ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Efek Hidrofobik Interaksi h id rofob ik sangat penting
.dalam
proses
kehidupan. Efek h id rofob ik menstabilkan membran dan makromolekul serta mengatur a k t ifit a s bahan obat-reseptor bahan obat-enzim. I s t ila h in teraksi
h idrofobik
untuk perilaku molekul ncn-polar yang
dipakai
cenderung
kontak dengan a ir dan masuk ke dalam
atau
menolak
fasa h id rofob ik , di
mana fasa h idrofobik dapat berupa
pelarat
h idrofobik
(proses p a r t is i), bagian in t e r io r misel (proses s o lu b ili s a s i), bagian h id rofob ik suatu protein
( proses
ikatan
protein) atau biomembran ( proses ikatan membran).
Konsep
dasar dalam semua tip e in tera k si h idrofobik adalah tran fer molekul h idrofobik dari lingkungan
a ir
h idrofobik , maka in tera k si hidrofobik
ke
dari
lingkungan bahan
dengan penyusun biosistem dipandang sebagai kasus
obat p a r tis i
dengan biofasa h idrofobik sebagai 'p e la r u t '. ( 8 ) Absorbsi sisteraik suatu bahan obat s ifa t anatomik dan fis io lo g ik . tempat sel serta s ifa t f is i k fisikokim iawi
dipengaruhi absorbsi
bahan
obat.
faktor tersebut menyebabkan banyaknya mekanisme
oleh
membran Faktorabsorbsi
melewati membran s e l . ( 9 )
5
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAANe> UNIVERSITAS AIRLANGGA
Membran sel atau membran plasma
sel
semipermeabel yang mengatur pergerakan
adalah a ir
membran
serta
zat
terla ru t antara ruang di luar dan di dalam s e l. Telah diakui ( Overton ) bahwa
percobaan membran sel
oleh banyak macam senyawa leb ih sebanding dengan pelarutan nya dalam lemak. Hal i n i menimbulkan suatu pendapat
bahwa
membran se l b e rs ifa t l i p o i d . ( 10 , 1 1 , 12 )
2. K oefigien P a rtisi Suatu bahan obat akan menunjukkan a k t ifit a s
biolog ik
jik a bahan obat itu dapat mencapai tempat kerjanya setelah melalui proses transport melewati dan l i p o f i l i k dalam sistem
penghalang
h id r o filik
biologik* Akibatnya*
penting dalam rancang bangun bahan obat
adalah m odifikasi
s ifa t h idrofob sebagai senyawa yang . memiliki kimia in tr in s ik , sehingga transport
aspek
a k tifita s
ke tempat
k erja
ikatan pada tempat k erja mencapai optimum (12)* je la s disebutkan bahwa k orela si antara
obat yang mendasari pen elitian
Lebih
struktur
dan a k t ifit a s b io lo g ik merupakan i n t i dari
bereaksi dan rancang bangun rasional dari
molekul
kimia
bagaimana
dan
bahan
bahan
obat
analog - analog
yang le b ih e fe k t if ( 3 ). Secara matematik, hubungan aksi fis io lo g ik (Q) dengan s ifa t kimia (C) suatu molekul ditunjukkan
oleh
postulat
Crum-Brown dan Fraser (5,13)*
Q= f ( C )
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
( 11-1 )
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN7UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hubungan antara a k t ifit a s b io lo g ik dengan s if a t fis ik senyawa mula-mula
diayatakan
macam
oleh
(1893) yang mempublikasikan h a s il percobaannya toksik dari e te r , alkohol, aldehida
dan
dan
RLchett
bahwa efek
keton
secara
proporsional berbanding terb a lik dengan kelarutannya dalam a ir ( lii) . Meyer (1899) dan
Overton
(1901)
menaruh
terhadap a r ti kelarutan suatu senyawa dalam
perhatian
lemak sebagai
penentu a k tifita s b io lo g ik . Kedua p e n e liti in i mendapatkan bahwa kemampuan suatu senyawa untuk melewati
membran
sel
dan aksi narkotik sebanding dengan k o e fisie n p a r tis i lemak - a i r . Semakin besar k oefisien p a r tis i maka
makin
besar
pula a k tifita s narkotiknya, hal in i te rja d i jik a kelarutan dalam lemak besar. ( 1 ^) Masalah rumit dalam pengukuran
k o e fisie n
p a r tis i
senyawa yang bereaksi dengan a ir (asam dan basa) atau yang cenderung saling berhubungan sesamanya dalam pelarut p ola r, raembuat d e rin isi k o e fisie n p a rtis i menjadi
non le o ih
komplek. Usaha paling luas untuk membandingkan
k oefisien
p a r tis i dalam sistem pelarut yang berbeda telan
dilakukan
oleh Homer-Smith. Studi Smith terbatas untuk asam dan ba£a. Agar fluktuasi minimal, baik yang disebabkan oleh io n is a s i dalam fasa a ir maupun penggabungan dalam fasa pelarut non polar, Smitn mendefinisikan k o e fisie n p a r tis i seb a ga i:(13)
p =
Cp
( I I -2 )
Ca
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN8UNIVERSITAS AIRLANGGA
d i mana Ca dan Cp masing-masing adalah. konsentrasi dalam a ir dan dalam pelarut non-polar* sistem b iolog ik s u lit diukur maka
Karena
biasanya
' molar
P
ditentukan
secara in -v itr o dengan memakai 1 -oktanol . sebagai lip id dan dapar fo sfa t pH 7
dalam
.fasa
sebagai fasa a ir . Jika skala
P besar, maka biasanya d ip ilih harga logaritmanya. Jadi persamaan ( I I -2 ) oen jad i: Log P = Log Cp - Log Ca
( I I -3 )
Untuk zat terlaru t yang te r io n is a s i harga
p
=
P raya: (2 ,5 )
Cp C a(l- <*)
( n -k )
d i mana ot = derajat io n is a s i. N ilai dapat dihitung sebagai berikut: (2) Untuk asam = _____________ ^_____________ 1 + a n tilo g (pKa - pR)
( II-5 )
Untuk basa = _____________ i _____________. 1 + a n tilog (pH - pKa)
( I I -6 )
2.1* Subungan a k tifita s b i o l o g i k dengan K o e f is i e n p a r t i s i Pada dekade terakhir in i terdapat perkembangan pesat dalam studi tentang hubungan strutctur
molekul
yang dan
a k tifita s b iologik dengan k oefisien p a r tis i d ip ilih sebagai rujukan utama dalam studi tersebut. Dukungan paling b era rti untuk
maksud
diberikan oleh Hansch dan re«.an pada Pomona,
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
in i
telah
Claremont ,
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN 9UNIVERSITAS AIRLANGGA
C a liforn ia , Hansen telah
berhasil
nenurunkan
hubungan
antara a k t ifit a s b io lo g ik dengan n il a i lo g P dalam oktanol - a i r yang dinyatakan dengan ruraus beri&ttt ( 2 , 5 , 15 ) : Log A = lo g 1/G
= a lo g p + b.
( II-7 )
di mana: . Log A = a k t ifit a s b iolog ik r e l a t i f lo g P = logaritma koefisi.en p a r tis i C = kadar obat yang diperlukan untuk menimbulkan respon b io lo g ik a dan b= tetapan yang didapat dari garis re g re s i. Temyata dari rumus di atas* hubungan antara dengan a k t ifit a s b io lo g ik b e r s ifa t l i n ie r .
n ila i
lo g P
Hansch
jaga
mengembangkan hubungan tersebut yang ternyata hubungan yang paraboliK. Model parabolik
meraberikan
tersebut
dapat
dirumuskan sebagai berikut ( 2 , 5 ) : Log A = lo g 1/C = -a (lo g P)^ + b ( lo g P) + c ( I I —& ) d i mana: a*b,c = tetapan-tetapan yang didapat dari penggunaan metode lewat le a s t square.
2 .2 . Hubungan pKa^ pH dan lo g P Bahan obat yang lebih laru t
dalam
lemak
akan lebih
mudah melewati membran sel daripada bahan obat yang kurang laru t dalam lemak atau leb ih laru t dalam a ir . Untuk
bahan
obat yang b e rsifa t e le k t r o lit lemah, misalnya
lemah
asam
dan basa lemah, derajat ion isasin ya akan mempengaruhi la ju transportasi bahan. obat tersebut. B ila absorbsi bahan obat berjalan secara d ifu si p a s if maka
SKRIPSI
absorbsinya
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
berbanding
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN 10UNIVERSITAS AIRLANGGA
lurus dengan konsentrasi dalam bentuk tak te r io n is a s i. Konsentrasi yang tak te r io n is a s i i n i tergantung
pada
pH
cairart b io lo g ik dan tetapan d is o s ia s i. Secara in -v it r o , perubahan harga pH dalam akan mengubah derajat d is o s ia s i e le k t r o lit .
fasa
a ir
Bagian
yang
tak te r d is o s ia s i leb ih laru t dalam fasa non-polar daripada bagian te r d is o s ia s i. Oleh karena it u
-dengan
penlngkatan
harga pH* k oefisien p a r tis i bahan obat yang b e rs ifa t
basa
akan meningkat. Hubungan antara pKa. pH dan konsentrasi
ditunjukkan
oleh persamaan Handerson-Hasselbalkch (11) : - Untuk asam lemah: pKa = pH + lo g ( Cu/Ci )
( II-9 )
- Untuk basa lemah: ( 11-10 )
pKa = pH + lo g ( Ci/Cu )
Secara matematik hubungan pKa„ pH dam P dapat d it u lis secara sederhana, untuk asam : ( H -11 )
( H -12 )
/
K oefisien p a rtis i yang tampak
yang
diperoleh
dari
pengukuran pH tertentu ditunjukkan dengan persamaan: P' = [ H A j /
SKRIPSI
[HAj + [ Aj
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
( 11-13)
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN 11UNIVERSITAS AIRLANGGA
Jika derajat d is o s ia s i asamnya tetap pada konsentrasi asam, maka dari persamaan ( 11 - 11 ) , ( 11 - 12 ) , ( 11 - 1 3 )
dapat
diperoleh: P/P'
= ( HAa + Aa” ) / HAa = 1 + [ a / ] / [h a J = 1 ♦ [K a ]
P/P!
/
[E+ ]
= 1 + a n tilo g (p H - pKa )
Dengan cara yang .sama akan
diperoleh
( II-1/+ ) persamaan
untuk
senyawa basa: P/P' = 1 + a n tilo g ( pKa - pH )
( 11-15 )
di mana: P = k o e fisie n p a r tis i sesumgguhnya P' = k o e fisie n p a r tis i h a sil pengamatan atau dapat dituliskan sebagai berikut ( 1 ? ) :
( XI-16
Pkor = _ _ ! f ” ------( 1 - o< )
)
di mana: P ^ r = k o e fisie n p a r tis i dengan koreksi app = k oefisien p a r tis i h asil pengamatan oC = derajat io n is a s i. Jadi jela sla h bahwa perubahan harga pH
fasa
a ir
dapat
d ilih a t pengaruhnya pada harga k o e fisie n p a r tis i senyawa.
3. A nalisis komponen-komponen utama dari data k o e fisie n p a rtis i Ada dua parameter struktural k oefisien p a r t is i, masing-masing
yang
menentukan
merefleksikan
n ila i ukuran
molekul zat terla ru t dan bentuk molekul zat te rla ru t.
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
Faktor I , berhubungan dengan luas
permukaan
molekul
zat
terla ru t karena berbagai zat terla ru t situasinya
adalah
n on -sp e sifik . Berbagai zat terla ru t yang mempunyai
gugus-
gugus ' yang
memungkinkan
ikatan- hidrogen
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul
secara
a ir ,
khas
membentuk
•molekul super1• Zat terlaru t sebagai donor ikatan hidrogen ataupun akseptor ikatan hidrogen*
diharapkan
mengalami
in tera k si dan so lv a s i. Sebagai contoh adalah solvasi
khas
asam benzoat oleh tiga molekul a ir ( Gambar I ).
v
_
_
-
Gambar 1: Dua tip e luas permukaan dari 'molekul super 1 asam benzoat . (L6 ) a = molekul asam benzoat b = molekul a ir Untuk molekul yang lebih
te rfu n g s io n a lisa si,
masih
perlu dipertimbangkan p r io rita s pembentukan ikatan hidrogsi intramolekuler (b ila mungkin ada)
dan
ikatan hidrogen
interm olekuler zat terla ru t-p ela ru t. Faktor I I , berhubungan dengan molekul zat te rla ru t.
Bata
k oefisie n p a r tis i suatu zat dalam sistem ‘ 1 -o k ta n o l-a ir , d i e t i l e t e r -a ir , hidrokarbon-air,
k loroform -air f adalah
berbeda. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya antara k o e fisie n p a rtis i dengan
struktur
hubungan molekul
zat
terla ru t.
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
Keuntungan dari pendekatan in i adalah terlarut dalam strukturnya
2at
meaandang
yang' -mendasar
,dan .
tidak
memperlakukannya sebagai kumpulan dari berbagai substituen atau fragmen (16). A nalisis komponen-komponen utama dari data p a rtis i juga dibahas oleh Franke, yang perilaku k oefisien p a r tis i dalam
k o e fisie n
menyatakan
berbagai
bahwa
sistem pelarut
dipengaruhi oleh dua efek mendasar, yaitu: Efek I , terutama merefleksikan ukuran molekul zat terla ru t (sesuai dengan konsep Dunn (16) ) . Gambaran
in i
dapat
d ip erje la s dengan memperhatikan. hubungan antara komponenkomponen zat terlaru t dengan data k o e fisie n p a r t is i. efek I secara murni merefleksikan . ukuran terla ru t, maka hal tersebut
menyatakan
pada k oefisien p a rtis i sangat tidak
efefc
bahwa
I
pada
sistem juga
zat
suisbangan
tergantung
pertirabangan sistem pelaru t. Kenyataannya juga berperan. Dengan demikian
molekul
B ila
pelarut
mengandung
sumbangan polar disamping ukuran zat te rla ru t. Efek I I , berhubungan dengan perabentukkan ikatan hidrogen. Berdasarkan uraian di atas, kemudian disimpulkan: 1. Efek I dari zat te r la ru t, menyatakan h id ro fo b isita s ternadap
semua
suatu
rata-rata
sistem -sistem p a r tis i
yang ditandai pada ukuran molekul zat te r la r u t, ditambah sumbangan polar untuk in teraksi zat terla ru t-p ela ru t. 2. Efek II dari zat te r la ru t, ditunjukkan oleh perbedaan perbedaan sp e sifik antara berbagai sistem p a r t is i, yang dihubungkan dengan pembentukan ikatan hidrogen.
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
RUSDI ARI
u
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4 . Surnbangan n ola rita s dan ikatan hidrogen Kamplet, Taft dan kawan-kawan telah menunjukkan bahwa s i f a t - s if a t kelarutan dan p a r tis i dapat dihubungkan
dalam
suatu persamaan: ( 17 .) Sp= Sp0+ struktur rongga + d ipolar + ikatan hidrogen ( II-1 9 ) sp= Spo+ m( V./100 ) + s l f + a < .+ b j3
( 11-20 )
di mana: adalan volume molekuler in trin s ik dari zat te rla ru t. SpQ adalah in tersep. m ,s,a ,b adalah k o e fisie n regresi
yang
mencerminkan
sumbangan r e l a t i f dari tiap parameter terhadap kelarut an suatu zat dalam suatu sistem pelarut tertentu. Parameter ter^ebut adalah: d ip o la rita s ( r|*), keasaman donor ikatan hidrogen ( °< )
dan
kebasaan
akseptor
ikatan hidrogen ( ft ) . Parameter-parameter tersebut berraanfaat dalam mengevaluasi dan mengidentifikasikan s i f a t - s i f a t
fisikokim iawi
yang
berpengaruh pada kelarutan zat dalam a ir dan p a r tis i
dari
zat non-elektronik dalam sistem pelarut dua fa s a .( 1 7 ) Aplikasi penting dari .pendekatan in i
adalah
meraprediksikan k o e fisie n p a r tis i 1 -o k ta n o l-a ir
dalam
dari
non-ikatan hidrogen, zat akseptor ikatan hidrogen
zat
dan zat
donor ikatan hidrogen.Pendekatan i n i kemudian dikembangkan, meliputi berbagai k o e fisie n p a rtis i dan s e lis ih p a rtis i (A log P )
dari
sejumlah
zat
k o e fisie n
terla ru t
dalam
berbagai pelarut organik*( 1 7 )
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
Pelarut organik yang sering
dipakai
dalam
penguicu.ran.
koefisien. p a rtis i digolongkan dalam: 1. Pelarut ampiprotik, yaitu 1-oktanol dan 1-heksanol. 2. Pelarut akseptor ikatan hidrogen, yaitu d i-n -b u til e te r dan n -b u tila se ta t. 3* Pelarut donor ikatan hidrogen, yaitu kloroform. 4. Pelarut in e rt, apolar, a protik , yaitu n-heksana, heptana dan sikloheksana. Penggolongan pelarut
organik
tersebut
bahwa interaksinya dengan zat tertentu
akan
mentmjukkan menghasilkan
n il a i k oefisien p a r tis i yang berbeda-beda. S ifa t
fis ik o -
kimiawi terpenting dari berbagai pelarut organik
tersebut
adalah kapasitas ikatan hidrogennya. Collander menunjukkan bahwa n ila i lo g P dari pasangan pelarut yang berbeda menunjukkan k o re la si l i n ie r : (18) Log P1 = a lo g P2 + b
( 11-21 )
d i mana: P^ = k o e fisie n p a r tis i dalam pelarut organik 1 - air* P2 = k oefisien p a r tis i dalam pelarut organik 2 - a ir . Persamaan tersebut hanya berlaku
b ila
pelarut
organik
mempunyai kesamaan s ifa t fis ik o k ic ia w i, terutaraa
kesamaan
kapasitas ikatan hidrogen. Keterbatasan tersebut mendorong S e ile r mendefinisikan « parameter IH (parameter ikatan hidrogen dari S eiler) , sebagai ukuran dari kapasitas ikatan hidrogen
dari
suatu
zat tertentu. (if,18 )
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
Franke mendukung konsep parameter IH dan nremandangnya sebagai r e fle k s i ikatan hidrogen dari zat. Dengan demikian n ila i IH dipergunakan untuk m engidentifikasi efek I I zat terla ru t terhadap koefisien, p a r t is i, yang
dari
dihubungkan
dengan pembentukan: ikatan hidrogen. Tayar dan kawan-kawan merumuskan parameter IH sebagai ■ 1 -o k ta n o l-a ir
s e lis ih antara lo g k o e fisie n p a r tis i
dan
sikloheksana-air, sehingga : IH = A lo g P(okt_ sik) = lo g PQkt- lo g P ^
( 11-22 ) .
Akhir-akhir i n i , parameter IH diarahkan sebagai model fisikokim iawi dalam perancangan
bahan
obat
ke dalam otak dan perperan penting dalam kemampuan penetrasi ke dalam k u lit
berpenetrasi
memperhitungkan
mantrsia
dari berbagai
senyawa ( 4 ). Tabel 1 dan 2 menyajikan n ila i lo g P dan A lo g P dari beberapa senyawa dalam sistem 1 -o k ta n o l-a ir ,
heptana-air
dan kloroform -air yang dipakai sebagai acuan.
Tabel 1: N ilai log P dari beberapa senyawa dalam sistem pelarut organ ik -air. ( if) Zat terla ru t
lo g Pokt_a ir
Metanol Etanol Fenol 4-n itr o fe n o l Fenobarbital Metilbenzoat 1 , 2-dikloroetana
SKRIPSI
- 0,77 -0,31 1,46 1,91 2 ,0 7 ‘ 2,12 1,48
lo g Phep_a ir -2 ,8 0 -2 .1 0 -0 ,8 2 - 2,15 -1 ,2 2 2,13
1,56
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
lo g Pk lo _a ir - 1,26 -0 ,8 5 0,39
0,20 1,38 2,17
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
Tabel 2: N ila i A lo g Pokt_hep, A lo g f >0 kt_kl0 dari beberapa zat t e r la r u t ,( 4)
Zat terla ru t
A lo g Pokt-hep
Metanol Etanol Fenol 4-n itr o fe n o l Fenobarbital Metilbenzoat 1 , 2-dikloroetana
^ lo g Pokt-klo
2,03 1,79 2,28 if ,06 4,22
0,49 0,54 1,07 -
o , a5 -0 ,0 5
- 0,01 -0 ,0 8
'
5. Indometasina Nama kiraia: ( 19 , 20 , 22) Asam l-(^ -k lo ro b e n z o il)-5 "in e to k si“ 2 -m e til-in d o l-3 “ asetat. Rumus molekul:
Pemerian
: serbuk hablur kuning pucat hingga kuning kecoklatan, tidak
berbau
atau
hampir
tidak berbau dan hampir tidak berasa. T itik lebur : 158° - 162° . Kelarutan
: praktis tidak larut dalam a ir ,
larut
dalam 50 bagian etanol 95#* larut dalam
30 bagian kloroform
SKRIPSI
la ru t dalam
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
45
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
bagian eter dan la ru t dalam asetoa serta dalam a lk a li. Penggunaan
: Indometasina digunakan untuk analgesik, antiirtflam asi, . a n tiin flam a si, -rematik a t r i t i s dan gout yang akut*
Dosis
: Mula-mula 25 mg 2-4 k a li sehari,
jik a
perlu ditambah sampai -150 mg- - 200 ng per h a ri. Untuk gout yang akut
50
mg
diberikan 3"^ k a li sehari, Untuk per rektal . sebagai
supositoria
100 mg, Absorbsi
: Indometasina diabsorbsi dalam saluran pencernakan.
dengan cepat Konsentrasi
puncak dalam plasma antara 0 ,5 - 2 setelah pemberian. Lebih dari <}0%
jam ber-
ikatan dengan protein plasma. Metabolisme dalam h a tid a n g in ja l. Ekskresi melalui u rin , terutaraa sebagai glukoronida dan sebagian k e c il fe ce s . Indometasina
juga
melalui
diekskresi
dalam a ir susu ibu. Mekanisme kerja indometasina sebagai obat- antiinflama s i te r ja d i melalui hambatan sintesa
prostagladin
prostagladin merupakan salah satu modulator
di mana
yang
penting
dalam respon inflam asi, baik secara langsung atau
melalui
sik lu s nukleotida pada se l atau jaringan, sehingga
menye-
babkan penurunan pada derajat keparahan in fla m a si.( 21 , 25 )
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
6 , Tinlauan tentang Oktanol Oktanol merupakan cairan tidak berwarna berbau aromatik . Tidak campur dengan a ir tetapi campur dengan alk oh ol, eter dan kloroform , Rumus molekul Struktur molekul: CH^C^CI^CI^CI^CI^CI^C^OH.. Berat molekul
; 130,22.
T itik didih
:
- 195°C.
Oktanol termasuk senyawa polar (momen d ip ol = 1 ,6 6 ). Adanya penambahan gugus m etil ( atom C = 8 )
menyebabkan
s if a t lip o filis it a s n y a besar aehingga tidak dapat
campur
dengan a ir . Termasuk golongan pelarut am piprotik.( 7 , 22 , 23 )
7 * Tinlauan tentang K loroform
Kloroform merupakan cairan mudah menguap, rasa membakar. Campur dengan alkohol, eter, benzena, karbontetrakiorida, karbondisuifida dan minyak. Runrus molekul
: CHC1,.
Struktur molekul:
3
Cl i H----- C ----- Cl * k
Berat molekul
: 119»39.
T itik didih
: 61 - 62°C.
Kloroform termasuk senyawa. semipolar (momen dipol = 1 ,0 1 ). Termasuk golongan pelarut donor ikatan hidrogen. (7,22,23)
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
RUSDI ARI
ADLN - PERPUSTAKAAN 20UNIVERSITAS AIRLANGGA
&• Tinlauan tentang Sikloheksana Sikloheksana merupakan cairan yang tidak
berwarna
,
jernih dan tidak campur dengan a ir . Runrns molekul : Rumus bangun
:
T itik didih
: 81°C.
Sikloheksana terraasuk pelarut non polar ( raomen dipol = 0 ) dan termasuk golongan pelarut a p rotik *( 7 >22 , 23 )
SKRIPSI
PENENTUAN NILAI PARAMETER IKATAN HIDROGEN ...
RUSDI ARI