ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II
TINJAUAN PUSTAK<\.
2.1.
landasan Teorl Pada dasamya penelaahan masalah ketenagakerjaan clapat dilakukan dengan pendekatan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Mengingat kepelikan masalah ketenagakelJaan
mu.'1cul akibat adanya ketidaksesuaian bruk datam dimensi kuantitatif dalam art kelebihan
penawaran atas permlntaan. maupun dalam rumensi kualitatif dalam arti ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran_
Ol~h
karena itu pada bagian ini -akan diuraikan lOOri
dan argumentasi yang berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan yang diharapkan akan sangat menunjang penelitian ini.
Analisis l'enninman Akan Tenaga Kerja (Denwnd for Labor)
Permintaan akan tenaga ketja berbeda dengan permintaan terhadap barang dan jasa Permintaan pengusaha akan tenaga kerja, hanya djJakukan karena seorang tenaga kerja membantu memproduksi barang dan jasa yang djjual kepada masyarakat Deugan demikian permintaan akan nmaga ketja, merupakan derived demand. Artinya pertambahan permintaan akan tenaga kerjaoleh pengusaha, tergantung pada pertambahan permintaan terhadap barang dan jas11. Sebahknya, menurunnya permintaan akan barang dan jasa. berakibat menurunnya permintaan terhadap faktor produksi termasuk tenaga kerja.
Variabel-variabel yang menentukan jumlah pekerja yang diJnginkan dalam suatu perusahaan. industri) atau perekonomian biasanya dianalisls dalam 2 (dua) tingkatan, Tingkatan pertama dlfokuskan pada hubungan antara tingkat upah dan jumlah pekefja yang diminta, dengan variabel lain..'1Ya khususnya permintaan terhadap barang dan jasa. Hubungan antara upah dan kuantitas tenaga kerja yang diminta dinamakan kurva permintaan akan tenaga keIja (the demand curve for
5
LAPEN
PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI...
TRI HARYANTO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
labor), yang mempunyai slope negatif. Dalam
am
6
apabila tingkat upah meningkat, maka akan
menurunkan kescmpat&n kerja bagi pekerja, Besarnya perubahan kesempatan kerja diukur melalui
elastisitas dati kurva permintaan itu sendiri. Sedangkan tingkat kedua, difokuskan pada faktor-faktor yang dapat menyebabkan pergeseran (shift) kurva permintaan akan tenaga kerja. khususnya perubahan dalam permintaan terhadap barang dan jasa setta perubahan metode produksi.
2.1.1.
~'ungsi
Pennintrum Perusabaan Akan Tenaga Ketja
Dengau mengasumsikan bahwa produsen selalu berusaha memaksimumkan pro/it, maka permintaan akan tenaga kerja oleb produsen, ditentukan dengan p.:rtimbangun pertim?angan terte-tltu seperri
ditl~lis
oleh Richard R Freeman dalam Labor economics:
Jfthe employcrwcnts fc maximize profit. ,........ First, the employer 1'/.' i/1 estimate (he change i!'S ('Output reb-II/ting from the efPplo.yment of another worket. This chaJjge in. output is called the marginal phisicaJ product of labor (MPPJ. Second the employer wm calculate the amount of money he is likely tn receive as a result of the sale of the increase in output. If there is a going price in the product mmket, the amount received equals the added output multiplied by the price of the product: MPPL" P. This multiplicand is the value of the marginal product oflabor (VMPP J, It ,.pre,ents the additional dollars received from the prospective increase in employm ent. The final step in the decision is to compare MPPu P with the cost of hiring the worker. In a peifectly competetive lahor mmkct, this cost is just the going wage rate (W) as the employer is persumably able to hire the desired number oj workers at the going rate' Dari
pertimbangan~pertimbangan
ini, dapat ditarik kesimpuian bahwa selarna penerimaan
tambahan yang akan diterima produsen masih iebih besar dari tambahan biaya sehubungan dengan penambahan tenaga ketia. mna permintaan produsen terhadap tenaga kerja cenderung untuk terus meningkat, sampai pada suatu saat di mana penambahan tenaga kerja berikutnyajustru akan menghasilkan tambahan produk yang semakin keei! sehingga
lRichard B. Freeman, Labor Economics, PrentIcehall, Inc, Englewood Cliffs. New Jersey, 1972, pp, 55,
LAPEN
PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI...
TRI HARYANTO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
mengurangi keuntungan produsen. Hal ini sesuai dengan bunyi hukum tambahan produk
yang semakin menurun (The Law of Diminishing Refu~): An increase in some varying inputs relative to otherfixed inputs will, in a given state of technology, make tolal output increase; but qfter apotnt the extm output reBulting from the saine additions of extra inputs is likely to become smdller and smaller Dengan asumsi berlakunya hukum tambahan produk yang semakin menurun
tnt serta
harga produk ditentukon pasor, mak. nilai produk tambahan tenaga kelj. (VMPPL ) yang identik dengan kurva permintaM tenaga kezja berbentuk miring ke oswalt (lihat gambar 2.1). Produsen akan mempertahankan penggunaan tenaga keJjasebesarON dengan tingkat upah setinggi OW. Karena pada tillgkat lui produsen akan memperoJeh laba maksimum, di mana VMPP sarna dengan upall yang dibayarkan kepada karyawan. Penambahan tenaga ke~a
lebih besar dari ON, atau sebesar ON'!. Justru akan menurunkan penerimaan
prociusen, yaitu hanya sebesar OW2' Dengan demikian produsen cenderung untuk menghindari penggunaan tenaga kerja melebihi ON. Penambahan tenaga ketja hanya mungkin dHakukan pada tingkat upah di bawah OW amu biia produsen mempunyai
kemampuan menaU:kan harga. Gombar 2.1
Pennlntaan Tetbadap T_a Kerja
Upah
W 1
W2
"3
,
-,VMPPI.
--
-.'-~~
.----L'=t~~
"
-+--~~Nl
!1
N2
..
D"'MPPL"p
TK
Sumber; Payaman 1 Shnanjuntak. Pengantar Elwnami Sumber Daya Manusia, Gambar 5.1. halaman 75.
zSamuelson, Paul A dan Nordhaus, William D, Economics, Twelfth Edition, Me
Graw~Hill
company, 1985, pp. 36.
LAPEN
PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI...
TRI HARYANTO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
Gambar di atas melukiskan fungsi permintaan akan tenaga keIja dati saiu perusahaan. di mana hal ini dapat berbeda tmtuk setiap perusahaan. Hanya saja yang periu untuk -digaris bawahi, bahw-a fungsi permintaan akan tenaga ketja untuk industri ataupun seluruh nasional. merupakan penjumlahan permintaan dati tiap perusahaan seeRra horlsonta!.'
Apabila diamati lebih mendalam terhadap analisis pennintaan akan tenaga kerja di atas, sebenamya betpijak pOOa analisis jangka pendek. di mana tenaga kerja dia.'1ggap sebagai satu-satunya {PPUl vaiiabel, serta dengan mengasumsikan bahwa input yang lain seperti
gedung, mesin, perlengkapan, yang tergolong sebagai input modal, bersifat tetap. Dengan demikian dalam jangka panjang asumsi semacam ini tidak realistis dan kurang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam jangka pendek satu-satunya penyesuaian :yang mUi'1gkin dilakuknn .Jlch perusahaarl adalah melalul penyesuaian jumJah tenaga kerja yang digunakan deng:an perubahan biaya tenaga lceIja:* Akan tetapi, dalam jangka panjang balk tenaga kelja maupun modal sarna-sarna merupakan input yang vanabel. Penyesualan yang
dap.' dilakokan perusahaan dalarn ;a.Ggka panjlll1g bil. terJadi kenaikan tingkat upah, adalah dengan mengkombinasikan tenaga kelja dan modal pada tinght biaya terendah.
2.
1.2~
J!lasusitas Pennintaan Alum Tenaga KeJja
Elastisitas permlntaan akan tenaga kerja didefinjsikan sebagai persentase perubahan permintaan akan tenaga kerja hila terjadi perubahan satu persen tingkat upah. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
SPayaman J, Simanjuntak, PengantarEkonomi Sum her DayaManusia, LPFE~UI, Jakarta, 1985, halaman 76.
4Don Bellante dan Mark Jaeson, Ekonomi KetenagakeJjaau. Edisl ke Dua, Terjentahart, LPFE-Ul, 1985, halaman 34.
LAPEN
PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI...
TRI HARYANTO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
E- ANW l.W N
Di man. E arlalah permintaan akan tonag. kerja. AN .dalah perubahan jumlah pekerja yang t_Ijadi, N adalah jumlah pekerja mula-mula, AW adalah perubahan tingkat upah yang terjodi, dan W adalah tingkat upah yang berlaku.
Dalarn rangka mengesttmasikan kebutuhan akan tenaga keIja, maka pemahaman yang baik terhadap konsep elastisitas akan sangat membantu. Apalagj bj!a hal lni juga ditunjang dengan pengetahuan yang baik tem.dap faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya elastisitas permintaan akan tenaga kerja itu s.endiri.
Alferd Marshall mengemukakan 4 (empat) faktor yang mempengan:hi elastisitas permintaan akan tenaga kefja: 5
(1).
The technological possibility oj suhtitutil1g other inputs for labor in pmdifction
process. (2).
The elasticity of demand for the goods produced by the taborer.
(3),
The proportion of total costs accounted jor by labor costs.
(4).
The elasticity of the /;upply of other mputs.
Untuk fsktor yang perlama, semakin kedl kemungkinan mensubtitusikan input lain terhadap tenaga kerja, maka semakin kecil elastisitas pennintaan akan tenaga kerja. Hal lni berarti perubahan tingkat upah kurang berpengaruh terhadap permintaan akan tenaga kerja Kondisi semacam ini, untuk jangka pendek sangat dipengaruhi oleh keahlian (skill) tenaga keIja. Dengan demikian semalcin tinggi keahlian tenaga kerja. akan mengakibatkan seillakin kedl' elastisitas pennintaan alum tenaga kerja. Karena dalam jangka pendek, tenaga kerja seperti i01 tidak mudal! Ufituk diganti dan atau disubstitusikan dengan faktor produksi Iainnya.
_._- _._-.-._--JRichard B. Freeman, QP. cit, haJaman 65~66,
LAPEN
PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI...
TRI HARYANTO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
K edua, sebagaimana tclah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa permin1aan akan tennga kerja merupakan. derived demand. Salah satu rindakan produsen dalam mengantipasi kenaikan tiugkat upall adalall dengan menaikkan harga Seearn teori naiicnya harga mengakjbatkan turunnya permtntaan terhadap barang dan jasa di pasar, yang seianjumya akan mengakibatkan turunnya permintaan uan tenaga kerjll. Atau dengan kata lain, semakin kecii selastisitaS permintaan terhadap barang danjasa yang dihasilkan. eiastisitas permintaan akan tenaga ketja juga semakin keciL
Ketiga. semakin keell rasio biaya tenaga kelja tehadap biaya total, secara umum elastisitas
pennintaan akan tenaga kerja juga semakin keei!. Fenomena semacam ini nampak pada perusahaan yang menggonakan metode produksi padat modal. Pada perusahaan seperti ini, (&sio biaya tenaga kerja wrhadap total biaya produksi sudah sedemikian kecilnya, sehingg. peruballan ringkat upall tidak begitu berpengaruh terhadap hiaya produksi. dan selanjutnya terhadap tjngkat harga serta tingkat produksi. Lain hatnya pada perusahaan yang menggunakan metode produksi padat karya.. Perubahan yang terj adi pada biaya
tenaga kelja, karena biaya tenaga kerja merupakan baglan tetbesar dari total biaya produltsi. maka jelas akan sangat berpengaruh pacta harga maupun tingkat produksi, dan selanjutnya terhadap permintaan akan tenaga Icetja
Keempai. elastisitas pennintaan akan tenaga keIja tergantung dart elastisitas penyediaan input lainnya. seperti mesin, bahan mentah, tenaga listrik, di mana dibutuhkan lebih banyak tenaga kelja untuk menangani dan mengoperasikannya, terutama dalam jangka panjang. Karena dalam jangka pendek. di mana input lain sudah dianggap tetap, seperti mesin misalnya, maka penambahannya tidak mungkin segera dilakukan dan membutuhkan waktu lama.
LAPEN
PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI...
TRI HARYANTO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
2.1.3. Shift Dalam Pellllintaan Akan Te""g> KeJja
Ada 3 (riga) faktor yang dapot mengakibatkan terj.diny. shift dalam permintaan akan tenaga kerja. sebagaimana dikemukakan Richard B. Freeman;5 (l).
The expansion of output
(2).
The increase productivity
(3)-
Changes in methods ofproduction.
DaIam bal yang pertmna, lebih cenderung diakibatkan oleh perubahan pola konsurnsi masyarakat Menurunnya permintaan terhadap
barang~barang
has:! pertanian di satu sisi,
akan menaikkan permintaan terhadap barang·barang hasil industrL Dan dengan demikian
akan menaikkan permintaan akan tenaga kerja dalam industri atali Kedua, fleningkat?n produktifitas mempengaruhi kesempatan keIja meialui dua cara. Pertama. dengar.. meningkatnya produktifitas berarti untuk memproduksikan hasd ya.,g ;)lama diperlukan
tenaga kerja lebih sedikit. Kedua, meningkatnya produktifitas. akan rnenurunkan biaya produksi per unit barang. Turunnya biaya produksi alum mendorong: produsen untuk menurunkan harga banmg. Dan karenanya permintaan rnasyarakat/ ionsumen terhadap barang tersebut juga akan meningkat Pertambahan pennintaan terltadap barang ini,
selanjutnya akan mendorong produksi serta permintaan akan tenaga kerja
Ketiga, shift dalam permintaan akan 'onaga
ke~a
dipeng.rubi alob peruboban metode
produksi. Adanyn kemajuan di bidang penggunaan komputer mlsrunya, maka akan menimbu!kan permintaan yang besar
uan tenaga kerja untuk hidang tersebut. Sebaliknya
kebutuhan akan tenaga pembukuan. dokumentasi menjadi berkmang.
--~
..
-~
IjJhld., halaman 6&.
LAPEN
PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI...
TRI HARYANTO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.2.
12
Penelitian Sebelumny.
Penelitian serupa tentang peran sektor industri pengolahan dalam menciptakan kesempatan kerja seperti yang tengah dilakukan oleh penulis telah ada sebelumnya. Di an1aranya
adaIah penelitian yang dilakukan Sudarsono. 7 Penelitian yang dilakukan Sudarsono ini, terutarna berkaitan dengan tujuan RepeHta ill, yang ingin menetapkan kesempatan keIja sebagai sarana pemerataan pendapatan. Dalam penelitian tersebut Sudarsono menganalisi s pro~s penci~taan
kesempatM kerja ditinjau
dan
kerarmgka tungsi produksi. serta
mengasumsikan fungsi produks:l yang berlaku mengikuti poJa fungsi produkSJ Cobb Douglas. Secara maternatts flUlgsi tersebut dapat dituliskan;
,
TKh2
Q. ~bMb\
FLM
Di mana Q adalah nllai produk yang dibasilkan. M adaJah Jumlah pengeluaran untuk al.t·alat produksi, TK ad.lab nilai pernoayar".n upab dan gaji, sedangkan FL adalab proporsi tenaga kelja keluarga, yang temyata untuk tahun 1978 tidak signifikan. sehingga
tidak: dipakai sebagai bahan perbandingan, e Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil bias. (animal)' Least Squares), maka dari data survei indusrri tabun 1971 dan tahun 1978, dillastlkan nilai-nilai parameter sebagai berikut:
Tahun
bi)
hi
hz
1971
15,5
0.76
O,il
1978
16,3
0,78
0,26
,.----
1
MILIK
'
PERPOSTAKAi\.N
J
A1KLA.~GGA \.~..-::S:.2U=-~ A BAY..A UNIVERSlfAS
--~--
..
I \
---~
'Sudamono. Pengantar Ekonomi Mikro, Ed!S! ke cmpat, LP3ES, Jakarta, halaman 127- \30.
/i'SudarSOllQ, Kesempatmt KeTja di Sektar Manufaktur, Laporan PeneHtian yang disponsori lLO· Depnakertrans, 1981.
LAPEN
PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI...
TRI HARYANTO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
Berdasarkan data di
yaitu dari 15,5 menjadi 16,3. Satu hal yang perlu dicatat dari hasi! peneiitian Sudarsono
ini, adalah adanya pergeseran penggunaan teknik produksi padat modal ke arab penggunaall teknik produksi padat karya, walaupun tanda·tanda penggunaan teknik padat modal masih terlihat jelas di tahun 1978. Adanya pergeseran teknik produksi ini dapat diketahui dengan membandingkan kenaikan niiai
b~
dengan kenaikan nilai b l dari taboo
1971 ke tahIDl 1978.
Penehtian lebih mendalam juga dilakukan oleh Sudarsono dengan menglll1alisa peran bebcrapa sub sektor industri pengoJahan terhaclap penciptaan kesempatan ketja, berdasarkan data survei industri tahun 1979,9 HasH regresi fungsi produksi indust:i Pesar; sedang dan kecil yang dilakukan Sudarsono tersehut adalch ;;ebagai berikut:
LISle 31 (sub sektor industri makanan, minuma.H, oan tembakau) menunjukkan kecenderWlgan pemakaian teknik padat katya.
2. ISle 32 (sub sekter industri tekstil. pakaian jadi, dan kulit) ternyata tmtuk industri besar dan keeil rne.nunjukkan pemakaian teknik padat modal, sedangkan untuk industri sedang menunjukkan pemakaian teknik padat karya.
3. ISle 33 (sub sektor industrj barang-barang dari kayu) menunjukkan hal yang
sebaliknya Di mana pada industri keeil dan besar menggunakan teknik padat karya. sedangkan pada industri sedang adalah padat modaL
4. ISle 34 (sub sektor industri kertas., barang-barang dad kertas dan percetakan) dari industri besar, sedang dan kecil, kesemuanya menunjukkan penggunaan teknik padat karya.
9S u darsono, Aspek Ekonomi dalam Problema Ketenagakeljaan, EKl. VoL XXX, No.3, September 1982, hal.man 273-217,
LAPEN
PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI...
TRI HARYANTO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
5. ISle 36 (sub sektor industri barang-barang mineral hukan logam. kecualt minyak dan batu bara) hanya inrlutri keeil yang mempunyai kecenderungan pemakaian teknik
pad.t kal)"_
6. ISIC 38 (sub sektor industri alat-alat, mesin, dan barang-barang dari logam) kesemuanya menunjukkan kecenderungan pemakaian teknik padat modal.
Parameter-parameter
dan hasil 8.11a1isa Sudarsono ini signifikan pada derajat kepercayaan
90%. 95% dan 99%,
Dengan pengamatan sekilas dari hasil penelitian Sudarsono ini. menunjukkan bahwa penggunaan fungsl produksi daJam analisanya roemang ditujukan tmtuk mengetahui apakah penerapan teknologi pada suatu industri tertentu lebih bersifat padat karya ataukah
vadat modal. dipengaruhi olclt penggunaan teknologi. Namun demikian, bukan berarti bahwa untuk" memecahkan masalah ketimpangan pembagian pendapatan hanya dapat
ditempuh dengan penggunaan teknik pad.t karya Karen. pada dasarnya teknik pad.t modalpUfl
dapat diterapkan,
apabila dalam perkembangannya temyata mampu
menimbulkan employment linkage yang lebih luas. IO
Perbedaan penelitian im dengan penelitian yang dilakukan Sudarsono, terletak pada model
anaIisls yang dipakai, yaitu dengan menganallsis pengaruh nilai keiuaran, nilai produktifitas tenaga kerja, sem rasio pengeluaran untuk tenaga kerja terhadap biaya masukan non·lahor. terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor tndttstri pengolahan
besar dan sedang di Jawa Timur.
IOlbid., halaman 271.
LAPEN
PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI...
TRI HARYANTO