Peristiwa yang terjadi dalam hidup Kematian pasangan Perceraian Perpisahan dalamn rumah tangga Dalam masa hukuman penjara Kematian anggota keluarga Sakit atau luka ada seseorang Pernikahan Dipecat dari pekerjaan Rujuk kembali dengan pasangan perkawinan Pensiun dari pekerjaan Perubahan dalam kesehatan anggota keluarga Kehamilan Kesulitan seks Penambahan dalam keadaan keuangan Penyesuian kembali bisnis Perubahan dalam keadaan keuangan Kematian teman dekat Perubahan jalur kerja kejalur yang lain Perubahan banyaknya argumen dirumah tangga Hipotek atau pinjaman yang melebihi $10.000 Penyitaan akibat hutang atau pinjaman
Nilai RataRata stress 100 73 65 63 63 53 50 47 45 45 44 40 39 39 39 38 37 36 35 31 30
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Perubahan dalam tanggung jawab kerja Anak laki – laki/perempuan lari dari rumah Masalah dengan ipar Prestasi perorangan yang membanggakan Salah satu pasangan mulai berhenti bekerja Memulai atau tamat sekolah Perubahan dalam kondisi mata pencaharian Perbaikan dalam kebiasaan seseorang Masalah dengan atasan Perubahan jam dan kondisi kerja Pindah rumah / tempat tinggal Pindah sekolah Perubahan dalam kebiasaan rekreasi Perubahan dalam kegiatan – kegiatan agama Perubahan dalam kegiatan – kegiatan social Pinjaman atau hipotek yang kurang dari $10.000 Perubahan dalam kebiasaan tidur Perubahan jumlah anggota dalam pertemuan keluarga Perubahan dalam pola makan Liburan Didalam masa natal/lebaran Pelanggaran hukum oleh anak remaja
29 29 29 28 26 26 25 24 23 20 20 19 19 18 17 16 15 15 13 12 11 10
1. Konsep Hipertensi a. Pengertian hipertensi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi (Casey, 2012). b. Etiologi 1) Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya seperti genetika, lingkungan, obesitas, merokok, dan stress. 2) Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain seperti gangguan ginjal, penyempitan pembuluh darah terutama ginjal, tumor tertentu dan hormon. Ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi : a) Genetis ( keturunan ) b) Obesitas c) Stress lingkungan d) Pertambahan usia e) Asupan garam berlebih f) Gaya hidup yang kurang sehat c. Tanda dan gejala 1) Hipertensi ringan : a) pusing b) mudah lelah 2) Hipertensi sedang : a) mudah marah b) sesak napas 3) Hipertensi berat : a) rasa berat di tengkuk b) mata berkunang-kunang ( Casey, 2012 ). d. Klasifikasi Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO Kategori Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg) Hipotensi < 120 mmHg <80 mmHg Normal 120 mmHg 80 mmHg High normal 130-139 mmHg 85-89 mmHg Hipertensi (ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg Hipertensi (sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg Hipertensi (berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg Hipertensi (sangat berat) >210 mmHg >120 mmHg
( Juanidi, 2010 ).
METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis dan Rancangan Penelitan Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif cross sectionaladalah suatu metode penelitian yang menggambarkan fenomenafenomena antara dua variabel saling berhubungan di lakukan pada satu waktu dan satu tempat yaitu menggambarkan fenomena stress pada ibu rumah tangga dengan kejadian hipertensi lalu menghubungkan keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor pemicu stresspada ibu rumah tangga dengan kejadian hipertensi. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rt 002/011 jatikramat II kecamatan jatiasih kota bekasi.Penelitiandilaksanakan pada tanggal 29 juni sampai 8 juli 2015 selama 10 hari. 3. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja diluar rumah di Rt 002/011 Jatikramat II kecamatan jatiasih kotabekasi yang berjumlah 99 orang. b. Sampel Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling adalah cara pengambilan sampel secara acak. Untuk menghitung sampel yang akan diambildengan menggunakan rumus slovin :
Keterangan : n : ukuran sampel N : ukuran populasi = 99 d2 : margin of error (sampling error) 5% = 0.05 Maka pengambilan sampel yang diambil dari ibu rumah tangga sebanyak 79 orang. HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat a. Umur Tabel 3 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Rumah Tangga Umur 25-35 36-45 46-55 56-65 66-75 Total
Frekuensi 37 30 7 2 3 79
Persen 46.8 37.9 8.8 2.5 3.7 100.0
b. Tekanan Darah Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga Tekanan Darah Hipotensi Normal Hipertensi Total
Frekuensi 6 42 31 79
Persen 7.5 53.1 39.2 100.0
c. Penghasilan Keluarga Tabel 4 Distribusi Frekuensi Penghasilan Keluarga Penghasilan Keluarga >2.700.000 (UMR)/perbulan <2.700.000 (UMR)/perbulan Total
Frekuensi 22
Persen 27.8
57
72.1
79
100.0
d. Jenjang Pendidikan Ibu
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Jenjang Pendidikan Ibu Rumah Tangga
g. Stress Ibu Rumah Tangga Dengan Kejadian Hipertensi
Jenjang pendidikan Frekuensi Persen ibu SD 10 12.6 SMP 8 10.1 SMA/SMK 56 70.8 Perguruan tinggi 5 6.3 Total 79 100.0
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Stress Ibu Rumah TanggaDengan Kejadian Hipertensi Stress dengan kejadian hipertensi Ada kejadian Ringan hipertensi
e. Pekerjaan Suami Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Suami Ibu Rumah Tangga Pekerjaan suami Buruh Karyawan Wiraswasta Guru Pegawai negeri Pegawai swasta Total
Frekuensi 14 16 25 6 9 9 79
Persen 17.7 20.2 31.6 7.5 11.3 11.3 100.0
sedang
berat
f. Stress Ibu Rumah Tangga Tabel 7 Distribusi Frekuensi Stress Ibu Rumah Tangga Stress ibu rumah tangga Stress ringan Stress sedang Stress berat Total
Frekuensi Persen 28 49 2 79
35.4 62.0 2.5 100.0
Frekuensi
Persen
8
10.1
Tidak ada kejadian hipertensi Ada kejadian hipertensi
20
25.3
22
27.8
Tidak ada kejadian hipertensi
27
34.1
Ada kejadian hipertensi
1
1.2
Tidak ada kejadian hipertensi
1
1.2
Total
79
100.0
h. Faktor Penghasilan Kejadian Hipertensi
Dengan
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Penghasilan Dengan Kejadian Hipertensi Kejadian Hipertensi Normal/ Hipertensi Hipotensi Dibawah 2.7 Juta Diatas 2.7 Juta Total
Total
18
34
52
34.6%
65.4%
100.0%
13
14
27
48.1%
51.9%
100.0%
31 39.2%
48 60.8%
79 100.0%
Tabel 10 Chi-Square Tests Penghasilan Dengan Kejadian Hipertensi
Value Df a
Pearson Chi-Square 1.365 Continuity Correctionb .857 Likelihood Ratio 1.354 Fisher's Exact Test Linear-by-Linear 1.348 Association N of Valid Casesb 79
Tabel 12 Chi-Square Tests Keharmonisan Dengan Kejadian Hipertensi
Asymp. Sig. (2-sided)
1 1 1
.243 .355 .245
1
.246
Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai Chi-Square (x2) =1.365 lebih kecil x2 dari tabel (x2dengan a = 5% dan derajat bebas= 1 atau x2 0.05(1) =3.841). Sedangkan nilai p (Asymp. Sig. (2-sided) = 0.243) lebih besar dari a = 5%, maka H0 diterima. Kesimpulannya tidak terdapat hubungan antara penghasilan rumah tangga dengan kejadian hipertensi. i. Faktor Keharmonisan Rumah Tangga Dengan Kejadian Hipertensi Tabel 11 Distribusi Frekuensi Hubungan Keharmonisan Dengan Kejadian Hipertensi Kejadian Hipertensi Normal/ Hipertensi Hipotensi 16
19
35
45.7%
54.3%
100.0%
Harmonis
15
29
44
Total
34.1% 31 39.2%
65.9% 48 60.8%
100.0% 79 100.0%
Df a
1.105 .671 1.103
1 1 1
.293 .413 .294
1.091
1
.296
79
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai Chi-Square ( ) = 1.105 lebih kecil dari tabel ( dengan a = 5% dan derajat bebas = 1 atau 0.05 (1) =3.841). Sedangkan nilai p (Asymp. Sig. (2-sided) = 0.293) lebih besar dari a = 5%, maka H0diterima. Kesimpulannya tidak terdapat hubungan antara keharmonisan rumah tangga dengan kejadian hipertensi. j. Faktor Tidak Ada Pembantu Dengan Kejadian Hipertensi Tabel 13 Distribusi Frekuensi Hubungan Tidak Ada Pembantu Dengan Kejadian Hipertensi Kejadian Hipertensi Normal/ Hipertensi Hipotensi
Total
Tidak Harmonis
Asymp. Sig. (2-sided)
Total
Tidak Mampu
16
24
40
40.0%
60.0%
100.0%
Mampu
15
24
39
38.5% 31 39.2%
61.5% 48 60.8%
100.0% 79 100.0%
Total
Tabel 14 Chi-Square Tests Tidak Ada Pembantu Dengan Kejadian Hipertensi
Value Df Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb
Asymp. Sig. (2-sided)
.020a .000 .020
1 1 1
.889 1.000 .889
.019
1
.889
79
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai Chi-Square ( ) = 0.020 lebih kecil dari tabel ( dengan a = 5% dan derajat bebas = 1 atau 0.05 (1) = 3.841). Sedangkan nilai p (Asymp. Sig. (2-sided) = 0.889) lebih besar dari a = 5%, maka H0diterima. Kesimpulannya tidak terdapat hubungan antara tidak ada pembantu dengan kejadian hipertensi. PEMBAHASAN 1. ibu rumah tangga yang mengalami stress ringan sebanyak 35.4%, dan ibu rumah tangga yang mengalami stress sedang sebanyak 62%. Sedangkan ibu rumah tangga yang mengalami stress berat sebanyak 2.5 %. 2. Ibu rumah tangga yang mengalamistress ringan ada kejadian hipertensi sebanyak 10.1% dan tidak ada kejadian hipertensi sebanyak 25.3%, ibu rumah tangga yang mengalami stress sedang ada kejadian hipertensi sebanyak 27.8% dan tidak ada kejadian hipertensi sebanyak 34.1%. Sedangkan ibu rumah tangga yang stress berat ada kejadian hipertensi sebanyak 1.2% dan tidak ada kejadian hipertensi sebanyak 1.2%. 3. Hubungan antara faktor penghasilan dengan kejadian hipertensi, terdapat
nilai Chi-Square ( ) = 1.365 lebih kecil dari tabel ( dengan a = 5% dan derajat bebas = 1 atau 0.05 (1) =3.841). Sedangkan nilai p (Asymp. Sig. (2-sided) = 0.243) lebih besar dari a = 5%, maka H0diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor penghasilan dengan kejadian hipertensi. 4. Hubungan antara faktor keharmonisan rumah tangga dengan kejadian hipertensi, terdapat nilai Chi-Square ( ) = 1.105 lebih kecil dari tabel ( dengan a = 5% dan derajat bebas = 1 atau 0.05 (1) =3.841). Sedangkan nilai p (Asymp. Sig. (2-sided) = 0.293) lebih besar dari a = 5%, maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor keharmonisan rumah tangga dengan kejadian hipertensi. 5. Hubungan antara faktor tidak ada pembantu dengan kejadian hipertensi, terdapat nilai Chi-Square ( ) = 0.020 lebih kecil dari tabel ( dengan a = 5% dan derajat bebas = 1 atau 0.05 (1) = 3.841). Sedangkan nilai p (Asymp. Sig. (2-sided) = 0.889) lebih besar dari a = 5%, maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor tidak ada pembantu dengan kejadian hipertensi. KESIMPULAN 1. Ibu rumah tangga yang mengalami stress ringan sebanyak 35.4%, dan ibu rumah tangga yang mengalami stress sedang sebanyak 62.0%. Sedangkan ibu rumah tangga yang mengalami stress berat sebanyak 2.5%. 2. Ibu rumah tangga yang mengalami stress ringan dengan kejadian hipertensi sebanyak 10.1%, ibu rumah tangga yang mengalami stress sedang dengan kejadian hipertensi sebanyak 27.8%.
Sedangkan ibu rumah tangga yang stress berat dengan kejadian hipertensi sebanyak 1.2%. 3. Dari hasil penelitian tentang hubungan antara faktor pemicu stresspada ibu rumah tangga dengan kejadian hipertensi didapattidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor penghasilan, faktor keharmonisan rumah tangga dan faktor tidak ada pembantu dengan kejadian hipertensi. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa tidak adahubungan antara faktor pemicu stress ibu rumah tangga dengan kejadian hipertensi. SARAN 1. Puskesmas Wilayah Jatiasih Diharapkan pada pemberian pelayanan kesehatan terutama KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) bisa menerapkan teknik konseling yang baik dan memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakatkhususnya hipertensi yang belum diketahui penyebabnya. 2. Institusi pendidikan Diharapkan bisa lebih meningkatkan teori-teori yang berhubungan dengan hipertensi serta praktek kepada mahasiswa kesehatan agar ketika turun kelahan praktek bisa memilki pengetahuan yang adekuat dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama hipertensi. 3. Peneliti selanjutnya Dapat menjadi sumber referensi khususnya mahasiswa kesehatan serta menjadi sumber informasi bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat menemukan faktor stress yang dapat menimbulkan hipertensi. DAFTAR PUSTAKA Abbas, A. 2005. Jinakan Stres Kiat HidupBebas Tekanan. Bandung : NexxMedia Inc.
Aziz Alimul H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Chandra, B. 2012. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Goliszek, A. (2005). Manajemen Stress. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer,Kelompok Gramedia. Ibrahim, Z. 2005. Psikologi Wanita. Bandung : Pustaka Hidayah. Jain, R. 2011. Pengobatan Alternatif Untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum Junaidi, I. 2010. Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer Martha Karnia. 2012. Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi. Yoyakarta: Penerbit Araska Mubarak wahit Iqbal. 2009. Sosiologi Untuk Keperawatan Pengantar Dan Teori. Gresik: Penerbit Salemba Medika Notoatmodjo Soekidjo, Prof. Dr. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Shanty Meita. 2011. Silent Killer Diseases Penyakit Yang Diam-Diam Mematikan. Yogyakarta: PT Buku Kita Siregar, S. 2011. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Depok : PT. Rajagrafindo Persada Sujianto Agus Eko, SE.,MM. 2007. Aplikasi Statistik Dengan SPSS Untuk Pemula. Jakarta: Prestasi Pustaka Sujarweni, V. 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Penerbit Gava Media Yosep, Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.