Arsitektur Informasi Perusahaan Dengan Pendekatan Service Oriented Architecture : Studi Kasus Service Point PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Agung Trika Yoosnanto (NIM 23207037) Program Magister Teknik Elektro, Opsi Chief Information Officer (CIO) – Depkominfo STEI ITB Abstrak -- Arsitektur informasi perusahaan adalah bentuk deskripsi formal sistem informasi yang mendukung organisasi perusahaan. Service oriented architecture (SOA) adalah suatu architectural style untuk mengintegrasikan berbagai jenis sistem, dengan cara mengangkat logika dan operasi bisnis di dalam sistem informasi existing sebagai service, dengan salah satu cara implementasinya adalah menggunakan teknologi web services. Pada tesis ini, arsitektur informasi disusun dengan pendekatan paradigma SOA untuk organisasi service point (titik layanan), yang merupakan organisasi baru pelayanan pelanggan milik PLN. Tujuannya adalah meletakkan dasar atau cetak biru pengembangan sistem informasi di organisasi tersebut. Perancangan arsitektur informasi tersebut menggunakan kerangka kerja Zachman, dengan bantuan tools berupa System Architect. Dalam perancangan dihasilkan artifak-artifak arsitektur yang bersifat service orientation, dengan melibatkan berbagai service dari internal maupun eksternal perusahaan. Karakteristik SOA pada pembuatan arsitektur informasi membawa pengaruh positif pada artifak di semua tingkatan arsitektur. Integrasi yang terjadi tidak lagi hard coded style, namun telah berkarakter yang autonom, mendukung reusability, composability, abstraction, distributed computing dan message based dengan XML sehingga bersifat open platform. SOA mendukung rancangan sistem yang mampu menghadapi perubahan proses bisnis dan teknologi di masa depan. Kata kunci -- arsitektur informasi perusahaan, SOA, service, web service. I. PENDAHULUAN Peranan teknologi informasi di dalam perusahaan juga semakin penting terutama menunjang kemampuan adaptif perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan. Peranan teknologi informasi lebih ditujukan untuk menunjang otomatisasi proses bisnis, baik melalui perangkat keras maupun lunak. Secara tradisional, teknologi informasi banyak dipengaruhi oleh vendor, yang menjalin mitra dengan pemilik proses bisnis. Biasanya bidang teknologi
informasi jarang mempunyai sumber daya yang cukup mendorong integrasi bisnis di dalam perusahaan. Sebagai akibatnya terbentuk aplikasi-aplikasi tersebut berbentuk seperti silo-silo atau stovepipe, yang mungkin terkoneksi satu dengan yang lainnya namun dalam level terendah. Kebutuhan bisnis terhadap bidang teknologi informasi antara lain globalisasi, tekanan ekonomi, perusahaan harus efisien dan hemat anggaran, outsourcing bussiness process, penyerahan urusan non-core ke pihak ketiga, maka perusahaan lebih fokus terhadap bisnis inti, kepatuhan terhadap regulasi, teknologi baru akan membuat peluang kapabilitas bisnis baru, kelemahan strategi bisnis yang terpadu, terlalu banyak standar. Sebagai perusahaan, PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (selanjutnya disebut PLN Disjaya) juga mengalami hal tersebut. Oleh karena itu PLN Disjaya sebagai garda terdepan pelayanan pelanggan, telah mendapat dukugan berbagai jenis sistem TI untuk mendukung operasional bisnisnya. Sistem teknologi informasi di PLN Disjaya juga harus menghadapi banyak tuntutan perubahan proses bisnis. Sebagai contoh, pembentukan organisasi baru, akan membutuhkan sistem TI yang baru pula, meskipun sebenarnya dasar kebutuhan bisnisnya sama, yaitu pelayanan pelanggan dan peningkatan serta pengamanan pendapatan. Kebutuhan sistem tersebut dapat dijawab dengan membangun aplikasi untuk kebutuhan add-hoc dan process-specified. Namun bila dilihat dari sisi global perusahaan maka hal ini menjadi tidak efisien dalam memanfaatkan investasi perangkat lunak di masa lalu dan waktu pengembangan aplikasi. Oleh karena itu organisasi baru, seperti service point, membutuhkan pendekatan arsitektural dan cetak biru bagi sistem TI-nya agar optimal dan efisien dalam membangun aplikasinya. II. TINJAUAN PUSTAKA Perusahaan, sebagai entitas yang tumbuh kembang, membutuhkan pondasi yang kuat untuk eksekusi bisnis di masa depan. Arsitektur dapat juga bermakna sebagai fundamental organisasi yang menjelaskan tentang komponen-komponen penyusun organisasi,
hubungan antar komponen tersebut dan antar komponen dengan lingkungan dalam suatu organisasi. Sesuai konteks teknologi informasi, arsitektur bertujuan untuk menyelaraskan strategi bisnis dan perencanaan teknologi informasi. Tujuan ini mirip dengan tujuan SOA, yaitu menuju service oriented enterprise (SOE), suatu kondisi ideal dimana kebutuhan bisnis selaras dengan ketersediaan service perangkat lunak. Dalam penyusunan arsitektur informasi dengan menggunakan kerangka kerja Zachman, dibutuhkan tools yang dapat membantu mengarahkan penyusunan arsitektur. Dalam penelitian ini dipergunakan perangkat lunak System Architect dari Popkin sebagai alat bantu penyusunannya. Menurut schekkerman, definisi service dalam SOA adalah suatu implementasi fungsi bisnis yang terdefinisi dengan baik, yang beroperasi secara independen terhadap service yang lain, yang didefinisikan pada sistem tertentu. Suatu service mempunyai antar muka dan beroperasi berdasarkan pre-defined contract antara klien service dengan service itu sendiri (antara service provider dan consumer). Sistem dengan service orientation menyajikan visi ideal suatu lingkungan yang sumber daya teknologi informasi yang terpartisi dan secara konsisten ditampilkan serta dimanfaatkan mendukung bisnis. Kondisi ideal ini mendorong SOA diwujudkan sebagai arsitektur masa depan sebagaimana kesuksesan arsitektur 2-tier menggantikan mainframe.
orkestrasi dan komposisinya dengan mudah. Kemudahan tersebut akan mendorong fleksibilitas sistem TI terhadap proses bisnis. Antar service berinteraksi dengan menggunakan message yang menggunakan open standart. Bila diterapkan dengan platform web service, maka message ini menggunakan teknologi XML. Dapat disimpulkan bahwa service orientation memiliki aspek umum yaitu loose-coupling, service contract, autonomy, abstraction, reusable, composable dan discoverable. Aspek-aspek umum ini dapat diwujudkan dengan teknologi web service. Definisi web service adalah aplikasi perangkat lunak yang dapat diakses pada web (atau intranet) melalui alamat URL, diakses klien dengan protokol berbasis XML, seperti SOAP, dikirim menggunakan protokol internet, seperti HTTP. Klien dapat mengakses web service melalui interface dan binding, yang didefinisikan menggunakan WSDL.
Gambar 2. Susunan lapisan teknologi web service.
Gambar 1. Service di antara layer proses bisnis dan aplikasi (Erl, 2005) Posisi service dalam SOA adalah berada diantara lapisan aplikasi dan lapisan proses bisnis. Lebih jelasnya dijelaskan pada gambar 1. Hubungan antar service adalah bersifat loosecoupling sehingga service dapat dirubah-rubah
Susunan layer sebagai pembentuk web service dijelaskan pada gambar 2. Karakter dan sistem operasional platform web service, menunjukkan bahwa platform web services mendukung banyak prinsip SOA. Dengan XML, SOAP dan WSDL maka platform web service cocok untuk mewujudkan SOA (Singh, 2004). Hubungan antara service consumer dan service provider dapat dilakukan secara manual (atas bantuan manusia) maupun secara otomatis, melalui pencarian di service registry. Dalam implementasi nyata, web service dipakai sebagai adapter bagi sistem non service oriented, untuk mengangkat logika otomatisasi bisnis sistem tersebut sebagai service. Siklus hidup sistem berbasis service orientation, dijelaskan pada gambar berikut.
Gambar 3. Siklus hidup sistem SOA. Perusahaan yang mengutamakan business modularity, dengan mendasarkan pondasi yang kuat untuk menjalankan bisnis, maka strategi top down merupakan yang paling tepat. Bila perusahaan ingin tetap berada di depan, sebagai perusahaan yang telah mencapai tingkatan tertinggi maturity-nya dengan business modularity, perusahaan harus mampu mengelola dan mendayagunakan potensi reusability komponen proses bisnis berbasis teknologi informasi, demi mencapai standar global dunia tanpa melupakan kebijakan lokal. Konsep arsitektur informasi dan SOA, sama-sama menekankan adanya reusability komponen proses bisnis. Paradigma SOA membawa pandangan yang lebih konkret tentang bagaimana integrasi dan reusability layanan perangkat lunak diterapkan. Arsitektur informasi dan SOA sama-sama menunjuk pada domain arsitektural, mendorong keselarasan bisnis dan TI, membutuhkan input tujuan bisnis dan memerlukan aktivitas perencanaan dan penyusunan strategi yang matang. Suatu arsitektur informasi adalah platform untuk mendapatkan keuntungan dari nilai-nilai SOA. Caranya adalah menyediakan pengetahuan dan sudut pandang yang dibutuhkan untuk melakukan task baru dan mencegah terjadi jebakan dengan memformalkan cara lama melakukan task dengan menggunakan teknologi baru, tanpa adanya peningkatan (Popkin, 2008). Berdasarkan pembahasan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan singkat bahwa SOA melengkapi arsitektur informasi perusahaan melalui karakteristik arsitektural service oriented system. III. ANALISA Dalam mengelola pelanggannya, PLN Disjaya membagi bisnisnya dalam 2 (dua) katagori yakni bisnis wire (jaringan listrik) dan bisnis retail (pelayanan pelanggan). Bisnis wire dilaksanakan oleh kantor area jaringan (AJ) sedangkan bisnis retail dilaksanakan oleh unit area pelayanan jaringan (AP). Organisasi AP menggunakan aturan yang disebut Tata Usaha Pelanggan (TUL). TUL adalah inti dari proses bisnis dalam bidang retail yakni mulai
pendaftaran pelanggan baru PLN, selama menjadi pelanggan PLN sampai dengan pelanggan tersebut berhenti menjadi pelanggan PLN. PLN Disjaya telah melaksanakan otomatisasi TUL dengan membuat Customer Information System (CIS). Sistem CIS adalah perangkat lunak terpadu (integrated) yang menyatukan seluruh TUL. Sistem CIS dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 dan back-end database Oracle Versi 10g. Setiap unit AP, mempunyai 1 (satu) sistem aplikasi CIS. Berdasarkan analisa ketetapan manajemen puncak tentang service point maka disimpulkan bahwa service point akan memiliki fungsi proses bisnis yang mirip dengan fungsi proses bisnis Pelayanan Pelanggan di AP, dengan beberapa modifikasi. Modifikasi tersebut antara lain klasifikasi daya yang dilayani di service point < 23 kVA, tidak melakukan pekerjaan teknis, tidak melakukan survey dan tidak berhak mengesahkan pelanggan. Service point boleh menerima pembayaran rekening, penyambungan baru, perubahan daya dan tarif serta pendaftaran pengaduan pelanggan. Perbedaan lain dengan AP adalah lokasi service point bersifat temporer dan dibuka di tempat umum yang banyak dikunjungi masyarakat ibukota. Berdasarkan hal tersebut, maka dianalisa bahwa kebutuhan dukungan TI di proses bisnis service point dapat diambil dari layanan CIS. Sifat aplikasi service point harus berbasis web untuk menjawab sifat service point yang temporer. Sisi server database dan aplikasi tersentralisasi di Kantor Distribusi PLN Disjaya, sedangkan klien cukup tersedia PC/Netbook dan alat pencetak serta alat pemindai. Pada fase analisa, dilakukan pemodelan proses bisnis yang sekiranya dilakukan di service point. Hasil pemodelan ini akan dimanfaatkan di proses analisa berbasis service orientation. IV. PERANCANGAN Dimensi konstektual (baris pertama kerangka kerja Zachman) memuat tentang definisi organisasi dan tujuan bisnis dari organisasi yang dibahas. Dimensi konseptual (baris kedua matrik Zachman), membahas tentang konsep model organisasi. Dimensi konseptual merupakan cetak biru rancangan untuk konsep data, model proses bisnis, peta proses bisnis terhadap fungsi aplikasi hingga rencana bisnis kegunaan aplikasi itu sendiri. Dimensi logikal (baris ketiga matrik Zachman) membahas perancangan sistem informasi pendukung organisasi. Perancangan level konstektual membahas tujuan bisnis, segmen profil bisnis, profil produk, pemasok, ringkasan kekuatan bisnis, bagan organisasi, persyaratan bisnis, persyaratan sistem hingga
persyaratan teknologi. Pada perancangan level konstektual ini telah mulai diintrodusir tentang tujuan SOA dalam organisasi service point. Perancangan level konseptual membahas model konsep bisnis, proses bisnis utama, persyaratan fungsional umum, matrik proses bisnis utama terhadap persyaratan fungsional umum dan bisnis, analisa service orientation based, perancangan process chart dan matrik reusability. Analisa service orientation based menghasilkan kandidat-kandidat service. Selanjutnya, kandidat ini akan dimodelkan ke dalam process chart. Dilakukan proses iteratif yang menghasilkan service-service yang diusahakan mempunyai reusability yang tinggi. Perancangan level logikal menghasilkan diagram use case, collaboration, sequence. Diagram-diagram ini bertujuan mewujudkan desain perangkat lunak yang lebih real bagi pengembang dalam membuat sistem informasinya. Hasil perancangan arsitektur informasi perusahaan dengan pendekatan SOA dijelaskan pada gambar 4. Keamanan web service, sebagai implementasi dari service, berdasarkan pada arsitektur keamanan aplikasi berbasis web. Keamanan dapat diterapkan pada tingkatan transport, message dan application. . Data What Objective Scope Contextual Role: Planner
Profil Produk/Jasa
Function How
untuk menentukan teknologi yang tepat untuk membungkus logika bisnisnya sebagai web service. Dalam membangun aplikasi SOA dengan platform web service dapat menggunakan teknologi berbasis Java dan Microsoft .NET. Untuk aplikasi CIS PLN Disjaya, lebih cocok dipakai teknologi Java dari Oracle dengan menambahkan Oracle Application Server. Untuk menambah kapabilitas web service Bank, dapat digunakan platform teknologi .NET atau platform Java yang sesuai dengan sistemnya. Namun bila sistem Bank masih menggunakan mainframe, maka diperlukan adapter yang spesifik terhadap mainframe tersebut. V. PENUTUP Arsitektur informasi perusahaan merupakan pondasi cetak biru organisasi dalam sistem TI. Tujuannya adalah mendorong keselarasan antara TI dan bisnis. Perancangan model untuk proses bisnis service point dapat menunjukkan service yang terlibat dan bagaimana orkestrasi service tersebut agar membentuk proses bisnis. Dari model tersebut terlihat pula reusability service-service.
Network Where
People Who
Time When
Profil Pemasok
Strategi
Tujuan Bisnis Persyaratan bisnis
Profil Pelanggan
Daftar entitas
Persyaratan sistem
Bagan Organisasi
Segmen Profil Bisnis
Motivation Why
Persyaratan teknologi Ringkasan Kekuatan Bisnis : keuntungan, prospek masa depan, keterbatasan, resiko.
Enterprise Model Conteptual Role: Owner
Kandidat service
Proses bisnis utama
Service reusability
Model konsep bisnis
Diagram process chart
Persyaratan fungsional umum Matrik proses bisnis utama terhadap syarat fungsional umum
Penggunaan service untuk sistem lain
Komposisi service pada lapisan orkestrasi, business service dan application service.
System Model Logical Role: Designer
Rancangan SOAP req. & resp.
Sequence diagram
Identifikasi use case Rancangan class
Matrik proses bisnis utama terhadap persyaratan bisnis
Rancangan konfigurasi sistem
Matrik persyaratan sistem fungsional terhadap use case
Collaboration diagram
Gambar 4. Peta Arsitektur Teknologi pengembangan SOA tergantung pada jenis legacy application yang akan diintegrasikan. Dibutuhkan penilaian kondisi legacy application,
Pengembangan sistem aplikasi dengan prinsip service orientation menjadi titik awal untuk menerapkan service orientation di seluruh perusahaan, dalam rangka menuju SOE.
Pengembangan integrasi proses bisnis di bidang niaga, distribusi, perbekalan, sumber daya manusia dan keuangan agar lebih didorong dengan menggunakan paradigma SOA. Diperlukan kajian service availability dan service quality dari legacy application, mengingat bahwa dukungan platform perangkat keras untuk legacy application sudah berumur dan ketinggalan jaman.
[14]
[15] DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7] [8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
Angklasito, Pandu (2006) : Sosialisasi Customer Information System, PLN Disjaya. Bernardz, Justin P., Lawrence, Mark E. (2004) : Enhancing an Enterprise Asset Management Project. Durvasula, Surekha (2006), : SOA Practitioner’s Guide, Part 1 : Why Service Oriented Architecture, , 4 www.soablueprint.com/whitepapers/ Oktober 2008 Erl, Thomas. (2005) : Service Oriented Architecture- Concepts, Technology and Design. Prentice Hall. Erl, Thomas. (2004) : Service-Oriented Architecture: A Field Guide to Integrating XML and Web Services. Prentice Hall PTR. Grossman, Ira., Sargent, James. (2003) : An IT Enterprise Architecture Process Model, Silver Spring, MD USA National Marine Fisheries Service. Hanson, Joseph., (2007) : Creating your own UDDI Registry, DivXMedia. Hurwitz, Judith., Bloor, Robin., Baroudi, Carol., Kaufman, Marcia. (2007) : Service Oriented Architecture for Dummies, Wiley Publishing, Inc. Ibrahim, M. Dr. (26 April 2007) : Service Oriented Architecture, http://www.ibm.com/developerworks/webservi ces/library/ws-soa-en, 27 Juli 2008 Irek, Chip (12 May 2003). : 15 Seconds., http://www.15seconds.com/issue/03, 3 November 2008. ITB, LPPM (2005) : Arsitektur Informasi Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, PLN Disjaya. Mamdouh, Ibrahim., Long, Gil. (26 April 2007) : Service Oriented Architecture and Enterprise Architecture, Part 1 : A Framework for understanding how SOA and Enterprise Architecture work together, IBM, http://www.ibm.com/developerworks/webservi ces/library/ws-soa-enterprise1/ ,26 Juli 2008 Mamdouh, Ibrahim., Long, Gil. (21 Mei 2007) : Service Oriented Architecture and Enterprise
[16]
[17] [18] [19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25] [26] [27]
Architecture, Part 2 : Similarities and Differences, IBM, http://www128.ibm.com/developerworks/webservices/libra ry/ws-soa-enterprise2/ , 26 Juli 2008. Microsoft Inc. (2008) : Learn About SOA, Microsoft, http://www.microsoft.com/biztalk/solutions/def ault.mspx, 26 October 2008. OASIS (2 Agustus 2006) : Reference Model for Service Oriented., http://www.oasisopen.org/committees/tc_home.php?wg_abbrev =soa-rm, OASIS, 3 Desember 2008. Oracle (2007) : Oracle Application Server Web Services Developer's Guide, 10g Release 3, Oracle Inc. PLN Disjaya (2006) : Kumpulan SOP CIS RISI, PLN Disjaya. Popkin, Jan. (2008) : Leveraging the value proposition of SOA, IBM White Paper, IBM. Rosen, Michael., Lublinsky, Boris., Smith, Kevin T., Balcer, Marc J. (2008) : Applied SOA: Service-Oriented Architecture and Design Strategies., Wiley Publishing, Inc. Ross, Jeana. W., Weill, Peter., & Robertson, David, C. (2006) : Enterprise Architecture as Strategy: Creating A Foundation for Business Execution, Harvard Business School Press. Schekkerman, Jaap. (2006). : Structuring the Enterprise around Services The Differences between Hype, Hope and Reality?, Amersfoort, Netherland, Institut For Enterprise Architecture Developments. Schmelzer, R. (2006, June 15) : SOA and the Zachman Framework, ZapThink, http://www.zapthink.com/report.html?id=ZAPF LASH-2006615, 10 Januari 2009. Singh, Inderjeet., Brydon, Sean., Murray, Greg., Ramachandran, Vijay., Violleau, Thierry., Stearns, Beth. (2004) : Designing Web Services with the J2EE(TM) 1.4 Platform, Addison Wesley. W3C (2007, June 26) : Web Services Description Language (WSDL), http://www.w3.org/TR/2007/REC-wsdl20primer-20070626, 25 Desember 2008. Zachman, J. A. (2002) : Concept of Framework for Enterprise Architecture – Background, Description and Utility, Zachman International Inc. Sub Bidang ASTI (2007) : Fungsionalitas CIS, PLN Disjaya.
Enterprise Information Architecture With Service Oriented Architecture Approach : Case Study Service Point PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya And Tangerang Agung Trika Yoosnanto (NIM 23207037) Electrical Engineering Magister, Option : Chief Information Officer (CIO) – Depkominfo STEI ITB Abstract – Enterprise information architecture is a form of formal description about information system which supports enterprise organization. Service oriented Architecture (SOA) is architectural style for integrating various system, with lifting existing operation and business logic as software service, which implemented with web service technology. In this thesis, information architecture is created with SOA paradigm for new organization in PLN, called service point. The goal is lying down basic or blue print of information system development in it. Information architecture design use Zachman framework, with System Architect software tools. The design produce architecture artifact which invoke various service from internal and external. SOA characteristic at information architecture bring positive influence. The system integration is not in hard-coded style, but it has autonomy style, reuse capability, composable process, and abstraction support. It also support for distributed computing, and open platform communication with XML-based messaging. SOA support information system design for unpredictable business process change and technology platform in the future. Keywords-- enterprise information architecture, SOA, service, web service. I. FOREWORD The IT role in enterprise is getting more important specially for supporting adaptive capability to face environment rapid changing. The IT role is more focused for supporting business process automation, by software and hardware. Traditionally, TI is influenced by many vendors, who become partner with business process owner. Mostly IT does not have enough resource to push business integration in enterprise. The impact is the emerging of stovepipe application, which may be interconnected at very low level. Business needs to information technology is supporting enterprise facing globalization, economic pressure, business process outsourcing, rule compliance, new technology, lack of cohesive business information strategy and standards.
As an enterprise, like the others, PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya and Tangerang (PLN Disjaya) faces the same challenges. Because of that, PLN Disjaya has been supported by various IT Systems to fulfill its business operation. IT System at PLN Disjaya also faces various rapid changing of business process. The example, forming new organization, like service point, which will need new IT System, though the basic business needs are the same, customer service and revenue protection. The system needs can be answered with building application for add-hoc and process-specified needs. But if it is seen from enterprise perspective, it is not efficient. It is not reusing software investment which already made and also software time to market is longer. New organization like service point, need architectural and blue print approach for application development efficiency. II. LITERATURE REVIEW Enterprise as growing entity needs strong foundation for business execution. The enterprise architecture means as organizational fundamental which explain organization component, relation between it and relation with external environment. In the IT context, the goal of enterprise architecture is aligning business strategy with IT strategic planning. This goal similar with SOA’s goal, an ideal condition which the need of business can be provide by software service. In the making of enterprise architecture with Zachman framework, there is a need of software tools which helping to set direction in making of it. This research use System Architect software tools from Popkin. According to schekkerman, 2006, the definition of service in SOA is an implementation of a well-defined business functionality that operates independent of the state of any other Service defined within the system. Services have a well-defined set of interfaces and operate through a pre-defined contract between the client of the service and the service itself. Service-orientation presents an ideal vision of a world in which resources are cleanly partitioned and consistently represented. This ideal condition is
pushing SOA as new future architecture, as well as ntier architecture was replacing mainframe.
Figure 1.
The character and operational system of web service platform show that web service supporting various SOA principle. With XML technology, SOAP and WSDL, web service platform is suitable for building SOA (singh, 2004). Relationship between service consumer and service provider can be manually done or automatic with discovery process in service registry. In real world, web service can be use as adapter for non service oriented system, for lifting business logic as service. The life cycle of service orientation system has 6 process step (figure 3).
Service layer laid between business process and application layer (Erl, 2005)
The service layer is laid between business process and application layer, as draw at picture 1. Relationship between service is loose-coupling, so service can be easily change in orkestration mode or composition mode. This characture is pushing IT flexibility for servicing business process. Communication between service is using messaging communication model. If it is implemented with web service technology, this communication is using XML technology. So the conclusion is service orientation has general aspect which is abstract, autonom, open, discoverable, reuse potential, loose-coupling connection and implemented as web service. Web service definition is a software application, accessible on the Web (or an enterprise's intranet) through a URL, that is accessed by clients using XMLbased protocols, such as Simple Object Access Protocol (SOAP) sent over accepted Internet protocols, such as HTTP. Clients access a Web service application through its interfaces and bindings, which are defined using XML artifacts, such as a Web Services Definition Language (WSDL) file
Figure 3. SOA life cycle. Enterprise which gives priority for business modularity, with laying on strong foundation for executing business, will use top-down strategy as SOA implementation strategy. If enterprise want always be ahead as enterprise which have reached high level with business modularity, enterprise must have capability for managing reusability potency of IT based business process. For sake of global standard, it must have this capability. Information architecture concept and SOA pressure on IT-based business process component. SOA paradigm bring more concrete view about integration is implemented. Information architecture concept and SOA are pointing at same domain, architecture domain. They push business and IT alignment, require business purpose input and need planning activity and mature strategy. The Information architecture is platform for getting early gain of SOA principles. It provide knowledge and point of view which need to do new task with avoiding formalize old way to do task with new technology instead of formalize new way with new technology (Popkin, 2008). SOA is completing enterprise information architecture with service oriented architectural style. III. ANALYSIS PLN Disjaya divide its business in 2 catagory, wire business and retail business. Wire business are done by
Figure 2. Web service technology stack.
Area Jaringan Office and retail business are done by Area Pelayanan Office. Area Pelayanan Office (AP) use basic rule which called Tata Usaha Pelanggan (TUL). TUL is core of business process in retail business, from registering new customer until customer stop electricity service. PLN Disjaya has done automation work on TUL by making of Customer Information System (CIS). CIS system is integrated software which unite all TUL’s function. CIS system was built with Visual Basic 6.0 as front end user interface and Oracle 10g version as database. Every office unit of AP has 1 CIS system installed. Based on top management decision analysis about service point, it can be summarized that service point will have similar customer service function as it already run in AP office, with some modification. Service point may accept payment new customer connection, new power capacity changing request, new rate request and customer complaint. But service point does not do field work. The field work is done by AP office. Service point also has temporary location, not like AP office which has fix location. Base on fact, IT need for business process function at service point use services from CIS. Because of location characteristic, service point system must use web application. Database and application server must locate at PLN Disjaya Distribution Central Office. At client, service point officer use single PC or Netbook, printer, scanner and internet connection. Data What Objective Scope Contextual Role: Planner
Profil Produk/Jasa
Function How
Then in analysis phase is close with business process modeling, specially use in service point The result is going to be use at service-oriented analysis at next chapter. IV. ARCHITECTURE DESIGN Contextual layer (first row Zachman framework) is about organization definition and business goal from organization. Conceptual layer (second row Zachman Framework) talk about organization model concept. Conceptual layer is design blue print for data concept, business process model, and business process map toward application function until application usage business plan. Logical layer (third row Zachman framework) talk about organization support information system design. Contextual layer talks about business goal, business profile segment, product profile, supplier, business summary, organization chart, business requirement, and system requirement till technology requirement. At this level, SOA paradigm is introduced. Conceptual layer talks about business concept model, process threads, general functional requirement, process thread to general functional requirement matrix, service oriented analysis, process chart design and reusability matrix.
Network Where
People Who
Time When
Profil Pemasok
Strategi
Tujuan Bisnis Persyaratan bisnis
Profil Pelanggan
Daftar entitas
Persyaratan sistem
Bagan Organisasi
Segmen Profil Bisnis
Motivation Why
Persyaratan teknologi Ringkasan Kekuatan Bisnis : keuntungan, prospek masa depan, keterbatasan, resiko.
Enterprise Model Conteptual Role: Owner
Kandidat service
Proses bisnis utama
Service reusability
Model konsep bisnis
Diagram process chart
Persyaratan fungsional umum Matrik proses bisnis utama terhadap syarat fungsional umum
Penggunaan service untuk sistem lain
Komposisi service pada lapisan orkestrasi, business service dan application service.
System Model Logical Role: Designer
Rancangan SOAP req. & resp.
Identifikasi use case Rancangan class
Rancangan konfigurasi sistem
Figure 4. Architecture Map
Matrik proses bisnis utama terhadap persyaratan bisnis
Sequence diagram
Collaboration diagram
Matrik persyaratan sistem fungsional terhadap use case
Service oriented analysis produce service candidate. Service candidate will be modeled in the process chart. There is iterative process to produce high reusability services. Logical layer produce use case diagram, collaboration diagram and sequence diagram. These diagrams have purpose to help realizing software design for developer. Design result of enterprise information architecture with SOA approach in figure 4. Web service security, as service implementation, based on web based software security architecture. Security can be implemented at transport layer, message layer and application layer. SOA development technology depends on legacy application type. SOA development technology depends on legacy application kind. There is a judgment for legacy application condition, in order deciding appropriate technology for encapsulating business logic as web service. SOA application development with web service technology can use Java and .NET technology. For CIS system, it is more suitable to use Java technology, only need to add Oracle Application server. For enabling web service for Bank system, we need to evaluate internal Bank system. If bank system has used modern technology, we can use Java and .NET directly. If bank system still used old mainframe, we will need specific adapter.
[2]
[3]
[4] [5]
[6]
[7] [8]
[9]
[10]
V. CONCLUSION [11] Enterprise information architecture is blue print foundation in IT system, which goal is pushing alignment between IT and business. Model design for service point business process show what and when involved service and also how services orchestration are formed. From the model, we can see service reusabilty. Application developmen with service orientation concept is the beginning for whole service oriented enterprise. Integration process business development in other section, like HR, finance etc, are better pushed using SOA paradigm. There is a need for service availability and service quality review, remembering that harware platform support for legacy application has been old-fashioned already.
[12]
[13]
[14]
BIBLIOGRAPHY [15] [1]
Angklasito, Pandu (2006) : Sosialisasi Customer Information System, PLN Disjaya.
Bernardz, Justin P., Lawrence, Mark E. (2004) : Enhancing an Enterprise Asset Management Project. Durvasula, Surekha (2006), : SOA Practitioner’s Guide, Part 1 : Why Service Oriented Architecture, , 4 www.soablueprint.com/whitepapers/ Oktober 2008 Erl, Thomas. (2005) : Service Oriented Architecture- Concepts, Technology and Design. Prentice Hall. Erl, Thomas. (2004) : Service-Oriented Architecture: A Field Guide to Integrating XML and Web Services. Prentice Hall PTR. Grossman, Ira., Sargent, James. (2003) : An IT Enterprise Architecture Process Model, Silver Spring, MD USA National Marine Fisheries Service. Hanson, Joseph., (2007) : Creating your own UDDI Registry, DivXMedia. Hurwitz, Judith., Bloor, Robin., Baroudi, Carol., Kaufman, Marcia. (2007) : Service Oriented Architecture for Dummies, Wiley Publishing, Inc. Ibrahim, M. Dr. (26 April 2007) : Service Oriented Architecture, http://www.ibm.com/developerworks/webservi ces/library/ws-soa-en, 27 Juli 2008 Irek, Chip (12 May 2003). : 15 Seconds., http://www.15seconds.com/issue/03, 3 November 2008. ITB, LPPM (2005) : Arsitektur Informasi Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, PLN Disjaya. Mamdouh, Ibrahim., Long, Gil. (26 April 2007) : Service Oriented Architecture and Enterprise Architecture, Part 1 : A Framework for understanding how SOA and Enterprise Architecture work together, IBM, http://www.ibm.com/developerworks/webservi ces/library/ws-soa-enterprise1/ ,26 Juli 2008 Mamdouh, Ibrahim., Long, Gil. (21 Mei 2007) : Service Oriented Architecture and Enterprise Architecture, Part 2 : Similarities and Differences, IBM, http://www128.ibm.com/developerworks/webservices/libra ry/ws-soa-enterprise2/ , 26 Juli 2008. Microsoft Inc. (2008) : Learn About SOA, Microsoft, http://www.microsoft.com/biztalk/solutions/def ault.mspx, 26 October 2008. OASIS (2 Agustus 2006) : Reference Model for Service Oriented., http://www.oasisopen.org/committees/tc_home.php?wg_abbrev =soa-rm, OASIS, 3 Desember 2008.
[16]
[17] [18] [19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25] [26] [27]
Oracle (2007) : Oracle Application Server Web Services Developer's Guide, 10g Release 3, Oracle Inc. PLN Disjaya (2006) : Kumpulan SOP CIS RISI, PLN Disjaya. Popkin, Jan. (2008) : Leveraging the value proposition of SOA, IBM White Paper, IBM. Rosen, Michael., Lublinsky, Boris., Smith, Kevin T., Balcer, Marc J. (2008) : Applied SOA: Service-Oriented Architecture and Design Strategies., Wiley Publishing, Inc. Ross, Jeana. W., Weill, Peter., & Robertson, David, C. (2006) : Enterprise Architecture as Strategy: Creating A Foundation for Business Execution, Harvard Business School Press. Schekkerman, Jaap. (2006). : Structuring the Enterprise around Services The Differences between Hype, Hope and Reality?, Amersfoort, Netherland, Institut For Enterprise Architecture Developments. Schmelzer, R. (2006, June 15) : SOA and the Zachman Framework, ZapThink, http://www.zapthink.com/report.html?id=ZAPF LASH-2006615, 10 Januari 2009. Singh, Inderjeet., Brydon, Sean., Murray, Greg., Ramachandran, Vijay., Violleau, Thierry., Stearns, Beth. (2004) : Designing Web Services with the J2EE(TM) 1.4 Platform, Addison Wesley. W3C (2007, June 26) : Web Services Description Language (WSDL), http://www.w3.org/TR/2007/REC-wsdl20primer-20070626, 25 Desember 2008. Zachman, J. A. (2002) : Concept of Framework for Enterprise Architecture – Background, Description and Utility, Zachman International Inc. Sub Bidang ASTI (2007) : Fungsionalitas CIS, PLN Disjaya.