ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
Oleh R. PRIASTONO HERLAMBANG
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magisterdalam Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusiapada Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga
Oleh:
R. PRIASTONO HERLAMBANG NIM . 091224253003
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis ini Telah Disetujui Pada Tanggal 27 Maret 2015
Oleh PembimbingKetua
Prof. Dr. H. JusufIrianto, Drs., M.Com NIP. 196505061993031003
Pembimbing
Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs., M.si NIP. 196507191990031002
Mengetahui Ketua Program Studi PengembanganSumberDayaManusia Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga
Dr. FalihSuaedi, Drs,.Msi NIP. 196302261998101001
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PENETAPAN PENGUJI TESIS
Tesis ini telah di uji oleh Panitia Penguji Tesis Pada Program Studi PengembanganSumberDayaManusia Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga Pada tanggal : 16 Maret 2015
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
: Dr. Pingky Saptandari Endang P.,Dra.,MA
Anggota
:
1. Prof. Dr. H.Jusuf Irianto, Drs., M.Com 2. Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs., M.si 3. Dr. Windijarto, S.E.,MBA
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT
Yang bertandatangan di bawah ini : Nama
: R. Priastono Herlambang
NIM
:091224253003
Program Studi
: Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dengan
ini
saya
PENGEMBANGAN TENAGA
menyatakan
bahwa
KOMITMEN
PENGELOLA
SISTEM
tesis
DALAM
yang
berjudul
“MODEL
HUBUNGAN
INFORMASI
KERJA
ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO”, baik bagian atau keseluruhan isi penulisan tesis ini tidak pernah diajukan untuk mendapakan gelar akademis pada bidang studi atau universitas lain dan tidak pernah dipublikasikan atau ditulis oleh individu selain penyusun kecuali bila dituliskan dengan format kutipan dalam isi penulisan tesis. Apabila ditemukan bukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Airlangga.
Surabaya, 27 Maret 2015
R. Priastono Herlambang NIM . 091224253003
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJATENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Model Pengembangan Komitmen Dalam Hubungan Kerja Tenaga Pengelola Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan
(SIAK)
Pada
Kecamatan
Di
Kabupaten
Sidoarjo“.Penulisan Tesis ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh gelar Magister (S2) pada program studi Pengembangan Sumber Daya Manusia di Universitas Airlangga. Dalam menyusun tesis ini, penulis telah mendapatkan bantuan, pengarahan, dorongan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. BapakRektor Universitas Airlangga atas kesempatan yang di berikan kepada saya untuk menjadi mahasiswa pada Program Pscasarjana Universitas Airlangga. 2. Direktur serta Wakil Direktur I dan II Program Pascasarjana Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan Program Magister dan memberikan bantuan selama pendidikan. 3. Bapak Dr.Falih Suaedi, M.Si selaku ketua Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga yang dengan semangat memberikan dukungan dan motivasi selama proses penyusunan tesis ini. 4. Pembimbing UtamaProf. Dr. H. JusufIrianto, Drs., M.Comyang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dari awal sampai akhir dalam menyelesaikan Tesis ini.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5. Pembimbing Kedua Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs., M.si yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan sabar dari awal sampai selesai Tesis ini. 6. Seluruh Staff pengajar programStudi Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia atas segala ilmu dan pengetahuan yang diberikan selama ini. 7. Kepada Bidang Penyelenggaraan KependudukanIbu Dra. Siti Amanati, MM, yang telah membantu dalam proses penelitian tesis ini. 8. Istriku Ir. Dewi Indri Astuti Tercinta, dan 2 permata hatiku Aryo Bimo Prasetyo dan Ayu Edria Nathania dan mbak Ines, atas kasih sayang, do’a, perhatian, dan support serta dukungan yang tak pernah terputus kepada penulis sampai selesainya tesis ini. 9. Teman-teman Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia angkatan 2012/2013 Intania Arifda, Febby, Olma, Mbak Farah, Mbak Cristy, Rahman, dan Edlistioterima kasih atas kebersamaan yang tak akan pernah terlupakan, dukungan serta semangat yang tak henti kepada penulis. Keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis menyebabkan Tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati diharapkan kritik dan saran yang membangun dari segala pihak demi kesempurnaan Tesis ini.Akhir kata semoga Tesis ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.Amin.
Surabaya, 27 Maret 2015
R. Priastono Herlambang
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
RINGKASAN MODEL PENGEMBANGAN KOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
Berlakunya Undang – Undang No 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dimaksudkan untuk menitikberatkan pada pemberian kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah kabupaten atau kota. Dengan semakin luas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh pemerintah daerah, maka memerlukan aparat birokrasi yang semakin professional, responsive, dan bertanggung jawab. Muara dari pelaksanaan otonomi daerah adalah terselenggaranya pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta dapat menghasilkan birokrasi yang handal dan profesional, efisien, produktif serta mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, sehingga terjadi sinkronisasi antara masyarakat dan pemerintah yaitu saling bersentuhan, menunjang dan melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan data kependudukan ditingkatPenyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan yang selanjutnya memasukan data-data tersebut kedalam satu pusat data (data center) di Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan. Dalam mengaplikasikan SIAK ada beberapa unsur yang berperan aktif didalamnya yaitu, Teknologi informasi, Sumber Daya Manusia (SDM), Pemerintah Daerah selaku penanggung jawab roda pemerintahan dan penduduk sebagai obyek yang akan didata, dan selanjutnya dalam mengaplikasikan SIAK ada beberapa unsur yang berperan aktif didalamnya yaitu, teknologi informasi, Sumber Daya Manusia (SDM), Pemerintah Daerah selaku penanggung jawab roda pemerintahan dan penduduk sebagai obyek yang akan didata. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang bagaimana mengembangkan komitmen tenaga pengelola SIAK yang
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek identifikasi, yang tercermin dalam kesamaan tujuan dari pribadi dengan tujuan organisasi, berupa inisiatif atau kemauan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas, keterlibatan individu tenaga pengelola SIAK dalam bentuk kepatuhan terhadap SOP yang telah ditetapkan, dan loyalitas tenaga pengelola SIAK terhadap organisasi, dalam konteks hubungan kerja non struktural. Selanjutnya, dari hasil pendalaman tersebut penulis dapat mendiskripsikan model pengembangan komitmen yang dapat dilakukan oleh kedua pihak dalam hubungan kerja serta dapat memberikan masukan baik dalam bentuk saran dan rekomendasi tentang bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan untuk lebih menguatkan komitmen yang telah terbentuk.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami masalah sosial berdasarkan dengan fakta yang ada dilapangan.Informan adalah para pihak yang dianggap mengetahui dan terlibat secara langsung dalam pelayanan kartu keluarga, dengan jumlah informan sebanyak 9 (sembilan) orang yang terdiri dari Kepala Bidang Penyelenggaraan Kependudukan sebagai informan kunci, 4 (empat) orang Camat dan 4 (empat) orang Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Taman, Waru, Sidoarjo dan Jabon. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara mendalam.Teknik analisis data yaitu menggunakan analisis deskriptif. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa komitmenTenaga Pengelola SIAK termasuk pada kategori komitmen normatif, yang tergambar dari ketidakmampuan tenaga pengelola SIAK dalam mengidentifikasi tujuan pribadi dan organisasi, berikutnya terkait dengan keterlibatan mereka dalam bentuk keinginan yang kuat untuk menerima dan melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai SOP yang telah ditetapkan, dan demikian halnya dengan loyalitas tenaga pengelola SIAK dimana dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa mereka memiliki loyalitas yang rendah, karena secara struktural Tenaga Pengelola SIAK tidak memiliki tanggung jawab terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dan selanjutnya untuk meningkatkan komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan terlebih dahulu memahami aspek yang mempengaruhi komitmen kerja yaitu, identification, job involvement, dan loyalty. Sehingga
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
diharapkan melalui ketiga aspek tersebut model pengembangankomitmen Tenaga Pengelola SIAK dapat diupayakan secara sistemik.Misalnya, untuk mengatasi lemahnya inisiatif Tenaga Pengelola SIAK dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, maka Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil harus dapat memberikan peluang bagi mereka untuk memacu kreatifitas dalam pemecahan masalah yang muncul dilapangan, sehingga mereka akan merasamemiliki tantangan dan semangat untuk selalu mencari inovasi dalam rangka peningkatan kemampuan memecahkan masalah dilapangan. Dengan demikian mereka akan memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi tujuan individu mereka dengan tujuan organisasi. Kemudian, cara kedua untuk mengatasi rendahnya keterlibatan Tenaga Pengelola SIAK dalam bentuk kepatuhan terhadap SOP bisa dilakukan dengan jalan melibatkan mereka dalam penyusunan SOP pelayanan Administrasi Kependudukan, khususnya pelayanan Kartu Keluarga. Dengan kondisi tersebut, mau tidak mau Tenaga Pengelola SIAK akanmerasa bahwa mereka juga merupakan salah satu dari bagian yang memiliki peran strategis dalam pengambilan kebijakan pelayanan Administrasi Kependudukan. Sedangkan,dalam mengatasi rendahnya loyalitas Tenaga Pengelola SIAK bisa dilakukan dengan cara memunculkan rasa puas dalam hasil kerja mereka baik berupa pujian atau penghargaan, memberikan kompensasi atau insentif, menjalin komunikasi yang efektif dengan cara menghormati dan menghargai pendapat Tenaga Pengelola SIAK,memberikan motivasi berupa ketersediaan tempat kerja yang nyaman, pengembangan karir, pengadaan pelatihan dan pendidikan karyawan, sehinggamereka akan memiliki tekad dan kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang disepakati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRACT
Abstract- This study aims to describe the model of development employee of population administration information system’s commitment in providing the services Family Card in Sidoarjo, where the remainder of this study can give an advice for strengthening existing commitments, so in general can improve the quality of administrative population services especially the forming of Family Card. population administration information system (SIAK) is an information system that utilizes information and communication technologies to facilitate the management of the operator level population data and the Implementing Agency as a whole which then enter the data into a data center (data center) in the Directorate General of Public Administration. In this study it was found that the working relationship between employee of population administration information system and population and civil registration offices has a commitment that role as a key in the unstructured work relationship between them. These results indicate that although structurally employee of population administration information system has an obligation to carry out other tasks given by the sub-district as a direct supervisor. So it can be said here that, the task they are given by the Department of Population and Civil Registration is a side job. This study is a qualitative research from the informants who selected based on their understanding and involvement in the service of the Population Administration. There are 9 informants. The result shows that the model of development employee of population administration information system’s commitment still low. It is found in all aspects influencing factors of commitment such as identification, job involvement, and loyalty. The third aspects that mentioned are still low and unfortunately weak. Keywords: Commitment, Employee ofPopulation Administration Information System, Family Card
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL. .............................................................................................. i PRASYARAT GELAR ......................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. .................................................... iii PENETAPAN PENGUJI TESIS. .......................................................................... iv PENYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ............................................. v KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi RINGKASAN ...................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... xi DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR. .......................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 20 1.3 TujuanPenelitian ........................................................................................... 20 1.4 ManfaatPenelitian ......................................................................................... 20 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KajianTerdahulu .......................................................................................... 22 2.2 PengertianKomitmen ................................................................................... 25 2.2.1 Apek-Aspek Komitmen .................................................................. 27 2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Karyawan ........... 29 2.2.3 Komponen Model Komitmen ......................................................... 30 2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen ............................. 32 2.2.5 Komitmen Organisasi ..................................................................... 33 2.2.6 Mengukur Komitmen ..................................................................... 35 2.3 Pengertian Hubungan Kerja......................................................................... 37 2.3.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas .............................. 41 2.4 Loyalitas Kerja............................................................................................. 43 2.4.1 Proses Pembentukan Loyalitas ....................................................... 45 2.5 Budaya Perusahaan ...................................................................................... 46 2.5.1 Sumber-sumber Budaya Organisasi ............................................... 47 2.5.2 Fungsi Budaya Organisasi .............................................................. 48 2.5.3 Ciri-ciri Budaya Organisasi ............................................................ 49 2.5.4 Menciptakan Budaya Organisasi .................................................... 50
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 51 BAB IV.METODE PENELITIAN 4.1JenisPenelitian.. ............................................................................................. 54 4.2 LokasiPenelitian ........................................................................................... 56 4.3Aspek yang akan diteliti ................................................................................ 56 4.4 FokusPenelitian............................................................................................. 57 4.5Sumber Data Penelitian ................................................................................. 58 4.6Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 59 4.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 63 4.7.1 Tahap Reduksi Data .............................................................................. 63 4.7.2 Tahap Penyajian Data .................................................................... 64 4.7.3 Tahap Kesimpulan dan Verifikasi ................................................. 64 BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Sejarah Kabupaten Sidoarjo ......................................................................... 67 5.1.1 Luas Wilayah dan Letak Georafis Kabupaten Sidoarjo ..................... 70 5.1.2 Kondisi Demografis ....................................................................... 72 5.2Gambaran Umum Kecamatan........................................................................ 73 5.2.1Gambaran Umum Kecamatan Waru .................................................... 73 5.2.2Gambaran Umum Kecamatan Taman ................................................. 75 5.2.3 Gambaran Umum Kecamatan Sidoarjo ......................................... 77 5.2.4 Gambaran Umum Kecamatan Jabon ............................................. 78 5.2.5 Faktor Penunjang Pelayanan Pengurusan KK ............................... 85 5.2.6 Tupoksi Tenaga Pengelola SIAK .................................................. 86 5.2.7 Peran Tenaga Pengelola SIAK ...................................................... 87 5.2.8 Tujuan Pelayanan Sistem Informasi Adminitrasi Kependudukan. 88 5.3 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Adminitrasi Kependudukan ............. 89 5.4 Karakteristik Informan ................................................................................ 94 5.5 Paparan Data ................................................................................................. 99 5.6 Analisis Data ................................................................................................123 5.7 Pembahasan Secara Teori ............................................................................138 5.7.1 Komitmen Kerja Tenaga Pengelola SIAK .....................................147 5.7.2 Peningkatan Komitmen Kerja Tenaga Pengelola SIAK ................149 5.7.2.1 Peningkatan Komitmen Top Management ........................151 5.7.2.2 Membangun Lingkungan Kerja Yang Kondusif ...............153 BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan. .................................................................................................156 6.2 Saran ............................................................................................................159 6.2.1 Saran Akademis ...............................................................................159 6.2.2 Saran Praktis ....................................................................................159 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Bulan Desember 2013 .............................................. 9 Tabel 1.2Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2013 .................................................... 14 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Yang Memiliki KK Tahun 2013.............................. 15 Tabel 2.1KajianTerdahulu..................................................................................... 23 Tabel 2.2 Organizational Commitment Questionare ............................................ 36 Tabel 2.3 Organizational Commitment Questionare from Mowday..................... 37 Tabel 2.4 Organizational Commitment Questionare from Meyer ........................ 37 Tabel 5.1Jumlah Desa dan Kelurahan Di Kabupaten Sidoarjo ............................. 71 Tabel 5.2 Komposisi Penduduk Brdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013 ............. 72 Tabel 5.3 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kec. Waru Tahun 2013 ................ 75 Tabel 5.4Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kec. Taman Tahun 2013 ............... 76 Tabel 5.5 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kec. Sidoarjo Tahun 2013 ........... 78 Tabel 5.6 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kec. Jabon Tahun 2013 ................ 79 Tabel 5.7 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kec. Waru Tahun 2013 ... 80 Tabel 5.8 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kec. Taman Tahun 2013 . 81 Tabel 5.9 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kec. Sidoarjo 2013 .......... 81 Tabel 5.10 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kec, Jabon Tahun 2013 . 82 Tabel 5.11 Jumlah Pemohon KK Tahun 2013 ...................................................... 85 Tabel 5.12 Tabel Ketersediaan Tenaga ................................................................. 86 Tabel 5.13 Karakteristik Informan Secara Keseluruhan ....................................... 94 Tabel 5.14 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 95 Tabel 5.15 Identitas Informan Penelitian (Tenaga Pengelola SIAK) ................... 96
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 5.16 Identitas Informan Penelitian .............................................................. 98
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kecamatan ......................................................... 13 Gambar 1.2 Bagan Prosedur Pelayanan Kartu Keluarga WNI ............................. 17 Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 52 Gambar 4.1Proses Analisis Data Dalam Penelitian Kualitatif .............................. 63 Gambar 5.1 Model Pendekatan Karakteristik Pekerjaan .....................................141
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Berlakunya Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dimaksudkan untuk menitikberatkan pada pemberian kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah kabupaten atau kota. Dengan semakin luasnya wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh pemerintah daerah, maka diperlukan aparat birokrasi yang semakin professional, responsive dan bertanggung jawab. Muara dari pelaksanaan otonomi daerah adalah terselenggaranya pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta dapat menghasilkan birokrasi yang handal dan profesional, efisien, produktifserta mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, sehingga terjadi sinkronisasi antara masyarakat dan pemerintah yaitu saling bersentuhan, menunjang dan melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang, aparatur negara dituntut untuk dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya, yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan penerima layanan, sehingga dapat meningkatkan daya saing dalam pemberian layanan baik berupa barang maupun jasa.Undang
–
Undang
No
32
Tahun
2004
tentang
pemerintahan
daerah,mengandung spirit untuk terciptanya peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, memungkinkan terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
birokrasi yang lebih ringkas dan memberikan peluang bagi pemerintah daerah dalam
pemberian
dan
peningkatan
kualitas
layanan.Pengembangan
penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu pilihan strategis untuk mengembangkan pemerintah yang baik (good governance) di Indonesia.Hal ini disebabkan karena salah satu tolak ukur penyelenggaraan pemerintahan yang baik dapat dilihat dari terselenggaranya pelayanan publik yang berkualitas dan berorientasi pada kepuasan masyarakat.Dimana penyelenggara negara mempunyai peran yang sangat menentukan terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas umum pemerintah, serta membangun tugas – tugaspelayanan kepada masyarakat. Tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah semakin menjadi sorotan masyarakat karena mendapatkan pelayanan yang baik adalah hak masyarakat, sedangkan aparatur berkewajiban menyelenggarakan pelayanan secara prima, dengan prinsip – prinsip pelayanan yang sederhana, cepat, tepat, tertib, murah, transparan, dan tidak diskriminatif. Masyarakat tidak hanya menuntut pelayanan publik yang lebih efisien, dan memuaskan, tetapi juga menginginkan perilaku Aparatur Negara yang lebih responsive dan mencerminkan kepatutan (fairness), keseimbangan etika, dan kearifan ataugood judgment (Kasim, 2002 dalam Sinambela). Terlebih ketika Undang- Undang No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, sebagaimana telah diubah terakhir kali dalam Undang-Undang No.24 Tahun 2013, dimana Undang-Undang tersebut telah memberikan landasan hukum yang kokoh bagi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan yang memuat tentang pengaturan dan pembentukan sistem yang mencerminkan adanya reformasi
Tesis
dibidang
administrasi
kependudukan.Selanjutnya,penyelenggaraan
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Administrasi Kependudukan bertujuan untuk memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen penduduk untuk setiap peristiwa yang dialami oleh penduduk, memberikan perlindungan hak sipil penduduk, dan mewujudkan tertib Administrasi Kependudukan secara nasional dan terpadu.Tujuan lainnya adalah menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan.Pembangunan dan kemasyarakatan serta menyediakan data dan informasi kependudukan secara nasional mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada berbagai tingkat secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya. Seperti yang telah diketahui, seiring dengan kemajuan teknologi yang mengharuskan setiap instansi mengikuti perkembangan teknologi, maka seperti sudah menjadi keharusan bahwa suatu instansi memerlukan sistem informasi yang dapat mendukung kebijakan instansi pemerintah tersebut dalam menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja maupun dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.Disamping itu kemajuan teknologi informasi juga merupakan solusi dalam
memenuhi
aspek
transparansi,
akuntabilitas
dalam
partisipasi
masyarakat.Keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan informasi pada sektor kependudukan perlu terus dikembangkan terutama dalam penyelenggaraan pelayanan sehingga memungkinkan tersedianya data dan informasi pada instansi pemerintah yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara cepat akurat dan aman.Untuk itu pada tahun 2004, pemerintah menerapkan sistem informasi administrasi kependudukan yang diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 88/2004 tentang Pengelolaan Administrasi Kependudukan.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Serlanjutnya Pencatatan data penduduk suatu daerah dilakukan melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten dan Kota, dimana dalam pelaksanaannya diawali dari desa dan kelurahan sebagai awal dari pendataan penduduk disuatu daerah. Selanjutnya data-data tersebut akan disimpan kedalam satu basis data yang terintegrasi secara nasional melalui jaringan internet. Sehingga data-data tersebut menjadi sumber basis data kependudukan secara nasional yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.Hal tersebut sesuai dengan Undang–UndangNo. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukansebagaimana telah diubah terakhir kali dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2013.SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan data kependudukan ditingkatPenyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan yang selanjutnya memasukan data-data tersebut kedalam satu pusat data (data center) di Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan. Dalam mengaplikasikan SIAK,ada beberapa unsur yang berperan aktif didalamnya yaitu, Teknologi informasi dan Sumber Daya Manusia (SDM), dan Pemerintah Daerah selaku penanggung jawab roda pemerintahan dan penduduk sebagai obyek yang akan didata. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 88 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, bahwa: “Kebijakan pengelolaan informasi kependudukan diarahkan untuk terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, penyediaan data untuk perencanaan pembangunan dan pemerintahan, dan penyelenggaraan pertukaran data secara tersistem dalam rangka verifikasi data individu dalam pelayanan publik.”
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pengelolan informasi Administrasi Kependudukan tersebut menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), dimana aplikasi Sistem Informasi
Administrasi
Kependudukan
(SIAK)
terus
berkembang.Dalam
mengaplikasikan SIAK ada beberapa unsur yang berperan aktif didalamnya yaitu, Teknologi informasi, Sumber Daya Manusia (SDM), Pemerintah Daerah selaku penanggung jawab roda pemerintahan dan penduduk sebagai obyek yang akan didata. Kehadiran SIAK di Kabupaten Sidoarjo mempunyai harapan, yaitu sebagai berikut: 1. Kabupaten Sidoarjo dapat memiliki database kependudukan yang terpusat dan sewaktu – waktu dapat diintegrasikan secara nasional sebagai bagian dari program kependudukan nasional. 2. Dengan memiliki sistem database kependudukan maka dapat diintegrasikan untuk kepentingan yang lain, seperti statistik, pajak, imigrasi dan lain - lain. 3. Dengan memiliki SIAK yang terintegrasi di dusun, desa atau kelurahan, kecamatan, maka mobilisasi penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dapat teridentifikasi dengan baik. 4. Dengan adanya SIAK di Kabupaten Sidoarjo, maka Kabupaten Sidoarjo telah mengacu kepada standarisasi nasional yang mencakup, Nomor Pengenal Tunggal (NIK), Blangko Standar Nasional (KK, KTP, Buku Registrasi Akta Catatan Sipil), Formulir-formulir standar nasional (termasuk kodefikasinya). Sejalan dengan arah penyelenggaraan administrasi kependudukan di Kabupaten Sidoarjo melalui SIAK maka pendaftaran penduduk dan Pencatatan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sipil sebagai sub - sub sistem pilar dari Administrasi Kependudukan perlu ditata dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan manfaat dalam perbaikan pemerintahan dan pembangunan. Pengelolaan pendaftaran penduduk merupakan tanggung jawab pemerintah Kabupaten Sidoarjo, dimana pelaksanaannya diawali dari dusun, desa,kelurahan hingga kecamatan selaku ujung tombak pendaftaran penduduk.Dalam pelayanan tersebut perlu dilakukan dengan benar dan cepat agar penduduk merasa mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Merupakan hak asasi setiap orang untuk mendapatkan pelayanan di bidang Administrasi Kependudukan, peningkatan kesadaran penduduk, dan kewajibannya untuk berperan serta dalam pelaksanaan Administrasi Kependudukan, pemenuhan data statistik kependudukan, dukungan terhadap perencanaan pembangunan dengan sistem Administrasi Kependudukan guna meningkatkan pelayanan publik tanpa diskriminasi. Penduduk sebagai obyek pembangunan berarti menjadi sasaran dan tujuan pembangunan, sedangkan penduduk sebagai subyek pembangunan berarti penduduk sebagai pelaku pembangunan, sehingga perlu diketahui data dan informasi mengenai penduduk yang menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1.
Data jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang lahir, mati, dating atau pindah, data penduduk menurut pendidikan terakhir, mata pencaharian, kelompok umur, agama, jumlah kepala keluarga, penduduk wajib KTP dan pendataan penduduk.
2.
Data Pencatatan dan penerbitan Administrasi Kependudukan setiap peristiwa kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, pengakuan atau pengesahan anak dan pengangkatan anak.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sebagaimana telah diamanatkan Undang-Undang No 23 Tahun 2006, bahwa Administrasi Kependudukan diarahkan untuk memenuhi hak asasi setiap orang di bidang Administrasi Kependudukan tanpa diskriminasi melalui pelayanan publik yang professional.Pendaftaran penduduk dilakukan dengan pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwakependudukan dan pendataan penduduk serta penerbitan dokumen kependudukan.Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Penyelenggara yang mengelola adalah pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan Administrasi Kependudukan. Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112 5’ dan 112 9’ Bujur Timur dan antara 7 3’ dan 7 5’ Lintang Selatan. Batas sebelah utara adalah Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan adalah Kabupaten Pasuruan, sebelah timur adalah Selat Madura dan sebelah barat adalah Kabupaten Mojokerto. Dengan luas wilayah daratan sebesar 634,38 Km2 berada pada peringkat ke 2 di Provinsi Jawa Timur sebagai Kabupaten yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu penyangga Ibukota Provinsi Jawa Timur yang mengalami perkembangan cukup pesat.Keberhasilan ini dicapai karena berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah.Dengan adanya berbagai
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
potensi daerah serta dukungan sumber daya manusia yang memadai, maka dalam perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian regional. Secara administratif Kabupaten Sidoarjo memiliki 18 wilayah Kecamatan, dimana pada tahun 2013 memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.090.619 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 1.053.903 jiwa dan perempuan sebanyak 1.036.716 jiwa, sebagaimana terinci dalam jumlah penduduk berdasarkan kecamatan, dalam tabel berikut dibawah ini:
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Bulan Desember 2013
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NO
PENDUDUK DESEMBER 2013
KECAMATAN
1
2
L
P
L+P
3
4
5
1
SIDOARJO
105,304
105,203
210,507
2
BUDURAN
48,482
47,697
96,179
3
CANDI
74,301
73,694
147,995
4
PORONG
44,852
44,543
89,395
5
KREMBUNG
35,484
35,024
70,508
6
T ULANGAN
47,382
46,834
94,216
7
T ANGGULANGIN
53,814
52,867
106,681
8
JABON
29,515
29,303
58,818
KRIAN
63,341
61,890
125,231
10
9
BALONGBENDO
37,685
36,901
74,586
11
WONOAYU
41,238
40,800
82,038
12
T ARIK
34,015
33,713
67,728
13
PRAMBON
40,118
39,256
79,374
14
T AMAN
110,722
107,647
218,369
15
WARU
113,944
113,233
227,177
16
GEDANGAN
63,650
61,890
125,540
17
SEDAT I
50,311
48,493
98,804
18
SUKODONO
59,745
57,728
117,473
1,053,903
1,036,716
2,090,619
JUMLAH
Sumber : Laporan Kependudukan Bulan Desember Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2013
Dari data tersebut, Kecamatan Waru, Kecamatan Taman, Kecamatan Sidoarjodan Kecamatan Jabon merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tertinggi secara berurutan, dimana Kecamatan Waru memiliki jumlah penduduk sebesar 227.177 jiwa, Kecamatan Taman sebesar 218.369 jiwa dan Kecamatan Sidoarjo sebanyak 210.507 jiwa, sedangkan Kecamatan Jabon merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit sebesar 58.818 jiwa. Artinya perbedaan jumlah penduduk pada 4 (empat) kecamatan tersebut juga berpengaruh terhadap mobilitas penduduk, artinya hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap kebutuhan masyarakat untuk memiliki Kartu Keluarga (KK), berangkat dari hal tersebut, maka peneliti membatasi wilayah penelitian ini dalam 4 (empat) Kecamatan, yaitu Kecamatan Waru, Kecamatan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Taman, Kecamatan Sidoarjo, dan Kecamatan Jabon tersebut, dengan kata lain mobilitas penduduk di 4 (empat) kecamatan tersebut bervariasidan inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kabupaten Sidoarjo khususnya pada 4 (empat) kecamatan tersebut. Logikanya, jika mobilitas penduduk tinggi, maka kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan Administrasi Kependudukan juga tinggi, khususnya Pelayanan Kartu Keluarga, sehingga hal tersebut membawa konsekuensi terhadap upaya peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo No. 42 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu dinas yang melaksanakan program strategis, khususnya pelayanan kepada publik yang berkaitan dengan Administrasi Kependudukan, bukan saja hanya pada bagian integratif dari masalah kependudukan, tetapi bahkan merupakan pilar untuk menentukan perencanaan dan keberhasilan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Dan selanjutnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang kependudukan dan pencatatan sipil; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kependudukan dan pencatatan sipil; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Bupati Sidoarjo No 69 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan pendaftaran penduduk, dimana pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan Peristiwa
Kependudukan
dan
pendataan
penduduk
rentan
Administrasi
Kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan, dimana sebagian dari urusan tersebut telah dilimpahkan ke kecamatan antara lain : 1. Pembuatan kartu Tanda Penduduk 2. Entry atau perubahan Biodata Penduduk 3. Entry atau perubahan Kartu Keluarga Selanjutnya produk pelayanan bidang Penyelenggaraan Kependudukan, berdasarkan
Peraturan
Bupati
Sidoarjo
No
69
Tahun
2008
tentang
Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk yang meliputi: 1) Pengurusan/penerbitan Kartu Keluarga (KK); 2) Pengurusan/penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP); 3) Pendaftaran Pindah Datang Antar Negara; 4) Pendaftaran Perubahan Status Orang Asing Tinggal Terbatas Menjadi Orang Asing Tinggal Tetap; 5) Pendaftaran Peristiwa Kependudukan. Berdasarkan Undang - Undang No 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, bahwa:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
“Kartu Keluarga selanjutnya disingkat KK, adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga”.(Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan) Sedangkan Pengurusan Kartu Keluarga, berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo No 69 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk yang meliputi: 1) KK baru bagi penduduk WNI; 2) KK baru Orang Asing; 3) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga; 4) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga untuk menumpang kedalam KK bagi penduduk WNI; 5) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga bagi orang asing yang memiliki izin tinggal tetap untuk menumpang kedalam KK WNI atau orang asing; 6) Perubahan KK karena pengurangan anggota keluarga dalam KK bagi penduduk WNI dan orang asing; 7) KK karena hilang atau rusak. Meski disisi yang lain Tenaga Pengelola SIAK kecamatan tidak memiliki hubungan struktural dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan secara struktural mereka bertanggung jawab kepada Camat dalam melaksanakan tugas, namun disisi lain mereka juga berperan sebagai ujung tombak pelayanan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Administrasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo, sebagaimana tergambar dalam bagan berikut ini: Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kecamatan CAMAT SEKCAM TENAGA FUNGSIONAL Sub bag keu
Sub bag Kepeg
Sub bag Pelayan
Sub bag Perenc
Tenaga Pengelola SIAK
KASI PEREKONOMIAN
KASI PEMERINTAHAN
KASI PEMBANGUNAN FISIK
KASI KESEJAHTERAAN SOSIAl
Sumber : Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo
Disisi lain, tingkat kesadaran masyarakat di Kabupaten Sidoarjo terhadap perubahan Kartu Keluarga berdasarkan peruntukannya, dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan, jumlah pemohon yang mengajukan perubahan data atau pemohon baru rata-rata sebanyak 50 pemohon pada masing-masing kecamatan, dan menurut pengamatan peneliti jumlah e-mail dari 18 (delapan belas) kecamatan yang masuk ke dinas rata-rata sebanyak 750 (tujuh ratus lima puluh) pemohon untuk selanjutnya dilakukan pencetakan setelah lolos verifikasi ditingkat dinas, sehingga dapat diperoleh sebuah gambaran dimana produktifitas cetak Kartu Keluarga di Kabupaten Sidoarjo cukup tinggi, sebagaimana tergambar
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dalam data jumlah Kepala Keluarga dan jumlah penduduk yang telah memiliki Kartu Keluarga pada tahun 2013, sebagaimana tabel berikut dibawah ini: Tabel 1.2 Tabel Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2013 NO. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
KECAMATAN 2 SIDOARJO BUDURAN CANDI PORONG KREMBUNG TULANGAN TANGGULANGIN JABON KRIAN BALONGBENDO WONOAYU TARIK PRAMBON TAMAN WARU GEDANGAN SEDATI SUKODONO JUMLAH
JUMLAH KEPALA KELUARGA L 3 44,499 20,624 31,151 19,740 16,615 21,310 23,250 13,489 26,983 17,093 18,534 15,705 18,473 46,876 47,233 26,864 20,524 25,230 454,192
P 4 17,305 8,020 12,114 7,676 6,462 8,287 9,042 5,246 10,493 6,647 7,207 6,107 7,184 18,230 18,369 10,447 7,981 9,812 176,630
L+P 5 61,804 28,644 43,265 27,416 23,077 29,597 32,292 18,735 37,476 23,740 25,741 21,812 25,657 65,106 65,602 37,311 28,505 35,042 630,822
JUMLAH 9 61,804 28,644 43,265 27,416 23,077 29,597 32,292 18,735 37,476 23,740 25,741 21,812 25,657 65,106 65,602 37,311 28,505 35,042 630,822
Sumber : Laporan Kependudukan Bulan Desember Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2013
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Yang memiliki Kartu Keluarga Tahun 2013 NO.
KECAMATAN
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2 SIDOARJO BUDURAN CANDI PORONG KREMBUNG TULANGAN TANGGULANGIN JABON KRIAN BALONGBENDO WONOAYU TARIK PRAMBON TAMAN WARU GEDANGAN SEDATI SUKODONO JUMLAH
PENDUDUK BER KARTU KELUARGA L P L+P 3 4 5 40,094 15,592 55,686 18,690 7,268 25,958 28,125 10,937 39,062 17,500 6,806 24,306 14,466 5,626 20,092 21,225 8,254 29,479 20,274 7,885 28,159 11,750 4,569 16,319 24,353 9,471 33,824 15,332 5,963 21,295 16,216 6,306 22,522 13,870 5,394 19,264 16,298 6,338 22,636 42,011 16,337 58,348 42,868 16,671 59,539 24,370 9,477 33,847 18,492 7,192 25,684 22,562 8,774 31,336 408,496 158,860 567,356
JUMLAH 9 55,686 25,958 39,062 24,306 20,092 29,479 28,159 16,319 33,824 21,295 22,522 19,264 22,636 58,348 59,539 33,847 25,684 31,336 567,356
Sumber : Laporan Kependudukan Bulan Desember Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2013
Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa presentase jumlah penduduk yang memiliki kartu keluarga sebesar 96,43 % dari jumlah Kepala Keluarga pada tahun 2013. Hal tersebut bukan hanya faktor kesadaraan masyarakat terhadap kepemilikan Kartu Keluarga saja yang mengalami peningkatan, akan tetapi juga peran aktif para Tenaga PengelolaSIAK di kecamatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat juga mengalami peningkatan. Dari fakta tersebut, menunjukkan bahwa meski secara struktural para Tenaga Pengelola SIAK tidak memiliki hubungan struktural dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, akan tetapi disisi lain terdapat trend yang cukup positif terhadap pembuatan Kartu Keluarga dari tahun ke tahunmaka
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
penelitidapat menerjemahkan, bahwapeningkatan trend tersebut tidak dapat dipisahkan dengan peran yang besar dari Tenaga Pengelola SIAK dimasingmasing kecamatan,dimana besarnya peran tersebut juga dilandasi oleh adanya sebuah komitmendalam sebuah proses hubungan kerja antara Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil selaku pemangku kepentingan. Hal tersebut menurut peneliti sejalan dengan pendapat Steers (Malayu SP. Hasibuan, 2002), bahwa komitmen karyawan merupakan kondisi dimana pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasinya. Komitmen karyawan lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.Jadi, komitmen karyawan mencakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Disamping itu komitmen karyawan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif, melainkan menyiratkan hubungan pegawai dengan organisasi secara aktif.Karena, pegawai yang menunjukkan komitmen tinggi memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggungjawab yang lebih dalam dalam mendukung kesejahteraan dan keberhasilan organisasinya. Sebagai gambaran terhadap hubungan kerja antara para Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo, maka dapat kita lihat dalam bagan Standar Operasional Pelayanan (SOP) pelayanan Kartu Keluargasebagai berikut:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 1.2 Bagan Prosedur Pelayanan Kartu Keluarga (KK) WNI
I
Verifikasi, validasi & pemutakhiran Data SIAK di Kantor Desa / Kelurahan dan di Kecamatan secara on line
H D1 E1 F1
D2 I G1
SELESAI
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Keterangan : I
= Petugas dari Desa/Kelurahan dan Kecamatan melakukan verfikasi dan validasi
formulir
permohonan
KK
serta
kelengkapan
berkas
persyaratannya dengan data di database SIAK dan merekam (entry data) pada database kependudukan SIAK H
= Mencetak pada blangko KK WNI
D1
= Rekapitulasi Dokumen Kearsipan
E1
= Mengetahui Berkas KK WNI
F1
= Menandatangani KK WNI
D2
= Pengecekan kembali berkas dan pembuatan tanda terima untuk bagian loket pengambilan dan kearsipan
I
= Proses pengarsipan
G1
= Pengambilan KK WNI oleh petugas kecamatan (penyerahan KK kepada pemohon di kecamatan) Dari hasil pengamatan peneliti sebelum penelitian ini dilakukan, terdapat
beberapa hal yang tidak sesuai dengan standar waktu yang ada pada Standar Pelayanan Minimumyang telah disepakati yaitu sebanyak 3 (tiga) hari kerja, terhitung sejak berkas pemohon yang telah di verifikasi dan data telah di entry pada biodata penduduk, dikirimkan melalui e-mail ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Misalnya, pada tahap (huruf) I, dimana Petugas dari Desa atau Kelurahan dan Kecamatan melakukan verifikasi dan validasi formulir permohonan KK serta kelengkapan berkas persyaratannya dengan data di database SIAK dan merekam (entrydata) pada database kependudukan SIAK membutuhkan waktu 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) hari, dan pada huruf G1
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dimana KK WNI yang telah dicetak di Dinas, selanjutnya diambil oleh petugas kecamatan untuk didistribusikan atau diserahkan kepada pemohon, membutuhkan waktu kurang lebih 6 (enam) sampai dengan 7 (tujuh) hari. Sedangkan untuk proses pada huruf H s/d I yang dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten secara keseluruhan, sejak diterimanya biodata pemohon lewat e-mail dari kecamatan, sampai dengan ditandatanganinya KK yang telah tercetak oleh Kepala Dinas memerlukan waktu 2 (dua) hari kerja. Dari hasil pengamatan peneliti, penyebabterjadinya delay waktu dalam pelayanan pembuatan Kartu Keluarga tersebut, ternyata terjadi tidak hanya disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak memiliki struktur, akan tetapi nyatanya dalam hubungan kerja tersebut peneliti telah mengidentifikasi bahwa ternyata komitmen memilikiperan sebagai kunci utamadalam meminimalisir delay waktu, walaupun dilain sisi, secara struktural paraTenaga Pengelola SIAK memiliki kewajiban dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Camat selaku atasan mereka. Sehingga dapat dikatakan, bahwatugas mereka sebagai Tenaga Pengelola SIAK dalam melaksanakan pelayanan Administrasi Kependudukan yang dibebankan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan pekerjaan sampingan. Dari gambaran kondisi dan hasil pengamatan tersebut, peneliti menjadi tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang model komitmenTenaga Pengelola SIAK, dan selanjutnya dari hasil pendalaman tersebut, peneliti dapat mendiskripsikan model pengembangan komitmen yang terdapat dalam hubungan kerja pada kedua pihak, serta dapat memberikan masukan baik dalam bentuk
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
saran dan rekomendasi tentang bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan untuk lebih menguatkan komitmen yang telah terbentuk, dengan menggunakan beberapa pandangan atau teori tentang komitmen karyawan, agar dapat diperoleh gambaran tentang model komitmen yang terjalin saat ini, dan bagaimana upaya yang bisa dilakukan kedepan, dalam mengembangkan model komitmen tersebut.
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanamodel
pengembangan
komitmen
Tenaga
Pengelola
SIAKdalam hubungan kerja padatugas pelayanan pengurusan Kartu Keluarga di Kecamatan.” 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah tersebut, maka secara umumpenelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan
model
komitmen
Tenaga
Pengelola
SIAK
dalammemberikan pelayanan pengurusan Kartu Keluarga di Kabupaten Sidoarjo, guna selanjutnya dapat memberikan masukan terhadap upaya penguatan komitmen yang sudah ada, dengan harapan secara umum meningkatkan kualitas pelayanan Administrasi Kependudukan dapat lebih ditingkatkan.
1.4 Manfaat Penelitian Maka hasil dari penelitian ini diharapkan akanmemberikan manfaat antara lain:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1) Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam model pengembangan komitmenTenaga Pengelola SIAK di Kabupaten Sidoarjo berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya, agar selanjutnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan pengurusan Kartu Keluarga secara komprehensif. 2) Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada obyek yang diteliti, agar selanjutnya dapat melakukan pengembangan model komitmen sebagai hasil dari penelitian ini.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dengan tinjauan pustaka ini, maka diharapkan didapatkan teori-teori atau pemikiran yang melandasi variable -variabel penelitian secara ilmiah dan bisa dipergunakan untuk membandingkan antara teori atau suatu pemikiran dengan realita yang ada di lapangan, terutama pada tinjauan yang berkenaan dengan model pengembangan komitmen serta upaya penguatannya. 2.1. Kajian Terdahulu Didalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu, yang bertujuan agar dapat diperoleh suatu gambaran mengenai model komitmen Tenaga Pengelola SIAK yang berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas pelayanan Administrasi Kependudukan dalam hal ini pelayanan Pengurusan Kartu Keluarga. Sebagaimana terurai dalam tabel berikut ini:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
No 1 1.
Tesis
Tabel 2.1 Kajian Terdahulu Identitas Peneliti Ringkasan Penelitian 2 3 Olivia Syanne Nelwan, (thesis ilmu sosial) Unair, 2002, Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT PLN (Persero) wilayah VII Sulutenggo di Manado.
• Komitmen organisasi dan kepuasan kerja merupakan fenomena dalam manajemen sumber daya manusia yang selalu dibahas karena adanya perubahan secara menyeluruh yang berlaku di dalam dan di luar organisasi melalui kemajuan tekhnologi dan isu-isu globalisasi, yang mampu mengubah cara pengelolaan organisasi baik manajemen maupun strategi dari perusahaan untuk menyesuaikan perubahan itu. Karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi, merasa bahwa mereka sangat menikmati pekerjaannya, sehingga banyak yang memberikan waktu untuk pekerjaannya, dan kecil kemungkinan akan meninggalkan orgnaisasinya. • Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi yang terdiri dari atas Affective Commitment, Continuance Commitment, Normatif Commitment dan kepuasan kerja yang terdiri atas pengakuan, kompensasi, pengawasan, baik secara bersama-sama maupun secara individu terhadap prestasi kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Wilayah VII Sulutenggo di Menado • Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi yang terdiri atas Affective Commitment, Continuance Commitment, Normatif Commitment secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja. Secara individu menunjukkan bahwa variabel affective commitment memiliki pengaruh yang signifikan dan dominan terhadap prestasi kerja, sedangkan variabel Continuance Commitment dan Normatif Commitment memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap prestasi kerja
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1 2.
3.
Tesis
2
3
Widyo Yudo Prayitno, (thesis • Budaya kerja merupakan salah satu ilmu sosial) Unair, 2004, elemen kunci pengelolaan sumber daya Budaya Kerja, Kemampuan dan manusia, maka penting bagi peneliti Komitmen Pegawai Negeri menganalisis budaya kerja yang ada di Sipil di Biro Kepegawaian biro kepegawaian untuk melakukan Sekretariat Daerah Provinsi perubahan cara kerja yang sesuai dengan Jawa Timur nilai-nilai budaya kerja guna meningkatkan kemampuan dan komitmen sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pegawai • Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya kerja yang terdiri dari kejujuran, ketekunan, kreativitas, kedisiplinan dan iptek terhadap kemmpuan dan komitmen pegawai negeri sipil serta variabel mana yang berpengaruh terhadap kemampuan dan komitmen pegawai negeri sipil • Hasil penelitian membuktikan bahwa besarnya pengaruh variabel bebas budaya kerja terdiri dari budaya keujuran, budaya ketekunan, budaya kreativitas, budaya kedisplinan dan iptek terhadap komitmen hanya sebesar 0,044 atau 4,4 % yang berarti budaya kerja tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap komitmen Hendra Ardiansyah, (thesis ilmu • Komitmen karyawan dikenal sebagai sosial) Unair, 2013, Pengaruh pendekatan sikap terhadap organisasi, Iklim Organisasional Dengan yang memiliki 2(dua) komponen yaitu Kepuasan Kerja Sebagai sikap dan kehendak untuk berperilaku. Variabel Intervening Pada Komitmen karyawan tidak tumbuh Karyawan PT Garam dengan sendirinya, sehingga terdapat (PERSERO) hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan komiten karyawan. • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen organisasional dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. • Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang terjadi pada iklim organisasi terhadap komitmen organisasi dikategorikan sebagai pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung tersebut signifikan.
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2. Pengertian Komitmen Komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan suatu hubungan antara individu karyawan dengan organisasi kerja, dimana karyawan mempunyai keyakinan dan kepercayaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi kerja, adanya kerelaan untuk menggunakan usahanya secara sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi kerja serta mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari organisasi kerja. Dalam hal ini, individu mengidentifikasikan dirinya pada suatu organisasi tertentu tempat individu bekerja dan berharap untuk menjadi anggota organisasi kerja guna turut merealisasikan tujuan-tujuan organisasi kerja. Meyer dan Allen (1997) juga menyatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen akan bekerja dengan penuh dedikasi, karena karyawan yang memiliki komitmen tinggi biasanya menganggap bahwa hal yang penting yang harus dicapai adalah pencapaian tugas dalam organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi juga memiliki pandangan yang positif dan akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Hal ini membuat karyawan tersebut memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja. Menurut Porter & Mowday (dalam Miner, 1992) komitmen organisasi merupakan suatu kekuatan dalam diri individu untuk mengidentifikasikan keterlibatan dirinya terhadap suatu organisasi. Komitmen organisasi ditandai dengan tiga hal, yaitu penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi, kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi. Tanpa adanya
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan maksimal. Sedangkan Meyer dan Allen (1997) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu keadaan psikologis yang dikarakteristikkan sebagai berikut: a. meyakini dan menerima tujuan atau goal dan value yang dimiliki oleh organisasi b. kesediaan untuk berusaha dengan sungguh–sungguh demi organisasi c. memiliki keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. Meyer dan Allen (1997) juga menyatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasi bekerja dengan penuh dedikasi karena karyawan yang memiliki komitmen tinggi menganggap bahwa hal yang penting yang harus dicapai adalah pencapaian tugas dalam organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi juga memiliki pandangan yang positif dan akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Hal ini membuat karyawan memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja. Berdasarkan defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam komitmen karyawan terhadap organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan dan identifikasi terhadap nilai dan tujuan organisasi.Disamping itu komitmen karyawan terhadap organisasi mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, namun menunjukkan bagaimana hubungan antara karyawan dengan organisasi.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.2.1Aspek – Aspek Komitmen Karyawan terhadap Organisasi Setiap orang yang bekerja disebuah organisasi harus memiliki komitmen dalam bekerja agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai.Komitmen pada setiap karyawan sangat penting karena dengan suatu komitmen seorang karyawan dapat lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.Biasanya karyawan yang memiliki suatu komitmen, akan bekerja secara optimal sehingga dapat mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga, dan waktunya untuk pekerjaannya, sehingga apa yang sudah dikerjakannya sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. Menurut Steers (1985) komitmen karyawan terhadap organisasi memiliki tiga aspek utama, sebagai berikut: 1. Identifikasi merupakan keyakinan dan penerimaan terhadap serangkaian nilai dan tujuan organisai. Dimensi ini tercermin dalam beberapa perilaku seperti adanya kesamaan nilai dan tujuan pribadi dengan nilai dan tujuan organisasi, penerimaan terhadap kebijakan organisasi serta adanya kebanggaan menjadi bagian dari organisasi. Aspek identifikasi ini dapat dikembangkan
dengan
memodifikasi
tujuan
organisasi,
sehingga
mencakup beberapa tujuan pribadi para karyawan ataupun dengan kata lain perusahaan memasukkan pula kebutuhan dan keinginan karyawan dalam tujuan organisasinya sehingga akan membuahkan suasana saling mendukung diantara para karyawan dengan organisasi. Lebih lanjut, suasana tersebut akan membawa karyawan dengan rela menyumbangkan sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi, karena karyawan menerima
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tujuan organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka pula. 2. Keterlibatan yaitu keinginan yang kuat untuk berusaha demi kepentingan organisasi. Hal ini tercermin dari usaha karyawan untuk menerima dan melaksanakan setiap tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Karyawan bukan hanya sekedar melaksanakan tugas-tugasnya melainkan selalu berusaha melebihi standar minimal yang ditentukan oleh organisasi. Karyawan akan terdorong pula untuk melakukan pekerjaan diluar tugas dan peran yang dimilikinya apabila bantuannya dibutuhkan oleh organisasi. Bekerjasama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama teman kerja. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memancing keterlibatan karyawan adalah dengan memancing partisipasi mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan keputusan, yang dapat menumbuhkan keyakinan pada karyawan bahwa apa yang telah diputuskan adalah merupakan keputusan bersama. Menurut Steerset al. (1985) dikatakan bahwa tingkat kehadiran mereka yang memiliki rasa keterlibatan tinggi umumnya tinggi pula. Mereka hanya absen jika mereka sakit hingga benar-benar tidak dapat masuk kerja. Jadi, tingkat kemangkiran yang disengaja pada individu tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang keterlibatannya lebih rendah. 3. Loyalitas karyawan terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya demi mencapai kesuksesan dan keberhasilan organisasi tersebut. Kesediaan karyawan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
untuk mempertahankan diri bekerja dalam perusahaan adalah hal yang penting dalam menunjang komitmen karyawan terhadap organisasi dimana mereka bekerja. Hal ini dapat diupayakan bila karyawan merasakan adanya keamanan dan kepuasan di dalam organisasi tempatnya bergabung untuk bekerja. 2.2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Karyawan terhadap Organisasi Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan memperkuat komitmen organisasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi, diantaranya adalah penelitian Mowday (dalam Sopiah, 2008) mengelompokkan empat faktor besar yang mempengaruhi komitmen organisasi, sebagai berikut: a. Karakteristik personal, antara lain usia, lama kerja, tingkat pendidikan, jenis kelamin, ras, dan beberapa faktor kepribadian lainnya. Secara umum, usia dan lama bekerja mempunyai hubungan positif dengan komitmen organisasi. Sementara tingkat pendidikan mempunyai hubungan negatif dengan komitmen organisasi, meskipun hubungan ini tidak terlalu konstan. Wanita cenderung memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi daripada pria. Beberapa karakteristik kepribadian lain seperti motivasi berprestasi dan perasaan kompeten ditemukan berhubungan dengan komitmen organisasi. b. Karakteristik pekerjaan dan peran, antara lain kesempatan kerja, konflik peran dan ambiguitas peran. Semakin besar kesempatan yang diperoleh dalam bekerja semakin banyak pengalaman yang diperolah yang pada
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
akhirnya memperbesar komitmen individu terhadap organisasi. Sedangkan konflik peran mempunyai hubungan yang negatif dengan komitmen terhadap organisasi, demikian halnya dengan ambiguitas peran. c. Karakteristik struktural organisasi, antara lain ukuran organisasi, kesatuan, luasnya kontrol dan sentralisasi otoritas. d. Pengalaman
kerja,
antara
lain
ketergantungan
pada
organisasi,
kepentingan personal pada perusahaan, sikap positif terhadap perusahaan, dan keterikatan sosial individu dalam perusahaan. Semakin besar semua faktor tersebut semakin tinggi pula komitmen individu terhadap organisasi. e. Dukungan organisasi ini didefinisikan sebagai sejauh mana pegawai mempersepsikan bahwa organisasi (lembaga, atasan, dan rekan kerja) memberi dorongan, respect, menghargai kontribusi pegawai, dan memberi apresiasi bagi individu dalam pekerjaannya. Pack dan Soetjipto (2005) menyatakan bahwa persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi mempunyai hubungan yang positif komitmen organisasi. Hal ini berarti jika organisasi peduli dengan keberadaan dan kesejahteraan personal karyawan dan juga menghargai kontribusi karyawan pada organisasi maka karyawan mau mengikatkan diri dan menjadi bagian dari organisasi.
2.2.3Komponen Model Komitmen Komitmen organisasi sebagai sebuah sikap, memiliki ruang lingkup yang lebih
Tesis
global
daripada
kepuasan
kerja,
karena
komitmen
organisasi
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
menggambarkan pandangan terhadap organisasi secara keseluruhan, bukan hanya aspek pekerjaan saja. Sebagai sebuah sikap, komitmen karyawan memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Baik low levels of commitment maupun high levels of commitment dapat memberikan dampak yang berbeda terhadap individu maupun organisasi. Komitmen yang rendah pada seorang karyawan akan berdampak kurang baik terhadap jenjang karirnya.Dan sebaliknya jika karyawan memiliki komitmen yang tinggi akan memberikan sumbangan terhadap organisasi dalam hal stabilitas tenaga kerja. Allen & Meyer (1991)dalam Sopiah (2008) menyatakan ada tiga komponen model komitmen yang merefleksikan tiga tema utama yaitu kelekatan afeksi (affective attachment), kerugian(costs) dan kewajiban (obligation), dan selanjutnya ketiga komponen tersebut diberi nama berurutan seperti ketiga tema tersebut, antara lain : a. Affective commitmentadalah mengacu pada kelekatan yang berdasarkan pada identifikasi terhadap organisasi, keterlibatan dalam organisasi, dan kesenangan akan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. b. Continuance commitment adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to). c. Normative Commitment adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
jawab terhadap organisasi. Ia merasa harus bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (ought to).
2.2.4Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Komitmen pegawai pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang dan bertahap. Menurut Steers (dalam Sopiah, 2008) menyatakan tiga faktor yang mempengaruhi komitmen seorang karyawan antara lain: a. Ciri pribadi pekerja termasuk masa jabatannya dalam organisasi, dan variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan; b. Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan rekan sekerja; c. Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan cara pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya tentang organisasi. Sementara itu, Minner (dalam Sopiah, 2008) mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan antara lain: a. Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan kepribadian; b. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan;
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
c. Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi, kehadiran serikat pekerja, dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan; d. Pengalaman
kerja.
Pengalaman
kerja
seorang
karyawan
sangat
berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen yang berlainan. 2.2.5
Komitmen Organisasi Menurut Mathins dan Jackson (2000) memberikan definisi bahwa
komitmen organisasi adalah sejauh mana seorang karyawan dapat menerima dan percaya terhadap tujuan perusahaan dan memiliki keinginan untuk selalu berada di organisasi tersebut.Mowday (1992) menyebut komitmen kerja sebagai istilah lain dari komitmen organisasional. Menurutnya komitmen organisasional merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi.Komitmen organisasional merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap
organisasi.Komitmen
organisasional
adalah
keinginan
anggota
organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi. Dalam perilaku organisasi, terdapat beragam definisi tentang komitmen. Sebagai suatu sikap, menurut Luthans (1992) yang menyatakan komitmen organisasi merupakan:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1. Keinginan yang kuat untuk menjadi anggota dalam suatu kelompok 2. Kemauan usaha yang tinggi untuk organisasi 3. Suatu keyakinan tertentu dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuantujuan organisasi.
Menurut Lincoln (dalam Bashaw & Grant, 1994), komitmen organisasional mencakup kebanggaan anggota, kesetiaan anggota, dan kemauan anggota pada organisasi.Blau dan & Boal (dalam Knoop, 1995) menyebutkan komitmen organisasional sebagai loyalitas karyawan tehadap organisasi dan tujuan organisasi.Robbins (1989) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karayawan terhadap organisasi. Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa keterlibatan pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut.Dalam organisasi sekolah guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan siswa, maka guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik mampu menjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan mempunyai komitmen yang kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja. O’Reilly (1989) menyebutkan komitmen karyawan pada organisasi sebagai ikatan kejiwaan individu terhadap organisasi yang mencakup keterlibatan kerja, kesetiaan, dan perasaan percaya terhadap nilai-nilai organisasi.Steers & Porter (1983) mengatakan bahwa suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
organisasikerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkutan. Steers (dalam Dessler, 1992), komitmen organisasi dapat dilihat dari 3 faktor, yaitu:
1. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi, 2. Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi, 3. Keinginan yang kuat untuk mempertahankan kenaggitaan organisasi Minner (1997) secara rinci menjelaskan proses terjadinya komitmen organisasi, yaitu sebagai berikut: 1. Komitmen Awal 2. Komitmen selama Periode awal Ketenagakerjaan 3. Komitmen pada karir selanjutnya
2.2.6
Mengukur Komitmen Mowday et al.(1979), telah mengembangkan suatu kuesioner komitmen
organisasional (Organizational Commitment Questionaire/OCQ), yang dapat digunakan
untuk
mendukung
penelitian-penelitian
tentang
komitmen
organisasional. Model OCQ yang dikembangkan Mowday et al.(1979) sebagaimana dikutip Luthans(2006), mencakup item-item berikut:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 2.2 Organizational Commitment Questionare (OCQ) 1.
Saya bersedia melakukan usaha dari yang diharapkan secara normal untuk membantu kesuksesan organisasi 2. Saya mengatakan kepada teman saya bahwa ini adalah organisasi yang hebat sebagai tempat kerja 3. Saya merasa hanya sedikit loyal pada organisasi ini (R) 4. Saya menerima hampir semua jenis tugas pekerjaan agar saya tetap dapat bekerja di organisasi itu 5. Saya menyadari bahwa nilai-nilai dalam diri saya dan organisasi sangat serupa 6. Saya bangga mengatakan bahwa saya adalah bagian dari organisasi ini 7. Saya bisa bekerja pada organisasi yang sangat berbeda sepanjang jenis pekerjaannya serupa (R) 8. Organisasi ini benar-benar memberikan inspirasi terbaik dalam kinerja saya 9. Perubahan yang sangat kecil dalam hidup saya sekarang menyebabkan saya meninggalkan organisasi ini (R) 10. Saya sangat senang karena saya memilih organisasi ini sebagai tempat kerja dan bukannya organisasi lain saat saya memutuskan untuk bergabung 11. Tidak banyak yang diperoleh dengan tetap bergabung di organisasi ini untuk jangka waktu yang tidak terbatas (R) 12. Saya sangat susah untuk sepaham dengan kebijakan organisasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan karyawan (R) 13. Saya benar-benar peduli dengan nasib organisasi ini 14. Bagi saya, ini merupakan organisasi terbaik untuk bekerja 15. Memutuskan bekerja untuk organisasi ini merupakan kesalahan besar Keterangan: tanda “R” menandai frasa negatif dan nilainya terbalik Sumber: Mowday, R.T., R.M. Steers, and L.W. Porter, 1979, The Measure of Organizational Commitment, Journal of Vocational Behavior, Vol. 14, p.288. Diakutip ulang dari: Luthans (2006:249)
Mowday et al.(1982) juga telah mengembangkan suatu skala yang disebut “self report scales” untuk mengukur komitmen karyawan terhadap organisasi, yang merupakan penjabaran dari tiga aspek komitmen, yaitu penerimaan terhadap tujuan organisasi, keinginan untuk bekerja keras, dan keinginan untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi, sebagai berikut:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 2.3 Organizational Commitment Questionaire from Mowday 1.
Saya merasa bahwa nilai-nilai yang saya anut sangat mirip dengan nilai-nilai yang ada pada organisasi 2. Saya merasa bangga apabila berkata pada orang lain bahwa saya menjadi bagian dari organisasi 3. Saya hanya dapat bekerja dengan baik di organisasi yang lain asalkan tipe pekerjaannya sama dengan yang ada di organisasi ini 4. Organisasi ini benar-benar memberikan inspirasi yang terbaik bagidiri saya dalam mencapai prestasi kerja Sumber: Mowday (1982)
Meyer & Allen (1993) juga mengembangkan skala ukur yang mencakup enam
item
yang
merefleksikan
tiga
dimensi
komitmen
organisasional
sebagaimana model yang dikembangkan, sebagai berikut: Tabel 2.4 Organizational Commitment Questionaire from Meyer Affective Commitment
1. 2.
Continuance Commitment
3.
4. Normative Commitment
5. 6.
Saya akan senang sekali menghabiskan sisa karir saya di organisasi ini. Saya benar-benar merasakan bahwa seakan-akan masalah di organisasi ini adalah masalah saya. Sekarang ini tetap bertahan menjadi anggota organisasi adalah sebuah hal yang perlu dan sesuai dengan keinginan saya Sangat berat bagi saya untuk meninggalkan organisasi ini Saya merasa tidak memiliki kewajiban untuk meninggalkan atasan saya saat ini. Saya merasa tidak tepat untuk meninggalkan organisasi saya saat ini bahkan bila hal itu menguntungkan.
Sumber: Meyer et al. (1993)
2.3. Pengertian Hubungan Kerja Pada umumnya organisasi dibentuk oleh kelompok orang untuk mencapai tujuan.Apabila tujuan yang ingin dicapai semakin luas dan kompleks maka diperlukan kerjasama dan pembagian kerja dalam organisasi tersebut.Oleh karena tujuan organisasi adalah tujuanbersama, maka hubungan kerja antara bagian atau antara orang-orang yang tergabungdalam organisasi itu semakin menjadi
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
penting.Agar hubungan kerja dapatdilaksanakan secara optimal (jelas dan transparan),
maka
hubungan
kerja
harus
memperhatikan
aspirasi
dari
bawah.Hubungan kerja merupakan faktor yang sangat dominan di dalam kehidupan suatu organisasi.Oleh karena itu, hubungan kerja harus secara terus menerus ditingkatkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara optimal. Hubungan kerja dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi antarabagian-bagian atau individu-individu baik antara mereka di dalam organisasimaupun antara mereka dengan pihak luar organisasi sebagai akibatpenyelenggaraan tugas dan fungsi masing- masing dalam mencapai sasaran dantujuan organisasi (Siwi Ultima Kadarmo et al., 2001). Dalam organisasi ada berbagai macam bentuk hubungan kerja, dimana menurutWilliam. E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001: 15-16), yaitu: a.
Hubungan Kerja Vertikal adalahhubungan kerja antara pimpinan dan bawahan;
b.
Hubungan Kerja Horizontaladalah hubungan kerja antara pejabat pada tingkat atau eselon yang sama;
c.
Hubungan Kerja Diagonal adalah hubungan kerja antar pejabat yang berbedainduk unit kerjanya dan berbeda juga tingkat atau eselonnya;
d.
HubunganKerja Fungsional adalah hubungan kerja antara unit atau pejabat yangmempunyai bidang kerja sama;
e.
Hubungan Kerja Informatif adalahhubungan kerja yang dilakukan untuk saling memberikan dan memperolehketerangan antar unit atau bidang;
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
f.
Hubungan Kerja Konsultatif adalahhubungan kerja antar pejabat yang karena jabatannya berkepentinganmelakukan konsultasi;
g.
Hubungan Kerja Direktif adalah hubungan kerja antara pimpinan unit;
h.
Hubungan Kerja Koordinatif adalah hubungan kerjaantar pejabat yang
dimaksudkan
(mengintegrasikan),menyerasikan
untuk dan
memadukan
menyelaraskan
berbagai
kepentingan dan kegiatan yangsaling berkaitan. Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya masing-masing unit kerja, para pejabat dan orang-orang yang ada dalam unit kerja, tidak mungkin lepas dalam melakukan hubungan kerja, baik antar mereka di dalam organisasi atau unit maupun antara mereka dengan pihak luar. MenurutWilliam E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001: 34), meskipun
tidak
merupakan
keharusan,
tetapi
biasanya
pejabat
yang
mengkoordinasikan mempunyai eselon atau tingkat yang lebih tinggi dalam hierarki organisasi. Organisasi sebagai wadah kerja sama relatif bersifat statis, mengandung stabilitas, dengan maksud untuk memberikan kepastian dalam pelaksanaan kerja sama sebagai syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan-kegiatan pencapaian tujuan dan sasaran. Namun demikian tidak dapat disangkal, tidak ada satupun organisasi di dunia ini yang mutlak bersifat statis. Oleh karena itu tepatlah bila organisasi di samping ditinjau sebagai wadah juga ditinjau sebagai proses pengelompokan orang-orang dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan yang sifatnya dinamis.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Akan tetapi memang tidak dapat dihindarkan bahwa setiap organisasi, di samping hubungan kerja formal atau hubungan kerja kedinasan terdapat pula hubungan informal atau hubungan keakaraban.Hubungan informal ini timbul dengan sendirinya sejalan dengan hakikat manusia dengan segala sifat sebagai makhluk sosial. Menurut William. E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001:20-21), hubungan kerja di organisasi dimaksudkan agar organisasi dapat: 1.
Membangkitkan kesadaran pada setiap orang dan setiap manajer bahwa kedudukan, fungsi, dan pekerjaannya berkaitan dengan kedudukan, fungsi, dan pekerjaan pihak lainnya sehingga merasa bahwa kedudukan, fungsi dan pekerjaannya tidak lepas dari yang lain.
2.
Memelihara dan mengembangkan saling pengertian di antara para pejabat di dalam organisasi sehingga dapat menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya memerlukan bantuan pihak lain dan sebaliknya dirinya memerlukan bantuan pihak lain sehingga timbul semangat kerjasama dalam pelaksanaan tugas masing-masing.
3.
Memelihara dan mengembangkan semangat persatuan pada setiap orang karena tugas dirinya dan tugas pihak lain di dalam organisasi merupakan bagian-bagian dari tugas yang lebih besar sehingga setiap tugas berkaitan erat dan pelaksanaannya perlu saling mendukung.
4.
Menumbuhkan sikap para pelaksana untuk mematuhi peraturan yang mengatur hubungan kerja antar unit organisasi dan antar organisasi dalam suatu sistem baik pemerintahan maupun perusahaan.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Selanjutnya, menurutWilliam. E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001: 37) sebagai berikut bahwa: “Hubungan kerja di dalam organisasi mempunyai tujuan agar tercipta kemudahan serta kelancaran pelaksanaan tugas pekerjaan setiap orang dan setiap unit karena adanya kesadaran bahwa setiap orang atau unit lain serta timbulnya semangat saling membantu”. Menurut William. E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001:24-26) dalam hubungan kerja diperlukanprinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Spesialisasi tugas dan kerja yang jelas dari setiap orang dan unit sebagai bagian dari tugas dan kerja organisasi. 2. Pengenalan spesialisasi tugas oleh setiap pihak dalam organisasi sehingga masing-masing akan mengetahui dengan siapa dirinya harus melakukan hubungan untuk membantu atau minta dibantu. 3. Saling pengertian antar unit kerja sebagai adanya saling bantu. 4. Semangat kerjasama antar unit untuk mendorong kegiatan saling bantu. 5. Disiplin terhadap peraturan termasuk prosedur kerja sebagai arah untuk melakukan interaksi dalam saling bantu. 2.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Hubungan Kerja. Menurut William E. Smith dalam Siwi Ultima Kadarmo (2001:28-30) mengungkapkan agar hubungan kerja dapat terlaksana dengan efektif, maka diperlukan beberapa faktor yang harus ada dalam pelaksanaan hubungan kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi dimaksud adalahsebagai berikut: 1) Sarana Hubungan Kerja a) Kebijaksanaan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kebijaksanaan sebagai alat hubungan kerja memberikan arah tujuan yang harus di capai oleh segenap organisasi atau instansi atau unit-unitnya, pegangan atau bimbingan untuk mencapai kesepakatan sehingga tercapai keterpaduan, keselarasan dan keserasian dalam mencapai tujuan bersama. b) Rencana Rencana dapat digunakan sebagai alat hubungan kerja karena di dalam rencana yang baik tertuang secara jelas pada sasarannya, cara melakukan, waktu pelaksanaan, orang atau pejabat atau unit yang melaksanakan dan lokasi pelaksanaan. c) Prosedur dan Tata Kerja Prosedur dan tata kerja pada prinsipnya dapat digunakan sebagai alat hubungan kerja untuk kegiatan yang sifatnya berulang-ulang. Prosedur dan tata kerja dapat digunakan sebagai sarana hubungan kerja karena di dalamnya memuat ketentuan siapa melakukan apa, kapan di laksanakan dan dengan siapa harus berhubungan. Untuk itu prosedur harus dimuat dalam manual, petunjuk pelaksanaan atau pedoman kerja agar mudah diikuti oleh semua pihak yang berkepentingan. d) Rapat (Briefing) Untuk menyatukan bahasa dan saling pengertian mengenai sesuatu masalah yang akan dikoordinasikan, rapat dapat digunakan sebagai sarana hubungan kerja. Rapat digunakan untuk memberikan pengarahan, memperjelas dan menegaskan suatu kebijaksanaan yang harus dilaksanakan. e) Surat Keputusan Bersama (Surat Edaran Bersama)
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Untuk memperlancar penyelesaian sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan oleh satu instansi, tetapi harus berkoordinasi dengan instansi lain, dapat diterbitkan Surat Keputusan Bersama atau Surat Edaran Bersama. 2) Pola Hubungan Kerja a) Forum Forum dalam wujud pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat hubungan kerja merupakan salah satu pola hubungan kerja. b) Tim, Panitia, Kelompok Kerja Apabila sesuatu kegiatan yang dilakukan bersifat komplek, mendesak, multi sektor, multi disiplin, multi fungsi sehingga asas fungsionalisasi secara teknis fungsional sulit dilaksanakan, maka untuk lebih memantapkan hubungan kerja dapat dibentuk Tim, Panitia, Kelompok Kerja. c) Dewan atau Badan Dewan atau badan sebagai wadah hubungan kerja dibentuk untuk menangani masalah yang sifatnya kompleks, sulit dan terus menerus, serta belum ada sesuatu instansi yang secara fungsional menangani atau tidak mungkin dilaksanakan oleh sesuatu instansi fungsional yang sudah ada.
2.4. Loyalitas Kerja Hal yang sangat penting dan fundamental di dalam sebuah organisasi adalah loyalitas dan kebersamaan dari setiap anggota dan pimpinannya, yang akan sangat menentukan kemajuan dan perkembangan organisasi mengingat adanya berbagai tantangan yang seringkali dialami oleh sebuah organisasi. Tanpa adanya loyalitas dan kebersamaan, maka sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
baik bahkan terkadang tidak akan mampu bertahan apabila di dalamnya tidak diterapkan sikap loyal dan kebersamaan dengan baik. Hal ini dapat dikatakan sebagai kesetiaan terhadap organisasinya. Apabila para anggota organisasi memiliki kesetiaan atau loyalitas terhadap organisasinya, maka akan merasa memiliki kesadaran akan kewajiban untuk menggunakan semua fasilitas, kemampuan serta sumber daya yang dimilikinya demi kemajuan organisasinya. Semua itu dapat terlihat dari para anggota organisasi yang selalu menaati peraturan atau kesepakatan yang telah ditentukan baik tertulis maupun lisan.Ia akan mendukung setiap program kerja organisasi yang telah dijalankan dan akan mengerjakan bagiannya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Tentunya terkadang memerlukan pengorbanan baik secara materi maupun waktu yang seringkali tidak dapat diterima oleh mereka yang tidak memiliki kesetiaan terhadap organisasinya. Definisi loyalitas dalam prakteknya seringkali dijabarkan dengan sangat berbeda-beda.Menurut kamus Bahasa Indonesia maka pengertian loyalitas sesungguhnya merupakan kepatuhan dan kesetiaan. Selain itu loyalitas menurut Oliver dalam Utami Munandar (1990), juga bisa dikatakan setia pada sesuatu dengan rasa cinta, sehingga dengan rasa loyalitas yang tinggi seseorang merasa tidak perlu untuk mendapatkan imbalan dalam melakukan sesuatu untuk orang lain atau organisasi tempat dia meletakkan loyalitasnya. Secara etimologis kata loyalitas selain mengandung unsur kepatuhan dan kesetiaan ternyata juga mengandung banyak unsur dimana unsur-unsur tersebut saling bersinergi dalam membentuk loyalitas seseorang.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Melihat dari arti kata diatas menunjukkan bahwa dalam loyalitas terkandung beberapa unsur diantaranya pengorbanan, kepatuhan, komitmen, ketaatan, dan kesetiaan. Hal ini menunjukkan bahwa terbentuknya sikap loyal melalui proses yang sangat rumit karena dipengaruhi interaksi dua belah pihak. Mengacu dari pengertian loyalitas diatas dapat dikatakan bahwa seseorang dikatakan memiliki loyalitas jika seseorang tersebut memiliki kepatuhan dan kesetiaan terhadap organisasi atau seseorang. 2.4.1. Proses pembentukan Loyalitas Adapun proses pembentukan loyalitas menurut Oliver dalam Utami Munandar (1990:48), melalui empat tahapan yaitu:
1. Cognitive Loyalty ( Kesediaan berdasarkan kesadaran) Pada tahapan pertama loyalitas ini, informasi yang tersedia mengenai suatu yang diinginkan menjadi faktor utama. Tahapan ini didasarkan pada kesadaran dan harapan seseorang 2. Affective Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan pengaruh ) Tahapan loyalitas selanjutnya didasarkan pada pengaruh.Pada tahap ini dapat dilihat bahwa pengaruh memiliki kedudukan yang kuat, baik dalam perilaku maupun sebagai komponen yang mempengaruhi kepuasan.Kondisi ini sangat sulit dihilangkan karena loyalitas sudah tertanam dalam pikiran seseorang bukan hanya kesadaran maupun harapan. 3. Conative Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan komitmen ) Tahapan loyalitas ini mengandung komitmen perilaku yang tinggi untuk melakukan seluruh permintaan yang ada. Perbedaan dengan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tahapan sebelumnya adalah Affective Loyalty hanya terbatas pada motivasi, sedangkan Behavioral Commitment memberikan hasrat untuk melakukan suatu tindakan, hasrat untuk melakukan tindakan berulang atau bersikap loyal merupakan tindakan yang dapat diantisipasi namun tidak dapat disadari. 4. Action Loyalty ( Kesetiaan dalam bentuk tindakan ) Tahap ini merupakan tahap akhir dalam loyalitas. Tahap ini diawali dengan suatu keinginan yang disertai motivasi, selanjutnya diikuti oleh kesiapan untuk bertindak dan berkeinginan untuk mengatasi seluruh hambatan untuk melakukan tindakan 2.5 Budaya Perusahaan Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan.Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak.Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.Menurut Wood, et al. (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Menurut Tosi et al. seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota – anggota organisasi itu. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.Menurut Cushway & Lodge (2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa
yang
dimaksud
dengan
budaya
organisasi
dalam
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi. 2.5.1 Sumber-Sumber Budaya Organisasi Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1.
Pengaruh umum dari luar yang luas
Mencakup faktor -faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.Seperti lingkungan alam.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat Keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan. 3.
Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaianpenyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi. 2.5.2 Fungsi Budaya Organisasi Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut: a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain. b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang. d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan. e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.5.3 Ciri-ciri Budaya Organisasi Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah: 1. Inovasi dan pengambilan resiko Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko. 2. Perhatian terhadap detail Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis, dan perhatian terhadap detail. 3. Orientasi hasil Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut. 4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orangorang di dalam organisasi itu. 5. Orientasi tim Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu. 6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan. 7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289). 2.5.4 Menciptakan Budaya Organisasi Isu dan kekuatan suatu budaya memengaruhi suasana etis sebuah organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya sebuah organisasi yang punya kemungkinan paling besar untuk membentuk standar dan etika tinggi adalah budaya yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi, sedang, sampai rendah dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain itu juga hasil. Manajemen dapat melakukan beberapa hal dalam menciptakan budaya yang lebih etis, yaitu: 1. Model peran yang visibel Karyawan akan melihat sikap dan perilaku manajemen puncak (Top Manajemen) sebagai acuan atau landasan standar untuk menentukan perilaku dan tindakan tindakan yang semestinya diambil. 2. Komunikasi harapan etis Ambiguitas
etika
dapat
diminimalisir
dengan
menciptakan
dan
mengkomunikasikan kode etik organisasi. 3. Pelatihan etis Pelatihan etis digunakan untuk memperkuat standar, tuntunan organisasi, menjelaskan praktik yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani dilema etika yang mungkin muncul.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III KERANGKA BERPIKIR
3.1. Kerangka Berpikir Berdasarkan definisi serta pendapat beberapa ahli maupun dari hasil penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa dalam komitmen karyawan terhadap organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan dan identifikasi terhadap nilai dan tujuan organisasi yang sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi.Disamping itu komitmen karyawan terhadap organisasi mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, namun menunjukkan bagaimana hubungan antara karyawan dengan organisasi. Untuk itu, dalam penelitian ini penelitiberkeinginan untuk menggali informasi lebih dalam tentang bagaimana komitmen para Tenaga Pengelola SIAK di 4 (empat) kecamatan yang dapat dianggap sebagai representasi pelaksanaan tugas Tenaga Pengelola SIAKdari18 (delapan belas) kecamatan, yang secara spesifik komitmen mereka terbentuk dari beberapa faktor yaitu diantaranya faktor identifikasi, keterlibatan, dan loyalitas, khususnya terhadap tugas – tugas dalam pelayanan Administrasi Kependudukan, sehingga dari informasi yang didapatkan dalam
penelitian
ini,peneliti
dapat
mendeskripsikan
bagaimana
model
pengembangan komitmen para Tenaga Pengelola SIAK, sehingga dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut ini:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Komitmen Dalam hal identifikasi, keterlibatan dan loyalitas para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatan Sipil, terdapat beberapa hambatan dalam hubungan kerja.
Masalah yang ditemukan lebih mengarah pada aspek-aspek yang mempengaruhi komitmen, sehingga didapat beberapa temuan sebagai berikut: 1. Lemahnya kemampuan identifikasi tujuan pribadi dan tujuan organisasi, yang berakibat pada lambatnya penyelesaian tugas; 2. Rendahnya keterlibatan Tenaga SIAK, dalam Pengelola melaksanakan tugas dengan mematuhi SOP yang telah ditetapkan; 3. Rendahnya loyalitas terhadap tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dalam konteks hubungan kerja non structural.
Berdasarkan teori Komitmen yang ada, maka ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah yang muncul, antara lain : 1. Identifikasi dapat dikembangkan dengan memodifikasi tujuan organisasi; 2. keterlibatan individu dapat ditingkatkan dengan memancing partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan; 3. Loyalitas dapat ditingkatkan dengan menciptakan rasa aman dan puas bagi individu
Dalam melakukan identifikasi terhadap tujuan pribadi dan organisasi serta meningkatkan keterlibatan para Tenaga Pengelola SIAK agar loyalitasnya mampu meningkat, dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi dengan melibatkan partisipasi Tenaga Pengelola SIAK dalam menetapkan SOP pelayanan Administrasi Kependudukan agar timbul rasa puas dan tanggung jawab.
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Pengurusan Kartu Keluarga
Selesainya Pengurusan Kartu Keluarga Sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Berdasarkan pada kerangka berpikir tersebut, maka masalah yang muncul terletak pada komitmen yang dimiliki Tenaga Pengelola SIAK sebagai hal yang ditemukan dalam model hubungan kerja antara Tenaga Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Selanjutnya, sebuah informasi yang akan diperdalam, bertujuan agar dapat mendeskripsikan model pengembangan komitmen yang timbul dalam hubungan kerja tersebut dan jika dihubungkan dengan teori yang membahas mengenai cara meningkatkan komitmen, maka hendaknya dalam melakukan identifikasi terhadap tujuan pribadi dan organisasi serta meningkatkan keterlibatan para Tenaga Pengelola SIAK agar loyalitasnya mampu meningkat, dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi dengan melibatkan partisipasi Tenaga Pengelola SIAK dalam menetapkan SOP pelayanan Administrasi Kependudukan agar timbul rasa puas dan tanggung jawab.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV METODE PENELITIAN
Dalam penelitian yang berjudul Model Pengembangan Komitmen Dalam Hubungan Kerja Tenaga Pengelola Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Kecamatan di Kabupaten Sidoarjoini menggunakan metode penelitian kualitatif yang selanjutnya akan dijelaskan dalam BAB IV yaitu mengenai jenis penelitian, aspek yang akan diteliti, fokus penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data. 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Dimana jenis penelitian kualitatif ini digunakan untuk melihat dan berusaha untuk memahami masalah-masalah yang muncul dalam model komitmen yang muncul dalam hubungan kerja berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan.Setelah itu dilakukan suatu telaah, diperoleh suatu gambaran yang jelas dalam pemecahan masalah yang dihadapi.Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti adanya.Data-data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif yaitu dari catatan kata-kata, gambar maupun tulisan serta perilaku yang dapat dilihat dan dirasakan pada saat melakukan penelitian.Oleh karena itu dalam penjelasan diatas dapat dilihat bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu proses yang memberikan gambaran tentang masalah yang ada dilapangan berdasarkan fakta yang ada.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Penelitian
kualitatif
didefinisikan
sebagai
suatu
proses
yang
mencobauntuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yangada dalam interaksi manusia (Catherine Marshal, 1995 dalam Poerwandari, 2007)mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah datayang
sifatnya
deskriptif,
seperti
transkip
wawancara,
catatan
lapangan,gambar, foto, rekaman video, dan lain sebagainya. Definisi
di
atas
menunjukkan
beberapa
kata
kunci
dalam
penelitiankualitatif yaitu, proses, pemahaman, kompleksitas, interaksi, dan manusia.Proses dalam melakukan penelitian merupakan penekanan dalam penelitiankualitatif oleh karena itu dalam melaksanakan penelitian, peneliti lebihberfokus pada proses dari pada hasil akhir.Proses yang dilakukan dalam penelitian ini memerlukan waktu dan kondisiyang berubah-ubah maka definisi penelitian ini akan berdampak pada desainpenelitian dan cara-cara dalam melaksanakannnya yang juga berubah-ubahatau bersifat fleksibel. Sasaran
penelitian
kualitatif
utama
ialah
manusia
karena
manusialahsumber masalah, artefak, peninggalan-peninggalan peradaban kuno dan lainsebagainya.Intinya sasaran penelitian kualitatif ialah manusia dengan segalakebudayaan dan kegiatannya. Selanjutnya pengertian metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah experimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2005)
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dari definisi tersebut, maka penelitian kualitatif ini ini merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk suatu fenomena yang sesuai dengan fakta yang ada dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan penting dalam seluruh proses penelitian dari awal penelitian sampai selesai penelitian. 4.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di 4 (empat) kecamatan yang secara kuantitas memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cuukup tinggi, dibanding dengan kecamatan lainnya, maka terdapat 3 (tiga) kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi yaitu Kecamatan Waru sebanyak 227.177 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 65.602 kepala keluarga dan yang telah memiliki Kartu Keluarga sebanyak 59.539 keluarga, kemudian Kecamatan Taman sebanyak 218.369 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 65.106 kepala keluarga dan yang telah memiliki Kartu Keluarga sebanyak 58.348 keluarga, selanjutnya Kecamatan Sidoarjo sebanyak 210.507 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 61.804 kepala keluarga dan yang telah memiliki Kartu Keluarga sebanyak 55.586 keluarga, dan Kecamatan Jabon sebanyak 58.818 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 18.735 dan yang telah memiliki Katu Keluarga sebanyak 16.319. 4.3. Aspek yang Akan Diteliti Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu aspek-aspek yang terdapat dalam komitmen individu yang secara langsung sangat berpengaruh terhadap model komitmen, yang terdiri dari : 1. Identifikasi, yang tercermin dalam kesamaan tujuan dari pribadi dengan tujuan organisasi dapat berupa inisiatif atau kemauan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas;
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Keterlibatan individu Tenaga Pengelola SIAK dalam bentuk kepatuhan terhadap SOP yang telah ditetapkan; 3. Loyalitas Tenaga Pengelola SIAK terhadap organisasi, dalam konteks hubungan kerja non structural 4.4. Fokus Penelitian Dalam penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik atau menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan.Artinya kita tidak akan menetapkan penelitian ini hanya berdasarkan pada variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang akan kita teliti yang meliputi aspek tempat, pelaku, dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis. Pohan (2007:14 dalam Sugiyono, 2005) mengatakan bahwa membatasi penelitian merupakan upaya pembatasan dimensi masalah atau gejala yang menjelaskan ruang lingkup dan batasan yang akan diteliti.Dalam hal ini kita mengusahakan melakukan penyempitan dan penyederhanaan terhadap sarana riset yang terlalu luas dan rumit, dan tidak berharap berada di hutan belantara karena akan memboroskan tenaga dan biaya. Dari pengertian diatas, maka penelitian ini difokuskan pada aspek-aspek yang dapat dilakukan dalam menguatkan atau mengembangkan model komitmen yang ada dalam sebuah hubungan kerja, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan pengurusan Kartu Keluarga di Kabupaten Sidoarjo.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.5. Sumber Data Penelitian Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta empiris yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian.Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung. Suharsimi Arikunto (2010 : 172) mengklasifikasikan sumber data menjadi tiga sumber yaitu : (1) Person, yakni sumber data berupa orang, (2)Place yakni sumber data berupa tempat dan (3) Paper yakni sumber data berupa symbol,huruf,angka,atau gambar. Bila dilihat dari sumber datanya,maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2012: 308) bahwa: “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,misalnya lewat dokumen atau orang lain.” Selanjutnya sumber data dalam penelitian kualitatif, posisi narasumber sangat penting, bukan hanya sekedar memberi respon melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu informan (orang yang memberi informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut subjek yang diteliti, karena ia bukan saja sebagai sumber data, melainkan juga aktor yang ikut menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Selanjutnya berdasarkan pendapat Faisal (dalam Sugiyono 2005) dalam penelitian ini, penentuan informan memiliki beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enbudayaasi; 2) Mereka yang tergolong masih sedang terlibat pada kegiatan yang sedang diteliti; 3) Mereka yang mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi; 4) Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri 5) Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing bagi peneliti sehingga lebih mengarahakan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber Maka selanjutnya, dalam penelitian ini informan berasal dari berbagai tempat terkait, dengan jumlah yang tidak ditentukan karena sangat dimungkinkan dalam penelitian ini jumlah informan akan mengalami perubahan atau bertambah saat penelitian berlangsung, dengan rincian sebagai beriku: 1. Kepala Bidang Penyelenggaraan Kependudukan 2. Camat Taman, Waru, Sidoarjo dan Kecamatan Jabon; 3.Tenaga Pengelola SIAK pada Kecamatan Taman, Waru, Sidoarjo dan Kecamatan Jabon 4.6. Teknik Pengumpulan Data Pada dasarnya meneliti itu adalah ingin mendapatkan data yang valid,realibel dan objektif tentang gejala tertentu.Maka diperlukanlah teknik pengumpulan data yang tepat. Menurut Sugiyono (2005) bahwa: ”teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.”
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Senada dengan Sugiyono,Juliansyah Noor (2011:138) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan cara pengumpulan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Untuk memperoleh data dan keterangan dalam penelitian maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Wawancara Menurut Estrberg dalam Sugiyono (2012:316) mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukan informasi dan ide melalui tanyajawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Adapun seiring dengan pendapat Estberg,menurut Sugiyono (2012:36) wawancara sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang
lebih
mendalam.Berdasarkan
defenisi
di
atas,maka
wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi langsung antara informan dan peneliti untuk mengetahui hal-hal awal mengenai masalah maupun hal-hal yang lebih mendalam. Sesuai dengan jenisnya, peneliti memakai jenis wawancara berstruktur (structured interview), dimana wawancara berstruktur dilakukan dengan menggunakan acuan atau pedoman wawancara yaitu berupa kerangka dan garis-garis besar permasalahan yang akan di tanyakan serta pedoman wawancara ini dilampirkan dalam bagian akhir desain penelitian ini (Sugiyono, 2005) Dalam penelitian ini, peneliti memakai 4 (empat) orang Tenaga Pengelola SIAK pada masing-masing kecamatan sebagai informan dengan alasan, bahwa
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
mereka merupakan obyek utama dalam penelitian ini. Selain itu peneliti juga berencana melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Penyelenggaraan Penduduk dan Camat pada 4 (empat) kecamatan tersebut, sebagai Informan Kunci, dengan pertimbangan bahwa Kepala Bidang merupakan pengarah kegiatan pelayanan Kartu Keluarga dan Camat sebagai atasan langsung para Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan. Sehingga dari mereka dapat digali informasi terkait dengan kebijakan yang menyangkut pola hubungan kerja non struktural yang terjadi, dimana dalam pola hubungan kerja tersebut telah ditemukan bahwa komitmen merupakan komponen terpenting.
2. Observasi Menurut Nazir (2011:175) pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan tanpa ada pertolongan lain untuk keperluan tersebut. Selain itu menurut Nazir (2011:175) menyatakan bahwa pengamatan dalam metode ilmiah mempunyai kriteria sebagai berikut: a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan rehabilitasinya
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan sifat penelitian karena mengadakan pengamatan secara langsung atau disebut pengamatan terlibat, dimana peneliti juga menjadi instrumen atau alat dalam penelitian.Sehingga peneliti harus mencari data sendiri dengan terjun langsung atau mengamati dan mencari langsung ke beberapa informan yang telah ditentukan sebagai sumber data.Pada metode ini, peneliti menjadi bagian dari setiap aktivitas yang ada dalam organisasi sasaran.Sesuai pendapat Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2011) menyatakan bahwa: “in participant observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities” Dari kutipan diatas menjelaskan bahwa dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ataupun aktivitas yang mereka lakukan. Oleh karena itu dalam metode observasi ini, peneliti memilih jenis observasi partisipatif yang sekaligus melibatkan diri selaku orang dalam pada situasi tertentu, agar memudahkan peneliti memperolah data atau informasi dengan mudah.
3. Studi Dokumentasi Melalui studi dokumentasi peneliti mengumpulkan data melalui dokumen baik yang bentuk tulisan,gambar,atau karya-karya monumental seseorang. Adapun dalam penelitian ini,peneliti mencari sejumlah dokumen yang berhubungan dengan aspek-aspek pengembangan model komitmen dalam hubungan kerja, yang akan dilihat dari sudut pandang teori komitmen dan kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.7. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dalam melakukan analisis data.Untuk proses analisis data kualitatif, harus dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga mencapai data yang jenuh. Terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan, yaitu tahap reduksi data (data reduction), tahap penyajian data (data display), dan tahap verivikasi data (conclusion drawing/verivication) (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2011), sebagaimana dalam bagan berikut: Gambar 4.1 Proses Analsis Data dalam Penelitian Kualitatif
4.7.1. Tahap Reduksi data (data reduction) Didalam tahap ini, data yang diperoleh peneliti jumlahnya cukup banyak untuk itu perlu dicatat secara cermat dan teliti serta rinci.Mereduksi data berarti merangkum data, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.Dalam reduksi data yaitu penggabungan dan penyeragaman data dalam segala bentuk data yang diubah menjadi satu bentuk kemudian baru dianalisis data tersebut.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Oleh karena itu, pada tahap ini peneliti memusatkan perhatian pada data yang didapat dari lapangan mengenai hambatan yang muncul dalam pengembangan kemampuan individu (individual development) dalam model hubungan kerja tenaga perngelola SIAK serta dampak yang dimunculkannya.Data lapangan itu dipilih dan disederhanakan lagi sesuai dengan kebutuhan.Setelah itu dimasukkan kedalam tabel berdasarkan pengelompokan data terkait dengan tema penelitian. 4.7.2. Tahap Penyajian Data (Data Display) Setelah selesai tahap reduksi data, maka tahap selanjutnya adalah penyajian data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Oleh karena itu, dalam hal ini Miles & Huberman dalam Sugiyono (2011) menyatakan bahwa: “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text” Dari kutipan diatas bahwa yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menyajikan data yaitu dengan teks yang bersifat naratif.Dalam tahap penyajian data, kita mengolah data menjadi setengah jadi.Maksudnya, data dalam bentuk tulisan yang sudah seragam dan telah sesuai serta memiliki alur yang jelas, dimasukkan kedalam kategori sesuai dengan tema penelitian agar dapat memcahkan tema-tema tersebut kedalam bentuk yang lebih mudah untuk dimengerti. 4.7.3. Tahap Kesimpulan dan Verifikasi Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
yang dikemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan buktibukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel. Sejak awal pengumpulan data, peneliti sebaiknya mulai memutuskan antara data yang mempunyai makna dengan data yang tidak diperlukan atau tidak bermakna.Pada langkah verifikasi ini peneliti sebaiknya masih tetap terbuka untuk menerima masukan data.Bahkan pada langkah verifikasi ini sebagian peneliti juga masih kadang ragu-ragu meyakinkan dirinya apakah dapat mencapai kesimpulan pada tingkat final, dimana langkah pengumpulan data dinyatakan telah berakhir. Ketika peneliti terjun ke lapangan, biasanya mereka mendapatkan bahwa sebenarnya banyak bentuk dan ragam gejala atau informasi yang ditemui, tetapi tidak semua data dapat diproses atau diambil sebagai pendukung fokus penelitian, atau mengarah pada tercapainya kesimpulan.Hanya data yang memiliki persyaratan tertentu saja yang diperlukan peneliti. Persyaratan data yang dapat diproses dalam analisis lebih lanjut seperti, absah, berbobot, dan kuat, sedangkan data lain yang tidak menunjang, lemah, dan menyimpang jauh dari kebiasaan harus dipisahkan. Memilih data yang memenuhi persyaratan tersebut tidaklah mudah. Proses tersebut disamping memerlukan ketelitian dan kecermatan, peneliti harus menggunakan metode yang variatif dan tepat agar diperoleh data yang dapat digunakan untuk tujuan reduksi. Untuk mencapai tujuan tersebut beberapa taktik
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
penting termasuk testing atau mengkonfirmasi makna, menghindari bias, dan meyakinkan kualitas kesimpulan perlu dilakukan selama melakukan analisis data. Menurut Sugiyono (2011) untuk dapat mengetahui kualitas data, seorang peneliti dapat menilai melalui beberapa metode seperti berikut: 1) Mengecek representativeness atau keterwakilan data 2) Mengecek data dari pengaruh peneliti 3) Mengecek melalui triangulasi 4) Melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya 5) Membuat perbandingan atau mengkontraskan data 6) Penggunaan kasus ekstrim yang direalisasi dengan memaknai data negatif Dengan mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan menggunakan satu cara atau lebih, diharapkan peneliti memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang ditetapkan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang belum pernah ada.Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas setelah diteliti.Temuan tersebut dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berupa hipotesis atau teori.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, didalam BAB V yang akan dijelaskan yaitu deskripsi wilayah yang menggambarkan lokasi penelitian yaitu dimulai dari sejarah singkat berdirinya Kabupaten Sidoarjo dan gambaran umum tentang lokasi penelitian yaitu Kecamatan Sidoarjo serta penyajian hasil data yang diperoleh dilapangan dan hasil analisis data yang diuraikan dengan metode kualitatif.
5.1 Sejarah Kabupaten Sidoarjo Perjalanan Sidoarjo menjadi daerah yang mandiri tidak memerlukan proses yang berbelit. Saat itu wilayah Surabaya sangat luas, bahkan sampai ke Pulau Kalimantan. Pembentukan Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu cara untuk mempermudah pengawasan terhadap Kabupaten Surabaya setelah pemberontakan Adipati Jayenegarana. Dengan penyempitan area Surabaya maka Sidoarjo tidak lagi menjadi bagian Kabupaten Surabaya.Pada awalnya kota ini bernama Sidokare yang dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom. Patih ini dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Panggabahan pada tahun1851.Pada saat itu Sidokare masih merupakan daerah bagian dari Kabupaten Surabaya.Untuk membagi daerah Surabaya yang begitu luas, maka pada tahun 1859 pemerintah Belanda menjadi dua. Dasar hukum pembagian ini adalah
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Keputusan Pemerintah Hindia Belanda no. 9/1859 tanggal 31 Januari 18 menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare. Dengan demikian Kabupaten Sidokare tidak lagi menjadi daerah bagian dari Kabupaten Surabaya dan sejak itu mulai diangkat seorang Bupati utuk memimpin Kabupaten Sidokare yaitu R. Notopuro (R.T.P Tjokronegoro) berasal dari Kasepuhan.Dia adalah putera R.A.P Tjokronegoro Bupati Surabaya, dan bertempat tinggal di kampung Pandeanatau juga disebut Pekauman.Tetenger yang menandai masa pemerintahannya adalah dibangunnya masjid di Pekauman (Masjid Abror sekarang), sedang alun-alunnya pada waktu itu adalah Pasar Lama (sekarang Pertokoan Matahari Store).Dalam tahun 1859 itu juga, dengan berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 10/1859 tanggal 28 Mei 1859 Staatsblad. 1859 nama Kabupaten Sidokarediganti dengan Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan surat itu pula Kabupaten Sidoarjo dinyatakan terbentuk yaitu pada tanggal28 Mei 1859 dengan R.Notopuro (R.T.P Tjokronegoro) sebagai bupati pertama. Batas wilayahnya sesuai dengan batas wilayah Sidoarjo yang sekarang yaitu Sebelah Timur (Selat Madura), Barat (Kabupaten Gresik), Utara (Kabupaten Surabaya), dan Selatan ( Kabupaten Pasuruan). Dalam bidang pemerintahan tersusun menjadi 6 Kawedanan (distrik) yaituKawedanan Gedangan, Kawedanan Sidoarjo, Kawedanan Krian, Kawedanan Taman Jenggolo, Kawedanan Porong Jenggolo, dan Kawedanan Bulang. Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Jenggala.Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokari.
Sidokare
dipimpin
R.
Notopuro
(kemudian
bergelar
R.T.P
Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan.Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare, yang memiliki konotasi kurang bagus diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo. Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum 1863 diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati R.T.A.A Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro mendapat pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya. Di masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 – 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang).Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu.Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah
ini.Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah
memindahkan
pusat
pemerintahan
Sidoarjo
ke
Porong.Daerah
Indonesia Dungus
(Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda.Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang Kota Sidoarjo dengan serangan dari
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
jurusan Tulangan.Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga.Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang. Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti di masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat.Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949. Tanggal 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.
5.1.1 Luas Wilayah dan Letak Geografi Kabupaten Sidoarjo Secara geografis, Kabupaten Sidoarjo adalah kabupaten yang dihimpit dua sungai, sehingga terkenal dengan kota delta. Letak geografis merupakan letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, daerah Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah pinggiran Kota Surabaya ke arah selatan.Letak Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan dengan Kota Surabaya merupakan pintu gerbang ke Kota Surabaya yang dihubungkan dengan jalan raya kelas I, merupakan peluang yang sangat strategis dalam upaya pengembangan ekonomi wilayah. Dikatakan sebagai pintu gerbang masuk ke Kota Surabaya karena kabupaten- kabupaten disekitarnya, khususnya Kabupaten Mojokerto, Malang, dan Pasuruan apabila akan melakukan hubungan dengan Surabaya harus melewati Kabupaten Sidoarjo. Keadaan ini akan memberikan peluang besar bagi Kabupaten Sidoarjo untuk maju karena mampu menarik
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
manfaat dengan mengadakan hubungan melalui peningkatan aksesbilitas yang didukung oleh sarana dan prasarana, transportasi, dan komunikasi. Selanjutnya secara astronomi, Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112,5 º sampai 112,9 ºBujur Timur dan 7,3 º sampai 7,5 º Lintang Selatan. Luas wilayahnya 71.424,25 Ha.Batas -batas wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah: Sebelah Utara
: Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
Sebelah Timur
: Selat Madura
Sebelah Selatan
: Kabupaten Pasuruan
Sebelah Barat
: Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Sidoarjo terbagi atas 18 (delapan belas) kecamatan 322 (tiga ratus dua puluh dua) desa dan 31 (tiga puluh satu) kelurahan, yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5.1. Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Sidoarjo
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kecamatan Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan Sedati Sukodono
Jmlh Desa 12 15 24 15 19 22 19 15 19 20 23 20 20 16 17 15 16 19
Jmlh Kelurahan 12
4
3
8
Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.1.2. Kondisi Demografis Jumlah penduduk di Kabupaten Sidoarjo pada akhir tahun 2013 sebesar 2.090.619 terdiri dari: a. Laki-laki sebanyak 1.053.903 b. Perempuan sebanyak 1.036.716 c. Kepadatan penduduk sebesar 2.324 jiwa / Km2 Sex ratio penduduk Kabupaten Sidoarjo sebesar 101,66%, artinya hal ini menunjukkan bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 101 penduduk laki-laki, dengan pengertian bahwa hal ini dapat diartikan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada perempuan.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tabel 5.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan pada Tahun 2013 Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Total Ratio Sidoarjo 105.304 105.203 210.507 100.10 Buduran 48.482 47.697 96.179 101.65 Candi 74.301 73.694 147.995 100.82 Porong 44.852 44.543 89.395 100.69 Krembung 35.484 35.024 70.508 101.31 Tulangan 47.382 46.834 94.216 101.17 Tanggulangin 53.814 52.867 106.681 101.79 Jabon 29.515 29.303 58.818 100.72 Krian 63.341 61.890 125.231 102.34 Balongbendo 37.685 36.901 74.586 102.12 Wonoayu 41.238 40.800 82.038 101.07 Tarik 34.015 33.713 67.728 100.90 Prambon 40.118 39.256 79.374 102.20 Taman 110.722 107.647 218.369 102.86 Waru 113.944 113.233 227.177 100.63 Gedangan 63.650 61.890 125.540 102.84 Sedati 50.311 48.493 98.804 103.75 Sukodono 59.745 57.728 117.473 103.49 TOTAL 1.053.903 1.036.716 2.090.619 101.66
Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013 Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka dapat kita ketahui bahwa Kecamatan Waru, Kecamatan Taman, dan Kecamatan Sidoarjo adalah kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tertinggi, dimana dapat disajikan secara berurutan sebagai berikut : •
Kecamatan Waru memiliki jumlah penduduk sebesar 227.177 jiwa yang terdiri dari laki- laki sebanyak 113.944 jiwa dan perempuan sebanyak 113.233;
•
Kecamatan Taman sebesar 218.369 jiwa yang terdiri dari laki- laki sebanyak 110.722 jiwa dan perempuan sebanyak 107.647;
•
Kecamatan Sidoarjo sebanyak 210.507 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 105.304 jiwa dan perempuan sebanyak 105.203; Dan selanjutnya Kecamatan Jabon merupakan kecamatan yang memiliki
jumlah penduduk paling sedikit, yaitu sebesar 58.818 jiwa yang terdiri laki- laki sebanyak 29.515 jiwa dan perempuan sebanyak 29.303 jiwa.
5.2. Gambaran Umum Kecamatan Waru, Kecamatan Taman, Kecamatan Sidoarjo dan Kecamatan Jabon 5.2.1. Gambaran Umum Kecamatan Waru Kecamatan Waru adalah salah satu kecamatan yang dijadikan peneliti sebagai lokasi penelitian.Kecamatan Waru ini merupakan Kecamatan yang terletak di sisi utara wilayah Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan Kota Surabaya.Kecamatan Waru merupakan daerah perbatasan antara Sidoarjo Selatan dengan Surabaya dan merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat. Selain letaknya yang strategis, dengan adanya berbagai potensi seperti di sektor industri, perdagangan, serta usaha kecil dan menengah
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
daerah serta dukungan sumber daya manusia (SDM) yang memadai, maka Kecamatan Waru menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian. Luas wilayah Kecamatan Waru adalah 3.032 Ha dengan ketinggian rata – rata 5 m dpl, dimana sebagian besar merupakan tanah kering (2450,67 Ha) dan tanah sawah seluas 581,58 Ha. Kecamatan Waru terdiri dari 17 Desa dengan klasifikasi Desa swasembada, merupakan daerah penyangga karena terletak di perbatasan Sidoarjo – Surabaya.Ke-17 Desa tersebut mencakup 144 RW dan 767 RT, dimana beberapa RT mengalami pemekaran karena pesatnya perkembangan penduduknya. Adapun batas – batas wilayah kecamatan Waru adalah : Sebelah Utara : Kota Surabaya Sebelah Timur : Kecamatan Sedati Sebelah Barat
: Kecamatan Taman
Sebelah Selatan : Kecamatan Gedangan Penduduk Kecamatan Waru 70 adalah suku jawa, dan 30 lainnya adalah masyarakat pendatang yang tinggal dan menetap di wilayah Kecamatan Waru karena perkawinan, pekerjaan, dan lainnya. Secara Umum Kecamatan Waru mempunyai jumlah penduduk 227.177 jiwa, yang terdapat dalam 17 (Tujuh Belas) Desa dengan rincian sebagai berikut :
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Tabel 5.3 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kecamatan Waru Tahun 2013 NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK Pepelegi 16.987 Waru 10.304 Kureksari 16.849 Ngingas 14.826 Tropodo 22.776 Tambaksawah 9.856 Tambakrejo 17.738 Tambakoso 3.598 Tambaksumur 9.263 Wadungasri 11.114 Kepuhkiriman 20.593 Berbek 9.947 Wedoro 16.449 Janti 6.697 Kedungrejo 14.558 Medaeng 12.345 Bungurasih 13.277 Jumlah 227.177 Jiwa
Sumber: Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
5.2.2. Gambaran Umum Kecamatan Taman Kecamatan Taman berada di wilayah utara dari Kabupaten Sidoarjo, berjarak kurang lebih 20 Km dari Ibukota Kabupaten dan merupakan salah satu Kecamatan dari 18 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang Terletak di sebelah Utara Ibukota Kabupaten dan merupakan wilayah kota (RIK) Kabupaten Sidoarjo. Batas- batas kecamatan :
Tesis
Sebelah utara
: Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik
Sebelah selatan
: Kecamatan Sukodono dan Kecamatan Gedangan
Sebelah timur
: Kecamatan Waru dan Kecamatan Gedangan
Sebelah barat
: Kecamatan Krian dan Kabupaten Gresik
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Surabaya menyebabkan budaya masyarakatnya terbilang majemuk dengan tingkat mobilitas penduduknya yang sangat tinggi. Penduduk Kecamatan Taman 60 adalah suku jawa, dan 40 lainnya adalah masyarakat pendatang yang tinggal dan menetap di wilayah Kecamatan Taman. Secara Umum Kecamatan Taman mempunyai jumlah penduduk 218.369 jiwa, yang terdapat dalam 8 (delapan) dan 16 desa, dengan rincian sebagai berikut:
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24
Tabel 5.4 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kecamatan Taman Tahun 2013 NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK Kel. Taman 8,412 Kel. Geluran 15,061 Kel. Kalijaten 9,890 Kel. Ketegan 7,734 Kel. Sepanjang 11,714 Kel. Bebekan 9,401 Kel. Wonocolo 10,585 Kel. Ngelom 7,123 Ds. Bohar 4,943 Ds. Wage 21,141 Ds.Kedungturi 12,563 Ds. Jemundo 6,987 Ds. Sadang 4,321 Ds. Sambibulu 9,421 Ds. Bringinbendo 8,767 Ds. Sidodadi 8,546 Ds. Kramatjegu 12,462 Ds. Trosobo 8,671 Ds. Pertapan Maduretno 4,398 Ds. Tawangsari 8,960 Ds. Gilang 6,192 Ds. Kletek 8,815 Ds. Tanjungsari 7,382 Ds. Krembangan 4,832 Jumlah 218.321 Jiwa
Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.2.3. Gambaran Umum Kecamatan Sidoarjo Sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan Sidoarjo memiliki perkembangan yang cukup pesat, dimana di Kecamatan Sidoarjo terdapat paling tidak 120 komplek perumahan. Hal tersebut tentu saja membawa dampak terhadap tingginya angka urbanisasi di Kecamatan dan Kota. Banyak para pekerja yang mengadu peruntungannya di Surabaya, akan tetapi menjelang malam hari mereka bermukim di Kecamatan Sidoarjo, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilitas penduduk di Kecamatan Sidoarjo cukup tinggi. Adapun batasbatas Kecamatan Sidoarjo: Sebelah utara
: Kecamatan Buduran
Sebelah selatan
: Kecamatan Candi
Sebelah timur
: Selat Madura
Sebelah barat
: Kecamatan Wonoayu
Karena merupakan daerah urban yang berfungsi sebagai kota penyangga bagi Surabaya, maka budaya masyarakat di Kecamatan Sidoarjo terbilang majemuk dengan tingkat mobilitas penduduknya yang sangat tinggi. Penduduk Kecamatan Sidoarjo 60% adalah suku jawa, dan 40% lainnya adalah masyarakat pendatang yang tinggal dan menetap di wilayah Kecamatan Taman karena perkawinan, pekerjaan, dan Lainnya. Secara Umum Kecamatan Sidoarjo mempunyai jumlah penduduk 210.424 jiwa, yang terdapat dalam 12 (Dua Belas) Kelurahan dan 12 (Dua Belas) Desa, dengan rincian sebagai berikut :
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24
Tabel 5.5 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kecamatan Sidoarjo Tahun 2013 NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK Kel. Sidoakare 18,774 Kel. Celep 6,503 Kel. Sekardangan 8,393 Kel. Gebang 6,810 Kel. Bulusidokare 9,656 Kel. Pucanganom 6,608 Kel.Pekauman 3,061 Kel. Lemahputro 15,923 Kel. Sidokumpul 7,598 Kel. Sidoklumpuk 6,956 Kel. Pucang 6,725 Kel. Magersari 15,851 Ds. Cemengkalang 3,469 Ds. Urang agung 7,432 Ds. Lebo 5,572 Ds. Suko 15,920 Ds. Banjarbendo 8,767 Ds. Rangkah Kidul 4,398 Ds. Bluru Kidul 19,452 Ds. Kemiri 7,591 Ds. Jati 10,491 Ds. Cemengbakalan 3,746 Ds. Sarirogo 4,774 Ds. Sumput 5,954 Jumlah 210.424 Jiwa
Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
5.2.4. Gambaran Umum Kecamatan Jabon Kecamatan Jabon berada di wilayah Timur dari Kabupaten Sidoarjo, berjarak kurang lebih 23 km dari Ibukota Kabupaten dan merupakan salah satu Kecamatan dari 18 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang Terletak di sebelah Timur Ibukota Kabupaten dan merupakan wilayah kota (RIK) Kabupaten Sidoarjo. Dengan batas-batas Kecamatan Jabon:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sebelah Utara
: Kecamatan Tanggulangin
Sebelah Selatan
: Kabupaten Pasuruan
Sebelah Timur
: Selat Madura
Sebelah Barat
: Kecamatan Porong
Sebagai gambaran, penduduk Kecamatan Jabon 80% adalah suku JawaMadura, dan 40% lainnya adalah masyarakat pendatang yang tinggal dan menetap di wilayah Kecamatan Jabon karena perkawinan, dan lainnya. Secara Umum Kecamatan Jabon mempunyai jumlah penduduk 218.369 jiwa, yang terdapat dalam 15 (lima belas) Desa, dengan rincian sebagai berikut :
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Tabel 5.6 Nama Desa Dan Jumlah Penduduk Kecamatan Jabon Tahun 2013 NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK Ds. Panggreh 4,159 Ds. Trompoasri 5,938 Ds. Kedungrejo 4,955 Ds. Semambung 2,880 Ds. Kedungpandan 4,815 Ds. Kupang 4,269 Ds. Tambak Kalisogo 2,895 Ds. Balongtani 2,965 Ds. Jemirahan 3,235 Ds. Dukuhsari 4,872 Ds. Kedungcangkring 4,885 Ds. Pejarakan 1,671 Ds. Besuki 4,306 Ds. Keboguyang 5,341 Ds. Permisan 1,611 Jumlah 58.797 Jiwa
Sumber: Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
Selanjutnya, pada data tersebut menunjukkan bahwa mobilitas penduduk pada 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Waru, Kecamatan Taman dan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kecamatan Sidoarjo, cukup tinggi. Dampaknya, permohonan Kartu Keluarga, baik itu yang baru, pembaharuan data atau biodata, dan atau yang dikarenakan pindah datang pada ke 3 (tiga) kecamatan tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan Kecamatan Jabon.Hal tersebut dapat digambarkan pada perbandingan antara data jumlah wajib Kartu Keluarga (KK) dan jumlah penduduk yang telah memiliki Kartu Keluarga pada masing-masing desa di Kecamatan Waru, Kecamatan Taman, Kecamatan Sidoarjo, dan Kecamatan Jabon sebagai berikut : Tabel 5.7 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kecamatan Waru Tahun 2013 NO NAMA DESA JUMLAH Wajib KK Telah PENDUDUK Memiliki KK 16.987 4,909 4,468 1. Pepelegi 10.304 2,978 2,710 2. Waru 16.849 4,869 4,431 3. Kureksari 14.826 4,285 3,899 4. Ngingas 22.776 6,582 5,990 5. Tropodo Tambaksawah 9.856 2,848 2,592 6. 17.738 5,126 4,665 7. Tambakrejo 3.598 1,040 946 8. Tambakoso 9.263 2,677 2,436 9. Tambaksumur 11.114 3,212 2,923 10. Wadungasri 20.593 5,951 5,416 11. Kepuhkiriman 9.947 2,875 2,616 12. Berbek 16.449 4,754 4,326 13. Wedoro 6.697 1,935 1,761 14. Janti 14.558 4,207 3,829 15. Kedungrejo Medaeng 12.345 3,568 3,247 16. 13.277 3,837 3,492 17. Bungurasih Jumlah 227.177 Jiwa 65,654 59,748 Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24
Tabel 5.8 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kecamatan Taman Tahun 2013 NAMA DESA JUMLAH Wajib KK PENDUDUK Kel. Taman 8,412 2,507 Kel. Geluran 15,061 4,488 Kel. Kalijaten 9,890 2,947 Kel. Ketegan 7,734 2,305 Kel. Sepanjang 11,714 3,491 Kel. Bebekan 9,401 2,801 Kel. Wonocolo 10,585 3,154 Kel. Ngelom 7,123 2,123 Ds. Bohar 4,943 1,473 Ds. Wage 21,141 6,300 Ds.Kedungturi 12,563 3,744 Ds. Jemundo 6,987 2,082 Ds. Sadang 4,321 1,288 Ds. Sambibulu 9,421 2,807 Ds. Bringinbendo 8,767 2,613 Ds. Sidodadi 8,546 2,547 Ds. Kramatjegu 12,462 3,714 Ds. Trosobo 8,671 2,584 Ds. Pertapan 4,398 1,311 Maduretno Ds. Tawangsari 8,960 2,670 Ds. Gilang 6,192 1,845 Ds. Kletek 8,815 2,627 Ds. Tanjungsari 7,382 2,200 Ds. Krembangan 4,832 1,440 Jumlah 218.321 Jiwa 65,060
Telah Memiliki KK 2,431 4,353 2,858 2,235 3,385 2,717 3,059 2,059 1,429 6,110 3,631 2,019 1,249 2,723 2,534 2,470 3,602 2,506 1,271 2,589 1,789 2,548 2,133 1,396 63,095
Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
NO 1 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tesis
Tabel 5.9 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kecamatan Sidoarjo Tahun 2013 NAMA DESA JUMLAH Wajib KK Telah Memiliki PENDUDUK KK 2 3 4 5 Kel. Sidoakare 18,774 5,013 5,013 Kel. Celep 6,503 1,736 1,736 Kel. Sekardangan 8,393 2,241 2,241 Kel. Gebang 6,810 1,818 1,818 Kel. Bulusidokare 9,656 2,578 2,578 Kel. Pucanganom 6,608 1,764 1,764
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1
2
3
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24
Kel.Pekauman Kel. Lemahputro Kel. Sidokumpul Kel. Sidoklumpuk Kel. Pucang Kel. Magersari Ds. Cemengkalang Ds. Urang agung Ds. Lebo Ds. Suko Ds. Banjarbendo Ds. Rangkah Kidul Ds. Bluru Kidul Ds. Kemiri Ds. Jati Ds. Cemengbakalan Ds. Sarirogo Ds. Sumput Jumlah
3,061 15,923 7,598 6,956 6,725 15,851 3,469 7,432 5,572 15,920 8,767 4,398 19,452 7,591 10,491 3,746 4,774 5,954 210.424 Jiwa
4
5
817 4,251 2,029 1,857 1,796 4,232 926 1,984 1,488 4,251 2,341 1,174 5,194 2,027 2,801 1,000 1,275 1,590 61,804
817 4,251 2,029 1,857 1,796 4,232 926 1,984 1,488 4,251 2,341 1,174 5,194 2,027 2,801 1,000 1,275 1,590 55,686
Tabel 5.10 Jumlah Wajib KK dan Telah Memiliki KK Kecamatan Jabon Tahun 2013 NAMA DESA JUMLAH Wajib KK PENDUDUK Ds. Panggreh 4,159 1,293 Ds. Trompoasri 5,938 1,847 Ds. Kedungrejo 4,955 1,541 Ds. Semambung 2,880 896 Ds. Kedungpandan 4,815 1,497 Ds. Kupang 4,269 1,328 Ds. Tambak Kalisogo 2,895 900 Ds. Balongtani 2,965 922 Ds. Jemirahan 3,235 1,006 Ds. Dukuhsari 4,872 1,515 Ds. Kedungcangkring 4,885 1,519 Ds. Pejarakan 1,671 520 Ds. Besuki 4,306 1,339 Ds. Keboguyang 5,341 1,661 Ds. Permisan 1,611 501 Jumlah 58.797 Jiwa 18,286
Telah Memiliki KK 1,135 1,621 1,353 786 1,314 1,165 790 809 883 1,330 1,334 456 1,176 1,458 440 16,052
Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dari data tersebut terlihat jelas bahwa kepemilikan Kartu Keluarga dari jumlah wajib Kartu Keluarga pada masing-masing Kecamatan yang dijadikan lokasi penelitian, baik yang jumlah penduduknya banyak maupun yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit memiliki perbandingan antara wajib Kartu Keluarga dengan Keluarga yang telah memiliki Kartu Keluarga rata-rata sebesar 11% dari total jumlah penduduk. Munculnya perbandingan rata-rata sebesar 11% pada
4
(empat)
kecamatan
tersebut,
berdasarkan
hasil
pengamatan
penelitidipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : a. Pertumbuhan jumlah wajib KK yang dipengaruhi oleh status perkawinan, kelahiran dan kematian; b. Jumlah penduduk yang memiliki KK juga dipengaruhi oleh mobilitas atau perpindahan penduduk baik yang masuk ke Kabupaten Sidoarjo maupun keluar wilayah Kabupaten Sidoarjo; c. Kesadaran masyarakat terhadap kepemilikian Kartu Keluarga sebagai Dokumen Kependudukan wajib yang harus dimiliki oleh penduduk suatau wilayah, juga berpengaruh terhadap perbandingan antara jumlah wajib KK dan; d. Komitmen para Tenaga Pengelola SIAK dalam mengutamakan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi kependudukan dalam hal ini adalah Kartu Keluarga (KK). Kartu Keluarga (KK) adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan, dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga. Kartu Keluarga merupakan salah satu dari beberapa dokumen kependudukan yang wajib dimiliki oleh keluarga.Kartu keluarga menunjukkan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
hubungan kekerabatan antara kepala keluarga dengan anggota keluarganya.Untuk menghindari kepala keluarga ganda, maka perempuan bisa menjadi kepala keluarga karena status perkawinannya janda maupun karena menjadi istri kedua, ketiga maupun keempat dari seorang laki-laki, sedangkan suaminya menjadi kepala keluarga hanya di salah satu istri, sesuai kesepakatan didalam keluarga tersebut.Seorang kepala keluarga bertanggung jawab terhadap anggota keluarga. Kartu Keluarga (KK) merupakan kartu identitas yang memuat data tentang nama, susunan, dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, status pekerjaan, dan lain sebagainya. Oleh karenanya, maka pertumbuhan jumlah wajib Kartu Keluarga (KK) selain dipengaruhi oleh status perkawinan seorang penduduk juga dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian, dan mobilitas atau perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah yang lain, dimana sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan bahwa perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lainnya harus disertai dengan perubahan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kesadaran masyarakat Kabupaten Sidoarjo akanpentingnya identitas makin meningkat. Itu tercermin dari banyaknya jumlah pembuat kartu identitas, dalam hal ini Kartu Keluarga (KK) setiap bulannya.Dari catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo, sepanjang tahun 2013 jika di rata-rata maka tak kurang dari 5.000 warga setiap bulan mengajukan permohonan untuk mendapatkan Kartu Keluarga. Angka tersebut dihitung sejak bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2013, sebagaimana tabel berikut ini :
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 5.11 Jumlah Pemohon KK Tahun 2013 N O
KEC.
1
Waru
2
Taman
3
Sidoar jo Jabon
4
WAJ IB KK 65,65 4 65,06 0 61,80 4 18,28 6
BULAN - 2013 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
5,71 2 5,59 5 3,81 9 1,29 8
5,48 2 5,07 5 4,23 4 1,31 7
4,83 9 4,47 0 4,22 1 622
4,89 4 5,13 3 4,31 4 894
4,88 5 5,58 9 4,20 3 1,33 5
4,84 5 5,71 2 4,82 1 1,77 4
5,08 8 5,84 2 5,31 2 1,57 3
4,69 4 5,13 3 5,54 1 1,26 2
5,49 5 5,12 7 4,82 1 1,06 1
5,04 9 4,96 4 4,20 3 1,62 7
4,57 6 5,49 1 5,37 7 1,51 6
4,18 9 4,96 4 4,82 1 1,77 4
Sumber :Laporan Akhir Tahun 2013Dispendukcapil Kab. Sidoarjo
Dari jumlah tersebut jika dirata-rata lagi, setiap hari Tenaga Pengelola SIAK harus melayani 150 orang datang ke masing-masing kecamatan setiap untuk mengurus Kartu Keluarga.
5.2.5Faktor Penunjang Pelayanan Pengurusan Kartu Keluarga (KK) Selain faktor infrastruktur dan ketersediaan aplikasi yang selalu update, keberadaan Tenaga Pengelola SIAK pada masing-masing kecamatan memegang peran sentral dalam implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).Selain Tenaga Pengelola SIAK pada masing-masing kecamatan, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 11 tahun 2012 terdapat pula Adminstrator Database, Administrator Jaringan, dan Administrator Infrastruktur, yang dalam melaksanakan tugasnya, mereka bertanggungjawab kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil selaku Instansi Pelaksana Adminsitrasi Kependudukan. Berikut ini data ketersediaan Tenaga Pengelola dan administrator yaitu sebagai berikut:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 5.12 Tabel Ketersediaan Tenaga NO 1 2 3 4
KECAMATAN Waru Taman Sidoarjo Jabon
KASUBAG PELAYANAN 1 1 1 1
TP SIAK 2 1 2 1
ADB 1 1 -
ADM INFRA 1 1 1 1
ADM JARINGAN 1 -
Dari data tersebut dapat digambarkan bahwa ketersediaan Tenaga Pengelola SIAK sebagai orang yang berperan penting dalam pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan, pada masing-masing kecamatan tidak merata jumlahnya.Hal tersebut juga tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan pelayanan pada pengurusan Kartu Keluarga. Belum lagi jika dihadapkan pada kenyataan yang ditemukan saat penelitian, bahwa para Tenaga Pengelola SIAK tidak memiliki garis tanggung jawab secara langsung terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, karena secara struktur bukanlah staff Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang ditugaskan di kecamatan, akan tetapi merupakan staff dari Camat yang diberi tugas tambahan untuk memberi layanan dalam pengurusan Kartu Keluarga.
5.2.6Tupoksi Tenaga Pengelola SIAK Sesuai
dengan
Surat
Keputusan
Bupati
Sidoarjo
Nomor
188/
/404.1.3.2/2014 tentang Petugas Tenaga Pengelola Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), bahwa Tenaga Pengelola Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) mempunyai tugas pokok, antara lain: •
Menerima berkas permohonan pengurusan Kartu Keluarga, baik yang disebabkan oleh perubahan data Kartu keluarga, maupun karena mobilitas
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
penduduk (pindah datang/pindah keluar), dan atau berkas permohonan KTP elektronik; •
Melakukan verivikasi terhadap berkas pemohon;
•
Melakukan entry/edit biodata Kartu Keluarga atau KTP-elektronik;
•
Memastikan kesesuaian entry/perubahan data dihadapan pemohon;
•
Mengirimkan biodata yang sudah disesuaikan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui e-mail;
•
Mengambil hasil cetakan Kartu Keluarga atau KTP-elektronik yang telah ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
•
Mencatat Kartu Keluarga atau KTP-elektronik ke buku register;
•
Menyerahkan berkas dan Kartu Keluarga atau KTP-elektronik yang baru kepada petugas pelayanan administrasi kependudukan;
•
Memastikan Numberic Identitification Data scheduler telah berfungsi (running) dengan baik;
•
Memastikan data hasil perekaman telah tersimpan dengan memperhatikan pertambahan angka yang tertulis dalam No. Of Records sent after Restart pada enrollment status;
•
Melakukan back-up data hasil perekamandan mengirim melalui server AFIS yang tersambung dengan Pusat Data Kementerian Dalam Negeri di Kecamatan terdekat atau langsung ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
5.2.7. Tentang Peran Tenaga Pengelola Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Peran Tenaga PengelolaSIAK adalah sebagai berikut:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1. Memberikan informasi yang cepat kepada masyarakat tentang pembuatan dokumen kependudukan, 2. Mempercepat dalam pembuatan dokumen kependudukan seperti pembuatan KTP, Kartu Keluarga, dll, 3. Menyelenggarakan Administrasi Kependudukan yang benar, cepat, dan akurat, 4. Mewujudkan pelayanan Administrasi Kependudukan dan catatan sipil yang berorientasi kepada kepuasan dan kemitraan masyarakat menuju terciptanya data dan informasi kependudukan yang akurat. 5.2.8Tujuan Pelayanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Tujuan adanya SIAK adalah: 1. Database Kependudukan Terpusat 2. Database Kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain (statistik, paja, imigrasi,dll) 3. Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran Penduduk, Catatan Sipil, dll) 4. Standarisasi Nasional •
Nomor Pengenal Tunggal (NIK)
•
Blangko Standar Nasional (KK, KTP, Buku, Register, Akta Capil)
•
Formulir-formulir Standar Nasional (termasuk kodefikasinya)
Implementasi SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) online, yang telah diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) no. 18/2005 tentang Administrasi Kependudukan.Pada hakekatnya bahwa upaya Tertib
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dokumen Kependudukan atau Tertib Administrasi Kependudukan tidak sekedar pengawasan terhadap pengadaan blangko-blangko yang dipersyaratkan dalam penerbitan
dokumen,
tapi
hendaknya
harus
tersistem,
konkrit,
dan
pragmatis.Maksudnya adalah mudah dipahami oleh penduduk dan diyakini bermakna secara hukum berfungsi melindungi, mengakui atau mengesahkan status kependudukan atau peristiwa vital (vital event) yang dialami penduduk, sehingga dibutuhkan oleh penduduk karena dapat memudahkan atau melancarkan urusannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Dengan
kata
lain
dokumen
kependudukan memiliki manfaat bagi penduduk atau pemegang dokumen tersebut.
5.3 Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Sidoarjo Strategi dan arah kebijakan merupakan komponen dari bagian yang diperlukan dalam mencapai misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah, sebagai dasar perumusan program menurut urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Rumusan strategi merupakan uraian pernyataan yang menjelaskan bagaimana misi, tujuan dan sasaran akan diwujudkan. Strategi akan dilengkapi dengan arah kebijakan, yang menunjukkan fokus atau prioritas perhatian yang ditetapkan untuk mendukung terjaganya proses pembangunan agar menuju pada pencapaian misi, tujuan, dan sasaran dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Visi pembangunan Kabupaten Sidoarjo 2010 – 2015 adalah “Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan”.Masyarakat Sejahtera adalah
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kondisi masyarakat dimana seluruh aspek kehidupannya telah sampai pada taraf tertinggi secara lahir maupun batin, yang meliputi pendapatan, kesehatan, pendidikan,
sosial
budaya,
keamanan,
ketertiban,
kedamaian
dan
peradaban.Sejahtera dalam hal ini ditandai dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tinggi.IPM disusun dari tiga komponen, yaitu: 1. usia harapan hidup, yakni lamanya hidup yang diukur dengan harapan hidup saat lahir; 2. tingkat pendidikan, yang diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf pada usia 15 tahun keatas dan rata-rata lama sekolah; 3. tingkat kehidupan yang layak, yang diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan. Mandiri adalah kondisi masyarakat yang mampu mengembangkan potensi diri dan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya tanpa harus tergantung pada pihak luar.Pada tataran masyarakat, mandiri adalah masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dengan layak.Sedangkan pada tataran pemerintah daerah, mandiri adalah mampu membiayai pembangunannya dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan daerahnya tanpa harus tergantung dengan luar. Berkeadilan adalah terwujudnya pembangunan dan pelayanan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Kabupaten Sidoarjo. Guna mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan 8 (delapan) misi, sebagai berikut:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Misi 1 : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Misi 2 :
Menumbuh pariwisata,
kembangkan UMKM,
potensi
Koperasi,
sektor pertanian
industri, dan
perdagangan,
perikanan
yang
berorientasi agrobis secara optimal yang berwawasan lingkungan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Misi 3 : Meningkatkan tatanan kehidupan masyarakat yang berkepribadian, beriman serta dapat memelihara kerukunan, ketentraman, dan ketertiban. Misi 4 : Mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan dengan prinsip pembangunan berbasis masyarakat dan kesetaraan gender. Misi 5 : Meningkatkan profesionalisme aparatur untuk mencapai pelayanan prima. Misi 6 : Mendorong tumbuh kembangnya iklim investasi untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Misi 7 : Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan. Misi 8 : Menumbuh kembangkan iklim demokrasi yang sehat, santun serta menjunjung tinggi norma dan etika masyarakat. Berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 78 Tahun 2008 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati kepada Camat pada pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dijelaskan bahwa Camat disamping menyelenggarakan tugas umum
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pemerintahan juga melaksanakan sebagian kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati. Adapun sebagian kewenangan tersebut meliputi urusan pemerintahan pada bidang-bidang sebagai berikut: 1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian; 2. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 3. Pekerjaan Umum; 4. Kependudukan dan Pencatatan sipil; 5. Perhubungan; 6. Tenaga Kerja; 7. Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak; 8. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; 9. Perindustrian dan Perdagangan Dari sembilan urusan yang dilimpahkan Bupati kepada Camat, salah satu urusan yaitu terkait Kependudukan dan Pencatatan sipil khususnya produk layanan Kartu Keluarga, yang mana Kartu Keluarga (KK) merupakan produk layanan yang urgent dan secara nasional telah diinstruksikan oleh Menteri Dalam Negeri untuk setiap penduduk memiliki satu identitas kependudukan, yaitu Nomor Induk Kependudukan (NIK), dimana penomorannya dilakukan secara tersistem dengan sebuah Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, sebagaimana telah diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan, sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan UndangUndang Nomor 24 Tahun 2014 bahwa Kartu Keluarga merupakan dasar atau basic dari semua jenis produk Administrasi kependudukan, dimana dalam
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pelaksanaannya diserahkan ke daerah tingkat kabupaten atau kota agar lebih efektif. Selanjutnya permohonan penerbitan Kartu Keluarga (KK), dapat dibedakan berdasarkan penyebab diajukannya permohonan antara lain: 1. Permohonan KK Baru. Jenis permohonan ini dimaksudkan bagi penduduk yang belum terekam di data keluarga dan data anggota keluarganya kedalam pusat Bank Data Kependudukan Nasional Persyaratan bagi pemohon kartu keluarga (KK) baru, baik karena perubahan status dari belum menikah menjadi menikah, ataupun karena pindah domisili (masuk); 2. Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga yang mengalami kelahiran; 3. Perubahan KK akibat pengurangan anggota keluarga baik meninggal atau pindah; 4. Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap untuk menumpang ke dalam KK Warga Negara Indonesia atau Orang Asing. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014, bahwa setiap penduduk yang tinggal di Indonesia harus tercatat hanya pada 1 (satu) kartu keluarga, dimana setiap Keluarga hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) Kartu Keluarga, dan pada setiap Kartu Keluarga harus ada nama Kepala Keluarga, alamat dan memiliki Nomor Kartu Keluarga, sehingga manakala terdapat perubahan dengan berbagai kategori penyebab tersebut, maka Kartu Keluarga (KK) wajib diganti / diperbaharui, yaitu apabila : rusak, hilang, terjadi perubahan data dan jumlah anggota keluarga.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.4 Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi dan data, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan, dengan spesifikasi yaitu informan yang dipilih merupakan orang yang mengerti melaksanakan tugas sebagai Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon, Kepala Camat Taman, Waru, Sidoarjo, dan Jabon, kemudian Kepala Bidang Penyelenggaran Kependudukan sebagai informan kunci yang mengetahui bagaimana kinerja para Tenaga Pengelola SIAK. Hal ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana komitmen yang dimiliki oleh para Tenaga Pengelola SIAK untuk meningkatkan kualitas kerja mereka dalam pengurusan Kartu Keluarga di Kabupaten Sidoarjo.Penelitian ini terfokus pada aspek-aspek yang mempengaruhi komitmen kerja para tenaga SIAK. Berikut merupakan penjelasan mengenai wawancara yang telah dilakukan kepada para informan untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.13 Karakteristik Informan Secara Keseluruhan (Camat, Tenaga Pengelola SIAK, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan,) No Informan Alasan Pemilihan Jumlah Inisial Informan Orang Informan 1 2 3 4 5 di Berperan sebagai seorang 4 BR 1. Camat Kecamatan Waru, yang mengetahui kinerja MM Taman, Sidoarjo, para pengelola tenaga AR dan Jabon. SIAK dan permasalahan SK dalam pelayanan dalam pengurusan kartu keluarga di kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1 2.
3.
2 Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon.
3 4 Yang menjalankan tugas 4 dan fungsinya untuk melayani masyarakat di kecamatan terutama dalam permasalahan pengurusan kartu keluarga. Kepala Bidang Berperan sebagai orang 1 Penyelenggara yang bertanggung jawab Kependudukan terhadap jalannya SOP pelayanan kartu keluarga Jumlah 9
5 IR AN DD MK
ST
Sumber: Hasil Penelitian Oktober – Desember 2014
Dari tabel tersebut maka dapat dilihat bahwa jumlah informan secara keseluruhan yaitu sebanyak 9 orang, dimana 4 orang merupakan informan dikecamatan yaitu Camat Waru, Camat Taman, Camat Sidoarjo, dan Camat Jabon yang berperan sebagai seseorang yang mengetahui kinerja para pengelola tenaga SIAK dan permasalahan dengan pelayanan dalam pengurusan kartu keluarga di kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon. Sedangkan terdapat 4 Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon yang telah ditempatkan di masing-masing kecamatan dan merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjalankan tugasnya dalam melayani administrasi kependudukan di Kabupaten Sidoarjo. Kemudian, ada satu informan kunci yaitu Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan yang berperan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap jalannya SOP pelayanan kartu keluarga secara khusus. Informan menurut jenis kelamin dijelaskan sebagai berikut: Tabel 5.14 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis kelamin Jumlah Persentase (%) (Orang) Perempuan 2 22.22 % 1 Laki-laki 7 77.78 % 2 Total 9 Orang 100% Sumber: Hasil penelitian September - Desember 2014
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Menurut karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin yang telah dijelaskandalam penelitian ini, dimana jumlah perempuan di dalam penelitian ini yaitu sebanyak 2 orang yang terdiri dari 1 orang yang berperan sebagai Kepala Bidang Penyelenggaraan Kependudukan dan 1 orang Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru. Kemudian, laki-laki sebanyak 7 orang yaitu merupakan 4 orang yang berperan sebagai Camat Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon dan 3 orang yang berperan sebagai Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon. Sebagai informan kunci, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan yang bernama Siti Amanati, telah menjabat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil itu selama 1 Tahun, dia berasal dari Trenggalek dan bertempat tinggal di Kabupaten Sidoarjo. Tenaga Pengelola SIAK yang terpilih menjadi informan dalam penelitian ini karena termasuk dalam wilayah kerja di beberapa kecamatan di Kabupaten Sidoarjo serta dapat memberikan informasi untuk mendapatkan data.
No 1 1
Tesis
Tabel 5.15 Identitas Informan Penelitian (Tenaga Pengelola SIAK di Kabupaten Sidoarjo) Informan Keterangan Identitas Informan 2 3 Tenaga Pengelola SIAK di Tenaga Pengelola SIAK IR ini berusia Kecamatan Waru 32 tahun. Tenaga Pengelola SIAK IR berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kota Makasar. Namun, Ia menyelesaikan kuliahnya di salah satu Universitas terkenal di Jakarta. Ia adalah lulusan S1 Informatika. IR ini telah menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama tiga tahun terakhir. Ia sudah menikah dan sekarang tinggal bersama suami dan anak pertamanya didaerah Waru.
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1 2
3
4
2 3 Tenaga Pengelola SIAK di Tenaga Pengelola SIAK AN ini berusia Kecamatan Taman 26 tahun. AN berasal dari Mojokerto, Jawa Timur. AN merupakan salah satu lulusan universitas ternama di Surabaya yaitu Institut Teknologi 10 November Surabaya. Ia adalah lulusan D3 Informatika dan rencananya Ia akan melanjutkan S1 nya di ITS juga. AN belum menikah hingga saat ini. AN sudah bekerja menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama 2 tahun terakhir ini. Sekarang domisili AN ada di daerah Taman, Sidoarjo. Tenaga Pengelola SIAK di Tenaga Pengelola SIAK DD ini berusia Kecamatan Sidoarjo 28 tahun. DD berasal dari Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kota Semarang. DD adalah lulusan S1 Informatika di salah satu universitas negeri di Surabaya. DD sudah menikah dan belum memiliki anak. Istri DD bekerja di saah satu Bank Swasta di Sidoarjo. DD sudah menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama 2,5 tahun. Saat ini, DD bertempat tinggal di Krian, Sidoarjo bersama dengan istrinya. Tenaga Pengelola SIAK di Tenaga Pengelola SIAK MK ini berusia Kecamatan Jabon 30 tahun. MK merupakan orang asli Sidoarjo. Dari kecil hingga saat ini MK selalu domisili di Sidoarjo. MK merupakan lulusan sarjana S1 Informatika dari salah satu Universias negeri di Surabaya. MK sudah menikah dan mempunya seorang putra. MK sudah menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama 3 tahun, MK saat ini bertempat tinggal di Sidoarjo.
Sumber: Hasil Wawancara (diolah) Oktober - Desember 2014
Dari keempat informan yang dijelaskan pada tabel 5.15 bahwa keempat informan tersebut dapat membantu dalam mendapatkan informasi.Keempat informan tersebut di beberapa kecamatan yang berada di Kabupaten Sidoarjo. Pengalaman yang telah mereka memiliki membantu dalam proses pelayanan pengurusan bidang administrasi kependudukan untuk warga Kabupaten Sidoarjo.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kemudian, informan selanjutnya adalah Camat yang berperan sebagai seseorang yang mengetahui kinerja para pengelola tenaga SIAK dan permasalahan dalam pelayanan dalam pengurusan kartu keluarga di kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon. Berikut adalah keempat informan yang telah dipilih dari masingmasing kecamatan yang telah ditentukan, sebagai berikut: Tabel 5.16 Indentitas Informan Penelitian (Camat Di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, Jabon) No Informan Keterangan Identitas Informan Informan BR ini merupakan Camat 1 Camat di Kecamatan Waru yang berada di Kecamatan Waru. Camat BR berusia 41 tahun. Beliau menjadi Camat sudah 3 tahun terakhir ini. Beliau berdomisili di Kabupaten Sidoarjo tepatnya di Sukodono. Camat BR sudah menikah dan mempunya tiga orang anak. Informan MM ini merupakan Camat 2 Camat di Kecamatan Taman yang berada di Kecamatan Taman. Camat MM berusia 44 tahun. Beliau menjadi Camat sudah 3 tahun terakhir ini. Beliau berdomisili di Kabupaten Sidoarjo dan tepatnya di daerah Krian. Camat MM sudah menikah dan mempunya satu orang putri. Camat di Kecamatan Informan AR ini merupakan Camat 3 Sidoarjo yang berada di Kecamatan Sidoarjo. Camat AR berusia 37 tahun. Beliau menjadi Camat sudah setahun terakhir ini. Beliau berdomisili di Kabupaten Sidoarjo dan tepatnya di daerah Bluru. Camat AR sudah menikah dan mempunya 3 orang putra. Informan SK ini merupakan Camat 4 Camat di Kecamatan Jabon yang berada di Kecamatan Jabon. Camat SK berusia 38 tahun. Beliau menjadi Camat sudah 2 tahun terakhir ini. Beliau berdomisili di Kabupaten Sidoarjo dan tepatnya di daerah Jabon. Camat SK sudah menikah dan mempunya 2 orang putra. Sumber: Hasil Wawancara (Diolah) Oktober - Desember 2014
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Menurut hasil data mengenai informan bahwa terdapat beberapa orang yang dipilih sebagai informan yang berhubungan dengan fokus penelitian ini yaitu bagaimana komitmen para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang berkaitan dengan pelayanan administrasi kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo, khususnya dalam mengatasi terjadinya delay
waktu
yang
cukup
lama
dalam
pelayanan
pembuatan
kartu
keluarga.Sehingga dapat disimpulkan bahwa informan dalam penelitian ini merupakan informan yang terlibat langsung dalam menjalankan tugas-tugas administrasi kependudukan, anatara lain adalah Camat, Tenaga Pengelola SIAK, dan Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan.Hasil data dari wawancara pun mudah didapatkan dan sangat membantu berjalannya penelitian ini.
5.5 Paparan Data Pada proses penelitian dilakukan tahap wawancara dengan jumlah sebanyak 9 (sembilan) informan yaitu yang terdiri dari Camat, Tenaga Pengelola SIAK dan masyarakat di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, Jabon dan Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo. Di dalam penelitian ini juga memakai informan kunci yaitu Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Kabupaten Sidoarjo.Informan kunci bernama ST, berusia 49 tahun.Ada beberapa pertanyaan yang diberikan peneliti saat wawancara yang berlangsung pada hari Rabu, 15 Oktober 2014 pukul 15.00 WIB.Berikut merupakan hasil wawancara dengan informan kunci ini berupa beberapa pertanyaan
Tesis
dan
jawaban
beserta
dengan
kesimpulannya
di
akhir
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
wawancara.Pertanyaan pertama adalah tentang pandangan ST terhadap kinerja para Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil. Informan ST menjawab sebagai berikut: "Menurut saya, kinerja para Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih sangat kurang baik dan jauh dari harapan yang ada." Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kepada Tenaga Pengelola SIAK sudah dijalankan dengan baik dan sesuai dengan tupoksi yang telah ditetapkan? Informan ST menjawab sebagai berikut: "Sebenarnya menurut saya, semua tugas yang diberikan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap para pengelola SIAK tidak begitu berjalan dengan baik.Contohnya, untuk pembuatan keluarga SOP nya adalah sekitar 3 hari sudah selesai.Namun, para Tenaga Pengelola SIAK baru mengambilnya di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan menyerahkan kepada warga lebih dari SOP yang ditentukan." Pertanyaan ketiga adalah mengenai bagaimana Anda menyikapi tentang tugas yang diberikan dari kecamatan kepada Tenaga Pengelola SIAK. Informan ST menjawab sebagai berikut: "Mungkin bukan porsinya saya menjawab ini karena Tenaga Pengelola SIAK sendiri diperintah langsung oleh atasan mereka yaitu Camat.Namun, kepentingan dari Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil itu sendiri seharusnya membuat para Tenaga Pengelola SIAK dapat menyanggupinya dengan baik." Kemudian, pertanyaan keempat adalah mengenai pendapat Anda apakah Anda merasa keberatan apabila Tenaga Pengelola SIAK mengesampingkan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Informan ST menjawab sebagai berikut:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
"Sangat keberatan.Karena pengurusan administrasi kependudukan berhubungan langsung dengan para Tenaga Pengelola SIAK yang berada di kecamatan. Seharusnya mereka juga menyelesaikan tugas mereka sesuai dengan SOP." Pertanyaan kelima adalah mengenai pendapat ST tentang apakah Tenaga Pengelola SIAK telah memberikan komitmen yang baik terhadap tugas yang diberikan oleh Anda?Apakah telah terjalin keterlibatan yang baik antara Anda dan Tenaga Pengelola SIAK.Jawaban informan sebagai berikut: "Kalau keterlibatan secara personal memang sangat baik.Namun jika ditinjau dari komitmen kerja para Tenaga Pengelola SIAK mungkin tidak sangat baik. Contohnya keterlambatan dalam mengambil kartu keluarga yang sudah selesai di proses di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Seharusnya dalam waktu 3 (tiga) hari, KK sudah dapat diambil, namun buktinya selalu ada delay waktu dan itu membuat kepuasan warga di kecamatan tidak bagus." Selain pertanyaan tersebut ada juga pertanyaan lainnya yang di tanyakan peneliti saat melaukan wawancara dengan informan kunci.Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Tenaga Pengelola SIAK pernah melakukan kesalahan yang telah merugikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Informan menjawab sebagai berikut: "Kesalahan yang paling merugikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah karena keterlambatan dalam pengambilan Kartu Keluarga yang disebabkan oleh Tenaga Pengelola SIAK itu sendiri. Dan secara tidak langsung nama baik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak menjadi baik di masyarakat. Wong seharusnya dalam waktu satu hari, KK sudah ditandatangani oleh Kepala Dinas." Jika memang, para Tenaga Pengelola SIAK pernah melakukan kesalahan, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengatasi permasalahan yang telah ditimbulkan oleh para Tenaga Pengelola SIAK? Informan menjawab sebagai berikut:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
"Yang saya lakukan adalah terus mengejar Tenaga Pengelola SIAK tersebut untuk datang ke kantor dan segera mengambil kartu keluarga yang sudah di proses oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." Kemudian
pertanyaan
selanjutnya
adalah
mengenai
tentang
loyalitas.Pertanyaannya adalah bagaimana pendapat informan ST, apakah Tenaga Pengelola SIAK telah memberikan loyalitasnya terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Berikut adalah jawaban informan: "Menurut saya, hingga sampai saat ini loyalitas para Tenaga Pengelola SIAK masih diperuntukkan kepada Camat sebagai atasan langsung mereka.Kalau loyalitas terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih sebatas hubungan kerja biasa." Loyalitas yang diharapkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ternyata belum ada. Lalu, pertanyaan selanjutnya yaitu mengenai bagaimana cara yang informan ST lakukan untuk membangun loyalitas yang baik terhadap Tenaga Pengelola SIAK. Informan menjawab sebagai berikut: "Menurut saya, untuk membangun loyalitas yang baik dengan para Tenaga Pengelola SIAK mungkin bisa dengan membuat Surat Keputusan (SK) untuk memberikan tugas secara langsung kepada para Tenaga Pengelola SIAK.Dengan adanya SK, para Tenaga Pengelola SIAK bisa diberikan honor dalam mengerjakan tugas yang diberikan langsung oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kemudian, di sisi lain bisa juga dengan menempatkan orang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menjadi Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan-kecamatan yang ada di Sidoarjo untuk mempermudah tugas keduanya." Dan pertanyaan terakhir yang di tanyakan pada saat wawancara yaitu jika para Tenaga Pengelola SIAK memberikan inisiatif yang baik dan mampu membangun loyalitas yang tinggi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipilapa yang Anda harapkan untuk kedepannya. Informan menjawab sebagai berikut:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
"Jika loyalitas sudah tinggi dan komitmen para Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah baik, maka yang saya harapkan adalah semua tugas yang diberikan dilaksanakan dengan mematuhi SOP yang ada.Karena itu juga berdampak baik untuk hubungan keduanya dan juga warga atau masyarakat yang secara langsung menerima pelayanan yang mereka berikan dengan puas dan senang." Selain hasil wawancara dengan informan kunci tersebut di dalam penelitian ini akan di tampilkan juga data yang didapatkan di lapangan saat mewawancarai Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon yang berjumlah 4 informan. Informan pertama adalah Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru.Tenaga Pengelola SIAK IR ini berusia 32 tahun.Tenaga Pengelola SIAK IR berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kota Makasar. Namun, Ia menyelesaikan kuliahnya di salah satu Universitas terkenal di Jakarta. Ia adalah lulusan S1 Informatika. IR ini telah menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama tiga tahun terakhir.Ia sudah menikah dan sekarang tinggal bersama suami dan anak pertamanya di daerah Waru. Wawancara ini dilaksanakan pada hari Selasa, 4 November 2014 pukul 16.00 WIB. Ada beberapa pertanyaan yang di tanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu apa yang Anda pahami tetang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan atau yang biasa disingkat dengan SIAK? Apa yang membuat Anda tertarik untuk menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Apa komitmen yang Anda miliki? Informan IR menjawab: "SIAK iku sebuah sistem informasi untuk menata sistem administrasi kependudukan ben luwih tertib.Dengan adanya SIAK, kecamatan dapat menginformasikan secara langsung dan cepat kepada warga atau masyarakat tentang pembuatan dokumen kependudukan.Jadi, masyarakat tidak sulit lagi dalam mengurus administrasi kependudukan seperti KTP dan KK."
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kemudian pertanyaan kedua adalah apakah yang menjadi hambatanhambatan selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan IR menjawab: "Emmmm, hambatan selama kerja adalah sulitnya memberikan informasi kepada masyarakat terhadap syarat-syarat untuk pembuatan KTP atau KK. Masyarakat sik ono ae sing nggak lengkap membawa persyaratan saat ke kantor." Dari jawaban diatas ternyata masih saja ada warga yang belum melengkapi identitas diri.Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana Anda menyikapi dan menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan IR menjawab: "nekkayak hambatan teknis kadang bisa diperbaiki dewe. Cuma kalau sudah darurat harus segera menghubungi wong-wong dinas." Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah selama menjadi Tenaga Pengelola SIAK, Anda pernah melakukan kesalahan yang dapat merugikan kecamatan? Kemudian informan menjawab Ia tidak pernah melakukan kesalahan yang dapat menganggu aktivitas yang terjadi di masyarakat. Dalam penilaian komitmen para Tenaga Pengelola SIAK, pertanyaan berikutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah Anda telah melakukan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan?Apakah Anda patuh terhadap SOP yang diberikan oleh kecamatan?Informan IR menjawab: "Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kecamatan untuk sampai saat ini selalu ngikuti tupoksi yang dikeluarkan oleh Camat. Mau tidak mau konco – koncokudu mematuhi peraturan sing wis ditetapkan dari atasan." Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan tanggung jawab Tenaga Pengelola
SIAK
dengan
Dinas
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil.Pertanyaannya adalah bagaimana komitmen Anda dalam menyikapi tentang
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai ujung tombak mereka?Apakah Anda keberatan dengan tugas tersebut?Ataukah ada keterlibatan langsung antara Anda dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Informan IR menjawab: "Sebenere, tugas dari kecamatan sendiri wes terlalu banyak dan memakan waktu. Kalau dikatakan keberatan memang iyo.Tapi, karena adanya hubungan interpersonal yang baik maka dari itu kami harus professional." Pertanyaan selanjutnya yaitu lalu, apakah Anda dapat membagi waktu untuk menyelesaikan tugas dari Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Informan IR menjawab: "Sebenere ngga isok.Tapi, sering disisipkan waktu untuk mengerjakan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Ben ndang selesai." Pertanyaan berikutnya yaitu menurut Anda, bagaimana solusi untuk mempermudah Anda dalam menyelesaikan tugas dari keduanya (Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)? Informan IR menjawab: "Solusine sing isok diajukan iku bagaimana jika salah satu orang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bekerja di masingmasing kecamatan di Sidoarjo ben proses administrasi kependudukan gampang." Pertanyaan yang terakhir adalah apa inisiatif Anda dalam menyelesaikan masalah yang muncul dalm tugas-tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Anda merasa hanya tugas sampingan atau tugas utama yang harus diselesaikan terlebih dahulu? Informan IR menjawab: "Insiatifku dalam menyelesaikan semua tugas-tugas soko Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipiliku untuk membangun komitmen kerja yang baik sehingga aku ngerti kemampuanku wes sampek ngendi."
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Informan kedua adalah Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Taman.Tenaga Pengelola SIAK AN ini berusia 26 tahun. AN berasal dari Mojokerto, Jawa Timur. AN merupakan salah satu lulusan universitas ternama di Surabaya yaitu Institut Teknologi 10 November Surabaya. Ia adalah lulusan D3 Informatika dan rencananya Ia akan melanjutkan S1 nya di ITS juga. AN belum menikah hingga saat ini. AN sudah bekerja menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama 2 tahun terakhir ini. Sekarang domisili AN ada di daerah Taman, Sidoarjo.Wawancara ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12 November 2014 pukul 16.00 WIB. Ada beberapa pertanyaan yang di tanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu apa yang Anda pahami tetang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan atau yang biasa disingkat dengan SIAK? Apa yang membuat Anda tertarik untuk menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Apa komitmen yang Anda miliki? Informan AN menjawab: "SIAK iku sebuah sistem informasi sing berbasis web dan manfaatnya untuk mengatur dokumen dan data kependudukan. Aku tertarik soale aku pengen mengembangkan sistem administrasi sing akurat dan bertanggungjawab." Kemudian pertanyaan kedua adalah apakah yang menjadi hambatanhambatan selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK?Informan AN menjawab: "Hambatan sing mesti ngganggu iku yo lemotnya server pas mengentry data penduduk yang mengajukan pembuatan KK dan KTP. Soale kadang servere rusak." Dari jawaban diatas ternyata masih saja ada sistem yang belum memperlihatkan
Tesis
kualitasnya
dengan
baik.Pertanyaan
selanjutnya
adalah
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
bagaimana Anda menyikapi dan menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan AN menjawab: "Yo nek hambatane ngunu, aku paling nge-entry data meneh soko awal.Akhirnya membuat kerjaan tambah wakeh." Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah selama menjadi Tenaga Pengelola SIAK, Anda pernah melakukan kesalahan yang dapat merugikan kecamatan?Kemudian informan menjawab sampai dengan saat ini belum ada permasalahan yang merugikan kecamatan.Dalam penilaian komitmen para Tenaga Pengelola SIAK, pertanyaan berikutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah Anda telah melakukan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan?Apakah
Anda
patuh
terhadap
SOP
yang
diberikan
oleh
kecamatan?Informan AN menjawab: "Tenaga Pengelola SIAK kecamatan Taman sampek saiki mesti selalu melaksakan tugas dengan baik dan mengikuti peraturan dan SOP yang diberikan oleh Camat." Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan tanggung jawab Tenaga Pengelola
SIAK
dengan
Dinas
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil.Pertanyaannya adalah bagaimana komitmen Anda dalam menyikapi tentang tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai ujung tombak mereka?Apakah Anda keberatan dengan tugas tersebut?Ataukah ada keterlibatan langsung antara Anda dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Informan AN menjawab: "Tugas sing diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil diselesaikan mari-ne tugas soko kecamatan,soale itu merupakan prioritas kerja. Sebetulnya sangat keberatan, lha piye menambah beban kerja."
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pertanyaan selanjutnya yaitu lalu, apakah Anda dapat membagi waktu untuk menyelesaikan tugas dari Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Informan AN menjawab: "Susah untuk membagi waktu soale tugas dari kecamatan sendiri sudah banyak." Pertanyaan berikutnya yaitu menurut Anda, bagaimana solusi untuk mempermudah Anda dalam menyelesaikan tugas dari keduanya (Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)? Informan AN menjawab: "Mencari solusi iku nggak gampang, tapi, nek pendapatku isok ae menaruh satu atau dua orang yang berasal dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk meringankan beban para Tenaga Pengelola SIAK sing wes menerima banyak kerjaan dari kecamatan." Pertanyaan yang terakhir adalah apa inisiatif Anda dalam menyelesaikan semua tugas-tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Anda? Anda merasa hanya tugas sampingan atau tugas utama yang harus diselesaikan terlebih dahulu? Informan AN menjawab: "Inisiatifku adalah untuk mengkaji seberapa besar kualitas aku dalam menyelesaikan tugas yang diberikan baik dari kecamatan atau Dinas Kependidikan dan Pencatatan Sipil." Informan ketiga adalah Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Sidoarjo.Tenaga Pengelola SIAK DD ini berusia 28 tahun.DD berasal dari Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kota Semarang.DD adalah lulusan S1 Informatika di salah satu universitas negeri di Surabaya.DD sudah menikah dan belum memiliki anak.Istri DD bekerja di salah satu Bank Swasta di Sidoarjo. DD sudah menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama 2,5 tahun. Saat ini, DD bertempat
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tinggal di Krian, Sidoarjo bersama dengan istrinya.Wawancara ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 17 November 2014 pukul 16.00 WIB. Ada beberapa pertanyaan yang di tanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu apa yang Anda pahami tetang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan atau yang biasa disingkat dengan SIAK? Apa yang membuat Anda tertarik untuk menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Apa komitmen yang Anda miliki? Informan DD menjawab: "Menurutku, SIAK iku yo sistem informasi gawe menyimpan database kependudukan terpusat dan untuk kepentingan banyak hal. Menjadi Tenaga Pengelola SIAK benere soale aku kan sarjana informatika terus karena aku pengen membangun SIAK secara setransparan mungkinben isok mengakomodasi hak-hak penduduk dan memberikan perlindungan terhadap database penduduk." Kemudian pertanyaan kedua adalah apakah yang menjadi hambatanhambatan selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan DD menjawab: "Hambatan sebenarnya banyakbanget.Salah satunya yo iku cuaca. Kayak sekarang sing lagi musim udan deres terus petir. Kadangkadang bisa buat sistem eror dan jaringan data sampai terputus." Dari jawaban diatas ternyata masih saja ada sistem yang belum memperlihatkan
kualitasnya
dengan
baik.Pertanyaan
selanjutnya
adalah
bagaimana Anda menyikapi dan menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan DD menjawab: "nek wes ngomong soal cuaca, ya susah sebenarnya karena kondisi alam sedang berubah-ubah. Biasane harus nunggu dari pusat untuk memperbaiki jaringan." Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah selama menjadi Tenaga Pengelola SIAK, Anda pernah melakukan kesalahan yang dapat merugikan kecamatan?Kemudian informan menjawab pernah namun menurut informan hal
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
itu tidak sampai merugikan kecamatan.Dalam penilaian komitmen para Tenaga Pengelola SIAK, pertanyaan berikutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah Anda telah melakukan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan?Apakah Anda patuh terhadap SOP yang diberikan oleh kecamatan? Informan DD menjawab: "Semua tugas selalu dikerjakan sesuai porsinya dan selalu mematuhi SOP sing diberikan oleh kecamatan." Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan tanggung jawab Tenaga Pengelola
SIAK
dengan
Dinas
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil.Pertanyaannya adalah bagaimana komitmen Anda dalam menyikapi tentang tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai ujung tombak mereka?Apakah Anda keberatan dengan tugas tersebut?Ataukah ada keterlibatan langsung antara Anda dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Informan DD menjawab: "Keterlibatan langsung memang iya soale pengelolaan administrasi kependudukan contohnya kartu keluarga memang terlibat dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Tapi, tugas yang diberikan menambah tugas untuk pengelola SIAK makane kadangkadang temen-temen sendiri kewalahan untuk mengambil kartu keluarga yang sudah jadi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." Pertanyaan selanjutnya yaitu lalu, apakah Anda dapat membagi waktu untuk menyelesaikan tugas dari Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Informan DD menjawab: "Sebetulnya sulit tetapi pekerjaan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dikerjakan setelah tugas dari kecamatan selesai."
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pertanyaan berikutnya yaitu menurut Anda, bagaimana solusi untuk mempermudah Anda dalam menyelesaikan tugas dari keduanya (Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)? Informan DD menjawab: "Menurutku yo, menempatkan pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk mengurus masalah administrasi kependudukan di kecamatan, karena iku isok membantu tugas para Tenaga Pengelola SIAK." Pertanyaan yang terakhir adalah apa inisiatif Anda dalam menyelesaikan semua tugas-tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Anda? Anda merasa hanya tugas sampingan atau tugas utama yang harus diselesaikan terlebih dahulu? Informan DD menjawab: "Menurutku, tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil hanya tugas sampingan, karena prioritas kembali ke tugas dari kecamatan. Inisiatifku sih gede banget, sampek-sampek kadang aku menabrak SOP sing onok." Informan keempat adalah Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Jabon.Tenaga Pengelola SIAK MK ini berusia 30 tahun.MK merupakan orang asli Sidoarjo.Dari kecil hingga saat ini MK selalu domisili di Sidoarjo.MK merupakan lulusan sarjana S1 Informatika dari salah satu Universitas negeri di Surabaya.MK sudah menikah dan mempunya seorang putra.MK sudah menjadi Tenaga Pengelola SIAK selama 3 tahun, MK saat ini bertempat tinggal di Sidoarjo.Wawancara dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 21 November 2014 pukul 16.00 WIB. Ada beberapa pertanyaan yang di tanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu apa yang Anda pahami tetang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan atau yang biasa disingkat dengan SIAK? Apa yang membuat Anda
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tertarik untuk menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Apa komitmen yang Anda miliki? Informan MK menjawab: "nek menurutku SIAK itu adalah Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang memiliki manfaat yang dapat mempermudah kemudahan dalam pembuatan KTP, KK, dan surat lainnya. Saya ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan kebetulan saya sarjana informatika, maka dari itu saya tertarik untuk menjadi salah satu Tenaga Pengelola SIAK.Komitmen saya adalah bekerja dengan sebaik mungkin." Kemudian pertanyaan kedua adalah apakah yang menjadi hambatanhambatan selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK?Informan MK menjawab: "Selama ini yooo paling hambatan teknis sama hambatan aplikatif. Jika terjadi sesuatu dengan cuaca yang membuat jaringan bisa terputus dan tidak bisa entry data." Dari jawaban diatas ternyata masih saja ada sistem yang belum memperlihatkan
kualitasnya
dengan
baik.Pertanyaan
selanjutnya
adalah
bagaimana Anda menyikapi dan menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi selama Anda menjadi Tenaga Pengelola SIAK? Informan MK menjawab: "Kalau jaringan sudah terputus biasanya menunggu dari pusat untuk menyambungkan kembali karena hal-hal seperti itu tidak bisa ditangani sendiri." Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah selama menjadi Tenaga Pengelola SIAK, Anda pernah melakukan kesalahan yang dapat merugikan kecamatan?Kemudian informan menjawab tidak pernah melakukan kesalahan hingga saat ini.Dalam penilaian komitmen para Tenaga Pengelola SIAK, pertanyaan berikutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah Anda telah melakukan
Tesis
tugas
dengan
baik
sesuai
dengan
peraturan
yang
telah
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ditentukan?Apakah Anda patuh terhadap SOP yang diberikan oleh kecamatan? Informan MK menjawab: "Selama ini konco-konco disini tidak pernah menyalahi aturan yang sudah ditentukan oleh Camat. Kayaknya sih semua dikerjakan sesuai SOP. Tapi, iya nggak tahu lagi yoooo...." Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan tanggung jawab Tenaga Pengelola
SIAK
dengan
Dinas
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil.Pertanyaannya adalah bagaimana komitmen Anda dalam menyikapi tentang tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai ujung tombak mereka?Apakah Anda keberatan dengan tugas tersebut?Ataukah ada keterlibatan langsung antara Anda dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Informan MK menjawab: "Komitmen untuk menyikapi tugas dari Dinas mungkin tidak begitu bisa dijamin. Karena tugas dari kecamatan itu sendiri sudah banyak, dan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sering terabaikan dan baru terurus cukup lama atau setelah kerjaan dari kecamatan selesai." Pertanyaan selanjutnya yaitu lalu, apakah Anda dapat membagi waktu untuk menyelesaikan tugas dari Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Informan MK menjawab: "Waktu mungkin ada namun selalu melebihi deadline yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." Pertanyaan berikutnya yaitu menurut Anda, bagaimana solusi untuk mempermudah Anda dalam menyelesaikan tugas dari keduanya (Kecamatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)? Informan MK menjawab: "Untuk mempermudah tugas para Tenaga Pengelola SIAK dengan menambah Tenaga Pengelola SIAK yang dikhususkan untuk pengurusan administrasi kependudukan seperti kartu keluarga."
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pertanyaan yang terakhir adalah apa inisiatif Anda dalam menyelesaikan semua tugas-tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Anda? Anda merasa hanya tugas sampingan atau tugas utama yang harus diselesaikan terlebih dahulu? Informan MK menjawab: "Semua diselesaikan dengan baik walau sebenarnya aku sendiri sangat keberatan namun inisiatif saya untuk menjalin hubungan kerja yang baik dari Tenaga Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Hingga sekarang masih menjadi tugas sampingan, karena tugas yang diberikan oleh kecamatan masih menjadi kepentingan yang utama." Informan kunci selanjutnya adalah Camat Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon.Informan pertama adalah Camat di Kecamatan Waru yang berinisial BR. Wawancara dilaksanakan pada hari Selasa, 4 November 2014 pukul 15.00 WIB.Ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu bagaimana tanggapan Anda mengenai kinerja para Tenaga Pengelola SIAK di masing-masing kecamatan? Informan BR menjawab: "Kemampuan yang telah dimiliki oleh para Tenaga Pengelola SIAK sudah cukup baik.Mereka mampu membagi tugas-tugas yang telah diberikan kepada mereka." Kemudian pertanyaan kedua adalah bagaimana pandangan Anda terhadap kepatuhan para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh masing-masing kecamatan? Informan BR menjawab:
"Para Tenaga Pengelola SIAK sudah menuruti apa yang seharusnya mereka kerjakan.Mereka bekerja sesuai dengan SOP yang telah ditentukan oleh kecamatan." Pertanyaan selanjutnya adalah menurut Anda, kepatuhan sseperti apa yang dilakukan oleh Tenaga Pengelola SIAK? Apakah Anda merasa puas dengan kinerja para Tenaga Pengelola SIAK? Informan BR menjawab:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
"Kepatuhan yang dilakukan contohnya mereka mengerjakan pekerjaannya tepat waktu dan sesuai dengan SOP. Saya sebagai Camat cukup puas dengan kinerja mereka." Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah Tenaga Pengelola SIAK sudah loyal terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh kecamatan? Loyalitas seperti apa yang telah diberikan oleh para Tenaga Pengelola SIAK terhadap kecamatan?Informan BR menjawab: "Para Tenaga Pengelola SIAK sudah loyal terhadap kecamatan dan sudah memberikan yang terbaik untuk kecamatan.Salah satu bentuk loyalitasnya adalah Para Tenaga Pengelola SIAK selalu menyelesaikan tugasnya dengan baik." Pertanyaan selanjutnya yaitu Bagaimana menurut Anda tentang tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Tenaga Pengelola SIAK? Informan BR menjawab: "Menurut saya, tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah memberikan beban pekerjaan yang berlebih terhadap para Tenaga Pengelola SIAK." Pertanyaan selanjutnya yaitu Apakah dampak yang terjadi dengan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan tugas yang diberikan oleh kecamatan?Apakah mereka bisa membagi waktu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan? Informan BR menjawab: "Sebenarnya saya takut ketika Tenaga Pengelola SIAK tidak mampu menjalankan keduanya dengan baik.Karena tugas yang diberikan untuk kecamatan akan bertambah lebih banyak." Pertanyaan berikutnya yaitu lalu, dari dampak yang diakibatkan solusi apa yang Anda berikan terhadap Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan perintah Anda sebagai atasan langsung dan menyelesaikan tugas dari Dinas Kependudukan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dan Pencatatan Sipil? Menurut Anda apakah solusi tersebut dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi?Informan BR menjawab: "Sebaiknya, kecamatan dan dinas kependudukan membuat koordinasi yang baik. Contohnya dengan menempatkan orang dinas di kecamatan. Menurut saya, solusi yang sangat baik karena meringankan beban kecamatan." Pertanyaan yang terakhir adalah menurut Anda bagaimana inisiatif para Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan tugas-tugasnya? Informan BR menjawab: "Mereka sudah menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan." Informan kunci selanjutnya adalah informan kedua adalah Camat di Kecamatan Taman yang berinisial MM. Wawancara dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12 November 2014 pukul 15.00 WIB.Ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu bagaimana tanggapan Anda mengenai kinerja para Tenaga Pengelola SIAK di masing-masing kecamatan?Informan MM menjawab: "Kinerja para Tenaga Pengelola SIAK sudah baik.Mereka juga sudah loyal tehadap tugas yang diberikan oleh kecamatan." Kemudian pertanyaan kedua adalah bagaimana pandangan Anda terhadap kepatuhan para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh masing-masing kecamatan? Informan MM menjawab: "Menurut pandangan saya, Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan Taman telah sangat patuh terhadap peraturan yang ada di Kecamatan.Mereka melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.Selama ini belum ada masalah yang menganggu jalannya aktivitas di kecamatan."
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pertanyaan selanjutnya adalah menurut Anda, kepatuhan seperti apa yang dilakukan oleh Tenaga Pengelola SIAK? Apakah Anda merasa puas dengan kinerja para Tenaga Pengelola SIAK? Informan MM menjawab: "Contoh kepatuhan yang dimiliki oleh Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Taman salah satunya adalah mereka mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh kecamatan.Seperti, teliti pada pekerjaan dan tidak pernah terlambat walau terkadang deadline yang diberikan sangat mepet.Saya cukup puas dengan kinerja merek." Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah Tenaga Pengelola SIAK sudah loyal terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh kecamatan? Loyalitas seperti apa yang telah diberikan oleh para Tenaga Pengelola SIAK terhadap kecamatan? Informan MM menjawab: "Menurut saya, loyalitas mereka sudah tinggi dibuktikan dengan kesetiaan mereka terhadap tugas-tugas yang telah diberikan dapat diselesaikan dengan baik.Menurut saya, loyalitas mereka sudah tinggi dibuktikan dengan kesetiaan mereka terhadap tugas-tugas yang telah diberikan dapat diselesaikan dengan baik." Pertanyaan selanjutnya yaitu Bagaimana menurut Anda tentang tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Tenaga Pengelola SIAK? Informan MM menjawab: "Menurut saya, Tenaga Pengelola SIAK kurang dapat menjalankan tugas dengan baik.Dilihat dari seringnya terjadi delay waktu dalam pengurusan Administrasi Kependudukan yang berhubungan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." Pertanyaan selanjutnya yaitu apakah dampak yang terjadi dengan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan tugas yang diberikan oleh kecamatan?Apakah mereka bisa membagi waktu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan? Informan MM menjawab:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
"Dampak yang terjadi adalah penumpukan pekerjaan yang lama untuk terselesaikan dan kemudian kepatuhan terhadap SOP tidak ada." Pertanyaan berikutnya yaitu lalu, dari dampak yang diakibatkan solusi apa yang Anda berikan terhadap Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan perintah Anda sebagai atasan langsung dan menyelesaikan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Menurut Anda apakah solusi tersebut dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi?Informan MM menjawab: "Untuk mempermudah tugas-tugas tenaga kerja pengelola SIAK, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat memberikan tugas kepada 1-2 orang dinas untuk mengurusi masalah administrasi kependudukan di kecamatan. Menurut saya kalau menyelesaikan dengan baik mungkin belum, namun sudah mengurangi permasalahan-permasalahan yang ada." Pertanyaan yang terakhir adalah menurut Anda bagaimana inisiatif para Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan tugas-tugasnya? Informan MM menjawab: "Tugas mereka di dalam kecamatan maupun di lapangan sudah baik." Informan kunci selanjutnya adalah informan ketiga adalah Camat di Kecamatan Sidoarjo yang berinisial AR. Wawancara dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 17 November 2014 pukul 15.00 WIB.Ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu bagaimana tanggapan Anda mengenai kinerja para Tenaga Pengelola SIAK di masing-masing kecamatan? Informan AR menjawab: "Menurut saya, kecamatan Sidoarjo membutuhkan beberapa Tenaga Pengelola SIAK untuk mengatasi server yang lemot dan pembuatan kartu keluarga contohnya.Karena menurut saya, kinerja mereka kurang maksimal."
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kemudian pertanyaan kedua adalah bagaimana pandangan Anda terhadap kepatuhan para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh masing-masing kecamatan? Informan AR menjawab: "Para Tenaga Pengelola SIAK telah cukup mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan. Mereka mematuhi apa yang seharusnya mereka lakukan dan menaati peraturan dengan baik. Namun, terkadang mereka masih kurang memiliki komitmen dalam melaksanakan tugasnya." Pertanyaan selanjutnya adalah menurut Anda, kepatuhan seperti apa yang dilakukan oleh Tenaga Pengelola SIAK? Apakah Anda merasa puas dengan kinerja para Tenaga Pengelola SIAK? Informan AR menjawab: "Tenaga Pengelola SIAK mematuhi hal-hal yang sudah ditentukan dalam SOP untuk mengerjakan tugas-tugasnya.Mereka selama ini tidak pernah melewati batasannya sebagai Tenaga Pengelola SIAK.Saya cukup puas sebagai atasan mereka." Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah Tenaga Pengelola SIAK sudah loyal terhadap tugas – tugas yang diberikan oleh kecamatan? Loyalitas seperti apa yang telah diberikan oleh para Tenaga Pengelola SIAK terhadap kecamatan?Informan AR menjawab: "Tenaga Pengelola Siak tidak pernah mengeluh tehadap tugastugas yang diberikan.Menurut saya, salah satu loyalitas mereka adalah tidak mengesampingkan tugas selain yang diberikan oleh kecamatan." Pertanyaan selanjutnya yaitu bagaimana menurut Anda tentang tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Tenaga Pengelola SIAK? Informan AR menjawab: "Tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebenarnya menambah tugas-tugas yang sudah diberikan oleh kecamatan.Sehingga hal ini membuat kinerja para Tenaga Pengelola SIAK bisa saja menjadi menurun."
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pertanyaan selanjutnya yaitu apakah dampak yang terjadi dengan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan tugas yang diberikan oleh kecamatan?Apakah mereka bisa membagi waktu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan? Informan AR menjawab: "Menurut saya, mereka kurang bisa membagi kedua tugas yang diberikan.Dampaknya semakin banyak tugas semakin besar tanggung jawab yang mereka pegang." Pertanyaan berikutnya yaitu lalu, dari dampak yang diakibatkan solusi apa yang Anda berikan terhadap Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan perintah Anda sebagai atasan langsung dan menyelesaikan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Menurut Anda apakah solusi tersebut dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi? Informan AR menjawab: "Menurut saya, kecamatan diberikan orang dinas kependudukan untuk melaksanakan beberapa tugas administrasi kependudukan seperti kartu keluarga untuk mempermudah tugas Tenaga Pengelola SIAK. Yang pasti dengan solusi tersebut, para tenaga SIAK bisa lebih fokus dengan pekerjaan yang diberikan oleh kecamatan." Pertanyaan yang terakhir adalah Menurut Anda bagaimana inisiatif para Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan tugas- tugasnya? Informan AR menjawab: "Semuanya terkendali dengan baik karena inisiatif dari mereka yang baik juga." Informan kunci selanjutnya adalah informan keempat adalah Camat di Kecamatan Jabon yang berinisial SK. Wawancara dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 21 November pukul 15.00 WIB.Ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan peneliti pada saat penelitian berlangsung yaitu bagaimana tanggapan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Anda mengenai kinerja para Tenaga Pengelola SIAK di masing-masing kecamatan?Informan SK menjawab: "Tanggapan saya mengenai Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Jabon adalah kinerja mereka saat ini sudah sangat membantu kecamatan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya." Kemudian pertanyaan kedua adalah bagaimana pandangan Anda terhadap kepatuhan para Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh masing-masing kecamatan? Informan SK menjawab:
"Iya, para Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Jabon telah mematuhi tupoksi yang telah diterapkan.Selama ini tidak ada masalah."
Pertanyaan selanjutnya adalah menurut Anda, kepatuhan seperti apa yang dilakukan oleh Tenaga Pengelola SIAK? Apakah Anda merasa puas dengan kinerja para Tenaga Pengelola SIAK? Informan SK menjawab: "Menurut saya, salah satu kepatuhan mereka adalah mereka tidak pernah terlambat dalam mengerjakan tugasnya sebagai Tenaga Pengelola SIAK dan selalu mengerjakan tugasnya sesuai dengan tupoksi yang telah diterapkan." Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah menurut pendapat Anda, apakah Tenaga Pengelola SIAK sudah loyal terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh kecamatan? Loyalitas seperti apa yang telah diberikan oleh para Tenaga Pengelola SIAK terhadap kecamatan?Informan SK menjawab: "Saya merasa para Tenaga Pengelola SIAK sudah memberikan yang terbaik dan dari situ sudah tampak loyalitas yang tinggi terhadap kecamatan.Loyalitas mereka adalah tidak pernah terlambat dalam mengumpulkan tugas."
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pertanyaan selanjutnya yaitu bagaimana menurut Anda tentang tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap Tenaga Pengelola SIAK? Informan SK menjawab: "Sebenarnya saya keberatan.Karena itu dapat menganggu tugastugas yang telah diberikan oleh kecamatan." Pertanyaan selanjutnya yaitu apakah dampak yang terjadi dengan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan tugas yang diberikan oleh kecamatan?Apakah mereka bisa membagi waktu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan? Informan SK menjawab: "Menurut saya, dampak yang terjadi bisa-bisa Tenaga Pengelola SIAK akan mengesampingkan tugas yang diberikan karena keterbatasan deadline atau waktu.Tetapi, semua tergantung terhadapa komitmen mereka sebagai pegawai di kecamatan." Pertanyaan berikutnya yaitu lalu, dari dampak yang diakibatkan solusi apa yang Anda berikan terhadap Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan perintah Anda sebagai atasan langsung dan menyelesaikan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil? Menurut Anda apakah solusi tersebut dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi? Informan SK menjawab: "Menurut saya, para Tenaga Pengelola SIAK harus memegang komitmennya dengan baik dan menjaga hubungan kerja yang baik antara Tenaga Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Menurut saya itu sudah solusi yang terbaik, jika ada solusi yang lebih baik saya akan pertimbangkan kembali." Pertanyaan yang terakhir adalah menurut Anda bagaimana inisiatif para Tenaga Pengelola SIAK dalam menjalankan tugas-tugasnya? Informan SK menjawab: "Saya puas dengan kinerja mereka."
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dari wawancara diatas dengan para Camat di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon adalah dalam menilai kinerja Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan kecamatan rata-rata bagus.Namun, ketika mengenai tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mereka takut apabila para Tenaga Pengelola SIAK kinerja terhadap tugas kecamatan bisa menurun.
5.6 Analisis Data SIAK merupakan salah satu bentuk program pemerintah dalam yang memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengeloaan informasi administrasi kependudukan ditingkat penyelenggara dalam hal ini kecamatan, selanjutnya keberadaan Tenaga Pengelola SIAK di masingmasing kecamatan diharapkan dapat menangani masalah yang muncul dalam penyelanggaraan Administrasi Kependudukan. Model Komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon dapat dilihat dari aspek-aspek penelitian berikut ini: •
Identification (Identifikasi) Untuk dapat mengidentifikasi tujuanTenaga Pengelola SIAK dalam
melaksanakan tugas yang diberikan, dan mengidentifikasi terhadap tujuan oleh Dinas Kependudukan Catatan Sipil, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat mengungkap tujuan pribadi para Tenaga Pengelola SIAK dalam
menyelesaikan
tugas
dariDinas
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil.Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 informan, yaitu Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon. Maka dari itu, diperoleh
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
jawaban yang sama yaitu bahwa keempat informan ini intinya sangat keberatan dengan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipilmelalui peran mereka sebagai Tenaga Pengelola SIAK, karenapada dasarnya tugas mereka sendiri sebagai staffdikecamatan sudah terlalu banyak. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut: "Keterlibatan langsung memang iya soale pengelolaan administrasi kependudukan contohnya kartu keluarga memang terlibat dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Tapi, tugas yang diberikan menambah tugas untuk pengelola SIAK makane kadangkadang temen-temen sendiri kewalahan untuk mengambil kartu keluarga yang sudah jadi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." (Informan DD, Tenaga Pengelola SIAK Kecamatan Sidoarjo). Terlihat dari jawaban diatas bahwa Tenaga Pengelola SIAK DD keberatan dengan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Ketiga informan yang lainnya pun menjawab hal yang serupa, dimana intinya mereka tidak memiliki keyakinan terhadap serangkaian nilai dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.Sehingga mereka terkesan tidak tulus dalam menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Terlebih lagi ketiga informan tersebut secara struktural tidak memiliki hubungan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Akibatnya, inisiatif para Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan Catatan Sipil menjadi lemah. Hal ini juga dibuktikan dengan jawaban wawancara informan keempat yaitu sebagai berikut: "Komitmen untuk menyikapi tugas dari Dinas mungkin tidak begitu bisa dijamin. Karena tugas dari kecamatan itu sendiri sudah banyak, dan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sering terabaikan dan baru terurus cukup lama atau setelah kerjaan dari kecamatan selesai."(Informan MK, Tenaga Pengelola SIAK Kecamatan Jabon)
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tenaga Pengelola SIAK itu sendiri mendapat perintah secara langsung dari Camat.Tugas yang diberikan oleh Kecamatan sendiri sudah sangat banyak.Walau secara struktural pun sebenarnya Tenaga Pengelola SIAK juga menganggap tugas yang diberikan oleh kecamatan juga berat.Camat pun juga merasa keberatan dengan tugas yang diberikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil wawancara bersama keempat Camat yang juga menaungi Tenaga Pengelola SIAK tersebut bekerja. Salah satu jawaban informan sebagai berikut: "Tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebenarnya menambah tugas-tugas yang sudah diberikan oleh kecamatan.Sehingga hal ini membuat kinerja para Tenaga Pengelola SIAK bisa saja menjadi menurun." (Informan AR, Camat Kecamatan Sidoarjo) Tampak jelas
terlihat
dari jawaban
diatas
bahwa Camat juga
mengkhawatirkan apabila tugas yang diberikan oleh kecamatan sendiri tidak bisa terselesaikan dengan baik.Apalagi ditambah dengan tugas yang diberikan oleh Dinas
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil.Dengan
lemahnya
inisiatif
mengakibatkan waktu pengerjaan yang lama dan membuat pengambilan Kartu Keluarga di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menjadi sangat terlambat. Hal ini juga diperkuat oleh jawaban dari salah satu informan, sebagai berikut: "Menurut saya, Tenaga Pengelola SIAK kurang dapat menjalankan tugas dengan baik. Dilihat dari seringnya terjadi delay waktu dalam pengurusan administrasi kependudukan yang berhubungan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." (Informan MM, Camat di Kecamatan Taman) Hal-hal yang menjadi permasalah diatas juga diperkuat oleh informan kunci yaitu, Kepala Bidang Penyelenggaraan Kependudukan yang berperan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sebagai pemberi tugas untuk para Tenaga Pengelola SIAK.Beliau juga meyakini bahwa inisiatif yang rendah dari Tenaga Pengelola SIAK sendiri mengakibatkan hal yang buruk bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hal ini dapat diperkuat dengan jawaban sebagai berikut: "Kesalahan yang paling merugikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah karena keterlambatan dalam pengambilan Kartu Keluarga yang disebabkan oleh Tenaga Pengelola SIAK itu sendiri. Dan secara tidak langsung nama baik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak menjadi baik di masyarakat. Wong seharusnya dalam waktu satu hari, KK sudah ditandatangani oleh Kepala Dinas." (Informan ST, Kepala Bidang Penyelenggara Kepedudukan) Maka dari itu dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa identifikasi yang tercermin terhadap tujuan organisasi yaitu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan tujuan individu yaitu Tenaga Pengelola SIAK hingga sampai saat ini belum sama. Kedua belah pihak masih menjunjung prinsip kerja masing-masing.Akibatnya, timbul permasalahan karena inisiatif atau kemauan Tenaga Pengelola SIAK dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipilmenjadi lemah dan sangat bergantung kepada Dinas dalam menyelesaikan masalah yang muncul dilapangan.Hal tersebut tentu saja akan berdampak pada tidak terpenuhinya SOP yang telah ditetapkan sehingga kredibilitas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Sidoarjo juga dipertaruhkan. Menurut Kuntjoro (2002), identifikasi yang berwujud dalam bentuk kepercayaan anggota terhadap organisasi, biasanya dapat dikembangkan dengan memodifikasi tujuan organisasi atau organisasi, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para anggota atau dengan kata lain organisasi memasukan pula kebutuhan dan keinginan anggota dalam tujuan organisasi atau organisasi. Hal ini
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
akan menumbuhkan suasana saling mendukung di antara para anggota dengan organisasi. Hal tersebut akan membuat anggota dengan rela menyumbangkan tenaga, waktu, dan pikiran bagi tercapainya tujuan organisasi, dimana hal tersebut akan memunculkan kinerja yang extra-role sebagaimana terdapat dalam teori OCB (Organizational Citizenship Behavior) yang dikemukakan oleh Organ & Batemen, dimana dikatakan bahwa: “ kondisi tersebut akan muncul ketika mereka kaum pekerja telah memberikan kontribusi mereka “di atas dan lebih dari” deskripsi kerja yang formal, yang melibatkan beberapa perilaku yang meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja”. Perilaku-perilaku seperti itu dapat menggambarkan nilai tambah karyawan dan merupakan salah satu bentuk perilaku prososial yaitu perilaku sosial yang positif, konstruktif dan bermakna membantu. Organ (1988)mendefinisikan OCB sebagai: “Perilaku yang merupakan pilihan dan inisiatif individual, tidak berkaitan dengan sistem reward formal porganisasi tetapi secara agregat meningkatkan efektivitas organisasi. Hal ini berarti perilaku tersebut tidak termasuk ke dalam persyaratan kerja atau deskripsi kerja
karyawan
sehingga
jika
tidak
ditampilkan
pun
tidak
diberikan
hukuman.”(Elanain, 2007). Contoh perilaku yang termasuk kelompok OCB adalah membantu rekan, sukarela melakukan kegiatan ekstra di tempat kerja, menghindari konflik dengan rekan kerja, melindungi properti organisasi, menghargai peraturan yang berlaku di organisasi, toleransi pada situasi yang kurang ideal atau menyenangkan di tempat kerja, memberi saran - saran yang membangun di tempat kerja, serta tidak
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
membuang - buang waktu di tempat kerja (Robbins, 2001). Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah sikap membantu yang ditunjukkan oleh anggota organisasi, yang sifatnya konstruktif, dihargai oleh perusahaan tapi tidak secara langsung berhubungan dengan produktivitas individu (Bateman & Organ dalam Steers, Porter, Bigley, 1996). Menurut Organ (1988), OCB merupakan bentuk perilaku yang merupakan pilihan dan inisiatif individual, tidak berkaitan dengan sistem reward formal organisasi tetapi secara agregat meningkatkan efektivitas organisasi. Ini berarti, perilaku tersebut tidak termasuk ke dalam persyaratan kerja atau deskripsi kerja karyawan sehingga jika tidak ditampilkan pun tidak diberikan hukuman. Menurut Organ(1988), OCB terdiri dari lima dimensi: 1. Altruismyaitu perilaku membantu meringankan pekerjaan yang ditujukan kepada individu dalam suatu organisasi; 2. Courtesyyaitu membantu teman kerja mencegah timbulnya masalah sehubungan dengan pekerjannya dengan cara memberi konsultasi dan informasi serta menghargai kebutuhan mereka 3. Sportsmanshipyaitu toleransi pada situasi yang kurang ideal di tempat kerja tanpa mengeluh 4. Civic virtueyaitu terlibat dalam kegiatan - kegiatan organisasi dan peduli pada kelangsungan hidup organisasi 5. Conscientiousnessyaitu melakukan hal
-hal yang menguntungkan
organisasi – seperti mematuhi peraturan - peraturan di organisasi. Penelitian tentang OCB di Indonesia tampaknya belum pernah dilakukan, padahal topik ini sudah banyak dibicarakan dalam pembahasan perilaku
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
organisasi akhir - akhir ini, bahkan telah menjadi salah satu variabel dependen utama dalam penelitian perilaku organisasi (Robbins, 2001).Alasan di atas mendasari penelitian OCB ini. Selain itu, penelitian OCB sangat penting dilakukan di Indonesia karena akhir - akhir ini banyak organisasi di Indonesia menerapkan sistem tim kerja. Disamping itu, sekarang ini terjadi banyak perubahan - perubahan dalam organisasi di Indonesia, seperti downsizing (perampingan organisasi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja). Kebijakan ini berdampak pada terjadinya perubahan - perubahan, misalnya, perubahan pada tugas dan kewajiban karyawan, harapan organisasi agar karyawan menjadi lebih kreatif mencari cara baru untuk memperbaiki efisiensi kerja, serta adanya perhatian serius terhadap ketidakhadiran dan keterlambatan di tempat kerja. Ketika organisasi mengurangi jumlah karyawan, organisasi itu akan lebih tergantung pada karyawan yang tetap tinggal untuk melakukan hal - hal melebihi apa yang ditugaskan mereka. Oleh karena itu, karyawan tersebut diharapkan menampilkan OCB. •
Job Involvement (Keterlibatan) Untuk dapat mengetahui keterlibatan individu dari Tenaga Pengelola
SIAK dalam bentuk kepatuhan terhadap SOP yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan komitmen kerja para Tenaga Pengelola SIAK dalam memenuhi SOP yang telah ditentukan.Berdasarkan hasil wawancara dengan informan-informan yang ada yaitu Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon dengan lemahnya inisiatif mereka dalam melakukan tugas yang diberikan Dinas
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kependudukan dan Pencatatan Sipil juga berdampak pada keterlibatan Tenaga Pengelola SIAK dalam mematuhi SOP yang ada. Pada dasarnya para Tenaga Pengelola SIAK sudah mengikuti SOP atau tupoksi yang telah diterapkan oleh Kecamatan.Namun, hal ini berarti bagi tugas yang diberikan oleh Camat bukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hal ini dapat diperkuat dengan jawaban sebagai berikut: "Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kecamatan untuk sampai saat ini selalu ngikuti tupoksi yang dikeluarkan oleh Camat. Mau tidak mau konco-koncokudu mematuhi peraturan sing wis ditetapkan dari atasan." (Informan IR, Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru) Terlihat dari jawaban diatas bahwa para Tenaga Pengelola SIAK patuh terhadap SOP yang ditetapkan oleh Kecamatan karena tugas yang diberikan turun langsung dari Camat sebagai atas mereka yang memiliki kewenangan lebih terhadap Tenaga Pengelola SIAK dibandingkan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Jawaban tersebut juga diperkuat dengan jawaban Camat yaitu sebagai berikut: "Menurut pandangan saya, Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan Taman telah sangat patuh terhadap peraturan yang ada di Kecamatan.Mereka melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.Selama ini belum ada masalah yang menganggu jalannya aktivitas di kecamatan." (Informan MM, Camat di Kecamatan Taman) Jawaban-jawaban tersbut tampak jelas bahwa Tenaga Pengelola SIAK hanya mengikuti SOP yang ditentukan oleh Kecamatan dan mematuhi SOP tersebut.Namun, jika ditinjau dengan jawaban dibawah ini, maka Tenaga Pengelola SIAK tidak mematuhi terhadap tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hasil wawancara sebagai berikut:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
"Sebetulnya sulit tetapi pekerjaan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dikerjakan setelah tugas dari kecamatan selesai." (Informan DD, Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Sidoarjo) "Semua diselesaikan dengan baik walau sebenarnya saya sangat keberatan namun inisiatif saya untuk menjalin hubungan kerja yang baik dari Tenaga Pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Hingga sekarang masih menjadi tugas sampingan, karena tugas yang diberikan oleh kecamatan masih menjadi kepentingan yang utama." (Informan MK, Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Jabon) Dapat dilihat pada jawaban diatas adalah para Tenaga Pengelola SIAK mengerjakan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setelah mereka menyelesaikan tugas yang diberikan kecamatan.Hal ini mengakibatkan penundaan tugas kerja yang sangat menganggu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam hal urusan yang menyangkut tentang Administrasi Kependudukan. Hal ini dibuktikan dengan jawaban Informan ST sebagai informan kunci sebagai berikut: "Sebenarnya menurut saya, semua tugas yang diberikan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terhadap para pengelola SIAK tidak begitu berjalan dengan baik.Contohnya, untuk pembuatan keluarga SOP nya adalah sekitar 3 hari sudah selesai.Namun, para Tenaga Pengelola SIAK baru mengambilnya di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan menyerahkan kepada warga lebih dari SOP yang ditentukan." (Informan ST, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan) Jawaban diatas membuktikan bahwa Tenaga Pengelola SIAK tidak mematuhi SOP yang ada dalam pengurusan Administrasi Kependudukan.Tenaga Pengelola SIAK tidak memiliki komitmen kerja yang baik terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan hal ini menyebabkan hubungan kerja yang tidak baik terhadap keduanya. Hal ini diperkuat dengan jawaban dibawah ini sebagai berikut: "Kalau keterlibatan secara personal memang sangat baik.Namun jika ditinjau dari komitmen kerja para Tenaga Pengelola SIAK mungkin tidak sangat baik. Contohnya keterlambatan dalam
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
mengambil kartu keluarga yang sudah selesai di proses di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Seharusnya dalam waktu 3 (tiga) hari, KK sudah dapat diambil, namun buktinya selalu ada delay waktu dan itu membuat kepuasan warga di kecamatan tidak bagus." (Informan ST, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan) Kesimpulan dari jawaban-jawaban yang telah dijelaskan adalah Tenaga penggelola SIAK hanya mengikuti perintah dari atasan langsung mereka yaitu Camat. Namun, di sisi lain kepatuhan terhadap SOP yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak ada. Hal ini membuktikan bahwa rendahnya komitmen kerja antara Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam bentuk kepatuhan terhadap SOP yang telah ditetapkan. Berdasarkan teori keterlibatan yang adaketerlibatan atau partisipasi anggota dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan anggota menyebabkan mereka bekerjasama, baik dengan pimpinan atau rekan kerja.Keterlibatan kerja mempunyai definisi yaitu derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri (Robbins, 2003:91). Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu, misalnya karyawan menyumbangkan ide untuk kemajuan pekerjaan, dengan senang hati memenuhi peraturan - peraturan perusahaan dan mendukung kebijakan perusahaan, dan lain - lain. Sebaliknya, karyawan yang kurang senang terlibat dengan pekerjaannya adalah karyawan yang kurang memihak kepada perusahaan dan karyawan yang demikian cenderung hanya bekerja secara
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
rutinitas.Dalam suatu perusahaan ataupun suatu organisasi keterlibatan kerja karyawan sangat berperan besar. Ada beberapa teori dari berbagai sumber yang dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan keterlibatan kerja The degree to which a person a identifies psychologically with his or here work and the importance of work to one’s self image (Brown, 1996) yaitu dimana seorang karyawan dikatakan terlibat dalam pekerjaannya apabila karyawan tersebut dapat mengidentifikasikan diri secara psikologis dengan pekerjaannya, dan menganggap kinerjanya penting untuk dirinya, selain untuk organisasi. Beberapa studi yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana keterlibatan kerja dapat timbul pada para pekerja, yang akhirnya menghasilkan dua sudut pandang yang dianggap menyebabkan timbulnya keterlibatan kerja yang pertama adalah (the first : job involvement is occur when the possession of certain needs, value, or personal characteristics individuals to become more or less involved in their jobs) keterlibatan kerja akan terbentuk karena keinginan dari pekerja akan kebutuhan tertentu, nilai atau karakteristik tertentu yang diperoleh dari pekerjaannya sehingga akan membuat pekerja tersebut lebih terlibat atau malah tidak terlibat pada pekerjaannya. Yang kedua adalah (the second: job involvement as a response to specific works situation characteristics. In other words certain types of job or characteristics of the work situation influence the degree to which an individual becomed involved in his jobs) keterlibatan kerja itu timbul sebagai respon terhadap suatu pekerjaan atau situasi tertentu dalam lingkungan kerja. Dengan lain kata suatu jenis pekerjaan atau situasi dalam lingkungan kerja akan mempengaruhi orang tersebut makin terlibat atau tidak dalam pekerjaannya. Karyawan dalam keterlibatan yang tinggi
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dengan kuat memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu (Robbins, 2003:91). Teori yang mendasari adalah bahwa dengan mengetahui keterlibatan kerja karyawannya dengan demikian maka para karyawan akan menjadi lebih termotivasi, lebih berkomitmen terhadap organisasi ataupun perusahaan, lebih produktif, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka. Faktor-faktor keterlibatan kerja dilihat dari sejauh mana seorang karyawan ikut berpartisipasi dengan seluruh kemampuannya dalam membuat peningkatan kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan. Ada beberapa faktor yang dapat dipakai untuk melihat keterlibatan kerja seorang karyawan, dimana faktor - faktor ini telah banyak digunakan para ahli untuk studi - studi keterlibatan kerja: 1. Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan dapat menunjukkan seorang pekerja terlibat dalam pekerjaan (Allport, 1943:60). Aktif partisipasi adalah perhatian seseorang terhadap sesuatu. Dari tingkat atensi inilah maka dapat diketahui seberapa seorang karyawan perhatian, peduli dan menguasai bidang yang menjadi bagiannya. 2. Menunjukkan pekerjaannya sebagai yang utama Factor view it as a central life interest pada karyawan dapat mewakili tingkat keterlibatan kerjanya (Dubin, 1966:131). Apabila karyawan tersebut merasa bahwa pekerjaanya adalah hal
yang utama.Seorang karyawan
yang
mengutamakan pekerjaannya akan selalu berusaha yang terbaik untuk pekerjaannya dan mengganggap pekerjaannya sebagai pusat yang menarik dalam hidup dan yang pantas untuk diutamakan. 3. Melihat pekerjaannya sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri. Keterlibatan kerja dapat dilihat dari sikap seorang pekerja dalam pikiran
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
mengenai pekerjaannya, dimana seorang karyawan menganggap pekerjaan itu penting bagi harga dirinya (Gurin et al., 1960).Harga diri merupakan perpaduan antara kepercayaan diri dan penghormatan diri, mempunyai harga diri yang kuat artinya merasa cocok dengan kehidupan dan penuh keyakinan, yaitu mempunyai kompetensi dan sanggup mengatasi masalah - masalah kehidupan (Wahyurini,2004). Harga diri adalah rasa suka dan tidak suka akan dirinya (Robbins, 2003:128). Apabila pekerjaan tersebut dirasa berarti dan sangat berharga baik secara materi dan psikologis bagi pekerja tersebut maka pekerja tersebut akan menghargai dan akan melakukan pekerjaannya sebaik mungkin sehingga keterlibatan kerja dapat tercapai, dan karyawan tersebut merasa bahwa pekerjaan mereka penting bagi harga dirinya. •
Loyalty (Loyalitas) Untuk dapat mengetahui loyalitas Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam konteks hubungan kerja non struktural, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan loyalitas Tenaga Pengelola SIAK dalam menerima tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Berdasarkan hasil dari wawancara dengan informan-informan tersebut dapat diketahui bahwa loyalitas Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak baik. Hal ini dibuktikan dengan jawaban sebagai berikut: "Menurut saya, Tenaga Pengelola SIAK kurang dapat menjalankan tugas dengan baik. Dilihat dari seringnya terjadi delay waktu dalam pengurusan administrasi kependudukan yang berhubungan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." (Informan MM, Camat di Kecamatan Taman)
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Jawaban diatas membuktikan bahwa kurangnya komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Hal ini disebabkan karena Tenaga Pengelola SIAK kurang bisa membagi waktu antara tugas kecamatan dan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dikuatkan dengan jawaban sebagai berikut: "Waktu mungkin ada namun selalu melebihi deadline yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil." (Informan MK, Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Jabon) "Sebenere ngga isok.Tapi, sering disisipkan waktu untuk mengerjakan tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Ben ndang selesai." (Informan IR, Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru) Jawaban dari keempat informan yang berasal dari Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon sama saja. Keempat informan tersebut menyebutkan bahwa tidak dapat memaksimalkan dalam penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hal ini juga dikuatkan dengan jawaban dari informan kunci sebagai berikut: "Menurut saya, hingga sampai saat ini loyalitas para Tenaga Pengelola SIAK masih diperuntukkan kepada Camat sebagai atasan langsung mereka.Kalau loyalitas terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih sebatas hubungan kerja biasa." (Informan ST, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan) "Menurut saya, untuk membangun loyalitas yang baik dengan para Tenaga Pengelola SIAK mungkin bisa dengan membuat Surat Keputusan (SK) untuk memberikan tugas secara langsung kepada para Tenaga Pengelola SIAK.Dengan adanya SK, para Tenaga Pengelola SIAK bisa diberikan honor dalam mengerjakan tugas yang diberikan langsung oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kemudian, di sisi lain bisa juga dengan menempatkan orang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menjadi Tenaga Pengelola SIAK di kecamatan-kecamatan yang ada di Sidoarjo untuk mempermudah tugas keduanya." (Informan ST, Kepala Bidang Penyelenggara Kependudukan)
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Terlihat dari jawaban diatas bahwa loyalitas Tenaga Pengelola SIAK dengan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan Catatan Sipil masih rendah.Hal ini dikarenakan hubungan kerja secara non struktural, maka dari itu Tenaga Pengelola SIAK mendahulukan tugas dari Kecamatan karena Camat merupakan atasan langsung para Tenaga Pengelola SIAK. Loyalitas sebagai lebih besikap umum, lebih menunjukkan respon efektif terhadap
organisasi
sebagai
suatu
keseluruhan.Loyalitas
sebagai
sikap
berkembang secara perlahan tetapi konsisten sejalan dengan kesadaran individu terhadap hubungan yang telah mereka jalin dengan perusahaan.Loyalitas sebagai sikap menunjukkan taraf sejauh mana seorang karyawan mengidentifikasi dirinya dengan
organisasi
dan
berkeinginan
untuk
tetap
sebagai
bagian
dari
organisasi.Loyalitas ini menunjukkan sikap yang amat positif terhadap organisasi dan kemauan untuk terus menerus bekerja keras demi organisasi. Menurut Steers & Porter (1983) loyalitas sebagai suatu sikap ini mempunyai 3 (tiga) aspek yang meliputi: 2.
Kepercayaan yang kuat dan penerimaan yang penuh terhadap tujuan dan nilai – nilai organisasi;
3.
Keinginan untuk bekerja keras, karena merasa sebagai bagian dari organisasi;
4.
Suatu dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi.
5.7 Pembahasan Secara Teori
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Di dalam pembahasan ini akan di jelaskan mengenai fokus penelitian berdasarkan temuan – temuan yang telah dijelaskan sebelumnya dimana hasil temuan tersebut berhubungan dengan fokus penelitian yaitu aspek komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK terhadap tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui 4 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, yang akan dijelaskan berdasarkan pada 3 indikator komitmen kerja yaitu, identification (identifikasi),job involvement (keterlibatan), dan loyalty (loyalitas). Dari beberapa temuan di lapangan yang didapatkan melalui wawancara dan observasi, tahap selanjutnya yaitu melakukan pembahasan mengenai data yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana pembahasan ini dilakukan berdasarkan temuan empiris maupun teori yang relevan dengan penelitian yang telah dilakukan. Selain hal tersebut, secara teori terdapat pula faktor-faktor yang dapat mendukung atau memperkuat komitmen karyawan dalam mencapai tujuan organisasi, sebagaimana dikutip dari pendapat Mowday (dalam Greenberg & Baron, 1995) yang mengelompokkan empat faktor besar yang mempengaruhi Komitmen organisasi, yaitu : a. Karakteristik personal, antara lain usia, lama kerja, tingkat pendidikan, jenis kelamin, ras, dan beberapa faktor kepribadian lainnya. Secara umum, usia dan lama bekerja mempunyai hubungan positif dengan komitmen organisasi. Sementara tingkat pendidikan mempunyai hubungan negatif dengan komitmen organisasi, meskipun hubungan ini tidak terlalu konstan. Wanita cenderung memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi daripada pria. Beberapa karakteristik kepribadian lainseperti motivasi
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
berprestasi dan perasaan kompeten ditemukan berhubungan dengan komitmen organisasi.Akhir-akhir ini dinamika kerja di organisasiorganisasi di seluruh dunia telah bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim (work teams). Efektivitas dan kinerja tim ditentukan oleh kemampuan anggota tim bekerja dalam tim (work teams). Akan tetapi tidak semua orang mampu bekerja dalam tim, karena memerlukan kemampuan individu untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur, bekerja sama dengan orang lain, membagi informasi, mengakui perbedaan dan mampu menyelesaikan konflik, serta dapat menekan tujuan pribadi demi tujuan tim. Kesulitan bekerja dalam tim terutama dialami oleh banyak karyawan di negara-negara Barat, karena budaya nasional mereka yang sangat individualistik. Tambahan pula, sebelum menerapkan tim kerja, lingkungan kerja di negara -negara barat bersifat kompetitif yang menghargai pencapaian individual (Robbins, 2001). Oleh karena itu, diharapkan di negara-negara berkembang yang mempunyai nilai kolektivistik tinggi. Menurut Hofstede (1991), Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai nilai kolektivistik tinggi dimana kepentingan kelompok berada di atas kepentingan individu, sehingga dapat dikatakan sistem tim kerja berkembang dengan baik di Indonesia. Semua kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki individu yang bekerja di dalam tim seperti yang telah dikemukakan sebelumnya termasuk ke dalam keterampilan
interpersonal.
Keterampilan
tersebut
hanya
dapat
ditampilkan oleh individu yang peduli terhadap individu yang lain dan berusaha menampilkan yang terbaik jauh melebihi yang diprasyaratkan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dalam pekerjaannya. Dengan kata lain individu tersebut menampilkan perilaku extra-role. Perilaku extra-role adalah perilaku dalam bekerja yang tidak terdapat pada deskripsi kerja formal karyawan tetapi sangat dihargai jika ditampilkan karyawan karena meningkatkan efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi (Katz, 1964). b.
Karakteristik pekerjaan dan peran, antara lain kesempatan kerja, konflik peran dan ambiguitas peran. Semakin besar kesempatan yang diperoleh dalam bekerja semakin banyak pengalaman yang diperolah yang pada akhirnya memperbesar komitmen individu terhadap organisasi.Sedangkan konflik peran mempunyai hubungan yang negatif dengan komitmen terhadap organisasi, demikian halnya dengan ambiguitas peran.Dari hasil beberapa riset dalam bidang ini menunjukkan bahwa orang-orang yang pekerjannya melibatkan adanya ketinggian tingkat dari variasi ketrampilan, identitas tugas, dan signifikansi tugas akan menganggap bahwa pekerjaan mereka sangat berarti. Otonomi yang tinggi akan membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar. Dan apabila disediakan umpan balik yang memadai, karyawan akan mengembangkan suatu pemahaman yang berguna mengenai peranan dan fungsi mereka dengan lebih baik. Selanjutnya rasa “berartinya mereka”, tanggung
jawab,
dan
pemahaman
terhadap
hasil
pekerjaan
akan
mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Dengan demikian, makin besar kadar karekterisitik tugas dalam suatu pekerjaan, makin besar pula kemungkinan bahwa karyawan akan lebih termotivasi dan merasakan kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan. Kelima dimensi karakteristik kerja pada gilirannya akan mempengaruhi 3 kondisi psikologis yang penting bagi
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
karyawan, yaitu keberartian tugas, tanggung jawab, dan pengetahuan hasil kerja. Akhirnya 3 (tiga) kondisi psikologis akan menghasilkan motivasi kerja internal, kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Dalam teori karakteristik pekerjaan ini kebtuhan-kebutuhan karyawan untuk berkembang memegang peranan penting.Untuk karyawan dengan kebutuhan berkembang yang tinggi, tingkat dimensi kerja yang tinggi menunjukkan efek yang semakin tinggi terhadap outputpersonal dalam bekerja yaitu, prestasi kerja, kepuasan kerja, dan kualitas kerjanya. Gambar 5.1 Model Pendekatan Karakteristik Pekerjaan Karakteristik Pekerjaan
Kondisi Psikologis
Hasil Kerja Karyawan
Variasi Ketrampilan Identifikasi Tugas
Pemahaman Tentang Kerja
Kinerja kualitas tinggi
Signifikansi Tugas Otonomi
Umpan Balik
Motivasi kerja internal tinggi
Merasakan tanggung jawab atas hasil pekerjaan Mengetahui hasil aktual dari aktivitas kerja
Kepuasan kerja tinggi Tingkat absensi dan berhenti kerja rendah
Kebutuhan Karyawan untuk Berkembang Sumber: Robbins (2002)
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
c. Karakteristik struktural organisasi, antara lain ukuran organisasi, kesatuan, luasnya kontrol dan sentralisasi otoritas. Karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah laku suatu badan atau institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri. Maksudnya Masih jarang sebuah institusi itu menganggap karyawannya berpotensi untuk jadi aset dan akhirnya kurang mendapat perhatian dari perusahan itu sendiri. Gambaran sederhana Karakteristik Organisasi yang efektif adalah concern terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai aset yang berharga, memiliki program training dan pengembangan yang bersifat terbuka seluas- luasnya terlaksana program kompensasi dengan baik, memiliki tingkat perputaran sumberdaya manusia yang rendah, top management mempunyai komitmen dan mendukung terhadap perkembangan sumber daya manusia yang ada didalam organisasi tersebut, semua tim turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan organisasi. Secara umum karakteristik pengembangan organisasi memiliki ciri – ciri antara lain: 1. Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adalah suatu hasil yang diperoleh berdasarkan strategi yang telah direncanakan dalam rangka mewujudkan perubahan organisasional yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Diterapkan pada semua sub-sistem manusia baik individu, kelompok, dan organisasi maksudnya adalah menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi. 3. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi maksudnya adalah menerima segala bentuk campur tangan misalnya dalam bentuk pendapat, baik dari anggota yang termasuk dalam sebuah organisasi atau berbagai pihak dari luar organisasi. 4. Kolaborasi maksudnya adalah kerjasama antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi. 5. Teori sebagai alat analisis maksudnya adalah menggunakan pengertian yang disebutkan secara tertulis lalu diterapkan sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dari suatu pengembangan organisasi. 6. Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting. 7. Interaksi dan Interpendensi maksudnya adalah menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh. 8. Pendekatan Ilmiah maksudnya adalah menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
d. Pengalaman kerja, antara lain ketergantungan pada organisasi, kepentingan personal pada perusahaan, sikap positif terhadap perusahaan, dan keterikatan sosial individu dalam perusahaan. Semakin besar semua faktor tersebut semakin tinggi pula komitmen individu terhadap organisasi. Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1984). Pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik (Ranupandojo, 1984).Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu (Trijoko, 1980).Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya. Pengukuran Pengalaman Kerja Pengukuran pengalaman kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong efisiensi dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Beberapa hal yang digunakan untuk mengukur pengalaman kerja seseorang adalah: 1. Gerakannya mantap dan lancar
Setiap karyawan yang berpengalaman akan melakukan gerakan yang mantap dalam bekerja tanpa disertai keraguan.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Gerakannya berirama artinya terciptanya dari kebiasaan dalam melakukan
pekerjaan sehari – hari. 3. Lebih cepat menanggapi tanda – tanda artinya tanda – tanda seperti akan
terjadi kecelakaan kerja. 4. Dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya
Karena didukung oleh pengalaman kerja dimilikinya maka seorang pegawai yang berpengalaman dapat menduga akan adanya kesulitan dan siap menghadapinya. 5. Bekerja dengan tenang. Seorang pegawai yang berpengalaman akan memiliki
rasa percaya diri yang cukup besar (Asri, 1986). Selain itu ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja karyawan.Beberapa faktor lain mungkin juga berpengaruh dalam kondisi – kondisi tertentu, tetapi adalah tidak mungkin untuk menyatakan secara tepat semua faktor yang dicari dalam diri karyawan potensial. Beberapa faktor tersebut adalah: 1. Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan, kursus, latihan, bekerja. Untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu. 2. Bakat dan minat, untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau kemampuan seseorang. 3. Sikap dan kebutuhan (attitudes and needs) untuk meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang. 4. Kemampuan – kemampuan analitis dan manipulatif untuk mempelajari kemampuan penilaian dan penganalisaan.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5. Keterampilan dan kemampuan tehnik, untuk menilai kemampuan dalam
pelaksanaan aspek – aspek tehnik pekerjaan (Handoko, 1984). Ada beberapa hal juga untuk menentukan berpengalaman tidaknya seorang karyawan yang sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja yaitu: a.
Lama waktu atau masa kerja Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.
b.
Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan.Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.
c.
Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek – aspek tehnik peralatan dan tehnik pekerjaan (Foster, 2001). Dari uraian tersebut dapat diketahui, bahwa seorang karyawan yang
berpengalaman akan memiliki gerakan yang mantap dan lancar, gerakannya berirama, lebih cepat menanggapi tanda – tanda, dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya, dan bekerja dengan tenang serta dipengaruhi faktor lain yaitu lama waktu atau masa kerja seseorang, tingkat pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki dan tingkat penguasaan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
terjadap pekerjaan dan peralatan. Oleh karena itu seorang karyawan yang mempunyai pengalaman kerja adalah seseorang yang mempunyai kemampuan jasmani, memiliki pengetahuan, dan keterampilan untuk bekerja serta tidak akan membahayakan bagi dirinya dalam bekerja. Selain ke empat faktor tersebut, dukungan organisasi juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan komitmen disebuah lingkungan organisasi, dukungan organisasi ini didefinisikan sebagai sejauh mana pegawai mempersepsikan bahwa organisasi (lembaga, atasan, dan rekan kerja) memberi dorongan, respek, menghargai kontribusi pegawai, dan memberi apresiasi bagi individu dalam pekerjaannya. Pack dan Soetjipto (2005) menyatakan bahwa persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi mempunyai hubungan yang positif komitmen organisasi. Hal ini berarti jika organisasi peduli dengan keberadaan dan kesejahteraan personal karyawan dan juga menghargai kontribusi karyawan pada organisasi maka karyawan mau mengikatkan diri dan menjadi bagian dari organisasi.
5.7.1 Komitmen Kerja Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon Seorang Tenaga Pengelola SIAK pada umumnya memiliki komitmen kerja yang baik dalam menjalankan tugas, sehingga Tenaga Pengelola SIAK dapat memberikan kualitas layanan yang baik terhadap masyarakat yang akan mengajukan pembuatan Kartu Keluarga yang baru atau melakukan perubahan terhadap Kartu Keluarga yang lama.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dalam melaksanakan tugasnya, Tenaga Pengelola SIAK merupakan salah satu dari unsur SIAK, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2011sebagai berikut: 1. Database Kependudukan 2. Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi 3. Sumber Daya Manusia 4. Pemegang Hak Akses 5. Lokasi Database Kependudukan 6. Pengelolaan Database Kependudukan 7. Pemeliharaan Database Kependudukan 8. Pengamanan Database Kependudukan 9. Pengawasan Database Kependudukan; dan 10. Data Cadangan dan Pusat Data Pengganti Unsur-unsurtersebut dapat menjadi dasar dalam pengelolaan SIAK, utamanya yaitu Sumber Daya Manusia yang harus memenuhi kualifikasi tertentu.Misalkan, kualifikasi pendidikan, status kepegawaian, dan hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap kinerja pengelola SIAK.Sebagaimana dikemukakan oleh Steers (dalam Sjahbandhyni, 2001:460) bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi Komitmen Organisasi, ada tiga penyebab komitmen organisasi, yaitu: karakteristik pribadi misalnya kebutuhan untuk berprestasi, atau hal-hal yang berkaitan dengan masa kerja/jabatan, dan lain-lain), karakteristik pekerjaan misalnya adanya peluang untuk memberikan umpan balik kepada organisasi, identitas tugas, kesempatan untuk berinteraksi, dan lain lain, dan pengalaman kerja. Model tersebut kemudian dimodifikasi menjadi karakteristik pribadi (usia,
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
masa kerja, tingkat pendidikan, jenis kelamin), karakteristik peran/pekerjaan, karakteristik struktural (berkaitan dengan tingkat formalisasi, ketergantungan fungsional dan desentralisasi, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan kepemilikan pegawai, serta kontrol dari organisasi), dan pengalaman kerja (Steers dan Porter, 1983:426-427).
5.7.2 ModelPengembangan Komitmen Untuk dapat mengetahui model komitmen kerja para Tenaga Pengelola SIAK maka peneliti melakukan 2 tahap penelitian yaitu dimana tahap pertama mendeskripsikan temuan di lapangan dan tahap yang kedua adalah penjelasan tentang bagaimana meningkatkan komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan pada tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Dalam meningkatkan komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan Waru, Taman, Sidoarjo, dan Jabon dapat dilakukan beberapa cara akan tetapi, sebelum itu harus memahami ketiga aspek yang mempengaruhi komitmen kerja yaitu, identification, job involvement, dan loyalty. Sehingga diharapkan melalui ketiga aspek tersebut peningkatan komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK dapat dilakukan dengan baik. Untuk mengatasi lemahnya inisiatif atau kemauan Tenaga Pengelola SIAK dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat memberikan honor kepada Tenaga Pengelola SIAK untuk memunculkan rasa semangat di dalam diri Tenaga Pengelola SIAK untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tepat pada waktunya.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kemudian, cara kedua untuk mengatasi rendahnya keterlibatan Tenaga Pengelola SIAK dalam bentuk kepatuhan terhadap SOP yang telah ditetapkan adalah dengan membuat Surat Keputusan (SK) atau surat tugas secara resmi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk memberikan tugas secara langsung kepada para Tenaga Pengelola SIAK. Dengan itu, mau tidak mau Tenaga Pengelola SIAK akan mematuhi SOP yang telah ditetapkan. Cara ketiga dalam mengatasi rendahnya loyalitas Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah dengan menempatkan pegawai
Dinas
Kependudukan
kecamatan.Sehingga jelas.Diharapkandengan
hirarki ketiga
dan
Pencatatan
Sipil
di
kecamatan-
atasan
dan
bawahan
menjadi
lebih
cara
tersebut
dapat
mewujudkan
dan
meningkatkan komitmen kerja yang kuat. Menurut Amstrong (1992) ada tiga hal yang dipandang dapat mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu rasa memiliki terhadap organisasi, rasa senang terhadap pekerjaan, dan kepercayaan pada organisasi.Karakteristik keluarga,
faktor
harapan
pengembangan
karir,
lingkungan
kerja,
dan
gaji/tunjangan juga turut mempengaruhi komitmen terhadap organisasi.Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto (1997) yang mengemukakan bahwa faktor yang dapat mendukung terciptanya psychological commitment adalah karakteristik pekerjaan, komunikasi interaktif, sistem reward, lingkungan kerja, dan sistem pengembangan sumber daya manusia.Ringkasnya, faktor-faktor yang mendasari timbulnya komitmen para pegawai dapat berasal dari faktor-faktor eksternal (karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja, gaji atau tunjangan, dan lain-lain),
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
maupun faktor internal (karakteristik pribadi, harapan pengembangan karir, rasa senang terhadap pekerjaan, kepercayaan pada organisasi, dan lain-lain). 5.7.2.1 Peningkatan Komitmen Top Management Dalam Organisasi Proses untuk pengembangan komitmen harus dimulai pada tingkat tertinggi dari organisasi dengan kalangan
dalam dari para eksekutif.
Ketidakkonsistenan dan tidak adanya rasa percaya terhadap pemimpin akan mengurangi
kejelasan
visi
dari
suatu
organisasi.
Para
pemimpin
mendemonstrasikan komitmen terhadap nilai-nilai melalui perilaku mereka sendisi
dan
melalui
cara
mereka
memperkuat
perilaku
orang
lain.
Setiap pemimpin organisasi bertanggung jawab dalam memainkan peranan penting dalam menciptakan atmosfer lingkungan kerja yang mendorong setiap personel untuk berkinerja tinggi dengan komitmen organisasi yang tinggi.Mink, dkk.(1993: 161-162) mengemukakan strategi untuk menciptakan atmosfer komitmen organisasi dengan kinerja tinggi.Strategi tersebut terdiri dari 12 pilar, yaitu: b. Pilar I: Berbagi visi, yaitu mengembangkan visi organisasi bersama-sama. c. Pilar II: Berbagi nilai (values), yaitu mengembangkan nilai-nilai organisasi atau kelompok secara bersama-sama. d. Pilar III: Tujuan, yaitu penentuan tujuan organisasi secara akurat, spesifik, dan dilatari oleh nilai organisasi merupakan konstituen yang penting. e. Pilar IV: Fokus, bahwa pemimpin harus mengembangkan proses manajemen sedemikian rupa sehingga setiap anggota bertindak konsisten dan fokus pada misi kelompok dan organisasi.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
f. Pilar V: Kerinduan pada produktivitas, yang berarti bahwa para pemimpin dan manajer harus secara jelas mengekspresikan bahwa mereka menilai dan mengingatkan kinerja tinggi. g. Pilar VI: Dukungan untuk sukses, yang berarti bahwa jika mitra kerja menyadari bahwa pemimpin memfasilitasi mereka dengan instrumen, dana, peralatan, waktu, sumber daya, dan pasar untuk menjual produk, mereka akan loyal untuk bekerja keras. h. Pilar VII: Personel kompeten, yang berarti bahwa kita harus menginginkan bahwa mitra kerja dapat bekerja dengan suskes. i. Pilar VIII: Kerja tim, bahwa untuk memperoleh pencapaian yang besar, aliansi dan sinergi antar personel mutlak dilaksanakan melalui kerja tim. j. Pilar IX: Pemberdayaan dan otonomi, yang mengisyaratkan bahwa setiap individu harus merasa bebas untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan. k. Pilar X: Kepemimpinan, bahwa pemimpin harus kondisi tersebut harus tercipta untuk mendukung pemberdayaan personel. l. Pilar XI: Umpan balik dan penyelesaian masalah, yaitu bahwa penyampaian akurat informasi kepada personel tentang bagaimana kinerja mereka dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan. m. Pilar XII: Imbalan, yang berarti bahwa setiap personel membutuhkan insentif baik secara sosial maupun finansial. Personel akan bekerja keras dan bersungguh hati bila usaha mereka menghasilkan apa yang mereka inginkan, butuhkan, dan bernilai. Luthans (2002:237) mengetengahkan lima kiat sebagai penuntun berkembangnya komitmen, yaitu:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
a. Menetapkan terlebih dahulu komitmen terhadap nilai; b. Mengklarifikasi dan mengkomunikasikan misi dan ideology; c. Mengerti garansi organisasi; d. Membangun sense of community agar tercipta kerja tim yang baik; e. Mendukung proses pengembangan pegawai.
Sweeney dan McFarlin (2002:61) mengidentifikasi empat cara untuk meningkatkan komitmen organisasi, yaitu: a. Berusaha untuk memberikan kepercayaan untuk meningkatkan loyalitas
pegawai terhadap organisasi; b. Membangun keterpaduan visi dan misi sebagai dasar nilai dan sikap sekaligus
tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi; c. Menggunakan pola kerja tim untuk meningkatkan komitmen normative; d. Membuat
keberlangsung
dan
kelanggengan
komitmen
yang
tinggi.
Berdasarkan pendapat para ahli, kiat-kiat untuk meningkatkan komitmen organisasi yang utama adalah mengembangkan visi, misi, tujuan, dan value dari organisasi, loyalitas, kepercayaan terhadap organisasi, serta sistem imbalan yang sesuai dengan kebutuhan pegawai. 5.7.2.2 Membangun Lingkungan Kerja yang Kondusif Interaksi antara personel dan organisasi berefek pada perkembangan budaya organisasi.Ilyas (2001:57) menerangkan bahwa budaya organisasi adalah suatu tatanan aturan, interkoneksi, yang biasanya tidak tertulis yang diikuti oleh setiap individu dalam organisasi. Lebih lanjut Ilyas mengungkapkan adanya enam dimensi proses untuk dapat menciptakan ruang kerja yang produktif, yaitu:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
a. Visi: Tujuan bersama dan kepemimpinan. Pemimpin harus mampu mengembangkan partisipasi sehingga tujuan bersama dapat tercapai. b. Berbagi nilai dan kerja tim. Personel saling percaya dan saling menerima guna menegakkan tujuan bersama melalui kepercayaan dan pengertian. c. Otonomi individual dan kebebasan. Tugas harus diselesaikan dan kompetensi personel lebih penting daripada posisi maupun jabatan. d. Hubungan kerja positif melalui umpan balik dan pemecahan masalah. e. Fokus manajemen. Ruang kerja produktif mendukung proses pencapaian tujuan bersama di mana manajemen membantu mengidentifikasi kendala sekaligus pemecahan masalah dalam meningkatkan produktivitas. f. Struktur kerja. Setiap personel mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, keterampilan kerja apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengaplikasikannya untuk menghasilkan kinerja yang tinggi. Pada budaya organisasi yang berkinerja tinggi, setiap personel mengetahui apa yang harus dikerjakan dan mengapa mereka harus mengerjakannya secara tepat pada momen yang tepat pula. Budaya yang terbuka pada dasarnya lebih adaptif terhadap perubahan. Oleh sebab itu organisasi perlu melakukan penilaian dan penyesuaian secara terus menerus agar tetap survive dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika manajer telah memiliki manajer personel yang tepat, yang mempunyai nilai sama dan ingin mencapai tujuan bersama, maka langkah lanjut adalah memfasilitasi mereka dengan peluang dan insentif dengan lingkungan kerja yang kondusif. Dalam lingkungan kerja yang demikian mereka akan merasa diberdayakan, selanjutnya mereka akan memberikan kontribusi
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sebagai tim sukses yang pada akhirnya menciptakan organisasi dengan komitmen kerja.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan dalam penelitian ini, dimana ditemukan beberapa fakta bahwa rata-rata para Tenaga Pengelola SIAK tidak mampu melakukan identifikasi terhadap tujuan pribadi dengan tujuan organisasi yang mengakibatkan penyelesaian tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menjadi lambat. Demikian halnya dengan rendahnya keterlibatan Tenaga Pengelola SIAK pada kegiatan – kegiatan yang pembentukan kebijakan atau yang disebut dengan SOP dimana mereka selama ini tidak pernah dilibatkan sehingga mereka tidak memiliki sense of belonging terhadap SOP yang telah ditetapkan. Hal tersebut akhirnya bermuara pada rendahnya loyalitas mereka terhadap tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, mereka akan lebih mendahulukan tugas – tugas yang diberikan oleh Camat selaku atasan langsung. Dari ketiga hal yang telah ditemukan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK dapat dikategorikan ke dalam jenis komitmen normatif, dimana jenis komitmen tersebut merupakan komitmen yang terbangun dari dimensi moral. Dengan kata lainkomitmen tersebut didasarkan atas perasaan wajib dan tanggung jawab pada organisasi yang memperkerjakannya. Artinya, para Tenaga Pengelola SIAK tidak memiliki pilihan selain tinggal bersama dalam organisasi yang menaunginya. Sehingga timbul perasaan
Tesis
yang mengharuskan Tenaga Pengelola SIAK untuk bertahan
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dikarenakan kewajiban dan tanggung jawab yang didasari atas pertimbangan norma, nilai, dan keyakinan karyawan. Hal pertama yang menjadi akibat dari lemahnya identifikasi Tenaga Pengelola SIAK adalah kurangnya inisiatif atau kemauan mereka dalam memecahkan masalah yang muncul pada saat melaksanakan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Hal ini berdampak pada tertundanya penyelesaian masalah yang muncul dalam pelaksanaan tugas.Dari hasil penelitian, lemahnya inisiatif tersebut dikarenakan Tenaga Pengelola SIAK sebagai staff kecamatan tidak memiliki wewenang dalam mengambil keputusan dalam memecahkan masalah.Utamanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis. Aspek yang kedua yaitu keterlibatan, dimana dalam aspek ini rendahnya keterlibatan Tenaga Pengelola SIAK dapat diukur dariketerlibatan mereka dalam penyusunan SOP sehingga kepatuhan mereka terhadap SOP yang telah ditentukan menjadi rendah. Hal tersebut diperburuk dengan tidak adanya ruang waktu yang cukup bagi mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas yang overloaddari Camat selaku atasan langsung. Sehingga dari pengamatan peneliti bahwa pengambilan Kartu Keluarga yang telah selesai di proses di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipilbaru diambil oleh petugas kecamatan lebih dari 3 (tiga) hari kerja.Padahal dalam SOP pembuatan Kartu Keluarga adalah 3 (tiga) hari. Aspek ketiga adalah loyalitas, dimana rendahnya loyalitas Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan, disebabkan selain karena secara struktur mereka tidak memiliki hubungan komando langsung, disebabkan pula karena tidak adanya reward atau insentif kepada para Tenaga Pengelola SIAK.Hal
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tersebut memunculkan rasa enggan dalam memprioritaskan tugas-tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dibandingkan dengan tugas langsung dari kecamatan atau tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dikerjakan jika ada waktu luang atau tugas dari kecamatan telah selesai. Rendahnya komitmen para Tenaga Pengelola SIAK yang berakibat pada keterlambatan waktu dalam pelayanan kartu keluarga, juga dipengaruhi oleh karakteristik personal dimana tidak semua orang mampu untuk bekerja dalam tim, dengan kata lain para Tenaga Pengelola SIAK memerlukan kemampuan individu untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur, bekerja sama dengan orang lain, membagi informasi, mengakui perbedaan dan mampu menyelesaikan konflik, serta dapat menekan tujuan pribadi demi tujuan tim.Selanjutnya, pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap rendahnya komitmen Tenaga Pengelola SIAK dari beberapa hasi riset menunjukkan bahwa otonomi yang tinggi akan membangkitkan rasa tanggung jawab mereka menjadi lebih besar, dan apabila disediakan umpan balik yang memadai maka mereka akan mengembangkan suatu pemahaman yang berguna sesuai peran dan fungsi mereka. Kemudian, pengaruh karakteristik struktur organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku dan tingkah laku dari institusi terhadap kondisi yang ada di luar maupun kondisi di dalam institusi itu sendiri. Dengan kata lain karakteristik struktur organisasi yang efektif biasanya memiliki program pengembangan karyawan yang terbuka dengan luas, disamping komitmen dan dukungan penuh dari Top Manajemen terhadap upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menjelaskan tentang cara-cara untuk meningkatkan komitmen kerja Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sehingga para Tenaga Pengelola SIAK dapat memperlihatkan kualitas kerjanya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Oleh karena itu ada beberapa saran dari peneliti yaitu sebagai berikut: 6.2.1 Saran Akademis Bagi peneliti selanjutnya yaitu pada penelitian ini memiliki beberapa kelemahan seperti hanya berfokus pada aspek komitmen kerja, padahal banyak permasalahan di lapangan yang perlu di kaji untuk penelitian selanjutnya yaitu bisa melakukan penelitian mengenai pengembangan terhadap hubungan kerja antar inividu yang berdasarkan pada teori OCB (Organizational Citizenship Behavior) dengan harapan agar kualitas pelayanan yang diberikan oleh Tenaga Pengelola SIAK semakin meningkat. Karena, pada dasarnya para Tenaga Pengelola SIAK juga menyadari bahwa tugas yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan tugas tambahan, diluar tugas yang diberikan oleh Camat selaku atasan langsung para Tenaga Pengelola SIAK di Kecamatan. 6.2.2 Saran Praktis Untuk mendorong kearaah perubahan yang positif dalam meningkatkan komitmen individu para Tenaga Pengelola SIAK, maka dapat dilakukan beberapa cara, antara lain:
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pertama, meningkatkan kemampuan identifikasi tenaga pengelola SIAK, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo dapat membentuk kepercayaan tenaga pengelola SIAK dengan memodifikasi tujuan organisasi dengan memasukkan kebutuhan dan keinginan individu tenaga pengelola SIAK, untuk menumbuhkan suasana saling mendukung diantara tenaga pengelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hal akan membuat tenaga pengelola SIAK dengan rela menyumbangkan tenaga, waktu dan pikiran bagi tercapainya tujuan organisasi. Misalnya, dengan mengintegrasikan pendapat tenaga pengelola SIAK dalam penyusunan SOP, dimana mereka diberi kebebasan untuk menyampaikan atau mengusulkan pendapat mereka dalam hal yang terkait dengan efektifitas pelayanan Kartu Keluarga.Dengan pengintegrasian tersebut maka diharapkan tenaga pengelola SIAK dapat memiliki kepercayaan bahwa antara tujuan individu mereka dengan tujuan organisasi dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memiliki kepaduan. Selain itu, dalam hal upaya peningkatan kontribusi tenaga pengelola SIAK terhadap organisasi maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil harus terus melakukan pengembangan terhadap kemampuan hardskill dan softskillyang ada pada diri mereka, melalui pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan teknis ataupun nonteknis, dengan harapan para tenaga pengelola SIAK dapat memunculkan kinerja yang extra role atau diluar peran mereka sebagai Tenaga Pengelola SIAK, misalnya patuh terhadap aturan-aturan yang ada, menjadi sukarelawan untuk tugas-tugas ekstra. Kedua, untuk meningkatkan keterlibatan Tenaga Pengelola SIAK terletak pada kemampuan Camat sebagai atasan langsung untuk dapat menggali dan
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
memperkuat nilai ketercapaian misi organisasi dimana diharapkan mereka akan mendapakan pemahaman yang jelas mengenai pentingnya pelayanan yang mereka berikan kepada masyarakat. Ketika para Tenaga Pengelola SIAK secara langsung dapat menghubungkan peran pekerjaan mereka untuk kesuksesan organisasi dalam hal ini Kecamatan, meski secara struktural mereka tidak memiliki hubungan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai pemangku kepentingan, paling tidak mereka akan merasa lebih bangga terhadap apa yang mereka lakukan untuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Selanjutnya, Camat sebagai atasan langsung harus mampu merekam opini yang muncul di kalangan para Tenaga Pengelola SIAK baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan umpan balik untuk memacu cara berfikir yang baru mengenai hubungan struktural antara Kecamatan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Misalnya, dengan menjajaki kemungkinan terbentuknya Unit Pelaksana Teknis(UPT) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipildi masing-masing Kecamatan;
atau
menjajaki
kemungkinan
penempatan
personil
Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil di masing-masing Kecamatan. Ketiga, untuk meningkatkan loyalitas para Tenaga Pengelola SIAK,maka dapat dilakukan dengan penyegaran kinerja dan semangat Tenaga Pengelola SIAK dalam bentuk training yang bisa juga digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka sesuai dengan tujuan organisasi. Training ini biasanya di bagi dua tergantung dari tujuan kita melakukan training tersebut.Outbound training biasa dilakukan untuk training karyawan yang mengharapkan peningkatan motivasi dan ketrampilan kerja dengan cara yang berbeda, dengan cara karyawan di ajak melihat suasana kerja dengan kacamata
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
yang
berbeda
tapi
masih
bisa
di
aplikasikan
dalam
dunia
pekerjaannnya, sedangkanin class trainingbiasanya banyak di isi oleh materimateri untuk membuka wacana baru atau trend organizational saat ini sehingga karyawan akan terpompa motivasinya ketika melihat kompetisi ke depan semakin ketat. Keduanya baik tergantung dari kebutuhan kita saat ini yang sesuai dengan kondisi karyawan dan organisasi saat ini dan masa yang akan datang.Selain hal tersebut, peningkatan loyalitas dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan emosional antara atasan dengan bawahan dimana pada prinsipnya karyawanjuga manusia, yang ingin di hargai dan di perhatikan. Perhatian sekecil apapun akan bisa meningkatkan dan menjaga kinerja karyawan.Atau hal tersebut juga dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan dan menjalin hubungan kedekatan dengan keluarga Tenaga Pengelola SIAK misalnya dengan melakukan acara gathering family untuk membawa suasana yang hangat dan mempererat hubungan yang baik antara Tenaga Penelola SIAK dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Selanjutnya, secara umum peningkatan komitmen Tenaga Pengelola SIAK sebagai ujung tombak pelayanan Adminitrasi Kependudukan dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain memberikan kepercayaan untuk meningkatkan loyalitas Tenaga Pengelola SIAK terhadap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan jalan membangun keterpaduan visi dan misi sebagai dasar nilai dan sikap sekaligus tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi, menggunakan pola kerja
tim
untuk
keberlangsungan
Tesis
meningkatkan dan
komitmen
kelanggengan
normatif komitmen
untuk
membuat
yang
tinggi.
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku: Debora, E. dan Ali Nina, L. 2004.Pengaruh kepribadian dan komitmen organisasi terhadap organisational citizenship behaviour, Makara Sosial Humaiora.
Dessler, Gary. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1 Edisi Kesepuluh.Jakarta.
Dwiyanto, Agus. 2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit PSKKUGM.
Handayaningrat, 2002.Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.
Hasibuan, Malayu. 2002. Manajamen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: BumiAksara
Hasibuan, Malayu. 2006. ManajemenSumber Daya Manusia: PengertianDasar, Pengertian, danMasalah. Jakarta: PT. TokoGunungAgung,
Luthans, F. 2006. Perilaku organisasiOrganizational behaviorEdisi ke 10. Yogyakarta: Andi.
Mangkunegara, Anwar. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: RefikaAditama.
Robbins, Stephen P, 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi Edisi Kelima Jakarta: Erlangga.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Lengkap. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Robbins, Stephen. 2006.Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh. Jakarta.
Robbins, Stephen. 2009.Perilaku organisasi Organizational behavior Edisi ke 12. Jakarta: Selemba Empat.
Sugiyono. 2005.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2011.MetodePenelitian. Bandung: ALFABETA.
Arikunto,Suharsimi. 1997.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta.
Sutarto. 1978.Dasar-Dasar Organisasi.Yogyakarta: Gajah Mada University Pers.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi.Yogyakarta : Andi
Ultima, Siwi. 2001.Koordinasi dan Hubungan Kerja. Jakarta.
Wibowo. 2012.ManajemenKinerja. Jakarta: RajawaliPers
Yuwono, I. 2005.Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya.
Zurasaka, A. 2008.Teori Perilaku Organisasi.
SumberPeraturan Perundangan: Undang – UndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentangAdministrasiKependudukan.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Undang – UndangRepublik Indonesia Nomor 24Tahun 2014 tentangPerubahanUndang –UndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentangAdmnistrasiKependudukan. SumberPenelitianTerdahulu: Ardiansyah, Hendra. 2013. Pengaruh Iklim Organisasional Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Karyawan PT. Garam (persero).
Syanne, Olivia. 2002. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. PLN (persero) wilayah VII Sulutenggo Manado.
Yudo, Widyo. 2004. Budaya Kerja, Kemampuan dan Komitmen Pegawai Negeri Sipil di Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur.
Tesis
R. PRIASTONO HERLAMBANG MODEL PENGEMBANGANKOMITMEN DALAM HUBUNGAN KERJA TENAGA PENGELOLA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) PADA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO