Ij
( vI (}L~
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UPAVA MUTAKHIR DAN TANTANGAN
PENGEMBANGAN OBAT OARI
TUMBUHAN INDONESIA
Pidato Pengukuhan
tSlTAS
NGGA
Diucapkan pada peresmian penerimaan jabatan Guru Besar
dalam llmu Fitokimia
pada Falrultas Farmasi Universitas Airlangga
eli Surabaya hari Sabtu 2 Oktober 1993
~-l
~6/10
.
il
Old! :
1
Noor Cholies laini
PIDATO GURU BESAR
I
UPAYA MUTAKHIR ...
NOOR CHOLIES ZAINI
riA,
7
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UPAYA MUTAKHIR DAN TANTANGAN
PENGEMBANGAN OBAT DARI
TUMBUHAN INDONESIA
~f-'t f; t 8
76 N6!IO ~ 1:\,
V
Pidato Pengukuban
Diucapkan pada peresmian penerimaan jabatan Guru Besar
daJam IImu Fitokimia
pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
di Surabaya bari Sabtu 2 Oktober 1993
Oleb :
Nooi Cholies Zaini
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdam pingan dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sarna, kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu at as seba gian yang lain. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir , (AI-Qllr'afl, Ar- 'Rad sural 13 ayat 4)
PIDATO GURU BESAR UPAYA MUTAKHIRNOOR ... CHOLIES ZAINI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Assalamu'alaikum warahmatuUabi wabarakatuh.
Saudara Ketua dan Arlggota Senat Universitas Airlangga,
Saudara Rektor dan Pembantu Rektor Universitas Airlangga,
Saudara-saudara Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas-fakultas di Iiogkungan
Universitas Airlangga,
Segenap Sivitas Akademika Universitas Airlangga,
Para undangan dan hadirin yang saya muliakan.
Alhamdulillah, Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan inayah Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita dapat menghadiri Rapat terbuka Senat Universitas Airlangga dalam acara pengukuhan dan penerimaan jabatan GuruBesar tetap Hinu Fitokimia pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga . Pada kesempatan yang berbahagia ini kami menooba mengetengahkan bahasan mengenai: UPAYA MUTAKHIR DAN T ANTANGAN PENGEMBANGAN OBAT
DARI TUMBUHAN [NDONESIA
Hadirin yang terhormat, Sejak dahulu telah kita ketahui bahwa banyak obat dapat diperoleh dari tum buhan. Bila kita memperhatikan bagaimana berlangsungnya perkembangan kan dungan tumbuhan yang digunakan untuk obat, kita tahu bahwa untuk beberapa senyawa tampaknya menonjol. Pada masa lalu peogembangan obat yang berasal dari tumbuhan merupakan prosedur dengan banyak tabapan, dimuJai dengan ekstrak kasar, dilanjutkan dengan ekstrak yang telah dibakukan dan diakhiri dengan substan si tunggal yang berkhasiat. Pada oootoh tertentu dilakukan pembakuan dengan cara penetapan hayati (bioassay) dan pada contoh lain pembakuan dilakukan secara analisis kimiawi. Metode ini memungkinkan dilakukannya analisis kandungan, kemurnian dan kestabilan. Dengan gambaran struktur kimiawi kandu-ngan tum buhan, dapatlah para ahli kimia farmasi mensintesis seoyawa-seoyawa baru, yang akan mempunyai khasiat farmakologis yang serupa dengan kandungan tumbuhan. Sintesis kimiawi obat-obatan dimulai kira-kira 100 tabun yang lalu. Deugan bahan aktif yang berasal dari tumbuhan terisolasi sebagai titik tolaknya (Tabel1).
lllbell .••.
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
1
'
Tabell ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hadirin yang terhormat,
PERSYARATAN BAHAN 0
Contoh kandungan tumbuhan aktif yang berfungsi sebagai titik tolak atau sebagai model untuk sintesis obat (1). Kandungan tumbuhan yang aktif Morfina Atropina Kokaina Kinina dan kinidina Efedrina Xantina Reserpina dan ajmalina Glikosida digitalis Antrakuinon
Tumbuhan Papaver somnivernm Atropa beladonna Erythroxyloll coca Cinchona succirnbra Ephedra sp Caffea sp Rauwolfia serpelltilla Digitalis lanata Cassia sp
KEAMANAN. Pada suatu prosedur dalam industri farmasi, maka . dapat timbuJ. Biasanya scoya' para ahli kimia dan ahli farm dikembangkan jika senyawa dingkan dengan preparat yang tungan ini dapat berupa khas kerja yang khas, atau suatu bangan dapat dimulai. Prinsi obat adalah kualitas, khasiat bangan ini disesuaikan kepad pengembangan praklinik dan tifitas optimal dan risiko mini penelitian toksikologis. Untuk jumlah hewan yang digunakan tahapan pengembangan prak" ben ke-pastian pada penelitian syaratan resmi pada liap-tiap bukan berarti sama untuk sel
Kegunaan Analgetika Spasmolitika Anestetikalokal Anti malaria Simpatomimetika Vasoterapeutika Antihipertensi abat jantung Bahan pencahar
Hal yang menarik pada contoh tersebut dari satu sisi g1ikosida jantung dan senyawa alkaloida antrakuinon. AwaJ kerjanya (onset of action) yang cepat memper mudah eksperimen farmakologis pada hewan keseluruhan maupun pada organ ter pisah. Juga pada manusia khasiatnya mudah diukur. Pada sisi yang lain terdapat khasiat kandungan tumbuhan lain (misalnya terpen dan oligosakarida) yang jauh lebih sukar untuk dilakukan penelitian farmakologisnya, karen a efeknya kurang in tensif dan baru tampak setelah pemberian berkali-kali. Dengan demikian juga tidak tersedia metode yang banda I untuk meneliti khasiat bahan tersebut pada manusia seeara farmakologi klinis. Meskipun beberapa kasus gambaran struktur kimiawi kan dungan tumbuhan sering didapatkan senyawa yang tidak menunjukkan khasiat far makologi, namun tetap dapat dikembangkan sebagai bahan obat yang berkhasiat . Kebanyakan obat yang disintesis pada masa lalu dibuktikan khasiatnya pada per cobaan hewan secara dangkal sebelum digunakan untuk mengobati penyakit. Kini masih diperJukan penelitian dalam farmakologi dan toksikologi, sebelum suatu sub stansi baru dapat dicobakan pada man usia. Sejak malapetaka talidomida, obat baru yang diteliti dipersyaratkan uji teratogenetik. Senyawa kimia baru yang digunakan dalam pengobatan untuk jangka waktu lama yang' mungkin menimbulkan kar sinogenetik diuji *ngan penelitian pada binatang. Persyaratan di atas merupakan ketentuan yang pasti untuk senyawa yang baru. Banyak publikasi yang menganggap bahwa persyaratan di atas tidakdiperlukan untuk bahan alam, karena bahan tersebut bebas dari resiko di alas. Ternyata bahwa penelilian IDutakhir tidak menunjukkan hal demikian, tetapi kenyataannya masih menunjukkan adanya resiko.
2
..
Hadirin yang terhormat, .
STRATEGIPENGEMBANG U ntuk efisiensi, maka c yang pada akhir tiap-tiap blok itl Pada blok pertama, dila untuk menunjukkan kelebihan Dalam waktu yang sarna, sintes saat nanti bahan tersebut layalc sudah dimulai, untuk mengetah kink an untuk pembuatan suatu preparat lainnya. Untuk karakti sisitasnya, yaitu toksisitas akut, Pada tahap berikutnya, sub-akut pada dua spesies bin nisme pada pemberian oral da spesies binatang memberikan Pada tahapan ini sekurang-ku yang terpenting pada tahap Kemudian diterapkan dosis harga ED-50 (dosis efektit), y
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
J
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Hadirin yang terbormat.
sebagai titik tolak atau sebagai
Kegunaan Analgetika Spasmolitika Anestetikalokal Anti malaria Simpatomimetika Vasoterapeutika Antihipertensi Obat jan tung Bahan pencahar
. satu sisi gHkosida jantung dan of action) yang cepat memper maupun pada organ ter . Pada sisi yang lain terdapat dan oligosakarida) yang jauh karena efeknya kurang in Dengan demikian juga tidak bahan tersebut pada manusia gambaran struktur kimiawi kan tidak menunjukkan khasiat far bahan obat yang berkbasiat . dibuktikan khasiatnya pada per untuk mengobati penyakit. Kini toksikologi, sebelum suatu sub JD<1lldlll,l(U'" talidomida, obat baru kimia baru yang digunakan mungkin menimbulkan kar Persyaratan di atas merupakan publikasi yang menganggap a1am, karena bahan tersebut JDutakhir tidak menunjukkan hal adanya resiko.
PERSYAKATAN BAHAN OBAT BARU DALAM HAL KUALITAS, KHASIAT DAN KEAMANAN. Pada suatu prosedur pengembangan yang kompleks atas suatu substansi dalam industri farmasi, maka \:>eban para peneliti tidakJah ringan; banyak persoalan dapat timbul. Biasanya senyawa baru itu merupakan hasil proyek bersama antara para ahIi kimia dan ahli farmakologi. Suatu senyawa baru dapat dianjurkan untuk dikembangkan jika senyawa itu menunjukkan keuntungan farmakologis diban dingkan dengan preparat yang sudah ada dalam perdagangan sampai saat ini. Keun tungan ini dapat berupa khasiat yang lebih baik, mekanisme kerja dan speklrum kerja yang kbas, alau suatu penurunan efek samping. Barulah,kemudian pengem ba.ngan dapat dimulai. Prinsip umum dan persyaratan dasar bagi pengembangan obat adalah kualitas, kbasiat dan keamanannya. Semua parameter selama pengem bangan ini disesuaikan kepada prinsip terse but. Penetapan sasaran untuk tiap-tiap pengembangan praklinik dan klinik adalah pemilihan suatu substansi dengan ak tifitas optimal dan risiko minimal. Untuk tiap tahap uji klinis barus dipersyaratkan penelitian toksikologis. Untuk menerapkan perlindungan terbadap binatang, maka jumlah hewan yang digunakan harus ditekan sekecil mungkin. Pada masing-masing tahapan pengembangan praklinik, semua penelitian barus dilaksanakan, untuk mem beri ke-pastian pada penelitian k1inik tabapan selanjutnya. Kita barus memenuhi per syaratan resmi pada tiap-tiap negara, yang seeara bertahap diseragamkan, tetapt bukan berarti sarna uotuk seluruh dunia. Hadirio yang lerhormat, .
STRATEGI PENGEMBANGAN BAHAN OBAT BARU SINTETIS. Untuk efisiensi, maka cara pengembangan itu dibagi menjadi beberapa blok, yang pada akhir tiap-liap blok itu dapat diputuskan pengembangan selanjutnya. Pad a blok pertama, dilakukan pendalaman terhadap efek farmakologi khusus, untuk menunjukkan kelebihan substansi baru itu terhadap preparat perdagangan. Dalam waktu yang sama, sintesis kimianya haruslah diperbaiki, sehingga pada suatu sa at nanti bahan tersebut layak untuk dibuat secara teknis. Kerja praformulasi juga sudah dimulai, untuk mengetahui apakah sifat fisikokimia senyawa terse but memung kinkan untuk pembuatan suatu bentuk sediaan misalnya tablet atau injeksi ataupun preparat lainnya. Untuk karakterisasi substansi tersebut haruslah juga diketahui tok sisitasnya, yaitu toksisitas akut, paling sedikil terhadap spesies binatang pengerat. Pada tahap berikutnya, praformulasi ditingkatkan dan dilaksanakan orientasi sub-akut pada dua spesies binatang. Studi orientasi mengenai kinetika dan meka nisme pada pemberian oral dan intravena dengan substansi bertanda kepada dua spesies binatang memberikan dasar awal bagi ketersediaan bayati substansi tersebut. Pada tahapan ini sekurang-kurangnya juga dilakukan uji mutagenetik. Penelitian yang terpenting pada tahapan ini adalah keamanannya secara farmakologis. Kemudian diterapkan dosts yang beberapa kali lebih tinggi dibandingkan dengan harga ED-50 (dosis efektit), yang pada percobaan bewan digunakan untuk meneari
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
3
'
.
•
efek yang diinginkan. dosis ini UNIVERSITAS efek senyawaAIRLANGGA baru itu diujikan terbadap ADLNDengan - PERPUSTAKAAN semua sistem organ untuk mengetahui adanya efek samping.
Hadirin yang terbormat,
Mulai saat ini semua penelitian haruslah dilangsungkan menurut aturan GLP (Good Laboratory Practice) yang berlaku. Penelitian itu adalah : penelitian toksisitas sub-akut lanjutan dan penelitian toksisitas sub-kronis selama dua sampai empat minggu pada dua spesies binatang (umumnya tikus dan anjing) dengan paling sedikit tiga dosis. Berikutnya terhadap organ binatang percobaan yang telah dimatikan dilakukan penelitian histopatologis. Kini perlu dilaksanakan penyelidikan kinetik dan metabolisme lanjutan pada binatang dan dikembangkan suatu metode analisis kimia yang memungkinkan untuk mengetahui lentang senyawa kimia beserta metabolit utamanya dalam darah, yang selanjutnya memungkinkan dilaksanakannya studi kinetika pada manusia. Pada tahap ini dipersyaratkan studi mutagenetika lanjutan. Bila basil-hasil penelitian ini telah tersedia, maka timbullah pertanyaan tentang dapatnya dilakukan percobaan tersebut pada manusia. Untuk itu haruslah hasil hasil sludi toksisitas dianalisis secara hati-hati. Hanya bila terdapat batas keamanan (margin of safety) yang cukup, maka dapatlah penelitian terhadap subyek (manusia) dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini haruslah dipertimbangkan dengan hati-hati rasio keuntungan/risiko sebelum suatu penelitian terhadap relawan dimulai. Kemudian hasil-hasil penelitian itu diajukan kepada Departemen kesehatan, dan di Amerika Serikat kepada IND (Investigational New Drug Application). Pada tahap berikutnya dilaksanakan fase I terhadap relawan yang sebat. Dengan cara memulai pemberian dosis yang sangat kecil dan dinaikkan secara perlahan-Iahan. Segera selelah dicapai daerab efek terapeutis yang telah diperkirakan, maka dilakukan pen gambilan darab untuk menentukan kadar dalam darah dan bila mungkin mencari waktu paruh senyawa tersebut. Untuk memperoleh data sekilas tentang kinetika dan metabolisme pada manusia, maka penelitian dengan baban radioaktif harus dilak sanakan. Untuk ini sebelumnya perlu dilakukan uji keamanan pada binatang untuk mengetabui distribusinya pada organ dan waktu paruhnya.
bllDd"
Penelltiao uotuk meDeIDUku
Pada rase II dapat diperi penelitian klinis yang telah l penelitian unluk mencari dosil "double-blind" yang telah Wren preparat coba. Lebih jauh lagi jl disebabkan oleh pemberian male baban yang disebul penelitian hadap dua, kemudian liga 5, terhadap dua spesies binatang maupun penelitian sekitar fase III ini hasil-basil dari beber. beda namun telah ditetapkan! dilakukan pengujian terbadap ganggu, juga pengujian terbada kaIi percobaan itu, man kem: dengan cermat. Pada saat up jangka lama dan karsinogenetik berlangsung positif dan diper analisis, praklinik dan klinik •. pakar. DaJam bentuk ini dapat kepada Departemen Keseba NDA (New Drug Application) Hadirio yang terhormat,
Penelusnl'ao alas bahan aktir
Hadirin yang terbormat,
Persyaratan pengemb masa kini sunggub-sungguh dise yang baru. Pada penelitian tum dalam prosedur penapisan farm lab dimulai isolasi bahan aktif berkembang dengan pesat, m dielusidasi, melainkan juga sti Kemudian dilakukan konfo bahwa dalam beberapa kasus penelitiannya berakhir dengan elusidasi strukturnya. Untuk lengkap maka sejumJah besar prosedur siotesis praktis barllS bahwa kandungan tumbuhan itu siotesis.
Penelitian toksisitas lanjutao Selama penelitian fase I, efek sam ping yang mungkin terjadi haruslah diamati dengan cermat. Bila mungkin sebaiknya dilakukan penelitian dinamik, yaitu untuk mengetahui bagaimanakah efek obat baru tersebut sebarusnya terhadap relawan yang sehat. Hal ipi hanya mungkin terjadi pada beberapa kasus saja, misalnya penurunan tekanan darab oleh suatu obat anti hipertensi atau efek suatu di- uretika. Pada banyak kasus, efek terapeutik pada relawan yang sebat tidak dapat diukur, melainkan dibuktikan pada pasien pada penelitian fase II-a yang diawasi dengan teliti. Biasanya pada masa kini basil-basil tentang toksisitas satu alau tiga bulan pada dua spesies binatang telab tersedia. Untuk penelitian terhadap pasien yang diperluas lebib dari empat minggu, maka barus dilakukan penelitian toksisitas jangka lama ter hadap dua spesies bioatang, yang kemudian diikuti dengan penelitian histologis ter hadap organ-organ. Diperlukan pula penelitian toksisitas lanjutan pada keadaan ini, m.isa1nya nefrotoksisitas, antigenitas dan pembuktian mutagenetik lanjutan.
4
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
j
awa baru itu diujikan terhadap
samping. angsungkan menurut aturan GLP itu adalah : penelitian toksisitas ronis selama dua sampai empat dan anjing) dengan paling sedikit percobaan yang telah dimatikan akan penyelidikan kinetik dan gkan suatu metode analisis kimia senyawa kimia beserta metabolit ngkinkan dilaksanakannya studi tkan studi mutagenetika lanjutan. ka timbullah pertanyaan tentaDg nusia. Untuk itu haruslah hasil ya bila terdapat batas keamanan elitian terbadap subyek (manusia) ipertimbangkan dengan bati-bati rhadap relawan dimulai. da Departemen kesehatan, dan di w Drug Application). Pada tabap yang sebat. Dengan cara memulai secara perlahan-Iaban. Segera iperkirakan, maka dilakukan pen darah dan bila mungkin mencari h data sekilas tentang kinetika daD gan bahan radioaktif harus dilak ji keamanan pada biDatang untuk uhnya.
mungkin terjadi baruslah diamati penelitian dinarnik, yaitu untuk but sebarusnya terhadap relawan a beberapa kasus saja, misalnya rtensi atau efek suatu di- uretika. yang sebat tidak dapat diukur, fase II-a yang diawasi dengan toksisitas satu atau tiga bulan pada 'an terhadap paskn yang diperluas nelitian toksisitas jangka lama ter ti dengan penelitian histologis ter ksisitas lanjutan pada keadaan mi, mutagenetik lanjutan.
Hadirin yaag terhormat, ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Peaelltian uatuk menemukan dosls, kurva kerja dosls dan penelltiaa "double blind" Pada fase II dapat diperluas kepada lebih banyak pasien. Pada fase II-b ini peneI~t~an klinis yang t~lab .diputuskan dilaksanakan. Penelitian ini meliputi penehtlan untuk mencan dosls dengan kurva kerja dosis dan suatu peneHtian "double-blind" yang telah direncanakan deDgan teliti terhadap plasebo atau suatu p~eparat coba. Lebib jaub lagi juga ditetapkan perigaturan dosis dan pengaruh yang disebabkan oleb pemberian makanan diujikan pula. Selama waktu ini penelitian tam bahan yang disebut penelitian praklinik dilakukan, misalnya toksisitas kronis ter hadap dua, kemudian tiga spesies binatang (tikns, anjing dan "era), karsinogenetik terhadap dua spesies binatang dan penelitian lanjutan tentang teratologi, kesuburan maupun penelitian sekitar pasca kelahiran. Kemudian diperluas pada fase III. Pada fase III ini hasil-hasil dari beberapa ribu pasien yang berasal dari indikasi yang ber ~da namun telab ditetapkan den~ pasti dikumpulkan. Selanjutnya haruslab dilakukan pengujian terbadap pasien dengan fungsi ginjaJ dan fungsi hati yang ter g~ggu, juga pe~gujian terbadap ~tar~i dengan obat-obat lain. Untuk tiap-tiap kaIi percobaan ItU, maka kemungkinan munculnya efek samping haruslah diamati dengan cermat. Pada saat iq.i penelitian praklinik terutama penelitian toksisitas jangka lama dan karsinogenetik barns sudah selesai. Jika semua penelitian di atas berlangsung positif dan diperoleh hasil yang cukup, maka kemudian hasil-hasil analisis, praklinik dan klinik dikumpulkan dan basil-hasil tersebut diteliti oleh para pakar. Dalam bentuk ini dapat dibuat nsulan untuk penerimaan yang dikirimkan kepada Departemen Kesebatan , atau dalam bentuk yang agak berbeda kepada NDA (New Drug Application) di Amerika Serikat. Hadirin yang terhormat,
PeDelusuraD atas baban aktiFtumbuhaD. ~e.rsyaratan pengemb~ngan dalam peneJitian kandungan tumbuhan pada masa kini sungguh-sungguh dlselaraskan dengan persyaratan untuk substansi kimia yang baru. Pada penelitian tumbuban secara klasik, ekstrak suatu tumbuban diteliti dal~ pros~~ur pe.napisan far~akologis. Bila ditemukan suatu aktifitas, maka dapat lab dlmulal lSolasl bahan aktlf tersebut. Melalui metode fisiko-kimia yang telab b~rke~b~g den~an pe~at, maka tid~k. hanya struktur kimia-nya saja yang dapat dlelusl~asl, ~e1alDkan Juga stereoklmlanya, dalam waktu yang relatif singkat. Kemudlan dilakukan konformasi struktur kimiawi dengan cara sintesis. TernyatCl bah~ .dalam beber~pa kasus tiap-tiap kandungan tumbuban yang aktif tersebut pen~htl~nnya berakhlr dengan perolehan beberapa miligram kristal substansi dan elusldasl struktur~ya. Untuk menetapkan spektrum khasiat farmakologis yang lengkap maka seJumJah besar bahan tumbuhan harus diekstraksi, atau suatu prosedur sintesis praktis harns diterapkan. Tetapi kemudian muncullah keadaan ~ahw~ kandungfUl tunibuhan itu harlislah dikembangkan seperti baloya senyawa basil smteslS.
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
5
'
PERANAN FITOKIMlA DALAM PENELUSURAN ZAT ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TUMBUHAN
AKTIF
DARI
..
tetapi menghasilkan pem punyai pinsip pemisaban penyari.ngao ).
Hadirin yang terhormat. Fitokimia atau kimia tumbuhan telah berkembang menjadi satu disiplin ter sendiri, berada di antara kimia organik bahan alam dan biokimia tumbuhan, serta berkaitan erat dengan keduanya. Bidang perhatiannya ialah aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesanya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah, dan fungsi biologinya (2).
Hadirin, yang terhormat,
Beberapa contob pengembanga 1. Kromatogran kolom. Kromatografi kolom yang dikembangkan dari la, daya tarik gravitasi, telapi kurang memuaskan dan W, senyawa dengan sedikit res dapat digunakan untuk pe panjang dan diameler kolom kromatografi terbuka.
Kandungan kimia suatu tumbuhan pada umumnya sampai berpuluh-puluh macam. Oleh karena itu di dalam isolasi (pemisahan) senyawa-senyawa kimia ter sebut merupakan permasalahan yang cukup kompleks. Disamping banyak macamnya juga jumlahnya relatif sedikit (mg). Hal ini juga merupakan permasalahan dalam isolasi zat kandungan tersebut. Apalagi isolal tersebut kecuali digunakan untuk penetapan struktur juga akan diuji aktifitas.Sehingga memerlukan jumlah relatif yang cukup ( 100 mg ). Selain untuk maksud di atas sering juga digunakan untuk sin tesis supaya hasil senyawa yang kita isolasi dapat diubah menjadi senyawa yang berkhasiat. Untuk maksud tersebut maka diperlukan metode yang mutakhir dan tepat serta tehnik yang berbeda dalam mengatasi beraneka ragam senyawa yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda satu dengan lain. Pada akhir-akhir ini dikem bangkan cara isolasi oleh beberapa peneliti yaitu untuk senyawa-senyawa yang ber siCat non-polar digojog berhari-hari dengan pelarut non-polar (misalnya Dikloro metan). Kemudian sisanya (ampas) diekstraksidengan pelarut yang bersifat polar (misalnya Metanol) dengan cara yang sarna. Dari ekstrak-ekstrak terse but baru dilakukan pemisahan dan pemurnian (3).
1.1. Kolom kromatografi de Sebagai fase ,. 65-200 m aliran fase memberikan pemisahan yang memberikan Rf dipisahkan dalam j kolom dengan diameter Dapat juga untuk pem' dan diameter kolom tert,
Tehnik pemisahan senyawa-senyawa hasil isolasi yang masih diterapkan dan memberikan hasil yang memuaskan adalah dengan tehnlk Kromatografi. Cara ini rclatif tidak memerlukan waktu yang lama serta tidak akan memberikan peruraian da:i senyawa yang dipisahkan. Sejak berhasilnya pemisahan dengan cara kroma tografi untuk tujuan mengatasi problem-problem pemisahan dan pemurnian dari senyawa-senyawa yang beraneka ragam dan sangat banyak maka dikembangkan metode-metode kromatografi lainnya (4). Diameter Kolom (mm)
Akhir-akhir ini banyak dipublikasikan metode dan tehnik baru dalam kroma tografi untuk maksud pemisahan senyawa-senyawa kimia dari bahan alam termasuk aspek bahan yang digunakan maupun aplikasinya dalam usaha untuk mendapatkan ide baru yang tepat dan memuaskan. Metode yang sering digunakan adalah dengan jalan kromatografi terbuka dengan Case diam Silika ge~ poliamide atau XAD (5). Namun dengan metode ini rupa-rupanya kurang memuaskan. Kemudian dikem bangkan metode kromatografi lainnya dengan menggunakan metode yang prinsipnya sarna dengan Kromatografi cair kinerja linggi (KCKT) yaitu kromatografi balik den gan Case diam RP 18, RP 8, Diol. Alternatif lain dengan gel filtrasi, sebagai contoh dengan gel Sephadek (Sephadek LH-20) (6). Namun cara-cara ini sangat mahal
6
10 20 30 40
50 Namun kolom kro. untuk pemisahan senya' binasikan dengan alat J •
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
J
ZAT
AKTJF
DARI
menjadi satu disiplin ter dan biokimia tumbuhan, serta ialah aneka ragam senyawa yaitu mengenai struktur "U~:IIn;I]}'a, penyebarannya secara sampai berpuluh-puluh senyawa-senyawa kimia ter Disamping banyak macamnya merupakan permasalahan dalam kecuali digunakan untuk memerlukan jumlah relatif seringjuga digunakan untuk sin diubah menjadi senyawa yang melode yang mutakhir dan beraneka ragam senyawa yang lain. Pada akhir-akhir ini dikem senyawa-senyawa yang ber non-polar (rnisalnya Dikloro pelarul yang bersifat polar ekstrak-ekstrak tersebut baru
h...",.."MI
. yang masih diterapkan dan tehnik Kromatografi. Cara ini akan memberikan peruraian pemisahan dengan cara kroma pemisahan dan pemurnian dari banyak maka dikembangkan dan tehoik baru dalam kroma kirnia dari bahan alam termasuk dalam usaha untuk mendapatkan sering digunakan adalah dengan gel, poJiarnide at au XAD (5). memuaskan. Kemudian dikem PlfJpmaK~ln metode yang prinsipnya yaitu kromatografi batik den dengan gel filtrasi, sebagai contoh cara-cara ini sangal mahal
telapi meaghasilkan yang cukup memuaskan. Metode tersebut mem ADLNpemurnian - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA punyai pinsip pemisahan yang berbeda-beda (adsorbs~ partis~ penukaran ion, penyaringan ). Hadirin· yang terbormat, Beberapa contoh pengembangan melode kromatogran. 1. Kromatogran kolom. Kromatografi kolom ini sering disebut juga kromatografi kolom terbuka yang dikembangkan dari kromatografi preparatip dengan menggunakan prinsip daya tarik gravitasi, tetapi keje1ekan metode ini ialah kadang-kadang hasilnya kurang memuaskan dan waktunya lama. Metode ini digunakan untuk pemurnian senyawa dengan sedikit resiko senyawa yang hiJang maupun terurai. Cara ini dapat digunakan untuk pemisahan sampai 0,01 - 10 gram tergantung ukuran panjang dan diameter kolom (7). Dalam perkembanganya ada dua macam kolom kromatografi terbuka.
1.1. Kolom kromatografi dengan fase normal. Sebagai fase diarn digunakan Silica gel 60, dengan ukuran partikel 65-200 m aliran rase gerak dibuat 5 ml/menit. Fase gerak dipilih apabiIa memberikan pemisahan yang memuaskan pada kromatografi lapisan tipis yang memberikan Rf 0,35. Senyawa dengan perbedaan Rf 0,1 dapat dipisahkan dalam jumlah 1 gram ekstrak tumbuban dengan menggunakan kolom dengan diameter 50 mm atau jumlab zat 1-5 % dari fase diarn (8). Dapat juga untuk pemisaban 10 gram ekstrak dengan menggunakan panjang dan diameter kolom tertentu. Tabel2 HUBUNGAN ANTARA DIAMETER KOLOM DAN BANYAKNYA
SAMPEL YANG DIGUNAKAN UNTUK
PANJANG KOLOM 15 CM (9)
Diameter Kolom (mm)
10 20
Banyaknya Sam pel (mg) ~ Rf 2: 0,2
~ Rf 2: 0,1
100
40 160
40
400 900 1600
360 600
50
2500
1000
30
Namun kolom kromatografi ini sering kurang memuaskan. Terutama untuk pemisahan senyawa yang cUkup banyak. Oleh karena itu sering dikom binasikan dengan alat lain, misalnya dengan Kromatografi cair kinerja tinggi PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
7
'*,
(KCKT) (10). fase diamUNIVERSITAS di atas jugaAIRLANGGA dapat digunakan fase diam ADLN Selain - PERPUSTAKAAN poliamide, Alumina basa (11).
digunakan untuk pemisabaa jumlahnya (mg sampai den menghasilkan pemurnian y,
1.2. Kromatografi kolom dengan fase Terikat. Ke!anjutan dari keberhasilan kromatografi kolom terhuka dengan rase diam SiIika gel, penggunaan rase terikat menjadi sangat penting. Dengan metode ini akan memberikan aliran yang cukup baik. Sedaitgkan Fase gerak menggunakan gradient (bertingkat). Dimulai dengan menggunakan air, ke mudian campuran Metanol-Air dan akhirnya dengan Diklorometan (12). Dapat digunakan untuk pemisahan ekstrak kasar 20 gram setiap 100 gram fase diam yang digunakan (13). Bila digunakan rase diam Silica gel hanya sekali pakai dan tidak dapat digunakan lagi tetapi apabiJa menggunakan fase terikat dapat digunakan berkali-kali dengan cara pencucian (14).
4. Kromatografi cair tekaDaD Metode ini me mJ/menit dengan tekanan 17 senyawa 100 mg. 100 gram digunakan (21,22).
5. Kromatografi cair kinelja ti Metode ini lebih ti lainnya dan mampu mengh kerja saja. Fase diam yang kolom baja tahan karat yang akibat tekanan yang besar. Fi tetap susunannya atau dapat Senyawa dipantau ketika ke dengan mengukur spektrum untuk mengolah data yang sehingga senyawa tidak m pemilihan fase gerak dapat diam untuk kolom fase norm menggunakan RP 18, RP 2 at
2. Kromatografi planar. Car a ini ada dua macam. 2.1. Kromatografi lapisan tipis sentrifugal. Metode ini dikembangkan karena banyak masalah dalam penggunaan kromatografi preparatip yaitu waktu migrasilnya lama dan pemisahan senyawa dari lapisan tipis sulit dipisahkan serta kurang praktis. Fase diam pada metode ini digunakan silika gel GF 254 atau Aluminium oxida 60 GF 254. Lapisan tipis diputar dengan kekuatan 800 rpm (15). Metode ini dapat digunakan untuk pemisaban sampel 50-500 mg dengan menggunakan fase diam yang tebalnya 2 mm (16). Biasanya dilakukan untuk pemisaban senyawa yang pada analisis Kromatografi lapisan tipis (KLT) memberikan Rf 02-05. Pada pemisahan xanthona dari Gentialla strictiflora (Gentianaceae) pemi saban dapat dilakukan selama 30 menit. Namun apabila pemisahan dilakukan dengan menggunakan fase diam SHika gel dengan kromatografi kolom terbuka memerIukan waktu 24 jam (17).
Ada beberapa metode
5.1. Kromatografi cair kinerj Metode ini dim menggunakan kolom d' digunakan untuk campur
2.2. Kromatografi lapisan tipis tekanan berlebib Di dalam met ode ini fase diam dilapisi dengan membran yang bersifat plastik dengan penekanan. Kebaikari dari cara ini waktu pemisahan relatif lebih pendek. Metode ini dapat digunakan untuk pemurnian sampeI dalam jumlah keciI50·100 mg (18,19).
5.2. Kromatografi cair kinerj Untuk pemisahan digunakan dalam indust tengah 5 - 200 em den (27,28,).
3. Kromatografi citir tekanan rendab. Metode ini menggunakan kolom yang dipaking dengan ukuran partike! 40 . 60 urn. Dengan partikel tersebut pada umumnya mempunyai tekanan 10 Bar. Karena tekanannya rendah kolom harus menggunakan ge!as dan pemisahan dapat dilihat secara jelas. Sebagai contoh untuk pemisahan campuran pigmen. Biasanya menggunakan Lobar E. Merck kolom dengan liga macam ukuran standar 24 - 44 em yang menggunakan fase diam likroprep Si 60, RP 18, RP 8, RP 2 alau Diol. Kolom ini dibuat lertutup yang dihubungkan dengan detektor dan rekorder untuk melihat basil pemisahan senyawa yang dipisahkan. Pada umllmnya
8
Hadirin yang terhormat, Telah kami kemukakanbe senyawa dari bahan alam. Untuk I pemisahan dan pemurnian kompo
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
I
J
dapat digunakan fase diam
digunakan untuk campuran beberapa senyawa yang relatif sedikit ADLNpemisahan - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA jumJahnya (mg sampai dengan gram) sering dikombinasikan dengan KCKT akan (Denghasilkan pemumian yang sempurna (20).
kolom terbuka dengan fase menjadi sangat penting. Dengan baik. Sedangkan Fase gerak dengan menggunakan air, ke dengan Diklorometan (12). kasar 20 gram setiap 100 gram fase diam Silica gel hanya tetapi apabila menggunakan fase cara pencucian (14).
4. Kromatografi cair tekanan medium. , Metode ini menggunakan pompa sehingga alirannya dapat diatur 19 mlImenit dengan tekanan 17 Bar. Dapat digunakan untuk pemisahan campuran senyawa 100 mg - 100 gram tergantung dari panjang dan diameter kolom yang digunakan (21,22).
masalah dalam penggunaan lama dan pemisahan serta kurang praktis. Fase diam 254 atau Aluminium oxida 60 GF 800 rpm (15). Metode ini dapat mg dengan menggunakan fase untuk pemisahan senyawa (KLT) memberikan Rf 02-05. strictiflora (Gentianaceae) pemi Namun apabila pemisahan Silika gel dengan kromatografi
dengan membran yang bersifat cara ini waktu pemisahan relatif untuk pemurnian sampel dalam
dengan ukuran partikel 40 mempunyai tekanan 10 Bar. t:nl~lIlnall
5. Kromatografi cair kinerja tinggi. Metode ini lebib tinggi resolusinya dibandingkan dengan kromatografi lainnya dan mampu menghasilkan data kualitatif dan kuantitatif dengan sekali kerja saja. Fase diam yang terikat pada polimer yang berpori terdapat dalam kolom baja tahan karat yang bergaris tengah kecil dan fase gerak cair mengalir akibat tekanan yang besar. Fase gerak adalah pelarut campuran, pelarut ini dapat tetap susunannya atau dapat diubah perbandingannya secara sinambung. Senyawa dipantau ketika keluar dari kolom dengan menggunakan pendeteksi dengan mengukur spektrum serapan UV (23). Dapat ditambahkan integrator untuk mengolah data yang dihasilkan. Cara ini dilakukan pada suhu kamar sehingga senyawa tidak mungkin terurai. Dasar pemisahan sistem KCKT pemiliban fase gerak dapat meggunakan dari hasil analisis KLT. Sedangkan fase diam uotuk kolom fase normal meggunakan Silika gel, untuk kolom fase terikat menggunakan RP 18, RP 2 ataupun RP 8 (24,25). Ada beberapa metode dalam penggunaan KCKT untuk pemisahanlisolasi: 5.1. Kromatografi cair kinerja tinggi semi preparatip. Metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan senyawa murni yang menggunakan kolom diameter (8-lOmm) dengan ukuran partikel 10 g digunakan uotuk campuran sam pel 1-600 mg (26) 5.2. Kromatografi cair kinerja tinggi preparatip. Untuk pemisahan sampel dalam jumiah besar (kg) pada umumnya digunakan dalam industri. Menggunakan kolom stainless steal dengan garis tengah 5 - 200 em dengan tekanan 70 bar dan aliran dibuat 200 mVmenit (27,28,). Hadirin yang terhormat, Telah kami kemukakan beberapa contoh cara isolasi dan pemurnian, senyawa senyawa dari bahan alamo Untuk lebibjelasnya kombinasi isolasi di atas digunakan untuk pemisahan dan pemumian komponen ekstrak Gorcinia livin8Stonci (29).
skema ....
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
9
"
Skema isolasi eksuak GtUCinUliivingstonci T. Anders ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA EbtrakMeOH
Hasil isolasi ekstrak
(28 gram) kolom lerbuka Si02 CHCI3·MeOH (50: 1 ·20: I) J 3600mg Sepadhex LH·20 MeOH 18 230mg LaborRP 18 MeOH : Hz{) 90: 5
IIA
II 1500mg LoIJ arRP8 MeOH: Hz( H
35:25 liB
IliA
300mg S. phadex LH·2O MeOH
E
F
C 92mg
G H
I
EKSTRAK DlKLOROMETAN
J
GtUCinia livingslonsi T. Anders (JOgram) kolom terbuka CHCLl: MeOH
I
3.5
gt
3.7r
l
IV
III
(J
lrgt
Tgt
Sephadex LH - 20 MeOH
I
I
Kolom terbuka Lobar Diol CHCL3 : MeOH CHeLl: MeOH 50:1 SO:I
zatD 88mg
E 15
F 56
LobarRP8 MeOH-HzO 1:1
Hadirin yang terhormat,
100: I
V
'r'
Contoh di atas dapat las senyawa, en am diantaranya Product update (30) melaporkan setiap hari 6 macam senyawa
VI
O.6r
CONTOHSENYA
LobarRP8 MeOH-HzO 8:2
No.
I
01
G
H
42
162
IOmg
J
K
02
40mg
19m9
03 04
05 06 07 08 09 10
•
label ....
10
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
...J
Nama Pinnatasterone Proanthocyanidine Macroscarpala B Nicotelline Dimethyl ceanothata I1exosida XV Multinosida A Physaguline Guajavina B Trans cepbaeloside
Tabel3 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
T.Anders
Hasil isolasi ekstrak Garcinia Livingstonci T Anders (akar)
A B
II
1500 mg Lobar RP 8 :H20H
,...-_ _ _-=:, 25
C D
mg Sephadex LH -20 MeOH B 24 mg
E
F
C 92 mg
G H I
J
Keterangan
Nama
Kode
12b-hydroxy-des-D-garcigerrine A Garcigerrine B Garcigerrine A 6, I1-dihydroxy-3-methyl-3-(4-mehyl pent -3 enyl)-3H,lli-pyranoI2,3-clxanthen-7-one 6,11-dihydroxy-2,2-dimethyl-pyrano[3, 2-c]xanthen-7(2H)-one 4-(3' .7' -dimethylocta-2' .6'-dienyl)-1.3.5 trihydroxy-9H-xanthen 9H-xanthen-9-one Garcilivine B 1,4,5-trihydroxy-3-(3-methylbut-2-enyl) 9H-xanthen-9-one 12b-hydroxy-des-D-garcicerrine A Garcilixine A
senyawa baru senyawa baru senyawa baru
senyawa baru
senyawa baru
senyawa baru
Hadirin yang terhormat, Contoh di atas dapat terlihat bahwa dad satu tumbuhan dapat diisolasi sebe las senyawa, enam diantaranya merupakan senyawa baru. Data dari majaJah Natural Product update (30) melaporkan bahwa pada setiap bulan dihasilkan 200 macam atau setiap hari 6 macam senyawa baru dari bahan alam. Tabel4 CONTOH SENYAWA-SENYAWA BARU DARI TUMBUHAN LobarRP8 MeOH-HzO
No.
8:2
J 40mg
K 29mg
tabel ....
Nama
Pinnatasterone Proanthocyanidine Macroscarpala B Nicotelline Dimethyl ceanothata orthorhombic Ilexosida XV Multinosida A 08 Physaguline 09 Guajavina B 10 Trans cepbaeloside 01 02 03 04 05 06 07
Tumbuhan
Vitex pi/mata Pnmus jaquemo1ltii Eucalyptlls macrocarpa Nicotiana tabacum ZizyphllS jujuba flex crenata Rosa multiflora Physalis angulata Psidium guajava Cephaelis ipecacuanha
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
(31) (32) (33) (34) (35) (36) (37)
(38) (39) (40)
I
No. 11
12 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22
23 24
25 26 27
28
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Nama Tumbuhan
3.0.Acetylbewutine Asterme Ginsenoside rb 1 Curcumanolide A Tuberonone Derrichalcone Ilexoside xx Pbysaguline E Phenyl butenoide dimer Rugusale D I1exosida XXV KadsurineA Isonishindaside Formoside Meliacarpine derivat Astellatole Asam 6-gingersulphonat Asam aJpinat
Aconitum Iiaotungeuse Aster tataricus Panax ginselfg Curcumasp Solanum tuberosum Derris laxiflora /lex crenata Physalis angulata Zingiber cassumunlll' Rosarugusa lIex integra Pipe" schmidtii Vitex cannabifolia Frilxinus jormosona AzadUacha indica" Aspergillus vanecolor Zingiberis ofjicinale Sanguisorba alpina
Co.atoh pengembangaa ahat baru
(41) (42) (43) (44) (45) (46) (47) (48) (49) (50) (51) (52) (53) (54) (55)
Sebagai contoh dapat dia suatu diteTpen Coleus jorskohlJ penyelidikan dan pengembangan j dikenal aktifitas penurunan tekar pertama. Pada tahun 1975 bagian 1977 diketahui strukturnya dan pi konfigurasi absolutnya. Pada tah~ tifitas inotropik positip ditetapk. ' ditemukan, yaitu pengaktifan p lasa. Sejak tahun 1981 substansi t yang khas, yaitu pengaktifan I forskolin untuk digunakan dalam pai pertengahan tahun 1992 teJah Aktifitas yang paling menarik a kelemahan jantung dan peredaran efek inotropik pOSilif tidak diikuti dekompensasi jantung dan pere volume cairan yang besar. Karen harus)ah dibuat bent uk derivatnya
(56) (57) (58)
Pengembangan obat dari tumbuhan
Contob di atas menunjukk an suatu substansi sintetik adalah dan klinik yang harus dilakukan. T harus diikuti, sebelum substansi NDA juga memerlukan waktu yi belum dapat dipergunakan secar stansi terse but harus diamati kern
Hadirin yang terhormat. Bermacam-macam definisi obat dapat dijumpai daIam pelbagai pustaka dan
.'i..l!"n satu diantaTanya yang paling sering dipakai ialah sebagai berikut : "Obat ialab !>uatu zat atau campuran beberapa zat yang memiUki silat penyembuhan atau pen ugahan sesuatu penyakit, atau untuk tujuan diagnosa, atau untuk. membangun kembali, meagkoreksi atau memodifikasi suatu luopi organ" (59).
Jalan pengembangan suatu saran ini berlangsung kira-kira 1 Angka ini dapat dianggap sebagai stansi dari bah an alam, faktor-fak kebutuhan untuk menanam tanam bah biaya lagi.
Jadi, kalau orang mengatakan bahwa suatu zat atau sediaan adalah obat, maka mestinya sudab dapat dipakai manusia secara aman beTdasarkan persyaratan dan pelulljuk tertentu. Suatu obat yang diberikan kepada penderita dapat banya teTdiri dari zat aktip saja, tetapi pada umumnya zat aktip itu sudah dicampur dengan zat-zat lain yang berfungsi sebagai bahan pembantu didalam pembentukan sediaan. Dewasa ini sudah puluhan ribu zat aktip yang dipakai sebagai bahan obat, baik isolat mumi dari alam, sintesa analog dengan struktur zat aktip alamiah, sintesis mumi kimia or ganik maupun zat aktip hasi) biosintesis.
Dari sernua senyawa yang d mencapai pasaran. Angka ernpiris stansi yang dipakai untuk penge pengembangan itu sisanya yang 93 toksisitas yang meragukan, harusl harus juga diterima jika kita men ranah budaya lain. Namun para pe dari tumbuhan.
Di Indonesia sendiri sud"ah begitu banyak sediaan obat yang beredar ( 1000> jenis) baik yang diimpor maupun yang dirakit di daIam negen. Obat-obat ini ada yang berjenis-jenis untuk sesuatu penyakit dengan efek terapi dan efek sampingan yang ekivalen atau berbeda satu sarna lain. Zat aktif yang dikandung sediaan-sediaan yang dirakit di daIam negen, pada umumnya adalah basil imPOT. Produksi bahan baku obat dari bahan pembantu masih langka. apalagi dalam penemuan zat aktip baru.
12
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
~
Coutob pengembaopn baru dari tumbubaa. ADLN - obat PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
(41) (42) (43) (44) (45) (46) (47) (48) (49) (SO) (51) (52) (53) (54) (55) (56) (57) (58)
· dalam pelbagai pustaka dan sebagai berikut : "Obat lalab sifat penyembubaD atau pen ~1PI()1S8, atau untuk membangun organ" (59). zat atau sediaan adalah obat, maka berdasarkan persyaratan dan penderita dapat hanya terdiri itu sudab dicampur dengan zat-zat pembenlukan sediaan. Dewasa bahan obat, baik isolat murni alamiah, sintesis murni kimia or·
sediaan obat yang beredar ( 1()(xx) negen. Obat-oOOt ini ada yang terapi dan efek sampiogan yang dikandung sediaan-sediaan yang impor. Produksi baban baku obat penemuan zat aktip baru.
Sebagai contob dapat diambil pengembangan forskolin. Forskolin adalah suatu diterpen Coleus fonkohlii dari keluarga Labiatae. Sejarah penemuan, penyelidikan dan pengembangan forskolin patut diperhatikan. Pada tahun 1973 telah dikenal aktifitas penurunan tekanan darahnya dalam percobaan farmakologi yang pertama. Pada tahun 1975 bagian aklif diidentifikasi sebagai forskolin. Pada tahun 1977 diketahui strukturnya dan pada tahun 1980 dengan cara e1usidasi didapatkan konfigurasi absolulnya. Pada lahun 1978, spektrum farmakologisnya, terutama ak tifitas inotropik positip diletapkan dan pada tahun 1979 modus aktifitas yang khas ditemukan, yaitu pengaktifan protein kinasa dan pengaktifan langsung adenilat sik lasa. Sejak lahun 1981 substansi tersebut tersedia untuk tujuan 'penelitian. Efeknya yang khas, yaitu pengaktifan langsung terhadap adenilat siklasa, memungkinkan forskolin untuk digunakan dalam banyak penelitian biokimia dan farmakologi. Sam pai pertengahan tahun 1992 lelah muneullebih dari 5000 publikasi tentang forskolin. Aktifitas yang paling menarik adalah efek inotropik pOSilif pada pasien dengan kelemahan jantung dan peredaran darah, yang berlawanan dengan glikosida jantung, efek inotropik positif tidak diikuli oleh efek bradikardia. Tetapi pada pasien dengan dekompensasi jantung dan peredaran darah, haruslah dihindarkan infus dengan volume cairan yang besar. Karena kelarutan forskolin daJam air yang keeil, maka haruslah dibuat bent uk derivatnya yang lebih larut dalam air. Contoh di atas menunjukkan bahwa kerja yang dilakukan untuk pengembang an suatu substansi sintetik adalah eukup berat, karena banyak penelitian preklinik dan klinik yang harus dilakukan. Tiga fase pengujian klinik alas beberapa ribu pasien barus diikuti, sebelum substansi tersebut diJepaskan. SebaJiknya, penerimaan oleh NDA juga memerlukan waktu yang lama. Selama waktu ini substansi tersebut masih belum dapat dipergunakan secara umum untuk pasien. Juga setelah diterima, sub stansi tersebut harus diamati kemungkinan timbulnya efek samping, pada fase IV. Jalan pengembangan suatu substansi sintetik sejak dari awaJ sampai kepema saran ini berlangsung kira-kira 10 tahun dan menghabiskan biaya 200 juta dolar. Angka ini dapat dianggap sebagai angka empiris untuk substansi sintetik. Untuk sub stansi dari bahan atam, faktor-faktor tambahan lain menaikkan harganya, misalnya kebutuhan untuk menanam tanaman atau suatu sintesis stereospesifik yang menam bah biaya lagi. Dari semua senyawa yang digunakan untuk pengembangan, hanya sedikit yang mencapai pasaran. Angka empiris menunjukkan bahwa hanya sekitar 7 % dari sub stansi yang dipakai untuk pengembangan yang akhirnya menjadi obat, dan selama pengembangan itu sisanya yang 93%, karena berbagai alasan, umumnya karena hasil toksisitas yang meragukan, haruslah dihentikan. Cara kerja yang rumit dan berat ini harus juga diterima jika kita mengisolasi substansi dari tumbuhan yang berasal dari ranah budaya lain. Namun para peniliti masih mengangap perlu pengembangan obat dari tumbuhan. ' PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
tabelS ....
13
'.
TabelS ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hadirin yang terhormat,
CONTOH OBAT YANG DlKEMBANGKAN BERASAL DARI SENYAWA
TUMBUHAN
PATEN Vinblastin
i
l-SulPhat 02 Kina
PABRIK
lSI
TUMBUHAN
Vinblastin sulfat
Vinca rosea
Kimia Farma
Kinin sulfat
Cinchona succiruba
Lederle
i
KEGUNAAN
I
antineo plastic (60)
I
I
antimalaria (61)
l f
03
Cidelamid
Sandoz
Dislanatoside
Digitalis lanata
obat jantung (62)
05
Harmonyl
Abbot
Deserpidine
Rauwolfia serpentina
antihipertensi (63)
Sandoz
Ergocristin
Rauwolfia serpentina
obat tekanan darah (64)
Wellcome
Cryptenamice
Veratnull sp.
Uterus
(65)
Metbylergo metrin
C/avicep purpurea
Uterus
(66) (67)
06 Brinerdin
I
I 07
Unilensen
08 Methergen Sandoz
I
I
109 I
longatin
Dumex
Noscapin
Fapaver somniferum
obat balUk
Alvonal
Lederle
Cymarin
K strophantin
obat jantung (68)
Wellcome
Pseudoephe
Ephedra sp.
obat batuk
I
110
12 IActifed 14 J Raulrax
Squibb
Pule pandak
Rauwolfia serpent/fla
obattekanan (61) darah
15 Digitalis
Kimia Farma
Digitalis pulv.
Digitalis purpurea
obaL jantung (68)
Ginkobiloba sp.
cerebro- spinalis (69)
tablet 16 Tebokan
Boehringer Ext. Ginko biloba
17 . Phytophos polipid
Rhone· poulenc
Essensial Phospholipid
melancarkan Glycina soya (Leguminoceae) metabolisme (70)
Melrosum
Rhonepoulenc
Thymol dan ekstr.lain
17lymusvulgare
18
14
Hadirin yang terhormal,
(68)
drin
I
obat batuk
(70)
Dari contoh-contob di alas dung zat aktif saja (Vinblastin (Tebokan), mengandung campura serbuk sualu simplisia (Rautrax nuhi persyaratan internasional ten obat serta disesuaikan dengan pc bangan obal sinteLik baru. Khusus ngan standardisasi dad bahan ya perlu diperhalikan. Sebagai con Ginkobiloba mengandung 9,6 negara masalah standardisasi tu kukan. Ekslrak kering Si/ybum sebagai silymarin. Ekstrak Andri dihilung sebagai andrographolida senosida yang ditentukan secara telah dirintis untuk sLandardisasi disasi Ekstrak Rhizophora mucro sasi ekstrak So/allum wrightii B kadar sterol total dari biji Familia beberapa rimpang COSiUS sp ( beberapa jenis Agave (80) yang xallthorhizae rhizoma dengan p merupakan langkah awal dalam
; I
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
~
Mengingat kenyalaan bes disebutkan lebih dari 3500 tumbu bahwa hampir setiap hari dilap buhan. Lebih menarik lagi dal yang tumbuh di tanah air kita. berasal dari Rauwolfia serpelltinQ bangan ahli-ahli India. Ephedrt Digitalis dianggap saham penelit"' hasil karya bangsa Indonesia. Da "sloan" baik dalam perdagangan fum pictum Folium (daun wungu tumbuhan obat Indonesia dala alas harusnya merupakan tanta jumlah ahli peneliti tumbuhan berasal dari daJam dan luar n memuaskan pada bidangnya rna teran, kirnia, biologi, pertanian dari Stevia rebaudina (85) dan b tabel6.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Hadirin yang terhormat,
BERASAL DARI SENYAWA
~UMBUHAN : KEGUNAAN I mca rosea
antineo- plastic I (60)
inc/zona
antimalaria (61)
j
obatjantung (62)
.
~ccifUba
igita/is lanata r.tJuwolfia ~rpclltilla
antihipertensi (63)
auwolfia 'erpentina
obat tekanan darah (64)
eratrunt sp.
Uterus
(65)
'rlav;cep urpurea
Uterus
(66)
Papaver
omni/erum
v strophantin
obat batuk
(67)
obatjantung (68)
f:phedra sp.
obat batuk
~auwolfia
erpentilla
Hadirin yang terhormat,
(68)
obat tekanan darah (61)
Digitalis 'pu1purea
obat jantung (68)
Gillkobiloba sp.
cerebro- spinalis (69)
[
~
,
Glycina soya melancarkan (Legumil:oceae) metabolisme (70) Thymusvulgare
obat batuk
Dari contoh-contoh di atas tersebut terlihat adanya obat yang hanya mengan dung· zat aktif saja (Vinblastin sulfat) yang mengandung ekstrak tumbuhan (Tebokan), mengandung campuran dari ekstrak (Melrosum) ataupun mengandung serbuk suatu simplisia (Rautrax 25). Namun tentunya semua contoh di atas meme nuhi persyaratan internasional tentang kualitas, jaminan mutu, keamanan dan khasiat obat serta disesuaikan dengan pembakuan yang tinggi seperti halnya pada pengem bangan obat sintetik baru. Khusus jaminan mutu, yang pada umumnya dikaitkan de ngan standardisasi dari bahan yang dipakai merupakan salah satu persyaratan yang perlu diperhatikan. Sebagai contoh Tablet Tebokan yang setiap 40 mg ekstrak Ginkobiloba mengandung 9,6 mg Ginko flavone-glykosida (69). Dari beberapa negara masalah standardisasi tumbuhan atau ekstrak tumhuhan ini banyak dila kukan. Ekstrak kering Silybum marianWll mengandung 90% flavonoid dihitung sebagai silymarin. Ekstrak Alldrograplzis panicu/ata mengandung 2.39 % alkaJoid dihitung sebagai andrographolida (7I). Ekstrak kering Ginseng mengandung 7% gin senosida yang ditentukan seeara KCKT (72). Beberapa tumbuhan Indonesia juga telah dirintis untuk standardisasi oleh kelompok kerja kami sebagai eontoh standar disasi Ekstrak Rliizophora mucrollata Lamk terhadap kadar lupeol (73), standardi sasi ekstrak So/anum wright;i Benth terhadap kadar solasodina (74,75). Estimasi kadar sterol total dari biji Familia Fabaeeae (76), beberapa tubera Dioscorea sp (77), beberapa rimpang Costus sp (78), daun, batang, dan rimpang Yucca sp (79), beberapa jenis Agave (80) yang ditentukan seeara KCKT. Standardisasi Curcumae xanlhorhizae rhizoma dengan parameter kadar kurkumin (81.) Standardisasi 101 merupakan langkah awal dalam memformulasikan obat dari tumbuhan (82).
(70) I
i
j
Mengingat kenyataan besarnya flora Indonesia yang dalam buku Heyne (83) disebutkan lebih dari 3500 tumbuhan obat. Apabila kita simak eontoh-eontoh di atas bahwa hampir setiap hari dilaporkan adanya senyawa baru hasil isolasi dari lum buhan. Lebih menarik lagi dalam contoh-contoh tersebut ada beberapa tumbuhan yang tumbuh di tanah air kita. Laporan lain menunjukkan bahwa reserpin yang berasaJ dari Rauwolfia serpemina sebagai obat tekanan darah tinggi merupakan sum bangan ahli-ahli India. Ephedrtin dan Ginseng adalah jerih payah peneliti Cina. Digitalis dianggap saham peneliti-peneliti Inggris (84). Maka mana "break-through" hasil karya bangsa Indonesia. Dapatkah beras kencur atau param menyaingi minyak "sloan" baik dalam perdagangan maupun secara ilmiah ? Mungkin sekali Gratophyl lum pictum Folium (daun wungu) akan merupakan kunci yang mengharumkan nama tumbuhan obat Indonesia dalam forum ilmiah internasional. Maka hal tersebut di atas harusnya merupakan tantangan bagi peneliti-peneliti kita yang pada saat ini jumlah ahli peneliti tumbuhan obat di negara kita makin meningkat, baik yang berasaJ dari dalam dan luar negeri. Mereka telah menunjukkan hasil-hasil yang memuaskan pada bidangnya masing-masing. Diantaranya para ahli farmasi, kedok teran, kimia, biologi, pertanian maupun ekonomi. Sebagai contoh isolasi steviosida dari Stevia Teb~udina (85) dan beberapa contoh lainnya seperti yang tertera dalam
tabel6.
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
15
'
~-?:.
A.E'*"
S"it"'~
kita tidak abn salah jib mengitI
ADLN - PERPUSTAKAANTABEL6 UNIVERSITAS AIRLANGGA
melakukan penelitian terpadu neliti twnbuhan ohat beserta lupakan potensinya. Dengan dari ramuan tumbuhan Berbasil tidaknya usaha kita itu
CONTOH HASIL ISOLASI SENYAWA DARI TUMBUHAN INDONESIA No.
1. 2.
3. 4. 5. 6. 1. 8. .9
10. I
I 11.
Senyawa
Tumbuhan
Stevioside Monogenine Kammogenine Lupeol Saponin Sr Al Triterpen asam golongan amirin Saponin Sr A2 Vernonoia glykoside Rutin Prikembrine
Stevia rebaudiana Hemsl Kalus Agave amoiniensis Trel Kalus Agave amaniensis Trel Phyl/amhus emblica L Sapindus rarak DC Avicennia marina (Forsk.) , Sapindlls rarak DC Vemonia cinerea Less Manihot utilissima Pohl Goniothalamus macrophyllus
Derivat o. catechol
Guardiola platypholla
(85) (86) (86) (81) (88) (89) (90) (91) (92) (93)
Hadirin yang terhormat. SecaJa ringkas ciapat serta rangsangan sebagai donesia.
- Perkembangan metode barn
penelitian sifat fisik
farmakokinetik maupun uji
- Adanya laporan· dari temukan beberapa obat barn juga tumbuh di Indonesia. - Besarnya flora Indonesia - Tersedianya ahIi dati kimia, biokimia dan sebagainj berminat dalam penelitian - Tersedianya sumberdaya
respon para peneliti untuk
- Tersedianya sarana penelitia yang mutakhir maupun dan uji-uji lainnya. - Perbatian pemerintah dalam Obat Nasional. - Model kerjasama interdisiplil
(Bl) Hook.f & Thoms (94)
Dari contoh tersebut yang menarik perhatian adalah glykosida vernonia yang lernyata aktif terhadap anti kanker (91,95,96,91 ) yang kemudian dilanjutkan dengan uji toksisitas terhadap organ tubuh (98), serta evaluasi keamanan glykosida vernonia (99). Sehingga perlu pemikiran lebih lanjut tentang senyawa tersebut sebagai anti kan\.~~r (100) yang kemudian perlu penelitian multidisipliner yang sedang dirintis. Kehenamaam para peneliti tersebut pasti akan lebih mempercepat terseesaikannya ·::!tu masalah yang dihadapi bersama. Sebagai contoh hasil penelitian fitokimia Cost us yang sudah akan diusahakan secara industri oleh suatu pabrik Farmasi merupakan contoh sukses penelitian (101). Sayangnya penelitian agronomi, pemuliaan, farmakologi, farmakodinamika dan beberapa disiplin lain lagi masih merupakan rum pang yang perlu diisi. yang pen jajagannya sudah mulai dirintis (102).
8ARAPAN DAN TANTANGA
Hadirin yang terhormat.
Masalah menghidupkan suasana penelitian !intas sektor sepcrti tumbuhan obat ini memang komplek dan bukan menjadi tanggung jawab satu atau dua lembaga saia tetapi harus didukung oleh segenap peminat tumbuhan obat. Jika kerjasama begini dapat dijadikan model dalam mendekati setiap aspek tumbuhan obat In ....:onesia. maka bukan suatu hal yang mustahil upaya pengembangan tumbuhan obat Indonesia untuk mendapatkan obat baru akan menjadi kenyataan. lebih-Iebih kalau kita Iihat perhatian pemerintah mengenai penelitian tumbuhan obat sangat besar. Seperti tercantum dalam kebijaksanaan umum yang ditetapkan dalam Kebijaksanaan Obat Nasional yang menyatakan bahwa tumbuhan obat yang terbukti berkhasiat perlu dikembangkan (103). Oleh karena itu dengan suatu pendekatan standardisasi dari kandungan zat aktif tumbuhan seperti yang diuraikan di atas tentunya akan merupakan labir kemungkinan pengembangan obat baru dari tumbuhan. Agaknya
16
..
Dari apa yang telab kanI dan tantangan pengembangan j baru. Kami mempunyai harapw pemerintah maupun para pene: buhan obat memang merupak sanaan penelitian terpadu bas horisontal maupun vertikaI.
Selama i,ni sudah peml obat bahkan lebm dan 500 ka dihnya basil penelitian. Tidak ; dengan yang lain, kurang jelas
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
~
UtI TUMBUHAN INDONESIA Tumbuban
rebaudiana Hemsl ~gave amoiniensis Tret
'Agave amaniellsis Trel nthus emb/ica L ius rarak DC ~Iia marilla (Forsk.) ius rarak DC ia cinerea Less at utilissima Pobl Italamus macrophyllus
(85) (86) (86)
(87) (88) (89) (90) (91) (92) (93)
look.f & Thoms ~ola p/atypho/Ja
(94)
tian adalab gfykosida vernonia yang J yang kemudian dilanjutkan dengan
aJuasi keamanan gJykosida vernonia tang senyawa tersebut sebagai anti rnuJtidisipJiner yang sedang dirintis. lebih mempercepat terseesaikannya contoh hasil penelitian fitokimia nduslri oJeh suatu pabrik Farmasi ~n, farmakologi, farmakodinamika
rumpang yang perlu diisi, yang pen
ian lintas sektor seperti lumbuhan nggungjawab satu alau dua lembaga nat tumbuhan obat. Jika kerjasama ,ti setiap aspek tumbuhan obat In paya pengembangan lumbuhan obat nenjadi kenyataan, lebih-Iebih kalau :Jitian tumbuhan obat sangat besar. IDg ditetapkan dalam Kebijaksanaan than obat yang terbukti berkhasiat gan suatu pendekatan standardisasi 19 diuraikan di atas tentunya akan Jbat baru dari tumbuhan. Agaknya
IOta lidak akan salah jib meogikuli jejak para penetili negara lain s~karang i:ni (104), ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA melakukan penetitian lerpadu secara terperinci dan sekaligus secara bersistem me nelili tumbuhan obat beserta segala pengaruh kegunaannya yang sekarang masih ter lupakan potensinya. Dengan demikian ahli-ahli farmasi dapat memformulasikan obat dari ramuan tumbuhan dengan dasar ilmiah yang dapat dipertanggtlng jawabkan. Berhasil tidaknya usaha IOta itu tergantung pada kita semua, Insya AUah. Hadirin yang terbormat. Secara ringkas dapal dinyatakan disini, bahwa beberapa dasar pola pemikiran serta rangsangan sebagai upaya mutakhir pengembangan obat dan tumbuhan In donesia. - Perkembangan metode baru untuk pencarian dan pembuatan zat aktif tumbuban, peneiitian sifat fisik kimiawi, penelitian uji farmakologi dan toksikologi, farmakokinetik maupun uji farmakologi klinik. - Adanya laporan'dari Natural products up to date babwa setiap hari dapat dike temukan beberapa obat baru dari tumbuhan dimana beberapa tumbuhan ternyata juga lumbuh di Indonesia. - Besarnya flora Indonesia yang lebm dari 3500 lutnbuhan - Tersedianya ahli dari berbagai disiplin (farmasi. kedokteran. biologi, pertanian, kimia. biokimia dan sebagainya). baik dari daJam negeri maupun luar negen yang berminat daJam penelilian tumbuhan obat. - Tersedianya sumberdaya manusia yang berminat meneliti tumbuhan obat serta respon para peneliti unluk tampil dalam kancab penelili inlernasional. - Tersedianya sarana penelitian laboratorium di setiap universilas dengan a1at-alat yang mutakhir maupun tersedianya rumah sakit yang digunakan UDtuk uji klinik dan uji-uji lainnya. - Perhatian pemerintab dalam hal ini Departemen Kesehatan dalam Kebijaksanaan Obal Nasional. - Model kerjasama interdisiplin dalam meneliti setiap aspek tumbuhan obat.
HARAPAN DAN TANTANGAN Hadirin yang terbormat. Dari apa yang telah kami uraikan di alas. maka tampak jelas upaya mutakhir
dan tantangan pengembangan obat dari tumbuhan Indonesia dalam pencarian obat baru. Kami mempunyai barapan yang besar dan sekaligus merupakan tantangan bagi pemerintab maup1iD para peneliti dari berbagai disiplin. Sebenamya penelilian lum buhan obat memang merupakan kancah yang tepat untuk mempraklekkan peJak sanaan penelitian terpadu hasil kerjasama atau koordinasi yang dijalaokan seeara horisontal maupun vertikal. Selama i,ai sudah pemah dilakukan berbagai macam penelitian tumbuhan obat bahkan lebm dari 500 karya penelitian . Namun masib IOta liliat tumpang tin dihnya basil penelilian. Tidak ada kesinambungan antara basil penelitian yang satu dengan yang lain, kurang jelasnya objektif penelitian serta bampir tidak ada koor
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
17
-..
diDasi kegiatan penetitian (lOS). Akhir·akhir ini masaJah koordinasi kegiataa ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMA KASIH
penelitian telah ditangani oleh Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia (Pokjanas Tal). Menw sekali dalam setiap pertemuan dapat memutuskan prio ritas tumbuh~ yang akan diteliti dan dikoordinasi Litbangkes. Namun kurang terarah dan memenuhi sasaran sehingga hasilnya tidak cukup menggembirakan. Perlu kiranya dipikirkan suatu prengembangan prosedur yang lebih matang dan terarah dan kerja sarna multidisipliner sehingga tumbuhan obat yang sudah diprioritaskan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Bentuk koordinasi lainnya telah dirintis pemerintah dengan dibentuknya Panitia Nasional Koordinasi Penelitian dan Pengembangan abat Tradisional (106). Salah satu tugasnya adalah menyiapkan konsep pengadaan pusat keunggulan (Centers of Excellence) untuk kegiatan penelitian dan pengembangan obattradisional (lumbuhan obat) " Centers of Excellence" seperti ini rupa-rupanya perlu penggarapan yang serius dan secepat nya, karena seperti yang kami sampaikan di alas sudah cukup tersedia sumber daya manusia yang menangani hal tersebut. .
Hadirin yang terbormat. Perkenankanlah kami pada Allah subhanahu wataala atas diperkenankan mengbadap kuhan sebagai guru besar. Pada kesempatan ini kepada Bapak Menteri Pendidiltatl Prof.Dr.Fuad Hasan yang Nomor : 739211A2.IV.I/C/1992 Besar dalam ilmu Fitokimia
U capan terimakasih Rahino Setokoesoemo, dr. persetujuan sehlngga terselenggar~ Prof. Soedarso Djojonegoro, dr. nomo Suryohudoyo, dr., Prof. Apoteker, Prof. Dr. A Azis dengan tulus telab berprakarsa Besar kami. para Guru Besar menerima kami dalam Iingku~
Walaupun pemerintah sudah mempunyai kebijakan sendiri dalam usaha produksi bahan baku yang disesuaikan dengan keterbatasan dana namun diharapkan agar pemerintah merangsang Industri Farmasi Indonesia dan Lembaga penelitian untuk mencari obat baru dari tumbuhan, yang pada tahap-tahap pertama ditujukan untuk mengisolasi zat-zat aktip dari tumbuhan obat. Penyaringan farmakologis isolat-isolat, kemudian yang lolos dari uji pendahuluan ini diteruskan dengan uji biologis lanjutan dan seterusnya dilakukan tahap-tahap penelitian sampai isolat itu dinyatakan sebagai obat yang efektip dan aman.
PerkenanJab pula kami : Semua guru kami di sekolah M uhamdiyah III Yogyakarta, tas Farmasi Universitas Gajah telab memberikan iklim akademik akademik seperti sekarang ini.
Agaknya tidakJah berlebihan apabila suatu ide yang cUkup bagus yang pernah dicetuskan pada tahun-tahun yang lalu merupakan suatu pra syarat Industri Farmasi bdbwa dalani waktu lima tahoo setiap Industri Farmasi dapat menghasilkan satu obat barn dari tumbuhan (bahan baku). Telah diuraikan di atas bahwa obat baru tidak hanya terdiri dari zat aktif saja namun juga ada yang dari ekstrak tanaman (Tebokan), campuran ekstrak tanaman (Melrosum) maupun serbuk tumbuhan (Digitalis Tab!.). Pada saat ini telah ditetapkan ketentuan dan kriteria Departemn Kesehatan Republik Indonesia tentang Fitofarmaka (106), yaitu suatu persediaan obat dengan bahan aktif dari tumbuhan yang teruji klinik dan terstandardisasi. Maka tidak berlebihan pula ide aturan Industri Farmasi di atas juga dikenakan untuk In dustri Jamu, bahwa pada waktu lima tahun sudah menghasilkan obat Fitofarmaka.
Ucapan terimakasih juga Dekan Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Guru Besar, dan atas kepercayaan Selanjutnya kami sampaW Prof.Dr.Sutarjadi, Apoteker yang. pengarahan diri kami sebagai staf· dari tahun 1970 sampai kami dapat
Perungkatan penelitian seperti ini akan menambah lapangan pekerjaan dan pengalaman bagi banyak ahli memupuk kerja multidisipliner, merangsang perguruan tinggi farmasi dan kedokteran menentukan orientasi pendidikan dan mempertinggi mutooya, dan akhirnya hasil penelitian ini dalam jangka waktu panjang akan menyumbang perkembangan ekonomi Indonesia dan mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Kepada Prof. Dr. Soekeni i Bandung dengan tulus kami ucapki tor atas kesediaan beliau membimo
Kiranya tidaklah berJebihanJ kepa9a Prof. Dr. Kurt Hostet~
ucapon ....
18
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
....
ini masaJah koordiDasi kegiatu asionai Tumbuban Obat Indonesia cmuan dapat memutuskan prio dinasi Litbangkes. Namun kurang ya tidak cukup menggembirakan. prosedur yang lebih matang dan tumbuhan obat yang sudah yang maksimal. Bentuk koordinasi tuknya Panitia Nasional Koordinasi (106). Salah satu tugasnya adalah Ian (Centers of Excellence) untuk disional (tumbuhan obat) " Centers nggarapan yang serius dan secepat sudah cukup tersedia sumber daya ai kebijakan sendiri daJam usaha terbatasan dana namun diharapkan Indonesia dan Lembaga penelitian ada tahap-tahap pertama ditujukan obat. Penyaringan farmakologis ahuluan ini diteruskan dengan uji p-tahap penelitian sampai isolat itu u ide yang cukup bagus yang pernah an suatu pra syarat Industri Farmasi rmasi dapat menghasilkan satu obat lan di atas bahwa obat baru tidak ada yang dari ekstrak tanaman osum) maupun serbuk tumbuhan ketentuan dan kriteria Departemn aka (106), yaitu suatu persediaan ji klinik dan terstandardisasi. Maka i di atas juga dikenakan untuk In menghasilkan obat Fitofarmaka. nambah lapangan pekerjaan dan tidisipliner, merangsang perguruan nlasi pendidikan dan mempertinggi alam jangka waktu panjang akan dan mengharumkan nama bangsa
ucapan ....
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA UCAPAN TERIMA KASIH
Hadinn yang terbormat. Perkenankanlab kami pada kesempatan ini menyatakan puji syukur ke hadirat Allah subbanahu wataala atas segala rahmat dan nikmat Nya sehingga kami diperkenankan menghadap majelis yang mulia untuk mengocapkan orasi pengo kuban sebagai guru besar. Pada kesempatan ini pula perkenanlah kami menyampaikan terimakasih kepada Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang pada saat itu dijabat oleh Prof.Dr.Fuad Hasan yang dengan surat keputusan tertanggal 30 Nopember 1992 Nomor : 73921/A2.1V.I/C/1992 telah berkenan menganugerahkan Jabatan Guru Besar dalam ilmu Fitokimia kepada kami. Ucapan terimakasih yang sama kami sampaikan kepada Prof. Bambang Rabino Setokoesoemo, dr. Rektor Universitas Airlangga yang teJah memberikan persetujuan sehingga terseJenggaranya orasi pengukuban sebagai Guru Besar kami, Prof. Soedarso Djojonegoro, dr. mantan Rektor Universitas Airlangga, Prof, Pur nomo Suryohudoyo, dr., Prof. Sutandiyo Wignjo Subroto, MPA., Prof. Soemadi, Apoteker, Prof. Dr. A Azis Hubeis, Apoteker, Prof. Dr. Sutarjadi, Apoteker yang dengan tulus telah berprakarsa merekomendasi untuk pengangkatan Jabatan Guru Besar kami, para Guru Besar anggota Senat Universitas Airlangga yang telah menerima kami dalam lingkungannya yang sangat terbormat. Perkenanlah pula kami menyampaikan rasa hormat dan penghargaan kepada : Semua guru kami di sekolah Dasar Negeri Yogyakarta, Sekolah Menengah Pertama Muhamdiyah III Yogyakarta, Sekolah Asisten Apoteker Negeri Yogyakarta, FakuJ tas Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung yang telah memberikan iklim akademik pada pribadi kami sehingga kami mencapai posisi akademik seperti sekarang ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada : Dr.Purwanto, Apoteker Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dan saudara-saudara anggota Senat Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah mengusulkan kami untuk Jabatan Guru Besar, dan alas kepercayaan serta kerja sama yang baik selama ini. Selanjutnya kami sampaikan terimakasih dan rasa bormat kami kepada Prof.Dr.Sutarjadi, Apoteker yang telah membimbing, mendidik dan memberikan pengarahan din kami sebagai staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dari tabun 1970 sampai kami dapat mencapai jabatan Guru Besar. Kepada Prof. Dr. Soekeni Soedigdo, Prof. Dr. Soedigdo, Guru Besar ITB Bandung dengan tulus kami ucapkan terima kasih selaku Promotor dan Ko-Promo tor atas kesediaan beliau membimbing disertasi kami. Kiranya lidakJah berlebihan, apabila kami sampaikan pula banyak terimakasih kepada Prof. Dr. Kurt Hostettmann, Guru Besar Fitokimia Lausanne University PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
19
"
Switzerland, atas kerjasamanya antara Universitas Airlangga dan Lausanne Univer ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA sity sehiogga kami dapat diberi kesempatan untuk bekerja di Laboratorium Filokimia Lausanne University dan mencoba a1at mutakhir yang digunakan untuk isolasi bahan a1am serta penelusuran literatur yang bermanfaatpada orasi kami.
RUJUKAN
1. H. G. Vogel, Phytother. 199. 2. J. B. Harborne, Phytochemis 3. A. Marston, K Hostettman 4. K Hostettmann, M. Hoste graphy Techniques-Applicati Berlin 1986. 5. J. Lesec, J. Liq. Chrornato: 6. J. H. CardeUina, J. Nat. Pr 7. R. L. Arslaian G. H. Harris 8. E. J. Corey and A. G. Mye 9. M. Nakatani, T. Iwashita, I. 10. W. C. Still M. Kahn and A. 11. L. J. Crane M. Zief and J. 12. T. C. Kuhler and G. R. Lin 13. H. Henke and K. Rulke, S 14. R. Matissek and M. baussle 15. KHostettmann. M. Hostett 202, 154. 16. E.Stahl andJ. Miiller, Chro 17. G. Szekely in Analytiker-Tas W. Huber and G. Springer 18. E. Mincsovics E. Tyihak an 19. Z. Witkiewicz and J. Blade 20. F. Eisenbeiss and H. Henke 1979, 2. 733. 21. A. I. Mayer, J. Slade, R. K S: 22. T. Leutert and E. von Arx, 2 23. M. Verzele, Anal. Chern., IS 24. P. D. McDonald and BA graphy, B. A. Bidlingmeyer, 25. L. R. Snyder, J.L. Glajch: Development, Wiley-Inters< 26. F. Mann and J. Stanley, Cb€ 27. M. Verzele, M. De Cbonin( 1988, 12, 164. 28. M. Verzele, C. Dewaele, and 47. 29. I. S. Diserens, These de I Lausanne, 1993. 30. Natural Product update, Ro 31. A. Suksamran, C.Sommecha
Terimakasih kami sampaikan pula kepada semua staf pengajar di Iingkungan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, para tenaga non-eduktif atas kerjasama yang sangat baik selama ini. Kepada sejawat Dr. Noor Ifansyah, Mangestuti Agi~ Ora. MS, Dr. Wahjo Dyatmiko, Dr. Gunawan Indrayanto, Dr. Mulja Hadi Santosa, Achmad Syabrani, Drs. MS. dan teman sejawat lainnya dalam kepanitiaan pen gukuhan ini kami sampaikan banyak terimakasih. Kepada saudara-saudara kandung kami, dan keluarga isteri kami yang pada pagi hari dapat hadir semua untuk ikut berbahagia dengan kami sekeluarga, kami sampaikan banyak terimakasih. Dorongan dan bantuan mereka sangat besar artinya bagi diri kami sekeluarga. AJangkah berbahagianya kami, pada hari yang bersejarah ini Ayahanda Haji Zaini Mulyosudarmo dan Ibunda Hj. Siti Djuwariah tercinta hadir bersama kami sekeluarga. Beliau yang selalu mendorong untuk kemajuan dan memberikan motto "Dimana ada kemauan dan selalu mendekat kepadaNya Insya Allah Tuhao abo memberi jalan kemudahan". Disamping itu beliau selalu mendidik, membimbing, memberikan kasih sayang dan memberikan peran dalam membentuk pola dasar keimanan, ketaqwaan kami kepada Tuhan YME serta selaJu berdoa untuk putra putrinya. Inilah salah satu hasil doa Ibunda dan Ayahanda yang hanya karena Allah semata-mata ananda dapat meraih Guru Besar. Akhirnya kepada isteriku Hj. Sri Mulyati, Ora, Apl., anak-anakku Deddy, Detty, dan Danti untuk semua pengertian, dorongan, doa dan pengorbananmu merupakan pacu yang tidak ternilai untuk meraih jabatan Guru Besar ini. Dalam mengakhiri pidato pengukuhan ini kami ingin ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan kesabaran hadirin. Dan perkenankanlah kami mengucapkan sekali lagi rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT. AI hamdullilah, Alhamdulillah atas rakhmat dan hidayah Nya orasi pengukuhan Guru Besar dapat kami selesaikan. Billahittaufiq wal hidayah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
20
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
......
Airlaogga dan Lausanne Univer untuk bekerja w Laboratorium a1at mutakhir yang digunakan untuk bermanfaat pada orasi karni. semua staf pengajar di lingkungan tenaga non-eduktif atas kerjasama r. Noor Ifansyah, Mangestuti Agil, Indrayanto, Dr. Mulja Haw Santosa, t lainnya dalam kepanitiaan pen
dan keluarga isteri karni yang pada agia dengan kami sekeluarga, karni bantuan mereka sangat besar artinya
i yang bersejarah ini Ayahanda Haji wariah tercinta badir bersama karni kemajuan dan memberikan motto
padaNya IDSya Allah Tuban akan liau selalu mendidik, membimbing, ran dalam membentuk pola dasar E serta selalu berdoa uotuk putra Ayahanda yang hanya karena AlJah ati, Dra, Apt., anak-anakku Deddy, orongan, doa dan pengorbananmu jabatan Guru Besar ini. ini kami iogin ucapkan terimakasih an hadirin. Dan perkenankanJah tak terhingga kepada Allah swr. AI 'dayah Nya orasi pengukuban Guru arahmatullahi wabarakatuh.
RUJUKAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1. H. G. Vogel, Phytother. 1993, 3, 127-138
2. J. B. Harborne, Phytochemistry method, Chapman and Hall Ltd, London 1986. 3. A Marston, K. Hostettmann K, J. Nat. Prod. 1991,8,292. 4. K Hostettmann, M. Hostettmann and A. Marston, Preparative Chromato graphy Techniques-Applications in Natural Product Isolation, Springer Verlag, Berlin 1986. 5. J. Lesec, J. Liq. Chromatogr. 1985, 8. 875. 6. J. H. CardelIina, J. Nat. Prod. 1983.46, 196. 7. R. L. Arslaian G. H. Harris, and F. R. Stermitz, J. Org. Chern. 1990.55, 1204. 8. E. J. Corey and A G. Myers, J. Am. Chern. Soc. 1985, 107,5574. 9. M. Nakatani, T. Iwashita, I. I. Naoki and T. Hase, Phytochem. 1985,24, 195. 10. W. C. Still M. Kahn and A Mitra, J. Org. Chern. 1978,43,2923. 11. L. J. Crane M. Zief and J. Horvath, Am.Lab. 1981, 13, 128.
12. T. C. Kuhler and G. R. Lindsten, J. Org. Chern. 1983,8,3589. 13. H. Henke and K. Rulke, Swiss Chem., 1987, 9, 23. 14. R. Matissek and M. haussler, Deuscbe Lebensmittel-Rundschau, 1985, 81, 50.
15. K.Hostettmann. M. Hostettmann-Kaldas, and O. Sticher, J. Chromatogr., 1980,
202, 154.
16. E.Stabl and J. Miiller, Chromatograph., 1982, 15,493. 17. G. Szekely in Analytiker-Taschenbuch, Vol 3. R. Bock W. Fresenius H. Gunzler W. Huber and G. Springer-Verlag, Berlin 1983. 18. E. Mincsovics E. Tyihak and I. I. Kalasz, J. Chromatogr. 1980, 191, 293.
19. Z. Witkiewicz and J. Bladek, J. Chromatogr., 1986,373, III. 20. F. Eisenbeiss and H. Henke, J. High Res. Chromatogram. Chromo Commun., 1979, 2. 733. 21. A 1. Mayer, J. Slade, R. K. Smith and C. D. Liang, J. Org. Chern., 1979, 18,559. 22. T. Leutert and E. von Arx, J. Chromatogr, 1984, 292,333. 23. M. Verzele, Anal. Chem., 1990, 62, 265.
24. P. D. McDonald and B.A Bidlingmeyer, in Preparative Liquid Chromato grapby, B. A BidUngmeyer, Elsevier, Amsterdam, 1987. 25. L. R. Snyder, J.L. Glajch, and J. J. Kirkland, Practical HPLC Method Development, Wuey-Interscience, New York, 1988. 26. F. Mann and J. Stanley, Chern. Ind., 1978,291,340. 27. M. Verzele, M. De Choninck, J.Vindevogel, and C. Dewaele, J Chromatogr.,
1988, 12, 164.
28. M. Verzele, C. Dewaele, and S. Abbot, J. High Resolut. Chromatogr., 1989,450, 47. 29. I. S. Diserens, These de Doctorat, Ecole de Pharmacie de Univercity de Lausanne, 1993. 30. Natural Product update, Royal Society of Chemistry, 1993,5, 16616-16831. 31. A Suksam.ran, c.Sommecbai, Phytocbem., 1993,32 (2), 303-306.
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
21
- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGAand G. A. Morris, 32. G. Pant, A. K.ADLN Nautiyal, M. S. M. Rawat, J. K. Sutherland, Magn. Resn. Chem., 1992, 39 (special issue), S 142-S 147. 33. Y. Yamakoshi, M. Murata, A. Shimizu, S. Homma, Biosci. Biothicol. Biochem., 1992, 56 (10), 1570-1576. 34. L. A. Rodinovskaja, O. P. Bogomolova, A M. Sbetopalov, and V. P. Litvinov, OokJ. Chern. (Eng!. Trans!.), 1992,324 (1-3) 108-111. 35. K. Sekar, S. Parthasarathy, A. B. Kundu, and B. R. Barik, Acta Crystallogr., Sect. C, 1992, 48 (21), 2235-22237. 36. C. Hata, M. Kakuno, K. Yoshikawa, S. Arihara, Chern. Pharm. Bull., 1992, 40 (8), 1990-1992. 37. T. Seto, I. Yasuda, K. Akayama, Chem. Pharrn. Bull., 1992, 40 (8), 2080-2082. 38. K. Shingu, S. Yahara, T. Nohara, H. Okabe, Chem. Pharm. Bun.,I992, 40(8), 2088-2091. 39. T. Tanaka, N. Ishida, M. Ishimatsu, G. I. Nonaka, l Nishioka, Chern. Pharm. Bull., 1992, 40 (8), 2092-2098. 40. N. Nagakura, A. Itoh, T. Tanahashi, Phytochem., 1993, 32 (3), 761-765. 41. D. Y. Zhu, L. Z. Lin, and G. A. Cordell, Phytochem., 1993,32 (3), 767-770. 42. S. Kosemura, T. Ogawa, and K. Totsuka, Tetrahed. Let., 1993,34(8),1291-1294. 43. I. Yano, C. Nishiyumi, K. Yoshikawa, and S. Asihara, Phyto chern, 1993, 32 (20, 417-420 44. T. Hirukawa, M. Oguchi, N. Yoshikawa, and T. Kato, Chem. let., 1992 (12),
58. Z. J. Jia, X. Q. Liu, and 59. Charles Siregar, Dinamika 60. J. J. Nordluud, and M. J. 61. Informasi Spesialite ohat
20.
62. C. H. J. van Enter, and A 63. J. H. Silas, and J. R. Idle, 64. C. C. Kennedy, and B. M. 65. G. Verde, and P. G. Cn . 66. J. S. Templeton, and E. 67. J. Desrncles, and B. Lown, 68. Martindale, The Extra 69. Holzl, Phyto Medica, 1991, 70. D. B. Bromilow, IIMS 71. A. Sharma, K. Lal, and S. 72. R. A. Moreau, C. R. 125-128. 73. Dwi Sinarsasi, Skripsi, 74. Agustinus Sally, Slkripsi, 75. M. Imron, Skripsi Fakultas 76 Titien Indriana, Skripsi, 77. Bagoes D. Sasongko, 78. Noegroho Eko Soesilo, 79. M. Arifin, Skripsi, Fakultas SO. Siti Nuraini, Skripsi, 81. Nuri, Skripsi, Fakultas 82. Noor Ifansyab, Noor buhan abat V, Surabaya 1 83. Heyne, K (1927) Nuttige pi band, Batavia. 84. Tbamson, W.AR. (ed 1978) 85. Noor Cholies, Asian Sympos Indonesia, 1988. 86. Gunawan Indrayanto, He publikicatrion in Phytocbem 87. Rahmawati, Noor Cholies, S 88. Wahyo Dyatrniko, Disertas~ • 89. Gde Nyoman Astika, Diserl 1989. 90. M. Hamburger. I. Salcanin, Phytocbem. Anal. 1992, 3, 2 91. Noor Cbo\ies, Disertasi , IIll 92. Noor Cholies, Noor Ifansyah
2343-2344.
45. A Matsuura, T. Yoshihara, and a. Jchihara, Bi~ci. Biothicol. Biochern., 1992, 56 (11), 1890-1891. 46. Y. L. Lin, Y. L. Chen, and Y. H. Kuo, Chern. Pharm. BulL, 1992, 40 (9), 2295-2299. 47. S. Misaye, K. Yoshikawa, S. Arihara, Chem. Pharrn. Bull., 1992, 40 (9),
2304-2307. 48. K. Shingu, S. Yahara, H. Okade, and T. Nohara, Chern. Pharrn. Bull., 1992, 40 (9), 2448-2451. 49. A Jitu, T. Masuda, N. Nakatani, Phytochem., 1993,32 (2), 357-363. 50. Y. Hashidoko, S. Takara, and J. Mizutani, Phytochern., 1993, 32 (2),387-390. 51. I. Yano, C. Nishizurni, K. Yoshikawa, and S. Arihara, Phytochem., 1993, 32 (2), 417-420. 52. O. O. lYagi, S. Jensen, P. M. Boll, N. K. Sharma, K. S. Bisht, and V. S. Parmar, Phytochem., 1993, 32 (2), 445-448. 53. T. Iwagawa" A. Nakahara, and M. Nakatani, Phytochern., 1993, 32 (2), 453-454. 54. T. Tanahashi, H. Watanabe, A. Itoh, N. Nagakura, K. Inoue, M. Ono, and C. C. Chen, Phytochem., 1993, 32 (1), 133-136. 55. S. R. Rojatkar and B. A. Nagasarnpagi, Phytochern., 1993, 32 (1), 211-213. 56. H. Sadler, T. J. Simpson, Magn. Reson. Chern., 1992, 30 (special issue), SI8-S23. 57. M. Yoshikawa, E. Uchida, A.. Kawaguchi, I. Kitagawa, and J. Yamahara, Chern. Pharm. Bull., 1992, 40 (8), 2239-2241.
22
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
~
J. K. Sutherland, and G. A. Morris, S 142-S 147. Biosci. Biothicol. Biocbem., M. SbetopaJov, and V. P. Litvinov, 108-111.
Chern. Pharrn. Bull., 1992,40 Bull., 1992, 40 (8), 2080-2082. Chern. Pharm. Bull.,1992, 40(8),
1993,32 (3), 761·765. Phytochern., 1993, 32 (3), 767-770. ","'d..CU. LeL, 1993,34 (8), 1291·1294. Asmara, Phyto chem, 1993,32 (20,
1: Kato, Chern. let., 1992 (12), Biosci. Biothicol. Biochem., 1992, Chern. Pharm. Bull., 1992, 40 (9), Pharrn. BulL, 1992, 40 (9), Chern. Pharrn. BulL, 1992, 40 1993, 32 (2), 357':~3. Phytocbem., 1993, 32 (2), 387-390. Armara, Phytochem., 1993, 32 (2), K. S. Bisht, and V. S. Parmar,
Phytochern., 1993, 32 (2), 453·454. K. Inoue, M. Ono, and C. C.
.-Yt{JlcneID., 1993, 32 (1), 211-213. Chern., 1992, 30 (special issue), Kitagawa, and J. Yamahara, Chern.
58. Z. J. Jia, X. Q. Liu, and Z. M. Liu, Phytochem,AIRLANGGA 1993, 32 (1), 155· 159. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS 59. Charles Siregar, Dinamika Farmasi, 1982, 1,3. 60. J. J. NorcUuud, and M. J. Lacher, Ann. Intern. Med., 1978, 69, 581. 61. lnformasi Spesialite obat Indonesia, Ed. Farmako\ogi, PT Aka Jakarta, 1992,
20. 62. C. H. J. van Enter, and A. H. Lely, J. Br. med., 1970, 3, 737. 63. J. H. Silas, and J. R. Idle, J. Clin. Pharmac., 1980, 9, 419- 427. 64. C. C. Kennedy, and B. M. Cohen, J. Pharm. Sci., 1971,60, 1139. 65. G. Verde, and P. G. Crosignani, Obstet. Gynec .• 1978, 51, 113. 66. J. S. Templeton, and E. Wilkes, Med. Leu, 1979, 21, 103. 67. J. Desrnc\es, and B. Lown, Therapie., 1978,28, 103. 68. Martindale, The Extra Pharmacopea, 28 Ed, London, 1982, 541. 69. Holzl, Phyto Medica, 1991, 1" 4. 70. D. B. Bromilow, IIMS annual, A MIMS publication, Singgapore, 1992/1993. 71. A. Sharma, K. Lal, and S. S. Handa, Phytochem . Anal, 1992, 3, 129-131. 72. R. A. Moreau, C. R. Preissig, and S. F. Osman, Phytochem. AnaL, 1992, 3, 125·128. 73. Dwi Sinarsasi, Skripsi, Fakultas farmasi universitas Airlangga, 1989. 74. Agustinus Sally, Sikripsi, Fakultas Ffarmasi Universitas airlangga, 1991. 75. M. Imron, Skripsi Fakultas farmasi Universitas Airlangga. 76 Titien Indriana, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 77. Bagoes D. Sasongko, Skripsi, Fakultas farmasi Universitas Airlangga 78. Noegroho Eko Soesilo, Skripsi, Fakultas farmasi Universitas Airlangga. 79. M. Arifin, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. 80. Siti Nuraini, Skripsi, FakuItas farmasi Universitas Airlangga. 81. Nuri, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. 82. Noor Ifansyah, Noor Cholies, dan Gunawan Indrayanto. Simposium Tum buhan Obat V, Surabaya 1986. 83. Heyne. K (1927) Nuttige planten van Nederlandch Indie Dep. Land Nijv. & hand, Batavia. 84. Thamson, w'A.R. (ed 1978). Healing plants MacNilla, London 85. Noor Cholies, Asian Symposium on Medicinal Plants and Species IV, Bandung Indonesia, 1988.' 86. Gunawan Indrayanto, Hera Studiawan, Noor cholies, Submitted for publikicatrion in Phytochem. Anal., 1993 87. Rahmawati, Noor ChoIies, Simposium Tumbuhan Obat Ke VI, Jakarta, 1988. 88. Wabyo Dyatmiko, Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, 1993. 89. Gde Nyoman Astika, Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, 1989. 90. M. Hamburger. l. Salcanin, K. Hostettmann, Wahyo Dyatmiko, and Sutarjadi, Phytochem. Anal. 1992,3, 231-237. 91. Noor Cholies, Disertasi , Institute Teknologi Bandung, 1982. 92. Noor Cholies, Noor lfansyah, Simposoium tumbuhan obat ke VI, Jakarta, 1988.
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
23
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 93. Sabirin Matsjeh, RisaJah Seminar nasiODaJ
Metabolit Sekunder,Pau Bialek UGM,1987.
94. Subagus Wahyono, J. J. Hofmann, R. B. Bates, S. P. Mclaughlin, MajaJah
Farmasi Indonesia, 1991, 2, 4, 3-7. .
9:5. Noor Cholies, Soekeni Soedigdo, P. Soedigdo, The rrrst Asia ana Pasific Chemistry Congres, Singgapore 1981.
96. Noor Cholies, Seminar Nasional Hasil Penelitian bagi para peneliti Senior,
Bandung 1985.
97. Noor Cbolies, Soekeni Soedigdo, P. Soedigdo, Third Symposium of Federation
of Asian and Oceanian biochemistry, Denpasar Bali, 1982.
98. Noor Cholies, Hary Soebagyo, International Congres in traditional Asian medicine, Surabaya 1985.
99. Rahmawati, Noor Cholies, Simposium Penelitian Thmbuban Obat V, Surabaya
1.
Data Pribadi Nama
Tempat dan tanggallahir Agama Jabatan
1988.
100. Noor Cholies, MajaJah Kedokteran Universitas Airlangga, 1990, XXVII, 1-4. 101. BKKBN, Buku I Sinopsis dan KumpuJan MakaJah Seminar Nasional Produksi Bahan Baku Kontraserptif Oral, Jakarta, 1982. 102. Mien A. Rivai, RisaJah Simposium Penelitian Thmbuhan Obat III, Fak. Farmasi UGM, Yogjakarta, 1983. 103. Midian Siraid, Seminar Pengembangan Obat Tradisional, Surabaya 1980. 104. Schultes R.E. (1978) The heritage of folk medicine. Dalam Thomson W.A.R. (00.1978) Healing MacMiJan, London. 10:5. Sediotono, Wahyo Dyatmiko, Simposium Thmbuhan Obat V, Surabaya, 1986. 106. Fitofarmaka dan Pedoman Fitofarmaka, Ditwasot, Jakarta 1992.
Pangkat / Golongan NIP Status keluarga
2.
Pendidikan Pendidikan Dasar SD SMTP SMTA Pendidikan Tinggi Sarjana Farmasi Apoteker Doktor (S-3)
1970 Institul Bandu
Luar Negeri 1978 1993
24
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
~
Trainil Univel Progn Phyla<
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
nal Metabolit Sekunder,Pau Biotek
RlWAYAT HIDUP
. Bates, S. P. Mclaughlin, MajaJab digdo, The First Asia ana Pasific
1. Data Pribadi Nama
do; Third Symposium of Federation npasar Bali, 1982. tional Congres in traditional Asian
Noor Cholies Zaini Putra ke-4 dari Bapak : H M Zaini MuJyosudarmo Ibu : Hj. Siti Djuwariah
Tempat dan tanggallahir
Yogyakarta, 21 Nopember 1943
Agama
Islam
nelitian Thmbuhan Obat V, Surabaya
labatan
- Ketua Jurusan Biologi Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Ketua Program Studi IImu Farmasi Pascasarjana Universitas Airlangga
Pangkat / Golongan
Guru Besar Madya (Gol. IV/c)
NIP
130 355 372
Status keluarga
Isteri Anak
enelitian bagi para peneliti Senior ,
rsitas Airlangga, 1990, XXVII, 1.4. MakaIah Seminar Nasional Produksi
1982 ian Tumbuhan Obat III, Fak. Farmasi bat Tradisional. Surabaya 1980. medicine. Dalam Thomson WAR. Thmbuhan Obat V, Surabaya, 1986. itwasot. Jakarta 1992.
Sri Mulyati
1. Deddy Nur Iswahyudi 2. Detty Nur Irawati 3. Danti Nur Indiastuti
2. Pendidikan Pendidikan Dasar SD SMTP SMTA
Sekolab Dasar Negeri Yogyakarta 1958 SekoJah Menengah Pertama Muhammadiyah Yogyakarta 1960 Sekolah Asisten Apoteker Negeri Yogyakarta 1963
III
Pendidikan Tinggi Sarjana Farmasi Apoteker Doktor (S-3)
FakultasFarmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1969 Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1970 Institut Teknologi Bandung Bandung 1983
Luar Negeri 1978 1993
Training course the Chemistry of Essenstial oils, University of ChuJalongkorn, Bangkok Thailand Program sisipan di Institute Pharmacognocy and Phytochemistry University of Lausanne Switzerland
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
2S
'
3. Pengalaman kerja ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 1971-1974 1974-1976 1976-1978 1978-1982 1982-1985 1985-1988 1988-1992 1992-sekarang
Asisten Ahli madya (GoI.IIlla) Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Asisten Ahli (GoI.III/b) Farm~ognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Leklor Muda (GoI.III/c) Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Lektor Madya (GoI.III/d) Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Lektor (GoI.IV/a) Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Lektor Kepala Madya (GoI.IVIb) Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Lektor Kepala (Gol.IV/c) Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Guru Besar Madya (GoI.lV/c) Fitakimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga SK. Menteri P dan K No.73921/K2.IV.1/CI1992.
4. Riwayat Jabatan
1975-1978 1976-1978 1984-sekarang 1984-1990 1982-sekarang
5. Jabatan-jabatan Lain 1990·sekarang 1982-sekarang 1992-sekarang
Biro Pendidikan dan Pengajaran Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Pejabat Kepala Bagian Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Ketua Jurusan Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Kepala Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Ketua Program Studi IImu Farmasi Pascasarjana Universitas Airlangga.
..
6.
Keanggotaan Ikatan Profesi 1. Anggota Ikatan Sarjana 2. Anggota Ikatan Ahli F; 3. Ketua Perhimpunan PeDi JawaTimur 4. Anggota Himpunan Ki . 5. Anggota Perhimpunan B
7.
Pengalaman dalam penelitian 1. Fraxinus eedinii Boer!. Fitokimia). Laporan Pen Airlangga, Surabaya 1973 2. Macam-macam Digitalis Penelitian Proyek Peiita 1975. 3. Studi Fitokimia dari k Laporan Penelitian Pro' Surabaya 1977. 4. Analisa secara mikrosko Proyek Pe!ita Fakultas F,
Penelitian Tanaman Indo, Laporan Penelitian Proy~ Surabaya 1979. 6. Komponen herba Verno, doktor, ITB Bandung 198: 5.
7. Pengujian toksisitas akut Muangthai. Laporan Pel dan PT.Petrokimia GresiJ 8. Pengujian toksisitas sui norvegicus Strain Mwu: Universitas Airlangga daI
Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orsat Surabaya Pusat, Jawa Timur Ketua Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Indonesia Jawa Timur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Majelis Pendidikan Tinggi (Dikti)
9. Standardisasi Simplisia, 1
Farmasi Universitas Airlll Tradisional Dep.Kes.RI. .
8. Karya ilmiah pada Seminar/Si 1. Pemeriksaan beberapa C( I, Ikatan Sarjana Farmasi
2. IdentifIkasi zat-zat kandu Course Fakultas Farmasi
26
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
.....
(Gol.IIl/a) Farmakognosi Universitas Airlangga. .......'&.I.I.n Farmakognosi Universitas Airlangga. .. VI.LU" ..) Farmakognosi Universitas Airlangga.
Farmakognosi
Universitas Airlangga.
Farmakognosi Universitas Airlangga. (GoI.IVIb) Fitokimia Universitas Airlangga.
Ic) Fitokimia
Universitas Airlangga.
(GoI.IV/c) Fitokimia Universitas Airlangga K No.73921/K2.IV.lJC/1992.
dan Pengajaran
Universitas Airlangga.
Farmakognosi Universitas Airlangga. Farmasi Universitas Airlangga. . Fitokimia
6. Keanggotaan Ikatan Nasional. UNIVERSITAS AIRLANGGA ADLN Profesi - PERPUSTAKAAN 1. Anggota Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI). 2. Anggota Ikatan Ahli Farmakologi Indonesia 3.' Ketua Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Indonesia (Perhipba)
Jawa Timur
4. Anggota Himpunan Kimia Indonesia (HKI) 5. Anggota Perhimpunan Biokimia Indonesia (PERHIBI) 7. Pengalaman dalam penelitian.
1. Fraxinus eedinii Boerl. et. KDS. (Studi Pendahuluan Farmakognosi dan Fitokimia). Laporan Penelitian Proyek Pelita Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya 1973. 2. Macam·macam Digitalis sp. dan tempat tumbuhnya di Jawa Timur, Laporan Penelitian Proyek Pelita Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya 1975.
3. Studi Fitokimia dari kandungan Eurycoma longifolia Jack. (Pasak Bumi). Laporan Penelitian Proyek Pelita Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya 1977. 4. Analisa secara mikroskopi dan kimia obat asli Indonesia. Laporan Penelitian Proyek Pelita Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya 1978. 5. Penelitian Tanaman Indonesia yang berkhasiat antimitosis. Laporan Penelitian Proyek Pelita Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya 1979. 6. Komponen herba Vernonia cinerea yang berkhasiat antikanker, promosi doktor, ITB Bandung 1982. 7. Pengujian toksisitas akut LD50 oral insektisida Mipsin pada meneit Strain Muangthai. Laporan Peneutian Proyek Kerjasama Universitas Airlangga dan PT.Petrokimia Gresik, 1986.
hdikia1Nan Muslim Indonesia (ICMI) JawaTimur Peneliti Bahan Obat Indonesia
Muhammadiyah Jawa Timur
Tinggi (Dikti)
8. Pengujian toksisitas subkronis insektisida Mipsin pada tikus (Ratus norvegicus Strain Muangthai). Laporan Penelitian Proyek Kerjasama Universitas Airlangga dan PT.Petrokimia Gresik, 1989. 9. . Standardisasi Simplisia, Laporan Penelitian Proyek Kerjasama Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dengan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional Dep.Kes.RI. 1992. 8. Karya ilmiah pada Seminar/Simposium Tingkat Nasional. 1. Pemeriksaan beberapa contoh lpecacuanhae Radix, Kongres llmiah Farmasi 1,Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Pandaan Jawa Timur 1971. 2. Identiflkasi zat-zat kandungan Canabis sativa. Ceramah pada Refreshing Course Fakultas Farmasi Universitas Airiangga, Surabaya 1972.
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3. Percobaan ADLN Toksisitas akut beberapa ekstrak FfYlJdnus eedenii BDERLAGE et KOORDERS, Kongres Ikatan Ahli Farmakologi Indonesia n, Jakarta 1974 4. Penelitian Pendahuluan Farmakologi dan Fitokimia akar Pasak Bumi (Radix EUlycoma longifolia Jack), Simposium PenelitianDbat I, Semarang 1976. 5. Pemeriksaan jamu secara mikroskopi dan KLT, Simposium Dbat Tradisional I, Semarang 1976. 6. Penelitian cendawan dari jamu yangsudah ditarik dari peredaran, Simposium Dbat Tradisional I, Semarang 1976. 7. Analisa kualitatif beberapa jamu secara Kromatografi Lapisan Tipis, Kursus Penyegar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya 1976. 8. Hambatan mitosis akar Allium cepa pada Singkong spp. Kongres Ikatan Ahli Farmakologi Indonesia III, Bali 1977. 9. Isolasi Diosgenin biji Klabet (Foenigraeci Semen), Simposium Penelitian Tumbuhan Obat II, Bogor 1977. 10. Penjualan dan peredaran obat-obat secara bebas beserta akibat-akibat- nya. Dies Natalis ke XXII Universitas Airlangga, Surabaya 1977. 11. Pengaruh bebeapa ekstrak tanaman terhadap mitosis akar Allium cepa, Kongres Nasional ke III Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI), Yogyakarta 1978. 12. Cara-cara skrining fitokimia, Kursus Penyegar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya 1978.
21. Skrining Farmakologi meneit dan uji dasar ke V, Surabaya 1986. 22. Evaluasi keamanan isolat kanker pada meneit strain Dbat V, Surabaya 1986.
23. 24.
25. Isolasi triterpen dari Tumbuhan Dbat V, c\'nr,.h>1v1
26. 27. Isalasi senyawa golongan
Bech, Simposium Tumbul
28. Uji efek hypoglikemik Fitoterapi dan Fitofarmasi, 29. Isolasi dan Identiflkasi Produk Alam BioaktifPAU 30. Isolasi Rutin dari Maniho Jakarta 1988. 31. Isolasi lupeol dari buah
ke VI, Jakarta 1988.
32. Pengaruh pemberian .
Simposium Tumbuhan
33. Isolasi dan Identiflkasi
Tumbuhan Dbat ke VI,
34. Isolasi triterpen dari sekunder dan Bioteknologi
13. The effect of some plant extracts on mitosis of Allium cepa Roots. Kongres I1miah III ISFI, Oktober 1978. 14. Studi perbandingan ensimatis antara jaringan kultur dan jaringan normal pada meneit dan tikus, Seminar Nasional Biokimia ke III, Dktober 1980, Semarang. 15. Penelitian taksonomi dan farmakognosi-fitokimia tumbuhan obat Vernollia cinera L., Kongres Nasional Biologi ke VI, Surabaya 1983. 16. Uji Teratogenitas jamu telat bulan pada meneit. Simposium Penelitian Tumbuhan Dbat IV, Bandung 1984. 17. Perkembangan obat tradisional menuju ke obat modern, Kursus penyegar pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya 1985. 18. Glikosida vernonia sebagai obat antikanker, Seminar Nasio- nal hasil penelitian perguruan tinggi, Bandung 1985. 19. Prospek Dbat Tradisional di Indonesia, Lustrum VII Universitas Airlangga Surabaya 1985. 20. Fitofarmaka tinjauan tentang masa depan dan standardisasi, Simposium Penelitian Tumbuhan Dbat ke V, Surabaya 1986.
35.
36. Kemungkinan sumber obat keluarga berencana, 511 37. Biotranformasi senyawa kin! penalaran Pengelola Teknisl 38. Uji aktivitas imunostimuJi "Carbon Clearence" pada i kologi Indonesia, Yogjakartl
I
i
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
21
....
btrak Fraxinus eedenii BOERLAGE . Farmakologi Indonesia U, Jakarta
r
J
,I ;
triterpenoidUNIVERSITAS dari Alstonia scoloris (L) R.Br. pada ADLN - PERPUSTAKAAN AIRLANGGA 21. Skrining Farmakologi
Kromatografi Lapisan Tipis, Kursus Airlangga, Surabaya 1976.
mendt dan uji dasar toksisitas akut, Simposium Penelitian Tumbuhan Dbat ke V, Surabaya 1986. 22. EvaJuasi keamanan isolat Vernonia cinerea herba yang berkbasiat anti kanker pada mendt strain Muangthai, Simposium Penelitian Tumbuhan Obat V, Surabaya 1986. 23. Isolasi triterpenoid dalam akar, kulit batang, ranting dan daun Alstonia scolaris, Simposium Penelitian Tumbuhan Dbat V, Surabaya 19X6. 24. Isolasi komponen dari buah Brucea javallica (L), Paper pada Simposium Penelitian Tumbuban Obat V, Surabaya 1986.
pada Singkong spp. Kongres Ikatan
25. Isolasi triterpen dari herba Vernonia cinerea. Simposium Penelitian
an Fitokimia akar Pasak Bumi (Radix Penelitian Dbat I, Semarang 1976. opi dan KLT, Simposium Obat ngsudah ditarik dari peredaran, g 1976.
'(lec; Semen), Simposium Penelitian
Tumbuhan Obat V, Surabaya 1986. 26. Penelitian kandungan minyak atsiri dari beberapa tipe Cengkeh, Simposium penelitian Tumbuhan obat ke VI, Surabaya 1986.
a bebas beserta akibat-akibat- nya. gga, Surabaya 1977.
27. Isolasi senyawa golongan flavonoid dari umbi ~kar Chlorophillum bichotii Bech, Simposium Tumbuban obat ke VI. Surabaya 1986.
terhadap mitosis akar Allium cepa,
arjana Farmasi Indonesia (ISFI),
28. Uji efek hypoglikemik jamu antidiabetes, Pertemuan ilmiah Nasional II Fitoterapi dan Fitofarmasi, Bandung 1986. 29. Isolasi dan Identifikasi sterol dari beberapa tanaman, Seminar Nasional
nyegar Fakultas Farmasi Universitas itosis of Allium cepa Roots. Kongres aringan kultur dan jaringan normal Ilal Biokimia ke III, Oktober 1980, i-fitokimia tumbuhan obat Vernonia VI, Surabaya 1983. ada mendt. Simposium Penelitian ke obat modern, Kursus penyegar
gsa, Surabaya 1985.
Produk AJam Bioaktif PAU IImu Hayati ITB, Bandung 1987. 30. Isolasi Rutin dari Manihot utilisima, Simposium Tumbuhan obat ke VI, Jakarta 1988. 31. Isolasi lupeol dari buab Phillanthus emblika L , Simposium Tumbuhan Dbat ke VI, Jakarta 1988. 32. Pengaruh pemberian infusa Tinospora caulis terhadap kadar darah kelind, Simposium Tumbuhan Dbat ke VI, Jakarta 1988. 33. Isolasi dan Identiftkasi sterol dari serabut keJapa sawit, Simposium Tumbuhan Obat ke VI, Jakarta 1988. 34. Isolasi triterpen dari beberapa tanaman, Seminar NasionaJ Metabolisme sekunder dan Bioteknologi UGM, Yogjakarta 1988. 35. Mikropropagasi tanaman tebu, Seminar kultur Jaringan Tanaman, MaJang 1988.
36. Kemungkinan sumber bahan alam sebagai obat kontrasepsi, Seminar sehari obat keluarga berencana, Surabaya 1988. , Lustrum VII Universitas Airlangga
37. Biotranformasi senyawa khnia daJam sistem Biologis AJam Hayati , Program
penaJaran Pengelola Teknis Alat IPA, Surabaya 1988. pan dan standardisasi, Simposium
13 1986.
38. Uji aktivitas imunostimulan Rhapanus stimulus Linn, dengan metode "Carbon Clearen(:e" pada meneit , Konggres NasionaI Ikatan Ahli Farma kologi Indonesia, Yogjakarta 1989.
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
39. Stabilitas obat tradisional, Bimbingan dan penyuluhan obat tradisional bagi ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA produsen obat tradisional, Surabaya 1990. 40. Jamu instan dan ektrak jamu serta permasalahannya, Seminar ektrak dan pengembangan bentuk sediaan obat ,tradisional, Jakarta 1991. 41. Isolasi minyak lada (Oleum Pjperis njgri) sebagai model isolasi minyak atsiri dari bahan yang kaya amilum, Worksbop 42. Pengaruh proses prapengeringan Rimpang Jahe terhadap kwalitas simplisia, Simposium dan seminar Fitofarmaka dan Kosmetik Tradisional, Jakarta 1991. 43. Efek hepatoprolektif beberapa ektrak tanaman oada sistim suspensi sel hepatosit tikus terisolasi dengan metode uji rembesan enzim GPT, Pertemuan I1miah Tumbuhan Obat, Semarang 1991. 44. Penelitian obat tradisional dan bahan obat nabati di Universitas Airlangga, Simposium pengembangan penelitian obat tradisional, Surabaya 1992. 45. Sitostewrol dan senyawa triterpen dari kulit akar Ketapang. Kongres Ilmiah ke IX Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Kuta Bali 1993. 9. Karya I1miah pada Seminar / Simposium Internasional 1. A Priliminary report on Fraxinus griffith;i Clarke, The Third Asian Symposium on Medicinal Plants and Species, Colombo, Sri Langka 1977.
2. Problem concerning production and export of Essential Oils from root East Java Indonesia, On Regional Seminar on the Chemistry of Essential Oils, Bangkok, Thailand 1978. 3. Studies on the chemistry and pharmacology of some Indonesia medicinal plants, Fourth Asian Symposium on Medicinal Plants and Species ASOMPS IV, Bangkok, Thailand 1980. 4. Preliminary study of the effect of Vernonia glycoside on benzopyrene induced cancer cells, Regional Seminar and recents trend in chemistry on natural products recearch, Bandung Indonesia 1981. 5. On the antineoplastic principle from Vemonja cinerea, The First Asian and Pasific Chewmistry Congres, Singapore 1981. 6. Biological changes caused by Vernonia glycoside in mice suffering from cancer, Third Symposium of the Federation of Asian and ocenian biochemistry, Denpasar Bali Indonesia 1982. 7. The Influence of Vernonia glycoside on the liver and kidney in mice suffering from cancer, International Congres in traditional Asian medicine, Surabaya Indonesia 1985. 8. Isolation stevioside from Stevia rebaudina Bertoni U,Asian Symposium on Medicinal plants and Species IV, Bandung Indonesia 1988.
30'
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
10. Publikasi dalam majalah nasiona1.4 1. Influence fruit size of Medica Journal of Medicinal 2. Isolasi dan e1usidasi zat (manggis), Bulletin ISFI, Vol 3. Efek Hepatoprotektif infus terisolasi. Majalah Farmasi 4. Study of the Activity of tbe Complex (Fe Difampicin with Airlangga. Jilid 2, No. I, 5. Prospek Vernonia Glycoside Surabaya, XXVII, No. 1-4, 6. Uji kebocoran enzim OPT suspensi sel hepatosid XXVIII, No. 1-4, 1992; preparasi 7. Model Kloramfernikol. Majalah 8. Studi Poteosi dan dalam sediaan suspensi pH Jilid 2, No.2, 1992.
9. Isolation and quantitation of: of Agave amon/ens/s, sumitted
penyuluhan obat tradisional bc1gi
- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10, Publikasi dalam ADLN majalah nasionalfmtemasional.
nnasalahannya, Seminar ektrak dan 'sionaJ, Jakarta 1991.
1. Influence fruit size of Solanum wrigtii on its SoJasodine Contents. Plants Medica Journal of Medicinal Plant Research No.5, 357-472, 1985.
') sebagai model isolasi minyak atsiri
2. Isolasi dan eJusidasi zat kandungan kulit buah Sarbinia mangostana L. (manggis), Bulletin ISH, Vol 19, No. 1-2, 1988.
g Jahe terhadap kwalitas simplisia, dan Kosmetik Tradisional, Jakarta
3. Efek Hepatoprotektif infus temu putih pada sistem suspensi hepatosit tikus terisolasi. Majalah Farmasi Indonesia, Vol. 2, No.4, 1991.
~?naman oada sistim suspensi sel UJI
rembesan enzim GPT',
aug 1991.
4. Study of the Physico-Chemical complek Characteristica and anti-Bacterial Activity of tbe Complex (Fe (Rifampicin Ouinone») formed by Reaction of Difampicin witb Ferrichloride (1 : 1). Jurnal Pascasarjana Universitas Airlangga. Jilid 2, No.1, 1991.
at nabati di Universitas Airlangga t tradisional, Surabaya 1992. '
5. Prospek Vernonia Glycoside sebagai obat antikanker. Majalah Kedokteran Surabaya, XXVII, No. 1-4, 1990.
'I akar Ketapang,
6. Uji kebocoran enzim GPT' Intracel sebagai parameter toksisitas pada sistem
asi Indonesia, Kuta Bali 1993.
masional
ijfiQJii Clarke, The Third Asian
cies, Colombo, Sri Langka 1977. rt of Essential Oils from root East on the Chemistry of Essential Oils,
logy of some Indonesia medicinal icinal Plants and Species ASOMPS
suspensi sel hepatosid tikus terisolasi. Majalah Kedokteran Surabaya, XXVIII, No. 1-4, 1992. preparasi hepatosit tikus untuk percobaan 7. Model K1oramfernikol. Majalab Farmakologi Indonesia, VoIS, No.3
metabolis
S. Studi Potensi dan Penetapan Karakter Pisiko-Kimia hasil Urai Rifampisina dalam sediaan suspensi pH 6. Jornal Pascasarjana Universitas Airlangga, Jilid 2, No. 2, 1992. 9. Isolation and quantitation of manogenio and kamogenin from callus culture of Agave amaniensis, sumitted for publication in Phytochemical analysis 1993.
ernonia glycoside on benzopyrene an~ recents trend in chemistry on
nesla 1981.
glycoside in mice suffering from ederation of Asian and ocenian 2.
,be. J~ver and .kidney in mice suffering rad100nal ASian medicine , Surabaya
'''' Bertoni V,Asian Symposium on -S Indonesia 1988.
PIDATO GURU BESARUPAYA MUTAKHIR ...NOOR CHOLIES ZAINI
31