AGENDA MEDIA SURAT KABAR IBU KOTA DALAM PEMBERITAAN MENGENAI PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) DKI JAKARTA Said Romadlan Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UHAMKA Jalan Limau Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Telepon 0217205218/08128911880; email:
[email protected] ABSTRAK: Pilkada DKI Jakarta 2012 ini menarik banyak kalangan untuk mengamatinya. Hal itu karena posisi strategis DKI Jakarta sebagai provinsi yang menjadi Ibu Kota Indonesia. Sebagai peristiwa penting, Pilkada DKI Jakarta ini pun tidak lepas dari liputan media massa. Fokus penelitian ini adalah mengenai pola-pola pemberitaan dan agenda media surat kabar Ibu Kota mengenai Pilkada DKI Jakarta selama masa kampanye. Teori sebagai landasannya yaitu teori agenda setting dan kajian mengenai pola-pola isi media. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi terhadap surat kabar Ibu Kota, yaitu Indopos, Koran Jakarta, Rakyat Merdeka, Seputar Indonesia, dan Warta Kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi cagub-cawagub yang banyak diberitakan adalah pasangan Alex NoerdinNono Sampono. Begitu juga pasangan cagub-cawagub yang banyak dijadikan sumber berita adalah pasangan yang didukung Partai Golkar ini. Dilihat dari pola kecenderungan isi berita, meskipun secara keseluruhan surat kabar banyak mendukung pasangan Alex-Nono, tapi surat kabar mempunyai kecenderungan yang berbeda. Indopos dan Rakyat Merdeka cenderung mendukung pasangan Alex-Nono, sedangkan Seputar Indonesia dan Warta Kota cenderung mendukung pasangan Foke-Nara, dan Koran Jakarta mendukung pasangan Faisal-Biem. Pasangan cagub-cawagub yang tidak banyak didukung atau ditonjolkan oleh surat kabar Ibu Kota adalah pasangan Jokwi-Basuki. Untuk agenda media surat kabar, selain banyak menonjolkan kampanye pasangan cagub-cawagub, terutama pasangan Alex-Nono, surat kabar Ibu Kota juga menonjolkan masalah-masalah lain yang terkait dengan Pilkada DKI Jakarta seperti pelanggaran kampanye, pelanggaran kode etik pemilu, kisruh DPT, keamanan Pilkada, dan masalah atribut kampanye. Dilihat dari kecenderungan bias berita, surat kabar Ibu Kota dalam memberitakan Pilkada DKI Jakarta semuanya cenderung bias atau mengabaikan obyektifitas, tetapi dengan tipologi bias yang berbeda-beda. Kata Kunci: Agenda Media, Pilkada, Surat Kabar, Pemberitaan PENDAHULUAN Pada 11 Juli 2012 warga Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta akan melaksanakan hajatan demokrasi yakni Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) dalam rangka pemilihan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta. Berdasarkan hasil verifikasi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta terdapat enam pasangan kandidat yang akan maju menjadi cagub dan cawagub DKI Jakarta. Mereka adalah Alex Noerdin-Nono Sampono (Alex-Nono) yang diusung Partai Golkar, Faisal Basri dan Biem Benyamin (Faisal-Biem) dari jalur independen, Hendarji Soepandji-Ahmad Riza Patria (Hendarji-Riza) juga dari jalur independen, Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (Foke-Nara) yang dijagokan Partai Demokrat, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) yang didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan pasangan Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rachbini (Hidayat-Didik) yang disokong penuh oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pilkada DKI Jakarta 2012, meskipun “hanya” memilih gubernur dan wakil gubernur tetapi hajatan politik ini menarik banyak kalangan untuk ikut mengamatinya. Hal itu karena posisi strategis DKI Jakarta sebagai provinsi yang menjadi Ibu Kota Indonesia. Selain itu, 1
yang paling ditunggu adalah karena Pilkada DKI Jakarta ini oleh banyak pengamat dijadikan indikator untuk mengukur kekuatan politik menjelang Pemilihan Umum tahun 2012 (Majalah Tempo, 19-25 Maret 2012). Faktor lainnya adalah kondisi DKI Jakarta sendiri yang sangat berbeda dengan daerah atau provinsi lain, yaitu semakin ruwet dan macet serta seringkali banjir. Pilkada ini ditunggu oleh warga DKI Jakarta apakah cagub dan cawagub yang terpilih kelak dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Sebagai peristiwa penting yang menyangkut kepentingan orang banyak, Pilkada DKI Jakarta kali ini pun tidak lepas dari liputan media massa yang sepertinya ikut juga berpartisipasi dalam menyemarakkan Pilkada ini. Media-media massa elektronik seperti televisi, meskipun belum musimnya kampanye, secara serempak menayangkan programprogram yang berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta ini, seperti acara debat antarkandidat atau acara lebih dekat dengan kandidat, dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan mediamedia massa cetak mulai menampilkan juga rubrik-rubrik baru dalam rangka Pilkada DKI Jakarta ini, semisal Jakarta memilih, menuju DKI-1, atau rubrik tokoh yang mengenalkan cagub dan cawagub, serta liputan-liputan lainnya. Dalam setiap pemilihan umum baik pemilihan presiden maupun pemilihan kepala daerah peran dan fungsi media massa memang sangat penting, baik bagi pemilih maupun tim sukses kandidat. Bagi beberapa pemilih, media massa dapat dijadikan referensi tambahan untuk menentukan pilihan mereka saat hari pemilihan. Karena dalam peristiwa ini media massa dapat memfungsikan dirinya sebagai pemberi informasi sekaligus pembentuk opini publik mengenai kandidat. Sedangkan bagi tim sukses kandidat, media massa dapat dijadikan sarana untuk kampanye atau pencitraan mengenai kandidat yang didukung melalui liputanliputan khusus yang telah dirancang sedemikian rupa. Media massa sendiri secara profesional seharusnya tidak boleh partisan atau mendukung salah satu kandidat, meskipun dalam praktik pemberitaannya tidak jarang media massa terjebak dalam kepentingan dukung-mendukung salah satu kandidat dalam pemilihan umum maupun Pilkada. Di sinilah pentingnya mengetahui agenda media massa dalam setiap Pilkada melalui kajian penelitian isi media massa. Karena media massa yang partisan cenderung lebih tidak obyektif dalam pemberitaannya yang akibatnya dapat menyesatkan para pemilih. Pada Pilkada DKI Jakarta ini pun peran dan fungsi media massa sangat penting. Jauhjauh hari sebelum masa kampanye tiba dan hari pemungutan suara dilakukan media-media massa sudah mendengungkan peristiwa Pilkada DKI Jakarta ini melalui program-program dan rubrik-rubrik mereka. Semarak Pilkada DKI Jakarta di media massa kali ini sepertinya akan setara dengan semarak liputan sepak bola Piala Eropa yang waktu penyelenggaraannya hampir bersamaan. Jadi warga DKI Jakarta mulai awal Juni sampai awal Juli 2012 akan merasakan dua “demam”, yaitu demam Pilkada DKI Jakarta dan demam Piala Eropa. Mengenai kecenderungan media massa untuk cenderung mendukung salah satu cagub-cawagub pada Pilkada DKI Jakarta sepertinya sulit dihindari sebagai bias politik dan ekonomi. Berdasarkan kajian awal atau studi penjajagan yang dilakukan, ditemukan adanya kecenderungan media massa, dalam studi ini surat kabar, untuk menonjolkan secara terus menerus salah satu cagub-cawagub. Misalnya surat kabar Indopos cenderung menampilkan pasangan Alex-Nono lebih menonjol dan dominan daripada kandidat lainnya. Surat kabar Koran Jakarta jelas-jelas “mendukung” pasangan Didik-Biem sebagai cagub-cawagub. Sedangkan surat kabar Seputar Indonesia cenderung menjagokan pasangan Jokowi-Ahok untuk menjadi pemenang dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 (Romadlan, 2012). Liputan yang ditampilkan media massa dalam pemberitaannya selama Pilkada DKI Jakarta ini memang bukan satu-satu paramater untuk meramalkan siapa yang akan terpilih. Karena dalam politik tingkat kepopuleran (populeritas) tidak selalu berbanding lurus (berkorelasi) dengan tingkat keterpilihan (elektabilitas). Namun mengetahui kecenderungan media massa dalam pola pemberitaan dan agenda medianya, sebagaimana yang menjadi 2
fokus penelitian ini, akan sangat membantu pemilih dalam menentukan pilihan politiknya. Untuk itu, penelitian seperti ini menjadi urgen, bukan saja sebagai kajian akademis untuk menguji atau mengembangkan teori tertentu (agenda setting), tapi juga secara praktis hasilnya dapat dijadikan panduan bagi pemilih-pemilih cerdas untuk memilih cagub dan cawagub yang bukan sekedar hasil ciptaan media massa, tapi cagub-cawagub yang memang benarbenar mempunyai kredibilitas dan diterima oleh semua warga. Berdasarkan uraian pada bagian pendahuluan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pola-pola isi pemberitaan surat kabar di Jakarta selama kampanye Pilkada DKI Jakarta? 2. Bagaimana agenda media surat kabar dalam pemberitaan surat kabar di Jakarta selama kampanye Pilkada DKI Jakarta? METODE Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi kualitatif. Analisis isi digunakan untuk mengetahui isi surat kabar berkaitan dengan pola-pola pemberitaannya. Menurut Krippendorff, analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya (1993: 15). Sedangkan menurut Berelson (dalam Kaid dan Wadsworth, 1989: 197), analisis ini adalah teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara obyektif, sistematik, dan kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak atau yang manifest. Secara purposive (sengaja) dalam penelitian ini dipilih lima surat kabar yang terbit di Jakarta, yaitu Seputar Indonesia, Indopos, Warta Kota, Koran Jakarta, dan Rakyat Merdeka sebagai obyek penelitian. Pemilihan tersebut didasarkan karena kelimanya merupakan surat kabar lokal Jakarta dan dianggap mempunyai pengaruh dengan segmen pembaca yang relatif kuat, terutama berkaitan dengan pemberitaan-pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta 2012. Sedangkan edisi surat kabar yang ditentukan adalah mulai 15 Juni sampai dengan 15 Juli 2012, sesuai dengan masa kampanye dan pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta. Unit analisis adalah sesuatu yang akan dianalisis (Kriyantono, 2006: 233). Unit analisis dari penelitian ini adalah berita. Berita adalah adalah laporan aktual tentang faktafakta dan opini yang menarik atau penting, atau keduanya, bagi sejumlah besar orang (Kusumaningrat dan Kusumaningrat, 2007: 39). Adapun unit pengamatannya adalah bagianbagian dari unit-unit analisis yang akan diamati. Dalam penelitian ini unit pengamatan meliputi judul, lead, foto, dan isi dari berita. HASIL PENELITIAN Judul dan Letak Berita Surat Kabar Selama masa kampanye cagub-cawagub DKI Jakarta, Indopos menampilkan sebanyak 85 berita yang berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta. Dilihat dari judulnya, berita-berita yang dimuat di Indopos relatif beragama. Mulai dari kegiatan kampanye para cagub-cawagub, strategi tim sukses, pelanggaran kampanye, persiapan Pilkada, termasuk dukung-mendukung warga maupun organisasi masyarakat (ormas) kepada beberapa cagub-cawagub juga mendapat porsi pemberitaan di Indopos. Berita-berita yang ditampilkan Indopos selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta, bila dilihat dari letak beritanya sebagian besar terletak pada bagian dalam. Namun demikian, ada beberapa berita mengenai Pilkada DKI ini yang dimuat di halaman 1. Beberapa berita yang diletakkan Indopos di halaman 1, bila ditelisik lebih jauh cenderung banyak menampilkan pasangan cagub-cawagub nomor urut 6, yakni Alex Noerdin-Nono Sampono. Terutama pemberitaan-pemberitaan yang berkaitan dengan kampanye pasangan tersebut di berbagai tempat. Seperti pada berita “Pilih Cagub yang Prestasinya Terbukti” (28/6/12) dan 3
“Alex-NonoMembius Warga Pulau Seribu” (3/7/12). Dalam praktik jurnalistik, berita-berita yang diletakkan di halaman 1 dianggap lebih penting daripada berita-berita yang diletakkan di halaman lain. Koran Jakarta selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2012 menampilkan 33 berita yang berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta. Berita-berita yang dimuat di Koran Jakarta, bila dilihat dari judulnya terlihat kurang beragam karena lebih banyak terpusat pada pemberitaan mengenai pasangan cagub-cawagub nomor urut 5, yakni Faisal Basri-Biem Benjamin, terutama yang berkaitan dengan kampanye pasangan tersebut. Misalnya, “Dana Kampanye Faisal Rp 1,5 Milyar” (26/6/12) dan “Faisal: Berantas Praktik Korupsi” (4/7/12). Beberapa berita lain yang disinggung oleh Koran Jakarta adalah mengenai pelanggaran kampanye dan calon independen. Untuk letak berita Koran Jakarta cenderung lebih banyak meletakkan berita-berita mengenai kampanye Pilkada DKI Jakarta di halaman bagian dalam. Meskipun begitu, seperti yang terlihat pada tabel 2, Koran Jakarta juga banyak memuat berita-berita kampanye Pilkada DKI Jakarta ini di halaman 1. Berita-berita yang ditampilkan Koran Jakarta di halaman 1 ini cenderung didominasi pemberitaan mengenai pasangan cagub-cawagub Faisal Basri-Biem Benjamin. Misalnya berita “Faisal akan Lakukan Program Revitalisasi Angkutan Publik” (26/6/12), “Faisal-Biem, Berjuang untuk Kepentingan Warga” (3/7/12), dan “Faisal-Biem Dekati Pemilih Perempuan” (7/7/12). Rakyat Merdeka menampilkan berita yang paling banyak mengenai Pilkada DKI Jakarta, yakni 98 berita. Dilihat dari judul-judulnya, berita-berita yang ditampilkan Rakyat Merdeka relatif lebih beragam. Di antaranya mengenai kampanye para cagub-cawagub, pelanggaran kampanye, kekerasan dan keamanan menjelang Pilkada, pelibatan anak dalam kampanye, pelanggaran kode etik, dan termasuk dukungan warga atau ormas kepada kandidat tertentu, serta beberapa topik berita lainnya juga dimunculkan oleh Rakyat Merdeka. Untuk letak berita, Rakyat Merdeka terlihat memiliki kecenderungan yang sama dengan Indopos, yakni lebih banyak memuat berita-berita mengenai Pilkada DKI Jakarta 2012 di halaman dalam. Meskipun begitu, terdapat juga berita-berita Rakyat Merdeka yang ditampilkan di halaman 1. Sama hal dengan Indopos, berita-berita Rakyat Merdeka yang dimuat di halaman 1 lebih dominan mengenai pasangan cagub-cawagub nomor urut 6, yakni Alex Noerdin-Nono Sampono. Misalnya berita, “Alex Klaim Lebih Bagus dari Foke” (26/6/12), “Alex-Nono Gratiskan 10 Pelayanan Publik” (30/6/12), dan “Ikuti Pengajian, Alex Sedih Warga Miskin Sulit Berobat” (1/7/12). Harian Seputar Indonesia menampilkan berita-berita mengenai Pilkada DKI Jakarta secara beragam. Tercatat ada 70 berita tentang Pilkada DKI Jakarta yang dimuat di Seputar Indonesia selama masa kampanye Pilkada DKI 2012. Berita-berita yang ditampilkan Seputar Indonesia dilihat dari judulnya juga lebih bervariasi, mulai dari masalah kampanye para cagub-cawagub itu sendiri, pelanggaran kampanye, masalah dana kampanye yang tidak transparan, dan tidak terlewatkan berita mengenai dukungan ormas kepada cagub-cawagub juga menghiasi pemberitaan Seputar Indonesia selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta. Sedangkan untuk letak berita, Seputar Indonesia mempunyai kecenderungan yang agak berbeda dengan Indopos, Koran Jakarta, dan Rakyat Merdeka, yakni tidak banyak memuat berita-berita mengenai Pilkada DKI ini di halaman 1. Seputar Indonesia memuat hampir semua berita Pilkada DKI Jakarta di halaman dalam, dan hanya ada 2 berita yang dimuat di halaman 1. Kedua berita itu pun tidak berkaitan dengan salah satu pasangan cagubcawagub, sebagaimana ketiga surat kabar di atas, yakni mengenai masalah Jakarta secara luas. Dalam hal ini, Seputar Indonesia melihat masalah ini lebih penting daripada menonjolkan pemberitaan mengenai pasangan cagub-cawagub tertentu. Warta Kota memuat sebanyak 55 judul berita mengenai Pilkada DKI Jakarta 2012 dalam rentang masa kampanye selama dua minggu. Berita-berita yang ditampilkan Warta 4
Kota cenderung lebih beragam tapi fokus pada kegiatan kampanye para cagub-cawagub. Dilihat dari judulnya, selain berita-berita mengenai kampanye, Warta Kota juga memuat masalah kisruh DPT, pelanggaran kode etik pemilu, termasuk masalah dukungan terhadap cagub-cawagub tertentu, serta masalah keamanan dan pelaksanaan Pilkada. Dari segi letak berita, Warta Kota cenderung sama dengan Indopos, Koran Jakarta, dan Rakyat Merdeka, yakni banyak meletakkan berita-berita mengenai Pilkada DKI Jakarta di halaman dalam, dan beberapa di antaranya di halaman 1. Meskipun demikian Warta Kota terlihat berbeda dalam menonjolkan atau yang dianggap penting yang dimuat di halaman 1. Warta Kota cenderung memuat berita-berita mengenai Pilkada DKI Jakarta di halaman1 yang berkaitan dengan kampanye para cagub-cawagub secara keseluruhan, dan tidak hanya 1 pasangan cagub-cawagub saja seperti Indopos, Koran Jakarta, dan Rakyat Merdeka. Beberapa judul berita yang dimuat Warta Kota di halaman 1 antara lain, “Alex Pengobatan Gratis, Faisal Naik Odong-odong” (26/6/12), “Foke-Hidayat atau Foke-Jokowi di Putaran Kedua” (2/7/12), dan “Hidayat Kunjungi Orang Sakit, Nara Tepis Survei, Jokowi Masuk Gang Sempit” (3/7/12). Secara keseluruhan surat kabar Ibu Kota dalam memberitakan mengenai Pilkada DKI Jakarta selama masa kampanye, dilihat dari jumlah pemberitaannya dan letak halamannya cenderung serupa tapi dengan penekanan masalah yang berbeda. Dilihat dari jumlah berita, Rakyat Merdeka merupakan surat kabar Ibu Kota yang paling banyak memuat berita-berita mengenai Pilkada DKI Jakarta dalam kurun dua minggu, yakni 98 berita atau sebesar 29%. Kemudian Indopos juga menampilkan berita-berita mengenai Pilkada DKI Jakarta secara banyak juga, yaitu 85 berita atau sebesar 25%. Selanjutnya Seputar Indonesia juga dapat dianggap sebagai surat kabar yang banyak menampilkan berita-berita mengenai Pilkada DKI Jakarta dengan jumlah 70 berita atau sebanyak 20%. Sedangkan Warta Kota dan Koran Jakarta dapat dikategorikan kurang atau lebih sedikit dalam memberitakan Pilkada DKI Jakarta, yaitu Warta Kota 55 berita (16%) dan Koran Jakarta hanya 33 berita (10%). Bila dilihat dari kecenderungan frekuensi atau jumlah berita ini, maka dapat kategorikan bahwa Rakyat Merdeka, Indopos, dan Seputar Indonesia termasuk dalam kategori yang menganggap sangat penting masalah Pilkada DKI Jakarta ini. Karena ketiganya menampilkan berita-berita mengenai Pilkada secara lebih banyak. Sedangkan Warta Kota termasuk dalam kategori sedang atau penting masalah Pilkada DKI Jakarta karena Warta Kota dalam memberitakan masalah ini jumlahnya tidak banyak, tapi juga tidak terlalu sedikit. Adapun Koran Jakarta dapat dianggap tidak terlalu menganggap penting masalah Pilkada DKI Jakarta ini, karena Koran Jakarta paling sedikit memuat berita-berita yang berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta 2012 ini. Tabel 1 Jumlah Keseluruhan Pemberitaan Surat Kabar mengenai Pilkada DKI Jakarta selama Masa Kampanye No Nama Surat Kabar 1 Indopos 2 Koran Jakarta 3 Rakyat Merdeka 4 Seputar Indonesia 5 Warta Kota Jumlah
Jumlah 85 33 98 70 55 341
5
Prosentase 25% 10% 29% 20% 16% 100
Jumlah Berita Surat Kabar mengenai Cagub-Cawagub Jumlah Berita Indopos mengenai Cagub-Cawagub Sebagaimana disebutkan di atas, secara keseluruhan terdapat 85 berita yang ditampilkan Indopos mengenai Pilkada DKI Jakarta selama masa kampanye. Dari jumlah berita tersebut terdapat 58 berita Indopos yang isinya mengenai cagub-cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta. Indopos memberitakan para cagub-cawagub dengan frekwensi atau jumlah yang berbeda. Dari keenam pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta, ternyata yang paling banyak diberitakan oleh Indopos adalah pasangan nomor urut 2 yakni Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria sebanyak 11 berita atau sebesar 28%. Kemudian tidak berselisih jauh, pasangan cagub-cawagub yang juga banyak diberitakan Indopos adalah pasangan nomor urut enam, Alex Noerdin-Nono Sampono, yaitu sebanyak 15 berita atau sebesar 27%. Sedangkan pasangan cagub-cawagub yang termasuk dalam kategori jumlah pemberitaannya menengah atau sedang di Indopos adalah pasangan nomor urut 4, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, yaitu 12 berita atau 21%. Termasuk dalam kategori jumlah berita menengah ini adalah pasangan nomor urut 1 Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yakni 11 berita atau 20%. Sedangkan pasangan cagub-cawagub yang paling sedikit diberitakan Indopos adalah pasangan nomor urut 2, Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama dan pasangan nomor urut 5, Faisal Basri-Biem Benjamin. Kedua pasangan tersebut masing-masing hanya diberitakan sebanyak 3 kali (5%) dan 1 kali (2%). Dari jumlah berita ini, bila dicermati lebih mendalam berdasarkan judul dan isi pemberitaan maka pemberitaan Indopos mengenai para cagub-cawagub ini terlihat cenderung berbeda meskipun secara frekuensi tidak jauh berbeda. Misalnya, antara pasangan HendardjiRiza dan Alex-Nono jumlah beritanya hanya berselisih 1 berita tapi berita-berita yang ditampilkan di antara keduanya sangat berbeda. Berita-berita Indopos mengenai pasangan Alex-Nono cenderung positif atau mendukung dengan isi berita yang lebih panjang dan detil. Seperti pada berita Indopos “Alex-Nono Paling Siap Pimpin DKI” (25/6/12) dan “Idrus Marham: Alex Noerdin Sosok Pemimpin yang Terbukti dan Teruji” (27/6/12). Sedangkan berita-berita Indopos mengenai pasangan Hendardji-Riza, meskipun jumlahnya lebih banyak tapi lebih bersifat netral. Meskipun terdapat juga berita yang cenderung mendukung pasangan ini tapi tidak sebanyak dan sedetil pasangan Alex-Nono. Misalnya pada berita “Daerah Berkumis Dilombakan” (27/6/12) dan “Bang Adji Curiga Panwaslu Tidak Netral” (28/6/12). Kecenderungan yang berbeda juga terlihat dalam pemberitaan Indopos mengenai pasangan Hidayat-Didik dengan pasangan Foke-Nara, meskipun jumlah beritanya tidak berselisih jauh. Pemberitaan Indopos mengenai pasangan Hidayat-Didik cenderung sama dengan pasangan Hendardji-Riza, yakni lebih banyak bersifat netral, meskipun ada beberapa yang cenderung mendukung pasangan ini. Hal ini misalnya dapat dilihat pada berita Indopos “Hidayat tak akan Gusur Pasar Tradisional” (28/6/12) dan “Hidayat: Jangan Bebani Pengusaha Warteg dengan Pajak” (30/6/12). Sedangkan berita-berita Indopos mengenai pasangan incumbent Foke-Nara, meskipun relative banyak tapi ternyata cenderung lebih bersifat negatif dan sama sekali tidak mendukung pasangan ini. Hal ini tergambar jelas pada berita Indopos ini ““Lima Cagub Kritik Foke” (25/6/12), “LSI Dibayar Foke-Nara” (2/7/12), dan “Duduki Balaikota, Warga Demo Foke” (6/7/12). Tabel 2 Jumlah Berita Indopos mengenai Cagub-Cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta No 1 2
Nama Cagub-Cawagub Foke – Nara Hendardji – Riza
Jumlah 11 16 6
Prosentase 20% 28%
3 Jokowi – Basuki 4 Hidayat – Didik 5 Faisal – Biem 6 Alex – Nono Jumlah
3 12 1 15 58
5% 21% 2% 27% 100%
Jumlah Berita Koran Jakarta Dari 33 berita Koran Jakarta mengenai Pilkada DKI Jakarta selama masa kampanye, 20 di antaranya adalah pemberitaan mengenai cagub-cawagub. Berbeda dengan Indopos yang beragam, pemberitaan Koran Jakarta mengenai cagub-cawagub cenderung didominasi pemberitaan tentang pasangan cagub-cawagub nomor urut 5, yakni Faisal-Biem. Dari 20 berita yang ditampilkan Koran Jakarta mengenai para cagub-cawagub, sebanyak 18 berita atau sebesar 90% adalah mengenai pasangan Faisal-Biem saja. Dua berita lainnya atau sebesar 10% adalah pemberitaan mengenai pasangan Foke-Nara. Sedangkan pasangan lainnya yakni Hendardji-Riza, Jokowi-Basuki, dan Hidayat-Didik tidak diberitakan sama sekali oleh Koran Jakarta. Bila dilihat dari isinya, meskipun jumlah pemberitaannya mengenai pasangan FaisalBiem sangat dominan, tapi isi berita Koran Jakarta itu sendiri tidak banyak yang secara eksplisit atau terbuka mendukung pasangan Faisal-Biem ini. Hanya ada 1 berita yang terlihat cenderung mendukung pasangan dari jalur independen ini. Selebihnya pemberitaan Koran Jakarta mengenai pasangan ini tetap netral meskipun sangat menonjolkan masalah-masalah yang diangkat oleh pasangan dari jalur independen tersebut. Beberapa judul berita Koran Jakarta tentang pasangan Faisal-Biem di antaranya, “Faisal akan Lakukan Program Revitalisasi Angkutan Publik” (26/6/12), “Faisal-Biem, Berjuang untuk Kepentingan Warga” (3/7/12), dan “Faisal: Berantas Praktik Korupsi” (4/7/12). Tabel 3 Jumlah Berita Koran Jakarta mengenai Cagub-Cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta No Nama Cagub-Cawagub 1 Foke – Nara 2 Hendardji – Riza 3 Jokowi – Basuki 4 Hidayat – Didik 5 Faisal – Biem 6 Alex – Nono Jumlah
Jumlah 2 0 0 0 18 0 20
Prosentase 10% 0% 0% 0% 90% 0% 100%
Jumlah Berita Rakyat Merdeka Secara keseluruhan jumlah berita Rakyat Merdeka mengenai Pilkada DKI Jakarta selama masa kampanye sebanyak 98 berita, paling banyak di antara surat kabar Ibu Kota lainnya. Dari jumlah tersebut lebih dari separuhnya, yakni 61 berita merupakan berita yang berkaitan dengan cagub-cawagub DKI Jakarta. Rakyat Merdeka memberitakan semua cagub-cawagub meskipun dengan jumlah yang berbeda-beda. Dari semua pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta, pasangan cagub-cawagub nomor urut 6, yaitu Alex-Nono merupakan pasangan yang paling banyak diberitakan oleh Rakyat Merdeka, yakni sebanyak 20 berita atau sebesar 33%. Sedangkan kelima pasangan cagub-cawagub lainnya diberitakan Rakyat Merdeka tidak lebih dari separuh dari jumlah berita pasangan Alex-Nono. Pasangan cagub-cawagub urut nomor 1 Foke-Nara misalnya, hanya diberitakan oleh Rakyat Merdeka sebanyak 10 kali atau sebesar 16%. Selanjutnya 7
pasangan nomor urut 4 Hidayat-Didik 9 berita atau 15%, pasangan nomor urut 2 HendardjiRiza sebanyak 8 berita atau 13%. Adapun pasangan namor urut 3 Jokowi-Basuki dan pasangan nomor urut 5 Faisal-Biem sama-sama diberitakan di Rakyat Merdeka sebanyak 11 berita atau (13%). Dilihat dari jumlah beritanya Rakyat Merdeka memang terlihat sangat menonjolkan pasangan Alex-Nono daripada pasangan-pasangan lainnya. Selain itu, dari kecenderungan isi beritanya Rakyat Merdeka juga cenderung memberitakan pasangan yang diusung Partai Golkar ini secara positif dan lebih lengkap. Kecenderungan tersebut misalnya dapat dilihat pada berita “Massa Pendukung Alex-Nono Banjiri Jakarta Timur Hari Ini” (25/6/12), “Alex Klaim Lebih Bagus dari Foke” (26/6/12), dan “Ikuti Pengajian, Alex Sedih Warga Miskin Sulit Berobat” (1/712). Untuk pasangan cagub-cawagub lainnya, bila dilihat dari jumlah beritanya memang tidak berselesih jauh, tapi dari isi yang ditonjolkan Rakyat Merdeka menampilkan cagubcawagub tersebut secara berbeda. Pasangan Foke-Nara misalnya, meskpun jumlah beritanya terbanyak kedua setelah pasangan Alex-Nono tapi isi pemberitaan pasangan ini di Rakyat Merdeka cenderung negatif. Seperti yang dapat dibaca pada berita “Bos PDS DKI Ancam Pidanakan Foke-Nara” (29/6/12), “Namanya Dicatut Foke, KH Hasyim Muzadi Marah” (30/6/12), dan “Foke Diduga Manfaatkan OVJ untuk Kampanye” (3/7/12). Pasangan JokowiBasuki juga kurang lebih diberitakan Rakyat Merdeka dengan pola yang cenderung sama dengan pasangan Foke-Nara, yakni menonjolkan kekurangan pasangan ini. Hal tersebut misalnya terbaca dari berita “4 Parpol Pengusung Tinggalkan Jokowi” (29/6/12) “JokowiAhok Kurang Paham Suasana Kebatinan Jakarta” (4/7/12). Sedangkan tiga pasangan cagub-cawagub lainya, yakni pasangan Hidayat-Didik, pasangan Hendardji-Riza dan pasangan Faisal-Biem, meskipun pasangan Hidayat-Didik jumlah beritanya lebih banyak tapi ketiganya diberitakan Rakyat Merdeka dengan pola isi yang relatif sama, yakni cenderung berisfat netral terutama mengenai aktifitas kampanye kedua pasangan tersebut. Kecenderungan Rakyat Merdeka tersebut dapat dilihat pada beritaberita berikut “Hidayat Ajak Warga DKI Tidak Golput di Pilkada” (26/6/12), “Hendardji Ingin Sadarkan Foke Lewat Kampanye” (29/6/12), dan “Biem Sedih Condet Jadi Wilayah Mati” (3/7/12). Tabel 4 Jumlah Berita Rakyat Merdeka mengenai Cagub-Cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta No Nama Cagub-Cawagub 1 Foke – Nara 2 Hendardji – Riza 3 Jokowi – Basuki 4 Hidayat – Didik 5 Faisal – Biem 6 Alex – Nono Jumlah
Jumlah 10 8 7 9 7 20 61
Prosentase 16% 13% 11% 15% 11% 33% 100%
Jumlah Berita Seputar Indonesia Selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta, Seputar Indonesia menampilkan beritaberita mengenai kampanye sebanyak 70 berita. Dari jumlah tersebut58 di antaranya berkaitan dengan berita-berita mengenai cagub-cawagub itu sendiri. Jadi hanya 12 berita Seputar Indonesia yang mengenai hal-hal lain selain mengenai cagub-cawagub. Berdasarkan jumlah berita, pemberitaan Seputar Indonesia mengenai cagub-cawagub DKI Jakarta cenderung merata, artinya semua cagub-cawagub diberitakan oleh Seputar Indonesia, meskipun dengan jumlah berita uang berbeda. Dari keenam pasangan cagub8
cawagub, pasangan nomor urut 1, yakni pasangan Foke-Nara yang paling banyak ditampilkan Seputar Indonesia yaitu sebanyak 15 berita atau sebesar 26%. Selanjutnya terdapat empat pasangan cagub-cawagub yang jumlah beritanya di Seputar Indonesia tidak berselisih jauh, yakni pasangan cagub-cawagub Alex-Nono dengan 11 berita atau 19%, pasangan HendardjiRiza 10 berita atau 17%, dan pasangan Jokowi-Basuki serta pasangan Hidayat-Didik samasama diberitakan sebanyak 9 berita atau 15%. Sedangkan pasangan Faisal-Biem hanya diberitakan sebanyak 4 berita atau 7% di Seputar Indonesia. Bila dilihat dari jumlah beritanya, Seputar Indonesia cenderung menampilkan beritaberita pasangan Foke-Nara secara lebih dominan daripada pasangan cagub-cawagub lainnya. Selain itu, berita-berita yang dimuat di Seputar Indonesia mengenai pasangan Foke-Nara juga lebih bersifat positif dan mengunggulkan pasangan incumbent ini. Kecenderungan tersebut di antaranya dapat dilihat pada berita-berita ini “Bangjaya Siap Menangkan Foke-Nara” (27/6/12), “Foke Janji Lanjutkan Pembangunan Jakarta” (1/7/12), dan “Foke-Nara Masih Teratas” (2/7/12). Untuk pasangan cagub-cagub lainnya, pola pemberitaanya cenderung berisifat netral terutama mengenai kegiatan dan program kampanye cagub-cawagub di berbagai lokasi di DKI Jakarta. Pasangan Alex-Nono misalnya diberitakan Seputar Indonesia pada berita “Minta Restu Hasyim Muzadi” (27/6/12), “Susuri Gang Kumuh, Alex Ingin Perbaiki Pemukiman” (29/6/12), dan “Sekolah dan Berobat Gratis Cukup Menunjukkan KTP” (5/7/12). Sedangkan pemberitaan mengenai pasangan Hendardji dapat dilihat pada berita “Ibu Kota Semakin Semrawut, Hendardji Soepandji Prihatin” (28/6/12) dan “Hendardji Ingin Bagikan Raskin secara Gratis” (2/7/12). Sama halnya dengan pasangan Alex-Nono dan Hendardji-Riza, pasangan JokowiBasuki dan Hidayat-Didik juga diberitakan secara “biasa” saja oleh Seputar Indonesia. Beberapa berita Seputar Indonesia mengenai keduanya di antaranya dapat dibaca pada berita “Jokowi Kenalkan Kartu Sehat” (27/6/12), “Disambut Ondel-ondel, Hidayat Kagum Budaya Betawi” (28/6/12), “Megawati Instruksikan Jokowi Kawal TPS” (2/712), dan “Hidayat Nur Wahid Beri Nama Bayi” (3/7/12). Sedangkan berita mengenai pasangan Faisal-Biem dapat disimak pada berita “Temui Prijanto Faisal Dinilai Langgar Etika Pilkada” (28/6/12) “Seminggu Kampanye, Faisal Menghabiskan Rp 1,5 M” (3/7/1). Tabel 5 Jumlah Berita Seputar Indonesia mengenai Cagub-Cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta No Nama Cagub-Cawagub 1 Foke – Nara 2 Hendardji – Riza 3 Jokowi – Basuki 4 Hidayat – Didik 5 Faisal – Biem 6 Alex – Nono Jumlah
Jumlah 15 10 9 9 4 11 58
Prosentase 26% 17% 15% 15% 7% 19% 100%
Jumlah Berita Warta Kota Warta Kota memiliki kecenderungan yang berbeda dengan surat kabar Ibu Kota lainnya dalam memberitakan mengenai cagub-cawagub. Meskipun jumlah beritanya hanya 55 berita, tapi jumlah pemberitaan Warta Kota mengenai cagub-cawagub DKI Jakarta selama masa kampanye lebih banyak dari jumlah beritanya, yaitu 73 berita. Hal ini sangat dimungkinkan karena dalam setiap pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta Warta 9
Kota tidak hanya memberitakan satu cagub-cawagub sebagaimana surat kabar lain, tapi beberapa cagub-cawagub sekaligus diberitakan dalam 1 berita. Dalam pemberitaannya mengenai cagub-cawagub DKI Jakarta selama masa kampanye, seperti yang terlihat pada tabel 11, dari segi jumlahnya relatif tidak berselisih jauh antara para cagub-cawagub. Pasangan cagub-cawagub yang paling banyak diberitakan Warta Kota adalah pasangan Foke-Nara yakni sebanyak 16 berita atau sebesar 23%. Kemudian pasangan Alex-Nono yang diberitakan sebanyak 14 berita atau 19%. Sedangkan pasangan Hidayat-Didik diberitakan Warta Kota dengan 13 berita atau 18%. Selanjutnya secara berurutan pasangan Jokowi-Basuki 11 berita (15%), pasangan Hendardji-Riza diberitakan 10 berita atau 14%, dan terakhir pasangan Faisal-Biem dengan 9 berita atau 12%. Bila dilihat dari jumlah pemberitaannya ini, Warta Kota memang cenderung lebih dominan menonjolkan pasangan incumbent Foke-Nara. Selain itu isi pemberitaan mengenai pasangan yang didukung Partai Demokrat ini relatif lebih banyak menonjolkan sisi positif dari pasangan Foke-Nara, meskipun tidak terlalu ditonjolkan melalui judul beritanya. Beberapa berita mengenai pasangan Foke-Nara di Warta Kota di antaranya terlihat pada berita “Foke Harus Waspada Merah dan Kuning” (29/6/12), “Foke-Hidayat atau FokeJokowi di Putaran Kedua” (2/7/12), dan “Menang 1 Putaran, Foke Butuh 0,5 Persen Lagi” (7/7/12). Sedangkan pasangan Alex-Nono, meskipun relatif banyak diberitakan Warta Kota, tapi nama Alex sendiri jarang dimunculkan dalam judul berita. Kalaupun muncul Warta Kota menyandingkannya dengan nama cagub lainnya, seperti pada judul berita “Alex Pengobatan Gratis, Faisal Naik Odong-odong” (26/6/12), atau “Alex: Warga Butuh Hiburan, Faisal: Awas Serangan Fajar” (8/7/12). Kecenderungan pemberitaan Warta Kota dalam memberitakan Alex-Nono sebagaimana di atas berbeda dengan pemberitaan Warta Kota mengenai pasangan Hidayat-Didik yang sering muncul dalam judul dan lebih positif. Seperti yang dapat dibaca pada judul Warta Kota berikut “Hidayat Kampanye Naik Motor” (28/6/12), “Sosok Bang Ali ada di Hidayat” (2/7/12), dan “Hidayat Dilarang Masuk Hutan Kota” (6/7/12). Tabel 6 Jumlah Berita Warta Kota mengenai Cagub-Cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta No Nama Cagub-Cawagub 1 Foke – Nara 2 Hendardji – Riza 3 Jokowi – Basuki 4 Hidayat – Didik 5 Faisal – Biem 6 Alex – Nono Jumlah
Jumlah 16 10 11 13 9 14 73
Prosentase 23% 14% 15% 18% 12% 19% 100%
Secara keseluruhan berita-berita mengenai cagub-cawagub pada surat kabar di Ibu Kota selama masa kampanye sebanyak 270 pemberitaan. Dilihat dari surat kabarnya, maka Warta Kota merupakan surat kabar yang paling banyak memberitakan mengenai cagubcawagub selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta, yakni 73 pemberitaan. Sedangkan surat kabar Ibu Kota yang paling sedikit memberitakan tentang cagub-cawagub adalah Koran Jakarta, yakni hanya 20 pemberitaan. Sedangkan bila dilihat dari pasangan cagubcawagubnya, maka pasangan cagub-cawagub yang paling banyak diberitakan adalah pasangan nomor urut 6, Alex Nurdin-Nono Sampono dengan 60 pemberitaan. Pasangan berikutnya yang relatif banyak diberitakan surat kabar adalah pasangan Fauzi BowoNachrowi Ramli, sebanyak 54 pemberitaan. Sedangkan ketiga pasangan ini, yakni pasangan 10
Hendardji-Riza, Hidayat-Didik, dan Faisal-Biem relatif setara atau seimbang diberitakan oleh surat kabar, masing-masing diberitakan 44 berita, 43 berita dan 39 berita. Adapun pasangan yang paling sedikit diliput oleh surat kabar Ibu Kota ternyata pasangan nomor urut 3, yaitu pasangan Jokowi-Basuki. Berdasarkan jumlah berita masing-masing surat kabar mengenai pasangan cagubcawagub, maka dapat dilihat beberapa kecenderungan berikut. Indopos dan Rakyat Merdeka memiliki kencenderungan yang relatif sama, yakni sangat menonjolkan segi positif pasangan Alex-Nono di satu sisi, dan sangat menonjolkan sisi negatif pasangan Foke-Nara di sisi lainnya. Untuk Koran Jakarta, pasangan cagub-cawagub yang ditampilkan secara menonjol dan dominan adalah pasangan Faisal-Biem. Sedangkan pasangan lainnya sama sekali tidak dianggap atau diabaikan oleh Koran Jakarta. Adapun bagi Seputar Indonesia dan Warta Kota, berdasarkan jumlah beritanya, pasangan yang ditonjolkan dan diberitakan secara dominan adalah pasangan incumbent Foke-Nara. Tapi kedua surat kabar ini tidak memberitakan secara negatif pasangan-pasangan cagub-cawagub lainnya. Sebagai tambahan, meskipun pemberitaannya tidak sedominan pasangan Alex-Nono, pasangan Hidayat-Didik dan pasangan Hendardji-Riza juga relatif banyak diberitakan dan ditonjolkan oleh Indopos dan Rakyat Merdeka. Pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta yang paling tidak ditonjolkan surat kabar adalah pasangan Jokowi-Basuki (yang justru akhirnya pasangan ini yang terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta). Tabel 7 Jumlah Total Berita Surat Kabar mengenai Cagub-Cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta No Nama CagubCawagub 1 Foke – Nara 2 Hendardji – Riza 3 Jokowi – Basuki 4 Hidayat – Didik 5 Faisal – Biem 6 Alex – Nono Jumlah
Indopos Koran Rakyat Seputar Warta Jumlah Jakarta Merdeka Indonesia Kota 11 2 10 15 16 54 16 0 8 10 10 44 3 0 7 9 11 30 12 0 9 9 13 43 1 18 7 4 9 39 15 0 20 11 14 60 58 20 61 58 73 270
Sumber Berita Surat Kabar Sumber Berita Indopos Berkaitan dengan sumber berita Indopos dalam pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta selama masa kampanye secara keseluruhan tercatat 177 sumber berita. Dari jumlah sumber berita Indopos tersebut dapat dikategorikan ke dalam 2 kelompok sumber berita, yaitu sumber berita yang berasal dari para cagub-cawagub dan sumber berita yang berasal dari luar cagub-cawagub. Berdasarkan tabel 13, sumber berita dari luar cagub-cawagub yang paling banyak digunakan sebagi sumber berita oleh Indopos adalah dari partai politik, yakni sebanyak 20 sumber berita atau sebesar 11%. Selanjutnya, sumber berita yang juga relatif banyak digunakan Indopos adalah dari kalangan tim sukses cagub-cawagub, sebanyak 19 berita atau 11%, dan sumber dari kalangan tokoh masyarakat dan warga sebanyak 16 sumber berita atau 9%, serta dari para pakar atau pengamat sebanyak 15 sumber berita atau 8%. Beberapa sumber berita lain yang juga muncul dalam pemberitaan Indopos mengenai Pilkada DKI Jakarta adalah dari kalangan Panwaslu/Bawaslu DKI Jakarta, LSM Pemilu, KPU, dan beberapa ormas. 11
Sedangkan sumber berita dari para cagub-cawagub dalam berita mengenai Pilkada DKI Jakarta di Indopos didominasi oleh sumber berita pasangan Alex-Nono, yakni sebanyak 15 atau 8%. Kemudian pasangan cagub-cawagub yang banyak digunakan sebagai sumber berita di Indopos adalah pasangan Hendardji-Riza, yaitu 14 atau sebesar 8%, dan pasangan Hidayat-Didik 11 kali dimuat sebagai sumber berita. Sedangkan pasangan cagub-cawagub lainnya relatif sedikit ditampilkan sebagai sumber berita. Penggunaan kalangan partai politik sebagai sumber berita dominan di Indopos dalam pemberitaan mengenai Pilkada DKI menunjukkan berita-berita yang ditampilkan Indopos berkaitan dengan dukungan partai-partai pendukung cagub-cawagub seperti Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera. Sedangkan sumber berita dari kalangan tim sukses, selain sebagai bentuk dukungan kepada cagub-cawagub, juga berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi cagub-cawagub yang didukungnya seperti masalah pelanggaran kampanye, pelaksanaan kampanye, dan strategi kampanye. Adapun sumber berita dari kalangan pakar atau pengamat lebih berkaitan dengan masalah pelaksanaan Pilkada itu sendiri, semisal legitimasi Pilkada dan hasil dari Pilkada. Sementara sumber berita dari kalangan tokoh masyarakat dan warga di Indopos berhubungan dengan dukungan mereka kepada cagubcawagub yang didukungnya. Sedangkan penggunaan sumber berita dari kalangan cagub-cawagub sendiri sangat berkaitan dengan program kerja dan kampanye para cagub-cawagub sendiri. Selain itu juga berkaitan dengan masalah-masalah yang ada wilayah DKI Jakarta ini. Misalnya pasangan cagub-cawagub Alex-Nono yang dominan digunakan sebagai sumber berita di Indopos dimunculkan berkaitan dengan program kerja dan janji-janji pasangan ini bila terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tabel 8 Sumber Berita Indopos dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Sumber Berita 1 Foke – Nara 2 Hendardji – Riza 3 Jokowi – Basuki 4 Hidayat – Didik 5 Faisal – Biem 6 Alex – Nono 7 KPU/KPU DKI 8 Panwaslu/Bawaslu 9 Tim Sukses 10 Partai Politik 11 LSM Pemilu 12 Kepolisian/Aparat Keamanan 13 Pengamat/Pakar 15 Ormas/Komunitas 16 Tokoh Masyarakat/Warga 17 Lembaga Survei 18 DKPP 19 ICW 20 Anggota DPR/DPRD 21 Sumber-sumber Lain Jumlah
Jumlah 5 14 2 11 1 15 9 12 19 20 11 3 15 9 16 2 4 5 3 1 177 12
Prosentase 3% 8% 1% 6% 0,5% 8% 5% 7% 11% 11% 6% 2% 8% 5% 9% 1% 2% 3% 2% 0,5% 100%
Sumber Berita Koran Jakarta Sumber berita yang digunakan Koran Jakarta dalam pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta tidak terlalu banyak dan tidak mencakup banyak kalangan, yakni 69 sumber. Hal ini disebabkan pemberitaan Koran Jakarta dalam masalah ini juga tidak terlalu banyak dibandingkan dengan surat kabar-surat kabar Ibu Kota lainnya. Untuk sumber berita dari kalangan selain cagub-cawagub, Koran Jakarta memiliki pola yang agak berbeda dengan Indopos. Sumber berita yang dominan digunakan Koran Jakarta adalah dari kalangan LSM Pemilu, yakni sebanyak 10 sumber atau 14%. Selain itu juga sumber berita dari kalangan pengamat atau pakar sebanyak 9 berita atau 13%, dan sumber berita dari KPU/KPUD DKI Jakarta sebanyak 8 sumber atau 11%. Beberapa sumber berita yang juga ditampilkan Koran Jakarta meski tidak dominan adalah dari tim sukses cagub-cawagub, pihak kepolisian dan aparat keamanan, dan sumber dari Panwaslu atau Bawaslu DKI Jakarta. Sedangkan sumber berita dari kalangan cagub-cawagub, Koran Jakarta hanya menggunakan sumber berita dari pasangan Faisal-Biem, yakni 18 kali atau sebanyak 26%, tertinggi dari sumber-sumber berita yang digunakan Koran Jakarta lainnya. Penggunaan sumber berita dari kalangan LSM Pemilu mengindikasikan Koran Jakarta banyak memuat masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta ini. Seperti masalah kisruh DPT, penggunaan dana kampanye, penyimpangan APBD, termasuk praktik politik uang. Sedangkan sumber berita dari pengamat atau pakar di Koran Jakarta lebih banyak digunakan dalam berita-berita mengenai persaingan atau peluang para cagub-cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta kali ini. Sementara sumber berita dari KPU DKI Jakarta lebih banyak berkaitan dengan persiapan Pilkada, misalnya sosialisasi Pilkada, dan distribusi logistik Pilkada. Berkaitan dengan sumber berita dari kalangan cagub-cawagub yang hanya menampilkan sumber berita dari pasangan Faisal-Biem menunjukkan Koran Jakarta sangat menonjolkan pasangan ini. Faisal-Biem ditampilkan sebagai sumber berita terutama berkaitan dengan berita-berita mengenai kampanye dan program kerja mereka, termasuk tanggapan mereka terhadap beberapa masalah penting seperti korupsi, transportasi, dan perempuan. Tabel 9 Sumber Berita Koran Jakarta dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17
Sumber Berita Foke – Nara Hendardji – Riza Jokowi – Basuki Hidayat – Didik Faisal – Biem Alex – Nono KPU/KPU DKI Panwaslu/Bawaslu Tim Sukses Partai Politik LSM Pemilu Kepolisian/Aparat Keamanan Pengamat/Pakar Ormas/Komunitas Tokoh Masyarakat/Warga Lembaga Survei
Jumlah 0 0 0 0 18 0 8 4 5 0 10 4 9 1 2 1 13
Prosentase 0% 0% 0% 0% 26% 0% 11% 6% 7% 0% 14% 6% 13% 1% 3% 1%
18 DKPP 19 ICW 20 Anggota DPR/DPRD 21 Sumber-sumber Lain Jumlah
3 2 0 2 69
4% 3% 0% 3% 100%
Sumber Berita Rakyat Merdeka Selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta, sumber-sumber berita yang ditampilkan Rakyat Merdeka relatif cukup banyak dan dari berbagai kalangan, yakni berjumlah 190 sumber. Secara umum kecenderungan sumber berita Rakyat Merdeka dalam berita mengenai Pilkada DKI Jakarta relatif sama dengan Indopos. Dari kalangan selain pasangan cagubcawagub, kalangan partai politik yang paling banyak menjadi sumber berita di Rakyat Merdeka, yakni sebanyak 22 sumber atau 11%. Selain kalangan partai politik sumber dari Panwaslu/Bawaslu dan KPU/KPUD juga mendominasi sumber berita Rakyat Merdeka, masing-masing sebanyak 16 sumber atau 8% dan 15 sumber atau 8%. Kalangan lainnya yang juga digunakan sebagai sumber berita Rakyat Merdeka dalam pemberitaannya mengenai Pilkada DKI adalah dari kalangan LSM Pemilu, kalangan pengamat/pakar, dan tim sukses cagub-cawagub. Untuk sumber berita Rakyat Merdeka dari kalangan cagub-cawagub sendiri sangat didominasi oleh pasangan Alex-Nono. Pasangan ini tercatat menjadi sumber berita sebanyak 22 kali atau 11%. Sedangkan pasangan cagub-cawagub lainnya relatif sangat sedikit jumlahnya ditampilkan sebagai sumber berita. Pasangan Hendardji-Riza, Jokowi-Basuki, dan Hidayat-Didik hanya muncul sebanyak 8 dan 7 kali atau sebesar 4%. Pasangan Faisal-Biem dan Foke-Nara lebih sedikit lagi, yakni hanya 5 dan 2 kali. Dari kecenderungan penggunaan sumber berita yang didominasi kalangan partai politik menunjukkan Rakyat Merdeka selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta banyak memberitakan mengenai dukungan partai politik pendukung cagub-cawagub seperti Partai Golkar, Partai Demokrat, dan PDIP. Sedangkan sumber berita dari Panwaslu/Bawaslu yang juga banyak ditampilkan Rakyat Merdeka berkaitan dengan berita-berita mengenai pelanggaran kampanye dan permasalahan-permasalahan pelaksanaan kampanye dan Pilkada seperti atribut kampanye dan masalah DPT. Sumber-sumber dari KPU ditampilkan berkaitan dengan persiapan Pilkada seperti distribusi surat suara, sosialisasi Pilkada kepada berbagai kalangan, dan pelanggaran kode etik oleh Ketua KPU DKI Jakarta, Dahlia Umar. Dari kalangan cagub-cawagub sendiri yang menjadi sumber berita, pasangan AlexNono sangat dominan ditampilkan sebagai sumber berita oleh Rakyat Merdeka dibandingkan pasangan cagub-cawagub lainnya. Hal ini menunjukkan liputan atau berita mengenai pasangan Alex-Nono juga sangat dominan. Terutama liputan-liputan mengenai kampanye pasangan ini, termasuk program kerja, janji-janji kampanye, dan dukungan terhadap pasangan Alex-Nono ini dari berbagai kalangan warga, komunitas, ormas, dan tokoh masyarakat. Tabel 10 Sumber Berita Rakyat Merdeka dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No 1 2 3 4 5 6
Sumber Berita Foke – Nara Hendardji – Riza Jokowi – Basuki Hidayat – Didik Faisal – Biem Alex – Nono
Jumlah 2 8 7 7 5 22 14
Prosentase 1% 4% 4% 4% 2% 11%
7 KPU/KPU DKI 8 Panwaslu/Bawaslu 9 Tim Sukses 10 Partai Politik 11 LSM Pemilu 12 Kepolisian/Aparat Keamanan 13 Pengamat/Pakar 15 Ormas/Komunitas 16 Tokoh Masyarakat/Warga 17 Lembaga Survei 18 DKPP 19 ICW 20 Anggota DPR/DPRD 21 Sumber-sumber Lain Jumlah
15 16 12 22 14 7 13 3 18 4 1 7 5 2 190
8% 8% 6% 11% 7% 4% 7% 1% 9% 2% 0,5% 4% 2% 1% 100%
Sumber Berita Seputar Indonesia Seputar Indonesia memunculkan 173 kalangan sebagai sumber berita dalam pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta selama masa kampanye. Dari jumlah tersebut, sumber berita yang dominan dimunculkan Seputar Indonesia dari kalangan selain cagubcawagub adalah dari kalangan tokoh masyarakat atau warga sebanyak 23 atau 13%. Selain itu, dari kalangan pengamat/pakar dan kalangan tim sukses juga banyak ditampilkan sebagai sumber berita di Seputar Indonesia. Pengamat/pakar dikutip sebanyak 17 kali atau 10% dan tim sukses dikutip 16 kali atau 9%. Kalangan lain yang juga muncul meski tidak terlalu banyak adalah dari partai politik, LSM Pemilu, KPU/KPUD, termasuk kepolisian dan aparat keamanan, lembaga survei, dan ormas atau komunitas. Dari kalangan cagub-cawagub, pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono kembali menjadi yang paling banyak dimunculkan sebagai sumber berita di Seputar Indonesia, yakni sebanyak 14 kali atau sebesar 8%. Pasangan cagub-cawagub yang termasuk banyak muncul di Seputar Indonesia adalah pasangan Foke-Nara, sebanyak 10 kali atau 6%, kemudian pasangan Jokowi-Basuki dan Hidayat-Didik sama-sama tampil sebagai sumber berita sebanyak 9 kali atau 5%. Dua pasangan lainnya adalah Hendardji-Riza 7 kali atau 4%, dan Faisal-Biem 4 kali atau 2%. Berdasarkan penggunaan sumber berita ini terlihat Seputar Indonesia banyak memberitakan mengenai opini atau pendapat masyarakat mengenai cagub-cawagub, baik yang bersifat mendukung maupun yang menolak. Selain itu, pandangan masyakarat yang diwakili pengamat atau pakar yang juga banyak muncul di Seputar Indonesia menunjukkan banyak opini atau pandangan mengenai pelaksanaan Pilkada DKI, dan terhadap para cagubcawagub sendiri pun banyak dikupas oleh Seputar Indonesia. Adapun sumber dari tim sukses lebih sering muncul itu berkaitan dengan berita-berita mengenai strategi kampanye, pelaksanaan kampanye, dan termasuk pelanggaran kampanye yang banyak terjadi selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta. Untuk sumber berita dari kalangan cagub-cawagub, meskipun lebih dominan menjadi sumber berita di Seputar Indonesia, pemberitaan mengenai pasangan Alex-Nono relatif datar atau netral. Yaitu berkisar pada program-program kampanye dan pelaksanaan kampanye pasangan ini. Seputar Indonesia justru lebih menonjolkan pasangan Foke-Nara sebagai sumber berita yang lebih lengkap dan positif. Sedangkan terhadap pasangan cagub-cawagub lainnya Seputar Indonesia menampilkan mereka berkaitan dengan kampanye dan program kerja masing-masing cagub-cawagub. 15
Tabel 11 Sumber Berita Seputar Indonesia dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Sumber Berita 1 Foke – Nara 2 Hendardji – Riza 3 Jokowi – Basuki 4 Hidayat – Didik 5 Faisal – Biem 6 Alex – Nono 7 KPU/KPU DKI 8 Panwaslu/Bawaslu 9 Tim Sukses 10 Partai Politik 11 LSM Pemilu 12 Kepolisian/Aparat Keamanan 13 Pengamat/Pakar 15 Ormas/Komunitas 16 Tokoh Masyarakat/Warga 17 Lembaga Survei 18 DKPP 19 ICW 20 Anggota DPR/DPRD 21 Sumber-sumber Lain Jumlah
Jumlah 10 7 9 9 4 14 10 5 16 11 8 7 17 7 23 7 2 4 0 3 173
Prosentase 6% 4% 5% 5% 2% 8% 6% 3% 9% 6% 4% 4% 10% 4% 13% 4% 1% 2% 0% 2% 100%
Sumber Berita Warta Kota Sumber berita yang ditampilkan Warta Kota dalam pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta tergolong banyak dan berasal dari berbagai kalangan. Dari kalangan selain cagub-cawagub, sumber berita yang paling banyak digunakan Warta Kota adalah dari kalangan KPU/KPUD, yakni sebanyak 24 kali atau sebesar 15%. Selain dari kalangan KPU/KPUD, Warta Kota juga banyak menampilkan sumber berita dari kalangan tokoh masyarakat/warga, yakni 14 kali atau 9% dan dari kalangan LSM Pemilu yang berjumlah 11 sumber berita atau 7%. Sumber-sumber lain yang juga muncul dalam pemberitaan Warta Kota di antaranya dari kalangan Panwaslu/Bawaslu, Pengamat/Pakar, tim sukses dan dari kalangan partai politik. Sedangkan sumber berita dari kalangan cagub-cawagub dalam pemberitaan Warta Kota, pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang paling banyak dimunculkan, yakni 15 kali atau 9%. Adapun pasangan Alex-Nono yang di beberapa surat kabar Ibu Kota lain selalu mendominasi sebagai sumber berita, di Warta Kota pasangan ini ditampilkan sebanyak 12 kali atau 7% saja. Selanjutnya terdapat tiga pasangan cagub-cawagub yang relatif banyak muncul menjadi sumber berita yang jumlah antara ketiganya tidak berselisih jauh, yaitu pasangan Jokowi-Basuki dan Hidayat-Didik yang sama-sama muncul sebanyak 9 kali atau 6%, dan pasangan Faisal-Biem sebanyak 8 kali atau 5%. Pasangan Hendardji-Riza menjadi pasangan yang paling sedikit menjadi sumber berita di Warta Kota, yakni 5 kali atau 3% saja. Dilihat dari penggunaan sumber berita yang menampilkan banyak sumber berita dari kalangan KPU/KPUD menunjukkan Warta Kota banyak memberitakan masalah yang terkait dengan persiapan Pilkada dan masalah-masalah yang melingkupinya seperti masalah DPT, pelanggaran kode etik, dan masalah sosialisasi Pilkada yang dianggap kurang. Selain berita16
berita yang berkisar mengenai pelaksaaan Pilkada, Warta Kota juga banyak memuat berita mengenai masalah lain seperti dana kampanye, atribut kampanye, dan dukungan tokoh masyarakat dan warga terhadap cagub-cawagub. Hal ini terlihat dari penggunaan sumber berita Warta Kota yang berasal dari kalangan tokoh masyarakat/warga dan LSM Pemilu. Sedangkan penggunaan sumber berita dari cagub-cawagub yang didominasi pasangan Foke-Nara menunjukkan selain Warta Kota sangat banyak memberitakan pasangan ini, Warta Kota juga banyak menonjolkan kegiatan-kegiatan, baik itu kampanye maupun kegiatan lain, dari pasangan incumbent ini. Termasuk beberapa di antaranya berita mengenai dukungan tokoh masyarakat atau warga kepada pasangan Foke-Nara ini. Tabel 12 Sumber Berita Warta Kota dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Sumber Berita 1 Foke – Nara 2 Hendardji – Riza 3 Jokowi – Basuki 4 Hidayat – Didik 5 Faisal – Biem 6 Alex – Nono 7 KPU/KPU DKI 8 Panwaslu/Bawaslu 9 Tim Sukses 10 Partai Politik 11 LSM Pemilu 12 Kepolisian/Aparat Keamanan 13 Pengamat/Pakar 15 Ormas/Komunitas 16 Tokoh Masyarakat/Warga 17 Lembaga Survei 18 DKPP 19 ICW 20 Anggota DPR/DPRD 21 Sumber-sumber Lain Jumlah
Jumlah 15 5 9 9 8 12 24 10 7 6 11 2 10 1 14 3 2 2 2 5 157
Prosentase 9% 3% 6% 6% 5% 7% 15% 6% 4% 4% 7% 1% 6% 0,6% 9% 2% 1% 1% 1% 3% 100%
Secara keseluruhan dari semua pemberitaan surat kabar Ibu Kota mengenai Pilkada DKI Jakarta selama masa kampanye tercatat sebanyak 766 sumber berita yang muncul. Dari jumlah tersebut, bila dilihat dari sumber berita dari kalangan selain cagub caagub maka sumber berita dari kalangan tokoh masyarakat/warga menjadi sumber berita terbanyak, yakni 73 kali. Kemudian sumber berita dari kalangan KPU/KPUD sebanyak 66 kali, dan dari kalangan pengamat/pakar 64 kali. Selain ketiga kalangan tersebut beberapa sumber berita yang relatif muncul di surat kabar adalah dari kalangan tim sukses, partai politik, dan LSM Pemilu. Sedangkan sumber berita dari kalangan cagub-cawagub yang sangat dominan muncul di surat kabar adalah pasangan Alex-Nono, yakni sebanyak 63 kali. Sebaliknya, pasangan cagub-cawagub yang paling sedikit menjadi sumber berita adalah pasangan JokowiBasuki, yaitu hanya 27 kali. Sementara pasangan lainnya relatif berimbang jumlahnya berkisar antara 32 sampai 36 kali.
17
Sebagai tambahan, bila dilihat dari sisi surat kabarnya dan dikaitkan dengan jumlah sumber berita dari cagub-cawagub yang ditampilkannya maka dapat ditentukan sebagai berikut. Indopos, Rakyat Merdeka, dan Seputar Indonesia banyak menggunakan sumber berita dari pasangan Alex-Nono. Sedangkan Koran Jakarta pasangan cagub-cawagub yang mendominas sumber berita adalah pasangan Faisal-Biem. Adapun Warta Kota sangat mononjolkan pasangan Foke-Nara sebagai sumber berita yang dimunculkan. Sementara pasangan Jokowi-Basuki dan Hidayat-Didik relatif tidak mendapat penonjolan sebagai sumber berita, terutama pasangan yang justru kemudian menjadi pemenang Pilkada DKI Jakarta, Jokowi-Basuki. Tabel 13 Jumlah Total Sumber Berita Surat Kabar dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No
Sumber Berita
Foke – Nara Hendardji – Riza Jokowi – Basuki Hidayat – Didik Faisal – Biem Alex – Nono KPU/KPU DKI Panwaslu/Bawaslu Tim Sukses Partai Politik LSM Pemilu Kepolisian/Aparat Pengamat/Pakar Ormas/Komunitas Tokoh Masyarakat/Warga 17 Lembaga Survei 18 DKPP 19 ICW 20 DPR/DPRD 21 Sumber Lain Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16
Indopos Koran Rakyat Seputar Jakarta Merdeka Indonesia 5 0 2 10 14 0 8 7 2 0 7 9 11 0 7 9 1 18 5 4 15 0 22 14 9 8 15 10 12 4 16 5 19 5 12 16 20 0 22 11 11 10 14 8 3 4 7 7 15 9 13 17 9 1 3 7 16 2 18 23 2 4 5 3 1 177
1 3 2 0 2 69
4 1 7 5 2 190
7 2 4 0 3 173
Warta Jumlah Kota 15 32 5 34 9 27 9 36 8 36 12 63 24 66 10 47 7 59 6 59 11 54 2 23 10 64 1 21 14 73 3 2 2 2 5 157
17 12 20 10 13 766
Kecenderungan Isi Surat kabar Kecenderungan Isi Indopos Kecenderungan isi dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai keberpihakan surat kabar yang dinyatakan secara jelas di dalam berita terhadap salah satu pasangan cagubcawagub, baik yang dinyatakan oleh sumber berita maupun oleh wartawan sendiri. Berkaitan dengan kecenderungan isi berita Indopos dalam pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta, dari 58 berita mengenai cagub-cawagub, 30 berita di antaranya memiliki kecenderungan mendukung atau berpihak pada salah pasangan cagub-cawagub. Dari jumlah 30 berita tersebut kecenderungan isi yang dominan Indopos adalah mendukung pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono, yaitu sebanyak 15 berita atau 50%. Berita Indopos yang kecenderungan isinya mendukung pasangan ini misalnya pada judul “Alex-Nono Paling Siap Pimpin DKI” (25/6/12), yang isinya “Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur 18
nomor urut 6, Alex Noerdin-Nono Sampono nampaknya paling siap memimpin DKI. Visi dan misi yang diusungnya sangat menjanjikan bagi DKI Jakarta ke depan”. Pada berita lain yang berjudul “Waspadai Serangan Fajar Ical Ajak Warga Tanah Tinggi Pilih Alex-Nono” (5/7/12), ditulis “Ical mengajak Masyarakat Tanah Tinggi Jakarta Pusat untuk memenangkan pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI mendatang”. Kecenderungan isi berita Indopos yang cenderung mendukung cagub-cawagub sebenarnya tidak hanya terhadap pasangan Alex-Nono saja, tapi juga pasangan cagubcawagub lainnya. Pasangan cagub-cawagub yang relatif banyak didukung oleh Indopos adalah pasangan Hidayat-Didik, yakni 6 berita atau 23% dan pasangan Hendardji-Riza sebanyak 6 berita atau 20%. Kecenderungan isi berita Indopos yang mendukung pasangan Hidayat-Didik misalnya dapat dilihat pada berita berjudul “Pendukung Hidayat-Didik Menyemut” (2/7/12) yang isi beritanya “menghadapi pemilukada 11 Juli nanti, mari kita ramai-ramai tanpa ragu untuk mencoblos nomor 4, Hidayat-Didik”. Dalam berita yang lain juga terlihat kecenderungan Indopos mendukung pasangan yang didukung PKS ini “Hidayat akan Cabut Pajak Warteg” (4/7/12) isi beritanya “Keluarga besar warteg se-Jakarta akan mendukung pasangan cagub-cawagub Hidayat-Didik dalam Pemilukada DKI Jakarta”. Sedangkan kecenderungan Indopos dalam mendukung pasangan Hendardji-Riza terlihat pada berita “Komitmen Hapus Outsourching, Buruh Dukung Bang Adji” (27/6/12), yang isinya “Dengan komitmen itulah Sarbumusi DKI Jakarta menjatuhkan pilihan untuk mendukung kandidat Hendardji-Riza”. Dukungan Indopos juga terlihat pada berita yang berjudul “Bang Adji Curiga Panwaslu Tidak Netral” (28/6/12), isi beritanya adalah “dia menyerukan warga agar mencoblos nomor urut 2. Satu-satunya calon gubernur yang memakai sarung hanya nomor urut 2. Tabel 17 Kecenderungan Isi Berita Indopos dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Kecenderungan Isi 1 Mendukung Foke – Nara 2 Mendukung Hendardji – Riza 3 Mendukung Jokowi – Basuki 4 Mendukung Hidayat – Didik 5 Mendukung Faisal – Biem 6 Mendukung Alex – Nono Jumlah
Jumlah 1 6 1 7 0 15 30
Prosentase 3% 20% 3% 23% 0% 50% 100%
Kecenderungan Isi Koran Jakarta Berbeda dengan Indopos yang isi beritanya cenderung mendukung pasangan cagubcawagub, kecenderungan isi berita Koran Jakarta lebih banyak bersifat netral. Dari 20 berita Koran Jakarta mengenai cagub-cawagub, hanya 1 berita yang kecenderungan isi beritanya mendukung pasangan cagub-cawagub, yakni pasangan Faisal-Biem. Meskipun tercatat pemberitaan Koran Jakarta mengenai pasangan Faisal-Biem sebanyak 18 berita, tapi hanya 1 berita yang isinya cenderung mendukung pasangan dari jalur independen ini. Sedangkan pasangan cagub-cawagub lainnya karena tidak diberitakan oleh Koran Jakarta maka tidak ada isi berita yang cenderung pasangan lainnya. Hanya ada 2 berita mengenai pasangan FokeNara tapi kedua berita itupun lebih bersifat netral. Kecenderungan isi berita Koran Jakarta yang mendukung pasangan Faisal-Biem terlihat pada berita yang berjudul “Kita Berjuang Melawan Status Quo” (5/6/12). Dalam 19
berita tersebut ditulis, “Faisal adalah figur aktivis bersih yang memiliki track record positif untuk memimpin Jakarta”. Tabel 14 Kecenderungan Isi Berita Koran Jakarta dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Kecenderungan Isi 1 Mendukung Foke – Nara 2 Mendukung Hendardji – Riza 3 Mendukung Jokowi – Basuki 4 Mendukung Hidayat – Didik 5 Mendukung Faisal – Biem 6 Mendukung Alex – Nono Jumlah
Jumlah 0 0 0 0 1 0 1
Prosentase 0% 0% 0% 0% 100% 0% 100%
Kecenderungan Isi Rakyat Merdeka Terdapat 61 Rakyat Merdeka mengenai cagub-cawagub selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta. Dari jumlah tersebut, hanya 13 berita Rakyat Merdeka yang isi beritanya cenderung mendukung pasangan cagub-cawagub. Dilihat dari kecenderungan isi beritanya mengenai cagub-cawagub terlihat Rakyat Merdeka sangat cenderung mendukung pasangan nomor urut 6 yakni Alex-Nono. Hal ini terlihat dari jumlah berita yang kecenderungan isinya mendukung pasangan ini sebanyak 9 berita atau 69%. Jumlah tersebut sangat dominan bila dibandingkan dengan pasangan cagub-cawagub lainnya. Pasangan Hidayat-Didik jumlah berita Rakyat Merdeka yang isinya cenderung mendukung pasangan ini hanya 2 berita atau 15%. Pasangan Foke-Nara dan Faisal-Biem hanya 1 berita atau 7%. Bahkan pasangan Hendadji-Riza dan pasangan Jokowi-Basuki sama sekali tidak ada pemberitaan Rakyat Merdeka yang isinya cenderung mendukung kedua pasangan ini. Beberapa contoh mengenai kecenderungan isi berita Rakyat Merdeka yang mendukung pasangan Alex-Nono misalnya pada berita berjudul “Warga Jakarta Asli Jawa Tengah Nggak Pilih Joko Widodo” (26/6/12). Isi berita ini adalah “Sebaliknya warga Jakarta yang berasal dari Jawa Tengahdi pilkada kali ini malah mendukung pasangan cagubcawagub nomor urut enam, Ale Noerdin-Nono Sampono”. Pada berita lain juga terlihat kecenderungan Rakyat Merdeka yang mendukung pasangan Alex-Nono ini, “Alex Ingatkan Pendukungkan Jangan Tergoda Politik Uang” (5/7/12), yang isi beritanya “lebih dari 3700 pemilih yang ada di Kelurahan Kampung Tengah, Kramat Jati akan memilih pasangan AlexNono”. Sedangkan kecenderungan isi berita Rakyat Merdeka yang mendukung pasangan lain dapat dibaca pada berita “Kader PAN Jakarta Tetap Bulat Dukung Duet Hidayat-Didik” (1/7/12). Berita ini berisi dukungan terhadap pasangan Hidayat-Didik, “Bima Arya bertekad memenangkan duet Hidayat-Didik dengan jalan mengenjot habis-habisan tingkat keterpilihan dan populeritas jagonya lewat berbagai cara”. Pada berita “Kembaran Hidayat Ikut Kampanye” (30/6/12) juga terlihat kecenderungan isi berita Rakyat Merdeka, “Pak Hidayat itu sosok yang low profile dan mau turun ke jalan untuk melihat situasi. Jadi saya siap dukung Hidayat-Didik sepenuhnya”. Tabel 15 Kecenderungan Isi Berita Rakyat Merdeka dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No 1 2
Kecenderungan Isi Mendukung Foke – Nara Mendukung Hendardji – Riza
Jumlah 1 0 20
Prosentase 7% 0%
3 Mendukung Jokowi – Basuki 4 Mendukung Hidayat – Didik 5 Mendukung Faisal – Biem 6 Mendukung Alex – Nono Jumlah
0 2 1 9 13
0% 15% 7% 69% 100%
Kecenderungan Isi Seputar Indonesia Kecenderungan isi berita Seputar Indonesia mengenai cagub-cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta sangat berbeda dengan Rakyat Merdeka maupun Indopos. Sebagaimana dibahas di atas, Rakyat Merdeka dan Indopos kecenderungan isi beritanya adalah mendukung pasangan Alex-Nono. Sedangkan Seputar Indonesia memiliki kecenderungan yang isi beritanya mendukung pasangan Foke-Nara. Hal ini terlihat dari jumlah berita Seputar Indonesia mengenai pasangan Foke-Nara sebanyak 10 berita atau 67%. Sementara pasangan Alex-Nono hanya 2 berita atau 13% yang isi beritanya cenderung mendukung pasangan Alex-Nono ini. Begitu juga pasangan Hidayat-Didik juga hanya 2 berita atau 13% yang isi beritanya cenderung pasangan Hidayat-Didik. Mengenai berita-berita Seputar Indonesia yang isi beritanya mendukung pasangan Foke-Nara beberapa di antaranya dapat dilihat pada berita berjudul “Cagub Waspadai JualBeli Suara” (26/6/12). Isi berita tersebut antara lain “Foke-Nara merupakan figur yang paling pantas untuk memimpin Jakarta, terutama pengembangan Pulau Seribu” (26/6/12). Pada berita lain juga menunjukkan kecenderungan Seputar Indonesiai ini, “Foke Janji Lanjutkan Pembangunan Jakarta” (1/7/12). Isi berita tersebut adalah”dengan segudang pengalaman, sudah sewajarnya Fauzi Bowo dipercaya kembali memimpin”. Sedangkan isi berita Rakyat Merdeka yang cenderung mendukung pasangan Alex-Nono ada pada berita berjudul “Sekolah dan Berobat Gratis Cukup Menunjukkan KTP” (5/7/12). Isinya adalah “Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie mengajak warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat memenangkan Alex Noerdin-Nono Sampono”. Adapun untuk pasangan Hidayat-Didik, kecenderungan isi berita Seputar Indonesia yang mendukung pasangan ini dapat dilihat pada berita “Pedagang Warteg Dukung Hidayat” (4/7/12), yang isinya “pihaknya sengaja mendukung Hidayat-Didik karena pasangan cagub yang diusung PKS ini selalu mementingkan rakyat kecil”. Tabel 16 Kecenderungan Isi Berita Seputar Indonesia dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Kecenderungan Isi 1 Mendukung Foke – Nara 2 Mendukung Hendardji – Riza 3 Mendukung Jokowi – Basuki 4 Mendukung Hidayat – Didik 5 Mendukung Faisal – Biem 6 Mendukung Alex – Nono Jumlah
Jumlah 10 0 1 2 0 2 15
Prosentase 67% 0% 7% 13% 0% 13% 100%
Kecenderungan Isi Warta Kota Kecenderungan isi berita Warta Kota dalam mendukung pasangan cagub-cawagub relatif tidak terlalu banyak. Dari 73 berita mengenai cagub-cawagub Pilkada DKI Jakarta selama masa kampanye hanya 6 berita Warta Kota yang memiliki kecenderungan mendukung pasangan cagub-cawagub. Meskipun hanya 6 berita, sebagaimana terlihat pada tabel 21, kecenderungan isi berita Warta Kota yang mendukung pasangan cagub-cawagub didominasi 21
dukungan terhadap pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Tercatat ada 4 atau 66% pemberitaan Warta Kota yang isinya cenderung mendukung pasangan incumbent ini. Sedangkan pasangan lainnya yaitu pasangan Jokowi-Basuki dan Hidayat-Didik sama-sama hanya didukung oleh Warta Kota sebanyak 1 kali atau 17%. Adapun tiga pasangan lainnya dalam isi pemberitaannya Warta Kota cenderung tidak mendukung ketiga pasangan tersebut. Kecenderungan isi berita Warta Kota yang mendukung pasangan Foke-Nara dapat dilihat pada berita “Belajar Berbenah Jangan di Jakarta” (27/6/12). Dalam berita tersebut dinyatakan “Fauzi yang telah mengabdikan diri selama 40 tahun sebagai aparat pelayan masyarakat Jakarta jelas memiliki potensi yang lebih baik ketimbang cagub lain”. Kecenderung serupa juga dapat dilihat pada berita Warta Kota lainnya, “Copot Jika Tak Amanah” (1/7/12) yang isinya antara lain, “orang yang paling tahu Jakarta adalah Fauzi Bowo. Saya juga 29 tahun di TNI, kenal sekali dengan Nachrowi. Ini pasangan yang cocok. Membenahi Jakarta tidak cukup 5 tahun. Jadi perlu diberikan kesempatan lagi” (Sutiyoso). Sedangkan kencenderungan Warta Kota yang isi beritanya mendukung pasangan Jokowi-Basuki dan Hidayat-Didik dapat dilihat pada beritanya yang berjudul, “Sosok Bang Ali Ada di Hidayat” (2/7/12). Dalam berita tersebut dituliskan, “menghadapi Pilkada 11 Juli nanti, mari kita ramai-ramai tanpa ragu untuk mencoblos nomor 4 Hidayat-Didik” (AM Fatwa), dan “rakyat Jakarta butuh pemimpin bersih, bukan pemimpin maling. Itulah mengapa kami mencalonkan Jokowi dan Basuki” (Prabowo). Tabel 16 Kecenderungan Isi Berita Warta Kota dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Kecenderungan Isi 1 Mendukung Foke – Nara 2 Mendukung Hendardji – Riza 3 Mendukung Jokowi – Basuki 4 Mendukung Hidayat – Didik 5 Mendukung Faisal – Biem 6 Mendukung Alex – Nono Jumlah
Jumlah 4 0 1 1 0 0 6
Prosentase 66% 0% 17% 17% 0% 0% 100%
Secara keseluruhan, dari 270 berita surat kabar Ibu Kota mengenai pasangan cagubcawagub Pilkada DKI Jakarta isi beritanya yang cenderung mendukung pasangan cagubcawagub relatif tidak terlalu banyak, yakni hanya 65 berita. Dilihat dari segi surat kabarnya, maka Indopos merupakan surat kabar yang isi beritanya cenderung mendukung pasangan cagub-cawagub paling banyak, yakni 30 berita. Kemudian diikuti Seputar Indonesia sebanyak 15 berita, dan Rakyat Merdeka sebanyak 13 berita yang isi beritanya memiliki kecenderungan mendukung pasangan cagub-cawagub. Surat kabar lainnya, Warta Kota 6 berita dan Koran Jakarta hanya 1 berita. Sedangkan bila dilihat dari segi pasangan cagub-cawagub, maka pasangan cagubcawagub nomor urut 6, yakni Alex Noerdin-Nono Sampono yang paling banyak mendapat dukungan dari surat kabar Ibu Kota, yaitu sebanyak 26 pemberitaan. Selanjutnya pasangan cagub-cawagub nomor urut 1, Foke-Nara juga relatif banyak mendapat dukungan dari isi berita surat kabar, yaitu 16 berita. Sedangkan pasangan Hidayat-Didik isi berita surat kabar yang cenderung mendukung mereka sebanyak 13 berita. Pasangan cagub-cawagub lainnya relatif tidak banyak didukung oleh surat kabar, pasangan Hendardji-Riza didukung 6 pemberitaan, pasangan Jokowi-Basuki 3 pemberitaan, dan pasangan Faisal-Biem hanyak 2 pemberitaan. 22
Sebagai catatan tambahan, dilihat dari hubungan surat kabar dengan pasangan cagubcawagub maka terlihat surat kabar Indopos dan Rakyat Merdeka terlihat isi beritanya cenderung mendukung pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono. Sedangkan surat kabar Seputar Indonesia dan Warta Kota terlihat memiliki kecenderungan isi beritanya mendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Adapun Koran Jakarta, meskipun tidak banyak kecenderungan isi beritanya mengenai cagub-cawagub mutlak mendukung pasangan Faisal Basri-Biem Benjamin. Dua pasangan cagub-cawagub lainnya, pasangan Jokowi-Basuki dan Hidayat-Didik tidak ada surat kabar yang secara dominan mendukung kedua pasangan ini. Namun dari jumlah dukungan surat kabar maka pasangan Hidayat-Didik jauh mendapat dukungan lebih banyak daripada pasangan Jokowi-Basuki. Tabel 17 Kecenderungan Isi Berita Surat Kabar dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Kecenderungan Isi 1 Mendukung Foke – Nara 2 Mendukung Hendardji – Riza 3 Mendukung Jokowi – Basuki 4 Mendukung Hidayat – Didik 5 Mendukung Faisal – Biem 6 Mendukung Alex – Nono Jumlah
Indopos 1
Koran Rakyat Seputar Warta Jakarta Merdeka Indonesia Kota 0 1 10 4
Jumlah 16
6
0
0
0
0
6
1
0
0
1
1
3
2
2
1
12
7 0
1
1
0
0
2
15
0
9
2
0
26
30
1
13
15
6
65
Agenda Media Surat Kabar dalam Pemberitaan Pilkada DKI Agenda Media Indopos Selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta, terdapat beragam agenda media Indopos yang muncul. Secara umum, agenda media Indopos selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta adalah mengenai kegiatan kampanye para pasangan cagub-cawagub itu sendiri. Dari enam pasangan cagub-cawagub yang tampil, kampanye pasangan cagub-cawagub nomor urut 6, Alex-Nono yang paling dominan menjadi agenda media Indopos, yakni sebanyak 12 berita atau 15%. Kampanye pasangan cagub-cawagub lain yang juga menonjol muncul sebagai agenda media Indopos adalah kampanye pasangan cagub-cawagub nomor urut 4, yakni pasangan Hidayat-Didik yang muncul sebanyak 10 kali atau 13%. Kemudian kampanye pasangan cagub-cawagub nomor urut 2, Hendardji-Riza, yang muncul sebanyak 8 kali atau 10%. Di sini terlihat bahwa Indopos menganggap isu mengenai kampanye pasangan Alex-Nono ini paling penting dibandingkan dengan isu-isu lain. Agenda media Indopos mengenai kampanye pasangan Alex-Nono misalnya dapat dilihat pada berita “Alex-Nono Paling Siap Pimpin DKI” (25/6/12), yang isinya di antaranya, “Alex bahkan berjanji akan membebaskan biaya seluruh pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, Tsanawiyah, dan Aliyah hanya dalam waktu satu hari setelah dilantik….” Agenda media Indopos mengenai kampanye pasangan Alex-Nono juga dapat dilihat pada berita “Alex-Nono Membius Warga Pulau Seribu” (3/7/12), isi beritanya, “kedatangan pasangan 23
cagub Alex Noerdin-Nono Sampono benar-benar disambut antusias masyarakat Pulau Kelapa, Kab Pulau Seribu”. Sedangkan agenda media Indopos mengenai kampanye pasangan Hidayat-Didik dimuat dalam berita “Pendukung Hidayat-Didik Menyemut” (2/7/12). Dalam berita itu ditulis, “Pasangan Cagub-cawagub DKI Jakarta Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, menggelar kampanye besar-besaran yang dihadiri puluhan ribu pendukungnya di GOR Soemantri, Kuningan, Jakarta Selatan”. Adapun contoh agenda media Indopos mengenai kampanye pasangan Hendardji-Riza terdapat pada berita “Bang Adji Janjikan Raskin Gratis” (1/7/12), yang isi beritanya adalah “tak hanya sekolah dan berobat gratis, calon gubernur nomor urut 2, Hendardji Soepandji juga akan menggratiskan beras untuk orang miskin (raskin) jika dirinya terpilih pada Pilkada 11 Juli”. Selain agenda media Indopos mengenai pasangan cagub-cawagub, Indopos juga memunculkan agenda lain yang menjadi isu penting selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta. Beberapa agenda media Indopos itu adalah isu mengenai dana kampanye pasangan cagub-cawagub yang dianggap tidak transparan, isu mengenai pelanggaran kampanye yang banyak terjadi, dan isu mengenai pelanggaran kode etik pemilu yang dituduhkan kepada ketua KPU DKI Jakarta Dahlia Umar. Agenda media Indopos lainnya, meskipun tidak terlalu menonjol adalah mengenai isu kampanye pasangan Foke-Nara yang cenderung ditonjolkan segi negatifnya. Isu mengenai penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang semerawut dan isu mengenai penertiban atribut kampanye juga menjadi agenda media Indopos selama masa kampanye. Agenda media Indopos mengenai dana kampanye salah satunya dapat dilihat pada berita, “Dana Kampanye Rentan Diselewengkan” (25/6/12), isi beritanya sebagai berikut, “Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah mengatakan, pihaknya akan segera meminta laporan dana kampanye dari KPU DKI. Hal ini untuk mengefektifkan pengawasan penggunaan dana tersebut di lapangan”. Sedangkan agenda media Indopos mengenai pelanggaran kampanye dapat dilihat pada berita, “Pelanggaran Pilkada Sengaja Dibiarkan” (7/7/12), yang isi beritanya berikut, “Pilkada sudah berantakan. Terlalu banyak pelanggaran tapi dibiarkan oleh aparat”. Adapun agenda media Indopos mengenai sidang kode etika pemilu oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dimunculkan dalam berita, “Ketua KPUD DKI Langgar Kode Etik” (7/7/12). Pada berita itu ditulis, “DKPP memutuskan bahwa Dahlia terbukti melanggar kode etik terkait penetapan daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada DKI 2012”. Tabel 18 Agenda Media Indopos dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Agenda Media Kampanye Foke – Nara Kampanye Hendardji – Riza Kampanye Jokowi – Basuki Kampanye Hidayat – Didik Kampanye Faisal – Biem Kampanye Alex – Nono Dana Kampanye Pelanggaran Kampanye Pelaksanaan Kampanye Atribut Kampanye Persiapan Pilkada Pelanggaran Kode Etik
Jumlah 4 8 1 10 0 12 6 6 2 4 2 5 24
Prosentase 5% 10% 1% 13% 0% 15% 8% 8% 2% 5% 2% 6%
13 DPT Kisruh 14 Logistik Pilkada 15 Hasil Survei 16 Pelaksanaan Pilkada 17 Politik Uang 18 Penyimpangan APBD 19 Keamanan Pilkada 20 Calon Independen 21 Lain-lain Jumlah
4 2 2 3 1 3 0 0 0 78
5% 2% 2% 4% 1% 4% 0% 0% 0% 100
Agenda Media Koran Jakarta Agenda media Koran Jakarta tidak terlalu banyak yang ditonjolkan karena jumlah berita Koran Jakarta mengenai Pilkada DKI Jakarta sendiri relatif sedikit. Agenda media Koran Jakarta yang paling menonjol adalah mengenai kampannye pasangan cagub-cawagub nomor urut 5, yakni pasangan Faisal Basri-Biem Benjamin. Hal itu ditunjukkan dengan begitu dominannya pemberitaan Koran Jakarta mengenai pasangan dari jalur independen ini, yakni 15 berita atau sebesar 15%. Sementara pasangan cagub-cawagub lainnya sama sekali tidak dimunculkan dalam agenda media Koran Jakarta. Artinya bagi Koran Jakarta, isu yang paling penting selama masa kampanye adalah mengenai pasangan Faisal-Biem ini. Agenda media Koran Jakarta mengenai kampanye pasangan Faisal-Biem ini misalnya dapat dilihat pada berita, “Faisal Akan lakukan Program Revitaliasi Angkutan Publik” (26/6/12). Dalam berita itu ditulis, “Faisal mengungkapkan tentang program revitalisasi angkutan publik terutama kereta api. Menurut dia, kereta api adalah moda transportasi yang menjadi salah satu solusi dari problem angkutan massal di Ibu kota”. Pada berita yang lain mengenai agenda media Koran Jakarta mengenai kampanye pasangan Faisal-Beim, “Faisal Ajak Rawat Kota” (7/7/12), yang isinya “agenda utama kami di kampanye terakhir ini adalah mengajakan masyarakat Jakarta untuk membenahi kota”. Sedangkan berkaitan dengan agenda-agenda media Koran Jakarta lainnya selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta adalah mengenai politik uang, kisruh DPT, pelanggaran kode etik pemilu, pelanggaran kampanye dan mengenai pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta itu sendiri. Agenda media Koran Jakarta mengenai politik uang dapat dilihat pada berita, “KPU Belum Temukan Politik Uang” (3/7/12), yang isi beritanya, “belum ada satu pelanggaran yang krusial menggagalkan salah satu calon gubernur. Sejauh ini pihaknya belum menemukan praktik politik uang saat kampanye”. Sedangkan mengenai isu kisruh DPT, Koran Jakarta memuatnya dalam berita, “Pemprov Didesak Beri KTP kepada Warga Tanah Merah” (6/7/12), yang isi beritanya, “dari 24 ribu warga Tanah Merah yang memiliki hak pilih, yang tercatat sekitar 8 ribu warga masuk daftar pemilih tetap (DPT) karena memiliki KTP DKI Jakarta”. Untuk isu mengenai pelanggaran kode etik pemilu dimunculkan Koran Jakarta dalam berita, “Ketua KPU DKI Terancam Dipecat” (4/7/12), ditulis dalam berita tersebut, “kasus bermasalahnya daftar pemilih tetap (DPT) dinilai merupakan hal yang serius dan jika terbukti melanggar Ketua KPU DKI terancam dipecat”. Adapun isu tentang pelanggaran kampanye Koran Jakarta menulis di antaranya pada berita, “Model Kampanye Calon Gubernur Kurang Mendidik” (2/7/12), dalam berita tersebut ditulis, “selama sepekan terakhir, belum pernah terdengar adanya peringatan, baik dari Panwaslu DKI Jakarta maupun dari KPU DKI Jakarta”.
25
Tabel 19 Agenda Media Koran Jakarta dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Agenda Media 1 Kampanye Foke – Nara 2 Kampanye Hendardji – Riza 3 Kampanye Jokowi – Basuki 4 Kampanye Hidayat – Didik 5 Kampanye Faisal – Biem 6 Kampanye Alex – Nono 7 Dana Kampanye 8 Pelanggaran Kampanye 9 Pelaksanaan Kampanye 10 Atribut Kampanye 11 Persiapan Pilkada 12 Pelanggaran Kode Etik 13 DPT Kisruh 14 Logistik Pilkada 15 Hasil Survei 16 Pelaksanaan Pilkada 17 Politik Uang 18 Penyimpangan APBD 19 Keamanan Pilkada 20 Calon Independen 21 Lain-lain Jumlah
Jumlah 0 0 0 0 15 0 2 3 1 1 3 3 3 2 1 1 3 2 2 2 1 45
Prosentase 0% 0% 0% 0% 33% 0% 4% 6% 2% 2% 6% 6% 6% 4% 2% 2% 6% 4% 4% 4% 2% 100
Agenda Media Rakyat Merdeka Selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta agenda media Rakyat Merdeka relatif beragam dan beberapa di antaranya sangat menonjol dan dan dianggap sangat penting. Bagi Rakyat Merdeka isu yang menjadi agenda medianya dan dianggap Rakyat Merdeka paling penting adalah mengenai kampanye pasangan cawagub-cawagub Alex-Nono. Hal ini dibuktikan dengan pemberitaan mengenai pasangan dari Partai Golkar ini paling banyak, yakni 15 kali atau sebesar 15%. Sementara pasangan cagub-cawagub lainnya, meskipun juga diberitakan tapi tidak terlalu ditonjolkan. Bahkan kampanye pasangan Foke-Nara hanya diberitakan sekali di Rakyat Merdeka. Agenda media Rakyat Merdeka yang menonjolkan isu kampanye pasangan AlexNono ini dapat dillihat di antaranya dalam berita “Massa Pendukung Alex-Nono Banjiri Jakarta Timur Hari Ini” (25/6/12). Kutipan isi beritanya “sebagai klimaks dari visi misinya itu Alex meyakini dapat menjadikan Jakarta sebagai kota megapolitan, kota sejarah berbudaya, dan kota bandar dalam lima tahun”. Atau pada berita “Kami Ingin Gubernur Baru, Bukan Lama” (4/7/12), yang isi beritanya yaitu “Alex berjanji akan membenahi Kampung Apung agar terbebas dari banjir jika terpilih menjadi gubernur Jakarta”. Pada berita lainnya yang berjudul “Ikuti Pengajian, Alex Sedih Warga Miskin Sulit Berobat” (1/7/12) Rakyat Merdeka juga menonjolkan kampanye pasangan Alex-Nono ini, “Cagub DKI Alex Noerdin terus berusaha meyakinkan warga Ibu Kota, janjinya menggratiskan sekolah dan berobat bukan isapan jempol. Program itu realistis. Dan dia sudah menjalankan program itu sejak menjabat bupati Musi Banyuasin”.
26
Selain sangat menonjolkan isu kampanye pasangan Alex-Nono, Rakyat Merdeka juga memunculkan beberapa agenda penting lainnya yang berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta. Isu-isu yang menonjol dan dianggap penting oleh Rakyat Merdeka adalah masalah keamanan Pilkada, pelanggaran kampanye oleh pendukung cawagub-cawagub, dan mengenai pelaksanaan Pilkada itu sendiri. Isu-isu lain yang juga menjadi agenda media Rakyat Merdeka meskipun tidak terlalu menonjol adalah isu mengenai politik uang, pelaksanaan kampanye, dan mengenai DPT yang dianggap kisruh. Agenda media Rakyat Merdeka mengenai keamanan Pilkada ditunjukkan dalam berita berjudul “Awas, Pilkada Jakarta Dihantui Provokator” (25/6/12), yang isi beritanya berikut ini, “Sebab itu ingin Pilkada tidak aman. Mereka melakukan provokasi supaya terjadi saling curiga. Kita ingin menghindari adu kekuatan, terror menteror, propaganda dan adu domba”. Sedangkan isu mengenai pelanggaran kampanye salah satunya dapat dilihat pada berita Rakyat Merdeka yang berjudul, “Hendardji Tantang Panwaslu Stop Iklan Dinas Pemprov” (1/7/12). Isi berita tersebut adalah “Panwaslu juga harus berani menindak dong ketika melihat ada iklan-iklan dinas Pemprov Jakarta yang identik menjadi lahan kampanye terselubung bagi calon incumbent”. Adapun mengenai isu pelaksanaan Pilkada ditonjolkan Rakyat Merdeka di antaranya dalam berita, “Foke Mimpi Kali Ye… Menang Satu Putaran” (2/7/12). Dalam berita tersebut ditulis, “Jadi jelaslah jargon 1 putaran itu adalah marketing politic yang menyesatkan. Jargon itu tambah bahaya ketika ada hasil survey yang mendukungnya sebagai pembenaran”. Tabel 20 Agenda Media Rakyat Merdeka dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Agenda Media 1 Kampanye Foke – Nara 2 Kampanye Hendardji – Riza 3 Kampanye Jokowi – Basuki 4 Kampanye Hidayat – Didik 5 Kampanye Faisal – Biem 6 Kampanye Alex – Nono 7 Dana Kampanye 8 Pelanggaran Kampanye 9 Pelaksanaan Kampanye 10 Atribut Kampanye 11 Persiapan Pilkada 12 Pelanggaran Kode Etik 13 DPT Kisruh 14 Logistik Pilkada 15 Hasil Survei 16 Pelaksanaan Pilkada 17 Politik Uang 18 Penyimpangan APBD 19 Keamanan Pilkada 20 Calon Independen 21 Lain-lain Jumlah
Jumlah 1 2 4 5 6 15 3 10 5 2 4 3 5 3 3 7 4 3 10 0 5 100
27
Prosentase 1% 2% 4% 5% 6% 15% 3% 10% 5% 2% 4% 3% 5% 3% 3% 7% 4% 3% 10% 0% 5% 100
Agenda Media Seputar Indonesia Agenda media Seputar Indonesia selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta lebih banyak didominasi mengenai kampanye pada cagub-cawagub. Meskipun isu-isu lain yang terkait dengan Pilkada DKI Jakarta juga dimunculkan sebagai agenda oleh Seputar Indonesia. Dalam hal ini jelas bahwa Seputar Indonesia menganggap sangat penting kampanye cagubcawagub ini karena isu tersebut berkaitan langsung dengan Pilkada DKI Jakarta itu sendiri. Dari segi agenda media Seputar Indonesia mengenai cagub-cawagub terlihat sebenarnya tidak ada pasangan cagub yang sangat diunggulkan oleh Seputar Indonesia. Tetapi setidak ada empat pasangan cagub-cawagub yang dari segi pemberitaannya ditonjolkan oleh Seputar Indonesia, yaitu pasangan Jokowi-Basuki, pasangan Foke-Nara, pasangan Hidayat-Didik, dan pasangan Alex-Nono. Agenda media Seputar Indonesia mengenai kampanye pasangan Jokowi dimunculkan Seputar Indonesia pada berita “Keluarga Meninggal Dapat Santunan Rp 3 Juta” (28/6/12). Isi berita tersebut di antaranya, “Cagub DKI Jakarta Joko Widodo berjanji akan memberikan santunan sebesar Rp. 3 Juta bagi anggota keluarga yang meninggal”. Pada berita lainnya, “Ingin Lindungi UKM , Jokowi Beli Sepatu Buatan Perajin Lokal” (3/7/12), Seputar Indonesia juga menonjolkan kampanye pasangan yang dijagokan PDIP ini, “Jokowi menyempatkan diri melihat hasil kreasi Hernedi, salah seorang perajin kulit sepatu, “saya beli satu pasang. Harganya murah”. Sedangkan agenda media Seputar Indonesia mengenai kampanye pasangan Foke-Nara dapat dilihat pada berita berjudul “Foke Janji Lanjutkan Pembangunan Jakarta” (1/7/12). Dalam berita tersebut isi yang ditonjolkan adalah “akan sangat rugi bagi masyarakat untuk tidak memberi kepercayaan kepada pasangan Foke-Nara dalam Pilgub DKI ini”. Pada berita lain yang berjudul “Ingin Suasana Tetap Kondusif” (6/7/12), Seputar Indonesia menulis, “Dukungan YLKTI sudah disampaikan secara resmi ke cawagub Nachrowi Ramli di Media Center Pemenangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Jalan Diponegoro”. Adapun penonjolan isu kampanye pasangan Hidayat-Didik, Seputar Indonesia menulisnya dalam berita “Gaji Ketua Ketua RT Ditargetkan Rp 1 Juta Sebulan” (27/6/12) yang isi beritanya, “Hidayat Nur Wahid berjanji akan meningkatkan pelayanan publik jika terpilih pada 11 Juli mendatang. Menurut dia, saat ini warga Jakarta belum mendapatkan pelayanan maksimal dari pemerintah”. Seputar Indonesia juga menonjolkan pasangan yang dibela PKS ini dalam berita “Sambangi Pulau Kelapa, Hidayat Akan Optimalkan Perikanan” (29/6/12). Ditulis dalam berita tersebut, “kita akan hadirkan 500.000 lapangan pekerjaan baru, sehingga tidak ada penggangguran lagi. Warga Pulau Kelapa yang tidak melaut tetap punya pekerjaan dan penghasilan. Tidak mengganggur”. Pasangan cagub-cawagub lainnya yang kampanyenya ditonjolkan Seputar Indonesia adalah pasangan Alex-Nono. Hal tersebut terlihat pada berita “Susuri Gang Kumuh, Alex Ingin Perbaiki Pemukiman” (29/6/12). Isi berita tersebut, “Kalau dranaisenya tidak bagus, kalau hujan turun akan mudah banjir. Masyarakat juga muda terserang penyakit. Untuk itulah, dirinya bertekad melakukan perbaikan pemukiman agar layak huni”. Pada berita “Warga Keluhkan Pemakaman” (3/7/12), Seputar Indonesia menulis, “tidak perlu menunggu lima tahun, seminggu setelah dilantik jika nanti saya terpilih, lahan pemakaman bagi masyarakat Pulau Kelapa akan saya siapkan”. Selain menonjolkan isu-isu kampanye cagub-cawagub yang menjadi agenda medianya, Seputar Indonesia juga menonjolkan isu-isu lain yang terkait dengan Pilkada DKI Jakarta. Di antaranya isu mengenai pelanggaran kampanye, pelanggaran kode etik, dan isu mengenai hasil survei. Mengenai pelanggaran kampanye Seputar Indonesia memberitakannya dalam berita berjudul “Panwaslu Harus Lebih Tegas” (6/7/12), yang isinya, “sikap lamban Panwaslu DKI Jakarta menangani sejumlah pelanggaran dalam tahapan pilkada menuai kritik. Jika sikap seperti ini dibiarkan berpotensi menimbulkan kericuhan”. Sedangkan mengenai pelanggaran kode etik pemilu diberitakan Seputar Indonesia dengan judul, “Ketua 28
KPUD DKI Jakarta Bersalah” (7/7/12). Kutipan isi berita tersebut “Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memutuskan ketua KPUD DKI Jakarta Dahlia Umar bersalah dalam sidang pelanggaran kode etik”. Adapun isu mengenai hasil survei yang cenderung mengunggulkan pasangan cagubcawagub tertentu diberitakan Seputar Indonesia dengan judul, “Berpeluang Satu Putaran” (7/7/12) yang isinya “survei JSI dilakukan pada 28 Juni-1 Juli 2012 terhadap 1.200 responden dengan wawancara tatap muka. Ada 49,6% responden memilih pasangan calon gubernur nomor urut 1”. Tabel 21 Agenda Media Seputar Indonesia dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No Agenda Media 1 Kampanye Foke – Nara 2 Kampanye Hendardji – Riza 3 Kampanye Jokowi – Basuki 4 Kampanye Hidayat – Didik 5 Kampanye Faisal – Biem 6 Kampanye Alex – Nono 7 Dana Kampanye 8 Pelanggaran Kampanye 9 Pelaksanaan Kampanye 10 Atribut Kampanye 11 Persiapan Pilkada 12 Pelanggaran Kode Etik 13 DPT Kisruh 14 Logistik Pilkada 15 Hasil Survei 16 Pelaksanaan Pilkada 17 Politik Uang 18 Penyimpangan APBD 19 Keamanan Pilkada 20 Calon Independen 21 Lain-lain Jumlah
Jumlah 7 5 8 7 3 7 2 4 1 1 2 4 1 2 4 1 2 0 5 2 5 73
Prosentase 9% 7% 11% 9% 4% 9% 3% 5% 1% 1% 3% 5% 1% 3% 5% 1% 3% 0% 7% 3% 7% 100
Agenda Media Warta Kota Selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta, Warta Kota mempunyai beberapa agenda media yang terlihat menonjol. Dari semua isu yang muncul, agenda media Warta Kota didominasi isu mengenai kampanye pasangan cagub-cawagub. Artinya, isu mengenai kampanye pasangan cagub-cawagub ini dianggap Warta Kota sebagai isu yang sangat penting. Meskipun demikian, tidak ada pasangan cagub-cawagub yang relatif lebih menonjol. Tapi ada tiga pasangan cagub-cawagub yang lebih ditonjolkan Warta Kota selama masa kampanye yaitu pasangan Foke-Nara, pasangan Alex-Nono, dan pasangan Hidayat-Didik. Mengenai kampanye pasangan Foke-Nara yang menjadi agenda media Warta Kota, buktinya dapat dilihat pada berita “Foke Batal Cuti untuk Kampanye” (3/7/12). Dalam berita tersebut ditulis, “kegiatan kampanye pada 3 dan 6 Juli tidak akan dihadiri Fauzi Bowo karena pada tanggal tersebut ada kegiatan penting yang tidak bisa ditinggalkan”. Pada berita lain yang berjudul “Menang 1 Putaran Foke Butuh 0,5 Persen Lagi” (7/7/12), yang 29
isinya juga menunjukkan agenda media Warta Kota tentang pasangan ini, ““tingkat dukungan terhadap pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli berdasarkan survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) masih menempati posisi teratas”. Sedangkan pasangan cagub-cawagub lainnya yang juga relatif ditonjolkan Warta Kota adalah pasangan Alex-Nono. Beberapa contoh berita yang berkaitan dengan kampanye pasangan Alex-Nono yang menjadi agenda media Warta Kota adalah pada berita berjudul, “Alex Pengobatan Gratis, Faisal Naik Odong-odong” (26/6/12, dan berita yang berjudul “Alex: Warga Butuh Hiburan, Faisal: Awas Serangan Fajar” (8/7/12). Adapun agenda media Warta Kota mengenai pasangan Hidayat-Didik terlihat pada berita yang berjudul, “Hidayat Kampanye Naik Motor” (28/6/12), dan juga pada berita berjudul, “Hidayat Dilarang Masuk Hutan Kota” (6/7/12). Bila dicermati, Warta Kota tidak hanya menjadikan kampanye cagub-cawagub sebagai hal yang paling penting. Terdapat beberapa masalah lain juga dianggap penting Warta Kota berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta. Beberapa di antaranya mengenai pelaksanaan Pilkada yang banyak masalah, kisruh DPT yang tak kunjung selesai, dan masalah pelanggaran kampanye yang dilakukan cagub-cawagub dan tim sukses mereka. Mengenai pelaksanaan Pilkada Warta Kota menulis dalam berita “Dilarang Panwaslu DKI, Pengerahan Ambulans ke Lokasi Kampanye Batal” (27/6/12), yang isi beritanya adalah “Dinas kesehatan DKI Jakarta membatalkan rencana mengerahkan mobil ambulans ke lokasi kampanye setelah mendapat pelarangan dari panwaslu DKI”. Mengenai kisruh DPT sebagai agenda media Warta Kota salah satunya dapat dibaca pada berita “5.900 Kartu Ganda Ditemukan” (3/7/12), yang isinya “sebanyak 5900 kartu pemilih ganda ditemukan oleh KPU Jakarta Selatan dalam proses penyortiran kartu pemilih. Proses penyortiran akan berlangsung selama sepekan”. Sedangkan mengenai pelanggaran kampanye selama masa kampanye juga menjadi agenda media Warta Kota. Misalnya hal itu terlihat pada berita “Dugaan Kampanye di Tepat Ibadah Diusut” (5/7/12) yang isi beritanya menyebutkan “Panitia Pengawas Pemilukada DKI Jakarta tengah mengusut dugaan pelanggaran pidana oleh salah satu pasangan calon. Pelanggaran yang dimaksud adalah kampanye yang dilakukan di tempat ibadah”. Tabel 22 Agenda Media Warta Kota dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Agenda Media Kampanye Foke – Nara Kampanye Hendardji – Riza Kampanye Jokowi – Basuki Kampanye Hidayat – Didik Kampanye Faisal – Biem Kampanye Alex – Nono Dana Kampanye Pelanggaran Kampanye Pelaksanaan Kampanye Atribut Kampanye Persiapan Pilkada Pelanggaran Kode Etik DPT Kisruh Logistik Pilkada Hasil Survei
Jumlah 9 6 7 8 5 9 2 4 2 1 2 3 4 2 2 30
Prosentase 11% 7% 8% 10% 6% 11% 2% 5% 2% 1% 2% 4% 5% 2% 2%
16 Pelaksanaan Pilkada 17 Politik Uang 18 Penyimpangan APBD 19 Keamanan Pilkada 20 Calon Independen 21 Lain-lain Jumlah
6 1 0 2 0 6 81
7% 1% 0% 2% 0% 7% 100
Secara keseluruhan mengenai agenda media yang paling menonjol dalam pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta selama masa kampanye sangat banyak dan beragam isunya. Berkaitan dengan agenda media surat kabar mengenai kampanye pasangan cagub-cawagub, maka kampanye pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono yang paling menonjol dan tentu saja dianggap yang paling penting. Selanjutnya adalah kampanye pasangan Hidayat Nur WahidDidik J Rachbini, dan pasangan Faisal Basri-Biem Benjamin. Selain itu, beberapa agenda media lainnya yang juga menonjol dan dan dianggap penting oleh surat kabar adalah isu mengenai pelanggaran kampanye, pelanggaran kode etik pemilu, dan mengenai kisruh DPT. Beberapa isu lain yang sempat muncul adalah mengenai dana kampanye cagub-cawagub, persiapan pilkada dan hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei. Tabel 24 Agenda Media Surat Kabar dalam Pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta No
Agenda Media
Kampanye Foke – Nara Kampanye Hendardji – Riza 3 Kampanye Jokowi – Basuki 4 Kampanye Hidayat – Didik 5 Kampanye Faisal – Biem 6 Kampanye Alex – Nono 7 Dana Kampanye 8 Pelanggaran Kampanye 9 Pelaksanaan Kampanye 10 Atribut Kampanye 11 Persiapan Pilkada 12 Pelanggaran Kode Etik 13 DPT Kisruh 14 Logistik Pilkada 15 Hasil Survei 16 Pelaksanaan Pilkada 17 Politik Uang 18 Penyimpangan APBD 19 Keamanan Pilkada 20 Calon Independen 21 Lain-lain Jumlah 1 2
Indopos Koran Jakarta 4 0 8 0
Rakyat Seputar Warta Jumlah Merdeka Indonesia Kota 1 7 9 21 2 5 6 21
1
0
4
8
7
20
10
0
5
7
8
30
0 12 6 6 2 4 2 5 4 2 2 3 1 3 0 0 3 78
15 0 2 3 1 1 3 3 3 2 1 1 3 2 2 2 1 45
6 15 3 10 5 2 4 3 5 3 3 7 4 3 10 0 5 100
3 7 2 4 1 1 2 4 1 2 4 1 2 0 5 2 5 73
5 9 2 4 2 1 2 3 4 2 2 6 1 0 2 0 6 81
29 43 15 27 11 9 13 18 17 11 12 18 11 8 19 4 20 377
31
PEMBAHASAN Agenda Media dan Pilkada Dalam bagian pembahasan ini akan dideskripsikan mengenai keterkaitan hasil penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan di atas dengan beberapa kajian teoritis yang juga telah dicantumkan pada bagian landasan teori. Teori agenda setting dikemukakan oleh McComb dan Donald L Shaw, pada tahun 1972. Pada awalnya teori agenda difokuskan untuk mengkaji mengenai penentuan agenda dalam kampanye presiden di Amerika Serikat tahun 1968. Teori ini berasumsi bahwa apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting pula oleh khalayak (publik). Teori agenda setting mempunyai kesamaan dengan teori peluru, di mana media mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk memengaruhi khalayak. Pada awalnya model penelitian agenda setting menggunakan pendekatan kuantitatif, tapi dalam perkembangannya penelitian agenda setting digabung dan dilengkapi dengan pendekatan kualitatif sebagai pelengkap studi awal, proses dan efeknya (Griffin, 1997: 490). Menurut Litlejohn (1996: 361) agenda setting merupakan proses yang linier yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: 1. Agenda media: isu-isu (berita) yang memperoleh penonjolan dalam media massa dalam rentang waktu tertentu. 2. Agenda publik: isu-isu yang dinilai penting oleh publik penting. 3. Agenda kebijakan: isu-isu yang dianggap penting dan menjadi pemikiran serta pembahasan pembuat kebijakan. Salah satu faktor yang mendukung keberlakuan teori agenda setting, terutama berkaitan dengan pemilihan umum adalah adanya kebutuhan orientasi dari individu sehingga individu tersebut membutuhkan media massa. Kebutuhan setiap individu terhadap media berbeda-beda sehingga tingkat keterpengaruhan mereka juga berbeda. Semakin individu membutuhkan orientasi mengenai kandidat maka semakin mudah individu tersebut dipengaruhi oleh media massa (Saverin & Tankard, 2005: 276). Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses politik yang secara langsung bersentuhan dengan rakyat sebagai salah unsur terselenggaranya proses politik ini. Hal ini karena proses Pilkada di Indonesia ini dilakukan secara langsung oleh rakyat di daerah tertentu. Sebagai proses politik yang secara langsung melibatkan rakyat, maka dalam prosesnya Pilkada ini kemudian melibatkan berbagai lembaga di luar politik, seperti lembaga bisnis, aparat kepolisian, lembaga survei, dan lembaga media. Peran lembaga media dalam proses Pilkada bahkan menjadi sangat penting, terutama bukan saja sebagai pemberi dan penyebar informasi mengenai kegiatan yang terkait dengan proses Pilkada kepada khalayak, tapi juga sebagai alat pembentuk opini publik. Dengan kekuatan informasinya ini, media dapat menentukan siapa cagub-cawagub yang layak dipilih dan siapa cagub-cawagub yang tidak layak dipilih. Melalui pemberitaan-pemberitaannya juga media massa dapat menggiring opini masyarakat untuk suka maupun tidak suka terhadap kandidat tertentu. Proses ini kemudian disebut sebagai agenda media, yang isinya merupakan perwujudan dari kepentingan media massa tersebut. Di sisi yang lain, karena melihat kekuatannya yang powerfull itu media seringkali kemudian dimanfaatkan oleh kandidat sebagai alat kepentingan politiknya. Sehingga dalam penentuan agenda medianya, sebuah media menjadi tidak bebas, cenderung tidak obyektif, dan tidak netral. Gejala bahwa media dimanfaatkan oleh kandidat terlihat juga dalam beberapa surat kabar Ibu Kota ketika memberitakan cagub-cawagub pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Surat kabat Indopos dan Rakyat Merdeka misalnya, dilihat dari jumlah beritanya dan kecenderungan isinya, akan dengan mudah dinilai sangat berpihak kepada pasangan cagub-cawagub Alex Noerdin-Nono Sampono. Karena kedua surat kabar tersebut
32
dari segi jumlah dan kecenderungan isinya sangat menonjolkan pasangan cagub-cawagub yang didukung Partai Golkar ini. Begitu juga surat kabar lainnya seperti Seputar Indonesia dan Warta Kota, meskipun terlihat tidak seterus terang atau seterbuka Indopos dan Rakyat Merdeka, dari kecenderungan isinya keduanya juga terlihat mendukung pasangan cagub-cawagub nomor urut 1, yaitu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Sedangkan Koran Jakarta, meskipun berita mengenai Pilkada DKI Jakarta tidak terlalu banyak, tapi Koran Jakarta juga mempunyai kepentingan terselubung dengan sangat menonjolkan pasangan cagub-cawagub nomor urut 5, Faisal Basri-Biem Benjamin dalam pemberitaan-pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta. Pada dasarnya, dalam setiap hasil liputannya mengenai permasalahan apapun surat kabar ataupun jenis media lainnya harus senantiasa obyektif dan berimbang, serta tidak berpihak. Tapi pada praktiknya prinsip tersebut seringkali diabaikan atau digadaikan oleh para pekerja media. Terutama bila menyangkut pemberitaan-pemberitaan politik khususnya mengenai Pilkada atau Pemilu. Dalam konteks politik ini, media sering terjebak pada kepentingan-kepentingan praktis dan jangka pendek (media partisan) sehingga mengabaikan kewajiban mereka dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berimbang. Karena ini, bila kemudian yang terpilih adalah kandidat yang dianggap tidak layak, tapi mempunyai kekuatan lain untuk mempengaruhi proses politik melalui media ini, maka media massalah yang harus dituntut tanggung jawabnya karena telah menutup-nutupi atau mengelabui masyarakat melalui pemberitaan-pemberitan yang tidak seimbang itu. Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa dalam pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta, surat kabar di Ibu Kota mempunyai agenda masing-masing, terutama agenda media yang berkaitan dengan dukungan mereka kepada cagub-cawagub tertentu. Secara teoritis banyak faktor yang mempengaruhi agenda sebuah media kaitannya dengan proses politik, seperti para pekerja media yang mempunyai afiliasi pada partai politik kandidat, organisasi media yang dimiliki oleh kandidat, kekuatan ekstramedia seperti pemerintah, pengusaha, pengiklan, dan kekuatan politik, dan bahkan karena adanya kesamaan ideologi media dengan kandidat. Dalam kasus Pilkada DKI Jakarta, meskipun dalam penelitian ini belum dibahas dan perlu kajian lebih lanjut, secara asumstif dapat ditebak bahwa yang mempengaruhi agenda media adalah kekuatan ekstramedia yakni kekuatan politik dengan sumber dananya yang mempengaruhi agenda media surat kabar dalam pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta. Dalam Pilkada DKI Jakarta ini, bila dikaitkan antara agenda media dengan agenda publik sebagai dua unsur penting dalam teori agenda setting, maka dapat ditegaskan bahwa agenda media tidak mempengaruhi agenda publik. Artinya asumsi dasar agenda setting bahwa apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting pula oleh khalayak tidak berlaku pada kasus Pilkada DKI Jakarta ini. Karena hasil Pilkada DKI Jakarta menunjukkan bahwa yang menjadi pemenang dan menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta bukan pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono yang banyak diberitakan surat kabar Ibu Kota, atau pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, tapi pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama. Pasangan yang didukung PDIP dan Partai Gerindra ini justru tidak menjadi agenda media surat kabar Ibu Kota dan cenderung tidak didukung oleh surat kabar Ibu Kota. Jadi, dalam kasus Pilkada DKI Jakarta ini apa yang dianggap penting oleh surat kabar ternyata tidak dianggap penting oleh masyarakat. Artinya, ada kekuatan lain yang sebenarnya dapat mengalahkan kekuatan media massa, yakni kekuatan nurani rakyat yang tidak dapat dibohongi atau direkayasa oleh media massa sekalipun. Menyoal Bias Media dalam Pilkada DKI Jakarta
33
Salah satu gejala yang juga muncul secara jelas dalam pemberitaan surat kabar Ibu Kota mengenai Pilkada DKI Jakarta adalah bias pemberitaannya. Menurut Denis McQuail (dalam Shoemaker dan Reese, 1996:43), bias dianggap sebagai kecenderungan secara konsisten untuk menyimpang atau meninggalkan kebenaran obyektif. Dengan menggunakan dua konsep yang dihubungkan dengan obyektifitas, McQuail menyebutkan ada “tipologi bias berita” yaitu pertama bias terbuka dan bias tersembunyi, dan kedua bias yang disengaja dan tidak disengaja. Menurut McQuail, kedua tipologi bias di atas tersebut menghasilkan empat jenis bias berita yang meliputi: pertama, bias partisan (partisanship), yaitu keberpihakan editorial (editorial endorsements) kepada salah seorang kandidat politik, kolom, opini, dan periklanan, di mana kasus-kasus tersebut merupakan bias yang terbuka dan disengaja. Kedua, propaganda, yakni bias yang disengaja tapi relatif tersebunyi dan sulit diidentifikasi dalam sebuah berita. Ketiga, unwitting bias, yaitu bias yang tanpa disengaja seperti pemilihan topik yang dianggap layak untuk dijadikan berita (pemilihan berita). Keempat, bias ideologi, yakni merupakan bias yang disembunyikan dan ditanamkan dalam sebuah teks. Gambar Tipologi Bias Pemberitaan Media
TIPOLOGI BIAS
DISENGAJA
TIDAK DISENGAJA
TERBUKA
Partisan
Unwitting Bias
TERSEMBUNYI
Propaganda
Ideologi
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pemberitaan surat kabar Ibu Kota mengenai Pilkada DKI Jakarta cenderung mengandung bias. Hal itu karena pemberitaan tersebut cenderung secara konsisten menyimpang atau meninggalkan kebenaran obyektif. Misalnya secara terbuka memberitakan dukungan-dukungan dari kelompok-kelompok tertentu kepada salah satu cagub-cawagub. Selain itu juga terlihat dengan disengaja memberitakan secara berlebih-lebihan mengenai pasangan cagub-cawagub tertentu. Bila dikaitkan konsep bias tersebut dengan pemberitaan surat kabar Ibu Kota mengenai Pilkada DKI Jakarta, maka surat kabar Ibu Kota dapat dikategorikan dalam kelompok berikut. Indopos dan Rakyat Merdeka dalam pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta dapat dikategorikan bias partisan. Artinya kedua surat kabar ini dalam memberitakan Pilkada DKI Jakarta terutama mengenai pasangan cagub-cawagub secara terbuka dan disengaja menyimpang dan meninggalkan kebenaran obyektif. Seperti yang dipaparkan di bagian hasil penelitian, Indopos dan Rakyat Merdeka cenderung secara sengaja dan terbuka berpihak kepada salah satu pasangan cagub-cawagub, yakni pasangan AlexNono. Di sisi yang lain, kedua surat kabar juga mengambil sudut yang negatif dalam memberitakan pasangan cagub-cawagub lainnya, terutama terhadap pasangan Foke-Nara dan Jokowi-Basuki. Sedangkan surat kabar Ibu Kota lainnya, yaitu Seputar Indonesia dan Warta Kota berdasarkan tipologi bias termasuk dalam kategori unwitting bias. Unwitting bias adalah bias yang tanpa disengaja seperti pemilihan topik yang dianggap layak untuk dijadikan berita (pemilihan berita) tapi kemudian terlihat cenderung tidak netral atau berpihak. Kedua surat kabar ini dikategorikan unwitting bias dalam pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta 34
karena sebenarnya dari segi jumlah pemberitaannya mengenai cagub-cawagub tidak berselisih jauh, tapi bila dilihat dari pemilihan isu dan kecenderungan isinya, keduanya juga tidak obyektif karena ternyata mendukung pasangan Foke-Nara. Pemilihan topik Seputar Indonesia dan Warta Kota secara terbuka terlihat sesuai dengan program kampanye pasangan nomor urut 1 tersebut, meskipun mungkin hal itu bisa terjadi secara tidak disengaja. Adapun surat kabar Ibu Kota terakhir yang juga cenderung bias dalam memberitakan mengenai Pilkada DKI Jakarta adalah Koran Jakarta. Dalam hal ini, Koran Jakarta dapat dikategorikan mempraktikkan bias propangada. Karena dalam pemberitaannya mengenai cagub-cawagub tidak secara terbuka (tersembunyi) tidak menunjukkan dukungannya kepada pasangan cagub-cawagub tertentu, tapi secara sengaja memberitakan secara cukup dominan mengenai program-program kampanye pasangan Faisal Basri-Biem Benjamin. Dapat dikatakan Koran Jakarta menjadi media propaganda pasangan dari jalur independen ini, karena pemberitaan mengenai pasangan nomor urut 5 ini sangat dominan dan sama sekali tidak memberitakan pasangan cagub-cawagub lainnya. Pada praktiknya harus diakui bahwa surat kabar akan sulit untuk tidak bias, apalagi bila memberitakan masalah-masalah yang berkaitan dengan proses politik seperti Pilkada dan Pemilu. Meskipun demikian, praktik bias semestinya dapat dihindari dengan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat dan juga memenuhi tuntutan tanggung jawab media massa sebagai lembaga pemberi informasi kepada masyarakat secara adil dan proporsional. SIMPULAN Surat kabar Ibu Kota dalam memberitakan mengenai Pilkada DKI Jakarta mempunyai pola-pola dan kecenderungan pemberitaan yang beragam. Dilihat dari jumlah beritanya Indopos dan Rakyat Merdeka lebih banyak memberitakan pasangan Alex-Nono. Sedangkan Seputar Indonesia dan Warta Kota relatif berimbang, meskipun cenderung memberitakan pasangan Foke-Nara secara lebih banyak. Adapun Koran Jakarta lebih dominan diisi dengan berita-berita kampanye pasangan Faisal-Biem. Pasangan cagub-cawagub lainnya yakni pasangan Hendardji-Riza dan Hidayat-Didik meskipun tidak sedominan ketiga pasangan di atas, tapi cukup banyak diberitakan surat kabar Ibu Kota. Pasangan yang paling sedikit diberitakan surat kabar Ibu Kota adalah pasangan Jokowi-Basuki. Bila dilihat dari sumber berita, pasangan cagub-cawagub yang banyak dijadikan sumber berita oleh surat kabar Ibu Kota adalah pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono. Sedangkan dari kalangan umum, surat kabar Ibu Kota dalam memberitakan mengenai Pilkada DKI Jakarta banyak menggunakan sumber dari tokoh masyarakat/warga, selain juga sumber dari pihak KPU dan dari kalangan pakar atau pengamat. Dari kecenderungan isi berita mengenai Pilkada DKI Jakarta, surat kabar Ibu Kota mempunyai kecenderungan yang berbeda. Secara umum surat kabar lebih mendukung pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2012. Hal ini terutama ditunjukkan Indopos dan Rakyat Merdeka. Sedangkan Seputar Indonesia dan Warta Kota dilihat dari kecenderungan isi beritanya lebih mendukung pasangan Fauzi BowoNachrawi Ramli. Adapun Koran Jakarta lebih cenderung mendukung pasangan Faisal BasriBiem Benjamin. Pasangan lainnya, yakni pasangan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria dan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, meskipun tidak dominan tetapi tetap mendapat dukungan dari surat kabar Ibu Kota. Pasangan yang paling sedikit mendapat dukungan dari surat kabar Ibu Kota adalah pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama. Meskipun demikian, akhirnya pasangan terakhir inilah yang menjadi pemenang Pilkada DKI Jakarta 2012. Agenda media surat kabar selama masa kampanye mengenai Pilkada DKI Jakarta sangat beragam. Tetapi dari beberapa agenda media yang muncul tersebut agenda mengenai kampanye pasangan Alex-Nono yang paling dominan. Kampanye pasangan cagub-cawagub 35
lain, meskipun tidak sekuat pasangan Alex-Nono tapi juga relatif banyak menjadi agenda media surat kabar adalah kampanye pasangan Hidayat-Didik dan pasangan Faisal-Biem. Selain agenda media mengenai kampanye pasangan cagub-cawagub di atas, agenda media lain yang terkait dengan Pilkada DKI Jakarta adalah mengenai pelanggaran kampanye, DPT yang semerawut dan kisruh, pelanggaran kode etik Ketua KPU DKI Jakarta, dan agenda mengenai keamanan Pilkada. Dilihat dari bias pemberitaan surat kabar mengenai Pilkada DKI Jakarta secara keseluruhan surat kabar Ibu Kota memberitakan secara bias atau cenderung meninggalkan nilai obyektifitas. Indopos dan Rakyat Merdeka cenderung bias partisan karena cenderung menunjukkan ketidakobyektifannya secara terbuka dan disengaja. Seputar Indonesia dan Warta Kota cenderung pada unwitting bias karena dalam pemberitaannya cenderung tidak obyektif secara terbuka tapi tidak disengaja. Sedangkan Koran Jakarta lebih mempraktikkan bias propaganda karena dalam memberitakan mengenai Pilkada DKI Jakarta meninggalkan nilai obyektifitas secara disengaja tapi disembunyikan.
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Griffin, E.M. 1997. A First Look At Communication Theory, Third Edition, New York: McGraw Hill. Kaid, L.L. & Wadsworth, A.J. 1989. Content Analysis, dalam Measurement of Communication Behavior. Emmert, P. & Barker, L.L. New York and London: Longman. Krippendorff, K. 1993. Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Rajawali Pers. Kriyantono, R. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Littlejohn, S.W. 1995. Theories of Human Communication, California: Wadsworth. Severin, J.W. & Tankard Jr, J.W. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa. Jakarta: Kencana. Shoemaker, P.J. & Reese, S.D. 1996. Mediating The Message, Theories of Influences on Mass Media Content, New York: Longman.
Majalah: Majalah Tempo, edisi 19-25 Maret 2012
36