Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu: 1. Kekayaan rata-rata 2. Pemerataan pendapatan 3. Kualitas kehidupan 4. Kerusakan lingkungan 5. Keadilan sosial dan berkesinambungan Dalam pembangunan pertanian ada beberapa ukuran yang biasa digunakan dan masih banyak menggunakan kriteriakriteria sederhana, ukuran-ukuran tersebut antara lain: produktifitas rata-rata, pendapatan rata-rata, pemerataan pendapatan, nilai tukar petani, kualitas kehidupan, kerusakan lingkungan, keadilan sosial dan berkesinambungan Rikky Herdiyansyah SP., MSi / Pembangunan Pertanian
Produktivitas rata-rata; menunjukkan kemampuan menghasilkan produksi dengan menggunakan faktor-faktor produksi sebagai pembandingnya yaitu lahan dan tenaga kerja. a. Produktifitas lahan; perbandingan antara jumlah produksi pertanian yang dihasilkan dengan luas lahan. b. Produktifitas tenaga kerja; perbandingan antara jumlah produksi yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Intensitas panen; perbandingan antara luas panen dibagi dengan luas lahan pertanian Contoh: Pada tahun 2002 luas panen padi sawah = 165.729 Ha Pada tahun 2002 luas lahan padi sawah = 196.851 Ha Maka intensitas panen adalah: 165.729/ 196.851 = 0, 84
Rikky Herdiyansyah SP., MSi / Pembangunan Pertanian
Pendapatan rata-rata; gambaran pendapatan yang diterima
oleh masng-masing penduduk dalam jangka waktu tertentu. Untuk tingkat pendapatan nasional biasanya diukur dengan menggunakan Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto. Untuk Produk Nasional Bruto lebih menggambarkan besarnya tingkat pendapatan petani di Indonesia. PNB dapat dilihat dari 2 aspek yaitu: 1. Pendapatan per Kepala Keluarga Petani yaitu perbandingan antara PNB dengan jumlah KK petani 2. Pendapatan per kapita sektor pertanian yaitu perbandingan antara PNB dengan jumlah per kapita di sektor pertanian
Nilai tukar petani; menggambarkan nilai riil dari kenaikan pendapatan. Kenaikan nilai produksi tidak berarti apabila harga barang-barang konsumsi yang merupakan kebutuhan petani juga naik, dengan demikian daya beli petani tidak naik. Rikky Herdiyansyah SP., MSi / Pembangunan Pertanian
Pemerataan Pendapatan Petani; ukuran pemerataan biasanya
dilihat dari persentase PNB yang diraih oleh 40% penduduk termiskin, berapa % diraih oleh 40% penduduk golongan menengah dan berapa % diraih oleh 20% penduduk terkaya. Dengan kondisi ketimpangan sebagai berikut: Ketimpangan mencolok; apabila 40% penduduk termiskin meraih kurang dari 12% PNB Ketimpangan sedang; apabila 40% penduduk termiskin meraih 12%-17% PNB Ketimpangan kecil; apabila 40% penduduk termiskin meraih lebih dari 17% PNB Ketimpangan dapat dibagi 2 yaitu ketimpangan mutlak dan ketimpangan relative. Pengukuran ketimpangan mutlak dan relative dapat diukur dengan menggunakan Gini Koefisien dan Relative innequality. Rikky Herdiyansyah SP., MSi / Pembangunan Pertanian
Gini koefisien; nilai indeks gini koefisien berkisar antara 0 dan 1, dimana; ketimpangan tinggi bila indeks gini lebih besar dari 0,5 ketimpangan sedang bila indeks gini antara 0,4 – 0,5 ketimpangan rendah bila indeks gini kurang dari 0,4 Rumus Gini Koefisien: GK = 1 – Σ. (Xi+1 - Xi) (Yi + Yi+1 ), atau GK = 1 – Σ.Fi (Yi+1 + Yi ) Dimana: GK = Gini koefisien Xi = Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas ke I Yi = Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif dalam kelas ke i a.
Rikky Herdiyansyah SP., MSi / Pembangunan Pertanian
Angka GK berkisar antara 0 sampai dengan 1 Bila angka GK = 0 adalah merata mutlak
Bila angka GK = 1 adalah tidak merata mutlak Angka GK= 0 dan GK= 1 tidak mungkin terjadi maka menurut Harris Todaro (1998), maka untuk negara berkembang berlaku sebagai berikut: 1. Bila angka GK = 0,5 – 0,7 dianggap sangat timpang 2. Bila angka GK = 0,2 – 0,35 dianggap relative sama Menurut H.T Oshima bila 1. Bila angka GK < 0,3 ketimpangan dianggap rendah 2. Bila angka GK 0,3 – 0,4 ketimpangan dianggap sedang 3. Bila angka GK > 0,4 ketimpangan dianggap tinggi
Rikky Herdiyansyah SP., MSi / Pembangunan Pertanian
Relative innequality; ketimpangan dalam distribusi pendapatan
yang diterima oleh berbagai golongan masyarakat. Ada beberapa kriteria relative innequality antara lain: 1. High inequality; ketimpangan disitribusi pendapatan sangat tinggi, yaitu jika 40% penduduk berpendapatan rendah menerima kurang dari 12% dari bagian pendapatan nasional atau GNP 2. Moderate inequality; ketimpangan distribusi pendapatan dianggap sedang yaitu jika 40% penduduk berpendapatan terendah menerima antar 12-17% dari bagian pendapatan nasional atau GNP low inequality; ketimpangan distribusi pendapatan dianggap rendah yaitu jika 40% penduduk berpendapatan terendah menerima lebih dari 17% dari bagian pendapatan nasional atau GNP. Rikky Herdiyansyah SP., MSi / Pembangunan Pertanian
Kualitas Kehidupan; dikenal dengan istilah PQLI (Physical
1.
2.
3.
Quality of Life Index). Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat PQLI antara lain: Rata-rata harapan hidup sesudah umur satu tahun. Nilainya 100 bila rata-rata harapan hidup mencapai 77 tahun dan nilainya 1 bila rata-rata harapan hidup mencapai 28 tahun Rata-rata jumlah kematian bayi. Nilainya 100 bila angka kematian bayi 9 dari 1000 bayi dan 1 bila rata-rata angka kematian bayi 229 dari 1000 bayi Rata-rata persentase buta dan melek huruf. Nilainya 100 bila rata-rata angka melek hurufnya mencapai 10% dan nilai 0 diberikan bila tidak ada yang melek huruf di negara tersebut. Angka PQLI adalah angka rata-rata dari ketiga indikator tersebut, dimana nilainya berkisar antara 0 sampai dengan 100.
Rikky Herdiyansyah SP., MSi / Pembangunan Pertanian
Kerusakan lingkungan; meskipun sebuah negara mempunyai
produktifitas yang tinggi dan merata tingkat pendapatannya, mungkin saja berada dalam suatu proses untuk menjadi semakin miskin. Hal ini diakibatkan karena negara tersebut tidak memperhatikan kerusakan lingkungan. Nilai Hak Azazi Manusia; belakangan ini nilai HAM juga banyak yang mengusulkan untuk dimasukkan ke dalam ukuran kemajuan pembangunan.
Rikky Herdiyansyah SP., MSi / Pembangunan Pertanian