BAB
V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
Hasil-hasil penelitian sebagaimana yang
diuraikan Program
pada
Bab IV di
Pemantapan
muka
Kerja Guru
menunjukkan di
Kotamadya
telah
bahwa, Banda
Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan Kabupaten Pidie telah dikelola dengan baik. Pengelolaan Program
Kerja tif,
Pemantapan
Guru tersebut telah dilaksanakan secara
efek
namun belum menyeluruh. Selanjutnya,
unsur-unsur
bila ditinjau dari proses
yang terlibat dalam pengelolaan.
Pemantapan Kerja Guru tersebut, maka dapat kan sebagai berikut
serta
Program
dikemuka
:
1. Perencanaan Program Pemantapan Kerja Guru a.
Personil yang terlibat dalam proses perencanaan
Program
Pemantapan
Kerja Guru
terdiri
atas,
(1) Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penanggungjawab kebijak-
7
sanaan di daerah,
Menengah
(2) Kepala Bidang
Umum pada Kantor
Wilayah
Pendidikan
Departemen
Pendidikari dan Kebudayaan serta Pimpinan Bagian Proyek Pengadaan Alat Ilmu-Ilmu Alam dan Peman tapan
Kerja
sebagai
(yang
Guru (Pimbagpro
PAIIA
penanggungjs.wab teknis,
ditunjuk sebagai PJPP)
gungjawab program,
(3)
kegiatan oleh
dalam
penang
(4) Istruktur dan Guru
dan
(5) Panitia sebagai penanggungjawab
dengan
Penanggungjawab teknis
Inti
terakhir pelaksana.
unsur tersebut menyusun
bidangnya
PKG)
Pengawas
sebagai
sebagai penanggungjawab akademis,
Masing-masing
dan
rencana
dikoordinir
(Pimbagpro
PAIIA
perencanaan
yang
dilaksanakan oleh kelima unsur terssebut
dapat
dikelompokkan ke dalam 2 (dua) katagori,
yaitu
dan PKG). Secara
umum
fungsi
(1) perencanaan dalam bidang teknis administra
tif yang dilakukan oleh Kabagpro PAIIA dan PKG, dan (2) perencanaan dalam bidang akademis dilakukan
oleh Instruktur dan Guru
yang
Inti.
Teknis administratif yang dikelola
oleh
Bagpro PAIIA dan PKG meliputi penetapan rencana kegiatan
giatan dan
dalam bentuk jadwal
pelaksanaan
dan memberikan tugas kepada
Guru
ke
Instruktur
Inti untuk melaksnakan Latihan
Kerja
Pemantapan
Kerja Guru (LKPKG),
Guru
(LKGI),
Inti
beserta
Latihan
Latihan Kerja
Guru
Kerja (LKG),
penyiapan fasilitas dan anggaran
akan dipergunakan. akademis
yang
Sementara itu penaggungjawab
(Instruktur dan Guru
Inti)
menyusun
materi yang akan diberikan dalam Latihan
Kerja
Guru Inti dan Latihan Kerja Guru.
Melihat terlibat
maka,
dari
dalam
komposisi
penyusunan
rencana
dapat dikatakan bahwa
rencana
Program
kerkenaan efektif,
Pemantapan
dengan yaitu
teknis
personil
yang
tersebut
untuk
penyusunan
Kerja
Guru
yang
administratif
personil yang
telah
terlibat
tidak
terlalu banyak namun dapat menghasilkan rencana
kegiatan yang baik. Demikian juga halnya dengan penyusunan rencana dalam bidang dikatakan
b. Dalam
upah
efektif.
penyusunan rencana kegiatan Program
mantapan besar
akademis dapat
Kerja
Guru tidak
dijelaskan
biaya yang dipergunakan,
untuk setiap bulan,
untuk
namun
Pe
berapa besarnya
masing-masing
unsur pengelola proyek dapat dikemukakan
seba
gai
kebi-
berikut
jaksanaan
: (1) Untuk penanggungjawab
(Kakanwil
dan
Koordinator
Urusan
140
Administrasi)
sebesar
Rp
sebagai pembina memperoleh
38,000,
(2) Penanggungjawab
upah
teknis
(Pimbagpro PAIIA dan PKG) memperoleh Rp 77,000, (3) Bendaharawan Bagpro PAIIA dan PKG Rp 57,000
(4) Sekretaris Bagpro PAIIA dan PKG Rp (5)
Satu
orang Pembantu
bendaharawan
PAIIA
dan PKG sebesar Rp 32,000,
orang
Staf
sebesar PAIIA
Bagpro PAIIA dan
Rp
32,000,
dan
PKG
(Laporan
Daerah
35,000, Bagpro
dan (6)
PKG
(pelaksana)
tahunan
Istimewa
Satu
Bagpro
Aceh
tahun
1992/1993) Dilihat
dari
segi
efisiensi,
karena
outputnya adalah rencana kegiatan untuk setahun maka penggunaan biaya tersebut adalah
efisien,
karena
di
kegiatan
mereka
juga
unsur
karena
rencana
sehari-harinya
yang terlibat dalam
Kerja Guru.
maka
samping menyusun
melayani
Program
segenap
Pemantapan
Bila dilihat dari segi efektivitas,
penggunaan biaya tersebut kurang hanya tertuju pada proses
efektif
kegiatan
di
Bagpro dan kurang memperhatikan pada hasil yang akan dicapai.
c.
Unsur material,
alat-alat dan bahan-bahan
dipergunakan dalam proses perencanaan
yang
kegiatan
141
Program pada
Pemantapan Kerja Guru
alat
tulis kantor berupa
hanya
terbatas
kertas,
mesin
ketik dan komputer serta alat penggandaan lain nya,
baik yang habis terpakai maupun yang tidak
habis terpakai. Pengadaan alat dan bahan terse but
dikelompokkan ke dalam
pengeluaran
untuk
pos Administrasi Bagpro selama satu tahun, yang jumlahnya contoh,
bervariasi setiap tahunnya.
Sebagai
untuk tahun 1990/1991 biaya yang
dipergunakan untuk pos tersebut adalah
Rp
sebesar
23.038.000 dan tahun 1991/1992 adalah
sar
Rp 26.776.000,00. (Laporan tahunan
PAIIA dan PKG Daerah Istimewa Aceh,
yang
sebe
Bagpro
tahun 1991/
1992 dan tahun 1992/1993). Dari segi efisiensi penggunaan alat-alat
dan bahan tersebut kurang efisien, maksimalnya
karena belum
pemanfaatan komputer sebagai
.alat
bantu untuk menghimpun segenap data yang diper
lukan
untuk
Kerja Guru. mana
puter bisa
pelaksanaan
Program
Komputer hanya dipergunakan sebagai
penggunaan mesin ketik,
bahkan
yang yang ditempatkan di difungsikan sama sekali,
komputernya
Pemantapan
tidak mungkin untuk
ada
sanggar karena
kom
tidak kondisi
dipergunakan.
Dari
segi efektivitas, tentunya tidak
karena
kahadiran komputer dengan tujuan
membantu proses adminisitrasi dengan sistem akan
efektif
informasi yang akurat dan.
untuk
membentuk
cepat
tidak
terwujud.
d. Unsur ekspertis yang terlibat dalam proses rencanaan dalam segi teknis Program
Kerja
Guru
adalah orang-orang
pe
Pemantapan
yang
memangku
jabatan struktural pada Kantor Wilayah Departe men
Pendidikan dan Kebudayaan,
Kantor
Wilayah, Kepala Bidang
seperti
Kepala
Pendidikan
Me
nengah Umum dan Kabagpro PAIIA dan PKG. Padahal eskpertis yang diharapkan adalah ahli naan
perenca
pendidikan umum, bidang studi, pembiayaan
pendidikan, keuangan, dan Iain-lain yang sesuai dengan bidangnya. Dengan demikian ekspertis sini belum efektif, dalam arti belum
di
mengguna
kan tenaga ahli dalam bidangnya. e.
Unsur Partisipasi dalam penyusunan rencana pro
gram
Pemantapan Kerja Guru
meliputi
Pengawas
(PJPP),
Instruktur, Guru Inti dan
Sanggar
Pemantapan Kerja Guru. Kepala
yang gurunya akan mengikuti Program
Koordinator Sekolah
Pemantapan
Kerja Guru tidak dilibatkan, kalaupun ada hanya
mengikuti Latihan Kerja Kepala Sekolah Itu
pun
giliran
belum semua Kepala untuk
(LKKS).
Sekolah
mengikuti LKKS.
mendapat
Padahal
peran
mereka cukup besar dalam membina guru-guru yang
mengikuti Latihan Kerja Guru pada saat melaksa nakan on-service. Dengan demikian unsur
sipasi
dalam
perencanaan
Program
parti
Pemantapan
Kerja Guru belum efektif. Memperhatikan
program serta
PKG
proses perencanaan
serta substansinya
penyusunan
tersebut
di
atas,
memperhatikan kriteria efektivitas yang
telah
dikemukakan di dalam BAb III (lihat prosedur analisis
data, halaman 84-86), maka proses perencanaan Program Pemantapan
dapat
Kerja Guru di Daerah Istimewa Aceh
demikian
karena
penyusunan rencana kegiatan program PKG masih
nampak
monoton
dikatakan efektif. Dikatakan
belum
dan lebih mencerminkan suatu
kegiatan
rutin. Mekanisme perencanaan kurang berjalan, yang
unsur-unsur
penyusunan
seharusnya terlibat
rencana
kegiatan masih
dalam
yang
karena proses
jarang terlibat
dengan aktif.
2. Pelaksanaan Program Pemantapan Kerja Guru
a. Realisasi
kegiatan
Program
Pemantapan
Kerja
1 M '4
I
Guru meliputi pelaksanaan : (1) Pemantapan
Inti,
Kerja Guru,
Latihan
Kerja
(2) Latihan Kerja
(3) Latihan Kerja Guru.
Untuk
Guru
mendukung
sistem Program Pemantapan Kerja Guru dilaksana
kan juga Latihan Kerja Kepala Sekolah,
Latihan
Kerja Pengawas, Penataran Pengelolaan
Pendaya-
gunaan
Pemeliharaan
dan Perbaikan
Alat
serta
Penyelenggaraan Sistem Informasi
sional
Sekolah.
Program
daerah
Pemantapan Kerja Guru
tingkat
penelitian
dua
yang
IPA, Opera
di
tiga
dijadikan
wilayah
ini berjalan dengan baik,
artinya,
semua rencana kegiatan Program Pemantapan Kerja
Guru
dapat dilaksanakan. Dengan demikian
rea
lisasi program adalah efektif.
b. Realisasi biaya per kegiatan pada umumnya masih terdapat sisa anggaran. Secara keseluruhan pada tahun
1990/1991
tidak
besar yaitu sebanyak Rp 69.868,00
(Enam
puluh
sembilan ribu delapan ratus
puluh
delapan
1991/1992
terdapat sisa
rupiah). Tetapi untuk
sisa
anggaran
cukup
anggaran
enam
tahun
yang
anggaran
besar
yaitu
sebanyak Rp 33.932.353,00 (Tiga puluh tiga juta sembilan
ratus tiga puluh dua tibu tiga
ratus
145
i
lima
puluh
tiga
rupiah),--(Laporan
tahunan
Bagpro PAIIA dan PKG Daerah Istimewa Aceh tahun 1991/1992 dan 1992/1993). Karena yang dijadikan ukuran
efektivitas adalah terserapnya
anggaran untuk melaksanakan Program
seluruh
Pemantapan
Kerja Guru, maka realisasi anggaran tersebut masih belum efektif.
c. Penyelesaian kegiatan Program Pemantapan
Kerja
Guru yang meliputi (1) Latihan Kerja Pemantapan
Kerja
(3)
Guru, (2) Latihan Kerja Guru
Inti,
Latihan Kerja Guru. Di samping
itu
mendukung sistem Program Pemantapan Kerja
dan
untuk Guru
dilaksanakan juga Latihan Kerja Kepala Sekolah,
Latihan
Kerja Pengawas, Penataran
Pendayagunaan
IPA,
serta
Operasional dengan demikian
Pengelolaan
Pemeliharaan dan Perbaikan
Penyelenggaraan
Sistem
Informasi
Sekolah dapat diselesaikan
waktu
yang telah
dijadwalkan.
waktu pelaksanaan Program
Alat
sesuai Dengan
Pemantapan
Kerja Guru adalah efektif.
Memperhatikan dan menganalisis proses pelaksa naan
program PKG serta berbagai substansinya
terse
but di atas, serta memperhatikan kriteria efektivitas
tentang pelaksanaan program PKG yang dikemukakan pada
Bab III (halaman 84-86), maka dapat dikemukakan bahwa
proses
perencanaan Program Pemantapan Kerja Guru
Daerah
Istimewa
efektif.
Hal
berhasil
dalam
Aceh masih
ini karena
hal
belum
dapat
pelaksanaan
melaksanakan
di
dikatakan
program
kegiatan,
baru
tetapi
masih kurang menyentuh pencapaian tujuan program PKG,
yaitu membuat sekolah yang mampu melaksanakan
proses
belajar mengajar secara lebih efektif. Di samping itu
guru-guru
yang telah pernah mengikuti Latihan
Kerja
Guru masih kurang mengimbaskan pengalaman dan
penge
tahuan
kepada
tentang Program Pemantapan Kerja Guru
guru-guru lain yang belum pernah mmengikuti.
3. Pengawasan Program Pemantapan Kerja Guru a. Personil
yang mengadakan
pelaksanaan
teknis
pengawasan
Program
terhadap
Pemantapan
Kerja
Guru
adalah Penanggung Jawab Pelaksanaan
Pro
gram
(PJPP) beserta Pimbagpro PAIIA
PKG.
dan
Sedangkan yang mengawasi dalam bidang
akademis
adalah Penanggung Jawab Bidang Akademis (PJBA), Instruktur
dengan
dan
Guru Inti.
Instruktur
mengelola
PJBA
mengawasi Guru
Latihan Kerja Guru,
bersama-sama
Inti
sedangkan
Inti mengawasi guru-guru peserta Latihan
dalam Guru Kerja
147
Guru dalam mengikuti kan
on-service.
in-service dan
melaksana
Dengan demikian maka pengawasan
berjalan dengan baik dan efektif.
b. Sasaran pengawasan adalah sesuai dengan
bidang
kegiatan masing-masing. Pengawasan dalam bidang teknis
administratif adalah untuk melihat
mungkinan-kemungkinan dalam
hambatan
segi teknis. Sehingga
yang
dapat
terjadi diperbaiki
pada saat proses kegiatan berlangsung. kan
pengawasan
dalam bidang
akademis
dan
mengadakan
adalah dihadapi
pembinaan.
Dengan demikian, maka pengawasan yang nakan
Sedang
akademis
untuk mengetahui masalah-masalah yang secara
ke-
dilaksa
adalah efektif.
c. Proses pengawasan dilaksanakan pada saat proses
kegiatan Program Pemantapan Kerja Guru berlang sung dan juga pada saat kegiatan telah selesai. Pengawasan dalam segi teknis administratif teknis
akademis dilakukan
teknik-teknik
awasan
selalu
supervisi.
dengan Jadi,
diikuti dengan
dan
menggunakan proses
peng
pembinaan
bila
diperlukan.
nakan
Kesimpulan yang dapat ditarik,
dengan
kriteria efektivitas (halaman,
84-86),
menggu adalah
148
bahwa pengawasan Program Pemantapan Kerja Guru
telah
efektif bila yang dilihat adalah personil yang melak sanakan dan mekanismenya, namun bila
dihubungkan
dengan
upaya
pengawasan
pencapaian
tujuan
itu
maka
pengawasan yang dilakukan belum cukup efektif, karena belum
mencerminkan upaya pengawasan yang
kontribusi secara
yang
B.
terhadap upaya pencapaian tujuan
lebih efektif,
sekali pun
dilaksanakan telah sering
prinsip
memberikan
proses
program
pengawasan
menerapkan
prinsip-
supervisi pendidikan.
Rekomendasi
Hasil-hasil
penelitian sebagaimana telah
di-
uraikan pada Bab IV di muka bahwa: (1) sebelum pelak sanaan Program Pemantapan Kerja Guru di tempuh
suatu
perencanaan
namun
kurang
dengan melibatkan berbagai unsur,
mecerminkan mekanisme yang
diharapkan
proses perencanaan; (2) pelaksanaan Program pan
Kerja
Guru di Kotamadya Banda
Aceh,
dalam
Pemanta Kabupaten
Aceh Besar dan Kabupaten Pidie telah diprogram secara
sistematis, namun masih terkesan monoton karena masih mencerminkan kegiatan rutin dengan perubahan ke
arah
perbaikan yang agak lambat; (3) Ketua Sanggar sebagai
pengelola
kegiatan Program Pemantapan Kerja Guru
di
149
Gedung Sanggar masih kurang dapat memberikan businya,
kontri-
hal ini disebabkan oleh terbatasnya anggaran
terutama untuk perawatan dan kebutuhan rutin Sanggar;
(4)
kepala
sekolah masing sering
dipengaruhi
oleh
birokrasi pemerintahan dalam mengelola pendidikan
di
sekolah; dan (5) pengawasan terhadap kegiatan program
PKG yang masih kurang efektif, karena hanya
dilaksa
nakan
sehingga
manakala
proyek
PKG
dilaksanakan,
kurang dapat mengamati perkembangan yang terjadi pada guru-guru bungan
mantan peserta Latihan Kerja
dengan
sebagai berikut
hal itu
maka
Guru.
diajukan
Sehu-
saran-saran
:
1. Kepada Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kedudayaan Daerah Istimewa Aceh
Sebagai
Program
penanggung
jawab
Pemantapan Kerja Guru di
utama
pengelolaan
Daerah,
hendaknya
pihak Kantor Wilayah menyusun suatu Tim yang berfung si
untuk
menilai keberhasilan
pelaksanaan
Program
Pemantapan Kerja Guru yang telah dilakukan. Penilaian tersebut
dilakukan secara rutin pada setiap
pelaksanaan kendala
program, dengan tujuan untuk
yang
dihadapi
pada
putaran
mengetahui
masing-masing
putaran
tersebut.
Agar Tim tersebut memberikan penilaian yang
objektif
maka
perlu diikutsertakan pihak
luar
dan
yang
memahami pelaksanaan Program
Pemantapan
Kerja
hendaknya
dapat
Guru .
Hasil
penilaian
tersebut
menjadi bahan masukan yang paling berguna bagi penyu sunan rencana kegiatan untuk putaran Program Pemanta
pan
Kerja
yang
Guru berikutnya. Untuk
memperoleh
hasil
lebih komprehensif dalam penilaian, maka
pihak
luar yang dilibatkan dalam proses penilaian hendaknya mempunyai sehingga
pengetahuan dan pengalaman kelemahan
pelaksanaan
yang
Program
beragam, Pemantapan
Kerja Guru dapat ditinjau dari beberapa sudut.
Untuk
keperluan itu, maka pihak luar yang dilibatkan haruslah benar-benar ahli dalam bidangnya.
Untuk memperoleh rencana kerja yang baik pihak
Kanwil
Depdikbud
perencanaan
dapat
menyusun
suatu
mekanisme
program PKG yang melibatkan semua
unsur
terkait dalam program PKG.
2. Kepada Bagpro PAIIA dan PKG
Sistem
penyusunan
rencana
kegiatan
Program
Pemantapan Kerja Guru yang selama ini dilakukan
oleh
Penanggung
(PJPP),
baru
dikonfirmasikan kepada Instruktur dan
Guru
Inti, terkesan merupakan kegiatan rutin. Sistem
yang
kemudian
Jawab
Pelaksanaan Program
demikian akan membuat Instruktur dan Guru
gai
Inti
seba
orang yang terjun langsung dalam Program
Peman
tapan Kerja Guru menjadi pasif dan seolah-olah mereka hanya
melaksanakan
pekerjaan rutin tanpa
ada
misi
khusus.
Agar rencana kegiatan Program Pemantapan Kerja Guru
dapat
gurunya
efektif hendaknya
Kepala
Sekolah
telah dan akan mengikuti Program
Kerja Guru turut dilibatkan dalam proses
program Kerja
PKG.
Dengan bekal telah
Kepala
diharapkan
dengan
Sekolah (LKKS), dapat
berfungsi
Pemantapan perencanaan
mengikuti
para
yang
Latihan
Kepala
efektif
Sekolah
bersama-sama
Instruktur dan Guru Inti dalam membina
guru-
guru peserta Latihan Kerja Guru. Untuk
mengaktifkan Instruktur dan
Guru
serta Kepala Sekolah dalam penyusunan Program tapan
Kerja
menyusun mereka
Guru, Bagpro PAIIA
suatu dalam
dan
sistem perencanaan proses
penyusunan
PKG yang
Inti
Peman
hendaknya melibatkan
rencana
Program Pemantapan Kerja Guru. Hal ini perlu kakan karena selain Instruktur dan Guru Inti,
kegiatan
dikemu Kepala
Sekolah juga merupakan orang yang paling dekat dengan
guru-guru peserta Latihan Kerja Guru pada saat melak sanakan
on-service.
Selain
itu hasil
dari
Latihan
152
Kerja Guru dimana
langsung dirasakan manfaatnya oleh sekolah
guru-guru
tersebut.
bertugas.
Ini
artinya
kepala sekolah juga terlibat langsung. Khusus mengenai pengadaan alat-alat IPA, selama
ini
hendaknya
dikelola
langsung
oleh
dapat dikelola di daerah.
Proyek Dengan
yang Pusat,
pengelo
laan di daerah maka kebutuhan-kebutuhan yang sebenar
nya dalam mata pelajaran IPA dapat disesuaikan dengan
bahan
atau
tidak
mungkin,
menyusun dalam
alat yang dikirim.
alat
pihak
Atau
kalau
Bagpro PAIIA
dan bahan kebutuhan
pelajaran IPA di daerah ini.
dan
yang
hal PKG
ini dapat
diperlukan'
Penyusunan
alat
dan bahan yang dibutuhkan hendaknya melibatkan unsur
Sanggar yang
dan Kepala Sekolah, sehingga alat dan
dikirim ke daerah benar-benar yang
bahan
dibutuhkan.
Dengan demikian maka pengadaan alat dan bahan
terse
but dapat efektif menunjang Program Pemantapan
Kerja
Guru .
Tentang
hendaknya
regenerasi Instruktur dan
mendapatkan perhatian serius.
Guru
Di
Inti
samping
itu rasio Instruktur dan Guru Inti terhadap banyaknya
guru Dengan Inti
atau sekolah juga perlu mendapatkan demikian sudah
tidak
bila seorang Instruktur dapat
difungsikan
perhatian. atau
lagi,
Guru karena
sebab-sebab tertentu, maka dengan cepat dapat diganti oleh Instruktur atau Guru Inti yang lain.
3. Kepada Penanggung Jawab Pelaksanaan Program Sebagai nyusunan
pihak yang bertanggungjawab atas
rencana
Pemantapan
Program
kegiatan dan
Kerja Guru,
(PJPP)
pelaksanaan
Penanggung Jawab
hendaknya tidak
hanya
pe
Program
Pelaksanaan
aktif
da]am
proses penyusunan rencananya saja, yang lebih penting
adalah
aktif
dalam
mengawasi
pelaksanaan
Program
Pemantapan Kerja Guru sebagaimana aktifnya Instruktur dan Guru Inti dalam membina guru-guru yang
mengikuti
Latihan Kerja Guru. Pengawasan yang dilakukan hendak nya tidak hanya terbatas pada terlaksananyya
berdasarkkan
perencanaan, yang lebih penting
mengefektifkan efektivitas berkaitan
rencana
pengawasan untuk
pelaksanaan
dengan
lebih
program
penataran yang
PKG.
justru
meningkatkan Fungsi
telah
ini
diikutinya,
yaitu Latihan Kerja Pengawas (LKP). Dengan
demikian,
Penanggung Jawab Pelaksanaan Program (PJPP) yang juga adalah
Pengawas pada Kantor Wilayah Departemen
didikan
pembinaan
dan
Kebudayaan
dapat
melaksanakan
sekaligus dengan fungsinya dengan
gung Jawab Pelaksanaan Program.
Pen
fungsi
Penang
Agar berjalan
Program
pelaksanaan program yang
efektif,
(PJPP)
telah
maka Penanggung Jawab
selain
mengikuti
disusun
Pelaksanaan
jalannya
Program
Pemantapan Kerja Guru juga mengadakan penilaian hadap
hasil yang dicapai.
dijadikan
bahan
masukan
Hasil
penilaian
untuk
penyusunan
ter-
tersebut
rencana
kegiatan putaran program PKG berikutnya. Untuk maka Jawab
mendapatkan umpan balik
yang
terbaik,
hasil penilaian yang dilakukan oleh ' Penanggung Pelaksanaan
Program selaku
penyusun
rencana
kegiatan dapat dikombinasikan dengan hasil Tim
pene
liti yang dibentuk di tingkat Kantor Wilayah Departe men Pendidikan dan Kebudayaan.
4.
Kepada Penanggung Jawab Bidang Akademis (PJBA) Laporan
kegiatan
Sanggar yang
oleh Ketua Sanggar disampaikan dan studi
PKG,
Koordinator Sanggar
dan juga disampaikan
Bidang Akademis,
Penanggung
dijadikan
dibuat
kepada Pimbagpro PAIIA masing-masing
kepada
bidang
Penanggung
hendaknya memberi arti positif
Jawab
dalam menganalisis Penanggung
rutin
Bidang Akademis
(PJBA),
Jawab bagi
terutama
laporan dari segi akademis bersama
Jawab Pelaksanaan Program bahan masukan dalam menyusun
(PJPP), rencana
untuk ke-
giatan pengelolaan Latihan Kerja Guru Inti (LKGI) dan Latihan Kerja Pemantapan Kerja Guru (LKPKG).
Penanggung
Jawab Bidang Akademis (PJBA)
punyai
peran aktif dalam menyusun
daftar
kebutuhan bahan,
yang
dan
mem
menyampaikan
alat tulis dan alat
praktek
menunjang pelaksanaan Program Pemantapan
Guru.
Karena
yang
kekhawatiran daftar
usulan
disusun oleh Penanggung Jawab
(PJBA)
tidak
semuanya dipenuhi
PAIIA
dan PKG,
bahan
yang
kebutuhan
Bidang
oleh
Kerja
Akademis
pihak
Bagpro
maka perlu dibedakan antara alat
merupakan kebutuhan
mendesak
dan
dan
yang
dapat ditunda tetapi juga harus dipenuhi. Dalam melaksanakan fungsinya Penanggung
Bidang Akademis*hendaknya lebih besar memberi tian
kepada upaya pendalaman materi
kepada
Guru
Inti ataupun kepada
Latihan Kerja Guru. but
yang
perha
diberikan
guru-guru
Untuk lebih efektif upaya
maka pendalaman materi
Jawab
itu harus diikuti
peserta terse dengan
pembinaan yang intensif.
5.
Kepada Ketua Sanggar Pemantapan Kerja Guru Secara
program,
rutin,
satu
putaran
pihak Ketua Sanggar membuat laporan
tentang
pelaksanaan program, an dan
yaitu tiap akhir
baik yang menyangkut keberhasil
hambatan-hambatan yang dijumpai.
Keberhasilan
yang
dikemukakan hendaknya tid'ak hanya dalam
terselesaikannya
juga
program
dijalankan,
dikemukakan saran-saran yang
bentuk
tetapi
bisa
harus
meninggikan
tingkat keberhasilan program di masa berikutnya. Demikian juga halnya tentang masalah
hambatan
yang dijumpai di lapangan (Sanggar),
dikemukakan Dan
beberapa
secara rinci.
sebagai
Mengapa hal
itu
tindak lanjutnya, dalam
harus
terjadi?
membuat
saran
kepada pihak Penanggung Jawab Bidang Akademis (PJBA), atau
Penanggung
ataupun
Jawab Pelaksanaan
Program
(PJPP),
Bagpro PAIIA dan PKG dikemukakan pihak
mana
yang akan dihubungi untuk menghindari hambatan serupa pada
putaran berikutnya. Pemanfaatan alat dan
untuk praktikum selama kegiatan di sanggar menjadi perhatian,
(terutama dan
hendaknya
agar alat dan bahan yang
nakan dapat bertahan lama,
dipergu
karena alat-alat
untuk alat-alat IPA) dibiayai
bahan
tersebut
oleh
pusat
tidak secara rutin. '
6. Kepada Instruktur dan Guru Inti Sebagai
pihak yang terjun langsung
kancah Program Pemantapan Kerja Guru, tur
dan
fungsinya,
Guru Inti telah
baik
cukup
dalam kegiatan
ke
pihak
aktif
dalam
Instruk
melaksanakan
in-servicec
maupun
1 57
pada
kegiatan
tetap
on-service. Keaktifan
dipertahankan
tujuan
dan bahkan
ini
hendaknya
ditingkatkan,
Program Pemantapan Kerja Guru terus
agar
berjalan
ke tingkat yang lebih baik.
Pengawasan
Guru
yang
terhadap
kegiatan
dikelola oleh Guru Inti
Latihan
Kerja
hendaknya
lebih
besar mengarah kepada upaya pembinaan terhadap perma-
salahan
yang dihadapi guru-guru ketika
proses
melaksanakan
belajar mengajar di sekolah. Perbedaan
latar
dan tingkat pendidikan dan perbedaan
dalam
belakang
pengalaman mengajar yang memnyebabkan kemampuan guru-
guru
berbeda hendaknya selalu dipertimbangkan
dalam
melaksanakan supervisi terhadap mereka. Dengan
demi
kian guru-guru dapat merasakan bantuan pembinaan yang diberikan
dalam
oleh
Instruktur atau Guru
melihat dengan jelas proses
sebagai
Inti
terutama
belajar
mengajar
suatu sistem, melihat dengan
jelas
tujuan pendidikan, membantu guru-guru dalam
kegiatan belajar mengajar, menggunakan dan
tujuanmenyusun
sumber-sumber
pengalaman belajar, dan sebagainya, (lihat
Sahertian dan Frans Mataheru,
Piet
1981).
Perlu pula dikembangkan suatu forum kerja sama
untuk masing-masing kelompok Instruktur dan Guru Inti sejenis
untuk mendiskusikan dan mengembangkan
cara-
cara yang lebih baik dalam menyampaikan materi
pela
jaran.
forum
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik
tersebut
ahli
dapat
mengadakan kerjasama
dengan
tenaga
lain (dari Universitas Syiah Kuala) untuk
men-
dalami materi pelajaran masing-masing. Di samping itu Instruktur
meningkatkan
dan Guru Inti perlu secara terus
kemampuan
dan
pengetahuannya
proses belajar mengajar. Dengan demikian jalur guru yang lebih baik dapat dicapai.
NRK-
menerus
dalam
karir
^<^kH\I Mill A* > If