ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
nxu
II
TTNJAUAN PUSTAKA
A. NST (Nijmeegse Schoolbekwaamhelds Test) Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah NST atau Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test.
Adalah suatu alat yang disusun oleh
Monk dan ROSI pada iahun 1969 di Universitas katolik Nijmcgcn Ncgcri Bclanda. Alat ini dimaksudkan untuk mengungkap kesiapan sekolah pada anak-anak. NST yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk 1\. Materi aitem pada NST bersifat nonverbal. yaitu berupa gambar, Tes ini terdiri dart 10 subtes, masing masing subtcs mcngungkap aspck yang tidak sama yaitu : Subtes I : pengamatan bentuk dan kernarnpuan membedakan
(Vormawaarncming en onderscheidings vcrnogen) Subtes 2 : rnotorik halus (Fi/fle motoriek) Subtcs 3 : pcngcrtian tcntang bcsar, jumlah dan pcrbandingan (hegnp voor
groott hoeveelheid en verhoudingen) Subtes 4 : pengematan tajam ischerp waarnemen) Subtes 5 : kemampuan herpikir kritis (kritische waarneming) Subtcs 6 : konscntrasi
(Ia(./k~p{ming)
Subtes 7: ingatan (geheugen) Subtes 8 : pengertian objek dan penilaian situasi (object begrip en situatie
beoordelingj Subtcs 9 : mcnirukan ccrita (weergwven van ennnerhaaltje] Subtes 10 : menggambar orang (menstekenmgi.
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
5
HANDADARI, W.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
u,
KESIAl'AN SEKOLAH 'luntutan terhadap kewajiban untuk menguasai kernampuan Membaca,
Mcnulis dan Aritmatika membuat scorang anak harus mempunyai kcsiapau untuk
mernasuki sckolah dasar . Pikunas (1976) mcngartikan kcsiapan sckoluh scbagai
pemilikan suatu kwalitas dan ketrampilan oleh seorang anak sehingga ia mampu melakukan penyesuaian diri tehadap kegiatan-kegiatan di sekolah. Selanjutnya Fitzgerald dan Strommen (1972) menerangkan bahwa kesiapan sekolah adalah kernampuan anak mencapai tingkat perkembangan emosi, fisik dan kognisi yang memadai sehingga anak mampu
atau berhasil dengan baik secara akademik.
Dengan demikian kesiapan sekolah tidak hanya meliputi kemampuan kognisi scmata, Hurlock (1974)
mengatakan bahwa pada dasarnya kesiapan sekolah
terdiri alas kesiapan secara
fisik dan kesiapan secara psikologis (kernasakan
emosi, sosial dan mental). Adapun yang dimaksud dengan masing-masing aspek
diatas adalah
sebagai berikut :
1.
KES1APAN FISIK Kesiapan fisik meliputi perkembangan motorik yang sudah matang
sehingga diharapkan terjadi koordinasi gerakan halus dimana anak mampu mengkoordinasikan gerakan mala dan tangan dengan baik. Koordinasi gerakan
hal us mernbuat anak rnampu rnernegang pensil untuk menggambar atau mcnulis, sedangkan gerakan mata
digunakan agar anak dapat membaca dengan baik.
Koordinasi antara keduanya (gerakan halus dan mata) memungkinkan anak untuk memhaca sckaligus mcnulis atau mcnyalinnya.
Kccuali itu kcsiapan fisik juga
menyangkut keseirnbangan tubuh yang harus sudah cukup baik sehingga anak
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
7
mampu mengontrol fungsi tubuhnya dimana ia dapat duduk tenang dalam waktu tertentu karena harus mengikuti pelajaran dikelas (Margolin, 1982). 2. KF.SrAPAN PSIKOI.OGlS
Kesiapan psikologis meliputi beberapa aspek, Aspek intelektual atau kognisi
mensyaratkan
anak sudah mampu untuk mengenal berbagai macam
simbol: huruf, angka, gambar serta kata-kata yang digunakan untuk menyebut
suatu benda (Mussen, 19(9).
Selain itu juga kemapuan dalan berpikir kritis,
menggunakan penalaran walaupun masih sederhana dalarn rnernecahkan masalah, kemampuan untuk berkonsentrasi, kemampuan untuk mengingat dengan baik yang membuat anak dapat mengikuti pelajaran dengan lancar . Aspek ernosional mengharuskan anak cukup mandiri untuk lepas dari
bantuan dan bimbingan orang dewasa. Tidak mengalami kesulitan untuk berpisah dalam waktu tertentu dengan orang tuanya, mampu menerima dan mengerti setiap
tuntutan disekolah serta dapat mengontroJ emosinya ( rasa marah, takut, iri dan lain-lain) dengan baik , karena hal ini penting untuk membina kemampuan anak
dalam bekerja sarna dan saling tolong menolong (Margolin, 1982).
Dalam aspek sosial, seorang anak dituntut untuk dapat menyesuaikan
diri terhadap orang-orang yang baru dikenalnya, misalnya guru dan teman-teman harunya.
rncnenma.
Anak harus dapat mengembangkan sikap sating berbagi, memberi dan
Anak juga sudah cukup matang
serta
sadar akan status dirinya
sehingga tidak menuntut perbatian terus menerus, mau menang sendiri tetapi harus mampu melaksanakan tugas dari guru dan mampu menerirna kewibawaan guru. scrta pcraturan disckolah (Karyono,19&4; Haditono, 19&6)
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
8
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
C. VALIDITAS DAN RELlABILlTAS Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dan diketahui dari suatu tes
psikologi adalah rc1iabilitas dan validitas tes. Begitu pentingnya kcdua hal ini sehmgga pada setiap buku inforrnasi mengenai tes-tes psikologi dan setiap buku pegangan tes (manual) harus mencantumkannya(Anastasi, 1997). l3ahkanjumlah, sifat orang, dan metode yang digunakan untuk menghitungindeks reliabilitas dan validitas pun harus disebutkan.
I. RELIABILITAS Reliabilitas adalah konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sarna pada kesempatan yang berbeda, atau dcngan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda. Karena merupakan derajat konsistensi antara dua perangkat skor, maka reliabilitas diungkapkan dalam koefisien korelasi (r), yang berkisar antara -1,00 sarnpai + 1,00. Koefisien korelasi reliabilitas atau disebut koefisien rcliabilitas diharapkan berada pada O,80-an atau O,90-an (Anastasi, 1997). Macam-macam reliabilitas a. Reliabilitas tes-retes Mcrupakan reliabilitas skor tes dcngan mcngulang tes yang sarna pada kesempatan kedua, Koefisicn reliabilitas (r tt) dalam kasus ini hanyalah korelasi antara skor-skor yang didapatkan olch orang yang sarna pada dua penyelenggaraan tes, Reliabilitas tes-ulang menunjukkan sejauh mana skor pada tes dapat digeneralisasikan untuk berbagai kescmpatan yang berbeda; makin tinggi reliabilitasnya, makin rentanlah skor terhadap perubahan sehari
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
9
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
hari yang acak dalam kondisi peserta atau lingkungan testing.
Meskipun tampaknya sederhana, teknik res dan tes-ulang menampilkan
berbagai kcsulitan keuka diterapkan pada kebanyakan res psikologis. Jika interval antara retes cukup pendek, para peserta res dapat mengingat kembali sebagian besar respon mereka sebelumnya. Jadi, skor-skor pada dua penyelenggaraan tes tidak didapatkan secara sendiri-sendiri, dan korelasi antara skor-skor itu bisa menjadi cukup tinggi. Untuk sebagian besar tes-tes psikologis, pengetesan ulang dengan tes yang sama bukanlah teknik yang tepat untuk menemukan koefisien reliabilitas. b. Reliabilitas Bentuk Altematif
Merupakan pcngukuran reliabilitas dengan melakukan korelasi antara satu tcs dengan bentuk-bentuk tes lainnya. Reliabilitas bentuk ini merupakan satu eara untuk menghindari kesulitan yang ditemukan dalam reliabilitas tes-retes. Dengan demikian, orang yang sama bisa dites dengan satu bentuk pada kesempatan pertama dan dengan bentuk lainnya yang ekuivalcn pada kesernpatan kedua. Korelasi antara skor-skor yang didapatkan pada dua bentuk itu merupakan koefisien reliabilitas tes. Sebagaimana reliabilitas tes-retes, reliabilitas bentuk-alternatif seharusnya selalu
disertai
oleh
pemyataan
tentang
panjang
interval
antara
penyelenggaraan tes. Dalam pengembangan bentuk-altematifharus dipastikan bahwa bentuk-bentuk res tersebut betul-betul paralel. Tes-tes tersebut harus berisi jumJah soal yang sama, harus diungkapkan dalarn bentuk yang sarna dan seharusnya mencakupjenis isi yang sama. Kisaran dan tingkat kesulitan soal juga harus sama, Selain itu, instruksi, batas waktu, contoh-contoh ilustratif,
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
10
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
format, dan semua aspek tes lainnya harus dieek dalam hal ekuivalensinya. Selain kelebihan yang ada, retiabilitas bentuk-alternatif
juga memiliki
keterbatasan tertentu. Pertama, jika fungsi-fungsi perilaku yang sedang diperhatikan tunduk pada efek praktik yang besar, penggunaan bentuk-bentuk altcrnatif akan mengurangi namun tidak menghilangkan elek seperti itu. Kedua, menyangkut sampai sejauh mana sifat tes akan berubah seiring dcngan
pcngulangan,
Dan tcrakhir,
kcsulitan-kesulitan
praktis untuk
menyusun bentuk tes yang benar-benar ekuivalcn. Alasan-alasan inilah yang menyababkan jenis reliabilitas lain rnasih sering digunakan.
c. Reliabilitas Belah-Separuh (Split-HalfReliability) Mcrupakan reliabilitas dari suatu penyelenggaraan tes tunggal atas satu bentuk tes dengan prosedur belah separuh. Dengan cara ini, dua skor didapatkan untuk setiap orang dengan membagi tes menjadi paruhan-paruhan yang ekuivalen. Reliabilitas belah separuh merupakan ukuran yang konsisten dalam kaitan dcngan sampling isi. Jenis reliabilitas ini kadang kala disebut koefisien konsistensi internal, karena hanya dibutul1kan penyelenggaraan tunggal atas satu bentuk tes saja. Untuk mendapatkan reliabilitas belah separuh, hal yang mendasar adalah bagaimana mcmbagi tcs dalam rangka mendapatkan paruhan-paruhan yang paling ekuivalen. Prosedur yang memadai bagi kebanyakan tujuan adalah dengan mendapatkan skor pada soal-soal genap dan ganjil dari tes. Jika soal soal ini aslinya diatur menurut tingkat kesulitan yang kurang lebih sama, pembagian ini akan menghasilkan skor-separuh yang hampir ekuivalen. d. Reliabilitas Kuder-Richardson dan Koefisien Alpha
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
II
Metode lain utnuk mendapatkan reliabilitas yang juga menggunakan administrasi tunggal dari suatu bentuk tunggal yang didasarkan pada
konsistensi respon terhadap semua butir soal dalam tes. Konsistensi antar-soal ini di pengaruhi oleh dua sumber varians kesalahan: (I) pencuplikan isi (sebagaimana dalam bentuk altematif dan reliabilitas belah separuh); dan (2) heterogenitas dari domain perilaku yang disampelkan. Semakin homogen
domainnya, semakin tinggilah konsistensi antar-soal. Prosedur
paling
umum
untuk
memperoleh
konsistensi
antar-soal
dikembangkan oleh Kuder dan Richardson (1937). Seperti dalam metode belah separuh, konsistensi antar soal didapatkan dari penyelenggaraan tunggal sebuah tcs tunggal. Koefisicn reliabilitas Kuder-Richardson mcrupakan rata rata dari koefisien-koefisien belah separuh yang dihasilkan dari pembelahan tes yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kecuali jika soal-soal tes amat heterogen,koefisien Kuder-Richardson akan lebih rendah daripada reliabilitas belah separuh. Rumus Kuder Richardson dapat diterapkan pada tes-tes yang soal-soalnya diskor benar atau salah.
2. VALrDlTAS Validitas bcrasal dari kala validity yang mcmpunyai arti scjauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabil instrumen terse but menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. menghasilkan
data yang tidak relevan
LAPORAN PENELITIAN
Tes yang
dengan tujuan pengukuran dikatakan
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
•
12
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
sebagai tes yang memiliki validitas rendah.Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa mengukur.
Validitas sebuah tes
rncmberitahu kita tentang apa yang bisa kita simpulkan dari skor-skor tes. Terkandung disini pengertian bahwa valid-tidaknya suatu alat ukur tergantung pada marnpu-tidaknya alat ukur terscbut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
Suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur
variabel A den kemudian mernberikan basil pengukuran mengenai variabel A, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi. Sisi lain dan pengertian validitas adalah aspek kecermatan pangukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya marnpu menghasilkan data yang tapat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Seberapa tinggi seharusnya koefisien validitas tidak dapat dijawab sceara pasti karena interpretasi koefisien validitas harus menerangkan sejumlah keadaan yang sesuai. Korelasi yang diperoleh seharusnya eukup tinggi untuk bisa signifikan secara statistik pada tingkat yang dapat diterima, seperti misalnya 0,0 I
atau
0,05. Dengan kata lain sebelum menarik kesimpulan apapun tentang validitas sebuah tes, harus eukup yakin bahwa koefisien validitas yang diperoleh itu tidak bisa muneul melalui l1uktuasi peneuplikan secara kebetulan darLliQrelasi populasi n o ! . , .
."
Macam-rnacam validitas : Dari cara pengukurannya yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes, tipe validitas digolongkan dalam tiga kategori, yaitu validitas
isi,
validitas konstrak, dan validits berdasar kriteria, a.
Validitas lsi
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
13
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
Validitas isi merupakan validitas yang diukur rnelelui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabnya dalam validitas isi adalah "sejauhmana item-item dalam suatu tes mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur oleh tes yang bersangkutan." Pengertian "mencakup keseluruhan kawasan isi" tidak saja menunjukkan bahwa tas tersebut harus komprehansif isinya akan tetapi harus pula memuat hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan ukur. Walaupun isinya komprehansif tetapi bila suatu tes mengikutsertakan pula item-itemyang tidak relevandan berkaitan
dengan hal-hal diluar tujuan ukumya, maka
validitas tes tersebut tidaklah dapat dikatakan memenuhi ciri validitas yang scsungguhnya. Selanjutnya
validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu face validity
(validitas muka) dan logical validity (validitas logik). Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian sclintas mengenai tes. Apabila isi tes telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur maka dapat dikatakan validitas muka telah terpenuhi. Se1anjutnya validitas logic atau disebut juga validitas sampling menunjuk pada sejauh mana isi tes merupakan representasi dari aspek yang hendak diukur, Untuk memperoleh validitas logic yang tinggi, suatu tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi hanya item yang relevan dan perlu menjadi bagian tes secara keseluruhan. Validitas logic sangat penting peranannya dalam penyusunan tes prestasi. b. Validitas Konstruk Validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
14
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
mengungkap suatu trait atau konstruk tcorctis yang hendak diukurnya (Allen dan Yen dalam Azwar, 1992). Pengujian validitas konstruk merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan konsep mengenai trait yang diukur. Walaupun pengujian validitas konstruk biasanya memerlukan teknik analisis statistika yang lebih kompleks daripada teknik yang dipakai pada pengujian validitas empiris lainnya, akan tetapi validitas konstruk tidak dinyatakan dalam bentuk koefisien validitas tunggal. Dua diantara pendekatan yang banyak dilakukan dalam pengujian validitas konstruk adalah pendekatan multitrait-multimethod dan pendekatan factor analysis
(analisis
faktor). Pendekatan multuralt-multimethod
dapat
digunakan bilamana terdapat dua trait atau lebih yang diukur oleh dua macam metode atau lebih. Sedangkan pendekatan analisis faktor merupakan kumpulan prosedur matematis yang kompleks guna menganalisis saling hubungan diantara variabel-variabel dan menjelaskan saling hubungan tersebut dalam bentuk kelompok variabel yang terbatas yang disebut faktor. c. Validitas berdasar kriteria Prosedur pendekatan validitas berdasar kriteria menghendaki tersedianya kriteria ekstemal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Suatu kriteria adalah variabcl perilaku yang akan diprcdiksikan olch skor tcs, Dilihat dari segi waktu untuk memperoleh skor kriterianya, prosedur validasi berdasar kriteria menghasilkan dun macam validitas, yaitu validitas prediktif dan validitas konkuren. Validitas prcdiktif dapat dihasilkan apabila skor kritcrianya baru diperolch setelah tenggang waktu tertentu sejak skor prediktor diperoleh. Sedangkan
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
15
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
validitas konkuren adalah koefisien validitas yang diperoleh dari korelasi skor tes dan skor kriteria yang diperoleh dalam waktu yang sama. d. Validitas item Dalam proses pengembangan tes, sebelum melakukan pengujian terhadap validitas tes itu,
perlulah dilakukan terlebih dahulu pengujian terhadap
kualitas item-itemnya, Dasar kerja yang digunakan dalam validitas item adalah mernilih item-item yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes seperti dikehendaki oleh penyusunnya. Dengan kata lain, dasamya adalah memilih item yang mengukur hal sama dengan apa yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan. Skor total mcrupakan skor internal, yaitu yang diperoleh dari tes itu sendiri, sedangkan tujuan validitas item dalam hal ini adalah rnelihat konsistensinya dengan skor total tersebut, maka prosedur ini dikenal dengan nama prosedur validitas item melalui pendekatan konsistensi internal. Validitas item dengan pendekatan konsistensi internal ini menghasilkan suatu indeks validitas item yang umum juga dikenal dengan sebutan indeks daya beda item. Sebutan ini adalah benar dikarenakan pada hakekatnya suatu item yang valid merupakan item yang mampu menunjukkan pcrbedaan antar subyek pada aspek yang diukur oleh tes yang bersangkutan. Secara teknis,
menguji konsistensi item
dilakukan dengan menghitung
koefisien korelasi antara skor subjek pada item yang bersangkutan dengan skor total tes. Teknik korelasi macam apa yang tepat untuk digunakan dalam komputasinya tergantung pada sifat penskalaan dan distribusi skor item dan skor tes itu sendiri.
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
If>
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
Bagi tes-tes
yang setiap itemnya diberi skor kontinyu dapat digunakan
formula koefisien korelasi product-moment Pearson. Semakin tinggi korelasi positif antara skor item dengan skor tes berarti semakin tinggi konsistensi antar item tersebut dengan tes keseluruhan dan semakin tinggi daya bedanya, Bila koefisien korelasinya rendah mendekati nol, berarti fungsi item tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak cukup baik, Bila korclasi tcrmaksud nagatif,
artinya tcrdapat cacat scrius pada item yang
bersangkutan.
3. KONDISI-KONDISI YANG MEMPENGARIJHI VALlDITAS DAN
RELlABILlTAS
Dalam reliabilitas dan validitas sangat penting untuk menentukan secara spesifik hakekat kelompok dimana sebuah koefisien didapatkan.
validitas dan reliabilitas
Tes yang sarna bisa mengukur fungsi-fungsi yang berbeda bila
diberikan pada individu-individu yang bcrbeda dalarn hal umur, jenis kelarnin, tingkat pendidikan, pekerjaan atau ciri-ciri relevan lainnya. Akibatnya, sebuah tes bisa merniliki validitas yang tinggi dalam memprediksi kriteria tertentu dalam satu populasi dan bisa juga rendah atau tidak memiliki validitas sarna sekali dalam populasi lain. Atau ia bisa menjadi pengukuran yang valid atas fungsi fungsi yang berbeda
dalam populasi itu.
Tes-tes yang
dirancang untuk
digunakan bersama populasi yang berbeda-beda harus mengutip data yang tepat tentang generalisabilitas populasi dalarn manual teknisnya. Lagipula, dalam scbuah populasi yang sangat
hcrvariasi
dalam skor-skor tes, kocfisien
validitasnya bisa cukup berbeda dalam berbagai bagian dari rentang skor dan
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA
17
harus diperiksa dalam sub-sub kelompok yang sesuai (Lee & Foley dalam Anastasi, 1997). Heterogenitas sampel sangat penting dalam pengukuran validitas dan reliabilitas karena kedua ciri ini umumnya dilaporkan dari segi koefisien korelasi. Selain sampel, koefisien validitas dan reliabilitas
juga bisa berubah
sepanjang waktu tertentu karena perubahan standar seleksi.
LAPORAN PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ...
HANDADARI, W.