SKRIPSI GAMBARAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMPUNYAI BALITA USIA 12 SAMPAI 59 BULAN TENTANG POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIRSUS II PARINGIN KECAMATAN JUAI KAB.BALANGAN TAHUN 2010
Oleh : AHMAD GAFURI NIM : 08S1AJ0006
PROGRAM STUDI SI GIZI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA BORNEO BANJARBARU TAHUN 2011
GAMBARAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMPUNYAI BALITA USIA 12 SAMPAI 59 BULAN TENTANG POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIRSUS II PARINGIN KECAMATAN JUAI KAB.BALANGAN TAHUN 2010
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Gizi (S.Gz)
Oleh : AHMAD GAFURI NIM : 08S1AJ0006
PROGRAM STUDI SI GIZI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA BORNEO BANJARBARU TAHUN 2011
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama NIM Program Studi Judul Skripsi
: Ahmad Gafuri : 08S1AJ0004 : Gizi : Gambaran Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu yang Mempunyai Balita Usia 12 sampai 59 Bulan Tentang Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan Tahun 2010.
Dengan ini saya menyatakan bahwa hasil penulisan karya ilmiah yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan tidak melakukan pelanggaran sebagai berikut : • Plagiasi tulisan maupun gagasan • Rekayasa dan manipulasi data • Meminta tolong atau membayar orang lain untuk meneliti • Mengajukan sebagian atau seluruh karya ilmiah untuk publikasi atau untuk memperoleh gelar atau sertifikat atau pengakuan akademik atau profesi di tempat lain Apabila terbukti saya melakukan pelanggaran tersebut diatas, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
(Ahmad Gafuri)
HALAMAN PERSETUJUAN
NAMA NIM
: AHMAD GAFURI : 08S1AJ0004
Skripsi ini telah disetujui untuk di Sidangkan
Banjarbaru, 4 Februari 2011 Pembimbing Utama,
Ahmad Mahyuni, S.Sos., MPH NIDN.
Pembimbing Pendamping,
Rissa Saputri, S.Gz NIDN.
HALAMAN PENGESAHAN
Nama NIM
: Ahmad Gafuri : 08S1AJ0004
Skripsi ini telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disetujui Pada tanggal 12 Februari 2011
Penguji 1 (Ketua)
Ahmad Mahyuni, S.Sos., MPH NIDN: 1110106502
Penguji 2 (Anggota),
Penguji 3 (Anggota)
Rissa Saputri, S.Gz NIDN.
Rusman Efendi, SKM., Msi. NIDN. : 1218047801
Diketahui Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Borneo
Ketua Program Studi Gizi
Rusman Efendi, SKM., Msi. NIDN : 1218047801
Norhasanah, S.Gz NIDN : 1119098402
Tanggal Lulus :
ABSTRAK
Ahmad Gafuri. 08S1AJ0004 GAMBARAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN SIKAP IBU YANG MEMPUNYAI BALITA USIA 12 SAMPAI 59 BULAN TENTANG POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIRSUS II PARINGIN KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2010 Skripsi. Program Studi Gizi. 2010 (xv + 44 + Lampiran) Dalam pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di posyandu ditemukan beberapa masalah diantaranya cakupan kunjungan balita yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu di Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan Tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Pengambilan data primer menggunakan kuesioner dan data sekunder dari puskemas. Hasil penelitian menunjukkan dari 45 responden yang diteliti sebagian besar tingkat pendidikan ibu (88,9%) adalah tingkat pendidikan dasar. Tingkat pengetahuan responden tentang posyandu sebagian besar (48,9%) adalah cukup. Sedangkan sikap responden terhadap posyandu sebagian besar (71,1%) adalah positif.
Kata-Kata Kunci :
Pendidikan,Pengetahuan, Sikap, Ibu Balita dan Posyandu
ABSTRACT
Ahmad Gafuri. 08S1AJ0004 DESCRIPTION OF EDUCATION, SCIENCE, AND MOTHER ATTITUDE THAT HAVING BALITA AGE 12 UNTIL 59 MOONS ABOUT POSYANDU AT TERRITORIAL PUSKESMAS PIRSUS II PARINGIN JUAI DISTRICT BALANGAN REGENCY YEAR 2010
Skripsi. Nutrition studies Programs. 2010 (xv + 44 + attachment) In growth monitoring performing at posyandu is found some problem amongst those balita's visit range that is still contemn. This research intent to know description of education, science and mother attitude that have balita age 12 until 59 moons about posyandu at Puskesmas Pirsus II. Paringin Juai district Balangan Regency Year 2010. This research did by descriptive method. Downloading primarying to utilize kuesioner and secondary data from puskemas. Result observationaling to point out of 45 respondent those are analyzed a large part mother education (88,9%) are level elementary education. Respondent gnostic about posyandu a considerable part (48,9%) are enough. Meanwhile respondent attitude to posyandu a considerable part (71,1%) are positive.
Key Words: Education,Science, Attitude, Balita's mother and Posyandu
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sholawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW sehingga Penelitian yang berjudul
“Gambaran Pendidikan, Pengetahuan dan
Sikap Ibu yang Mempunyai Balita Usia 12 sampai 59 Bulan Tentang Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan Tahun 2010” dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Gizi pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Husada Borneo
Banjarbaru. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Ahmad Mahyuni, S.Sos., MPH sebagai pembimbing Utama dan Ibu Rissa Saputri, S.Gz sebagai pembimbing pendamping, yang telah bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat terwujud. Ucapan terima kasih
dan penghargaan
sedalam-
dalamnya juga penulis sampaikan kepada : 1.
Rusman Efendi, SKM, MSi, selaku Ketua STIKES Husada Borneo Banjarbaru.
2.
Norhasanah, S.Gz selaku Ketua Program Studi Gizi Kesehatan STIKES Husada Borneo Banjarbaru.
3.
Bupati Kabupaten Balangan yang telah memberikan izin belajar kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan.
4.
Kepala Badan Kepegawaian, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan beserta staf yang telah memberikan izin, kesempatan dan motivasi mengikuti pendidikan.
5.
Kepala Puskesmas Pirsus II dan rekan-rekan Puskesmas yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penelitian.
6.
Seluruh dosen pengajar, dan pengelola STIKES Husada Borneo Banjarbaru yang telah memberikan bantuan pengajaran, arahan, dan dukungan serta fasilitas dalam kelancaran proses pendidikan.
7.
Ibunda tercinta, Ayah tercinta, Ibu mertua, Ayah Mertua tercinta dan saudara beserta keluarga lainnya yang senantiasa selalu memberikan motivasi dan berdoa untuk kesuksesan penulis.
8.
Isteriku tercinta Winda Mulia Rasiobar, S.Gz yang senantiasa sabar, tulus ikhlas mendo’akan dan memberikan dukungan moril maupun materiil dalam menyelesaikan pendidikan ini.
9.
Keluarga besar Persagi Balangan serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
10.
Responden dan semua pihak yang tak mungkin disebutkan satu persatu, penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan pendidikan. Penulis mengakui Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran
yang membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan
manfaat
bagi pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amiin.
Banjarbaru, 30 Januari 2011.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER....................................................................................
i
HALAMAN JUDUL......................................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN......................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
v
ABSTRAK....................................................................................................
vi
ABSTRACT.................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR................................................................................
viii
DAFTAR ISI...............................................................................................
x
DAFTAR TABEL.......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………..
1
1.1 Latar Belakang...........…………………………………….
1
1.2 Rumusan Masalah…………………....…………………...
3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................
3
1.3.1 Tujuan Umum............................................................
3
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................
4
1.4.1 Manfaat Teoritis..........................................................
4
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................
4
BAB II
1.5 Keaslian Penelitian..............................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA.....................………………………..
6
2.1 Tinjauan Teori..........………………………………………
6
2.1.1 Bawah Lima Tahun.....................................................
6
2.1.2 Pendidikan...................................................................
7
2.1.3 Pengetahuan.................................................................
8
2.1.4 Sikap............................................................................
10
2.1.5 Posyandu.....................................................................
15
2.2 Landasan Penelitian.............................................................
17
2.3 Kerangka Konsep Penelitian.................................................
18
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………..
19
3.1 Rancangan Penelitian…………….…………………………
19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..........………………………..
19
3.2.1 Lokasi Penelitian..........................................................
19
3.2.2 Waktu Penelitian..........................................................
19
3.3 Subjek Penelitian..................................................................
20
3.3.1 Populasi...........................................................................
20
3.3.2 Sampel..............................................................................
20
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.......................
21
3.4.1 Variabel Penelitian.......................................................
21
3.4.2 Definisi Operasional....................................................
21
3.5 Instrumen Penelitian.............................................................
23
3.6 Teknik Pengumpulan Data...................................................
23
3.6.1 Data Primer..................................................................
23
3.6.2 Data Sekunder.............................................................
23
3.7 Teknis Analisa Data..............................................................
23
3.7.1 Pengolahan Data............................................................
23
3.7.2 Teknik Analisa Data......................................................
24
3.8 Prosedur Penelitian...............................................................
27
3.9 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian...............................
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………..
29
4.1 Hasil Penelitian........…………….…………………………
29
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................
29
4.1.2 Gambaran Objek Penelitian.........................................
32
4.2 Pembahasan....................................………………………..
37
4.2.1 Pendidikan...................................................................
37
4.2.2 Pengetahuan Tentang Posyandu...................................
38
4.2.3 Sikap Terhadap Posyandu.............................................
40
BAB V PENUTUP.................................………………………………..
42
5.1 Kesimpulan .............…………….…………………………
42
5.2 Saran........................…………….…………………………
42
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..……….
43
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel....................................................
22
2. Tabel 3.2 Kategori Skala Likert..................................................................
26
3. Tabel 4.1 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Umur.....................................
33
4. Tabel 4.2 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pekerjaan..............................
34
5. Tabel 4.3 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Tingkat Pendidikan...............
35
6. Tabel 4.4 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Tingkat Pengetahuan............
35
7. Tabel 4.5 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Sikap Terhadap Posyandu....
36
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 PRECEDE MODEL...............................................................
18
2. Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian...................................................
18
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Pengantar Penelitian 2. Lampiran 2 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden 3. Lampiran 3 Kuesioner Penelitian 4. Lampiran 4 Rekapitulasi Identitas Responden 5. Lampiran 5 Rekapitulasi Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu 6. Lampiran 6 Rekapitulasi Kuesioner Sikap Ibu Terhadap Posyandu
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Kesehatan merupakan hak azasi ( UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 23 tahun 1992) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh setiap komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI, 2006). Pembangunan kesehatan dilaksanakan berlandaskan pada kemampuan dan kekuatan suatu bangsa dalam mengatasi masalah-masalah kesehatannya. Diharapkan setiap upaya kesehatan yang dijalankan harus mampu membangkitkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah, dan swasta. Adapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit kemajuan yang akan dicapai. Pengalaman dan penelitian yang telah dilakukan terhadap peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan membuktikan bahwa peran serta masyarakat sangat menentukan keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan pembangunan kesehatan itu sendiri (Depkes RI, 2005). Upaya untuk memantau dan memperbaiki kondisi kesehatan terutama balita dapat dilaksanakan melalui masyarakat desa yaitu dengan adanya Upaya
1
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Salah satu bentuk operasional UKBM adalah Posyandu. Sesuai dengan program revitalisasi Posyandu, Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh kesehatan dasarnya dan diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini dapat dilakukan di Posyandu (Depkes RI, 2005). Posyandu adalah upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dikelola dari oleh untuk dan bersama masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan dasar dan memantau pertumbuhan balita dalam rangka meningkatkan kesehatan dengan pembinaan yang dilakukan oleh puskesmas setempat. Pelayanan Posyandu pada hari buka dilaksanakan dengan sistem lima meja. Pelaksanaan Posyandu balita itu meliputi pendaftaran dan penyuluhan kelompok oleh kader; penimbangan bayi dan balita oleh kader; pencatatan hasil penimbangan di KMS (Kartu Menuju Sehat) oleh kader; penyuluhan berdasarkan hasil penimbangan; pelayanan pemberian makanan tambahan (PMT), vitamin A, oralit dan selanjutnya adalah pelayanan kesehatan yaitu imunisasi, pengobatan, penyuluhan dan merujuk penderita ke puskesmas. Studi pendahuluan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan. Kunjungan balita usia 12 sampai 59 bulan pada empat posyandu yang ada diwilayah Puskesmas Pirsus II Paringin pada tahun 2009 rata-rata hanya mencapai 58,0%. Rata-rata cakupan balita masih kurang dari
target yang ditetapkan yaitu 65%. Pelaksanaan Posyandu sudah
berjalan setiap bulannya, namun balita yang umurnya lebih dari 1 tahun jarang
datang ke Posyandu. Balita yang sudah diimunisasi lengkap juga sudah jarang datang ke Posyandu. Hal tersebut disebabkan karena rata-rata tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang posyandu masih rendah (Puskesmas Pirsus II, 2009). Berdasarkan kondisi-kondisi yang ada mendorong penulis untuk meneliti tentang bagaimana gambaran pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita 12 sampai 59 bulan tentang Posyandu.
1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Bagaimana gambaran pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan tahun 2010 ?”
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan tahun 2010.
1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui gambaran pendidikan ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan 2. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan 3. Mengetahui gambaran sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan terhadap posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Menambah khasanah kepustakaan di Perpustakaan Stikes Husada Borneo Banjarbaru. 1.4.2. Manfaat praktis 1. Bagi penulis Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan. 2 Bagi puskesmas Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan posyandu yang ada diwilayah Puskesmas Pirsus II Paringin
1.5. Keaslian Penelitian Penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian penulis, sejauh pengetahuan penulis adalah sebagai berikut: Penelitian dilaksanakan oleh Sri Purwandari tahun 2006 tentang persepsi ibu terhadap manfaat pelayanan Posyandu bagi balita di desa Banaran Geger Madiun, dengan hasil persepsi ibu terhadap manfaat pelayanan Posyandu bagi balita di Desa Banaran Geger Madiun yang hasilnya meliputi pelayanan penimbangan, pelayanan gizi, pelayanan imunisasi dan pelayanan pemeriksaan kesehatan sebagian besar sudah baik. Perbedaan antara penelitian Sri Wulandari, dengan penelitian yang dilakukan penulis meliputi : 1. Jenis penelitian,yaitu jenis penelitian penulis adalah deskriptif. 2. Tempat penelitian, yaitu tempat penelitian penulis diwilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai Kabupaten Balangan. 3. Variabel penelitian, yaitu penelitian penulis tentang pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu balita. 4. Tahun penelitian, yaitu penelitian penulis dilakukan di tahun 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori 2.1.1 Bawah Lima Tahun (Balita) Anak Balita adalah anak yang berusia dibawah lima tahun atau berusia dibawah 60 bulan. Anak balita mempunyai kemampuan luar biasa untuk menyerap kepandaian dan informasi baru dibandingkan anak yang berusia lebih tua. Penelitian menunjukkan, mengenalkan pada kegiatan membaca, bahasa, dan matematika sejak usia balita, akan membuat mereka lebih mudah menangkap pelajaran tersebut nantinya. Pada masa balita, otak berkembang sangat pesat. Sampai pada usia 2 tahun berat otak akan mencapai 75% otak dewasa. Faktor yang paling penting untuk pembentukan otak adalah faktor nutrisi untuk mendukung pembentukan sel-sel otak. Hal yang penting pada proses pertumbuhan seorang anak adalah proses tumbuh kembang. Makna pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi dalam tingkat sel, organ atau individu. Sedangkan perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan. Sangat penting untuk memantau tumbuh kembang seoarang anak, dengan memantau tumbuh kembang dapat diketahui apakah anak sudah tumbuh sesuai
6
dengan yang harusnya dan berkembang sesuai kemampuannya. Proses tumbuh kembang ini dapat dilakukan diposyandu yaitu dengan membawa anak balita ke posyandu 2.1.2 Pendidikan 2.1.2.1 Pengertian Pendidikan Menurut UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sedangkan menurut Notoatmodjo S. (2003), pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, ataupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan bisa secara formal maupun secara informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas. Sedangkan jalur pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
2.1.2.2 Jenjang Pendidikan Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar di Indonesia adalah wajib belajar 9 (sembilan) tahun yaitu SD/MI dan SMP/MTs. Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar, dalam hal ini pendidikan menengah yaitu SMA atau SMK. Sedangkan pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi ataupun akademi.
2.1.3 Pengetahuan 2.1.3.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” , dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,S, 2010) 2.1.3.2 Jenjang Pengetahuan Aspek kognitif dibedakan atas (6) jenjang menurut taksonomi Bloom (1956) yang diurutkan secara hirarki piramidal. Sistem klasifiksi Bloom ini dijabarkan oleh Notoatmodjo sebagai berikut :
1). Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2). Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3). Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan berbagai abstraksi pemahaman / materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi konkrit / kondisi riil (sebenarnya) 4). Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan menguraikan atau menjabarkan suatu integritas atau suatu obyek menjadi unsur-unsur atau bagian- bagian sehingga susunannya dapat dimengerti. Untuk dapat melakukan analisis ini harus dilandasi oleh kemampuan ibu pada ketiga tingkatan sebelumnya. Sebab,
kemampuan
analisis
ini
menyangkut
pemahaman
yang
komprehensif untuk dapat memilah menjadi bagian-bagian yang terpadu. 5). Sintesis (synthesis) Sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan kembali unsur-unsur atau bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Atau dengan istilah lain, sintesis ini
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen , yang jawabannya sering tidak pasti, tetapi kemampuan ini akan dapat meningkatkan kreatifitas yang diakibatkan seseorang menemukan hubungan kausal dari suatu kejadian. 6). Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian ini mengacu pada tujuan, gagasan, metode, cara kerja ataupun teknik pemecahannya. Untuk dapat melakukan penilaian ini harus dilandasi oleh pemahaman yang mendalam (Notoatmodjo,S, 2010)
2.1.4 Sikap 2.1.4.1 Pengertian Sikap Sikap manusia, atau untuk singkatnya kita sebut sikap, telah didefinisikan oleh beberapa ahli, antara lain (Azwar, 2002) : 1). Rensis Likert, Louis Thurstone dan Charles Osgood Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
2). Louise Thurstone Sikap adalah derajat efek positif atau efek negatif terhadap suatu objek psikologis 3). Gordon Alport, et al Sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara-cara
tertentu.
Kesiapan
yang
dimaksud
merupakan
kecenderungan potensial untuk bereaksi apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons. 2.1.4.2 Struktur Sikap Struktur sikap terdiri atas 3 (tiga) komponen yang saling menunjang, yaitu : 1). Komponen Kognitif (Cognitive) Komponen kognitif merupakan representasi dari apa yang dipercaya individu yang dinyatakan dalam sikap. Mann (1969) dalam Azwar (2002) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi kepercayaan dan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini disamakan dengan pendapat (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem kontroversial 2). Komponen Afektif (Affective) Komponen afektif menyangkut aspek emosional subjektif. Mann (1969) dalam Azwar (2002) mengatakan bahwa, komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang 3). Komponen Konatif (Conatife) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan untuk berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Mann (1969) dalam Azwar (2002) menyatakan bahwa komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dia juga mengatakan
sekalipun
diasumsikan sikap merupakan predisposisi evaluatif yang banyak menentukan bagaimana individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan nyata seringkali jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyata tidak hanya ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi ditentukan oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Disamping itu ternyata untuk satu macam tindakan saja terdapat banyak pola sikap yang relevan. Karena itu, ketidak harmonisan sikap lebih merupakan masalah orientasi individu terhadap situasi yang ada. Pada dasarnya sikap memang lebih bersifat pribadi sedangkan tindakan atau kelakuan lebih bersifat umum atau sosial, karena itu tindakan lebih peka terhadap tekanan-tekanan sosial.
2.1.4.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi sikap Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk
pola sikap
tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya, antara lain adalah (Azwar, S, 2002) : 1). Pengalaman pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. 2). Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut 3). Pengaruh kebudayaan Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. 4). Media Massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif
cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya. 5). Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. 6). Faktor Emosional Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.(Azwar,S, 2002) 2.1.4.4 Sikap terdiri atas 4 tingkatan ( Notoatmodjo,S, 2010) yaitu : 1). Menerima (Receiving), artinya bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek) 2). Merespon (Responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan . 3). Menghargai (Valuing), artinya mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah . 4). Bertanggung Jawab (Responsible), artinya bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko.
2.1.5 Posyandu 2.1.5.1 Pengertian Posyandu Pos pelayanan terpadu atau posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang berat badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia), dan lahir melalui suatu Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun 1986. Legitimasi keberadaan Posyandu ini diperkuat kembali melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tertanggal 13 Juni 2001 yang antara lain berisikan “Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu” yang antara lain meminta diaktifkannya kembali Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL) Posyandu di semua tingkatan administrasi pemerintahan. Penerbitan Surat Edaran ini dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan strategis yang terjadi demikian cepat berbarengan dengan krisis moneter yang berkepanjangan. 2.1.5.2 Tujuan penyelenggaran Posyandu. Tujuan dari diadakannya kegiatan posyandu adalah sebagai berikut : 1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)
2) Membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). 3) Meningkatkan
peran
serta
dan
kemampuan
masyarakat
untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB beserta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. 4) Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera. 2.1.5.3 Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Dalam pelaksanaannya, Posyandu memiliki 5 ( lima ) kegiatan pokok, yaitu : 1. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) 2. Keluarga Berencana ( KB ) 3. lmunisasi. 4. Gizi. 5. Penanggulangan Diare. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu : Meja I
: Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan Meja III : Pengisian KMS Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS. Meja V : Pelayanan KB dan Kesehatan
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader Posyandu sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).
2.2 Landasan Penelitian Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010), menyebutkan bahwa perilaku ditentukan atau terbentuk dari 3 (tiga) faktor utama, yang dirangkum dalam akronim PRECEDE : Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Causes in Educational Diagnosis and Evaluation.
Precede ini adalah arahan dalam
menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk pendidikan (promosi) kesehatan. Lebih lanjut Precede model ini dapat diuraikan bahwa perilaku terbentuk dari 3 (tiga) faktor, yaitu : 1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor yang terwujud dalam pengetahuan, pendidikan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. 2. Faktor pendukung / pemungkin (enabling factors), yaitu yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas dan sarana umum 3. Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) merupakan faktor yang terwujud dalam sikap dan perilaku kelompok referensi dari perilaku masyarakat
Secara skema , model ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 PRECEDE MODEL (Green, 1980) PREDISPOSING FACTORS
BEHAVIOR
ENABLING FACTORS
REINFORCING FACTORS
2.3 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan penelitian dan kerangka teori diatas dikemukakan kerangka konsep sebagai berikut : Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu
PENDIDIKAN
PENGETAHUAN
SIKAP
PERILAKU IBU MEMBAWA BALITANYA KE POSYANDU
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi pada populasi tertentu (Notoatmodjo,S, 2010) Dalam rancangan ini peneliti ingin mengetahui gambaran pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten Balangan tahun 2010.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah wilayah Kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten Balangan yang terdiri dari 2 ( dua ) desa yaitu desa Sumber Rezeki dan desa Wonorejo 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan sejak bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010.
19
3.3 Subjek Penelitian 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan unit analisis yang karakteristiknya akan diduga. (Sabri,L, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin tahun 2010. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 252 orang. 3.3.2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur (Sabri,L, 2008). Teknik sampling pada penelitian ini adalah secara acak sederhana (simple random sampling) yaitu dengan cara mengundi anggota populasi ( lottery technique). Perhitungan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Lemeshow et al. (1997), yaitu : Z 2 1-α/2 P (1 - P). N n= d 2 (N - 1) + Z 21-α/2 P( 1 - P)
Keterangan : n
= besar sampel
Z = koefisien keterandalan , nilainya tergantung tingkat kepercayaan yang ditetapkan (95%), α= 5% = 0,05 maka Z 21-α/2 = 1,96 P
= proporsi populasi = 0,5
d
= presisi = 10% = 0,10
N = Populasi ibu yang mempunyai balita 12 sampai 59 bulan pada wilayah Puskesmas Pirsus II Kecamatan Juai sebesar 252 ibu Sesuai dengan hasil perhitungan jumlah sampel yang diperoleh adalah 41 ibu kemudian ditambahkan 10% = 4,1 maka jumlah sampel dalam penelitian adalah 45 ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan. Penambahan jumlah sampel tersebut dimaksudkan hanya memberikan data tambahan, disamping itu akibat dari ukuran sampel yang lebih besar akan dihasilkan presisi yang relatif tinggi.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo,S, 2010). Adapun yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu tentang posyandu. 3.4.2 Definisi Operasional Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, S, 2010)
Tabel . 3.1 Definisi Operasional Variabel No
Variabel
1
Pendidikan
2
3
Definisi Operasional
Cara ukur
Hasil Ukur
Kuesioner
1. Pendidikan dasar 2. Pendidikan menengah 3. pendidikan tinggi
Pengetahuan ibu Pengetahuan adalah tentang merupakan hasil tahu dan Posyandu ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dalam hal ini adalah pengetahuan ibu mengenai Posyandu, yaitu tentang: * Pengertian Posyandu * Siapa pemilik Posyandu * Kegiatan di posyandu * Manfaat Posyandu * Waktu pelaksanaan * Sasaran Posyandu * Pengelola Posyandu
Kuesioner
1. Baik, jika nilai 76% - 100% dari total nilai 2.Cukup, jika nilai 56%-75% dari total nilai 3. Kurang, jika nilai 40%-55% dari total nilai 4. Tidak baik, jika nilai < 40%
Sikap ibu tentang Sikap adalah suatu bentuk Posyandu evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau memihak ataupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak tentang Posyandu
Kuesioner
1 Positif jika nilai ≥ mean 2. Negatif jika nilai < mean
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, ditetapkan berdasar –kan tingkat perkembangan peserta didik. Dalam hal ini adalah pendidikan formal ibu yang memiliki balita usia 12 sampai 59 bulan
3.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner yang memuat daftar pertanyaan terstruktur yang digunakan untuk mengumpulkan data identitas ibu, umur ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan dan sikap ibu tentang kegiatan Posyandu. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya.
3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1. Data Primer Dengan mengisi kuesioner untuk mengetahui pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu. 3.6.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan Gizi di Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten Balangan dan laporan tahunan Puskesmas tahun 2009
3.7 Teknik Analisa Data 3.7.1. Pengolahan Data Pengolahan data dengan memberikan penilaian melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Adapun tahapan pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui : (Hidayat, A.A, 2007)
a. Editing Yaitu merupakan kegiatan untuk melaksanakan isian formulir dan jawaban yang telah diisi oleh responden. Data yang dikumpulkan diperiksa
sesegera
mungkin
berkenaan
dengan
ketepatan
dan
kelengkapan jawaban , sehingga mempermudah data selanjutnya. b. Coding Merupakan kegiatan pemberian kode (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. c. Entry Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master table atau data base computer. 3.7.2 Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul , data diolah secara manual dalam bentuk tabulasi data dan persentasi menjadi distribusi frekwensi relatif dengan menggunakan kalkulator. Selanjutnya data yang telah diolah dianalisa secara deskriptif. a.
Pendidikan Cara pengukuran pendidikan pada penelitian ini menggunakan skala jenjang pendidikan menurut UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu : 1. Pendidikan dasar, yaitu bila pernah mengikuti pendidikan di SD/MI dan SMP/MTs. 2. Pendidikan menengah, yaitu bila pernah mengikuti pendidikan di SMA atau SMK.
3. Pendidikan tinggi. yaitu bila pernah mengikuti pendidikan di perguruan tinggi ataupun akademi. b.
Pengetahuan Cara pengukuran pengetahuan pada penelitian ini menggunakan skala Guttman yaitu akan mendapatkan nilai 1 apabila menjawab pertanyaan dengan benar dan akan mendapatkan nilai 0 apabila menjawab pertanyaan dengan salah (Hidayat,A.A, 2007). Data pengetahuan kemudian ditetapkan dengan klasifikasi (kriteria nilai) dengan menggunakan Rumus persentase menurut (Budiarto, E 2001) yaitu :
P=
f – X 100 % n
Keterangan : P = Persentase f = Jumlah pertanyaan dijawab benar n = Jumlah seluruh pertanyaan Selanjutnya hasil persentase dimasukan sesuai kriterianya yang menurut Arikunto, S (1998) kriteria Pengetahuan adalah sebagai berikut : 1). Baik, bila tingkat pengetahuan responden 76 %-100 % 2). Cukup, bila tingkat pengetahuan responden 56 %-75 % 3). Kurang baik, bila tingkat pengetahuan responden 40 %- 55 %
4). Tidak baik, bila tingkat pengetahuan responden kurang
dari
40 % c.
Sikap Setelah dikumpulkan, data dihitung dengan cara menjumlahkan hasil skor pernyataan positif dan skor pernyataan negatif kemudian data dianalisa secara deskriptif. Pengukuran sikap (Hidayat,A.A, 2007), diukur dengan menggunakan Skala Likert sebagai berikut : Tabel . 3.2 Kategori Skala Likert Pernyataan
Kategori jawaban
Skor
Positif
SS
4
S
3
TS
2
STS
1
SS
1
S
2
TS
3
STS
4
Negatif
Untuk menentukan sikap responden, akan dikategorikan dalam bentuk sikap sikap positif dan negatif sebagai berikut : - Sikap positif jika nilai ≥ Mean - Sikap negatif jika nilai < Mean
3.8 Prosedur Penelitian Penelitian ini rencananya dilakukan selama 4 (empat) bulan yaitu dari bulan Juli sampai Oktober 2010, dan pelaksanaannya dilakukan sendiri oleh Peneliti melalui beberapa tahapan : 1. Tahapan Persiapan Pada tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut : a. Mengumpulkan data awal yang bertujuan untuk mendapatkan data-data pendukung penulisan proposal penelitian. b. Konsultasi dengan pembimbing untuk rencana pembuatan penelian. c. Mengurus surat ijin penelitian dari Badan Kesbanglinmas Kabupaten Balangan. d. Surat pemberitahuan dari Kepala Kesbanglinmas Kabupaten Balangan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan dan Camat Juai. e. Melakukan ujicoba kuesioner/ instrumen penelitian terhadap 30 responden yang tidak menjadi sampel (di luar wilayah penelitian) untuk mendapatkan nilai validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. f. Penggandaan chek list dan pengadaan alat penelitian. g. Melakukan penjajakan dengan cara melapor kepada Kepala Desa di lokasi penelitian. 2. Tahapan Pelaksanaan a. Menentukan sampel penelitian yaitu
mengundi populasi ibu yang
mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan.
b. Membuat daftar rumah tangga di lokasi penelitian yang akan menjadi responden penelitian. c. Melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan chek list observasi. d. Setelah data terkumpul direncanakan dilakukan edeting, koding, kemudian dimasukkan ke dalam entri data dengan bantuan komputer 3. Tahapan Penulisan Laporan Penulisan.
3.9 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah pada jenis dan lingkup penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan tidak melakukan uji analisis hubungan antar variabel-variabel yang diteliti. Sedangkan lingkup penelitian ini terbatas hanya pada wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Kecamatan Juai. Sedangkan kelemahan penelitian ini adalah pada waktu wawancara yang cukup lama dan adanya gangguan pada saat wawancara, sehingga informasi yang didapat kurang menggambarkan pengetahuan dan sikap ibu yang sebenarnya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1.1 Keadaan Geografi Puskesmas Pirsus II terletak di Kecamatan Juai Kabupaten Balangan dengan jarak kurang lebih 25 Km dari Ibu kota Kabupaten Balangan yang dapat di capai melalui transportasi darat (roda dua dan roda empat) dengan waku tempuh kurang lebih 2 jam. Pada tahun 2009 dilakukan perbaikan jalan utama sehingga transportasi darat tidak mengalami hambatan. Wilayah kerja Puskesmas Pirsus II meliputi 2 Desa ( Sumber Rezeki dan Wonorejo ) yang terdiri atas 4 dusun, yang jaraknya berjauhan dan sulit ditempuh dengan kendaraan roda dua / roda empat saat musim penghujan tiba. Wilayah kerja Puskesmas merupakan daerah dataran tinggi dan pegunungan, Tiga dusun dapat dilalui dengan kendaraan roda empat, sedangkan yang satu dusun hanya dapat dilalui dengan kendaraan roda dua melalui Jalan setapak di perkebunan karet penduduk. Adapun luas wilayah kerja Pukesmas Pirsus II kurang lebih 32 Km2 yang meliputi : -
Daratan
:
Daerah Perkebunan Karet
:
72,5 %
Daerah Persawahan / Padi
:
2,5 %
Daerah Pertambangan
:
7,5 %
29
-
Daerah Penduduk
:
12,5 %
Hutan
:
2,5 %
Lain – lain
:
2,5 %
:
2,5 %
Perairan : Danau / Cekungan Air
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Pirsus II adalah: -
Utara
: Berbatasan dengan Kab.Tabalong
-
Barat
: Berbatasan dengan Kec. Paringin
-
Selatan
: Berbatasan dengan Kec. Juai
-
Timur
: Berbatasan dengan Kec. Halong.
4.1.1.2 Keadaan Demografi Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II pada tahun 2009 adalah 3.395 Jiwa ( data statistik ), tidak jauh berbeda dengan data jumlah penduduk sebenarnya (data riil) yang diperoleh melalui pendataan daerah binaan yaitu 3411 jiwa. Distribusi penduduk umumnya tidak merata dan jaraknya berjauhan. Untuk Desa Sumber Rezeki ( Ds. VI dan Ds. VII) kurang lebih 70 % penduduknya warga transmigrasi dari Jawa yang tinggal menetap dan 30 % penduduk lokal (suku Banjar) yang tinggalnya tidak menetap dan sering pulang kekampung dalam tiap minggunya. Sedangkan Desa Wonorejo ( Ds. VIII, dan Ds. X) kurang lebih 70 % penduduk lokal (suku Banjar) yang tinggal tidak menetap dan 30 % Warga Transmigrasi (suku Jawa) yang tinggal menetap. Distribusi Penduduk
yang tidak merata dan migrasi yang tidak menentu mempersulit pendataan dan kegiatan dilapangan. 4.1.1.3
Struktur Masyarakat 1. Agama Hampir seluruh penduduk Puskesmas pirsus II paringin (99%) beragama Islam 2. Sosial Ekonomi Penduduk di daeah ini bergantung dari mata pencaharian petani karet dengan tingkat perekonomian masyarakat umumnya menengah kebawah. 3. Pendidikan Tingkat Pendidikan Penduduk yang rendah
masih menjadi suatu
masalah karena sebagian besar penduduknya hanya berpendidikan sampai SD atau
sederajat, karena di wilayah kerja Pirsus II hanya
tersedia Fasilitas pendidikan mulai dari TK dan SD saja. Sedangkan diketahui bahwa faktor pendidikan sangat berperan dalam mendukung kegiatan sektor kesehatan, terutama dalam proses Adopsi suatu Inovasi kesehatan . 4.1.1.4 Sarana dan Prasarana Penunjang Kesehatan Di wilayah kerja Puskesmas pirsus II, dalam hal melaksanakan fungsinya puskesmas didukung oleh sarana kesehatan lainnya yaitu : -
Dua Puskesmas Pembantu di Desa Wonorejo Dua Polindes Bidan Desa di Desa Wonorejo
-
Satu Polindes Bidan Desa di Desa Sumber Rezeki
-
Enam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang terdiri dari 4 (empat) Posyandu Balita dan 2 (dua) Posyandu Lansia. Sedangkan prasarana pendukung
yang digunakan untuk Kegiatan luar
gedung yaitu : - Mobil Pusling (Ambulan)
: 1 Buah
- Sepeda Motor
: 10 Buah
4.1.1.5 Ketenagaan Untuk menjalankan usaha pokok Puskesmas tersebut diperlukan tenaga kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga setiap program kesehatan dapat terlaksana dengan baik. Puskesmas
Pirsus II
Paringin
saat ini memiiki 20
Orang Tenaga
Kesehatan. Pada Puskesmas Induk terdapat 16 orang dan, Puskesmas Pembantu 2 Orang, dan 2 orang bidan di desa. Saat ini Pusksmas Pirsus II Paringin masih memerlukan tenaga farmasi untuk menunjang pelayanan apotik dan gudang obat.
4.1.2 Gambaran Objek Penelitian 4.1.2.1 Data Umum Responden 1. Umur Responden Menurut Notoatmodjo (2010), umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan. Umur berhubungan
langsung dengan
produktivitas seseorang.
fisik,
daya
pikir maupun
Berdasarkan golongan umur ibu balita dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Umur No
Umur
N
%
1.
< 23 Tahun
7
15,5
2.
23-35 Tahun
33
73,3
3.
> 35 Tahun
5
11,2
Total
45
100
Umur ibu balita dalam penelitian ini mempunyai rentang antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 27,53 tahun. Umur ibu paling muda 20 tahun dan paling tua berumur 40 tahun. Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa frekuensi umur ibu yang dominan menjadi sampel penelitian ini adalah umur 23-35 tahun sebanyak 33 orang (73,3%), 7 orang (15,5%) ibu yang berumur kurang dari 23 tahun dan 5 orang (11,2%) ibu yang berumur diatas 35 tahun. 2. Pekerjaan Pekerjaan ibu balita mempunyai hubungan yang erat dengan ketersediaan waktu ibu-ibu untuk melakukan hal-hal yang bersifat sosial kemasyarakatan, termasuk kesediaan memantau pertumbuhan dan membawa anak ke Posyandu setiap bulannya (Razali, 2004). Karakteristik pekerjaan ibu balita dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pekerjaan No
Pekerjaan
N
%
1.
Tidak Bekerja
13
28,8
2.
PNS
1
2,2
3.
Petani
23
51,2
4.
Pedagang
8
17,8
Total
45
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan ibu balita adalah petani (51,2%). Ibu yang tidak bekerja ada 13 orang (28,8%), pedagang 8 orang (17,8%) dan 1 orang (2,2%) yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS). 4.1.2.2 Data Khusus Objek Penelitian 1. Pendidikan Tingkat pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Pirsus II yang menjadi responden sebagian besar hanya pendidikan dasar (88,8%), yang terdiri dari ibu tamat SD sebanyak 53,3%, dan tamat SLTP sebanyak 35,5%. Sedangkan yang menempuh pendidikan menengah sebanyak 8,8%, dan sisanya 2,2% pernah menempuh pendidikan tinggi. Selengkapnya untuk tingkat pendidikan ibu balita dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Pendidikan
N
%
1.
Dasar
40
88,9
2.
Menengah
4
8,9
3.
Tinggi
1
2,2
Total
45
100
2. Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu Hasil pengukuran tingkat pengetahuan responden tentang Posyandu memperlihatkan bahwa rentang nilai berkisar antara skor 36,1 sampai 80,6 dengan rata-rata skor 61,4. Gambaran pengetahuan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Posyandu No
Tingkat Pengetahuan
N
%
1.
Baik
6
13,4
2.
Cukup
22
48,9
3.
Kurang
15
33,3
4.
Tidak baik
2
4,4
Total
45
100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden memiliki pengetahuan tentang Posyandu yang kategori baik yaitu 6 responden (13,4%). Pengetahuan yang cukup yaitu 22 responden (48,9%). Pengetahuan yang kurang yaitu 15 responden (33,3%) dan yang tingkat pengetahuannya tidak baik ada 2 responden (4,4%). Jadi sebagian besar tingkat pengetahuan responden adalah cukup.
3. Sikap Terhadap Posyandu Hasil
pengukuran
sikap
responden
terhadap
Posyandu
memperlihatkan bahwa rentang nilai berkisar antara skor 81 sampai 108 dengan rata-rata skor 87,9 Gambaran sikap responden tentang kegiatan Posyandu dapat dilihat pada Gambar 6 berikut. Tabel 4.5 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Sikap terhadap Posyandu No
Sikap
N
%
1.
Positif
32
71,1
2.
Negatif
13
28,9
Total
45
100
Sebagian besar sikap ibu tentang kegiatan Posyandu berada pada kategori positif yaitu sebanyak 32 responden (71,1%), sedangkan sisanya 13 responden (28,9%) bersikap negatif.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pendidikan Dari hasil penelitian sebagaimana tabel 4.3 sebagian besar tingkat pendidikan responden berada pada tingkat pendidikan dasar. Sebagaimana yang dikemukakan Jonni Purba dalam Paini (2010) bahwa pendidikan penting untuk menilai kemampuan seseorang terhadap intelegensinya, karena diharapkan makin tinggi tingkat pendidikan akan makin mudah mempelajari, menerima program serta mampu melaksanakannya. Dalam hal ini semakin tinggi tingkat pendidikan, maka seseorang menjadi semakin lebih memahami banyak hal sehingga mereka tahu memanfaatkan posyandu sebagai tempat pemantauan pertumbuhan serta mengetahui kesehatan balitanya. Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat mengubah perilaku seseorang, selain itu merupakan sarana yang mempercepat pengambilan keputusan, dalam upaya memperbaiki perilaku agar masyarakat dapat meneruskan perubahan-perubahan dalam hal posyandu. Menurut Suwandono dalam Haurissa (2007) tingkat pendidikan formal merupakan modal dasar untuk seseorang dapat memahami dan berinteraksi di masyarakat. Dengan maksimal menikmati pendidikan formal maka seseorang dapat menjadi cerdas dan pandai Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang khususnya ibu dalam menerima suatu perubahan. Selain itu ibu yang memiliki pendidikan tinggi juga lebih memiliki kemudahan dalam mendapatkan atau mengakses informasi-informasi sehingga meningkatkan pengetahuannya.
Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu diharapkan cara berpikir akan menjadi lebih rasional sehingga ibu akan semakin terarah dalam mengikuti atau berpartisipasi dalam program pemantauan pertumbuhan serta mampu menilai pertumbuhan itu sendiri.
4.2.2 Pengetahuan Tentang Posyandu Dari hasil penelitian sebagaimana tabel 4.4 tingkat pengetahuan ibu balita tentang posyandu sebagian besar adalah cukup. Dari keseluruhan responden, terdapat 84 % responden yang tidak memahami tentang sistem pelayanan 5 (lima) meja yang dilaksanakan di posyandu. Menurut Rogers (dalam Notoatmodjo, 2010) suatu penerimaan ide baru akan melalui lima tahap mulai dari mengetahui (awareness) hingga penerimaan (adoption) sangat ditentukan oleh hal-hal yang ada dalam diri individu misalnya sikap, motivasi dan faktor luar individu yaitu lingkungan termasuk efektivitas program dan pengalaman terhadap pelayanan dimasa lalu. Bila terdapat hal-hal yang kurang mendukung, perilaku yang telah terwujud dapat saja berubah. Menurut Notoatmodjo (2010), terbentuknya perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi/ objek diluarnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus atau objek. Meskipun tingkat pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu program, akan tetapi
kurangnya informasi terhadap suatu program juga berpengaruh terhadap tingkat penerimaannya. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan ini terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan dapat terus berkembang. Pengalaman pribadi, apa yang diceritakan orang lain, dan kebutuhan emosional kita sendiri merupakan determinan utama dalam terbentuknya kepercayaan. Tentu saja kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang atau tidak adanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi (Azwar, 2002) Ibu yang hadir ke Posyandu untuk menimbang dan memantau pertumbuhan balitanya, juga akan mendapatkan informasi atau pengalaman belajar dari objek yang dikenalkan. Ibu-ibu yang tidak mau belajar atau membaca informasi dari sumber informasi yang ada diposyandu, akan mempunyai kecenderungan tidak secara rutin menimbang dan memantau pertumbuhan balitanya ke posyandu (Razali, 2004). Semakin tinggi pengetahuan ibu, kecenderungan untuk membentuk sikap positif akan lebih besar. Sehingga akan membentuk perubahan sikap ibu yang merupakan dorongan terjadinya perubahan perilaku.
4.2.3 Sikap Terhadap Posyandu Dari hasil penelitian sebagaimana tabel 4.5 sebagian besar sikap ibu terhadap posyandu adalah positif. Sebagian besar responden mendukung pernyataan bahwa posyandu dapat memberikan manfaat bagi kesehatan anak. Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Suatu gagasan yang maknanya telah dipahami tetapi tidak selalu diikuti dengan pelaksanaan dapat terjadi karena terdapat banyak variabel yang berpengaruh terhadap perilaku. Suatu perilaku manusia merupakan fungsi karakteristik seseorang dan lingkungannya (sarana fisik dan sosial budaya). Dengan demikian pemanfaatan sarana kesehatan sifatnya sangat subjektif, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi sangat subjektif pula. Menurut Azwar (2002), ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap suatu hal. Salah satu yang dapat menjadi dasar pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi. Sejak hamil seorang ibu sudah merasakan langsung manfaat dari posyandu. Pada waktu hamil ibu mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan tablet tambah darah di posyandu. Apalagi pada saat memiliki bayi, ibu bisa mendapatkan pelayanan seperti imunisasi secara mudah dan murah di posyandu. Pengalaman ini tentunya akan berpengaruh terhadap sikap ibu pada posyandu. Faktor kebudayaan juga sangat berpengaruh terhadap sikap. Mayoritas populasi yang merupakan suku Jawa memiliki sikap yang lebih penurut dan terbuka menerima informasi. Tentunya halhal ini akan mempengaruhi sikap ibu terhadap posyandu.
Suatu program agar melekat pada individu maupun kelompok dibutuhkan penguat (Confirmation) dimana dibutuhkan dukungan dari lingkungan terutama keluarga. Dukungan lingkungan yang bersumber dari masyarakat contohnya adalah Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dukungan PKK terhadap Posyandu pada saat ini sangat kurang sehingga menjadikan Posyandu sepi pengunjung. Padahal seharusnya PKK dan Tokoh Masyarakat menjadi motivator untuk menggerakkan masyarakat. Selain motivator dalam proses penguat ini juga diperlukan informasi dalam bentuk penyuluhan atau konseling yang berkelanjutan guna memantapkan perilaku yang ada sehingga tidak terjadi drop out. Lewin dalam Haurissa (2007) juga mengemukakan agar perilaku kesehatan dapat menetap maka diperlukan untuk memperkuat unsur pendorong dan sekaligus mengurangi hambatan-hambatan yang ada. Kaitan Posyandu terhadap program perbaikan gizi dapat menumbuhkan kesadaran ibu balita terhadap pertumbuhan dan perkembangan. Perilaku ibu yang kurang mendukung dapat menyebabkan kondisi gizi anak semakin menurun atau sebaliknya. Keadaan ini bila berlangsung terus menerus akan berdampak pada semakin meningkatnya indikator kesakitan dan kematian. Padahal tujuan program gizi yang tercermin dalam salah satu kegiatan posyandu adalah untuk meningkatkan keadaan gizi yang optimal bagi masyarakat yang dapat dinilai dengan meningkatnya jumlah Keluarga Sadar Gizi dan berperilaku gizi seimbang. Bila keadaan tersebut dapat tercapai maka tujuan posyandu dalam mewujudkan perilaku sehat pada masyarakat dapat sesuai dengan perilaku Kadarzi (Razali, 2004).
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian yang dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Pirsus II tahun 2010, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian besar pendidikan ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan berada di tingkat pendidikan dasar. 2. Sebagian besar pengetahuan ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu adalah cukup. 3. Sebagian besar sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan terhadap posyandu adalah positif.
5.2 Saran 1. Puskesmas agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya posyandu terhadap pemantauan tumbuh kembang anak balita. 2. Sikap masyarakat yang dominan positif perlu dipertahankan supaya tidak terjadi penurunan. 3. Mendekati tokoh masyarakat atau tokoh agama agar ikut berperan serta dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalan kegiatan posyandu.
Daftar Pustaka Arikunto.S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineke Cipta. Azwar, S. (2002) Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dinkes. 2009. Laporan Tahunan Program Gizi Pirsus II Kecamatan Juai. Balangan. Dinkes. 2009. Profil Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai. Balangan.
Depkes Republik Indonesia (2005) Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Depkes. Haurissa, S. (2007) Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Kegiatan Posyandu Dengan Frekuensi Penimbangan Balita Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Gondomanan Yogyakarta. Skripsi, Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada. Hidayat A.A. (2007) Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S.(2007) Ilmu Kesehatan masyarakat . Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.(2010) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.(2010) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Paini (2010) Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Wilayah Kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2010. Karya Tulis Ilmiah, Program Diploma III, Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Banjarmasin. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2009) Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Rajali (2004) Hubungan Perilaku Ibu Balita Dengan Frekuensi Penimbangan Balita Ke Posyandu Di Kabupaten Bengkalis. Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Gajah Mada. Sabri, L & Hastono, S.P. (2008) Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : PENGANTAR
PROGRAM S1 GIZI STIKES HUSADA BORNEO BANJARBARU
Pengantar
Dengan Hormat, Daftar pertanyaan ini ditujukan kepada Ibu yang menjadi subyek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten Balangan tahun 2010. Untuk itu peneliti ingin mengajukan
beberapa
pertanyaan kepada Ibu berkenaan dengan terpilihnya Ibu sebagai subyek penelitian.
Hasil jawaban dan informasi yang didapat dengan sebenar-
benarnya akan digunakan untuk keperluan Akademis yaitu menyusun Skripsi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Husada Borneo Banjarbaru dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang. Jawaban Ibu
tidak akan dinilai benar atau salah, oleh karena itu
diharapkan Ibu memberikan jawaban yang jujur, terbuka dan apa adanya sesuai dengan apa yang diketahui, dirasakan dan dialami oleh Ibu. Identitas Ibu dan keluarga nantinya benar-benar akan dirahasiakan, sehingga Ibu dapat memberikan jawaban dengan leluasa.
Demikian atas perhatian dan partisipasi serta
ketulusan Ibu, saya
sangat berterima kasih dan menghargainya. Apabila terdapat hal-hal yang yang kurang berkenan selama proses wawancara, Saya dengan kerendahan hati memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Peneliti,
AHMAD GAFURI
LAMPIRAN 2 : PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN Kegiatan ini adalah pengumpulan data yang berkaitan dengan “Gambaran pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu” yang dilaksanakan pada bulan september 2010. Subyek penelitian adalah ibu yang memiliki balita usia 12 sampai 59 bulan di wilayah Puskesmas Pirsus II Paringin Kecamatan Juai. TUJUAN KEGIATAN : 1.
Terkumpulnya sejumlah data sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti.
2.
Data yang dikumpulkan merupakan
bahan dalam penelitian
tentang
gambaran pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai balita usia 12 sampai 59 bulan tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten Balangan tahun 2010. KEUNTUNGAN MENGIKUTI KEGIATAN : 1. Mengetahui pentingnya Posyandu 2. Diharapkan dapat termotivasi untuk ikut dalam kegiatan Posyandu.
KERUGIAN MENGIKUTI KEGIATAN INI : Meluangkan sedikit waktunya dalam menerima peneliti untuk diwawancarai.
Setelah memahami maksud, tujuan, manfaat dan akibat yang mungkin terjadi pada kami sebagai responden, maka dengan ini kami menyatakan bersedia akan berpartisipasi menjadi subyek penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti. Atas kerja samanya yang baik diucapkan terima kasih.
Juai, Pewawancara,
Ahmad Gafuri
Tanggal :
2010
Responden,
-------------------------
LAMPIRAN 3 : KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER GAMBARAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMPUNYAI BALITA USIA 12 SAMPAI 59 BULAN TENTANG POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIRSUS II PARINGIN KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2010 I. DATA DASAR RESPONDEN A. LOKASI PENELITIAN 01. Propinsi
: Kalimantan Selatan
02. Kabupaten
: Kabupaten Balangan
03. Kecamatan
: Juai
04. Desa / Kelurahan
: ......................................
05. Tanggal Wawancara
: ......................................
06. Nama Pengumpul Data
: ......................................
07. Tanda Tangan/ Paraf
: ......................................
B. KETERANGAN KELUARGA No. Kode Keluarga
: ......................................
Nama Kepala Keluaraga
: ......................................
Alamat
: ......................................
C. IDENTITAS RESPONDEN Nama Responden
:
.........................................
Umur
:
................. tahun
Pendidikan terakhir
: 1) tidak sekolah
4) SLTA / Sederajat
2) SD / MI
5) Akademi / Sarjana
3) SLTP Pekerjaan Ibu
: 1) Tidak bekerja
4) Petani
2) PNS
5) wiraswasta
3) Pegawai swasta
4) Lain-lain
II. PENGETAHUAN : IBU TENTANG KEGIATAN POSYANDU Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar dengan membubuhi tanda (X) pada pilihan jawaban disamping kanan pertanyaan berikut :
No
Pertanyaan
Benar
01
Hanya anak mulai lahir sampai umur 5 tahun adalah sasaran Posyandu.
02
Tablet
tambah
darah
tidak
dapat
diperoleh di posyandu. 03
Ibu hamil tidak perlu mendapat suntikan TT.
04
Vitamin A dosis tinggi hanya diberikan kepada anak umur 1- 4 tahun.
05
Beberapa penyakit infeksi tidak dapat dilindungi dengan cara imunisasi.
06
Penimbangan tidak perlu dilakukan setiap
bulan
untuk
memantau
pertumbuhan berat badan anak. 07
Bila berat badan anak berada pada garis kuning, anak hanya perlu istirahat saja.
08
Kalau tidak rutin ke posyandu, ibu tetap dapat membandingkan berat badan anaknya dengan bulan kemarin pada KMS.
09
Anak
perlu
diperhatikan
pola
makannya, bila berat badan anak di berada pada garis kuning. 10
Untuk menilai kesesuaian berat badan anak dengan umur adalah dengan cara penimbangan.
Salah
Skor
11
Bila anak diare tidak boleh diberikan terlalu banyak minum.
12
Pelayan keluarga berencana (KB) di posyandu hanya dalam bentuk pil saja.
13
Posyandu adalah milik puskesmas.
14
Setiap anak yang belum berumur satu tahun
tidak
perlu
mendapatkan
imunisasi lengkap. 15
Kartu menuju sehat (KMS) adalah alat untuk
mencatat
dan
memantau
pertumbuhan serta perkembangan anak. 16
Anak yang kegemukan adalah anak yang sehat.
17
Pelayanan Posyandu pada hari buka dilaksanakan dengan sistem 4 (empat) meja.
18
Salah satu gejala kurang gizi pada anak adalah sering menangis tanpa alasan.
19
Anak
yang
sehat
tidak
perlu
ke
Posyandu. 20
Melalui
pelayanan
posyandu
dapat
mengetahui pertumbuhan anak. 21
Melalui
pelayanan
posyandu
dapat
memberikan manfaat bagi kesehatan anak. 22
Seorang ibu yang sibuk biasanya tidak dapat menyempatkan diri untuk datang ke posyandu untuk menimbang balita.
23
Seorang bidan hanya bertugas untuk mengajak ibu balita ke Posyandu.
24
Seorang ibu tidak perlu malu untuk membawa
anak
yang
kurus
ke
Posyandu. 25
Jarak rumah yang terlalu jauh dapat menghalangi
kehadiran
ibu
ke
Posyandu. 26
Petugas pada meja I sampai dengan IV adalah tenaga kesehatan
27
KMS dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulannya.
28
Melalui program KB dapat mengatur kelahiran anak.
29
Posyandu yang menyenangkan jika tempatnya cukup mewah.
30
Sebaiknya tidak perlu mengajak ibu balita lain ke posyandu, bila tidak mengetahui jadwal posyandu.
31
Balita yang kurang gizi mudah terserang penyakit.
32
Sebaiknya anak di bawa ke posyandu apabila sakit.
33
Kegiatan
posyandu
dilaksanakan
jika
tidak
dapat
sarananya
tidak
lengkap. 34
Anak mudah sakit jika berat badannya tidak naik tiga bulan berturut.
35
Balita tidak perlu mendapatkan perhatian dalam pemberian makanan karena menu untuk balita sama saja dengan anggota keluarga yang lain.
36
Seorang ibu tidak perlu perlu berkonsultasi dengan ahli gizi mengenai menu seimbang untuk balita.
III. SIKAP : IBU TERHADAP POSYANDU Anda diharapkan memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dengan melingkari salah satu jawaban yang tersedia yaitu : SS = Bila Sangat Setuju S = Bila Setuju TS = Bila Tidak Setuju STS = Bila Sangat Tidak Setuju No 01
Pernyataan
Jawaban
Walaupun tidak ke posyandu anak SS S TS STS saya tetap sehat
02
Posyandu
dapat
memberikan SS S TS STS
manfaat bagi kesehatan anak 03
Apabila sibuk saya tidak dapat SS S TS STS menyempatkan diri untuk datang ke posyandu untuk menimbang balita
04
Saya tidak akan datang ke posyandu SS S TS STS apabila tidak diajak oleh ibu bidan
05
Saya malu datang ke posyandu SS S TS STS karena anak saya kurus.
06
Saya tidak bisa datang ke posyandu SS S TS STS rutin karena agak jauh dari rumah.
07
Pelayanan kesehatan dasar yang SS S TS STS dilakukan di puskesmas bisa juga saya dapatkan di posyandu
08
Dengan KMS, ibu dapat memantau SS S TS STS
Diisi Petugas
pertumbuhan balita setiap bulannya. 09
Saya akan mengatur kelahiran anak SS S TS STS saya dengan mengikuti program KB.
10
Saya merasa senang ke posyandu SS S TS STS apabila tempatnya cukup mewah
11
Saya tidak akan mengajak ibu balita SS S TS STS lain ke posyandu bila saya tahu jadwal posyandu
12
Anak
akan
terserang SS S TS STS
mudah
penyakit apabila kekurangan gizi. 13
Keikutsertaan
ibu
ke
posyandu SS S TS STS
sebagai wujud peran serta dalam kegiatan posyandu. 14
Saya akan ke posyandu apabila anak SS S TS STS saya sakit
15
Saya tidak akan datang ke posyandu SS S TS STS apabila sarananya tidak lengkap
16
Saya takut anak mudah sakit jika SS S TS STS berat badannya tidak naik tiga bulan berturut.
17
Saya senang berkonsultasi dengan SS S TS STS ahli gizi tentang gizi seimbang bagi balita.
18
Saya dapat memperoleh pemberian SS S TS STS paket
pertolongan
gizi,
penimbangan, penyuluhan dan PMT (pemberian
makanan
tambahan)
melalui kegiatan posyandu. 19
Di posyandu saya dapat mempoleh SS S TS STS
paket pertolongan gizi barupa tablet besi, vitamin A, oralit, dan kapsul yodium. 20
Saya tidak dapat memperoleh tablet SS S TS STS tambah darah di posyandu.
21
Dengan menimbang berat badan SS S TS STS anak
saya
dapat
mengetahui
pertumbuhannya. 22
Imunisasi untuk ibu hamil tidak SS S TS STS perlu dilakukan di posyandu karena bukan pelayanan dari posyandu.
23
Pelayanan posyandu hanya dapat SS S TS STS memberikan vitamin A dosis tinggi kepada
anak
umur
1-4
tahun,
sedangkan bayi tidak. 24
Untuk melindungi anak saya dari SS S TS STS berbagai penyakit infeksi maka dilakukan imunisasi.
25
Saya dapat memantau pertumbuhan SS S TS STS berat
badan
anak
dengan
menimbang anak setiap bulan. 26
Bila berat badan anak saya di bawah SS S TS STS garis merah, maka hanya perlu istirahat saja.
27
Walaupun posyandu,
saya saya
tidak rutin tetap
ke SS S TS STS
dapat
membandingkan berat badan anak dengan bulan kemarin pada KMS. 28
Saya perlu memperhatikan pola SS S TS STS makan anak, bila berat badannya di
bawah garis merah. 29
Dengan cara menimbang, saya dapat SS S TS STS menilai kesesuaian berat badan anak dengan umur.
30
Jika anak saya diare dapat dilakukan SS S TS STS pemeriksaan
posyandu
untuk
mendapatkan
penanganan
lebih
lanjut. 31
Posyandu hanya merupakan tempat SS S TS STS pelayanan balita yang sakit.
32
Saya
merasa
keluarga
bahwa
berencana
pelayanan SS S TS STS (KB)
di
posyandu hanya dalam bentuk pil saja. 33
Pusat
kesehatan SS S TS STS
kegiatan
masyarakat
dalam
pelayanan
kesehatan dasar adalah posyandu. 34
Walaupun anak saya belum berumur SS S TS STS satu tahun tidak perlu mendapatkan imunisasi lengkap.
35
Alat untuk mencatat dan memantau SS S TS STS pertumbuhan serta perkembangan anak dapat melalui KMS.
36
Walaupun berat badannya tidak naik SS S TS STS anak
tidak
perlu
makanan tambahan.
mendapatkan
LAMPIRAN 4 REKAPITULASI IDENTITAS RESPONDEN
No
Nama Responden
Usia
Pekerjaan TB
PNS
23
PS
PTN
DGG
1
LL
Pendidikan
Alamat SD
1
RUKINI
WONOREJO
2
GINA
23
1
WONOREJO
3
DEWI
37
1
WONOREJO
1
4
LISDA I.
25
1
WONOREJO
1
5
ST AMINAH
25
1
SUMBER REZEKI
6
PURWANI
30
1
SUMBER REZEKI
7
ARBAATUN
29
8
YAYUK
25
1
SUMBER REZEKI
1 1 1
9
ST. AMARWATI
22
1
SUMBER REZEKI
LESTARI
25
1
WONOREJO
1
11
NURAINI
23
SUMBER REZEKI
1
12
LIESTARI A.
25
13
LAMSIAH
25
1
14
SAJIEM
30
1
15
TITIK W.
24
16
ERNA S.
35
17
JANAH
27
18
MURTINI
22
1
WONOREJO
19
DARIATI
29
1
WONOREJO
1
20
ST HIDAYAH
28
WONOREJO
1
21
FITRIANI
26
1
SUMBER REZEKI
22
MARLINA
30
23
SUMIATI
30
24
INDRAWATI
36
1
SUMBER REZEKI
25
SUPENTI
23
1
SUMBER REZEKI
26
NGATMIRAH
40
27
SILISTYOWATI
22
28
SRIYANI
35
29
ERMAWATI
30
30
TUTI S.
20
31
MARIATUN
29
1
32
SRI WILUJENG
24
1
33
TITIK
36
34
FUJI LESTARI
21
35
DIANA
20
36
IDA ROYANI
24
1
SUMBER REZEKI
37
NORASIAH
26
1
WONOREJO
1
38
YULIANA
26
1
SUMBER REZEKI
1
39
SRIANI
26
1
WONOREJO
40
MIRA PRIATI
20
1
WONOREJO
41
SAELAH
37
1
WONOREJO
42
SUMIATI
31
1
WONOREJO
1
1 1 1
1 1 1
1 1
1
WONOREJO
1
WONOREJO
1
WONOREJO
1
WONOREJO
1
WONOREJO
1
WONOREJO
1 1
1
WONOREJO
1
SUMBER REZEKI
1
SUMBER REZEKI
1 1 1
SUMBER REZEKI
1
1
SUMBER REZEKI
1
1
WONOREJO
1
1
WONOREJO WONOREJO
1 1
SUMBER REZEKI 1
1
SUMBER REZEKI
1
1
SUMBER REZEKI 1
SUMBER REZEKI
PT
1
10
1
SMU
1
WONOREJO 1
SLTP 1
1 1 1
1 1 1 1
43
TUKIYEM
29
44
WIWIK
32
45
MAINAH
34
JUMLAH
1
WONOREJO 1 1
13
1
0
23
8
1
WONOREJO
1
SUMBER REZEKI 0
1 24
16
4
1