TERBITAN DWIMINGGUAN
GELIAT KOTA METROPOLITAN
EDISI XV / AGUSTUS 2008
http://inforkom.palembang.go.id
Walikota Serukan Gerakan Hemat Energi
Palembang, WK Walikota Palembang Ir H Eddy Santana Putra MT menginstruksikan seluruh instansi (dinas/badan/kantor) di lingkungan pemerintah kota Palembang melakukan gerakan hemat energi. “Seluruh instansi tidak boleh berlebih-lebihan. Siang hari tidak usah pakai lampu dan bisa lebih hemat. Langkah ini dilakukan guna efisiensi dan penghematan anggaran,” kata Eddy, Selasa (12/8). Ia menambahkan, Pemkot Palembang akan mendukung berbagai kebijakan pemerintah pusat terkait dengan energi. Seperti program pipanisasi gas perkotaan. “Namun, hal yang paling mudah tentu penghematan energi konkret, seperti mematikan lampu di siang hari, penggunaan lampu hemat energi atau mengurangi suhu air conditioner (AC) tidak kurang dari 25 derajat Celsius,” Eddy mencontohkan. Mengenai surat edaran kepada sejumlah instansi, Eddy mengaku saat ini masih mengkaji kembali dan surat tersebut akan dikeluarkan bila diperlukan. Kendati demikian, menurut Eddy, adanya instruksi presiden agar setiap instansi melakukan penghematan dapat dijadikan dasar atau landasan bagi setiap
instansi melakukan penghematan. Marwan Hasmen, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang, meminta setiap instansi dalam beraktivitas mengurangi pemakaian energi secara berlebihan. Marwan menegaskan, para petugas harus mematikan lampu kantor apabila tidak ada aktivitas kerja atau setelah jam kerja selesai. Lampu-lampu penerangan ruangan yang masih menggunakan lampu pijar pun diminta segera diganti dengan lampu hemat energi. Meski begitu, di beberapa instansi ada peralatan yang tidak boleh dimatikan dan harus stand by beroperasi. Seperti server, switch, router, modem, AC ruang server, AC ruang PABX, UPS,PABX, Wi-Fi hot spot, kamera CCTV, mesin peresensi, faksimile, dan repeater komunikasi radio. Bila dimatikan tentu akan menjadi persoalan tersendiri. Ketua Komisi II DPRD Palembang Zuhri Lubis menyambut positif gerakan hemat energi yang diserukan eksekutif. Namun menurut dia, idealnya instansi swasta juga melakukan hal yang sama. “Tapi, penghematan energi jangan sampai menimbulkan kerawanan seperti pemadaman,” Zuhri mengingatkan. (yat)
2
Teras
EDISI XV / AGUSTUS 2008
Salam Redaksi Diterbitkan Oleh: DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA PALEMBANG SUSUNAN REDAKSI Pengarah: Drs. H. Rismalyani Kepala Dinas Inforkom Kota Palembang Penanggung Jawab: Kasubdin Pelayanan Inforkom Kota Palembang Pemimpin Redaksi: Drs. H. Thamrin Redaktur Pelaksana: Hidayatullah Adronafis, SE Sekretaris Redaksi: Tuty Eliaty Efrodina, SH Keuangan: Zamhari, S.Sos, Zubaidah Staf Redaksi: Bambang Irawan S, SH Drs. H. Thamrin, Hj. Djuwita Ghazali,SH, Hj. Asmawaty Thohironie, SH, Drs. Husin Djauhari, Iin Indraswari, S.Kom, Indra Sena Wirawan, SE, Lilik Wijayanti, Widya Oktarina, ST, Hidayatullah Adronafis, SE, Rio Esha Saputra Juan Kelly, SH Fotografer: Mastop, SH, Sairin, Winardi, SE Desain Grafis/Lay Out: Djoean Kellij Distribusi: Syahlan, Junaidi Alamat Redaksi: Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Palembang Jl. Nyoman Ratu No.1271 Palembang (Depan Wisma Prodexim) Telp. : (0711) 352271 Fax : (0711) 353262 Website: http:// inforkom.palembang.go.id E-mail:
[email protected] Percetakan: CV. JAYA SEMPURNA (Isi di luar tanggung jawab percetakan)
Gerakan Hemat Energi Perlu Kesadaran dan Inovasi KRISIS energi yang terjadi di republik ini sejatinya merupakan persoalan klasik yang juga menimpa negara-negara lain di dunia. Pada era Napoleon, Inggris takut kehabisan pohon ek untuk membangun kapal perang. Di abad 19, sebelum ditemukan listrik, manusia takut kehabisan wax untuk lilin. Di awal revolusi industri, banyak negara takut kehabisan batubara untuk menjalankan roda industri. Di abad 20, kita takut tidak bisa lagi beraktifitas karena kehabisan minyak. Yang paling terkenal mungkin krisis energi atau krisis minyak pada 1973-1974. Memang benar bahwa untuk membangun diperlukan energi. Tanpa energi, industri tidak akan bisa bekerja, sistem transportasi berhenti, dan mungkin kita harus kembali ke zaman kegelapan dalam pengertian tidak adanya penerangan. Di sisi lain, sumber daya alam seperti minyak, gas dan batubara yang selama ini menjadi tulang punggung bagi pemakaian energi tidak ada jaminan akan terus eksis. Pun begitu dengan sumber daya yang lain semisal sumber daya air. Suatu saat energi alami tersebut akan berkurang, dan mungkin saja akan habis. Karena itu, dalam hemat kami, apa yang dilakukan pemerintah nasional melalui Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang penghematan energi dan air demi mengefisienkan anggaran negara mesti direspon positif. Instruksi ini merupakan upaya pemerintah mengubah mindset masyarakat dalam mengonsumsi energi. Selama ini, begitu banyak uang rakyat melalui APBN yang harus tersedot untuk subsidi demi mensiasati kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik. Padahal, dengan melakukan upaya penghematan hal ini seharusnya bisa dikurangi. Mengandalkan pemerintah sebagai aktor utama dan pertama yang harus melakukan penghematan energi memang benar. Karena sebagai penyelenggara pemerintah tentu mengonsumsi energi dalam
volume yang besar. Tapi ini belumlah cukup. Perilaku hemat energi ini harus menjadi kesadaran semua pihak, bukan cuma pemerintah. Menghemat energi dapat dimulai dari individu, kelompok, perusahaan swasta hingga ke muara yang lebih besar, masyarakat. Pemerintah perlu mendorong masyarakat untuk melakukan tiga hal. Yakni Reduce (mengurangi pemakaian energi), Reduse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang) energi. Program reduse dilakukan dengan menstimulasi masyarakat untuk menggunakan energi alternatif, mendorong konservasi air di daerah aliran sungai. Selain itu, untuk jangka panjang, pemerintah tetap perlu melakukan inovasi dan kreasikreasi baru mengganti sumber daya dengan memanfaatkan potensi sumber daya kita yang melimpah. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan pengembangan biofuel, bio energi dari etanol, pengembangan biogas. Pembatasan penggunaan mobil pribadi sebagai salah satu upaya mengerem tingkat konsumsi energi bukanlah solusi final. Begitu pula dengan pemadaman secara bergilir pada saat beban puncak, tapi boros pada saat bukan beban puncak pun bukanlah solusi yang tepat. Itu mungkin perlu dilakukan. Tapi, terpenting penanaman kesadaran serta inovasi tanpa henti. Mungkin itu. (***)
daksi, e R m Sala
KRONIKA 140 Rumah Tradisional untuk warga Miskin PEMKOT Palembang akan membangun sebanyak 140 rumah tradisional baru diatas lahan seluas dua hektar di Jaya Laksana Kelurahan 3-4 Ulu. Pembangunan perumahan ini di desain guna menggantikan kawasan permukiman kumuh di wilayah tersebut. Dari total 140 unit rumah tradisional yang akan dibangun, sebanyak 68 unit akan berbentuk rumah panggung dan sisanya berupa rumah tanah dengan tipe 36 atau tipe rumah sederhana. Adapun anggaran untuk pembangunan ini terdiri dari Rp 16 miliar dari pemerintah pusat melalui APBN untuk pembangunan infrastruktur, serta Rp 1,5 miliar dari Pemkot Palembang guna pembebasan lahan. Proyek ini akan dimulai pada bulan September 2008 dengan kontraktor swasta Network Urban Sub Sector Project (NUSSP). “Bagi warga miskin yang menghuni, boleh membayar secara cicilan yakni Rp 12.50015.000 selama 20 tahun. Ini salah satu bentuk upaya mewujudkan Palembang sebagai kota metropolitan,” kata Asisten II Pemkot Palembang, Apriady S Busri. (wid)
EDISI XV / AGUSTUS 2008
3
Warta Utama
Pemkot Palembang akan Rekrut 606 PNS Jatah dari Pemerintah Pusat Palembang, WK Kabar gembira bagi Anda yang ingin mengabdi sebagai PNS. Menurut Sekretaris Daerah Kota Palembang Marwan Hasmen, Pemerintah Kota Palembang dalam waktu dekat akan merekrut sebanyak 606 PNS. Rinciannya, 353 untuk formasi umum dan 253 untuk tenaga honorer. Jumlah ini merupakan jatah yang diberikan pemerintah pusat melalui Kementrian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menneg PAN). “Namun khusus untuk honorer akan diprioritaskan yang telah masuk database Badan Kepegawaian Negara (BKN). Jika tidak, maka belum dapat diterima tahun ini. Mengenai formasi untuk umum masih kita lihat lagi kebutuhan Kota Palembang,” kata Marwan, Rabu (6/8). Mengenai waktu penerimaan dan formasi darimana saja yang bisa di terima, menurut Marwan belum dapat ditentukan karena masih menunggu petunjuk teknis dari Kementerian PAN dan BKN. Marwan menerangkan, dengan penambahan jumlah PNS ini, secara otomatis anggaran gaji bagi pegawai Pemerintah Kota Palembang akan membengkak. Pemerintah diperkirakan akan mengeluarkan dana senilai Rp 40 miliar setiap bulannya guna menggaji para abdi negara ini. Beberapa waktu lalu Menneg PAN Taufik Effendi menyatakan bahwa peme-
rintah akan mengalokasikan 250.000 formasi PNS untuk pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota, serta 50.000 formasi untuk pemerintahan pusat. Untuk pelamar umum tahun ini sekitar 217.000 formasi. Sisanya, 83.000 formasi dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan tenaga honorer di pusat dan daerah yang dibagi lagi menjadi 17.000 formasi untuk tenaga honorer di instansi pusat dan 68.000 formasi untuk tenaga honorer di daerah. ”Jumlah tenaga honorer yang kita terima 920.702 orang. Sisanya yang belum diselesaikan sebanyak 163.565 honorer. Tahun ini, akan diselesaikan 83.000 dan tahun depan 83.565 honorer,” terang Taufiq Effendi. Tidak untuk Lulusan SMA, Butuh Akuntan Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palembang MY Badaruddin, mengatakan, penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk 2008 bagi pelamar umum tidak ada formasi bagi lulusan SMA. Karena tenaga lulusan SMA sudah tercakup pada tenaga honorer saat ini yang akan diangkat sebagai PNS. “Kemungkinan paling minimal untuk CPNS adalah formasi dari lulusan D-3,” kata Badaruddin. Ditambahkannya, kebutuhan sementa-
HMY BADARUDDIN
ra CPNS di lingkungan Pemkot Palembang masih akan dibahas. Namun, dia memperkirakan pemkot akan banyak membutuhkan tenaga akuntan yang profesional. ”Hal ini berdasarkan tuntutan Permendagri No 13 yang menyatakan bahwa setiap SKPD diharuskan mempunyai tenaga pengelola keuangan,“ katanya sembari menambahkan, pihaknya akan merekrut lulusan akuntansi yang masih baru (fresh graduate) dan mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang besar. (yat)
Reklame dan Spanduk “Liar” akan Ditertibkan Palembang, WK Sejumlah reklame dan spanduk komersial di beberapa ruas jalan di kota metropolis disinyalir masih banyak yang belum memiliki izin maupun diperpanjang masa perizinan o- HJ. SUMAIYAH leh pemiliknya. Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dalam waktu dekat akan melakukan penertiban. Penertiban akan dilakukan tim gabungan yang terdiri dari Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), Dinas Tata Kota, serta Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP). Hal ini di ungkapkan oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Palembang, Hj Sumaiyah HZ, Senin (4/8). “Namun, sebelum mengambil tindakan, kita masih memberikan toleransi de-
ngan batas waktu seminggu kepada pemilik untuk mengurus izin,” kata Sumaiyah. Selain toleransi sepekan, kata Sumaiyah, terlebih dahulu pihaknya melayangkan surat teguran kepada para pemilik reklame dan spanduk komersial tersebut. Surat pemberitahuan pertama di beri jangka waktu sebulan sebelum keluarnya surat teguran kedua. Selanjutnya, surat teguran ketiga dikeluarkan dengan jangka waktu dua pekan, sampai keluar perintah pembongkaran. Menurut Sumaiyah, selain untuk menyadarkan para pelaku usaha dalam membayar pajak, tujuan dari penertiban ini juga untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) dari pajak pemasangan reklame dan spanduk. Selama ini penerimaan pajak dari kedua item ini menjadi andalan untuk mendongkrak PAD. “Tahun 2008 ini, PAD dari sektor reklame kita targetkan lebih dari Rp 2 miliar. Kita yakin akan tercapai karena hingga akhir Juli saja telah terkumpul Rp 1 miliar,” katanya.
Dapat Stiker Sumaiyah mengatakan, sebagai bukti telah membayar pajak reklame, maka para pemilik usaha akan mendapatkan stiker dan stiker itu harus dipasang di depan tempat usaha masing-masing. “Kalau belum ada stiker, maka akan ketahuan kalau pengusaha itu belum bayar pajak reklame,” kata Sumaiyah sembari menambahkan, setiap hari Dispenda menurunkan beberapa petugas melakukan pengawasan. Kepala Satuan (Kasat) Pol PP Kota Palembang Lidrin Lubay menyatakan pihaknya siap menurunkan reklame maupun spanduk komersial yang tidak taat membayar pajak. “Sesuai instruksi Wali Kota Palembang, bagi reklame maupun spanduk yang disinyalir belum membayar pajak segera ditindak. Tetapi, waktunya belum kita tetapkan. Perlu koordinasi dahulu dengan dinasdinas lain,” kata Lidrin. (sen)
4
Liputan Kota
EDISI XV / AGUSTUS 2008
Jumlah Warga Miskin Meningkat Palembang, WK Pemkot Palembang tampaknya harus bekerja lebih keras lagi. Pasalnya, dari data yang dilansir Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, jumlah penerima kesehatan gratis di Palembang pada tahun ini mengalami lonjakan sekitar 13,3 persen bila di bandingkan pada 2006. Pada saat itu, jumlah kuota masyarakat miskin pasien Askeskin/SKTM “hanya” sekitar 403.663 jiwa. Tahun ini, jumlah tersebut membengkak hingga 465.695 jiwa. Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Marwan Hasmen, adanya penambahan kuota peserta jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) sebagai pengganti Askeskin, merupakan indikasi terjadinya peningkatan jumlah warga miskin, meski sebagian di antara mereka bukan warga Kota Palembang. “Kuota Jamkesmas meningkat, berarti jumlah orang miskin bertambah. Kita akan cek ke lapangan, apakah benar jumlahnya sebesar itu,” ujar Marwan, usai menghadiri penyerahan kartu Jamkesmas dari PT Askes ke sejumlah camat di ruang II lantai 3 Pemkot Palembang, beberapa waktu lalu. Menurut Marwan, penerima kartu Jamkesmas akan kembali dicek, apakah sudah sesuai kriteria masyarakat miskin. Jika tidak, maka kartu tersebut akan ditarik. Dalam waktu dekat pemkot juga akan melakukan sweeping dengan memberikan tanda bagi rumah tangga miskin dengan warna hijau dan merah. Kartu yang diberikan harus sesuai. Bila
“Kuota Jamkesmas meningkat, berarti jumlah orang miskin bertambah.” Drs. H. Marwan Hasmen penerima kartu Jamkesmas telah meninggal, pindah alamat, atau sudah tidak layak lagi, kartunya harus segera ditarik dan tidak boleh dialihkan atau dibaliknamakan,” kata Marwan. Distribusi kartu Jamkesmas diinstruksikan paling lambat 31 Agustus 2008. Karena terhitung pada 1 September 2008, SKTM atau Askeskin dinyatakan sudah tidak berlaku lagi. Disinggung mengenai kemungkinan adanya warga yang benar-benar miskin tapi belum menerima kartu Jamkesmas, Marwan mengatakan mereka akan difasilitasi melalui kebijakan khusus pemkot
atau dapat ditanggung dari pos Dinas Kesejahteraan Sosial. Sementara itu, Senior Manager PT Askes (Persero) Cabang Utama Palembang Oni Jauhari mengatakan, peserta Jamkesmas akan dilayani seluruh rumah sakit (RS) pemerintah dan swasta. Untuk pelayanan rawat inap akan dilayani di kelas III, termasuk pelayanan kesehatan dan obat. Adapun rumah sakit swasta yang melayani Jamkesmas, antara lain RS Mu-hammadiyah, RSI Khadijah, RS Pusri, dan RS lainnya. Untuk pelayanan darurat, semua warga yang tidak mampu akan mendapatkan pelayanan. Dengan catatan, mereka (warga miskin) telah terdaftar dan ada dalam database berdasarkan surat keabsahan peserta (SKP). Menurut Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Dasril Sairin, selain kepada warga miskin, pemerintah juga memasukkan anak jalanan, gelandangan dan pengemis yang berada pada panti rehabilitasi sebagai pendataan tambahan dari program jamkesmas. “Jumlahnya saat ini sekitar 286 orang,” kata Dasril. Dinkessos kata Dasril saat ini juga terus melakukan pendataan sehingga di dapat data yang akurat. Kendati demikian upaya ini diakui masih cukup sulit direalisasikan. “Sebab, anjal dan gepeng tidak terus menetap dalam satu kota. Bahkan disinyalir, mereka kerap berpindahpindah dari satu daerah ke daerah lain,” katanya. (wid)
Penunggak Pajak akan Ditindak Palembang, WK Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang akan memberikan peringatan keras dengan menggelar operasi yustisi ke sejumlah hotel dan restoran. Pasalnya para pemilik tempat-tempat tersebut ditengarai masih banyak yang belum membayar pajak. “Kita segera terjunkan Satpol PP untuk memberikan peringatan kepada penunggak. Bila tetap diacuhkan, akan dibuatkan berkas untuk disampaikan kepada Wali Kota Palembang. Dengan begitu, mereka (pemilik hotel dan restoran) dapat diproses,” kata Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang (Dispenda) Sumaiyah MZ Berdasarkan data Dispenda, tunggakan pajak hotel sejak 2007–2008 sebesar Rp 294.088.093, dengan jumlah penunggak 64 hotel yang didominasi hotel kelas melati. Begitu pula dengan tunggakan pajak restoran, tercatat Rp 146.615.638 dari 195 penunggak pajak. Total tunggakan pajak dari hotel dan restoran senilai Rp 440 juta. Pemerintah menargetkan pajak hotel 2008 sebesar Rp 6,5 miliar, dan target pajak restoran sekitar Rp12,5 miliar. Hingga Juni saja, pajak hotel baru terea-
BEBERAPA BANGUNAN HOTEL DI KOTA PALEMBANG YANG KEHADIRANNYA MEMBERIKAN ANDIL YANG BESAR BAGI PAD KOTA PALEMBANG
lisasi Rp2.707.533.674 (41,65 %), sedangkan pajak restoran Rp. 6.610.404.815 (52,88 %). Walikota Palembang Eddy Santana Putra meminta para wajib pajak (WP) segera melunasi kewajibannya. Bila tidak, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan undang-undang dan perda yang ada.
“Sumber pendapatan daerah berasal dari pajak, karena Palembang tidak memiliki sumber kekayaan alam, seperti minyak dan gas bumi,” kata Eddy. Menyikapi hal ini, Ketua Komisi II DPRD Palembang Zuhri Lubis meminta aparat berwenang lebih proaktif lagi dengan melakukan penagihan pajak secara intensif. (rio)
EDISI XV / AGUSTUS 2008
5
Liputan Kota
Realisasi Perbaikan Jalan Belum Optimal Palembang, WK Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Palembang didesak segera merealisasikan perbaikan dan peningkatan jalan di kota metropolis. Pasalnya, dari 331 proyek jalan yang ada di dinas tersebut baru terlaksana sekitar 50 persen dari total panjang jalan 747,922 km yang direncanakan. Padahal, pemerintah kota sudah menganggarkan dana senilai Rp 60,8 miliar dari APBD Kota Palembang tahun 2008. “Kita juga meminta PU mengingatkan kontraktor yang belum bekerja agar segera memulai pekerjaannya sebagai tahap awal,” kata Ketua Komisi III DPRD Kota Palembang Ilyas Hasbullah, Senin (4/8). Wakil rakyat khawatir, bila tidak segera dimulai, pekerjaan itu tidak akan selesai tepat waktu sehingga berdampak pada kualitas pekerjaan, apalagi waktu pengerjaan sangat singkat. Dinas PU juga diminta segera melengkapi segala persyaratan teknis seperti papan nama kegiatan proyek, nama perusahaan yang mengerjakan, panjang dan nilai proyeknya, serta
KIRA TARIGAN
waktu pengerjaan, agar masyarakat dapat mengetahuinya. “Sebenarnya permasalahan kontraktor yang belum memulai pekerjaan ini tidak perlu terjadi bila para kontraktor pemenang tender tersebut profesional,” sindir Ilyas.
Sementara itu, Wakil rakyat dari Partai Demokrat, Mulyadi, meminta Dinas PU secepatnya menyelesaikan pekerjaannya karena saat ini masyarakat telah menanti realisasi proyek jalan tersebut. Mulyadi juga mengingatkan pihak pelaksana untuk bekerja sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dengan anggota dewan. “Kita minta segera dikerjakan dan pengerjaan harus sesuai dengan usulan masyarakat,” tegas Mulyadi. “Masyarakat harus ikut mengawasi pelaksanaan proyek, terutama ketua RT. Dengan begitu, pekerjaan yang dihasilkan dapat sesuai dengan harapan. Namun, bila tidak berjalan semestinya, segera dilaporkan,” tambahnya. Keterlambatan pengerjaan jalan ini diakui oleh Kepala Dinas PU Kota Palembang Kira Tarigan. “Sebagian mengaku terhambat karena masalah semen dan keterbatasan dana. Namun kita sudah mengingatkan mereka untuk mulai bekerja,” ujar Kira sembari menambahkan pihaknya akan terus melakukan pemantauan. (wid)
Penimbun Rawa Ilegal Harus Ditindak Tegas
ILYAS HASBULLAH
Palembang, WK Maraknya aktivitas penimbunan rawa tanpa izin membuat gerah wakil rakyat di DPRD Kota Palembang. Mereka mendesak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Palembang sebagai instansi yang berwenang menegakkan implementasi peraturan daerah tentang rawa segera bersikap. “Kita minta Dinas PU bertindak tegas terhadap pihak yang melakukan pe-
nimbunan tanpa izin atau tidak sesuai syarat,” kata Ketua Komisi III DPRD Kota Palembang Ilyas Hasbullah. Dari hasil pantauan, kata Hasbullah, frekuensi penimbunan rawa di kota metropolis saat ini kian meningkat. “Seperti terlihat di kawasan Musi II dan Jalan Soekarno Hatta,” ujar Hasbullah. Padahal, lanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembinaan Retribusi Pengendalian dan Pemanfaatan Rawa, penimbunan hanya dapat dilakukan pada tempat tertentu. “Contohnya pada rawa reklamasi. Itu pun dengan syarat menyediakan drainase dengan batasan tertentu,” ujar Hasbullah. Dikatannya, penimbunan di daerah rawa baru dapat dilakukan bila Dinas PU telah mengeluarkan izin penimbunan yang dibuktikan dengan pemasangan papan izin penimbunan. “Langkah ini bukan untuk menghambat investasi, melainkan agar perda dapat berjalan maksimal. Meski demikian, pemilik tanah yang telah memenuhi syarat jangan dipersulit tapi justru dibantu agar proses perizinannya cepat selesai,” kata Hasbullah, sembari meminta masyarakat dan serta perangkat pemerintahan seperti
camat, lurah serta RT proaktif melakukan pengawasan. Akan Distop Menanggapi hal ini, Kasubdin Pengembangan Sumber Daya Air Yahya Ilyas mengatakan pihaknya terus memantau aktivitas penimbunan rawa. “Saat ini kita sedang memproses empat usulan penimbunan, di antaranya pada kawasan itu (Musi II),” kata Yahya. Disinggung mengenai belum dipasangnya papan izin proses penimbunan pada sejumlah lokasi, menurut Yahya disebabkan pengajuan izin penimbunan masih dalam proses. Pihaknya menjamin akan mengawasi penimbunan sesuai prosedur. “Setelah izin selesai, papan izin segera kita pasang,” janjinya. Dijelaskannya, izin penimbunan akan diberikan apabila memenuhi ketentuan dari perda. Izin tidak akan diberikan pada rawa yang di peruntukan bagi konservasi lingkungan, serta rawa yang bersifat budi daya. “Bila ada penimbunan tanpa izin atau melebihi ketentuan, akan kita stop,” demikian Yahya. (ryo)
6
Liputan Kota
EDISI XV / AGUSTUS 2008
14 Tiang untuk Jembatan Ampera Pemasangan Fender 50 Kali Ditabrak Tetap Aman Palembang, WK Jembatan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) yang dibangun sejak 1962 saat ini kondisinya memang masih kokoh sebagai lalu lintas transportasi di Kota Palembang. Kendati demikian, beberapa tahun ke depan tidak ada jaminan jembatan ini kondisinya masih tetap stabil. Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan penambahan pembangunan struktur fender (dolphin) pada jembatan agar tetap kuat. Pembangunan struktur fender juga dimaksudkan agar kapal besar maupun kapal tongkang yang melintas di bawah tidak menumbuk secara langsung pilar jembatan. Konsep pembangunan fender inilah yang ditawarkan PT Partono Foundas Eng Consultant (PT PFEC) melalui Direkturnya Dr Ir FK Supartono, saat presentasi di di Ruang Rapat Gubernur Sumsel, Rabu (13/8). “Konsep fender yang ditawarkan PT PFEC yaitu fender yang ekonomis berbentuk oval dengan panjang 17 meter dan lebar 9 meter. Tiang pancangnya dari pipa baja dan di rencanakan sebanyak 14 buah dengan diameter 1 meter. Konfigurasi tiang pancangnya akan dipasang tegak dan miring sesuai dengan perkiraan arah tumbukan kapal,” terang Supartono Nantinya, struktur fender akan terdiri dari pelat beton setebal 1,5 meter dan balok beton berukuran 0,6 meter x 2,8 meter yang mengelilingi pelat beton serta tiang pancang dari 14 pipa baja bergaris tengah 1 meter dan tebal 16 milimeter. Selain itu, struktur tersebut akan disesuaikan dengan spesifikasi tongkang berkapasitas 6500-7500 ton dengan panjang 92 meter dan lebar 25 meter. Pada beban tersebut, di perkirakan kedalaman tongkang akan mencapai -5,5 meter. Dikatakan Supartono, perencanaan struktur ini dasarkan pada metode energi dimana energi kinetik dari kapal atau ponton yang menumbuk akan diserap sebagian oleh fender. ”Kondisi terburuknya, bila ponton meluncur tanpa kendali mengikuti kecepatan arus 0,7 meter/detik, gaya tumbukan kapal ke fender diperkirakan 1,96 juta newton meter (Nm). Karena adanya tahanan air pada tiang-tiang fender maka gaya tersebut di perkirakan berkurang menjadi 1,47 juta Nm. Dan fender yang tepat menurut kita adalah super arch fender jenis SV1000H grade V1,” terang Supartono. Supartono menjelaskan, struktur fender yang akan dibangun selama 4 bulan ini di harapkan dapat memproteksi keamanan pilar-pilar jembatan. Bahkan menurutnya, meskipun sampai pada hitungan 50 kali ditabrak, kondisi Ampera akan tetap aman. “Telah dilakukan simulasi tumbukan tongkang/kapal terbesar (sesuai dengan
data yang diberikan PT BA) yang menumbuk pada fender dalam 4 variasi tumbukan dengan asumsi kapal/tongkang bergerak tidak terkendali sesuai dengan kecepatan arus sungai normal (dari hasil pengukuran),” ungkapnya. Ditambahkannya, “ Hasil analisa, usai terjadinya tumbukan antara kapal dengan fender, deformasi (lendutan) dolphin sesaat diperkirakan 10-17 cm,” Asisten I Pemprov Sumsel Abdul Shobur menyambut positif rencana pembangunan struktur penguat Jembatan Ampera ini. Kendati demikian ia mengatakan rencana ini perlu dibahas lebih lanjut. “Kita perlu ada koordinasi lagi mengenai pendanaan. Apakah biaya membangun fender ini dibebankan kepada Pemprov, Pemkot Palembang atau ada pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti PT BA yang kapalnya selalu
melalui jembatan atau pihak swasta lainnya,” kata Shobur. ”Kita ingin pembangunan ini konkrit dan dananya tersedia hingga bisa segera di lakukan,” tambahnya. Menurut Direktur Operasi Distribusi PT BA Milawarman, dana pembangunan fender tersebut diperkirakan sebesar Rp 10 miliar. Namun, untuk mulai pembangunan masih perlu koordinasi termasuk proses tender pengerjaan, pendanaan, serta konsultan pengawasan. “Masih akan dibahas lebih lanjut, termasuk paparan ini,” ujarnya. Hadir pada acara ini Sekda Provinsi Sumsel Musyrif Suwardi, Asisten I Pemprov Sumsel Abdul Shobur, Kadishub Kota Palembang Syaidina Ali, Perwakilan PT BA, Perwakilan Pelindo, Bappeda, PU Bina Marga, PU Pengairan, PU Cipta Karya, serta pihak-pihak terkait lainnya. (yat)
Bagian Tengah Ampera akan Difungsikan
AMPERA TEMPO DULU, SAAT BAGIAN TENGAHNYA MASIH BERFUNGSI.
Palembang, WK Jembatan Ampera merupakan jembatan kebanggaan masyarakat Sumsel. Jembatan terpanjang di Pulau Sumatera dan mulai dibangun pada 1962 di masa Presiden RI Pertama Ir. Soekarno ini dikenal unik dan memiliki banyak keistimewaan. Bagian tengah jembatan ini dulunya dapat diangkat ketika sebuah kapal besar melintas. Terdapat juga sebuah lift untuk menaiki menara dan menikmati pemandangan indah di sekitarnya. Sayang, jembatan yang pengerjaannya selesai pada 1965 ini, karena faktor usia sekarang tidak berfungsi lagi. Karena itu, Pemprov Sumsel berencana memfungsikan kembali sistem hidraulik pengangkatan bagian tengah dan lift menara jembatan ini. Bila sistem pengangkatan difungsikan, banyak manfaat yang akan diperoleh. “Misalnya pada momen tertentu, kita angkat bagian tengah jembatan dan dimeriahkan dengan acara tertentu. Tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Palembang,” ujar Asisten Pemerintahan Setda Prov Sumsel H
FOTO:IST.
Abdul Shobur. Pun apabila lift difungsikan, kata Shobur, maka kian menarik minat bagi para pengungjung maupun wisatawan yang ingin menikmati Ampera dari atas menara. “Untuk merealisasi wacana tersebut, memang dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan, diperkirakan hampir sama dengan membangun sebuah jembatan baru,” ungkap Shobur. Secara teknis, dalam estimasi Kepala Satuan Kerja Nonvertikal Tertentu Jalan dan Jembatan Kota Palembang Aidil fiqri, setidaknya dibutuhkan dana sebesar Rp 200 hingga 300 miliar guna merenovasi serta memfungsikan kembali Jembatan Ampera seperti sediakala. Sementara itu, menurut Kepala Bappeda Palembang Lukman Hakim, wacana renovasi Jembatan Ampera meski menelan dana yang sangat besar sangat dimungkinkan. “Asalkan didukung dengan penyiapan infrastruktur pendukung, seperti jembatan pendamping yang lain seperti Jembatan Musi III,” kata Lukman. (yat)
EDISI XV / AGUSTUS 2008
7
Opini
Golput dan Ancaman Hancurnya Demokrasi Oleh: Umar HS EMASUKI Pemilu 2009, wacana golput kembali mengemuka. Banyak pihak memperkirakan angka golput pada Pemilu 2009 akan meningkat tajam. Hasil Survey Lembaga Survey Indonesia (LSI) memperkirakan, pada Pemilu 2009 nanti tingkat partisipasi pemilih akan turun menjadi antara 60-70 persen. Peningkatan ini dimungkinkan dengan semakin tingginya kekecewaan masyarakat terhadap perilaku partai politik dan wakil rakyat di DPR dan DPRD. Betapa tidak, pemilu dan pilkada yang digelar selama ini dianggap tidak menghasilkan perubahan. Masyarakat menganggap, pemilu dan pilkada hanya membuang-buang waktu, energi, dan biaya saja. Kekecewaan itu begitu mengemuka ketika pemerintahan Orde Baru tumbang dan muncul sistem multipartai dan pilkada, ada harapan para elite politik baru bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Ternyata, harapan itu tidak menjadi kenyataan. Banyak politisi, termasuk di daerah, justru menambah masalah. Misalnya, tidak sedikit elit politik baru di partai politik, DPR, DPRD maupun di eksekutif (gubernur, bupati/wali kota) terlibat kasus korupsi. Penyelenggaraan pilkada di sejumlah daerah sudah menunjukkan meningkatnya jumlah mereka yang tidak menggunakan hak memilih (golput). Meskipun belum terbukti apakah meningkatnya golput pada beberapa pilkada berhubungan juga dengan meningkatnya golput pada pemilu 2009 nanti. Tren menurunnya angka partisipasi pemilih di pemilu dan pilkada berlawanan dengan pandangan Huntington. Dalam bukunya, The Third Wave: Democratization in the Late Twentieth Century (1991), ia mengemukakan, di sebagian besar negara demokrasi baru, tingkat pemberian suara di pemilu nasional pada masa transisi memang tinggi, lalu menurun pada pemilu-pemilu berikutnya. Menguatnya golput ini memang tidak lepas dari kecenderungan pemilih yang belakangan ini kritis dan apatis apalagi ada ajakan dari beberapa tokoh nasional agar masyarakat memilih golput. Sejumlah studi tentang perilaku memilih menunjukkan ketidakpercayaan terhadap partai politik dan politisi. Di banyak negara, sikap kritis dan apatis cenderung meningkat (Diamond dan Gunther, 2001). Liputan media yang menyoroti kebobrokan partai politik dan politisi kian memerosotkan citra partai dan politisi (Gunther dan Mudhan, 2000). Di tengah makin berdengungnya suarasuara yang memprediksikan tingginya
M
“Anjloknya kepercayaan rakyat terhadap demokrasi, yang ditandai dengan ketidakpedulian mereka terhadap partai dan figur calon pemimpin” angka golput di Pemilu 2009 yang sedikit banyak dipengaruhi oleh adanya anjuran dari tokoh-tokoh tertentu untuk golput. Jika ini terjadi dalam pemilu 2009 nanti jelas sebuah ancaman kehancuran bagi kehidupan berdemokrasi di mana masyarakat tak peduli dengan pergerakan roda pemerintahan. Ajakan golput dan ketidakpedulian tak boleh di biarkan. Anjloknya kepercayaan rakyat terhadap demokrasi, yang ditandai dengan ketidakpedulian mereka terhadap partai dan figur calon pemimpin, tidak boleh makin kronis. Jika itu terus terjadi, maka dapat dipastikan peran serta masyarakat dalam membangun negeri ini akan hilang, masa bodo. Mereka tak peduli siapa pemimpin dan mau diapakan negeri ini. Ajakan golput dan hancurnya demokrasi Ajakan tentang golput ini kian ramai saat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Harmoko meneguhkan sikap dan mengajak masyarakat untuk tidak memilih (golput) pada pemilu 2009 nanti. Ancaman dan anjuran untuk golput, sepertinya sudah menjadi senjata bagi kedua tokoh ini untuk menekan pemerintah. Karena itu, agak disayangkan jika tokoh sekelas Gus Dur dan Harmoko, mengajak golput. Apalagi ajakan kedua tokoh ini untuk golput, lebih pada persoalan pribadi. Gus Dur misalnya, ajakannya untuk golput lebih dikarenakan faktor kekalahannya di Pengadilan dan Mahkamah Agung dari Muhaimin Iskandar, menyangkut kemelut PKB. Karena merasa dikalahkan, Gus Dur berniat membiakkan golput. Sementara Harmoko ajakannya untuk golput lebih diakibatkan karena partai yang dibentuknya (PKN) tidak lolos menjadi partai politik peserta pemilu 2009. Jadi, ajakan dari kedua tokoh ini (Gus Dur dan Harmoko) lebih merupakan frustrasi politik, bagian dari kemarahan karena gagal untuk ikut pemilu 2009. Apalagi berdasarkan pasal 287 UU No. 10 tahun 2008 tentang Pemilu, ajakan untuk golput bisa dikenai sanksi pidana jika memenuhi salah satu dari tiga kriteria. Pertama, ajakan dilakukan dengan ancaman kekerasan. Kedua, ajakan dilakukan dengan tekanan psikis. Ketiga ajakan dilakukan dengan money politics atau pemberian barang tertentu. Berangkat dari anjuran untuk golput itu dapatlah dikatakan, Gus Dur dan Harmoko dengan ajakan golputnya bisa menjadi ancaman bagi demokrasi yang sedang tumbuh saat ini. Kedua tokoh ini juga tak berhak mengajak orang lain atau pendukungnya untuk tak memilih alias golput pada Pemilu 2009. Memang golput merupakan hak setiap orang. Tapi mengajak orang lain untuk tak memilih merupakan pelanggaran
undang-undang hukum. Wajarlah, jika keduanya terbukti mengajak golput dapat dituntut secara hukum. Dan sangat tidak bijak bagi keduanya untuk terus menerus menganjurkan golput karena bagaimanapun dalam sistem demokrasi memilih adalah sebuah partisipasi politik masyarakat yang sangat penting untuk kemajuan demokrasi. Apalagi partisipasi politik publik bukan hanya saat pemilu. Menurut, Robert P Clark (1986), partisipasi politik selain melalui aktivitas elektoral (pemilu) juga bisa melalui lobi, aktivitas organisasional (non parpol), kontak individual dengan pejabat publik, dan (bahkan) dengan kekerasan sekalipun kalaupun tidak ada cara lain, revolusi termasuk dalam konteks ini . Golput dan Pemilu 2009 Fenomena akan meningkatnya golput dalam sejumlah pilkada di provinsi dan kabupaten serta kota beberapa waktu terakhir tidak mustahil akan memuncak pada pemilu legislatif dan pemilu presiden pada 2009. Kinerja wakil rakyat, dan partai-partai yang masih buruk di tengah berbagai skandal tentang nepotisme, suap dan korupsi yang bisa menjadi faktor penting yang mendorong meluapnya ekspresi kekecewaan masyarakat dalam pemilu. Apalagi jika pemilu mendatang tidak menawarkan format keterlibatan masyarakat yang lebih meningkat di dalam mekanisme penentuan caleg oleh parpol. Seharusnya penentuan caleg ini haruslah jauh dari unsur nepotisme, harus transparan dan demokratis karena nepotisme dalam penentuan caleg tidak menjamin lahirnya wakil rakyat yang lebih bertanggung jawab. Mungkin di sinilah letak urgensi keharusan kesadaran elit politik di partai, lembaga perwakilan, dan pemerintahan, ancaman akan meningkatnya golput adalah nyata bagi kehancuran demokrasi. Ancaman ini bisa mendorong lahirnya sikap pembangkangan dan tindak anarki jika elit politik serta penyelenggara negara tidak cerdas mengelola republik ini. Karena itu, sudah seharusnya golput harus diminimalisasi dengan sosialisasi dan kesadaran bersama, pemilu adalah agenda besar dan pesta demokrasi rakyat. Dan golput, janganlah dijadikan senjata dari ekspresi rasa frustrasi dan kemarahan elit politik terhadap pemerintah. Mengutip Megawati, “Orang-orang golput seharusnya tidak boleh menjadi WNI, karena mereka menghancurkan sistem dan tatanan demokrasi serta perundang-undangan di negara ini.”
(Penulis adalah pemantau politik)
8
Liputan Kota
EDISI XV / AGUSTUS 2008
Donor Lebih dari 100 Kali, Berangkat Haji Palembang, WK Pemerintah Kota Palembang tetap konsisten memberikan penghargaan kepada warga metropolis yang telah mendonorkan darahnya lebih dari 100 kali. Penghargaan itu berupa program naik haji yang dibiayai oleh pemerintah kota. “Kita sudah menaikkan haji kepada 13 orang pendonor darah yang tercatat 100 kali lebih. Saat ini tinggal 16 pendonor darah lagi juga sudah mencapai 100 kali tapi belum dinaikan haji. Nanti kita pikirkanlah, kita ajukan untuk diprogramkan naik haji, bisa melalui dana APBD,” kata Walikota Palembang, Ir H Eddy Santana Putra MT, pada acara peringatan Palang Merah Sedunia, di Plaza BKB, Selasa (5/8). Hadir dalam acara ini Ketua Palang Merah Indoensia (PMI) pusat diwakili Sekjen Ian Iskandar, Ketua PMI Sumsel, Ny Maphilinda Syahrial Oesman, Ketua PMI Palembang, H Tolha Hasan, Asisten III Pemprov. H Aidit Aziz, jajaran PMI dan Pemerintah serta unsur Muspida. Eddy mengatakan, menjadi penyum-
bang darah lebih dari 100 kali bukan merupakan persoalan yang mudah dan perlu waktu yang lama. Karena itu, pemerintah sangat mengapresiasi warga metropolis yang proaktif menyumbangkan darah untuk membantu sesama. Eddy berharap, melalui peringatan ini keberadaan PMI sebagai organisasi kemanusiaan dapat lebih berperan lagi dimasa-masa mendatang Karena PMI menurut Eddy sangat strategis. “Meskipun PMI identik dengan donor
darah, namun sebenarnya peran PMI itu sangat luas, ia juga membantu kebutuhan darah, tenaga medis, tenaga umum dan pengiriman bantuan kepada daerahdaerah yang mengalami bencana,” kata Eddy.(lik)
2010, Sumsel Akan Bangun Lapas Wanita Palembang, WK Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) pada 2010 mendatang rencananya akan membangun lembaga permasyarakatan (Lapas) Kelas II A khusus wanita. Lapas ini diperkirakan dapat menampung sekitar 1.500 narapidana dan akan berlokasi di Rumah Tahanan (Rutan) di Jalan Merdeka. “Sementara penghuni Rutan Merdeka akan dialihkan ke LP Kelas I Pakjo Palembang. Dan penghuni LP Pakjo akan dipindahkan ke LP Merahmata, Kabupaten Banyuasin,” terang Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Sumsel Chairudin Indris, Selasa (12/8). Pengalihan fungsi Rutan Merdeka karena Sumsel sama sekali belum
memiliki LP khusus wanita. Selama ini para narapidana (napi) wanita di gabung dengan penghuni lapas lain di 16 rutan dan lapas yang tersebar di Sumsel. ”Padahal, dari 16 lapas dan rutan sebagian di antaranya mengalami over capacity,” ungkap Chairudin. Dari data Departemen Hukum dan HAM Sumsel pada akhir Juli 2008, jumlah narapidana di 16 lapas dan rutan di Sumsel saat ini telah mencapai 6.233 orang, padahal daya tampung hanya terbatas untuk 4.089 narapidana. ”Bahkan, beberapa napi terpaksa dipindahkan ke LP lain di wilayah hukum yang berbeda,” tambah Abduk Malik, Kepala Divisi Pemasyarakatan Depkumham Sumsel. Karena itu, selain membangun Lapas di Jalan Merdeka bagi narapidana wanita,
pemerintah juga tengah menyiapkan gedung Lapas Kelas I di Merahmata, Kabupaten Banyuasin guna menampung seluruh narapidana laki-laki di Sumsel. Pembangunan gedung ini sudah dimulai sejak 2005 lalu dengan dana yang bersumber dari APBN sebesar Rp 20 miliar. ”Kini pengerjaan pembangunan LP sudah mencapai 70 persen. Selain itu, dilakukan pula perehabilitasian di sejumlah rutan dan LP. Yaitu LP Kelas II A Lubuklinggau, LP Kelas II B Muaraenim, LP Kelas II B Sekayu, dan Cabang Rutan Martapura,” terang Chairudin. Sementara itu, Anggota DPRD Sumsel dari Fraksi PDI-Perjuangan Fahlevi Maizano merespon positif upaya yang dilakukan Kanwil Departemen Hukum dan HAM ini. (iin)
Pemkot Tambah Traffic Light Palembang, WK Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang segera akan mengganti lampu pengatur lalu lintas (traffic light) di beberapa tempat di kota metropolis. Ini setelah pemkot mendapat bantuan traffic light baru dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang Syaidina Ali, traffic light tersebut nantinya akan dipasang di tiga persimpangan, yaitu di simpang empat Jalan Tanjung Api-Api, simpang empat Sekip, serta simpang empat Jalan Diponegoro.
“Ketiga lokasi itu merupakan persimpangan yang paling padat jalur lalu lintasnya,” kata Syaidina. Ia menerangkan, traffic light di tiga lokasi tersebut dinilai telah melewati masa efektifnya sehingga perlu diadakan pergantian demi meningkatkan rasa aman bagi pengendara. “Namanya barang yang kena hujan, panas, dan faktor lainnya pasti akan rusak atau tidak lagi bisa berfungsi dengan baik. Idealnya traffic light setiap tiga tahunnya harus dilakukan evaluasi.
Jika memang tidak layak lagi, harus diganti,” katanya, Selasa (22/7). Mengenai anggaran pengadaan traffic light tersebut Syaidina belum mengetahui secara pasti karena anggaran pembelian ada pada Pemprov Sumsel. ”Pemkot hanya bertugas melakukan pemeliharaan terhadap traffic light yang telah terpasang saat ini,” kata Syaidina, sembari menambahkan pertimbangan Kota Palembang mendapat traffic light baru karena arus alu lintas di kota ini sudah sangat padat. (rio)
EDISI XV / AGUSTUS 2008
Serba - Serbi
9
Kurma Kurangi Resiko Stroke UAH-buahan dikenal sebagai sumber utama vitamin, terutama vitamin C dan mineral. Sudah begitu, kandungan energi atau kalorinya pun rendah, sebab lemak yang dikandungnya juga rendah. Namun, ada pengecualian, misalnya kurma. Kandungan lemak pada kurma juga bisa diabaikan. Namun, karbohidratnya yang tinggi membuat buah ini bisa menyediakan energi yang tinggi pula. Malah paling tinggi diantara keluarga besar buah-buahan. Keunggulan lainnya, kurma mengandung zat gizi penting bagi fungsi tubuh, terutama jantung dan pembuluh darah, yaitu kalium. Fungsi mineral ini membuat denyut jantung makin teratur, mengaktifkan kontraksi otot, serta membantu mengatur tekanan darah. Itulah sebabnya kurma menjadi istimewa. Apalagi, beberapa penelitian membuktikan, makanan tinggi kalium ini bisa menurunkan risiko serangan stroke. Cukup Lima Butir Sehari..! Dari penelitian terhadap pola makan yang dilakukan terhadap 859 orang pria dan wanita berusia di atas 50 tahun di Kalifornia Utara, AS, diketahui, perbedaan kecil konsentrasi kalium pada pola makan bisa memprediksi mereka yang diperkirakan berpeluang meninggal akibat stroke 12 tahun kemudian. Tak ada seorang pun yang asupan kaliumnya paling tinggi (lebih dari 3.500 mg setiap hari) meninggal akibat stroke. Sebaliknya, orang yang secara teratur mengonsumsi kalium paling rendah (kurang dari 1.950 mg setiap hari) mempunyai risiko stroke fatal jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Di antara mereka yang konsumsi kaliumnya paling rendah, harapan meninggal akibat stroke 2,6 kali pada pria dan 4,8 kali pada wanita. Makin banyak makanan kaya kalium yang dikonsumsi biasanya makin kecil kemungkinan orang menderita stroke. Para peneliti menyimpulkan dengan hanya makan satu porsi ekstra makanan kaya kalium (minimal 400 mg setiap hari) risiko fatal bisa diturunkan sampai 40 persen. Batas krisis 400 mg kalium itu mudah sekali Anda penuhi dengan makan kurma kering sekitar 65 g saja, atau setara dengan lima butir kurma. Makanan tinggi kalium, menurut Dr. Louis Tobian, Jr, pakar penyakit darah tinggi dari Minnesota University AS, juga bisa membantu menurunkan tekanan darah serta bisa memberi kekuatan tambahan dalam mencegah stroke secara langsung, bagaimana pun kondisi tekanan darah seseorang. Untuk membuktikan hal itu, Dr. Tobian melakukan eksperimen pada dua kelompok tikus yang terserang hipertensi. Satu kelompok tikus diberi diet tinggi kalium dan kelompok lain diet kalium normal. Hasilnya luar biasa. Diantara kelompok tikus yang mendapat asupan kalium tinggi, tak satu pun mengalami perdarahan otak. Sementara 40 persen pada kelompok tikus yang mendapat kalium normal menderita stroke ringan yang
B
dibuktikan dengan adanya perdarahan otak. Dari hasil penelitian itu, Dr Tobian menarik kesimpulan, konsumsi ekstra kalium bisa menjaga dinding arteri tetap elastis dan berfungsi normal. Keadaan ini membuat pembuluh darah tidak mudah rusak akibat tekanan darah. Jadi jelas, kurma yang secara tradisional disuguhka sebagai salah satu hidangan untuk berbuka puasa di Bulan Ramadhan, bukan makanan pembuka yang biasa. Diam-diam ia menyimpan senjata potensial antistroke dan antiserangan jantung. Memiliki Aktivitas Seperti Aspirin Selain kalium yang berguna bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, kurma juga mengandung salisilat. Zat ini, dikenal sebagai bahan baku aspirin, obat pengurang atau penghilang rasa sakit dan demam. Salisilat bersifat mencegah pembukan darah, antiinflamasi, dan berdampak melenyapkan rasa nyeri. Kecuali itu, menurut Nurfi Afriansyah, staf peneliti KIE Gizi Puslitbang Gizi Bogor, seperti dikutip Ayahbunda, salisilat juga bisa mempengaruhi prostaglandin (kelompok asam lemak hidroksida yang merangsang kontraksi otot polos, menurunkan tekanan darah). Sementara itu, Jean Carper lewat bukunya Food,Your Miracle Medicine menyatakan kurma mempunyai aktivitas seperti aspirin. Kurma kering , katanya, sangat tinggi kandungan salisilat alias aspirin alaminya. Buah ceri, prune dan kismis kering yang juga kaya akan kalium ikut beruntung karena mereka juga mengandung salisilat. Di lain pihak, para pakar tergugah rasa ingin tahunya terhadap perkembangan bahwa salisilat pada makanan bisa memberikan prestasi yang sama dengan minum aspirin. Memang, ada studi yang membuktikan, aspirin reguler dosis rendah (kurang atau separuh dosis yang biasa diminum per hari) sanggup membantu mencegah serangan jantung atau stroke. Berdasarkan hal itu, para pakar mengharapkan, dosis rendah salisilat dalam makanan yang dikonsumsi secara kontinyu bisa juga meredakan sakit kepala. Komposisi Gizi Buah kurma bisa disantap langsung, dalam keadaan kering atau segar. Disamping itu, juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai hidangan seperti aneka produk roti, permen, es krim, selada dan sirup. Di negeri Arab kurma bahkan mendapat tempat yang cukup baik di masyarakat. Buah berbentuk silinder dengan biji beralur tunggal ini biasanya dikonsumsi bersama hasil olahan susu. Nilai gizi utama yang diandalkan memang kandungan karbohidrat sederhananya, alias gulanya, yang tinggi. Kandungan karbohidratnya berkisar dari sekitar 60% pada kurma lembek (yang dipanen sewaktu masih lembek dan mentah) hingga sekitar 70% pada kurma kering (yang mengering di pohon, terjemur matahari). Kebanyakan varietas kurma mengandung
gula glukosa (jenis gula yang ada dalam darah) atau fruktosa (jenis gula yang terdapat dalam sebagian besar buah-buahan). Namun, satu varietasnya yang bernama Deglet Noor yang tumbuh di Kalifornia hanya mengandung gula sukrosa (dikenal juga sebagai gula pasir). Menurut dr. Anwar El Mufti dari Mesir, seperti dikutip harian “Buana Minggu”, kurma mengandung zat gula 70%. Sebagian besar zat gula yang terdapat di dalamnya sudah diolah secara alami dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Seperti halnya gula pada buahbuahan yang dinamai fruktosa, zat ini mudah dicerna dan mudah dibakar oleh tubuh. Dengan demikian akan menghasilkan tenaga yang tinggi, tanpa mempersulit tubuh untuk mnegolah, mencerna, dan menjadikannya sebagai gizi yang baik. Itu sebabnya mengapa kurma dianggap sebagai buah yang ideal untuk hidangan berbuka puasa ataupun sahur. Segelas air yang mengandung glukosa, menurut Dr. David Conning, direktur jenderal British Nutrition Foundation, seperti dikutip Panasea, akan diserap tubuh dalam 20-30 menit, tetapi gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 4560 menit. Makanya, orang yang makan cukup banyak kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar, sebab bahan pangan ini juga kaya akan serat. Keunggulan kurma lainnya mengandung berbagai vitamin penting, seperti vitamin A, tiamin, dan riboflavin dalam jumlah yang bisa diandalkan, serta niasin dan kalium dalam jumlah yang sangat andal. Selain itu, buah ini ternyata juga memuat berbagai zat gizi lain seperti zat besi, vitaminB, asam nikotinat serta serat (bukan zat gizi) dalam jumlah memadai. Dalam setiap 100 g kurma kering terkandung vitamin A 50 IU, tiamin 0,09 mg, riboflavin 0,10 mg, niasin 2,20 mg, serta kalium 666 mg. Zat-zat gizi itu berfungsi membantu melepaskan energi, menjaga kulit dan saraf agar tetap sehat serta penting untuk fungsi jantung. Riboflavin dan niasin. Misalnya, akan membantu melepaskan energi dari makanan, sementara tiamin membantu melepaskan energi dari karbohidrat. Vitamin A dan niasin memainkan peranan dalam membentuk dan memelihara kulit yang sehat. Tiamin penting bagi sel-sel saraf, sementara niasin menjaga fungsi normal saraf. Kurma juga mengandung banyak mineral penting, seperti magnesium, potasium dan kalsium. Mineral-mineral itu sangat diperlukan oleh tubuh. Serat yang terdapat dalam kurmaberfungsi melunakkan usus dan mengaktifkannya, yang secara alami bisa mempermudah buang air besar. Dalam kurma juga terdapat semacam hormon (potuchsin) yang bisa menciutkan pembuluh darah dalam rahim, sehingga bisa mencegah perdarahan rahim. Jadi tunggu apalagi, segeralah makan buah kurma! (Intisari. Kompas.Com)
10
Ragam
EDISI XV / AGUSTUS 2008
Ayo Hemat Energi Mulai dari Sekarang EMAT energi, himbauan yang sudah lama digaungkan di Indonesia maupun di dunia internasional. Sejak terjadinya krisis energi di tahun 1973 di dunia (khususnya di Amerika Serikat), terutama krisis sumber daya energi berbasis fosil (minyak bumi dan batubara), sumber daya energi dunia terus mengalami kemerosotan sampai sekarang. Survei sumber minyak baru dan proyek penggaliannya dilakukan terus-menerus di seluruh dunia. Namun ternyata jumlah pemakaiannya begitu dahsyat sehingga kapasitas ketersediaan sumber daya energi di dunia hampir mencapai titik nadirnya. Padahal seperti kita ketahui sumber energi fosil ini tidak bisa diperbaharui dan kemampuan alam untuk membuatnya memerlukan waktu jutaan tahun. Keadaan ini semakin diperparah setelah energi listrik yang semula diproduksi dengan memanfaatkan energi potensial air (Pembangkit Listrik Tenaga Air / PLTA), akhirnya lebih mengandalkan energi minyak bumi (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel / PLTD) dan batu bara (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) disebabkan lebih murah dari pada PLTA yang biaya pembuatan bendungan airnya lebih mahal dibanding jumlah energi listrik yang dihasilkannya. Untuk memaksa warganya mendukung himbauan hemat energi tersebut, pada tahun 1979 di Amerika Serikat sempat dikeluarkan semacam kupon pembatasan penggunaan bahan bakar minyak. Kupon tersebut dicetak dan rencananya dibagikan kepada masyarakat secara terbatas untuk ditukarkan dengan satu unit bahan bakar. Tetapi ternyata sejak pencetakannya kupon tersebut belum pernah dipergunakan sama sekali sampai sekarang. Saat ini upaya yang sama juga dilakukan oleh pemerintah kita dalam rangka membatasi penggunaan BBM bersubsidi dengan akan menerbitkan Smart Card. Di dalam “kartu pintar” ini tersimpan data yang akan dibaca oleh peralatan khusus yang akan dipasang secara on line di semua SPBU, sehingga si pemilik kartu hanya akan dapat membeli secara terbatas sejumlah BBM dalam seharinya. Ide kontroversial ini terlihat cerdas, tetapi sesungguhnya tidak menyentuh substansi permasalahan sesungguhnya, yaitu budaya boros dan konsumtif bangsa kita. Budaya yang boros energi Berlipat gandanya pemakaian sumber daya energi tidak terlepas dari budaya manusia itu sendiri. Penemuan teknologi di bidang alat listrik, elektronik dan komputer serta produksinya yang besar-besaran di seluruh dunia, menyuburkan budaya konsumerisme yang berujung pada penggunaan energi yang berlebihan dan tidak perlu. Begitu juga produksi ken-
H
daraan bermotor berbahan bakar minyak, seperti mobil dan sepeda motor yang terus meningkat di seluruh dunia, penggunaannya yang tidak terkendali, semakin menguras lebih banyak lagi sumber energi minyak bumi. Hampir-hampir tidak ada di dalam kehidupan kita kegiatan yang tidak menggunakan sumber daya energi, seperti berkendara, menggunakan alat-alat listrik dan elektronik di rumah tangga seperti lampu penerangan, komputer, televisi, Hi-fi, home teather, AC, kipas angin, lemari es, rice cooker, micro wave, vacuum cleaner, dan lain sebagainya. Pernahkan kita menghitung berapa banyak energi yang telah habis digunakan oleh kita dalam satu hari ? Berapa kira-kira yang telah dihabiskan oleh warga sebuah kota ? Seandainya satu keluarga memiliki paling sedikit satu buah mobil dan satu buah sepeda motor, berarti dalam satu hari keluarga tersebut sudah menghabiskan BBM paling sedikit 15 liter, itu baru untuk jarak tempuh maksimum 30 km pulang pergi (itu kalau saya tidak salah hitung). Bagaimana dengan pemakaian listrik di rumah dengan semua peralatan listriknya ? Begitu pula dengan pemakaian energi di dunia bisnis dan pemerintahan. Lihat saja gedung-gedung perkantoran dan mall-mall, berapa kirakira pemakaian energi listrik mereka dalam satu hari, siang dan malam? Berapa pula pemakaian BBM mobil-mobil dinas milik pemerintah dan perusahaan swasta dalam satu hari ? Melihat begitu ekstrimnya kita dalam menghabiskan sumber daya energi yang tidak bisa di perbaharui tersebut, maka patutlah kita bertanya terhadap diri kita masing-masing, sudahkah kita menghemat sumber daya energi kita ? Kebijakan dan kegiatan pemerintah yang tidak mendukung himbauan hemat energi Pemerintah yang selalu meneriakkan himbauan hemat energi kepada rakyatnya, ternyata pemerintah adalah pihak pertama yang tidak mematuhi himbauan hemat energi tersebut. Banyak kebijakankebijakan dan kegiatan pemerintah yang ternyata bertolak belakang dengan semangat penghematan energi. Seperti kemudahan yang diberikan kepada importir mobil untuk memasukkan mobil mewah dari luar negeri ke Indonesia yang ternyata tergolong mobil sangat boros BBM, tidak ada peraturan yang membatasi produksi kendaraan bermotor di dalam negeri, tidak adanya upaya pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor - mobil dan sepeda motor - dalam sebuah keluarga di Indonesia, lampu jalanan dan taman yang dibiarkan hidup sampai pagi, dan lain sebagainya. Upaya-upaya nyata kita untuk mendukung penghematan energi Penghematan sumber daya energi harus dimulai sejak sekarang, dari diri kita dan lingkungan keluarga kita. Apa saja
yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi ? Berikut beberapa contoh yang bisa dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari : 1. Mulailah menyusun rencana perjalanan kita dan anggota keluarga terlebih dulu, tujuannya, rutenya dan waktunya. Apabila ada beberapa tujuan yang bisa dilakukan dalam satu kali perjalanan, kenapa tidak digabungkan saja untuk menghemat pemakaian BBM kendaraan kita ? 2. Tidak usah keluar rumah dengan kendaraan apabila tidak perlu benar atau sekedar keliling kota. 3. Apabila hanya satu tujuan, alangkah baiknya menggunakan alat transportasi umum. 4. Jarak tempuh yang pendek dan dekat serta bisa dilakukan sendiri, sebaiknya menggunakan alat transport yang lebih kecil seperti sepeda motor atau sepeda. 5. Lihatkah susunan acara TV yang terdapat di majalah atau koran dan tentukan kapan kita akan menonton acara tertentu agar TV tidak perlu dihidupkan sepanjang malam. 6. Matikan TV bila ternyata tidak ditonton atau sedang melakukan kegiatan lain. 7. Gunakan lampu secukupnya di rumah dan lampu yang tidak begitu diperlukan sebaiknya dipadamkan. 8. Nyalakan lampu yang lebih kecil dayanya untuk bagian rumah yang tidak ada kegiatan di dalamnya, kalau perlu lampunya dimatikan. 9. Batasi penggunaan hi-fi atau sound system yang menggunakan daya listrik besar. Mulailah dibiasakan mendengarkan musik dari MP3 player atau dari telepon genggam. Dengan menggunakan head set / head phone suara yang didengar tidak kalah bagusnya dibanding dengan sound system berdaya listrik besar. 10. Menonton film kesayangan tidak perlu dengan home theater sound system, cukup speaker kecil atau langsung dari speaker TV. 11. Hidupkan AC pada pengaturan suhu di atas 25 derajat celcius dan matikan bila tidak diperlukan. 12. Matikan kipas angin bila kita sudah tidak menggunakannya. 13. Kegiatan menyeterika pakaian sebaiknya dilakukan satu atau dua kali seminggu, jangan menyeterika pakaian setiap hari hanya untuk pakaian yang akan dipakai. 14. Bila mencuci pakaian dengan mesin cuci, cucilah pakaian apabila sudah terkumpul cukup banyak. Menurut Anda mungkin penghematan ini tidak memberi pengaruh yang berarti apabila Anda melihat masih banyak orang yang boros energi di luar sana. Tetapi setidaknya Anda sudah berhemat uang dan uang tersebut dapat ditambahkan ke dalam tabungan Anda. (net)
EDISI XV / AGUSTUS 2008
11
Profil
Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Berdiri di Atas Kaki Sendiri (Bagian I) R. Soekarno (Bung Karno) Presiden Pertama Republik Indonesia, 1945- 1966, menganut ideologi pembangunan ‘berdiri di atas kaki sendiri’. Proklamator yang lahir di Blitar, Jatim, 6 Juni 1901 ini dengan gagah mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: “Go to hell with your aid.” Persetan dengan bantuanmu. Ia mengajak negara-negara sedang berkembang (baru merdeka) bersatu. Pemimpin Besar Revolusi ini juga berhasil menggeorakan semangat revolusi bagi bangsanya, serta menjaga keutuhan NKRI. Tokoh pencinta seni ini memiliki slogan yang kuat menggantungkan cita-cita setinggi bintang untuk membawa rakyatnya menuju kehidupan sejahtera, adil makmur. Ideologi pembangunan yang dianut pria yang berasal dari keturunan bangsawan Jawa (Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, suku Jawa dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai, suku Bali), ini bila dilihat dari buku Pioneers in Development, kira-kira condong menganut ideologi pembangunan yang dilahirkan kaum ekonom yang tak mengenal kamus bahwa membangun suatu negeri harus mengemis kepada Barat. Tapi bagi mereka, haram hukumnya meminta-minta bantuan asing. Bersentuhan dengan negara Barat yang kaya, apalagi sampai meminta bantuan, justru mencelakakan si melarat (negara miskin). Bagi Bung Karno, yang ketika kecil bernama Kusno, ini tampaknya tak ada kisah manis bagi negara-negara miskin yang membangun dengan modal dan bantuan asing. Semua tetek bengek manajemen pembangunan yang diperbantukan dan arus teknologi modern yang dialihkan — agar si miskin jadi kaya dan mengejar Barat — hanyalah alat pengisap kekayaan si miskin yang membuatnya makin terbelakang. Itulah Bung Karno yang berhasil menggelorakan semangat revolusi dan mengajak berdiri di atas kaki sendiri bagi bangsanya, walaupun belum sempat berhasil membawa rakyatnya dalam kehidupan yang sejahtera. Konsep “berdiri di atas kaki sendiri” memang belum sampai ke tujuan tetapi setidaknya berhasil memberikan kebanggaan pada eksistensi bangsa. Daripada berdiri di atas utang luar negeri yang terbukti menghadirkan ketergantungan dan ketidakberdayaan (noekolonialisme). Masa kecil Bung Karno sudah diisi semangat kemandirian. Ia hanya beberapa tahun hidup bersama orang tua di Blitar. Semasa SD hingga tamat, ia tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjut di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu ia pun telah menggembleng jiwa nasio-nalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, ia pindah ke Bandung dan me-lanjutkan ke THS (Technische Hooge-school atau Sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.
I
Kemudian, ia merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, si penjajah, menjebloskannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul ‘Indonesia Menggugat’, dengan gagah berani ia menelanjangi kebobrokan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas (1931), Bung Karno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, ia kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu. Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Sebelumnya, ia juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia berupaya memersatukan nusantara. Bahkan ia berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok. Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik sangat hebat. Ia pun tak mau membubarkan PKI yang dituduh oleh mahasiswa dan TNI sebagai dalang kekejaman pembunuh para jenderal itu. Suasana politik makin kacau. Sehingga pada 11 Maret 1966 ia mengeluarkan surat perintah kepada Soeharto untuk mengendalikan situasi, yang kemudian dikenal dengan sebutan Supersemar. Tapi, inilah awal kejatuh-annya. Sebab Soeharto menggunakan Supersemar itu membubarkan PKI dan merebut simpati para politisi dan mahasiswa serta ‘merebut’ kekuasaan. MPR mengukuhkan Supersemar itu dan menolak pertanggungjawaban Soekarno serta mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kemudian Bung Karno ‘dipenjarakan’ di Wisma Yaso, Jakarta. Kesehatannya terus memburuk. Akhirnya, pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Paduka Yang Mulia Pemimpin Besar Revolusi ini meninggalkan 8 orang anak. Dari Fatmawati mendapatkan lima anak yaitu Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Gu-
ruh. Dari Hartini mendapat dua anak yaitu Taufan dan Bayu. Sedangkan dari Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mendapatkan seorang putri yaitu Kartika. Orator Ulung Presiden pertama RI itu pun dikenal sebagai orator yang ulung, yang dapat berpidato secara amat berapi-api tentang revolusi nasional, neokolonialis-me dan imperialisme. Ia juga amat percaya pada kekuatan massa, kekuatan rakyat. “Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat,” kata Bung Karno, dalam karyanya ‘Menggali Api Pancasila’. Suatu ungkapan yang cukup jujur dari seorang orator besar. Gejala berbahasa Bung Karno merupakan fenomena langka yang mengundang kagum banyak orang. Kemahirannya menggunakan bahasa dengan segala macam gayanya berhubungan dengan kepribadiannya. Hal ini tercermin dalam autobiografi, karangankarangan dan buku-buku sejarah yang memuat sepak terjangnya. Ia adalah seorang cen-dekiawan yang meninggal-kan ratusan karya tulis dan beberapa naskah dra-ma yang mungkin hanya pernah dipentaskan di Ende, Flores. Kumpulan tulisannya sudah diterbit-kan dengan judul “Dibawah Bendera Revolusi”, dua jilid. Jilid pertama boleh dikatakan paling menarik dan paling penting karena mewakili diri Soekarno sebagai Soekarno. Dari buku setebal kira-kira 630 halaman tersebut tulisan pertama yang bermula dari tahun 1926, dengan judul “Nasionalis-me, Islamisme, dan Marxisme” adalah paling menarik dan mungkin paling penting sebagai titik-tolak dalam upaya memahami Soekarno dalam gelora masa mudanya, seorang pemuda berumur 26 tahun. Di tengah kebesarannya, sang orator ulung dan penulis piawai, ini selalu membutuhkan dukungan orang lain. Ia tak tahan kesepian dan tak suka tempat tertutup. Di akhir masa kekuasaannya, ia sering merasa kesepian. Dalam autobio-grafinya yang disusun oleh Cindy Adams, Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat itu, bercerita. “Aku tak tidur selama enam tahun. Aku tak dapat tidur barang sekejap. Kadang-kadang, di larut malam, aku menelepon seseorang yang dekat denganku seperti misalnya Subandrio, Wakil Perdana Menteri Satu dan kataku, ‘Bandrio datanglah ke tempat saya, temani saya, ceritakan padaku sesuatu yang ganjil, ceritakanlah suatu lelucon, berceritalah tentang apa saja asal jangan mengenai politik. Dan kalau saya tertidur, maafkanlah.... Untuk pertama kali dalam hidupku aku mulai makan obat tidur. Aku lelah. Terlalu lelah.” Dalam bagian lain disebutkan, “Ditinjau secara keseluruhan maka jabatan presiden tak ubahnya seperti suatu pengasingan yang terpencil... Seringkali pikiran oranglah yang berubah-ubah, bukan pikiranmu... Mereka turut menciptakan pulau kesepian ini di sekelilingmu.” (www.tokohindonesia.com) Bersambung (Edisi depan, Soekarno berjuang melawan imperalisme)
12
Geliat Kota
EDISI XV / AGUSTUS 2008
KOTA PALEMBANG DARI WAKTU KE WAKTU TERUS BERBENAH. SARANA DAN PRASARANA PEMBANGUNAN, BAIK SECARA FISIK MAUPUN MENTAL TERUS DIUPAYAKAN. DEMI MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT. BERIKUT GELIAT KOTA PALEMBANG DALAM BIDIKAN LENSA WARTA KOTA. (FOTO-FOTO: MASTOP, SAIRIN, WINARDI, RYO, IST/NET)
MENJELANG HUT RI KE 63 TAHUN, MARAK PENJUAL BENDERA DAN UMBULUMBUL MENGGELAR DAGANGANNYA DI PINGIR JALAN RAYA.
SUNGAI MUSI, SALAH SATU URAT NADI KOTA SAAT INI SEMAKIN RAMAI DI PADATI HILIR MUDIKNYA SEGALA JENIS ALAT TRANSPORTASI SUNGAI
MESKI PUN USIA SEMAKIN SENJA, KRU DUL MULUK, KHUSUSNYA PENIUP SAXOPHONE INI MASIH MAMPU BERAKSI HINGGA PAGI
TERIKNYA MATAHARI ,TIDAK MENGURUNGKAN NIAT MASYARAKAT UNTUK MENGANTRI BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT)
MASJID AGUNG PALEMBANG MESJID BERSEJARAH YANG MENYATUKAN DUA PERADAPAN BANGSA MELAYU DAN BANGSA CHINA
KADIN INFORKOM DRS. H RISMALJANI MEWAKILI WALIKOTA PALEMBANG DALAM ACARA BLOGGER WONG KITO GOES TO SCHOOL