ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya)
INTAN KUSUMAWATI
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN SURABAYA 2014
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya)
INTAN KUSUMAWATI NIM 101144038
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN SURABAYA 2014 ii
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya)
TESIS Untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Oleh: INTAN KUSUMAWATI NIM 101144038
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN SURABAYA 2014 iii
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Tim Penguji Tesis Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan diterima untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Magister Kesehatan (M.Kes.) pada tanggal 19 Maret 2014
Mengesahkan
Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. NIP 195603031987012001
Tim Penguji:
Ketua Anggota
: Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.S. : 1. Widodo J.P., dr., M.S., M.PH., Dr.PH. 2. Hartono Tanto, dr., M.ARS. 3. Dr. Djazuly Chalidyanto, S.KM., M.ARS. 4. Dr. Setya Haksama, drg., M.Kes. 5. Hargo Wahyuono, S.E.Ak., M.Si. iv
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PERSETUJUAN
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan (M.Kes.) Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Oleh: INTAN KUSUMAWATI NIM 101144038
Menyetujui, Surabaya, 19 Maret 2014
Pembimbing Ketua
Pembimbing
Widodo J.P., dr., M.S., M.PH., Dr.PH. NIP 194809151977031002
Hartono Tanto, dr., M.ARS.
Mengetahui, Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Dr. Thinni Nurul Rochmah, Dra.Ec., M.Kes. NIP 196502111991032002
v
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PERNYATAAN TENTANG ORISINILITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : NIM : Program Studi : Minat Studi : Angkatan : : Jenjang
Intan Kusumawati 101144038 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Administrasi Rumah Sakit 2011/2012 Magister
menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tesis saya yang berjudul: UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surabaya, 19 Maret 2014
Intan Kusumawati
vi
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, karena dengan kekuasaanNya kami dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tesis ini. Penulis menyadari bahwa terwujudnya tesis ini bukanlah semata mata karya penulis pribadi, melainkan atas bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut perkenankanlah penulis meyampaikan ucapan terima kasih tak terhingga dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada Bapak Widodo J.P., dr., M.S., M.PH., Dr.PH. selaku pembimbing utama yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberi arahan yang sangat bermanfaat, bimbingan, dorongan dan saran sejak awal perkuliahan, persiapan proposal sampai selesainya penulisan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Hartono Tanto, dr., M.ARS. selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu memberi arahan, bimbingan dalam penulisan tesis ini. Demikian pula terlaksananya kegiatan penulisan tesis ini merupakan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis juga menyampaikan terimakasih kepada : 1. Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Fasich, Apt. yang telah memberi izin dan berkenan menerima saya sebagai Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Airlangga. 2. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. 3. Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Dr. Thinni Nurul Rochmah, Dra.Ec., M.Kes. atas segala kesempatan fasilitas yang diberikan serta asuhan akademik selama masa studi. 4. Ketua minat Administrasi Rumah Sakit pendidikan Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya Widodo J.P., dr., M.S., M.PH., Dr.PH. atas dorongan, arahan dan bimbingan yang sangat berharga sebelum, semasa perkuliahan sampai penyusunan tesis ini selesai. 5. Seluruh staf pengajar dan keluarga besar AKK FKM Unair Widodo J.P., dr., M.S., M.PH., Dr.PH. Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.S. Dr. Thinni Nurul R., Dra.Ec., M.Kes. Dr. Djazuly Chalidyanto, S.KM., M.ARS. Prof. Dr. Stefanus Supriyanto, dr., M.S. Dr. Setya Haksama, drg., M.Kes., Hargo Wahyuono, S.E.Ak., M.Si. Yang selalu memberikan motivasi kepada saya untuk menyelesaikan tesis ini terutama Mas Kukuh Yanuaristanto, S.E Mbak Ade Mira Sari, S.KM., Mbak Irawati dan Mas Husni yang selalu setia membantu dan memberikan semangat kepada saya untuk segera menyelesaikan pendidikan ini. 6. Ibu Direktur Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya, Herminiati, H.B., dr., M.ARS. yang telah berkenan mengijinkan peneliti untuk mengikuti vii
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pendidikan ini dan memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya. 7. Ibu dr. Ria Sylvia, SpM. selaku Wakil Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya dan dr. Farida Moenir, SpM. selaku ketua PFT Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya yang telah berkenan mengijinkan peneliti untuk mengikuti pendidikan ini dan memberikan ijin selama berlangsungnya proses pendidikan ini. 8. Seluruh staf Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya Dimas Aditya, Yuyun Rahmadian, Luri Yundarti, Yuyun Fery, Ayu Ajeng, Novi, Audi, Yessika, Weni dan Dani yang telah sangat membantu dalam penelitian serta dengan penuh pengertian dan pengorbanan membantu dalam proses penyelesaian pendidikan dan proses penyelesaian tesis ini. 9. Seluruh staf dan teman-teman Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya, terutama ibu Dewi Ka.Personalia Rumah Sakit Mata Undaan beserta staf yang telah banyak memberikan kelonggaran waktu dalam proses pendidikan ini. 10. Teman teman Minat Administrasi Rumah Sakit angkatan 2011/2012 yang banyak memberikan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini. 11. Kepada Mama tercinta ibu Hj. Entin Sutini dan nenek tercinta ibu Hj. Sutina yang dengan penuh disiplin telah mendidik saya sehingga saya termotivasi untuk bisa menyelesaikan pendidikan sampai jenjang S2 dan juga dengan setia tiada putus putusnya selalu mendoakan saya dalam menyelesaikan tesis ini lewat bacaan do’a sehingga bisa menyelesaikan penyusunan tesis ini. 12. Khusus kami sampaikan kepada Suami tercinta dr. Herlambang Wisnuardi dan Putra kecilku tersayang Khrisna yang telah mendukung, membantu lewat do’a yang tiada putus kepada saya, Pengertian dan Kasih sayang untuk menyelesaikan studi ini. Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan pendidikan dan tesis ini. Semoga ALLAH SWT membalas kebaikan dan memberikan segala kemudahan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga dapat menyelesaikan pendidikan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua, Amin. Surabaya, Maret 2014
Penulis
viii
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SUMMARY
EFFORT TO CONTROL STOCK OF DRUGS AND MEDICAL EQUIPMENT THROUGH MINIMUM MAXIMUM STOCK LEVEL PLANNING METHOD WITH SELECTED FORECASTING MODEL
(Study to Increase the Improvement of Turn Over Ratio Indicator in Surabaya Undaan Eye Hospital) Undaan Eye Hospital id a Special Eye Hospital class B with tenure Perhimpunan Perawatan Penderita Penyakit Mata (P4M). Undaan Eye Hospital is the first hospital in Indonesia and Other Second Hospital in East Java version of the plenary level accredited JCI (Joint Commission International). Issues raised in this research is the achievement Turn Over Ratio (TOR) of medicine and health equipment in the pharmacy services Surabaya Undaan Eye Hospital at 15.17 times per year, where the achievements have not reached the targets set in the policy director Surabaya Undaan Eye Hospital amounting to ≥ 24 times per year, this condition causes overstock in the warehouse pharmacyof hospital. There are many factors that affect the low turn over ratio, this was due to an excess supply of pharmaceuticals. Factors that influence the occurrence of the incident vary, eg disease trends, loyalty and adherence to formulary doctors, methods of inventory planning, forecasting usage, distribution systems, and so forth, pharmaceutical distribution system to the end user affects the amount of storage depots pharmaceutical supplies, the more storage depot in the unit the higher the safety stock that must be provided. The study was conducted through the use of simulation research is carried out on a real inventory planning using the minimum maximum stock level forecasting with predictive selected. The data used in this study are secondary data consists of the data unit and data usage throughout the purchase of drugs and medical equipment in the unit Installation Logistics Eye Hospital Pharmacy Undaan Surabaya during the month of January to August 2013. The results showed that the system of planning and procurement prior studies have not been well controlled so that proves the value of TOR in the period from January to December in 2012 was 15:17 times per year, with an average of average inventory worth Rp 604.063.715 cause excess stock. ABC analysis with the results of a category representing 80% (Rp 4.998.561.838) of the total value of the inventory and only 12% (71 items) of the total item, category B represent 15% (Rp 940.753.285) of the total value of the inventory and represents 14% (83 items) of the total items and category C represents 5% of the total inventory value (Rp 317.672.224) and represented 74% (457 items) of the total items. Most of the drugs and medical equipment have a lead time of 2 days, the maximum specified
ix
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
stock is expected to generate 15 days as TOR twice per month, minimum stock determined 4 days (twice the lead time). Suggestions put forward in this study is to analyze ABC continuously to determine between the supply of medicine and health equipment that need special supervision, so that the planning and procurement of supplies can be done well . Doing forecasting in planning with forecasting models chosen to be evaluated on an ongoing basis the performance and if necessary replaced forecasting more accurate predictions according to the pattern of existing historical data, the forecasting results will be better and can reduce the risk of stockout if equipped with daily forecasting. Setting up the hardware and software as well as other supporting facilities at the pharmacy so the pharmacy inventory distribution process runs smoothly.
x
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRACT
EFFORT TO CONTROL STOCK OF DRUGS AND MEDICAL EQUIPMENT THROUGH MINIMUM MAXIMUM STOCK LEVEL PLANNING METHOD WITH SELECTED FORECASTING MODEL
(Study to Increase the Improvement of Turn Over Ratio Indicator in Surabaya Undaan Eye Hospital)
Intan Kusumawati
Achievement Turn Over Ratio (TOR) of drugs and medical equipment in the pharmacy services Surabaya Undaan Eye Hospital at 15.17 times per year has not reached the targets set in the policy director Surabaya Undaan Eye Hospital in the amount of ≥ 24 times per year, resulting in overstock hospital pharmacy warehouse. The general objective of this study was to determine the method of inventory planning the most efficient on the method of Maximum Minimum Stock Level with selected forecasting that generates the highest value of TOR and days of supply in the shortest Surabaya Undaan Eye Hospital. The study was conducted through the use of simulation research is carried out on a real inventory planning using the minimum maximum stock level forecasting with predictive elected . The data used in this study are secondary data consists of the data unit and data usage throughout the purchase of drugs and medical equipment in the unit Installation Logistics Eye Hospital Pharmacy Surabaya Undaan Eye Hospital during the month of January to August 2013. The results showed that (1) the results of the ABC analysis A category represents 80% (Rp 4.998.561.838 ) of the total value of the inventory and only 1 % (71 items) of the total item , category B represent 15% (Rp 940.753.285) of the total value of the inventory and represented 14% (83 items) of the total items and category C represents 5% of the total inventory value (Rp 317.672.224) and represented 74% (457 items) of the total items. (2) The majority of drugs and medical equipment have a lead time of 2 days , the maximum specified stock is expected to generate 15 days as TOR twice per month, minimum stock determined 4 days (twice the lead time). Suggestions put forward are (1) ABC analysis continuously. (2) Performance of forecasting in planning the use of the selected forecasting. (3) Setting hardware and software as well as support facilities at the pharmacy so the pharmacy inventory distribution process runs smoothly.
Keywords: Turn Over Ratio, drugs, medical equipment, forecasting
xi
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL DEPAN ............................................................................................ i SAMPUL DALAM ........................................................................................... ii HALAMAN PRASYARAT GELAR ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... v PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS ............................................... vi KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii SUMMARY ........................................................................................................ ix ABSTRACT ........................................................................................................ xi DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ........................ xviii BAB 1
PENDAHULUAN.......................................................................... 1.1 Latar Belakang ….................................................................. 1.2 Kajian Masalah...................................................................... 1.3 Batasan Masalah.................................................................... 1.4 Rumusan Masalah................................................................. 1.5 Tujuan Penelitian.................................................................. 1.5.1 Tujuan Umum........................................................ .. 1.5.2 Tujuan Khusus....................................................... .. 1.6 Manfaat Penelitian............................................................. .. 1.6.1 Bagi Rumah Sakit .................................................... 1.6.2 Bagi Institusi Pendidikan ......................................... 1.6.3 Bagi Peneliti .............................................................
1 1 10 15 16 17 17 17 18 18 18 18
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 2.1 Pengertian, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit........................ 2.2 Manajemen Logistik................................................................ 2.2.1 Pengertian Manajemen Logistik.............................. 2.2.2 Fungsi Logistik........................................................ 2.2.3 Peran Logistik di Rumah Sakit................................ 2.3 Manajemen Obat di Rumah Sakit.................................. ...... 2.4 Manajemen Persediaan................................................... ..... 2.4.1 Penentuan Persediaan............................................... 2.4.2 Analisa Persediaan ABC .......................................... 2.4.3 Maximum Minimum Stock Level (MMSL) ............... 2.4.4 Economic Order Quantity (EOQ) ............................ 2.4.5 Material Requirement Planning (MRP)................... 2.5 Sistem Distribusi Obat Rawat Inap......................................
19 19 22 23 26 28 32 35 36 38 40 41 43 44
xii
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.5.1 Sistem Distribusi Obat Untuk Penderita Rawat Inap 2.5.2 Jenis Sistem Distribusi Rawat Inap.......................... Metode Perencanaan Kebutuhan Obat ................................. Rasio Efisiensi ..................................................................... Forecasting .......................................................................... 2.8.1 Metode Smoothing (Pemulusan) .............................. 2.8.2 Metode Dekomposisi (Time Series) ......................... 2.8.3 Metode input – output .............................................. 2.8.4 Metode Regresi sederhana ....................................... 2.8.5 Metode auto regresi dan auto korelasi ..................... 2.8.6 Perbandingan dan seleksi metode peramalan ..........
44 45 60 65 67 70 71 71 72 72 72
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL ..................................................... 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .............................................
75 76
BAB 4
METODE PENELITIAN............................................................ 4.1 Rencana Penelitian............................................................. 4.2 Sumber Data....................................................................... 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................. 4.4 Kerangka Operasional........................................................ 4.5 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel Penelitian......................................... 4.6 Instrumen Penelitian.......................................................... 4.7 Cara Analisa Data..............................................................
78 78 78 79 79
HASIL DAN ANALISIS DATA................................................ 5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya… 5.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ................................................................... 5.1.2 Visi, Misi, Motto dan Tujuan Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ..................................................... 5.1.3 Kinerja Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ......... 5.2 Gambaran Umum Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ................................................................. 5.2.1 Kinerja Bagian Farmasi ........................................... 5.2.2 Sistem Perencanaan dan Pengadaan Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ...................... 5.2.3 Sistem Pendistribusian Perbekalan Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ...................... 5.3 Analisis ABC ....................................................................... 5.4 Analisa Model Forecasting ................................................. 5.5 Hasil Model Forecasting ..................................................... 5.6 Simulasi MMSL berdasarkan Pemakaian Obat dan Alat kesehatan periode bulan September dan Oktober 2013 di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ..................................
91 91
2.6 2.7 2.8
BAB 5
83 89 89
91 94 95 96 97 99 102 104 113 129
132
xiii
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.7
BAB 6
BAB 7
Analisa Hasil CoGS (Cost of Goods Sold), Average Inventory dan TOR (Turn Over Ratio) ................................ 135
PEMBAHASAN.......................................................................... 6.1 Analisis Sistem Perencanaan dan Pengadaan Persediaan Farmasi di Rumah Sakit Mata Undaan………………… 6.2 Analisis ABC……………………………………………. 6.3 Analisa Model Forecasting dan Pemilihan Hasil Model Forecasting……………………………………………… 6.4 Simulasi MMSL………………………………………… 6.5 Analisis Hasil CoGS, Average Inventory, TOR dan Days of Supply PENUTUP................................................................................... 7.1 Kesimpulan........................................................................ 7.2 Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
139 139 141 143 145 146 148 148 149 151
xiv
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 1.3 Tabel 1.4 Tabel 1.5 Tabel 2.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel 5.10 Tabel 5.11 Tabel 5.12 Tabel 5.13 Tabel 5.14 Tabel 5.15 Tabel 5.16 Tabel 5.17
Tesis
Judul Tabel Data Persediaan Farmasi RSMU Periode Bulan JanuariDesember 2012 ........................................................................... TOR Obat dan Alat Kesehatan di Gudang Farmasi Periode Bulan Januari-Desember 2012………………………………… Data Jatuh Tempo Penagihan Distributor atau Supplier Farmasi Periode Transaksi Tahun 2012...................................... Data Persediaan Farmasi yang Expired pada tahun 2012.......................................................... .................................. Data Persediaan Farmasi yang Expired pada tahun 2013 ........... Perbandingan Metode Peramalan .............................................. Form Data Hasil Forecasing ....................................................... Variabel, Parameter, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel .................................................................. Perkembangan Rumah Sakit Mata Undaan dari Tahun 1933Tahun 2008 ................................................................................. Kinerja Rumah Sakit Mata Undaan Tahun 2009 - 2013 ........... Jumlah Resep yang dilayani oleh bagian Farmasi Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2013 ....................................................... Hasil Analisis ABC Obat dan Alat Kesehatan periode Januari – Agustus 2013 Berdasarkan Total Pemakaian dengan Nilai Biaya Obat dan Alat Kesehatan dari Nilai yang Besar ke Nilai yang Kecil .................................................................................. Hasil Analisis ABC Obat dan Alat Kesehatan periode Januari – Agustus 2013 Berdasarkan Nilai Biaya dan Total Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan dari Nilai yang Besar ke Nilai yang Kecil ............................................................................................ Single Moving Average untuk Obat Cravox 500 mg .................. Double moving Average untuk Obat Cravox 500 mg ................. Single Exponential Smoothing untuk Obat Cravox 500 mg ....... Double Exponential Smoothing Untuk Obat Cravox 500 mg..... Trend Linier Untuk Obat Cravox 500 mg .................................. Trend Parabolik Untuk Obat Cravox 500 mg ............................ Trend Eksponential Untuk Obat Cravox 500 mg ....................... Regresi Sederhana Untuk Obat Cravox 500 mg ......................... Metode Autokorelasi dan Autoregresi untuk Obat Cravox 500 mg ........................................................................................ Rekap Data Analisa Model Forecasting ..................................... Rekap Hasil Forecasting berdasarkan Parameter MAD dan MSE Terkecil .............................................................................. Tabel Hasil Perhitungan Forecasting berdasarkan kriteria akurasi data Rumah Sakit Mata Undaan 2013………………… xv
Halaman 2 4 5 6 7 73 81 85 92 95 98
109
112 114 116 117 118 121 122 123 124 127 128 130 131
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 5.18 Tabel 5.19
Tabel 5.20 Tabel 5.21
Simulasi MMSL Obat dan Alat Kesehatan Kategori A Bulan September Minggu I periode Tahun 2013 .................................. Nilai Penjualan (CoGS) Obat dan Alat Kesehatan Kategori A Bulan September – Oktober 2013 Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ..................................................................................... Nilai Average Inventory Obat dan Alat Kesehatan Kategori A bulan September – Oktober Tahun 2013. ................................... Rekap CoGS, average inventory, TOR dan Days of Supply bulan Januari-Agustus pada Tahun 2013 ....................................
134
137 137 138
xvi
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 5.1 Gambar 5.2
Judul Gambar
Halaman
Kajian Masalah ......................................................................... 10 Peran Logistik dalam Menunjang Kegiatan di Rumah Sakit .. 31 Modifikasi Siklus Pengelolaan Obat ........................................ 33 Analisis ABC dalam persediaan .............................................. 39 Sistem Distribusi Obat Individual Prescription Order ............ 46 Sistem Distribusi Obat Ward Floor Stock ................................ 47 Sistem Distribusi Obat Combination of the Above Mentioned System ....................................................................................... 50 Contoh Daftar Permintaan Obat Floor Stock ........................... 51 Sistem Distribusi Obat Dosis Unit Sentralisasi ........................ 52 Sistem Distribusi Obat Dosis Unit Desentralisasi .................... 53 Kerangka Konseptual Penelitian .............................................. 75 Kerangka Operasional .............................................................. 79 Alur Perencanaan Perbekalan Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ...................................................................... 101 Alur Distribusi Perbekalan Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ................................................................................... 103
xvii
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
Daftar Arti Lambang
&
=
dan
.>
=
lebih dari
<
=
kurang dari
≥
=
lebih atau sama dengan
%
=
persen
N
=
jumlah populasi
Daftar Singkatan
MMSL
= Maximum Minimum Stock Level
EOQ
= Economic Order Quantity
MRP
= Material Requirement Planning
POB
= Prosedur Operasional Baku
WFS
= Ward Floor Stock
UDD
= Unit Dose Dispensing
COTAMS
= Combination of The Above Mentioned System
PRI
= Penderita Rawat Inap
MAD
= Mean Absolute Deviation
MSE
= Mean Squared Error
Daftar Istilah
Add Value
= menambah nilai
Average Moving = bergerak sedang Fast Moving
= bergerak cepat
Forecasting
= peramalan
Lead time
= waktu tunggu pemesanan xviii
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Moving average = rata-rata bergerak Safety stock
= stok pengaman
Slow moving
= bergerak pelan
Smoothing
= penghalusan
Time series
= deret berkala
xix
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan diselenggarakan melalui pendekatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka dibutuhkan pelayanan penunjang yang memadai. Salah satunya adalah pelayanan farmasi rumah sakit. Penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua masyarakat harus didukung dengan adanya manajemen logistik obat yang baik. Kegiatan manajemen logistik farmasi meliputi perencanaan dan peramalan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan serta penghapusan sediaan farmasi (Seto, 2001). Turn Over Ratio (TOR) merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui kecepatan perputaran persediaan farmasi yaitu seberapa cepat persediaan farmasi dibeli, dijual dan digantikan (Schreibfeder, 2013). TOR merupakan salah satu tes efisiensi rumah sakit. TOR yang tinggi menunjukkan bahwa rumah sakit mempunyai pengendalian persediaan obat yang baik sehingga membuat biaya penyimpanan obat menjadi minimal.
1
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
Angka TOR didapatkan dari persamaan matematis yaitu omset penjualan pada akhir bulan yang dinilai berdasarkan harga beli dari supplier disebut Cost of Goods Sold (CoGS) dibagi dengan nilai persediaan rata-rata (average inventory) pada tanggal yang sama setiap bulan pada periode tertentu (Schreibfeder, 2013) . Periode waktu yang digunakan pada penelitian ini dalam mencari nilai TOR adalah perbulan dalam periode Januari sampai Desember tahun 2012. Menurut (Gasperz, 2009) definisi CoGS adalah jumlah persedian farmasi yang terjual (goods sold) berdasarkan biaya pembelian dari supplier (cost that we paid for goods sold) bukan nilai rupiah penjualan (not we sold them for) per bulan. Nilai persediaan rata-rata (average inventory) adalah nilai rupiah inventory berdasarkan biaya pembelian dari supplier (cost that we paid for the inventory). Sedangkan average inventory didapat dengan cara menjumlahkan nilai persediaan awal dan akhir bulan kemudian dibagi dua (Seto, 2001). Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu rumah sakit khususnya dalam hal pengelolaan obat, maka Rumah Sakit Mata Undaan melakukan pendataan terhadap persediaan farmasi pada setiap bulan. Data persediaan farmasi dikelompokkan menjadi 11 jenis persediaan farmasi, seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Persediaan Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan periode JanuariDesember 2012
No
Jenis Persediaan Farmasi
Jumlah Item
Persentase (%)
1
Obat dan alat kesehatan
716 item
81,64%
2
Instrumen
48 item
5,48%
3
Lain-lain (HV)
22 item
2,51%
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya…
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
Lanjutan Tabel 1.1 No 4
Jenis Persediaan Farmasi Infus
Jumlah Item 21 item
Persentase(%) 2,39%
5
Bahan kimia/medis
18 item
2,05%
6
Benang
11 item
1,25%
7
Desinfektan
10 item
1,14%
8
Viscoelastic
10 item
1,14%
9
Gas Medis
9 item
1,03%
10
Bahan Laboratorium
8 item
0,91%
11
Bahan Protese
4 item
0,46%
877 item
100%
Total
Sumber: Data Sekunder Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa capaian persediaan farmasi terbanyak terletak pada obat dan alat kesehatan sebesar 81,64% sedangkan yang terendah dicapai oleh bahan protese sebesar 0,46%. Berdasarkan data tabel 1.1 persediaan farmasi yang digunakan untuk dilakukan penelitian adalah obat dan alat kesehatan yang berjumlah 716 item dimana mendominasi dari 11 jenis persediaan farmasi yang ada di Rumah Sakit Mata Undaan yaitu 81.64%, kemudian dilakukan analisa terhadap TOR (Turn Over Ratio) dari obat dan alat kesehatan, seperti ditunjukkan pada tabel 1.2 sebagai berikut :
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 1.2 TOR Obat dan Alat Kesehatan di Gudang Farmasi Bulan Juli-Desember Tahun 2012 No
Bulan
Peningkatan / Penurunan
COGS
Value
%
Inventory
Peningkatan/Penurunan Value
%
TOR
Peningkatan/Penurunan Value
Sign
%
Tahun 2011 Desember
684,900,824.00
531,225,902
1.09
Tahun 2012 1
JANUARI
748,840,719.21
63,939,895.21
8.37
596,232,416
(34,993,485.75)
2
FEBRUARI
646,892,655.58
(101,948,063.63)
(13.35)
615,589,027
19,356,610.92
3
MARET
705,824,101.59
58,931,446.02
7.71
603,436,367
4
APRIL
792,649,829.94
86,825,728.35
11.37
592,116,223
5
MEI
760,657,148.29
(31,992,681.64)
(4.19)
6
JUNI
784,554,276.71
23,897,128.41
3.13
7
JULI
765,445,641.35
(19,108,635.36)
8
AGUSTUS
706,684,537.62
9
SEPTEMBER
829,887,404.41
10
OKTOBER
11
NOVEMBER
12
DESEMBER TOTAL RERATA
(5.79)
1.26
0.17
17.09
3.20
1.05
(0.21)
(20.51)
(12,152,660.67)
(2.01)
1.17
0.12
11.88
(11,320,143.35)
(1.87)
1.34
0.17
16.90
585,801,048
(6,315,174.69)
(1.05)
1.30
(0.04)
(4.02)
601,520,396
15,719,347.90
2.60
1.30
0.01
0.58
(2.50)
608,647,394
7,126,998.13
1.18
1.26
(0.05)
(4.67)
*
(58,761,103.73)
(7.69)
628,837,561
20.190,166.63
3.34
1.12
(0.13)
(13.38)
*
123,202,866.79
16.13
655,007,197
26,239,635.45
4.34
1.27
0.14
14.31
821,409,251.79
(8,478,152.61)
(1.11)
597,882,507
(57,194,689.41)
(9.47)
1.37
0.11
10.70
815,269,448.47
(6,139,803.32)
(0.80)
579,533,495
(18,349,012.49)
(3.04)
1.41
0.03
3.29
788,292,591.86
(26,976,856.62)
(3.53)
584,090,950
4,557,455.37
0.75
1.35
(0.06)
(5.72)
9,166,407,606.82
7,248,764,582
763,867,300.57
604,063,715
15.17
TARGET TOR YANG
*
*
* 24
DIHARAPKAN RERATA TARGET TOR
2
Sumber: Data Sekunder Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Keterangan: *= Overstock
4
Tesis
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
Pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa TOR obat dan alat kesehatan sebesar 15,17 kali pertahun. Sedangkan target persediaan yang ditetapkan adalah ≥ 24 kali per tahun. Persediaan obat dan alat kesehatan lebih besar dibandingkan dengan penjualan sehingga terjadi overstock yang berimbas pada penjualan obat dan alat kesehatan ke pasien (days of supply) yang melebihi batas waktu penagihan distributor atau supplier. Tabel 1.3 Data Jatuh Tempo Penagihan Distributor atau Supplier Farmasi Periode Transaksi Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama PBF PT. TIGA A PT. TEMPO PT. MELLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL PT. ANUGRAH ARGON MEDICA PT. BINA SAN PRIMA PT. ANUGRAH PHARMINDO LESTARI PT. ENSEVAL PUTRA MEGATRADING PT. BLESINDO FARMA PT. MENSA BINA SUKSES PT. SAWAH BESAR FARMA PT. DAYA ANUGRAH DEWA SAKTI PT. PARIT PADANG CV. AIMEDIKA JAYA PT. INTI SUMBER HASIL SEMPURNA PT. KALISTA PT. KARYA SUKSES MANDIRI PT. DOSNIROHA PT. SANGKARSA MEDICA CV. BUANA JAYA PT. MERAPI UTAMA PHARMA PT. RAJAWALI NUSIONDO PT. DMA PT. UNITED DICO CITAS PT. KEBAYORAN PT. AFINA KOPERASI KARY RSMU PT. ANTAR MITRA SEMBADA CV. KARYA PRIMA ABADI
Periode Jatuh Tempo (Hari) 21 hari 14 hari
Nilai Transaksi (Rp) 2,879,819,002 891,310,914
14 hari
674,977,600
14 hari 14 hari
655,012,820 424,798,751
14 hari
389,865,412
21 hari
328,777,474
14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 14 hari 21 hari
321,202,408 320,546,642 154,195,769 128,777,575 125,230,219 123,756,695
21 hari
77,061,265
14 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari 21 hari Cash 14 hari 21 hari
67,598,600 42,602,505 41,725,741 29,975,000 23,610,000 17,271,150 13,941,333 13,675,365 12,398,654 3,944,160 2,250,000 2,126,005 1,206,673 871,200
Sumber: Data Sekunder Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6
Berdasarkan tabel 1.3 diperoleh informasi bahwa jatuh tempo penagihan distributor atau supplier farmasi pada periode transaksi tahun 2012 rata-rata adalah 14-21 hari. Perhitungan rata-rata jatuh tempo didasarkan pada frekuensi jatuh tempo terbanyak yaitu terletak pada 14 dan 21 hari. Tabel 1.4 Data Persediaan Farmasi yang Expired pada Tahun 2012 No
Nama Barang
1
SLEEVE TEST CHAMBER LIDOCAIN INJ NEEDLE 22 TERUMO AMINOPHYLLIN INFLO 26 G FENTANYL INJ ROVADIN SYR ATROPIN SULFAT GARAMYCIN INJ ETT CLEAR PROFT SOFT SEAL 7 BUSCOPAN INJ CORADARONE ETT CLEAR PROFT SOFT SEAL 7,5 ETT NON CUFF KENDALL 5 DISOISUBLE HANDSSWITCHING PRIMPERAN INJ INFUSET MICRO TERUMO D5 LMA NO.5 AMBU LASET ENDO DOPAMIN AMINOPHYLLIN INJ CATALIN ED VENOCATH PLUS 20 G CATAPRESS INJ ENERVON C TAB ADONA AC VENFLON 18 PETHIDIN INJ ATROPIN SULFAT PARACETAMOL TAB VENOCATH PLUS 24 G COLME 250 MG INFUSET MICRO T.
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Tanggal Expired Date 01 Januari 2012
Jumlah
Harga (Rp)
Total (Rp)
1
319,00
319,000
2 600 1 15 92 3 1 3 1
1,212 1,210 8,000 9,900 39,131 29,167 2,477 62,843 83,248
2,424 726,000 8,000 148,500 3,600,089 87,501 2,477 188,529 83,248
01 Maret 2012 01 April 2012 01 April 2012
1 3 3
25,888 35,200 83,248
25,888 105,600 249,744
01 April 2012
10
22,000
220,000
01 April 2012
2
1,500,000
3,000,000
01 April 2012 01 Mei 2012
6 8
9,900 16,940
59,400 135,520
4 1 1 1 1 1 7 10 12 12 2 1 1 1749 7 15 12
15,962 264,000 1,500,000 69,100 8,000 50,833 22,000 36,859 3,333 135,000 33,275 13,431 2,477 102 22,000 687 16,940
63,850 264,000 1,500,000 69,100 8,000 50,833 154,000 368,590 39,996 1,620,000 66,550 13,431 2,477 178,398 154,000 10,302 203,280
01 Januari 2012 01 Januari 2012 01 Februari 2012 01 Februari 2012 01 Februari 2012 01 Februari 2012 01 Maret 2012 01 Maret 2012 01 Maret 2012
01 Mei 2012 01 Mei 2012 01 Mei 2012 01 Mei 2012 01 Mei 2012 01 Mei 2012 01 Juni 2012 01 Juni 2012 01 Juni 2012 01 Juni 2012 01 Juli 2012 01 Juli 2012 01 Juli 2012 01 September 2012 01 September 2012 01 September 2012 01 Oktober 2012
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya…
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7
Lanjutan Tabel 1.4 No
Nama Barang
35 36
MYLANTA TAB VITALUX PLUS OMEGA KCL INJ TROPINE 0,5% OTRIVIN ANAK NUTRIFLAM CATALIN ED MEFINAL 250 MG D40 25 CC OTSU D5 DURADRYL INJ FELDENE FLASH
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Tanggal Expired Date 01 Oktober 2012 01 Oktober 2012
Jumlah
Harga (Rp)
Total (Rp)
160 6
447 7,389
71,549 44,334
1 3 1 6 1 2 4 1 1 8
3,040 11,138 29,700 4,207 50,833 501 2,849 15,962 4,500 13,507
3,040 33,413 29,700 25,242 50,833 1,002 11,396 15,962 4,500 108,056 14,127,754
01 Nopember 2012 01 Nopember 2012 01 Nopember 2012 01 Nopember 2012 01 Nopember 2012 01 Nopember 2012 01 Desember 2012 01 Desember 2012 01 Desember 2012 01 Desember 2012 TOTAL RUPIAH
Sumber Data: Data Sekunder Gudang Logistik Rumah Sakit Mata Undaan
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 terjadi expired pada persediaan farmasi yang ada di Gudang Logistik Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan sehingga mengakibatkan persediaan farmasi yang tidak bisa dilakukan retur ke distributor atau supplier sebesar Rp 14.127.754. Tabel 1.5 Data Persedian Farmasi yang Expired pada Tahun 2013 No
Nama Barang
1
AIR SOFT ANASTESI MASK NO 5
2 3
AUTOCLAVE TAPE 1/2X60 EXAMINATION TUBE TERUMO
4 5 6 7 8
FEEDING TUBE JMS NO.12 INFUSET MICRO B-BRAUN LASER ENDOPROBE OCULAR 32 GA CURVED OUANTEL LEUCOPLAST LMA 2,5
9
D10 OTSU 500 ML
10
D5
11
LASER ENDOPROBE OCULAR 20 GA CURVED QUANTEL KAYRETE VITRECOTOMY STELLARIST 23 POST VIRECOTOMY
12 13
Tanggal Expired Date 01 Oktober 2013 01 Juli 2013 01 November 2013 01 Juni 2013 01 Juli 2013 01 September 2013 01 Juni 2013 01 Desember 2013 01 Desember 2013 01 September 2013 01 September 2013 01 Juli 2013 01 Oktober 2013
2
Harga (Rp) 48,070
Total (Rp) 96,140
2 34
83,449 33,330
166,898 1,133,220
4 28 3
12,155 15,428 1,500,000
48,620 431,970 4,500,000
18 1
32,670 264,000
588,060 264,000
10
10,295
102,950
4
15,962
63,850
3
1,500,000
4,500,000
2 2
639,000 6,630,000
1,278,000 13,260,000
Jumlah
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya… Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8
Lanjutan Tabel 1.5
14
Tanggal Expired Date
Nama Barang
No
16
STELLARIST 25 POST COCMBINED VITRECTOMY STEKKARUST 25 POST VITRECOTOMY ADALAT 5 MG TAB
17 18
CORDARONE INJ HOMATRO 2% ED 5 ML
19 20
MARCAIN 0,5% PDF 20 ML INJ RECOFOL INJ
21
SEVOFLUORENE BAXTER 250 ML
22 23 24
PROLENE 4-0 W8007T SCLERAL BUCKLING 507 MIRA AUROVISC 2 ML
25
LMA AMBU NO.2
26 27
LMA NO.3 AMBU D10 OTSU 500 ML
28 29 30
CORDARONE INJ EMLA 5% 5 GR CREAM SEVOFLUORENE BAXTER 250 ML
31
OPTIUM
32
ACRAN INJ
33
ADALAT 5 MG TAB
34
FLUORESCEIN 2% ED 5 ML
35
DEXATON ED 5 ML
36
DEXATON MD
37
VITALUX PLUS OMEGA 3
15
01 Oktober 2013 01 November 2013 01 Agustus 2013 01 Juni 2013 01 September 2013 01 Juni 2013 01 Oktober 2013 01 Desember 2013 01 Juli 2013 01 Juli 2013 01 Desember 2013 01 November 2013 01 Juli 2013 01 Desember 2013 01 Juni 2013 01 Juni 2013 01 Juni 2013
01 November 2013 01 September 2013 01 Agustus 2013 01 Desember 2013 01 November 2013 01 Oktober 2013 01 Desember 2013 TOTAL RUPIAH
Jumlah
Harga (Rp)
Total (Rp)
1
6,587,500
6,587,500
2
6,502,500
13,005,000
90
1,562
140,580
1 31
35,200 36,121
35,200 1,119,751
10 25
67,142 80,151
671,415 2,003,775
1
2,277,000
2,277,000
48 4 2
78,306 1,000,000 68,750
3,758,688 4,000,000 137,500
1
264,000
264,000
1 1
242,000 10,295
242,000 10,295
2 1 1
35,200 53,628 2,277,000
70,400 53,628 2,277,000
120
7,100
852,000
5
16,960
84,802
7
1,562
10,934
2
12,584
25,168
29
18,333
531,667
20
18,876
377,520
84
7,311
614,110 65,583,641
Sumber: Data Sekunder Gudang Logistik Farmasi
Tabel 1.5 memperlihatkan bahwa persediaan farmasi di gudang logistik farmasi yang hampir expired senilai Rp 65.583.641, dengan adanya data
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
persediaan farmasi yang expired pada tahun 2012 dan data persediaan farmasi di Gudang Logistik yang hampir expired pada tahun 2013 telah menyebabkan kerugian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan sehingga perlu dilakukan evaluasi dan peningkatan pengelolaan persediaan agar dapat mencapai peningkatan kualitas pelayanan dan efisiensi penyediaan obat dan alat kesehatan. Rendahnya capaian TOR obat dan alat kesehatan sebesar 15,17 kali pertahun yang belum memenuhi target persediaan yang ditetapkan sebesar ≥ 24 kali per tahun sehingga mengakibatkan overstock yang berimbas pada penjualan obat dan alat kesehatan ke pasien (days of supply) yang melebihi batas waktu penagihan distributor atau supplier.
1.2
Kajian Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka beberapa faktor yang kemungkinan
berpengaruh terhadap rendahnya TOR persediaan farmasi pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
Metode Distribusi Persediaan Farmasi : 1. Indifidual Prescription Order System 2. Ward Floor Stock System 3. Combination of the Above Mentioned System 4. Unit Dose Dispensing PEMAKAIAN : Faktor Dokter : 1. Kepatuhan terhadap Formularium 2. Loyalitas
1. Konsumsi Pemakaian Rill (Cost Of Goods Sold) 2. Tepat Obat, Dosis, waktu dan cara pengunaan yang benar
Faktor Pasien : 1. Trend Penyakit 2. Jumlah Pasien Rendahnya nilai TOR (Turn Over Ratio) pada Obat dan Alat Kesehatan periode Januari – Desember 2012 sebesar 15.17 kali pertahun dibandingkan target 24 kali pertahun
Keuangan : 1. Anggaran / Pendanaan
Farmasi : 1.
Perencanaan :
a. b. b. b. b. b.
Prediksi Forecasting Metode Perencanaan : 1 Metode Maximum Stock Level 2 Metode Economic Order Quantity 3 Metode Consumptiton Based Reordering Formula 4 Metode Material Requirement Plaining
2. 3. 4.
Pengadaan Penerimaan dan Penyimpanan Pendistribusian
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
PERSEDIAAN : 1. 2. 3. 4.
Stok Maksimal Safety Stock Sisa Persediaan Average Inventory
Gambar 1.1 Kajian Masalah
Supplier / Pemasok / Distributor
Beberapa faktor yang diduga menyebabkan rendahnya TOR seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dijelaskan dengan lebih terperinci sesuai dengan keadaan di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya, sebagai berikut:
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
a.
Metode Distribusi Persediaan Farmasi Terdapat beberapa metode distribusi persediaan farmasi seperti Individual
Prescription Order System (IPOS), Ward Floor Stock System (WFSS), Combination of the Above Mentioned System (COTAMS), Unit Doses Dispensing (UDD).
Pada saat ini Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Mata Undaan
menggunakan metode distribusi WFSS dimana melayani semua permintaan dan pemenuhan kelengkapan perbekalan farmasi di rawat inap, kamar operasi, rawat jalan, kamar obat poliklinik dan kamar obat VIP serta penunjang medis. Setiap ruangan
mempunyai
tempat
persediaan
perbekalan
farmasi
sehingga
mempengaruhi nilai persediaan perbekalan farmasi di rumah sakit menjadi lebih tinggi. Kamar obat di Rumah Sakit Mata Undaan menggunakan metode COTAMS yang merupakan kombinasi antara IPOS dan WFSS dimana melayani peresepan dokter melalui phone order beserta telaah resep oleh apoteker meskipun belum berjalan dengan optimal. b. Faktor Dokter Loyalitas dokter merupakan faktor pendukung yang tidak dapat dipandang remeh. Namun loyalitas ini tumbuh karena adanya rasa puas terhadap perlakuan manajemen kepada para dokter sebagai pelanggan internal rumah sakit. Dengan tingginya loyalitas para dokter dapat mencegah terjadinya lost opportunity. Karena seluruh peresepan yang dikeluarkan dari ruang periksa dokter akan menuju ke bagian farmasi rumah sakit.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12
Kepatuhan terhadap formularium yang merupakan himpunan obat yang diterima atau disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di Rumah Sakit yang dapat direvisi pada setiap batas waktu yang telah ditentukan. Kepatuhan terhadap formularium rumah sakit adalah kepatuhan dokter pada saat penulisan resep yang disesuaikan dengan formularium Rumah Sakit Mata Undaan. Kepatuhan dokter di Rumah Sakit Mata Undaan sebesar 98%. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepatuhan dokter terhadap penulisan resep sesuai formularium Rumah Sakit Mata Undaan cukup tinggi. Penentuan pembelian perbekalan farmasi Rumah Sakit Mata Undaan didasarkan pada formularium rumah sakit yang dievaluasi setiap 1 (satu) tahun sekali. c.
Faktor Pasien Faktor pasien dipengaruhi oleh trend penyakit dan jumlah pasien. Batas
waktu berakhirnya trend dari suatu penyakit tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu dapat menyebabkan terjadinya kesalahan perencanaan persediaan perbekalan farmasi yang berakibat pada meningkatnya inventory item obat yang disediakan untuk trend penyakit tersebut. Setiap tahun selalu ada trend peningkatan dan penurunan pasien pada bulan tertentu, penurunan pasien yang sangat dirasakan pada awal tahun ajaran baru sekolah dan puncak perayaan Idul Fitri. Jumlah pasien akan mempengaruhi pemakaian perbekalan farmasi, apabila semakin kecil jumlah persediaan farmasi berarti
dapat
menyebabkan
terjadinya
penumpukan
persediaan
yang
mengakibatkan nilai TOR turun.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
d. Keuangan Keuangan berkaitan dengan anggaran atau pendanaan. Fungsi penganggaran menyangkut usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar yaitu dengan skala mata uang (Seto, 2001). Bagian keuangan Rumah Sakit Mata Undaan adalah unit yang menjadi sumber pendanaan sekaligus pengontrol atau evaluator terhadap penggunaan dana pengadaan obat. e.
Farmasi Instalasi farmasi melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dalam hal
pengelolaan perbekalan farmasi sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi, meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan serta pendistribusian. Perencanaan adalah dasar tindakan apoteker untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam pengelolaan logistik, fungsi perencanaan mencakup kegiatan dalam menetapkan sasaran, pedoman, garis besar apa yang akan dituju dan pengukuran penyelenggaraan bidang logistik. Rumah Sakit Mata Undaan belum memiliki sistem perencanaan yang pasti. Penentuan kebutuhan hanya didasarkan pada perbekalan farmasi yang masuk formularium sedangkan jumlah yang dibeli berdasarkan feeling sesuai dengan pengalaman. Belum pernah diterapkan forecasting pemakaian untuk menunjang
perencanaan. Dengan demikian jumlah inventory
kurang
dikendalikan dengan baik karena belum optimalnya perencanaan. Dengan tingginya jumlah inventory cenderung akan menurunkan nilai TOR, terutama jika nilai penjualan tidak mengalami kenaikan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui. Siklus pengadaan meliputi penentuan jumlah yang diperlukan, penyesuaian kebutuhan dan dana, monitor pesanan, mengkaji perencanaan obat dan memonitor informasi pemakaian obat. Penerimaan merupakan suatu kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian melalui pembelian langsung, konsinyasi atau donasi. Semua obat yang diterima harus diperiksa dan disesuaikan dengan spesifikasi pada order pembelian rumah sakit. Semua obat harus ditempatkan dalam tempat persediaan, segera setelah diterima dan obat terkendali harus segera disimpan di dalam lemari atau tempat lain yang aman. Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan yaitu dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, dibedakan menurut alfabet dan dibedakan menurut suhu kestabilannya. f.
Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen di Rumah Sakit Mata Undaan telah ada sejak
tahun 2012 hanya saja belum berjalan secara optimal maka hasil akhir yang di harapkan juga akan sulit tercapai. g.
Pemasok/Distributor Pemilihan distributor adalah suatu hal yang tidak mudah, karena terkadang
distributor tidak bisa memberikan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan dengan kualitas, jumlah dan waktu yang telah ditetapkan. Pemilihan distributor di Rumah Sakit Mata Undaan dilakukan berdasarkan kerja sama yang ada di dalam formularium, dimana setiap farmasi mempunyai distributor resmi untuk obat dan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
alat kesehatan. Pengiriman obat dan alat kesehatan untuk beberapa distributor ke rumah sakit mempunyai waktu yang relatif pasti, dimana pengiriman obat dilakukan sehari setelah pemesanan yang dilakukan melalui telepon. Akan tetapi ada juga distributor yang melakukan pengiriman perbekalan farmasi dengan waktu yang tidak pasti dikarenakan masalah jarak pengiriman (distributor luar kota), kaitan dengan masalah beacukai yang menyebabkan keterlambatan pengiriman bahkan stockout perbekalan farmasi. Karena beberapa pertimbangan ini maka pembelian perbekalan farmasi tertentu dibeli dalam jumlah relatif lebih banyak diatur sesuai waktu pengiriman setiap distributor yang berbeda untuk menghindari terjadinya stockout sehingga hal ini menyebabkan nilai sisa persediaan tinggi.
1.3
Batasan Masalah Pada Penelitian ini tidak semua faktor diteliti mengingat terdapat banyak
faktor yang mempengaruhi rendahnya TOR yang disebabkan adanya kelebihan persediaan farmasi misalnya trend
penyakit, loyalitas dan kepatuhan dokter
terhadap formularium, metode perencanaan persediaan, forecasting pemakaian, sistem distribusi, dsb. Penelitian ini hanya berfokus pada forecasting pemakaian obat dan alat kesehatan yang berdampak langsung terhadap persediaan obat dan alat kesehatan sehingga tidak terjadi overstock.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
1.4
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan kajian masalah tersebut, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah menentukan pemakaian obat dan alat kesehatan kategori A yang akan direncanakan dan dikendalikan pada periode Januari-Agustus 2013?
2.
Bagaimanakah hasil forecasting/peramalan pemakaian obat dan alat kesehatan kategori A dengan menggunakan beberapa macam model forecasting (smoothing, dekomposisi, regresi sederhana, autoregresi dan auto korelasi) yang dapat meminimalkan kesalahan forecasting ?
3.
Bagaimanakah memilih model forecasting yang baik berdasarkan forecast error terkecil untuk diterapkan pada metode perencanaan persediaan Maximum Minimum Stock Level pada obat dan alat kesehatan kategori A ?
4.
Berapakah nilai penjualan (CoGS) obat dan alat kesehatan kategori A berdasarkan simulasi metode perencanaan persediaan Maximum Minimum Stock Level disertai forecasting terpilih di Rumah Sakit Mata Undaan?
5.
Berapakah nilai persediaan rerata (average inventory) obat dan alat kesehatan kategori A berdasarkan simulasi metode perencanaan persediaan Maximum Minimum Stock Level disertai forecasting terpilih di Rumah Sakit Mata Undaan?
6.
Berapakah nilai TOR kategori A berdasarkan simulasi kondisi penggunaan metode perencanaan persediaan Maximum Minimum Stock Level disertai forecasting terpilih di Rumah Sakit Mata Undaan?
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
1.5
Tujuan Penelitian
1.5.1
Tujuan Umum Menentukan pengendalian persediaan obat dan alat kesehatan melalui
metode perencanaan Maximum Minimum Stock Level disertai model forecasting terpilih dalam
rangka peningkatan Turn Over Ratio di Rumah Sakit Mata
Undaan. 1.5.2
Tujuan Khusus
1. Melakukan analisis ABC untuk menentukan pemakaian obat dan alat kesehatan kategori A yang akan direncanakan dan dikendalikan pada periode Januari-Agustus 2013. 2. Menganalisis hasil forecasting atau peramalan pemakaian obat dan alat kesehatan kategori A dengan menggunakan beberapa macam model forecasting (smoothing, dekomposisi, regresi sederhana, autoregresi dan auto korelasi) yang dapat meminimalkan kesalahan forecasting. 3. Membandingkan forecast error terkecil untuk memilih model forecasting yang baik untuk diterapkan pada metode perencanaan persediaan maximum minimum stock level pada obat dan alat kesehatan kategori A. 4. Menentukan nilai penjualan (CoGS) obat dan alat kesehatan kategori A berdasarkan simulasi metode perencanaan persediaan maximum minimum stock level disertai forecasting terpilih di Rumah Sakit Mata Undaan. 5. Menentukan nilai persediaan rerata (average inventory) obat dan alat kesehatan kategori A berdasarkan simulasi metode perencanaan persediaan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
maximum minimum stock level disertai forecasting terpilih di Rumah Sakit Mata Undaan. 6. Menentukan nilai TOR kelas A berdasarkan simulasi kondisi penggunaan metode perencanaan persediaan maximum minimum stock level disertai forecasting terpilih di Rumah Sakit Mata Undaan.
1.6 1.6.1
Manfaat Penelitian Bagi Rumah Sakit Memberikan masukan bagi rumah sakit yang bermanfaat untuk meminimalisasi nilai persediaan perbekalan farmasi tanpa mengurangi operasional pelayanan sehingga meningkatkan angka TOR dan days of supply yang paling pendek di Rumah Sakit Mata Undaan.
1.6.2 Bagi Institusi Pendidikan Menerapkan materi ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam proses belajar mengajar dalam meningkatkan pelayanan obat dan manajemen logistik secara nyata di rumah sakit. 1.6.3
Bagi peneliti Sebagai sarana mengasah keterampilan manajerial tentang pengelolaan logistik farmasi khususnya dalam meningkatkan mutu logistik farmasi untuk mencapai logistik farmasi yang efisien dan efektif.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Pengertian rumah sakit yang didefinisikan oleh lembaga kesehatan dunia
WHO adalah rumah sakit sebagai sebuah tempat yang menyediakan pelayanan medis singkat atau lama, yang meliputi pelayanan observasi, diagnostik, pengobatan dan pemulihan untuk mereka yang menderita penyakit atau cidera. Rumah sakit dapat menyediakan maupun tidak menyediakan pelayanan untuk pasien rawat jalan (Agus, 2011). Sedangkan berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan berbagai perangkat keilmuannya berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit. 19
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
Pelayanan rumah sakit mempunyai sifat atau karakteristik sendiri. Karakteristik ini disebabkan oleh karena rumah sakit merupakan suatu organisasi yang sangat kompleks dengan kondisi yang padat sumber daya manusia, padat modal, padat teknologi dan ilmu pengetahuan. Menurut Massarie (2010) karakteristik pelayanan rumah sakit tersebut meliputi : 1. Uncertainity atau ketidakpastian, bahwa kebutuhan akan pelayanan rumah sakit tidak bisa dipastikan baik waktunya, tempatnya, maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Ciri ini menyebabkan keunikan dalam pelayanan jasa yang diberikan sehingga besar kemungkinan juga terkandung padat masalah. Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah pelayanan tersebut juga menyangkut aspek peri kemanusiaan (humanitarian) dan etika. 2. Asymetric of information, bahwa pelanggan pelayanan rumah sakit berada pada posisi yang lebih lemah yang tidak tahu secara pasti kebutuhan pelayanan kesehatan dirinya. Sedangkan rumah sakit mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang dijualnya. Pasien tidak tahu tentang indikasi pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan atau pengobatan dan atau tindakan apa untuk menyembuhkan penyakitnya. 3. Integration, pelayanan yang terintegrasi, baik di tingkat internal antar unit pelayanan yang ada di rumah sakit, maupun terhadap lingkungan eksternal yang dapat mendukung kelancaran proses pelayanan di rumah sakit. Demikian juga dalam hal penetapan strategi rumah sakit sehingga pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan tim, bukan pelayanan individual.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
4. Innovation, pelayanan kesehatan penuh dengan perubahan dan dibutuhkan inovasi dalam menghadapi persaingan maupun menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Fungsi rumah sakit menurut Undang Undang Republik Indonesia No 44 tahun 2009 adalah: 1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. 3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. 4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. Dalam upaya menyelenggarakan fungsi tersebut, rumah sakit melaksanakan kegiatan: 1. Pelayanan medis 2. Pelayanan dan asuhan keperawatan 3. Pelayanan penunjang medis dan non medis 4. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan 5. Pendidikan, penelitian dan pengembangan 6. Administrasi umum dan keuangan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
2.2
Manajemen Logistik Proses logistik berhubungan erat dengan aktivitas kehidupan sehari-hari,
baik langsung maupun tidak langsung dan mempunyai peran penting dalam kehidupan bermasyarakat sebagai contoh adalah menerima barang yang salah, iklan produk baru tapi di pasar tidak ada, bahan pangan korban bencana alam yang tidak sampai repat waktu karena keterbatasan alat transportasi, fasilitas gudang dan sebagainya. Organisasi
perusahaan
dalam
praktik
sehari-hari
tidak
hanya
menitikberatkan pada masalah administrasi manajemen saja, akan tetapi juga mengurus kegiatan pengelolaan dan penyimpanan bahan baku, suku cadang barang jadi dari para supplier diantara fasilitas perusahaan. Kegiatan pengelolaan dan penyimpanan ini diartikan dengan kegiatan logistik. Menurut Aditama (2002) logistik adalah bagian dari instansi yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin. Dalam hal ini perlu dihindari terjadinya over promised inter delivered. Kegiatan logistik secara umum punya tiga tujuan. Tujuan operasional adalah agar tersedia barang, serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai. Tujuan keuangan meliputi pengertian bahwa upaya tujuan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Sementara itu, tujuan pengamanan bermaksud agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar lainnya; serta nilai persediaan yang sesungguhnya dapat tercermin di dalam sistem akuntansi.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
Tugas dan kegiatan logistik meliputi antara lain mengadakan pembelian, inventory, dan stock control, penyimpanan serta terkait dengan kegiatan pengembangan, produksi dan operasional, keuangan, akuntansi manajemen serta penjualan dan distribusi serta informasi. Fungsi logistik yang rutin sendiri sudah merupakan pekerjaan vang sangat berat dan ekstensif. Pada setiap ada kegiatan fisik baru baik yang berupa perbaikan, renovasi dan penciptaan bagian baru maka kebutuhan bahan dan jasa harus dilakukan oleh bagian logistik. Walaupun prosedur yang ditempuh untuk hal-hal seperti ini sebenarnya sama, namun banyak masalah lagi yang perlu ditanggulangi seperti: 1. Sumber pemasok yang sering belum diketahui. 2. Kebutuhan bagian-bagian yang spesifikasinya belum jelas dan terbukti efektif dan efisien untuk penggunaan yang akan datang. 3. Intuisi waktu yang sering sangat menentukan keberadaan bahan yang diminta. 4. Masalah pengolahan proyek. 2.2.1 Pengertian Manajemen Logistik Definisi Logistik dari “Council of Logistic Management (CLM)” adalah : “Logistic is process of planning, implementing, and controlling the efficient, cost-effective flow and storage of raw materials, in-process inventory, finish goods and related information from point of origin to point consumption for the purpose of conforming to customer requirements” (Ballou, 1992). Manajemen logistik merupakan bagian dari proses yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, mengendalikan penyimpanan barang, pelayanan dan informasi dari titik permulaan hingga titik konsumsi dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
Supply Chain Management (SCM) merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan supplier, pengusaha, gudang dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien, sehingga produk yang dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat dan waktu tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Definisi logistik dari “The New Military Naval Dictionary” adalah : “Logistic is the science, art and technique of planning and implementation of the production procurement, storage, transportation, distribution, movement, evacuation of personel, supplies and equipment, as well as construction and other support facilities for the efficient operation of military establishment” (Lumenta, 1994). Adapun pengertian yang diberikan saat itu menurut Aditma (2003) terbatas pada usaha atau kegiatan yang berhubungan dengan gerakan perbekalan manusia di medan pertempuran. Dalam ilmu kemiliteran, logistik merupakan salah satu unsur yang kegiatannya tertuju pada faktor pendukung terhadap pertempuran dan peperangan. Dengan demikian sukses tidaknya suatu pertempuran maupun peperangan ditentukan pula oleh kemampuan dalam memberikan dukungan logistik untuk operasi militer, lebih-lebih lagi kalau operasi ini cukup besar dengan melibatkan beribu-ribu anggota pasukan yang mempergunakan peralatan besar dan persediaan makanan, bensin serta bahan bakar, mesin termasuk suku cadangnya. Apabila diterjemahkan secara bebas, rumusan logistik dalam arti singkat merupakan salah satu kegiatan yang bersangkutan dengan segi: 1. Perencanaan dan pengembangan, pengadaan, penyimpanan, pemindahan, penyaluran, pemeliharaan, dan penghapusan alat-alat perlengkapan,
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25
2. Pemindahan, pengungsian dan perawatan personil; 3. Pengadaan atau pembuatan, penyelenggaraan pemeliharaan dan penghapusan fasilitas. 4. Pengusahaan atau pemberian pelayanan dan bantuan-bantuan. Hal ini mencakup perencanaan, termasuk pula penentuan kebutuhan serta penggunaannya. Pengertian logistik di atas pada hakikatnya mencakup tiga pengetahuan dasar yaitu tentang: a. Luas ruang lingkup (scope) yang mencakup segi-segi khusus tertentu administrasi militer; b. Kedudukannya yang merupakan the third major branch of the military art (cabang utama ketiga dari seni militer); c. Arti aslinya, pandai dalam mengadakan atau merumuskan perkiraan-perkiraan. Logistik adalah seni, ilmu dan teknik perencanaan dan implementasi dari produksi, penyimpanan, transportasi, distribusi, pemindahan, bahan penolong dan peralatan konstruksi serta fasilitas penunjang lain guna efisiensi stabilitas operasi militer. Definisi logistik menurut Christopher (1998) adalah: “Logistics is the process of strategically managing the procurement, movement and storage of materials, parts and finished inventory (and the related information flows) through the organization and its marketing channels in such a way that current and future profitability are maximized through the cost effective fulfillment of orders” yaitu merupakan suatu proses pengelolaan secara strategis terhadap pengadaan, distribusi, dan penyimpanan persediaan yang diperlukan dalam suatu organisasi
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26
dan pengelolaan pemasaran untuk mencapai keuntungan yang maksimum dengan biaya yang ekonomis dalam pemesanan. Menurut Martin ( l998) menggambarkan logistik sebagai proses yang secara strategik
mengatur
pengadaan
bahan
(procurement),
perpindahan
dan
penyimpanan bahan, komponen dan penyimpanan barang jadi (dan informasi terkait) melalui organisasi dan jaringan pemasarannya dengan cara tertentu sehingga keuntungan dapat dimaksimalkan baik untuk jangka waktu sekarang maupun waktu mendatang melalui pemenuhan pesanan dengan biaya yang efektif. Bowersox (2000) mendefinisikan pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan barang, suku cadang dan barang jadi dari pemasok, diantara fasilitas perusahaan kepada para langganan dengan tujuan untuk menyampaikan barang jadi dan macam-macam material dengan jumlah yang tepat pada saat dibutuhkan dengan mutu yang sesuai dengan standart dengan total biaya yang terendah. 2.2.2 Fungsi Logistik Manajemen logistik adalah unik karena merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang tertua tetapi juga termuda. Aktivitas logistik (lokasi fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, dan pengurusan dan penyimpanan) telah dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi komersial. Sulit untuk dapat membayangkan sesuatu pemasaran atau manufakturing yang tidak membutuhkan sokongan logistik. Fungsi manajemen logistik merupakan suatu proses yang terdiri dari: 1. Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan. Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedoman, pengukuran
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27
penyelenggaraan bidang logistik. Penentuan kebutuhan merupakan perincian (detailering) dari fungsi perencanaan, bilamana perlu semua faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan harus diperhitungkan. 2. Fungsi Penganggaran. Fungsi ini merupakan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku. 3. Fungsi Pengadaan. Fungsi ini merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan dan penentuan kepada instansi-instansi pelaksana. 4. Fungsi Penyimpanan dan Penyaluran. Fungsi ini merupakan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran perlengkapan yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana. 5. Fungsi
Pemeliharaan.
Adalah
usaha
atau
proses
kegiatan
untuk
mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang inventaris. 6. Fungsi Penghapusan. Adalah berupa kegiatan dan usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku. Dengan perkataan lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan (assets) karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28
7. Fungsi Pengendalian. Rings ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelola logistik. Dalam fungsi ini di antaranya terdapat kegiatan pengendalian inventarisasi (inventory control) dan expediting yang merupakan unsur-unsur utamanya. 2.2.3 Peran Logistik di Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu satuan usaha melakukan kegiatan produksi. Kegiatan produksi rumah sakit adalah produksi jasa tersebut, sehingga yang dimaksudkan dengan kegiatan logistik disini hanya menyangkut manajemen persediaan bahan barang serta peralatan yang dibutuhkan dalam rangka produksi jasa tersebut. Pada definisi lama dinyatakan bahwa bagian logistik adalah bagian yang menyediakan barang dan jasa dalam jumlah, mutu dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Dari segi manajemen modern maka tanggung jawab bagian logistik lebih diperluas yaitu: 1. Menjaga kegiatan yang dapat memasok material dan jasa secara tidak terputus (uninterupted); 2. Mengadakan pembelian inventaris secara bersaing (kompetitif); 3. Menjadwal investasi barang pada tingkat serendah mungkin; 4. Mengembangkan sumber pasokan yang dapat dipercaya dan alternatif pasokan lain; 5. Mengembangkan dan menjaga hubungan baik dengan bagian-bagian lain; 6. Memantapkan integrasi yang maksimal dengan bagian-bagian lain;
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29
7. Melatih dan membina pegawai yang kompeten dan termotivasi dengan baik. Menurut bidang pemanfaatannya, barang dan bahan yang harus disediakan di rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi: persediaan farmasi, persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik. Sebagai ilustrasi disampaikan persediaan logistik farmasi. Biaya rutin terbesar di rumah sakit pada umumnya terdapat pada pengadaan persediaan farmasi, yang meliputi: 1. Persediaan obat, mencakup: obat-obatan esensial, non esensial. obat-obatan yang cepat, lama terpakai. 2. Persediaan bahan kimia, mencakup: persediaan untuk kegiatan operasional laboratorium dan produksi farmasi intern, serta kegiatan non medis; 3. Persediaan gas medik, kegiatan pelayanan bagi pasien di kamar bedah, ICU atau ICCU membutuhkan beberapa jenis gas medik. 4. Peralatan kesehatan, berbagai peralatan yang dibutuhkan bagi kegiatan perawatan maupun kedokteran yang dapat dikelompokkan sebagai barang habis pakai serta barang tahan lama atau peralatan elektronik dan non elektronik. Tentu perlu dilakukan inventory control yang bertujuan menciptakan keseimbangan antara persediaan dan permintaan. Karena itu hasil stock opname harus yang seimbang dengan permintaan yang didasarkan atas satu kesatuan waktu tertentu, misalnya satu bulan atau dua bulan atau kurang dari satu tahun. Pengadaan barang yang dalam sehari-hari disebut juga pembelian merupakan titik awal dari pengendalian persediaan. Jika titik awal ini sudah tidak tepat, maka pengendalian akan sulit dikontrol. Pembelian harus menyesuaikan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30
dengan pemakaian, sehingga ada keseimbangan antara pemakaian dan pembelian. Keseimbangan ini tidak hanya antara pembelian dengan pemakaian atau penjualan total, tetapi harus lebih rinci lagi yaitu antara penjualan dan pembelian dari setiap jenis obat. Obat yang laku keras terbeli dalam jumlah relatif banyak dibanding obat yang laku lambat. Dalam pengendalian persediaan terdapat dua jenis keseimbangan,
yaitu
keseimbangan
total
dan
keseimbangan
komposisi.
Keseimbangan total adalah keseimbangan antara seluruh persediaan dan seluruh permintaan, dengan kata lain antara seluruh pemberian dengan seluruh penjualan secara proporsional. Terciptanya keseimbangan total logistik di rumah sakit, maka kebutuhan logistik akan dapat terpenuhi, sehingga pelayanan kepada customer dapat dipenuhi dengan baik, selain itu bisa menjadikan biaya lebih efisien karena akan mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan apabila tidak terjadi keseimbangan pada persediaan. Keseimbangan komposisi, maka menjadikan pengelolaan lebih efektif karena komposisi yang tepat dari persediaan akan sesuai dengan yang dibutuhkan, yaitu tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu dan tepat kualitas. Keseimbangan total maupun keseimbangan komposisi sangat diperlukan agar organisasi dapat menjadi efektif dan efisien serta meningkatkan mutu pelayanan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
Gambar 2.1 Peran Logistik dalam Menunjang Kegiatan di Rumah Sakit (Aditama, 2002) Berdasarkan gambar 2.1 terlihat peran logistik dalam menunjang kegiatan rumah sakit secara menyeluruh diperlukan keseimbangan secara total, baik persediaan, permintaan maupun pembelian dan penjualan. Manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit dapat didefinisikan sebagai
suatu proses
pengolahan secara
strategis
terhadap
pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian serta pemantauan persediaan bahan serta barang (stock, material, supplies, inventory, dan lain-lain) yang diperlukan bagi produksi jasa rumah sakit. Manajemen logistik khususnya di lingkungan rumah sakit perlu dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam arti bahwa segala macam barang, bahan ataupun peralatan harus dapat disediakan tepat pada waktu dibutuhkan dalam jumlah yang cukup tidak kurang atau lebih dan yang paling penting adalah ketersediannya dengan mutu yang memadai.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
2.3
Manajemen Obat di Rumah Sakit Manajemen obat merupakan salah satu subsistem yang ada diantara
subsistem yang lain yang mengelola secara strategis terhadap pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, serta pemantauan persediaan obat atau barang farmasi yang diperlukan bagi produk pelayanan rumah sakit. Pembelanjaan untuk obat-obatan menghabiskan hampir 40% dari total anggaran operasional rumah sakit (Quick, 1997). Menurut Quick (1997), manajemen terhadap obat pada Sarana pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit perlu dilakukan karena : 1. Mempunyai peran penting dalam proses pengobatan; 2. Menyelamatkan jiwa dan meningkatkan derajat kesehatan; 3. Meningkatkan kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan; 4. Meningkatkan partisipasi dalam pelayanan kesehatan; 5. Menserasikan kepentingan pihak manajemen rumah sakit, dokter, pasien dan pihak supplier. Sistem pengelolaan obat mempunyai empat fungsi dasar yaitu untuk peningkatkan secara rasional dan effisien (MSH, 1989) yaitu: 1. Seleksi atau perencanaan kebutuhan obat; 2. Pengadaan obat yang ekonomis; 3. Distribusi obat yang efisien; 4. Penggunaan obat yang rasional;
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
Hubungan antara fungsi, sistem pendukung dan dasar pengelolaan obat digambarkan sebagai berikut: Selection
Managing Support Organization, financing, SIM, HRM
Use
Procurement
distribution Policy and legal framework Gambar 2.2 Modifikasi Siklus Pengelolaan Obat (Quick, 1997)
Pada gambar 2.2 terlihat bahwa prinsip utama dari empat fungsi dasar dari pengelolaan dan penggunaan obat adalah keterkaitan dan keterpaduan semua kegiatan. Sebagai suatu sistem, maka keempat fungsi tersebut dapat dilihat sebagai rangkaian proses dari input – proses – output. Menurut (Quick, 1997), Manajemen obat dapat terlaksana dengan baik jika kegiatan yang dilaksanakan didukung oleh sistem penunjang pengelolaan yang terdiri dari : 1. Organisasi (organization) 2. Pembiayaan dan kesinambungan (financing and sustainability) 3. Pengelolaam informasi (information management) 4. Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia (Human Resources Management) Pelaksanaan keempat elemen sistem pendukung pengelolaan tersebut didasarkan pada kebutuhan (policy) dan atau peraturan perundangan (legal
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
framework) yang mantap serta didukung oleh kepedulian masyarakat dan petugas kesehatan terhadap program dalam bidang obat dan pengobatan. Agar sistem pengelolaan obat berjalan efektif, maka sistem tersebut harus didukung oleh adanya akses informasi obat yang baik yang meliputi pedoman pengobatan, informasi obat, pemasok obat yang handal dengan pembiayaan obat yang berkesinambungan, adanya data penggunaan obat yang sahih, dan pengaturan yang kooperatif sehingga terjadi efisiensi di segala fungsi pengelolaan obat. Apabila sistem pendukung ini tidak ada atau diabaikan, maka kemungkinan akan terjadi penurunan mutu pelayanan obat dan peningkatan biaya. Prinsip pengelolaan obat yang efektif adalah: 1. Seleksi obat berdasarkan Pedoman Pengobatan yang evidence based. 2. Pengadaan obat yang ekonomis dalam arti mendapatkan obat yang bermutu tinggi tetapi dengan biaya serendah mungkin. 3. Distribusi obat yang efisien dalam arti supply obat sesuai kebutuhan unit pelayanan kesehatan dengan waktu tunggu sependek mungkin. 4. Penggunaan obat yang rasional dalam arti dilaksanakannya proses pengobatan sesuai pedoman pengobatan yang telah disepakati. Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan di suatu unit pelayanan kesehatan. Tujuan perencanaan adalah untuk memperkirakan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan, meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan meningkatkan efisiensi penggunaan obat (Depkes, 2004).
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
Perencanaan atau seleksi obat meliputi kegiatan penetapan masalah kesehatan, pemilihan jenis obat, penetapan intervensi pengobatan yang dipilih, serta penetapan jenis obat yang harus tersedia pada masing-masing unit pelayanan. Untuk dapat melaksanakan perencanaan obat dengan baik diperlukan suatu sistem informasi obat yang baik, yang menyangkut informasi rencana pengadaan obat, pemakaian obat, rencana obat yang akan diterima, sisa stok obat, data morbiditas, pedoman pengobatan dan kecenderungan kenaikan kunjungan serta program pelayanan kesehatan yang akan ditangani di masa mendatang.
2.4
Manajemen Persediaan Pengertian mengenai persediaan merupakan suatu aktivitas yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha
tertentu,
atau
persediaan
barang-barang
yang
masih
dalam
pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan adalah : a. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses ke tingkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses pemindahan. b. Alasan organisasi untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat jadwal operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya. (Rangkuti, 2004).
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat dan waktu yang tepat. Menurut (Quick, 1997), tujuan pengendalian persediaan pada fasilitas pelayanan kesehatan adalah: a. Mencatat penerimaan dan pengeluaran stok b. Mempertahankan jumlah stok yang mencukupi sesuai lead time yang ada c. Mempertahankan keseimbangan stok pada tingkat biaya terendah dan dalam batas dana yang tersedia d. Memberikan persediaan yang tepat, aman dan nyaman e. Mencegah terjadinya kadaluarsa stok yang ada Beberapa macam sistem pengendalian persediaan adalah sebagai berikut : Minimum Maximum Stock Level (MMSL), Economic Order Quantity (EOQ), Just In Time (JIT), Master Production Schedule (MRP) dan Consumption Based Reordering Formula. 2.4.1 Penetuan Persediaan Terdapat beberapa cara untuk menentukan besarnya persediaan agar jumlah persediaan berada pada kondisi tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar (Gitosudarmo, 2002) a. Moving Monthly Average Rata-rata kebutuhan per bulan dalam satu tahun atau total kebutuhan selama setahun kemudian dibagi l2 Rata-rata kebutuhan perbulan diperhitungkan dari beberapa bulan sebelumnya dan beberapa bulan setelahnya dengan jumlah yang sama, serta bulan yang
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37
bersangkutan. Besar persediaan adalah kelipatan yang diinginkan perusahaan dari besarnya rata-rata kebutuhan setiap bulannya. b. Penentuan Batas minimum (minimun stock) dan maksimum (maximum stock) persediaan yang lalu. Data persediaan waktu yang lalu untuk mencari besarnya persediaan yang terendah sebagai batas minimum dan besarnya persediaan berada pada interval keduanya. c. Tingkat Perputaran persediaan (inventory turn over) Tingkat perputaran persediaan barang jadi = (penjualan per tahun) dibagi dengan sediaan rata-rata persediaan rata-rata = (persediaan awal + akhir) 2 d. Safety Stock Persediaan pengamanan atau sering disebut sebagai buffer stock adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan (Yamit, 2003). Bila jumlah persediaan mencapai safety stock dan jumlah permintaan tidak melebihi dari tenggang waktu (lead time) serta jika supplier mengirim barang dalam jangka waktu rata-rata tenggang waktu tersebut, maka terjadinya stockout dapat dihindari (Quick, 1997). Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi hal tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan (stockout). Jumlah safety stock ditentukan yang optimum, tidak besar dan juga tidak terlalu kecil, yaitu persediaan yang menimbulkan persediaan minimum (Yamit, 2003)
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38
Ada beberapa cara untuk memperkirakan jumlah safety stock yang didasarkan pada pertimbangan dua faktor yaitu a. jumlah rata-rata pemakaian riil dan b. rerata tenggang waktu setiap item barang berdasarkan kemampuan dari masing-masing supplier (Tanto, 2001). 2.4.2 Analisis Persediaan ABC Vilfredo Pareto (1897) membagi barang-barang yang disimpan oleh sistem persediaan suatu perusahaan menjadi 3 kategori, yaitu A, B, dan C, sehingga pernyataannya dikenal sebagai analisis persediaan ABC. Kriteria dalam kategori tersebut merefleksikan kesulitan dalam pengontrolan masing-masing item tersebut dalam pembiayaan dan profitabilitas perusahaan. Analisis ABC biasanya dibuat berdasarkan besar kecilnya nilai uang barang terhadap investasi total tahunan barang yang disimpan. Barang yang nilai uangnya kecil dibanding nilai total persediaan meskipun jumlah unitnya besar tidak akan memerlukan pengawasan yang sangat ketat, karena hal tersebut akan memerlukan biaya pengawasan yang lebih besar dibandingkan nilai persediannya. Demikian Juga untuk kondisi sebaliknya, sehingga pihak manajemen dapat mengalokasikan sumber daya pengawasannya secara lebih efektif. Pareto mengklasifikasikan barang-barang dalam analisis persediaan ABC dengan kriteria-kriteria sebagai berikut (Nasution, 1996): Kelas A : Barang-barang dengan jumlah unit l5% - 20% tetapi nilai investasinya 70% - 80% dari total investasi tahunan persediaan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39
Kelas B : Barang-barang dengan jumlah unit 15% - 25% dengan nilai investasi 30% dari total investasi tahunan persediaan. Kelas C : Barang-barang dengan jumlah unit 5% - 15% dengan nilai investasi 50% - 55% dari total investasi tahunan persediaan. Berdasarkan kategori di atas, dapat dibuat diagram sebagai berikut : Nilai Investasi
Unit Gambar 2.3 Analisis ABC dalam persediaan
Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa untuk mengatur barang sediaan secara efektif, kita perlu mengaplikasikan pengendalian secara ketat kelompok A karena mempengaruhi kinerja keseluruhan. Jadi dengan Analisis ABC memungkinkan teridentifikasinya barang-barang yang berpengaruh pada kinerja persediaan sehingga manajemen secara efektif dapat berkonsentrasi pada barang yang jenisnya sedikit tersebut tanpa mengabaikan kelompok yang lain.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
40
2.4.3 Maximum Minimum Stock Level (MMSL) Maximum Minimum Stock Level Formula merupakan salah satu metode pengendalian persediaan yang cukup sederhana. Hal ini disebabkan karena prinsip dari formula ini adalah setiap item ditentukan level stock maximum dan minimum agar memenuhi jumlah yang diperlukan oleh konsumen Rumah Sakit dan tidak berlebihan. Jadi kalau persediaan sudah mencapai jumlah minimum maka segera dilakukan pembelian barang sampai jumlah barang mencapai persediaan maksimum maka pembelian dihentikan. Kalau barang dalam persediaan dipakai terus maka akan sampai pada persediaan minimum lagi, dilakukan pembelian lagi demikian seterusnya (Ballou,1992). Sebenarnva metode ini merupakan cara alami manajemen persediaan yang memiliki hakekat sederhana seperti yang telah dijelaskan diatas. Stock minimum adalah rerata pemakaian dikalikan dengan lead time ditambahkan dengan stock pengaman, periode waktu biasanya dinyatakan dalam bulan atau hari. Sedangkan stock maximum dapat ditentukan dari jumlah stock minimum ditambahkan dengan waktu pengadaan dikalikan dengan rata-rata pemakaian. Sehingga dapat diturunkan menjadi rumus sebagai berikut. Stock maximum = S min + (PP x CA) Stock minimum = (LT x CA) + SS
Tesis
PP
= Periode pengadaan
CA
= Rerata pemakaian
LT
= Lead Time
SS
= Safety Stock
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41
Ketika jumlah persediaan telah mencapai jumlah minimal, maka jumlah Pesanan (Qo) adalah penjumlahan persediaan maksimal dengan jumlah pemesanan kembali (back-ordered) dikurangi dengan jumlah persediaan yang ada (SI) dengan jumlah persediaan yang sedang dipesan (So). Adapun parameter yang harus diperhatikan dalam formula ini, antara lain: 1. Rata-rata pemakaian setiap bulan atau periode waktu tertentu, dilakukan penyesuaian untuk Stockout (CA) 2. Suplier lead time (LT), dalam hal ini perlu dipertimbangkan beberapa suplier yang memiliki lead time yang berbeda-beda. Hal ini tergantung dari jarak pengiriman barang, kemampuan tansportasi dan kebijakan suplier. 3. Periode Pengadaan (PP) Kebutuhan Safety stock dan jangka waktu pemesanan saat terakhir, maka formula ini akan berlaku sama seperti formula reorder lainnya. Kuncinya adalah
selalu
memantau
kembali
batas
atau
level
minimum
dan
maksimum.(Milawati, 2006). 2.4.4 Economic Order Quantity (EOQ) Yaitu metode pengadaan yang menentukan jumlah pemesanan berdasarkan biaya pemesanan (ordering cost) dan penyimpanan yang minimal (holding cost) untuk memperoleh biaya minim setiap kali pemesanan (EOQ), dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut : Q = ( 2 CR )1/2 H
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
42
Dimana : Q : Economic Order Quantity C : Biaya pemesanan setiap kali pesan R : Jumlah kebutuhan dalam unit H : Biaya simpan per unit per tahun Economic Order Quantity merupakan salah satu metode pengendalian persediaan yang sudah tua, dikenalkan oleh FW.Haris pada tahun 1914 dan paling banyak digunakan sampai saat ini karena penggunaan yang mudah meskipun dalam penerapannya harus memperhatikan asumsi-asumsi yang dipakai. Asumsi tersebut adalah sebagai berikut (Yamit, 2003) : 1. Kebutuhan obat dapat ditentukan, relatif tetap dan kontinu 2. Tenggang waktu pemesanan (Lead Time) dapat ditentukan dan relatif tetap 3. Tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan, artinya setelah kebutuhan dan tenggang waktu dapat ditentukan secara pasti sehingga kekurangan persediaan dapat dihindari 4. Struktur biaya tidak berubah, biaya pemesanan sama tanpa memperhatikan jumlah yang dipesan dan harga beli atau biaya pembelian per unit adalah konstan (tidak ada potongan) 5. Biaya penyimpanan per tahun adalah konstan. Meskipun terdapat berbagai macam model asumsi yang harus dipenuhi, bagaimanapun juga EOQ adalah model manajemen persediaan yang dapat meminimalkan total biaya pada model ini setiap item persediaan akan dipantau setiap saat, apabila jumlah persediaan berada pada reorder point level, yaitu suatu
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
43
tingkat persediaan disaat sudah harus diadakan pembelian baru, maka perlu dilakukan pembelian sebesar jumlah standar yang telah ditentukan. Menurut (Gitosudarmo, 2002) dengan ditemukannya EOQ sebenarnya masih ada kemungkinan adanya kekurangan persediaan (Stockout). Hal ini dimungkinkan karena : a. Penggunaan lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini akan berakibat persediaan akan habis di produksi sebelum pesanan yang berikutnya datang, sehingga terjadilah kekurangan persediaan b. Pesanan bahan tidak datang tepat waktu 2.4.5 Material Requirement Planning (MRP) Metode pengendalian tradisional akan tidak efektif bila digunakan permintaan yang bersifat tidak bebas (independen). Yang dimaksud permintaan tidak bebas adalah permintaan yang bergantung pada kebutuhan suatu komponen material dengan komponen material lainnya. MRP adalah suatu perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan proses. Dengan kata lain MRP merupakan suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke bahan mentah atau komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang, sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
44
Pengaturan material mencakup hal yang berhubungan dengan sistem persediaan sekaligus sistem informasinya, agar dicapai sistem pengadaan material tepat waktu, tepat jumlah, tepat bahan dan tepat harga. Ide dasar dari konsep Material Requirement Planning (MRP) sudah berkembang lama dan telah banyak digunakan dalam penyelesaian proyek industri mulai dari pembangunan rumah sederhana hinga gedung pencakar langit. Bahan yang tepat, pada saat yang tepat sekaligus filosofi yang digunakan dalam berbagai macam proyek tersebut (Yamit, 2003). Model Material Requirement Planning (MRP) lebih tepat pada suatu perusahaan yang memproduksi suatu barang, sehingga semua komponen yang diperlukan untuk kelancaran produksi dapat tersedia sesuai yang dibutuhkan. Model ini juga bisa digunakan pada pelayanan sebuah rumah sakit dengan sistem pencatatan yang akurat dan tepat waktu. Tabel untuk melaksanakan model MRP disebut MPS atau Master Production Schedule.
2.5 Sistem Distribusi Obat Rawat Inap 2.5.1 Sistem Distribusi Obat untuk Penderita Rawat Inap Definisi: Sistem distribusi obat di rumah sakit adalah tatanan jaringan sarana, personel, prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu dan berorientasi penderita dalam kegiatan penyampaian sediaan obat beserta informasinya kepada penderita (Siregar, 2004).
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
Sasaran sistem distribusi obat mencakup penghantaran sediaan obat yang telah di-dispensing Bagian farmasi Rumah Sakit (IFRS) ke daerah tempat perawatan penderita dengan keamanan dan ketepatan obat, ketepatan penderita, ketepatan jadwal, tanggal, waktu dan metode pemberian, dan ketepatan personel pemberi obat kepada penderita serta keutuhan mutu obat (Siregar, 2004). 2.5.2 Jenis Sistem Distribusi Obat Rawat Inap A. Sistem Distribusi Obat Resep Individual Sentralisasi (Individual Prescription Order System) Definisi: Sistcm distribusi obat resep individual sentralisasi adalah tatanan Kegiatan penghantaran sediaan obat oleh IFRS sentral sesuai dengan yang ditulis pada resep atas nama Penderita Rawat Inap (PRI) tertentu melalui perawat ke ruang penderita tersebut. Resep individual adalah resep yang ditulis dokter untuk tiap penderita, sedangkan sentralisasi ialah semua resep tersebut yang disiapkan dan didistribusikan dari IFRS sentral. Sistem ini biasa digunakan oleh Rumah Sakit kecil dan atau Rumah Sakit Pribadi karena memudahkan cara untuk menarik pembayaran atas penggunaan obat yang digunakan pasien, dan memberikan pelayanan kepada pasien secara perorangan. Yang selalu terjadi pada sistem ini ialah kemungkinan ada penundaan untuk mendapatkan obat yang dibutuhkan. Tetapi ada keuntungan yang pasti dari sistem tersebut : a. Semua pesanan obat langsung diperiksa oleh Farmasis. b. Memungkinkan interaksi antara Farmasis, dokter, perawat, dan pasien. c. Memungkinkan pengawasan obat-obatan dengan lebih teliti.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
46
d. Memberikan cara yang cocok untuk melaksanakan pembayaran sediaan farmasi yang digunakan pasien Keterbatasan : a. Kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai pada penderita. b. Jumlah kebutuhan personil meningkat IFRS meningkat c. Jumlah perawat dan waktu pelayanan perawat menjadi lebih banyak Dokter
Interpretasi
Dikendalikan
Resep
Disiapkan
Pengendalian oleh
Perawat
Pasien
Ruang
Penyiapan Konsumsi ARS = Bagian farmasi RS
Gambar 2.4 Sistem Distribusi Obat Individual Prescription Order (Siregar, 2004)
B. Sistem Distribusi Obat Persediaan Lengkap di Ruangan (Ward Floor Stock System) Definisi: Sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruangan adalah tatanan kegiatan penghantaran sediaan obat sesuai dengan yang ditulis dokter pada order obat, yang disiapkan dari persediaan di ruangan oleh perawat dan dengan mengambil dosis per unit obat dari wadah persediaan yang langsung diberikan kepada penderita di ruang itu.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
47
Dokter
Interpretasi perawat
Pasien
Resep
Pengendalian oleh perawat
Persediaan di ruangan
Persediaan IFRS
Penyiapan perawat
Kereta obat
Dikendalikan Bagian
Gambar 2.5 Sistem Distribusi Obat Ward Floor Stock (Siregar, 2004) Persediaan sediaan farmasi di ruang perawatan disuplai oleh IFRS. Biasanya, dalam periode satu minggu (lead time) staf IFRS memeriksa persediaan obat di ruangan lalu menambah obat yang persediaannya sudah sampai batas minimal. Meskipun suplai obat secara floor stock harus dijaga sesedikit mungkin, suatu sistem floor stock yang lengkap masih dipakai oleh banyak rumah sakit pemerintah dan rumah sakit lainnya dimana pembayaran obat tidak diminta pada pasien, atau rumah sakit yang memakai sistem pembayaran terpadu terhadap
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
48
pasien. Di bawah sistem ini, farmasi melakukan suplai hampir semua obat, kecuali yang jarang dipakai atau yang sangat mahal sekali, semua itu disediakan pada setiap pos perawatan atau lingkungan perawatan pasien yang lainnya. Penyediaan obat secara floor stock dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu penyediaan obat pada pasien harus dibayar kontan atau yang tidak. Keuntungan dalam sistem ini adalah : 1. Ada persediaan obat yang siap pakai untuk para pasien. 2. Menghindari kemungkinan pengembalian obat-obatan (retur) yang tidak terpakai oleh pasien kepada Farmasi. 3. Pengurangan jumlah transkrip pesanan obat bagi Farmasi. 4. Pengurangan jumlah personil Farmasi yang dibutuhkan. Sedangkan kerugian dari sistem seperti itu ialah : 1. Kesalahan pemberian obat akan bertambah karena Farmasis tidak memeriksa ulang pesanan obat. 2. Meningkatnya persediaan obat disetiap pos perawatan atau tempat perawatan lain. 3. Memperbesar kemungkinan pencurian obat. 4. Meningkatnya bahaya yang berhubungan dengan kerusakan obat. 5. Kemungkinan diperlukan modal tambahan untuk menyediakan fasilitas tempat penyimpanan yang memadai atas obat-obat yang ada di setiap tempat perawatan pasien. 6. Dibutuhkan tambahan waktu kerja bagi perawat untuk menangani obatobatan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
49
Dimasa lampau sebagian Rumah Sakit yang menerapkan sistem floor stock lengkap, melaksanakan dengan tanpa atau sedikit adanya partisipasi Farmasis dalam menangani obat setelah obat tersebut dikirim ke tempat perawatan pasien atau ke pos perawatan. Tetapi akhir-akhir ini telah diperkenalkan adanya Farmasi cabang di beberapa Rumah Sakit yang menerapkan sistem floor stock lengkap dibawah pengawasan langsung dari seorang Farmasis. Jika ini dilakukan, maka kerugiankerugian yang timbul karena adanya sistem tersebut dapat dihilangkan. Juga di masa lampau kontainer obat-obat floor stock merupakan unit dosis multiple yang diberi label terlebih dahulu. Saat ini banyak Rumah Sakit menggunakan pengemasan unit untuk obat floor stock sehingga dengan demikian lebih menjamin adanya pengemasan, pengawasan dan keutuhan obat yang lebih banyak. C. Sistem Distribusi Obat Kombinasi Resep Individual dan Persediaan di Ruangan (Combination of the Above Mentioned System) Definisi: Kombinasi sistem distribusi resep individual sentralisasi, dan distribusi persediaan di ruangan yang terbatas. Yang termasuk dalam kategori ini ialah Rumah Sakit yang menggunakan sistem penulisan resep atau pesanan obat secara individu sebagai sarana utama untuk penjualan obat (Individual Prescription Order System), tetapi juga memanfaatkan floor stock secara terbatas (Ward Floor Stock). Sistem gabungan ini paling sering digunakan di Rumah Sakit yang membebankan biaya obat kepada pasien secara individu dan diperbaharui dengan menggunakan juga sistem dosis unit. Keputusan untuk memasukkan obat mana saja dalam daftar floor stock dilakukan oleh Komite Farmasi dan Terapi
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
50
dengan adanya input dari bagian farmasi dan bagian keperawatan. Cara ini banyak digunakan di rumah sakit karena paling fleksibel dalam penggunaannya dan sesuai dengan kondisi kebutuhan yang ada.
Gambar 2.6 Sistem Distribusi Obat Combination of the Above Mentioned System (Siregar, 2004)
Pada Gambar 2.7 menunjukkan lembaran daftar permintaan beberapa obat floor stock. Lembaran ini digunakan oleh petugas rawat inap. Dalam hal ini petugas ruang rawat inap adalah dokter kepala penanggung jawab ruangan tersebut. Untuk memesan beberapa obat secara floor stock dari Unit Farmasi. dokter tersebut harus menuliskan permintaan persediaan obat pada daftar permintaan dengan mencantumkan nama item obat dan jumlah yang diperlukan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
51
PHYSICIAN ORDER Name : Room : Date : Signature : NO
DRUG ITEMS
QUANTITY
Gambar 2.7 Contoh Daftar Permintaan Obat Floor Stock
D. Distribusi Obat Dosis Unit (Unit Dosis System) Definisi : Sistem pendistribusian obat yang dikemas dalam unit tunggal; didispensing dalam bentuk siap konsumsi untuk kebanyakan obat tidak lebih dari 24 jam persediaan dosis, dihantarkan ke atau tersedia pada ruang perawatan penderita pada setiap waktu. Istilah “dosis unit” sebagaimana digunakan rumah sakit, berhubungan dengan jenis kemasan dan juga sistem untuk mendistribusikan kemasan itu. Obat dosis unit adalah obat yang diorder oleh dokter untuk penderita, terdiri atas satu atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan dosis unit tunggal
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
52
dalam jumlah persediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu. Penderita membayar hanya obat yang dikonsumsi saja (Sabarguna, 2005). Sistem Distribusi Unit Dose Dispensing Beberapa macam metode Unit Dose Dispensing : 1. Sistem distribusi obat dosis unit dapat diselenggarakan secara sentralisasi. Sentralisasi dilakukan oleh IFRS sentral ke semua daerah perawatan penderita rawat tinggal di rumah sakit secara keseluruhan. Artinya, di rumah sakit itu mungkin hanya satu IFRS tanpa adanya cabang IFRS di beberapa daerah perawatan penderita.
Gambar 2.8 Sistem Distribusi Obat Dosis Unit Sentralisasi (Siregar, 2004) 2. Sistem distribusi obat dosis unit desentralisasi dilakukan oleh beberapa cabang IFRS di sebuah rumah sakit. Pada dasarnya sistem distribusi obat desentralisasi ini sama dengan sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruangan, hanya saja sistem distribusi obat desentralisasi ini dikelola seluruhnya oleh bagian farmasi yang sama dengan pengelolaan dan pengendalian oleh IFRS sentral.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
53
Gambar 2.9 Sistem Distribusi Obat Dosis Unit Desentralisasi (Siregar, 2004)
3. Dalam sistem distribusi obat dosis unit kombinasi sentralisasi dan desentralisasi, biasanya hanya untuk dosis awal (dosis keadaan darurat) Keuntungan Sistem Distribusi UDD : 1.
Penderita menerima pelayanan IFRS 24 jam sehari dan penderita membayar hanya obat yang dikonsumsinya saja.
2.
Semua dosis yang diperlukan pada unit perawat telah disiapkan oleh IFRS. Jadi perawat mempunyai waktu lebih banyak untuk perawatan langsung penderita.
3.
Adanya sistem pemeriksaan ganda dengan menginterpretasi resep dokter dan membuat Profil Pengobatan Penderita (P-3) oleh bagian farmasier, dan perawat memeriksa obat yang disiapkan IFRS sebelum dikonsumsikan. Jadi, sistem ini mengurangi kesalahan obat.
4.
Peniadaan duplikasi order obat yang berlebih dan dan pengurangan pekerjaan menulis di unit perawat dan IFRS.
5.
Tesis
Pengurangan kerugian biaya obat yang tidak terbayar oleh penderita.
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
54
6.
Penyiapan sediaan intravena dan rekonstitusi obat oleh IFRS.
7.
Meningkatkan penggunaan personel profesional dan nonprofesional yang lebih efisien.
8.
Mengurangi kehilangan pendapatan.
9.
Menghemat ruangan di unit perawat dengan meniadakan persediaan obat yang berlebihan.
10. Meniadakan pencurian dan pemborosan obat. 11. Memperluas cakupan dan pengendalian IFRS di rumah sakit secara keseluruhan sejak dari dokter menulis resep sampai penderita menerima dosis unit. 12. Kemasan dosis unit diberi etiket secara personal dengan nama obat, kekuatan, nomor kendali dan kemasan tetap utuh sampai obat siap dikunsomsikan pada penderita. Hal ini mengurangi kesempatan salah obat, juga membantu dalam penelusuran kembali kemasan apabila terjadi penarikan obat. 13. Sistem komunikasi pengorderan dan penghantaran obat menjadi semakin baik. 14. Bagian farmasier dapat datang ke unit perawatan, untuk melakukan konsultasi obat, membantu memberikan masukan kepada tim, sebagai upaya yang diperlukan untuk perawatan penderita yang lebih baik. 15. Pengurangan biaya total kegiatan yang berkaitan dengan obat. 16. Peningkatan
pengendalian
obat
dan
pemantauan
penggunaan
obat
menyeluruh. 17. Pengendalian yang lebih besar oleh bagian farmasier atas pola beban kerja
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
55
IFRS dan penjadwalan staf. 18. Penyesuaian yang lebih besar untuk prosedur komputerisasi dan otomatisasi. Keterbatasan Sistem Distribusi UDD : 1. Semua bagian farmasier praktek klinik harus cakap sebagai penyelia untuk bekerja secara efektif dengan asisten bagian farmasier dan teknisi lainnya 2. Bagian farmasier biasa-nya bertanggungjawab untuk pelayanan distribusi dan pelayanan klinik. Waktu yang mereka gunakan dalam kegiatan yang bukan distribusi obat tergantung pada ketersediaan asisten bagian farmasier bermutu dan kemampuan teknisi tersebut untuk secara efektif mengorganisasikan waktu, guna memenuhi tanggung jawab mereka. 3. Pengendalian inventarisasi obat dalam IFRS keseluruhan lebih rumit karena lokasi IFRS cabang yang banyak untuk obat yang sama, terutama obat yang jarang ditulis. 4. Komunikasi langsung dalam IFRS keseluruhan lebih sulit karena anggota staf berpraktik dalam lokasi fisik yang banyak. 5. Lebih banyak alat diperlukan, misalnya acuan (pustaka) informasi obat, “laminar air flow”, lemari pendingin, rak obat, dan alat untuk meracik. Jumlah dan keakutan penderita menyebabkan beban kerja distribusi obat dapat melebihi kapasitas ruangan dan personel dalam unit IFRS desentralisasi yang kecil. Prosedur 1. Pemesanan obat dari dokter; a. Menulis pesanan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
56
1) Medikasi harus diberikan (dengan perkecualian tertentu) harus tertulis oleh dokter yang kompeten atau penulis resep yang bertanggungjawab. 2) Pemesanan melalui telepon atau verbal harus segera ditulis dan ditandatangani oleh pemesan dan bagian farmasier dalam 48 (sebaiknya 24) jam. Hanya bagian farmasier atau suster yang terdaftar yang boleh menerima pemesanan ini. 3) Pemesan harus mencantumkan tanggal & waktu resep dibuat. 4) Resep ditulis dengan tinta dan mencantumkan. 5) Singkatan-singkatan yang digunakan merupakan kesepakatan bersama oleh tenaga medis, perawat, farmasi dan staf pencatat medis. 6) Setiap pertanyaan tentang pemesanan obat, termasuk tulisan tak terbaca, harus disampaikan ke pemesan oleh bagian farmasier. Bagian farmasier diharapkan memberi masukan yang cocok mengenai catatan medis ke terapi obat pasien. Salinan (kopi) resep dapat disimpan di profil farmasi. 7) Dalam sistem data komputerisasi, setiap pemesan memiliki tanda pengenal khusus; nomer ini harus tertera pada setiap pemesanan medikasi. Orang yang tidak berkepentingan tidak dapat mengakses sistem ini (HISFARSI, 2006). b. Lembar pemesanan medikasi. Bagian farmasier harus menerima pesanan asli dari dokter atau salinan langsung (kecuali keadaan darurat). Hal ini memungkinkan bagian farmasier
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
57
memecahkan masalah sebelum obat diberikan dan dicatat. Hal ini juga menghilangkan kesalahan yang mungkin timbul ketika resep ditulis kembali untuk digunakan lagi oleh farmasi. Beberapa metode farmasi menerima resep asli dokter atau salinan langsung adalah: 1) Formulir pemesanan salin-sendiri. 2) Menggunakan kertas karbon. Format dasarnya yaitu: a) Pemesanan medikasi termasuk dalam pemesanan treatment (perawatan). Hal ini memudahkan dokter untuk terus menulis pesanannya, seperti yang biasa ia lakukan dulu, membiarkan staf rumah sakit melakukan sisa pekerjaannya. b) Pemesanan medikasi terpisah dari pesanan treatment lainnya pada formulir untuk memudahkan bagian farmasier melihat kembali lembar pesanan. 3) Elektromekanikal. Mesin fotokopi dapat digunakan. 4) Komputerisasi. Dokter menginput pesanan kemudian dicetak. Sistem hanya dapat diakses oleh bagian farmasier dan pesanan (HISFARSI, 2002). 2. Pesanan Obat oleh Dokter: a. Batas waktu dan perubahan. Pesanan medikasi secara otomatis ditelaah kembali ketika pasien dikirim ke ruang delivery, ruang operasi, atau servis lainnya. Untuk melindungi pasien dari ketidakpastian, pesanan obat tanpa batasan perlu disediakan. Metodenya terdiri dari : 1) Pemantauan rutin terapi obat pasien oleh bagian farmasier
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
58
2) Spesifikasi kelas obat, kebijakan otomatis penghentian penyediaan obat bila pesanan tersebut tidak menjelaskan dosis atau durasi terapi obat. 3) Pembatalan otomatis semua pesanan obat setelah masa pengobatan selesai (oleh farmasi dan komite therapeutics) kecuali diperbarui oleh pemesan obat. Apapun metodenya, hal itu haruslah melindungi pasien, dan juga dihentikan sebelum hal tersebut dilakukan (Depkes, 2004). b. Tanda Terima pesanan dan profil obat 1) Bagian farmasier harus meninjau kembali dan menginterpretasikan setiap pesanan medikasi, dan memecahkan masalah atau ketidakpastian pesanan itu, sebelum obat masuk pada sistem penyediaan. Artinya, dia harus puas bahwa setiap pesanan medikasi yang kurang jelas dapatlah diterima. Hal ini muncul dari pembelajaran catatan medis pasien, penelitian literatur profesional, dan diskusi antara pemesan atau tenaga medis lainnya dengan perawat atau staf farmasi. 2) Kemungkinan pesanan obat dapat ditolak (misalnya dosis yang sangat tinggi atau melebihi besarnya paket yang ada). 3) Disarankan bagian farmasier untuk mendokumentasikan setiap tindakan (misalnya memberitahukan secara lisan kepada dokter bahwa tersedia obat yang tidak terlalu beresiko yang sebaiknya digunakan) yang berhubungan dengan pesanan yang kurang jelas pada profil medikasi pasien farmasi atau dokumen farmasi lainnya (dan bukan di catatan medis).
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
59
4) Ketika pesanan sudah disetujui, pesanan itu ditulis pada profil medikasi pasien. 5) Profil medikasi harus disimpan di farmasi untuk inpatient dan outpatients yang secara rutin menerima perawatan di institusi tersebut. Catatan yang sama harus tersedia di patient care unit. Profil yang selalu diperbarui ini, dapat ditulis manual maupun dengan komputer.
Tujuannya
yaitu:
memungkinkan
bagian
farmasier
mengenal rutinitas pengobatan pasien serta mendeteksi interaksi penting, perubahan dosis mendadak, penggandaan obat dan terapi berlebihan dan juga kontra indikasi dikarenakan pasien alergi atau hal lain. 6) Profil ini diperlukan dalam Unit Dose System untuk menjadwal, mempersiapkan, mendistribusikan, dan mencatat dosis medikasi individu. 7) Informasi profil harus ditinjau ulang oleh bagian farmasier sebelum menyediakan obat pasien 8) Profil informasi pasien harus memenuhi. 3. Catatan Pemesanan Obat Dokter. a. Catatan medikasi dan prosesnya yang tepat harus disimpan di farmasi. Catatan tersebut harus disimpan dengan pesetujuan sesuai dengan hukum negara dan peraturan yang berlaku. b. Tanda tangan atau inisial orang yang mencatat resep ke profil medikasi harus tercantum. Untuk semua dosis yang disediakan, harus diketahui
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
60
orang yang menyiapkan dosisnya, waktu penyiapan, sumber obat, dan orang yang mengeceknya. c. Informasi lain, seperti waktu penerimaan pesanan dan manajemen data, jumlah pesanan per pasien per hari, dan sebagainya, dapat disimpan sesuka hati. Profil medikasi juga berguna untuk penelitian lanjutan penggunaan obat
2.6 Metode Perencanaan Kebutuhan Obat Untuk dapat melaksanakanperencanaan obat dengan baik diperlukan sistem informsi obat yang baik, yang menyangkut informasi tentang rencana pengedaan obat, pembelian obat, penyimpanan obat (termasuk kelebihan atau kekurangan stok obat di gudang), penggunaan obat, data morbiditas dan kecenderungannya untuk masa yang akan datang (Depkes RI, 1990). Perencanaan kebutuhan obat dapat dilakukan obat dapat dilakukan dengan metode konsumsi, metode morbiditas, metode konsumsi yang disesuaikan dan proyeksi tingkat pelayanan kesehatan (Quick, 1997). 1. Metode konsumsi Perencanaan obat dengan metode konsumsi berdasarkan pada data rill konsumsi obat pada periode yang lalu disesuaikan dengan adanya stockout persediaan dan proyeksi perubahan dalam penggunaan obat. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode konsumsi adalah:
Tesis
1.
Mempersiapkan daftar obat yang akan dihitung
2.
Menentukan periode waktu yang akan dievaluasi konsumsinya.
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
61
3.
Memasukkan data konsumsi untuk masing-masing obat.
4.
Menghitung rata-rata konsumsibulanan untuk masing-masing obat.
5.
Menghitung kuantitas dari masing-masing obat yang dibutuhkan pada periode pengadaan berikutnya.
6.
Penyesuaian perubahan pola konsumsi yang diharapkan
7.
Penyesuaian untuk kehilangan.
8.
Menyusun kuantifikasi secara terdesentralisasi.
9.
Memperkirakan biaya untuk masing-masing obat dan total biaya keseluruhan.
10. Membandingkan
total
biaya
dan
anggaran
dan
melakukan
penyesuaian. Kelebihan metode ini adalah: a.
Datanya akurat; metode paling mudah
b.
Tidak perlu data penyakit dan standar pengobatan
c.
Kekurangan dan kelebeihan obat sangat kecil Sedangkan kekurangannya adalah :
a.
Data konsumsi,obat dan jumlah kontak pasien sulit
b.
Tidak dapat untuk dasar penggunaan obat dan perbaikan preskripsi
c.
Kekurangan, kelebihan dan kehilangan obat sulit diandalkan
d.
Tidak perlu catatan morbiditas yang baik
2. Metode Morbiditas Perencanaan obat dengan metode morbiditas berdasar jumlah kebutuhan obat yang digunakan untuk beban kesaktian yang harus dilayani dan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
62
berpedoman pada standar pengobatan yang ada artinya menggunakandata penggunaan fasilitas kesehatan oleh pasien atau kunjungan pasien ke fasilitas kesehatan oleh pasien atau kunjungan pasien ke fasilitas kesehatan. Data morbiditas atau frekuensi di masalah kesehatan yang umum terjadi untuk memproyeksi kebutuhan obat berdasarkan asumsi bagaimana masalah kesehatan tersebut akan ditangani.
Langkah-langkah dalam metode
morbiditas adalah: 1.
Menentukan daftar masalah kesehatan.
2.
Membuat daftar kuantifikasi obat.
3.
Membuat standar pengobatan/tingkat pengobatan rata-rata
4.
Mengumpulkan data morbiditas untuk masing-masing masalah kesehatan.
5.
Menghitung jumlah waktu yang diperlukan untuk masing-masing masalah kesehatan.
6.
Menghitung jumlah obat yang dibutuhkan oleh masing-masing masalah kesehatan.
7.
Menggabungkan perkiraan untuk masing-masing obat dari bermacammacam masalah kesehatan menjadi satu daftar master pengadaan.
8.
Penyesuaian jumlah untuk meliput masalah kesehatan yang lain.
9.
Penyesuaian untuk mengisi saluran dan posisi persediaan saat ini.
10. Penyesuaian jumlah untuk kemungkinan kehilangan. 11. Perkiraan biaya untuk masing-masing obat dan total biaya.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
63
12. Membandingkan biaya total dengan anggaran dan melakukan penyesuaian. Kelebihan metode epidemiologi ini antara lain: a.
Mendorong adanya pencatatan yang sempurna (Medical Record, Catatan farmasi di rumah sakit, dan lain-lain)
b.
Penentuan kebutuhan atas dasar pengobatan yang rasional, sebagai dasar untuk melakukan evaluasi penggunaan obat.
c.
Tidak memerlukan data konsumsi, cocok untuk sarana pelayanan kesehatan yang masih baru, dimana datanya tidak/belum ada
Sedangkan kekurangan metode epidemiologi adalah: a.
Diperlukan tenaga terlatih, waktu perencanaan dan penentuan kebutuhan yang lebih lama, memerlukan penghitungan yang lebih terperinci.
b.
Perlu sistem pencatatan dan pelaporan yang memadai.
c.
Kemungkinan data penyakit tidak lengkap atau tidak terlaporkan.
d.
Standar terapi untuk pola penyakit tertentu, cara pemberian obatnya tidak sama (beberapa alternatif, ringan atau beratnya penyakit).
e.
Sulit untuk mendapatkan data morbiditas yang terperinci serta aturan pelayanan yang standar.
3. Metode Konsumsi yang disesuaikan Jika metode konsumsi dan metode morbiditas tidak dapat digunakan karena kurangnya informasi, pilihan terbaik adalah melakukan ekstrapolasi
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
64
data konsumsi dari fasilitas pelayanan kesehatan yang lain dipakai sebagai standar acuan. Langkah-langkah dalam metode konsumsi yang disesuaikan antara lain : 1.
Memilih dalam metode standar untuk perbandingan dan ekstraporasi.
2.
Mengembangkan daftar obat.
3.
Menentukan periode waktu yang akan dievaluasi.
4.
Mengevaluasi catatan dari sistem yang standar untuk menyusun hubungan atau data populasi.
5.
Menentukan denominator untuk ekstrapolasi.
6.
Menentukan tingkat konsumsi pada sistem standar.
7.
Melakukan ekstrapolasi dari tingkat konsumsi sistem standar teraharap sistem yang dituju.
8.
Penyesuaian kehilangan.
9.
Memperkirakan biaya untuk masing-masing obat dan total biayanya serta membuat penyesuaian.
4. Metode Proyeksi Tingkat Pelayanan yang Disesuaikan dengen Kebutuhan Anggaran. Perencanaan
obat
berdasarkan
proyeksi
tingkat
pelayanan
yang
disesuaikan dengan kebutuhan anggaran, digunakan untuk memperkirakan kebutuhan dana untuk pengadaan obat didasarkan pada biaya per kunjungan pasien pada tingkat yang bervariasi pada pelayanan kesehatan yang sama. Ataupun data dari pelayanan kesehatan yang lain, yang diambil sebagai acuan dengan hati-hati. Metode ini tidak meramalkan kebutuhan akan obat tertentu.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
65
Langkah-langkah dalam metode proyeksi tingkat pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan anggaran adalah : 1.
Membuat kategori fasilitas kesehatan dan menetukan bilangan dalam setiap kategori.
2.
Menentukan denominator kontak pasien pada setiap jenis fasilitas kesehatan dan menyusun atau memperkirakan jumlah rata-rata kontak pasien pada setiap jenis fasilitas kesehatan.
3.
Menghitung rata-rata biaya per kontak pasien.
4.
Menghitung total biaya proyeksi.
2.7 Rasio Efisiensi Rasio yang mengukur penampilan menyeluruh, solvabilitas atau likuidatas tidak dapat diterapkan pada farmasi rumah sakit. Hal ini disebakan di rumah sakit tidak secara khusus bertanggung jawab atas jumlah barang atau laba yang dihasilkan oleh farmasi rumah sakit. Tetapi rumah sakit bertanggung jawab atas harta yang digunakan oleh farmasi rumah sakit dan tingkat kegiatan farmasi (misalnya pelayanan permintaan sediaan farmasi). Untuk itu, tes efisiensi dapat digunakan untuk memperkirakan hasil kerja farmasi rumah sakit (Seto, 2001). Rasio efisiensi mengukur seberapa baik suatu bisnis dijalankan. Rasio ini dapat menunjukkan secara cepat mengenai seberapa baik kebijakan kredit dijalankan serta seberapa cepat perputaran sediaan. Hal-hal tersebut menjaga agar bisnis anda tetap berada dalam keadaan seimbang
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
66
Tingkat perputaran sediaan mengukur seberapa cepat pergerakan barang dagangan. Tingkat perputaran sediaan = Harga pokok penjualan atau Penjualan Bersih Sediaan Rata-rata Sediaan rata-rata Tingkat perputaran sediaan yang rendah menunjukkan terlalu banyak uang tertanam dalam bentuk barang yang disimpan dan tidak disalurkan atau digunakan sebagaimana mestinya (Seto, 2001) Tingkat perputaran sediaan yang tinggi menunjukkan bahwa penjualan sangat besar, atau dapat pula diartikan hilangnya kesempatan penjualan karena barang dagangan tidak tersedia. Days of Supply = Average Inventory CoGS / 365 days Dimana diukur untuk melihat seberapa cepat perputaran persediaan barang dapat terjual kepada pasien sebelum barang tersebut jatuh tempo pembayaran dari Supplier (Gasperz, 2009). Rasio perputaran investasi mengukur nilai penjualan yang dihasilkan dari aktiva. Rasio perputaran investasi = Penjualan bersih Total aktiva Rasio perputaran investasi yang rendah menunjukkan terlalu banyak aktiva atau terlalu sedikit penjualan, sedangkan rasio perputaran investasi yang tinggi menunjukkan bahwa sesuatu yang baik sedang terjadi. Perusahaan memperoleh penjualan lebih tinggi tanpa harus menanamkan modalnya untuk membeli lebih banyak peralatan atau bangunan. Dapat juga dikatakan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak uang kas.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
67
Standart TOR ditentukan berdasarkan kondisi dan jenis persediaan. Untuk persediaan farmasi di rumah sakit standart yang ditentukan tidak kurang dari angka dua. Semakin tinggi nilai TOR mengindikasikan bahwa persediaan dikelola secara efisien. Dengan pemanfaatan dana secara optimal dapat menghasilkan profit yang diharapkan.
2.8 Forecasting Menurut Gitosudarmo (2002) peramalan (forecasting) adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk bisa meramal, memprediksikan keadaan masa datang tentang produknya dengan mencari tahu limit ketidakpastian masa depan terhadap perusahaan. Karena banyaknya faktor yang mengandung ketidak pastian, maka mustahil untuk melakukan peramalan sempurna, sehingga perlu dicari metode forecasting yang terbaik untuk digunakan. Masukan utama bagi perencanaan dan pengkoordinasian operasi logistik adalah peramalan tentang permintaan pelanggan (customer demand). Jangka waktu proyeksi peramalan operasi logistik biasanya adalah satu tahun atau kurang, yang paling popular adalah satu bulan (Bowersox, 2006). Peramalan menurut jangka waktu dibagi menjadi 3 kategori yaitu: a. prediksi atau peramalan jangka pendek: prediksi untuk waktu 1-3 bulan.
Biasanya
digunakan
untuk
perencanaan
pembelian,
penjadwalan pekerjan dan tingkat produksi.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
68
b. Peramalan jangka menengah: prediksi untuk waktu 3 bulan sampai dengan 3 tahun dipakai untuk perencanaan penjualan, anggaran dan produksi c. Peramalan jangka panjang: prediksi untuk waktu lebih dari 3 tahun. Contohnya perencanaan untuk produk baru, ekspansi pabrik, investasi modal, penelitian dan pengembangan. Ada dua metode peramalan, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan cara pengumpulan pendapat, baik pendapat ahli, survei pasar dan pengelompokkan dalam metode eksploratoris dan normatif. Metode kualitatif ideal untuk situasi dengan data minimal (Bowersox, 2006). Beberapa model peramalan yang digolongkan sebagai model kualitatif adalah : a.
Dugaan manajemen (management estimate) dimana persoalan semata-mata didasarkan pada pertimbangan manajemen, umumnya oleh manajemen senior.
b.
Riset pasar (market research) merupakan metode peramalan berdasarkan hasil-hasil dari survei pasar yang dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasar produk. Metode ini akan menjaring informasi dari pelanggan atau pelanggan potensial (konsumen) berkaitan dengan rencana pembelian mereka dimasa mendatang. Riset pasar tidak hanya akan membantu untuk peramalan, tetapi juga untuk meningkatkan desain produk dan perencanaan untuk produkproduk baru.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
69
c.
Metode kelompok terstruktur (struktur group methods), merupakan teknik peramalan berdasarkan pada proses konvergensi dari opini beberapa orang atau ahli secara interaktif tanpa menyebutkan identitasnya.
d.
Analogi historis (historical analogy) merupakan teknik peramalan berdasarkan pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat disamakan secara analogi. Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat
ketepatan dan biaya yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode.metode kuantitatif didasarkan pada prinsip statistik yang memiliki tingkat ketepatan tinggi atau dapat meminimalkan kesalahan (error), lebih sistematis dan lebih popular dalam penggunaannya. Penggunaan metode kuantitatif harus memenuhi tiga kondisi, yaitu (Yamit, 2003): a. tersedianya informasi masa lalu b. informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk numeric c. diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut. Teknik kuantitatif meliputi metode kausal dan metode deret berkala (time series). Metode kausal dibuat berdasarkan analisis regresi multiple atau analisis ekonometrik lainnya. Metode ini sering dipakai oleh ahli ekonomi, tetapi penerapannya cukup mahal dan sulit. Metode time series sering kali lebih mudah diterapkan dan terutama berguna bila pola di masa depan kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh faktor yang sama dengan yang mempengaruhi pola di masa lalu.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
70
Beberapa macam teknik peramalan kuantitatif menurut (Makridakis, 1999) antara lain yaitu : 2.8.1 Metode Smoothing (Pemulusan) Ada empat metode smoothing yaitu : 1. Metode single moving average (rata-rata bergerak tunggal) Untuk menggunakan metode ini diperlukan data histories selama jangka waktu tertentu, semakin panjang jangka waktu, dihasilkan moving averages yang semakin halus. Beberapa kelemahan metode single moving average adalah : a. Perlu data historis b. Semua data mendapat bobot sama c. Tdak bisa mengikuti perubahan yang drastis d. Tidak cocok untuk meramal data yang ada gejala trend 2. Metode double single moving average Dilakukan dua kali moving averages 3. Metode single exponential smoothing Untuk mengatasi kelemahan metode moving averages, dalam hal pembobotan yang sama pada data 4. Metode double exponential smoothing Dilakukan proses smoothing dua kali, ada dua macam yaitu metode linier satu parameter dari brown dan metode dua parameter dari holt 5. Metode triple exponential smoothing
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
71
Metode ini dikemukakan oleh brown, dengan menggunakan persamaan kuadrat. Metode ini cocok kalau dipakai untuk membuat peramalan tentang sesuatu yang berfluktuasi atau mengalami gelombang pasang surut. 2.8.2 Metode Dekomposisi (Time Series) Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa biasanya apa yang telah terjadi akan berulang dengan pola yang sama, artinya yang dulu selalu naik, pada waktu yang akan datang biasanya akan naik dan sebaliknya, yang biasanya berfluktuasi akan berfluktuasi, dan yang biasanya tidak teratur, akan tidak teratur juga. Untuk dianalisis dan diramal sekaligus sulit, sehingga biasanya dilakukan dekomposisi (pemecahan) ke dalam empat komponen (pola) perubahan sebagai berikut : Trend (T), Fluktuasi musiman (M), fluktuasi siklis (S), dan Random (R). Masing-masing pola perubahan akan dipelajari dan dicari satu persatu. Setelah ditemukan akan digabung lagi jadi nilai, taksiran, atau ramalan. Cara penggabungan dapat dengan ditambahkan atau dengan dikalikan. 2.8.3 Metode Input-Output Metode ini memanfaatkan hubungan antara input dan output untuk membuat ramalan. Hasil suatu sector industri sebagian akan merupakan input bagi sector lain, dan sebagian akan dibeli oleh pemakai akhir. Kelemahan metode inputoutput adalah : a) Menggunakan anggapan linear production function b) Koefisien teknologi dianggap tetap
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
72
2.8.4 Metode Regresi Sederhana Pemakaian regresi berarti peramalan penjualan di masa depan didasarkan atas korelasi antara satu kejadian (event) dengan suatu kejadian lainnya. Pada metode regresi sederhana bila tingkat korelasinya tinggi, tidak perlu ada hubungan sebab-akibat. Tetapi jika ada akan dapat lebih dipercaya. 2.8.5 Metode Auto Regresi dan Auto Korelasi Metode ini menyangkut besar pengaruh dan hubungan antara nilai suatu variabel, antara yang terjadi pada suatu periode dan yang akan terjadi pada periode berikutnya. Auto regresi untuk mengetahui besar pengaruh, sedangkan koefision auto korelasi untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan. Disebut dengan istilah auto karena variabel yang menjadi variabel dependen sama dengan variabel yang terjadi variabel independen. Nilai suatu variabel tergantung pada nilai variabel itu sendiri di masa yang lampau. 2.8.6 Perbandingan dan seleksi metode peramalan Banyaknya pilihan metode peramalan alternatif yang tersedia membutuhkan kriteria yang bisa digunakan untuk membandingkan dan menyeleksi model yang bersaing ini (Makridakis, 1999). Kriteria tersebut meliputi keakuratan, pola data, jenis deret, horizon waktu biaya, kemudahan aplikasi. Secara singkat kriteria tersebut ditabulasikan sebagaimana terlihat pada tabel 2.1
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
73
Tabel 2.1 Perbandingan Metode Peramalan No 1
Kriteria Akurasi
2
Horizon waktu
3
Jenis deret
4
Pola data
5 6
Biaya Kemudahan aplikasi
Ulasan model Dipilih model dengan akurasi tinggi dan bisa berlaku untuk semua model dengan menggunakan perameter least square, MAD, MSE, MAPE, ME, MPE Jangka waktu pendek : metode pemulusan jangka waktu Jangka waktu pendek sampai menengah : metode dekomposisi. Jangka menengah sampai panjang : regresi Jangka panjang : metode kualitatif. Data mikro dengan metode pumulusan eksponensial memberikan hasil jauh lebih baik daripada metodologi yang canggih secara statistic (ARMA, Bayesian, metode Perzen) Model yang di pilih adalah model dengan kemampuan menangani jenis pola yang berbeda. Mean dan teknik pemulusan sederhana hanya bisa menangani sub-pola stasioner (horizontal).Pemulusan linier atau yang lebih tinggi, bisa menangani sub-pola berbentuk linier atau yang lebih tinggi. Pemulusan eksponensial bisa menangani elemen trend dan sifat musiman dari suatu pola. Metode regresi sederhana bisa menangani berbagai pola yang meliputi trend, sifat musiman, dan sub pola siklis Jelas Jelas
Sumber: Makridakis, 1999
Makridakis (1999) menyatakan akurasi suatu model dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa ukuran kesalahan peramalan, yaitu mean absolute deviation (MAD), meansquare (MSE), standar deviation of regression (Sr), meanabsolute percent error (MAPE). Dua formulasi yang sering digunakan dalam menghitung kesalahan adalah MAD dan MSE. Pola data metode pada forecasting dekomposisi atau runtun waktu (time series) dapat dibedakan menjadi empat jenis siklus dan trend, yaitu pola
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
74
horizontal, pola musiman, pola siklus, dan pola trend (Makridakis, 1999). Untuk data dengan pola trend terdapat empat cara yang bisa digunakan untuk mengukur gerakan trend, yaitu freehand method, semi average method, moving avarage method, least square method. Pola data pada penelitian ini bermacam-macam, sehingga secara teoretis dapat digunakan semua model pada metode forecasting kuantitatif, kecuali metode input-output.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Metode Distribusi Persediaan Farmasi : 1. Indifidual Prescription Order System 2. Ward Floor Stock System 3. Combination of the Above Mentioned System 4. Unit Dose Dispensing PEMAKAIAN : Faktor Dokter : 1. Kepatuhan terhadap Formularium 2. Loyalitas
1. Konsumsi Pemakaian Rill (Cost Of Goods Sold) 2. Tepat Obat, Dosis, waktu dan cara pengunaan yang benar
Faktor Pasien : 1. Trend Penyakit 2. Jumlah Pasien
Keuangan : 1. Anggaran / Pendanaan Rendahnya nilai TOR (Turn Over Ratio) pada Obat dan Alat Kesehatan
Farmasi : 1.
Perencanaan :
a. b. b.
Prediksi Forecasting Metode Perencanaan : 1 Metode Maximum Stock Level
b. 2 Metode Economic Order Quantity b. 3 Metode Consumptiton Based Reordering Formula b. 4 Metode Material Requirement Plaining 2. 3. 4.
Pengadaan Penerimaan dan Penyimpanan Pendistribusian
PERSEDIAAN : 1. 2. 3. 4.
Stok Maksimal Safety Stock Sisa Persediaan Average Inventory
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Supplier / Pemasok / Distributor
-------_________
: Tidak Diteliti : Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
75
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
76
Indikator TOR untuk menentukan seberapa cepat perputaran persediaan farmasi yang ada di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya, faktor yang mempengaruhi TOR adalah faktor pemakaian dan persediaan, dimana faktor pemakaian kemungkinan dipengaruhi oleh konsumsi pemakaian riil (cost of Goods Sold), kepatuhan dokter terhadap formularium, dan Jumlah pasien. Sedangkan faktor persediaan dipengaruhi oleh safety stock, sisa persediaan, average inventory, metode perencanaan pada saat melakukan pengadaan persediaan farmasi. Secara normatif ada empat macam sistem distribusi dalam layanan kefarmasian Rumah Sakit yaitu individual prescription order system atau sistem distribusi resep individu, ward floor stock system atau sistem distribusi lengkap di ruangan, combination of the above mentioned system atau sistem distribusi kombinasi resep individu dan persediaan di ruangan, dan unit dose system atau sistem distribusi obat dosis unit. Sistem distribusi menentukan jumlah sisa persediaan yang belum terjual dan mempengaruhi keputusan pengadaan pada penelitian ini pemakaian riil obat dan alat kesehatan kepada pasien berdasarkan resep asli dokter (prescription order) dan catatan rekam medis pasien tentang obat dan alat kesehatan yang digunakan pasien setiap harinya. Metode perencanaan persediaan secara normatif ada empat metode yaitu metode forecasting, metode maximum minimum stock level, metode economic order quantity, metode consumption based reordering formula, metode material requirement planning.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
77
Pada penelitian ini metode perencanaan persediaan yang dipilih yaitu Metode maximum minimum stock level pemilihan ini karena metode tersebut dapat digunakan pada obat dan alat kesehatan yang waktu tenggang dan penggunaannya relatif tidak dapat diprediksikan, sehingga sesuai dengan keadaan Rumah Sakit Mata Undaan yang permintaannya tidak dapat diprediksikan dengan baik. Pelaksanaan metode tersebut diharapkan agar obat-obat dan alat kesehatan fast moving dapat terjual lebih dulu sebelum jatuh tempo pembayaran sehingga akan mencegah tingginya average inventory. Metode tersebut akan disertai dengan forecasting terpilih yang pemilihannya akan dibatasi pada kriteria akurasi data, forecasting terpilih diharapkan akan semakin memperkuat metode perencanaan pengendalian persediaan. Nilai penjualan atau pemakaian (CoGS) dan persediaan rata-rata (average inventory) yang didapat dari hasil perhitungan akan digunakan untuk menentukan nilai TOR, persamaan matematis yang digunakan untuk memperoleh nilai TOR adalah cost of goods sold dibagi dengan average inventory. Nilai TOR dari setiap simulasi sistem distribusi menggambarkan seberapa cepat persediaan obat dan alat kesehatan dijual dan digantikan. Semakin tinggi nilai TOR semakin efisien pengelolaannya. Metode perencanaan persediaan yang disertai forecasting terpilih yang dapat menghasilkan nilai TOR tertinggi adalah yang paling efisien untuk diterapkan di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan melalui riset secara simulasi dengan penggunaan riil yang dilakukan pada perencanaan persediaan dengan menggunakan metode maximum minimum stock level disertai prediksi forecasting terpilih. Sehingga pada akhir penelitian dapat ditentukan metode forecasting yang paling efektif untuk diterapkan pada metode perencanaan persediaan maximum minimum stock level untuk meningkatkan indikator TOR di Unit Logistik Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan.
4.2 Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari data satuan beli dan data pemakaian seluruh obat dan alat kesehatan di Unit Logistik Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan selama bulan Januari-Agustus 2013, dari data ini kemudian dikelompokkan melalui analisis ABC untuk mendapatkan obat dan alat kesehatan kategori A. Data untuk prediksi forecasting terpilih diambil berdasarkan data selama bulan Januari-Agustus 2013 untuk menentukan model forecasting yang akan digunakan selama rentang simulasi September-Oktober 2013.
78
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
79
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Mata Undaan khususnya bagian farmasi Rumah Sakit. Sedangkan untuk waktu pengambilan data untuk simulasi dilakukan selama periode waktu 2 bulan yaitu bulan September dan Oktober tahun 2013 untuk mendapatkan data pemakaian rata-rata dan untuk pelaksanaan simulasi.
4.4 Kerangka Operasional Menghitung pemakaian obat dan alat kesehatan riil perbulan pada periode Januari-Agustus 2013
Tahap 1 Melakukan Analisa ABC untuk menentukan pemakaian obat dan alat kesehatan kategori A pada periode Januari-Agustus 2013
Tahap 2
Menentukan model forecasting, dengan nilai akurasi model forecasting berdasarkan perhitungan forecast error
Menghitung prediksi pemakaian dengan metode MMSL dengan disertai model forecasting Tahap 3
Pemakaian: Menentukan nilai penjualan (COGS) obat dan alat kesehatan kategori A
Persediaan: Menetukan nilai rerata persediaan (average inventory) obat dan alat kesehatan kategori A
Menentukan nilai TOR
Gambar 4.1 Kerangka Operasional
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
80
Penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap : TAHAP 1 Pada tahap awal penelitian dilakukan analisis metode perencanaan persediaan sebelum penelitian dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data pemakaian obat dan alat kesehatan periode Januari-Agustus 2013. Dari data tersebut dilakukan analisis ABC untuk menentukan kategori kelas ABC, data analisis ABC dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Melakukan pendataan seluruh pemakaian riil obat dan alat kesehatan yang ada di Rumah Sakit Mata Undaan pada periode bulan Januari-Agustus 2013. b. Berikan harga dari setiap obat dan alat kesehatan, kemudian kalikan antara total pemakaian riil obat dan alat kesehatan periode bulan Januari-Agustus 2013 dengan harga HNA dari setiap item obat dan alat kesehatan hingga didapatkan nilai biaya. c. Analisis ABC tergantung Jumlah Pemakaian dan Nilai biaya pemakaian persediaan riil, kemudian dilakukan analisis dengan pengurutan nilai biaya dengan total harga (terbesar-terkecil) dan pengurutan total harga dengan nilai biaya (terbesar-terkecil). Kemudian berpatokan pada prinsip Pareto untuk memfokuskan pada persediaan yang bernilai tinggi dari pada yang bernilai rendah. Analisis ABC berdasarkan nilai rupiah dibedakan menjadi tiga kategori yaitu kategori A, kategori B dan kategori C. d. Penelitian di fokuskan pada obat dan alat kesehatan kategori A dimana kelompok ini mewakili 70-80% dari total persediaan, dengan jumlahnya hanya 15-20% dari seluruh volume persediaan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
81
TAHAP 2 Kemudian dengan menggunakan obat dan alat kesehatan kategori A dilakukan perhitungan prediksi dengan model forecasting antara lain model Smoothing, regresi sederhana, autoregresi dan auto korelasi dan sekaligus ditentukan model forecasting yang sesuai berdasarkan perhitungan MAD dan MSE terkecil. Setelah didapatkan hasil forecasting yang terpilih kemudian dilakukan rekap seperti pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Form Data Hasil Forecasting
No
Nama Obat Dan Alat Kesehat an Kelas A
Model Forecasting
MAD
MSE
Hasil Forecasting
Mi ngg u1
Mingg u 2
September Mingg u 3
Ming gu 4
Ming gu 1
Mingg u 2
Oktober Mingg u 3
Ming gu 4
Dimana hasil yang didapat nantinya akan diterapkan pada simulasi MMSL. simulasi forecasting tersebut dilakukan selama periode bulan September-Oktober tahun 2013. Kemudian dilanjutkan dengan pendataan lead time, perhitungan safety stock, penentuan stock maximum dan minimum. TAHAP 3 Selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap pelaksanaan sistem simulasi pada kondisi penggunaan metode perencanaan MMSL disertai forecasting terpilih. Analisis ini memuat informasi pada tabel berikut ini: 1. Hasil simulasi MMSL disertai Forecasting terpilih berupa CoGS, average inventory, TOR dan days of Supply.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
82
2. Jumlah terjual dari pemakaian riil dikali dengan HNA per bulan dalam periode penelitian September dan Oktober 2013 di Rumah Sakit Mata Undaan. Dalam perhitungan MMSL, pemakaian simulasi dijumlahkan perbulan kemudian dikalikan harga beli yaitu HNA. Hasilnya adalah angka penjualan (CoGS). Selanjutnya dijumlahkan perminggu dan dikalikan forecasting terpilih untuk menentukan nilai rerata pemakaian perminggu. Rerata tersebut akan dikalikan dengan masing-masing batasan stok maksimum, stok minimum, reorder point, safety stock, prediksi pemakaian selama lead time. Pada umumnya, semua obat dan alat kesehatan
memiliki
lead
time
2
hari
karena
hampir
semua
distributor/supplier berada di kota surabaya. Jarak mereka relatif dekat dengan Rumah Sakit Mata Undaan. Selanjutnya stok maksimum yang didapat dari masing-masing item dikurangi dengan prediksi sisa sebelum barang datang adalah jumlah yang akan dibeli (Q) dan jumlah barang yang dibeli. 3. Jumlah Average Inventory per item obat dan alat kesehatan kategori A pada periode penelitian September dan oktober 2013 di Rumah Sakit Mata Undaan. Stok awal dikurangi jumlah pemakaian perbulan dikurangi dengan jumlah sediaan pada masa lead time adalah jumlah prediksi sisa persediaan sisa sebelum barang yang dibeli datang. Untuk menentukan jumlah yang
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
83
akan dibeli digunakan rumus stok maksimum dikurangi prediksi sisa sebelum barang datang. 4. Angka TOR obat dan alat kesehatan perbulan periode September-Oktober 2013 5. Angka Days of Supply obat dan alat kesehatan periode bulan September dan oktober 2013 Selanjutnya dari hasil simulasi dipilih Metode perencanaan maximumminimum stock level yang disertai forecasting terpilih mana yang paling efisien yang menghasilkan TOR terbesar dengan days of supply yang paling pendek, yang nantinya akan diterapkan di Rumah Sakit Mata Undaan.
4.5 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel Penelitian 4.5.1 Variabel Penelitian Variabel Penelitian adalah : 1. Metode maximum minimum stock level 2. Pemakaian riil obat dan alat kesehatan 3. Analisis ABC berdasarkan data pemakaian obat dan alat kesehatan 4. Model forecasting terpilih 5. Stock maximum dan minimum 6. Stok Awal 7. Persediaan pengaman (safety stock) 8. Waktu tunggu barang datang (lead time) 9. Reorder point
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
84
10. Nilai Penjualan (cost of goods sold) 11. Stok akhir 12. Nilai persediaan (average inventory) 13. Days of supply 14. Turn over ratio
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 4.2 Variabel, Parameter, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel No
Variabel
Parameter
Definisi Operasional
Cara Pengukuran Menghitung stok maximum persediaan kemudian dikalikan forecasting terpilih dan stok minimum dikalikan forecasting terpilih, menentukan sisa stok persediaan yang paling efisien berdasarkan forecasting terpilih. Menghitung jumlah pemakaian per item (dalam kemasan terkecil yaitu pieces) Menghitung total pemakaian obat dan alat kesehatan kemudian dikalikan dengan harga pokok pembelian lalu di hitung pengklasifikasian nya
1
Metode Penentuan stok maximum dan minimum Maximum Minimum Stock Level
Metode perencanaan persediaan farmasi dengan menentukan stok maximum persediaan dan stok minimum sebagai titik Reorder Point,
2
Pemakaian Riil Jumlah Satuan Pemakaian riil per hari Obat dan Alat dalam sebulan kesehatan Analisa ABC Dilakukan dengan pareto law obat dan alat kesehatan didasarkan pada Harga pokok Pembelian, dilakukan dalam 2 langkah yaitu 1.pengurutan total pemakaian dg nilai biaya 2.pengurutan nilai biaya dg total pemakaian Model Dilakukan peramalan berdasarkan data Forecasting bulan Januari – Agustus 2013 dengan terpilih menggunakan model forecasting dengan 11 langkah forecasting model
Sejumlah satuan obat dan alat kesehatan yang merupakan pemakaian perhari per item Pengelompokkan obat dan alat kesehatan berdasarkan nilai rupiah pembelian obat dan alat kesehatan yang telah dilakukan mulai bulan Januari – Agustus 2013
3
4
Model pada model forecasting untuk Menggunakan model meramalkan apa yang akan terjadi pada forecasting yang akan dipilih waktu yang akan datang dari beberapa model yaitu smoothing, dekomposisi, regresi sederhana, autoregresi dan auto korelasi berdasarkan perhitungan MAD dan MSE terkecil.
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya…
85
Tesis
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
86
Lanjutan Tabel 4.2 No Variabel 5 Stok Maximum minimum
Parameter Definisi Operasional dan Stok maximum adalah sejumlah Batas maximum dan minimum perhari sediaan farmasi maximum per hari di per item persediaan farmasi yang Rumah Sakit Mata Undaan ditentukan Stok minimum adalah sejumlah sediaan farmasi minimum per hari di Rumah Sakit Mata Undaan
6
Safety Stock
Jumlah satuan stok antisipasi sesuai Sejumlah persediaan minimal yang hari safety stock yang ditentukan harus ada untuk antisipasi ketidakpastian permintaan dengan hari safety stock yang telah ditentukan
7
Lead time
Jumlah persediaan farmasi yang Sejumlah persediaan yang harus ada dibutuhkan selama menunggu barang untuk mengantisipasi tenggang waktu datang tunggu antara mulainya pemesanan sampai datangnya sediaan farmasi dari supplier
Cara Pengukuran Menetapkan jumlah maksimum dan jumlah minimum per hari per item sediaan farmasi dalam jumlah satuan dengan cara menentukan rerata pemakaian dikalikan dengan hari stok maksimum dan stok minimum perhari yang ditentukan Menetapkan jumlah safety stock per hari per item sediaan farmasi dalam jumlah satuan dengan cara menentukan rerata pemakaian dikalikan dengan hari safety stock Menetapkan jumlah persediaan untuk mengantisipasi tenggang waktu tunggu per hari per item sediaan farmasi dengan cara menentukan rerata pemakaian dikalikan dengan hari lead time untuk seluruh supplier adalah 2 hari
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya…
86
Tesis
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
87
Lanjutan Tabel 4.2 No
Variabel
Parameter
Definisi Operasional
8
Reorder Point
9
Nilai Penjualan (cost Pemakaian riil of goods sold) simulasi HNA
10
Nilai Persediaan Satuan stok awal sediaan farmasi per (average inventory) item satuan stok akhir sediaan farmasi per item (HNA) Turn Over Ratio CoGS Average Inventory
11
Titik pemesanan kembali
atau
pemakaian
12
Stok Awal
Total jumlah obat dan alat kesehatan pada awal bulan
13
Stok Akhir
Total jumlah obat dan alat kesehatan pada akhir bulan
Cara Pengukuran
Pemesanan kembali per item obat dan Titik pemesanan kembali jika alat kesehatan bila jumlah stok jumlah stok mencapai titik mencaapai stok minimum minimum dengan mencapai jumlah stok minimum Sejumlah angka hasil kali dari jumlah CoGS = Pemakaian x HNA satuan pemakaian per item sedian farmasi dikalikan dengan HNA dalam sebulan Sejumlah nilai rerata persedian (HNA) average inventory = yang didapat dari stok awal dan akhir Stok awal + stok akhir bulan dibagi dua pada bulan tertentu 2 Sejumlah angka, hasil bagi penjualan (CoGS) dibagi rerata persediaan TOR = CoGS (average inventory) per bulan yang average inventory merupakan gambaran perputaran sediaan, seberapa cepat sediaan tersebut di beli, dijual dan digantikan dalam satu bulan Sejumlah satuan sediaan farmasi pada Menghitung obat dan alat satu titik waktu di awal perhitungan kesehatan yang tersedia pada bulan dalam hal ini dipakai titik awal akhir bulan lalu menjadi stok tanggal 1 setiap bulannya awal bulan Sejumlah satuan sediaan farmasi pada Menghitung obat dan alat satu titik waktu diakhir perhitungan kesehatan yang tersedia pada bulan dalam hal ini dipakai titik akhir bulan akhirnya tanggal 27 pada bulan itu sendiri setiap per bulan
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya… 87
Tesis
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
88
Lanjutan Tabel 4.2 14
Days of supply
Hari dimana sediaan farmasi telah Sejumlah angka hasil bagi antara hari Days of supply = hari (bulan) terpakai sebelum jatuh tempo dengan nilai TOR TOR penagihan dari supplier atau distributor
88
Tesis
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
89
4.6
Instrumen Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
instrumen
penelitian
berupa
formulir
pengumpulan data dan tabulasi data meliputi : 1. Master tabel pemakaian obat dan alat kesehatan pada bulan JanuariAgustus 2013 yang dilakukan analisis ABC 2. Master tabel hasil perhitungan beberapa model forecasting 3. Master tabel simulasi perhitungan berdasarkan metode MMSL disertai prediksi forecasting terpilih.
4.7
Cara Analisa Data Data yang digunakan adalah data pemakaian riil obat dan alat kesehatan
yang ada di Rumah Sakit Mata Undaan pada bulan Januari-Agustus 2013. Dari data tersebut dilakukan analisis ABC, kemudian dipilih obat dan alat kesehatan yang masuk dalam kategori A. Hasil perhitungan setiap model forecasting kemudian ditabulasi silang sehingga dapat dibandingkan dengan model forecasting yang mempunyai MAD dan MSE terkecil. Langkah yang digunakan dalam perhitungan maximum-minimum level stock sebagai berikut: 1. Menghitung pemakaian riil perminggu dalam 1 bulan untuk tiap bulan 2. Menentukan jumlah hari untuk stock maximum dan minimum 3. Pembelian dilakukan bila obat dan alat kesehatan mencapai stock minimum dengan jumlah stock maximum, dengan menerapkan prediksi forecasting pemakaian riil mingguan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
90
4. Memantau jumlah obat dan alat kesehatan yang ada tiap hari di gudang Berdasarkan hasil MMSL kemudian ditentukan CoGS, TOR dan days of supply dengan menggunakan rumus perhitungan berikut ini: TOR = CoGS:AI Days of supply = Hari pada bulan X:TOR
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 5 HASIL DAN ANALISIS DATA
5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Mata Undaan Rumah Sakit Mata Undaan ini beralamat di Jalan Undaan Kulon No 19 Surabaya. Rumah Sakit Mata Undaan merupakan Rumah Sakit Khusus Mata kelas B dengan status kepemilikan Perhimpunan Perawatan Penderita Penyakit Mata (P4M) Undaan. Surat ijin operasional tetap Rumah Sakit Nomor : P2T/1/03.23/02/III/2013, tertanggal 7 Maret 2013. Rumah Sakit Mata Undaan merupakan Rumah Sakit Khusus pertama di Indonesia dan Rumah Sakit Kedua di Jawa Timur yang terakreditasi tingkat paripurna versi JCI (Joint Commission International). Rumah Sakit Mata Undaan didirikan dengan misi untuk menolong masyarakat pribumi miskin. Sedangkan visi Rumah Sakit Mata Undaan adalah menolong masyarakat untuk semua bangsa, baik pribumi, Timur Asing Arab dan Tiong Hoa, maupun bangsa Eropa. Untuk melaksanakan misi di atas, dipilihlah lokasi Rumah Sakit Mata Undaan di tengah kota Surabaya, yaitu Jalan Undaan Kulon Nomor 17 – 19, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya. 5.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Mata Undaan Tujuan Rumah Sakit Mata Undaan sejak berdirinya adalah mengurangi angka kebutaan masyarakat Jawa Timur, dengan tujuan diatas maka, Pada tanggal 15 oktober 1915 atas prakarsa dr.A.Deutman lahirlah perhimpunan yang mengelola pengobatan mata untuk pribumi yang tidak mampu. Diketuai oleh
91
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
92
dr.JF.Terburgh, seluruh kegiatan dilakukan di sebuah rumah yang sekarang menjadi Panti Werda Jl. Undaan Kulon. Dan kemudian pada bulan November 1932, dimulai pembangunan gedung Rumah Sakit Mata Undaan tepat bersebelahan dengan gedung Panti Werda. Dan pada tanggal 29 April 1933 Rumah Sakit Mata Undaan pertama kali dibuka untuk umum di bawah pimpinan dr.A.Deutman sebagai Direktur hingga 1942. Gambaran singkat perkembangan Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya dari tahun 1933 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.1 Perkembangan Rumah Sakit Mata Undaan dari tahun 1933 sampai dengan tahun 2008 No 1
Waktu 29 April 1933
Perkembangan Rumah Sakit Rumah Sakit Mata Undaan pertama kali dibuka untuk umum di bawah pimpinan dr.A.Deutman sebagai direktur hingga tahun 1942.
2
1942 – 1946
Pada masa pendudukan Jepang semua kegiatan terhenti, karena situasi keamanan yang tidak memungkinkan.
3
8 Januari 1946
Rumah Sakit Mata Undaan kembali dibuka untuk umum, dipimpin oleh dr.IH.Go, keturunan
Cina
Belanda.beliau
berkewarganegaraan
dibantu
oleh
dr.J.Ten
Doesschate, seorang dokter wanita dari Belanda yang datang pada tahun 1947 4
Tahun 1950
Dengan diberhentikannya bantuan dana pemerintah, maka pengelolaan Rumah Sakit diambil alih oleh Perhimpunan Perawatan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
93
No
Waktu
Perkembangan Rumah Sakit Penderita Penyakit Mata atau P4M yang merupakan nama baru dari perhimpunan yang lama.
5
Tahun 1968
Dr.J.Ten Doesschatt kembali ke Belanda, sejak itu pengelolaan Rumah Sakit Mata Undaan seluruhnya dilakukan oleh putra indonesia
di
bawah
pimpinan
dr.Moh.Basuki, SpM. Pada saat itu Fakultas Kedokteran
Unair
sudah
mulai
menghasilkan dokter mata dan mulailah dikembangkan
kerjasama
dengan
dimanfaatkannya fasilitas Rumah Sakit Mata Undaan
sebagai
salah
satu
Teaching
Hospital hingga sekarang. 6
Desember 1994
Dr.Moh Basuki telah memasuki masa pensiun dan digantikan oleh dr.Moch.Badri, SpM sebagai Direktur RS Mata Undaan.
7
Tahun 1998
Rumah Sakit
Mata Undaan mendapat
sertifikat
Akreditasi
Penuh,
demikian
Standar
Pelayanan
dilaksanakan
telah
memenuhi
dengan yang Standar
Rumah Sakit Bermutu 8
Sampai tahun 2008
Menghadapi tantangan era globalisasi, RS Mata Undaan telah mampu melaksanakan pelayanan
kesehatan
paripurna
dengan
mata tertier membuka
atau klinik
subspesialisasi yang didukung oleh sebelas dokter spesialis mata yang berpengalaman dan ahli dibidangnya.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
94
5.1.2 Visi, Misi, Motto dan Tujuan Rumah Sakit Mata Undaan Rumah Sakit Mata Undaan memiliki Visi, Misi, Motto dan Tujuan, yaitu: 1. Visi Rumah Sakit Mata Undaan yaitu: Menjadi pilihan utama masyarakat dalam pelayanan kesehatan mata 2. Misi Rumah Sakit Mata Undaan yaitu: a. Memberikan pelayanan kesehatan mata melebihi harapan pasien dengan harga terjangkau. b. Membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit yang Profesional,
menguasai
teknologi
yang
memadai,
produktif,
pembelajar, berintegritas, berkomitmen tinggi dan penuh dengan gagasan baru. c. Senantiasa
melakukan
penelitian
guna
meningkatkan
dan
mengembangkan pelayanan dan sumber daya organisasi. d. Turut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan mata. e. Membentuk rumah sakit yang ramah lingkungan. f. Peduli pada kesehatan mata masyarakat kurang mampu. 3. Motto Rumah Sakit Mata Undaan yaitu: “Care and Smile” 4. Tujuan Rumah Sakit Mata Undaan yaitu: a. Meraih kepercayaan masyarakat melalui upaya pelayanan kesehatan yang profesional, berintegritas tinggi, efektif dan melebihi kepuasan pelanggan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
95
b. Memiliki SDM yang mempunyai kompetensi tinggi, menguasai teknologi, produktif, jujur, bertanggung jawab, berkomitmen tinggi dan inovatif. c. Meningkatkan produktifitas kerja sehingga mampu meningkatkan profitabilitas organisasi dan kesejahteraan stakeholder. d. Menciptakan hubungan yang serasi, harmonis, asri dan sejuk dengan lingkungan rumah sakit. e. Mengembangkan pola kepemimpinan organisasi yang tepat untuk mencapai semua tujuan diatas. 5.1.3 Kinerja Rumah Sakit Mata Undaan Kinerja Rumah Sakit Mata Undaan secara keseluruhan dari
tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 berdasarkan data sekunder rumah sakit dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.2 Kinerja Rumah Sakit Mata Undaan Tahun 2009-2013
No
Indikator Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
1 2 3 4 5 6
Jumlah Tempat Tidur BOR LOS TOI BTO Rata-rata kunjungan UGD perhari Rata-rata kunjungan Poli umum perhari Rata-rata kunjungan poli VIP perhari
44 41.7% 1.5 2.2 95.0 6
44 36.2% 1.5 2.7 85.7 23
44 39.9% 1.2 2.0 88.5 17
44 39% 1.5 2.3 98.8 4
54 23.5% 1.5 3.2 86.9 31
123
105
117
123
121
15
14
17
18
22
7 8
Sumber: Rekam Medis Tahun 2013
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
96
Ruang perawatan di Rumah Sakit Mata Undaan diklasifikasikan menjadi beberapa antara lain kelas 3B (20 TT), kelas 3A (20 TT), kelas 2 (8 TT), kelas 1 (4 TT), kelas VIP (1 TT) dan kelas VVIP (1 TT).
5.2 Gambaran Umum Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Menurut Departemen Kesehatan RI tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Obat dapat meningkatkan derajat kesehatan. Disamping itu biaya obat sangat mahal karena hampir 40% alokasi dana yang ada untuk memenuhi kebutuhan obat. Oleh karena itu obat yang ada di rumah sakit harus dikelola secara efisien dan efektif agar memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi pasien dan pihak manajemen rumah sakit. Mengingat posisi dan fungsinya yang amat penting maka pelayanan farmasi rumah sakit diharapkan berubah menjadi lebih baik, lebih efektif dan lebih efisien dari segala segi. Bagian farmasi Rumah Sakit Mata Undaan sebagai bagian yang berperan dalam pengelolaan obat mulai dari seleksi, pengadaan, distribusi dan penggunaan tentu berupaya untuk memperbaiki diri dari tiap periodenya untuk mencapai layanan berkualitas prima (excellent service quality) maka dari itu perlu adanya pembenahan internal maupun external secara terus menerus baik segi fisik maupun non fisik. Bagian Farmasi di Rumah Sakit Mata Undaan merupakan satu
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
97
unit di rumah sakit yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengendalian seluruh perbekalan farmasi yang ada di Rumah Sakit Mata Undaan. Sumber daya manusia yang terdapat di instalasi farmasi terdiri atas 1 orang kepala instalasi farmasi, 1 kasie gudang farmasi , 1 kasie kamar obat dan 9 orang asisten apoteker. Kamar obat di instalasi farmasi terbagi menjadi 2. Pertama kamar obat untuk melayani poli rawat jalan dan rawat inap kelas 3B sedangkan kedua kamar obat VIP yang melayani pasien konsul rawat jalan VIP, ruang konsul rawat inap kelas 3A, 2, 1, VIP dan VVIP. Shift jaga di instalasi farmasi dibagi menjadi 2 yaitu shift pukul 07.00-14.00 WIB dan pukul 14.00-21.00 WIB. Kamar obat VIP dikelola oleh 3 orang staf farmasi sedangkan kamar obat poli dijaga oleh 2 orang staf farmasi dan 1 orang kasir keuangan. Dikarenakan instalasi tidak memberikan pelayanan selama 24 jam maka kegiatan kefarmasian setelah pukul 21.00 WIB dilakukan oleh perawat hingga pukul 07.00 WIB. Sehingga di rawat inap disiapkan kebutuhan obat untuk mengantisipasi kebutuhan obat pasien pada saat instalasi farmasi tutup. Perawat bertanggungjawab untuk mengelola persediaan obat berdasarkan standar prosedur operasional yang telah dibuat oleh instalasi farmasi. 5.2.1
Kinerja Bagian Farmasi Berdasarkan hasil penjualan obat dan alat kesehatan di Rumah Sakit Mata
Undaan pada tahun 2012 tersebut mencapai Rp. 9.166.407.607, sedangkan jumlah stok yang tersisa pada bulan Desember tahun 2012 adalah Rp. 1.211.553.835. Tabel 5.3 menunjukkan jumlah resep yang dilayani bagian farmasi dari tahun 2010 -tahun 2013, pada tabel tersebut dapat diketahui kepatuhan peresepan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
98
obat yang ditulis oleh dokter sesuai formularium dan non formularium yang ada di Rumah Sakit Mata Undaan sebagai berikut: Tabel 5.3 Jumlah Resep yang dilayani oleh bagian Farmasi Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2013
No
1 2 3 4
Tahun 2010 2011 2012 2013 (JanOkt 2013
Resep yang dilayani oleh Bagian Farmasi Non Formularium Formularium 635.295 5.222 626.250 5.384 676.924 5.593 122.044 2.207
Total Jumlah Resep 640.517 631.634 682.517 124.251
Persentase (%) 99.18% 99.14% 99.18% 98.2%
Sumber: Laporan Farmasi
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa persentase kepatuhan penulisan resep oleh dokter terhadap obat yang masuk dalam formularium Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya dari tahun 2010-2013 cukup tinggi yaitu rata-rata 99%. Obat yang diresepkan diluar formularium adalah obat yang merupakan obat yang komposisinya tidak terdapat di dalam formularium Rumah Sakit Mata Undaan, akan tetapi sangat dibutuhkan untuk terapi pasien. Sehingga ini akan menjadi bahan revisi usulan obat kepada Panitia Farmasi dan Terapi pada periode Formularium berikutnya. Formularium Rumah Sakit Mata Undaan direvisi setiap 1 (satu) tahun sekali. Yang mana dihadiri oleh seluruh Anggota Staf Medis Fungsional (dalam hal ini adalah seluruh dokter spesialis mata Rumah Sakit Mata Undaan), Panitia Farmasi dan Terapi di Ketuai oleh seorang Dokter Spesialis Mata, dan sebagai Sekretaris dari Panitia Farmasi dan Terapi adalah Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan, dalam rapat formularium yang dilakukan evaluasi atas obat yang sudah terpilih pada rapat formularium
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
99
sebelumnya untuk tetap digunakan di Rumah Sakit Mata Undaan atau dikeluarkan dari formularium Rumah Sakit Mata Undaan, dimana prasyarat dari obat di keluarkan dari Rumah Sakit Mata Undaan sebagai berikut: obat menimbulkan efek samping pada pasien (berdasarkan Data Pelaporan Efek Samping Obat Rumah Sakit Mata Undaan), obat sering discontinue (kosong distributor), sering terlambat dalam pengiriman barang yang diorder dari Gudang Farmasi ke Distributor Farmasi. Prasyarat untuk obat usulan untuk dimasukkan dalam formularium Rumah Sakit Mata Undaan adalah sebagai berikut: obat yang diusulkan oleh anggota Staf Fungsional Medik adalah obat yang dalam evaluasi formularium sebelumnya belum tercantum dan obat tersebut sangat dibutuhkan oleh pasien, obat tersebut ada di dalam data evidance based medicine atau hasil jurnal dan penelitian yang diinformasikan pada Ketua Panitia dan Terapi. Berdasarkan tingginya tingkat kepatuhan dokter terhadap penulisan resep dokter menunjukkan tingkat kesadaran untuk mematuhi formularium rumah sakit sehingga diharapkan pengelolaan obat di Rumah Sakit Mata Undaan bisa lebih efisien, efektif dan tepat sasaran.
5.2.2 Sistem Perencanaan dan Pengadaan Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Perencanaan Perbekalan Farmasi di bagian Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan dilakukan 1 minggu sekali yang dilakukan oleh Apoteker. Perencanaan tersebut didasarkan pada data mutasi obat dan alat kesehatan sebelumnya yang ditetapkan berdasarkan kebiasaan bulan sebelumnya. Staf gudang farmasi memeriksa kebutuhan perbekalan farmasi, kemudian menyerahkan data
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
100
kebutuhan perbekalan farmasi tersebut kepada kasie. gudang farmasi untuk dilakukan perencanaan pengadaan perbekalan farmasi yang diajukan dalam form permintaan perbekalan farmasi, kasie gudang farmasi mengajukan usulan data permintaan barang farmasi yang sudah mencapai stok minimal kepada kepala instalasi farmasi yang mana sebelumnya telah memeriksa data kebutuhan perbekalan farmasi tersebut yang diterima dari staf gudang farmasi, dari form permintaan barang farmasi yang diterima dari kasie gudang farmasi kemudian dilakukan pengecekan ulang oleh kepala instalasi farmasi dengan memperkirakan leadtime rata-rata 2 hari untuk setiap distributor farmasi atau supplier, setelah dilakukan pengecekan pada form permintaan barang tersebut kepala instalasi farmasi menuliskan jumlah barang yang perlu di order ke supplier farmasi pada form permintaan barang dengan melihat stok riil fisik perbekalan farmasi yang ada di gudang farmasi, apabila usulan jumlah permintaan perbekalan farmasi telah selesai dilakukan pengecekan dan di tandatangani oleh kepala instalasi farmasi, form tersebut dikembalikan kepada kasie gudang farmasi untuk dilakukan pengorderan ke distributor farmasi atau supplier, kecuali yang bersifat Cito. Pemesanan Cito apabila persediaan habis terutama untuk obat dan alat kesehatan vital. Berikut ini merupakan alur Perencanaan dan Pengadaan Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan secara lengkap ditampilkan pada gambar 5.1 sebagai berikut :
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
101
Mulai Petugas Logistik Memeriksa Kebutuhan Perbekalan farmasi
Menyerahkan Data kebutuhan Perbekalan farmasi ke kasie gudang farmasi tidak Kasie Gudang Farmasi Memeriksa data kebutuhan Perbekalan farmasi . Setuju ?
YA
Kasie Gudang Farmasi Menuliskan dan Form Permintan Barang farmasi
Tidak
Mengajukan Form permintaan perbekalan farmasi kepada Kepala Instalasi Farmasi
Kepala Instalasi Farmasi memeriksa Form Permintaan Barang yang diajukan Kasie gudang farmasi dengan kesesuaian fisik barang yang ada di stok gudang farmasi . Setuju ?
YA
Dilakukan pemesanan perbekalan farmasi yang dibutuhkan ke distributor
selesai
Gambar 5.1 Alur Perencanaan Perbekalan Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
102
5.2.3 Sistem Pendistribusian Perbekalan Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan sebagai berikut efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada, metode sentralisasi dan desentralisasi serta sistem floor stock. Pendistribusian perbekalan farmasi diluar jam kerja merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien diluar jam kerja diselenggarakan oleh ruang rawat yang menyediakan perbekalan farmasi emergensi. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem pelayanan distribusi lengkap diruangan adalah sebagai berikut : pendistribusian perbekalan farmasi untuk persediaan di ruang rawat merupakan tanggung jawab perawat ruangan, Setiap ruang rawat harus mempunyai penanggung jawab obat, Perbekalan farmasi yang disimpan tidak dalam jumlah besar dan dapat dikontrol secara berkala oleh petugas farmasi. Berikut di bawah ini merupakan gambar alur distribusi perbekalan farmasi yang ada di Rumah Sakit Mata Undaan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
103
Unit
Keterangan Keterangan Unit Unit 1. Rawat Inap - Rawat Inap 2.- Rawat Rawat Jalan Jalan Operasi dan Anestesi 3.- Kamar Kamar Operasi dan Anestesi - Penunjang Medik, Lab dan Protese 4.- Sanitasi Penunjang Medik, Lab dan Protese dan Lainlain 5. Sanitasi dan lain-lain
Form Permintaan Barang
Gudang Obat
Supplier / Distributor A farmasi
Ka. Farmasi
Tidak
Obat Ada ?
Ya
Jumlah Sesuai Permintaan ?
Tidak
Ya
Buku Barang Keluar Stock Brg Keluar Entry Komputer
Barang Keluar
Form Bukti Pengiriman
Distribusi Barang ke unit
Barang Masuk ke Unit
Buku Barang Masuk
Laporan Stock Masing2 Unit Perbulan
Asli
Copy
Arsip Masing2 Unit
Gambar 5.2 Alur Distribusi Perbekalan Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
104
5.3
Analisis ABC Pemakaian riil obat dan alat kesehatan di Rumah Sakit Mata Undaan
ditentukan berdasarkan jumlah pemakaian riil yang tercatat dalam sistem informasi manajemen Rumah Sakit Mata Undaan dan data pemakaian harian manual unit. Kemudian data pemakaian riil obat dan alat kesehatan dari periode bulan Januari-Agustus 2013. Kemudian dilakukan analisis ABC, dalam hal ini peneliti melakukan uji coba pada analisis ABC dengan membandingkan pengurutan pada: a. Pengurutan total pemakaian obat dan alat kesehatan dengan nilai biaya obat dan alat kesehatan dari nilai yang besar ke nilai yang kecil. b. Pengurutan nilai biaya obat dan alat kesehatan dengan total pemakaian obat dan alat kesehatan dari nilai yang besar ke nilai yang kecil Dalam hal ini pada analisis ABC terdapat beberapa tahapan menurut (Quick, 2001): 1. Lakukan pendataan seluruh pemakaian perbekalan 2. Lakukan input nama perbekalan dan satuan terkecil dari item perbekalan tersebut 3. Berikan harga dari masing-masing perbekalan, kemudian jumlah kan seluruh pemakaian perbekalan pada periode yang ditentukan dan kalikan dengan harga barangnya masing-masing. 4. Kemudian dari nilai biaya tersebut dilakukan pengurutan dari nilai biaya tertinggi ke nilai biaya terendah dan kemudian di total secara keseluruhan nilai biayanya.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
105
5. Menghitung persen kumulatif untuk masing-masing item 6. Pilih cut-off points untuk kategori A, B dan C dengan keterangan untuk : a. Kategori A adalah persediaan yang memiliki nilai rupiah yang tinggi, kelompok ini mewakili 70-80% dari total nilai persediaan meskipun jumlahnya hanya sedikit, bisa hanya merupakan 15-20% dari seluruh jumlah (volume) persediaan. b. Kategori B adalah barang persediaan dengan nilai rupiah menengah, kelompok ini mewakili sekitar 15-25% dari total nilai persediaan dan jumlahnya sekitar 30% dari jumlah (volume) seluruh persediaan. c. Kategori C adalah barang yang nilai rupiahnya rendah yang hanya mewakili sekitar 5-15% dari total nilai persediaan. Dari data pemakaian obat dan alat kesehatan selama bulan Januari-Agustus 2013 dilakukan analisis ABC yang pertama dilakukan dengan menggunakan pengurutan total pemakaian obat dan alat kesehatan dengan nilai biaya obat dan alat kesehatan dari nilai yang besar ke nilai yang kecil, yang mana selengkapnya dapat ditunjukkan seperti pada tabel 5.3 sebagai berikut :
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
106
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TABEL 5.3 ANALISA ABC PEMAKAIAN OBAT DAN ALKES RS MATA UNDAAN SURABAYA PERIODE JANUARI - AGUSTUS 2013 (PENGURUTAN BERDASARKAN TOTAL PEMAKAIAN DAN NILAI HARGA)
NO. 1
JENIS MENURUT GUDANG
NAMA BARANG (JENIS, UKURAN/TYPE, BENTUK, MERK)
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT ALKES
Tesis
3
SATUAN 4
VITANORM
TGF - CENDO CATAFLAM 50 MG
TAB TAB TAB
GLAUCON 250 MG
PCS
LAMESON 8 MG NORMAFIT
TAB TAB TAB TAB TAB TAB ROLL
DICYNONE
RG CHOLINE LAMESON 4 MG RETIVIT PLUS MEFINAL 500 MG PREDNISON CRAVOX 500 MG OPTIMAX (TAK)
PCS
TAB TAB TAB TABLET
LAPIBAL 500 MG
ALCOHOL SWAB SURGI MASK T-O GR DLX SPUIT 3 CC TERUMO VITALUX PLUS OMEGA 3
SUPP TABLET
TAB PCS PCS
ACYCLOVIR 400 MG ASPILETS TAB ASPAR K RETIVIT
PCS
TAB VIAL TAB ROLL TAB TAB VIAL TAB AMPUL
BLOOD LANCET PLS 28G NEUROSANBE PLUS ST TROGE NON STERIL M NEUROSANBE NIZORAL KALMETHASONE INJ EYEVIT SPUIT 5 CC TERUMO BOUFFANT CAP LAMESON 16 MG PROTAGENT A SPUIT 1 CC BD HANSAPLAST PLESTER ST TROGE NON STERIL S AMOXAN 500 MG LAPIBAL 250 MG
AMPUL
TAB PCS
PCS PCS
ROLL TAB TAB TAB
BERRY VISSION DISP TIMOL 0,5% ED 5 ML
HYALUB LIDOCAIN 2% INJEKSI MERK BERNOFARM TOBRADEX 5 ML KALMETHASONE TAB TOBROSONE MD GIFLOX MD CIPROFLOXACIN 500 MG
AMPUL PCS PCS FLS
TAB SOFTBAG PCS
PCS
VITROLENTA
PCS
BECEFORT
TAB TAB TAB
SPORETIK
CLARIHIS
JANUARI FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
TOTAL AGUSTUS (5+6+7+8+9+10+1 1+12)
HARGA (Rp.)
NILAI BIAYA (RP) (13X14)
JUMLAH KUMULATIF (RP) (15+16)
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
4,800 2,880 2,950 2,820 3,400 4,644 2,315 1,800 1,500 1,000 1,600 3,000 1,213 1,410 1,300 1,600 1,700 1,100 700 500 700 701 1,000 1,300 900 900 500 900 750 990 1,000 1,000 600 540 200 500 1,200 700 800 700 374 300 500 290 600 200 320 110 380 405 150 300
3,900 5,040 3,750 3,760 3,600 4,968 1,460 1,770 2,000 1,600 1,500 1,000 1,160 390 1,100 800 600 900 1,568 950 800 900 600 1,100 1,110 900 800 750 1,050 930 700 900 900 681 600 200 700 710 300 300 430 320 400 360 200 420 260 500 320 100 240 510
4,800 3,186 3,450 3,320 2,900 2,088 2,240 1,740 1,500 1,500 1,510 2,000 1,335 660 700 900 1,000 700 1,148 850 900 900 1,100 400 1,100 1,400 600 450 543 1,200 400 500 600 720 700 500 500 100 400 300 351 320 200 310 200 280 340 300 200 300 180 120
5,550 5,580 3,900 3,540 3,100 3,420 3,500 1,710 1,600 3,000 1,300 1,000 1,040 900 1,400 1,100 1,300 1,800 1,120 850 1,000 1,200 300 800 600 700 500 750 1,107 750 1,200 1,000 500 480 700 600 100 200 500 100 382 420 350 300 200 445 260 300 320 300 270 210
5,250 7,740 4,160 4,000 4,000 1,980 3,800 2,010 2,800 1,500 1,500 2,000 1,480 1,860 1,800 995 1,100 700 1,120 1,650 1,400 1,200 1,300 1,200 600 1,000 400 1,200 510 1,140 400 500 700 700 800 400 300 800 600 700 490 400 350 430 400 415 240 310 440 300 270 151
4,350 6,660 4,000 3,260 2,900 2,340 2,200 1,980 2,100 1,600 1,800 1,000 1,500 1,740 1,200 1,205 1,100 1,202 840 1,550 1,400 700 500 700 900 800 1,910 900 700 450 700 1,000 700 640 800 600 200 400 200 300 393 360 500 440 400 383 420 500 320 500 240 278
7,050 4,500 3,550 3,300 3,600 3,060 2,700 2,220 1,400 2,000 1,930 2,000 1,250 1,650 1,100 1,300 1,100 900 840 1,050 905 1,000 1,000 600 900 600 1,300 900 843 390 900 500 600 760 500 600 400 320 400 700 483 460 310 400 400 380 320 500 300 400 600 180
5,400 4,320 3,550 2,360 2,400 3,060 1,400 2,160 1,000 1,200 2,200 1,000 760 930 700 1,200 750 998 560 400 500 700 1,100 800 700 400 500 450 772 330 300 200 800 680 300 400 400 400 400 200 365 362 240 300 400 145 380 3 240 100 180 300
41,100 39,906 29,310 26,360 25,900 25,560 19,615 15,390 13,900 13,400 13,340 13,000 9,738 9,540 9,300 9,100 8,650 8,300 7,896 7,800 7,605 7,301 6,900 6,900 6,810 6,700 6,510 6,300 6,275 6,180 5,600 5,600 5,400 5,201 4,600 3,800 3,800 3,630 3,600 3,300 3,268 2,942 2,850 2,830 2,800 2,668 2,540 2,523 2,520 2,405 2,130 2,049
3,298 5,123 3,985 3,678 4,023 5,487 7,920 12,668 2,508 5,307 1,098 160 26,125 4,918 1,829 385 990 2,915 7,311 650 2,132 2,054 2,829 327 858 407 904 12,577 5,900 4,050 3,520 660 6,270 30,129 2,860 417 407 2,930 1,150 1,534 52,525 46,667 1,110 66,667 86 4,406 3,872 375 21,294 1,475 17,068 3,344
135,527,250 204,418,485 116,800,350 96,952,080 104,204,333 140,239,200 155,350,800 194,965,650 34,865,833 71,109,333 14,647,320 2,080,000 254,405,250 46,920,900 17,011,250 3,503,500 8,563,500 24,194,500 57,726,340 5,070,000 16,213,860 14,996,254 19,521,250 2,256,300 5,839,575 2,726,900 5,886,125 79,233,000 37,022,500 25,029,000 19,712,000 3,696,000 33,858,000 156,701,796 13,156,000 1,584,600 1,546,600 10,635,900 4,140,000 5,062,750 171,651,700 137,293,333 3,163,500 188,666,667 240,333 11,755,208 9,834,880 946,125 53,661,300 3,547,375 36,355,550 6,852,198
135,527,250 339,945,735 456,746,085 553,698,165 657,902,498 798,141,698 953,492,498 1,148,458,148 1,183,323,982 1,254,433,315 1,269,080,635 1,271,160,635 1,525,565,885 1,572,486,785 1,589,498,035 1,593,001,535 1,601,565,035 1,625,759,535 1,683,485,875 1,688,555,875 1,704,769,735 1,719,765,989 1,739,287,239 1,741,543,539 1,747,383,114 1,750,110,014 1,755,996,139 1,835,229,139 1,872,251,639 1,897,280,639 1,916,992,639 1,920,688,639 1,954,546,639 2,111,248,435 2,124,404,435 2,125,989,035 2,127,535,635 2,138,171,535 2,142,311,535 2,147,374,285 2,319,025,985 2,456,319,318 2,459,482,818 2,648,149,485 2,648,389,818 2,660,145,026 2,669,979,906 2,670,926,031 2,724,587,331 2,728,134,706 2,764,490,256 2,771,342,454
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
% KUMULATIF
KLASIFIKASI
17
18 2% 5% 7% 9% 11% 13% 15% 18% 19% 20% 20% 20% 24% 25% 25% 25% 26% 26% 27% 27% 27% 27% 28% 28% 28% 28% 28% 29% 30% 30% 31% 31% 31% 34% 34% 34% 34% 34% 34% 34% 37% 39% 39% 42% 42% 43% 43% 43% 44% 44% 44% 44%
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NO. 1 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107
NAMA BARANG (JENIS, UKURAN/TYPE, BENTUK, MERK)
JENIS MENURUT GUDANG 2 OBAT OBAT OBAT OBAT ALKES ALKES OBAT OBAT ALKES OBAT ALKES OBAT OBAT ALKES OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT ALKES
Tesis
3 TOBROSONE VED FLAMAR
FLOXASON ID BAND PINK DEWASA OM ST ANSEL NO 7
ST.STERIL SAVEGLOVE PF NO.6,5 CENFRESH DEXTAVEN ST ANSEL NO 7,5
NEEDLE 0.25 BD POSOP PANTOCAIN 2% MD TOBROSON SUSP CATARLEN 15 ML TEARS NATURALE II 15 ML NONCORT CLINDAMYCIN
COLME 250 MG
SATUAN 4 SOFTBAG FLS PCS PCS PCS PCS PCS
TAB PCS
VIAL PCS AMPUL FLS FLS FLS PCS
TAB PCS
TQM CHOL XITROL ED P-PRED MD DOXICYCLIN
PCS
HIALLID
FLS
NONFLAMIN EYEFRESH MILD NEEDLE 23
PCS
PCS PCS
TAB TAB PCS
MAXITROL 5 ML WATER INJECTION OTSU 25 CC NAPHCON A 15 ML
FLS FLS PCS FLS
NEEDLE TERUMO NO 27
ROLL
POLYNEL
PCS
LYTERS 15 ML
LEUKOFIX
PCS
GLAUPLUS
PCS PCS FLS SOFTBAG
DORZOL AUGENTONIC 15 ML LAPIXIME INJ.
EPHINEPRINE 0,1% INJEKSI
CEFOTAXIM INJEKSI IMUNOS EYE DRAPE SURGIWEAR EYE SHIELD NATACEN
PCS PCS TAB
VASACON A 15 ML
AMPUL TABLET PCS PCS FLS PCS PCS ROLL FLS PCS FLS FLS PCS FLS
POLYGRAN EO
TUBE
FLOXA
POLYNEL 5 ML EYEFRESH PLUS MQA INAMI ST.STERIL SAVEGLOVE PF NO.6
ASTHENOF 5 ML LENTIKULAR MD CRAVIT
FLUMETHOLON XITROL EO
JANUARI FEBRUARI 5 240 260 160 100 320 400 300 240 200 200 150 130 221 140 200 300 179 120 100 100 220 184 20 100 100 130 335 160 100 140 121 100 40 110 150 200 160 106 200 181 120 120 110 20 100 100 70 100 120 90 120 100 96
6 300 250 300 300 320 150 260 205 240 200 240 300 220 175 200 240 500 100 200 182 220 300 170 250 20 400 160 155 70 150 200 140 168 150 140 150 170 200 140 261 100 100 140 100 150 60 100 150 130 100 100 140 126 150 84
MARET 7 280 240 220 300 200 150 180 160 300 160 200 180 185 120 220 200 100 121 155 140 300 120 300 270 100 140 120 50 110 100 200 96 140 120 120 180 16 50 100 100 120 60 80 130 160 100 150 90 160 60 70 50 110 67
APRIL 8 240 250 200 100 80 350 200 300 80 300 197 200 145 160 130 180 100 300 150 172 160 100 120 120 140 200 130 150 150 130 100 80 148 80 100 120 120 200 160 150 110 120 60 110 180 100 50 100 140 80 80 100 130 143
MEI 9 300 350 340 400 320 150 220 300 240 300 220 200 210 220 200 260 100 200 120 180 100 160 60 280 100 170 120 70 120 100 180 144 160 161 140 160 104 100 120 100 110 140 160 140 140 200 100 150 120 100 140 115 90 82
JUNI 10 220 220 260 600 320 450 180 300 280 140 200 190 130 150 140 200 250 355 240 100 200 180 220 150 170 300 160 200 100 144 160 160 140 140 180 150 60 150 140 100 100 100 80 100 100 90 120 160 120 123 101 126
JULI 11 220 180 260 100 160 350 240 304 160 20 160 200 250 230 220 160 100 200 150 81 140 100 170 120 200 200 200 185 150 140 200 120 168 120 140 151 100 90 70 100 150 160 160 110 120 100 150 120 80 110 130 121 80 104
TOTAL AGUSTUS (5+6+7+8+9+10+1 1+12) 12 220 230 160 160 200 100 160 200 200 200 140 190 160 60 100 300 70 130 120 200 130 60 58 100 130 140 35 150 100 120 72 140 180 100 120 90 100 160 65 30 100 140 60 140 100 100 120 20 100 60 73 60 103
13 2,020 1,980 1,900 1,900 1,880 1,800 1,780 1,709 1,560 1,520 1,517 1,500 1,485 1,420 1,401 1,400 1,400 1,400 1,320 1,315 1,300 1,300 1,290 1,274 1,208 1,200 1,180 1,170 1,160 1,120 1,100 1,080 1,061 1,050 1,041 1,031 1,020 1,000 970 967 965 941 940 920 910 900 900 900 870 840 830 830 828 821 805
HARGA (Rp.)
NILAI BIAYA (RP) (13X14)
14 63,360 27,500 25,000 1,595 14,850 12,100 17,032 1,150 14,850 2,500 51,667 3,119 34,364 22,748 45,833 31,460 720 620 45,000 23,265 37,500 289 64,167 3,283 23,333 1,100 16,698 40,833 1,774 34,167 1,210 17,500 13,750 95,000 74,167 25,833 114,950 2,418 8,679 6,532 37,500 9,167 40,293 20,000 19,966 30,833 23,750 12,100 15,833 30,000 91,667 71,667 25,369 21,659 18,315
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
15 127,987,200 54,450,000 47,500,000 3,030,500 27,918,000 21,780,000 30,316,367 1,965,350 23,166,000 3,800,000 78,378,333 4,677,900 51,030,788 32,302,633 64,212,500 44,044,000 1,008,000 868,000 59,400,000 30,593,475 48,750,000 375,917 82,775,000 4,181,905 28,186,667 1,320,000 19,704,033 47,775,000 2,057,840 38,266,667 1,331,000 18,900,000 14,588,750 99,750,000 77,207,500 26,634,167 117,249,000 2,418,000 8,418,630 6,316,122 36,187,500 8,626,147 37,875,733 18,400,000 18,168,908 27,750,000 21,375,000 10,890,000 13,775,000 25,200,000 76,083,333 59,483,333 21,005,532 17,782,176 14,743,575
JUMLAH KUMULATIF (RP) (15+16)
% KUMULATIF
16 2,899,329,654 2,953,779,654 3,001,279,654 3,004,310,154 3,032,228,154 3,054,008,154 3,084,324,520 3,086,289,870 3,109,455,870 3,113,255,870 3,191,634,204 3,196,312,104 3,247,342,891 3,279,645,525 3,343,858,025 3,387,902,025 3,388,910,025 3,389,778,025 3,449,178,025 3,479,771,500 3,528,521,500 3,528,897,416 3,611,672,416 3,615,854,321 3,644,040,988 3,645,360,988 3,665,065,021 3,712,840,021 3,714,897,861 3,753,164,528 3,754,495,528 3,773,395,528 3,787,984,278 3,887,734,278 3,964,941,778 3,991,575,945 4,108,824,945 4,111,242,945 4,119,661,575 4,125,977,696 4,162,165,196 4,170,791,343 4,208,667,077 4,227,067,077 4,245,235,985 4,272,985,985 4,294,360,985 4,305,250,985 4,319,025,985 4,344,225,985 4,420,309,318 4,479,792,652 4,500,798,184 4,518,580,359 4,533,323,934
17 46% 47% 48% 48% 48% 49% 49% 49% 50% 50% 51% 51% 52% 52% 53% 54% 54% 54% 55% 56% 56% 56% 58% 58% 58% 58% 59% 59% 59% 60% 60% 60% 61% 62% 63% 64% 66% 66% 66% 66% 67% 67% 67% 68% 68% 68% 69% 69% 69% 69% 71% 72% 72% 72% 72%
KLASIFIKASI 18 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NO. 1 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128
JENIS MENURUT GUDANG
NAMA BARANG (JENIS, UKURAN/TYPE, BENTUK, MERK)
2 OBAT OBAT ALKES ALKES OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT ALKES OBAT ALKES ALKES OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT
Tesis
3 ECG ELECTRODE MEDITRACE NEEDLE 30 GA BD CLANEKSI 500 MG EFRISEL 10% ED 5 ML MYDRIATYL 1% ED 5 ML SPUIT 10 CC BD
MYDRIATYL MD LFX (MD) ASAM MEFENAMAT 500 MG QUIDEX
ANTRAIN INJEKSI 1 GRAM HYALUB ED EFRISEL 10% MD VIGAMOX
KARY UNI 5 ML PROVENID SUPPOSITORIA AZOPT LFX (TEM) BETHADINE SOL 60 ML SYSTANE
VOLTAREN OPTH 5 ML
SATUAN 4 AMPUL PCS
TAB TAB PCS FLS PCS PCS
PCS TAB PCS FLS CAPSUL FLS FLS PCS FLS FLS
PCS FLS FLS
JANUARI FEBRUARI 5 100 100 30 160 151 130 100 60 60 135 80 84 80 120 84 80 51 84 60
6 100 100 120 65 65 31 160 100 150 115 90 200 84 110 50 96 90 97 96 70
MARET 7 100 180 60 72 51 100 100 150 40 140 72 60 115 84 60 49 48 40
APRIL 8 100 100 30 140 135 59 100 80 100 145 50 105 71 60 105 60 110 51 114 90
MEI 9 200 100 120 101 105 129 100 120 100 150 70 100 35 120 100 50 108 80 96 59 110
JUNI 10 100 180 62 62 116 200 40 120 60 35 70 200 79 80 50 48 50 99 36 80
JULI 11 200 100 30 130 135 124 60 180 30 100 50 100 72 100 60 60 50 52 26 50
TOTAL AGUSTUS (5+6+7+8+9+10+1 1+12) 12 100 100 60 30 20 100 105 80 100 90 50 70 48 40 56 60 60 28 42 -
13 800 800 750 748 745 740 705 700 700 690 690 650 640 630 630 606 600 580 523 505 500
HARGA (Rp.)
NILAI BIAYA (RP) (13X14)
14 4,930 743 10,325 15,098 36,135 3,630 5,978 57,500 155 9,836 9,240 53,333 3,045 105,833 31,750 11,789 206,667 67,034 21,670 84,167 50,573
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
15 3,944,000 594,400 7,743,750 11,293,304 26,920,575 2,686,200 4,214,490 40,250,000 108,500 6,786,725 6,375,600 34,666,667 1,948,800 66,675,000 20,002,500 7,144,134 124,000,000 38,879,817 11,333,410 42,504,167 25,286,667 6,256,987,347
JUMLAH KUMULATIF (RP) (15+16)
% KUMULATIF
16 4,537,267,934 4,537,862,334 4,545,606,084 4,556,899,388 4,583,819,963 4,586,506,163 4,590,720,653 4,630,970,653 4,631,079,153 4,637,865,878 4,644,241,478 4,678,908,145 4,680,856,945 4,747,531,945 4,767,534,445 4,774,678,579 4,898,678,579 4,937,558,396 4,948,891,806 4,991,395,972 5,016,682,639
17 73% 73% 73% 73% 73% 73% 73% 74% 74% 74% 74% 75% 75% 76% 76% 76% 78% 79% 79% 80% 80%
KLASIFIKASI 18 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
107
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
108
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
109
Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh pengelompokkan obat dan alat kesehatan berdasarkan 3 kategori yaitu kategori A, B dan C. Kategori A disimbolkan dengan garis warna biru. Kategori B disimbolkan dengan garis warna kuning, sedangkan kategori C ditandai dengan garis warna merah. Kemudian dari tabel 5.3 dilakukan perekapan data hasil analisis ABC obat dan alat kesehatan dimana dihasilkan seperti ditunjukkan pada tabel 5.4 sebagai berikut: Tabel 5.4 Hasil Analisis ABC terhadap Obat dan Alat kesehatan periode JanuariAgustus 2013 Berdasarkan Total Pemakaian dengan Nilai Biaya Obat dan Alat Kesehatan dari Nilai yang Besar ke Nilai yang Kecil No
Kelas
1
Kelas A
Jumlah Item 128
2
Kelas B
3
Kelas C Jumlah
Persentase
Nilai Persedian
Persentase
20%
5.016.682.639
80%
154
25%
911.631.157
15%
329
55%
328.673.551
5%
611
100%
6.256.987.347
100%
Sumber: Data Logistik Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan, 2013 Keterangan : Kelas A mewakili 80% dari total nilai persediaan berjumlah 20% dari jumlah total item Kelas B mewakili 15% dari total nilai persediaan berjumlah 25 % dari jumlah total item Kelas C mewakili 5% dari total nilai persediaan berjumlah 55% dari jumlah total item
Dari data pemakaian obat dan alat kesehatan selama bulan Januari-Agustus 2013 dilakukan analisis ABC yang kedua dilakukan dengan
menggunakan
pengurutan nilai biaya obat dan alat kesehatan dengan total pemakaian obat dan alat kesehatan, dari nilai yang besar ke nilai yang kecil, yang mana selengkapnya dapat ditunjukkan seperti pada tabel 5.5 sebagai berikut :
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TABEL 5.5 ANALISA ABC PEMAKAIAN OBAT DAN ALKES RS MATA UNDAAN SURABAYA PERIODE JANUARI - AGUSTUS 2013 (PENGURUTAN BERDASARKAN NILAI HARGA DAN TOTAL PEMAKAIAN) JENIS NO. MENURUT GUDANG 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT ALKES OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT ALKES OBAT ALKES OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT OBAT
Tesis
NAMA BARANG (JENIS, UKURAN/TYPE, BENTUK, MERK) 3 CRAVOX 500 MG TGF - CENDO RG CHOLINE TOBRADEX 5 ML TIMOL 0,5% ED 5 ML
AVASTIN INJ 100 MG PROTAGENT A DICYNONE
NORMAFIT HYALUB VITANORM
TOBROSONE VED AZOPT LAPIXIME INJ.
SATUAN 4 TAB TAB TAB FLS AMPUL
PCS PCS
TAB TAB PCS
TAB SOFTBAG FLS SOFTBAG
CATAFLAM 50 MG LAMESON 8 MG
TAB TAB
GLAUPLUS
PCS PCS FLS
GLAUCON 250 MG HIALLID
NIZORAL POSOP DORZOL CRAVIT
TAB PCS PCS FLS
RETIVIT PLUS
TAB
VIGAMOX
FLS FLS PCS FLS PCS
TEARS NATURALE II 15 ML GLYBOTIC INJEKSI 500 MG FLUMETHOLON TQM CHOL VITALUX PLUS OMEGA 3 CLARASTIL ED FLAMAR VITROLENTA
TOBROSON SUSP AERRANE 250 ML P-PRED MD TAFLOTAN MAXITROL 5 ML FLOXASON OPTIMAX (TAK) NONCORT SYSTANE
LFX (MD) LFX (TEM) KNIFE CRESCENT ALCON NAPHCON A 15 ML NATACEN KALMETHASONE INJ SPORETIK
EYE DRAPE SURGIWEAR LAMESON 4 MG HYALUB ED LAMESON 16 MG
TAB FLS FLS PCS FLS
AMPUL PCS FLS FLS PCS
TAB PCS FLS PCS FLS
PCS FLS PCS
VIAL TAB AMPUL
TAB FLS
TAB
JANUARI FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
5
6
7
8
9
10
1,213 2,880 1,800 290 374 5 540 2,315 4,644 300 4,800 240 84 150 2,950 3,400 100 2,820 220 900 200 40 120 1,000 84 221 48 90 179 700 14 260 380 150 7 100 35 130 160 1,410 140 84 60 80 30 160 120 750 150 200 1,500 80 600
1,160 5,040 1,770 360 430 3 681 1,460 4,968 320 3,900 300 96 170 3,750 3,600 150 3,760 170 750 240 140 100 1,600 84 200 76 140 200 1,568 17 250 320 220 6 220 20 155 300 390 240 96 160 90 30 150 140 1,050 240 100 2,000 90 900
1,335 3,186 1,740 310 351 5 720 2,240 2,088 320 4,800 280 84 180 3,450 2,900 140 3,320 120 450 160 120 60 1,500 72 120 52 70 121 1,148 38 240 200 180 1 140 30 120 220 660 220 48 100 60 60 110 60 543 180 100 1,500 140 600
1,040 5,580 1,710 300 382 5 480 3,500 3,420 420 5,550 240 60 3,900 3,100 80 3,540 120 750 197 100 80 3,000 71 130 60 80 150 1,120 3 250 320 145 3 160 23 150 200 900 180 114 80 110 42 130 120 1,107 270 150 1,600 50 500
1,480 7,740 2,010 430 490 4 700 3,800 1,980 400 5,250 300 108 160 4,160 4,000 160 4,000 160 1,200 220 161 100 1,500 120 200 80 140 200 1,120 85 350 440 210 5 180 30 120 340 1,860 260 59 120 80 30 120 140 510 270 100 2,800 100 700
1,500 6,660 1,980 440 393 4 640 2,200 2,340 360 4,350 220 48 140 4,000 2,900 160 3,260 200 900 140 160 160 1,600 79 150 72 120 250 840 86 220 320 190 5 240 25 170 260 1,740 140 36 40 50 58 160 100 700 240 150 2,100 70 700
TOTAL AGUSTUS (5+6+7+8+9+ 10+11+12) 11 12 13
JULI
1,250 4,500 2,220 400 483 4 760 2,700 3,060 460 7,050 220 60 100 3,550 3,600 120 3,300 170 900 160 140 110 2,000 72 220 130 150 840 55 180 300 250 5 140 15 185 260 1,650 160 26 60 50 30 140 160 843 600 100 1,400 50 600
760 4,320 2,160 300 365 3 680 1,400 3,060 362 5,400 220 60 120 3,550 2,400 140 2,360 130 450 200 180 100 1,200 48 160 48 60 70 560 70 230 240 140 4 120 18 140 160 930 60 42 80 60 18 150 100 772 180 65 1,000 70 800
9,738 39,906 15,390 2,830 3,268 33 5,201 19,615 25,560 2,942 41,100 2,020 600 1,020 29,310 25,900 1,050 26,360 1,290 6,300 1,517 1,041 830 13,400 630 1,401 436 830 1,320 7,896 368 1,980 2,520 1,485 36 1,300 196 1,170 1,900 9,540 1,400 505 700 580 298 1,120 940 6,275 2,130 965 13,900 650 5,400
HARGA (Rp.)
JUMLAH % KUMULATIF (RP) KUMULATIF (15+16) 15 16 17
NILAI BIAYA (RP) (13X14)
14 26,125 5,123 12,668 66,667 52,525 4,927,146 30,129 7,920 5,487 46,667 3,298 63,360 206,667 114,950 3,985 4,023 95,000 3,678 64,167 12,577 51,667 74,167 91,667 5,307 105,833 45,833 139,247 71,667 45,000 7,311 153,333 27,500 21,294 34,364 1,386,000 37,500 246,667 40,833 25,000 4,918 31,460 84,167 57,500 67,034 129,800 34,167 40,293 5,900 17,068 37,500 2,508 53,333 6,270
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
254,405,250 204,418,485 194,965,650 188,666,667 171,651,700 162,595,818 156,701,796 155,350,800 140,239,200 137,293,333 135,527,250 127,987,200 124,000,000 117,249,000 116,800,350 104,204,333 99,750,000 96,952,080 82,775,000 79,233,000 78,378,333 77,207,500 76,083,333 71,109,333 66,675,000 64,212,500 60,711,692 59,483,333 59,400,000 57,726,340 56,426,667 54,450,000 53,661,300 51,030,788 49,896,000 48,750,000 48,346,667 47,775,000 47,500,000 46,920,900 44,044,000 42,504,167 40,250,000 38,879,817 38,680,400 38,266,667 37,875,733 37,022,500 36,355,550 36,187,500 34,865,833 34,666,667 33,858,000
254,405,250 458,823,735 653,789,385 842,456,052 1,014,107,752 1,176,703,570 1,333,405,366 1,488,756,166 1,628,995,366 1,766,288,699 1,901,815,949 2,029,803,149 2,153,803,149 2,271,052,149 2,387,852,499 2,492,056,832 2,591,806,832 2,688,758,912 2,771,533,912 2,850,766,912 2,929,145,246 3,006,352,746 3,082,436,079 3,153,545,412 3,220,220,412 3,284,432,912 3,345,144,604 3,404,627,938 3,464,027,938 3,521,754,278 3,578,180,944 3,632,630,944 3,686,292,244 3,737,323,032 3,787,219,032 3,835,969,032 3,884,315,698 3,932,090,698 3,979,590,698 4,026,511,598 4,070,555,598 4,113,059,765 4,153,309,765 4,192,189,582 4,230,869,982 4,269,136,648 4,307,012,382 4,344,034,882 4,380,390,432 4,416,577,932 4,451,443,765 4,486,110,432 4,519,968,432
4% 7% 10% 13% 16% 19% 21% 24% 26% 28% 30% 32% 34% 36% 38% 40% 41% 43% 44% 46% 47% 48% 49% 50% 51% 52% 53% 54% 55% 56% 57% 58% 59% 60% 61% 61% 62% 63% 64% 64% 65% 66% 66% 67% 68% 68% 69% 69% 70% 71% 71% 72% 72%
KLASIFIKASI 18 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
JENIS NO. MENURUT GUDANG 1 2 54 OBAT 55 ALKES 56 OBAT 57 OBAT 58 ALKES 59 ALKES 60 OBAT 61 OBAT 62 OBAT 63 ALKES 64 OBAT 65 OBAT 66 OBAT 67 OBAT 68 ALKES 69 OBAT 70 ALKES 71 OBAT
Tesis
NAMA BARANG (JENIS, UKURAN/TYPE, BENTUK, MERK) 3 KNIFE CLEAR CUT 2,2 MM ALCON CATARLEN 15 ML XITROL ED CENFRESH EYEFRESH MILD ST ANSEL NO 7
EYEFRESH PLUS MYDRIATYL 1% ED 5 ML AUGENTONIC 15 ML TRAVATAN
VOLTAREN OPTH 5 ML LENTIKULAR MD EYEVIT SPUIT 3 CC TERUMO ST ANSEL NO 7,5 TQM BLUE ANBACIM INJEKSI DUOTRAV
SATUAN 4 BOTOL FLS
PCS PCS PCS PCS PCS
PCS FLS FLS FLS PCS
TAB TABLET PCS AMPUL
PCS FLS
JANUARI FEBRUARI 5 30 130 120 400 20 320 20 151 110 8 60 100 990 1,100 240 29 33 7
6 54 175 182 260 20 320 60 65 150 3 70 100 930 900 240 50 35 9
MARET 7 30 185 155 180 270 200 160 72 120 8 40 160 1,200 700 160 121 45 12
APRIL 8 30 160 172 200 140 80 180 135 120 12 90 140 750 1,800 80 50 40 8
MEI 9 30 220 120 220 280 320 140 105 140 21 110 120 1,140 700 240 100 20 7
JUNI 10 30 130 355 180 220 320 80 62 140 7 80 120 450 1,202 280 50 51 8
JULI 11 30 230 81 240 200 160 120 135 151 16 50 80 390 900 160 100 54 10
TOTAL AGUSTUS (5+6+7+8+9+ 10+11+12) 12 13 18 252 190 1,420 130 1,315 100 1,780 58 1,208 160 1,880 140 900 20 745 100 1,031 9 84 500 20 840 330 6,180 998 8,300 160 1,560 500 70 348 7 68
HARGA (Rp.)
JUMLAH % KLASIFIKASI KUMULATIF (RP) KUMULATIF (15+16) 15 16 17 18 A 32,709,600 4,552,678,032 73% A 32,302,633 4,584,980,665 73% A 30,593,475 4,615,574,140 74% A 30,316,367 4,645,890,507 74% A 28,186,667 4,674,077,173 75% A 27,918,000 4,701,995,173 75% A 27,750,000 4,729,745,173 76% A 26,920,575 4,756,665,748 76% A 26,634,167 4,783,299,915 76% A 25,480,000 4,808,779,915 77% A 25,286,667 4,834,066,582 77% A 25,200,000 4,859,266,582 78% A 25,029,000 4,884,295,582 78% A 24,194,500 4,908,490,082 78% A 23,166,000 4,931,656,082 79% A 22,500,000 4,954,156,082 79% A 22,305,756 4,976,461,838 80% A 22,100,000 4,998,561,838 80% 6,256,987,347
NILAI BIAYA (RP) (13X14)
14 129,800 22,748 23,265 17,032 23,333 14,850 30,833 36,135 25,833 303,333 50,573 30,000 4,050 2,915 14,850 45,000 64,097 325,000
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
110
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
111
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
112
Kemudian dari tabel 5.5 dilakukan perekapan data hasil analisis ABC obat dan alat kesehatan dimana dihasilkan seperti ditunjukkan pada tabel 5.6 sebagai berikut:
Tabel 5.5 Hasil Analisis ABC terhadap Obat dan Alat kesehatan periode JanuariAgustus 2013 Berdasarkan Nilai Biaya dan Total Pemakaian Obat dan Alat Kesehatan dari Nilai yang Besar ke Nilai yang Kecil No
Kelas
1
Kelas A
Jumlah Item 71
2
Kelas B
3
Kelas C Jumlah
Persentase
Nilai Persedian
Persentase
12%
4.998.561.838
80%
83
14%
940.753.285
15%
457
74%
317.672.224
5%
611
100%
6.376.174.501
100%
Sumber: Data Logistik Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan Tahun 2013 Keterangan: Kelas A mewakili 80% dari total nilai persediaan berjumlah 12% dari jumlah total item Kelas B mewakili 15% dari total nilai persediaan berjumlah 14 % dari jumlah total item Kelas C mewakili 5% dari total nilai persediaan berjumlah 74% dari jumlah total item
Setelah dilakukan uji coba pada analisis ABC dengan membandingkan 2 kali pengurutan, berdasarkan hasil yang diperoleh seperti ditunjukkan pada tabel 5.3 dan tabel 5.5, garis warna biru menunjukkan kategori A, garis warna kuning menunjukkan kategori B dan garis warna merah menunjukkan kategori C. Pada tabel 5.3 pada pengurutan total pemakaian dengan nilai biaya obat dan alat kesehatan menunjukkan banyak item dari kategori C (garis warna merah) yang menjadi kategori A dikarenakan total pemakaian yang besar akan tetapi nilai biaya yang kecil, sedangkan pada tabel 5.5 pada pengurutan nilai biaya obat dan alat kesehatan dengan total pemakaian, dihasilkan hanya 2 item dari kategori C (garis warna merah) yang menjadi kategori A dikarenakan nilai biaya yang tinggi,
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
113
sehingga dengan hasil yang ditunjukkan oleh dua tabel tersebut dan mengacu pada teori tahapan Analisis ABC Quick 2001, dari buku Managing Drug Supply. Maka peneliti memilih untuk menggunakan hasil dari tabel 5.5 yaitu memfokuskan perhatian kepada obat dan alat kesehatan yang bernilai tinggi (Critical) daripada kepada yang bernilai rendah (Trivial) yang dihasilkan 71 item kategori A. Dari pengurutan nilai biaya obat dan alat kesehatan dengan total pemakaian obat dan alat kesehatan, dihasilkan 71 item kategori A, yang kemudian dari 71 item obat dan alat kesehatan kategori A tersebut dilakukan forecasting, forecasting yang dipilih dalam penelitian ini yaitu model Smoothing ( yang termasuk dalam forecasting model smoothing yaitu metode single moving average, metode double moving average, metode single exponential smoothing dan metode double exponential smoothing), model time series( yang termasuk dalam forecasting model time series yaitu trend linier, trend parabolik dan trend exponential) , model regresi sederhana, model autoregresi dan autokolerasi. Kemudian dipilih model forecasting yang paling sesuai setiap obat dan alat kesehatan kategori A tersebut.
5.4 Analisa Model Forecasting Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi (masa yang akan datang). Tujuan dari forecasting adalah meminimumkan pengaruh ketidakpastian dan mendapatkan forecast yang dapat meminimumkan kesalahan meramal (Forecast Error). Ada empat model utama Forecasting yang dipilih dalam penelitian ini yaitu smoothing, dekomposisi atau time series, regresi
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
114
sederhana, autoregresi dan autokolerasi yang berjumlah 11 item model forecasting. Dari 11 item model Forecasting pada penelitian ini dilakukan pada 71 item obat dan alat kesehatan yang masuk kategori A, dalam hal ini yang digunakan sebagai contoh pada bab hasil penelitian dan analisis data adalah
item obat
Cravox 500 mg tablet, dimana obat Cravox ini diujikan pada beberapa model forecasting yaitu model forecasting smoothing, model forecasting dekomposisi atau time series, model forecasting regresi sederhana dan model forecasting autoregresi dan autokorelasi , pada penelitian item cravox 500 mg tablet diawali dengan menggunakan model smoothing yang
terdiri dari 4 item model
forecasting yaitu model single moving average, model double moving average, model single exponential smoothing dan model double exponential smoothing yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 5.6 Single Moving Averages untuk Obat Cravox 500 mg tablet SINGLE MOVING AVERAGES (4 Minggu) Cravox 500 mg Tablet No Bulan Pemakaian Riil 1 Jan minggu IV 303 2 Feb minggu I 290 3 Feb minggu II 348 4 Feb minggu III 348 5 Feb minggu IV 290 6 Mar minggu I 334 7 Mar minggu II 267 8 Mar minggu III 401 9 Mar minggu IV 334 10 Apr minggu I 260 11 Apr minggu II 208 12 Apr minggu III 312 13 Apr minggu IV 260 14 Mei minggu I 317 15 Mei minggu II 280 16 Mei minggu III 341 17 Mei minggu IV 337 18 Juni minggu I 371 19 Juni minggu II 266 20 Juni minggu III 286 21 Juni minggu IV 373 22 Juli minggu I 194 23 Juli minggu II 227 24 Juli minggu III 216 25 Juli minggu IV 339
Hasil Forecast
322.31 319.00 329.94 309.69 322.81 333.75 315.31 300.56 278.44 260.00 274.25 292.25 299.50 318.75 332.25 328.75 315.00 324.00 279.75 270.00 252.50
Error
-32.31 14.75 -62.94 90.81 10.94 -73.75 -107.31 11.44 -18.44 57.00 5.75 48.75 37.50 52.25 -66.25 -42.75 58.00 -130.00 -52.75 -54.00 86.50
Absolut Error
32.31 14.75 62.94 90.81 10.94 73.75 107.31 11.44 18.44 57.00 5.75 48.55 37.50 52.25 66.25 42.75 58.00 130.00 52.75 54.00 86.50
(Error)2
1,044.10 217.56 3,961.13 8,246.91 119.63 5,439.06 11,515.97 130.82 339.94 3,249.00 33.06 2,376.56 1,406.25 2,730.06 4,389.06 1,827.56 3,364.00 16,900.00 2,782.56 2,916.00 7,482.25
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya…
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
115
Lanjutan Tabel 5.7 No 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Bulan Agustus minggu I Agustus minggu II Agustus minggu III Agustus minggu IV September minggu I September minggu II September minggu III September minggu IV Oktober minggu I Oktober minggu II Oktober minggu III Oktober minggu IV
Pemakaian Riil 194 106 195 330 205 210 230 239
Hasil Forecast 244.00 244.00 213.75 208.50 206.25 209.00 235.00 243.75 221.00 226.33 234.50 239.00 JUMLAH RATA-RATA
Error -50.00 -138.00 -18.75 121.50
Absolut Error 50.00 138.00 18.75 121.50
(Error)2 2,500.00 19,044.00 351.56 14,762.25
-234.50 -10.20
1,395.38 60.67
115,867.65 5,037.72
MAD
MSE
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa kesalahan forecast (forecast error) pada metode single moving averages untuk Obat Cravox 500 mg menurut ukuran MAD sebesar 60,67 sedangkan MSE sebesar 5.037,72. Metode single moving averages merupakan metode sederhana dan paling mudah proses penghitungannya dengan menggunakan data historis selama jangka waktu tertentu. Semakin panjang jangka waktu moving averages maka akan menghasilkan moving averages yang semakin halus. Metode single moving averages memiliki kelemahan yaitu membutuhkan data historis yang cukup (untuk forecast dengan 3 bulan moving averages membutuhkan data historis selama 3 bulan), data pada setiap tahun harus diberikan weight sama (data yang lebih awal maupun terbaru dianggap sama penting), tidak bisa mengikuti perubahan yang drastis dikarenakan setelah perubahan terjadi metode tersebut masih menggunakan data sebelumnya sehingga hasil forecast kurang tepat dan tidak cocok untuk forecasting data yang memiliki gejala trend sebab mengakibatkan keterlambatan untuk mengikuti perubahan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
116
Tabel 5.7 Double Moving Averages untuk Obat Cravox 500 mg DOUBLE MOVING AVERAGES Cravox 500 mg
Bulan
Pemakaian Riil
4 minggu m.aver.
(1)
(2)
Dari (2) St” (3)
No
4 minggu m.aver. Dari (3) St” (4)
Nilai
Nilai
Foreca st
A
b
a+bm
Error
Absolu t
Jan minggu IV Feb minggu I Feb minggu II Feb minggu III Feb minggu IV Mar minggu I Mar minggu II Mar minggu III
303 290 348 348 290 334 267 401
322.31 319.00 329.94 309.69 322.81
320.23 320.36
299.14 325.27
-7.03 1.64
292.11
108.39
108.39
9 10
Mar minggu IV Apr minggu I
334 260
333.75 315.31
324.05 320.39
343.45 310.23
6.47 -3.39
326.90 349.92
6.85 -89.92
6.85 89.92
11
Apr minggu II
208
300.56
318.11
283.02
-11.70
306.85
-98.85
98.85
12
Apr minggu III
312
278.44
307.02
249.86
-19.05
271.32
40.68
40.68
13 14
Apr minggu IV Mei minggu I
260 317
260.00 274.25
228.58 278.31
231.42 270.19
-19.05 -2.71
230.81 212.37
29.19 104.63
29.19 104.63
15 16 17 18 19
Mei minggu II Mei minggu III Mei minggu IV Juni minggu I Juni minggu II
280 341 337 371 266
292.25 299.50 318.75 332.25 328.75
276.23 281.50 296.19 310.69 319.81
308.27 317.50 341.31 353.81 337.69
10.68 12.00 15.04 14.38 5.96
267.48 318.94 329.50 356.35 368.19
12.52 22.06 7.50 14.65 102.19
20
Juni minggu III
286
315.00
323.69
306.31
-5.79
343.65
12.52 22.06 7.50 14.65 102.19 -57.65
21
Juni minggu IV
373
324.00
325.00
323.00
-0.67
300.52
72.48
72.48
22
Juli minggu I
194
279.75
311.88
247.63
-21.42
322.33
128.33
23 24 25
Juli minggu II Juli minggu III Juli minggu IV
227 216 339
270.00 252.50 244.00
297.19 281.56 26.56
242.81 223.44 226.44
-18.13 -19.38 -11.71
226.21 224.69 204.06
128.33 0.79 -8.69 134.94
26 27
Agustus minggu I Agustus minggu II
194 106
244.00 213.75
252.63 238.56
235.38 188.94
-5.75 -16.54
214.73 229.63
20.73 123.63
28 29
Agustus minggu III Agustus minggu IV
195 330
208.50 206.25
227.56 218.13
189.44 194.38
-12.71 -7.92
172.40 176.73
-20.73 123.63 22.60 153.27
30
September minggu I September minggu II September minggu III September minggu IV Oktober minggu I Oktober minggu II Oktober minggu III Oktober minggu IV
205
209.00
209.38
208.63
-0.25
186.46
210
235.00
214.69
255.31
13.54
208.38
230
243.75
223.50
264.00
13.50
268.85
239
221.00
227.19
214.81
-4.13
277.50
220
224.75 229.67 239.50 220.00
231.13 229.79 226.23 225.98
218.38 229.54 232.77 214.02
-4.25 -0.08 2.18 -3.99
210.69 214.13 229.46 234.95 JUMLAH
100.57
RATA-RATA
4.57
1,360.5 3 61.84
32 33 34 35 36 37
(m=1)
57.65
0.79 -8.69 134.94
22.60 153.27
MAD
Tesis
2
Error
1 2 3 4 5 6 7 8
31
(Error)
11,748. 53 46.91 8,085.9 4 9,771.1 2 1,655.0 5 852.21 10,947. 48 156.77 486.52 56.25 214.50 10,442. 29 3,323.0 4 5,253.2 3 16,469. 44 0.63 75.47 18,208. 13 429.70 15,283. 14 510.95 23,491. 95
137.50 9.25 6,250.4 2 MSE
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
117
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa kesalahan forecast (forecast error) pada metode double moving averages untuk Obat Cravox 500 mg tablet menurut ukuran MAD sebesar 61,84 sedangkan MSE sebesar 6.250,42. Metode double moving averages dilakukan dengan mencari moving averages pada tahun terakhir, kemudian mencari moving averages dari moving averages yang pertama setelah itu baru dibuat forecast. Tabel 5.8 Single Exponential Smoothing untuk Obat Cravox 500 mg SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Cravox 500 mg Tablet
1 2
Jan minggu IV Feb minggu I
Pemakaian Riil 303 290
3
Feb minggu II
348
No
Bulan
Forecast a=0.10
Forecast a=0.50
303
303
301.70
296.50
a=0.10 Absolut Error
Error
13.00
(Error)2
Error
a=0.50 Absolut Error
(Error)2
13
169.00
-13.00
13.00
169.00
46.3
2143.69
51.50
51.50
2652.25
41.67
1736.39
23.15
23.15
535.92
20.50 25.30 43.98 93.92 17.78 57.75 103.97
420.13 640.23 1934.03 8821.00 316.06 3335.02 10810.73
-37.17 33.50 -54.10 111.51 -19.79 -64.86 -80.87
37.17 33.50 54.10 111.51 19.79 64.86 80.87
1381.24 1122.35 2926.66 12434.75 391.64 4206.94 6540.74
10.42 42.62 18.62 20.22 42.80 34.52 65.07 46.44 21.79 67.38 118.35
108.63 1816.42 347.54 400.02 1881.87 1191.65 4230.89 2156.54 475.01 4540.71 14007.59
52.01 46.79 35.69 27.68 50.89 17.40 51.26 72.47 3.22 76.10 145.31
2705.32 2187.17 1273.79 766.11 2589.70 302.77 2627.61 5251.30 10.36 5791.62 21114.30
73.52 77.17 53.55 96.80
5404.94 5954.67 2867.62 9371.18
26.18 47.76 84.42 118.22
685.23 2280.94 7126.19 13977.13
175.12
30668.54
136.40
18605.62
68.61
4707.60
52.01 -46.79 35.69 -27.68 50.89 17.40 51.26 -72.47 -3.22 76.10 145.31 -26.18 -47.76 84.42 118.22 136.40 1.44
1.44
2.07
73.25
5365.45
100.69
100.69
10139.29
46.30 4
Feb minggu III
348
306.33
324.85 41.67 -20.50 25.30 -43.98 93.92 17.78 -57.75 103.97 10.42 -42.62 18.64 -20.2 42.80 34.52 65.07 -46.44 -21.79 67.38 118.35 -73.52 -77.17 53.55 -96.80
5 6 7 8 9 10 11
Feb minggu IV Mar minggu I Mar minggu II Mar minggu III Mar minggu IV Apr minggu I Apr minggu II
290 334 267 401 334 260 208
310.50 308.45 310.98 306.58 315.97 317.75 311.97
327.17 300.25 321.10 388.99 353.54 324.86 288.87
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Apr minggu III Apr minggu IV Mei minggu I Mei minggu II Mei minggu III Mei minggu IV Juni minggu I Juni minggu II Juni minggu III Juni minggu IV Juli minggu I
312 260 317 280 341 337 371 266 286 373 194
301.58 302.62 298.36 300.22 298.20 302.48 305.93 312.44 307.79 305.62 312.35
259.99 306.79 281.31 307.68 290.11 319.60 319.74 338.47 289.22 296.90 339.31
23 24 25 26
Juli minggu II Juli minggu III Juli minggu IV Agustus minggu I Agustus minggu II Agustus minggu III Agustus minggu IV September minggu I
227 216 339 194
300.52 293.17 285.45 290.80
253.18 263.76 254.58 312.22
106
281.12
242.40
195
263.61
193.56
175.12 -68.61
330
256.75
229.31
73.25
205
264.08
293.38
27 28 29 30
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya… Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
118
Lanjutan Tabel 5.8 31 32 33 34 35 36 37
September minggu II September minggu III September minggu IV Oktober minggu I Oktober minggu II Oktober minggu III Oktober minggu IV
210
258.17
234.54
230
253.35
234.08
239
251.02
241.68
220
249.81
245.01
225
246.83
234.91
227
244.65
235.92
225
242.88
235.82
JUMLAH RATA-RATA
389.24 -13.90
1570.46
125785.06
56.09 MAD
4492.32 MSE
204.25 -7.29
1583.3791
129800.00
56.55 MAD
4635.71 MSE
Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa kesalahan forecast (forecast error) pada metode single exponential smoothing untuk Obat Cravox 500 mg menurut ukuran MAD sebesar 56,09 sedangkan MSE sebesar 4492.32 untuk a=0,1. Sedangkan untuk a=0,50 diperoleh ukuran MAD sebesar 56,55 dan MSE sebesar 4635,71. Metoda single exponential smoothing merupakan pengembangan dari metode moving averages sederhana yang berfungsi untuk mengatasi kondisi data yang memiliki weight yang sama. Metoda single exponential smoothing lebih cocok digunakan untuk meramal hal-hal yang fluktuasinya secara random (tidak teratur). Tabel 5.9 Double Exponential Smoothing untuk Obat Cravox 500 mg DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Cravox 500 mg Tablet Alfa = 0.1
St” Single exponential 303 301.70 306.33 310.50 308.45 310.98 306.58 315.97 317.75 311.97 301.58
St” Double exponential 303 302.87 303.22 303.94 304.39 305.05 305.21 306.28 307.43 307.88 307.25
Nilai a 303.00 300.53 309.44 317.05 312.50 316.90 307.95 325.66 328.07 316.07 295.90
Nilai b 0.00 -0.13 0.35 0.73 0.45 0.66 0.15 1.08 1.15 0.45 -0.63 -0.46 -0.84 -0.57 -0.72 -0.22
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jan minggu IV Feb minggu I Feb minggu II Feb minggu III Feb minggu IV Mar minggu I Mar minggu II Mar minggu III Mar minggu IV Apr minggu I Apr minggu II
Pemakaian Riil 303 290 348 348 290 334 267 401 334 260 208
12 13
Apr minggu III Apr minggu IV
312 260
302.62 298.36
306.79 305.95
298.45 290.77
14 15 16
Mei minggu I Mei minggu II Mei minggu III
317 280 341
300.22 298.20 302.48
305.37 304.66 304.44
295.07 291.74 300.52
No
Bulan
Forecast St+m= At+btm
Absolut Error
(Error)2
13.00 47.60 38.21 27.78 20.80 50.56 92.39 7.01 69.22 -108.52
169.00 2265.76 1460.00 771.62 432.62 2556.39 8536.49 49.17 4791.02 11776.71
295.27 297.99
-13.00 47.60 38.21 -27.78 20.80 -50.56 92.39 7.01 -69.22 108.52 16.37 -37.99
16.37 37.99
279.86 1442.95
289.93 294.50 291.03
27.07 -14.50 49.97
27.07 -14.50 49.97
733.02 210.17 2497.46
303.00 300.40 309.79 317.78 312.95 37.56 308.44 326.74 329.22 316.52
Error
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya… Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
119
Lanjutan Tabel 5.9 17 18 19 20 21 22
Mei minggu IV Juni minggu I Juni minggu II Juni minggu III Juni minggu IV Juli minggu I
337 371 266 286 373 194
305.93 312.44 307.79 305.62 312.35 300.52
304.59 305.37 305.62 305.62 306.29 305.71
307.25 319.50 309.97 305.62 318.42 295.32
0.15 -0.79 0.24 0.00 0.67 -0.58
300.30 307.42 320.29 310.22 305.62 319.09
23 24 25 26 27
Juli minggu II Juli minggu III Juli minggu IV Agustus minggu I Agustus minggu II Agustus minggu III Agustus minggu IV September minggu I September minggu II September minggu III September minggu IV Oktober minggu I Oktober minggu II Oktober minggu III Oktober minggu IV
227 216 339 194 106
293.17 285.45 290.80 281.12 263.61
304.46 302.56 301.38 299.36 295.78
281.88 268.34 280.23 262.89 231.44
-1.25 -1.90 -1.18 -2.03 -3.57
294.75 280.62 266.44 279.05 260.87
195
256.75
291.88
221.62
-3.90
330
264.08
289.10
239.05
205
258.17
286.01
210
253.35
230
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
36.70 63.58 54.29 24.22 67.38 125.09
1346.68 4041.83 2947.30 586.43 4540.72 15648.04
67.75 64.62 72.56 85.05 154.87
4589.73 4175.87 5264.63 7234.01 23983.86
227.87
36.70 63.58 -54.29 -24.22 67.38 125.09 -67.75 -64.62 72.56 -85.05 154.87 -32.87
32.87
1080.31
-2.78
217.72
112.28
112.28
12606.78
230.33
-3.09
236.27
282.74
223.96
-3.27
227.24
251.02
279.57
222.46
-3.17
220.70
239
249.81
276.59
223.04
-2.98
219.29
220 225
246.83 244.65
273.62 270.72
220.05 218.58
-2.98 -2.90
220.06 217.07
227
247.53
273.69
221.38
-2.91
215.68
225
245.28
270.85
219.71
-2.84
218.47 278.03 -9.93
1582.60
126018.41
56.52 MAD
4500.66 MSE
JUMLAH RATA -RATA Alfa = 0.5
St” Single exponential 303 296.50 322.25 335.13 312.56 323.16 295.08
St” Double exponential 303 299.75 311.00 323.06 317.81 320.48 307.78
Nilai A 303.00 293.25 333.50 347.19 307.31 325.83 282.38
1 2 3 4 5 6 7
Jan minggu IV Feb minggu I Feb minggu II Feb minggu III Feb minggu IV Mar minggu I Mar minggu II
Pemakaian Riil 303 290 348 348 290 334 267
8 9 10
Mar minggu III Mar minggu IV Apr minggu I
401 334 260
347.79 340.77 300.38
327.79 334.28 317.33
367.79 347.26 283.44
11
Apr minggu II
208
254.19
285.76
222.62
12 13 14 15 16 17 18 19
Apr minggu III Apr minggu IV Mei minggu I Mei minggu II Mei minggu III Mei minggu IV Juni minggu I Juni minggu II
312 260 317 280 341 337 371 266
283.10 271.55 294.27 287.14 314.07 325.53 348.27 307.13
284.43 277.99 286.13 286.63 300.35 312.94 330.60 318.87
281.76 265.11 302.42 287.64 327.79 338.13 365.93 295.40
20
Juni minggu III
286
296.57
307.72
285.42
21 22
Juni minggu IV Juli minggu I
373 194
334.78 364.39
321.25 292.82
348.32 235.96
No
Bulan
Nilai b 0.00 -3.25 11.25 12.06 -5.25 2.67 12.70 20.00 6.49 16.95 31.57 -1.33 -6.44 8.14 0.50 13.72 12.59 17.66 11.74 11.15 13.53 28.43
Forecast St+m= At+btm
Error
Absolut Error
(Error)2
303.00 290.00 344.75 359.25 302.06 328.50
-13.00 58.00 3.25 -69.25 31.69 -61.50
13.00 58.00 3.25 69.25 31.69 61.50
269.00 3364.00 10.56 4795.56 1004.10 3782.25
269.67 387.80 353.75
130.83 -54.05 -93.75
130.83 54.05 93.75
17116.00 2921.06 8789.79
266.49
-58.49
58.49
3421.34
191.05 280.43 258.67 310.56 288.14 341.50 350.72 383.59
120.95 -20.43 58.33 -30.56 52.86 -4.50 20.28 117.59 2.34
120.95 20.43 58.33 30.56 52.86 4.50 20.28 117.59
14628.00 417.41 3402.71 933.89 2793.89 20.28 411.39 13827.75
2.34
5.47
98.74 167.85
98.74 167.85
9748.74 28173.21
283.66 274.26 361.85
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya… Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
120
Lanjutan Tabel 5.9 23
Juli minggu II
227
245.70
269.26
222.13
24
Juli minggu III
216
230.85
250.05
211.64
25 26
Juli minggu IV Agustus minggu I
339 194
284.92 239.46
267.49 253.48
302.36 225.45
27
Agustus minggu II Agustus minggu III Agustus minggu IV September minggu I September minggu II September minggu III September minggu IV Oktober minggu I Oktober minggu II Oktober minggu III Oktober minggu IV
106
172.73
213.10
132.36
195
183.87
198.48
169.25
330
256.93
227.71
205
30.97
210
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
207.53
19.47
19.47
378.98
198.57
17.43
17.43
303.79
192.44 319.79
146.56 -125.79
21480.62 15824.31
105.44
11116.62
91.99
146.56 125.79 105.44 103.01
103.01
10611.74
286.16
23.56 19.21 17.44 14.01 40.37 14.62 29.22
154.63
175.37
175.37
30755.39
229.34
232.60
1.63
315.38
220.48
224.91
216.06
-4.43
234.22
230
225.24
225.08
225.41
0.17
211.63
239
232.12
228.60
235.64
3.52
225.57
220 225
226.06 225.53
227.33 226.43
224.79 224.63
-1.27 -0.90
239.17 223.52
227
226.27
226.35
226.18
-0.08
223.73
225
225.63
225.99
225.28
-0.36
226.10 116.90 4.17
1961.31 70.05 MAD
210207.84 7507.42 MSE
211.44
JUMLAH RATA -RATA
Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa kesalahan forecast (forecast error) pada metode double exponential smoothing untuk Obat Cravox 500 mg menurut ukuran MAD sebesar 56,52 sedangkan MSE sebesar 4500,66 untuk a=0,1. Sedangkan untuk a=0,5 diperoleh ukuran MAD sebesar 70,05 dan MSE sebesar 7507,42. Metode double exponential smoothing lebih tepat digunakan untuk meramalkan data yang mengalami trend kenaikan. Setelah dilakukan forecasting model smoothing kemudian item Cravox 500 mg tablet dilanjutkan analisa dengan menggunakan forecasting metode dekomposisi atau time series, model time series ini terdiri dari trend linier, trend parabolik dan trend exponential yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
121
Tabel 5.10 Trend Linier Untuk Obat Cravox 500 mg Trend Linier Cravox 500 mg tablet No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Bulan Jan minggu IV Feb minggu I Feb minggu II Feb minggu III Feb minggu IV Mar minggu I Mar minggu II Mar minggu III Mar minggu IV Apr minggu I Apr minggu II Apr minggu III Apr minggu IV Mei minggu I Mei minggu II Mei minggu III Mei minggu IV Juni minggu I Juni minggu II Juni minggu III Juni minggu IV Juli minggu I Juli minggu II Juli minggu III Juli minggu IV
Pemakaian Rill (Y) 303 290 348 348 290 334 267 401 334 260 208 312 260 317 280 341 337 371 266 286 373 194 227 216 339
JUMLAH a= b=
7501
X
XY
X2
Y
Error
-12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-3639 -3190 -3480 -3132 -2320 -2336.25 -1602 -2002.5 -1335 -780 -416 -312 0 317 560 1023 1348 1855 1596 2002 2984 1746 2270 2376 4068
144 121 100 81 64 49 36 25 16 9 4 1 0 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 121 144
322 320 319 317 315 313 311 309 307 306 304 302 300 298 296 295 293 291 289 287 285 283 282 280 278
-18.95 -30.36 29.49 31.34 -24.82 20.78 -44.13 91.22 26.32 -45.59 -95.74 10.10 -40.05 18.80 -16.36 46349 44.33 80.18 -22.97 -1.13 87.72 -89.44 -54.59 -63.74 61.10
0
-2400
1300
JUMLAH Rata-rata
0.00 0.00
300.05 -1.85
Absolut
(Error)2
Error 18.95 30.36 29.49 31.34 24.82 20.78 44.13 91.22 26.32 45.59 95.74 10.10 40.05 18.80 16.36 46349 44.33 80.18 22.97 1.13 87.72 89.44 54.59 63.74 61.10
359.16 921.46 869.68 981.97 615.92 431.74 1947.08 8321.12 692.54 2078.26 9166.52 102.09 1604.00 353.29 267.59 2.161.12 1965.49 6428.80 527.82 1.27 7694.39 7998.86 2980.11 4063.35 3733.40
1095.72 43.83 MAD
66267.03 2650.68 MSE
Jumlah XY = a Jumlah X + b. Jumlah X2 7501=25.a+b.0 A=7501/25
Jumlah Y = n.a+b Jumlah X 7501=25.a+b.0 A=7501/25 Y” = a + b X 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Agustus minggu I Agustus minggu II Agustus minggu III Agustus minggu IV September minggu I September minggu II September minggu III September minggu IV Oktober minggu I Oktober minggu II Oktober minggu III Oktober minggu IV
X 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Y 276 274 272 271 269 267 265 263 261 259 258 256
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa kesalahan forecast (forecast error) pada metode dekomposisi trend linear Obat Cravox 500 mg menghasilkan MAD sebesar 43,83 sedangkan MSE sebesar 2650,68.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
122
Trend linear sering digunakan dalam membuat proyeksi karena kemudahan dalam penghitungan akan tetapi tidak semua data cocok dengan metode tersebut kecuali data yang memiliki pola perubahan yang liner atau mendekati garis lurus. Tabel 5.11 Trend Parabolik untuk Obat Cravox 500 mg Trend Parabolik Cravox 500 mg tablet Y” = a+bX+aX”
No
Bulan
X2-Y
X-4
Pemakaian Rill (Y) 303 290 348 348 290
-12 -11 -10 -9 -8
-3639 -3190 -3480 -3132 -2320
144 121 100 81 64
43668 35090 34800 28188 18560
20736 14641 10000 6561 4096
298 300 301 302 303
49
16353.75
2401
304
36
9612
1296
305
X
XY
X2
Y
Error
1 2 3 4 5
Jan minggu IV Feb minggu I Feb minggu II Feb minggu III Feb minggu IV
6
Mar minggu I
334
-7
7
Mar minggu II
267
-6
2336.25 -1602
8 9 10
Mar minggu III Mar minggu IV Apr minggu I
401 334 260
-5 -4 -3
-2002.5 -1335 -780
25 16 9
10012.5 5340 2340
625 256 81
305 306 306
11
Apr minggu II
208
-2
-416
4
832
16
306
12 13
Apr minggu III Apr minggu IV
312 260
-1 0
-312 0
1 0
312 0
1 0
305 305
14 15
Mei minggu I Mei minggu II
317 280
1 2
317 560
1 4
317 1120
1 16
304 303
16 17 18 19
Mei minggu III Mei minggu IV Juni minggu I Juni minggu II
341 337 371 266
3 4 5 6
1023 1348 1855 1596
9 16 25 36
3069 5392 9275 9576
81 256 625 1296
302 301 300 298
20
Juni minggu III
286
7
2002
49
14014
2401
297
21 22
Juni minggu IV Juli minggu I
373 194
8 9
2984 1746
64 81
23872 15714
4096 6561
295 293
23
Juli minggu II
227
10
2270
100
22700
10000
290
24
Juli minggu III
216
11
2376
121
36136
14641
288
25
Juli minggu IV
339
12
4068
144
48816
20736
285
37.78 95.25 28.22 45.64 97.56 6.71 44.84 12.79 23.39 38.61 35.80 71.17 32.28 10.54 78.38 98.51 63.22 71.75 53.91
7501
0
-2400
1300
385109
121420 JUMLAH Rata-rata
-0.15 -0.01
JUMLAH
b=
-0.54
5.16 -9.67 46.94 45.75 13.29 29.63
Absolut
(Error)2
Error 5.16 9.67 46.94 45.75 13.29
26.60 93.45 2203.62 2091.83 176.51
29.63
877.70
37.78
1427.20
95.25 28.22 45.64
9072.83 796.09 2082.72
97.56
9517.07
6.71 44.84
45.03 2010.63
12.79 23.39
163.68 547.02
38.61 35.80 71.17 32.28
1490.98 1281.56 5064.97 1041.85
10.54
111.09
78.38 98.51
6143.70 9704.71
63.22
3997.12
71.75
5147.93
53.91
2906.15
1095.76 43.87 MAD
68022.05 2720.88 MSE
7501=25a +
Dilanjutkan Pada Halaman Berikutnya… Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
123
Lanjutan Tabel 5.11 1300c 385109=1300a=12140c 7501(1300/25)=25(1300/25)a+1300(1300/25)c 385109=1300a+121420c 4943=53820c 4943=-53820c C= -0.092 a= 304.84 Y”=a+bX+aX+2 26 27
Agustus minggu I Agustus minggu II Agustus minggu III Agustus minggu IV September minggu I September minggu II September minggu III September minggu IV Oktober minggu I Oktober minggu II Oktober minggu III Oktober minggu IV
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
X 13 14
Y 282 279
15
276
16
273
17
269
18
265
19
261
20
257
21
253
22
248
23
244
24
239
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa kesalahan forecast (forecast error) pada metode dekomposisi trend parabolic Obat Cravox 500 mg menghasilkan MAD sebesar 43,87 sedangkan MSE sebesar 2720,88. Trend parabolic cocok digunakan untuk data yang memiliki garis proyeksi tidak lurus (melengkung). Tabel 5.12 Trend Eksponential untuk Obat Cravox 500 mg Trend Exponential Y” = a+bX+aX” Log Y’ = log a + x.log b Log a = Jumlah log y/n dan log b = Jumlah (x.log y)/ Jumlah x2
No
Bulan
Pemakaian Rill
Log Y
X
X2
X log Y
log Y’
(Y) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jan minggu IV Feb minggu I Feb minggu II Feb minggu III Feb minggu IV Mar minggu I Mar minggu II Mar minggu III Mar minggu IV Apr minggu I Apr minggu II
303 290 348 348 290 334 267 401 334 260 208
2.481801 2.462398 2.541579 2.541579 2.462398 2.523421 2.426511 2.602603 2.523421 2.414973 2.918063
-12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2
144 121 100 81 64 49 36 25 16 9 4
-29.7816 -27.0864 -25.4158 -22.8742 -19.6992 -17.6639 -14.5591 -13.013 -10.0937 -7.24492 -4.63613
2.5077532 2.5045981 2.501443 2.482878 2.4951327 2.4919775 2.4888224 2.4856673 2.4825121 2.479357 2.4762018
Y (lihat tabel) 322 319 317 315 312 310 308 306 304 301 299
Absolut (Error)2
Error Error -18.75 -29 31 33 -22 32.75 41 94.5 29.75 -41 -91
18.75 29 31 33 22 23.75 41 94.5 29.5 41 91
351.56 841.00 961.00 1089.00 484.00 564.06 1681.00 8930.25 885.06 1681.00 8281.00
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya… Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
124
Lanjutan Tabel 5.12 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Apr minggu III Apr minggu IV Mei minggu I Mei minggu II Mei minggu III Mei minggu IV Juni minggu I Juni minggu II Juni minggu III Juni minggu IV Juli minggu I Juli minggu II Juli minggu III Juli minggu IV
Log a = Log b = Log Y” =
26 27 28
312 260 317 280 341 337 371 266 286 373 194 227 216 339
2.494155 2.414973 2.501059 2.447158 2.532754 2.52763 2.569374 2.424882 2.456366 2.571709 2.287802 2.356026 2.334454 2.5302
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 0 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 121 144
-2.49415 0 2.501059 4.894316 7.598263 10.11052 12.84687 14.54929 17.19456 20.57367 20.59022 23.56022 25.67899 30.3624
JUMLAH
61.74729
0
1300
-4.10168
297 295 293 291 289 286 284 282 280 278 276 274 272 270 JUMLAH JUMLAH
X 13 14 15
Log Y” 2.4288748 2.4257196 2.4225645
Y 272 266 266
16
2.4194093
263
30
17
2.4162542
261
31
18
2.4130991
259
32
19
2.4099439
257
33
20
2.4067888
255
34 35 36
21 22 23
2.4036337 2.4004785 2.3973234
253 251 250
37
24
2.3941682
248
15 -35 24 -11 52 51 87 -16 6 95 -82 -47 -56 69 121.25 4.85
15 35 24 11 52 51 87 16 6 95 82 47 56 69 1100.75 44.03 MAD
225.00 1225.00 576.00 121.00 2704.00 2601.00 7569.00 256.00 36.00 9025.00 6724.00 2209.00 3136.00 4761.00 6916.94 2676.678 MSE
2.469891571 0.003155139 Loga+x.logb
Agustus minggu I Agustus minggu II Agustus minggu III Agustus minggu IV September minggu I September minggu II September minggu III September minggu IV Oktober minggu I Oktober minggu II Oktober minggu III Oktober minggu IV
29
2.4730467 2.4698916 2.4667364 2.4635813 2.4604262 2.457271 2.4541159 2.4509607 2.4478056 2.4446505 2.4414953 2.4383402 2.435185 2.4320299
Penentuan metode trend eksponensial melalui pengamatan terhadap hasil logaritma. Jika gerak logaritma berhubungan linear maka cocok menggunakan metode trend eksponensial. Kemudian item obat Cravox 500 mg tablet dilakukan analisa dengan Menggunakan Forecasting Metode Regresi Sederhana, seperti di tunjukkan pada Tabel 5.13 sebagai berikut : Tabel 5.13 Regresi Sederhana untuk Obat Cravox 500 mg REGRESI SEDERHANA Cravox 500 mg tab
No 1 2
Bulan Jan minggu IV Feb minggu I
(X) 1 2
Pemakaian Rill (Y) 303 290
XY 303 580
X2 91960.56 84100
Y” 300.06243 300.06139
Error 3.187572619 10.06139177
Absolut Error 3.187573 10.06139
(Error)2 10.16062 101.2316
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya… Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
125
Lanjutan Tabel 5.13 3 4 5
Feb minggu II Feb minggu III Feb minggu IV
3 4 5
348 348 290
1044 1392 1450
121104 121104 84100
300.06036 300.05932 300.05828
47.93964 47.94068 10.05828
2298.209 2298.309 101.1691
33.69275 33.05621
1135.201 1092.713
100.4448 33.69586 40.05311 92.05207
10089.16 1135.411 1604.251 8473.584
11.94896 40.05 16.95104 20.04793 40.95311 36.95414 70.95518 34.04379 14.04275 72.95828 106.0407 73.03964 84.03861 38.96243
142.7777 1604.003 287.3376 401.9194
300.03757
47.93964385 47.94067946 10.05828492 33.6927509 33.05621369 100.4448219 33.69585754 -40.0530685 92.05207123 11.94896438 -40.05 16.95103562 20.04792877 40.95310685 36.95414246 70.95517808 34.04378631 14.04275069 72.95828492 106.0406795 73.03964385 84.03860823 38.96242738
6 7
Mar minggu I Mar minggu II
6 7
334 267
2003 1869
111389.1 71289
300.05725 300.05621
8 9 10 11
Mar minggu III Mar minggu IV Apr minggu I Apr minggu II
8 9 10 11
401 334 260 208
3204 3004 2600 2288
160400.3 111389.1 67600 43264
300.05518 300.05414 300.05311 300.05207
12 13 14 15
Apr minggu III Apr minggu IV Mei minggu I Mei minggu II
12 13 14 15
312 260 317 280
3744 3380 4438 4200
97344 67600 100489 78400
300.05104 300.05 300.04896 300.04793
16 17 18 19
Mei minggu III Mei minggu IV Juni minggu I Juni minggu II
16 17 18 19
341 337 371 266
5456 5729 6678 5054
116281 113569 137641 70756
300.04589 300.04586 300.04482 300.04379
20
Juni minggu III
20
286
5720
81796
300.04275
21 22
Juni minggu IV Juli minggu I
21 22
373 194
7833 4268
139129 37636
300.04172 300.04068
23
Juli minggu II
23
227
5221
51529
300.03964
24
Juli minggu III
24
216
5184
46656
300.03861
25
Juli minggu IV
25
339
8475
114921
325
7501
95117
2321447
Jumlah Rata-rata
0 1.59162E-14
1113 44.52676
70692 2827.676
1677.157 1365.609 5034.637 1158.979 197.1988 5322.911 11244.63 5334.79 7062.488 1518.071
Beta =
0.001035615 Rerata Y 300.05 Rerata X 13 Alfa = 300.063463 Y” = 300.063463-0.001035615.X
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Agustus minggu I Agustus minggu II Agustus minggu III Agustus minggu IV September minggu I September minggu II September minggu III September minggu IV Oktober minggu I Oktober minggu II Oktober minggu III Oktober minggu IV
X 26 27 28
Log Y” 300.03654 300.0355 300.03447
29
300.03343
30
300.03239
31
300.03136
32
300.03032
33
300.02929
34 35 36
300.02825 300.02722 300.02618
37
300.02515
Test terhadap Alfa dan Beta
Dilanjutkan pada Halaman Berikutnya… Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
126
Lanjutan Tabel 5.13 Ho, Alfa = 0 H1, Alfa ≠ 0 t (0.05 n-2)=t(0.05,23)=2.262 t Alfa = Alfa / s Alfa S Alfa = Sa/(n)0.5 Ho ditolak Alfa signifikan Test terhadap Beta (X) (Y) 1.00 303 2.00 290 3.00 348 4.00 348 5.00 290 6.00 334 7.00 267 8.00 401 9.00 334 10.00 260 11.00 208 12.00 312 13.00 260 14.00 317 15.00 280 16.00 341 17.00 337 18.00 371 19.00 266 20.00 286 21.00 373 22.00 194 23.00 227 24.00 216 25.00 339
28.2242182(>2.262) 10.631418
X-Y -302.25 -288.00 -345.00 -344.00 -285.00 -327.75 -260.00 -392.50 -324.75 -250.00 -197.00 -300.00 -247.00 -303.00 -265.00 -325.00 -320.00 -353.00 -247.00 -266.00 -352.00 -172.00 -204.00 -192.00 -314.00 -7176.25
Y2 91960.56 84100 121104 121104 84100 111389.1 71289 160400.3 111389.1 67600 43264 97344 67600 100489 78400 116281 113569 137641 70756 81796 139129 37636 51529 466656 114924 2321447
Ho. Beta = 0 H1, Beta ≠ 0 T(0,05 n-2)=t(0.05.23)=2.262 t Beta = Beta / S Beta S Beta = Se/(Jumlah (X-Y)2)2,3 Beta Tidak sifnifikan r= -1.376792469 Test terhadap r Ho, r = 0 H1, r = 0
Rumus r = n Jumlah XY (Jumlah X) (Jumlah Y) Akhir dari N Jumlah X2 (Jumlah X)2 (n Jumlah Y2 (Jumlah Y2)
Terdapat beberapa asumsi yang digunakan dalam metode regresi sederhana yaitu adanya pengaruh satu arah, terdapat gejala homoscedasticity (kesamaan deviasi) dan tidak memiliki gejala autokorelasi.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
127
Kemudian item obat Cravox 500 mg tablet dilakukan analisa dengan Menggunakan Forecasting Metode Autokorelasi dan Autoregresi, seperti di tunjukkan pada Tabel 5.13. Tabel 5.14 Metode Autokorelasi dan Autoregresi untuk Obat Cravox 500 mg Autokorelasi dan Autoregresi Cravox 500 mg tablet Y” = a+bX+aX”
1 2 3 4 5 6
Jan minggu IV Feb minggu I Feb minggu II Feb minggu III Feb minggu IV Mar minggu I
Pemakaian Rill (Y) 303 290 348 348 290 334
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Mar minggu II Mar minggu III Mar minggu IV Apr minggu I Apr minggu II Apr minggu III Apr minggu IV Mei minggu I Mei minggu II Mei minggu III Mei minggu IV Juni minggu I Juni minggu II Juni minggu III Juni minggu IV Juli minggu I Juli minggu II Juli minggu III Juli minggu IV
267 401 334 260 208 312 260 317 280 341 337 371 266 286 373 194 227 216 339 7501
No
Bulan
JUMLAH
b=
X
XY
X2
X2-Y
X-4
Y
Error
Absolut
(Error)2
144 121 100 81 64 49
43668 35090 34800 28188 18560 16353.75
20736 14641 10000 6561 4096 2401
298 300 301 302 303 304
5.16 -9.67 46.94 45.75 -13.29 29.63
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-3639 -3190 -3480 -3132 -2320 2336.25 -1602 -2002.5 -1335 -780 -416 -312 0 317 560 1023 1348 1855 1596 2002 2984 1746 2270 2376 4068
Error 5.16 9.67 46.94 45.75 13.29 29.63
36 25 16 9 4 1 0 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 121 144
9612 10012.5 5340 2340 832 312 0 317 1120 3069 5392 9275 9576 14014 23872 15714 22700 36136 48816
1296 625 256 81 16 1 0 1 16 81 256 625 1296 2401 4096 6561 10000 14641 20736
305 305 306 306 306 305 305 304 303 302 301 300 298 297 295 293 290 288 285
-37.78 95.25 28.22 -45.64 -97.56 6.71 -44.84 12.79 -23.39 38.61 35.80 71.17 -32.28 -10.54 78.38 -98.51 -63.22 -71.75 53.91
37.78 95.25 28.22 45.64 97.56 6.71 44.84 12.79 23.39 38.61 35.80 71.17 32.28 10.54 78.38 98.51 63.22 71.75 53.91
1427.20 9072.83 796.09 2082.72 9517.07 45.03 2010.63 163.68 547.02 1490.98 1281.56 5064.97 1041.85 111.09 6143.70 9704.71 3997.12 5147.93 2906.15
0
-2400
1300
385109
121420 JUMLAH Rata-rata
-0.15 -0.01
1095.76 43.87 MAD
68022.05 2720.88 MSE
-12 -11 -10 -9 -8 -7
-0.54
26.60 93.45 2203.62 2091.83 176.51 877.70
7501=25a + 1300c 385109=1300a=12140c 7501(1300/25)=25(1300/25)a+1300(1300/25)c 385109=1300a+121420c 4943=53820c 4943=-53820c C= -0.092 a= 304.84 Y”=a+bX+aX+2 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Tesis
Agustus minggu I Agustus minggu II Agustus minggu III Agustus minggu IV September minggu I September minggu II September minggu III September minggu IV Oktober minggu I Oktober minggu II Oktober minggu III Oktober minggu IV
X 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Y 282 279 276 273 269 265 261 257 253 248 244 239
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
128
Berdasarkan metode auto regresi dan auto korelasi diketahui bahwa volume penjualan saat ini bergantung pada volume penjualan pada tahun sebelumnya begitupun dengan nilai ekonomis suatu produk juga bergantung pada penjualan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan obat dan alat kesehatan kategori A masing-masing dilakukan analisa model forecasting, sebagai contoh ditunjukkan pada tabel 5.15 sebagai berikut: Tabel 5.15 Rekap Data Analisa Model Forecasting No 1
Nama obat dan Alat Kesehatan kelas A RSMU CRAVOX 500 MG
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Forecasting Single Moving Averages Double Moving Averages Single Exponential Smooting (a=0.10) Single Exponential Smooting (a=0.50) Single Exponential Smooting (a=0.10) Single Exponential Smooting (a=0.50) Trend Linier Trend Parabolik Trend Exponential Regresi Sederhana Auto Korelasi dan Auto Regresi (dengan selisih 1 bulan)
MAD
MSE
60.67 61.84 56.09 56.55 56.52 70.05 43.83 43.87 44.03 44.53
5037.72 6250.42 4492.32 4635.71 4500.66 7507.42 2650.68 2720.88 2676.68 2827.68
20.55
480.60
Pada tabel 5.15 setelah dilakukan analisa model forecasting untuk setiap obat dan alat kesehatan kategori A, maka dilakukan rekap data analisa model forecasting untuk setiap jenis model forecasting yang kemudian dipilih parameter MAD dan MSE yang terkecil, secara lengkap ditampilkan pada lampiran rekap data analisa model forecasting. MAD dan MSE merupakan ukuran kesalahan forecast (forecast error) yang paling sering digunakan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
129
5.5 Hasil Model Forecasting Setelah dilakukan analisa model forecasting kemudian dilakukan perekapan hasil forecasting, dari tabel 5.17 hanya ditampilkan 15 item obat dan alat kesehatan saja sebagai contoh yang digunakan dalam bab hasil penelitian dan analisa data ini, untuk keseluruhan dari 71 item yang di lakukan perekapan hasil forecasting akan Secara lengkap ditampilkan pada tabel rekap hasil forecasting obat dan alat kesehatan kategori A ditunjukkan pada lampiran 3. Penentuan model forecasting yang sesuai untuk setiap jenis obat dan alat kesehatan kategori A ditentukan berdasarkan hasil MAD (Mean Absolut Deviation), dan MSE (Mean Square Error) yang terkecil sebagai parameter pemilihan model forecasting. Contoh dari hasil model forecasting ditampilkan secara lengkap pada Tabel 5.16 sebagai berikut :
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
130
Tabel 5.16 Rekap Hasil Forecasting berdasarkan Parameter MAD dan MSE Terkecil N o
Nama Obat Dan Alat Kesehatan Kelas A Rsmu CRAVOX 500 MG
Minggu 1
TGF - CENDO
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
66.30
8,121.50
RG CHOLINE
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
10.24
249.73
TOBRADEX 5 ML
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
2.40
5.75
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
1.22
3.36
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
0.17
0.05
PROTAGENT A
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
11.81
260.03
DICYNONE
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
74.07
9,669.95
NORMAFIT
SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (a=0.50)
182.10
58,375.04
HYALUB
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
4.50
47.19
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
123.86
28,525.98
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
7.13
56.47
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
2.89
11.02
8.63
131.85
62.51
6,069.45
3
4 TIMOL 0,5% ED 5 ML AVASTIN INJ 100 MG
7
8 9
10 VITANORM 11 TOBROSONE VED 12 AZOPT 13 LAPIXIME INJ. 14
SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING (a=0.50) CATAFLAM 50 MG
15
MSE
20.55
2
6
MAD
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
1
5
Hasil Forecasting Model Forecasting Terpilih
AUTO KORELASI DAN AUTO REGRESI(DENGAN SELISIH 1 BULAN)
September Minggu 2 Minggu 3
Minggu 4
Minggu 1
Oktober Minggu 2 Minggu 3
Minggu 4
480.60 193
119
194
308
203
207
224
231
1,602
1,611
1,514
1,390
1,372
1,359
1,381
1,355
678
565
602
771
631
564
547
566
102
108
110
128
102
107
102
112
114
114
109
109
112
111
111
100
1
1
1
1
1
1
1
1
156
163
182
181
178
170
174
174
562
584
552
568
565
579
579
568
709
702
694
703
706
709
705
701
97
101
105
113
109
105
104
105
1,227
1,424
1,527
1,493
1,420
1,458
1,475
1,493
50
46
47
45
44
46
46
49
14
15
14
14
13
13
12
14
34
34
36
35
36
36
35
34
759
778
805
817
837
856
860
862
130
Tesis
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
131
Berdasarkan hasil dari table 5.16 dimana Sebanyak 71 item obat dan alat kesehatan kategori A tersebut di forecasting pemakaian riilnya per minggu untuk bulan September dan Oktober 2013,
model forecasting yang paling sesuai
berbeda antara jenis obat dan alat kesehatan kategori A yang satu dengan yang lain. Model forecasting yang terpilih untuk masing-masing jenis obat dan alat kesehatan kategori A akan digunakan dalam pelaksanaan simulasi. Setelah dilakukan perekapan hasil model forecasting yang akan digunakan dalam simulasi, kemudian dilakukan analisa pemilihan model forecasting kemudian dilakukan pemilihan, dimana pemilihan ini didasarkan kriteria akuarsi data, pada kriteria akurasi data maka dipilih model dengan akurasi tinggi dan bias berlaku untuk semua model dengan menggunakan parameter MAD (Mean Absolut Deviation) dan MSE (Mean Square Error). Atas dasar kriteria akurasi data dipilih 4 model utama forecasting yang digunakan pada penelitian ini. Hasilnya digambarkan pada tabel 5.18 berikut ini Tabel 5.17 Tabel Hasil Perhitungan Forecasting berdasarkan kriteria akurasi data Rumah Sakit Mata Undaan 2013 No 1 2 3 4 5
Tesis
Jenis Forecasting Auto Korelasi dan Auto Regresi (dengan selisih 1 bulan) Single Moving Average Single Exponential Smoothing (a = 0.50) Double Moving Average Trend Exponential TOTAL
Item 53
% 75 %
14 2 1 1 71
20% 3% 1% 1% 100%
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
132
Berdasarkan hasil tabel 5.17 dimana model forecasting terpilih didominasi oleh metode autoregresi dan autokorelasi selisih periode 1 bulan sebanyak 53 item obat dan alat kesehatan kategori A (75%), diikuti oleh Single Moving Average sebanyak 14 item obat dan alat kesehatan kategori A (20%), Single Exponential Smothing (a=0,50) sebanyak 2 item obat dan alat kesehatan kategori A (3%), double moving average sebanyak 1 item obat dan alat kesehatan kategori A (1%) dan trend exponential sebanyak 1 item (1%). Berdasarkan contoh yang digunakan yaitu pada obat Cravox 500 mg ditemukan bahwa kesalahan forecast (forecast error) MAD dan MSE terkecil terletak pada pada metode forecastin autokorelasi dan autoregresi ( dengan selisih 1 bulan).
5.6 Simulasi MMSL Berdasarkan Pemakaian Obat dan Alat kesehatan periode bulan September dan Oktober 2013 di Rumah Sakit Mata Undaan Pelaksanaan metode MMSL sebagai sistem pengendalian disertai hasil forecasting, Simulasi MMSL disertai hasil forecasting ini dilaksanakan dalam 2 bulan yaitu bulan September dan bulan Oktober periode tahun 2013, Prinsip dari formula MMSL ini adalah setiap item ditentukan level stock maximum dan minimum nya. Jadi kalau persediaan sudah mencapai jumlah minimum maka segera dilakukan pembeliaan barang, sampai jumlah barang mencapai persediaan maksimum maka pembelian dihentikan. Kalau barang dalam persediaan dipakai terus maka akan sampai pada persediaan minimum lagi, dilakukan pembelian lagi demikian seterusnya (Ballou, 1992).
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
133
Simulasi MMSL ini dibuat mingguan dengan hasil forecasting yang digunakan juga mingguan, stock maximum yang digunakan adalah 15 hari karena diharapkan obat dan alat kesehatan kategori A dapat memiliki TOR dalam setiap bulan adalah 2 kali. Sedangkan jumlah hari untuk stock minimum pada metode ini adalah 4 hari stock minimum ini didapatkan dari 2 kali lead time, dengan lead time adalah 2 hari karena hampir semua distributor berada di kota Surabaya, jarak mereka relatif dekat dengan Rumah Sakit Mata Undaan. Perencanaan MMSL pada penelitian ini dilakukan pada seluruh obat dan alat kesehatan kategori A dengan disertai hasil forecasting terpilih yang dilakukan pada bulan September dan Oktober yang dilakukan di Minggu I, Minggu II, Minggu III, dan Minggu IV. Pada bab hasil penelitian Berikut ini yang ditampilkan sebagai contoh hasil simulasi dengan penggunaan metode MMSL pada Bulan September Minggu I, dengan 15 item obat dari 71 item yang diambil sebagai contoh pada bab hasil penelitian sedangkan secara lengkap hasil simulasi Maximum-Minimum Stock Level ini ditampilkan dalam lampiran, contoh simulasi seperti ditunjukkan pada tabel 5.19 Simulasi MMSL obat dan alat kesehatan kategori A bulan September Minggu I sebagai berikut:
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
134
Tabel 5.18 Simulasi MMSL Obat dan Alat Kesehatan Kategori A Bulan September Minggu I periode Tahun 2013
No
Nama Obat
Stok Awal
Pemakaian Riil Sept 2013
Forecasting Sept 2013
Minggu I
Minggu I
S-max 6 = Ax5 A:2.143
1
2
1
CRAVOX 500 MG
2 3
5
6
B:0.571 7
C:0.571 8
Prediksi Q Beli
Q Beli Rill
Prediksi Sisa Stok minggu 1
Sisa stock minggu 1 Rill
10
11
12
13
D:0.286 9
205
193
414
110
110
55
-
-
TGF – CENDO
1171
1,315
1,602
3,433
915
915
458
-
150
RG CHOLINE
520
625
678
1,453
387
387
194
-
150
TOBRADEX 5 ML
5
TIMOL 0,5% ED 5 ML
7
4
Lead Time 9=Dx5
ROP 8=Cx5
458
4
6
3
S-min 7=Bx5
AVASTIN INJ 100 MG PROTAGENT A
68
100
102
220
59
59
29
-
50
233
113
114
244
65
65
33
-
-
2
1
1
2
1
1
0
-
-
148
195
156
334
89
89
45
-
50
8
DICYNONE
273
545
562
1,204
321
321
161
1,091
1,100
9
NORMAFIT
1138
700
709
1,519
405
405
203
-
-
10
HYALUB
181
115
97
208
55
55
28
-
-
11
VITANORM
12
TOBROSONE VED
13
AZOPT
14 15
LAPIXIME INJ. CATAFLAM 50 MG
1747
1,495
1,227
2,630
701
701
351
-
-
112
48
50
106
28
28
14
-
-
53
14
14
29
8
8
4
-
1
50 1069
35 875
34 759
72 1,626
19 433
19 433
10 217
-
-
253 -144 -105 -32 120 1 -47 819 438 66 252 64 39 15 194
253 6 45 18 120 1 3 828 438 66 252 64 40 15 194
134
Tesis
UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
Intan Kusumawati
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
135
Pada tabel 5.18 Simulasi MMSL obat dan alat kesehatan kategori A bulan September Minggu I disertai hasil forecasting digunakan untuk prediksi pemakaian riil minggu I bulan September, hasil forecasting digunakan untuk menghitung Stock maximum nilai stock maximum dihasilkan dari hari rata-rata untuk stok maksimum (2,143) dikalikan dengan prediksi pemakaian hasil forecasting minggu pertama, stock minimum nilai stock minimum dihasilkan dari hari rata-rata stok minimum (0,571) dikalikan dengan hasil forecasting minggu pertama , ROP dan lead time, Prediksi Q beli di dapatkan dari stock maximum dikurangi stok awal ditambah dengan lead time.
5.7 Analisa Hasil CoGS (Cost of Goods Sold), Average Inventory dan TOR (Turn Over Ratio) Pemakaian riil perbekalan farmasi merupakan dasar bagi penentuan angka penjualan. Angka perputaran perbekalan farmasi sebagai salah satu tes efisiensi menggunakan indikator TOR yang diperoleh dari : CoGS : AI = TOR Sebagai contoh : CoGS September : AI September = TOR September 677.357.689 : 278.340.613 = 2.43 Dari hasil diatas menunjukkan terjadinya perputaran obat dan alat kesehatan Kategori A sebanyak 2.43 kali dalam satu bulan. Sedangkan angka TOR yang ditargetkan secara normatif menetapkan angka TOR 2 sebagai target yang harus dicapai.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
136
Sementara pelunasan pembelian perbekalan farmasi dilakukan dengan jatuh tempo rata-rata 14 hari – 21 hari. Hal ini menunjukkan bahwa perbekalan farmasi yang ada dibagian farmasi mengalami lebih dari 2 kali lebih perputaran dalam sebulan sebelum dilakukan pelunasan sehingga melampaui dari target normatif yang ditargetkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan. Dengan kata lain indikator yang di gunakan untuk menghitung hari terjual nya perbekalan farmasi ( days of supply ) diperoleh dari : Days of Supply = Hari pada bulan X : TOR Sebagai contoh : Days of Supply bulan September = Hari pada bulan September : TOR pada bulan September = 30 hari : 2.43 Days of Supply bulan September = 12.33 hari Dengan kata lain obat dan alat kesehatan tersebut baru laku terjual ke pasien (days of supply) dalam waktu 12.33 hari, sedangkan penagihan dari supplier farmasi rata-rata sekitar 14 hari-21 hari. Artinya Rumah Sakit Mata Undaan melakukan pembayaran atas penagihan dari supplier farmasi setelah obat dan alat kesehatan
laku terjual ke pasien sebelum pihak distributor atau supplier
melakukan penagihan ke Rumah Sakit Mata Undaan. Secara lengkap dilakukan analisa terhadap CoGS pada bulan September dan Oktober Tahun 2013 yang ditunjukkan pada Tabel 5.20 sebagai berikut :
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
137
Tabel 5.19 Nilai Penjualan (CoGS) Obat dan Alat kesehatan Kategori A Bulan September – Oktober 2013 RS Mata Undaan Surabaya No
Aspek
1
CoGS
Bulan SEPTEMBER
Minggu 1 170,336,840
Minggu 2 166,190,595
Minggu 3 169,781,162
Minggu 4 171,049,092
Total 677,357,689
OKTOBER
164,1322,319
165,392,323
163,900,817
165,064,527
658,489,986
Berdasarkan tabel 5.19 Nilai Penjualan (CoGS) pada bulan September sebesar Rp.677.357.689 dan pada bulan Oktober sebesar Rp. 658.489.986, nilai penjualan diperoleh dari jumlah obat dan alat kesehatan yang terjual dikalikan dengan harga HNA dari obat dan alat kesehatan tersebut. Setelah mendapatkan nilai penjualan (CoGS), maka peneliti perlu menentukan nilai persediaan rerata (average inventory), nilai AI ini merupakan hasil dari penjumlahan antara stok awal obat dan alat kesehatan kategori A ditambah dengan stok akhir dari obat dan alat kesehatan kategori A dibagi 2, nilai dari Average inventory ditunjukkan pada tabel 5.20 sebagai berikut : Tabel 5.20 Nilai Average Inventory Obat dan Alat Kesehatan Kategori A bulan September – Oktober Tahun 2013 No
Aspek
1
STOK AWAL
1
1
Bulan SEPTEMBER
Total 328,705,266
OKTOBER
227,975,960
SEPTEMBER
227,975,960
OKTOBER
178,826,981
SEPTEMBER
278,340,613
OKTOBER
203,401,470
STOK AKHIR
AVERAGE INVENTORY
Berdasarkan tabel 5.20 Nilai average inventory obat dan alat kesehatan Kategori A pada bulan September senilai Rp 278.340.613 dan pada bulan Oktober
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
138
senilai Rp 203.401.470, pada bulan Oktober nilai average inventory lebih rendah dari bulan September. Kondisi COGS, average inventory, TOR dan days of supply sebelum dilakukan pendampingan MMSL dan forecasting pada bulan Januari-Agustus ditunjukkan pada tabel 5.21, sebagai berikut: Tabel 5.21 Rekap CoGS, average inventory, TOR dan Days of Supply bulan Januari-Agustus obat dan alat kesehatan kategori A pada Tahun 2013 Stok No
Bulan
A
B
COGS
C
Awal
Akhir
D
E
Average Inventory
TOR
Days Of Supply
(D+E):2
C:F
Hari x : G
F
G
H
1
JANUARI
595,411,762.00
300,660,526.29
367,516,118.46
334,088,322.38
1.78
17.39
2
FEBRUARI
656,753,999.17
367,516,118.46
304,970,099.49
336,243,108.97
1.95
14.34
3
MARET
584,252,450.67
304,970,099.49
282,164,205.71
293,567,152.60
1.99
15.58
4
APRIL
598,941,242.50
282,164,205.71
402,509,764.03
342,336,984.87
1.75
17.15
5
MEI
746,531,659.00
402,509,764.03
380,904,305.81
391,707,034.92
1.91
16.27
6
JUNI
658,958,553.33
380,904,305.81
400,261,372.94
390,582,839.38
1.69
17.78
7
JULI
639,506,012.00
400,261,372.94
318,112,135.01
359,186,753.98
1.78
17.41
8
AGUSTUS
518,206,159.00
318,112,135.01
324,356,731.46
321,234,433.24
1.61
19.22
9
SEPTEMBER
677.357.689.00
324,356,731.00
232,324,495.00
278.340.613
2.43
12.33
10
OKTOBER
658.489.986.00
232,324,495.00
174,478,445.00
203.401.470
2.43
9.58
Sumber Data : Instalasi Farmasi
Dengan mengetahui trend penggunaan obat atau alat kesehatan maka dapat digunakan sebagai modal perencanaan dalam pengadaan obat dan alat kesehatan agar dapat memanajemen logistik dengan baik sehingga tidak terjadi overstock obat dan alat kesehatan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1
Analisis Sistem Perencanaan dan Pengadaan Persediaan Farmasi di Rumah Sakit Mata Undaan Seperti yang telah diuraikan pada hasil penelitian, sistem perencanaan dan
pengadaan alat kesehatan dilakukan seminggu sekali. Perencanaan ini dimulai dari tahapan pemilihan persediaan farmasi melalui rapat formularium Rumah Sakit Mata Undaan yang dihadiri oleh Direktur Rumah Sakit Mata Undaan, Wakil Direktur Pelayanan Medik, Ketua Komite Medik, Ketua Panitia Farmasi dan Terapi, Kepala Instalasi Farmasi dan Seluruh Staf Medik Fungsional. Sistem perencanaan persediaan farmasi dengan mempertimbangkan buffer stock yang ditetapkan berdasarkan kebiasaan bulan sebelumnya, buffer stock atau persediaan pengaman adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan atau pasokan yang tidak diharapkan (Yamit, 2005). Hasil analisis menunjukkan bahwa perencanaan persediaan yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan masih belum direncanakan secara baik dan belum pernah dilakukan perencanaan pengadaan berdasarkan prediksi pemakaian atau konsumsi riil sebelumnya. Sistem pengendalian persediaan di Rumah Sakit Mata Undaan dilakukan dengan kombinasi manual dan komputerisasi. Sistem pengendalian persediaan di Instalasi Farmasi telah menggunakan metode komputerisasi dengan kombinasi manual (kartu stok) sedangkan di unit yang lain hanya menggunakan cara manual, oleh karena itu 139
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
140
mengakibatkan proses pelaporan persediaan farmasi memakan waktu dan terlambat untuk dilaporkan ke unit farmasi. Selain itu pelaporan pengendalian persediaan juga masih belum maksimal. Padahal pelaporan tersebut digunakan sebagai acuan peringatan dini bahwa jumlah persediaan sudah mendekati jumlah policy safety stock. Proses perencanaan tentu membutuhkan sarana dan prasarana agar selama pelaksanaannya menjadi lancar sehingga hasil perencanaan juga menjadi optimal. Pengelolaan farmasi Rumah Sakit Mata Undaan belum didukung dengan hardwere maupun softwere yang memadai. Sistem informasi pengelolaan farmasi yang dimiliki oleh rumah sakit seringkali bermasalah (error) yang menghambat proses input data. Hal tersebut dapat memicu keterlambatan pelaporan. Pengelolaan farmasi di setiap unit masih melibatkan tenaga perawat padahal dalam pengelolaan farmasi seharusnya dilakukan oleh tenaga yang berasal dari farmasi sendiri (apoteker). Tenaga farmasi merupakan orang yang tepat untuk melakukan pengelolaan farmasi sesuai dengan bidang keilmuan. Beban perawat dalam melayani pasien sudah sangat tinggi, terlebih lagi ditambah dengan pengelolaan farmasi di setiap unit justru akan menjadi lebih berat sehingga tidak heran jika pelaporan farmasi seringkali dikesampingkan. Selama ini di Rumah Sakit Mata Undaan hanya memiliki sistem yang menghubungkan antara gudang farmasi dengan kepala instalasi tanpa melibatkan setiap unit yang ada di dalam rumah sakit. Di sisi lain unit juga menjadi elemen penting karena memiliki peran dalam melakukan pengelolaan farmasi pada tingkat unit sehingga seharusnya dilibatkan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
141
Di setiap unit telah dilengkapi dengan kartu stok fisik yang digunakan untuk memantau pengeluaran barang farmasi. Karena pencatatan yang masih manual dan
dikelola
oleh
perawat
mengakibatkan
pencatatan
menjadi
tidak
terdokumentasi dengan rapi. Sehingga sering kali ditemukan ketidak sesuaian antara pencatatan dengan data yang terdapat di server oleh karena itu harus merunut
melalui
nomor
pengeluaran
barang
ke
setiap
unit
sehingga
memperlambat pelaporan akhir instalasi farmasi. Aplikasi komputer yang dimiliki oleh Rumah Sakit Mata Undaan untuk mengelola kegiatan kefarmasian masih baru yang hanya bisa melakukan pencetakan kuitansi penjualan harian pasien. Sedangkan untuk pelaporan evaluasi menggunakan metode manual sehingga mengakibatkan penggunaan waktu yang lama bagi petugas farmasi dalam melaksanakan pelaporan.
6.2
Analisis ABC Analisa ABC merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan prinsip
pareto “The Critical Few and The Trivial Many”. Tujuannya adalah untuk memfokuskan perhatian kepada persediaan yang bernilai tinggi (critical) daripada kepada yang bernilai rendah (trivial). Pada analisis ABC barang diklasifikasikan menjadi tiga kategori (Quick, 2001) : a. Kategori A adalah persediaan yang memiliki nilai rupiah yang tinggi, kelompok ini mewakili 70-80% dari totl nilai persediaan meskipun jumlahnya hanya sedikit, bisa hanya merupakan 15-20% dari seluruh jumlah ( volume ) persediaan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
142
b.
Kategori B adalah barang persediaan dengan nilai rupiah menengah, kelompok ini mewakili sekitar 15-25% dari total nilai persediaan dan jumlahnya sekitar 30% dari jumlah (volume) seluruh persediaan.
c.
Barang yang nilai rupiahnya rendah yang hanya mewakili sekitar 5-15% dari total nilai persediaan. Pada penelitian ini ditetapkan untuk dianalisa adalah obat dan alat kesehatan
karena jumlah nya 716 item (81.64%) dari total seluruh persediaan farmasi yang ada di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya adalah 877 item, dari 716 item Obat dan alat kesehatan dilakukan Analisis ABC. Berdasarkan hasil analisis ABC pada hasil penelitian didapatkan obat dan alat kesehatan kategori A terdapat 71 item (12% total item) dengan nilai persediaan Rp 4.998.561.838 (80% total nilai persediaan), Kategori B terdapat 83 item (14% total item) dengan nilai persediaan Rp 940.753.285 (15% total nilai persediaan), Kategori C terdapat 457 item (74% dari total item) dengan nilai persediaan Rp 317.672.224 (74% total nilai persediaan). Sehingga dalam penelitian ini ditetapkan yang diteliti adalah obat dan alat kesehatan hanya kategori A karena walaupun hanya berjumlah 71 item obat dan alat kesehatan tetapi mewakili 80% dari total nilai persediaan. Berdasarkan hal tersebut, maka kategori A menjadi bahan pertimbangan peneliti untuk menggunakannya sebagai sampel metode perencanaan dan pengadaan obat dan alat kesehatan.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
143
6.3
Analisa Model Forecasting dan Pemilihan Hasil Model Forecasting Berdasarkan analisis ABC yang telah menetapkan obat dan alat kesehatan
kategori A yang akan digunakan dalam penelitian, kemudian dari 71 item obat dan alat kesehatan kategori A dilakukan analisa model forecasting, setelah itu dilakukan pemilihan model forecasting yang sesuai untuk setiap jenis obat dan alat kesehatan yang ditentukan berdasarkan hasil Mean Absolute Deviation (MAD) dan Mean Square Error (MSE) yang terkecil sebagai parameter pemilihan model forecasting, artinya dicari yang tingkat kesalahan forecastingnya yang paling kecil. Ada empat model utama forecasting yang dipilih untuk penelitian ini yaitu smoothing, dekomposisi atau time series, regresi sederhana, autoregresi dan autokorelasi. Dari hasil perhitungan forecasting terhadap 71 item obat dan alat kesehatan kategori A berdasarkan prediksi pemakaian riilnya untuk bulan September dan Oktober 2013 didapatkan bahwa forecasting terpilih didominasi oleh metode autoregresi dan autokorelasi selisih periode 1 bulan sebanyak 53 item obat dan alat kesehatan kategori A (75%), single moving average sebanyak 14 item (20%), single exponential smoothing (a=0,5) sebanyak 2 item (3%), double moving average sebanyak sebanyak 1 item (1%) dan kemudian trend exponential sebanyak 1 item (1%), hasil tersebut menunjukkan pemilihan model forecasting tergantung pada data historisnya. Hasil tersebut juga menunjukkan pula bahwa parameter pemilihan dengan menggunakan MAD dan MSE akurat untuk memilih model forecasting. tetapi hasil pilihan tersebut perlu diuji lagi karena prediksinya untuk bulan September-Oktober 2013. Bila dilihat dari rumus MAD dan MSE
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
144
mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Menururt Makrifakis (2000) dan Yamit (1999) MSE = a/n
(Yi-Y’i)2 dengan i = 1 sampai dengan n, MAD =
1/n[Yi-Y’i]. Jadi ketiga parameter untuk pemilihan model forecasting tersebut saling melengkapi dalam proses pemilihannya. Data hasil prediksi dengan menggunakan model forecasting terpilih untuk prediksi pemakaian bulan September dan Oktober 2013
dibandingkan dengan data konsumsi atau
pemakaian rill. Hasil perbandingan prediksi dengan pemakaian riil menunjukkan tingkat kesalahan yang bervariasi. Hal ini wajar, karena pada dasarnya prediksi berusaha meminimimkan tingkat kessalahan perencanaan, tetapi tidak menghilangkan kesalahan sama sekali (Makridakis, 2000). Jadi Model forecasting yang terpilih bukan berarti untuk selamanya, tetapi harus terus menerus dievaluasi kinerjanya dan bila perlu diganti forecasting yang lebih tepat prediksinya sesuai pola data historis yang ada (Tanto, 2001). Tidak dapat dipungkiri bahwasannya terdapat kemungkinan adanya hubungan antara jenis obat dengan metode yang digunakan untuk forecasting. Hal tersebut disebabkan terdapat beberapa jenis obat yang memiliki kecocokan dengan metode forecasting tertentu dan tidak cocok untuk jenis obat yang lain. Perilaku peresepan juga turut andil dalam mempengaruhi jenis metode forecasting yang digunakan. Peresepan terhadap obat yang seringkali dikonsumsi oleh pasien menjadi sumber data dalam penentuan metode forecasting. Terlebih lagi metode forecasting dipilih berdasarkan data history penggunaan obat dalam suatu rumah sakit.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
145
Suatu penyakit muncul dalam periodesasi yang berbeda sehingga seringkali ditemukan penyakit musiman yang tidak terjadi pada waktu yang lain. Oleh karena itu penggunaan obat terkadang juga dipengaruhi oleh penyakit musiman tersebut. Jika tidak musim penyakit maka obat yang digunakan untuk menyembuhkan juga tidak akan dipergunakan. Data dasar yang digunakan sebagai acuan pada tahun bulan Januari-Agustus sehingga dimungkinkan terdapat musim penyakit yang tidak tertampung.
6.4
Simulasi MMSL
Metode maximum minimum merupakan salah satu metode terpopuler (Ballou, 1992). Formula ini sering digunakan pada pengadaan yang terjadwal (Schedule Purchasing) dengan pengaturan interval waktu pemesanan (Quick, 2001). Pelaksanaan simulasi metode MMSL sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaannya terletak pada penggunaan simulasi ini disertai hasil forecasting terpilih, yang digunakan untuk menghitung MMSL, ROP, Lead time, dan Prediksi Q beli. Pada hasil Simulasi menggunakan MMSL yang disertai hasil forecasting yang diterapkan pada bulan September dan Oktober periode tahun 2013, dalam penelitian ini stock minimum didapatkan dari perkalian pemakaian perminggu hasil forecasting dengan hari minimumnya, sedangkan stock maximum merupakan hasil perkalian pemakaian perminggu hasil forecasting dengan hari maximum. Hari maximum dan minimum ditentukan dengan syarat kurang dari 21 hari, sehimgga tidak melewati jangka waktu pembayaran, untuk hari stock maximum
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
146
dikarenakan agar dapat mencapai target TOR yaitu dua kali dalam sebulan maka ditentukan stock maximum 15 hari. Jika dibandingkan dengan average inventory pada bulan Januari-Agustus 2013 yang rata-rata bernilai Rp 984.168.719, hasil average inventory di bulan September Rp 278.340.613 dan average inventory di bulan Oktober Rp 203.401.470. dikarenakan dengan adanya perencanaan pengadaan menggunakan simulasi MMSL disertai dengan forecasting dapat membantu Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mata Undaan dalam hal pengendalian sisa stok persediaan dan prediksi pembelian terhadapa distributor atau supplier.
6.5
Analisis Hasil CoGS, Average Inventory, TOR dan Days of Supply Setelah dilakukan pendampingan MMSL dan forecasting di Rumah Sakit
Mata Undaan selama kurun waktu 2 (dua) bulan yaitu pada bulan September dan Oktober 2013 ditemukan perbedaan yang jelas dalam capaian CoGS, average inventory, TOR dan days of supply obat dan alat kesehatan di Rumah Sakit Mata Undaan. Capaian CoGS dan average inventory obat dan alat kesehatan setelah adanya
pendampingan
MMSL
dan
forecasting
mengalami
penurunan
dibandingkan dengan sebelum pendampingan MMSL dan forecasting dilakukan. Penurunan CoGS dan average inventory menjadi hal yang positif bagi rumah sakit. Penurunan capaian tersebut memberikan arti bahwa persediaan farmasi di gudang logistik farmasi menjadi berkurang jumlahnya dikarenakan penggunaan obat maupun alat kesehatan yang meningkat sehingga tidak mengakibatkan overstock
Tesis
persediaan
farmasi.
Jika
dibandingkan
sebelum
dilakukan
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
147
pendampingan MMSL dan forecasting terjadi overstock pada persediaan farmasi bulan Januari-Agustus 2013 dan hal tersebut tentu berdampak buruk bagi rumah sakit. Sedangkan TOR obat dan alat kesehatan menjadi semakin meningkat setelah diberlakukan pendampingan MMSL dan forecasting. Terlebih lagi peningkatan TOR merupakan sesuatu yang menjadi keharusan dan diharapkan oleh rumah sakit. TOR pada bulan September dan Oktober mencapai angka ideal yaitu sebesar 2.43 dan 3.24 kali perbulan dikarenakan mencapai target yang telah ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Mata Undaan. Begitupun hal nya dengan days of supply pada bulan September sebesar 12.33 hari dan days of supply pada bulan Oktober sebesar 9.58 hari. Angka tersebut belum melampaui deadline penagihan biaya penjualan obat dan alat kesehatan dari distributor atau supplier (14 hari-21 hari). Hal tersebut berarti Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya pada obat dan alat kesehatan kategori A terjual habis sebelum tempo berakhir. Sehingga hal tersebut tentu menguntungkan bagi Rumah Sakit Mata Undaan rmengingat tidak ada uang yang terhenti.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 7 PENUTUP
7.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis ABC diperoleh 71 jenis obat dan alat kesehatan kategori A yang akan direncanakan dan dikendalikan pada periode Januari-Agustus 2013. 2. Forecasting
pemakaian
obat
dan
alat
kesehatan
kategori
A
menghasilkan kesalahan forecast (forecast error) berbeda yang dibuktikan dengan pencapaian ukuran MAD dan MSE yang bervariasi. 3. Kesalahan forecast (forecast error) terkecil pada forecasting obat dan alat kesehatan kategori A terletak di model forecasting autokorelasi dan autoregresi. 4. Terjadi penurunan nilai penjualan (CoGS) obat dan alat kesehatan kategori A
pasca dilakukan pendampingan MMSL dan forecasting
terpilih pada bulan September-Oktober Tahun 2013. 5. Nilai persediaan rerata (average inventory) obat dan alat kesehatan kategori A mengalami penurunan setelah pelaksanaan pendampingan MMSL dan forecasting terpilih. 6. Capaian nilai TOR (Turn Over Ratio) obat dan alat kesehatan kategori A meningkat setelah diadakan pendampingan MMSL dan forecasting terpilih.
148
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
149
7.2
Saran Berdasarkan kesimpulan disampaikan hasil perbaikan dan peningkatan
pengelolaan perencanaan dan pengadaan persediaan obat dan alat kesehatan bagi rumah sakit yaitu: a. Melakukan perencanaan persediaan farmasi yang matang dan tepat yang didasarkan pada prediksi pemakaian dan konsumsi riil sebelumnya agar tidak terjadi overstock yang dapat merugikan bagi rumah sakit. b. Melakukan analisis ABC secara kontinyu untuk mengetahui diantara persediaan obat dan alat kesehatan yang perlu dilakukan pengawasan khusus, dikarenakan setiap obat dan alat kesehatan memiliki tingkat penggunaan yang berbeda. c. Melakukan forecasting dalam menyusun perencanaan pengadaan dengan model forecasting terpilih yang harus dievaluasi secara terus menerus ketepatan prediksinya dan dalam proses operasionalnya dimungkinkan dipilih model forecasting yang lebih tepat prediksinya sesuai pola data historis yang ada dengan MAD dan MSE yang lebih kecil, hasil forecasting akan semakin bagus dan dapat mengurangi resiko stockout jika dilengkapi dengan forecasting harian. d. Menyusun sebuah sistem komputer (link) yang mampu menghubungkan antara gudang farmasi, kepala instalasi farmasi dan unit terkait agar proses pelaporan
persediaan
farmasi
bisa
berjalan
dengan
lancar
tanpa
mengakibatkan keterlambatan pelaporan dan memudahkan kontrol persediaan farmasi di unit terkait.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
150
e. Memperbaiki sistem informasi dikarenakan sistem yang sudah ada masih sering trouble sehingga menghambat proses input data ke dalam server computer dan akurasi data yang digunakan. f. Menyusun softwere yang bisa menghasilkan daftar rekap penjualan resep pada setiap harinya tanpa harus melakukan pencatatan secara manual, karena hal tersebut seringkali memakan banyak waktu. g. Menyiapkan hardware dan fasilitas penunjang lainnya di bagian instalasi farmasi maupun unit kerja yang lain sehingga proses distribusi persediaan farmasi berjalan lancar.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA
Ballou. 1992. Business Logistics Management. 3rd ed. New Jersey: Prentice-Hall International Inc. Bowersox. 2000. Logistical Management. India: McGraw-Hill Education. Cote, M. 2001. Four Methodologies to Improve Healthcare Demand Forecasting. Healthcare Financial Management. http://www.findarticles.com. Diakses 11 Februari 2013. Departemen Kesehatan. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta. Edhy, L. & Widodo, J. P. 2004. Penerapan Metode Economic Order Quantity dan Hasil Nilai Persediaan Obat (Riset Operasional di RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya). Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Volume 2, pp. 139-146. Erin R Fox, A. B. 2009. ASHP Guidelines on Managing Drug Product, s.l. ASHP Expert Panel on Drug Product Shortage. Frank, A. S., Gilad, G. & Douglas, C. 2009. Hospital Drug Formularies and Use of Hospital Services. Medical Care Journal, Volume 31, pp. 851-867.
151
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
152
Gasperz, V. 2009. Production and Inventory Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gitosudarmo, H 1998. Manajemen Logistik. Yogyakarta: PT BPFE. Hartono, T. & Widodo, J. P. 2004. Pemilihan Metode Forecasting dan Penerapan Pengendalian Persediaan Obat dan Alat Kesehatan Berdasarkan Pola 150 Konsumsi Riil (Riset Operasional Penilaian Stockout dan Stagnant Persediaan di UGD RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya). Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Volume 2, pp. 147-156. Haryanto, N., Karyadi, W. & Widodo, J. P. 2005. Pengembangan Model Pengendalian Pengadaan Persediaan Reagen di Laboratorium Klinik Gleneagles Diagnostic Centre Surabaya. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Volume 3, pp. 77-85. Kamal, M. W. a. D. F. 2013. Recognizing and Resolving Social Dilemas in Supply Chain Public-Private Partnerships. Journal of Bussiness Logistics, 34 (4), pp. 360-372. Larry J. Leblanc. 2009. Modeling uncertain Forecast Accuracy in Supply Chains with Postponement. Journal of Business Logistics, 30 (1), pp. 19-31. Martin H. 1998. Transport und Grunddlagen der Logistic. Palung, Aufbau and steuerung von transport and Lagersystemen. Braunschweig, Wiesbaden, Vieweg, 2 Auflage.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
153
Matthias Ehrgott. 2013. Enviromental Development of Emerging Economy Suppliers: antecedents and outcomes. Journal of Business Logistics, 34 (2), pp. 131-147. M. Corsi, J. R. a. T. 2013. Supply Chain Disruption Management: Severe events, recovery and performance. Journal of Business Logistics, 34 (4), pp. 270288. Mentzer. 2011. User Influence on the Relationship Between Forecast Accuracy, Application and Logistics Performance. Journal Business Of Logistics, 31 (1), pp. 159-177. Moenir, H. 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyono. 2002. Riset Operasi. Indonesia: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Neelam, S. 2006. Forecasting for Global Health : New Money, New Product & New Market. The Health Redesign Group Inc., pp. 1-52. Otoom, S., Batieha, Hadidi & M, H. 2011. Evaluation of Drug Use ini Jordon Using Who Patient Care and Health Facility Indicator. Medical Care. Parrot, K. A. 2013. American Society of Health System Pharmacists. American Journal of Hospital Pharmacy, 37(11), pp. 1531-1534.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
154
Perlin,
J.
B.
2006.
In
Patient
Farmacy
http://intqhc.oxfordjournals.org/cgi/content/full/suppl_l/l/i49,.
Services. Diakses
5
Juni 2013. Quick. 2001. Managing Drug Supply: The Selection, Procurement, Distribution and Use of Pharmaceutical, 4 penyunt. Kumarin Press. Reynie, C. & Widodo, J. P. 2012. Faktor Penyebab dan Kerugian akibat Stockout dan Stagnant obat di Unit Logistik RSU Haji Surabaya. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Ritzman. 2004. Using Warehouse Workforce Flexibility to Off set Forecast Errors. Journal Of Business Logistics, 25 (2), pp. 251-269. Schreibfeder,
J.
2007.
Why
is
Inventory
Turnover
Important.
http:///www.effectiveinventory.com.html, p. Diakses 22 Juni 2013. Seto, S. 2001. Manajemen Apoteker untuk mengelola: Apotek, Farmasi Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi dan Industri Farmasi. 1 penyunt. Surabaya: Airlangga University Press. STAFF,
C.
2009.
American
Association
of
Individual
www.aaii.com/computerized-investing/article/inventory-turnover.
Investors. Diakses
10 Agustus 2013. Stolar, M. 2007. ASHP NAtional Survey of Hospital Pharmaceutical Services. American Journal of Hospital Pharmacy, Volume 4, pp. 801-818.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
155
Suciati, S. & B, A. 2006. Analisis Perencanaan Obat berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi. Manajemen Pelayanan Kesehatan, Volume 9, pp. 19-26. Thomas J.Goldsby. 2013. Measurement and Moderation : Finding the Boundary Conditions in Logistics and Supply Chain Research. Journal of Business Logistics, 34 (2), pp. 109-116. Waller. 2010. Creating Order Forecast: Point-of-Sale or Order History. Journal of Business Logistics, 31 (2), pp. 231-251. Yamit, Z. 1999. Manajemen Persediaan. Yogyakarta: PT Surya Sarana Utama. Zhi Xiong Pan, S. P. 2011. Logistics in Hospitals: a Case Study of some Singapore Hospitals. pp. 195-207.
Tesis
Intan Kusumawati UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN MELALUI METODE PERENCANAAN MAXIMUM MINIMUM STOCK LEVEL DENGAN MODEL FORECASTING TERPILIH (Studi Dalam Rangka Peningkatan Indikator Turn Over Ratio ...