1
PENGARUH PENGGUNAAN LEMABAR KEGIATAN SISWA (LKS) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR KUBUS DAN BALOK Salfitri Makatindu, Dr. Ali Kaku, Drs. Frangky A. Oroh Jurusan Pendidikan Matematika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran yang menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dengan pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Posttest-Only Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Suwawa kelas VIII sebanyak 126 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Simple Random Sampling berdasarkan hasil undian, VIII-E terpilih sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas VIII-C terpilih sebagai kelas kontrol. Analisis data penelitian ini dilakukan secara analisis deskriptif dan analisis inferensial. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis uji normalitas data menggunakan uji Liliefors dan uji homogen varians data menggunakan uji Bartlett. Hasil pengujian menunjukkan bahwa L0 < Ldaftar, yang berarti data berdistribusi normal. Setelah itu diadakan pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan uji t dengan dk = (n1 – 1). Hasil penghitungan menunjukkan bahwa thitung > tdaftar, artinya tolak H0. Hal ini berarti penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran yang menggunakan lembar kegiatan siswa lebih tinggi dari pada penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan kepada guru agar dalam pembelajaran matematika, sebaiknya guru lebih inovatif dalam menyajikan materi pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan Lembar Kegiatan Siswa. Kata Kunci : Lembar Kegiatan Siswa, Penguasaan Konsep I.
PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
setiap satuan pendididkan dari sekolah dasar hingga pendidikan menengah bahkan perguruan tinggi. Jadi pendidikan matematika merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting peranannya dalam upaya membina dan membentuk manusia berkualitas tinggi. Pembelajaran matematika perlu diajarkan di sekolah karena matematika menyiapkan siswa menjadi pemikir dan penemu, matematika menyiapkan siswa menjadi warga negara yang hemat, cermat, dan
2
efesien dan matematika membantu siswa mengembangkan karakternya. Matematika juga merupakan sarana berfikir untuk menumbuh kembangkan pola berfikir logis, sistematis, objektif, kritis dan rasional. Hal ini menyebabkan matematika dipelajari disekolah oleh semua siswa dari SD hingga SMA/ SMK/ STM dan bahkan juga di perguruan Tinggi. Namun kenyataan yang terjadi di sekolah menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak menyukai matematika karena dianggap sebagai bidang studi yang paling sulit dan membosankan., hanya beberapa diantaranya merasa sebagai pelajaran yang menarik karena menantang. Mungkin penyakit ini telah berumur puluhan tahun bahkan mungkin ratusan tahun. Para dokter belum mampu memberikan obat yang mujarab untuk menyembuhkan penyakit ini. sehingga mengakibatkan rendahnya nilai matematika disekolah Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu alat bantu di dalam proses
pengajaran
untuk
mempermudah
menyampaikan
materi.
Media
pembelajaran perlu direncanakan dengan matang oleh guru. Pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi yang diajarkan dan karakteristik anak agar dapat menumbuhkan motivasi belajar anak. Bahan ajar LKS dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran yang inovatif. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran – lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. LKS merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang cukup penting dan diharapkan mampu membantu peserta didik menemukan serta mengembangkan konsep dan menguasai konsep. Lembar kegiatan siswa juga membantu mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik deng pendidik. Adapun yang dimaksud dengan penguasaan konsep menurut Winkel (dalam Helperida, 2012) adalah pemahaman dengan menggunakan konsep, kaidah
3
dan prinsip. Dahar (dalam Helperida, 2012) mendefinisikan penguasaan konsep sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan definisi penguasaan konsep yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Bloom (dalam Helperida, 2012) yaitu kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikannya. Lebih lanjut, Wollfold & Nicolish (dalam Helperida, 2012) mengemukakan bahwa penguasaan konsep adalah kemampuan siswa yang bukan hanya sekedar memahami, tetapi juga dapat menerapkan konsep yang diberikan dalam memecahkan suatu permasalahan, bahkan untuk memahami konsep yang baru. Menurut Hudojo ( 2009: 104) Konsep dalam matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita mengklasifikasikan objek – objek dan peristiwa itu termaksud atau tidak termasuk kedalam ide abstrak tersebut. Belajar konsep merupakan hal yang paling mendasar dalam proses pembelajaran matematika, oleh karena itu seorang guru dalam mengajarkan konsep harus beracuan pada tujuan yang dikehendaki. Dari beberapa keterangan di atas, dapat diketehui bahwa penguasaan konsep merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu menguasai/memahami arti atau konsep, situasi dan fakta yang diketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan tidak mengubah artinya. Penguasaan konsep sangat penting dimiliki oleh siswa yang telah mengalami proses belajar. Penguasaan konsep siswa yang dimiliki siswa dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan konsep yang dimiliki Prastowo (2012: 203) sebagaimana di ungkapkan dalam pedoman umum Pengembangan bahan ajar (Diknas, 2004), Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran – lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk
4
menyelesaikan suatu tugas. Dan tugas tesebut haruslah jelas kopentensi dasar yang akan dicapai. Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami makna pembelajaran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator penguasaan konsep siswa dalam penelitian ini yaitu (a) mengetahui cirri-ciri suatu konsep, (b) mengenal beberapa contoh dan bukan contoh dari suatu konsep tersebut, (c) mengenal sejumlah sifat-sifat dan esensinya, (d) dapat menggunakan hubungan antar konsep,(e) dapat mengenal kembali konsep itu dalam berbagai situasi, (f) dapat mengunakan konsep untuk menyelesaikan masalah matematika, dan (g) khusus dalam geometri, dapat mengenal wujud, dapat meragakan, dan mengenal persamaannya. Dalam pembelajaran matematika penguasaan konsep siswa masih rendah. Salah satu faktor penyebabnya adalah guru yang kurang kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi, khususnya pada materi bangun ruang kubus dan balok yang dalam pengajaran umumnya hanya bersifat abstrak. Biasanya guru mengajarkan materi bangun ruang kubus dan balok dengan menggunakan pembelajaran langsung yang disertai dengan pemberian tugas. Siswa merasa bosan dan jenuh dengan cara penyajian materi yang dilakukan oleh guru. Sehingga materi yang disampaikan guru tidak terserap sepenuhnya oleh siswa. Untuk dapat mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu alternatif pembelajaran yang relevan dengan perkembangan siswa. Pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kegiatan Siswa merupakan salah satu pembelajaran yang inovatif. Penggunaan media dalam penyajian materi dapat meningkatkan minat, perhatian, serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga nantinya akan lebih memudahkan siswa untuk dapat memahami materi yang diajarkan. II.
METODE PENULISAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Suwawa. Waktu penelitian
dilaksanaan pada semester genap yaitu bulan Mei-juni tahun ajaran 2012/2013 . Adapun yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa, yang tersebar di enam kelas dengan jumlah rata –
5
rata setiap kelas terdiri atas 20 – 23 orang. Total populasi berjumlah 126 orang. Berikut sebaran jumlah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Simple Random Sampling, dengan langkah-langkah yaitu: Pada Tahap I dipilih dua kelas dengan melakukan undian terhadap enam kelas, siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suwawa. Undian tersebut dilakukan untuk menentukan kelas yang akan dikenai perlakuan. Pada tahap II, dipilih dengan cara mengundi yaitu kelas yang akan diajar dengan pembelajaran kelompok berbasis laboratorium dan kelas yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil undian, kelas VIII-E terpilih sebagai kelas yang mendapat perlakuan pembelajaran menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Sedangkan kelas VIII-C terpilih sebagai kelas perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penguasaan konsep siswa. Tes yang digunakan yaitu dalam bentuk essay pada materi kubus dan balok. Tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Pemberian post-test untuk melihat penguasaan konsep siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tes dibuat berdasarkan indikator soal yang diambil dari tujuan pembelajaran. Pengujian validitas tes dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 bentuk yaitu validitas konstruksi dan validitas isi. Validitas konstruksi yaitu validitas yang dilakukan melalui bimbingan dosen dan guru mitra. Sedangkan validitas isi yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: rxy =
n( XY) ( X)( Y)
{n X 2 ( X) 2 }{n Y 2 ( Y) 2 }
Dengan menggunakan taraf nyata 𝛼 = 0,05 dan N = 21 dengan kriteria interval kepercayaan 95% maka diperoleh harga rdaftar = r α (n) = 0,433 Dengan membandingkan harga rdaftar dengan r hitung setiap item soal yang ada ( perhitungan disajikan pada lampiran 8 ) diperoleh bahwa rdaftar < rhitung . Hal ini menunjukkan
6
bahwa semua item pada soal valid dan baik jika digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. Koefisien validasi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Koefisien Validasi dan Status Validasi Nomor
Koefisien Validasi
Soal
rhitung
rdaftar
1 2 3 4
0,94162 0,64882 0,89341 0,81882
0,433 0,433 0,433 0,433
Status Validasi
Valid Valid Valid Valid
a. Uji Reliabilitas Tes Pengujian reliabilitas tes menggunakan rumus Alfa Crombach dengan langkah-langkah sebagai berikut : Menentukan varians tiap item soal dengan menggunakan rumus :
2 1
n X12 ( X1 ) 2 n (n 1)
Hasil perhitungan varians terdapat
dapat dilihat pada tabel di
bawah ini : Tabel Varians Tiap Item Soal No Item 1 2 3 4
𝛔𝟐𝐭 11.1476 6.22857 11.1905 2.94762
7
Menghitung varians total Berdasarkan data hasil perhitungan pada tabel di atas dapat diperoleh varians total yaitu 𝜎𝑡2 = 83.8619 Menghitung reliabilitas tes Berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran 9 ) diperoleh reliabilitas tes yaitu r11= 0.83228. Dengan taraf signifikan α = 0,05 dan n = 21, diperoleh harga rdaftar = 𝑟 𝛼 𝑛 =0,433 III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data pengguasaan
konsep siswa yang ditinjau dari hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol merupakan kelas yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional sedangkan kelas eksperimen merupakan kelas yang diajarkan dengan menggunakan lembar kegiatan siswa . pada kelas eksperimen diikuti oleh 21 orang siswa kelas VIII e dan pada kelas kontrol diikuti oleh 20 orang siswa kelas VIII c. Secara umum data hasil belajar siswa disajikan pada tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Deskripsi Data Penelitian Sumber data
N
Skor
Skor
Mean Median Modus
St.
Min
Max
(Me)
(Mo)
Deviasi
Post
E
21
62
87
74,48
74
74,83
6,87
Test
K
20
51
78
62,5
61,5
61,75
8,26
Keterangan : N
= Jumlah siswa
Skor Min = Skor Minimum Skor Max = Skor Maximum E
= Siswa kelas eksperimen (Menggunakan Lambar Kegiatan Siswa)
K
= Siswa kelas kontrol (Menggunakan Pembelajaran Konvensional)
8
Selengkapnya uraian tentang deskripsi data penguasaan konsep siswa ditinjau dari hasil belajar siswa disajikan sebagai berikut : 1.
Deskripsi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa Jumlah siswa pada kelompok ini berjumlah 21 orang. Data hasil belajar
siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen tes penguasaan konsep yang terdiri atas 4 butir soal dengan rentang skor 0-100. Skor minimum yang diperoleh kelompok ini adalah 62 dan skor maksimum adalah 87. Nilai rata-rata hitung (𝑋) yang diperoleh setelah data dikelompokkan adalah 74,48; modus (Mo) adalah 74,83; median (Me) adalah 74 dan standar deviasi adalah 6,87. Data hasil belajar siswa dengan menggunakan Lembar kegiatan siswa dilihat pada Tabel Distribusi Frekwensi dibawah ini : Tabel 3.2 Daftar Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Frekuensi Relatif
No
Kelas Interval
Frekuensi Absolut
1
62-66
3
14.28571
2
67-71
4
19.04762
3
72-76
6
28.57143
4
77-81
5
23.80952
5
82-86
2
9.52381
6
87-91
1
4.761905
21
100
Jumlah
(%)
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 33,33 % atau 7 siswa yang memperoleh skor di bawah, 28,57% atau 6 0rang siswa berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata, dan 38,10 % atau 8 0rang siswa yang memperoleh skor di atas dari interval kelas yang memuat skor rata-rata. Berdasarkan data di
9
atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa denga menggunakan Lembar Kegiatan siswa cenderung tinggi.
2.
Deskripsi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Konvensional Jumlah siswa dalam kelompok ini adalah 20 orang. Skor minimum yang
diperoleh adalah 51, skor maksimumnya adalah 87. Skor rata-rata (𝑋) adalah 62,5; Modus1 (Mo1) adalah 54,67 dan modus 2 (Mo) adalah 61,75 ; Median (Me) adalah 61,5; dan standar deviasi adalah 8,26. Distribusi frekwensi data hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional tampak jelas pada tabel di bawah ini : Tabel 3.3 Daftar Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Konvensional No
Kelas Interval
Frekuensi
Frekuensi Relatif
Absolut
(%)
1
51-55
5
25
2
56-60
4
20
3
61-65
5
25
4
66-70
2
10
5
71-75
2
10
6
76-80
2
10
20
100
jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 45%
atau 9 orang yang
memperoleh skor dibawah kelas interval yang memuat skor rata-rata; 25% atau 8 orang siswa yang berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata; dan 30 % atau 6 orang siswa yang berada di atas kelas interval yang memuat skor ratarata. Dari data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional masih cenderung rendah.
10
4.1.2 Pengujian Prasyarat Analisis 1. Pengujian Homogenitas Varians Data Pengujian homogenitas varians data dilakukan setelah kedua sampel telah diberikan perlakuan. Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi apakah kedua sampel dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan hasil tes belajar (postest) yang diberikan pada lampiran dilakukan pengujian homogenitas varians. Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan uji F (uji varians terbesar dibagi dengan varians terkecil). Hipotesis yang diuji adalah : H0 : Varians data berasal dari populasi yang homogen H1 : Varians data berasal dari populasi yang tidak homogen Kriteria pengujian adalah terima H0 jika Fhitung < F α (V 1 V 2 ) dan tolak H0 jika Fhitung > 𝐹 𝛼
(𝑉1 𝑉2 )
dengan 𝐹 𝛼
(𝑉1 𝑉2 )
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang
α = 0,05 sedangkan V1 dan V2 merupakan derajat kebebasan masing-masing. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai varians terbesar s2 = 73,78 dan varians terkecil 𝑠 2 = 45,86 dengan demikian nilai Fhitung = 1,61 sedangkan nilai Ftabel adalah 2,72. Maka dapat disimpulkan bahwa varians data berasal dari populasi yang homogen. Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Varians
Data/Sumber Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,61
2,72
Homogen
2. Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors pada taraf nyata α = 0,05. Pengujian dilakukan pada kelas VIII E sebagai Kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol.
11
1. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil postest pada kelas eksperimen yang terdapat pada (lampiran...) dan berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran....) diperoleh nilai Lo sebesar 0,076. Untuk taraf nyata 𝛼 = 0,05 dan n = 21, diperoleh nilai Ldatar sebesar 0,1866. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterima sebab Lo < Ldaftar. Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. 2. Uji Normalitas Data Kelas Kontrol Berdasarkan hasil postest kelas kontrol pada (lampiran ...) dan berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran...) diperoleh nilai Lo sebesar 0,1379. Untuk taraf nyata 𝛼 = 0,05 dan n = 20 diperoleh nilai Ldaftar sebesar 0,19. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterima sebab L0 < Ldaftar. Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Ltabel
Data/Sumber
L0
Kelas Eksperimen
0,076
0,1866
Normal
Kelas Kontrol
0,1379
0,19
Normal
0,05
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data terhadap kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil bahwa data kedua kelas tersebut berdistribusi normal. 4.1.3 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa syarat-syarat untuk analisis parametrik Uji t yang meliputi uji normalitas data dan uji homogenitas data telah dipenuhi. Hal ini berarti bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat menggunkan analisis parametrik Uji t. Pengujian hipotesis bertujuan untuk membuktikan bahwa penguasaan konsep siswa yang menggunakan Lembar kegiatan Siswa (LKS) lebih tinggi
12
dibandingkan penguasaan konsep siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil perhitungan Uji t diperoleh nilai thitung = 6,4228 dan ttabel =1,68 Nilai thitung ternyata lebih besar dari nilai ttabel pada taraf kepercayaan 95 % dengan dk 39 (Hasil perhitungan disajikan pada lampiran 16). Hal ini menunjukan bahwa hipotesis hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa penguasaan konsep siswa di lihat dari hasil belajar yang diajarkan dengan menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) lebih rendah dibanding dengan penguasaan konsep siswa dilihat dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional ditolak, dan menerima hipotesis penelitian (H1) yang menyatakan bahwa penguasaan konsep siswa dilihat dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan Lembar Kegiatan siswa (LKS) lebih tinggi dibanding dengan penguasaan konsep siswa dilihat dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Tingginya penguasaan konsep siswa dilihat dari hasil belajar siswa dikelas eksperimen (kelas perlakuan) ditunjukan dengan perolehan skor atau nilai ratarata. Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa adalah 74,48 lebih tinggi dari rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional yaitu 62,25 IV.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran yang menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS) lebih tinggi dari penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi luas ppermukaan dan volume bangun ruang sisi datar kubus dan balok Berdasarkan temuan, pembahasan, dan simpulan penelitian maka diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Kepada Guru
13
a. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Lembar kegiatan siswa, guru harus lebih memotivasi siswa untuk aktif sehingga terjalin komunikasi antar siswa maupun guru dengan siswa. b. Dengan Lembar kegiatan siswa, guru memiliki inovasi baru untuk mengembangkan materi yang diajarkan sebagai media pembelajaran.
2.
Kepada Peneliti Lain Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan proses pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kegiatan Siswa sebagai upaya meningkatkan penguasaan konsep siswa sehingga hasil belajar siswa pun ikut meningkat.
14
Daftar Rujukan: Arifin, Zainal. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers Danim,Sudarwan dan Khairil. Profesi Kependidikan. Bandung : ALFABETA http://adimathedu.blogspot.com/2013/01/definisi-matematika.html Akses : 17 April 2013 http://kekeislearning.blogspot.com/2012/09/penguasaan-konsep.html. Akses: 06 Mei 2013 http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/06/pembelajaran-matematika.html Akses : 17 April 2013 Hudojo, Herman. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: UM Press Prastowo, Andi. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajaar Inovatif. Jogjakarta : Diva Press Sadiman, Arif S, dkk. (2009). Media pendidikan.jakarta : Rajawali pers Sugiyono. (2013). Metode Penelitian pendidikanpendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA Sugiyono. (2011). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABET. Sutikno, Sobry. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana.