ANALISIS PENERAPAN PSAK 62 TENTANG KONTRAK ASURANSI DAN PSAK 28 (REVISI 2012) TENTANG AKUNTANSI KONTRAK ASURANSI KERUGIAN (STUDI KASUS PT MULTI ARTHA GUNA Tbk)
Aditya Indra Kusuma, Armanto Witjaksono Universitas Bina Nusantara, Jakarta
ABSTRACT This study aims to analyze the application of the new accounting standard PSAK No 62 about the insurance contract and revision of PSAK No. 28 on accounting for casualty insurance contract that has come into force since January 1, 2012. In conducting this study researchers used secondary data obtained from the official website and the website of the official BEI related companies, the data were sampled from the financial statements of PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. This study analyzes performed on presentation and disclosure of financial statements that comply with the provisions of accounting standards and regulations. Results analysis of this study is there are some effect because of the adoption PSAK No.62. And PSAK No. 28 (revised 2012). Conclusions from this research is the application of the new standard PSAK 62 and PSAK No. 28 (revised 2012) has resulted in changes in accounting policies that affect the company's financial statement presentation and disclosure.(AIK) Key Words :PSAK 62, PSAK 28 (revised 2012),General Insurance, Financial Statements
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pada standar akuntansi yang baru yaitu PSAK No. 62 mengenai kontrak asuransi dan revisi dari PSAK No. 28 mengenai akuntansi asuransi kerugian yang sudah mulai berlaku sejak 1 Januari 2012. Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website resmi BEI dan wesite resmi perusahaan terkait, data yang dijadikan sampel adalah laporan keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Analisis penelitian ini dilakukan pada penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang disesuaikan dengan ketentuan standar akuntansi dan peraturan yang berlaku. Hasil analisis dari penelitian ini terdapat dampak yang timbul dari penerapan PSAK No. 62 dan PSAK No. 28 (revisi 2012). Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan standar baru yaitu PSAK No.62 dan PSAK No. 28 (revisi 2012) telah berdampak pada perubahan kebijakan akuntansi perusahaan yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. (AIK) Kata Kunci: PSAK 62, PSAK 28 ( revisi 2012 ), Asuransi Kerugian, Laporan Keuangan
PENDAHULUAN Peranan asuransi dalam masyarakat Indonesia sekarang ini semakin besar. Hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan asuransi di Indonesia dari tahun ke tahun mulai meningkat. Fitch Ratings, lembaga pemeringkat internasional, menilai potensi pertumbuhan industri asuransi umum maupun asuransi jiwa di Indonesia pada tahun 2013 sangat pesat. Selain penetrasi asuransi yang masih rendah, konsolidasi asuransi melalui merger dan akuisisi juga akan mendorong perkembangan industri ini. Cheryl Evangeline dan Siew Wai Wan, Analis Fitch Ratings, dalam laporannya yang berjudul 2013 Outlook: Indonesian Insurance, menyebutkan Fitch memberikan prospek stabil terhadap sektor asuransi di Indonesia pada 2013. Kedua analis Fitch mengestimasi pertumbuhan pendapatan premi akan didorong oleh pertumbuhan masyarakat kaya, pasar yang belum berkembang, dan peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap asuransi bencana. Pada semester I 2012, pendapatan premi industri asuransi mencapai Rp 68,9 triliun, meningkat 15,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Melihat pada kenyataan bahwa asuransi mulai bertumbuh dan mengingat bahwa fungsi dari suatu perusahaan asuransi adalah memberikan suatu perlindungan terhadap risiko yang dihadapi oleh masyarakat dari kerugian yang bersifat finansial, maka dirasakan bahwa diperlukan adanya suatu standar khusus akuntansi bagi perusahaan asuransi semakin penting, agar perusahaan dapat secara baik menyajikan laporan keuangannya. Seperti yang kita ketahui bahwa penyajian laporan keuangan diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban juga sebagai sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan asuransi. Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah mengesahkan dan menerbitkan 3 PSAK untuk asuransi sebagai berikut: (1) PSAK 62: Kontrak Asuransi, PSAK 62 yang diadopsi dari IFRS 4: Insurance Contract ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengatur pelaporan keuangan kontrak asuransi oleh setiap entitas yang menerbitkan kontrak asuransi. PSAK 62 mengatur mengenai kontrak asuransi yang dimiliki entitas bukan hanya entitas asuransi, namun semua entitas yang mempunyai kontrak asuransi. Sehingga jika entitas non asuransi yang mempunyai kontrak asuransi sesuai ruang lingkup PSAK 62, maka entitas tersebut menerapkan PSAK 62. PSAK 62 ini dikeluarkan bersamaan dengan; (2) PSAK 28 (revisi 2012): Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, PSAK 28 merupakan PSAK yang pengaturannya melengkapi PSAK 62. Oleh sebab itu untuk insurer yang memiliki kontrak asuransi kerugian selain menerapkan PSAK 62, juga harus menerapkan persyaratan dalam PSAK 28 (revisi 2012); (3) PSAK 36 (revisi 2012): Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa, PSAK 36 merupakan PSAK yang pengaturannya melengkapi PSAK 62. Oleh sebab itu untuk insurer yang memiliki kontrak asuransi jiwa selain menerapkan PSAK 62, juga harus menerapkan persyaratan dalam PSAK 36 (revisi 2012). Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh W Novianti Marceliana melakukan penelitian dengan judul “Analisis Terhadap Penerapan Psak No. 28 Tentang Akuntansi Asuransi Kerugian Serta Penerapan IFRS 4 Tentang Kontrak Asuransi Pada PT Asuransi Bumiputeramuda 1967” pada tahun 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan PSAK No. 28 yang menjadi pedoman dalam menjalankan bisnis asuransi serta penerapan IFRS 4 yang akan segera diterapkan. Analisis dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah menerapkan PSAK No. 28 dan sejauh mana kesiapan perusahaan menghadapi proses konvergensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Asuransi Bumiputeramuda 1967 sudah menerapkan PSAK No. 28 dengan baik dimana pengakuan pendapatan dan beban menggunakan metode akrual basis. PT Asuransi Bumiputeramuda 1967 belum menerapkan IFRS 4. Perusahaan sedang mempersiapkan diri untuk konvergensi tersebut. Dengan adanya penerapan IFRS 4 ini diharapkan perusahaan mampu bertahan dan bersaing dalam dunia usaha internasional.Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Siti Ralia Nasution pada tahun 2011 dengan judul Penerapan PSAK No. 28 Tentang Akuntansi Asuransi Kerugian Terhadap Pengakuan Pendapatan Pada PT. Asuransi Dharma Bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK No. 28 tentang pengakuan pendapatan pada PT Asuransi Dharma Bangsa serta melihat kesesuaian antara teori pengakuan pendapatan sesuai dengan PSAK No. 28 dengan penerapan yang terjadi pada PT Asuransi Dharma Bangsa. Perbandingan penelitian penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh W Novianti Marceliana dan Siti Ralia Nasution yaitu (1) penulis menggunakan objek penelitian yang sudah menerapkan PSAK62 konvergensi IFRS 4, (2) penulis ingin mengetahui gambaran umum mengenai penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 sehubungan dengan kegiatan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan dan dampak penerapan PSAK 62 konvergensi IFRS 4 yang sudah berlaku mulai Januari 2012 terhadap perusahaan asuransi kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui proses bisnis asuransi kerugian 2. Mengetahui penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 mengenai akuntansi kontrak asuransi kerugian pada perusahaan asuransi kerugian dalam menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangan yang sejalan dengan perkembangan standar internasional. 3. Mengetahui dampak penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 mengenai akuntansi kontrak asuransi kerugian pada perusahaan asuransi kerugian dalam menyajikan laporan keuangan.
METODE PENELITIAN Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dalam bentuk studi literatur dengan tujuan untuk menganalisa penerapan dan pengaruh PSAK NO.62 dan PSAK No. 28
(revisi 2012) terhadap pelaporan keuangan perusahaan asuransi kerugian. PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dipilih sebagai objek dan sampel penelitian karena kemungkinan terdapat fakta menarik untuk dianalisis berdasarkan tujuan penelitian ini, yaitu dalam penyajian laporan keuangannya terutama yang berkaitan terhadap penerapan peraturan PSAK NO.62 dan PSAK No. 28 (revisi 2012). Selain itu akses terhadap data keuangan perusahaan tersebut juga dapat dengan mudah diperoleh karena terdaftar di bursa saham dan laporan tahunan juga dimumkan di situs resmi perusahaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut berupa laporan tahunan yang didalamnya terdapat laporan keuangan klub yang akan diteliti. Laporan tersebut dipublikasikan di situs resmi dari PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk yang menjadi objek penelitian yaitu www.mag.co.id.. Penulis akan memulai pembahasan dengan melihat secara umum PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk beroperasi dan melaporkan transaksi keuangan dalam sebuah laporan keuangan. Analisis akan dilakukan terhadap penyajian dan prngungkapan laporan keuangan klub berdasarkan PSAK NO.62 dan PSAK No. 28 (revisi 2012) yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2012. Selanjutnya penulis akan menganalisis pengaruh penerapan PSAK NO.62 dan PSAK No. 28 (revisi 2012) terhadap pelaporan keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Pembahasan akan diakhiri dengan mengambil kesimpulan terhadap penerapan PSAK NO.62 dan PSAK No. 28 (revisi 2012) .
HASIL DAN BAHASAN Proses Bisnis Asuransi Kerugian Asuransi memberikan perlindungan ekonomi dari risiko yang teridentifikasi terjadi atau ditemukan dalam periode tertentu. Asuransi merupakan produk unik yang biaya akhirnya seringkali tidak diketahui sampai lama setelah masa pertanggungan, sedangkan pembayaran pendapatan premi oleh pemegang polis diterima sebelum atau selama masa pertanggungan. Dalam proses bisnisnya perusahaan asuransi harus dapat memahami secara baik dan benar mengenai konsep risiko yang mungkin timbul dari akibat pertanggungan yang diambil dari suatu nilai benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Pemahaman dari konsep risiko ini harus dipisahkan dengan peril dan hazard karena memiliki pengertian yang berbeda. Peril adalah sebab kemungkinan rugi (terjadi adanya risiko) sedangkan hazard adalah sebuah keadaan yang membuat atau terjadinya kesempatan adanya risiko, untuk itu pengukuran risiko bagi perusahaan asuransi sangat sulit karena tidak dapat diduga. Disinilah tugas dari perusahaan asuransi menjamin tingkat assurance atau kepastian dalam menanggung risiko tertanggung melalui hukum kontrak asuransi yang disepakati antara tertanggung dengan penanggung risiko yaitu perusahaan asuransi itu sendiri. Dalam asuransi kerugian terdapat konsep yang harus dipahami dengan benar agar tidak terjadi salah pengertian dangan asuransi jiwa. Konsep umum dari asuransi kerugian berfokus pada pertanggungan harta benda individu, kecelakaan, dan sebagian pertanggungan kesehatan dan hubungan bisnis yang lain yang sifatnya bukan asuransi jiwa. Produk yang ditawarkan oleh asuransi kerugian juga berbeda dengan asuransi jiwa yang umumnya terdiri dari asuransi kepemilikan terhadap suatu benda, asuransi pribadi, dan asuransi pertanggungan ke pihak ketiga. Dalam memasarkan produknya perusahaan asuransi kerugian dapat melakukannya dengan beberapa cara yaitu melakukan penjualan melalui agen, penjualan melalui broker, dan penjualan secara langsung kepada para konsumen yang sudah mengetahui secara langsung perusahaan asuransi tersebut. Setelah nasabah atau tertanggung mau untuk mengasuransikan risiko yang dimilikinya maka proses selanjutnya adalah perhitungan premi yang dilakukan oleh bagian aktuaria. Dalam perhitungan premi ini disesuaikan dengan tingkat risiko dari barang dan jasa yang diasuransikan. Penentuan tarif oleh aktuaria juga berbeda antara satu produk dengan produk yang lainnya sesuai dengan kelas dan kekhususan produk. Setelah aktuaria menghitung tingkat premi yang harus ditanggung oleh nasabah atau tertanggung maka akan diterbitkan polis yang berisikan aturan hukum yang harus diperhatikan dengan baik oleh nasabah dan dipahami untuk kemudian ditandatangani. Dari penerbitan polis ini merupakan penghasilan premi bruto yang dianggap sebagai hasil penjualan atau jumlah produksi oleh perusahaan asuransi. Penghasilan atau penerimaan premi tersebut oleh perusahaan asuransi akan dikelola ke dalam bentuk investasi baik melalui deposito wajib (statutory deposits) maupun deposit umum yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan asuransi dalam menempatkan hasil keuangannya. Kebijakan dalam pengelolaan hasil keuangan ini dilaksanakan karena perusahaan asuransi kerugian merupakan lembaga perbankan non-bank yang harus mematuhi peraturan yang berlaku dalam hal memenuhi likuiditas dalam membayar kewajibannya dalam menanggung risiko tidak terduga yang dipertanggungkan dari nasabah.
Dalam menanggung risiko dari nasabah, perusahaan asuransi dapat menahan dan membagi risiko tersebut. Sebagian risiko tersebut dapat dialihkan atau dibagikan kepada perusahaan atau pihak lain, dalam hal ini berarti perusahaan asuransi melakukan reasuransi terhadap risiko yang ditanggungnya. Hal ini dilakukan oleh perusahaan asuransi karena perusahaan asuransi menyadari kekuatannya dalam hal menanggung risiko atau tingkat retensi yang dapat ditanggungnya. Jika sebagian dari risiko telah direasuransikan maka sebagian lagi akan ditahan atau ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut. Kriteria dari risiko yang ditahan ini disesuaikan dengan kemampuan perusahaan asuransi dalam memperhitungkan tingkat retensi. Dalam perusahaan asuransi, bagian risiko yang ditahan ini merupakan penghasilan sesungguhnya (Net Premium Earned) dari perusahaan asuransi kerugian yang bersangkutan . Jika suatu ketika risiko yang diasuransikan oleh nasabah terjadi maka nasabah tersebut akan melakukan klaim terhadap perusahaan asuransi. Untuk merespon dari klaim yang dilakukan oleh nasabah maka setiap perusahaan asuransi kerugian memiliki departemen klaim yang khusus untuk menangani masalah klaim atas risiko harta benda atau kekayaan nasabah. Baik atau tidaknya perusahaan asuransi dapat dilihat dalam penanganan klaim yang menjadi acuan bagi nasabah atau calon nasabah. Perusahaan asuransi harus membayar tuntutan klaim sesuai dengan yang dipertanggungkan secara pantas dan fair. Dalam perusahaan asuransi, klaim ini merupakan pusat biaya yang sesungguhnya (cost center) sedangkan biaya yang lain hanya merupakan biaya operasional rutin. Besaran klaim tersebut harus diperhitungkan dengan baik oleh perusahaan asuransi kerugian karena besaran jumlah angka klaim tersebut menentukan dalam memperhitungkan tingkat laba perusahaan asuransi kerugian. Berikut ini merupakan gambaran penyederhanaan kegiatan proses bisnis dari perusahaan asuransi kerugian.
Menjual Produk Asuransi
Menentuka n Premi
Menerbitkan Polis
Membayar Klaim
Laba
Gambar 1 Proses Bisnis Asuransi Kerugian
Penyajian Laporan Keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna Sebelum dan Sesudah Penerapan PSAK 62 dan 28 Dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan mensyaratkan penyajian minimum dalam laporan posisi keuangan. Asuradur dapat menyimpulkan bahwa, untuk memenuhi persyaratan tersebut,perlu untuk menyajikan secara terpisah dalam laporan posisi keuangan jumlah berikut yang timbul dari kontrak asuransi: (a) liabilitas dalam kontrak asuransi dan kontrak reasuransi yang diterbitkan; (b) aset dalam kontrak asuransi dan kontrak reasuransi yang diterbitkan; (c) aset dalam reasuransi yang diserahkan. Dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi paragraf 14 (d) (i), aset ini tidak saling hapus terhadap liabilitas asuransi terkait. PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan membuat daftar pos minimum yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif. PSAK 1 juga mensyaratkan penyajian atas pos tambahan ketika diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan secara wajar. Asuradur dapat menyimpulkan bahwa untuk memenuhi persyaratan tersebut, asuradur perlu menyajikan jumlah berikut dalam laporan laba rugi komprehensif: (a) pendapatan dari kontrak asuransi yang diterbitkan (tanpa pengurangan untuk reasuransi yang dimiliki) (b) pendapatan dari kontrak reasuradur (c) beban atas klaim dan manfaat pemegang polis (tanpa dikurangi untuk reasuransi yang dimiliki) (d) beban yang timbul dari reasuransi yang dimiliki Pada tahun 2012, Asuransi MAG menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 62 tentang Kontrak Asuransi dan PSAK 28 (2012) tentang Akuntansi Asuransi Kerugian. PSAK 62 diterapkan secara retrospektif, oleh karena itu Perusahaan harus menyajikan kembali laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi komprehensif tahun 2011.Berikut ini adalah perbandingan penyajian laporan keuangan dari Asuransi Multi Artha Guna pada tahun 2011 sebelum dan sesudah melakukan penyajian kembali (restatement) terhadap penerapan PSAK 62 (2012) dan PSAK 28 (2012) Tabel 1 Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Sebelum dan Sesudah Penyajian Kembali Laporan Posisi Keuangan 2011(dalam ribuan rupiah) Sesudah Penyajian Sebelum Penyajian Kembali Kembali ASET Kas dan Bank Kas
84.624
84.624
9.517.405
9.517.405
727.159.500
727.159.500
Bank Investasi Deposito Berjangka Efek diperdagangkan Efek tersedia untuk dijual
18.630.872
18.630.872
196.421.504
196.421.504
Penyertaan dalam bentuk saham
63.656.365
Piutang premi Piutang reasuransi Piutang pegawai Aset pajak tangguhan
7.174.584
7.174.584
357.994
357.994
34.324
34.324
9.483.094
7.337.757
Aset reasuransi
26.559.623
Aset tetap
10.658.417
10.658.417
Aset lain-lain
10.901.478
10.901.477
Penyertaan dalam bentuk saham
63.656.365
Jumlah Aset
1.080.639.784
1.051.934.823
LIABILITAS Utang klaim
270.834
270.834
Estimasi klaim retensi sendiri
-
51.545.260
Premi yang belum merupakan pendapatan
-
137.174.527
Utang reasuransi
5.922.057
5.922.057
Utang komisi
4.164.091
4.164.091
Utang pajak
9.058.374
9.058.374
2.9516.948
2.9516.948
Utang lain-lain Utang sewa pembiayaan Biaya yang masih harus dibayar
274.275
274.275
14.321.413
14.321.413
Pendapatan premi ditangguhkan
-
143.127.114
Liabilitas asuransi
358.406.524
-
Liabilitas imbalan pasca kerja Jumlah Liabilitas
20.154.908
20.154.908
442.089.424
415.529.801
287.328.976
287.328.976
EKUITAS Modal saham
Tambahan modal disetor Komponen ekuitas lainnya
67.800.285
67.800.285
(986.510)
(3.131.848)
Saldo laba ditentukan penggunaannya belum ditentukan penggunaannya
18.000.000
18.000.000
266.407.609
266.407.609
Jumlah Ekuitas 638.550.360 636.405.022 Dari penyajian kembali Laporan Posisi Keuangan Asuransi MAG tahun 2011 terhadap penyesuaian PSAK 62 dan 28 dapat dilihat terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari adanya beberapa akun yang muncul dan hilang dari sisi aset dan liabilitas. Dari sisi aset dan liabilitas terdapat akun yang muncul berupa aset reasuransi dan liabilitas asuransi. Munculnya akun ini disebabkan karena Asuransi MAG harus menyajikan jumlah dari aset dan liabilitas yang diperoleh dari kontrak reasuransi. Sedangkan untuk akun estimasi klaim retensi sendiri, premi yang belum merupakan pendapatan dan pendapatan premi ditangguhkan sesudah penyajian dihilangkan dan dimasukkan ke dalam bagian dari perhitungan liabilitas asuransi, dimana liabilitas asuransi dihitung dari penjumlahan estimasi liabilitas klaim, liabilitas polis masa depan dan premi yang belum merupakan pendapatan. Sedangkan untuk akun seperti penyertaan dalam bentuk saham dan komponen ekuitas lainnya bukan merupakan dampak penyajian dari penerapan PSAK 62 dan PSAK 28. Tabel 2 Perbandingan Laporan Laba Rugi Komprehensif Sebelum dan Sesudah Penyajian Kembali Laporan Laba Rugi Komprehensif 2011 (dalam ribuan rupiah) Sesudah penyajian Sebelum penyajian kembali kembali PENDAPATAN Premi bruto
377.299.508
Potongan premi
(58.872.812)
Premi reasuransi
(34.362.945)
Premi neto Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan
284.063.751
Perubahan bruto liabilitas premi Bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas premi
(34.655.884)
Pendapatan premi asuransi neto
251.844.912
Hasil investasi
377.299.508 (34.362.945)
(32.218.839)
2.437.045 310.717.724
54.297.562
Penghasilan lain-lain bersih Jumlah Pendapatan
2.375.761 308.518.235
310.717.724
BEBAN Klaim bruto
128.742.104
128.742.104
Klaim reasuransi
(6.130.816)
(6.130.816)
Perubahan bruto liabilitas asuransi Bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas asuransi Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri
17.497.510
Beban klaim neto Beban komisi neto
(1.876.984) 15.620.526 138.231.814
138.231.814
5.804.110
64.676.922
Beban usaha
55.087.598 Jumlah Beban
199.123.522
Hasil underwriting
202.908.736 107.808.988
Hasil investasi
54.297.562
Beban usaha
(55.087.598)
Laba usaha
107.018.952
Penghasilan lain-lain bersih Laba Sebelum Pajak Beban pajak Laba Bersih PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Kenaikan (penurunan) nilai wajar efek yang tersedia untuk dijual Laba (rugi) belum direalisasi atas penurunan nilai efek-efek setelah dikurangi realisasi laba/rugi Beban (manfaat) pajak penghasilan sehubungan dengan pendapatan komprehensif lain Jumlah Pendapatan Komprehensif Lain
2.375.761 109.394.713
109.394.713
(13.928.550)
(13.928.550)
95.466.163
95.466.163
(7.359.135) (3.679.567) (1.839.784) (5.519.351)
(7.359.135)
LABA KOMPREHENSIF 89.946.812 88.107.028 Dari penyajian kembali pada Laporan Laba Rugi Komprehensif dari Asuransi MAG tahun 2011 terlihat perbedaan perhitungan dalam mendapatkan jumlah pendapatan dan jumlah beban. Penyajian laporan laba rugi sebelum penyajian kembali menggunakan bentuk multiple step sedangkan sesudah penyajian kembali menggunakan single step. Selain itu terdapat akun-akun yang hilang pada sisi pendapatan dan beban akibat dari penyesuaian penerapan PSAK 62 dan PSAK 28. Akun akun yang hilang pada sisi pendapatan dan beban yaitu kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan dan kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri. Akun kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan adalah selisih antara premi yang belum merupakan pendapatan periode berjalan dan periode lalu, akun ini dihilangkan dan muncul akun perubahan bruto liabilitas premi dan bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas premi pada sisi pendapatan. Sedangkan untuk akun kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri adalah estimasi kerugian yang menjadi retensi sendiri dari klaim yang masih dalam proses penyelesaian pada tanggal pelaporan termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan, akun ini kemudian dihilangkan dan dimunculkan dengan akun perubahan bruto liabilitas asuransi dan bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas asuransi pada sisi beban. Akunakun yang muncul tersebut disebabkan karena Asuransi MAG harus memisahkan jumlah yang muncul dari pendapatan dan beban antara asuransi dan reasuransi yang diterbitkan Dalam pendapatan komprehensif lainnya juga muncul akun baru yaitu laba (rugi) belum direalisasi atas penurunan nilai efek-efek setelah dikurangi realisasi laba/rugi dan beban (manfaat) pajak penghasilan sehubungan dengan pendapatan komprehensif lain. Akun-akun ini dapat memberikan informasi berguna mengenai risiko yang dihadapi selama periode berjalan. Munculnya akun-akun baru dalam pendapatan komprehensif ini bukanlah dampak dari penerapan PSAK 62 dan PSAK 28. Penyajian kembali pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi yang telah dilakukan oleh PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk telah disajikan sesuai ketentuan PSAK 62 dan 28 sehingga penyajian tersebut dapat memberikan informasi mengenai transaksi yang timbul dari kontrak asuransi maupun kontrak reasuransi yang dilakukan oleh perusahaan.
Pengungkapan Laporan Keuangan PT Asuransi Multi Artha Guna Sesuai Dengan PSAK 62 (2012) Dan PSAK 28 (2012) Seperti yang tertera pada PSAK 62: Kontrak Asuransi paragraf 35-39 menjelaskan hal-hal yang mengatur mengenai pengungkapan yang harus dilakukan oleh asuradur dalam laporan keuangannya. Sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 62 paragraf 35 dan 37, tujuan pengungkapan ini adalah: (a) mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari kontrak asuransi dalam laporan keuangan asuradur; (b) memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi sifat dan luas risiko yang timbul dari kontrak asuransi. Sesuai dengan pedoman diatas maka Asuransi MAG harus: 1. Menjelaskan jumlah yang timbul dari kontrak asuransi dalam laporan keuangan Untuk menjelaskan pengungkapan mengenai jumlah yang timbul dari kontrak asuransi, Asuransi MAG mengungkapkan kebijakan akuntansi untuk kontrak asuransi, asset, liabilitas, pendapatan dan beban terkait. 2. Mengevaluasi sifat dan luas risiko yang timbul dalam kontrak asuransi Berdasarkan PSAK 62 paragraf 37, asuradur harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi sifat dan luas risiko yang timbul dari kontrak asuransi Untuk mematuhi PSAK 62 paragraf 37, maka asuradur mengungkapkan 1. Sesuai dengan paragraph 38 (c): tujuan, kebijakan,dan proses dalam pengelolaan risiko yang timbul dari kontrak asuransi dan metode yang digunakan untuk mengelola risiko tersebut. 2. PSAK 62 paragraf 38 (b): Informasi tentang risiko asuransi (baik sebelum dan sesudah mitigasi risiko oleh reasuransi), termasuk informasi tetang: a. sensitivitas risiko asuransi b. konsentrasi risiko asuransi, termasuk penjelasan bagaimana manajemen menentukan konsentrasi dan penjelasan dari kesamaan karakteristik yang menandakan masing-masing konsentrasi. c. Perkembangan klaim ( klaim aktual dibandingkan dengan estimasi sebelumnya) d.PSAK 62 paragraf 38 (c): Informasi tentang risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar yang diisyaratkan e.PSAK 62 paragraf 38 (d): Informasi tentang dampak risiko pasar yang timbul dari derivatif melekat yang terkandung dalam kontrak asuransi utama jika asuradur tidak diisyaratkan untuk mengukur derivatif melekat pada nilai wajar. Untuk pengungkapan pada PSAK 28 paragraf 20: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, Asuransi MAG harus mengungkapkan kebijakan akuntansi mengenai hal-hal sebagai berikut: (a) pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belum merupakan pendapatan (b) pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim Secara keseluruhan PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk telah melakukan pengungkapan yang diisyaratkan dalam PSAK 62 dan PSAK 28. Ada beberapa ketentuan pengungkapan dalam PSAK 62 yang tidak bisa diungkapkan oleh perusahaan seperti komponen deposit, opsi dan jaminan melekat karena hal tersebut diperuntukkan bagi perusahaan asuransi jiwa dan bukan bagi asuransi kerugian. Dalam kontrak asuransi jiwa terdapat komponen deposit, opsi dan jaminan melekat yang harus diungkapkan oleh asuransi jiwa sesuai ketentuan PSAK 62.
Dampak Penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 Dalam penerapan standar akuntansi yang baru ini tentu saja mempunyai konsekuensi atau dampak terhadap perusahaan asuransi termasuk Asuransi MAG. Berikut ini adalah dampak dari penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 (2012) bagi Asuransi MAG. Dampak dari penerapan standar ini dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3 Dampak Penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 31 Desember 2011 (dalam ribuan rupiah) Sebelum Sesudah penyajian penyajian kembali kembali Dampak Perubahan
Persentase (%)
Aset Aset reasuransi Aset pajak tangguhan Jumlah Aset Liabilitas Liabilitas asuransi Estimasi klaim retensi sendiri Premi yang belum merupakan pendapatan Pendapatan premi ditangguhkan Jumlah Liabilitas Laba Rugi Komprehensif Perubahan bruto liabilitas premi Bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas premi Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan Perubahan bruto liabilitas asuransi Bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas asuransi Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri Beban komisi neto Laba (rugi) belum direalisasi atas penurunan nilai efek-efek setelah dikurangi realisasi laba/rugi Kenaikan (penurunan) nilai wajar efek yang tersedia untuk dijual Beban (manfaat) pajak penghasilan sehubungan dengan pendapatan komprehensif lain Jumlah Pendapatan Jumlah Beban Jumlah Laba Kompehensif
26.559.623 9.483.094 1.080.639.784
5.488.726 1.051.934.823
358.406.524 -
51.545.260
442.089.424
137.174.527 143.127.114 415.529.801
34.655.884
-
(2.437.045)
-
17.497.510 (1.876.984) (5.804.110)
(3.679.567) -
(1.839.784) 308.518.235 199.123.522 89.946.812
2.73
6.39
32.218.839 15.620.526 (64.676.922)
(7.359.135)
310.717.724 202.908.736 88.107.028
-0.71 -1.87 2.09
Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa terdapat dampak dari penerapan PSAK 62 dan PSAK 28(2012). Dampak tersebut dapat dilihat pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif Asuransi MAG setelah melakukan penyajian kembali. Pada laporan posisi keuangan terjadi kenaikan pada jumlah aset dan jumlah liabilitas. Jumlah aset naik 2.73% dari Rp 1.051.934.823.000 menjadi Rp 1.080.639.784.000. Kenaikan ini disebabkan oleh munculnya aset reasuransi sebesar Rp 26.559.623.000 dan naiknya aset pajak tangguhan sebesar Rp 3.994.368.000. Aset reasuransi tersebut terdiri dari bagian reasuransi atas premi yang belum merupakan pendapatan sebesar Rp 13.745.178.000 dan bagian reasuransi atas estimasi liabilitas klaim sebesar Rp 12.814.445.000. Sedangkan untuk jumlah dari liabilitas mengalami kenaikan sebesar 6.39% dari Rp 415.529.801.000 menjadi Rp 442.089.424.000. Kenaikan liabilitas ini dipengaruhi oleh perbedaan perhitungan liabilitas asuransi sebesar Rp 26.559.623.000 yang dihitung dari estimasi liabilitas klaim, liabilitas manfaat polis masa depan, dan premi yang belum merupakan pendapatan. Kenaikan dari aset dan liabiltas dari PT Multi Artha Guna Tbk merupakan dampak dari penerapan PSAK 62 paragraf 35 yang mewajibkan perusahaan asuransi untuk mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah aset dan liabilitas yang timbul dari kontrak asuransi dalam laporan posisi keuangan. Pada laporan posisi keuangan dapat dilihat bahwa dampak dari penerapan ini membuat pendapatan dan beban dari asuransi MAG menurun. Pendapatan dari Asuransi MAG menurun sebesar 0.71% atau Rp 2.199.489.000 dari yang semula Rp 310.717.724.000 menjadi Rp 308.518.235.000.
Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah pendapatan premi neto yang disebabkan juga karena munculnya potongan premi sebesar Rp 58.872.812.000 (lihat tabel 4.4). Dampak lain bagi pendapatan ini adalah adanya perubahan bruto liabilitas premi sebesar Rp 34.655.884.000 dan bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas premi sebesar Rp 2.437.045.000. Untuk jumlah beban dari Asuransi MAG juga mengalami penurunan sebesar 1.87% dari Rp 202.908.736.000 menjadi Rp 199.123.522.000. Penurunan jumlah beban ini disebabkan berkurangnya beban komisi neto dari Rp 64.676.922.000 menjadi Rp 5.804.110.000. Dari beban tersebut ada perubahan bruto liabilitas asuransi sebesar Rp 17.497.510.000 dan bagian reasuransi atas perubahan bruto liabilitas asuransi sebesar Rp 1.876.984.000. Penurunan dari pendapatan dan beban dari PT Multi Artha Guna Tbk merupakan dampak dari penerapan PSAK 62 paragraf 35 yang mewajibkan perusahaan asuransi untuk mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah pendapatan dan beban yang timbul dari kontrak asuransi dalam laporan laba rugi komprehensif. Laba komprehensif dari Asuransi MAG juga mengalami kenaikan sebesar 2.09% dari Rp 88.107.028.000 menjadi Rp 89.946.812.000. Kenaikan laba komprehensif ini dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan komprehensif lain dari laba (rugi) belum direalisasi atas penurunan nilai efek-efek setelah dikurangi realisasi laba/rugi sebesar Rp 3.679.567.000 dan beban (manfaat) pajak penghasilan sehubungan dengan pendapatan komprehensif lain Rp 1.839.784.000. Kenaikan dari pendapatan komprehensif ini bukanlah dampak langsung dari penerapan PSAK 62 dan PSAK 28. Selain dampak yang telah dijelaskan diatas, penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 membuat laporan keuangan dari perusahaan lebih transparan sehingga laporan keuangan tersebut dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari proses transaksi asuransi (relevance) dan dapat lebih dipercaya (reliable) oleh para stakeholder dalam mengambil keputusan karena telah sesuai dengan standar internasional yang berlaku.
SIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis maka didapat kesimpulan sebagai berikut ini: 1.
PT Asuransi Multi Artha Guna tbk adalah perusahaan asuransi kerugian yang harus sangat berhati-hati dalam melakukan pengelolaan risiko dari kontrak asuransi yang diterbitkannya. Perusahaan memastikan bahwa risiko yang muncul telah terproteksi secara penuh dan tidak membahayakan perusahaan bila terjadi klaim. Untuk itu dalam memastikan terproteksinya risiko yang ada, perusahaan mendapat dukungan dari perusahaan reasuransi baik local maupun internasional yang memiliki reputasi baik. Perusahaan juga menjamin kemudahan dalam klaim secara online dan bekerja sama dengan jasa pihak ketiga yang disebut loss adjuster untuk membantu perusahaan dalam menangani klaim dari nasabah. 2. Penerapan standar baru yaitu PSAK 62:Kontrak Asuransi dan revisi yaitu PSAK 28 (2012): Akuntansi Asuransi Kerugian telah berdampak pada perubahan kebijakan akuntansi perusahaan yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan atau tahun sebelumnya. Perubahan kebijakan tersebut sesuai ketentuan yang diatur dalam PSAK 62 dan PSAK 28 mengenai hal-hal yang harus diungkapkan dan disajikan dalam laporan keuangan perusahaan terutama dalam bidang asuransi kerugian 3. Dalam penerapan standar PSAK 62: Kontrak Asuransi dan PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian ini mempunyai dampak bagi PT Asuransi Multi Artha Guna tbk. Dampak dari penerapan tersebut berpengaruh pada jumlah aset dan jumlah liabilitas dalam laporan posisi keuangan serta pendapatan, beban, dan laba pada laporan laba rugi komprehensif perusahaan. Jumlah aset dan liabilitas mengalami kenaikan sebesar 2.73% dan 6.39%. Sedangkan dalam laporan laba rugi, pendapatan dan beban mengalami penurunan sebesar 0.71% dan 1.87%. Jumlah laba komprehensif dari Asuransi MAG mengalami sedikit kenaikan sebesar 2.09%. penerapan PSAK 62 dan PSAK 28 membuat laporan keuangan dari perusahaan lebih transparan sehingga laporan keuangan tersebut dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari proses transaksi asuransi (relevance) dan dapat lebih dipercaya (reliable) oleh para stakeholder dalam mengambil keputusan karena telah sesuai dengan standar internasional yang berlaku. Saran yang dapat penulis berikan adalah: 1. Bagi Perusahaan Asuransi Kerugian Perusahaan asuransi kerugian diharapkan dapat melakukan pembelajaran lebih lanjut terhadap PSAK 62: Kontrak Asuransi dan PSAK 28 (2012):Akuntansi Asuransi Kerugian. Hal ini dikarenakan standar akuntansi tersebut merupakan konvergensi dari International Financial Reporting Standard (IFRS) 4: Insurance Contracts yang sangat berguna bagi
perusahaan terutama bagi manajemen perusahaan asuransi kerugian agar dapat menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangannya dengan standar internasional. 2. Bagi DSAK-IAI Dalam penerapan standar akuntansi ini sudah dapat dilakukan dengan baik walaupun masih terdapat beberapa kendala sehingga diharapkan untuk DSAK-IAI dapat membantu perusahaan asuransi kerugian dalam hal mengawasi dan mengevaluasi penerapan standar akuntansi ini. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar membahas mengenai pengakuan dan pengukuran atas PSAK 62: Kontrak Asuransi dan PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian pada perusahaan asuransi kerugian. Peneliti sangat mendorong dilakukannya penelitian lebih mendalam terhadap standar akuntansi ini terutama keterkaitannya dengan standar internasional yaitu IFRS.
REFERENSI Abbas Salim. 2007. Asuransi & Manajemen Resiko, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Asuransi Multi Artha Guna Tbk dari http://www.mag.co.id ( Diakses pada 2 April 2013). Asosiasi Asuransi Umum Indonesia dari www.aaui.or.id ( Diakses pada 17 Mei 2013).. Bursa Efek Indonesia dari www.idx.co.id ( Diakses pada 1 Mei 2013). Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. PSAK No. 1 (Revisi 2009) Tentang Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. PSAK No. 28 (Revisi 2012) Tentang Akuntansi Asuransi Kerugian. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. PSAK No. 62 Tentang Kontrak Asuransi. Jakarta: Salemba Empat.
Ichsan, Ridwan. 2008. Arti-Konsep: Resiko dan Ketidakpastian. Diakses tanggal 16 April 2013 dari http://www.belajar-asuransi.com/2008/07/arti-konsep-resiko-dan-ketidakpastian.html Nova. 2011. Akuntansi Asuransi Kerugian. Diakses tanggal 2 April 2013 dari http://blognyanovalah.blogspot.com/2011/04/akuntansi-asuransi-kerugian.html Prasko. 2011. Pengertian Risiko dan Jenis Risiko Dalam Asuransi. Diakses tanggal 2 April 2013 dari http://zona-prasko.blogspot.com/2011/09/pengertian-risiko-dan-jenis-risiko-risk.html Peraturan Ketua Badan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : 03/BL/2012 tentang Bentuk dan Susunan Pengumuman Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Sensi W. Lodovicus. 2006. Memahami Akuntansi Asuransi Kerugian, Penerbit PT. Prima Mitra Edukarya, Jakarta Sihotang, Ronny B. (1999). Memahami Asuransi Kerugian Beroperasi. Laporan Teknis Berkala Akuntansi dan Manajemen, vol 7, no. 2. Ulwiyana, Dina. 2012. Masalah IFRS Pada Perusahaan Asuransi. Diakses tanggal 16 April 2013 dari http://ulwiyana.wordpress.com/2012/05/03/masalah-ifrs-pada-perusahaan-asuransi-2/ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Weygandt J. Jery, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. 2007. Pengantar Akuntansi Jilid I & II Edisi VII, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
RIWAYAT PENULIS Aditya Indra Kusuma lahir di kota Surakarta pada tanggal 19 November 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Ekonomi Akuntansi pada tahun 2013.