Q ffE tits rA JY ;
/>r / iS tC 'h C
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
M I L I K
SKRIPSI
fERPUSTAKAAN WWITERSITAS A IR L A N O O A '
SURABAYA
KKC «K
FF 7> r Wvv\
P PIEPJET WOERI YUNARNI
PENENTUAN NILAI EFEK ELEKTRONIK ( a P ) GUGUS HIDROKSI DARI AMPISILIN • AMOKSISILIN DAN SEFALEKSIN-SEFADROKSIL MELALUI PENDEKATAN SIGMA HAMMETT
FAKULTAS FAftMASI UNIVERSlTAS AIRLANGGA S U R A B A Y A
1995
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENENTUAN NILAI EFEK ELEKTRONIK C
)
GUGUS HIDROKSI DARI AMPISILIN - AMOKSISILIN DAN SEFALEKSIN - SEFADROKSIL MELALUI PENDEKATAN SIGMA HAMMETT
SKRIPSI DIBUAT UNTUK MEMENUHI SYARAT MENCAPAI GELAR SARJANA SAINS PADA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA 19
9 5
Oleh PIEPIET WOERI YUNARNX 059011216
disetuiui oleh .-Dembimbing
DR.Bambang Soekardio, SU. / Pembimbing Utama
Drs. Robby Sondakh, MS Pembimbing Serta
SKRIPSI
Ir. Hi. Rullv Susilouati, MS Pembimbing Serta
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha atas segala karunia dan rahmat-Nya
sehingga
Kuasa
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini
dibuat
untuk
memenuhi persyaratan mencapai
Farmasi
gelar
sarjana
pada
Fakultas Farnasi Universitas Airlangga. Pada kesempatan yang baik menyampaikan terima
kasih
ini
dan
perkenankanlah
penghargaan
penulis
yang
sebesar-
besarnya kepada : 1. Bapak
DR.
Bambang
Soekardjo,
SU,
Sondakh, MS dan Ibu Ir. Hj . Rully segala bimbingan,
saran-saran
Bapak
Drs.
Susilowati,
dan
bantuan
Robby
MS. yang
atas telah
diberikan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Kepala
Laboratorium
Kimia
Medisinal
Fakultas
Farmasi
Universitas Airlangga, beserta staf dan karyawan. 3. Ketua Jurusan Kimia Farnasi Fakultas Farnasi
Universitas
Airlangga, beserta staf dan karyawan. 4. Tim penilai skripsi yang telah berkenan memeriksa skripsi ini. 5. Orang tua, kedua kakak dan
adik
penulis
telah menbantu sehingga skripsi ini
tercinta
dapat
yang
terselesaikan
dengan baik. 6. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak langsung maupun tidak langsung nembantu
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
yang
baik
secara
terselesaikannya
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ii skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap ini bernanfaat bagi
perkembangan
semoga ilmu
hasil
penelitian
kefarnasian
dimasa
nrendatang, neskipun penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sespurna.
Surabaya, Januari 1995
Penulis
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR
ISI Halaman
KATA PENGANTAR....................................
i
DAFTAR ISI ........................................
iii
DAFTAR TABEL ................ .....................
vii
DAFTAR GAMBAR .....................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................
xi
BAB
BAB
I. PENDAHULUAN ..............................
1
1. Latar belakang masalah ................
1
2. Perumusan masalah .....................
5
3. Tujuan penelitian .....................
5
4 . Hipotesis ........ .....................
6
5. Manfaat penelitian ....................
6
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................
7
1. Tinjauan tentang hubungan antara struktur kimia dan aktivitas biologis ..........
7
2. Tinjauan tentang pengaruh sifat fisikakimia terhadap aktivitas biologis .....
8
3. Tinjauan tentang efek elektronik ......
12
3.1 Tetapan sigma (c r ) Hammett .........
13
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai efek elektronik ...................
15
3.2.1 Pengaruh suhu terhadap nilai efek elektronik ......................
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
15
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iv
3.2.2 Pengaruh pH terhadap nilai efek elektronik ......................
15
3.3 Pengaruh nilai efek elektronik ter hadap aktivitas biologis ............
16
4. Tinjauan tentang spektrofotometri .....
19
4.1 Tinjauan umum . ..................
19
4.2 Penentuan tetapan kesetimbangan reaksi secara spektrofotometri ....
20
5. Tinjauan tentang sifat-sifat fisikakimia dari ampisilin,
amoksisilin,
sefaleksin dan sefadroksil ..........
24
5.1 Sifat fisika-kimia ampisilin ....
24
5.2 Sifat fisika-kimia amoksisilin ...
25
5.3 Sifat fisika-kimia sefaleksin ....
26
5.4 Sifat fisika-kimia sefadroksil ...
27
BAB III. METODE PENELITIAN .......................
28
1. Bahan penelitian yang digunakan ......
28
2. Alat penelitian yang digunakan .......
28
3. Cara pengerjaan ......................
29
3.1 Analisis kualitatif terhadap bahan
SKRIPSI
penelitian ........................
29
3.1.1 Pemeriksaan organolep.tis .......
29
3.1.2 Reaksi warna ...................
29
3.1.2.1 Reaksi warna untuk ampisilin
29
3.1.2.2 Reaksi warna untuk amoksisilin
29
3.1.2.3 Reaksi warna untuk sefaleksin
30
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
V 3.1.2.4 Reaksi warna untuk sefadroksil
30
3.1.3 Penentuan titik lebur...........
31
3.2 Penentuan nilai pK ...................
31
3.2.1 Pembuatan larutan dapar pada pH yang diperlukan ................
31
3.2.2 Penentuan panjang gelombang terpilih .......................
33
3.2.3 Penentuan pK secara spektrofotometr i ............ ..........
35
3.3 Perhitungan nilai efek elektronik ....
37
3.4 Analisis data ........................
38
BAB IV HASIL PENELITIAN ..........................
41
1. Analisis kualitatif terhadap bahan penelitian ............... .........
41
2. Penentuan nilai pK .....................
42
2.1. Pembuatan larutan dapar pada pH yang diperlukan ........................
42
2.2 Ponentuan panjang gelombang terpilih
44
2.3 Penentuan nilai pK ampisilin, amoksi silin, sefaleksin dan sefadroksil secara spektrofotometri ............
51
2.3.1 Nilai pK ampisilin pada pH 4,20; 7,20; dan 9,20 ...............
53
2.3.2 Nilai pK amoksisilin pada pH 4,00; 7,00 dan 8,00 ..........
54
2.3.3 Nilai pK sefaleksin pada pH
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vi
4,50; 7,50 dan 10,50 .........
55
2.3.4 Nilai pK sefadroksil pada pH 3,30; 7,30 dan 9,30 ..........
56
3. Perhitungan nilai efek elektronik (nilai sigma (o') Hammett) .....................
57
3.1 Penentuan nilai sigma (o ) Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin ....
57
3.2 Penentuan nilai sigma (o’) Hammett dari gugus hidroksi(-OH) pada posisi para dari sefaleksin-sefadroksil .... 4. Analisis data ..........................
SKRIPSI
58 59
BAB
V
PEMBAHASAN ..............................
61
BAB
VI
KESIMPULAN ..............................
tS9
BAB
VII
SARAN ...................................
70
BAB
VIII RINGKASAN ...............................
71
DAFTAR PUSTAKA.....................................
75
LAMPIRAN ..........................................
77
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel
I. Hasil analisis kualitatif bahan penelitian .........................
Tabel
41
II. Larutan dapar untuk ampisilin, dengan volume 200 ml ...............
Tabel
42
III. Larutan dapar untuk amoksisilin dengan volume 200 ml ...............
Tabel
43
IV. Larutan dapar untuk sefaleksin dengan volume 200 ml ......................
Tabel
43
V. Larutan dapar untuk sefadroksil dengan volume 200 ml ...............
Tabel
VI. Nilai
serapan
larutan
43
ampisilin
konsentrasi 600 ppm pada pH 7,20
dan
dalam suasana asam (pH 4,20), suasana basa
(pH
9,20)
untuk
penentuan
panjang gelombang (X.) terpilih ..... Tabel
VII. Nilai
serapan
larutan
konsentrasi 207,9 ppm dan dalam 'suasana penentuan
suasana basa
(pH
panjang
amoksisilin
pada
asam
pH
(pH
7,00 4,00),
8,00)
untuk
gelombang
(\)
terpilih ............................ Tabel
VIII.
Nilai
serapan
larutan
konsentrasi 30 ppm pada pH
45
47
sefaleksin 7,50
dan
dalam suasana asam (pH 4,50), suasana vii
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
v iii
basa
(pH
10,50)
untuk
penentuan
panjang gelombang (X) terpilih ...... Tabel
IX. Nilai serapan
larutan
49
sefadroksil
konsentrasi 31,3 ppm pada pH 7,30 dan dalam suasana asam (pH 3,30), suasana basa
(pH
9,30)
untuk
penen-
tuan
panjang gelombang (X) terpilih ...... Tabel
51
X. Serapan larutan ampisilin konsentrasi 600 ppm pada pH larutan yang terpilih (pH 7,20) dan dalam pH 4,20 asam ) pH 9,20 panjang
(suasana
(suasana basa)
gelombang
terpilih
pada 256
nm
untuk penentuan nilai pK ............ Tabel
XI. Serapan larutan
amoksisilin
konsen
trasi 207,9 ppm pada pH larutan
yang
terpilih (pH 7,00) dan dalam pH
4,00
(suasana
asam),
pH
6,00
53
(suasana
(basa) pada panjang gelombang terpilih 272 nm untuk penentuan nilai pK ..... * Tabel
XII. Serapan
larutan
trasi 30 ppm
sefaleksin
yang
terpilih (pH 7,50) dan dalam pH
4,50
asam),
pH
konsen
larutan
(suasana
pada
pH
10,50
54
(suasana
basa) pada panjang gelombang terpilih 261 nm untuk penentuan nilai pK .....
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
55
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ix
Tabel XIII. Serapan larutan
sefadroksil
trasi 31,3 ppm pada pH
konsen
larutan
yang
terpilih (pH 7,30) dan dalam pH
3,30
(suasana
asam),
pH
9,30
(suasana
basa) pada panjang gelombang terpilih 262 nm untuk penentuan nilai pK .... Tabel
56
XIV. Penentuan nilai sigma (c r ) Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin ..........
Tabel
57
XV. Penentuan nilai sigma (& ) Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para dari sefaleksin-sefadroksil .........
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
58
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Kurva serapan
dari
larutan
600 ppm dalam pH 1,20 - pH
ampisilin 11,20
pada
panjang gelombang terpilih 256 n m ........... 46 Gambar 2. Kurva serapan dari larutan
amoksisilin
207,9 ppm dalam pH 1,00 - pH 11,00 pada panjang gelombang terpilih 272 n m ........... 48 Gambar 3. Kurva serapan dari larutan 30 ppm dalam pH 1,50 - pH
sefaleksin 11,50
pada
panjang gelombang terpilih 261 n m ........... 50 Gambar 4. Kurva serapan dari larutan
sefadroksil
31,3 ppm dalam pH 1,30 - pH 11,30
pada
panjang gelombang terpilih 262 n m ........... 52
x
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN Hal
Lampiran
Sertif ikat analisis dari
Lamp iran
Sertif ikat analisis dari amoksisilin
Lampiran
Sertif ikat analisis' dari sefaleksin
Lampiran
Sertifikat analisis dari sefadroksil
Lampiran
Perhitungan
standart
ampisi1in
deviasi
nilai sigma (c r ) Hammett
dari
(SD) gugus
hidroksi (-0H) pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin ............. Lampiran 6
Perhitungan
standart
deviasi
nilai sigma (c r ) Hammett
dari
( S D)
gugus
hidroksi (-0H) pada posisi para dari sefaleksin- sefadroksil ........... Lampiran
Uji
"t
pooled
dua
pihak"
nilai sigma (c r ) Hammett
dari
antara gugus
hidroksi (-0H) pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin dan sefaleksin -sefadroksil ...................... Lampiran
Uji "t
satu
pihak"
sigma
(o')
Hammett
antara
nialai
dari
gugus
hidroksi (-0H) pada posisi para dari ampisisilin-amoksisilin
dan
nilai
sigma (o') Hammett pada tabel ............ 0
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xii
Lampiran
9. Uji sigma
"t
satu (o-)
pihak*'
antara
nilai
Hammett
dari
gugus
hidroksi (-0H) pada posisi para dari sefaleksin-sefadroksil
dan
nilai
sigma (o') Hammett pada tabel ............. 86 Lampiran 10. Tabel nilai sigma (a) Hammett ............ 87 Lampiran 11. Tabel "t" ................................. 9 1
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I PENDAHULUAN
1.
L a l a r B e la lca n g M a s a la h
Struktur kimia
memberikan
kimia yang khas dari suatu apabila
struktur senyawa
Perubahan
gugus
pada
perubahan
dalam
hal
senyawa, tersebut
senyawa
dan kekuatan elektrostatik
gugus pada
dalam
molekul
senyawa
induk
yang
fisika-
dapat
berubah
dapat
senyawa
dalam
senyawa
perubahan. menyebabkan
tersebut
distribusi
atau
sifat
mengalami
induk
kelarutan
pelarut polar atau non polar,
gugus-gugus
ciri-ciri
muatan
molekul
pengaturan
tersebut-
akhirnya
dalam
dapat
ruang
Perubahan
mengakibatkan
perubahan aktivitas biologis yang dihasilkan (1). Aktivitas biologis oleh sifat letak
suatu
dari
fisika-kimia, gugus
dalam
suatu
struktur
senyawa sistem
struktur
dipengaruhi reseptor
molekul
dan
senyawa
tersebut. Berdasarkan hubungan antara struktur
kimia
dan
aktivitas biologis, obat-obatan
dalam
dua
yaitu obat yang berstruktur spesifik
dan
golongan
utama
dapat
dibagi
obat yang berstruktur tidak spesifik. Struktur kimia sangat menentukan aktivitas
biologis
dari
obat-obat yang berstruktur spesifik, sedangkan sifat-sifat fisika-kimia lebih menentukan aktivitas biologis dari obat obat yang berstruktur tidak spesifik (2).
1
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
MiQOJk'
!v
\
Dalam mencari
hubungan
aktivitas biologis dapat dengan
menggunakan
mengetahui
"g \j it. a antara
dilakukan
parameter
hubungan
'_X A ___ struktur
kimia
dari
gugus
fisika-kimia.
kuantitatif
yang
fisika-kimia
yang
biologisnya.
Disamping
berhubungan
parameter
perubahan
dapat
cara
diketahui
dengan
merancang suatu obat baru yang lebih induknya dan menyimpulkan
Dengan
antara
menyebabkan
itu,
dan
pendekatan-pendekatan
fisika-kimia dan aktivitas biologis, maka dapat peranan
2
sifat
aktivitas
digunakan aktif
kerja
untuk
dari
untuk
senyawa
macam-macam
obat yang berbeda (3,4). Parameter fisika-kimia meliputi parameter hidrofobik, elektronik
dan
sterik.
Parameter
hidrofobik
yaitu
parameter yang berhubungan dengan kelarutan suatu dalam pelarut nonpolar dan polar, partisi lemak-air, tetapan pi
antara
(
n
)
tetapan f dari Rekker ( 5 ).
Parameter
parameter
dengan
yang
berhubungan
lain
dari
(o'*) dari
Taft
koefisien
Hansch,
elektronik distribusi
listrik dari substituen, antara lain tetapan Hammett untuk senyawa aromatik,
senyawa
tetapan
dan yaitu
muatan
sigma ( cr sigma
)
bintang
untuk senyawa alifatik dan pKa. Parameter
sterik yaitu parameter yang menggambarkan konformasi dalam ruang dari berbagai
gugus
dalam
molekul
peranan dalam halangan ruang pada tingkat antara lain tetapan Es dari Taft,
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
tetapan
dan
memainkan
intra
molekul,
sterik
dari
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Charton dan molar
refraksi ( MR ) ( 1 ).
Parameter elektronik memberikan nilai yang ukuran
tingkat
kekuatan
menyumbangkan
merupakan
elektron
atau
menarik elektron. Dari parameter-parameter elektronik yang ada, yang dipakai untuk menghubungkan struktur kimia
dan
aktivitas
biologis adalah tetapan sigma ( cr ) dari Hammett. sigma ( cr ) Hammett merupakan
ukuran dukungan
banyak
Tetapan
substituen
terhadap efek elektronik senyawa induk. Tetapan substituen Hammett digunakan untuk memprediksi
tetapan
keseimbangan
dan tetapan laju reaksi kimia. Nilai sigma (cr)
tergantung
pada sifat dan posisi substituen pada senyawa induk
(
1,
2, 4 ). Hubungan
nilai
efek
elektronik
dengan
aktivitas
biologis dinyatakan dengan persamaan Kopecky et.al, dimana dengan ditentukannya nilai sigma ( cr ) Hammett dari
suatu
gugus
dapat
yang
digunakan
tersubtitusi untuk
pada
menentukan
senyawa konsentrasi
induk, obat
yang
diperlukan untuk menimbulkan aktivitas biologis ( 6 ). Pada penelitian ini akan ditentukan nilai sigma ( cr ) Hammett
dari
gugus
posisi
para.
Hidrogen mempunyai nilai sigma ( cr ) = 0,00.
Nilai
sigma
(o') Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada
posisi
pada tabel yaitu (c r)
SKRIPSI
hidroksi
(-0H)
-0,37 ( 7 ). Dalam
pada
hal ini, nilai sigma
Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada
Penentuan nilai efek . . . .
para
posisi
para
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bernilai negatif menunjukkan bahwa substituen
atau
gugus
hidroksi tersebut merupakan pendorong elektron yang
lebih
kuat daripada hidrogen (
elektron
sigma ( cr ) positif berarti bahwa tersebut
merupakan
penarik
donor
).
Jika
nilai
substituen
atau
gugus
lebih
kuat
elektron
yang
daripada hidrogen (elektron aseptor) (8). Nilai sigma Hammett pada tabel digunakan sebagai
pembanding
(o')
terhadap
nilai sigma ( cr ) Hammett dari hasil penelitian. Penentuan
nilai
efek
elektronik
dilakukan
dengan
menentukan nilai tetapan disosiasi (pK) senyawa induk senyawa dengan gugus
hidroksi
pada
posisi
tetapan disosiasi ( pK ) ditentukan
para.
dengan
dan Nilai
menggunakan
alat spektrofotometri ultra lembayung dan pH diatur dengan penambahan larutan dapar. Karena metode spektro- fotometri ultra lembayung mempunyai ketelitian yang cukup tinggi (9, 10 }. Bahan penelitian yang merupakan
digunakan
adalah
bahan
yang
senyawa induk ( tak tersubstitusi ) dan senyawa
yang mempunyai
gugus
hidroksi
(-0H)
pada
posisi
para
(seyawa tersubtitusi). Pada penelitian ini digunakan dua ampisilin ( sebagai senyawa
induk
pasang
senyawa,
) dengan
amoksisilin
(sebagai senyawa tersubtitusi ) dan sefaleksin senyawa
induk
)
dengan
sefadroksil
tersubstitusi). Pemilihan bahan
SKRIPSI
di
Penentuan nilai efek . . . .
(
(sebagai
atas
yang
yaitu
sebagai senyawa
merupakan
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
golongan
antibiotika
berspektrum
luas
yang
banyak
digunakan dalam masyarakat.
2. Perumusan Kasalah
Berdasarkan masalah di atas,
maka
dapat
dirumuskan
sebagai berikut. : 1. Berapa nilai sigma ( cr ) Hammett (-0H) pada posisi para dari
dari
ampisilin
gugus
hidroksi
dengan
amoksi—
silin dan sefaleksin dengan sefadroksil ? 2. Apakah ada perbedaan yang bermakna antara (c r )
nilai
Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi
sigma para
dari ampisilin dengan amoksisilin dan sefaleksin dengan sefadroksil ? 3. Apakah ada perbedaan yang bermakna antara
nilai
Hammett dari gugus hidroksi (
pada
(c r)
para yang diperoleh dari
hasil
-OH
)
penelitian
dengan amoksisilin dan sefaleksin
dengan
sigma posisi
(ampisilin sefadroksil)
dan nilai sigma ( cr ) Hammet pada tabel ?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui nilai sigma ( hidroksi ( -OH ) pada
o
posisi
)
Hammett para
dari
dari
gugus
ampisilin
dengan amoksilin dan sefaleksin dengan sefadroksil. 2. Membandingkan nilai sigma ( cr ) Hammett
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
dari
gugus
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
hidroksi pada
posisi
para
dari
ampi3ilin
dengan
amoksisilin terhadap nilai sigma ( cr ) Hammett
dari
sefaleksin dengan sefadroksil. 3. Membandingkan nilai sigma ( cr ) Hammett hidroksi ( -OH ) pada dari ampisilin
posisi
dengan
dengan sefadroksil (
para
amoksisilin hasil
dari
gugus
yang
diperoleh
dan
sefaleksin
penelitian
)
terhadap
nilai sigma ( cr ) Hammett pada tabel.
4. Hipotesis
1. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara nilai sigma (cr)
Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada
para
dari
ampisilin
dengan
posisi
amoksisilin
dan
sefaleksin dengan sefadroksil. 2. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara nilai sigma (cr)
Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada
posisi
para yang diperoleh dari hasil penelitian (ampisilin dengan
amoksisilin
dan
sefaleksin
dengan
sefadroksil) dan nilai sigma (cr) Hammett pada tabel.
5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk menunjukkan cara mem— peroleh nilai sigma ( cr ) Hammett pada tabel dan dengan di ketahuinya nilai sigma (c r) dalam gugus
SKRIPSI
menilai pada
ukuran
suatu
Hammett,
tingkat
maka
elektronik
dapat dari
dipakai suatu
senyawa
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan tentang hubungan
antara
struktur
kimia
dan
aktivitas biologis
Penyelidikan tentang hubungan kimia dari suatu
senyawa kimia
antara dan
sifat
aktivitas
fisikabiologis
yang ditimbulkannya telah dilakukan oleh Troube pada tahun 1904. Sampai kira-kira pertengahan abad ke 20 masih banyak dipelaoari
hubungan
tersebut
secara
empirik
dan
kualitatif (2). Kemudian
dengan
berbagai prosedur aktivitas secara
telah
berkembangnya
hubungan
kuantitatif
dikembangkan
biologis.
Kimia
kimia
dari
struktur
senyawa
medisinal
medisinal, dengan
yang
menguraikan
aktif
hubungan
antara struktur kimia dan aktivitas biologis, identifikasi metabolit obat dan penoelasan biokimia dari transport
dan
aksi obat (6). Diantara prosedur tersebut,
pendekatan
Hansch
yang
terbanyak telah digunakan secara luas dan efektif. Menurut pendekatan
Hansch,
aktivitas biologis
hubungan dapat
dinyatakan
melalui parameter fisika-kimia. yang menguntungkan mempertinggi
aktivitas,
sifat-sifat
strukutur
kimia
secara
Sifat-sifat modifikasi
seperti
itu
dengan
kuantitatif fisika-kimia
struktur
diharapkan
yang akan
7
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menghasilkan
senyawa
yang
aktivitasnya
seoumlah usaha telah dibuat
untuk
Hansch untuk merancang- senyawa
kuat.
menerapkan
yang
Jadi,
pendekatan
mempunyai
struktur
optimal diantara senyawa seturunan (11). Hubungan matematik antara biologis pada suatu seri
struktur obat
dapat
kimia
dan
aktivitas
dituliskan
sebagai
berikut : #
= f (C) ..............
dimana $
Cl]
adalah ukuran efek biologis dan C
ciri-ciri struktural obat. Jadi aktivitas obat merupakan fungsi tersebut dapat
dari
struktur
digunakan untuk
menggolongkan
biologis
kimianya.
merancang
suatu
Hubungan
suatu
senyawa
baru (3,10).
3. Tinjauan tentang pengaruh sifat fisika-kimia terhadap aktivitas biologis
Aktivitas biologis
dari
suatu
senyawa
dipengaruhi
oleh sifat fisika-kimia senyawa itu, struktur sistem resep tor ( tempat aktif obat tersebut bekerja letak suatu
gugus
dalam
hubungan antara struktur
struktur kimia
dan
)
dan
molekul. aktivitas
pengaruh
Berdasarkan biologis,
obat-obat dapat dibagi dalam dua golongan utama yaitu obat yang berstruktur tidak spesifik dan obat yang
berstruktur
spesifik. Obat yang berstruktur tidak spesifik adalah obat yang
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
aksi farmakologisnya
tidak
secara
langsung
oleh struktur kimia, tetapi dipengaruhi
oleh
fisika-kimia. Diantara sifat-sifat
dapat
antara lain : kelarutan, pKa, yang
dapat
mempengaruhi
ini
potensial
dipengaruhi sifat-sifat disebutkan
reduksi-oksidasi
permeabilitas,
depolarisasi
membran, koagulasi protein dan pembentukan komplek. Obat yang berstruktur spesifik adalah obat yang biologisnya
pada
dasarnya
kimianya, yang akan
diakibatkan
menyesuaikan
oleh
diri
struktur
menjadi
struktur
reseptor tiga dimensi melalui pembentukan kompleks reseptor. Oleh obat-obat
ini,
karena
itu
bentuk,
di
dalam
ukuran,
dengan
reaktivitas
pengaturan
aksi
kimia
stereokimia
molekul dan distribusi gugus fungsional, juga efek induksi dan resonansi,
distribusi
elektronik,
interaksi
dengan
reseptor memegang peranan penting dalam aksi biologis (7). Ada
dua
pendekatan
dalam
hubungan
kuantitatif
struktur-aktivitas (QSAR = Quantitative Sturture
Activity
Relationship), yaitu : 1. Model De Novo atau model
Free-Wilson,
yang
merupakan
pendekatan statistik, tidak tergantung pada sifat-sifat fisika-kimia
untuk
menggolongkan
sumbangan
gugus
substituen kepada aktivitas biologis. 2. Model Linear Free Energy Relationship (LFER) atau model extratermodinamik disebut juga model Hansch, yang meng— hubungkan
SKRIPSI
sifat-sifat
fisika-kimia
Penentuan nilai efek . . . .
molekul
dengan
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10 aktivitas biologisnya. Model De Novo mendefinisikan respon biologis ( Biological Response ) sama dengan substituen
kepada
aktivitas
BR
jumlah sumbangan
ditambah
dengan
=
gugus
aktivitas
rata-rata keseluruhan ( fj ) yang dapat dihubungkan
dengan
sumbangan aktivitas senyawa struktur induk (3). BR =
Z
(sumbangan gugus substituen) + (j
.....
[2]
dimana BR adalah respon biologis. Model
Linear
Free
Energy
Relationship
merupakan penerapan model matematik
hubungan
(LFER)
kuantitatif
struktur aktivitas yang didasarkan pada persamaan
Hammett
untuk
sebagai
laju
hidrolisa
turunan
asam
benzoat,
berikut : Log K = p cr + log Kq
....................
[3]
dimana K dan Ko adalah tetapan keseimbangan reaksi senyawa tersubstitusi dan senyawa tak
tersubstitusi.
Sigma
adalah tetapan elektronik yang sepenuhnya tergantung sifat dan posisi substituen. Rho
( p
)
adalah
reaksi yang merupakan ukuran sensitivitas reaksi efek substitusi yang tergantung
pada
jenis
reaksi
Hal
ini
maupun
sifat
senyawa.
(o’) pada
tetapan terhadap
dan
kondisi
menggambarkan
hubungan yang linier antara tetapan substituen sigma ( cr ) dan
logaritma
logaritma
suatu
dari
reaktivitas
tetapan
senyawa
keseimbangan
(K).
berbanding
Karena lurus
dengan perubahan energi bebas Gibbs, yaitu :
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11 A G°
= - 2,303 R T log K
................ C43
Maka dengan demikian persamaan
log K
=
P
log KQ
+
dapat dikatakan berkaitan dengan energi bebas atau
sering
disebut Linear Free Energy Relationship (LFER). AG° adalah perubahan energi bebas Gibbs, R adalah gas ideal, T adalah
temperatur absolut
dan
tetapan
K
adalah
tetapan keseimbangan reaksi (3). Model Linear Free Energy Relationship (LFER) ternyata lebih berkembang dan banyak dipakai Untuk
menghubungkan
struktur
biologis, model Linear
Free
ini menggunakan beberapa
oleh
molekul
para
peneliti.
dengan
aktivitas
Energy
Relationship
(LFER)
parameter
fisika-kimia
antara
lain (3,4) : 1. Parameter hidrofobik Yaitu parameter yang berhubungan dengan
kelarutan
suatu senyawa dalam pelarut non polar
dan
Antara lain :
tetapan
koefisien partisi (P),
dari Hansch-Fujita, tetapan fragmentasi
polar.
(f)
n dari
Rekker, tetapan kromatografi (R ) m 2. Parameter elektronik Yaitu parameter yang berhubungan dengan distribusi muatan listrik
dari
substituen.
tetapan sigma ( o' ) dari
Hammett,
Antara tetapan
lain
:
sigma
bintang ( cr* ) dari Taft, pKa. 3. Parameter sterik
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12 Yaitu
parameter
spesial dari memainkan
yang
menggambarkan
berbagai
peranan
gugus
dalam
dalam
molekul
halangan
ruang
tingkat intramolekul. Lokasi, ukuran, muatan gugus-gugus yang khusus dlaini. Antara lain :
konformasi
pada
volume
mempunyai
dan
dan
peranan
berat molekul (BM),
molar
refraksi (MR), parachor (P), tetapan Es dari Taft, dimensi
Van
der
Waals,
konnektivitas
molekul,
tetapan sterik dari Charton, parameter sterimol.
3. Tinjauan Tentang Efek Elektronik
Pada tahun 1930, Hammett telah
mempelajari
hubungan
antara struktur dan aktivitas biologik dari suatu
senyawa
seturunan. Ternyata, adanya perubahan gugus
senyawa
induk
dapat
elektronik menyebabkan
menyebabkan atau
sterik
perubahan
perubahan suatu
pada
pada
pada
senyawa, aktivitas
lipofilitas, sehingga
dapat
biologik
yang
ditimbulkannya (1,4). Hammett mengemukakan bahwa efek elektronik dari suatu gugus
dapat
tetapan
mempengaruhi
kecepatan
reaksi
tetapan suatu
kesetimbangan senyawa.
elektronik memberikan sebuah nilai yang tingkat
kekuatan
menyumbangkan
Parameter
merupakan
elektron
atau
ukuran
atau
tnenarik
dapat
mengubah
elektron. Dengan kata lain adanya
SKRIPSI
gugus
pengganti
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13 kekuatan elektronik pada pusat reaksi (4).
3.1.
Tetapan sigma CoO Hammett
Parameter
elektronik
yang
digunakan
adalah konstanta substituen Hammett ( cr ). (c r )
secara
luas
Tetapan
sigma
adalah ukuran efek elektronik dari substituen tertentu
pada pusat reaksi
dari
molekul
senyawa yang berhubungan secara
dalam
sebuah
struktural.
seri
Nilai
sigma
(o’) ini dapat digunakan untuk menghubungkan struktur kimia dengan aktivitas biologis (3,4). Hammett
memperkenalkan
tetapan substituennya
memprediksi tetapan keseimbangan dan tetapan kimia. efek
Persamaan yang elektronik
ini
digunakan untuk dirumuskan
oleh
untuk
laju
reaksi
menyatakan Hammett,
nilai sebagai
berikut : p
~
pKo - pK
...........................
[5]
Dimana pK dan pKQ adalah negatif logaritma dari K (tetapan keseimbangan reaksi senyawa tersubstitusi) dan Kq (tetapan keseimbangan reaksi senyawa tak tersubstitusi).Sigma
{c r)
adalah tetapan elektronik yang sepenuhnya tergantung
pada
sifat dan posisi substituen. Rho
(
p
)
adalah
reaksi yang merupakan ukuran sensitivitas reaksi efek substitusi yang tergantung reaksi
maupun
sifat
pada
jenis
tetapan terhadap
dan
kondisi
senyawa.
Nilai rho ( p ) untuk ionisasi asam benzoat dalam air pada
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
suhu 25° C adalah
1,00.
Oleh
karena
digunakan sebagai standart untuk (c r)
itu
menetapkan
reaksi nilai
ini sigma
dari substituen baru (1). Pada umumnya persamaan Hammett
berlaku untuk
aromatis hanya untuk reaksi-reaksi dimana
substituen
pusat reaksi terisolasi, sehingga tidak terjadi resonansi.
K
adalah
menunjuk kepada
tetapan
turunan
keseimbangan
meta
atau
sistem dan
interaksi
reaksi
para,
yang
sedangkan
Kq
menunjuk ke senyawa induk. Karena pada turunan orto
lazim
terjadi interaksi sterik,
tidak
maka
persamaan
Hammett
berlaku untuk senyawa-senyawa turunan orto (4). Sesuai dengan persamaan [5], yang merupakan persamaan Hammett, maka nilai sigma ( cr ) positif nenunjukkan substituen atau gugus tersebut merupakan yang
lebih kuat
daripada
hidrogen
bahwa
penarik elektron
(elektron
aseptor),
sedangkan nilai sigma ( cr ) negatif menunjukkan substituen atau gugus
tersebut
merupakan
lebih kuat daripada hidrogen mempunyai nilai sigma( c Nilai sigma ( a ) pengganti
dan
(elektron
elektron
donor).
yang
Hidrogen
) = 0,00 (3,7,11).
Hammett
posisinya
pendorong
tergantung pada
Nilainya tidak tergantung pada
pada
senyawa sifat
sifat
induk
reaksi
gugus (5,12).
(12)
serta
tidak tergantung pada suhu (13).
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15 3.2.
Faktor-faktor yang mempengaruhti riilai efek elektronik
3.2.1.
Pengaruh suhu terhadap nilai efek elektronik.
Nilai
efek
elektronik
diperoleh
[3] yang merupakan persamaan Hammett.
dari
persamaan
Tetapan disosiasi K
dan Kq memepunyai nilai yang tetap pada suhu
yang
tetap.
Dengan kata lain, apabila suhu berubah maka nilai K dan Kq akan
berubah.
Akibatnya
diperoleh melalui nilai Pengaruh
suhu
nilai
efek
elektronik
yang
K juga akan berubah.
terhadap
nilai
K
tidak
dinyatakan
menjadi aturan yang sederhana. Sebagai contoh adalah nilai K dari senyawa yang sekitar
bersifat
basa
kuat
cenderung
0,1 unit setiap kenaikan suhu 10°
C.
menurut Krahl, asam barbiturat yang
bersifat
nilai
unit
K
nya
akan
berkurang
0,1
naik
Sebaliknya asam
lemah
apabila
suhu
bertambah 5° C (14).
3.2.2.
Pengaruh pH terhadap nilai efek elektronik
Nilai
efek
elektronik
diperoleh
dari
persamaan
Hammett yang melibatkan nilai K. Oleh karena itu, hubungan antara pH dan nilai K sama dengan hubungan antara
pH
dan
nilai efek elektronik. Suatu senyawa asam lemah HA apabila terion, menjadi : HA + H c*O t—
SKRIPSI
H 30+
+ A"
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
Tetapan disosiasinya :
,
( H 0+ ) (A" ) K = -------------- — (HA)
Pada
nilai
K
.....................
tertentu
perubahan
pH
dapat
mengakibatkan jumlah senyawa yang terion dan tidak akan
berubah
pula.
Demikian
juga
pada
elektronik tertentu bila pH berubah, maka
[6]
terion
nilai jumlah
efek senyawa
yang terion dan yang tidak terion akan berubah pula. Apabila nilai efek elektronik
suatu
gugus
negatif,
maka senyawa dengan gugus R bersifat kurang asam
daripada
senyawa induknya. Pada pH asam, maka
jumlah
yang
terion
dari senyawa dengan gugus R lebih banyak dari jumlah tidak terionkan. Pada pH basa
jumlah
yang
tidak
yang terion
lebih banyak dari jumlah yang tidak terionkan. Suatu gugus
yang
mempunyai
nilai
positif berarti senyawa dengan gugus R
efek tersebut
elektronik bersifat
lebih asam dari senyawa induknya. Pada pH asam jumlah yang tidak terionkan lebih banyak dari jumlah
yang
terionkan
tetapi pada pH basa jumlah yang terion lebih banyak
dari
jumlah yang tidak terion (15). 3.3. Pengaruh
nilai
efek elektronik
terhadap
aktivitas
Biologis
Kopecky et al
SKRIPSI
menyatakan
bahwa
Penentuan nilai efek . . . .
aktivitas
biologis
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
IT suatu senyawa tergantung
pada
nilai
efek
elektroniknya
sesuai dengan persamaan di bawah ini (6) : Log 1/C = p
<7
+ c ..............................
dimana C adalah konsentrasi
obat
menimbulkan aktivitas biologis. efek-elektronik. Rho ( merupakan
ukuran
)
p
yang Sigma
adalah
sensitivitas
diperlukan (
reaksi
untuk
adalah
tetapan
C73
nilai
reaksi
yang
terhadap
efek
substitusi, sedangkan c adalah suatu tetapan reaksi. Sebagian besar bersifat asam
obat
lemah
atau
merupakan basa
suatu
lemah,
senyawa
yang
yang
diabsorbsi
melalui proses difusi pasif, dimana bentuk tidak terionkan lebih mudah
menembus
membran
biologis
daripada
terionnya (16). Jumlah yang terionkan dan tidak dari suatu senyawa ditentukan oleh
pH
absorbsinya melalui
terionkan
disekitar
biologik dan pKa senyawa tersebut, yang akan
bentuk
membran
mempengaruhi
membran biologik (16).
Suatu
obat
yang bersifat asam lemah, lebih aktif pada pH yang rendah, karena
pada pH rendah
jumlah
yang
banyak dari jumlah yang terionkan,
tidak
terion
lebih
lebih
mudah
sehingga
menembus membran biologik. Untuk obat yang
bersifat
basa
jumlah
yang
lemah lebih aktif pada pH yang tinggi karena tidak terionkan lebih banyak dari jumlah
yang
terionkan,
sehingga lebih mudah menembus membran biologik (16). Apabila suatu gugus R mempunyai nilai efek elektronik negatif (merupakan
SKRIPSI
pendorong
elektron
Penentuan nilai efek . . . .
yang
lebih
kuat
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
daripada hidrogen) maka senyawa dengan
gugus
bersifat kurang asam daripada senyawa tertentu, misal pada pH asam maka
terionkan
dibandingkan
tersebut
induknya.
jumlah
dengan
Pada
yang
dari senyawa dengan gugus R lebih banyak tidak
R
terionkan
dari jumlah yang senyawa
induknya.
Sedangkan pada pH basa, oumlah yang tidak terionkan banyak dari
jumlah
yang
terionkan
terionnya,
maka
lebih
dibandingkan
senyawa induknya. Apabila aktivitas biologiknya kan oleh bentuk
pada
pH
dengan
diakibat-
asam
senyawa
dengan gugus R lebih aktif dari senyawa induknya. Pada basa senyawa dengan gugus
R
kurang
aktif
dari
diakibatkan
bentuk yang tidak terionkan
pH
dengan
gugus
R
kurang
Sedangkan pada pH basa
aktif senyawa
pada dari
asam
senyawa
dengan
pH
senyawa
induknya. Apabila aktivitas biologisnya maka
pH
oleh
senyawa induknya.
gugus
R
menjadi
lebih aktif dari senyawa induknya (7). Suatu gugus R yang mempunyai positif
(merupakan
penarik
nilai
elektron
efek yang
elektronik lebih
kuat
daripada hidrogen) berarti senyawa dengan gugus R tersebut lebih asam dari senyawa induknya. Pada pH asam jumlah yang tidak
terionkan
lebih
banyak
dari
senyawa
induknya
sedangkan pada pH basa jumlah yang terionkan dari
senyawa
dengan gugus R lebih banyak dari senyawa induknya. Apabila aktivitas
biologisnya
diakibatkan
oleh
bentuk
yang
terionkan, maka pada pH asam senyawa dengan gugus R kurang
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
aktif
dari
senyawa
induknya,
sedangkan
senyawa dengan gugus R menjadi lebih
pada
aktif
induknya. Apabila aktivitas biologisnya
pH
dari
senyawa
diakibatkan
bentuk tidak terionnya, maka pada pH asam
senyawa
gugus R lebih aktif dari senyawa induknya
sedangkan
pH basa senyawa dengan gugus R menjadi kurang
basa
aktif
oleh dengan pada dari
senyawa induknya (7).-
4. Tinjauan Tentang Spektrofotometri 4.1.
Tinjauan umum
Spektrofotometri
dapat
dianggap
sebagai
perluasan
suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi radiasi oleh macam-macam zat dilakukannya
kimia
memperkenankan
pengukuran ciri-cirinya serta kuantitatifnya
dengan ketelitian yang besar. Semua atom dan molekul mampu menyerap energi sesuai dengan pembatasan tertentu, batasan ini tergantung pada struktur zat. Energi disediakan bentuk
radiasi
elektromagnetik
(cahaya).
Cahaya
dalam yang
dipakai sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer adalah sinar ultra violet (uv) dan sinar tampak
(visibel),
yang
keduanya merupakan radiasi elektromagnetik. Macam dan jumlah radiasi yang diabsorbsi oleh molekul tergantung pada jumlah molekul
yang
berinteraksi
dengan
radiasi (9,17). Spektrofotometri adalah suatu metode yang menggunakan
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
spektrofotometer
untuk
menganalisa
zat,
baik
secara
kuaiitatif maupun kuantitatif. Analisa kuantitatif
dengan
spektrofotometer berdasarkan pemakaian hukum Lambert yang
menyatakan
:
dilewatkan melalui
Jika
cahaya
medium
radiasi
penyerap
yang
monokromatis homogen
sebuah lapisan larutan yang tebalnya db, tnaka intensitaf cahaya (dl), sebagai
akibat
Beer
pengurangan
melewati
larutan, berbanding lurus dengan
intensitas
konsentrasi zat pengabsorbsi (c)
dan
yakni
lapisan
radiasi
tebalnya
(I)
lapisan
larutan (db), dapat dinyatakan dengan persamaan berikut : - dl = kl c db
..............................
C8]
Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk : A = a b c
....................................
dimana A adalah adalah
tebalnya
absorbansi,
a
lapisan
adalah
larutan
[93
absorpsivitas, dan
c
b
adalah
konsentrasi.(17).
4.2.
Penentuan tetapan kesetimbangan reaksi secara spektro fotometri
Tetapan kesetimbangan reaksi dapat ditentukan spektrofotometri
dimana
prinsip
penentuan
kesetimbangan reaksi tersebut adalah aplikasi Lambert Beer yang
dinyatakan
dengan
secara tetapan
dari
kesetimbangan
basa, tetapi prinsip ini dapat dipakai pada
hukum asam
kesetimbangan
lainnya.(9)
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21 Dissosiasi asam lemah (HA) dalam larutan air adalah : HA
*
Tetapan kesetimbangan termodinamik
dari
reaksi
ini
dapat ditulis sebagai tetapan kesetimbangan reaksi (K) : aH+ . [A~
3
K =
[10] [HA 3
Bentuk logaritma persamaan tersebut adalah :
[113
pK = pH - log C, HA
pH larutan dikontrol dengan
penambahan larutan dapar
dapat diukur secara potensiometri, perbandingan [A dapat
ditentukan
absorbs! A
dan HA
secara
spektrofotometri
berbeda.
Hal
ini
jika
pada
konsentrasi
dari
asam
dan
3/[HA] spektra
disebabkan
sensitivitas analisa spektra yang besar sangat basa
dan
karena
tergantung
konyugasi
yang
digunakan. Andaikata A
dan HA mempunyai spektra
absorbsi
berbeda bermakna dan panjang gelombang yang dipilih pada panjang gelombang
analitik dimana
yang yaitu
absorbsivitas
ke
dua zat itu berbeda. Menurut hukum Beer :
SKRIPSI
AHA
“ aHA b °HA
[ 12 ]
V
= aA~ b CA"
[133
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dimana persamaan ini menunjuk pada panjang gelombang yang sama. a ha
adalah serapan dari larutan HA
V
adalah serapan dari larutan A"
CHA
adalah konsentrasi
larutan HA
adalah konsentrasi
larutan A"
c a-
Serapan yang terlihat dari larutan yang mengandung HA dan A
diberikan oleh persamaan berikut : = AHA + AA~ = b (aHA CHA + aA~ CA_) .....
C14:i
Dengan demikian dapat ditetapkan absorbsivitas nyata
a0k s
Aobs
dari campuran zat sesuai dengan :
dimana c adalah :
Karena serapan yang diberikan
oleh
persamaan
dengan persamaan [15], maka mereka dapat dibuat digabungkan
dengan
persamaan
[163
untuk
[14] sama
sama dan
memberikan
persamaan berikut ini :
aobs (CHA
+ CA_) = aHA
CHA + aA~ CA~ ........
C17;1
yang dapat disusun kembali sebagai berikut
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23 cfl
_
°HA CA~
aoba
~ aHfl
aA~
" aHA
_
CHA
[18j
aHA
aobs
aobs
aA
flgj
Persamaan [18] digunakan bila a^- lebih besar dari sedangkan bila a ^ persamaan [19]. masing
lebih besar
Kedua
dari
persamaan
disubstitusikan
pada
a^-
maka
tersebut
persamaan
,
digunakan
bila
[11]
a^
masing-
maka
akan
terjadi : PK = pH - log - -~°- s---- ...... aA _
“
.........
[20]
...........
C21]
aobs
atau pK = pH - log
-^
---- a?bs-
aobs " aA“ Bila konsentrasi total zat terlarut (c) dibuat tetap dalam semua pengukuran ini, maka serapan
A^A
,
A^-
adalah sama dengan absorbsivitas a ^
, a^~ dan
persamaan [20] atau [21]. Jadi pada
persamaan
dan
dalam [20]
[21] tersebut : pK adalah negatif logaritma
dari
keseimbangan reaksi, a obs
zat
larutan dalam air,
adalah
adalah
serapan
serapan
zat
Aobs
atau
tetapan pada
pH
pada
asam,
dasar
untuk
adalah serapan zat pada pH basa. Persamaan
SKRIPSI
[20]
atau
[21]
Penentuan nilai efek . . . .
memberikan
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24 penentuan tetapan keseimbangan reaksi (K) secara fotometri.
Nilai
logaritma
dari
tetapan
spektro-
keseimbangan
reaksi (pK) dapat digunakan untuk menentukan
nilai
sigma
(cr) Hammett dengan menggunakan persamaan [5]. Untuk
pH
asam ditentukan dengan jalan
2
(dua)
pH
basa
(dua)
unit
sekurang-kurangnya
unit pH di bawah pH larutan dalam air, sedangkan ditentukan dengan jalan sekurang-kurangnya pH di atas
pH
larutan
gelombang terpilih yaitu
dalam pada
terdapat perbedaan serapan
air.
Sedangkan
panjang
terbesar
2
gelombang
antara
panjang dimana
larutan
zat
dalam suasana asam dan basa.
S. Tinjauan Tentang Amoksisilin, 5.1.
Sifat
Fisika-Kimia
dari
Ampisilin,
Sefaleksin dan Sefadroksil
Sifat fisika-kimia ampisilin C ampisilin trihidrat } Cl8, 19, 20, 24)
Ampisilin dikenal juga sebagai aminobensil penisilin, mempunyai struktur molekul sebagai berikut :
COOH Rumus molekul : Clg H ig N30 4S.3H20 Berat molekul : 403, 4 Titik lebur
SKRIPSI
: 204° C
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25 Ampisilin
adalah serbuk
hablur sangat
halus, putih
yang hampir tidak berbau dan berasa pahit. Kelarutan : 1 bagian dalam 150 bagian
air,
praktis
tidak
larut dalam alkohol, aseton, kloroform, eter, karbontetraklorida dan minyak. Larutan 0,25% dalam air mempunyai pH 3,5 sampai 5,5. 1,15 g apisilin trihidrat setara dengan 1 g ampisilin. pKa : 2,5 ( - COOH ) pada 7,3
25° C
( - NH2 )
pada
25° C
Khasiat dan penggunaan ampisilin sebagai antibiotik.
5.2. Sifat fisika-kimia amoksisilin Camoksisilin trihidrat!) CIS, 20, 243
Amoksisilin dikenal juga sebagai D(-) amino bensil
penisilin.
Mempunyai
struktur
molekul
hidroksil sebagai
berikut :
H
0
H
H
H
2
COOH
Rumus molekul : C^gH^gNgO^S.3H20 Berat molekul : 419,4 Amoksisilin adalah serbuk hablur sangat halus, warna putih yang hampir tidak berbau dan berasa pahit.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
Kelarutan
: 1 bagian dalam 400 bagian air, 1 bagian dalam
1000 bagian alkohol, 1 bagian dalam 200 bagian metil alkohol dan praktis tidak larut dalam kloroform, eter, karbon tetraklorida dan minyak. Larutan 0,2 % dalam air mempunyai pH 3,5 - 5,5 1,15 g amoksisilin trihidrat setara dengan 1 g amoksisilin pKa : 2,4 ; 7,4 ; 9,6 Khasiat dan penggunaan amoksisilin sebagai antibiotik.
5.3.
Sifat fisika kimia sefaleksin C19,20, 24)
Sefaleksin mempunyai struktur molekul sebagai berikut : H
0
H
H
0
H
C C00H
Rumus molekul : C 16H 17N30 4S.H20 Berat molekul : 365,4 Titik lebur
: 190° C
Sefaleksin adalah serbuk hablur
putih sampai
putih
kuning gading, sedikit higroskopis, berbau khas. Kelarutan : larut dalam 100 bagian air, larut
dalam
30
bagian asam klorida 0,2%,sukar larut dalam dioxan, dimeti lasetamida dan dimetilformamida,praktis tidak larut dalam
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
etanol (95%)P, kloroform dan eter,
larut
dalam
alkal
encer. Larutan 0,5% dalam air mempunyai pH 3,5-5,5. pKa
: 5,2 ; 7,3
Khasiat dan penggunaan sefaleksin sebagai antibiotik.
5.4. Sifat fisika kimia sefadroksil 0 8 , 2 1 )
Mempunyai struktur molekul sebagai berikut :
H
W
0
H
| NH2
H
H
I I c
i n
0 COOH
Rumus molekul : Berat molekul : 399,4 Titik lebur
: 197° C
Sefadroksil adalah serbuk kristal warna putih. Kelarutan
: larut dalam air.
Larutan 5% dalam air mempunyai pH 4 - 6 Khasiat dan penggunaan sefadroksil sebagai antibiotik.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB H i M ETODE PENEL.ITIAN
1. Bahan penelltian
yang digunakan :
- Atnpisilin
trihidrat
(P.T.
Medifarma
Laboratories.Inc.) - Amoksisilin
trihidrat (P.T.
Sandoz
Biochemic
Meiji
Indonesian
Farma Indonesia ) - Sefaleksin
monohidrat
(P.T
Pharmaceutical Industries) - Sefadroksil
monohidrat
(P.T.
Dankos
Laboratories) - Asam klorida (HC1) p.a (E.Merck) - Asam borat (H3B03> p.a (E.Merck) - Natrium klorida (NaCl) p.a (E.Merck) - Natrium borat dekahidrat (Na2B4O? .10 H2O )
p.a
E.Merck) - Natrium karbonat (Na CO.) p.a (E.Merck) mm
<«
- Natrium hidroksida (NaOH) p.a (E.Merck) - Aquadest
2* Alat penelltian yang digunakan :
- Spektrofotometer UV ''Hitachi'* dual
wavelength
double beam type 557 - Fischer melting point apparatus - pH meter Fischer "Accumet" type 230 A
28
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29 - Neraca analitik Sartorius-Werke GMBH Type 2472 - Aiat-alat gelas
3. Cara pengerjaan 3.1.
Pemeriksaan kualitatif terhadap bahan perielitian
3.1.1.
Pemeriksaan organoleptis
Meliputi pemeriksaan bentuk, warna,bau dan rasa (20)
3. 1.2.
Reaksi warna
3. 1.2.1.
Reaksi warna untuk ampisllih C19, 23!) s
1. Ke dalam suspensi 10 mg zat
dalam
1
ml
air
ditambahkan 2 ml larutan Fehling encer (2 : 6) 2. Larutkan 15 mg zat ke dalam 3,0 ml ditambahkan 0,3 g dan
dibiarkan
diasamkan
hidroksilamin
selama
dengan
5
1,0
N
NaOH
hidroklorida
menit.
beberapa
HCl,kemudian ditambahkan
1
Larutan
tetes ml
6
besi
N (III)
klorida 1%. 3. Larutkan
10 mg bahan dalam
1,0
ml
air
ditambah 2 ml dari campuran yang terdiri 2 ml larutan kalium
kupritatrat
dan
6,0
dan dari ml
air.
3.1.2.2.
Reaksi warna untuk amoksisilin C21D s
- 10 mg bahan dilarutkan dalam
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
1,0 ml
air
dan
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30 ditambah 2,0 ml campuran yang terdiri dari 2,0 ml larutan kalium kupritatrat 6,0 ml air.
3.1.2.3.
Reaksi warna untuk sefaleksin C23)
1. 5
mg
bahan
dilarutkan
difcambahkan 0,1 g dan 1,0 ml natrium
dalam
3,0
hidroksilamin hidroksida
ml
air,
hidroklorida (80
g/1)
dan
dibiarkan selama 5 menit. Kemudian ditambahkan 1,3 ml asam klorida (70 g/1) dan 10 tetes besi (III) klorida (25 g/1). 2. 10 mg bahan dilarutkan dalam 1,0
ml
air
ditambahkan 2,0 ml campuran yang terdiri
dan dari
2,0 ml kalium kupritatrat dan 6 ml air. 3. 5 mg bahan dilarutkan dalam
1,0
ditambahkan 1-2 tetes besi (III)
ml
air
dan
klorida
(25
g/l>. 4. 20 mg bahan
ditambah
5
tetes
larutan
asam
asetat glasial 1% (v/v) lalu ditambah 2 larutan tembaga (XI) sulfat
1%
(b/v)
tetes dan
1
tetes natrium hidroksida 2 N.
3.1.2.4.
Reaksi warna untuk sefadroksil C21}
- 10 mg bahan dilarutkan
dalam
1
ml
air
ditambahkan 2 ml campuran yang terdiri 2,0
dan ml
kalium kupritatrat dan 6 ml air.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31 3.1.3.
Penentuan titik lebur
Bahan berbentuk serbuk sekitar 1 mg dalam pipa kapiler gelas dengan diameter mm, tinggi 8
cm
dan
tertutup
ujung
dimasukkan kurang
ke
lebih
lainnya.
1
Usahakan
sampel dapat mencapai ujung pipa yang tertutup dengan cara diketuk-ketuk.Pasang
pipa
perlahan-lahan. Pada suhu
kapiler,
panaskan
kurang lebih 15°C dibawah titik
lebur yang tercantum pada pustaka, atur laju kenaikan suhu sampai 1-2° C permenit (24).
3* 2. Penentuan nilai pK 3.2.1.
Pembuatan larutan dapar pada pH yang diperlukan :
Penentuan
pH
dilakukan
dengan
jalan
mengurangi
minimum dua satuan pH dibawah nilai pH larutan
dalam
untuk pH suasana asam dan menambah minimum dua
satuan
diatas nilai pH larutan dalam air untuk
pH
suasana
air pH basa
pada masing-masing bahan penelitian. Konsentrasi yang adalah ekuimolar dan
dibuat tetap
ampisilin dibuat konsentrasi amoksisilin
dibuat
untuk untuk 600
berbagai ppm
konsentrasi
sefaleksin dibuat konsentrasi
30
masing-masing pH.
Larutan
sedangkan
larutan
207,9 ppm
bahan
ppm,
larutan
sedangkan
larutan
sefadroksil dibuat konsentrasi 31,3 ppm. Cara pembuatan larutan ini adalah sebagai berikut : ditimbang serbuk
SKRIPSI
ampisilin
seberat
Penentuan nilai efek . . . .
0,1000
g,
kemudian
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32 dilarutkan dalam aqua bebas C02 sampai tepat 50,0 ml dalam labu ukur (larutan
induk)
Dipipet 3,0 ml larutan
dan
dikocok
induk,
ditambah
sampai tepat 10,0 ml dalam labu ukur homogen
lalu
diukur
pH
larutan
sampai aqua
dan
bebas
dikocok
ini.
Untuk
amoksisilin, ditimbang serbuk amoksisilin g. Kemudian dilarutkan dalam aqua
homogen.
bebas
C02
sampai larutan
seberat
0,0520
C02sampai
tepat
50,0 ml dalam labu ukur (larutan induk) dan dikocok sampai homogen. Dipipet 2,0
ml
larutan
bebas C02sampai tepat 10,0 ml sampai
homogen,
lalu
dan
labu
pH
larutan
diukur
0,0522
ukur,
g.
Kemudian
dan
dikocok
ditimbang
masing-masing
C02sampai
induk)
aqua
ini.Sedangkan
masing-masing
bahan dilarutkan dalam aqua bebas ml dalam labu ukur (larutan
ditambah
dalam
untuk sefaleksin dan sefadroksil seberat 0,0500 g
induk,
tepat
dikocok
500,0 sampai
homogen. Dipipet 3,0 ml larutan induk ditambah aqua C02sampai tepat
10,0
ml
dalam
labu
ukur
dan
bebas dikocok
sampai homogen, lalu diukur pH larutan ini. Hasil pengukuran pH larutan sefaleksin
dan
ampisilin,
sefadroksil
amoksisilin,
dengan
masing-masing : 600 ppm, 207,9 ppm, 30 ppm
konsentrasi dan
31,3
ppm
dalam aqua bebas C0zadalah: pH 6,20; pH 6 ?00; pH 6,50
dan
pH 6,30. . Sedangkan pH terpilih pengganti pH larutan dalam air yang dipakai
SKRIPSI
untuk
menentukan
pH
asam
Penentuan nilai efek . . . .
dan
pH
basa
untuk
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33 masing-masing bahan 7,00;
7,50
dan
penelitian 7,30.
tersebut
Sehingga
untuk penentuan nilai pK adalah :
adalah
pH
yang
4,20;
7,20;
pH
7,20;
dibutuhkan 9,20
untuk
ampisilin, 4,00; 7,00; 8,00 untuk amoksisilin,
4,50;
7,50;
10,50
9,30
untuk
untuk
sefadroksil.
sefaleksin
dan
3,30;
7,30;
Untuk pembuatan larutan dapar
adalah
berikut: ditimbang bahan dapar sesuai dengan
pH
yang
dibuat (lihat tabel II, III, IV dan V). Kemudian dalam aqua bebas C0z
sampai
volume
200
ml,
sebagai akan
dilarutkan
lalu
diaduk
sampai homogen. Sebelum digunakan pH larutan diperiksa
dulu
dengan pH meter.
3.2.2.
Penentuan panjang gelombang terpilih
Konsentrasi yang adalah ekuimolar dan
dibuat tetap
untuk
ampisilin dibuat konsentrasi amoksisilin
dibuat
untuk
600
berbagai ppm
konsentrasi
sefaleksin dibuat konsentrasi
masing-masing pH.
Larutan
sedangkan
larutan
207,9
30
ppm
bahan
ppm,
larutan
sedangkan
larutan
sefadroksil dibuat konsentrasi 31,3 ppm. Cara pembuatan larutan ini ditimbang serbuk
ampisilin
adalah
seberat
sebagai
0,1000
berikut
g,
:
kemudian
dilarutkan dalam aqua bebas C02 sampai tepat 50,0 ml dalam labu ukur (larutan Dipipet 3,0
ml
induk)
larutan
dan
dikocok
induk,
sesuai pH yang ditentukan sebagai
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
ditambah
sampai
homogen.
larutan
penggganti
pH
dapar larutan
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34 dalam air yaitu pH 7,20 sampai tepat 10,0
ml
dalam
labu
ukur, dikocok sampai homogen. Untuk larutan ampisilin pH asam :
dipipet
3,0
ml
larutan induk, ditambah larutan dapar pH 4,20 sampai tepat 10.0 ml dalam labu ukur dan dikocok sampai homogen. larutan pH basa : dipipet 3,0 ml larutan
induk,
Untuk
ditambah
larutan dapar pH 9,20 sampai tepat 10,0 ml dalam labu ukur dan dikocok sampai homogen. Untuk
larutan
amoksisilin,
amoksisilin seberat 0,0520 aq.ua bebas C02
sampai
g
tepat
ditimbang
serbuk
kemudian
dilarutkan
50,0
dalam
ml
dalam
labu
ukur
(larutan induk) dan dikocok sampai homogen. Dipipet 2,0 ml larutan induk, ditambah larutan dapar pH 7,00 sampai tepat 10.0 ml dalam labu
ukur
dikocok
sampai
homogen.
larutan amoksisilin pH asam dan pH basa dilarutkan
Untuk dengan
cara yang sama dan larutan dapar yang digunakan adalah 4.00 dan pH 8,00. Sedangkan sefaleksin
ditimbang
0,0500 g dan sefadroksil seberat 0,0522 g dengan Kemudian masing-masing bahan dilarutkan dalam
seberat seksama.
aqua
C02 sampai tepat 500,0 ml dalam labu ukur (larutan dan dikocok sampai homogen. Dipipet 3,0 ml
pH
bebas induk)
larutan
induk
ditambah larutan dapar pH 7,50 sampai tepat 10,0 ml
dalam
labu ukur dan dikocok sampai homogen. Untuk larutan sefaleksin pH asam : dipipet
3,0
ml
larutan induk, ditambah larutan dapar pH 4,50 sampai tepat
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35 10,50 ml dalam labu ukur dan dikocok sampai homogen. Untuk larutan pH basa : dipipet 3,0 ml
larutan
induk
ditambah
larutan dapar ph 9,30 sampai tepat 10,0 ml dalam labu ukur dan dikocok sampai homogen. Untuk larutan
sefadroksil
asam dan pH basa
yang
dilakukan
dengan
cara
sama
pH dan
larutan dapar yang digunakan adalah pH 3,30 dan pH 9,30. Masing-masing larutan diatas diamati serapannya panjang
gelombang
250
nm
-
270
nm
untuk
sefaleksin dan sefadroksil. Sedangkan larutan
pada
ampisilin, amoksisilin
diamati serapannya pada panjang gelombang 260 nm - 280 nm. Sehingga diperoleh serapan antara 0,2
-
dipergunakan
Panjang
terpilih
adalah
adalah
perbedaan
dan
25,0°C.
panjang
serapan
suasana asam
suhu
gelombang
terbesar basa.
antara
Blangko
larutan daparnya masing-masing
Suhu
larutan
yang
gelombang
dimana
yang
untuk
0,8.
terdapat zat
dalam
digunakan
adalah
larutan
zat
dalam
suasana asam, suasana netral ( larutan zat dalam air)
dan
suasana basa.
3.2.3.
Penentuan pK secara spektrofotometri
Konsentrasi larutan yang dibuat untuk bahan adalah ekuimolar dan tetap untuk Jadi
untuk
ampisilin
masing-masing 600
ppm,
bahan
amoksisilin
masing-masing
masing-masing
konsentrasinya 207,9
ppm
pH.
adalah sedangkan
sefaleksin 30 ppm dan sefadroksil 31,3 ppm. Cara pembuatan
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36 larutan ini adalah sebagai berikut : Untuk
ampisilin
dan
amoksisilin masing-masing ditimbang seberat 0,1000
g
0,0520 g. Kemudian dilarutkan dalam aqua bebas C02
sampai
tepat 50,0 ml dalam labu ukur(larutan induk) sampai homogen. Untuk ampisilin
dipipet
dan
dikocok
ml
larutan
3,0
indukditambah larutan dapar pH 7,20 sampai tepat dalam labu ukur
dan
dikocok
sampai
asamdan basa dilakukan cara yang sama
homogen. dan
dan
10,6
ml
Untuk
pH
larutan
dapar
yang digunakan adalah pH 4,20 dan pH 9,20. Sedangkan
untuk
amoksisilin
dipipet
2,0
ml
dari
larutan induk ditambah larutan dapar pH 7,00 sampai
tepat
10,0 ml dalan labu ukur dan dikocok sampai homogen.
Untuk
pH asam dan pH basa dilakukan cara yang sama
dan
larutan
dapar yang digunakan adalah pH 4,00 dan pH 8,00. Untuk ditimbang
sefaleksin seberat
dan
0,0500
g
sefadroksil
masing-masing
dan
g.
0,0522
dilarutkan dalam agua bebas
C02
dalam
induk)
labu
ukur
(larutan
sampai
homogen. Untuk sefaleksin dipipet 3,0
dan ml
tepat
Kemudian 500,0
dikocok
sampai
larutan
induk,
ditambah larutan dapar pH 7,50 sampai tepat 10,0 ml labu ukur yang dikocok sampai homogen. Untuk pH pH basa dilakukan cara yang sama
dan
larutan
ml
dalam
asam
dan
dapar
yan
digunakan adalah pH 4,50 dan 10,50. Untuk larutan sefadroksil dipipet 3,0 ml dari larutan induk ditambah larutan dapar pH 7,30 sampai tepat 10,0
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
ml
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37 dalam labu ukur yang dikocok asam dan pH basa dilakukan
sampai cara
homogen.
yang
sama
Untuk
dan
pH
larutan
dapar yang digunakan adalah pH 3,30 dan pH 9,30. Pada penentuan pK
secara
spektrofotometri,
serapan
masing-masing larutan bahan diatas
diamati
pada
gelombang terpilih dan
25,0°C.
Blangko
digunakan
adalah
pada
larutan
suhu daparnya
larutan zat dalam suasana asam, dalam air) dan suasana dengan
menggunakan
persamaan
[21]
diamati
dua
basa.
bila
Nilai
kali
netral
pK
[20]
a^A >aA~.
yang
masing-masing
suasana
persamaan
panjang
dapat
bila
(larutan diperoleh
a^->aHA
Masing-masing
pengamatan
untuk
dan
larutan
dan
dilakukan
replikasisebanyak empat kali.
3.3.
Perhitungan nilai efek elektronik
Nilai
efek
menggunakan (senyawa
elektronik
persamaan
[5].
Dari
induk(pKo >)
dan
pK
tersubstitusi (pK)) serta induk (pKQ )) dan (pK)>, hidroksi
dapat
dapat (-0H)
pK
pada
nilai
nilai
posisi
nilai
pK
dengan ampisilin
amoksisilin pK
sefadroksil
diketahui
diperoleh
sefaleksin
(senyawa efek
para
(senyawa (senyawa
tersubstitusi
elektronik dengan
gugus
memasukkan
masing-masing harga pK pada persamaan diatas. I- *** I - PK ampisilin - pK amoksisilin XI. per
SKRIPSI
..........
[22]
II = pK sefaleksin - pK sefadroksil .......
[23]
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38 3. 4. Analisis data
Untuk
mengetahui
apakah
terdapat
bermakna atau tidak antara nilai
sigma
perbedaan (& )
yang
Hammet
dari
gugus -OH pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin dari sefaleksin-sefadroksil yang yang sama, maka
data
yang
dilakukan
diperoleh
pada
dan
kondisi
dianalisis
dengan
menggunakan uji "t" pooled dua pihak. Dengan rumus sebagai berikut :
[24]
t =
2 sp
sp
n.
n.
( n ±
- 1
>
S *
2
+
< n
2
"
l
> S
2
Sp2 =
[25] n , n
i
-
2
+
n ( x . -
L
v
s1 =
2
i = l
[26] 1 n
t -
n
E
( x . V
s2 =
2
i = l
[27] 1 n
SKRIPSI
2
~
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
Derajat bebas (d.b) = (n -1) + (n2-l) ..............
C281
dimana x = nilai rata-rata dari p er I _ P xz = nilai rata-rata dari per II St = simpangan baku dari per
I
S2 = simpangan baku dari per
II
nt = jumlah sampel I n2 = oumlah sampel II Sp = Simpangan baku pooled "t" Apabila "t" percobaan lebih besar dari pada "t" tabel pada a = 0,05 (dua sisi) maka nilai efek
elektronik
dari
gugus - OH pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin dan dari sefaleksin- sefadroksil yang dilakukan yang sama
tersebut
mempunyai
perbedaan
pada yang
kondisi bermakna.
Sebaliknya apabila "t" percobaan lebih kecil dari pada *'t” tabel maka perbedaan kedua nilai tersebut tidak bermakna. Untuk
mengetahui
apakah
bermakna antara harga sigma
terdapat
Hammet
perbedaan
gugus
hidroksi
posisi para ( cr ) dari hasil penelitian dengan harga Hammett gugus hidroksi pada
posisi
dalam tabel, maka data yang
diperoleh
yang pada sigma
para
(cr ) yang ada p dianalisis dengan
uoi "t” satu sampel dengan rumus sebagai berikut : (x -
.............................. 4
SKRIPSI
C29]
n
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
n L
__ . U.- x)'
i=l Si =
C30] n - 1
Derajat bebas (d.b) = n~l .........................
C31]
dimana x = nilai rata-rata dari per = nilai per pada tabel s = simpangan baku dari per n = oumlah sampel Apabila harga "t” penelitian lebih besar "t"
tabel
pada
a
=
0.05
(satu
sisi)
perbedaan yang bermakna antara nilai sigma hidroksi pada posisi para
(o' )
hasil
nilai sigma (cr ) yang ada pada tabel. harga "t" penelitian lebih
kecil
dari
dari
maka
harga
terdapat
Hammett
gugus
penelitian Sebaliknya "t"
dengan apabila
tabel,
tidak ada perbedaan yang bermakna antara nilai sigma Hammett hasil penelitian dengan nilai sigma
(cr
p
)
maka ( cr
p
)
Hammett
yang ada pada tabel.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Kualitatif terhadap Bahan Penelitian (19,20,21,23).
Tabel I Hasil Analisis Rualitatif Bahan Penelitian
If.
fapisilin Trihidro
Plistsfcs
Orgsfioieptis 3. BentiiJ
ffesii
Pusta
C. WS.TIS
- serisjk - serbuk ha&iur hablur - tidsk feer - tidsk bSli terfcci; - pctin - putih
i.
- pahit
- w h it
STidwy-iin « r a h feta
sftdspsn » r a h b it a
eers1; ungi; ur^u
■Jterafc J/igU UTiQU
Bcii
•y
2*c*5i5iliri trifcidrat
Sefaleksin aonofcidret
fefa d ra isi! asn h i'ira t
Pustaka
ft e U U
P eieri^ sa fi r «‘&*
Resfisi Wofr.i ; i . + feM ir^ er.c^r
x JfeSH 4 * L FsCLS •-* * U n jti'; sfiiim kupritsrtrst w csr * a ir saling '2 ;6 ;
- ssrtok (*c« *gf - f:s r b a u ♦*jt i r
-
Basil
- serbufc habicr - t'berfeaii
- Serbufc - serbuk hablur hablur - t'3'j khas * isau ktes
- ju tih
- putih
- sar.ii
- pahit
-
-
iiiijtj kf a^'shars
Hasil
- seris.li - sertak h csljr to la r - ftert-au * t K 'b3u
puiih gating -
Hasil
pahit
-
-
pjtih
3iitih
pahit
- pa'ut
-
-
itfsgu ke aerahan
Kf&fc ufiga hijau ku rung dari coU at se teU h 30*
serah un§u hi j&i ku dan coklat setelah 30
iu j ali
Mjait
190
190-1*3
biru *idi
bird auva
4. * Hfic c:a si£ l -
A rAj
T itik Jetur (°£5
-
-
-
.
204
204-205
-
206-210
-
-
♦rt* * J/
•O-—*I SC Tv
41
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42 2.
Penentuan nilai pK
2.1.
Pembuatan larutan dapar pada pH yang diperlukan
Larutan dapar yang dibuat ditentukan dibawah pH larutan zat
dalam
air
(pH
dua
satuan
terpilih)
satuan unit diatas pH larutan zat dalam air untuk
dan pH
4,50; 7,50; 10,50 untuk sefaleksin dan pH
dua basa.
Larutan dapar yang diperlukan adalah : pH 4,20; 7,20; untuk ampisilin, pH 4,00; 7,00; 8,00 untuk
unit
9,20
amoksisilin, 3,30;
7,30;
pH 9,30
untuk sefadroksil. Penimbangan komponen-komponen dapar
yang
dibutuhkan untuk pembuatan
pada
pH
diatas
dapat
dilihat
tabel II, III, IV, dan V.
TABEL II Larutan dapar untuk ampisilin dengan volume 200 ml No Komponen dapar 1. 23. 4.
5.
SKRIPSI
Larutan HC1 0,0012 N NaCl
pH 4,20
pH 7,20
pH 9,20
10,5 ml
H3B03
0,5441 g
0,8460 g
2,3004 g
1,3993 g
0,2670 g
Na2B4°7'l0H2° Na2c°3
1,8486 g
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43 TABEL III Larutan dapar untuk amoksisilin dengan volume 200 ml No Komponen dapar 1. 2-
Larutan HC1 0,0012 N NaCl
pH 4,00
pH 8,00
16,7 ml
3. 4.
pH 7,00
Na2B407 .10H20
0,5558 g
0,4271 g
2,3499 g
1.8057 g
0,1907 g
1,0298 g
TABEL IV Larutan dapar untuk sefaleksin dengan volume 200 ml No Komponen dapar 1. 2.
Larutan HC1 0,0012 N NaCl
pH 4,50
Na2B40? .10H20
5.
Na2c°3
pH 10,50
5,3 ml
3. 4.
PH 7,50
0,5089 g
0,1890 g
2,1520 g
0,3126 g
0,4958 g 3,7058 g
TABEL V Larutan dapar untuk sefadroksil dengan volume 200 ml No Komponen dapar 1. 2.
Larutan HC1 0,0012 N NaCl
pH 3,30
Na2B40? .10H20
5.
Na2c°3
SKRIPSI
pH 9,30
83,53 ml
3. 4.
pH 7,30
0,5324 g
0,7958 g
2,2509 g
1,3162 g
0,3433 g 1,9907 g
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
44
2.2 Penentuan panjang gelombang terpilih
Panjang
gelombang
terpilih
ditentukan
pada
panjang
gelombang dimana terdapat perbedaan serapan terbesar
antara
larutan zat dalam suasana asam dan basa. Data yang diperoleh dari percobaan dapat tabel VI, VII, VIII dan IX, sedangkan
dilihat
kurva
pada
serapannya
dapat
dilihat pada gambar 1, 2, 3 dan 4. Dari kurva serapan terhadap panjang gelombang diperoleh hasil sebagai
berikut
:
panjang
gelombang
larutan ampisilin konsentrasi 600 ppm
pada
terpilih
pH
4,20;
9,20 adalah 256 nm, panjang gelombang terpilih amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm pada pH adalah 272 nm.
Sedangkan
panjang
4,00;
gelombang
larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm
pada
dari
pH
7,20; larutan
7,00;
8,00
terpilih
da£i
pH
4,50;
10,50 adalah 261 nm, panjang gelombang terpilih dari sefadroksil konsentrasi 31,3 ppm pada
dari
3,30;
7,50; larutan
7,30;
adalah 262 nm. Selanjutnya serapan zat untuk penentuan pK masing-masing zat diamati pada panjang gelombang
9,30 nilai
terpilih
masing-masing.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45 TABEL VI Nilai serapan larutan ampisilin konsentrasi 600 ppm pada pH 7,20 dan dalam suasana asam (pH 4,20), suasana basa (pH 9,20) untuk penentuan panjang gelombang (X) terpilih.
serapan Panjang ge lombang (X) nm
pH 4,20
pH 7,20
pH 9,20
■ 250 251 252 253 254 255 256 * 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270
0,641 0,601 0,557 0,520 0,510 0,518 0,519 0,499 0,457 0,427 0,430 0,453 0,445 0,405 0,346 0,285 0,264 0,292 0,289 0,220 0.142
0,584 0,544 0,500 0,463 0,453 0,443 0,445 0,437 0,408 0,374 0,377 0,400 0,392 0,352 0,293 0,232 0,211 0,239 0,236 0,167 0,089
0,560 0,520 0,476 0,439 0,429 0,414 0,417 0,413 0,389 0,352 0,355 0,378 0,370 0,330 0,271 0,210 0,189 0,217 0,214 0,145 0,067
* = Panoang gelombang terpilih (256 nm)
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
Gambar
1
:
Kurva serapan dari larutan ampisilin konsentrasi 600 ppm pada pH 1,20-11,20 pada panjang gelombang (X) terpilih 256 nm. Keterangan : a. pH 4,20;b.pH 2,20= pH 3,20 ;c.pH 1,20; d, pH 5,20 = pH 6,20; e- pH 7,20; f. pH 8.20^-pH 9,20; g. pH 10,20 = 11,20.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47 TABEL VII Nilai 3erapan larutan amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm pada pH 7,00 dan dalam suasana asam (pH 4,00), suasana basa (pH 8,00} untuk penentuan panjang gelombang ( M terpilih.
serapan Panjang ge lombang (7\) nm 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 » 273 274 275 276 277 278 279 . 280
pH 4,00
pH 7,00
pH 8,00
0,416 0,426 0,440 0,454 0,470 0,484 0,498 0,511 0,520 0,534 0,550 0,560 0,562 0,555 0,527 0,500 0,480 0,474 0,468 0,455 0,420
0,449 0,459 0,473 0,487 0,503 0,517 0,531 0,544 0,553 0,567 0,583 0,605 0,6130,610 0,605 0,578 0,558 0,552 0,546 0,533 0,498
0,518 0,528 0,542 0,556 0,572 0,586 0,600 0,611 0,620 0,634 0,650 0,668 0,678 0,678 0,674 0,660 0,640 0,634 0,628 0,615 0,580
* « Panjang gelombang terpilih (272 nm)
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
Gambar 2
:
Kurva serapan dari larutan amoksisilin konsetrasi 207,9 ppm pada pH 1,00-11,00 pada panjang gelombang (X) terpilih 272 nm. Keterangan : a. pH 11,0 ; b,pH 10,00; c-pH 9,00; d. pH 8,00; e. pH 7,00; f. pH 1,00 = pH 2,00 = pH 3,00 = pH 4,00 = pH 5,00 = pH 6, 00.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49 TABEL VIII Nilai serapan larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH 7,50 dan dalam suasana asam (pH 4,50), suasana basa (pH 10,50) untuk penentuan panjang gelombang (X) terpilih
serapan Panjang ge pH 4,50 lombang (X j nm 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 * 262 263 264 265 266 267 268 269 270
0,540 0,589 0,598 0,617 0,621 0,632 0,641 0,646 0,649 0,651 0,654 0,656 0,649 0,641 0,630 0,622 0,616 0,609 0,588 0,567 0,552
pH 7,50
pH 10,50
0.531 0,578 0,587 0,607 0,613 0,621 0,630 0,633 0,635 0,637 0,639 0,642 0,640 0,634 0,622 0,614 0,608 0,593 0,577 0,552 0,548
0,506 0,546 0,557 0,577 0,587 0,595 0,605 0,607 0,609 0,612 0,613 0,614 0,613 0,609 0,600 0,595 0,582 0,570 0,552 0,531 0,522
* s Panjang gelombang terpilih (261 nm)
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
•Panjanj greloxbansr <>■) nn
Gambar 3
SKRIPSI
:
Kurva serap a n dari larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH 1,50-11,50 pada panjang gelombang (X) terpilih 261 n m . Keterangan : a.pH 4,50;b. pH 5,50 = pH 6,50; c. pH 7,50 - pH 8,50; g. pH 3,50 = pH 9,50; d, pH 10,50 = pH 11,50 ; e. pH 2,50; f. pH 1,50.
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51 TABEL IX Nilai serapan larutan sefadroksil konsentrasi 31,3 ppm pada pH 7,30 dan dalam suasana asam (pH 3,30), suasana basa (pH 9,30) untuk penentuan panjang gelombang ( M terpilih serapan Panjang ge lombang (*) nm 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 * 263 264 265 266 267 268 269 270
pH 3,30
pH 7,30
pH 9,30
0,644 0,647 0,649 0,651 0,654 0,656 0,658 0,669 0,676 0,678 0,684 0,687 0,689 0,688 0,686 0,680 0,676 0,670 0,662 0,653 0,643
0,667 0,670 0,672 0,675 0,678 0,680 0,682 0,693 0,700 0,704 0,710 0,713 0,714 0,712 0,709 0,704 0,700 0,694 0,686 0,677 0,668
0,951 0,943 0,936 0,927 0,913 0,900 0,894 0,885 0,879 0,875 0,863 0,855 0,846 0,831 0,817 0,801 0,797 0,781 0,777 0,769 0,752
* = Panjang gelombang terpilih (262 nm)
2.3.
Penentuan nilai pJC ampisilin,
amoksisilin,
sefaleksin
dan sefadroksil secara spektrofotometri
Serapan diamati
pada
untuk
penentuan
masing-masing
pK
secara
panjang
spektrofotometri
gelombang
Nilai pK diperoleh dengan menggunakan persamaan
terpilih. [20]
bila
aA” >&gAdan persamaan [21] bila ag^>a^“ -
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
3?0
340
Pan,/ins jeloRbinj (M ixh
Gambar
SKRIPSI
4
:
Kurva serapan dari larutan konsentrasi 31,3 ppm pada gelombang ( X) terpilih 262 nm Keterangan : a. pH 10,30 = pH 9,30; c. pH 8,30; d. pH 7,30; f. pH 2,30; g. pH 1,30; h. pH 5,30 = pH 6,30.
Penentuan nilai efek . . . .
sefadroksil panjang 1,30; b. pH .pH 3,30; 4,30 = pH
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53 2.3.1.
Nilai pK ampisilin pada pH 4,20; 7,20 dart 9,20
Hasil pengamatan serapan larutan ampisilin 600 ppm pada pH 7,20; pH 4,20 (suasana asam) (suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat
konsentrasi
dan
pH
dilihat
9,20 pada
tabel X. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1 adalah sebagai berikut : aHA " aobs - log ............. ........
PK = pH
. HA
_ A
aobs” aA~ 0,516 - 0,445 = 7,20 - log ----------------0,445 - 0,422 0,071 = 7,20 - log ------0,023 = 6,71
TABEL X Serapan larutan ampisilin konsentrasi 600 ppm pada pH larutan yang terpilih (pH 7,20) dan dalam pH 4,20 (suasana asam) pH 9,20 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih 256 nm untuk penentuan nilai pK. Replikasi 1 2
SKRIPSI
pH 4,20
serapan pH 7,20
pH 9,20
pK
0,516
0,445
0,422
6,71
0,448
0,421
6,77
3
0,521 0,514
0,444
0,417
6,79
4
0,517
0,449
0,425
6,75
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54 2.3.2.
Nilai pK amoksisilin pada pH 4,00; 7,00 dan 8,00
Hasil pengamatan serapan larutan amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm pada pH 7,00; pH 4,00 (suasana asam)
dan
pH
8,00
(suasana basa) untuk penentuan nilai pK
dilihat
pada
dapat
tabel XI. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1 adalah sebagai berikut: aobs" aHA - log ..................... a A- ~ a , A obs
PK = pH
a _ . ft A HA
0,608 - 0,558 = 7,00 - log 0,668 - 0,608 0,050 = 7,00 - log 0,060 = 7,08 TABEL XI Serapan larutan amoksisilin konsentrasi 207,9 ppm pada pH larutan yang terpilih (pH 7,00) dan dalam pH 4,00 (suasana asam), pH 8,00 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih 272 nm untuk penentuan nilai pK. Replikasi
SKRIPSI
pH 4,00
serapan pH 8,00 pH 7,00
PK
1
0,558
0,608
0,668
7,08
2
0,565
0,614
0,677
7,11
3
0,563
0,610
0,676
7,15
4
0,562
0,613
0,678
7,11
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55 2.3.3.
Nilai pK sefaleksin pada pH 4,50; 7,50 dan 10,30
Hasil pengamatan serapan larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH 7,50, pH 4,50 (suasana
asam)
dan
(suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat tabel XII. Contoh perhitungan
nilai
pK
pH
dilihat
pada
10,50 pada
replikasi
1
adalah sebagai berikut :
aHA " aobs pK = pH
- log
aHA > aA aobs
aA
0,648 - 0,640 = 7,50 - log 0,640 - 0,627 0,008 0,013 = 7,71
TABEL XII Serapan larutan sefaleksin konsentrasi 30 ppm pada pH larutan yang terpilih (pH 7,50) dan dalam pH 4,50 (suasana asam) pH 10,50 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih 261 nm untuk penentuan nilai pK. Replikasi
SKRIPSI
pH 4,50
serapan pH 7,50 pH 10,50
PK
1
0,648
0,640
0,627
7,71
2
0,650
0,635
0,614
7,65
3
0,660
0,652
0,640
7,68
4
0,656
0,644
0,627
7,65
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56 2.3.4.
Nilai pK sefadroksil pada pH'3,30;
Hasil
pengamatan
serapan
7,30 dan 9,30
larutan
sefadroksil
konsentrasi 31,3 ppm pada pH 7,30, pH 3,30 (suasana asam) dan pH 9,30 (suasana basa) untuk penentuan nilai pK dapat dilihat pada tabel XIII. Contoh perhitungan nilai pK pada replikasi 1 adalah sebagai berikut:
aobs aHA - log ............. ........
pK = pH
aA
a A.
, _ KA
aobs
0,711 - 0,689 = 7,30 - log ----------------0,842 - 0,711 0,022 = 7,30 - log ------0,131
= 8,07 TABEL XIII Serapan larutan sefadroksil konsentrasi 31,3 ppm pada pH larutan yang terpilih (pH7,30) dan dalam pH 3,30 (suasana asam), pH 9,30 (suasana basa) pada panjang gelombang terpilih 262 nm untuk penentuan nilai pK.
Replikasi
SKRIPSI
pH 3,30
serapan pH 7,30
pH 9,30
PK
1
0,689
0,712
0,842
8,07
2
0,685
.0,710
0,840
8,02
3
0,689
0,714
0,844
8,02
4
0,691
0,717
0,845
7,99
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
3.
Perhitungan
nilai
efek
elektronik
sigma
Co-)
Hammett 3.1.
Penentuan nilai sigma (.cr) Hammett dari
gugus
hidroksi
pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin
Nilai sigma (o') Hammett dari gugus hidroksi (-0H) posisi para ini diperoleh dengan
menggunakan
pada
persamaan[22].
Contoh perhitungan per hidroksi pada replikasi 1 adalah :
hidroksi ~ p^Ampisilin
***
p^Amoksisilin
= 6,71 - 7,08 = - 0,37 Hasil
perhitungan
nilai
sigma
(o')
Hammett
dari
gugus
ampisilin
dengan
4
hidroksi
(-0H)
pada
posisi
para
dari
amoksisilin dapat dilihat pada tabel XIV. TABEL XIV Penentuan nilai sigma {p e r) Hammett dari gugus hidroksi pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin. Replikasi
^Amoksisilin
^Hidroksi
7,08
-0,37
2
6,71 6,77
7,11
-0,34
3
6,79
7,15
4
6,75
7,11
-0,36 -0,36
1
x SD
p^Ampisilin
(-0H)
= -0,3575 = 0,013
^Hidroksi = - ° ’357S ± ° ’013
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Perhitungan
standart
deviasi
(SD)
dapat
dilihat
pada
lampiran 5.
3
.
Penentuan nilai sigma C cO
Hammett dari
gugus
hidroksi
C-OH} pada posisi para dari sefaleksin dengan sefadroksil
Nilai sigma (o') Hammett dari gugus hidroksi (-0H) posisi para ini diperoleh dengan menggunakan persamaan
pada [23].
Contoh perhitungan ^Hidroksi Pa<*a replikasi 1 adalah ^Hidroksi
~
p^Sefaleksin
^Sefadroksil
= 7,71 - 8,07 = - 0,36 Hasil
perhitungan
hidroksi (-0H)
nilai
pada
sigma
posisi
(o')
para
Hammett
dari
dari
gugus
sefaleksin
dengan
sefadroksil dapat dilihat pada tabel XV. TABEL XV Penentuan nilai sigma (p e r ) Hammett dari gugus hidroksi pada posisi para dari sefaleksin dengan sefadroksil. Replikasi
p^Sefaleksin 7,71
1
p^Sefadroksil
^Hidroksi
8,07
-0,36
2
7,65
8,02
-0,37
3
7,68
-0,34
4
7,65
8,02 7,99
x SD
(-0H)
-0,34
= - 0,3525 = 0,015
^Hidroksi = - ° ’3525 1 ° ’015 Perhitungan
SKRIPSI
Standart
deviasi
(SD)
Penentuan nilai efek . . . .
dapat
dilihat
pada
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59
lampiran 6.
4. Analisis Data
Untuk bermakna
mengetahui antara
apakah
nilai
terdapat
sigma
(cr)
perbedaan
Hammett
yang
dari
gugus
hidroksi(-OH) pada posisi para dari ampisilin-amoksisilin dan sefaleksin-sefadroksil, maka data yang
diperoleh
dianalisis
dengan uji "t" pooled dua pihak. Nilai sigma (cr) Hammett dari gugus
hidroksi
C-OH)
ampisilin-amoksisilin
pada
-0,3575 £
posisi 0,013
para
dan
dari
sefaleksin-
sefadroksil -0,35251" 0,015. Dari
perhitungan
diperoleh
”t“
percobaan
=
0,5051,
sedangkan "f'tabel dari tabel t pada ot = 0,05 (dua sisi)
d.b
= 6 adalah 2,4469 Karena ''t“ percobaan lebih kecil dari “t*'
tabel,
dapat disimpulkan bahwa antara nilai sigma (o >
Hammett
gugus
para
hidroksi
(-0H)
pada
posisi
ampisilin-amoksisilin dan sefaleksin-sefadroksil perbedaan yang bermakna.
Perhitungan
uji
"t"
maka dari dari
tidak
ada
Pooled
dua
pihak dapat dilihat pada lampiran 7. Untuk mengetahui apakah antara nilai sigma pada
posisi
( cr)
para
ada
Hammett dari
sefaleksin-sefadroksil dan
perbedaan
dari
gugus
yang
bermakna
Hidroksi
ampisilin-amoksisilin nilai
sigma
(-0H) serta
Hammett
dari
gugus hidroksi (-0H) pada posisi para pada tabel, maka
data
(cr)
yang diperoleh dianalisis dengan uji “t" satu
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
pihak.
Piepiet Woeri Yunarni
1 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60 Dari perhitungan diperoleh “t*' (c r)
percobaan
nilai
Hammett dari gugus hidroksi (-OH)pada posisi
ampisilin-amoksisilin
sigma
para
dari
= 1,9231 dan sefaleksin-sefadroksil
2,3333. Sedangkan “t“ tabel dari tabel t pada o = 0,05
=
(satu
sisi) d.b = 3 adalah 2,3534. Karena "t" percobaan lebih kecil dari "t" tabel
maka
dapat
disimpulkan
bahwa.antara
nilai
sigma (
ampisilin-
amoksisilin
dan
sefaleksin-
para
sefadroksil
dengan nilai sigma (cr) Hammett pada tabel tidak ada perbedaan yang bermakna. Perhitungan uji "t" satu pihak
dapat
dilihat
pada lampiran 8 dan lampiran 9. Tabel nilai sigma (cr) Hammett dapat dilihat pada lampiran 10.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB V PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian sigma { a ) posisi
Hammett dari gugus
para
Sefaleksin
tentang
dari dengan
merupakan salah
hidroksi
Ampisilin
dengan
Sefadroksil.
satu
penentuan (
)
pada
Amoksisilin
dan
Sigma
parameter
(
-OH
)
o
elektronik
Hammett
yang
digunakan untuk menghubungkan struktur kimia fisika-kimia dengan aktivitas biologis,
nilai
banyak
serta
sehingga
sifat dipilih
parameter tersebut untuk diteliti. Bahan penelitian amoksisilin,
yang
digunakan
adalah
sefaleksin dan sefadroksil.
amoksisilin
mempunyai
rumus
bangun
Ampisilin
induk
demikian pula sefaleksin dan sefadroksil bangun
induk
sefadroksil
yang
sama,
terdapat
hanya
gugus
pada
ampisilin,
yang
dan sama,
mempunyai
rumus
amoksisilin
hidroksi
(
-OH
)
dan yang
tersubtitusi pada posisi para. Pada amoksisilin
penelitian
ini
trihidrat
digunakan
sedangkan
sefadroksil monohidrat. Bentuk
untuk
trihidrat
mempunyai kelarutan dalam air yang bentuk
anhidrat,
pada
penelitian
digunakan harus larut dalam air. pK masing-masing senyawa
lebih ini
Sebab
ampisilin
dan
sefaleksin
dan
dan besar
monohidrat daripada
senyawa
yang
penentuan
nilai
didasarkan pada pH larutan dalam
air, sedangkan pH yang dipilih pada prinsipnya
adalah
pH
61
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
yang
memberikan
suasana asam, pH Selain
itu
penelitian
perbedaan suasana
larutan untuk
serapan netral
induk
terbesar
dan
dari
penentuan
pH
antara
suasana
pK
yang digunakan harus bebas dari CO berikatan dengan ion hidrogen ( H H2 C ° 3
bahan
dibuat
melarutkan bahan tersebut dalam pelarut air. +2
basa.
masing-masing
nilai
pH
dengan
Air
suling
sebab adanya CO ) dari
akan 2 membentuk
air,
* asatn karbonat J yang dapat mempengaruhi pH. Sebagai tahap awal telah dilakukan identifikasi bahan
penelitian
secara
kualitatif
Organoleptis
dan
uji
amoksisilin,
ampisilin,
yang
reaksi
tercantum pada tabel I,
berupa
warna.
sefaleksin, ternyata
suhu
Hasil
lebur analisis
sefadroksil
memberikan
hasil
yang yang
sesuai dengan pustaka. Nilai sigma ( a ) Hammett ditentukan dengan nilai tetapan keseimbangan reaksi (pK) dari bahan penelitian. Spektrofotometri
Metode ultra
yang
digunakan
lembayung
mengukur
masing-masing adalah
karena
metode
metode
ini
mempunyai ketelitian yang cukup tinggi (9). Konsentrasi yang
dibuat
untuk
masing-masing
adalah ekuimolar dan tetap untuk berbagai pH. Karena prinsipnya
penentuan
membandingkan tetapan
nilai
sigma
keseimbangan
(a )
Hammett
reaksi
dua
bahan pada adalah
senyawa.
Nilai tetapan keseimbangan reaksi tersebut tergantung pada konsentrasi dari asam dan basa konyugasi Dengan
jumlah
mol
keduanya
dibuat
yang sama
digunakan. diharapkan
diperoleh kekuatan ion yang sama. Larutan ampisilin dibuat
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63 konsentrasi 600 ppm, amoksisilin 207,9 ppm, sefaleksin ppm
dan
sefadroksil
masing-masing
31,3
larutan
Konsentrasi larutan
ppm.
tersebut
ampisilin
Penentuan
konsentrasi
berdasarkan
orientasi.
dibuat
lebih
amoksisilin. Hal ini disebabkan larutan
yang dapat dipakai untuk 0,2
-
0,8
basa
sedangkan
metode
. Konsentrasi
dari
besar
ampisilin
konsentrasi 200 ppm memberikan serapan yang terutama dalam suasana pH
30
dengan
sangat nilai
bahan-bahan pK
kecil serapan
spektrofotometri
tersebut dipakai untuk penentuan nilai
dari
antara
penelitian
yang
meliputi
pembuatan larutan dapar pada pH yang diperlukan, penentuan panjang gelombang terpilih dan penentuan nilai
pK
secara
spektrofotometri. Penentuan
pH
dilakukan
dengan
jalan
mengurangi
minimum dua satuan pH dibawah nilai pH larutan * dalam untuk pH suasana asam dan menambah minimum dua diatas nilai pH larutan dalam air untuk pH basa untuk Dari
air
satuan
dalam
pH
suasana
masing-masing bahan penelitian. hasil
orientasi,
pH
larutan
ampisilin
konsentrasi 600 ppm, amoksisilin
konsentrasi
207,9
sefaleksin konsentrasi
sefadroksil
konsentrasi
30
ppm,
31,3 ppm dalam air adalah 6,20 6,00; 6,50 dan 6,30 menentukan pH suasana asam dan basa seharusnya mengurangi minimum
dua satuan
pH
dan
(X
menambah
)
untuk
ditentukan
dua satuan pH diatas nilai pH larutan dalam air Dilihat dari kurva panjang gelombang
ppm,
nm
minimum tersebut. terhadap
serapan dalam berbagai pH dari masing-masing larutan bahan
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64 /
yang terlihat pada gambarl, 2, 3 dan 4 pH
yang
saling
berhimpit
tersebut dalam air. jumlah bentuk
pH
molekul
mengalami perubahan
termasuk
yang dan
pada
terdapat pH
larutan
berhimpit bentuk
pH
ini
ionnya
tersebut.
berhimpit ini menimbulkan kesulitan
beberapa bahan
menunjukkan hampir
pH
dalam
tidak
yang
saling
menentukan
pH
yang tepat untuk pH suasana asam dan pH suasana basa. Sehubangan dengan hal diatas, maka tidak saling berhimpit dan terbesar antara pH Perbedaan tersebut
serapan
memberikan
suasana yang
terionisasi
dipilih perbedaan
asam,
besar
sempurna
netral
ini
pH
serapan
dan
menunjukkan
atau
tidak
yang
basa. senyawa
terionisasi
sempurna ( dalam bentuk molekul ). pH yang terpilih masing-masing bahan penelitian dalam
penentuan
adalah sebagai berikut : pH 4,20; pH 7,20; pH
untuk
nilai 9,20
pK
untuk
ampisilin, pH 4,00; pH 7,00; pH 8,00; untuk amoksisilin pH 4,50; pH 7,50; pH 10,50; untuk sefaleksin dan pH 3,30;
pH
7,30; pH 9,30 untuk sefadroksil. Pada penentuan pH amoksisilin ini digunakan untuk pH suasana basa sebab pada pH 8,00 serapan yang berbeda
pH
8,00
Sedangkan
sudah apabila
diperoleh nilai serapan yang lebih kemungkinan cincin ( dilihat
dari
terionisasi
nilai
tinggi
pH
sempurna
digunakan
pH
dari
9,00
0,8
dan
laktam dari amoksisilin sudah terurai
profil
kurva
serapan
gelombang (\) gambar c. Larutan ampisilin
SKRIPSI
diperoleh
8,00
cukup besar dengan nilai serapan
7,00 kemungkinan amoksisilin pada
pH
Penentuan nilai efek . . . .
terhadap dan
panjang
sefaleksin
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
mempunyai serapan yang lebih besar dalam suasana daripada suasana pH basa ( aHA > 3A
pH
asam
) maka nilai
tetapan
keseimbangan reaksi ( pK ) dari senyawa induk dan
senyawa
tersubtitusi ditentukan
dengan
menggunakan persamaan [21
]. Sedangkan larutan amoksisilin dan sefadroksil mempunyai serapan yang lebih besar dalam suasana pH a a suasana pH asam ( A > HA ) maka
basa
daripada
nilai
tetapan
keseimbangan reaksi ( pK ) dari senyawa induk dan
senyawa
tersubtitusi ditentukan dengan menggunakan persamaan [20]. Nilai sigma ( cr
)
ini
tergantung
pada
sifat
dan
posisi substituen pada senyawa induk, sedangkan rho ( p
)
adalah tetapan yang tergantung pada pada jenis kondisi dan reaksi, misalnya : pelarut, suhu, pH dan
juga
tergantung
pada sifat rantai samping ( 1, 4, 7 ). Nilai rho ( p ) tidak selalu tetap karena rho ( p ) pelarut. Nilai
dipengaruhi
rho ( p
)
oleh
untuk
sebagai
standart
sigma [ a ) dari substituen baru. Untuk penentuan
nilai
pK,
satu
seri,
temperatur
ionisasi
dalam air pada 25,0°C adalah 1,00 ini digunakan
pada
asam
dan
benzoat
Oleh karena itu, reaksi untuk
menetapkan
nilai
( 1 ) maka
larutan
suasana pH asam, pH basa, pH netral diamati
pada
zat
pada
panjang
gelombang ( X) terpilih. Panjang gelombang terpilih adalah panjang
gelombang
terbesar antara
Nilai
serapan
dimana
larutan
ampisilin,
terdapat pH
asam dan
amoksisilin,
sefadroksil untuk penentuan panjang
SKRIPSI
perbedaan
Penentuan nilai efek . . . .
pH
basa
serapan (
sefaleksin
gelombang
9
).
dan
terpilih
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66 dapat dilihat pada tabel VI, VII, VIII, IX. Kurva
panjang
gelombang
larutan
{
A.
)
nm
terhadap
ampisilin, amoksisilin
serapan
sefaleksin,dan
penentuan panjang gelombang terpilih
dari
sefadroksil dapat
untuk
dilihat
pada
gambar 1, 2, 3, 4. Kurva panjang gelombang ( \ dari larutan ampisilin 600 ppm Panjang gelombang panjang
terpilih
)
nm
terhadap
menunjukkan
adalah
256
serapan
tiga
nm
puncak.
karena
gelombang ( X ) tersebut diperoleh nilai
yang tinggi dan
perbedaan
antara
pH
suasana
pada
serapan asam,
pH
suasana netral dan pH suasana basa yang besar . Pada
penelitian
ini
diperoleh
hasil,
nilai
pK
amoksisilin lebih besar dari nilai pK ampisilin, nilai sefadroksil lebih besar berarti
bahwa
mendorong
adanya
elektron
dari
nilai
substitusi
(
pK
sefaleksin,
gugus
elektron
yang
donor
pK ini
bersifat
menyebabkan
peningkatan pada nilai pK tersubstitusi, yang
menyebabkan
turunnya nilai sigma ( a ) Hammett. Berdasarkan
hasil
penentuan
nilai
Hammett, dapat dilihat bahwa nilai sigma dari gugus ampisilin
hidroksi dengan
(
-OH
amoksisilin
)
pada
sigma (
a
posisi
adalah
-0,3575
{ )
a
)
Hammett
para +
dari 0,013,
sedangkan nilai sigma { a ) Hammett dari sefaleksin dengan sefadroksil adalah -0,3525 + 0,015.
Pada
penelitian
nilai sigma { a > Hammett yang diperoleh merupakan dari < per ) hidroksi. Nilai rho (
p
)
yang
sebagai standart untuk menetapkan.nilai sigma { cr
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
ini nilai
dipakai )
dari
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67 substituen baru adalah nilai rho ( p ) untuk ionisasi asam benzoat dalam air pada suhu 25,0° C ( p =
1,00
)
karena
sistem senyawa induk pada penelitian berbeda dengan tabel, dimana pada tabel
digunakan
sistim
asam
sebaiknya dilakukan studi korelasi nilai
benzoat, rho C P
)
maka dari
sistem senyawa induk ampisilin dan sefaleksin. Sedangkan pada penelitian ini nilai rho ( p diabaikan karena nilai sigma ( p e t ) Hammett mendekati nilai sigma ( p o )
Hammett
(-0H) asam ben2 oat. Sehingga
yang
rho
(p)
dapat
diperoleh
dar i gugus
nilai
)
hidroksi
dari
hasil
percobaan dapat dianggap 1,00. Setelah dilakukan uji
"
pooled " dua sisi antara nilai sigma ( &
dari
gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para dan amoksisilin sefaleksin
dan
dengan
nilai
sefadroksil,
perbedaan
diantara
hidroksi
( -OH ) yang
memberikan
efek
sigma
keduanya.
(
)
dengan )
o
Ini
elektronik sigma
sefadroksil. Dan kemungkinan efek ini
yang
dari
tidak
ada
berarti
tersubstitusi (
bahwa
gugus
posisi
para
Hammett
yang
pada &
)
ampisilin
Hammett
ternyata
besarnya sama terhadap struktur amoksisilin
hidroksi ( - OH >
Hammett
t
dan
elektronik meningkatkan
struktur
dari
gugus
aktivitas
farmakologik dari amoksisilin dan sefadroksil dibandingkan aktivitas senyawa induknya yaitu ampisilin dan
sefaleksin
selain dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia dan ikatan obat tersebut
SKRIPSI
dengan reseptor.
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Nilai sigma ( cr ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para pada tabel yaitu -0,37. ini diperoleh
nilai
sigma
(
)
o
hidroksi ( -OH ) pada posisi para
Pada
Hammett
dari
amoksisilin -0,3575 + -0,013 dan
dari
penelitian dari
gugus
ampisilin
dengan
sefaleksin
dengan
sefadroksil yaitu -0,3525 + -0,015. Gugus hidroksi ( -OH > pada posisi para merupakan gugus pendorong elektron, seharusnya nilai sigma ( o ) Hammett dari
gugus
(
negatif.
-OH
)
penelitian
pada ini
posisi
para
nilai
sigma
hidroksi ( -OH ) pada ampisilin
dengan
posisi
bernilai
Hammett
(c r)
para
amoksisilin
yang
dan
maka
hidroksi Pada
dari
gugus
diperoleh
sefaleksin
dari dengan
sefadroksil benar bernilai negatif.Hal ini mendukung sifat yang dimiliki gugus hidroksi (-0H). Setelah dilakukan uji "t student" antara nilai
sigma
( cr ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para dari ampisilin dengan amoksisilin
dan
sefaleksin
dengan
sefadroksil terhadap nilai sigma ( cr ) Hammett pada
tabel
( -0,37 ), ternyata tidak ada perbedaan. Ini berarti bahwa gugus hidroksi (-0H) yang tersubstitusi pada pada suatu senyawa akan
memberikan
nilai
posisi sigma
(
para o
)
Hammett atau efek elektronik sekitar -0,37.Sedangkan arti dari nilai efek
elektronik 9ugus hidroksi ( -OH ) tersebut
berbeda-beda bagi gugus
SKRIPSI
setiap senyawa induk yang tersubstitusi
hidroksi (_0H) pada posisi para .
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB VI KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan
dapat disimpulkan bahua : 1. Nilai efek elektronik eigma (p.o') Hammett hidroksi (-Oil) pada
dari
gugus
posisi para dari ampisilin dengan
amoksisilin-o,3575 + -0,013 dan dari sefaleksin dengan sefadroksilyaitu -0,3 52 5
+ -0,015.
berarti
bersifat
gugus
hidroksi
Nilai
negatif
s^bagai pendorong
elektron. 2. Tidak ada perbedaar. bermakna antara nilai efek elektronik sigma ( p . a ) Hammett dari qugus hidroksi posisi
( -OH )
pada
paradari ampisilin dengan amoksisilin dan nilai
sigma ( p.
para
dari
ampisilin
sefaleksin dengan sefadroksil
terhadap tabel.
dengan
( -OH )
pada
amoksisilin
( hasil penelitian )
nilai efek elektronik sigma
( p . # j Hammett pada
69
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB VII SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang
telah
dilakukan,
maka disarankan untuk : 1. Dengan diketahuinya cara memperoleh Hammett pada tabel dapat dan
mempopulerkan
digunakan
nilai
sigma
nilai
sigma
untuk
memprediksi
(o )
Hammett
(o )
dari
gugus-gugus yang terdapat dalam tabel. 2. Dilakukan penelitian tentang penentuan nilai sigma
(a)
Hammett dari gugus-gugus lain yang belum ada pada tabel 3. Dilakukan
penelitian
tentang
hubungan
parameter
elektronik sigma (<x) Hammett dengan aktivitas biologis. 4. Dilakukan studi korelasi antara nilai rho induk asam benzoat dan sefaleksin,
senyawa
antara
nilai
rho (p) senyawa induk asam benzoat dan ampisilin
untuk
menentukan nilai rho
induk
(p)
dari
juga
(p)
sistem
senyawa
ampisilin dan sefaleksin.
70
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB VIII
RINGKASAN
Telah dilakukan penelitian sigma ( o ) Hammett dari posisi
para
dari
tentang
gugus
Penentuan
hidroksi
ampisilin
dengan
(
nilai
-OH- )
pada
amoksisilin
dan
sefaleksin dengan sefadroksil menggunakan metode
6pektro-
fotometri ultra lembayung. Tetapan sigma'( o )
adalah
ukuran
dari substitusi tertentu pada pusat dalam
sebuah
struktural. dengan
seri
senyawa
Nilai sigma ( o
jalan
menentukan
nilai
(
pK
)
molekul
berhubungan
secara
pK (
dapat dari
pKo
secara
menggunakan persamaan nomor ( 11 )
elektronik
dari
Hammett
tersubstitusi atau senyawa induk senyawa tersubstitusi
reaksi
yang )
efek
)
diketahui
senyawa dan
pK
tak dari
spektrofotometri,
bila
aA
>
3HA
dan
persamaan nomor ( 12 } bila aHA > aA . Kemudian nilai
PK
yang
diperoleh
dimasukkan
ke
dalam
persamaan : p.O' = pKo - pK dimana pK
dan pK adalah negatif logaritma dari Ko dan K o atau tetapan keseimbangan reaksi senyawa tak tersubstitusi ( senyawa induk ) dan senyawa tersubstitusi. Dalam hal ini
ampisilin dan sefaleksin merupakan senyawa induk sedangkan amoksisilin
dan
sefadroksil
tersubstitusi. Pada
umumnya,
untuk sistim aromatis
hanya
substituen dan pusat
reaksi
terjadi interaksi
resonansi.
merupakan
persamaan untuk
Hammett
berlaku
reaksi-reaksi
terisolasi, Karena
senyawa
pada
sehingga turunan
dimana tidak orto
71
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72 lazim terjadi interaksi
sterik,
maka
persamaan
Hammett
tidak berlaku untuk senyawa-senyawa turunan orto ( 4 ). Rho ( p ) adalah tetapan reaksi yang merupakan ukuran sensitivitas reaksi terhadap
substitusi.
Nilai
sigma ( o ) ini tergantung pada jenis dan kondisi
reaksi,
misalnya pelarut,
suhu,
efek
pH
dan
juga
tergantung
sifat
rantai samping ( 1, 4, 7 ). Nilai rho ( p ) untuk ionisasi asam benzoat dalam air o pada 25 C adalah 1,00. Oleh karena itu, reaksi ini digunakan a
sebagai standart untuk menetapkan nilai sigma (
) dari substituen baru. Nilai rho ( p
)
tetap dalam satu seri, karena rho ( p )
tidak
selalu
dipengaruhi
oleh
substituen
baru
perubahan temperatur dan pelarut (1). Nilai sigma ( a )
positif
berarti
atau gugus tersebut merupakan penarik elektron yang kuat daripada hidrogen ( elektron aseptor nilai
sigma
tersebut
),
lebih
sedangkan
( o ) negatif berarti substituen atau
merupakan pendorong
yang
lebih
kuat
gugus
daripada
hidrogen ( elektron donor ).Hidrogen mempunyai nilai sigma 0,00 ( 3,7 ). Untuk penentuan nilai pK, maka
serapan
larutan
zat
pada pH larutan dalam air ( netral ), suasana pH asam
dan
pH basa diamati pada panjang gelombang
(
X
Konsentrasi yang dibuat untuk masing-masing ekuimolar dan tetap untuk berbagai pH. dibuat
konsentrasi
sefaleksin
30
ppm
600 yaitu
ppm, 261
terpilih.
bahan
Larutan
amoksilin nm,
)
adalah
ampisilin
207,9
larutan
ppm,
sefadroksil
31,3ppm yaitu 262 nm. Pada
penelitian
ini
diperoleh
amoksilin lebih besar dari nilai pK
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
hasil, ampisilin,
nilai nilai
pK pK
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73 sefadroksil lebih besar berarti
bahwa
mendorong
dari
adanya
elektron
peningkatan nilai
nilai
substitusi
( pK
sefaleksin,
gugus
elektron pada
pK
yang
donor
senyawa
)
ini
bersifat menyebabkan
tersubstitusi,
yang
menyebabkan menurunnya nilai sigma ( o ) Hammett. Berdasarkan hasil penetuan nilai sigma ( a ) dapat dilihat bahwa nilai sigma ( a ) Hammett hidroksi
( -OH ) pada posisi para dari
amoksisilin
adalah
-0,3575
+
Hammett
dari
gugus
ampisilin
0,013,
dengan
sedangkan
dari
sefaleksin dengan sefadroksil adalah -0,3525 + -0,015. Nilai sigma ( o ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para dari ampisilin dengan besar
dari
sefaleksin
dengan
amoksisilin
sefadroksil.
lebih Setelah
dilakukan uji
"t pooled” dua sisi antara nilai sigma
Hammett
gugus
dari
hidroksi (-OH
)
amoksisilin
dan
dari ampisilin dengan
pada
posisi
nilai
(
sigma
Hammett dari sefaleksin dengan sefadroksil ternyata
(c) tidak
ada perbedaan antara keduanya. Nilai sigma ( a ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para pada tabel yaitu -0,37 ( 27, 28, 29 30 ). Setelah dilakukan uji "t
satu
pihak"
antara
sigma ( o )Hammett dari gugus hidroksi ( -OH )
pada
nilai posisi
para dari ampisisilin dengan amoksilin dan nilai sigma ( o )
Hammett
pada
tabel
(
-0,37),
perbedaan yang bermakna,
sedangkan
antara nilai sigma ( a )
Hammett
-OH ) pada
dari
posisi
para
ternyata uji
"t
satu
dari gugus
sefaleksin
tidak
ada pihak”
hidroksi
dengan
-droksil dan nilai sigma ( cr ) Hammett pada tabel (
(
sefa -0,37
), juga tidak ada perbedaan yang bermakna.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA
1. Martin YC ., 1978 , Q u a n t i t a t i v e D r u g D e s i g n , Marcell Dekker Inc., New York , p.88 - 95. 2..Foye W 0., 1989 , P r i n c i p l e s o f M e d i c i n a l C h e m i s t r y , and Febiger Philadelphia , London, p.614 - 628.
Lea
3. Purcell W P., Bass GE, Clayton JM., 1973, S t r a t e g y o f D r u g d esig n : A Guide to Biological Activity, John Willey and Sons, New York, p.38-43. 4. Ariens E.J., 1971, D r u g D e s i g n , Academic Press, and London, p.135-136. 5. Rekker
RF. ,
E lsev ier
New
York
1977, T h e H y d r o p h o b i c F r a g m e n t a l C on sta n ts, P u b l i s h i n g C om p an y, Amsterdam, p.2, 36.
S cien tific
6. Burger A., 1970, M e d i c i n a l C h e m i s t r y , 3rd Edition, Interscience, New York, p.164, 166-168. 7. Korolkovas A., 1970, E s s e n t i a l o f M o l e c u l a r Willey Interscience, New York, p.22-23.
Willey
P h a rm a co lo g y ,
8. JanssenL.
Summary Lecture Course QSAR.,1988-1989 M i d C a r i n P h a r m a c o c h e m i s t r y , H and o u t P eriod 2 ,A joint project between Faculty of Pharmacy Gajah Mada Uni versity and The Department of Pharmacochemistry, 1986, Vrije Universiteit Amsterdam, The Nederland, Yogyakarta, P - 46. reer
T ra in in g
9. Connor A. K, 1967, A T e x t b o o k o f P h a r m a c e u t i c a l A n a l y s i s , 1st Edition, A Willey Interscience Publishing, John Willey and Sons, New York, p.168-170. 10. Fulcrand, 1979, Q u a n tita tiv e S tru ctu re A c t i v i t y s h i p ( Q S A R ) , 1 4 ™ Edition ,ITB Bandung, p.3.
R ela tio n
11. Charles 0W. , 1971, T e x t b o o k o f O r g a n i k M e d i c i n a l a n d P h a r m a c e u t i c a l C h e m i s t r y , 6th Edition, J.B. Lippincott Company , Philadelphia and Toronto, p. 20,289. 12. Noller RC. , 1965 , C h e m i s t r y o f O r g a n i c C o m p o u n d , Third Edition , W.B. Saunders Company Philadelphia and London, P . 596.
74
SKRIPSI
«
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75
13. Cartensen JT., 1972, T h e o r y o f P h a r m a c e u t i c a l S y s t e m , Volume I, Academic Press, New York and London, p. 203-204. 14. Newton WD, B. Ronald Clausa, 1978,pKa Value Compounds in Pharmacy Practice, Volume 12, l i g e n c e a n d C l i n i c a l P h a r m a c y , P. 547, 549.
of
Medicinal
D rugs
In tel
15. Ritschel W.A., 1976, H a n d b o o k o f B a s i c P h a r m a c o k i n e t i c s , 1st Edition, Drug Intelligence Publication Inc. Hamilton, P.30-33. 16. John, HE., 1975, R e m i n g t o n ' s P h a r m a c e u t i c a l S c i e n c e s , 1 5 ^ Edition, Mack Publishing Company, Easton and Pensylvania, p.269. 17. M. Mulya, A. Syahrani, 1987, A p l i k a s i A n a l i s i s S p e k t r o f o t o m e t r i U V - V I S , hal.3,21. 18. Reynolds, JEF., 1989, M a r t i n d a l e f T h e E x t r a P h a r m a c o p o e i a , 29th Edition, The Pharmaceutical Press, London, p. 10911092. 19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, I n d o n e s i a , Edisi ketiga, Jakarta, hal.90, 136. 20. Florey K, 1973, A n a l y t i c a l P r o f i l e s o f D r u g Volume 2, New York, Academic Press, p.4-31.
Farm akope
S u b sta n ces,
2 1 . British Pharmacopeia, 1988, Volume II, p.38, 40, 107. 2 2 . Auterhoff
K., 1987, I d e n t i f i k a s i O b a t , Edisi 4, diterjemahkan oleh N.C. Sugiarso Bandung, Penerbit ITB, hal. 89.
23. World Health Organization, 1986, B a s i c T e s t f o r P harm aceu t i c a l S u b s t a n c e s , Geneva, WHO Publications, p.18, 36. 24. Clarke E.G.G. , 1986, I s o l a t i o n a n d I d e n t i f i c a t i o n o f D t 'u g s , 2nd edition. The Pharmaceutical Press, London, p. 193. 25. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1984, Vadem ekum I n d o n e s i a , Edisi pertama, Jakarta, hal 32;62
F a rn ia k otera p i
26.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76
27. Roberts
JD,
C h em istry
Stewart
M eth a n e
Series Edition, 661-665. 28. Swain
to
R, Caserio
Me,
M a cro m o lecu les,
W.A. Benjamin, Inc,
1972, O r g a n i c World Student California, pp
CG»
Lupton EC, Jr, 1968, F i e l d and R esonance of s u b s t i t u e n t E f f e c t s , Journal of the American Chemincal Society, volume 90, p. 4329. C om p on en ts
29. Sykes
P, 1989, P e n u n t u n M e k a n i s m e R e a k s i K im ia Edisi VI, penterjenah Hartomo AJ, Sugihardjo C J , Brotol, Sukartini, penerbit PT Gramedia, Jakarta, P .432. O rg a n ik ,
30. Verloop
A, 1986, Hid Career T r a i n i n g in F h & rtn aco C h e m i s t r y a J o i n t p r o j e c t o f F a k u l t a s F a r m a s i UGM. a n d D ep a rtem en t of P h a r m a c o c h e m i s t r y , part III, Vrije Universiteit, Amsterdam Yogyakarta*, p. 93
31. Smith HJ, 1987, I n t r o d u c t i o n t o t h e P r i n c i p l e s o f D r u g D e s i g n > 2nc* Edition, Wright, London, P.245.
t
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vVf
C\ i ^ -
4 77
I’ .T. M K I M F A K I Y I A ' L A I I O U A T C H U K S . I N C . ; i . n A i v A n n . a m v < a v . « t . t ,t m <«•» i. y, a w a " , a m t w u u s i m r u t m u a w u w i ••.<< u v « i i f . • i'm h u h i c a i h . i ' i I
La npl r an
1
S e r t i f i k & t a n a l i s i s d a ri Ampisilin
em rnnc/vri? or a n a l y s i s rio.tn.-t. AMricii.UN TimmmM-K" r»i.yw.i/.kij
Ul
M n t m f 'ii 'h i i in f'
IJ iW lilily
l i n t . : ...........,
K s j i i ml i-)ii d.)nlc._. w .
..
............
r . i ' Kui I'c r .i: r i p H
on :
I d e n i i f ic.M l i t m :
Wli! t o t o po w d e r, nlm ont
h »...
Irfilioinloiy
.
.
.
-
. . . .
N o . . A!J
'*
k u : a t i o i i :;
wit I I I? r r y i « t i * l U n < n d o r I
' - Uve j i i m l l i v u J d*» ul . » t y I r u t f o r A ' l i p i r . i l l i n T r i l i y d r n t e v i a TlXJ o u d
Cr;M!'f:ci,
C o n I t ' : :)',:;
IH K p r o L r o n o o p y .
I o r i. ‘ y o f
‘.>oLu«
O l c n '
fin d
n ot
m nro
th an
i:lij'lilly
Cum ! !•:
* 1 C'll
Mot .lomj lli.'in t«* ■/• ;ui«i iii>l. more thou ^5 V'.mvI I'inoliHr Mctliod.
l-o t
If'i'in
(.lin n
(t
I ;i i i l l iij; d rn li*
H ot.
-
LIimm
lit 10
pur
'W t i i
n :ih .y d r o n c .
I rojiho-
'H id
m i'M ir im t! i»jr,
m il
more?
r , o I u I; i m i
A m p 1 1 : I I I, I n
con-
‘I r l h y -
ml .
lim it
'P i
cm
I cm ! m l .r d
c*:i
b .u :i»;.
*.f.»:no t r i c
- wri.c
'-•I.
M-*l.;»|ji • ' i ! p l iM I.e.1;
Ml U
f
A,-,li
•n ; i i Cy
: U A I -11 V C U N T K O l .
l'i«L
iiiiin 1
1.11 1 n
<11
H ot
i i m i <:
I Jut it
H . ' , l ‘
■
m ^i»i
L liim
O . !.'*(< (f./in\.
SKRIPSI
o. r
MKCMUUf!:
Apprr.vcd * V p t,,rin M -
ppm
f r n ,
V P ) '>
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
i
fAC'CWv w/aomcri ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
U M lf.w A/JOfttSS i
P.O UX 1074 turosiLK
^
UtJA KAPANG AIIM IIMU3
JL IANAH ADANG K-19 JAKA«
j a i a H A ICQ 10
0
innc
,
1(1 (TAX
i«3 l)V 3 4 i7
P.T. S A N D O Z
WCW.IMAMt:iuwiw KABW/'AUUC05OR.INOONlJtA 7Q uupHoms io:))6?ijiA/.c-Liurs;
iwuoiw.
uux
, m u snn ia
y\U X *
i( Q ]1 )l 7 M k *&
B.IOCHEMIE F A R M A I N D O N E S I A
C F R T T F T C A T E
OF
Lampiran
A N A L Y S I S
2
Sertifikat analisis dari Amoksisilin r«rodiift •
AMOXTCTLLIN TftTHYORATf. PI II.VEfU 7.EO
natch Nn.
o^s y jq
'•l.nnu fr e t u r n da t.ff f >tpi r y da f.ft
Fntirunry 1994
Fpi^runrv 1990
AppaacAncG
\
Corresponds Corresponds Corresponds Corresponds Cor responds Corresponds.
Ddou r Identi ty I.R. R o t a t i o n (dngroe) C rystal\i ni ty *ir>pc«rAnco oT S o l ution (MCI ) A p p R * r A n c a of S o l u t i o n
Cor responds
(Ammon wt) A .7 1
pn W ater c o n t e n t ;>u) pha fed Ach
(£;)
13.19
(\;)
^ p .a v y
(p p m )
I.Rsa than 0, 1 l.nsr* than i?0
i« o . t A l« ;
::n n to n :,
M R r c u r i inr? r . n ’ c
.’InntRn: MP1.C (
^
• ( * .)
OP B5
i
'iO
~>r.
•lp. cfii’t.ify that. !.hf> nbovB nmn t ion^ri p/T-.':uct i«•". i»*• c.t .."sfo '•ffl'J i rfiufin t.s nf tfr> o r i u$p XXTI.
pt
i
--m V.’
r.AM(i07 t!TPfiiiFMU-
'..I-*-*'
r.i a
,nj
O r a . Svamsiah k. ?.yM«v;uiuJ S. I K. i
t v
f c r . s u :
a
nr.,?
!*;a
n a
!
;•
; / i u i / n ; \ . o . i . os.
t SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
0
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lamp Iran
3
Sertlfikat analisis dari Sefaleksin
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
Lampiran UNIVERSITAS 4 ADLN - PERPUSTAKAAN AIRLANGGA
0 3 FEB
80
Sertifikat analisis dari Sefadroksil
A] A-] C E R TIF IC A T E O F ANALYSIS °
1& & U ) ’ £*51!
•V. v.i 11
( :f )
VUNCJJIN i ’ HAUM. C O. . LTD.
IJ I-ii'A i.-iV v liiN T O K
SEOUL.
W U A I .I Y V A j ’-SLM iAN 'C
KOKHA
CEFADROXIL MOKOllYbK.VrK
'A\ZL"d'jL
_fca.fr ^
L o t No.
: Y K- 47 37 8
Mftf. d a i o
: Jan .2 4;'9 4
Rofor encf l
j
US
KJ® -fiO't>J4
^
Quantity : kg Exp. t!;.lc : Jtvn.23. ’07
P XXII
D e s c r i pt i o n
Requirement .
f co E u l t s
\ppearance
A wlii.to or oft* whit-i,
A wliltd c r y s t a l l i n e powder
Identification
1R
P ositive
iolu bllity
Passed
I q i s t u r e conte nt ( K . F . )
4 . 2X to 6 *OX
•1.72
,H \ :;GSC*
4.0 to 6.0
5.0
.optical rotation o a o p e t r i c assuy
+ 164 to +182 * 900 cicg/og to 1050 fliC(jAi£
♦ 173 , -I *
l i c r o b i o l o g i c a l ass ay
900 acg/uig to 1050 oi«;f/ab#
973wcg/cjg as anhydrous
iulk d e n s i t y
97Gwcc/rag a s a n h y d r o u s
0.71g/«l
j.cavy c.etale
Max. 20 ppn
Passed
. .bsorbance
2 2 0 . to 2*10
225
I issolution
Not l e a s than 70 X
Passed
' o x i c i ty
Passed
**•> \
r** f\'~
f- 'A C iS c .U
J] *al
JMP APPL NO. 0 *1l/OUO/DJUO DI-CJASlM'JieO
Kumurki
US NO. 2934 . 90.300
M
’tf^.Toitodby *$£>
SKRIPSI
#
; DKL'M tin. : ] - 4
Appi-GVt.J by
s
ru -4 a.u* M
Penentuan nilai efek . . . .
i 1.1 8
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN
Perhitungan
standart
deviasi
Hamnett dari gugus hidroksi
81
5
(-0H)
(SD) pada
nilai posisi
sigma para
(a) dari
Ampisilin dengan Amoksisilin
3 4
(0 •J
2
. , . . (x . » H id ro k ti v
2 K “ V
X
( X
x> -4
0
1
per
i
R © p l iko * i
-
0 ,0 125
1 , 5<S25
x
to
-
a,a*
-
0 ,0 1 7 3
3 . CXSZS
%
to
-
o , ac*
-
£0025
O, OdZS
x
to
-
o, sa
-
0 ,0 0 2 9
O, 0429
X
to
B
-
-4 - 4
X
- 4
0 ,3 5 7 3
E - *. 7 5
K
tO
-4
E <x, - x)2 i= l 1
4,75 x 10 "4 4 - 1
0,0001583 =
Jadi
idroks ipacIa
0,013
Posis*
para
dari
Ampisilin
dengan
Amoksisilin = - 0,3575 - 0,013
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAKPIRAW
6
Perhitungan stadart deviasi (SD)
82
nilai
sigma
dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para
(o')
dari
Hammett
sefaleksin
dengan sefadroksil.
R »p ltk a a v
per . . . ( x , > ^ H i d r o k s i i
2 X . I
<X . “ V
X
X > -4
1
-
o , 9d
2
-
3 4
-
0 , 0 0 7 5
O , 5<52 5
X
lO
0 . 3 ?
0 , 0 1 7 5
3 ,002 5 x 1 0
-
0 , 9 4
0 , 0 1 2 5
1 , 5< 52 5
-
0 , 3 4
0 , 0 1 2 5
1 , 5 <32 5 X 1 0
s
-
-4 -4 X
SO -4
x
«-* £ c
O . S 9 2 &
< *,75
H
lO
"«
. 6,75 x 10 4 - 1
0,000225 =
Jsdi
0,015
p°’Hidroksic'acia
P°sisi
para ■ dari
sefaleksin
dengan
sefadroksil = - 0,3525 - 0,015
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
r •' LAKPIRAN
/
■
V /\
7
Uji "t pooled" dua pihak antara nilai sigma (a) Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada posisi para d&ri Ampisilin
dengan
Amoksisilin dan Sefaleksin dengan Sefadroksil xt s - 0,3575
= - 0,3525
st = 0,013
sz = 0,015
( n t- 1) s sz + (n2- 1) s2Z n2 - 2
<4 - 1 X 0 ,013)2 + (4 - 1X0,015)* 4
+
4
2
3(1,69 x 10“* ) + 3(2,25 x 10“4 ) 6 (5,07 x 10’*) + (6,75 x 10"*)
6 = 1,97 x 10"4 = 0»0140
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84
| -0,3575 - <- 0,3525) | t
= ...... ..... ... 1,97 x 10‘4 ----------4
t
....
+
-----
1,97 x 10"4 -----------4
0.005 — -■
= -- -
| 0,985 x 10
0,0050 0,0099 = 0,5051
derajat bebas (d.b) =
= 6 "t" tabel pada a = 0,05 (dua sisi) dan derajat bebas (d.b) = 6 adalah 2,447 "t" percobaan = 0,5051
Jadi "t" percobaan < ”t"
tabel
Dari
perhitungan
dap8t dilihat “t” percobaan ternyata lebih
kecil
tersebut dari
"t”
tabel, maka dapat disimpulkan tidak adaperbedaan ya ng bermakna antara nilai sigma (o) Hammett
dari
hidroksi
(-OH)
P&da
Atnpisilin-Acrioksici Iin
dan
posisi
para
dari
gugus
Sefaleksin-Sefadroksil.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAW
Uji “t satu pihak" antara
8
nilai
OQ
sigma
(o*)
Hamnett
gugus Hidroksi (-0H) pada posisi para dari Ampisilin
dari dengan
amoksisilin dan nilai sigma (
x = - 0,3575 s = 0.013 n = 4 Nilai sigma Hammet pada tabel (u) = — 0,37 <x - u)
(-0,3575 - (-0,37)) 0,013 /j— £— 0,0125 0,0065 = 1,9231 Derajat bebas (d.b) = n - 1 ♦
=
4 - 1
= 3 "t" tabel pada a = 0,05 (satu sisi) dan derajat bebas
(d.b)
= 3 adalah 2,3534 sedang kan "t" percobaan = 1,9231. Jadi "t" percobaan <
“t"
tabel.
Dari
perhitungan
tersebut
dilihat "t“ percobaan ternyata lebih kecil dari maka dapat
disimpulkan tidak ada
perbedaan
"t"
yang
antara nilai sigma Hammett dari gugus hidroksi
dapat tabel,
bermakna
pada
posisi
para dari ampisilin dengan amoksisilin dan nilai sigma
pads
tabe 1.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN
9
86
Uj i *'t satu pihak" antara nilai sigina (&) Hammett dari gugus hidroksi (-0H)
pada
posisi
para
dari
sefaleksin
dengan
sefadroksil dan nilai sigma {a) Hammett pada tabel. x = - 0,3525 s = 0,015 n = 4 Nilai sigma(o') Hammett pada tabel (ti > = - 0,37
<x - u) '
(-0,3525 - (-0,37)) 0,015 / 0,0175 0,0075 = 2,3333 Derajat bebas (d.b) = n - 1
= 4-1 = 3 "t" tabel pada a = 0,05 (satu sisi) dan derajat bebas
(d.b)
- 3 adalah 2,3534 sedangakan ”t" percobaan = 2,3333. Jadi "t" percobaan <
"t"
tabel.
Dari
perhitungan
tersebut
dilihat "t" percobaan ternyata lebih kecil dari maka dapat
disimppulkantidak ada
perbedaan
antara nilai sigma Hammett dari gugus hidroksi
" t"
yang pada
dapat tabel,
bermakna posisi
para dari sefaleksin dengan sefadroksil dan nilai sigma
pads
tabe1.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran
10
Tabel nilai sigma ( cr ) Hammett
/nbic I.
S u b i f i i u o m en d Sul' iiI tuei U C o n i l i n t i
No,
S u ta ii tu t n t . A e c iy la n iln o ' Aceioxy A «ly l ActfyhM o A m f i to • (Jr omo f l. Q u t O i y /•Oulyl CAfbo«y ■ C urt ax yl.n ic » n I o n Chloro Cy«no DlAsunltini ( « ( l o n D i m e i h y l S* cailoit E tU ox y
Ethoxivjwbonyt lithyl Fl w o r o H y d r r t f n (uniubit) Hydroxy (CilO lo d o * y Me rc a p to Mdhoxy Methyl M (lh )ite l;n o M ciUyliulA nyl M c l li y lt u ir a n y l M cih jh liio Nicro* //•Pcnloxy . I'h e n c x y J'hcuyl I’h o s p h o n a U tu l e n liAliri'iwtgy w l'ro jjo x y 2-S ilico iK cpc nt y!
Ciilfnnuiji
S u t f m u l v onion Tr iN iin roit w ilt y! T r ir tw tU y l N * entiou Trim ;iliyh il)-I
♦ Fo rm u la
Nrtcocn, OCOCIli
I>.2I0 o.y/i
COCH, SCOCK,
0.376 *
NH, Of
0(CHi)iCI(| acHo, COtH co,a CN Nt* SfC H d ,* OCiH, COC.H* C,H» F I* 0U 1 10. SH O C If,
CH. StC H . SOCH,
SOfCrli SCH, WOi
0(CK*i)«CHi OC.H* C ,H » ro.iiOCI«CH.)» <XCH,).CU* C H iS K C H O j
SO«NJI,
8 0 ,Cl**,
0. 310 0.502*
0.440
o.sro -0 .I6 0 0.39I* O .IO O
•O .W fl 0.232* ■0.320
-o.toa
•o.m*
0.370 -O .IO O
0-.4J0
0.000
0.373* 0.560*
0.227* 0.660* 1.9)0
1. 760 1. 000 0.100 0.370 * 0 .0 7 0 0.337* 0.000* 0.121* G.352*
0.V00
0 .250 0.115* -0 .0 6 S »
S k C H ,),
0 . ICO 0.520 O . & 'O 0 . ISO C .7 I0 * C . 100 0.222* O.O.V) 0 . 2 CO 0 . ICO 0.100
0.2SI
-n.ifo cM C o.oio C.CfO -0 ,0 4 0
__
'*
•0.240 0.450 •0.111* 0.062* -0 .2 4 7 0.005* 0.030 - 0 . J7 0 * -0 .1 5 3 0 . 1 (0 * -0 .0 3 4 0.160 0.716 0.1 3 0 0.019 •0.265* •0.170* — 0.256 0. 000 -0 .1 0 9 0.490 0 .3 M 0.720 0.747 O.CrtO -0 .1 6 4 0.77J* 0. 710 •0,340 — 0.7»| •0.320* -0 .1 9 9 •0.010 -O .O S 5 0. 260 0.4J0 -0 .9 * 6 -0.250 -0 .5 9 5 • 0.210 -0 .7 3 4 0.570 O.WI* 0 OW) 0 121 0. 510 0.5*2 0.K20 0 6.V. -0 .0 9 3 _■0.070 _ _ __________
-0.6-1*
0.430
mciiiii*
-0 .2 4 9 0 .1 7 1 0 .5 6 7 0 . ’I3I -I.I ll 0.025 -0 .7 3 3 -0 .2 7 5 0.4 7 2 0.109 0.0 3 5 0.674 1,797 0.610 -0 .5 7 7 0.472
—0.21R
a.icn
• L: x'in o f bcnr.oIc nciri: m J l *
icxl.
•0.010
■u : . -u ii.*: ft 2f-.‘ o k >: - 0 os; -0 1 *7,
0.470
O.C/V 0 .1J4 0.602 0.037 0. 727 0.411 -O .K M 0.552
-0
-o iy< 0 l•:,»
•0.221 0 .6(0 0.147 2 .7:0 1.671 0.363 0 .5 5 2 -0.06S &.7US O.OOf) 0.4 K7 0.672 1.093 0 .4 6 4 0 .41] •0.052
0.221 0.0(0 O .K M 0.3.'2
0 i .• i - 0 ! 61
0 IS< o -n m * -0 a,4 oi -o m -o j.v, n CM 0 -0 I*}* f> I11 -o t;i .0 - 0 1 11 -0 l.M 0 f/w o :n -0 l >\. •
J.I09
0.423 0.717 O .I39 0.2U 0 .4 S3 0.J69 •0.229 0 .6 7 'i 0 .01/ 0 .6 JI
0 . I *' - 0 . V.*»
-n. 7i'i -0 o »:« 0 f-* s - 0 V.M
1.J(/}
Penentuan nilai efek . . . .
-0 i** -0 (■■<■. ft II*
ll•< 0 ICl. 0
-oou fortoiwoieaeuliInwaier«i 25*; s-ok-ci of nt «, *, •0.047
4 C a k u t iu d v*luc» d«r!vcit by Icatt tq tia rc t a> ile u n W U
Dikutip dari Swain C G , Lupton* EC, Jr, 1968, Field and Resonance Components of Substituent Effect, Journal of the American Chemi cal Society, Volume 90, halaman 4329.
SKRIPSI
6 1 1
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88 Tabel nilai sigma <
cr
) Hammett
T » W « 1.1 E J « l r o n t e w U ( I ( u « ( t O M l i n l i
/{•ftwwii epuiunu*
Ct*up
r« 003 -0 0 7 -0 0 7 0 )7 0-)» 0-J5 0-71 O il ’ 0I2 006
-It “ CH, — C iM » -c ( — Dr - I -N O , -'O il — OCH» -C .H ,
To/1 «><
/mfurtiiv
#•
•t
000 -0 0 ) •00) tH 7 0-4 } u*JW
COO -0 1 7 .-0*11 o n O -Tf 0M 0 7* -0 )1 -0-27. -0 0 1
r>4* con -0 1 0
_
w 0«>
o •:*
Ckfmiutx.Hf YmV
• I ft M M il t . V . 111401
M v f . x . 'X A . r t u
k C b i M U , I I W | I M W im * r f ’ w k m i ' m M h m i M i u u i / . «><« ( > « > . ) * . ' T »A t . W . I H U l b f s t n l U * W f« li« ,U 4 fW k ft < M W A i M t t e l k l t H i f i N t U . i M . I . I w r IJ h ra
CifMut}. Hr* V*rt.J«UWlUr,|*fj«aif.
Mixn«fNhiil«(btJiWtmicwWiMM
t*
tuWU^x:
T »M U . I . ( I l l l l C w ^ m i W f i « M • / l l u x k A f» « J < ■W W W I l a I I I * * * H .J . ttd I I m m W i A . I . I W J . A J ~ ~
A4«JmkP«m,ff,|»lt, H l« « k C . t*4
•<«■»■«> im r U ik M i I h i U
n *• 0 '* * i c m l , V # l. » . I m J m , . f w . « r . M«w Y » * l ,
J*4«WUj,
Dikutip dari Smith HJ, 1987, Intrc Introduction Principles of drug Design, 2nd Edition, Wright halaman 245.
to the London,
Tabel nilai sigma ( cr ) Hammett
£up U|>n (i . X • ' M
-0*10 -0*01
t . c -
w« H w
/ 0 ♦ 0*12 • *0-12 ♦0*W . ♦ 0 -Jf 4QOI
* o
HO "P '
a U tC O Or
*
C N N O ,
.
Dikutip dari Sykes P, Kimia Organik, Edisi Sugihardjo CJ, Broto L Jakarta, halaman 482
♦ 0 -S 6 ‘ 40*7|
- 0 ?2Q * -0*17 0 ’’ - { r o e n u r v t d < f m i » i ) -o -* * -0 J7 •♦P*06 •• * o ;y • ♦O'JO ♦0 :2 J .
* $ - u - .
40*71
1969, Penuntun Mekanisme Reaksi VI, penterjemah Hartono AJ, Sukartini, Penerbit PT Gramedia,
i
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I
89 Tabel nilai sigma ( a ) Hammett
\ » V I. p f c » , w i w « » *t t t » w f e » l t w u 4 l i m o t e i* ««« * M o k u U u tf v »lu ««
AcU «.
P*J
• pi:* e b l,
«le .
4.20
4.21
).fl
M l
). 7 9
J.IJ 3.47
)M 3. SO J.27 2.?l 2.17 2.14 2.1* 4 .W
J.U 4.02 1.42 2.41 2.72 1.12 3.44 4.27
<.U 4.32 4.01 4 .W <.17 4.50
i.n 3.1 ) j .i i MS J.CO 3.4* J.n <.CJ J.92 4.J7 O l < jr 4.>4 4 .u 4.j j 4.JO 4.«l
U i 2.24 2.91 Lfl 2.1 < U t 4.5f ).« J .J4
0.00 -0 .1 7 • -0 .1 1 -o .ir , -0 .1 7 0.04 0. 2) o .u 0.27 0.11 • ua«i 0.00 -0 .2 4
1.4)
i.) i
2 .0 2.74 1.7) ). 4 9 4.21 4.21 4.27 4.10 4.10 4.12 4.11 4. (2 3,*7 ).$ » 3.14 3.M J.ll 3.41 3 .u i.i) <.oi
O.M 0.4 t 0.44 -0 .J4 -0 .0 7 -0 .1 0 -0 .0 4 0.11 • 0.12 0.10 0 .(0 0.10
J.U 4.11 4.34 U i 4.40 <.3J 4.J7 4.47 4.44
E*«
«<
0,03 0.00 0.00 0.09 0.30 0.J4 0.47 6.47 0.40 0.47 0.17 0.31
o .to 0.47 0.4T 0.47 0.94 0.40
0.00 -i.2 i -1.31 — t.7l -0 .S J -0.44 -0.97 - 1 . 14 -1 .4 0 -1 .0 1 -0 .4 1 V -0 .4 1 -1.24 -1 .0 1 -o .tr — 0.57 -l.'N -1 ,1 0
C a lc .
< .r
4.14
4.14
0. C 4
< o
3.9*
o.
:j
<•11#
3 .M > .9 4
) . «
o.
:j
»t
4.CO
J.U
0.27
CM
J.JJ
J.M
).4 >
J. <4
0.JI
< M | lt
u y
*A( i »<»U *
3.70
4.U 3. 7J
^ 0 .4 4 0.50
4.21 4.12
4M
4 COOM
-
o.eo
4 .:i
- o j : Q .'S
J .U 4 . JO
3.71
V J -J .Q I,
< .J 4 m
4.JJ 2. 71
-0 .I4
' < V i*SO | » . « Ui N O ,
».< -J. C H ,
:
4 .«
.
-e .:* t.4 t
M 2 J .M
M i
m
J .M
fl.M
• Cl
J .U
J.M
* » J. fiC M ,
4.J6 J.V1
• * J. Cl *. *
4. U C II,
-
•M
o b ;.
i
c .u • O .I J
i.'H
**
-
-
“ “ — “ "
-
-
•
• • — • "
-
-
o. : j
-
0.34 0. )7 0.3? C .U 0.J4 0.71 0.JI • 0.21 0.J7 -0 .1 7 -O .tJ . -O .tJ -0 .2 0 -0 .(2 -0 .3 7 -0.57* -0 .0
-
-
-
-
.
-
-
-• -
“ -
Dikutip dari Verloop A, 1986, Mid Career Training in Pharmacochemistry , a joint project of Fakultas Farmasi UGM and Department of Pharmacochemistry, Part III, Vrije L/niversiteit, Amsterdam, Yogyakarta, halaman.93.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel nilai sigma <
T t b U 24*2
S u b 4 li(u « n t c o n . U n U * '
. .w fcU tuol
) Hammett
*
*
WM
0*
-0 . 7 0 1
NH,
~ 0 .U I
OK
+ 0.121
OCHi
lub id iwam * SK
mtu
i
,,
H '*
+ 0 .i s
4-0.1 J '
a
♦ o.j t i
4 0.117 .
-0 .1 7
C O ,K
+ 0JJ5
\ 0.404
+0.1 M
- o .is i
COCH,
+0471
+0.J02
,
-0.06#
-0.170
c r.
+ 0.4J
40.54
C C H .W I
- 0.121
— 0.072
HO,
40.710
+ 0.771
C .H , '
+ 0.M
-0.01
H tC H i),
l4 0 .ll
40.12
0.000
K C H i),
+ 1M
+ 0.W
w .*
41.74
4 1.91 *
CH,
H
0.000
-1 .0 0
SCH,
+0.1 J
0.00
F
+0JJ7
4-0.062
*
'
Dikutip dari Roberts JD, Stewart R, Caserio MC, 1972, Organio Chemistry methane to macromolecuIs, World Student Series Edition W.A Benjamin, Inc, California, halaman 662.
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
Piepiet Woeri Yunarni
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91 Tabel M t J’crecmilcjof the /Distribution
o « l k. 1 2 * 3 4 •J 6
'. I t
*.u
f.m
3.071
6.3131 2.9200 2.3334
12.706
(.116 J.63X 1.53: 1.476
7
1.440 I.4 IJ
S
1.397
9
1.?13
10
1.372
11
1.363 1.350
12 13 14 15 \6 17 II 19 20 21 22 2) 24 23 27 21 29
30 35 40 43 50
to 90 100 120 140 160 it o 200 «0
1.330 1.343 1.341 1.337 1.333 t .330 {.321 1.323 1.323 1.321 1.319 1.311 1.316. 1.313 I.3 U 1.313 I.3 U
2.1311 2.0130 1.9432 u m
J.Jiui O n
31.121
4.3027 J . u is 2.7764
6.965 4.541 3.747
63.657 9.9241 3.1409 l.O O M
2.3706 2 .U & ?
3.363 3.143
4.0321 3.7074
2.3646
2.991
2.3060
2J96 2.121
3.4995 3.3534
1.8331 1.1125
2.2622 2.2281
2.764
3.16V3
\ .m ?
2.20 10 2.1711
2.711 2.6X1
3.1051 3.0 3 4 J
2.1604 2.1441
2.650 2.624 2.602 2.513 2.567 2.552 2.539 2.521
3 .0 (2 3 2.97 6( 2.9467 2.920X
1.7123 1.7709 1.7613 1.7530 1 ,7 4 J9 ; l.739
(.310 1.3062 1.3031 1.3007 (.2917 1.2939
1.6973 1.6196 1.6(39 1.6794 (.6739 1.6707
1,2931 1.2922
1.6669 1.6641
1.29(0 1.1901 1.21(7 1.2176 1.216? 1.2(63 1.2151 1.212
(.66 20 1.6602 1.6377 1.6331 1.6J43 1.6334 1.6525 1.645
2.1313 2.1199 2.1091 2.1009 2.0930 2.0160 2.0796 2.0739 2.0687 2,0639 2.0593 2.0533 2.O U t 2.0114 2.0152 2.0123 2.0301 2 .0 2 1 1 2.0141 2 .0 0 (6 2.0003 1.9943 1.9901 (.9 (6 7 1.9*40 1.9799 1.9771 1.9749 1.9733 1.9719 1.96
2.511 2.508 2.300 2.492 2.4(5 2.47V 2.473 2.467 2.462 2.457 2.4)1 2.423 2.412 2.403 2.3VO 2.3X1 2.374 2.36V 2.364 2.351 2.353 2.350 2.347 2.345 2.326
3.2491
2.1912 2 .( 7 ( 4 2 .(6 0 9 2.1433 2.X3I4 2 . X t ll 2.1073 2.7969 2 .7 (7 4 2 .7 7 (7 2.7707 2.7633 2.7564 2.7500 2.723V 2 .7 W 5 2.6196 2.6771 2.6603 2 .6 4 (0 2.63X1 2.6316 2.62 60 2.6175 2.61 U 2.6070 2 .6 0 3 5 ’ 2.6006 2.576
Dikutip dari : Daniels W. Wayne, Biostatistios cu n d a H c n for Analysis in the Health Sciences, Eclisi
SKRIPSI
Penentuan nilai efek . . . .
A
2.
Piepiet Woeri Yunarni